bab iii

6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Aktivitas/istirahat Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan stress dengan sendi, kekakuan senda pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris. Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot. 2. Kardiovaskur Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten, sianotik kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal. 3. Integritas ego Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan social, keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri missal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota tubuh. 4. Makanan / cairan Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau cairan adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah. Tanda : penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering. 5. Hygiene Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara mandiri, ketergantungan pada orang lain. 6. Neurosensory Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.

Upload: intan-gandhini-ige

Post on 11-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gerontik

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Aktivitas/istirahat

Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan stress dengan sendi, kekakuan senda pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris.

Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot.

2. Kardiovaskur

Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten, sianotik kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.

3. Integritas ego

Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan social, keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri missal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota tubuh.

4. Makanan / cairan

Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau cairan adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.

Tanda : penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.

5. Hygiene

Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara mandiri, ketergantungan pada orang lain.

6. Neurosensory

Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.

Tanda : pembengkakan sendi simetri.

7. Nyeri/kenyamanan

Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai / tidak disertai pembengkakan jaringan lunak pada sendi ), rasa nyeri kronis dan kekakuan ( terutama pada pagi hari ).

8. Keamanan

Page 2: BAB III

Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki, kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga, demam ringan menetap, kekeringan pada mata, dan membrane mukosa.

9. Interaksi social

Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan peran, isolasi.

B. Diagnosa

1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan gangguan musculoskletal.

3. Difisit perawatan diri berhubungan dengan terbatasnya gerakan sendi

4. Resiko cidera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang.

5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik.

6. Difisiensi pengetahuan berhubungan dengan kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan sehubungan dengan kurangnya informasi.

C. Intrvensi

1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Pasien akan :

ü Menunjukkan tingkat kenyamanan.

ü Dapat mengendalikan nyeri

ü Dapat melaporkan karakteristik nyeri.

Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10).

Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan

Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi

Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak

Anjurkan pasien untuk mandi air hangat . Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit

Page 3: BAB III

beberapa kali sehari.

Berikan masase yang lembut

Kolaborasi

ü Beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan gangguan musculoskletal.

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Pasien akan :

ü Melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dengan alat bantu

ü Memperlihatkan mobilitas

berikan terapi latihan fisik : ambulasi, keseimbangan, mobilitas sendi, pengendalian otot

Bantu dan dorong perawatan diri

3. Difisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan moskuluskeletal

Tujuan & kriteria hasil Intervensi

Pasien akan :

ü Menunjukkan perawaan diri dan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari

Bantu perawatan diri pasien : mandi/higiene

Bantu pemenuhan eliminasi pasien

4. Resiko cidera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang

Tujuan & kriteria hasil Intervensi

Pasien akan :

ü Pasien dan keluarga dapat mempersiapkan lingkungan yang aman.

Menejemen lingkungan: pantau lingkungan fisik untuk memfasilitasi keamanan.

Berikan bimbingan dan pengalaman belajar tentang

Page 4: BAB III

ü Pasien dan keluarga dapat menghindari cidera fisik.

ü Dapat memodofikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko

kesehatan individu yang kondusif.

Identifikasi faktor resiko potensial terjadinya cidera.

5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik.

Tujuan & kriteria hasil Intervensi

Pasien akan :

ü Menunjukkan adaptasi dengan ketunadayaan fisik, penyesuaian psikososial.

ü Menunjukkan citra tubuh positif dan harga diri positif.

ü Menunjukkan kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh.

ü Menunjukkan keinginan untuk menyentuh bagian tubuh yang mengalami gangguan

Diskusikan persepsi pasien tentang keadaan tubuh pasien

Dorong pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stresor atau ancaman yang menghambat peran hidup.

Diskusikan dengan pasien tentang faktor resiko potensial dan memprioritaskan strategi menurunkan resiko.

Dorong pasien terhadap peningkatkan penilaian personal terhadap harga diri.

Kolaborasi

Rujuk pada konseling psikiatri

Berikan obat-obatan sesuai petunjuk

6. Difisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif dan kurang familiar dengan sumber-sumber informasi

Tujuan & kriteria hasil intervensi

Pasien akan :

ü Memperlihatkan

Edukasi kesehatan : berikan bimbingan dan pengalaman belajar tentang perilaku kesehatan yang

Page 5: BAB III

pengetahuan tentang penyakitnya

ü Dapat mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan tentang program terapi

kondusif

Penyuluhan prosedur terapi : berikan pemahaman kepada pasien secara mental tentang prosedur dan penanganan

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.

Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC, Jakarta, EGC

Doenges, EM. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001), Jakarta, EGC.