bab iii
DESCRIPTION
sdTRANSCRIPT
BAB 3
KESIMPULAN
Abses Serebri adalah suatu proses infeksi dengan pernanahan yang
terlokalisir diantara jaringan otak yang disebabkan oleh berbagai macam variasi
bakteri, fungus, dan protozoa. Meski angka kejadiannya rendah, namun angka
kematiannya cukup tinggi dengan rata-rata 40%.Penderita abses serebri lebih
banyak laki-laki dibandingkan perempuan (3:1).
Abses serebri dapat timbul dari penyebaran infeksi secara hematogen yang
berasal dari infeksi paru sistemik (empyema, absesparu, bronkiektasis,
pneumonia), endocarditis bacterial akut atau subakut dan pada penyakit Antung
bawaan TOF (Tetralogi of fallot). Dapat juga timbul akibat trauma kepala.
Proses pembentukan abses serebri berjalan selama dua minggu melalui
empat tahap, yaituearly cerebritis, late cerebritis, early capsule, dan late capsule.
Pada tahap awal, tidak muncul gejala klinis khusus. Semakin membesarnya abses,
maka akan timbul gejala khas berupa trias abs sserebri, yaitu tanda infeksi, tanda
peningkatan tekanan intrakranial, dan gejala neurologic fokal.
Penegakan diagnosis abses serebri dilakukan dengan anamnesis, menilai
gejala klinis, pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan hapusan darah tepi, lumbal
punksi), dan pemeriksaan penunjang lain seperti foto polos otak, EEG, dan
CT-Scan.
Terapi abses serebri berupa terapi konservatif dengan pemberian antibiotic
sesuai dengan penyebab infeksi. Apabila penyebab belum diketahui, maka
diberikan kombinasi sefalosporin generasi tiga dan metronidazole. Keterlambatan
21
terapi akan memberikan dampak yang buruk. Selain terapi konservatif, juga dapat
dilakukan terapi operatif.
Prognosis abses serebri saat ini lebih baik karena adanya alat bantu
diagnosis yang cukup canggih. Prognosis tergantung dari cepatnya diagnosis
ditegakkan, derajat perubahan patologis, soliter atau multiple, dan penanganan
yang adekuat.
22