bab iii

26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA 3 SMAN Gondangrejo Jalan Solo-Purwodadi KM 11, Karanganyar, Jawa Tengah . 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan April 2015. Adapun tahap-tahap pelaksanaanya sebagai berikut: a. Tahap persiapan, meliputi: observasi awal, pengajuan judul skripsi, permohonan pembimbing, pembuatan proposal penelitian, survey ke sekolah yang digunakan untuk penelitian, permohonan ijin penelitian, menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Diskusi, soal-soal kognitif, lembar observasi dan angket. b. Tahap pelaksanaan, meliputi: semua kegiatan yang berlangsung di lapangan meliputi uji coba instrumen, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data. c. Tahap penyelesaian, meliputi: menganalisis data dan menyusun laporan penelitian. 47

Upload: niken-tri-widayati

Post on 26-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

BAB III

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA 3 SMAN Gondangrejo

Jalan Solo-Purwodadi KM 11, Karanganyar, Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan

April 2015. Adapun tahap-tahap pelaksanaanya sebagai berikut:

a. Tahap persiapan, meliputi: observasi awal, pengajuan judul skripsi,

permohonan pembimbing, pembuatan proposal penelitian, survey ke

sekolah yang digunakan untuk penelitian, permohonan ijin penelitian,

menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, Lembar Kerja Diskusi, soal-soal kognitif, lembar

observasi dan angket.

b. Tahap pelaksanaan, meliputi: semua kegiatan yang berlangsung di

lapangan meliputi uji coba instrumen, pelaksanaan penelitian dan

pengambilan data.

c. Tahap penyelesaian, meliputi: menganalisis data dan menyusun laporan

penelitian.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3 semester genap SMAN

Gondnagrejo Tahun Pelajaran 2016/2017. Pemilihan subjek dalam penelitian

ini didasarkan pada pertimbangan bahwa subjek tersebut mempunyai

permasalahan-permasalahan yang telah teridentifikasi pada saat observasi

awal. Penggunaan model dan media yang telah dirancang, diharapkan tepat

diterapkan pada siswa kelas XI IPA 3 SMAN Gondangrejo.

47

Page 2: BAB III

48

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kemampuan kognitif dan aktivitas visual

siswa kelas XI IPA 3 SMAN Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah metode

Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan proses pelaksanaannya, PTK ini

menggunakan model Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen, yaitu:

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi

(reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.

Pelaksanaan keempat komponen tersebut dalam penelitian ini dijelaskan dalam

prosedur penelitian.

Sedangkan bila ditinjau dari hubungan dengan pihak lain, PTK ini

menggunakan model kolaboratif antara guru dan peneliti. Adapun tugas guru dan

peneliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru pada penelitian ini bekerja sama dengan peneliti dalam penentuan

permasalahan yang akan diatasi, penentuan rencana tindakan perbaikan dan

pelaksanaan penelitian. Selain itu guru juga berperan sebagai inovator atau

pembaharu. Pada penelitian ini guru yang melaksanakan tindakan yang telah

disepakati bersama dengan peneliti.

2. Peneliti pada penelitian ini bertugas sebagai inovator atau pembaharu.

Peneliti dan guru duduk bersama secara harmonis untuk memikirkan dan

menemukan permasalahan yang akan diteliti penelitian tindakan kelas yang

bersifat kolaboratif. Pada pelaksanaan tindakan, peneliti bertugas sebagai

observer atau pengamat.

Pada penelitian ini, guru dan peneliti juga dibantu oleh dua orang

pengamat atau observer. Pengamat pada penelitian ini adalah rekan dari peneliti.

Adapun tugas pengamat adalah mengamati proses berlangsungnya pembelajaran

sesuai dengan panduan yang telah disampaikan peneliti dan guru. Selain itu,

pengamat dapat memberikan catatan-catatan selama pelaksanaan pembelajaran

Page 3: BAB III

49

untuk dijadikan bahan diskusi antara peneliti, guru dan pengamat di akhir

pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi awal, dirancang tindakan untuk

meningkatkan kemampuan kognitif dan aktivitas visual belajar siswa. Adapun

tindakan yang dimaksud berupa penerapan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning dengan teknik Network Tree. Supaya diperoleh hasil yang

maksimal, penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

dengan teknik Network Tree dilaksanakan pada siklus satu dan siklus berikutnya.

Akan tetapi, pelaksanaan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching

and Learning dengan teknik Network Tree pada siklus berikutnya disesuaikan

dengan hasil refleksi pada siklus sebelumnya.

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data informasi

tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek

kualitatif berupa data hasil observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip

dengan berpedoman pada lembar pengamatan dan pemberian angket yang

menggambarkan proses pembelajaran di kelas. Aspek kuantitatif yang

dimaksud adalah hasil penilaian belajar dari materi pokok Fluida Dinamis

berupa nilai yang diperoleh siswa dari tes kognitif dan aktivitas visual belajar

siswa pada setiap siklus pembelajaranya.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi:

a. Teknik Observasi atau Pengamatan Lapangan

Pengamatan ini dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan

kegiatan belajar-mengajar di kelas. Pengamatan dilakukan oleh peneliti

dengan mengambil posisi pada tempat duduk paling belakang dalam

kegiatan belajar-mengajar dan berkeliling pada saat pelaksanaan diskusi

kelompok. Dalam posisi itu peneliti dapat lebih leluasa melaksanakan

pengamatan terhadap aktivitas belajar-mengajar.

Page 4: BAB III

50

Pengamatan terhadap kinerja guru diarahkan pada kegiatan guru

dalam penerapan Contextual Teaching and Learning dengan teknik Network

Tree, kegiatan guru dalam memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan

menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan

umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.

Sementara itu pengamatan terhadap siswa difokuskan pada aktivitas siswa

dalam mengikuti pembelajaran.

b. Teknik Wawancara atau diskusi

Wawancara dilakukan di awal dan akhir siklus terhadap siswa.

Wawancara yang dilakukan berpedoman atas dasar hasil dan pengamatan di

kelas maupun kajian dokumen. Wawancara dengan siswa dilakukan untuk

mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan yaitu mengenai proses

pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning dengan teknik Network Tree dan partisipasi siswa sepanjang siklus

dengan berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat. Hasil

wawancara digunakan sebagai bahan diskusi antara peneliti dan guru.

Diskusi dengan guru dilakukan setelah melakukan pengamatan terhadap

kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal

yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Fisika khususnya

pembelajaran Fluida Dinamis.

Dalam kegiatan diskusi itu peneliti melakukan hal-hal sebagai

berikut: (1) meminta pendapat guru tentang penampilannya dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas, yang antara lain adalah mengungkapkan

kelebihan dan kekurangan serta perasaan-perasaan yang bersangkutan

dengan kegiatan itu, (2) mengemukakan catatan terhadap hasil

pengamatannya dalam KBM yang dilakukan guru sesuai dengan fokus

penelitian, mengemukakan segi-segi kelebihan dan kekurangannya, (3)

mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan baik guru maupun peneliti

untuk menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru

dalam kegiatan pembelajaran Fisika materi pokok Fluida Dinamis. Dengan

kata lain pada akhir setiap kegiatan diskusi disepakati hal-hal yang perlu

Page 5: BAB III

51

dilakukan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan keefektifan

penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan

teknik Network Tree untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa dan

aktivitas visual belajar siswa.

c. Teknik Kajian Dokumen

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang

ada seperti kurikulum, rencana pembelajaran yang dibuat guru, buku atau

materi pelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan tindakan, media

maupun instrumen yang digunakan dalam penelitian agar tetap sesuai

dengan ketentuan sekolah.

d. Teknik Angket

Angket dalam penelitian ini diberikan kepada siswa dan dilakukan

dalam dua tahap yaitu awal siklus dan akhir siklus. Angket awal siklus

bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang masalah yang dihadapi

siswa dalam pembelajaran Fisika, metode pembelajaran yang digunakan

guru, dan pembelajaran Fisika yang mereka harapkan. Angket akhir siklus

bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kesulitan belajar Fisika,

keberhasilan penggunaan media oleh guru dan saran siswa untuk

pembelajaran Fisika selanjutnya. Dengan menganalisis informasi yang

diperoleh dari angket tersebut dapat diketahui kekurangan dan kelebihan

dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai bahan

evaluasi untuk kegiatan pembelajaran berikutnya. Pada penelitian ini

digunakan angket berstruktur dengan jawaban ya dan tidak.

e. Teknik Ulangan Harian

Ulangan harian dilaksanakan di akhir siklus dan bertujuan untuk

mengetahui implikasi dari tindakan yang telah diberikan dalam proses

pembelajaran terhadap penguasaan konsep materi dan hasil kognitif siswa

pada materi Fluida Dinamis. Dengan perkataan lain ulangan disusun dan

dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif siswa sesuai

dengan siklus yang ada.

Page 6: BAB III

52

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen pembelajaran (silabus

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Diskusi), dan

instrumen pengambilan data (instrumen penilaian kemampuan kognitif, lembar

observasi siswa dan angket).

1) Instrumen Pembelajaran

a. Silabus

Silabus yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus yang

digunakan SMAN 1 Sukoharjo yakni berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP disusun oleh peneliti dengan tujuan dalam pelaksanaan Proses

Belajar Mengajar (PBM) dapat terstruktur dengan baik. Untuk menentukan

validitas dari RPP dilakukan dengan validasi konstruksi dan isi oleh dosen

pembimbing.

c. Lembar Kerja Diskusi

Lembar Kerja Diskusi berisi indikator dan rumusan masalah yang

harus diisi siswa pada setiap kelompok.

2) Instrumen Pengambilan Data

a. Lembar Observasi

Lembar observasi siswa berisi indikator yang diamati dan pedoman

penilaiannya. Lembar ini diambil dari sumber yang sudah divalidasi dan

dimodifikasi oleh Ida Purwati (2012) dan Setya Sipranata (2012). Selanjutnya

lembar observasi ini diberikan untuk diisi pengamat (observer) selama proses

pembelajaran berlangsung.

Langkah-langkah pembuatan lembar observasi aktivitas belajar siswa :

1) Membuat kisi-kisi lembar observasi aktivitas belajar siswa yaitu dengan :

a) Menentukan aspek yang akan diukur

Aspek yang diukur dari lembar observasi ini adalah Visual Activities

Page 7: BAB III

53

b) Menentukan indikator dari aspek yang akan diukur

Indikator dari setiap aspek yang akan diukur selanjutnya dapat dilihat di

indikator kinerja.

2) Untuk menentukan validitas lembar observasi aktivitas belajar siswa

dilakukan dengan validitas isi oleh pembimbing.

b. Angket

Angket disusun untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam

pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi

untuk kegiatan pembelajaran berikutnya. Penyusunan angket meliputi item-

item pertanyaan, alternatif jawaban dan petunjuk pengisian angket. Penentuan

skor menggunakan skala Likert. Riduwan (2009: 87) menjelaskan bahwa:

“skala Likert digunakan untuk mengukur sikap. Pendapat, dan persepsi

seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial”. Setiap jawaban

dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang

diungkapkan dengan jawaban ya dan tidak. Untuk jawaban ya memperoleh

skor 1 sedangkan jawaban tidak memperoleh skor 0. Untuk menentukan

validitas dari angket dilakukan dengan validasi konstruksi dan isi oleh dosen

pembimbing.

c. Instrumen Penilaian Kemampuan Kognitif

Untuk penilaian kemampuan kognitif, menggunakan bentuk tes

obyektif. Adapun langkah pembutan tes terdiri dari:

1) Membuat kisi-kisi soal tes

Dalam pembuatan kisi-kisi soal tes ini terlebih dahulu harus diperjelas

jenjang kemampuan dari setiap soal tes tersebut, di mana jenjang

kemampuan dari soal tes yang digunakan yaitu jejang kemampuan C1

sampai dengan C4 yang terdiri dari Ingatan (C1), Pemahaman (C2),

Penerapan/aplikasi (C3), dan Analisis (C4).

2) Menyusun soal tes

Penyusunan soal tes meliputi item-item soal, alternatif jawaban, dan

petunjuk menjawab soal. Soal tes menggunakan bentuk tes obyektif

Page 8: BAB III

54

dengan 5 alternatif jawaban, di mana jawaban yang benar diberi skor 1 dan

jawaban yang salah diberi skor 0.

3) Mengadakan analisis butir soal

Untuk mengetahui apakah instrumen tes tersebut telah memenuhi

kriteria soal yang bermutu maka perlu kegiatan untuk menelaah setiap soal

agar meningkatkan kualitas butir soal melalui kegiatan revisi soal dan

membuang soal yang tidak efektif. Analisis soal dilaksanakan secara kualitatif

melalui penelaahan soal berdasarkan kaidah penulisan. Aspek yang

diperhatikan dalam penelaahan secara kualitatif mencakup aspek materi,

konstruksi, bahasa atau budaya, dan kunci jawaban. Adapun teknik yang

digunakan untuk menganalisis yaitu teknik moderator yakni suatu teknik

menelaah soal dengan berdiskusi yang di dalamnya terdapat satu orang sebagai

penengah. Caranya setiap soal didiskusikan bersama-sama dengan beberapa

ahli yaitu ahli materi dan bahasa dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Para

penelaah dipersilakan mengomentari berdasarkan kompetensinya masing-

masing. Kemudian masing-masing soal dituntaskan bersama-sama, dan

perbaikannya seperti apa (Kusaeri, 2014:102).

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal

sampai berakhirnya pengumpulan data. Hal ini penting karena akan

mempermudah peneliti dalam menganalisis setiap kejadian atau situasi yang

berlangsung di dalam kelas yang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis data

secara kualitatif dan kuantitatif. Menurut pendapat Miles dan Huberman dikutip

dari Wina (2013: 130), analisis kualitatif dilakukan dalam tiga komponen yaitu

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dalam

proses sreduksi data, data yang diperoleh selama tahap uji coba dicatat dan

dirangkum dengan memfokuskan pada hal-hal penting, sesuai dengan tujuan

penelitian. Setelah direduksi, data kemudian disajikan dalam bentuk uraian

singkat atau teks yang bersifat naratif atau bagan, hubungan antar kategori atau

flowchart dan sejenisnya kemudian diakhiri dengan penarikan kesimpulan.

Page 9: BAB III

55

Adapun tahapan analisis data secara skematis dapat dilihat pada gambar

3.1 berikut ini

Gambar 3.1 Skema Analisis Data(Sugiyono, 2009: 338)

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan

dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan

dengan berbagai setting, sumber, dan cara. Dilihat dari settingnya, data dapat

dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting) pada saat diskusi di kelas

dan lainnya. Dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat

menggunakan sumber langsung dan tidak langsung. Sedangkan dilihat dari

cara atau teknik pengumpulan data, dapat dilakukan dengan cara wawancara,

observasi, kuisioner (angket), dan lain-lain.

2. Reduksi Data

Reduksi data dapat didefinisikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data bukanlah

suatu hal yang terpisah dari analisis. Proses ini meliputi penyeleksian data

melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola

yang lebih luas.

3. Penyajian Data

Kesimpulan dan verifikasi

Reduksi data

Pengumpulan data

Sajian data

Page 10: BAB III

56

Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Proses

ini dilakukan dalam rangka mengorganisasi data dari hasil reduksi data yang

di mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada

masing-masing siklus.

4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat

keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara

sistematik dan perlu adanya pemberian makna. Untuk mempermudah

verifikasi dan analisis data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan

yang ada, diidentifikasi secara khusus tiap-tiap siklus pembelajaran.

Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis secara diskriptif

data yang diperoleh pada setiap kegiatan observasi dan tes dari setiap siklus

dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi

dalam proses pembelajaran. Kegiatan analisis tersebut meliputi:

a. Aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan pelaksanaan siklus. Aktivitas

belajar yang dimaksud adalah aktivitas yang ditetapkan pada penelitian ini.

b. Hasil tes kemampuan kognitif siswa di akhir tiap siklus.

c. Hasil angket tentang kekurangan dan kelebihan dalam pelaksanaan

pembelajaran yang telah diisi oleh siswa.

G. Pemeriksaan Validitas Data

Data yang telah berhasil diperoleh, dikumpulkan, dan dicatat dalam

pelaksanaan tindakan harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara

pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat

untuk menggali data yang diperlukan bagi penelitiannya. Teknik yang diperlukan

untuk memeriksa validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan data yang lain di

luar data tersebut, yaitu observasi.

Menurut Elliot (dalam Rochiati, 2005) triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

Page 11: BAB III

57

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu. Teknik triangulasi

yang digunakan adalah triangulasi metode. Teknik triangulasi metode dilakukan

dengan mengumpulkan data tetap, menggunakan metode pengumpulan data yang

berbeda-beda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi metode yaitu

pengumpulan data melalui teknik observasi, angket, dan tes hasil belajar.

Adapun skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan dapat

dilihat dalam Gambar 3.2 berikut ini:

Gambar 3.2 Skema Pemeriksaan Validitas Data

Dari gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa pada proses penelitian ini data-

data dapat diperoleh dari sumber data dengan menggunakan tiga cara yakni:

observasi, angket, dan tes. Dengan metode triangulasi data dari tiga cara

pengumpulan data dapat dibandingkan satu sama lain, untuk kemudian ditarik

kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan serta memeriksa kesesuaian

antara dat-data yang diperoleh dari ketiga cara pengumpulan data tersebut.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini

mengikuti model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin yang terdiri dari empat

komponen yaitu: rencana tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing) dan refleksi (reflecting). Keempat komponen yang berupa untaian

tersebut dipandang sebagai satu siklus. Apabila satu siklus belum menunjukkan

tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset

dilanjutkan pada siklus kedua dan seterusnya. Sebelum siklus dilaksanakan

terlebih dahulu dilakukan persiapan. Adapun langkah-langkah yang dapat

dilakukan dalam persiapan adalah:

Tes

Angket Sumber DataData

Observasi

Page 12: BAB III

58

a. Permohonan ijin kepada kepala SMAN Gondangrejo.

b. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar

mengajar khususnya pada mata pelajaran Fisika di SMAN Gondangrejo.

c. Permohonan kerjasama dengan guru mata pelajaran Fisika dalam

pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

Mengidentifikasi dan melakukan diagnosis permasalahan dalam

pelaksanaan pembelajaran pada kelas XI IPA 3. Pemilihan kelas ini berdasarkan

kesepakatan peneliti dan guru.

Berikut pemaparan tentang hal-hal yang dilakukan dalam tiap-tiap

langkah tersebut :

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Peneliti dan guru menetapkan tindakan fokus penelitian yang harus

dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan yang telah ditetapkan.

Adapun tindakan yang disepakati adalah penerapan model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning teknik Network Tree. Sedangkan fokus

penelitian adalah visual activities dan kemampuan kognitif siswa.

b. Peneliti dan guru menyusun serangkaian kegiatan yang berupa

pelaksanaan tindakan yang berupa penerapan model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning teknik Network Tree pada materi

Fluida Dinamis.

c. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian meliputi lembar

observasi atau pengamatan aktivitas siswa, soal tes kognitif, angket proses

pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan (acting)

Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini

antara lain:

a. Meminta nilai kognitif materi Fluida Statis pada guru untuk mengetahui

kemampuan awal siswa.

Page 13: BAB III

59

b. Melaksanakan PBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

c. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi

langsung pada setiap pertemuan.

d. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi siswa di akhir

siklus.

e. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif

tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan.

3. Tahap Observasi dan Evaluasi

Langkah-angkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai

berikut:

a. Pengamatan difokuskan pada aktivitas belajar yang telah ditetapkan dan

kejadian-kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Pengamat mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.

c. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan guru, pengamat dan peneliti

maupun dosen (sebagai critical friend) terhadap hasil pengamatan setelah

proses pembelajaran selesai.

d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan.

Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan alat-alat evaluasi.

2) Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai.

3) Melaksanakan analisis hasil evaluasi.

4) Kriteria keberhasilan tindakan.

5) Pemberian angket kepada siswa untuk mengetahui kekurangan dan

kelebihan dalam pelaksanaan pembelajaran.

4. Tahap Refleksi (reflecting)

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan

yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Langkah-langkah dalam

kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai berikut:

Page 14: BAB III

60

a. Menganalisis hasil tes kognitif, hasil angket siswa, dan analisis hasil

pekerjaan siswa untuk mengetahui penguasaan materi siswa.

b. Menganalisis hasil observasi langsung dari observer dan catatan hasil

observasi untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa yang

telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil refleksi, peneliti dan guru mengadakan diskusi

untuk mengambil kesepakatan menentukan tindakan perbaikan kekurangan

atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Adapun

kesepakatan tersebut digunakan pada pelaksanaan tindakan berikutnya.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru

yang bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta mengembangkan

strategi pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung

secara efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Hal ini dikarenakan

target penelitian yang direncanakan tercapai. Adapun prosedur penelitian

secara skematis dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Page 15: BAB III

61

Gambar 3.3. Skema Prosedur Penelitian

(Suharsimi dkk, 2009:16)

SIKLUS I

Refleksi

(Reflecting)

Observasi (Observing)

Tindakan (Acting)

Perencanaan (planning)

STOP

Perencanaan (planning)

Berhasil

SIKLUS ke-n

Refleksi(Reflectiong)

Observasi (Observing)

Tindakan

(Acting)

STOP

Berhasil

Siklus berikutnya

Gagal

Page 16: BAB III

62

I. INDIKATOR KINERJA

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan

acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Suwandi,

2007 : 71). Indikator kinerja dikemukakan atau dirumuskan sebagai tolak ukur

keberhasilan penelitian yang dilakukan. Apabila hasil refleksi siklus telah

mencapai target pada indikator kinerja maka siklus dapat dihentikan namun

apabila hasil refleksi belum mencapai target yang ditetapkan maka dilanjutkan

dengan siklus berikutnya dengan melakukan beberapa perbaikan.

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila target yang telah

direncanakan pada penelitian ini tercapai. Target penelitian tersebut disusun

oleh peneliti dan guru dengan memperhatikan kondisi awal kelas yang

dijadikan subjek penelitian dan memperhatikan pembagian waktu dalam

silabus pembelajaran yang telah ditetapkan sekolah. Berdasarkan Djamarah

(2005: 97) keberhasilan interaksi yang terjadi dalam pendidikan terbagi

menjadi:

a. Istimewa/ maksimal

terjadi apabila semua materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru

dapat dikuasai oleh siswa

b. Baik sekali/ optimal

Terjadi jika materi yang disampaikan oleh guru sebagian besar dapat

dikuasai oleh anak didik dengan batasan antara 76% samapi 99% tercapai

c. Baik/ minimal

Terjadi jika materi yang disampaikan oleh guru dikuasai oleh anak didik

hanya dengan batasan antara 66% sampai 75% tercapai

d. Kurang

Terjadi jika materi yang disampaikan oleh guru dikuasai oleh anak didik

dengan batasan antara kurang dari 60%

Page 17: BAB III

63

Adapun untuk target dalam penelitian disajikan pada Tabel 3.1 dan 3.2

Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa

Aspek Indikator Cara Penilaian Ketercapaian (%)

Visual Activities

Siswa memperhatikan penjelasan guru/teman

¿∑ siswa yang memperhatikan

∑ jumlah siswax100 %

90

Siswa membaca buku Fisika/LKS ¿

∑ siswa yang membaca

∑ jumlah siswax100 %

90

Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Kemampuan Kognitif Siswa

Indikator Cara Penilaian Ketercapaian

(%)Tercapainya nilai batas tuntas (KKM) ¿

∑ siswa yang tuntas

∑ jumlah siswax100 %

75