bab iii

Upload: muhammad-maab

Post on 17-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Lokasi PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di Puskesmas I Kembaran, Banyumas karena dengan Puskesmas I Kembaran telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000 berarti Puskesmas I Kembaran telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu. Meskipun saat ini sudah lama tidak dilakukan uji kelayakan SMM ISO 9001:2000 namun paling tidak ada nilai-nilai yang masih dijalankan untuk menjalankan tugas dan fungsi Puskesmas sebagai instansi pelayanan kesehatan publik

B. Sasaran PenelitianSasaran penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh petugas di Puskesmas I Kembaran, sebagaimana tercantum di bawah iniTabel 3.1: Daftar Pegawai Puskesmas I Kembaran Tahun 2012NoJenis JabatanPendidikanJumlah

1Kepala PuskesmasS21

2Kasubag TUSMA1

3Dokter UmumS11

4Dokter GigiS11

5Perawat SPK D33

6Perawat gigiD31

7Bidan PuskesmasD3, DI4

8Bidan DesaD3, D19

9Petugas apotekSMF1

10Tng.GiziD31

11Tng. SanitasiD 11

12Tng. EpidemiologiS 11

13Tenaga LaboratD3 1

14Pekarya SMA1

15PengemudiSMA1

16Tenaga AdminkesSMP1

17HonorerS11

Jumlah31

Sumber : Profil Puskesmas I Kembaran tahun 2012.

C. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data Penelitian1. Jenis PenelitianCreswell (2010: 4-5) membagi metode penelitian menjadi tiga jenis metode, yaitu:a. Penelitian kualitatif, merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang - oleh sejumlah individu atau sekelompok orang- dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.b. Penelitian kuantitatif, merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antravariabel. Variabel-variabel ini diukur biasanya dengan instrumen-instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik.c. Penelitian metode campuran, merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan pencampuran kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian.

Penelitian ini adalah penelitian yang menerapkan metode penelitian campuran (mixed method research) dengan dua alasan utama, yaitu: Pandangan dunia, asumsi filosofis pragmatis menjadi dasar penelitian ini, yakni pandangan yang lahir dari tindakan-tindakan, situasi-situasi, dan konsekuensi-konsekuansi yang sudah ada, dan bukan dari kondisikondisi sebelumnya (seperti dalam post-positivisme). Pandangan dunia berpijak pada aplikasi-aplikasi dan solusi-solusi atas problem-problem yang ada. Menurut Creswell (2010: 15), daripada berfokus pada metode-metode, para peneliti pragmatik lebih menekankan pada pemecahan masalah dan menggunakan semua pendekatan yang ada untuk memahami masalah tersebut. Dengan pemahaman sebagaimana dijelaskan tersebut maka mengumpulkan berbagai jenis data terbaik dianggap dapat memberikan pemahaman yang menyeluruh tentang masalah yang diteliti. Setiap metode pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu dengan metode campuran bermaksud menetralisir atau meghilangkan bias-bias dalam metode-metode yang lain.

Strategi penelitian yang akan digunakan dalam metode penelitian campuran ini adalah strategi metode campuran konkruen/ satu waktu (concurrent mixed methods). Creswell menjelaskan bahwa metode campuran konkruen merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnya peneliti mempertemukan atau menyatukan data kuantitatif dan data kualitatif untuk memperoleh analisis kornprehensif atas masalah penelitian. Dalam strategi ini, peneliti mengumpulkan dua jenis data tersebut pada satu waktu, kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi dalam interpretasi hasil keseluruhan. .2. Sumber Data Penelitian:Sumber data penelitian yang menggunakan metode campuran ini terbagi menjadi dua, yakni data kualitatif dan data kuantitatif. Masing-maisng terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen-dokumen yang dimiliki oleh obyek penelitian. a. Metode KuantitatifData primer dalam metode kuantitatif diperoleh dari kuesioner. Adapun data sekunder dalam metode ini diperoleh dari datadata numerik yang dimiliki oleh puskeksmas

b. Metode KualitatifData primer dalam metode kualitatif adalah berupa hasil wawancara. Adapun data sekunder dalam metode ini diperoleh dari observasi lapangan serta dari dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang dimiliki oleh puskeksmas

3. Metode Pengumpulan Data:Metode pengumpulan data yang digunakan juga melalui dua jalur, yakni metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif mengumpulkan data dengan metode kuesioner dan metode dokumentasi, adapun metode kualitatif mengumpulkan data dengan metode wawancara, dokumentasi dan observasi lapangan.

a. Metode Kuantitatif1) Metode KuesionerKuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Menurut Singarimbun dan Tri Handayani (dalam Singarimbun dan Effendi, 1995: 175) pengunaan kuesioner adalah hal yang pokok untuk pengumpulan data pada penelitian survai. Lebih lanjut dijelaskan bahwa tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survai dan memperoleh informasi dan reliabilitas dan validitas semakin tinggi.

2) Metode DokumentasiMetode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang dimiliki obyek penelitian untuk diteliti lebih lanjut. Dokumen yang diharapkan dalam metode penelitian kuantitati ini adalah laporan keuangan tahunan puskesmas dan rekam medik.

b. Metode Kualitatif1) Metode Wawancara tidak Terstruktur (unstructured interview)Teknik wawancara tidak terstruktur berdasarkan pendapat Sugiyono (2008:24)adalah :teknik wawancara yang tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap, namun pedoman wawancaranya hanya berupa garis-garis besar dalam permasalahan yang dibahas. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data pendukung untuk mengungkapkan hal-hal yang sulit diungkapkan dalam instrumen penelitian utama dan untuk menampung hal-hal baru yang belum tertampung di dalam instrumen utama

2) Metode DokumentasiSebagaimana dijelaskan sebelumnya metode ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang dimiliki obyek penelitian untuk diteliti lebih lanjut. Dokumen yang diharapkan dalam metode penelitian kualitatif adalah kebijakan-kebijakan yang dimiliki dan dibuat oleh puskesmas serta dokumentasi kegiatan puskesmas baik yang bersangkutan dengan pasien atau yang bersangkutan dengan pihak internal puskesmas.

3) Observasi LapanganObservasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi dilakukan terhadap proses pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas serta pengamatan terhadap sarana dan prasarana yang ada.

D. Teknik Pengambilan SampelTeknik pengambilan sampel petugas puskesmas dibagi menjadi dua macam sampel, yaitu sampel kuantitatif dan sampel kualitatif. Dalam metode kuantitatif, sampel diambil menggunakan teknik populasi sampling atau sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010: 124).Adapun untuk metode kualitatif sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling, yaitu ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbanngan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu (Sugiyono, 2010: 217). Beberapa pihak yang akan dihubungi untuk dijadikan sampel dalam metode kualitatif antara lain kepala puskesmas, bendahara puskesmas, bidan desa, dokter, perawat, petugas Administrasi, dan petugas loket.

E. Validitas dan Reliabilitas Sugiyono (2007:365) menjelaskan bahwa, pada penelitian kuantitatif untuk memperoleh data yang valid, reliabel dan obyektif perlu uji instrumen yang valid, reliable, dan obyektif pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis data dilakukan dengan cara yang benar. Sedangkan untuk penelitian kualitatif bukan uji instrument melainkan uji data yang dikumpulkannya. Ada beberapa definisi tentang validitas diantaranya menurut Fraenkel (1993:139) dikatakan bahwa, Validitas menunjukkan kesamaan, pengertian maupun penggunaan masing-masing peneliti yang berbeda dalam mengumpulkan data. Sedangkan batasan validitas menurut Sugiyono (2007; 363) dikatakan bahwa,Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Jadi dari kedua pendapat itu jelas batasan validitas adalah berkenaan dengan derajat ketepatan, antara data obyek sebenarnya dengan data penelitian.Adapun tentang reliabilitas, Fraenkel (1993:146) menjelaskan bahwa Reliabilitas adalah konsistensi skor, dan stabilitas data dari instrument penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2007; 364) dikatakan, reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel, yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitian, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Penelitian ini menggunakan metode campuran sehingga perlu diupayakan kedua-duanya.1. Validitas & Reliabilitas Instrumen KuantitatifInstrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2001 : 97). Lebih jauh Sugiyono menjelaskan bahwa instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Sementara itu validitas menurut Azwar (2000 : 4-5) mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah. Untuk pengertian reliabilitas Azwar menguraikannya sedikit panjang berikut ini :Hasil pengukuran yang dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbebedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel (Azwar, 2000 : 4).

Selain itu ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian sangat tergantung pada validitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Pengujian validitas untuk setiap variabel dilakukan pada setiap item pertanyaan yang dianggap mewakili variabel tersebut.Pengujian validitas variabel penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus product moment. Syarat umum dinyatakan valid adalah kalau hasil korelasi (r hitung) lebih besar dari nilai r tabel. Pengujian instrumen dilakukan pada 30 responden sehingga nilai r teoritis = 0,361. Jadi bila koefisien kurang dari 0,361 maka dinyatakan tidak valid, dan berlaku sebaliknya. Untuk uji reliabilitas dilakukan dengan uji alpha cronbach. Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3:Pengujian Validitas dan Reliabilitas Item Variabel PenelitianPertanyaanr hitungr teoritisKeterangan

10,5640,361Valid

20,6950,361Valid

30,6550,361Valid

40,5580,361Valid

50,5280,361Valid

60,5720,361Valid

70,4600,361Valid

80,4680,361Valid

90,3830,361Valid

100,6290,361Valid

110,5990,361Valid

120,7380,361Valid

130,6920,361Valid

140,7590,361Valid

150,7410,361Valid

160,4430,361Valid

170,3780,361Valid

180,6690,361Valid

190,5360,361Valid

200,6460,361Valid

210,3840,361Valid

220,4370,361Valid

230,4730,361Valid

240,5200,361Valid

250,7640,361Valid

260,8090,361Valid

270,5750,361Valid

280,5480,361Valid

290,5260,361Valid

300,7330,361Valid

Reliabilitas0,9200,361Reliabel

Sumber : data primer diolah (lampiran).Untuk hasil uji validitas semua item pertanyaan ternyata lebih besar dari r teoritis yaitu 0,361, dimana nilai validitas terendah variabel penelitian terdapat pada item ke-17 yaitu sebesar 0,378. Sementara itu nilai reliabilitas dihasilkan nilai reliabilitas 0,920, yang berarti lebih besar dari nilai 0,6, sehingga semua item pada pertanyaan variabel penelitian hasilnya cukup valid dan reliabel.

2. Validitas & Reliabilitas data KualitatifTeknik pengumpulan data melalui metode kualitatif perlu diketahui keandalan datanya. Salah satu teknik yang dapat ditempuh untuk memperoleh keabsahan data kualitatif adalah menggunakan teknik triangulasi. Metode triangulasi merupakan salah satu metode yang paling umum di pakai dalam uji validitas penelitian kualitatif. Triangulasi adalah proses untuk mendapatkan data valid melalui penggunaan variasi instrumen. Ide tentang triangulasi bersumber dari ide tentang multiple operasional yang mengesankan bahwa kesahihan temuan-temuan dan tingkat konfidensinya akan dipertinggi oleh pemakaian lebih dari satu pendekatan untuk pengumpulan data.Sebenarnya metode triangulsi ini merupakan cara pengkombinasian antara penelitian kuantitatif dan kualitatif yaitu dengan cara mengecek antara satu tipe hasil peelitian (kuantitatif misalnya) dapat dicek dengan hasil penelitian yang diperoleh dari tipe penelitian yang lain (kualitatif). Dengan demikian teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan validitas hasil penelitian.Denzin (1978) membedakan empat macam teknik triangulasi, yaitu: Triangulasi data atau sumber data, Triangulasi metode, Triangulasi peneliti, dan Triangulasi teori. Sementara untuk kesempatan penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data atau sumber. Triangulasi data ini dimaksudkan agar dalam pengumpulan data peneliti menggunakan banyak sumber data. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kelitatif.Hal ini dapat dicapat dengan jalan :a. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasib. Membandingkan dengan apa yang dikatakan secara pribadi dengan apa yang dikatakan di depan umum.c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dari berbagai lapisan masyarakat baik tingakat pendidikan, status pekerjaan misalnya.e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen lainnya.

F. Metode Analisis1. Mendeskripsikan Penilaian kinerja Puskesmas I Kembaran Berdasarkan Konsep Balanced Scorecard.

Mendeskripsikan penilaian kinerja Puskesmas I Kembaran dari keempat perspektif dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan pelaksanaannya dalam setiap program kerja. Pembandingan ini dilakukan dengan dua metode, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Untuk target-target yang bersifat numeric berikutnya akan dianalisis dengan metode kuantitatif, sedangkan target-target yang abstrak akan dianalisis dengan metode kualitatif. Penilaian tersebut meliputi:

Tabel 3.2 : Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas I KembaranPerspektifIndikatorTarget

PelangganCakupan Pelanggan100%

Pangsa PasarSeluruh masyarakat

Retensi Pasien100%

Akuisisi Pasien-

Kepuasan PelangganBaik

KeuanganEkonomi < 100%

Eifisiensi> 100%

Efektifitas> 100%

Proses InternalPengurangan waktu pelayananStandarisasi pelayanan

Pengembangan dan PertumbuhanPartisipasi MasyarakatCek kesehatan secara rutin

Pengembangan Kapasitas SDMEmpat bulan sekali

Sarana Prasarana dan TeknologiPeningkatan Setiap Tahun

Sumber: Hasil Pra Survey Profile Puskesmas I Kembaran diolah

a. Perspektif Pelanggan (Customers)

Perspektif pelanggan merupakan indikator tentang bagaimana pelanggan melihat organisasi dan bagaimana organisasi memandang mereka. Berkenaan dengan kuantitas pasien, maka dengan teknik analisis kuantitatif deskriptif, data yang diperoleh dari Puskesmas (data sekunder) akan dideskripsikan beberapa hal di bawah ini:

1) Cakupan Pelanggan, yakni jumlah pasien yang dapat dilayani oleh Puskesmas I Kembaran dalam periode tertentu sesuai dengan jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh Puskesmas. Apabila Puskesmas mampu memberikan pelayanan yang tersedia dengan baik sehingga mencapai prosentase cakupan yang tinggi (mendekati atau melebihi 100%) maka Puskesmas dinilai berkinerja baik.

2) Pangsa pasar, yakni mengklasifikasikan data pasien berdasarkan umur, jenis klamin, status jaminan atau jenis penyakit pasien. Hasil analisis ini diperoleh informasi tentang kelompok manakah yang paling banyak mengakses layanan Puskesmas I Kembaran.

3) Retensi Pasien, yakni mengukur tingkat kesetiaan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan Puskesmas. Formula pengukurannya adalah customer retention rate (CCR) (Gaspersz, 2013).

Apabila nilainya mendekati 100% berarti kinerja puskesmas baik, namun apabila nilainya jauh dari 100% berarti kinerja puskesmas buruk.

4) Akuisisi Pasien, yaitu mengukur kemampuan Puskesmas untuk menarik pasien baru atau meningkatkan jumlah pasien. Semakin banyak pelanggan baru maka kinerja puskesmas dapat dikatakan baik. Formula pengukurannya adalah market growth rate (MGR) (Gaspersz, 2013):

b. Perspektif Keuangan (Financial)Perspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang ketersediaan sumber daya dan ketercapaian target organisasi. Melalui konsep value for money, kinerja Puskesmas I Kembaran dapat dilihat dari tiga hal, yaitu:1) Tingkat ekonomiTahapan ini mengukur tingkat kehematan dari pengeluaran organisasi. Pengukuran ini memerlukan data anggaran pengeluaran dan realisasinya. Informasi anggaran pengeluaran dapat diperoleh dari Rencana Anggaran Belanja (RAB) organisasi, sedangkan realisasi anggaran dapat diperoleh dari laporan keuangan organisasi akhir tahun. Berikut formula untuk mengukur tingkat ekonomi(Mahsun, 2006:186):

Jika hasil yang diperoleh nilainya kurang dari 100% berarti kinerja organisasitermasukekonomis,apabila nilainya adalah 100% maka kinerjanya berimbang, dan apabila nilainya kurang dari 100% berarti kinerja organisasi tidak ekonomis.

2) Tingkat efisiensiEfisiensi berhubungan dengan metode operasi (method operation). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil karya tertentu mempergunakan sumber daya dan dana serendah-rendahnya. Pengukuran dilakukan dengan cara membandingkan output dengan inputorganisasi. Output puskesmas berupa pelayanan kesehatan yang dapat diukur dari besar pendapatan retribusi, adapun input puskesmas adalah kas puskesmas yang diperoleh dari pemerintah. Berikut ini formula untuk mengukur tingkat efisiensi(Mahmudi, 2007: 102)

T

Jika diperoleh nilainya lebih dari 100% berarti keadaan organisasi efisien, namun sebaliknya apabila nilanya kurang dari 100% berarti kinerja organisasi tidak efisien.

3) Tingkat efektivitasEfektivitas adalah ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas merupakan perbandingan antara outcome dan output. Pengukuran efektivitas memerlukan data tentang realisasi pendapatan dan anggaran atau target pendapatan organisasi. Adapun formula pengukuran tingkat efektivitas organisasi adalah sebagai berikut(Mahsun, 2006:187):

T

Jika diperoleh nilai lebih dari 100% berarti puskesmas tidak efektif, begitu juga sebaliknya apabila nilainya kurang dari 100% maka puskesmas dianggap tidak efektif.c. Perspektif Bisnis Internal (Internal business) Perspektif proses internal mengukur kinerja puskesmas dari aspek inovasi, proses operasional dan proses pelayanan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan kuesioner dengan sklala likert. Sedangkan teknik analisisnya menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Hasil analisis tersebut diharapkan mampu menjelaskan beberapa persoalan di bawah ini:1) Proses inovasi, mengukur sejauh mana puskesmas mampu melakukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan sehingga menghasilkan kepuasan pasien. 2) Proses operasional, mengidentifikasikan sumber-sumber pemborosan dalam proses operasional. Pemborosan yang dimaksud adalah: pemborosan input seperti ketersediaan SDM dan ketersediaan sarana dan prasarana, pemborosan proses seperti penerapan alur pelayanan, dan pemborosan output seperti kesalahan dalam pelayanan.Penilaian terhadap kecepatan pelayanan kesehatan, menjadi sangat penting untuk mengidentifikasi letak pemborosan waktu yang mengakibatkan masa tunggu pelayanan menjadi lebih lama. Oleh karena itu penilain terhadap kecepatan pelayanan diperdalam lagi analisisnya menggunakan metode analisis Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) dengan rumus (Gaspersz, 2013):

Apabila nilai yang dihasilkan adalah 1 (satu) atau lebih, maka kinerja puskesmas dinilai baik, begitu juga sebaliknya apabila nilai yang dihasilkan adalah kurang dari 1 (satu) puskesmas dapat dinilai kurang baik atau buruk.3) Proses pelayanan, menjelaskan sejauh mana responsivitas puskesmas dalam menanggapi keluhan pasien dan bagaimana upaya yang dilakukan puskesmas untuk memberikan pelayanan yang spesial buat pasiennya (personal touch)

d. Perspektif Pertumbuhan dan Pengembangan (Learning and Growth)Perspektif ini mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan pengembangan dan pembelajaran organisasi, meliputi pengembangan teknologi, petugas, sistem dan prosedur pelayanan, dan faktor lain yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Data-data tentang pengembangan dan pembelajaran ini diperoleh dari hasil wawancara. Berikutnya dibandingkan dengan dokumen pengembangan dan pembelajaran yang ada di puskesmas. Dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, diperoleh informasi mengenai:1) Pertumbuhan dan perkembangan petugas, yakni menjelaskan tentang macam-macam pendidikan atau pelatihan yang pernah atau sedang diikuti petugas dalam rangkan meningkatkan produktifitas.2) Pertumbuhan dan perkembangan infrastruktur teknologi, yakni menjelaskan tentang peningkatan mutu infrastruktut puskesmas dalam menyelenggarakan pelayanan.

2. Mengidentifikasikan Permasalahan dalam Penilaian Kinerja Puskesmas I Kembaran

Mengidentifikasikan permasalahan bukanlah pekerjaan yang mudah. Selain membutuhkan data yang lengkap, dibutuhkan juga teknik yang tepat untuk menganalisisnya. Data berupa informasi kinerja Puskesmas tersebut selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Spradley (1980) menjelaskan bahwa ada empat macam teknik analisis data yang dapat digunakan setelah terjun ke lapangan. Empat macam teknik tersebut adalah: (1) analisis domain, (2) analisis taksonomi, (3) analisis komponensial, (4) analisis tema cultural. Analisis domain adalah memberi gambaran umum dari dan menyeluruh dari objek penelitian. Gambaran umum tersebut dijabarkan lebih terperinci dalam teknik analisis taksonomi, yaitu penjabaran secara rinci dari analisis domain melalui observasi terfokus. Untuk lebih mendalam maka dalam setiap perspektif dianalisis dengan teknik analisis komponensial, yaitu mencari spesifik pada setiap detail struktur internal. Ketiga tahapan ini dilakukan dalam mendeskripsikan hasil penelitian. Adapun teknik yang spesifik untuk menganalisis permasalahan adalah teknik analisis tema cultural, yakni mencari hubungan antarperspektif dan antara perspektif dengan kondisi lingkungan organisasi. Berdasarkan seluruh analisis yang di lakukan maka dapat disusun sebuah deskripsi, narasi dan argumentasi yang baik tentang permasalahan

3. Pemilihan Alternatif Pemecahan Masalah dalam Penilaian Kinerja Puskesmas I Kembaran.

Pengidentifikasian permasalahan di atas menjadi bahan yang penting untuk menghasilkan alternatif-alternatif pemecahan permasalahan. Oleh karena itu semakin baik identifikasi permasalahan yang dilakukan akan mempermudah peneliti untuk merumuskan alternatif pemecahan permasalahannya. Perumusan alternative pemecahan permasalahan dilakukan dengan membandingkan antara permasalahan dengan literature yang ada, serta berbagai pendapat tambahan yang mendukungnya

50