bab iii

42
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Identitas Data Nama : An. T Tempat/TGL lahir : Bandung/29 Maret 2001 Nama Ayah/Ibu : Tn. D/Ny. H Pekerjaan Ayah : PNS Pekerjaan Ibu : IRT Alamat : Jalan Jati Damai No. 15 Cimahi Agama : Islam Suku bangsa : Padang Pendidikan Ayah : SPK Pendidikan Ibu : SMA 2. Keluhan Utama Klien datang ke RSPAD Gatot Soebroto tanggal 18 Mei 2009 dengan keluhan badan lemas, ibu klien mengatakan anaknya pucat dan terdapat lebam-lebam di daerah kaki, nafsu makan menurun. Klien pernah di rawat selama 1 minggu di RS Dustira dengan diagnosa Anemia Hemolitik + Trombositopenia. Riwayat kehamilan dan kelahiran: ibu klien mengatakan selama mengandung An. T , rajin melakukan kontrol kehamilan dan tidak pernah mengalami gangguan

Upload: bung-ben

Post on 08-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

leukemia

TRANSCRIPT

BAB IIITINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Identitas Data

Nama

: An. T

Tempat/TGL lahir: Bandung/29 Maret 2001

Nama Ayah/Ibu: Tn. D/Ny. H

Pekerjaan Ayah: PNS

Pekerjaan Ibu

: IRT

Alamat

: Jalan Jati Damai No. 15 Cimahi

Agama

: Islam

Suku bangsa

: Padang

Pendidikan Ayah: SPK

Pendidikan Ibu: SMA

2. Keluhan Utama

Klien datang ke RSPAD Gatot Soebroto tanggal 18 Mei 2009 dengan keluhan badan lemas, ibu klien mengatakan anaknya pucat dan terdapat lebam-lebam di daerah kaki, nafsu makan menurun. Klien pernah di rawat selama 1 minggu di RS Dustira dengan diagnosa Anemia Hemolitik + Trombositopenia. Riwayat kehamilan dan kelahiran: ibu klien mengatakan selama mengandung An. T , rajin melakukan kontrol kehamilan dan tidak pernah mengalami gangguan selama mengandung. An. T lahir sesuai dengan usia kehamilan aterm yaitu umur 37 minggu dengan cara normal dengan berat lahir 3000 gram dan panjang 50 cm. setelah melahirkan An. T, ibu klien mengatakan tidak ada hambatan dalam pemberian ASI dan An. T dalam keadaan sehat.

3. Riwayat Masa Lampau

Ibu klien mengatakan An. T waktu kecil pernah sakit batuk, pilek dan demam dan tidak pernah di rawta di RS dan ini yang pertama kalinya di rawat. An. T tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan tidak pernah menjalani operasi. An. T juga tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat dan tidak pernah mengalami kecelakaan. Ibu klien mengatakan imunisasi anaknya lengkap. 4. Riwayat keluarga (Disertai Genogram)

Keterangan:

: laki-laki

: perempuan

: klien

: tinggal serumah

5. Riwayat Sosial

An. T diasuh oleh kedua orang tuannya. Klien merupakan anak kedua daru 2 bersaudara, dimana hubungan dengan anggota keluarga baik. Klien duduk dibanggku kelas 2 SD. Secara umum klien adalah anak yang agak ibu klien mengatakan anaknya pendiam, jarang untuk keluar rumah dan hanya berteman dengaan teman-teman yang sudah lama dikenalnya. Klien tinggal dekat dengan pabrik meubel dan pabrik tekstil.

6. Kebutuhan Dasar Makanan yang disukai An. T adalah ayam goreng, kentang goreng, chiki-chikian, dan cokelat. Selama sakit nafsu makan An. T berkurang. Pola makan An. T 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore. Namun saat ini An. T hanya mau makan roti. An. T sondok, namun lebih sering disuapi oleh ibunya. Dalam kebutuhan untuk istirahat, An. T tidur malam 8 9 jam dan tidur siang 1 2 jam sehari. An. T tidak memiliki kebiasaan melakukan sesuatu sebelum tidur. An. T memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore. An. T lebih banyak menghabiskan waktunya bermain di rumah dibandingkan di luar rumah. Dalam kebiasaan eliminasi, An. T memiliki kebiasaan BAB 1 kali/hari dan BAK 4 6 kali/hari.7. Keadan Kesehatan Saat Ini

Saat ini klien mengeluh badannya lemas, kurang nafsu makan dan hanya mau makan roti. Rambut klien rontok. Saat ini klien didiagnosa Leukemia Mieloblastik Akut dengan pro khemoterapy fase induksi. Klien tidak ada tidak ada tindakan operasi untuk diagnose ini. Dari status nutrisi klien belum tercukupi, sedangkan cairan sudah terpenuhi. Klien mendapatkan obat-obatan Cotrimoxazol 2 x 1, Mycostatin 3 x 350.000 IU, Colistin 3 x 350.000 IU, BLM 1 x 1. Dalam melakukan aktivitas sebagian besar waktunya dihabiskan diatas tempat tidur. Dari tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien yaitu memonitor masukan nutrisi klien berupa makanan biasa 1500 kalori, membatasi aktivitas klien, serta menghindarkan klien dari penyebab infeksi.

Dari hasil laboratorium:BMP tanggal 2 Juni 2009: terdapat kepadatan sel hiperseluler, aktivitas erotropoesis meningkat, aktivitas granulopoesis tertekan, aktivitas trombopoesis tertekan, didapatkan dominasi sel eritroid (78,5%) dan ditemukan sel blast 5,5% (61% MEC). Kesan: sessuai AML-M6 (Eritroleukemia).Tanggal 29 Juni 2009 diperoleh hasil: hemoglobin 9,2 gr/dl (12 16), hematokrit 27% (37 47), eritrosit 3,1 juta/UL (4,3 juta - 6,0 juta), trombosit 35.000/UL (150.000 400.000), MCV 86fl (80 96), MCH 29pg (27 32), MCHC 34 gr/dl (32 36), leukosit 2100/UL, basofil 0% (0 1), eosinofil 0% (1 3), batang 0% (2 6), segmen 16% (50 70), limfosit 84% (20 40), monosit 0% ( 2 8), bilirubin total 0,9mg/dl (< 1,5), SGPT 20U/L (< 40), SGOT 33U/L (< 35), ureum 9 mg/dl (20 50), kreatinin 0,7 mg/dl (0,5 1,5), asam urat 3,7 mg/dl (3,5 7,4).Hematologi 29 Juni 2009: analisa caira liquor, yaitu jumlah sel 11 (< 30 sel/ml, glukosa anak 50 (40 100mg/dl), protein diatas 6 bulan 21 (15 45 mg/dl), klorida 115 (118 130 meq/L), Nonne (-), Pandy (-), Natrium 136 mg/dl, Kalium 2,5mg/dl.Tanggal 2 Juli 2009 diperoleh hasil: hemoglobin 10,7 gr/dl (12 16), hematokrit 32% (37 47), eritrosit 3,6 juta/UL (4,3 juta - 6,0 juta), trombosit 22.000/UL (150.000 400.000), MCV 88fl (80 96), MCH 30pg (27 32), MCHC 34 gr/dl (32 36), leukosit 1700/UL, basofil 0% (0 1), eosinofil 1% (1 3), batang 0% (2 6), segmen 13% (50 70), limfosit 85% (20 40), monosit 1% ( 2 8).

8. Pemeriksaan FisikSecara umum An. T terlihat pucat dan kurus. TB 122 cm, BB 20kg, dan lingkar kepala 52cm. Mata: konjungtiva anemis, sclera anikterik. Hidung tidak ada polip dan tidak ada sekret. Pada mulut, mukosa bibir kering, lidah terlihat kotor, terdapat caries pada gigi. Telinga bersih dan tidak ada secret. Dada normochest, tidak ada retraksi dada. Jantung: B I II regular, gallop (-), murmur (-). Suara par=paru vesikuler, tidak ada ronkhi dan wheezing. Perut: datar dan supel, bising usus (+) normal 8kali/menit. Akral hangat, tidak ada edema pada ekstremitas. Turgor kulit elastic, TTV: tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 100x/menit, suhu 36oC, respiratory rate 26x/menit.9. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan Dalam kemndirian, klien dapat memakai pakaiannnya sendiri namun sejak sakit klien dibantu oleh orag tuanya. Dalam bergaul, klien termasuk baik namun susah untuk memulai suatu pembicaraan. Motorik halus: klien mampu menulis dan membaca dengan baik yaitu sesuai dengan usia sekolah, kognitif dan kemampuan bahasa bagus dan tidak terbata-bata, motorik kasar mampu menari. 10. Informasi Lain

Lingkungan perumahan dekat dengan pabrik tekstil dan meubel.

ResumeAn. T (8 tahun 2 bulan ) MRS RSPAD Gatot Soebroto tanggal 18 Mei 2009 dengan keluhan badan lemas. Datang dengan surat rujukan dari RS Dustira. Sejak 1 bulan yang lalu anak mengeluh pucat, badan lemas, nafsu makan menurun, tidak ada demam, anak sering lebam-lebam pada tungkai bawah. An sempat dirawat di RS Dsustira selama 1 minggu, dengan diagnose medis hemolitik dan trombositopeni. Anak sudah pernah di transfusi 1 kali, BAB dan BAK tidak ada keluhan, disekitar rumah ada pabrik textile dan meabel.Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran komposmentis, TTV : TD 100/60 mmHg, suhu 36,40C, nadi 110x/menit, RR 24x/mnt, konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-, wajah pucat, mukosa bibir kering.

Therapy yang diberikan: Cotrimoxazol 2 x 1, Mycostatin 3 x 350.000 IU, Colistin 3 x 350.000 IU, BLM 1 x 1.

Hasil laboratorium:

BMP tanggal 2 Juni 2009: terdapat kepadatan sel hiperseluler, aktivitas erotropoesis meningkat, aktivitas granulopoesis tertekan, aktivitas trombopoesis tertekan, didapatkan dominasi sel eritroid (78,5%) dan ditemukan sel blast 5,5% (61% MEC). Kesan: sessuai AML-M6 (Eritroleukemia).Tanggal 29 Juni 2009 diperoleh hasil: hemoglobin 9,2 gr/dl (12 16), hematokrit 27% (37 47), eritrosit 3,1 juta/UL (4,3 juta - 6,0 juta), trombosit 35.000/UL (150.000 400.000), MCV 86fl (80 96), MCH 29pg (27 32), MCHC 34 gr/dl (32 36), leukosit 2100/UL (4500 13500), basofil 0% (0 1), eosinofil 0% (1 3), batang 0% (2 6), segmen 16% (50 70), limfosit 84% (20 40), monosit 0% ( 2 8), bilirubin total 0,9mg/dl (< 1,5), SGPT 20U/L (< 40), SGOT 33U/L (< 35), ureum 9 mg/dl (20 50), kreatinin 0,7 mg/dl (0,5 1,5), asam urat 3,7 mg/dl (3,5 7,4).

Hematologi 29 Juni 2009: analisa caira liquor, yaitu jumlah sel 11 (< 30 sel/ml, glukosa anak 50 (40 100mg/dl), protein diatas 6 bulan 21 (15 45 mg/dl), klorida 115 (118 130 meq/L), Nonne (-), Pandy (-), Natrium 136 mg/dl, Kalium 2,5mg/dl.Tanggal 2 Juli 2009 diperoleh hasil: hemoglobin 10,7 gr/dl (12 16), hematokrit 32% (37 47), eritrosit 3,6 juta/UL (4,3 juta - 6,0 juta), trombosit 22.000/UL (150.000 400.000), MCV 88fl (80 96), MCH 30pg (27 32), MCHC 34 gr/dl (32 36), leukosit 1700/UL, basofil 0% (0 1), eosinofil 1% (1 3), batang 0% (2 6), segmen 13% (50 70), limfosit 85% (20 40), monosit 1% ( 2 8).

B. Data FokusNama klien: An. T

Ruang Kamar : IKA Lat. 2Umur

: 8 tahun

No. RM : 32.94.29

Data Subjektif Data Objektif

Tanggal 29 Juni 2009

Klien mengatakan mual Klien mengatakan badannya lemas Klien mengatakan cepat lelah setiap bermain Klien mengatakan takut dengan perawat Ibu klien mengatakan susah bila disuruh makan Ibu klien mengatakn anaknya makan hanya habis 5 sendok makan Ibu klien mengatakan BB turun selama sakit Ibu klien mengatakan anaknya lemas Ibu klien mengatakan anaknya lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat tidur Ibu kien megatakan anaknya menangis ketika di datangi oleh perawat

Tanggal 30 Juni 2009

Ibu klien mengatakan anaknya mulai khemoterapi hari ini untuk yang pertama kalinya.

Klien mengatakan mual setelah dikemotherapy

Ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya berkurang.

Ibu klien mengatakan anaknya cuma makan roti 1 potong hari ini dan tidak mau makan nasi.Tanggal 29 Juni 2009

Klien terlihat lemas Klien terlihat pucat dan kurus Konjungtiva pucat Rambut klien rontok BB sekarang = 20 kg BB sebelum sakit = 24 kg

TB = 122 cm Klien terlihat lemah diatas tempat tidur Mukosa mulut kering Lidah terlihat kotor Klien terlihat cemas Klien hanya mau berada dekat ibunya Kontak mata kurang Tanda-Tanda Vital : TD : 100/60 mmHg Nadi : 100 x/menit Suhu : 36,50 C RR : 28 x/menit Hasil pemeriksaan Laboratorium 29 Juni 2009 Hemoglobin 9,2 gr/dl (12 16)

Hematokrit 27% (37 47)

Eritrosit 3,1 juta/UL (4,3 juta - 6,0 juta)

Trombosit 35.000/UL (150.000 400.000)

MCV 86fl (80 96)

MCH 29pg (27 32)

MCHC 34 gr/dl (32 36)

Leukosit 2100/UL (4500 13500),

Basofil 0% (0 1)

Eosinofil 0% (1 3)

Batang 0% (2 6)

Segmen 16% (50 70), limfosit 84% (20 40)

Monosit 0% ( 2 8)

Tanggal 30 Juni 2009

Klien terlihat hanya makan roti 1 potong dan makanan dari rumah sakit tidak dimakan.

Klien mendapatkan kemotherapy yang pertama pk.11.30 WIB therapy:

IVFD D5 1/4S 2200cc/24 jam

Cotrimoxazole 2 x I

Mycostatin 3 x 350.000 IU

Colistin 3 x 350.000 I

BRM 1 x I caps

MTX 10 mg

Dexa 1,5 mg

ARA C 30 mg

Ondancetron 3 x 2 mg (IV)

Klien mendapatkan diit MB (makanan biasa)

C. Analisa DataNama klien: An. T

Ruang Kamar : IKA Lat. 2Umur

: 8 tahun

No. RM : 32. 91. 29NoDataMasalahEtiologi

1Data Subjektif :

Tgl 29 Juni 2009

Klien mengatakan mual Ibu klien mengatakan anaknya susah untuk makan Ibu klien mengatakn anaknya makan hanya habis 5 sendok makan Ibu klien mengatakan BB turun selama sakit

Tgl 30 Juni 2009

Ibu klien mengatakan anaknya mulai khemoterapi hari ini untuk yang pertama kalinya.

Klien mengatakan mual setelah dikemotherapy

Ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya berkurang.

Ibu klien mengatakan anaknya cuma makan roti 1 potong hari ini dan tidak mau makan nasi.Data Objektif :

Klien terlihat lemas Klien terlihat pucat dan kurus Konjungtiva pucat Rambut klien rontok BB sekarang = 20 kg BB sebelum sakit = 24 kg

TB = 122 cm Klien terlihat lemah diatas tempat tidur Mukosa mulut kering Lidah terlihat kotor Klien terlihat cemas Klien hanya mau berada dekat ibunya Kontak mata kurang Tanda-Tanda Vital : TD : 100/60 mmHg Nadi : 100 x/menit Suhu : 36,50 C RR : 28 x/menit Hasil pemeriksaan Laboratorium (tanggal 29 Juni 2009)

Hemoglobin 9,2 gr/dl (12 16)

MCV 86fl (80 96)

MCH 29pg (27 32)

MCHC 34 gr/dl (32 36)

Tanggal 30 Juni 2009

Klien terlihat hanya makan roti 1 potong dan makanan dari rumah sakit tidak dimakan.

Klien mendapatkan kemotherapy yang pertama pk.11.30 WIB

therapy:

IVFD D5 1/4S 2200cc/24 jam

Cotrimoxazole 2 x I

Mycostatin 3 x 350.000 IU

Colistin 3 x 350.000 I

BRM 1 x I caps

MTX 10 mg

Dexa 1,5 mg

ARA C 30 mg

Ondancetron 3 x 2 mg (IV)

Klien mendapatkan diit MB (makanan biasa)Gangguan pemenuhan nutrisiintake yang tidak adekuat

2Data subjektif

Klien mengatakan badannya lemas Klien mengatakan cepat lelah setiap bermain Ibu klien mengatakan anaknya lemah Ibu klien mengatakan anaknya lebih banyak mengahabiskan waktunya di atas tempat tidur

Data objektif

Klien terlihat lemas dan pucat Tanda-Tanda Vital : TD : 100/60 mmHg Nadi : 100 x/menit Suhu : 36,50 C RR : 28 x/menit Klien terlihat lemah di atas tempat tidur Hasil Laboratorium (tanggal 29 Juni 2009) Hemoglobin = 9,2gr/dl

Intoleransi aktivitasGangguan transport oksigen

3Data Subjektif : -Data Objektif :

Suhu tubuh klien = 36,50 C Mukaosa mulut kering Lidah terlihat kotor Hasil pemeriksaan Laboratorium (tanggal 29 Juni 2009) Leukosit 2100/UL (4500 13500) Basofil 0% (0 1)

Eosinofil 0% (1 3)

Batang 0% (2 6)

Segmen 16% (50 70), limfosit 84% (20 40)

Monosit 0% ( 2 8)

Resiko tinggi infeksiTidak adekuatnya tahanan sekunder (gangguan pematangan SDP, imunosupresi, penekanan sumsu tulang)

4Data subjektif :

Klien mengatakan takut dengan perawat Ibu klien mengatakan anakanya menangis ketika di datangi perawat

Data Objektif :

Klien terlihat cemas Klien hanya mau berada di dekat ibunya Kontak mata klien kurang Usia 8 tahun Kecemasan pada anakDampak hospitalisasi

D. Diagnosa KeperawatanNama klien: An. T

Ruang

: IKA Lat. 2Umur

: 8 tahun

No. RM : 32. 91. 29NoDiagnosa KeperawatanTanggalParaf

DitemukanTeratasi

1

2

3

4Gangguan pemenuhan nutrisikurang dari kebutuhan tubuh b. d intake yang tidak adekuatIntoleransi aktivitas b. d penurunan suplay O2 (karena berkurangnya jumlah Sel Darah Merah)Resiko tinggi infeksi b. d tidak adekuatnya pertahanan sekunder (gangguan pematangan SDP, imunosupresi, penekanan sumsum tulang)Kecemasan pada anak b. d dampak hospitalisasi29 Juni 200929 Juni 200929 Juni 2009

29 Juni 20092 Juli 2009

30 Juni 2009

E. Rencana Keperawatan

Nama pasien: An. T

Umur

: 8 tahun

Nama ayah/ibu: Tn. D/Ny. HRuang praktek: IKA Lt. 2

No. RM

: 32. 91. 29

Diangnsa Medis: AML

NoDiagnosa KeperawatanTujuan & Kriteria HasilIntervensiRasional

1Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d intake yang tidak adekuatDitandai dengan:

Data Subjektif :

Tgl 29 Juni 2009

Klien mengatakan mual Ibu klien mengatakan anaknya susah untuk makan Ibu klien mengatakn anaknya makan hanya habis 5 sendok makan Ibu klien mengatakan BB turun selama sakit

Tgl 30 Juni 2009

Ibu klien mengatakan anaknya mulai khemoterapi hari ini untuk yang pertama kalinya.

Klien mengatakan mual setelah dikemotherapy

Ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya berkurang.

Ibu klien mengatakan anaknya cuma makan roti 1 potong hari ini dan tidak mau makan nasi.Data Objektif :

Klien terlihat lemas Klien terlihat pucat dan kurus Konjungtiva pucat Rambut klien rontok BB sekarang = 20 kg BB sebelum sakit = 24 kg

TB = 122 cm Klien terlihat lemah diatas tempat tidur Mukosa mulut kering Lidah terlihat kotor Klien terlihat cemas Klien hanya mau berada dekat ibunya Kontak mata kurang Tanda-Tanda Vital : TD : 100/60 mmHg Nadi : 100 x/menit Suhu : 36,50 C RR : 28 x/menit Hasil pemeriksaan Laboratorium (tanggal 29 Juni 2009)

Hemoglobin 9,2 gr/dl (12 16)

MCV 86fl (80 96)

MCH 29pg (27 32)

MCHC 34 gr/dl (32 36)

Tanggal 30 Juni 2009

Klien terlihat hanya makan roti 1 potong dan makanan dari rumah sakit tidak dimakan.

Klien mendapatkan kemotherapy yang pertama pk.11.30 WIB

therapy:

IVFD D5 1/4S 2200cc/24 jam

Cotrimoxazole 2 x I

Mycostatin 3 x 350.000 IU

Colistin 3 x 350.000 I

BRM 1 x I caps

MTX 10 mg

Dexa 1,5 mg

ARA C 30 mg

Ondancetron 3 x 2 mg (IV)

Klien mendapatkan diit MB (makanan biasa)Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3x24 jam, diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan KH:

Tidak ada mual Memperlihatkan kenaikan BB Nafsu makan meningkat Klien tidak lemas Tidak ada tanda-tanda malnutrisiMANDIRI1. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang di sukai2. Observasi dan catat masukan makanan pasien3. Timbang pasien setiap hari4. Berikan makanan sedikit tapi dengan frekuensi sering5. Beri dan bantu hygiene mulut yang baik, sebelum dan sesudah makanKOLABORASI6. Konsul dengan ahli gizi7. Beri diet halus, rendah serat, menghindari makanan panas, pedas, atau terlalu asam8. Beri splemen nutrisi, missal : ensure, isokal1. Mengidentifikasi defesiensi menduga kemungkinan intervensi2. Mengawasi masukan alori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan3. Mengawasi penurunan BB atau efektivitas intervensi nutrisi4. Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan5. Meningkatkan nafsu makan dan menurunkan pertumbuhan bakteri6. Membantu dalam membuat rencana diet untuk memenuhi kebutuhan ideal7. Bila ada lesi pada oral, nyeri dapat membatasi tipe makanan yang dapat ditoleransi pasien8. Meningkatkan masukan protein dan kalori

NoDiagnosa KeperawatanTujuan & Kriteria HasilIntervensiRasional

2Intoleransi aktivitas b . d penurunan suplay O2 (karena berkurangnya jumlah Sel Darah Merah)Ditandai dengan:

Data subjektif

Klien mengatakan badannya lemas Klien mengatakan cepat lelah setiap bermain Ibu klien mengatakan anaknya lemah Ibu klien mengatakan anaknya lebih banyak mengahabiskan waktunya di atas tempat tidur

Data objektif

Klien terlihat lemas dan pucat Tanda-Tanda Vital : TD : 100/60 mmHg Nadi : 100 x/menit Suhu : 36,50 C RR : 28 x/menit Klien terlihat lemah di atas tempat tidur Hasil Laboratorium (tanggal 29 Juni 2009) Hemoglobin = 9,2gr/dl

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3x24 jam, diharapkan terjadi peningkatan intoleransi aktivitas dengan KH:

Tanda-tanda vital dalam batas normal Berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai tingkat kemampuan Klien tidak lemasMANDIRI1. Kaji tanda-tanda vital klien2. Evaluasi laporan kelemahan (takikardi, palpitasi, takipnea). Perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas. Berikan lingkungan yang tenang dan periode istirahat tanpa gangguan3. Berikan aktivitas bermain pengalihan4. Pilih teman sekamar yang sesuai dengan usia dan minat yang sama, yang memerlukan aktivitas terbatas5. Anjurkan keluarga pasien untuk menghentikan aktivitas bila anaknya merasa atau terlihat lemah, pusing dan nafas lelah KOLABORASI6. Berikan PRC sesuai indikasi7. Berikan oksigen tambahan

1. Mempengaruhi pilihanintervensi selanjutnya

2. Untuk merencanakan istirahat yang tepat, meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh

3. Meningkatkan istirahat dan mencegah kebasahan

4. Untuk mendorong kepatuhan pada kebutuhan istirahat

5. Regangan / stress kardiopulmonal berlebihan dapat menimbulkan dekompensasi / kegagalan pompa jantung6. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh

NoDiagnosa KeperawatanTujuan & Kriteria HasilIntervensiRasional

3Resiko infeksi b . d ketidakadekuatan pertahanan sekunder (gangguan pematangan SDP, imunosupresi, penekanan sumsum tulang)Ditandai dengan:

Data Subjektif : -Data Objektif :

Suhu tubuh klien = 36,50 C Mukaosa mulut kering Lidah terlihat kotor Hasil pemeriksaan Laboratorium (tanggal 29 Juni 2009)

Leukosit 2100/UL (4500 13500)

Basofil 0% (0 1)

Eosinofil 0% (1 3)

Batang 0% (2 6)

Segmen 16% (50 70), limfosit 84% (20 40)

Monosit 0% ( 2 8)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3x24 jam, diharapkan infeksi tidak terjadi dengan KH:

Tidak ada tanda-tanda infeksi Tidak ada peningkatan suhu

MANDIRI1. Tempatkan anak pada ruang khusus. Batasi pengunjung ssuai indikasi2. Berikan protocol untuk mencuci tangan yang baik untuk semua petugas dan pengunjung3. Awasi suhu, perhatikan hubungan peningkatan suhu dan pengobatan kemotherapi. Observasi demamsehubungan dengan hipertensi4. Cegah menggigil : tingkatkan cairan dan berikan kompres5. Dorong sering mengubah posisi, nafas dalam, dan batuk6. Inspeksi membrane mukosa mulut. Bersihkan mulut secara periodic. Gunakan sikat gigi halus untuk perawatan mulut7. Awasi pemeriksaan laboratorium, misalnya : Darah Lengkap (SDP, Kultur gram)8. Berikan makanan tinggi protein dan cairanKOLABORASI9. Berikan obat sesuai indikasi, misalnya : antibiotik1. Melindungi anak dari sumber potensial pathogen / infeksi

2. Mencegah kontaminasi silang / menurunkan risiko infeksi

3. Hipertermi lanjut terjadi pada beberapa tipe infeksi dan demam terjadi pada kebanyakan pasien leukemia

4. Menurunkan demam

5. Mencegah statis secret pernafasan menurunkan risiko atelektasis / pneumonia

6. Rongga mulut adalah medium yang baik utuk pertumbuhan organisme pathogen

7. Penurunan jumlah SDP matur menunjukan peningkatan risiko infeksi

8. Meningkatkan pembentukan antibody dan mencegah dehidrasi

9. Dapat diberikan secara profilaksis atau pengibatan infeksi secara khusus

No.Diagnosa KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensiRasional

4Kecemasan pada anak b . d dampak hospitalisasiDitandai dengan:

DS:

Klien mengatakan takut dengan perawat Ibu klien mengatakan anakanya menangis ketika di datangi perawatDO:

Klien terlihat cemas Klien hanya mau berada di dekat ibunya Kontak mata klien kurang Usia 8 tahun Tanda-Tanda Vital : TD : 100/60 mmHg Nadi : 100 x/menit Suhu : 36,50 C RR : 28 x/menitSetelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3x24 jam, diharapkan anak tidak lagi mengalami kecemasan dengan KH:

Ekspresi wajah rileks Anak tidak rewel Anak mampu diajak kerjasama

MANDIRI1. Kaji tingkat ansietas, ringan, sedang, berat, dan panik

2. Berikan kenyaman dan ketretraman kepada klien

3. Jelaskan kejadian dengan menggunakan istilah sederhana dan sesuai dengan usia dan ilustrasi dan peralatan sederhana lainnya

4. Gunakan teknik komunikasi terapeutik dan bina hubungan saling percaya

5. Terapi Anak Bermain (TAB)1. Mempengaruhi pilihan intervensi selanjutnya

2. Mengurangi cemas sehingga masa penyembuhan lebih cepat

3. Meningkatkan pengetahuan akan penyakit guna untuk sikap dukung untuk masa sembuh

4. Meningkatkan kerjasama antara klien dengan perawat agar tindakan keperawatan berjalan lancer

5. Untuk mengurangi tingkat kecemasan dan mengalihkan perhatian akan sakit klien

F. Implementasi

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Tanggal Pengkajian: 29 Juni 2009

Nama Pasien

: An. T

Umur

: 8 tahun 2 bulan

Jenis Kelamin

: Perempuan

Ruang Praktek

: IKA II

Tanggal/ JamNo DxImplementasi KeperawatanEvaluasi (SOAP)Paraf

29 Juni 2009

11.2011. Mengkaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai.

Hasil :

Ibu klien mengatakan anaknya makan cuma 5 sendok makan.

Ibu klien mengatakan klien lebih senang makan coklat dan permen.

Ibu klien mengatakan klien minum susu 1 gelas 250 cc.

2. Mengobservasi dan mencatat masukan makanan pasien.

Hasil :

Klien makan habis 5 sendok makan.

Susu 250 cc.

Klien mengatakan makan roti 1 potong.

3. Menimbang berat badan klien.

Hasil :

BB : 20 kg.

4. Menganjurkan ibu klien untuk memberikan makanan kepada klien dengan porsi kecil tapi sering.

Hasil :

Klien mengatakan makan roti dan susu 1 gelas.

Klien mengatakan masih mual.5. Memberikan diit sesuai anjuran ahli gizi.

Hasil :

Klien mendapatkan diit makanan biasa 1500 kal.

6. Memberikan suplemen nutrisi : ensure.

Hasil :

Klien mendapatkan susu ensure.

S :

Klien mengatakan mual.

Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan nasi.

Ibu klien mengatakan anaknya makan Cuma habis 5 sendok makan.

Klien mengatakan mau makan roti.

O :

Klien terlihat lemas.

Klien menolak untuk makan.

BB turun dari 24 kg selama sakit menjadi 20 kg (BB turun 4 kg).

Klien terlihat kurus dan agak pucat.

Konjunctiva anemis.

Rambut klien terlihat rontok.

A :

Masalah keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi.

P : Lanjutkan intervensi

Catat masukan tiap hari.

Timbang BB klien setiap hari.

Anjurkan untuk memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.

Anjurkan untuk memberikan makanan selingan.

30 Juni 2009

15.00-20.0011. Mencatat masukan makanan klien.

Hasil :

Ibu klien mengatakan anaknya susah untuk makan nasi dan hanya mau makan roti dan minum susu 250 cc.

2. Menimbang BB klien.

Hasil :

BB : 20 kg.

3. Menganjurkan untuk memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.

Hasil :

Klien mau makan roti 1 potong.

4. Memberikan klien suplemen nutrisi berupa susu ensure.

Hasil :

Klien terlihat minum susu 250 cc.

S :

Klien mengatakan mualnya mulai berkurang.

Ibu klien mengatakan anaknya mau makan roti.

O :

Klien terlihat agak lemas.

Konjunctiva anemis.

BB klien 20 kg.

Klien sudah mau makan (1 potong roti).

Mata tidak cekung.

Rambut klien rontok.

Perut klien tidak buncit.

A :

Masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan

Berikan makanan sedikit tapi sering.

Berikan makanan tambahan.

Timbang BB setiap hari.

Pantau masukan makanan setiap hari.

1 Juli 2009

08.30-14.0011. Mencatat masukan klien.

Hasil :

Ibu klien mengatakan makan pagi yaitu nasi porsi, 1 potong roti dan 1 gelas susu.

2. Menimbang BB klien.

Hasil :

BB klien 20 kg.

3. Menghidangkan makanan dalam keadaan hangat dengan porsi kecil tapi sering.

Hasil :

Makanan habis porsi, segelas susu ( 250 cc ).

S :

Ibu klien mengatakan anaknya masih susah untuk makan nasi dan harus dibujuk.

Ibu klien mengatakan anaknya muntah 1 kali setelah makan.

O :

Klien terlihat segar.

Mata tidak cekung.

Klien habis makan porsi, 1 potong roti, 1 gelas susu.

Konjunctiva ananemis.

Perut tidak buncit.

A :

Masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan :

Pantau masukan makanan setiap hari.

Berikan makanan sedikit tapi sering.

Berikan makanan selingan.

Timbang BB setiap hari.

2 Juli 2009

08.00-14.0011. Mencatat masukan makanan klien.

Hasil :

Ibu klien mengatakan anaknya makan porsi.

Klien mengatakan mual dan muntah sudah 3 kali.

2. Menimbang BB klien.

Hasil :

BB klien 20 kg.

3. Menganjurkan untuk memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.

Hasil :

Klien mau makan nasi porsi.

4. Menganjurkan ibu klien untuk memberikan makanan tambahan.

Hasil :

Klien makan kentang goreng.

S :

Klien mengatakan mual.

Ibu klien mengatakan klien muntah sudah 3 kali.

O :

Klien terlihat ceria.

Konjunctiva anemis.

BB klien 20 kg.

Klien sudah mau makan (kentang).

Mata tidak cekung.

Perut tidak buncit.

Rambut agak rontok.

A :

Masalah gangguan pemenuhan nutrisi teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan

Pantau masukan makanan.

Timbang BB tiap hari.

Berikan makanan tambahan.

Tanggal/ JamNo DxImplementasi KeperawatanEvaluasi (SOAP)Paraf

29 Juni 2009

08.30-14.0021. Memantau TTV.

Hasil :

TD : 100/60 mmHg. N : 100 x/mnt. S : 36 o C. RR : 26 x/ mnt.2. Mengevaluasi laporan kelemahan, memberikan lingkungan yang tenang dan periode istirahat tanpa gangguan.

Hasil :

Klien mengatakan badannya lemas. Klien mengatakan jarang bermain dengan pasien lain dan lebih banyak berada di tempat tidur.

Klien dapat beristirahat dengan tenang.

3. Memilihkan teman sekamar yang sesuai denga usia dan minat yang sama, yang memerlukan aktivitas terbatas.

Hasil :

Klien sekamar dengan An dengan kondisi yang hampir sama.

Klien terlihat bermain boneka bersama dengan An. H.

4. Menganjurkan klien untuk membatasi aktifitas jika klien lelah dan lemas.

Hasil :

Aktivitas klien terkontrol.

Waktu istirahat siang pukul 12.00-14.00.

Klien terlihat beristirahat dengan tenang.

S :

Klien mengatakan badannya lemas.

Klien mengatakan lebih banyak bermain di tempat itdur.

Ibu klien mengatakan badan anaknya lemah.

O :

Klien terlihat pucat dan lemas.

TTV:

TD : 100/60 mmHg.

RR : 26 x/mnt

S : 36,5 o C

N : 60 x/mnt

Klien terlihat bermain boneka dengan An. H diatas tempat tidur.

Klien terlihat gembira.

Waktu istirahat siang klien pukul 12.00-14.00 WIB.

A :

Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi laporan kelemahan.

Pantau TTV.

Batasi aktivitas klien jika lelah dan tremor.

30 Juni 2009

08.00-14.0021. Memantau TTV.

Hasil :

TD : 90/60 mmHg. N : 110 x/mnt. S : 36 o C. RR : 28 x/ mnt.2. Mengevaluasi laporan kelemahan, memberikan lingkungan yang tenang. Hasil :

Kien terlihat lemas. Klien dapat beristirahat dengan tenang.3. Menganjurkan klien untuk membatasi aktifitas jika klien lelah dan lemas.

Hasil :

Aktivitas klien terkontrol.

Klien terlihat beristirahat dengan tenang.

S :

Klien mengatakan sudah punya teman sekamar.

O :

Klien terlihat tidak lemas.

TTV:

TD : 100/60 mmHg.

RR : 26 x/mnt

S : 36,5 o C

N : 60 x/mnt

Klien terlihat bermain di tempat tidur.

Klien terlihat beristirahat dengan tenang.

Klien dapat beraktivitas (bermain).

A :

Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi laporan kelemahan.

Pantau TTV.

Batasi aktivitas klien jika lelah dan tremor.

1 Juli 2009

14.00-20.0021. Memantau TTV.

Hasil :

TD : 90/60 mmHg. N : 108 x/mnt. S : 36 o C. RR : 24 x/ mnt.2. Mengevaluasi laporan kelemahan, memberikan lingkungan yang tenang. Hasil :

Kien terlihat ceria.

S :

Klien mengatakan senang.

Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak lemas lagi.

O :

Klien terlihat bermain boneka.

Klien terlihat ceria.

TTV:

TD : 90/60 mmHg.

RR : 24 x/mnt

S : 36 o C

N : 108 x/mnt

Kien terpasang IVFD 2A 38 tpm.

A :

Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi laporan kelemahan.

Pantau TTV.

Batasi aktivitas klien jika lelah dan tremor.

2 Juli 2009

08.00-14.0021. Memantau TTV.

Hasil :

TD : 100/60 mmHg. N : 96 x/mnt. S : 36,8 o C. RR : 22 x/ mnt.2. Mengevaluasi laporan kelemahan, memberikan lingkungan yang tenang. Hasil :

Klien terlihat bersama ibunya pergi ke kamar mandi dengan jalan kaki.

Klien mengatakan senang bisa bermain.

Lingkungan terlihat tenang.

3. Melibatkan klien dalam aktivitas ringan.

Hasil :

Klien terlihat makan tanpa disuapi oleh ibu atau ayahnya.

4. Menganjurkan keluarga untuk membatasi aktifitas jika klien lelah dan lemas.

Hasil :

Keluarga terlihat paham dengan anjuran perawat.

S :

Klien mengatakan mampu untuk makan sendiri.

O :

Klien terlihat segar.

TTV:

TD : 100/60 mmHg.

RR : 22 x/mnt

S : 36,8 o C

N : 96 x/mnt

Klien terlihat mampu makan sendiri tanpa disuapi.

Klien terlihat bermain boneka bersama teman sekamarnya.

A :

Masalah intoleransi aktivitas teratasi.

P : Intervensi dipertahankan

Anjurkan keluarga untuk membatasi aktivitas klien jika klien lelah dan lemas.

Tanggal/ JamNo. DXImplementasi KeperawatanEvaluasi (SOAP)Paraf

29 Juni 2009

08.30-14.0031. Mempertahankan teknik septik saat kontak dengan klien.

Hasil :

Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.2. Menempatkan anak pada ruang khusus dan membatasi jumlah pengunjung.

Hasil :

Klien ditempatkan pada ruang dimana disatukan dengan pasien yang juga rentan dengan infeksi.

Pengunjung dibatasi, hanya ditemani oleh ibunya.

3. Memantau suhu tubuh klien

Hasil :

TTV:

TD : 90/60 mmHg.

RR : 26 x/mnt

S : 36,5o C

N : 100 x/mnt

4. Menginspeksi membran mukosa mulut dan menganjurkan ibu klien untuk mebersihkan mulut anak secara rutin.

Hasil :

Membrane mukosa pucat.

Ibu klien mau mengikuti anjuran perawat untuk membersihkan mulut anak secara rutin.5. Memberi makanan tinggi protein dan cairan.

Hasil :

Klien mendapatkan makanan tinggi protein 1500 kal.S : -

O :

Suhu 36.5oC.

Klien terlihat pucat dan lemas.

Membran mukosa kering dan pucat.

TTV :

TD : 100/60 mmHg.

RR : 26 x/mnt

S : 36,5o C

N : 100 x/mnt

Klien berada pada ruang khusus dengan penyakit serupa.

A :

Masalah resiko tinggi infeksi belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan

Pertahankan teknik septik/ aseptik setiap kontak dengan klien.

Tingkatkan masukan makanan tinggi protein.

Pantau hasil laboratorium.

30 Juni 2009

08.00-14.0031. Mempertahankan teknik septik saat kontak dengan klien.

Hasil :

Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.2. Memantau TTV klien.

Hasil :

TTV:

TD : 90/60 mmHg.

RR : 26 x/mnt

S : 36,5o C

N : 100 x/mnt

3. Menganjurkan untuk banyak minum dan makan yang tinggi protein.

Hasil :

Klien terlihat banyak minum 2000 cc/hr.

Klien makan habis porsi.

S : -

O :

TTV :

TD : 100/60 mmHg.

RR : 26 x/mnt

S : 36,5o C

N : 100 x/mnt

Klien terlihat sakit sedang.

Klien terpasang IVFD 2A 38 tpm

Tidak ada tanda-tanda infeksi.

A :

Masalah resiko tinggi infeksi belum terjadi.

P : Intervensi dilanjutkan

Pertahankan teknik septik/ aseptik setiap kontak dengan klien.

Pantau suhu klien.

Pantau hasil laboratorium.

1 Juli 2009

14.00-20.0031. Mempertahankan teknik septik/ aseptik bagi perawat dan pengunjung.

Hasil :

Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.

Pengunjung mau mengikuti instruksi perawat.2. Memantau TTV

Hasil :

TTV:

TD : 90/60 mmHg.

RR : 24 x/mnt

S : 36o C

N : 108 x/mnt

3. Menginspeksi membran mukosa mulut dan menganjurkan ibu klien untuk mebersihkan mulut anak secara rutin.

Hasil :

Membrane mukosa lembab.

Ibu klien mau mengikuti anjuran Memberi makanan tinggi protein dan cairan.

S : -

O :

TTV :

TD : 90/60 mmHg.

RR : 24 x/mnt

S : 36o C

N : 108 x/mnt

Klien terpasang IVFD 2A 38 tpm

Tidak ada tanda-tanda infeksi. Hasil laboratorium 2 Juli 2009

Leukosit 1700/UL (4500 13500)

Basofil 0% (0 1)

Eosinofil 1% (1 3)

Batang 0% (2 6)

Segmen 13% (50 70)

Limfosit 85% (20 40)

Monosit 1% ( 2 8)A :

Masalah resiko tinggi infeksi belum terjadi.

P : Intervensi dilanjutkan

Pertahankan teknik septik/ aseptik setiap kontak dengan klien.

Pantau TTV.

Pantau hasil laboratorium.

2 Juli 2009

08.00-14.0031. Mempertahankan teknik septik/ aseptik bagi perawat dan pengunjung.

Hasil :

Perawat dan pengunjung mencuci tangan setiap kontak dengan klien.

2. Memantau TTV

Hasil :

TTV:

TD : 100/60 mmHg.

RR : 22 x/mnt

S : 36,8o C

N : 96 x/mnt

3. Melakukan perawatan infus dengan mengganti tempat pemasangan infus.

Hasil :

IVFD dipindahkan ke tangan kiri dengan 2A 38 tpm.

S : -

O :

TTV :

TD : 100/60 mmHg.

RR : 22 x/mnt

S : 36,8o C

N : 96 x/mnt

Klien terpasang IVFD 2A 38 tpm

Tidak ada tanda-tanda infeksi.

A :

Masalah resiko tinggi infeksi belum terjadi.

P : Intervensi dilanjutkan

Pertahankan teknik septik/ aseptik setiap kontak dengan klien.

Pantau suhu tubuh klien.

Pantau hasil laboratorium.

Tanggal/ JamNo DxImplementasi KeperawatanEvaluasi (SOAP)Paraf

29 Juni 2009

08.30-14.0041. Mengkaji tingkat ansietas klien.

Hasil :

Klien terlihat cemas setiap perawat masuk ke kamarnya.

2. Memberikan kenyamanan dan ketenangan kepada klien.

Hasil :

Perawat memberikan penjelasan kepada klien bahwa akan membantu klien agar cepat sembuh.

Klien terlihat memperhatikan perawat.

3. Menjelaskan cara mengukur suhu tubuh kepada klien dengan cara mendemonstrasikan cara meletakkan thermometer pada ketiak.

Hasil :

Perawat memberikan kesempatan kepada klien untuk melakukan sendiri.

Klien mampu melakukan pengukuran suhu sesuai arahan perawat.

4. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik dan membina hubungan saling percaya.

Hasil :

Perawat menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien dan keluarga klien.

Klien terlihat kooperatif.S :

Klien mengatakan sudah tidak takut dengan perawat, tetapi takut jika disuntik.

O :

Klien terlihat agak cemas.

Klien terlihat kooperatif.

Perawat menggunakan komunikasi terapeutik.

A :

Masalah kecemasn teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan

Kaji tingkat ansietas.

Berikan kenyamanan dan ketentraman kepada klien.

Gunakan komunikasi terapeutik.

Terapi Anak Bermain (TAB).

30 Juni 2009

08.00-14.0041. Mengkaji tingkat ansietas klien.

Hasil :

Klien mengatakan tidak takut lagi dengan perawat.

Ekspresi wajah rileks.

2. Mengajak klien dan teman sekamar klien untuk bermain.

Hasil :

Klien terlihat bermain boneka dengan An. P.

3. Melakukan pemasangan infuse.

Hasil :

Klien terlihat kooperatif.

S :

Klien mengatakan tidak takut lagi dengan perawat.

O :

Ekspresi wajah rileks.

Klien terlihat kooperatif.

Klien terlihat bersahabat.

A :

Masalah kecemasan teratasi.

P : Intervensi dipertahankan.

Selalu gunakan komunikasi terapeutik dan BHSP

Berikan kenyamanan dan ketentraman kepada klien.