bab iii

22
BAB III DASAR TEORI 3.1. Pengertian Limbah Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa beraneka ragam, ada yang limbah dari rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik besar dan ada juga limbah dari suatu kegiatan tertentu. Limbah sendiri dikelompokan menjadi tiga, yakni : 1. Berdasar Wujudnya Pada pengelompokan limbah berdasarkan wujudcenderung dilihat dari fisik limbah tersebut. a. Limbah gas, merupakan jenis limbah yang berbentuk gas, contoh limbah dalam bentuk gas antara lain : Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), SO2, HCL, NO2, dan lain-lain. b. Limbah cair, adalah jenis limbah yang memilki fisik berupa zat cair misalnya : air hujan, rembesan ac, air sisa pengolahan industri, dan lain-lain. 33

Upload: andre-gugun

Post on 22-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gk

TRANSCRIPT

BAB IIIDASAR TEORI

3.1.Pengertian LimbahLimbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa beraneka ragam, ada yang limbah dari rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik besar dan ada juga limbah dari suatu kegiatan tertentu. Limbah sendiri dikelompokan menjadi tiga, yakni :1. Berdasar WujudnyaPada pengelompokan limbah berdasarkan wujudcenderung dilihat dari fisik limbah tersebut. a. Limbah gas, merupakan jenis limbah yang berbentuk gas, contoh limbah dalam bentuk gas antara lain : Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), SO2, HCL, NO2, dan lain-lain.b. Limbah cair, adalah jenis limbah yang memilki fisik berupa zat cair misalnya : air hujan, rembesan ac, air sisa pengolahan industri, dan lain-lain.c. Limbah padat, merupakan jenis limbah yang berupa padat, contohnya: bungkus jajanan, palstik, dan lain-lain.2. Berdasarkan senyawaBerdasarkan senyawa limbah dibagilagi menjadi dua jenis, yakni limbah organic dan limbah anorganik.a. Limbah organic, merupakan jenis limbah yang mudah diuraikan (membusuk), ini dikarenakan limbah organic mengandung unsur karbon.b. Limbah anorganik, merupakan jenis limbah yang sangat sulit bahkan tidak bisa untuk diuraikan, limbah anorganik ini tidak mengandung unsur karbon. Contoh limbah anorganik, plastic dan besi.3. Berdasarkan sumbernya Berdasarkan sumbernya limbah bisa berasal dari: Limbah industri; limbah yang dihasilkan oleh pembuangan kegiatan industri Limbah Pertanian; limbah yang ditimbulkan karena kegiatan pertanian Limbah pertambangan; adalah limbah yang asalnya dari kegiatan pertambangan Limbah domestik; Yakni limbah yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan pemukiman-pemukiman penduduk yang lain.Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)Selain pengelompokan limbah-limbah diatas masih ada lagi jenis limbah yang lain, yakni limbah B3. Dari pengertian umumnya limbah merupakan suatu barang sisa yang bisa berupa padat, cair dan gas. Limbah B3 sendiri merupakan jenis limbah yang sangat berbahaya, suatu limbah dapat dikatakan sebagai limbah B3 jika mengandung bahan yang berbahaya serta beracun karena sifat dan konsentrasinya bisa mencemari lingkungan dan membahayakan kehidupan manusia dan lingkungan. Limbah B3 sendiri masih memiliki beberapa karateristik lagi yakni; Beracun, mudah meledak mudah terbakar, bersifat korosif, bersifat reaktif, dapat menyebabkan infeksi dan masih banyak lagi.3.2.Potensi LimbahDalam setiap kegiatan produksi selain dihasilkan suatu produk yang mempunyai nilai tambah tinggi, juga dihasilkan limbah baik limbah padat, cair, maupun gas. Termasuk di dalamnya kegiatan industri pertambangan dan kimia yang menggunakan bahan baku dari bahan galian tambang. Beberapa jenis industri kimia yang menghasilkan limbah padat antara lain industri pembuatan antena yang menggunakan bahan baku aluminium menghasilkan limbah berupa sludge mengandung aluminium, industri elektronika yang menggunakan bahan baku lempengan logam tembaga menghasilkan limbah cair yang mengandung tembaga klorida, dan industri permesinan yang menangani material-material terbuat dari besi menghasilkan limbah padat berupa skrap besi. Jumlah limbah yang dihasilkan tersebut cukup besar sesuai dengan banyaknya pabrik yang melakukan aktifitas kegiatan produksi. Sebagai contoh pabrik antena yang ada di daerah Gedebage menghasilkan sludge sebanyak 10 ton per bulan. Pabrik elektronika didaerah Cicalengka menghasilkan limbah yang mengandung tembaga mencapai 40 ton / bulan. Sementara limbah skrap besi jumlahnya cukup besar dan tersebar diberbagai lokasi. Apabila limbah-limbah tersebut di atas tidak dikelola dan diolah dengan baik akan menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Dengan menggunakan metode pengolahan limbah yang tepat, selain terjadinya pencemaran lingkungan dapat dicegah, juga dapat diperoleh nilai tambah yang tinggi, karena limbah-limbah tersebut di dalamnya masih terkandung komponen-komponen berharga seperti Al, Cu, dan Fe yang masih memiliki nilai ekonomi.Dalam upaya pemanfaatan limbah yang masih mempunyai nilai eknonomi dan sekaligus membantu mengatasi masalah pencemaran lingkungan, maka telah dilakukan serangkaian kegiatan penelitian pengolahan limbah yang mengandung Al untuk dijadikan tawas, limbah yang mengandung tembaga untuk diambil tembaganya, dan limbah skrap besi untuk dijadikan ferosulfat. Tawas dan fero sulfat merupakan bahan koagulan yang banyak dipakai untuk pengolahan air limbah dan air minum, sedangkan logam tembaga banyak digunakan dalam industri listrik dan elektronika, industri kimia dll.3.3.Pencemaran LingkunganDalam bahasa sehari-hari, pencemaran lingkungan dipahami sebagai sesuatu kejadian lingkungan yang tidak diingini, menimbulkan gangguan atau kerusakan lingkungan bahkan gangguan kesehatan sampai kematian.Pencemaran lingkungan dalam hal ini meliputi pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan kehidupan lita sehari-hari.3.3.1Pencemaran AirPencemaran atau polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yg tidak terpolusi tidak selalu merupakan air murni. Tapi adalah air yg tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yg ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan tertentu (Fardiaz,1992).Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar yang dapat berupa gas, bahan-bahan terlarut dan partikulat. Pencemar memasuki badan air dengan berbagai cara, baik itu melalui atmosfir, tanah, limpasan pertanian, limbah domestic dan perkotaan, pembuangan limbah industri dan lain-lain. Berdasarkan sifat toksiknya, polutan dibedakan menjadi dua yaitu polutan non-toksik dan polutan toksik. (Jeffries dan Mills dalam Effendi,2003).1. Polutan Non-toksik Polutan ini biasanya telah berada pada ekosistem secara alami.Sifat destruktif pencemar ini muncul apabila berada dalam jumlah yang berlebihan sehingga dapat mengganggu kesetimbangan ekosistem melalui perubahan proses fisika kimia perairan. 2. Polutan toksik Polutan toksik ini biasanya berupa bahan-bahan yang bukan bahan alami, misalnya pestisida, detergen dan bahan artificial lainnya termasuk logam (Pb, Cd, Hg), anion, asam dan alkali. Kesemua bahan pencemar tersebut akan memengaruhi kualitas air di suatu perairan.

3.3.2Kualitas AirPengelolaan sumber daya air sangat penting agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Salah satu langkah pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan interpretasi data kualitas air, meliputi kualitas fisika, kimia dan biologi. Definisi kualitas air menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20 tahun1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter, yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut, salinitas), parameter kimia ( pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam) dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri dan sebagainya) (Effendi,2003).1. Parameter Fisika a. Suhu : Suhu suatu badan air diantaranya dipengaruhi oleh ketinggian dari permukaan laut, sirkulasi udara, aliran serta kedalaman badan air. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatilisasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misal O2, CO2, N2 dan sebagainya. (Haslam dalam Effendi,2003). b. Salinitas : Pada perairan laut dan limbah industri, salinitas sangat perlu diukur. Salinitas adalah konsentrasi ion total yang terdapat di perairan. Nilai salinitas perairan tawar biasanya kurang dari 0.5 , perairan payau antara 0.5 30 dan perairan laut 30 40 (Effendi,2003). Pada perairan sungai nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh masukan dari laut ketika pasang maupun surut. 2. Parameter Kimia. a. pH : pH limbah cair adalah ukuran keasaman atau kebasaan limbah cair. pH normal 6-8. Sedangkan ph air terpolusi berbeda2 tergantung jenis buangannya. Contohnya pabrik pengalengan nilai pH berkisar 6.2-7.6, pabrik susu dan produk-produknya berkisar 5.3-7.8, pH pabrik pulp dan kertas berkisar 7.6-9.5 (Fardiaz,1993). b. Oksigen terlarut (OD) : OD berasal dr proses fotosintesis tanaman air, dimana jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah tanaman, dan oksigen yang masuk dari atmosfer. Konsentrasi OD dalam keadaan jenuh bervariasi tergantung dari suhu dan tekanan atmosfer. Pada suhu 20 dgn takanan 1atm konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh =9.2 ppm. Sedangkan pd suhu 50=5.6 ppm. Semakin tinggi suhu air semakin rendah tingkat kejenuhan. (Fardiaz,1993).c. Biochemical Oxigen Demand (BOD) : Menunjukkan jumlah osigen terlarut yg dibutuhkan oleh mikroorganisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air. Nilai BOD tdk menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tapi hanya mengukur secara relative jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan- bahan buangan tersebut. (Fardiaz,1993). Oksigen tersebut dipergunakan untuk menguraikan atau membongkar senyawa organik. Dengan demikian kadar oksigen dalam limbah cair lama kelamaan akan berkurang dan limbah cair menjadi bertambah keruh dan berbau, sehingga kehidupan air sulit berlangsung secara normal. d. Kadar Logam : Logam berat yg berbahaya dan sering mengkontaminasi lingkungan diantaranya merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenic (As), cadmium (Cd), kromium (Cr), Nikel (NI) dan Tembaga (Cu). 1) Tembaga (Cu) : Tembaga merupakan logam berat yang dikumpai pada perairan alami dan merupakan unsur yang esensial bagi tumbuhan dan hewan, akan tetapi akan bersifat racun terhadap semua tumbuhan pada konsentrasi larutan diatas 0.1 ppm (Palar,1994). Pada perairan alami, kadar tembaga biasanya , 0.02 mg/liter (Moore dalam Effendi,2003). 2) Timbal (Pb) : Timbal pada perairan ditemukan dalam bentuk terlarut dan tersuspensi. Perairan tawar alami biasanya memiliki kadar timbal , 0.05 mg/liter. Pada perairan laut kadar timbal sekitar 0.025 mg/liter (Moore dalam Effendi, 2003). Timbal tidak termasuk unsur yang esensial bagi makhluk hidup, bahkan cenderung bersifat toksik bagi hewan dan manusia karena dapat terakumulasi pada tulang. 3) Merkuri (Hg) : Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berada dalam bentuk cairan pada suhu normal. Kadar merkuri pada perairan tawar alami berkisar antara 10-100 g/liter, sedangkan pada perairan laut berkisar antara , 10-30 g/liter (Moore dalam Effendi,2003). Senyawa merkuri bersifat sangat toksik bagi manusia dan hewan. 4) Cadmium (Cd) : Bahan pencemar kadmium dalam air berasal dari pembuangan limbah industri dan limbah pertambangan.Sifat kadmium sangat mirip dengan seng. Lapisan permukaan air yang bersifat aerobik mengandung kadmium terlarut dalam konsentrasi relatif tinggi terutama dalam bentuk ion CaCl+. Di lapisan tengah perairan dimana kondisinya anaerob airnya hanya sedikit mengandung kadmium karena terjadinya proses reduksi oleh mikroba yang mereduksi sulfat menjadi sulfida yang kemudian mengendapkan CaCl+ mjd Cd (Moore dalam Effendi,2003). Gambrel dalam Nora F Y Tam (1997) mengatakan bahwa penyerapan kadmium oleh tanaman rawa akan lebih efektif dalam keadaan asam dan teroksidasi. pH yang rendah akan meningkatkan daya larut logam berat di tanah dan penyerapan oleh tanaman.3.4.Penanganan LimbahNetralisasi limbah akan membantu untuk mengurangi dampak lingkungan yang disebabkan karena penyimpanan dan juga mengurangi secara signifikan pengelolaan berkelanjutan setelah penutupan pabrik.3.4.1BioremediasiBioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah menggunakan mikroorganisme untuk mengolah air pada saluran air. Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Bidang bioremediasi saat ini telah didukung oleh pengetahuan yang lebih baik mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan bermanfaat, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi melalui teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya.Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum berhasil dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan.

Gambar 3.1 Bioremediasi

Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:1. BiostimulasiNutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.2. BioaugmentasiMikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.3. Bioremediasi IntrinsikBioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.3.4.2FiltrasiFiltrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di dalam industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari hanya sekedar jejak sampai persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae. Oleh karena varietas dari material yang harus disaring beragam dan kondisi proses yang berbeda, banyak jenis penyaring telah dikembangkan, beberapa jenis akan dijelaskan di bawah ini.Proses pemisahan dengan cara filtrasi dapat kita bedakan berdasarkan adanya tekanan dan tanpa tekanan. Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan dengan media filter kertas saring (Gambar 3.2). Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk lembaran empat persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran lipat dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat dengan corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat dengan cairannya. Hasil filtrasi adalah zat padat yang disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrat.3.4.3NetralisasiSebagian besar limbah cair dari industri mengandung bahan bahan yang bersifat asam (Acidic) ataupun Basa (alkaline) yang perlu dinetralkan sebelum dibuang kebadan air maupun sebelum limbah masuk pada proses pengolahan, baik pengolahan secara biologi maupun secara kimiawi, proses netralisasi tersebut bisa dilakukan sebelum atau sesudah proses equalisasi.Untuk mengoptimalkan pertumbuhan microorganisme pada pengolahan secara biologi, pH perlu dijaga pada kondisi antara pH 6,5 8,5, karena sebagian besar microb aktif atau hidup pada kondisi pH tersebut. Proses koagulasi dan flokulasi juga akan lebih efisien dan efektif jika dilakukan pada kondisi pH netral.Netralisasi adalah penambahan Basa (alkali) pada limbah yang bersifat asam (pH 7).Pemilihan bahan/reagen untuk proses netralisasi banyak ditentukan oleh harga/biaya dan praktis-nya. Bahan (reagen) yang biasa digunakan tersebut adalah asam : sulfuric acid (H2SO4), hydrocloric acid (HCl), carbon dioxide (CO2), sulfur dioxide, nitric acid. Basa : Caustic Soda (NaOH), Soda ash (Na2CO3), Limestone (CaCO3).

Gambar 3.2 Bak Netralisasi1.Netralisasi dengan zat asamBerbagai larutan asam telah dipertimbangkan untuk netralisasi alkalinitas, termasuk asam air limbah industri. Reagen yang diperlukan untuk menetralisir residu memerlukan jumlah yang banyak dan juga biaya yang relatif tinggi, bahkan untuk sampah sekalipun. Penggunaan zat asam juga dapat untuk menetralisir air yang mempunyai pH tinggi.

2. Netralisasi dengan air lautLimbah juga dapat dinetralisasi dengan air laut. Dengan air laut, mineral seperti hidroksida, karbonat atau hydroxycarbonate akan berkurang. Hal ini disebabkan karena air laut berisi 965 gr air dan 35 gr garam (yaitu salinitas 3,5%). Konsentrasi berbagai ion garam dalam air laut adalah 55% klorin (Cl-), 30.6% natrium (Na +), sulfat 7,7% (SO4 - 2), magnesium 3,65% (Mg2 +), 1,17% kalsium (Ca2 +), 1.13% kalium (K +) dan 0,7% unsure lainnya. Netralisasi menggunakan air laut tidak dapat menghilangkan hidroksida tapi mengkonversi limbah menjadi mudah larut. Karbonat dan bikarbonat alkalinitas limbah akan hilang dikarenakan reaksi dengan kalsium. Pada proses netralisasi ion-ion dari kalsium dan magnesium bertambah besar tetapi akan cepat berkurang karena pH semakin turun. Netralisasi dianggap sukses jika cairan yang dipisahkan dari limbah memiliki pH kurang dari 9,0 dan alkalinitas total kurang dari 200 mg/l dan limbah cair yang dihasilkan dapat dibuang dengan aman tanpa merusak ekosistem laut.3. Netralisasi dengan Kaustik Soda (NaOH)Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai alkali kaustik soda dan, adalah kaustik logam dasar. Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida (NaOH) banyak digunakan di industri, terutama sebagai kuat kimia dasar dalam pembuatan pulp dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen dan sebagai pembersih drain.Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50% dan bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas.Netralisasi dengan kaustik soda banyak dilakukan dalam skala industri, karena lebih efisien dan lebih murah dibandingkan dengan cara netralisasi lainnya. Selain itu penggunaan kaustik soda, membantu dalam mengurangi zat warna dan kotoran yang berupa getah dan lendir dalam minyak. Efisiensi netralisasi dinyatakan dalam refining factor, yaitu perbandingan antara kehilangan karena netralisasi dan jumlah asam lemak bebas dalam lemak kasar. Sebagai contoh ialah netralisasi kasar yang mengandung 3% asam lemak bebas, menghasilkan minyak netral dengan rendemen sebesar 94%, maka akan mengalami kehilangan total (total loss) sebesar (100-94)% = 6%. Makin kecil nilai refining factor, maka efisiensi netralisasi makin tinggi. Pemakaian larutan kaustik soda dengan kensentrasi yang terlalu tinggi akan bereaksi sebagian dengan trigiserida sehingga mengurangi rendemen minyak.

Reaksi netralisasi yang terjadi bila menggunakan soda kaustikKomponen pertukaran reaksi netralisasi (reaksi netralisasi) asam dan basa, garam dan air dalam reaksi. (Reaksi Netralisasi harus reaksi metatesis, tetapi belum tentu reaksi metatesis dan reaksi) dan panas dari larutan encer, asam dengan basa dan terjadinya air reaksi pemakaian 1mol panas.Inti dari reaksi netralisasi: H dan OH-bergabung untuk membentuk air (H O). Asam basa garam air dengan garam dan air yang dihasilkan oleh reaksi, tidak selalu reaksi netralisasi, seperti: 2NaOH CO = Na CO H O. Jadi apakah yang dilakukan dan sejauh mana, selama reaksi asam-basa disebut reaksi netralisasi . Tentukan apakah asam sudah benar-benar dinetralkan dan hanya respon lengkap sebagai standar.Reaksi :NaOH HCl = NaCl H O Natrium hidroksida (umumnya dikenal sebagai soda kaustik, soda kaustik, soda kaustik) dan asam klorida dapat terjadi dan reaksi natrium klorida dan air.2NaOH HSO = NaSO HO, 2 natrium hidroksida dan asam sulfat bisa menetralkan reaksi natrium dan air.NaOH HNO = NaNO HO natrium hidroksida dan asam nitrat dapat menetralkan reaksi natrium nitrat dan air

46