bab iii

19
BAB III RAPID SURVEY 3.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21 negara Indonesia menghadapi berbagai perubahan dan tantangan yang strategis, baik eksternal maupun internal. Perubahan yang terjadi di negara Indonesia adalah berlangsungnya era globalisasi yang secara tidak langsung menuntut masyarakat Indonesia melakukan perubahan di segala bidang. Untuk bidang kesehatan perubahan tersebut tertihat dari paradigma baru pembangunan kesehatan, Dalam mencapai sasaran pembangunan milenium (millennium development goals/MDGs) yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia Sehat 2010, sasaran MDGs ada indikatornya serta kapan harus dicapai. Sasaran MDGs ini bisa dijadikan slogan “Indonesia Sehat di tahun 2015” sebagai pengganti slogan sebelumnya. Dalam visi ini Indonesia mempunyai delapan sasaran MDGs salah satunya yaitu mengurangi angka kematian 45

Upload: rahmat-agung

Post on 20-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kaka

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III

BAB III

RAPID SURVEY

3.1 Latar Belakang

Memasuki abad ke-21 negara Indonesia menghadapi berbagai perubahan dan

tantangan yang strategis, baik eksternal maupun internal. Perubahan yang terjadi di

negara Indonesia adalah berlangsungnya era globalisasi yang secara tidak langsung

menuntut masyarakat Indonesia melakukan perubahan di segala bidang. Untuk bidang

kesehatan perubahan tersebut tertihat dari paradigma baru pembangunan kesehatan,

Dalam mencapai sasaran pembangunan milenium (millennium development

goals/MDGs) yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia,

berbeda dengan Indonesia Sehat 2010, sasaran MDGs ada indikatornya serta kapan

harus dicapai. Sasaran MDGs ini bisa dijadikan slogan “Indonesia Sehat di tahun 2015”

sebagai pengganti slogan sebelumnya. Dalam visi ini Indonesia mempunyai delapan

sasaran MDGs salah satunya yaitu mengurangi angka kematian bayi dan ibu pada saat

persalinan. Maksud dari visi tersebut yaitu kehamilan dan persalinan di Indonesia

berlangsung aman serta bayi yang akan dilahirkan hidup sehat, dengan misinya

menurunkan kesakitan dan kematian maternal dan neonatal melalui pemantapan sistem

kesehatan di dalam menghadapi persalinan yang aman.

Dalam mencapai visi Indonesia sehat 2015 masyarakat harus memiliki tujuan

pembangunan, yang di dalam tujuan pembangunan tersebut sesuai dengan UU Rl No.23

tahun 1992 yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan keterampilan hidup sehat bagi

45

Page 2: BAB III

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan

pada saat ini mengalami perubahan cara pandang. Pembangunan kesehatan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif serta pelayanan kepada masyarakat.

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah pengelenggaraan upaya kesehatan oleh

bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi penduduk agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai saiah satu unsur kesejahteraan

umum dari tujuan nasional. Cara dasar pandang baru dalam pembangunan kesehatan

yaitu "Paradigma Sehat" yang merupakan titik tolak dari dicanangkannya pembangunan

berwawasan kesehatan sebagai strategi pembangunan nasional. Paradigma sehat yang

dioperastonalkan sebagai pembangunan berwawasan kesehatan, hendaknya dilakukan

secara sentralisasi dengan program dan sumber daya manusia yang memiliki

profesionalisme, terencana dan handal .

Kesehatan merupakan salah satu unsur kualitas sumber daya manusia untuk

menentukan berbagai kebijakan pembangunan. Lahimya masalah kesehatan adalah

sebagai akibat dari kebijakan kesehatan yang akhirnya dapat mempengaruhi derajat

kesehatan masyarakat. Dilihat dari permasalahan tersebut maka hal-hal yang dapat

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah lingkungan kesehatan

(environment), perilaku (behavior), pelayanan kesehatan (health service). Status dan

derajat kesehatan akan tercapai secara optimal, apabila ketiga faktor tersebut disatukan

maka kondisi yang optimalpun dapat tercapai .

Kota Padang merupakan salah satu kota di propinsi Sumatera Barat mempunyai 22

puskesmas yang tersebar di 11 kecamatan. Berdasarkan Riset Kesehatan dasar 2007, prevalensi

karies gigi aktif di Indonesia mencapai 43,4% dan pengalaman karies mencapai 67,2%. Untuk

46

Page 3: BAB III

provinsi Sumatera Barat, prevalensi karies aktifnya mencapai 41,6% dan pengalaman karies

mencapai 70,6%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2010,

menunjukkan bahwa penyakit gigi dan mulut menempati urutan 10 besar penyakit yang ada di

puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan kota Padang, khususnya penyakit pulpa dan jaringan

periapikal menduduki urutan ketujuh.

Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat terutama di bidang

kesehatan gigi dan mulut di desa / kelurahan yang terjangkau tanpa mengurangi mutu dari

pelayanan, sehingga kepuasan pelayanan terpenuhi maka UKGMD (Usaha Kesehatan Gigi

Masyarakat Desa) adalah salah satu solusi yang dapat diandalkan untuk meningkatkan derajat

kesehatan gigi dan mulut masyarakat.

UKGMD (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa ) adalah suatu pendekatan Edukatif

yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta Masyarakat dalam

pemeliharaan kesehatan Gigi( Upaya Promotif, Preventif secara terpadu →UKBM ) dikenal

dengan Primery Oral Healt CareAproach ). UKGMD yang merupakan bentuk pelayanan

kesehatan gigi melalui jalur keluarga. Untuk mempermudah pelaksanaan, UKGMD dapat

dilakukan terpadu dengan Posyandu. Serupa dengan UKGS, UKGMD juga menitik beratkan

pada upaya penyuluhan dan pembinaan, sedangkan untuk tindakan perawatan dilakukan dengan

cara dirujuk ke Puskesmas.

Upaya untuk melihat keberhasilan suatu program perlu dilihat bagaimana suatu program

tersebut diimplementasikan. Menurut George C Edward implementasi adalah tindakan yang

diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan kebijakan. Empat

variabel yang mempengaruhi implementasi yaitu komunikasi, disposisi, struktur birokrasi dan

sumber daya. Empat variabel tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya dalam

mencapai tujuan.

47

Page 4: BAB III

Suatu kebijakan dapat dilaksanakan secara efektif, harus memenuhi kriteria yang

dinamakan ”4 tepat” yaitu : 1) Tepat kebijakan, kebijakan seharusnya bermuatan masalah dan

sesuai karakter masalah yang akan dipecahkan. 2). Tepat pelaksana, aktor implementasi

kebijakan adalah kerjasama antara pemerintah, masyarakat atau swasta. 3) Tepat target, sasaran

yang diintervensi harus sesuai dengan target yang akan dilaksanakan, 4) Tepat lingkungan,

interaksi antara perumus kebijakan dan yang terkait ikut menentukan keefektifan implementasi

kebijakan.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas peneliti akan melakukan analisis

implementasi program UKGMD dalam pelayanan promotif dan preventif, maka peneliti ingin

melakukan kajian lebih mendalam tentang bagaimana implementasi program UKGMD dalam

pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Lubuk Buaya di wilayah kerja Dinas Kesehatan

kota Padang.

3.2 Rumusan Masalah

Apakah faktor penyebab tingginya kejadian penyakit pulpa pada masyarakat di

daerah wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya ?

3.3 Tujuan Penelitian

3.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tingginya kejadian penyakit gigi

dan mulut pada masyarakat di daerah wilayah kerja puskesmas Lubuk Buaya.

3.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masayarakat tentang kesehatan

gigi dan mulut48

Page 5: BAB III

2. Mengetahui tingkat kesadaran masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut

3.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Lubuk Buaya

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang

menyebabkan tingginya kejadian penyakit gigi dan mulut pada masyarakat di wilayah

kerja puskesmas sehingga dapat dijadikan acuan untuk menyusun rencana penyuluhan

pada pelaksanaan UKGMD.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat meningkatkan pengetahuan mereka tentang

pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Sehingga masyarakat memiliki kesadaran untuk

menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka.

3. Bagi Mahasiswa

Kegiatan Rapid Survey ini dapat menambah pengetahuan dan kemampuan

mahasiswa dalam mengenali dan menganalisis permasalahan di Puskesmas. Penelitian

ini juga digunakan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu requirement

pada modul problem solving, promotif dan preventif dentistry kegiatan klinik.

3.5 Ruang Lingkup Penelitian

Survey dilakukan pada masyarakat di 6 kelurahan di wilayah kerja puskesmas

Lubuk Buaya dengan memberikan kuesioner kepada Masyarakat pada tanggal 12, 13

dan 16 Desember 2012.

49

Page 6: BAB III

3.6 Pelaksanaan Survey

a. Sasaran Survey

Yang menjadi sasaran survey cepat adalah masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Buaya yaitu di Kelurahan :

1. Parupuk Tabing

2. Bungo Pasang

3. Lubuk Buaya

4. Pasia Nan Tigo

5. Batang Kabung Ganting

6. Dadok Tunggul Hitam

b. Instrumen Survey

Instrument yang digunakan dalam melakukan survey cepat yaitu kuesioner

tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut masayarakat.

c. Teknik Sampling

Penentuan sample pada survey cepat ini melalui 2 tahap. Tahap pertama adalah

dengan cara menentukan jumlah cluster dan tahap kedua adalah menentukan subjek

survey. Cluster yang diambil yaitu setiap kelurahan yang menjadi wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Buaya. Karena hanya terdapat 6 kelurahan yang menjadi wilayah

kerja Puskesmas Lubuk Buaya, maka peneliti mengambil 2 cluster pada kelurahan

Parupuk tabing karena kelurahan ini memiliki jumlah penduduk terbanyak. Pada setiap

cluster diambil 10 sampel senhingga total sampe pada survey ini adalah 70 orang, yang

50

Page 7: BAB III

telah dianggap mewakili dari total jumlah penduduk pada wilayah kerja Puskesmas

Lubuk Buaya.

Pengambilan sampel pada survey ini adalah dengan metode random sampling,

dimana sampel diambil secara acak pada tiap kelurahan dengan masing-masing

penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel pada survey ini.

d. Pengumpulan Data

1. waktu dan tempat

Survei dilakukan pada tanggal 12-16 Desember 2012.

12 Desember 2012 di kelurahan Bungo Pasang

13 Desember 2012 di kelurahan Parupuk Tabing, dan

16 Desember 2012 di kelurahan Batang Kabung Ganting, Pasia Nan Tigo,

Lubuk Buaya, dan Dadaok Tunggul Hitam.

2. Metode survey

Survei cepat dilakukan dengan alat bantu kuesioner. Tiap sampel diberi kuesioner

yang berisi 15 pertanyaan mengenai pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.

3.7 Hasil Survey

3.7.1 Gambaran Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan terhadap 70 responden,

karakteristik menurut jenis kelamin dan umur responden rapid survey tentang Tingginya

Angka Penyakit Pulpa di Puskesmas Lubuk Buaya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

51

Page 8: BAB III

Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Rapid Survey di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya

No Karakteristik F %1 Jenis Kelamin

Perempuan 49 70Laki-laki 21 30

2 Umur10-25 20 28,526-41 37 52,842-65 13 18,5

Distribusi frekuensi karakteristik responden di cakupan wilayah kerja Puskesmas

Lubuk Buaya menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak

dibanding responden laki-laki, dengan persentase responden perempuan 70% dan laki-

laki 30%. Sedangkan berdasarkan golongan umur, responden dengan rentang umur 42-

65 th menjadi yang paling sedikit dengan persentase 18,5%, dilanjutkan dengan rentang

umur 10-25 th dengan persentase 28,5% dan yang paling tinggi adalah rentang umur 26-

41 th dengan persentase 52,8%.

3.7.2 Analisa Data

Tujuan dari analisis data pada rapid survey ini adalah untuk melihat distribusi

dari tingkat pengetahuan responden mengenai pentingnya menjaga dan memelihara

kesehatan gigi dan mulut. Rapid survey dilaksanakan pada 7 kelurahan yang berada di

daerah cakupan kerja Puskesmas Lubuk Buaya. Jumlah total responden pada rapid

survey ini adalah 70 responden. Adapun hasil yang didapatkan dilihat dari tingkat

pengetahuan dan ketepatan jawaban kuesioner yang diberikan dapat terlihat pada grafik

dibawah ini :

52

Page 9: BAB III

Grafik 3.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden mengenai Pentingnya

menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut di wilayah cakupan kerja

Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2012

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 150

10

20

30

40

50

60

70

80

34

55

70

26

57

50 5148

62

20

5956

46

19

54

Ketepatan

Grafik 3.1 : Diagram Ketepatan Jawaban Kuesioner

Keterangan poin pertanyaan :

1 : Kapan waktu menyikat gigi yang benar

2 : Cara memilih sikat gigi yang benar

3 : Cara menggosok gigi yang benar

4 : Gerakan menggosok gigi yang benar

5 : Bagian gigi yang harus dibersihkan saat menggosok gigi

6 : Cara menyimpan sikat gigi yang benar

7 : Waktu memeriksakan gigi ke dokter gigi/puskesmas

53

Page 10: BAB III

8 : Alasan berkunjung ke dokter gigi/puskesmas

9 : Kepada tenaga kesehatan mana biasanya berobat bila gigi sakit

10 : Tanda gigi berlubang

11 : Akibat Gigi Berlubang

12 : Apa yang dilakukan jika gigi berlubang

13 : Bagaimana pendapat masyarakat mengenai gigi berlubang yang ditambal

14 : Pernahkah mengalami sakit gigi yang membuat aktivitas terganggu

15 : Apa yang akan Anda lakukan jika gigi anda sakit

Berdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa dari 70 orang responden, hanya

28,6% responden yang menjawab dengan benar pertanyaan nomor 10 mengenai tanda-

tanda gigi berlubang, 37,1% yang menjawab dengan benar pertanyaan nomor 4

mengenai gerakan menggosok gigi yang benar, dan 48,6% yang menjawab dengan benar

pertanyaan nomor 1 mengenai kapan waktu menyikat gigi yang benar.

3.8 Pembahasan

Hasil rapid survey menunjukkan bahwa secara umum pengetahuan responden

mengenai menjaga kesehatan gigi dan mulut sudah baik. Tetapi ada beberapa point yang

menjadi titik permasalahan, dimana mayoritas pasien belum mengetahui tanda-tanda

gigi berlubang. Dari 70 responden hanya 26 responden yang menjawab dengan benar

pertanyaan mengenai tanda-tanda gigi berlubang. Banyak responden yang menyatakan

bahwa gigi berlubang itu terjadi apabila makanan sudah dapat masuk kedalam kavitas

atau apabila sudah terasa ngilu.

54

Page 11: BAB III

Point yang menjadi permasalahan berikutnya adalah masih banyak responden

yang tidak mengetahui gerakan menyikat gigi yang benar, sehingga secara tidak

langsung masyarakat tidak dapat secara maksimal menjaga kesehatan gigi dan mulutnya

karena tidak semua bagian yang dapat dibersihkan. Hal tersebut menyebabkan banyak

sisa-sisa makanan yang masih menempel di gigi yang dapat mengakibatkan terjadinya

karies.

Salah satu karakteristik dari Rapid Survey ini adalah usia. Karakteristik pada segi

usia yaitu responden yang berusia 15 sampai dengan 45 tahun. Peneliti membagi

menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok usia 15-34 tahun, 25-34 tahun, dan 35-45 tahun.

Menurut hasil survei responden yang terbanyak adalah dari kelompok usia 25-34 tahun

dengan total 27 responden. Dari hasil survei pada usia tersebut didapatkan sebanyak 16

responden berpengetahuan rendah. Hal yang sama juga terjadi pada responden

kelompok usia 15-34 tahun yang berjumlah tujuh responden dan enam diantaranya

berpengetahuan rendah. Hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab banyaknya

responden berpengetahuan rendah.

Selain dari hasil kuisioner, hasil obsevasi langsung pada responden menunjukkan

bahwa kebanyakan dari responden mengungkapkan bahwa disaat hamil tidak dibolehkan

untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan gigi dan penyakit gigi itu adalah hal yang

lumrah terjadi saat hamil. Menurut kebanyakan responden, pengobatan dan perawatan

gigi pada saat hamil dapat membuat gangguan pada pertumbuhan janin. Makadari itu

mereka lebih banyak untuk memilih menunggu setelah melahirkan untuk memeriksakan

atau mengobati jika terjadi masalah kesehatan gigi dan mulut pada saat hamil.

55

Page 12: BAB III

Berdasarkan gambaran hasil kuisioner dan observasi dapat diketahui bahwa

faktor penyebab dari tingginya penyakit pulpa pada Puskesmas Lubuk Buaya adalah

masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai tanda-tanda gigi berlubang

sehingga masyarakat lambat memeriksakan giginya ke puskesmas dan terlambat pula

mendapatkan perawatan.

56

Page 13: BAB III

3.9 Perencanaan

Melakukan kegiatan UKGMD pada masyarakat yaitu berupa penyuluhan dengan

rincian kegiatan :

1. Kegiatan : UKGMD ( Penyuluhan )

2. Tema : "Katakan Tidak Pada Gigi Berlubang ! "

3. Topik : Tanda – tanda gigi berlubang

4. Sub Topik : Kesehatan Gigi dan Mulut

5. Tujuan 1. Agar masyarakat mengetahui cara menjaga kesehatan

gigi dan mulut

2. Agar masyarakat mengetahui tanda – tanda gigi

berlubang

3. Meningkatkan kesadaran masyarakat agar

memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya ke dokter

gigi/puskesmas

6. Materi : 1. Tanda – tanda gigi berlubang

2. Pentingnya kontrol rutin ke dokter gigi minimal 1x 6

bulan

7. SDM yang dibutuhkan : Mahasiswa FKG Unand, Dokter Gigi dan Perawat

8. Alat Bantu : Phantom, Poster

9. Waktu dan Tempat

Waktu : 19 Desember 2012

Tempat : Dalam Ruangan / Puskesmas

57