bab iii

47
BAB III MANAJEMEN PROYEK III.1 Tinjauan Umum Suatu proyek biasanya ditandai oleh suatu hal yang kompleks dan banyak sekali mengandung resiko serta ketidakpastian yang terlihat dalam pelaksanaanya. Semakin besar suatu proyek, semakin besar pula kekompleka dan resiko ketidakpastian. Untuk mencapai hasil yang seoptimal mungkin sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan diperlukan suatu system kerja yang terpadu, disiplin kerja dan pembagian tanggung jawab yang jelas dengan kata lain adanya suatu manajemen proyek yang baik. Manajemen proyek adalah suatu proses yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan ( hasil yang optimum, efektif, dan efisien). Manajemen proyek yang akan dapat terwujud, apabila system yang digunakan benar benar dapat terlaksana dengan baik dan tepat. Hal ini beegitu penting karena secara keseluruhan berpengaruh pada kelancaran pekerjaan, efisiensi waktu, dan efisiensi

Upload: maulinatayangpindho

Post on 23-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

LAPORAN KERJA PRAKTEK

TRANSCRIPT

BAB III

MANAJEMEN PROYEK

III.1 Tinjauan Umum

Suatu proyek biasanya ditandai oleh suatu hal yang kompleks dan banyak

sekali mengandung resiko serta ketidakpastian yang terlihat dalam pelaksanaanya.

Semakin besar suatu proyek, semakin besar pula kekompleka dan resiko

ketidakpastian. Untuk mencapai hasil yang seoptimal mungkin sesuai dengan sasaran

yang telah ditetapkan diperlukan suatu system kerja yang terpadu, disiplin kerja dan

pembagian tanggung jawab yang jelas dengan kata lain adanya suatu manajemen

proyek yang baik.

Manajemen proyek adalah suatu proses yang terdiri dari kegiatan

merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya

perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan ( hasil yang

optimum, efektif, dan efisien). Manajemen proyek yang akan dapat terwujud, apabila

system yang digunakan benar benar dapat terlaksana dengan baik dan tepat. Hal ini

beegitu penting karena secara keseluruhan berpengaruh pada kelancaran pekerjaan,

efisiensi waktu, dan efisiensi anggaran biaya. Adapun fungsi proses manajemen

proyek adalah sebagai berikut:

a. Merencanakan

Memilih dan menentukan langkah kegiatan, sehingga langkah pertama adalah

menentukan sasaran yang hendak dicapai dan menyusun urutan langkah kegiatan

(menjembatani antara sasaran yang akan diraih dengan keadaan awal).

b. Mengorganisir

Mengatur, menjalankan, dan mengalokasikan kegiatan dan sumber daya kepada

kelompok atau organisasi agar mencapai sasaran secara efisien, sehingga perlu

pengaturan peranan masing masing anggota dalam pembagian tugas dan tanggung

jawab.

c. Memimpin

Mengarahkan dan mempengaruhi sumber daya manusia dalam organisai agar mau

bekerja dengan suka rela dan penuh tanggung jawab untuk mencapai tanggung

jawab.

d. Mengendalikan

Adalah menuntun dalam arti memantau, mengkaji, dan mengoreksi agar hasil

kegiatan sesuai dalam arti selalu diukur dan dibandingkan dengan rencana.

Sehingga pengendalian merupakan upaya untuk meyakini bahwa kegiatan

bergerak kea rah sasaran yang diinginkan.

III.2. Unsur Unsur Pengelola Proyek

Dalam proses pembangunan suatu proyek yang meliputi proses perancangan,

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemeliharaan, serta pemanfaatannya adlah

merupakan suatu proses tahapan yang harus dilaksanakan secara sistematik dan

berkesinambungan.

Dalam proses ini bermacam-macam unsur proyek yang saling berkaitan satu

sama lain, dimana setiap unsur tidak dapat berdiri dan berjalan sendiri, tetapi saling

terkait dalam pelaksanaan tugasnya. Setiap unsur mempunyai tugas dan tanggung

jawab sendiri sendiri. Untuk mengatur setiap unsur tersebut, perlu diterapkan system

manajemen yang baik sebagai alat bantu untuk menjamin pelaksanaan pembangunan

agar berhasil dengan baik.

Unsur-unsur pengelola organisasi proyek yang terlibat dalam proyek

pembangunan Apartemen Solo Center Point ini terdiri dari:

a. Pemilik proyek : PT. DUTA MITRA PROPERTINDO

b. Konsultan Arsitektur : PTI. ARCHITECTS

c. Konsultan Interior : PTI. INTERIORS

d. Konsultan Struktur : PT. SENTRA REKA STRUKTUR

e. Konsultan M/E : PT. GRADIAN MITRA KARSA

f. Konsultan Pengawas : PT. DUTA MITRA PROPERTINDO

g. Kontraktor / Pelaksana : PT. MUKTI ADHI SEJAHTERA

h. Konsultasn Quantity Surveyor : WTP Indonesia

i. Penyedia bahan material : PT. PIONIR BETON, PT. HANIL

JAYA, PT. BETON KONSTRUKSI

WIJAYA, BASF, GEO TEXTILE, dan

PASIR GUNUNG.

III.2.1. Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum uang mempunyai ide dan

memiliki sarana untuk mewujudkan ide tersebut, yaitu dengan menyampaikan

keinginannya kepada seorang ahli atau badan hukum untuk merencanakan apa yang

dikehendaki dan menyediakan dana untuk merealisasikan ide tersebut. Istilah lain

untuk pemilik proyek adalah employer, client atau bouwheer.

Pada proyek pembangunan Apartemen Solo Center Point ini selaku pemilik

proyek atau owner adalah PT. DUTA MITRA PROPERTINDO.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pemilik proyek atau owner antara lain:

a. Memilih dan mengangkat konsultan perencana, konsultan pengawas dan

kontraktor.

b. Mengusahakan pembebasan tanah dengan ganti rugi tanah, bangunan, dan hak atas

tanah (menyediakan lahan dan menerapkan lokasi proyek)

c. Mengusahakan ijin-ijin yang diperlukan sebelum dan selama pelaksanaan proyek

pembangunan berlangsung.

d. Menyediakan biaya bagi realisasi proyek termasuk pembayaran bagi pihak-pihak

yang terlibat sesuai kontrak.

e. Memberi tugas kepada perencana untuk membuat gambar dan hitungan rencana

serta menyetujui bila telah sepakat.

f. Mengeluarkan SPK (Surat Perintah Kerja) kepada pihak kontraktor.

g. Berhak membatalkan pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar

rencana dan berhak mencabut kontrak dengan kontraktor apabila dipandang tidak

dapat melaksanakan tugas yang diberikan sesuai kontrak yang baik.

h. Menerima pekerjaan yang sudah selesai dan menyetujuinya.

i. Mengambil keputusan akhir yang mengikat mengenai pembangunan proyek dan

menerima pekerjaan proyek pembangunan yang telah selesai dan menyetujuinya.

j. Mengambil keputusan akhir yang mengikat mengenai pembangunan proyek dan

menerima pekerjaan proyek pembangunan yang telah selesai dan menyetujuinya.

III.2.2. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah orang atau badan usaha yang bergerak di bidang

perencanaan struktur, arsitek, dan ME (mechanical electrical) yang menerima tugas

dari pemilik proyek (owner) untuk merencanakan dan memberikan penjelasan tentang

bangunan yang direncanakan secara lengkap dan memberikan nasehat yang tertuang

dalam bentuk gambar rencana (bestek) dengan syarat-syarat yang telah ditentukan,

baik secara teknis maupun administrasi.

Proyek Pembangunan Apartemen Solo Center Point ini menggunakan jasa

konsultan yang lebih spesifik di bidangnya atau special di bidangnya masing-masing,

sehingga secara garis besar konsultan perencana dibagi menjadi 4 bagian, antara lain:

- Konsultan Arsitektur

Bertugas sebagai perencana bentuk dan dimensi bangunan. Dalam proyek ini

adalah PTI. ARCHITECTS.

- Konsultan Interior

Bertugas untuk membuat design interior. Dalam proyek ini adalah

PTI.INTERIORS.

- Konsultan Struktur

Bertugas sebagai perencana sturktur bangunan. Dalam proyek ini adalah PT.

SENTRA REKA STRUKTUR.

- Konsultan Mechanical Electrical (M/E)

Bertugas sebagai perencana mekanikal dan elektrikal bangunan. Dalam proyek ini

adalah PT. GRADIAN MITRA KARSA.

Konsultan perencana mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Membuat rencana pelaksanaan dan gambar kerja, merencanakan alat dan bahan

yang digunakan serta metode pelaksanaan dan membuat rencana anggaran biaya

proyek (RAB) sesuai ide dan gagasan dari owner, baik untuk perancangan

struktur dan arsitektur berdasarkan peraturan-peraturan dan syarat-syarat kerja

yang telah ada di Indonesia.

b. Membuat rencana baru setiap terjadi perubahan rencana dari rencana semula

akibat adanya kendala-kendala fisik di lokasi proyek dan hasil perubahan rencana

tersebut dapat dipertanggungjawabkan kepada pemilik proyek (owner).

III.2.3. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah suatu organisasi multi disipliner yang bekerja

sama untuk dan atas nama pemilik serta harus mampu bekerja sama dengan konsultan

perencana agar mencapai hasil yang optimal dari suatu proyek yaitu tepat waktu dan

efisien sesuai persyaratan. Dalam proyek ini sebagai konsultan pengawas adalah PT.

DUTA MITRA PROPERTINDO yang memiliki tugas, tanggung jawab, dan

wewenang antara lain :

a. Mengendalikan dan mengawasi pekerjaan sehari-hari di lapangan

b. Mengontrol pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan gambar kerja, dan

membuat laporan tertulis (harian, mingguan, bulanan) tentang kemajuan proyek.

c. Mengontrol pekerjaan sesuai dengan time schedule yang dibuat oleh kontraktor

pelaksana.

d. Memberikan penjelasan tentang detail gambar bestek baik secara lisan maupun

tertulis kepada kontraktor pelaksana.

e. Membantu owner dalam pemyusunan laporan inventarisasi, pemeriksaan dan

persetujuan mengenai penyerahan material dan peralatan dari gudang.

f. Mmberikan pertimbangan – pertimbangan terhadap usul – usul dari owner atau

konsultan perencana dalam penyelenggara proyek ini kepada pelaksana.

g. Menyetujui pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana.

h. Menyetujui revisi gambar yang diajukan oleh kontraktor pelaksana.

i. Memberikan saran dan peringatan kepada kontraktor pelaksana atas pelaksanaan

pekerjaan apabila dinilai kurang baik pelaksanaannya atau tidak sesuai dengan

spesifikasi.

III.2.4. Kontraktor / Pelaksana

Kontraktor atau pelaksana adalah pihak yang mengadakan kontrak dengan

pemilik proyek (owner) atau yang diberi kuasa untuk melaksanakan pekerjaan proyek

pembangunan secara fisik sesuai persyaratan-persyaratan dan harga kontrak yang

telah disepakati, termasuk pula pengadaan bahan bangunan dan peralatan konstruksi

dan lain-lain keperluan yang bersifat permanen maupun penunjangnya. Kontraktor

harus benar-benar menguasai setiap pekerjaan yang ditangani agar tidak

mengakibatkan kerugian dari segi biaya dan waktu bagi kontraktor maupun pemilik

proyek.

Dalam melaksanakan pekerjaan kontraktor harus mendapat persetujuan dari

konsultan pengawas setiap kali akan melaksanakan pekerjaan dan harus sesuai

dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh konsultan perencana.

Bertindak sebagai kontraktor atau pelaksana utama pada proyek pembangunan ini

adalah PT. MUKTI ADHI SEJAHTERA yang mempunyai tugas dan wewenang

sebagai berikut:

a. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemberi tugas sesuai nilai

yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborongan.

b. Mmebuat atau menegerjakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat

yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborong (gambar

kerja, bestek)

c. Membuat dokumen mnegenai pekerjaan yang telah dilaksanakan dan diserahkan

kepada pemberi tugas.

d. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja

e. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan pekerjaan.

f. Melakukan perbaikan atas kerusakan-kerusakan atau kekurangan sempurnaan

pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung semua

biayanya.

g. Bertanggungjawab penuh kepada pengawas atau wakil pemilik yang ditunjuk

pemilik untuk melaksanakan proyek.

h. Menyediakan tempat gudang, memenuhi kebutuhan material peralatan yang

digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.

i. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah proyek selesai kepada pemilik dan

melaksanakan pemilihan pasca proyek sesuai dengan kontrak.

j. Menghadiri rapat koordinasi proyek.

k. Berkewajiban untuk memberikan laporan hasil pekerjaan kepada pengawas secara

harian, mingguan dan bulanan yang memuat pelaksanakan pekerjaan, presentasi

kerja yang telah dicapai, jumlah tenaga kerja yang ada, jumlah bahan bangunan

yang masuk dan hal-hal yangmenghambat pekerjaan.

l. Berhak mengajukan permohonan untuk mendapatkan perpanjangan pelaksanaan

kepada pengawas dalam hal keterlambaatan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal

yang bersifat di luar dugaan dan mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan

kepada pemilik proyek (owner).

III.2.5. Konsultan Quantity Surveyor (QS)

Konsultan QS merupakan suatu badan yang ditunjuk oleh owner untuk

membuat dokumen lelang dalam suatu pekerjaan. Selaku konsultan QS pada Proyek

Pembangunan Apartemen Solo Center Point ini adalah WTP Indonesia.

Tugas Quantity Surveyor (QS):

a. Membuat dokumen lelang pekerjaan stuktur, finishing, ME dan sebagainya.

b. Memprogres kemajuan kontraktor masing-masing.

c. Memprogres pekerjaan dan pembayaran.

d. Membuat BQ (Bill of Quantity)

III.2.6. Penyedia Bahan Material (Supplier)

Supplier adalah penyedia bahan-bahan material yang dibutuhkan oleh

kontraktor. Supplier yang terlibat dalam proyek ini adalah PT. PIONIR BETON

(batching plant), PT. HANIL JAYA (besi), PT. BETON KONSTRUKSI WIJAYA

(bekisting), BASF (floor hardener), GEO TEXTILE (waterproofing), dan PASIR

GUNUNG (material alam).

III.3. Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi proyek adalah suatu skema yang menggambarkan suatu

alur kerjasama pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah proyek. Struktur organisasi

berfungsi untuk menjelaskan fungsi, tugas, dan tanggung jawab dari masing-masing

bagian.

Pemilik Proyek

PT. DUTA MITRA PROPERTINDO

Konsultan Pengawas

PT. DUTA MITRA PROPERTINDO

Konsultan Perencana

PTI ARCHITECTS

PTI.INTERIORS

PT. SENTRA REKA

STRUKTUR

PT. GRADIAN MITRA KARSA

Quantity Surveyor

WTP Indonesia

Bagan III.1. Skema Hubungan Kerja Pengelola Proyek

(Sumber : Departemen engineering PT.MAS)

Keterangan:

: Garis instruksi, merupakan garis perintah dalam kaitannya dengan

kontrak kerja

: Garis koordinasi, merupakan tanggung jawab terhadap tugas yang

diberikan

Pada Proyek Pembangunan Solo Center Point ada empat unsur atau pihak

yang terlibat di dalam proyek tersebut. Dimana keempat unsur tersebut mempunyai

hubungan kerja satu sama lain dalam menjalankan tugas dan kewajibannya masing-

masing. Hubungan kerja tersebut dapat bersifat ikatan kontrak, garis koordinasi

maupun perintah.

Dengan model skema hubungan kerjasama pada Proyek Pembangunan

Apartemen Solo Center Point, terdapat kelebihan dan kekurangan, diantaranya:

No Kelebihan Kekurangan

1. Pembagian tugas dan tanggungjawab

jelas sehingga memudahkan

pengawasan pekerjaan

Karena melibatkan banyak pihak

makan untuk mengkoordinasikan

pekerjaan sulit

2. Karena ditangani oleh pihak-pihak

yang ahli di bidangnya maka hasil

Cenderung memprioritaskan pekerjaan

Kontraktor / Pelaksana Utama

PT. MUKTI ADHI SEJAHTERA

yang diperoleh lebih maksimal masing-masing

3. Pemilik proyek tidak terlihat secara

langsung pada pemilihan sub

kintraktor

Sering terjadi miss komunikasi pada

tahap pelaksanaan pekerjaan sub

karena alur yang panjang

Tabel III.1. Skema Hubungan Kerja Pengelola Proyek

(Sumber : Departemen engineering PT.MAS)

III.4. Struktur Organisasi Pengawas Proyek

Pelaksanaan pekerjaan pengawasan harus secara berkesinambungan agar

kemajuannya sesuai dengan rencana kerja (time schedule), kualitas serta kuantitas

yang memenuhi syarat. Kelengkapan laporan dan catatan-catatan data-data lain

sebagai pendukung pelaksanaan atau keterlambatannya, kendala-kendala, serta usaha

yang dilakukan untuk mengatasi kendala keterlambatan tersebut.

Tujuan yang akan dicapai dengan dilakukannya pengawasan adalah:

a. Membimbing dan mengarahkan pelaksana agar tercapai hasil pekerjaan yang

efektif, efisien serta memenuhi standard an rencana yang telah ditetapkan.

b. Mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas

dan kegiatan.

c. Mencegah dan memperbaiki adanya penyimpangan, kelalaian dan kerugian yang

tidak diinginkan.

III.5. Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek

Dalam proyek pembangunan ini, PT. MUKTI ADHI SEJAHTERA sebagai

kontraktor atau pelaksana utama Pembangunan Apartemen Solo Center Point

membentuk suatu badan organisasi pelaksana proyek yang tugasnya melaksanakan

pekerjaan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.

Organisasi proyek yang dilaporkan pada Laporan Kerja Praktek ini adalah organisasi

pelaksana yang mempunyai unsur-unsur seperti terlihat pada diagram berikut ini:

Ir. SAMUEL WAHJUDI

DIREKTUR UTAMA

HERU, ST

PROJECT MANAGER

Bagan III.2. Struktur Organisasi Pelaksana Proyek

(Sumber : Departemen engineering PT.MAS)

SUNU

PROJECT ADVISOR

Ir. PUJO SUHARTO

ENGINEERING MANAGER MANAGER

CHAMDI

SITE MANAGER

AGUS H.

GENERAL AFFAIR

ARIEF DICKY

ENGINEERING SIPIL

MEDI, AGUS

SUPERVISOR STRUCTURE

SETYO

LOGISTIK

KUNTO

DRAFTER STRUCTUREMANDOR

TENAGA KERJA

SOFYAN

MEKANIK

III.5.1. Project Manager

Project manager mempunyai fungsi utama yaitu mengupayakan pencapaian

laba secara dan efektif serta mewakili perusahaan dalam membina hubungan yang

saling menguntungkan dengan pemilik proyek dan/pihak lain diluar perusahaan.

Proyek Pembangunan Apartemen Solo Center Point dipimpin oleh seorang project

manager yang diangkat oleh direksi atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu.

Project manager bertangung jawab atas:

a. Terlaksananya peran sebagai Project Representative

b. Terlaksananya pengendalian Project Scorecard

c. Tercapainya sasaran penjualan, produksi dan laba

d. Terlaksananya pengelolaan sumber daya proyek secara efisien dan efektif dengan

berpedoman pada biaya, mutu, dan waktu yang telah disepakati.

e. Terlaksananya pekerjaan konstruksi untuk menghasilkan produk bermutu dengan

metode efisien dan efektif serta memenuhi persyaratan ikatan kerja yang telah

disepakati oleh pemilik proyek dan perusahaan.

f. Terlaksananya pengupayaan hasil lebih bagi perusahaan dalam setiap kegiatan

pelaksanaan proyek.

g. Terlaksananya peningkatan sumber daya manusia dalam bidang manajemen dan

atau teknis yang meliputi keahlian keterampilan.

h. Terlaksananya pemasukan penerimaan dengan memperhatikan prinsip-prinsip

nilai waktu dari uang.

i. Terlaksananya penyelesaian laporan pertanggunjawaban proyek secara berkala

dan laporan proyek selesai.

j. Terlaksanannya pembinaan hubungan baik antara proyek dengan lingkungannya.

k. Terupayanya terhimpunnya informasi mengenai pasar dalam lingkup proyeknya.

l. Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan

arah perkembangan perusahaan.

III.5.2. Site Manager

Site manager adalah karyawan yang membantu manager proyek di dalam

menangani technical planning di lapangan.

Tugas dan tanggung jawab dari site manager adalah sebagai berikut:

a. Selaku personil yang mewakili perusahaan untuk melakukan hubungan kerja

dengan pihak pengelola proyek/pemilik proyek dan bertanggung jawab kepada

manager proyek.

b. Membantu pengarahan kegiatan uraian secara umum kepada pelaksanana pekerja

di lapangan.

c. Mengatur staregi penanganan proyek sesuai kemampuan kontraktor/pelaksana

utama.

d. Mempelajari dan mengevaluasi waktu rencana (time schedule) dengan

mengadakan pengecekan terhadap pengukuran prestasi pihak yang terlibat dalam

pelaksana di lapangan.

e. Memeriksa dan mengkoordinasi gambar rencana (bestek) pelaksanaan.

f. Membuat program rencana kerja mingguan dan bulanan.

III.5.3. Engineering Manager

Tugas dan wewenang seorang engineering manager adalah :

a. Melakukan pengecekan terhadap master schedule alat, bahan, tenaga dan sub

kontraktor.

b. Meninjau kembali analisa harga satuan, upah dan alat disesuaikan dengan kondisi

yang ada di proyek.

c. Memastikan semua spesifikasi teknis sudah tercantum di dalam rencana inspeksi

dan tes, dan mengkoordinasikan bersama owner dan konsultan apabila ditemukan

perbedaan pelaksanaan di lapangan.

d. Mengidentifikasi kembali aspek K-3 dan lingkungan terhadap resiko kecelakaan,

penempatan rambu-rambu K-3, alat pelindung diri dan lokasi-lokasi berbahaya.

e. Melakukan monitoring dan evalusi penyesuaian waktu proyek.

f. Memonitor tindak lanjut pembahasan keterlambatan/.percepatan waktu

pelaksanaan.

g. Melakukan verifikasi dan evaluasi penggunaan material, termasuk substitusi

material dan material engineering serta tindak lanjutnya.

h. Verifikasi dan monitoring opname mandor dan prestasi sub kontraktor berikut

pembahasan, evaluasi, dan tindak lanjutnya.

i. Melakukan pengecekan dan evaluasi terhadap pemakaian alat dan peninjauan

LHO.

j. Melakukan verifikasi dan evaluasi pemakaian biaya umum dan melakukan

pembahasan tindak lanjut jika terjadi penyimpangan.

III.5.4. General Affair/Keuangan

General Affair yaitu orang yang ditunjuk untuk melakukan semua pekerjaan

pencatatan keuangan proyek sehingga dapat berjalan dengan baik.

Tugas dan wewenang bendahara proyek diantaranya:

a. Menyelesaikan semua urusan yang berkaitan dengan bendahara proyek.

b. Membuat laporan keuangan proyek

c. Melaporkan setiap saat kepada koordinator administrasi proyek mengenai kondisi

keuangan proyek sehingga dapat mengambil langkah penanganan bila terjadi

masalah.

III.5.5. Engineering Structure

Engineering Structure merupakan orang yang menangani pekerjaan struktur

dan arsitek di lapangan serta bertanggung jawab kepada engineering manager.

Tugas dan wewenang engineering structure:

a. Bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan struktur antara lain : kayu, besi,

beton.

b. Bertanggung jawab terhadap kualitas hasil pekerjaan.

c. Bertanggung jawab terhadap kebenaran/kesesuaian semua notasi atau ukuran-

ukuran yang ada dalam dokumen kontrak.

d. Mengarahkan tenaga kerja untuk bekerja secara efektif dan produktif.

e. Menangani masalah yang berhubungan dengan arsitek bangunan.

f. Mengarahkan tenaga kerja.

g. Absensi tenaga kerja.

h. Absensi jadwal kerja peralatan.

i. Bertanggung jawab terhadap pengadaan base borong dan jumlah tenaga kerja.

III.5.6. Drafter

Tugas seorang drafter yaitu:

a. Melakukan perubahan gambar jika dalam pelaksanaan di lapangan mengalami

perubahan yang tidak sesuai dengan perencanaan semula.

b. Mengumpulkan dan menyimpan gambar.

III.5.7. Administrasi

Administrasi adalah orang yang bertugas membuat administrasi surat

menyurat, arsip surat, mengeluarkan uang untuk keperluan proyek atas persetujuan

site manager, juga mencatat dan membuat laporan keuangan setiap minggu kepada

direksi pelaksana.

a. Menyelesaikan semua administrasi proyek (laporan harian, mingguan, bulanan).

b. Membuat laporan logistik, pembukuan, serta bendahara proyek.

c. Melaporkan setiap saat kepada site manager mengenai kondisi keuangan proyek

sehingga dapat mengambil langkah penanganan bila terjadi masalah.

III.5.8. Logistic

Logistic adalah orang yang melaksanakan tugas-tugas administrasi di

lapangan, pembelian barang, kebutuhan logistic, ketertiban pelaksanaan, dan lain

sebagainya.

Tugas, wewenang dan tanggungjawab logistik adalah:

a. Membuat resume stok material di lapangan berdasarkan jadwal kerja dan material

proyek yang sudah ada.

b. Mengatur penyimpanan material di lapangan.

c. Memelihara dan menyimpan alat-alat kerja proyek.

d. Menolak atau mengembalikan material yang datang, jika material tersebut tidak

sesuai dengan pesanan.

e. Mengeluarkan barang-barang dari gudang untuk pekerjaan di lapangan dengan

persetujuan site manager.

f. Bertanggung jawab atas kelancaran, kualitas dan kesiapan material yang

digunakan.

g. Bertanggung jawab atas keamanan dan kualitas material yang tersimpan dalam

gudang.

III.5.9. Quantity Surveyor

Quantity Surveyor mempunyao tugas untuk bertanggung jawab mengatur

rencana dan realisasi kerja serta mengawasi pelaksanaan volume kerja yang meliputi

pekerjaan arsitek, struktur, dan finishing.

III.5.10. Ketua Pelaksana

Ketua pelaksana adalah orang yang ditunjuk oleh site manager atas

persetujuan direksi pelaksana untuk memimpin dan mengawasi pekerjaan di

lapangan. Tugas, wewenang dan tanggung jawab ketua pelaksana adalah:

a. Bertanggung jawab terhadap laju proyek secara keseluruhan dan kualitas hasil

akhir proyek.

b. Membuat program rencana kerja proyek secara terpadu termasuk koordinasi-

koordinasi kerja.

c. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar, kecuali ada perubahan-perubahan yang

disepakati bersama.

d. Menghubungkan dan konsultasi dengan pihak-pihak pimpinan bila terjadi

perubahan yang bersifat keputusan baik teknik maupun non teknik.

e. Mengadakan hubungan langsung di unit pelaksanaan lain untuk kelancaran

tugasnya.

III.5.11. Pelaksana

Pelaksana adalah orang yang ditunjuk oleh site manager atas persetujuna

direksi pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan di lapangan. Tugas, wewenang dan

tanggung jawab pelaksana adalah:

a. Mengawasi dan melaksanakan pekerjaan di lapangansesuai gambar bestek.

b. Membuat rencana dan rancangan kerja, kegiatan pelaksana di lapangan.

c. Mengatur langsung pekerjaan di lapangan.

d. Bertanggung jawab kepada site manager sesuai dengan tugas dan wewenangnya.

e. Bertanggung jawab atas ketetapan dan kebenaran pekerjaan di lapangan secara

teknis.

III.5.12. Mekanik

Pelaksana mekanik adalah orang yang ditunjuk oleh site manager atas

persetujuan direksi pelaksana untuk pekerjaan perpipaan atau sanitasu dan instalasi

listrik. Dalam pelaksanaan pekerjaan, pelaksana mekanik berkoordinasi dengan

mandor listrik dan mandor plumbing untuk tercapainya pekerjaan yang sesuai dengan

gambar rencana.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab pelaksana mekanik adalah:

a. Mempelajari dan memahami gambar bestek yang telah dibuat oleh perencana,

terutama pada gambar rencana instalasi listrik dan gambar rencana sanitasi.

b. Membuat gambar-gambar detail yang bersangkutan dengan sanitasi dan instalasi

listrik untuk memperjelas dalam pekerjaan di lapangan atas persetujuan pengawas

dan site manager.

c. Melaksanakan pekerjaan fisik pada sanitasi dan instalasi listrik dengan koordinasi

site manager dalam pelaksana arsitek.

d. Mengatur kebutuhan material sesuai dengan jadwal pelaksanaan di lapangan.

e. Mengarahkan tukang dalam melaksanakan pekerjaan.

f. Menghentikan pekerjaan di lapangan apabila dianggap perlu untuk dihentikan

karena sesuatu hal yang sangat kritis.

g. Bertanggung jawab atas ketepatan dan kebenaran di lapangan secara teknis.

III.5.13. Mandor

Mandor adalah orang yang ditunjuk oleh kepala pelaksana untuk mengatur

dan mengkoordinasi tenaga kerja agar melaksanakan tugasnya sesuai dengan

keahliannya masing-masing. Mandor bertanggung jawab kepada pelaksana lapangan.

III.5.14. Safety officer

Tugas dan wewenang safety officer daiantaranya:

a. Menjaga kemanan dan ketertiban di lingkungan proyek

b. Membantu penerimaan material yang ada

c. Membantu pengendalian logistic

d. Membantu absensi tenaga kerja

e. Membantu keamanan dan keselamatan material dan peralatan

f. Bertanggung jawab terhadap absensi keluar masuk staff

III.5.15. Gudang

Staff gudang bertugas untuk mengurusi dan mengawasi perihal pengiriman barang

yang masuk.

III.5.16. Keamanan

Tugas dan wewenang keamanan daiantaranya:

a. Menjaga kemanan dan keteriban di lingkungan proyek

b. Membantu penerimaan material yang ada

c. Membantu absensi tenaga kerja

d. Membantu keamanan dan keselamatan material dan peralatan

e. Bertanggung jawab terhadap tamu yang masuk kedalam proyek

III.6. Koordinasi Proyek

Agar dalam pelaksanaan proyek bias menjadi optimal, maka diperlukan koordinasi

antar elemen di dalam proyek, antara lain:

III.6.1. Owner dengan kontraktor utama

Antara owner dengan kontraktor utama terdapat ikatan kontrak. Dimana

kontraktor utama memiliki kewajiban melaksanakan pekerjaan proyek dengan baik

dan hasil yang memuaskan serta harus mampu dipertanggungjawabkan kepada

owner. Sedangkan owner berkewajiban membayar semua pelaksanaan dengan nilai

yang tertera di dalam dokumen kontrak kepada kontraktor utama sehingga proyek

berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang telah menjadi kesepakatan diantara

kedua belah pihak. Biasanya koordinasi ini dilakukan secara rutin seminggu 1 kali,

terutama jika terdapat perubahan rencana baik bermula dari owner maupun

sebaliknya.

III.6.2. Owner dengan Konsultan Perencana

Owner menunjuk konsultan perencana yang dapat dipercaya untuk mendesain

bangunan secara keseluruhan, dimana desain bangunan itu sesuai yang diinginkan

oleh owner sehingga konsultan perencana wajib menunjukkan perencanaan bangunan

tersebut kepada owner.

III.6.3 Kontraktor Utama dengan Konsultan Perencana

Setelah konsultan perencana selesai membuat desain sesuai yang diinginkan

owner kemudian diberukan kepada kontraktor utama supaya pelaksanaan

pembangunan dapat segera dimulai. Kontraktor utama wajib melaksanakan

pembangunan sesuai desain yang dibuat oleh konsultan perencana, jjika terjadi hal-

hal yang akan merubah perencanaan, maka dikonsultasikan kepada konsultan

perencana. Sedangkan untuk sub kontraktor wajib bertanggung jawab sepenuhnya

kepada kontraktor utama.

III.7. Pelelangan Dan Sifat Kontrak

Pelelangan adalah suatu sistem penawaran kepada kontraktor untuk

mengajukan suatu penawaran anggaran biaya pekerjaan terhadap suatu proyek

pembangunan yang ditawarkan secara tertulis setelah kontraktor mempelajari dan

menganalisa anggaran biaya proyek tersebut. Nilai anggaran biaya pekerjaan

pembangunan tidak akan berubah dengan alasan apapun, kecuali ada perubahan

pekerjaan sesuai dengan perjanjian dalam pelelangan.

Pada prinsipnya, pemberian pekerjaan pembangunan suatu proyek kepada

rekanan dilakukan melalui pelelangan umum, agar memberikan kemungkinan yang

lebih luas dalam menentukan rekanan yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut.

Penentuan pelelangan tidak hanya ditentukan oleh anggaran biaya yang terendah saja,

tetapi juga faktor dari pengalaman, kemampuan, dan kredibilitas perusahaan juga

sangat mempengaruhi dalam pertimbangan pemenang lelang.

Pemberian pekerjaan kepada rekanan dapat melalui beberapa macam cara pelelangan,

yaitu:

a. Pelelangan umum

Pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas

melalui media massa dan atau pada papan pengumuman resmi untuk penerangan

umum, sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dapat mengikutinya.

Proses evaluasi klasifikasi, evaluasi kualifikasi, serta evaluasi penawaran

anggaran biaya dari rekanan (kontraktor-pelaksana) yang mengikuti pelelangan

umum tersebut dilakukan bersama.

b. Pelelangan terbatas

Pelelangan suatu pekerjaan pembangunan yang dilakukan di antara semua

rekanan (kontraktor//pelaksana) yang telah lulus dalam pra kulaifikasi yang

diselenggarakan oleh panitia pra-kulaifikasi dan tercatat dalam daftar rekanan

yang mampu (DRM). Rekanan yang ikut dalam pelelangan terbatas tersebut harus

betul-betul rekanan yang mempunyai pengalaman dan kemampuan yang sesuai

jenis, sifat, dan nilai pekerjaan yang akan dilaksanakan.

c. Pelelangan langsung

Adalah penunjukan suatu rekanan (jawatan atau badan usaha) sebagai pelaksana

suatu pekerjaan proyek tanpa melalui prosedur pelelangan, yang dilakukan karena

sifat kekhususan dari pekerjaan yang bersangkutan.

Dalam Proyek Pembangunan Apartemen Solo Center Point ini, system pelelangan

yang digunakan adalah system pelelangan langsung. Sedangkan system kontrak

yang dipakai oleh pemilik proyek (owner) dengan pemenang lelang adalah unit

price, dimana pemilik proyek (owner) akan membayar sesuai dengan nilai kontrak

awal yang dapat bertambah maupun berkurang bila terjadi perubahan rencana

kerja awal, sehingga kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan.

Besarnya penambahan ataupun pengurangan akan dibicarakan kemudian oleh

kedua belah pihak pada saat perubahan dari rencana awal.

III.8. Pengendalian Proyek

Suatu proyek tidak akan terlaksana dengan baik apabila pimpinan proyek

tidak dapat mengendalikan jalannya proyek tersebut dengan baik. Pengendalian

proyek harus dilakukan terus menerus selama proyek itu berlangsung. Peninjauan

secara periodik sangat efektif dalam membandingkan kemajuan proyek. Metode

pengendalian proyek didasarkan pada perencanaan dan rencana kerja sebagai dasar

untuk membandingkan kemajuan proyek.

Pengendalian proyek mutlak diperlukan untuk mencapai pekerjaan yang

diharapkan. Kualitas pekerjaan menjadi target tanpa meninggalkan segi ekonomis dan

waktu pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian pekerjaan proyek dilakukan antara lain:

a. Pengendalian mutu (Quality Control)

b. Pengendalian biaya (Budget Control)

c. Pengendalian waktu (Time Control )

Pengendalian proyek merupakan suatu unsur yang diperlukan sebagai alat

untuk menjamin kelangsungan kegiatan dan tetapnya haluan yang menuju kepada

sasaran yang akan dicapai. Manfaat pengendalian proyek tersebut antara lain adalah

sebagai berikut:

a. Selama pekerjaan berlangsung , pengendalian digunakan sebagai pengaman untuk

keperluan koreksi operasional, sehingga tujuan tidak menyimpang dari apa yang

telah direncakanan.

b. Setelah pekerjaan proyek pembangunan selesai, pengendalian dapat dipakai

sebagai alat pengukur keberhasilan yang sangat berguna untuk perencanaan

selanjutnya.

III.8.1. Pengendalian Mutu (Quality Control)

Pengendalian mutu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengawasan dan

pengarahan pelaksanaan serta uji mutu bahan material selama pelaksanaan

berlangsung maupun setelah selesai pekerjaan. Dari pengendalian mutu diharapkan

akan dapat menghasilkan mutu pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan yang

tercantum dalam kontrak kerja.

Untuk Proyek Pembangunan Apartement Solo Center Point ini, pengendalian

mutu dilakukan oleh konsultan pengawas dan juga dilakukan oleh pihak kontraktor

dengan cara pengarahan dan pengawasan di lapangan terhadap tenaga kerja. Selain

pengawasan pekerjaan juga dilakukan pengawasan mutu terhadap bahan material

yang akan digunakan, misal : bahan material semen portland, dimana konsultan

pengawas berhak memeriksa semen Portland yang akan disimpan digudang pada

setiap waktu dan dapat menyatakan untuk menerima atau menolak semen portlan

tersebut.

III.8.2. Pengendalian Biaya (Budget Control)

Pengendalian biaya proyek pada umumnya bersangkutan dengan keuntungan

yang bias dicapai dan menengah terjadinya pembengkakan biaya tanpa meninggalkan

faktor kualitas. Pada proyek ini, pengendalian biaya dilakukan secara rutin selama

pelaksanaan pekerjaan oleh pelaksana yaitu PT.MUKTI ADHI SEJAHTERA yang

diawasi oleh pengawas proyek yaitu PT. DUTA MITRA PROPERTINDO. Hasil

diwujudkan dalam bentuk laporan keuangan mingguan yang berisi rincian pemasukan

dan pengeluaran operasional maupun non operasional, sehingga penyimpangan atau

ketidak-seimbangan pengeluaran dapat segera diketahui. Selain itu dikendalikan juga

dengan aturan pembayaran proyek yang telah disepakati bersama dan tertuang dalam

gambar rencana (bestek).

Pengendalian biaya di lapangan dititik-beratkan pada pengadaan sumber daya

dan harus dilakukan dengan metode yang tepat sehingga bisa dicapai efisiensi biaya.

Hal mempengaruhi pengendalian boaya suatu proyek, yaitu antara lain:

a. Pengendalian terhadap harga pembelian bahan material bangunan dengan

tetap mempertimbangkan kualitas bahan material sesuai dengan bestek.

b. Banyaknya tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan pada pada

waktunya itu secara optimal.

c. Pemberian upah tenaga kerja berdasarkan status tenaga kerja serta waktu kerja

sesuai dengan kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

d. Biaya pengadaan dan operasional alat diseimbangkan dengan tenaga kerja

yang ada.

III.8.3. Pengendalian Waktu (Time Control)

Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan sangat penting dalam

penyelesaian proyek, alat yang digunakan dalam pengendalian waktu:

a. Time schedule

Time schedule merupakan suatu rencana terperinci mengenai prosentase dari

bagian-bagian pekerjaan yang harus dicapai dalam waktu tertentu. Untuk

dapat mengetahui prosentase pekerjaan, maka bobot tia jenis pekerjaan

dihitung dan dijumlah, kemudian dibuat kurva yang menyatakan prosentase

bobot pekerjaan dalam interval waktu yang dimaksud.

Time schedule juga dapat diartikan alat bantu bagi kontraktor/pelaksana

utama dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga semua dapat berjalan

sesuai dengan perencanaan.

Rumus cara mneghitung bobot pekerjaan:

Bobot pekerjaan = Jumlah harga suatu jenis pekerjaan x 100%

Total jumlah harga pekerjaan

b. Curva S

Curva S adalah kurva atau grafik yang menyatakan hubungan antara nilai

kumulatif kemajuan dalam presentase dengan waktu pelaksanaan pekerjaan

proyek pembangunan dalam satuan waktu. Fungsi curva S adalah sebagai alat

untuk mengevaluasi presentasi pekerjaan yang dilaksanakan sudah sesuai atau

menyimpang dari rencana pekerjaan dalam satuan waktu mingguan. Sehingga

bila ada penyimpangan antara pekerjaan yang dilaksanakan dengan

perencanaan (gambar kerja) dapat segera diketahui dan diambil langkah

penyelesaiannya.

III.9. Evaluasi Hasil dan Kontrol Pekerjaan

Untuk memenuhi target yang telah ditetapkan pada pelaksanaan proyek, perlu

ditentukan system pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan proyek. Dalam

penerapan system ini membandingkan hasil kerja yang telah dicapai dalam kurun

waktu tertentu terhadap target usaha yang telah ditetapkan dalam perencanaan proyek

pembangunan, sehingga hal tersebut dapat menjadi tolok ukur dalam mengadakan

evaluasi hasil usaha.

Untuk mengetahui keadaan ini diperlukan suatu evaluasi teknis yang menyangkut

seperti:

a. Pengendalian kualitas hasil pekerjaan

b. Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan

c. Pengendalian biaya

Membahas tentang evaluasi, maka tidak terlepas dengan adanya laporan

pekerjaan. Laporan tentang kemajuan pekerjaan yang dicapai dan hal-hal yang

bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan dilapangan disampaikan dalam laporan

harian dan laporan mingguan. Laporan ini diserahkan oleh kontraktor / pelaksana

utama pekerjaan pada rapat mingguan yang digunakan untuk evaluasi kerja, seperti :

evaluasi jadwal pelaksanaan proyek, evaluasi arus kas, evaluasi sisa bahan material,

evaluasi tenaga kerja, evaluasi cuaca, dan lain sebagainya.

III.10. Sistem Pelaporan Dan Koordinasi

Pengertian system pelaporan dan koordinasi di sini adalah perpaduan

intergrasi permasalahan dan sinkronisasi dalam pelaksanaan suatu kegiatan proyek

pembangunan. Tujuan dari sistem pelaporan dan koordinasi dalan kegiatan proyek

pembangunan adalah untuk menyelasraskan dan mewujudkan tanggung jawab dan

semua pihak sesuai dengan peraturan yang ada. Selain itu juga bertujuan untuk

mengetahui prestasi dan tingkat kemajuan dari jalannya pelaksanaan pekerjaan di

lapangan sehingga bila tidak sesuai dengan rencana dan jadwal dapat diketahui oleh

konsultan perencana. Laporan ini berbentuk laporan harian, mingguan, dan bulanan.

III.10.1. Laporan Harian

Laporan harian berisi tentang hal-hal yang terjadi di lapangan pada hari

tersebut dan dibuat setiap hari oleh kontraktor/pelaksana utama. Isi laporan harian

antara lain:

a. Pekerjaan yang dilaksanakan

b. Waktu dan jam kerja

c. Jumlah tenaga kerja

d. Bahan material dan alat pekerjaan

e. Keadaan cuaca dan lain-lain

Dengan adanya laporan harian ini maka segala kegaiatan proyek

dilaksanakan tiap hari dan dimonitor dengan baik. Keuntungan adanya laporan harian

ini adalah bila suatu waktu dimasa yang akan datang terjadi hal-hal yang memaksa

untuk melihat kembali data maka penelusuran data akan lebih mudah dilakukan.

III.10.2. Laporan Mingguan

Laporan mingguan dibuat berdasarkan laporan-laporan harian untuk

memperoleh gambaran kemajuan yang telah dicapai dalam satu minggu. Laporan

mingguan disetujui dan diperiksa oleh site engineering. Laporan mingguan ini berisi

tentang:

a. Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan

b. Volume pekerjaan

c. Presentase pekerjaan mingguan

d. Prestasi kerja

e. Catatan lain yang diperlukan

Dengan adanya laporan mingguan ini, maka hasilnya dapat diplotkan ke time

schedule yang ada sebagai prosentase pekerjaan, sehingga kemajuan proyek dapat

diketahui dan dievaluasi.

III.10.3. Laporan Bulanan

Dimaksudkan untuk memperoleh gambaran kemajuan pekerjaan yang dicapai

dalam 1 (satu) bulan dan disusun berdasarkan laporan mingguan selama satu bulan

tersebut. Kemudian dibahas bersama dalam rapat koordinasi antara kontraktor/

pelaksana utama dengan konsultan pengawas (manager kosntruksi). Dari laporan-

laporan ini, segala permasalahan di lapangan dapat dimonitor dengan baik dan

presentasi pekerjaan dapat dievaluasi dengan mudah.

Pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Apartemen Solo Center Point ini,

kontraktor atau pelaksana utama mengadakan rapat koordinasi rutin secara personal

dan pihak terkait lainnya. Dalam rapat koordinasi hal-hal yang dibahas adalah sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan proyek dan masalah yang terjadi pada proses pelaksanaannya

kemudian diusahakan untuk mencari solusinya.

b. Membahas program yang sedang dikerjakan dan program pada masa depan.

c. Menerima laporan-laporan dari semua pekerjaan yang telah dilaksanakan sampai

pada saat laporan dibuat.

III.11. Rencana Anggaran Biaya Proyek

Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek

adalah untuk mengetahui anggaran biaya yang diperlukan pada suatu proyek

pembangunan. Dengan biaya yang ada tersebut diharapkan bangunan terwujud sesuai

dengan yang direncanakan.

Ada 3 (tiga) faktor yang berpengaruh pada penyusunan anggaran biaya suatu

proyek pembangunan, yaitu:

a. Faktor teknis

Faktor teknis berupa ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi

dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan dan gambar konstruksi bangunan.

b. Faktor non-teknis

Faktor non teknis meliputi harga bahan material bangunan konstruksi di pasaran

dan upah tenaga kerja.

c. Peraturan pemerintah yang ada hubungannya dengan pengadaan suatu bangunan

konstruksi, terutama bangunan-bangunan pemerintah. Peraturan tersebut antara

lain:

1. Patokan harga satuan pekerjaan bidang pemborongan

2. Buku analisa biaya bangunan (BOW)

3. Peralatan yang digunakan

4. Bahan (material) yang digunakan

5. Kategori jenis proyek

6. Waktu pelaksanaan proyek

III.11.1 Cara Menyusun Anggaran Biaya

Sebelum menghitung anggaran biaya pembangunan perlu diperhatikan hal-hal

berikut ini:

a. Gambar-gambar rencana (bestek) dan penjelasan yang tercantum dalam bestek,

berita acara atau risalah penjelasan harus dicocokan agar kemungkinan kesalahan

dapat dihindari.

b. Semua harga bahan-bahan yang akan digunakan untuk menyusun anggaran biaya

harus dipersiapkan dengan baik.

Penyusunan anggaran biaya dilaksanakan dengan membuat daftar-daftar sebagai

berikut:

a. Daftar harga satuan barang

Berisi tentang daftar harga bahan-bahan bangunan yang akan digunakan lengkap

dengan satuannya masing-masing.

b. Daftar harga satuan tenaga

Berisi tentang harga upah kerja per hari dan upah tenaga kerja pada setiap satuan

pekerjaan.

c. Daftar satuan harga bahan dan upah tenaga pada setiap satuan pekerjaan

Berisi tentang daftar jenis pekerjaan untuk masing-masing bagian pekerjaan,

satuan dari jenis pekerjaan, harga satuan bahan, dan harga satuan tenaga untuk

setiap jenis pekerjaan.

d. Daftar volume dan harga satuan pekerjaan

Berisi tentang daftar jenis pekerjaan, volume pekerjaan dan daftar harga satuan

pekerjaan. Harga satuan pekerjaan dapat diperoleh dari perhitungan dengan

menggunakan buku analisa anggaran biaya bangunan (BOW) yaitu perkalian

jumlah volume dengan harga satuan pekerjaan.

III.11.2 Daftar Rekapitulasi

Daftar rekapitulasi adalah daftar himpunan atau ikhtisar dari semua bagian

pekerjaan proyek. Daftar rekapitulasi adalah daftar himpunan atau ikhtisar dari semua

bagian pekerjaan proyek, yang berisi tentang bagian-bagian dari masing-masing

pekerjaan. Daftar rekapitulasi meliputi :

1. Rekapitulasi bahan (material) yang digunakan

2. Rekapitulasi peralatan yang digunakan

3. Rekapitulasi besarnya biaya

4. Rekapitulasi pekerjaan yang telah selesai dikerjakan