bab iii

7
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kondisi Limbah Cair Industri Karet Serta Krisis Pupuk NPK Nasional di Indonesia Industri karet merupakan salah satu industri yang sangat berkembang pada saat ini. Seiring dengan pertumbuhannya maka industri karet akan menghasilkan dampak negatif dari industri karet berupa pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah yang belum diolah secara maksimal. Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pembuatan maupun perawatan alat pengolahan limbah karet serta keberadaan lahan yang besar kadang membuat para pengelola pabrik karet tidak mengolah limbah yang ada, sehingga banyak pabrik karet yang langsung membuang limbah hasil pengolahan ke badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu (Suligundi, 2013). Menurut Sustiyah dan Siti (2013), kriteria limbah industri pengolahan karet yaitu bersifat agak masamdengan pH sebesar 6,25 dan memiliki k andungan unsur hara seperti dicantumkan dalam tabel 1 berikut : Tabel 1. Kandungan Unsur Hara Limbah Industri Karet Unsur Hara Jumlah Kriteria N total 0,28 % Sedang P 548,44 ppm sangat tinggi K 0,28 me/100 g Sedang Ca 7,53 me/100 g Sedang Na 0,10 me/100 Rendah

Upload: sandi-koswara

Post on 04-Oct-2015

218 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA1.1 Kondisi Limbah Cair Industri Karet Serta Krisis Pupuk NPK Nasional di IndonesiaIndustri karet merupakan salah satu industri yang sangat berkembang pada saat ini. Seiring dengan pertumbuhannya maka industri karet akan menghasilkan dampak negatif dari industri karet berupa pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah yang belum diolah secara maksimal. Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pembuatan maupun perawatan alat pengolahan limbah karet serta keberadaan lahan yang besar kadang membuat para pengelola pabrik karet tidak mengolah limbah yang ada, sehingga banyak pabrik karet yang langsung membuang limbah hasil pengolahan ke badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu (Suligundi, 2013).Menurut Sustiyah dan Siti (2013), kriteria limbah industri pengolahan karet yaitu bersifat agak masamdengan pH sebesar 6,25 dan memiliki kandungan unsur hara seperti dicantumkan dalam tabel 1 berikut:Tabel 1. Kandungan Unsur Hara Limbah Industri KaretUnsur HaraJumlahKriteria

N total0,28 %Sedang

P548,44 ppmsangat tinggi

K0,28 me/100 gSedang

Ca7,53 me/100 gSedang

Na0,10 me/100 gRendah

Mg0,92 me/100 gRendah

Sumber:Sustiyah dan Siti (2013).Menurut Kementerian Perindustrian, kebutuhan pupuk NPK nasional yaitu 8,8 juta ton. Sementara proyeksi produksi nasionalnya hanya 5,89 juta ton.Angka tersebut menunjukkan masih besarnya kesenjangan antarademanddan supplypupuk di Indonesia.Hal ini disebabkan kurangnya suplai ammonia dan fosfat sebagai penyusun pupuk NPK (Deptan, 2014).1.2 Solusi yang Pernah DiterapkanSolusi yang pernah diterapkan dalam mengolah limbah cair industri karet yaitu menggunakan bak penampungan. Metode ini melalui beberapa bak penampungan secara berturut-turut, yaitu Bak Collecting Reservoir, Bak Equalisation Basin, Bak Alkalization Basin, Bak Sedimentasi Basin, Bak Lifhting Pump Station, Bak Neutralisasi Basin, Bak Aerasi Lagon, Bak Thickening Basin, Diagfragma Pump Station (DPS) dan Filter Press sebelum menghasilkan air bersih yang dapat dialirkan ke badan sungai(Prastiwi, 2010).Metode ini memiliki kelemahan yaitu tidak efisien dan tidak efektif dalam sehingga meningkatkan jumlah energi dan biaya yang diperlukan untuk pengolahan limbah.1.3 Konsep Membran Nanofiltrasi Nanofiltrasi adalah proses yang menggunakan tekanan sebagai driving force yang dapat berupa konveksi atau difusi dari masing-masing molekul, adanya tarik menarik antar muatan komponen atau konsentrasi larutan, dan perbedaan suhu atau tekanan (Pabbyet al, 2009). Proses separasi didasarkan pada ukuran molekul. Membran yang digunakan dalam proses nanofiltrasi memiliki retensi yang tidak terlalu besar terhadap garam univalent (Dasilva dkk, 2007). Yang menghasilkan air olahan bersifat rendah mineral, tidak beracun dan bebas dari mikroba. Membran nanofiltrasi yang dapat memisahkan air dari bakteri, virus, ionmultivalensi seperti Ca2+ dan Mg2+ yang menyebabkan kesadahan, atau molekul yang mempunyai berat molekul dengan rentang 200-5000 dan tidak memisahkan ion monovalensi seperti Na+ dan K+ (Ren dan Wang, 2011).Menurut Nunes (2001), proses nanofiltrasi dipilih karena mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:1. Biaya operasi murah2. Energi yang diperlukan rendah3. Perawatan mudah4. Efisiensi ruang5. Jika ada salah satu modul yang rusak, dapat diperbaiki secara parsial(tidak akan mempengaruhi kerja secara keseluruhan)6. Ramah lingkungan7. Mampu memisahkan partikel sampai ukuran nanometer.

1.4 Bahan baku penyusun Eco-Membran NanofiltrasiLimbah daun apel memiliki nilai manfaat yaitu sebagai bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Eco-Membran Nanofiltrasi. Ketika limbah daun apel menjadi nilai manfaat untuk mengatasi limbah cair yang dihasilkan oleh industri karet.

(a) (b)Gambar 1. Kebun Nanas (a) Perbandingan jumlah buah dan daun nanas (b)Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Eco-Membran Nanofiltrasi yaitu selulosa dari serat daun apel yang diolah menjadi selulosa asetat. Menurut Muliawati (2012) Komposisi kimia serat nanas yaitu Alpha Selulosa 69,571,5%, Pentosan 17,017,8%, Lignin 4,44,7%, Pektin 1,01,2%, Lemak dan Wax 3,03,3%, Abu 0,710,87%, zat-zat lain (protein, asam organik, dll) 4,55,3%. Serat apel tidak menunjukkan pengurangan kekuatan dalam penyimpanan hingga 6 bulan (Muliawati, 2012) sehingga bersifat biodegradable dan hanya memerlukan pergantian membrane setiap 6 bulan sekali.Selulosa merupakan salah satu polimer alam yang melimpah dan dapat dimodifikasi dimana kegunaannya sangat luas mulai dari bidang industri kertas, film transparan, film fotografi, plastik biodegradable, sampai untuk membran yang digunakan diberbagai bidang industri (Misdawati, 2005). Sedangkan selulosa asetat (CA) merupakan ester organik selulosa yang berupa padatan putih, tidak berbau dan tidak berasa serta merupakan ester yang paling penting yang berasal dari asam organik (Kirk dkk, 1985). Salah satu pemanfaatan utama CA adalah sebagai bahan utama dalam pembuatan membran nanofiltrasi (NF) dan yang biasa digunakan untuk pemurnian air. Hal ini dikarenakan CA dapat membentuk struktur asimetrik dengan lapisan aktif yang sangat tipis dan dapat menahan bahan terlarut pada lapisan pendukung yang kasar, serta toleran terhadap klorin dan tahan terhadap terjadinya pengendapan (Uemura and Henmi, 2008; Kumano and Fujiwara, 2008). Selain itu, koeksistensi permeabilitas yang tinggi dan selektifitas yang tinggi dari CA memungkinkan untuk menghasilkan keseimbangan sifat hidrofilik dan hidrofobik (Kumano and Fujiwara, 2008).

METODE PELAKSANAANA. Tahapan Program Tahapan program yang akan dilakukan, pertama sosialisasi tentang permasalahan yang ada. Pada tahapan yang pertama ini akan dilakukan sosialisasi dengan datang langsung ke pemukiman di sekitar lokasi. Kedua, sosialisasi tentang metode yang biasa digunakan pada pengolahan limbah dari industri karet. Selanjutnya akan disampaikan metode alternatif yang efisien dan terjangkau oleh masyarakat. Ketiga, akan dilakukan dalam pembuatan alat dan cara penggunaan dalam mengolah limbah. Terakhir, akan dilakukan pengawasan program ke lokasi langsung secara berkala.B. Lokasi Pelaksanaan Lokasi pelaksanaan program berada di hilir sungai Coban Badek, Batu.C. Peserta program Peserta dalam pelaksanaan program ini ditargetkan berasal dari masyarakat yang bermukim di daerah sekitar hilir sungai Coban Badek, Batu.D. Pendampingan Progam Kegiatan pendampingan program yang akan dilakukan, pertama sosialisasi tentang permasalahan yang ada. Pada tahapan yang pertama ini akan dilakukan pendampingan dengan dengan datang langsung ke pemukiman warga di sekitar Coban Badek. Disana akan dilakukan tanya jawab tentang masalah tentang limbah yang dialami oleh warga di sekitar lokasi.Kedua, sosialisasi tentang metode yang bisa digunakan pada pengolahan limbah dari industri karet. Pada pendampingan kedua ini, kita menjelaskan tentang metode apa yang akan digunakan dalam pemecahan masalah limbah yang dialami serta kelebihan dari metode yang digunakan. Hasil dari penyaringan tersebut mengandung banyak unsur Nitrogen dan Fosfat yang merupakan bahan pokok dalam pembuatan pupuk NPK. Jadi, dengan limbah ini, masyarakat bisa memanfaatkan dan mengkormersilkan limbah. Sehingga menjadi keuntungan tersendiri bagi masyarakat.Ketiga, akan dilakukan demo dalam pembuatan alat dan cara penggunaan dalam mengolah limbah. Pada pendampingan ini kita akan memperagakan cara untuk membuat alat pengolah limbah dan diikuti dengan masyarakat untuk mempraktekannya. Kemudian hasil dari pembuatan alat yang telah dibuat akan ditempatkan di sungai Coban Badek Terakhir, akan dilakukan pengawasan program ke lokasi langsung secara berkala. Pengawasan ini guna mengontrol kinerja alat peraga. Pengawasan dilakukan dalam 2 minggu sekali selama 2 bulan.

E. Alur sistem pelaksanaan program

F. Financial Plan