bab iii
DESCRIPTION
SimpleTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Keanekaragaman budaya di Indonesia sangatlah banyak
jenisnya, serta memiliki berbagai macam keunikan dan keindahan.
Jika dilihat dari sudut kesenian, Indonesia memiliki berbagai kesenian
yang tersebar di berbagai penjuru kota sampai daerah, mulai dari
tarian, lagu daerah, makanan, alat musik, batik dan wayang.
Khusus untuk wayang, di Indonesia begitu banyak jenisnya.
Hampir di segala Provinsi mempunyai kesenian wayang dengan ciri
khasnya masing-masing. Namun sangat disayangkan, warisan karya
seni ini hilang begitu saja. Satu persatu dari wayang tersebut mulai
punah dan dilupakan keberadaannya, salah satu contoh ialah
“wayang madura yang sudah punah”. (wikipedia.org).
Salah satu jenis wayang yang juga terancam punah
keberadaannya ialah Wayang Thengul. Wayang ini merupakan karya
seni khas dari daerah Bojonegoro. Disebut Wayang Thengul karena
berasal dari kata mencungul atau nongol atau muncul. Ciri khas dari
wayang ini sendiri yaitu adanya tarian yang biasanya dipentaskan
untuk mengiringi pagelaran Wayang Thengul. Tarian ini disebut juga
Tarian Tayub atau Thengul, tarian tayub atau thengul biasa di
mainkan lima orang yang gerakannya patah-patah dan biasanya
dimainkan sebelum wayang Thengul dipentaskan.
Saat ini, dalang wayang Thengul di Bojonegoro hanya tinggal
14 dalang yang masih ada, Ki Sadiyo Widodo dan Ki Supardji salah
satunya. Bahkan generasi pembuat wayang thengul sekarang ini
sudah tidak ada lagi. (Kompas,11 April 2008).
1
Selain itu, masih terbatasnya media informasi untuk
memperkenalkan Wayang Thengul ini menjadikan kesenian ini tidak
terlalu memasyarakat dan dikenal oleh masyarakat Bojonegoro.
Minimnya pementasan juga menjadi kendala untuk mempertahankan
dan memperkenalkan kepada khalayak luas tentang Wayang Thengul.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka
permasalahan yang muncul adalah:
Mengapa masyarakat Bojonegoro tidak mengetahui
kesenian wayang Thengul?
Mengapa masyarakat Bojonegoro tidak tertarik terhadap
wayang Thengul?
Mengapa masih terbatasnya media informasi untuk
memperkenalkan Wayang Thengul?
1.3. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas,
perlu untuk membatasi permasalahan dan difokuskan pada satu
masalah yaitu: bagaimana memberikan informasi tentang Wayang
Thengul terhadap masyarakat setempat supaya mengetahui atau
lebih dekat terhadap kesenian Wayang Thengul itu sendiri.
Hal tersebut begitu penting untuk dilakukan karena sifatnya
yang sangat mendasar untuk dapat menumbuhkan rasa ingin tahu
terhadap Wayang Thengul yang merupakan salah satu warisan
budaya yang ditinggalkan masyarakatnya.
1.4. Tujuan Perancangan
2
Berdasarkan fokus masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka tujuan perancangan ini adalah untuk memperoleh solusi yang
dapat menjawab permasalahan tersebut dengan menggunakan
disiplin ilmu desain komunikasi visual, yaitu :
1. Menginformasikan kesenian Wayang Thengul kepada
masyarakat agar lebih mengetahui tentang kesenian tersebut.
2. Menumbuhkan rasa memiliki dan kecintaan masyarakat
Bojonegoro terhadap kesenian khas daerahnya yaitu Wayang
Thengul.
3. Memperkenalkan Wayang Thengul dengan cara menggunakan
media-media informasi yang efektif.
1.5. Kata Kunci
1.5.1. Wayang Thengul
Wayang Thengul adalah salah satu seni tradisional Indonesia,
yang berkembang di Jawa Timur, tepatnya di kota Bojonegoro.
Wayang Thengul dimainkan oleh seorang dalang yang juga
menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi
oleh musik gamelan dan waranggana yang dimainkan
sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para
pesinden. Dalang memainkan Wayang Thengul langsung
menarasikan dan menceritakan di depan para penonton dan
para penonton bisa meliat langsung gerakan - gerakan lincah
para tokoh wayang yang sedang di mainkan. (Harian Kompas,
11April 2008)
1.5.2. Tari Thengul
3
Tari Thengul adalah tarian yang di mainkan oleh tiga sampai
lima orang, tarian ini dilakukan para petani sebelum menanam
padi deperuntukkan supaya benih padi tumbuh subur, dan
seiring waktu tari ini beralih fungsi menjadi suguhan sebelum
pementasan wayang Thengul dan dimasa kerajaan Demak
tarian ini mulai dipentaskan
1.5.3. Kampanye
Menurut Rogers dan Storey (2004:7), definisi dari Kampanye
adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana
dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar
khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun
waktu tertentu. Berdasarkan definisi diatas, maka setiap
aktivitas kampanye setidaknya harus mengandung empat hal
yakni, pertama, tindakan kampanye yang ditujukan untuk
menciptakan efek atau dampak tertentu. Kedua, jumlah
khalayak sasaran yang besar. Ketiga, biasanya dipusatkan
dalam kurun waktu tertentu dan Keempat, melalui serangkaian
tindakan komunikasi yang terorganisasi.
1.5.4. Jenis-jenis Kampanye
Kampanye dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi
pada produk, umumnya terjadi diingkungan bisnis. Motivasi
yang mendasari kampanye ini adalah memperoleh keuntungan
finansial. Cara yang ditempuh adalah dengan memperkenalkan
produk dan melipatgandakan penjualan sehingga diperoleh
keuntungan yang diharapkan.
Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang
berorientasi pada kandidat, umumnya dimotivasi oleh hasrat
untuk meraih kekuasaaan politik. Jenis kampanye ini dapat
4
pula disebut sebagai kampanye politik. Tujuannya antara lain
adalah untuk memenangkan dukungan masyarakat terhadap
kandidat-kandidat yang diajukan partai politik.
Ideologically or cause oriented campaigns adalah jenis
kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat
khusus dan seringkali berdimensi perubahan sosial..
Kampanye ini juga ditujukan untuk menangani masalah-
masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik
yang terkait. (Menurut Charles U Larson, 2004: 11).
5