bab iii
DESCRIPTION
perawatTRANSCRIPT
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metode
Penelitian ini menggunakan desain penelitian “Quasi Experiment
dengan rancangan Pretest and Posttest non equivalent control group”
dengan memberikan terapi madu pada anak dengan diare usia 1 – 5 tahun
sebagai intervensinya. Oleh sebab itu, rancangan ini disebut juga non
randomized pretest posttest design. Dilakukan pretest (O1) diikuti
intervensi (X) kemudian dilakukan posttest (O2). Penelitian tidak
melakukan randomisasi pada alokasi sampel untuk kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol, sehingga penentuan kriteria inklusi digunakan
untuk meminimalisir ketidakseimbangan karakteristik antar kelompok
(Dharma, 2011).
Tabel III.1
Rancangan Penelitian.
Pretest Intervensi Posttest
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Keterangan :
O1 : Frekuensi Diare sebelum diberikan terapi madu pada kelompok
intervensi
O2 : Frekuensi Diare setelah diberikan terapi madu pada kelompok
intervensi
O3 : Frekuensi Diare sebelum diberikan terapi standar pada kelompok
kontrol
O4 : Frekuensi Diare setelah diberikan terapi standar pada kelompok
kontrol
61
O1 O2
O3 O4
X1 X2
X3
X4
X5
Pemberian Madu
Terapi Standar
62
X1 : Perbandingan pre test kelompok intervensi dan kelompok kontrol
X2 : Perbandingan post test kelompok intervensi dan kelompok kontrol
X3 : Rerata penurunan pre dan post pada kelompok kontrol
X4 : Rerata penurunan pre dan post pada kelompok intervensi
X5 : Beda rerata perbandingan kelompok intervensi dan kelompok
kontrol
III.2 Populasi dan Sampel
III.2.1 Populasi
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti disebut
sebagai populasi penelitian (Notoatmodjo, 2010). Populasi dari penelitian
ini adalah pasien anak dengan diare usia 1 – 5 tahun yang berada di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu.
III.2.2 Sampel
Sampel adalah sekelompok individu yang merupakan bagian dari
populasi terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data,
melakukan pengamatan atau pengukuran pada unit ini. Teknik
pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling yaitu mengambil responden berdasarkan pertimbangan
tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan ciri atau sifat – sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya dan sesuai kriteria penelitian
(Dharma, 2011).
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Z1-/⁰ = Derajat kepercayaan distribusi tabel Z 5% (1,96)
Z1- = Kekuatan uji distribusi tabel Z 95% (0,842)
63
2 = Estimasi standar deviasi berdasarkan literatur yang dihitung
dengan rumus = 0,7
µ1 = Nilai mean setelah intervesi (Cholid, dkk, 2011)
µ2 = Nilai mean sebelum intervensi (Cholid, dkk, 2011)
= 28,4 = 28 Responden
Peneliti menghindari adanya drop out dengan menambahkan 10% dari
perkiraan sampel, adapun rumus untuk mengantisipasi berkurangnya
subyek penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2008) adalah :
Keterangan :
n’ : Ukuran sampel setelah revisi
n : Ukuran sampel asli
1-f : Perkiraan proporsi drop out, yang diperkirakan 10%
= 30 Responden
Maka dari hasil perhitungan diperoleh 30 orang responden sebagai sampel
penelitian.
Kriteria sampel, yaitu :
a. Kriteria Inklusi :
Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dimasukkan atau yang
layak untuk diteliti. Kriteria inklusi yang layak dalam penelitian ini
adalah :
1) Anak dengan diare usia 1 – 5 tahun.
64
2) Tidak ada kelainan kongenital pada saluran cerna.
3) Kunjungan pertama untuk penyakit diare.
4) Tidak menderita penyakit penyerta yang berat atau gizi buruk.
5) Tidak dalam kondisi imunodefisiensi.
6) Ibu/pengasuh bersedia berpartisipasi dalam penelitian, mampu
membaca dan menulis serta mampu berkomunikasi secara verbal
dan nonverbal.
7) Ibu/pengasuh bersedia melakukan intervensi yang dianjurkan
pada anak.
b. Kriteria Eksklusi :
Kriteria eksklusi adalah karakteristik sampel yang tidak dimasukkan
atau tidak layak untuk diteliti.
1) Anak mengalami komplikasi berat akibat diare.
2) Dalam perjalanan penyakit menjadi dehidrasi berat dan menjadi
diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
III.3 Langkah – Langkah Penelitian
Pengumpulan data dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu. Selanjutnya peneliti mengadakan pendekatan
dengan pasien dan ibu/pengasuh sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan. Kemudian responden akan diberikan terapi madu sebagai
intervensinya.
Adapun proses pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. Tahap Persiapan :
a. Meminta surat izin pada bagian institusi pendidikan Profesi Ners,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta.
b. Menyerahkan surat izin tersebut kepada Kepala Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu.
2. Tahap Pelaksanaan :
a. Hari pertama, melakukan pengkajian berdasarkan kriteria inklusi
dan kontrak kesediaan menjadi responden, jika responden setuju
65
maka peneliti akan memberikan madu beserta lembar observasi
pasien. Peneliti juga menjelaskan dosis terapi madu dan petunjuk
pengisian pada lembar observasi.
b. Hari ke 2 sampai dengan hari ke 5, intervensi terapi madu selama 5
hari dan evaluasi frekuensi diare setiap hari melalui telepon dengan
orangtua/pengasuh responden.
c. Hari ke-5 intervensi, evaluasi akhir pemberian terapi madu
terhadap frekuensi diare pada anak yang diberikan intervensi untuk
mengetahui perubahan frekuensi diare selama 5 hari terakhir
dengan melakukan home visit pada keluarga responden.
Bagan III.1
Kerangka Kerja Penelitian
Pre Test Intervensi Post Test
d. Analisa data
Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan analisa untuk
mendapatkan efektifitas pemberian terapi madu terhadap frekuensi
diare pada anak usia 1 – 5 tahun. Proses pengolahan data dilakukan
dengan :
1) Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai data karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin, usia, pendidikan terakhir ibu, dan frekuensi diare anak
sebelum diberikan intervensi madu. Analisis univariat
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. (Notoatmodjo, 2010).
Hari 1
Pengkajian, intervensi
Pre Test
Hari 1 - 5
Via telepon
Terapi Madu
3 x sehari (20g)
Hari ke- 5
Home visit
Post Test
66
a) Mean
Suatu ukuran rata-rata yang merupakan hasil bagi dari
jumlah semua nilai pengukuran dibagi oleh banyaknya
pengukuran. Secara sederhana, perhitungan nilain mean
dapat dituliskan dengan rumus :
b) Median
Suatu nilai dimana setengah banyaknya pengamatan
mempunyai nilai dibawahnya dan setengah lagi
mempunyai nilai diatasnya. Prosedur perhitungan median
melalui langkah :
(1) Data diurutkan dari nilai kecil ke besar
(2) Hitung posisi nilai median dengan rumus : (n+1)/2
(3) Hitung nilai mediannya
Tabel III.2
Analisa Univariat
No Variabel Analisis
1 Karakteristik Responden (Usia,
Jenis Kelamin)
Mean, Median, Standar Deviasi
(SD), Presentase
2 Karakteristik Orangtua
Responden (Tingkat Pendidikan)
Mean, Median, Standar Deviasi
(SD), Presentase
3 Gambaran Frekuensi Diare
Responden
Mean, Median, Standar Deviasi
(SD), Presentase
2) Analisa Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh
terapi madu terhadap frekuensi diare pada anak usia 1 – 5
tahun. Dalam analisa ini menggunakan dua jenis uji bivariat
yaitu uji T independent dan uji T dependent sebagai berikut
(Hastono, 2010) :
67
a) Uji beda dua mean independen
Analisis bivariat ini menjelaskan pengaruh terapi madu
terhadap frekuensi diare anak usia 1 – 5 tahun pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan
menggunakan analisis uji beda dua mean independen (Uji
Independent t-test). Pada analisis bivariat dilakukan uji
homogenitas untuk membandingkan data antara kelompok
intervensi dengan kelompok kontrol, apakah variabel
keduanya memiliki kesamaan atau tidak. Pada penghitungan
uji ini, varian yang lebih besar sebagai pembilang dan
varian yang lebih kecil sebagai penyebut.
Uji homogenitas varian
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui varian antara
kelompok data satu apakah sama dengan kelompok data
yang kedua.
Rumus :
Pada perhitungan uji F, varian yang lebih besar sebagai
pembanding dan varian yang lebih kecil sebagai penyebut.
b)Uji beda dua mean dependen
Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan perubahan
frekuensi diare antara pre dan post terapi madu pada
kelompok perlakuan dan mengetahui perbedaan penurunan
frekuensi diare pre dan post pada kelompok kontrol dengan
menggunakan analisis uji beda dua mean dependen (Uji
Paired t-test) dengan batas kemaknaan nilai alpha (5%).
Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik
digunakan batas kemaknaan 0.05. Penolakan hipotesis
68
apabila P value ≤ 0.05 berarti ada pengaruh atau ada
perbedaan bermakna, sedangkan gagal penolakan terhadap
hipotesis apabila P value > 0.05 berarti tidak ada perbedaan
atau tidak ada pengaruh yang bermakna antara keduanya.
Rumus beda dua mean dependen :
Keterangan :
d : Rata-rata deviasi atau selisih sampel 1 dengan 2
S_d : Standar deviasi dari deviasi atau selisih sampel 1
dan 2
n : Jumlah sampel
Jika dalam pengolahan distribusi data didapatkan hasil tidak
normal maka uji bivariat yang digunakan adalah uji
alternatifnya yaitu non-parametrik uji wilcoxon.
Rumus :
Keterangan :
Z : Wilcoxon
T: Jumlah jenjang / rangking yang kecil
n : Jumlah sampel
Tabel III.3
Analisa Bivariat
No Variabel Uji Data
1 Rata – rata frekuensi diare anak
kelompok intervensi sebelum
diberikan terapi madu
Rata – rata frekuensi diare
anak kelompok intervensi
setelah diberikan terapi madu
Uji T dependent
2 Rata – rata frekuensi diare anak Rata – rata frekuensi diare Uji T dependent
69
kelompok kontrol sebelum
diberikan terapi
anak kelompok kontrol
setelah diberikan terapi
Variabel
3 Rata-rata frekuensi diare sebelum intervensi pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol
Uji T independent
4 Rata-rata frekuensi diare setelah intervensi pada kelompok
Intervensi dan kelompok kontrol
Uji T independent
Variabel
5 Rata – rata penurunan
frekuensi diare anak kelompok
intervensi setelah diberikan
terapi madu
Rata – rata penurunan
frekuensi diare anak
kelompok kontrol setelah
diberikan terapi
Uji T independent