bab iii

Upload: pradhana-arli

Post on 10-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 BAB III

    1/32

    III-1

    BAB III

    PEMBAHASAN

    III.1 Seismic Darat

    A.Pendahuluan

    Survey seismik dilakukan untuk mendapatkan rekaman data

    seismik dengan kualitas yang baik. Penilaian baik tidaknya data seismik

    adalah dari perbandingan antara banyaknya sinyal refleksi dengan sinyal

    gangguan atau noise yang diterima. Semakin banyak sinyal refleksi serta

    semakin sedikit noise yang diterima maka kualitas perekamandata seismik

    semakin bagus. Keakuratan pengukuran waktu tempuh (travel time)

    jugamempengaruhi kualitas perekaman. Secara garis besar eksplorasi

    seismik dibagi menjadi eksplorasi seismik dangkal daneksplorasi seismik

    dalam.

    GAMBAR 3.1

    SURVEY SEISMIK DARAT

  • 5/20/2018 BAB III

    2/32

    III-2

    Eksplorasi seismik yang digunakan untuk eksplorasi hidrokarbon

    (minyak dan gas bumi) adalah eksplorasi seismik dalam. Sedangkan

    eksplorasi seismik dangkal (shallow seismic reflection) biasa digunakan

    untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang lainnya. Kedua jenis

    eksplorasi seismik tersebut memiliki resolusi dan akurasi yang berbeda.

    Seismik refleksi terbagi atas tiga bagian yaitu akuisisi data seismik, proses

    data seismik,dan yang terakhir adalah interpretasi data. Akuisisi data

    adalah untuk memperoleh data seismik dari area yang disurvey. Dari proses

    data seismik akan diperoleh penampang seismik permukaan bawah tanah.

    Setelah data seismik diproses maka dilakukaninterpretasi untuk

    menganalisa keadaan geologi di bawah permukaan dan juga

    untuk memperkirakan komposisi material batuan di bawah permukaan

    tersebut.Proses akuisisi data sangat penting karena mempengaruhi kualitas

    data seismik. Kualitas data seismik yang baik akan menghasilkan

    penggambaran penampang seismik bawahtanah yang baik sehingga proses

    interpretasi juga dapat dilakukan dengan baik.

    B.Konsep Seismic Darat

    Gelombang seismik adalah gelombang mekanis yang muncul akibat

    adanya gempa bumi.Sedangkan gelombang secara umum adalah fenomena

    perambatan gangguan (usikan) dalam medium sekitarnya. Gangguan ini

    mula-mula terjadi secara lokal yangmenyebabkan terjadinya osilasi

    (pergeseran) kedudukan partikel-partikel medium, osilasi tekanan maupun

    osilasi rapat massa. Karena gangguan merambat dari suatu tempat ketempat

    lain, berarti ada transportasi energi. Gelombang seismik disebut juga

    gelombang elastik karena osilasi partikel-partikelmedium terjadi akibat

    interaksi antara gaya gangguan (gradien stress) malawan gaya-gaya elastik.

    Dari interaksi ini muncul gelombang longitudinal, gelombang transversal

  • 5/20/2018 BAB III

    3/32

    III-3

    dan kombinasi diantara keduanya. Apabila medium hanya memunculkan

    gelombang longitudinal saja (misalnya di dalam fluida) maka dalam

    kondisi ini gelombang seismik sering dianggap sabagai gelombang

    akustik.Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi, seismik refleksi lebih

    lazim digunakan daripada seismik refraksi. Hal tersebut disebabkan karena

    siesmik refleksi mempunyai kelebihan dapat memberikan informasi yang

    lebih lengkap dan baik mengenai keadaan struktur bawah permukaan.

    Penyelidikan seismik dilakukan dengan cara membuat getaran dari suatu

    sumber getar.Getaran tersebut akan merambat ke segala arah di bawah

    permukaan sebagai gelombang getar.

    C.Peralatan

    Metode dari pekerjaan seismik sebenarnya cukup sederhana. Energi

    yang dihasilkan dari sumber dan dipancarkan ke dalam bumi sebagai

    gelombang seismik. Pada saat bertemu dengan bidang perlapisan yang

    berfungsi sebagai reflector, akan memantul kembali ke permukaan dan

    kemudian akan dideteksi geophone yang terekam di permukaan bumi. Jenisseismik ada 2 macam yaitu seismik seismik bias (refraction ) dan seismik

    pantul ( reflection ).

    Alat alat yang dibuthkan untuk survey seismik pada umumnya terdiri

    atas source, receiver, seismic cable, dan recorder .

    1. Source

    Sejak survey pertama pada tahun 1920 an, ledakan memegang

    peranan penting sebagai sumber gelombang seismik. Mulanya

    digunakan dinamit, kemudian digantikan oleh bahan peledak lain yang

    lebih aman seperti ammonium nitrat.

    Pada kebanyakan survey bahan peledak diledakkan dalam lubang

    dengan kedalaman bervariasi, umumnya di bawah zona pelapukan.

  • 5/20/2018 BAB III

    4/32

    III-4

    Ledakkan juga dilakukan di survey marine, tetapi sparker dan air gun

    lebih sesuai.

    2. Receiver

    Survey seismik dilakukan dengan meletakkan beberapa receiver di

    lokasi yang berbeda dan menggunakannya untuk mendeteksi getaran

    yang dihasilkan oleh source. Receiver ini disebut sebagai geophone atau

    seismometer, yang dapat digunakan di darat dan juga di laut. Tetapi

    kebanyakan survey di laut menggunakan hydrophone yang peka

    terhadap perubahan tekanan air yang disebabkan oleh gelombang

    seismik yang melaluinya. Receiver merubah getaran mekanis dari

    source menjadi arus listrik yang kemudian dialirkan ke recorder ( alat

    perekam ).

    3. Seismic cable

    Sinyal geophone, yang berupa arus listrik dialirkan dari geophone

    ke system alat perekam ( recorder ) oleh seismic cable.

    4. Recorder

    Recorder menerima sinyal listrik yang bervariasi dari geophone,dan menyimpan informasi tersebut dalam bentuk seismogram, yaitu

    diagram yang menunjukkan variasi amplitudo terhadap waktu. Sejak

    tahun 1960-an alat perekam telah menggunakan tekhnologi computer.

    D.Akuisisi Data

    Gelombang yang datang mengenai lapisan-lapisan batuan akan

    mengalami pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Respon batuanterhadap gelombang yangdatang akan berbeda-beda tergantung sifat fisik

    batuan yang meliputi densitas, porositas,umur batuan, kepadatan, dan

    kedalama batuan. Galombang yang dipantulkan akanditangkap oleh

  • 5/20/2018 BAB III

    5/32

    III-5

    geophone di permukaan dan diteruskan ke instrument untuk direkam.Hasil

    rekaman akan mendapatkan penampang seismik.

    Pekerjaan yang dilakukan oleh ahli geodesi dalam akuisisi data

    seismic di darat:

    1.Survei Lokasi :

    Awalnya kita hanya diberikan koordinat teoritik dari ahli

    geofisika, dari koordinat teoritik tersebut terlebih dahulu kita plotkan

    secara manual diatas peta rupa bumi sebagai acuan untuk mempermudah

    menemukan lokasi di lapangan. Setelah Lokasi ditemukan, kita

    mengecek keadaan di sekitarnya untuk menentukan penempatan titik

    titik BM GPS yang tidak terhalang oleh obstraksi untuk mengurangi

    kesalahan Multipath.

    2.Pengukuran Titik Kontrol GPS:

    Pada tahap ini, kita harus mencari Titik Dasar Teknik (TDT)

    terdekat milik Bakosurtanal Orde 0 atau Orde 1 yang akan digunakan

    sebagai titik ikat koordinat yang teliti ( Datum WGS 84 dan Proyeksi

    UTM).

    GAMBAR 3.2

    PENGUKURAN TITIK KONTROL GPS

    Setelah itu kita pasang titik BM GPS di seluruh area yang akan

    dilakukan survey seismik, perlu diperhatikan juga bahwa penempatan

    http://4.bp.blogspot.com/_qEl1MMuxXdc/S68JHZl5L3I/AAAAAAAAAI0/2OlaG-GjcFU/s1600/1.bmp
  • 5/20/2018 BAB III

    6/32

    III-6

    titik BM GPS harus memiliki persebaran yang merata dan tidak

    terhalang oleh obstraksi di daerah sekitarnya. Setelah itu baru kemudian

    dilakukan pengukuran koordinat pada setiap titik BM GPS

    menggunakan alat GPS Geodetik metode differensial.Setiap sesi

    pengukuran biasanya dilakukan dalam selang waktu 1,5 jam.

    Terkadang hasil dari pengukuran GPS di lapangan masih

    mengandung banyak kesalahan, diantara nya kesalahan cycle slip

    maupun multipath, karena itu data ukuran harus diedit dengan

    menonaktifkan data perekaman satelit yang mengandung kesalahan.

    Software yang digunakan bisa bermacam macam tergantung dari

    merek alat.

    GAMBAR 3.3

    HASIL GPS

    3. Pengukuran Lintasan Seismik

    Setelah dilakukan pengukuran GPS, maka tiap titik BM GPS

    sudah memiliki koordinat dalam system koordinat nasional. Kemudian

    dilakukan pengukuran lintasan seismic, langkahnya adalah sebagai

    berikut:

    http://2.bp.blogspot.com/_qEl1MMuxXdc/S68JRZx3qXI/AAAAAAAAAI8/7foSXDNVL4o/s1600/2.jpg
  • 5/20/2018 BAB III

    7/32

    III-7

    a. Pengukuran Azimut Matahari:

    Pengukuran Azimut matahari bertujuan supaya didapatkan

    azimuth geografis yang menunjukkan arah utara sebenarnya.

    Sedangkan jika kita menggunakan kompas, maka azimut yang

    didapatkan hanya arah utara magnetis bumi (masih terdapat

    deklinasi).

    GAMBAR 3.4

    PENGUKURAN SUNSHOT

    Pada tahap ini dilakukan pengamatan tiap hari pada pagi dan

    sore sebagai kontol pengukuran harian. Kemudian datanya diprose

    menggunakan software GPSeismik.

    b. Pengukuran Polygon Dan Stake Out.

    Setelah Azimut didapatkan, maka dilakukan pengukuran

    polygon menggunakan metode polygon terbuka terikat sempurna

    (diikatkan kepada titik BM GPS), perlu diperhatikan juga bahwa

    pengukuran sudut harus dilakukan dalam keadaan Biasa dan Luar

    biasa untuk mencapai ketelitian yang tinggi.

    http://3.bp.blogspot.com/_qEl1MMuxXdc/S68Ji-vKaQI/AAAAAAAAAJE/PLa2BfKS7bc/s1600/3.jpg
  • 5/20/2018 BAB III

    8/32

    III-8

    GAMBAR 3.5

    PENGUKURAN POLYGON

    E.Metode Seismic Darat

    1. Drilling

    Pemboran dangkal pada survey Seismik bertujuan untuk

    membuat tempat penanaman dinamit sebagai sumber energi (source)

    pada perekaman.

    GAMBAR 3.6

    DRILLING

    http://geofisikaunhas.files.wordpress.com/2008/11/6-drilling2.jpghttp://2.bp.blogspot.com/_qEl1MMuxXdc/S68JtnUS63I/AAAAAAAAAJM/kzPdQt9GP9Y/s1600/4.bmphttp://geofisikaunhas.files.wordpress.com/2008/11/6-drilling2.jpghttp://2.bp.blogspot.com/_qEl1MMuxXdc/S68JtnUS63I/AAAAAAAAAJM/kzPdQt9GP9Y/s1600/4.bmp
  • 5/20/2018 BAB III

    9/32

    III-9

    Kedalaman lubang bor biasanya 30 m dengan diameternya

    sekitar 11 cm. Penentuan kedalaman lubang bor ini berdasarkan test

    percobaan yang dilakukan sebelumnya. Kedalaman ini terletak di

    bawah lapisan lapuk (weathering zone).

    2. Preloading

    Pada survey seismik digunakan sumber energi dinamit untuk di

    darat, dan airgun digunakan khusus untuk daerah survey di dalam air.

    Dinamit yang digunakan bermerk Power Gel ini terbungkus dalam

    tabung plastik dan dapat disambung-sambung sesuai dengan berat

    yang diinginkan untuk ditanam. Di dalam tabung ini dinamit diisi

    dengan detenator atau cap sebagai sumber ledakan pertama, serta

    dipasang pula anchoragar dinamit tertancap kuat di dalam tanah.

    GAMBAR 3.7

    AKTIVITAS PRELOADING

    http://geofisikaunhas.files.wordpress.com/2008/11/8-peloading2.jpg
  • 5/20/2018 BAB III

    10/32

    III-10

    GAMBAR 3.8

    PRELOADING

    Pemasangan dinamit (preloading) dilakukan langsung setelah

    pemboran selesai, dengan tujuan untuk menghindari efek

    pendangkalan dan runtuhan di dalam lubang. Pengisian dinamit

    dilakukan oleh regu loader yang dipimpin oleh seorang shooter yang

    telah mempunyai pengetahuan keamanan yang berhubungan dengan

    bahan peledak dan telah memiliki lisensi tertulis dari MIGAS.

    F.Recording data seismic

    Perekaman merupakan pekerjaan akhir dari akuisisi data seismik,

    yaitu merekam data seismik ke dalam pita magnetik (tape) yang nantinya

    akan diproses oleh pusat pengolahan data (processing centre).

    Sebelum melakukan perekaman kabel dibentangkan sesuai dengan

    posisi dan lintasannya berdasarkan desain survey 2D. Pada saat

    perekaman, yang memegang kendali adalah observer dengan memakai

    perlengkapan alat recording yang disebut LABO.

    http://geofisikaunhas.files.wordpress.com/2008/11/9-explosive-loading.jpg
  • 5/20/2018 BAB III

    11/32

    III-11

    GAMBAR 3.9

    PERALATAN RECORDING

    Peralatan yang digunakan dalam proses recording antara lain:

    1. Kabel Trace : Kabel penghubung antar trace.

    2.Geophone : Penerima getaran dari gelombang sumber yang

    berupa sinyal analog.

    3.

    SU (Stasiun Unit) : Pengubah sinyal analog dari trace ke dalam

    digital yang akan ditransfer ke LABO.

    4. Power Stasiun Unit : Berfungsi memberikan energi pada SU 70 A /

    16 Volt.

    G.Penembakan

    Saat peledakan dan perekaman tidak semua data terekam sempurna,

    kadang-kadang dinamit tidak meledak, Up Hole tidak terekam dengan

    baik, banyak noise, dsb. Kejadian ini disebut misfire, beberapa istilah

    misfireyang sering digunakan di lapangan:

    a. Cap Only : dinamit tidak meledak, detenator meledak

    b.Dead Cap : hubungan pendek, dinamit tidak meledak

    http://geofisikaunhas.files.wordpress.com/2008/11/10-alat-tecording.jpghttp://geofisikaunhas.files.wordpress.com/2008/10/100_1830.jpg
  • 5/20/2018 BAB III

    12/32

    III-12

    c. Loss wire : kabel deto tidak ditemukan

    d.Weak Shot : tembakan lemah, frekuensi rendah

    e. Line Cut : kabel terputus saat shooting

    f. Parity Error : instrumen problem

    g.No CTB : no confirmation time break

    h. Loss Hole : lubang dinamit tidak ditemukan

    i. Reverse Polaritty : polaritas terbalik

    j. Bad/No Up Hole : UpHole jelek atau tidak ada (pada monitor

    record atau blaster)

    k.

    Dead Trace : trace mati

    l.Noise Trace : terdapat noise pada trace

    H.Noise

    Merupakan ganggguan yang muncul pada saat perekeman. Noise

    secara garis besar dapat dibedakan menjadi :

    a. Ambient Noise (Background Noise Atau Random Noise)

    Ambient noise adalah trace yang disebabkan oleh segalasesuatu yang bukan disebabkan dari sumber (source). Penyebabnya

    dapat berupa angin, hujan, aliran air, mesin industry, aktivitas manusia.

    Ciri : bersifat random, spektrum lebar, dan energi lebih rendah

    b. Shot Generated Noise (Koherent Noise)

    Adalah noise yang timbul akibat peledakan dari source saat

    dilakukan pengambilan data. Shot generated terbagi menjadi :

    a). Ground Roll

    Merupakan noise yang menjalar melalui permukaan yang

    radial (surface Wave). Cirinya sebagai berikut : amplitudo besar,

    kecepatan rendah (lebih tinggi dari air blast), energi tinggi, dan

    merupakan noise dominan.

  • 5/20/2018 BAB III

    13/32

    III-13

    b). Air Blast

    Merupakan noise yang diakibatkan penjalaran gelombang

    langsung melalui udara, ciri-cirinya dapat berupa amplitudo besar,

    kecepatan rendah (lebih rendah dari ground roll), energi tinggi, dan

    merupakan noise dominan

    Noise yang dapat timbul saat pengambilan perekaman seismik di

    darat yaitu berupa ambient noise, ambient noise ini berupa trace yang

    disebabkan bukan dari sumber, Penyebabnya dapat berupa angin, hujan,

    aliran air, mesin industry, aktivitas manusia.

    Untuk memperkecil terjadinya noise maka sebaiknya dilakukan

    kegiatan mobilisasi yaitu scouting. Scouting bertujuan untuk memeriksa

    keamanan jalur survei dari gangguan aktivitas manusia, mesin, Binatang

    dan lain sebagainya agar dapat dijauhkan atau di minimalisirkan pada

    daerah survei sehingga pada saat survei tidak menganggu proses

    perekaman.

    GAMBAR 3.10

    PICKING EDITING

    Apabila proses perekaman telah dilakukan dan terdapat juga noise

    maka langkah yang dapat dilakukan yaitu editing, yaitu dengan cara

    killing pada beberapa trace saja yang dianggap kurang baik pola

  • 5/20/2018 BAB III

    14/32

    III-14

    gelombangnya. Tujuannya untuk menghilangkanbagian tertentu yang

    terdapat noise sehingga pola refleksifitasnya data terlihat dengan baik dan

    hasilnya nanti disebut picking killing.

    I. Field Processing

    Field processingadalah proses yang dilakukan di lapangan sebelum

    dilakukan proses selanjutnya di pusat. Perhatian utama di field processing

    adalah pada geometri penembakan dimana jika ada penembakan terdapat

    wrong ID, wrong coordinate, wrong spread dsb, dapat diketahui dan

    segera dikonfirmasikan ke Field Seismologist dan TOPO untuk dilakukan

    perbaikan. Proses pengolahan data seismik di lapangan biasanya hanya

    dilakukan sampai pada tahapan final stack tergantung dari permintaan

    client. Langkah-langkah yang umum dilakukan dalam memproses data

    seismic di lapangan adalah sebagai berikut:

    1. Loading Tape

    Data sesimik dalam teknologi masa ini selalu disimpan dalam

    pita magnetik dalam format tertentu. Pita magnetik yang memuat datalapangan ini disebut field tape. SEG (Society of Ekploration

    Geophysics) telah menetukan suatu standar format penulisan data pada

    pita magnetic.

    2. Geometri Up Date

    Adalah proses pendefinisian identitas setiap trace yang

    berhubungan dengan shotpoint, koordinat X,Y,Z di permukaan,

    kumpulan CDP, offset terhadap shot-point, dan sebagainya.

    3.

    Trace Editing

    Proses editing dan mute bertujuan untuk merubah atau

    memperbaiki trace atau record dari hal-hal yang tidak diinginkan yang

    diperoleh dari perekaman data di lapangan.Editing dapat dilakukan

    pada sebagian trace yang jelek akibat dari adanya noise, terutama

  • 5/20/2018 BAB III

    15/32

    III-15

    koheren noise, misfire, atau trace yang mati, polariti yang terbalik.

    Pelaksanaan pengeditan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu, pertama

    membuat trace-trace yang tidak diinginkan tersebut menjadi berharga

    nol (EDIT) dan atau membuang / memotong bagian-bagian trace pada

    zona yang harus didefinisikan (MUTE).

    GAMBAR 3.11

    RAW DATA

    Hal-hal yang perlu diedit dari suatu data dapat diperoleh dari

    catatan pengamatan di lapangan (observer report) maupun dengan

    pengamatan dari display raw recordnya.

    4. Koreksi Statik

    Tujuan koreksi statik ini adalah untuk memperoleh arrival time

    bila penembakan dilakukan dengan titik tembak dan group geophone

    yang terletak pada bidang horizontal dan tanpa adanya lapisan lapuk.

    Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh dari variasi

    http://geofisikaunhas.files.wordpress.com/2008/10/test1.jpghttp://geofisikaunhas.files.wordpress.com/2008/10/test1.jpg
  • 5/20/2018 BAB III

    16/32

    III-16

    topografi, tebal lapisan lapuk dan variasi kecepatan pada lapisan lapuk.

    Suatu reflector yang datar (flat) akan terganggu oleh adanya kondisi

    static yang disebabkan adanya efek permukaan (near surface efects).

    Secara garis besar koreksi static ini dapat dibagi menjadi dua

    bagian koreksi :

    - Koreksi Lapisan Lapuk (weathering layer)

    - Koreksi Ketinggian

    5.Amplitudo Recovery (Proses Pemulihan Amplitudo)

    Proses ini bertujuan memulihkan kembali nilai amplitudo yang

    berkurang yang hilang akibat perambatan gelombang seismic dari

    sumber sampai kepenerima (geophone), sedemikian rupa sehingga

    pada setiap trace dikalikan dengan besaran tertentu, sehingga nilai

    amplitudo relatif stabil dare time break hingga kedalaman target.

    Pengurangan intensitas gelombang seismic ini disebabkan karena hal-

    hal sebagai berikut:

    - Peredaman karena melewati batuan yang kurang elastik sehingga

    mengabsorbsi energi gelombang.- Adanya penyebaran energi kesegala arah (spherical spreading atau

    spherical divergence).

    6.Deconvolution

    Energi getaran yang dikirim kedalam bumi mengalami proses

    konvolusi (filtering) bumi bersikap sebagai filter terhadap energi

    seismik tersebut. Akibat efek filter bumi, maka bentuk energi seismik

    (wavelet) yang tadinya tajam dan tinggi amplitudonya di dalam

    kawasan waktu (time domain). Kalau ditinjau dalam kawasan

    frekuensi, tampak bahwa spektrum amplitudonya menjadi lebih sempit

    karena amplitudonya frekuensi tinggi diredam oleh bumi dan spektrum

    fasenya berubah tidak rata. Dekonvolusi adalah suatu proses untuk

    kompensasi efek filter bumi, berarti di dalam kawasan waktu bentuk

  • 5/20/2018 BAB III

    17/32

    III-17

    wavelet dipertajam kembali, atau di dalam kawasan frekuensi

    spektrum amplitudonya diratakan dan spektrum fase dinolkan atau

    diminimumkan.

    7.Analisa Kecepatan

    Analisa kecepatan (velocity analysis) adalah metode yang

    dipakai untuk mendapatkan stacking velocity dari data seismik yang

    dilakukan dengan menggunakan Interactive Velocity Analisis

    diperoleh dari kecepatan NMO dengan asumsi bahwa kurva NMO

    adalah hiperbolik. Analisa kecepatan ini sangat penting, karena dengan

    analisa kecepatan ini akan diperoleh nilai kecepatan yang cukup akurat

    untuk menetukan kedalaman, ketebalan, kemiringan dari suatu

    reflektor. Analisis kecepatan ini dilakukan dalam CDP gather, harga

    kontur semblance analisis sebagai fungsi dari kecepatan NMO dan

    CDP gather stack dengan kecepatan NMO yang akan diperoleh pada

    waktu analisa kecepatan. Didalam CDP gather titik reflektor pada

    offset yang berbeda akan berupa garis lurus (setelah koreksi NMO).

    8.Residual Static

    Kesalahan perkiraan penentuan kecepatan dan kedalaman pada

    weathering layer saat melakukan koreksi statik dan adanya sisa deviasi

    staticpada data seismik sertaData UpholedanFirst breakyang sangat

    buruk juga apat mempengaruhi kelurusan reflektor pada CDP gather

    sehingga saat stacking akan menghasilkan data yang buruk. Pada

    prinsipnya perhitungan residual static didasarkan pada korelasi data

    seismik yang telah terkoreksi NMO dengan suatu model. Dimana

    model ini diperoleh melalui suatu Picking Autostatic Horizon yang

    mendefinisikan besar pergeseran time shift yang dinyatakan sebagai

    statik sisa yang akan diproses.

  • 5/20/2018 BAB III

    18/32

    III-18

    9.Stacking

    Proses stackingadalah menjumlahkan seluruh komponen dalam

    suatu CDP gather, seluruh trace dengan koordinat midpoint yang sama

    dijumlahkan menjadi satu trace. Setelah semua trace dikoreksi statik

    dan dinamik, maka di dalam format CDP gather setiap refleksi menjadi

    horizontal dan noise-noisenya tidak horizontal, seperti ground roll dan

    multiple. Hal tersebut dikarenakan koreksi dinamik hanya untuk

    reflektor-reflektornya saja. Dengan demikian apabila trace-trace

    refleksi yang datar tersebut disuperposisikan (distack) dalam setiap

    CDP-nya, maka diperoleh sinyal refleksi yang akan saling memperkuat

    dan noise akan saling meredam sehingga S/N ratio naik. Kecepatan

    yang dipakai dalam proses stacking ini adalah stacking velocity.

    Stacking velocityadalah kecepatan yang diukur oleh hiperbola NMO.

    10.Migrasi

    Migrasi dilakukan setelah proses stacking, migrasi merupakan

    tahap akhir dalam metode Post Stack Time Migrationyang bertujuan

    untuk memindahkan event-event data pada section seismic ke posisiyang sebenarnya. Dengan kata lain migrasi diperlukan karena rumusan

    pemantulan pemantulan pada CMP yang diturunkan berasumsi pada

    model lapisan datar, apabila lapisannya miring maka letak titik-titik

    CMP / reflektornya akan bergeser. Untuk mengembalikan titik-titik

    reflektor tersebut keposisi yang sebenarnya dilakukan proses migrasi.

  • 5/20/2018 BAB III

    19/32

    III-19

    III.2 Seismic Laut

    A.Pendahuluan

    Seismik laut adalah suatu pekerjaan untuk mencari kandungan

    minyak dan gas bumi yang ada di lapisan bawah bumi tepatnya di daerah

    laut. Namun karena kita tidak mengetahui dimana kandungan minyak bumi

    itu berada, sehingga diperlukan pemetaan terhadap lapisan bawah

    bumi.Yang jadi pertanyaan ,Bagaimana cara memetakan lapisan bawah

    bumi? jawabannya adalah dengan melakukan Survei Seismik laut dimana

    wahana yg digunakan adalah kapal seismik. Syarat untuk dapat memetakan

    lapisan bawah bumi ada 2 hal Pertama, perlu adanya sumber getaran (Air

    gun) , Kedua, Perlu adanya alat perekam yang dapat menerima sumber

    getaran (Hidrophone). Prinsipnya getaran dalam bentuk gelombang udara

    (airgun) ditembakkan ke dasar laut, setelah sampai di dasar laut kemudian

    getaran tersebut dipantulkan, dan getaran ditangkap kembali oleh

    hidrophone sebagai perekam getaran.

    Secara umum, tujuan utama dari pengukuran seismik adalah untuk

    memperoleh rekaman yang berkualitas baik. Kualitas rekaman seismikdapat dinilai dari perbandingan sinyal refleksi terhadap sinyal noise (S/N)

    yaitu perbandingan antara banyaknya sinyal refleksi yang direkam

    dibandingkan dengan sinyal noisenya dan keakuratan pengukuran waktu

    tempuh (travel time). Eksplorasi seismik refleksi dapat dikelompokan

    menjadi dua, yaitu eksplorasi prospek dangkal dan eksplorasi prospek

    dalam. Eksplorasi seismik dangkal (shallow seismic reflection) biasanya

    diaplikasikan untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang lainnya.

    Sedangkan seismik dalam digunakan untuk eksplorasi daerah prospek

    hidrokarbon (minyak dan gas bumi). Kedua kelompok ini tentu saja

    menuntut resolusi dan akurasi yang berbeda begitu pula dengan teknik

    lapangannya. Menurut SANNY (1998), kualitas data seismik sangat

    ditentukan oleh kesesuaian antara parameter pengukuran lapangan yang

  • 5/20/2018 BAB III

    20/32

    III-20

    digunakan dengan kondisi lapangan yang ada. Kondisi lapangan yang

    dimaksud adalah kondisi geologi dan kondisi daerah survei. Sebagai

    contoh, parameter lapangan untuk daerah batu gamping masif akan berbeda

    dengan parameter untuk daerah dengan litologi selang-seling antara

    lempung dan pasir.

    Di samping itu parameter lapangan yang harus disesuaikan adalah

    target eksplorasi yang ingin dicapai. Secara umum, metode seismik refleksi

    terbagi atas tiga bagian penting; pertama adalah akuisisi data seismik yaitu

    merupakan kegiatan untuk memperoleh data dari lapangan yang disurvei,

    kedua adalah pemrosesan data seismik sehingga dihasilkan penampang

    seismik yang mewakili daerah bawah permukaan yang siap untuk

    diinterpretasikan, dan yang ketiga adalah interpretasi data seismik untuk

    memperkirakan keadaan geologi di bawah permukaan dan bahkan juga

    untuk memperkirakan material batuan di bawah permukaan.

    B. Peralatan Yang Digunakan Dalam Seismic Laut

    1.

    GPS C-Nav ( DGPS method )Setiap pengukuran yang dilakukan di daerah laut, dapat dipastikan

    menggunakan peralatan GPS C-NAV menggunakan metode pengukuran

    DGPS. DGPS memiliki kepanjangan Differensial Global Positioning

    System. Jadi konsepnya hampir sama seperti GPS CORS. Pada DGPS,

    GPS yang dijadikan sebagai base station, tersebar di berbagai kota

    diantaranya Singapura, Balikpapan, Australia, dll. Nah GPS C-Nav yang

    dibawa kapal berfungsi sebagai Rover dan menerima koreksi dari setiap

    base station di kota terdekat. (misal Singapura). Ketelitian bisa sampai

    level desimeter.

  • 5/20/2018 BAB III

    21/32

    III-21

    GAMBAR 3.12

    PENGAMBILAN DATA DENGAN DGPS METHOD

    2. Gyro Compass ( Gyroscope )

    Alat ini hampir memiliki fungsi yang sama dengan kompas yaitu

    menunjukkan arah utara. Hanya saja arah utara yang ditunjukkan oleh

    Gyro Compass adalah arah utara Geografis ( arah utara sebenarnya ),

    namun kelemahannya, alat ini baru dapat menunjukkan arah utara

    setelah 3 jam.

    GAMBAR 3.13

    GYRO COMPASS

  • 5/20/2018 BAB III

    22/32

    III-22

    3. Streamer Dan Bird

    Streamer bentuknya seperti kabel yang dibentangkan kemudian

    ditarik oleh kapal ( untuk marine seismic), Streamer ini berisi

    Hidrophone( alat perekam getaran), ADC (Analog to digital converter),

    dan bird (berperan untuk mengatur posisi dan kedalaman streamer).

    Total panjang dari streamer biasanya mencapai 3 km. Diameter streamer

    sekitar 7 cm dengan panjangnya bisa mencapai 10km. Bagian hitam dari

    gambar ini menunjukkan perangkat ADC.

    GAMBAR 3.14

    STREAMER DAN BIRD

  • 5/20/2018 BAB III

    23/32

    III-23

    4. AirGun

    Airgun berfungsi sebagai sumber getaran. Air gun memiliki

    kekuatan tekanan mencapai 2000 psi atau sekitar 200 kali tekanan ban

    motor. Tenaga yang digunakan adalah tekanan dari udara bebas dan

    tidak akan merusak karang yang ada di bawah kapal. kuning dan hitam

    (seperti roket) hanyalah untuk pelampung. Bagian air gun adalah

    selinder logam yang menggantung padanya.

    GAMBAR 3,15

    AIR GUN

    Pada pengukuran seismic laut memiliki beberapa pelaksana teknis,

    diantaranya adalah :

    1.Navigator

    Posisi ini biasanya ditempati oleh orang dengan background

    Sarjana Teknik Geodesi. Job Desk yang dilakukan adalah melakukan

    Pengukuran Pasang surut ( Untuk keperluan praktis biasanya 30 hari ),

    Survei Batimetri, Design rencana awal line seismik, Navigasi arah kapal

    dengan memperhatikan arus laut dan cuaca, Processing Line ( untuk

    mendapatkan koordinat jalur kapal yang sudah dilakukan Adjustment/

    perataan

  • 5/20/2018 BAB III

    24/32

    III-24

    GAMBAR 3.16

    MONITOR NAVIGATOR

    2. Observer

    Posisi ini biasanya ditempati oleh orang dengan background

    Sarjana Teknik Geofisika/ Geologi. Job desk yang dilakukan adalah

    melakukan montoring terhadap kedalaman dari streamer ( biasanya 5

    meter ), tekanan air gun ( apakah kurang/ lebih ), Kecepatan kapal (

    Perlu dipercepat/ diperlambat ), level ambient noise, dll.

    3. Gun Mechanic

    Posisi ini biasanya ditempati oleh orang dengan background

    Sarjana Teknik Mesin. Jobdesk yang dilakukan adalah memastikan

    bahwa Air Gun di setiap tembakannya ( Shooting), harus memiliki

    tekanan sebesar 2000 psi. Jika kurang, maka Gun Mechanik harus

    menambah kekuatan kompresor untuk menstabilkan tekanan sehinggabesar tekanan tidak kurang ataupun tidak lebih.

    4. Geophisic

    Posisi ini biasanya ditempati oleh orang dengan background

    Sarjana Teknik Geofisika. Jobdesk yang dilakukan adalah setiap kali 1

  • 5/20/2018 BAB III

    25/32

    III-25

    garis seismik telah selesai ditembak, maka ahli geophisics ini

    melakukan field prosesing untuk memastikan apakah data tersebut

    terbilang bagus atau buruk. Jika data penembakan terhadap 1 line

    terbilang buruk, maka kapal harus melakukan penembakan ulang di

    garis seismik tersebut ( istilahnya : infill/ reshooting )

    GAMBAR 3.17

    MONITOR INTREPRETASI

    C. Metode Dalam Seismic Laut

    1. Marine Seismic

    Ciri Khasnya:

    Survei Seismik berada pada daerah dengan kedalaman > 10 meter.

    (Laut dalam )

    Kabel streamer yang berisi hidrophone ( perekam getaran ), ditarik

    oleh kapal dan posisinyaa melayang ( tidak berada di dasar laut)

    Low cost dan waktu pengukuran relatif lebih cepat.

  • 5/20/2018 BAB III

    26/32

    III-26

    GAMBAR 3.18

    MARINE SEISMIC

    2. Transition Zone ( Ocean Bottom Cable/ OBC )

    Ciri Khasnya:

    Survei Seismik berada pada daerah dengan kedalaman 0-10 meter.

    (Daerah dangkal)

    Kabel Streamer yang berisi Hidrophone ( perekam getaran ),

    dibentangkan di dasar laut.

    High Cost dan Waktu Pengukuran relatif lebih lama.

    Catatan : Survei seismik baik menggunakan metode Marine Seismik

    maupun Transition Zone, dapat dilakukan secara 2 maupun 3 Dimensi

    GAMBAR 3.19

    TRANSITION ZONE

  • 5/20/2018 BAB III

    27/32

    III-27

    D.Noise

    Noise yang dapat timbul saat pengambilan perekaman seismik di laut

    berupa :

    a)Water BottomMultiple.

    Noisejenis ini diakibatkan oleh rambatan pulsa dari air gunke

    bawah dimana sebagian energi pulsanya akan dipantulkan ke atas oleh

    dasar air dan kemudian dipantulkan lagi ke bawah oleh permukaan air

    dan seterusnya (terreverberasi). Bidang batas antara udara-air

    merupakan reflektor yang hampir sempurna, sehingga dapat dianggap

    koefesien refleksinya -1 (Sismanto, 1996). Hal ini memberi peluang

    besar terjadinya multipledi dalam medium air.

    b)Ambient Noise

    Noise yang dapat terjadi pada pengambilan seismik di laut yaitu

    berupa : mesin kapal, aktivitas nelayan dan Biota laut (ikan paus dll).

    E.Akuisisi Data Seismik

    Untuk memperoleh hasil pengukuranseismik refleksi yang baik,diperlukan pengetahuan tentang sistem perekaman danparameter lapangan

    yang baik pula. Parameter akan sangat ditentukan oleh kondisi lapangan

    yang ada yaitu berupa kondisi geologi daerah survei. Teknik-teknik

    pengukuran seismik meliputi:

    1. Sistem Perekaman Seismik

    Tujuan utama akuisisi data seismik adalah untuk memperoleh

    pengukuran travel time dari sumber energi ke penerima. Keberhasilan

    akusisi data bisa bergantung pada jenis sumber energi yang dipilih.

    Sumber energi seismik dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber impulsif

    dan vibrator.

    a. Sumber impulsifadalah sumber energi seismik dengan transfer

    energinya terjadi secara sangat cepat dan suara yang dihasilkan

  • 5/20/2018 BAB III

    28/32

    III-28

    sangat kuat, singkat dan tajam. Sumber energi impulsif untuk akuisisi

    data seismik yang digunakan untuk akusisi data seismik di laut

    adalah air gun.

    b. Sumber energi vibratormerupakan sumber energi dengan durasi

    beberapa detik. Panjang sinyal input dapat bervariasi. Gelombang

    outputnya berupa gelombang sinusoidal. Seismik refleksi resolusi

    tinggi menggunakan vibrator dengan frekuensi 125 Hz atau lebih.

    Perekaman data seismik melibatkan detektor dan amplifier yang

    sangat sensistif serta magnetik tape recorder. Alat untuk menerima

    gelombang-gelombang refleksi untuk survei seismik di laut adalah

    hidrophone. Hidrophone merespon perubahan tekanan. Hidrophone

    terdiri atas kristal piezoelektrik yang terdeformasi oleh perubahan

    tekanan air. Hal ini akan menghasilkan beda potensial output Elemen

    piezoelektrik ditempatkan dalam suatu kabel streamer yang terisi oleh

    kerosin untuk mengapungkan dan insulasi. Model hidropon seperti yang

    diperlihatkan pada Gambar 3.20.

    GAMBAR 3.20

    PENAMPANG HIDROPON

    Hampir semua data seismik direkam secara digital. Karena output

    dari hidropon sangat lemah dan output amplitude decay dalam waktu

  • 5/20/2018 BAB III

    29/32

    III-29

    yang sangat singkat, maka sinyal ini harus diperkuat. Amplifier bisa

    juga dilengkapi dengan filter untuk meredam frekuensi yang tidak

    diinginkan (SANNY, 2004)

    2. Prosedur Operasional Seismik Laut

    Akuisisi data seismik laut dilakukan untuk memetakan struktur

    geologi di bawah laut dengan menggunakan peralatan yang cukup rumit

    seperti: streamer, air gun, perlengkapan navigasi dll. Dalam praktiknya

    akuisisi seismik laut terdiri atas beberapa komponen: kapal utama, gun,

    streamer, GPS, kapal perintis dan kapal pengawal dan kadang-kadang

    perlengkapan gravity (ditempatkan di dalam kapal) dan magnetik yang

    biasanya ditempatkan 240 meter di belakang kapal utama (3 meter di

    dalam air). Kapal operasional seismik dilengkapi dengan bahan peledak,

    instrumen perekaman serta hidropon, dan alat untuk penentuan posisi

    tempat dilakukannya survei seismik seperti yang diperlihatkan pada

    Gambar 2. Menurut KEARN & BOYD (1963), terdapat dua pola

    penembakan dalam operasi seismik di laut yaitu:

    a.

    Profil Refleksi, pola ini memberikan informasi gelombang-gelombang seismik sebagai gelombang yang merambat secara

    vertikal melalui lapisan-lapisan di bawah permukaan. Teknik ini

    melakukan tembakan disepanjang daerah yang disurvei dengan

    kelajuan dan penembakan yang konstan. Jarak penembakan antara

    satu titik terhadap lainnya disesuaikan dengan informasi refleksi yang

    diperlukan, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3,21.

  • 5/20/2018 BAB III

    30/32

    III-30

    GAMBAR 3.21

    OPERASIONAL SEISMIK DI LAUT

    b. Profile Refraksi, pola ini memberikan informasi gelombang-

    gelombang seismik yang merambat secara horizontal melalui lapisan-

    lapisan di bawah permukaan. Pada teknik ini kapal melakukan

    tembakan pada titik-titik tembak yang telah ditentukan (Gambar

    3.22).

    GAMBAR 3.22

    DIAGRAM METODE PENEMBAKAN (a) Refraksi (b) Refleksi

  • 5/20/2018 BAB III

    31/32

    III-31

    Di dalam kapal utama terdapat beberapa departemen: departemen

    perekaman (recording), navigasi, seismik processing, teknisi peralatan,

    ahli komputer, departemen yang bertanggung jawab atas keselamatan

    dan kesehatan kerja, departemen lingkungan, dokter, juru masak, dan

    kadang-kadang di lengkapi dengan departemen survey gravity dan

    magnetik, dll. Jumlah orang yang terlibat dalam keseluruhan operasi

    berjumlah sekitar 40 orang. Untuk menjaga hal-hal yang tidak

    diinginkan, selama operasi ini disertai pula dua buah kapal perintis

    (chase boat) yakni sekitar 2 mil di depan kapal utama. Selain

    bertanggung jawab membersihkan lintasan yang akan dilewati

    (membersihkan rumpon, perangkap ikan, dll) , kapal perintis bertugas

    untuk menghalau kapal-kapal yang dapat menghalagi operasi ini. Selain

    itu di belakang streamer, terdapat juga sebuah kapal pengawal.

    Operasi akuisisi data seismik memakan waktu dari mulai beberapa

    minggu sampai beberapa bulan, tergantung pada 'kesehatan' perangkat

    yang digunakan, musim, arus laut, dll. Quality Control dari operasi ini

    harus betul-betul diperhatikan, seperti apakah semua hidrophone bekerjadengan baik, apakah air gun memiliki tekanan yang cukup, apakah

    streamer dan air gun berada pada kedalaman yang dikehendaki, apakah

    feather tidak terlalu besar, dll. Hal ini disebabkan karena biaya untuk

    akuisisi seismik laut ini sangatlah mahal.

  • 5/20/2018 BAB III

    32/32

    III-32

    GAMBAR 3.23

    KEGIATAN UMUM SURVEY SEISMIK LAUT

    GAMBAR 3.24

    OFFSHORE REFLECTION SEISMIC DATA