bab iii

Download BAB III

If you can't read please download the document

Upload: alby-alyubi

Post on 09-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DiscoveryLearning

TRANSCRIPT

3534BAB IIIMETODE PENELITIAN Metode Dan Teknik Penelitian Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas (Class Action Research). PTK diperkenalkan oleh ahli psikologi soial Amerika yang bernama Kurt Lewin, menurut pendapatnya (Kunandar, 2008:42) mengemukan bahwa penelitian tindakan kelas suatu rangkaian langkah yang teridiri atas empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.Arikunto (Ekawarna, 2013:5) bahwa PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Sedangkan menurut John Elliot (Elfanani, 2012:12) yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas ialah: Kajian tentang situasi social dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya. Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukanan antara evaluasi diri dari perkembangan professional. Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Elfanani, 2012:12) yang mengatakan bahwa : PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut. Penelitian ini berbasis kolaboratif, sehingga dalam pelaksanaannya penelitian dilakukan melalui kerja sama dengan guru wali kelas V SDN 1 Balandongan. Peneliti berperan sebagai guru untuk melakukan tindakan pembelajaran sesuai perencanaan tindakan yang dibuat. Penelitian tindakan kelas memiliki tujuan seperti yang telah ungkapkan oleh Ekawarna (2013:13) yaitu sebagai berikut: Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapianya tujuan pembelajaran yang bermutu.Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran yang dikelas agar pembelajaran bermutu. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan atau asumsi. Model Penelitian Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikembankan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart dalam Ekawarna (2013;20), mengemukakan bahwa Penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Alur penelitian adaptasi Model Kemmis & Taggart dapat disajikan pada gambar berikut :Observasi AwalRumusan MasalahPerencanaanPelaksanaan Refleksi 1ObservasiPerencanaanPelaksanaanRefleksi 2ObservasiKesimpulanGambar 1 : Model Action Research Kemmis & Taggart Dalam pelaksanaannya penilitian secara rinci terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:PerencanaanDalam penelitian tindakan kelas tahapan yang pertama perencanaan, pada tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Biasanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut peneliti harus mempersiapkan beberapa hal diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen penelitian, media pembelajaran, bahan ajar, dan aspek-aspek lain yang sekiranya diperlukan.PelaksanaanTahap pelaksanaan adalah kegiatan menerapkan perencanaan yang telah dibuat, peneliti harus mentaati apa yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan.ObservasiDalam tahap observasi yang melakukannya adalah pengamat, kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan. Tahapan ini adalah mengamati bagaimana proses pelaksanaan berlangsung, serta mengetahui dampakapakah yang dihasilkan dari proses pelaksanaan.RefleksiTahapan refleksi ini adalah tahapan kita dapat mengetahui kelemahan apa saja yang terjadi dari proses pelaksanaan, hingga akhirnya dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya, apabila proses siklus sudah selesai maka tahapan ini bisa dijadikan tahapan untuk menarik kesimpulan dari keseluruhan kegiatan. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah SDN 1 Balandongan yang beralamat di Jl. Parakansalak Km. 6 Kec. Parakansalak Kabupaten Sukabumi. Waktu yang diperlukan peneliti untuk melaksanakan penelitian ini adalah 3 bulan terhitung dari Maret sampai Mei 2014. Subjek PenelitianSubjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN 1 Balandongan yang berjumlah 51 peserta didik terdiri dari 23 laki-laki dan 28 perempuan.Alur/Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana pelaksanaannya terdiri dari dua siklus dan akan dilakukan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai pada setiap siklusnya. Langkah-langkah yang peneliti laksanakan sebagai berikut :PerencanaanSebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan perencanan. Kegiatan yang dilakukan selama tahap perencanaan adalah sebagai berikut:Meminta izin penelitian kepada pihak sekolahMelakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung sebelumnya. Mengkaji data hasil nilai mata pelajaran IPA khususnya pembelajaran sifat-sifat cahaya pada tahun pelajaran sebelumnya. Refleksi dari hasil observasi awal.Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh penulis sebagai peneliti sekaligus mempraktikan tindakan dalam pembelajaran di kelas. Pelaksanaan dilakukan pada bulan Maret 2014 dengan menerapkan model discovery learning pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran dilakukan dalam dua siklus. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu sebagai berikut:Siklus I:Perencanaan (Planning)Sebelum melakukan kegiatan pelaksanaan, peneliti melakukan persiapan perencanaan diantaranya sebagai berikut :Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, model, dan alat yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaranMenyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasanMenyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk mengaplikasikan kegiatan eksperimenMempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian dan kunci jawaban yang akan disiapkan dan dikembangkan.Menyusun alat observasi yang digunakan untuk mengamati guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.Melaksanakan diskusi dengan observer.Melakukan prates terlebih dahulu untuk mengukur kemampuan awal peserta didik pada materi sifat-sifat cahaya.Memberikan informasi kepada peserta didik agar membawa peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan siklus 1. Pelaksanaan (Acting)Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pada kegiatan pembelajaran sifat-sifat cahaya ini disesuaikan dengan model Discovery Learning. Adapun langkah-langkah kegiatan dalam pelaksanaan tindakan ini adalah: Kegiatan Awal Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa. Presensi/absensi siswa. Guru mengkondisikan agar siswa siap mengikuti pelajaran.Apersepsi Mengapa kita dapat melihat?Ketika listrik padam, keadaan menjadi gelap. Apakah mata kalian dapat melihat benda-benda di sekitar?Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.Kegiatan Inti Stimulasi Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai sifat-sifat cahaya. Anak-anak, coba sebutkan apa saja sifat-sifa cahaya yang kalian ketahui? Siswa mengungkapkan pemikirannya mengenai sifat-sifat cahaya yang mereka ketahui.Identifikasi masalahGuru memberikan pertanyaan arahan untuk memfokuskan pada konsep yang akan dibahas. Dari semua jawaban yang diberikan siswa mengenai sifat-sifat cahaya guru mengarahkan pada jawaban Sifat cahaya merambat lurus, cahaya menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan.Guru membagi siswa kedalam enam kelompok belajar yang heterogen dengan anggota 7-8 orang. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi menentukan hipotesis dari permasalahan yang disajikan, dengan mengajukan beberapa pertanyaan arahan.Siswa bersama kelompoknya membuat hipotesis dari permasalahan yang disajikan.Siswa menyampaikan hipotesis yang telah dibuatnya dari hasil diskusi kelompokGuru membimbing siswa untuk menguji hipotesis yang telah dibuat dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:Bagaimana cara untuk membuktikan hal tersebut?Data CollectionGuru memberikan pertanyaan arahan sebelum siswa melakukan percobaan:Apa tujuan dari percobaan yang ingin kalian lakukan?Alat dan bahan apa saja yang kalian butuhkan?Untuk membuktikan pendapat kalian benar atau tidaknya, apa saja yang harus kalian amati?Guru memberikan intruksi kepada masing-masing kelompok untuk mulai melakukan percobaan, Bersama anggota kelompoknya terlebih dahulu siswa merancang tujuan dan langkah-langkah percobaan yang akan dilakukanSiswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam PercobaanSiswa bersama kelompoknya melakukan percobaan berdasarkan langkah-langkah yang telah mereka rumuskan. Siswa melakukan pengamatan sesuai dengan langkah percobaan yang telah dibuat sebelumnya.Data ProcessingSetiap kelompok mencatat hasil pengamatannya pada lembar pengamatan yang telah dibagikan.Siswa menggambarkan alat percobaan yang telah dirangkai.Setelah melakukan percobaan, siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk membuat kesimpulan dalam bentuk laporan. Verifikasi dataMasing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan laporannya di depan kelas. Kelompok lain memberikan tanggapan. Siswa bersama dengan guru membahas hasil praktikum yang telah dilakukan.Guru mengkoreksi kesalahan dan memberikan pengutan materi.Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami.GeneralisaiGuru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan berdasarkan diskusi kelas yang telah dilakukan.Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman singkat mengenai kesimpulan materi yang telah dipelajari. Siswa mengerjakan tes tertulis yang diberikan oleh guruKegiatan PenutupBersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti.Melakukan penilaian hasil belajarMengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)Pengamatan (Observation)Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung karena untuk mengetahui :Situasi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas.Aktivitas aktivitas yang terjadi selama proses belajar mengajarKinerja guru dalam mengajarRespon siswa terhadap proses belajar mengajarKemampuan peserta didik saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.Refleksi (Reflecting)Kegiatan refleksi ini bertujuan memperbaiki pelaksanaan penelitian pada siklus selanjutnya, penelitian pada siklus pertama dianggap berhasil apabila :Sebagian besar (75% dari peserta didik) mampu memenuhi aspek indikator kemampuan kerjasamaLebih dari 75% peserta didik dapat menjawab soal evaluasi dengan benar.Penulis dan observer melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan dan hasil observasi pada siklus I, apabila ditemukan kelemahan dan kekurangan pada siklus I maka dilakukan siklus II sebagai upaya perbaikan pembelajaran materi sifat-sifat cahaya. Hasil refleksi digunakan sebagai rekomendasi dan revisi untuk perencanaan dan pelaksanaan tindakan pembelajaran yang berikutnya. Siklus II Siklus II dilaksanan apabila pelaksanaan siklus I masih kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan ditemukannya kekurangan pada pelaksanaan siklus I dan mencapai target / tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti harus benar-benar merumuskan serta merencanakan langkah-langkah yang tepat dan efektif agar kekurangan pada sikls I dapat diperbaiki. tahapan kegiatan pada siklus II dapat dijelaskan sebagai beirkut: Perencanaan (Planning)Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.Pelaksanaan (Acting)Guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model discovery learning berdasarkan perencanaan hasil refleksi pada siklus pertama.Pengamatan (Observation)Dibantu oleh observer Peneliti melakuakn pengamatan terhadap aktivitas pembelajarandengan menerapkan model discovery learning.RefleksiSetelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus maka peneliti membuat refleksi berupa kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model discovery learning dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.Teknik Penelitian Teknik Pengumpulan Data Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas yaitu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran sifat-sifat cahaya maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan non test (observasi dan dokumentasi).TesMenurut Nana Sudjana (2012 : 35) menyatakan bahwa, tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.Jadi teknik pengumpulan data dengan tes ini dimaksudkan untuk menilai hasil belajar yang berkaitan dengan ranah kognitif, karena setelah peserta didik selesai mengikuti suatu pembelajaran, maka peserta didik akan di berikan tes untuk mengetahui hasil yang menunjukan sejauh mana keberhasilan guru dalam menyampaikan materi.NontesTeknik pengumpulan data dalam penelitian ini tidak hanya berupa tes yang berbentuk uraian ataupun tes objektif, tetapi dilakukan juga penilaian nontes yaitu sebagai berikut.ObservasiObservasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. (Kunandar. 2008. hlm. 143). Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah observasi selektif. Yaitu observasi yang dilakukan untuk mengetahui kompetensi tertentu yang dicapai siswa. Dalam peneltian ini kompetensi yang diamati meliputi kompetensi yang dicapai siswa dalam pembelajaran discovery learning, materi pembelajaran dan pembelajaran siswa dalam kelompok.Dokumentasi Teknik dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen arsip, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen sehubungan penelitian harus sesuai dengan fokus masalah penelitian dan tujuan.3) WawancaraMenurut Denzin (dalam Wiraatmadja. 2008. hlm. 117), wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Pada penelitian ini, wawancara digunakan untuk melengkapi dara observasi. Wawancara yang dilakukan berisi pertanyaan yang diajukan kepada orang yang dianggap dapat memberikan informasi yang dipelukan.Instrumen PenelitianInstrumen Pembelajaran Instrument pembelajaran adalah instrument yang dipakai selama pembelajaran berlangsung. Instrument pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media pembelajaran lainnya. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:Lembar Observasi KBM Instrumen ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa serta respon siswa selama kegiatan pembelajaran dengan penerapan model discovery learning berlangsung.Lembar SoalInstrumen tes dalam penelitian ini berupa tes uraian untuk mengukur peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap materi berdasarkan indikator yang telah ditentukan setelah diberikan tindakan. LKS KelompokLKS kelompok yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan agar siswa dapat bekerjasama, bertukar informasi/pengetahuan serta bersosialisasi dengan teman-temannya. Tidak hanya itu saja, LKS kelompok dibuat karena pada dasarnya model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model discovery learning dalam pelaksanaannya juga dilakukan melalui kegiatan diskusi bersama kelompok.Pedoman Wawancara Dalam hal ini, peneliti mewawancarai langsung siswa kelas V SD Negeri 1 Balandongan, yang dilakukan setelah siklus berlangsung. Wawanara yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui penyebab dari siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yang telah ditapakan sehingga nantinya dapat dijadikan perbaikan untuk siklus berikutnya.DokumentasiInstrumen ini merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi yang berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian. Data ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji dan menafsirkan fokus permasalahan dalam penelitianAnalisis dan Interpretasi Data Analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari data hasil observasi terhadap siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran melalui model discovery learning yang akan diuraikan secara deskriptif.Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes formatif dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk melihat seberapa jauh peningkatan hasil belajar siswa. Tahap-tahap dalam menganalisis data kuantitatif adalah: Pensekoran terhadap jawaban siswa Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif peserta didik adalah tes pilihan ganda dan tes uraian bebas sehingga tidak ada rumus baku yang dijadikan sebagai dasar untuk mencari skor peserta didik. Namun, peneliti menerapkan kriteria penskoran untuk menentukan skor siswa. Kriteria penskoran yaitu :Pilihan Ganda (Individu)Penskoran tanpa koreksi, yaitu penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar mendapat nilai satu (tergantung dari bobot butir soal), sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar. Rumusnya sebagai berikut.Skor = B/N x 100 (skala 0-100)Ket : B = banyaknya butir yang dijawab benar N = adalah banyaknya butir soalLembar Kerja Siswa (Kelompok)2 = Jika siswa dapat menyimpulkan dengan benar dan tepat 1 = Jika siswa menjawab kesimpulan, tetapi tidak tepat0 = Jika siswa tidak menjawab kesimpulanMencari rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik melalui rumus yang diadaptasi dari Nana Sudjana (2013: 109).Keterangan :R = Nilai rata-rata peserta didik X = Jumlah seluruh nilai peserta didik N = Jumlah peserta didikMenghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik.Pada penelitian ini terdapat dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individu dan klasikal. Ketuntasan belajar secara individual didapat dari KKM untuk pembelajaran IPA ditetapkan sekolah yaitu siswa dinyatakan tuntas jika telah mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 65 dan di bawah 65 dinyatakan belum tuntas. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal yaitu mengukur tingkat keberhasilan ketuntasan belajar siswa menyeluruh. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus :Keterangan :P = persentase peserta didik yang lulusP = jumlah peserta didik yang lulusN = jumlah seluruh peserta didikTabel 3.1Kriteria Penilaian Rata-rata KelasKriteriaNilaiBaik Sekali85 100Baik70 84Cukup60 69Kurang50 59Kurang Sekali>50Pada data kualitatif, setelah data dianalisis dilanjutkan dengan proses pengolahan data yang selanjutnya dideskripsikan. Sedangkan data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes individu siswa dan tugas kelompok, dianalisis kemudian data tersebut diolah dan dihitung persentase serta nilai rata-ratanya. Hasil tes siswa dituliskan dalam bentuk tabel, sehingga skor yang diperoleh siswa terlihat dengan jelas.