bab iii

21
1 III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Waktu dan Lokasi a. Waktu pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dari bulan Maret s/d Desember 2011 b. Lokasi Kegiatan 1. Kegiatan Perbanyakan Agensi Hayati (Perbanyakan Jamur Beauveria bassiana) dilaksanakan di Laboratorium Lapangan (LL) . 2. Kegiatan Penyebaran Agens Hayati dan monitoring serangan OPT Kakao dilaksanakan di 6 (Enam) Kabupaten yakni : - Kabupaten Sigi - Kabupaten Donggala - Kabupaten Parigi Moutong - Kabupaten Poso - Kabupaten Tojo Unauna - Kabupaten Tolitoli 3. Kegiatan Pelatihan Petani dalam perbanyakan dan pemanfaatan APH untuk pengendalian OPT Kakao (2 Kabupaen) yakni : - Kabupaten Poso Kecamatan Pamona Puselemba - Kabupaten Parigi Moutong Kecamatan Ampibabo 4. Kegiatan Perbanyakan semut hitam / rangrang ( 150 Ha @ 150 sarang per Ha) dilaksanakan di 2 Kabupaten Yaitu Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Upload: matsrial

Post on 27-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III

1

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Lokasi

a. Waktu pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dari bulan Maret s/d

Desember 2011

b. Lokasi Kegiatan

1. Kegiatan Perbanyakan Agensi Hayati (Perbanyakan Jamur Beauveria bassiana) dilaksanakan di Laboratorium Lapangan (LL) .

2. Kegiatan Penyebaran Agens Hayati dan monitoring serangan OPT Kakao dilaksanakan di 6 (Enam) Kabupaten yakni :

- Kabupaten Sigi- Kabupaten Donggala- Kabupaten Parigi Moutong- Kabupaten Poso- Kabupaten Tojo Unauna- Kabupaten Tolitoli

3. Kegiatan Pelatihan Petani dalam perbanyakan dan pemanfaatan APH untuk pengendalian OPT Kakao (2 Kabupaen) yakni :

- Kabupaten Poso Kecamatan Pamona Puselemba- Kabupaten Parigi Moutong Kecamatan Ampibabo

4. Kegiatan Perbanyakan semut hitam / rangrang ( 150 Ha @ 150 sarang per Ha) dilaksanakan di 2 Kabupaten Yaitu

- Kabupaten Sigi Kecamatan Gumbasa, Desa Tuva 50 Ha

- Kabupaten Poso Kecamatan Pamona Puselemba Desa Leboni 100 Ha

5. Kegiatan Kajian Klon-Klon Tahan OPT terdiri dari :- Pengambilan Entres di

Kabupaten Sigi, Kec. Kamarora

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 2: BAB III

2

Kabupaten Parigi Moutong Kabupaten Poso

- Pelaksanaan Kajian Klon – Klon tahan OPT Kabupaten Sigi, Kec. Gumbasa Desa Omu Kabupaten Parigi Moutong Kecamatan Sausu Desa

Sausu Trans Kabupaten Poso Kecamatan Poso Pesisir Desa

Tiwaa- Pengamatan Pelaksanaan Kajian Klon – Klon tahan OPT

Kabupaten Sigi, Kec. Gumbasa Desa Omu Kabupaten Parigi Moutong Kecamatan Sausu Desa

Sausu Trans Kabupaten Poso Kecamatan Poso Pesisir Desa

Tiwaa6. Inventarisasi Penggunaan Pestisida dan masalah yang

ditimbulkannya dilaksanakan di 9 (Sembilan ) Kabupaten :- Kabupaten Sigi :

1. Kecamatan Paloloa. Desa Bobob. Desa Bungac. Desa Petimbe

2. Kecamatan Nokilalakia. Desa Kadidiab. Desa Kamarora A

- Kabupaten Donggala :1. Kecamatan Banawa Selatan

a. Desa mbuwub. Desa Surumanac. Desa Tana Mead. Desa Lalombie. Desa Watatu

2. Kecamatan Sirenjaa. Desa Sipib. Desa Ombo

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 3: BAB III

3

c. Desa Lende

- Kabupaten Parigi Moutong:1. Kecamatan Sausu

a. Desa Toronob. Desa Malialic. Desa Sausu Transd. Desa Pioree. Desa Taliabo

2. Kecamatan Kasimbar a. Desa Kasimbar Baratb. Desa Posonac. Desa Laemantad. Desa Tovaloe. Desa Kasimbar

- kabupaten Morowali1. Kecamatan Bungku Tengah

a. Desa Bohonto Bungkub. Desa menduii

- Kabupaten Banggai1. Kecamatan Bunta

a. Desa Kalumbangan2. Kecamatan nuhon

a. Desa Saiti- Kabupaten Tojo Una-una

1. Kecamatan Banawa Selatana. Desa Nggamuab. Desa ngcamiac. Desa ngawia

2. Kecamatan Ampana Tetea. Desa Longge

- Kabupaten Toli-toli1. Kecamatan Galang

a. Desa Lakatan

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 4: BAB III

4

b. Desa Tiangi 2. Kecamatan lampasio

a. Desa tinading- Kabupaten Buol

1. Kecamatan Bukala. Desa Rante Marannu

2. Kecamatan Tiloana. Desa Panilan Jaya

- Kabupaten Poso1. Kecamatan poso pesisir

a. Desa lapeb. Desa tiwa’ac. Desa tokorondo

2. Kecamatan pamona puselembaa. Desa leboni

B. Alat dan Bahan

a. Kegiatan Perbanyakan Agensi Hayati (Perbanyakan Jamur Beauveria bassiana) sebagai berikut :

Alat Bahan

Enkas Bunsen Jarum ose Hansprayer Dandang Autoclave Pengaduk Gayung plastic Centong Literan Timbangan analitik

Beras agung giling kentang agar gula aquades alcohol spritus tissue clorophenicol tabung LPG + isi kapas

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 5: BAB III

5

Nampan/Loyang Kompor gas Rak inkubasi StarterBeauveria bassiana Sikat tabung reaksi Jaring kawat

kantong plastic cendawan Beauveria

bassiana plastic wrap aluminium foil staples plastic tahan panas

b. Kegiatan Pelatihan Petani dalam perbanyakan dan pemanfaatan APH untuk pengendalian OPT Kakao (2 Kabupaten) yakni :

Alat Bahan

Panci Dandang Panci Kompor HOK Loyang Test Tube Cawan Petri Sendok Kayu Sendok Nasi Hand Sprayer Gayung Timbangan

Beras agung giling Kentang Agar-agar Gula Aquades Alkohol Spritus Tissue Clorophenicol Kapas Cendawan Beauveria

bassiana Plastic wrap Aluminium foil Plastik tahan panas ATK

c. Kegiatan Perbanyakan semut hitam / rangrang ( 150 Ha @ 150 sarang per Ha) dilaksanakan di 2 Kabupaten Yaitu

Alat

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 6: BAB III

6

Bahan

Gunting Kantong Plastik ukuran 30 x 50 Cm

Terasi Gula Pasir / gula merah Tali raffia

d. Kegiatan Kajian Klon-Klon Tahan OPT terdiri dari :

Alat Bahan

Gunting pangkas Pisau okulasi Parang Alat panen Gunting gala Mistar besi Timbangan Kantong plastic Cat Kuas

Plastik ukuran ½ kg entres Tali rafia

e. Kegiatan Penyusunan laporan terdiri dari :

Alat Bahan

Catride Cuter

ATK Penggandaan laporan

C. Metode1. Metode Perbanyakan Agensi Hayati (Perbanyakan Jamur

Beauveria bassiana) adalah dengan cara perbanyakan pada media jagung sebagai berikut :

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 7: BAB III

7

a. Jagung pecah giling (beras jagung ) sebanyak 3 kg (untuk satu kali sterilisasi) ditampi dan dicuci bersih, kemudian direndam dalam air mendidih selama selama ± 30 menit, tiriskan dan kukus sampai setengah matang

b. Setelah dingin masukkan jagung ke dalam kantong plastic yang tahan panas kira-kira 1/3 bagian. Kantong ini dilipat dan dimasukkan ke dalam kantong plastic lain yang berukuran lebih besar kira-kira berisi 6-8 kantong per bungkus

c. Sterikan dalam outoclave selama 45 menit pada suhu 120ºC dan tekanan 15 lbs. Setelah dingin jagung siap diinokulasi.

d. Inokulasi dilakukan di ruang isolasi. Semua peralatan dan tangan harus steril. Setiap kantong jagung tersebuut diberi sedikit biakan murni, kemudian kantong ditutup rapat. Simpan biakan ini pada rak-rak yang bersih, aman dari gangguan binatang.

e. Setelah 7 (tujuh) hari atau lebih akakn terlihat biakan seperti tempe, kemudian diaduk dari luar. Pada umur 4-15 hari jamur akan tumbuh sempurna dan siap untuk diapakai sebagai sumber bibit atau diaplikasikan di lapangan.

Aplikasi Beauveria bassiana.Aplikasi Beauveria bassiana dilaksanakan di lapangan dengan menggunakan cara aplikasi basah.a. Biakan Beauveria bassiana ( dari media jagung ) dihancurkn dalam

air ( 200 gram/liter air), kemudian diblender dan ditambahkan gula pasir kira-kira 1/5 bagian.

b. Larutan ini kemudian disaring dengan kain kasa, dan diencerkan dengan air bersih dengan perbandingan 1 : 20 (1 liter larutan : 20 liter), diaduk sampai rata dan kemudian masukkan kedalam tangki semprot.

c. Kebutuhan bahan untuk setiap hektar adalah 2 kg B.bassiana, 200 liter air bersih, 1 kg gula pasir, 200 cc perekat 120 cc/10 liter larutan)

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 8: BAB III

8

d. Penyemprotan dilakukan dengan sasaran buah kakao. Sedangkan waktu penyemprotan yang baik adalah pagi pukul 16.00 – 09.00 dan sore pukul 16.00 – 18.00

e. Apabila terjadi hujan 1 – 2 jam setelah aplikasi, dianjurkan untuk dilakukan penyemprotan ulang.

2. Metode yang digunakan pada kegiatan Pelatihan Petani dalam perbanyakan dan pemanfaatan APH untuk pengendalian OPT Kakao adalah metode ceramah, Diskusi/Tanya jawab dan praktek:

3. Metode yang digunakan pada Kegiatan Perbanyakan semut hitam adalah :

I. Pengamatan awal

Pengamatan awal ini dilakukan untuk :

a. Menentukan lokasi kegiatan terdiri dari Kabupaten,

kecamatan dan Desa

b. Mengetahui kondisi awal lahan lokasi kegiatan.

II. Perbanyakan Semut Hitam

- Plastik diisi dengan daun kakao / kelapa. Selanjutnya

tuangkan air gula serta terasi secukupnya ke dalam plastic.

- Selain itu, sarang semut juga dapat dibuat dari daun-daun

kelapa. Daun-daun kelapa kering dilepas dari pelepahnya,

susun secara rapi, ikat dengan tali dan selanjutnya basahi

sarang dengan larutan gula pasir.

- Pasang sarang-sarang buatan tersebut pada pohon-pohon

kakao yang sudah ada koloni semutnya selama ± 3 bulan

sampai sarang tersebut dihuni oleh koloni semut hitam yang

baru.

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 9: BAB III

9

III. Menyebarkan Semut Hitam

- Sebelum sarang buatan yang telah dihuni oleh koloni semut

hitam dipindahkan, terlebiih dahulu harus dipastikan bahwa di

kebun kakao tujuan pemindahan sarang buatan tersebut

telah terdapat populasi kutu putih yang cukup sebagai

sumber makanan semut hitam.

- Jika populasi kutu putih di kebun tujuan pemindahan semut

hitam hanya sedikit, maka kutu putih dapat dipindahkan,

antara lain dengan cara menempelkan buah kakao yang

mempunyai koloni kutu putih.

- Koloni semut hitam di sarang buatan kemudian dipindahkan

ke kebun kakao tujuan.

- Sarang ditempatkan dengan cara mengikatnya pada cabang

pohon yang agak rindang sehingga sarang tersebut

terlindung dari terik sinar matahari.

- Dalam satu pohon diikatkan sekitar 3 buah sarang buatan.

- Pada satu hektar kebun, ditempatkan 150 buah sarang

buatan. Untuk mmemperluas penyebaran semut hitam di

kebun, dibuat jembatan dari tali atau bambu yang

menyambungkan satu pohon dengan pohon lainnya.

4. Metode Kegiatan Kajian Klon-Klon Tahan OPT terdiri dari :- Pengambilan Entres di

Kabupaten Sigi, Kec. Kamarora Kabupaten Parigi Moutong Kabupaten Poso Kec. Pamona Puselemba

- Pelaksanaan Kajian Klon – Klon tahan OPT

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 10: BAB III

10

Kabupaten Sigi, Kec. Gumbasa Desa Omu Kabupaten Parigi Moutong Kecamatan Sausu Desa

Sausu Trans Kabupaten Poso Kecamatan Poso Pesisir Desa

Tiwaa- Pengamatan Pelaksanaan Kajian Klon – Klon tahan OPT

Kabupaten Sigi, Kec. Gumbasa Desa Omu Kabupaten Parigi Moutong Kecamatan Sausu Desa

Sausu Trans Kabupaten Poso Kecamatan Poso Pesisir Desa

Tiwaa

5. Metode Inventarisasi Penggunaan Pestisida dan masalah yang ditimbulkannya adalah : diarahkan pada kajian off farm, kajian ditingkat on farm, pengambilan sampel dn analisa sampel serta sosialisasi kepada petani tentang penggunaan pestisida yang aman.

Pengolahan Data

D. Tahapan Kegiatan

1. Penyusunan Tim Pelaksana.

2. Penyusunan TOR

3. Penyusunan RAB.

4. Penyusunan kuesioner / Form isian

5. Penyusunan bahan/materi untuk bimbingan teknis

6. Pelaksanaan di lapangan.

7. Monev ( Awal, pertengahan dan akhir kegiatan)

E. Simpul Kritis Kegiatan

F. Pelaksana

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 11: BAB III

11

Pelaksana kegiatan di UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan adalah

Staf UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan.

G. Pembiayaan.

Pembiayaan kegiatan Kaji Terap Perlindungan Perkebunan

dibebankan melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan

Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RAKL) Satuan

Kerja Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Tengah Nomor : 1650/018-

05.4.01/24/2011 tanggal 20 Desember 2010 Dana Tugas

Pembantuan.

Rincian kegiatan/rincian biaya terlampir.

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 12: BAB III

12

f. Tahapan Aktivitas / Kegiatan

g. Simpul Kritis Kegiatan

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 13: BAB III

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Waktu dan Lokasi

No Kegiatan

Waktu Pelaksan

aan (Bulan)

LokasiPropinsi Kabupaten Kecamatan Desa

1. Kajian Klon-klon local tahan OPT PosoPoso pesisir Tiwaa

Parigi Moutong Sausu Sausu TransSigi

2. Perbanyakan semut hitam /semut rangrang

Sigi Gumbasa Tuva

Poso Puselemba Leboni3 Perbanyakan Agensi Hayati

Perbanyakan Jamur Beauveria bassiana0

Propinsi - - -

4 Pelatihan Petani dalam Perbanyakan dan Pemanfaatan APH untuk pengendalian OPT kakao

PosoParimo

PuselembaAmpibabo

LeboniTombi

5 Penyebaran Agens Hayati dan monitoring serangan OPT Kakao

1. Sigi2. Donggala3. Parigi Moutong4. Poso5. Tojo Una-Una6. Tolitoli

6 Inventarisasi Penggunaan Pestisida dan Masalah yang ditimbulkannya

1. Sigi2. Donggala3. Parigi Moutong4. Poso5. Tojo Una-Una6. Morowali

-

-

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 14: BAB III

7. Banggai8. Tolitoli9. Buol

Pelaksanaan kegiatan pada UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan dilaksanakan mulai Bulan Maret –

Desember 2011

Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan masing-masing di :

Kegiatan

b. Alat dan Bahan

c. Metode

d. Tahapan Aktivitas / Kegiatan / Pelaksanaan.

e. Simpul Kritis Kegiatan

f. Pelaksanaan

g. Pembiayaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

B. Saran / rekomendasi

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 15: BAB III

C. Rencana Tindak Lanjut

Teknologi Budidaya Kakao

A. Pengertian

Sistem Budidaya Tanaman adalah system pengembangan dan pemanfaatan

sumberdaya alam nabati melalui upaya manusia yang dengan modal, teknologi dan

sumberdaya lainnya menghasilkan barang guna memenuhi kebutuhan manusia lebih

baik.

Perlindungan Perkebunan adalah segala upaya untuk mencegah kerugian pada

budidaya tanaman yang diakibatkan oleh Organisme Pengganggu Tanaman, Anomali

Iklim dan Gangguan Usaha lain.

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang dapat

merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian tanaman.

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 16: BAB III

Perubahan Iklim adalah meningkatnya gas rumah kaca di atmosfir akibat

peningkatan emisi yang mengakibatkan terkekangnya energi matahari yang masuk

ke bumi, sehingga menyebabkan peningkatan suhu atmosfir bumi.

Gangguan Usaha lainnya adalah menyangkut sengketa selain kasus tanah / lahan

seperti tuntutan nilai kredit yang tidak memberatkan, penetapan harga TBS Kelapa

Sawit, menolak Pembangunan Perkebunan Sawit, Pengrusakan Tanaman, Penjarahan

Produk, Pengrusakan Aset, dan lain-lain.

Mitigasi adalah upaya mengurangi sumber maupun peningkatan rosot (penyerap)

gas rumah kaca, agar proses pembangunan tidak terhambat dan tujuan

pembangunan berkelanjutan dapat tercapai.

Adaptasi adalah merupakan tindakan-tindakan penyesuaian system alam dan sosial

untuk menghadapi dampak negative dari perubahan iklim.

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah upaya pengendalian populasi atau

tingkat serangan organisme pengganggu tanaman dengan menggunakan satu atau

lebih dari berbagai teknik pengendalian yang untuk dikembangkan dalam suatu

kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan

lingkungan hidup.

Eradikasi adalah tindakan pemusnahan terhadap tanaman, organisme pengganggu

tanaman dan benda lain yang menyebabkan tersebarnya organisme pengganggu

tanaman di lokasi tertentu.

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011

Page 17: BAB III

Eksplosi adalah serangan OPT yang sifatnya mendadak, populasinya berkembang

sangat cepat dan menyebar luas dengan cepat.

Agens Hayati adalah agens pengendalian hayati (serangga, jamur, bakteri atau

binatang selain serangga) yang dapat digunakan untuk komponen pengendalian OPT.

Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan 2011