bab iii
DESCRIPTION
bab3TRANSCRIPT
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut
Arikunto (2010: 9) “eksperimen adalah suatu cara untuk mencarai hubungan
sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan
oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan
faktor-faktor lain yang mengganngu”. Eksperimen selalu dilakukan dengan
maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.
Berdasarkan jenis penelitian di atas maka penelitian ini dilakukan
terhadap dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
eksperimen merupakan kelas yang pembelajarannya menggunakan
pendekatan PMR dan kelas kontrol adalah kelas yang pembelajarannya
menggunakan pembelajaran konvensional.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 173).
Menurut Sudjana (2005: 6) “Populasi adalah seluruh sumber data yang
memungkinkan memberi informasi yang berguna bagi masalah pendidikan”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 31
Padang tahun pelajaran 2012/2013 kecuali kelas VII bilingual, karena
27
28
merupakan kelas unggul, maka jumlah siswanya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas VII SMPN 31 Padang Tahun Pelajaran 2012/2013
Kelas VII1 VII2 VII3 VII4 VII5 VII6 VII7 VII8
Jumlah Siswa
32 32 34 32 32 32 33 32
Sumber: Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VII SMPN 31 Padang
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sudjana
(2005: 6) menyatakan bahwa “Sampel penelitian adalah sebagian dari
populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul
mewakili populasinya”.
Agar sampel yang diambil dapat mewakili dan menggambarkan sifat
serta karakteristik dari populasi, maka menentukan sampel digunakan teknik
random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dimana tiap
anggota populasi mempunyai kesempatan/peluang yang sama untuk diambil
menjadi anggota sampel (Sudjana, 2005: 169). Adapun langkah-langkah
yang lakukan dalam pengambilan sampel adalah:
a. Mengumpulkan nilai ujian MID semester ganjil matematika siswa
kelas VII SMP Negeri 31 Padang, kemudian dihitung rata-rata dan
simpangan bakunya.(Lampiran 1 halaman 75)
b. Melakukan uji kesamaan rata-rata dengan menggunakan teknik
anava satu arah. Dalam melakukan uji kesamaan rata-rata, populasi
harus berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen
29
maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas
variansi sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi
berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian ini, Sudjana
(2005: 446-467) mengemukakan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Data X1, X2, X3, …,Xn diperoleh dan disusun dari yang
terkecil sampai terbesar.
b) Data X1, X2, X3,…,Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…,Zn
dengan menggunakan rumus:
Zi =
Dimana : S = Simpangan baku sampel
X = Skor rata-rata
Xi = Skor tiap siswa
c) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(Zi) = P (Z ≤ Zi)
d) Menghitung proporsi skor baru Z1, Z2, …,Zn yang lebih kecil
atau sama Zi yang dinyatakan dengan S(Zi) dengan
menggunakan rumus:
푆(푍 ) = , ,…,
30
e) Menghitung selisih antara F(Zi) dengan S(Zi) kemudian
tentukan harga mutlaknya.
f) Ambil harga mutlak yang terbesar dari harga mutlak selisih
itu, diberi symbol L0.
L0 = maks |F(Zi) − S(Zi)|
g) Kemudian bandingkan L0 dengan nilai kritis yang diperoleh
dari daftar nilai kritis untuk uji Lilifors pada taraf nyat α
yang ditentukan. Kriterianya adalah terima H0 bahwa data
hasil belajar berdistribusi normal jika L0≤ Ltabel. Dan dalam
hal lain hipotesis H0 ditolak.
Setelah dilakukan analisis diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.2 Hasil Uji Normalitas Nilai Ujian Mid Semester Ganjil Siswa Kelas VII SMPN 31 Padang Tahun Pelajaran 2012/2013
Kelas L0 Ltabel Kesimpulan VII.1 0.1186 0.1566
Berarti L0≤ Ltabel sehingga diperoleh kesimpulan terima H0.
Artinya data berasal dari populasi yang berdistribusi
normal
VII.2 0.1367 0.1566 VII.3 0.1368 0.1566 VII.4 0.1226 0.1566 VII.5 0.1367 0.1566 VII.6 0.1499 0.1566 VII.7 0.1294 0.1566 VII.8 0.1535 0.1566
Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.2 hal 76
2) Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi dilakukan dengan menggunakan Uji
Barlett dengan langkah-langkah yang dikemukakan Sudjana
(2005:263) sebagai berikut:
31
a) Menentukan variasi gabungan dari semua populasi dengan
rumus: 푆 = ∑( )∑( )
b) Menentukan harga satuan Barlett (B) dengan rumus:
퐵 = (log푆 )∑(푛 − 1)
c) Menghitung nilai statistik khi-kuadrat dengan rumus
풳 = ln 10 {퐵 − ∑(푛 − 1) log푆 }
Kriteria pengujian: Tolak H0 jika 풳 ≥ 풳( , )
Terima H0 jika 풳 < 풳( , )
Dari hasil analisis yang dilakukan didapat 풳 = 0.5968
dan 풳 = 14.1. Jadi 풳 < 풳 , berarti H0 diterima
pada taraf nyata α = 0.05 dan dapat disimpulkan bahwa 8 kelas
populasi mempunyai variansi hasil belajar yang homogen.
(Lampiran 3 halaman 84)
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan di atas, di peroleh
data yang berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang
homogen. Selanjutnya dilakukan Uji kesamaan rata-rata dengan
langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sudjana (2005: 304-305)
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah kuadrat rata-rata dengan rumus:
퐽퐾(푅) = 푅 =∑
dengan 퐽 = 퐽 + 퐽 + ⋯+ 퐽
퐽푖 = 푗푢푚푙푎푠 푠푖푠푤푎 푘푒푙푎푠 푘푒 푖
32
2. Menghitung jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus:
퐽퐾(퐴) = 퐴 = ∑ − 퐽퐾(푅)
3. Menghitung jumlah kuadrat total dengan rumus:
퐽퐾(푇) = ∑푌 = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) dari semua nilai
pengamatan.
4. Menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus:
퐽퐾(퐷) = 퐷 = 퐽퐾(푇)− 퐽퐾(퐴) − 퐽퐾(푅)
5. Menghitung rata-rata kelompok dengan rumus:
푅퐽퐾(퐴) = ( )
6. Menghitung rata-rata kuadrat dalam kelompok dengan rumus:
푅퐽퐾(퐷) = ( )
7. Menguji signifikan dari kelompok dengan rumus:
퐹 =푅퐽퐾(퐴)푅퐽퐾(퐷)
8. Memasukkan hasil perhitungan langkah 1-7 kedalam tabel
analisis variansi untuk uji kesamaan rata-rata, dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.3 : Tabel Analisis Variansi untuk Uji Kesamaan Rata-rata Sumber Variasi DK JK RJK F
Rata-rata 1 1284828,43 1286237,467 Antar kelompok 7 57,35 8,192857143 0,07922 Dalam kelompok 251 25958,22 103,4192032
Total 259 1310844
33
Kriteria pengujian adalah terima H0: 휇 = 휇 = ⋯ = 휇 , jika
퐹 < 퐹( )( , ), pada tingkat kepercayaan 95% artinya
populasi mempunyai kesamaan rata-rata.
Dari hasil analisis diperoleh nilai 퐹 = 0.07922 dan
퐹 . ( , )= 2.04. Hal ini berarti 퐹 < 퐹0.05 ( 7, 251) sehingga
H0: 휇 = 휇 = ⋯ = 휇 diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
Kesimpulan yang diperoleh bahwa populai mempunyai kesamaan
rata-rata. Hasil analis uji kesamaan rata-rata dapat dilihat pada
lampiran 4 halaman 85.
Berdasarkan hasil analisis uji normalitas, uji homogenitas variansi
dan uji kesamaan rata-rata diperoleh data yang berdistribusi normal,
bervariansi homogen dan memiliki kesamaan rata-rata, maka
selanjutnya dilakukan pemilihan sampel secara acak untuk
menentukan kelas eksperimen dan kontrol. Dari pengundian terpilih
kelas VII.2 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.4 sebagai kelas
kontrol.
C. Variabel dan Data
1. Variabel
Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek penelitian
(Arikunto, 2010: 161). Pada penelitian ini ada dua variabel yang
menjadi perhatian utama yaitu variabel bebas dan veriabel terikat.
34
a. Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang akan berpengaruh terhadap
variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
perlakuan yang diberikan pada sampel penelitian yaitu
pembelajaran matematika dengan penerapan pendekatan PMR
b. Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang akan dipengaruhi oleh
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
pemahaman konsep matematika siswa.
2. Data
a. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata
dan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
bilangan. Adapun data kualitatif dalam penelitian ini yaitu berupa
catatan lapangan selama penelitian sedangkan data kuantitatif
berupa nilai kuis dan tes akhir pemahaman konsep matematika
siswa kelas VII SMPN 31 Padang.
b. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data
primer dan sumber data sekunder, yaitu:
1) Sumber data primer berupa hasil tes akhir pemahaman konsep
siswa yang bersumber dari sampel setelah penelitian.
35
2) Data sekunder bersumber dari guru bidang studi matematika
kelas VII SMP Negeri 31 Padang
D. Prosedur Penelitian
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam prosedur penelitian yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan adalah:
a. Menentukan jadwal penelitian. Penelitian dimulai dari tanggal 6
Februari 2013 sampai 2 Maret 2013.
b. Mengurus surat izin penelitian
c. Menentukan kelas sampel yang terdiri dari kelas eksperimen dan
kontrol.
d. Mempersiapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) kelas
eksperimen dan kelas kontrol. yaitu:
1) RPP kelas eksperimen (Lampiran 6 halaman 88)
2) RPP kelas control (Lampiran 7 halaman 95)
e. Mempersiapkan Lembar Diskusi Siswa (LDS) pada kelas
eksperimen sesuai dengan sub pokok bahasan. (Lampiran 10
halaman 119 )
f. Mempersiapkan sumber bahan pelajaran yang diperlukan untuk
mendukung pembelajaran dengan pendekatan PMR.
g. Mempersiapkan instrument penelitian berupa kuis dan soal tes
akhir yang akan diberikan pada akhir pokok bahasan. Soal dan
36
jawaban kuis dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103 dan
lampiran 9 halaman 109.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pada Kelas Eksperimen
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran,
menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam
proses pembelajaran dan aturan yang harus ditaati siswa
dalam proses belajar mengajar berlangsung serta hasil
belajar yang diharapkan akan dicapai oleh siswa.
b) Guru menginformasikan dan menjelaskan kepada siswa
metode pembelajaran yang digunakan yaitu pendekatan
PMR. Dimana siswa akan berkelompok dalam proses
pembelajaran.
c) Guru membentuk kelompok dimana setiap kelompok terdiri
dari 4 sampai dengan 5 orang siswa dengan kemampuan
akademik yang heterogen. Pembagian kelompok ada pada
Lampiran 5 halaman 87.
d) Guru memotivasi siswa agar lebih aktif dalam proses
pembelajaran.
37
2) Kegiatan Inti (55 menit)
a) Guru mengkondisikan siswa agar duduk secara
berkelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan
sebelumnya.
b) Guru membagikan lembar diskusi siswa yang berisikan
masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi yang
akan dipelajari pada masing-masing kelompok.
c) Guru memberikan pengarahan/petunjuk seperlunya tentang
apa yang ada pada LDS, terbatas pada bagian-bagian
tertentu dari permasalahan yang belum dipahami.
d) Siswa secara berkelompok menyelesaikan masalah
kontekstual dengan cara mereka sendiri berdasarkan
pengetahuan awal yang dimilikinya. Dengan menggunakan
lembar diskusi, siswa memikirkan strategi pemecahannya.
Guru mengamati, memotivasi, dan memberi bimbingan
terbatas, sehingga siswa dapat memperoleh penyelesaian
masalah-masalah tersebut.
e) Siswa membandingkan dan mendiskusikan jawaban yang
mereka peroleh dengan anggota kelompok mereka.
f) Setelah berdiskusi kelompok, Guru menunjuk beberapa
perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan ide-ide
penyelesaian dan alasan dari jawabannya pada diskusi
kelas. Kemudian masing-masing kelompok diberi
38
kesempatan untuk menyampaikan tanggapan atau idenya
terhadap presentasi kelompok yang tampil dan
membandingkan hasil diskusi mereka. Pada tahap ini siswa
dapat menjadi lebih aktif dan berani dalam mengemukakan
idenya walaupun berbeda dengan pendapat yang lain.
g) Guru sebagai fasilitator dan moderator membimbing siswa
berdiskusi, mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi
terbaik dalam menemukan aturan/prinsip materi yang
dipelajari.
3) Kegiatan penutup (15 menit)
a) Berdasarkan hasil diskusi kelas, guru memberi kesempatan
pada siswa untuk menarik kesimpulan suatu konsep atau
prosedur yang terkait dengan masalah realistik yang
diselesaikan.
b) Menjelang pelajaran berakhir guru memberikan kuis guna
untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang
telah dipelajari dan tugas sebagai latihan siswa dirumah.
b. Pelaksanaan pada kelas kontrol
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru membuka pelajaran dan menyampaikan indikator.
b) Guru menyampaikan tujuan dari proses pembelajaran.
39
2) Kegiatan Inti (55 menit)
a) Guru menyajikan materi pelajaran secara klasikal kepada
siswa dan memberikan beberapa contoh soal.
b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
yang dijelaskan guru.
c) Siswa diberi kesempatan untuk menyalin materi yang telah
dijelaskan oleh guru dibuku catatan
d) Guru memberikan soal latihan dan menyuruh siswa
mengerjakannya
e) Guru berkeliling mengontrol dan membimbing siswa dalam
mengerjakan latihan.
f) Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan
soal kedepan.
g) Guru dan siswa secara bersama-sama membahas soal-soal
yang belum terjawab siswa.
3) Kegiatan Penutup (15 menit)
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari, dan selanjutnya memberikan pekerjaan
rumah (PR).
40
3. Tahap Penyelesaian
Pada tahap penyelesaian ini, dilakukan penilaian dengan
memberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui perbedaan pemahaman konsep kedua kelas tersebut.
E. Instrumen Penelitian
1. Kuis
Kuis digunakan untuk melihat perkembangan pemahaman
konsep matematika siswa selama diterapkannya pendekatan PMR.
Pada penelitian ini kuis dilaksanakan setiap akhir pertemuan.
2. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang
didengar, dilihat, diamati, dan dipikirkan dalam rangka
mengumpulkan data dalam pelaksanaan penelitian. Pada catatan
lapangan ini akan dicatat seluruh kegiatan pembelajaran serta sikap
siswa dari awal sampai akhir pembelajaran selama penelitian
berlangsung. Catatan Lapangan dapat dilihat pada lampiran 26
halaman 189.
3. Tes Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep matematika siswa dapat dilihat dari tes
akhir yang berbentuk tes uraian/essay yang diberikan pada akhir
penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
41
a. Menyusun Tes
Mengetahui valid atau tidaknya suatu tes cukup dianalisa
dengan validitas isi atau validitas kurikulum. Arikunto (2007:64)
mengatakan bahwa:
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas apabila mengukur tujuan khusus yang sejajar dengan materi atau materi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas ini sering juga disebut validitas kurikuler.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan agar memperoleh soal tes
yang valid adalah:
1) Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu untuk mengetahui
pemahaman konsep matematika siswa.
2) Membuat batasan materi yang akan diujikan
3) Membuat kisi-kisi soal tes akhir pemahaman konsep
(Lampiran 11 halaman 129)
4) Menyusun soal tes pemahaman konsep berdasarkan kisi-kisi
yang telah dibuat beserta pedoman jawaban (Lampiran 12
halaman 132 )
5) Melakukan validitas tes kepada beberapa ahli, yang dalam
penelitian ini yaitu dosen matematika dan guru matematika
b. Uji Coba Tes
Sebelum tes diberikan kepada kelas sampel, tes diuji cobakan
dulu pada sekolah yang KKMnya hampir sama dengan tempat
42
penelitian. Agar tes yang disusun itu memiliki kriteria butir soal
yang baik, maka butir soal tersebut perlu diuji cobakan terlebih
dahulu dan perlu dianalisis untuk mendapatkan butir soal yang
akan memenuhi kriteria tersebut.
Adapun tujuan uji coba tes menurut Ratumanan (2003:62)
adalah:
1) Mengidentifikasi soal-soal yang baik dan yang jelek. 2) Mengidentifikasi tingkat kesukaran soal. 3) Mengidentifikasi daya pembeda soal. 4) Menentukan alokasi waktu yang ideal. 5) Menemukan saling hubungan antar soal dan menghindari
adanya tumpang tindih. 6) Menemuan kelemahan-kelemahan dalam petunjuk.
Dalam penelitian ini, ujicoba tes dilaksanakan pada tanggal 21
Februari 2013 yang diikuti 30 orang siswa kelas VII SMP Negeri
18 Padang.
Setelah tes diujicobakan data tersebut dianalisis sehingga
diperoleh tabulasi jawaban uji coba tes (Lampiran 13 halaman
140). Selanjutnya data tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu
kelompok tinggi dan kelompok rendah untuk menganalisis butir
soal (Lampiran 14 Halaman 142).
c. Analisis Butir Soal
Analisis butir soal dilakukan setelah uji coba tes dilaksanakan.
Hal ini dilakukan untuk melihat keberadaan soal-soal yang disusun
baik atau tidak. Dalam melakukan analisis butir soal ada tiga hal
yang perlu diperhatikan:
43
1) Tingkat Kesukaran Butir Soal
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang berbentuk
essay digunakan rumus yang dikemukakan oleh Depdiknas
(2008: 9) yaitu:
Mean =Jumlah skor siswa pada suatu soalJumlah siswa yang mengikuti tes
TK = MeanSkor maksimal yang telah ditetapkan pada pedoman penskoran
Dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.4: Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Indeks tingkat kesukaran Kriteria
0.00 ≤ 푇퐾 ≤ 0.30 Soal tergolong sukar 0.31 ≤ 푇퐾 ≤ 0.70 Soal tergolong sedang 0.7 ≤ 푇퐾 ≤ 1.00 Soal tergolong mudah
Dari hasil analisis perhitungan indeks tingkat kesukaran
soal diperoleh 2 soal memiliki indeks kesukaran sukar yaitu soal
nomor 4 dan soal no 12, soal yang memiliki indeks kesukaran
sedang yaitu soal nomor 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, dan 10 serta soal
nomor 6 memiliki indeks kesukaran sedang. Perhitungan
tingkat kesukaran dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 144.
2) Indeks Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (menguasai materi yang
ditanyakan) dengan siswa yang kurang pandai (belum
menguasai materi yang ditanyakan).
44
Untuk mengetahui indeks daya pembeda soal digunakan
rumus yang dikemukakan oleh Depdiknas (2008: 12) yaitu:
DP =mean kelompok atas− mean kelompok bawah
skor maksimum soal
Menurut Depdiknas (2008: 12), klasifikasi daya pembeda
soal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5: Kriteria Indeks Daya Pembeda Indeks daya pembeda Kriteria
0.40 ≤ 퐷푃 ≤ 1.00 Butir soal diterima/baik 0.30 ≤ 퐷푃 ≤ 0,39 Butir soal diterima/diperbaiki 0.20 ≤ 퐷푃 ≤ 0.29 Butir soal diperbaiki 0.00 ≤ 퐷푃 ≤ 0.20 Butir soal tidak dipakai
Dari hasil analisis data diperoleh 8 soal tergolong pada
kriteria butir soal diterima/baik yaitu soal nomor 1,3, 5, 6, 7, 8, 9
dan 11, 1 soal tergolong pada kriteria butir soal diperbaiki yaitu
soal nomor 10 dan 3 soal tergolong pada kriteria butir soal yang
tidak dipakai yaitu soal nomor 2, 4 dan 12. Perhitungan daya
pembeda dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 145 dan hasil
analisis uji coba tes akhir ada pada lampiran 17 halaman 146.
3) Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah ukuran ketepatan alat penelitian dalam
mengukur suatu yang diukur. Untuk menentukan reliabilitas tes
(Arikunto, 2010:109) digunakan rumus:
푟 = 1 − ∑ 휎 =∑
∑
45
Keterangan: 푟 = Reliabilitas yang dicari 푛 = Banyak soal 푁 = Banyak siswa ∑휎 = Jumlah varians skor tiap-tiap item 휎 = Variansi total
Tabel 3.6: Kriteria Reliabilitas
Reliabilitas Kriteria 0,80 < 푟 ≤ 1,00 Korelasi sangat tinggi 0,60 < 푟 ≤ 0,80 Korelasi tinggi 0,40 < 푟 ≤ 0,60 Korelasi sedang 0,20 < 푟 ≤ 0,40 Korelasi rendah 0,00 < 푟 ≤ 0,20 Korelasi sangat rendah
Hasil dari reliabilitas tes yaitu 0.88 yang berarti tes
memiliki reliabilitas yang sangat tinggi dalam mengumpulkan
data. (Lampiran 18 halaman 147)
d. Pelaksanaan Tes Akhir
Setelah dilaksanakan proses pembelajaran dengan Pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) pada kelas eksperimen
dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, maka diadakan
tes akhir. Tes dilakukan kepada kedua kelas sampel, baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol dengan soal yang sama. Soal tes
akhir serta pedoman jawaban dapt dilihat pada lampiran 19
halaman 149 dan lampiran 20 halamn 151.
46
F. Teknik Analisis Data
Sebelum dilakukan analisis terhadap perkembangan pemahaman
konsep dan tes pemahaman konsep matematis siswa, terlebih dahulu
dilakukan penskoran untuk mengukur pemahaman konsep dengan
menggunakan rubrik analitik dengan skala 4. Menurut Iryanti
(2004: 13) “Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan
beberapa kriteria yang ditentukan. Dengan menggunakan rubrik ini
dapat dianalisa kelemahan dan kelebihan seorang siswa terletak pada
kriteria yang mana”. Berikut ini adalah contoh rubrik analitik yang telah
dimodifikasi berdasarkan pada penilaian unjuk kerja, Puji Iryanti (2004:
17) seperti pada Tabel 3.6.
Tabel 3.7 .Rubrik Analitik
Indikator Skala
1 (Tidak memuaskan)
2 (Cukup memuaskan) 3 (Memuaskan) 4 (Superior)
Menyatakan
ulang sebuah
konsep.
Tidak benar
/tidak dapat
menyatakan
ulang sebuah
konsep
Menyatakan
ulang sebuah
konsep dengan
bahasa yang
kurang tepat dan
tidak lengkap
Menyatakan
ulang sebuah
konsep dengan
bahasa yang
kurang tepat.
Menyatakan
ulang sebuah
konsep dengan
bahasa yang
tepat dan
lengkap.
Memberi
contoh dan
bukan contoh
dari suatu
konsep
Tidak
benar/Tidak
dapat
memberikan
contoh dari
suatu konsep.
Contoh yang
diberikan tidak
lengkap/ hanya
sebagian yang
benar
Contoh yang
diberikan
lengkap tetapi
masih belum
jelas.
Memberikan
contoh dari
suatu konsep
dengan
lengkap dan
jelas.
47
Indikator Skala
1 (Tidak memuaskan)
2 (Cukup memuaskan) 3 (Memuaskan) 4 (Superior)
Mengguna
kan,
memanfaat
kan dan
memilih
prosedur atau
operasi
tertentu
Tidak ada
prosedur sama
sekali atau
tidak tepat
benar dalam
mengguna
kan,
memanfaat
kan dan
memilih
prosedur atau
operasi
tertentu
Prosedur atau
operasi yang
digunakan tidak
lengkap dan
terdapat banyak
kesalahan dalam
mengoperasikan
prosedur
Mengguna kan,
memanfaat kan
dan memilih
prosedur atau
operasi tertentu
dengan tepat
walaupun tidak
sistematis
Mengguna
kan,
memanfaatkan
dan memilih
prosedur atau
operasi
tertentu
dengan tepat,
sistematis dan
tidak ada
kesalahan
dalam
mengoperasika
n prosedur.
Mengaplikasi
kan konsep
atau
algoritma ke
pemecahan
masalah.
Tidak benar/
tidak dapat
Mengaplikasik
an konsep atau
algoritma ke
pemecahan
masalah.
Konsep/algoritm
a yang
diaplikasikan ke
pemecahan
masalah kurang
jelas dan hanya
sebagian
penyelesaian
yang benar
Mengaplikasika
n konsep/
algoritma ke
pemecahan
dengan tepat
tetapi langkah
penyelesaian
masih belum
lengkap
Mengaplikasik
an konsep/
algoritma ke
pemecahan
dengan tepat
dan langkah
penyelesaian
yang lengkap.
48
Berdasarkan rubrik yang telah dibuat dapat dinilai kuis dan tes
akhir yang dilakukan siswa. Dari skor pemahaman konsep yang
diperoleh siswa kemudian dirubah ke dalam bentuk nilai siswa.
Perhitungan skor pemahaman konsep dan penilaian untuk kuis dan tes
akhir dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
퐒퐤퐨퐫 퐬퐢퐬퐰퐚 = 퐁퐨퐛퐨퐭 퐒퐨퐚퐥× 퐬퐤퐚퐥퐚 퐲퐚퐧퐠 퐝퐢퐩퐞퐫퐨퐥퐞퐡 퐬퐢퐬퐰퐚
퐍퐢퐥퐚퐢 퐬퐢퐬퐰퐚 = 퐭퐨퐭퐚퐥 퐒퐤퐨퐫 퐬퐢퐬퐰퐚퐭퐨퐭퐚퐥 퐒퐤퐨퐫 퐦퐚퐤퐬퐢퐦퐮퐦 퐬퐨퐚퐥
× ퟏퟎퟎ
Hasil Perhitungan skor dan nilai pada kuis ada pada lampiran 21
halaman 166 dan tes akhir pada lampiran 22 halaman 174. Dari data
skor pemahaman konsep siswa diperoleh nilai yang digunakan untuk
menganalis perkembangan pemahaman konsep matematis dan tes
pemahaman konsep sebagai berikut:
1. Perkembangan Pemahaman Konsep Matematika
Perkembangan pemahaman konsep matematika siswa dilihat
dari kuis yang dilaksanakan setiap akhir pertemuan. Analisis untuk
menjawab bagaimana perkembangan pemahaman konsep matematis
siswa dilihat dari rata-rata nilai kuis yang diperoleh siswa pada
setiap pertemuan. Dari rata-rata yang diperoleh kemudian dianalisis
peningkatan ataupun penurunan yang terjadi pada pemahaman dan
penguasaan konsep siswa pada setiap kuis. Apabila terjadi
peningkatan pada rata-rata nilai kuis siswa dari suatu pertemuan ke
pertemuan berikutnya maka ini berarti perkembangan pemahaman
konsep matematis siswa sudah baik, karena konsep yang dipelajari
49
pada pertemuan sebelumnya berkaitan dengan materi berikutnya.
Rata-rata yang diperoleh siswa pada setiap kuis menunjukkan tingkat
pemahaman dan penguasaan konsep siswa pada materi tersebut,
meningkatnya rata-rata menunjukkan konsep yang dipelajari siswa
sudah tertanam dengan baik sedangkan menurunnya rata-rata siswa
menunjukkan pemahaman dan penguasaan konsep siswa pada suatu
pertemuan belum begitu baik.
2. Tes Pemahaman Konsep
Analisis tes pemahaman konsep bertujuan untuk menguji
apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Teknik analisis
data yang peneliti gunakan untuk menguji hipotesis adalah uji
perbedaan rata-rata dengan menggunakan t-tes. Dalam menganalisis
data ini penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan nilai tes akhir pemahaman konsep kedua kelas
sampel yaitu kelas eksperimen dan kontrol, kemudian dihitung
rata-rata dan simpangan bakunya.
b. Uji Hipotesis
Sebelum melakukan uji perbedaan rata-rata untuk menguji
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan
homogenitas variansi pada kedua kelas sampel.
1) Uji Normalitas
Melakukan uji normalitas terhadap masing-masing
kelompok data dengan menggunakan uji Liliefors. Dalam
50
uji normalitas akan diuji hipotesis bahwa sampel berasal
dari populasi berdistribusi normal. Untuk pengujian
hipotesis ini Sudjana (2005:446-467) mengemukakan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Data X1, X2, X3, …,Xn diperoleh dan disusun dari yang
terkecil sampai terbesar.
b) Data X1, X2, X3,…,Xn dijadikan bilangan baku Z1,
Z2,…,Zn dengan menggunakan rumus:
Zi =
Dimana : S = Simpangan baku sampel X = Skor rata-rata Xi = Skor tiap siswa
c) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(Zi) = P (Z ≤ Zi)
d) Menghitung proporsi skor baru Z1, Z2, …,Zn yang lebih
kecil atau sama Zi yang dinyatakan dengan S(Zi) dengan
menggunakan rumus:
푆(푍 ) = , ,…,
e) Menghitung selisih antara F(Zi) dengan S(Zi) kemudian
tentukan harga mutlaknya.
f) Ambil harga mutlak yang terbesar dari harga mutlak
selisih itu, diberi symbol L0.
L0 = maks |F(Zi)− S(Zi)|
51
g) Kemudian bandingkan L0 dengan nilai kritis yang
diperoleh dari daftar nilai kritis untuk uji Lilifors pada
taraf nyata α yang ditentukan. Kriterianya adalah terima
H0 bahwa data hasil belajar berdistribusi normal jika L0≤
Ltabel. Dan dalam hal lain hipotesis H0 ditolak.
2) Uji homogenitas variansi
Uji homogenitas variansi ini bertujuan untuk melihat
apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang
homogen atau tidak. Untuk mengujinya dilakukan uji F.
Dalam hal ini H0 : 휎12 = 휎2
2 dan H1: 휎12≠ 휎1
2 dimana 휎12
dan 휎22 adalah variansi dari masing-masing kelompok
sampel. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah uji F yang dikemukakan Sudjana (2005: 250) adalah:
F =
Terima hipotesis H0 jika 퐹 < 퐹 ( , ) dan tolak H0
jika 퐹 ≥ 퐹 ( , ) .
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi
pada kedua kelas sampel maka selanjutnya dapat dilakukan uji
perbedaan rata-rata untuk menentukan apakah terdapat
perbedaan pemahaman konsep siswa pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan uji t. Pasangan
hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah:
52
H0: 휇 = 휇 : Pemahaman konsep matematis siswa yang
diterapkan pendekatan PMR sama baiknya
dengan pemahaman konsep matematis siswa
yang menggunakan pembelajaran konvensional
H1: 휇 > 휇 : Pemahaman konsep matematis siswa yang
diterapkan pendekatan PMR lebih baik dari
pemahaman konsep matematis siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional
Jika data berdistribusi normal dan mempunyai variansi
homogen, maka uji statistik yang digunakan menurut Sudjana
(2005: 239) adalah:
푡 = dengan 푆 = ( ) ( )
Dimana: 푋 = Nilai rata-rata tes pemahaman konsep kelas eksperimen 푋 = Nilai rata-rata tes pemahaman konsep kelas kontrol n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen n2 = Jumlah siswa kelas kontrol 푆 = Variansi hasil tes pemahaman konsep kelas eksperimen 푆 = Variansi hasil tes pemahaman konsep kelas kontrol
Kriteria pengujian:
Terima hipotesis H0 jika 푡 < 푡 , dengan
푑푘 = 푛 + 푛 − 2, untuk harga t lainnya H0 ditolak.