bab iii

Download BAB III

If you can't read please download the document

Upload: twentyy-simanjuntak

Post on 01-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

56BAB IIIANALISA DATA DAN PERENCANAANANALISA DATA ITEMAKTUALIDEALPROBLEMFlow of care : Penerimaan pasienHasil observasi penerimaan pasien baru meliputi:Hasil observasi penerimaan pasien baru tanggal 8-11 Maret 2015 yaitu sebanyak 4 orang pasien baru yang rawat inap di ruang AngsanaProses penerimaan pasien baru meliputi:Perawat menerima informasi pemesanan tempat untuk pasien baru, melalui telepon meliputi nama dan diagnosa medis. Perawat dibantu oleh mahasiswa menyiapkan tempat tidur untuk pasien baruPasien baru dari UGD dan poloklinik masuk ke ruangan diantar petugas beserta keluarga pasien.Perawat ruangan memeriksa kelengkapan persyaratan dan status pasien, serta mencatatnya ke buku operan ruangan.Perawat dibantu mahasiswa yang berdinas di ruang Neurologi Angsana mengantarkan pasien baru hingga penempatan pasien di tempat tidur, menyiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti standar infus, memasangkan oksigen, menggantungkan urine bag, dan mengatur posisi nyaman pasien.Perawat bersikap ramah namun sebanyak 3 dari 4 perawat lupa untuk memperkenalkan diriPerawat ruangan tidak memberikan informasi kepada pasien baru tentang fasilitas yang tersedia, misalnya: lokasi ruangan, lokasi toilet, kegunaan peralatan di sekitar pasien, peraturan ruangan seperti waktu kunjungan dan jumlah penunggu, serta tempat untuk menjemur pakaian.Perawat ruangan tidak menginformasikan tentang hak dan kewajiban pasien dan keluarga, peraturan yang berlaku di ruangan, serta informasi tentang petugas yang akan merawat.Tahap pra penerimaan :Prosedur Penerimaan Pasien Baru: Perawat menerima pasien dengan ramah.Perawat memindahkan pasien ke tempat tidur.Perawat mengatur posisi nyaman bagi pasien.Perawat menginformasikan peratu-ran dan fasilitas ruanganPenerimaan pasien baru dilakukan oleh ketua tim atau orang yang mendapat delegasi dengan memperkenalkan diri, penanggung jawab ruangan, dan perawat yang bertugasPerawat melakukan pengkajian, gali masalah, dan mencatat hasil.Perawat melaksanakan prosedur penerimaan pasien baru sesuai protap.Ada lembar informasi untuk orientasi pasien baru mengenai :Tata tertib ruanganHak-hak pasienKewajiban pasienIdentifikasi pasienOrientasi ruangan, lokasi toilet, kegunaan peralatan di sekitar pasienJumlah penungguPendidikan kesehatan :Cuci tangan dan 5 waktu penting cuci tanganPemilahan sampahEtika batukRisiko pelaksanaan penerimaan pasien baru kurang optimalFlow of care : Pengelolaan pasienHasil observasi penerimaan pasien baru meliputi:Hasil observasi pada tanggal 14 maret 2015 terdapat 6 pasien yang terpasang NGT di ruang Angsana.Hasil observasi pada tanggal 8 14 Maret 2015 ditemukan:Keluarga banyak yang belum mengetahui pemberian makanan via NGT (jumlah makanan yang diberikan dan jarak pemberian).Masih ditemukan beberapa pasien yang diberikan nutrisi via NGT membiarkan selang NGT sampai kosong setiap kali memberikan nutrisi.Pada tanggal 15 Maret 2015 terdapat 7 pasien yang mengalami gangguan mobilisasi di Ruang Angsana.Hasil Observasi:Berdasarkan observasi, beberapa pasien yang mengalami gangguan mobilisasi tidak melakukan mika-miki.Masih ditemukan beberapa keluarga yang belum mengerti cara melatih anggota gerak pasien.Sebanyak 1 pasien memiliki luka dekubitus akibat kurangnya mobilisasiPerawat tidak menganjurkan keluarga untuk melakukan latihan mobilisasi.Belum ada ada poster panduan mobilisasi pada setiap tempat tidur pasien.Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 8 11 Maret 2015 didapatkan hasil :Berdasarkan observasi, ketika cairan infus habis, keluarga memberi tahu perawat atau mahasiswa untuk diganti dengan yang baru.Terdapat 13 pasien yang terpasang infuse pada tanggal 11 Maret 2014.Seluruh pasien yang terpasang infus tidak ada label penanggalan pada plebot infus, beberapa selang infus tidak diberi label tanggal pemasangan, tidak terdapat label plabot keberapa dan jam penggantianTidak semua perawat mengidentifikasi jenis cairan yang diberikan apabila cairan infus habis (tidak melihat status/instruksi dokter).Masih ditemukan beberapa pasien yang jumlah tetesan infus permenitnya tidak sesuai kebutuhan4 dari 13 pasien yang terpasang infus, tidak ada penanggalan kapan dipasang.Pada tanggal 15 Maret 2015 terdapat 20 pasien yang dirawat di Ruang Neurologi Angsana.Hasil observasi:Mahasiswa praktikan yang terdapat di Ruang Neurologi Angsana tidak diberdayakan untuk tindakan memandikan, keramas, dan potong kuku pasien.Perawat ruangan tidak menghimbau atau melibatkan mahasiswa yang ada di Ruang Neurologi Angsana untuk melakukan tindakan personal hygiene pada pasien.Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 8 11 Maret 2015 didapatkan hasil :Metode yang digunakan di ruang Neurologi Angsana adalah metode tim yang dibagi menjadi 2 tim. Saat pergantian dinas sebagian besar operan dilakukan melalui buku operan dan buku operan hanya ada 1 buku saja sehingga disatukan dari Tim 1 dan Tim 2. Jarang dilakukan operan secara ronde. Saat dinas dimulai belum terlaksananya doa bersama.Mahasiswa terkadang tidak dibagi sesuai tim dan belum ada kejelasan nama nama mahasiswa jika sudah dibagi kedalam tim. Mahasiswa juga kurang dilibatkan dalam operan perawat.Belum terdapat struktur organisasi di ruang Neurologi AngsanaBelum terdapat papan pembagian tim dan perawat yang bertugas setiap shiftnya.Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 7 10 Maret terhadap kegiatan yang menyangkut patient safety, didapatkan data sebagai berikut:Tidak ada penomeran bed di ruanganEtiket identitas pasien di setiap loker hanya tertulis nama pasien, tidak terdapat tanggal lahir pasien dan nomer rekam medis pasien seperti standar.Sebagian perawat ruangan dan mahasiswa praktikan masih belum menerapkan identifikasi pasien secara optimal. Pelaksanaan identifikasi pasien dengan menanyakan nama dan tanggal lahir serta mencocokkan nomor rekam medis pasien pada gelang dengan catatan pemberian obat tidak selalu dilakukan saat memberikan obat atau saat melakukan tindakan dan prosedurPelaksanaan double check pada obat high alert dan obat-obat LASA tidak selalu dilakukanPemberian obat belum sepenuhnya memenuhi 7B. Label pada spuit terisi nama dan bed pasien saja, bahkan jarang dilakukan labeling pada spuit ketika akan memberikan obat. Pendokumentasian pemberian obat-obatan suntik dilakukan pada buku suntik.Poster-poster persuasif mengenai 7 BENAR saat pemberian obat belum ada di ruang dispensing.Ketika melakukan tindakan, perawat dan mahasiswa praktikan selalu menggunakan APD (hands glove dan masker) namun tidak selalu menerapkan cuci tangan sebelumnya dan selalu mencuci tangan setelahnya.Kurang efektifnya penerapan hand hygiene five moment sesuai dengan pedoman RSHS. Jumlah hands rub di ruang angsana sebanyak 18 unit, 5 diantaranya terdapat poster cuci tangan. Terdapat 9 wastafel dan seluruhnya terdapat poster cuci tangan, namun hanya 1 wastafel yang terdapat sabun cuci tangan. Di ruang Angsana tidak tersedia tissue di semua wastafelTidak adanya pelabelan spuit obat per IVTidak ada penulisan tanggal pemasangan infus pada 3 dari 12 pasien. Tidak ada penulisan tanggal pemasangan NGT pada 5 dari 6 pasien. Sebagian pasien yang terpasang kateter tidak selalu dilakukan penulisan tanggal di tempat pemasangan.Penunggu pasien lebih dari 2 orang dan tanpa kartu penunggu. Masih ditemukan beberapa pasien yang diberikan nutrisi via NGT oleh keluarga dengan cara didorong.DIAGNOSA KEPERAWATANForm pengkajian keperawatan untuk pasien sudah tergabung dalam satu form, yang berisi :format identitas, keadaan umum, pengkajian sistem,pengkajian psikososial dan spiritual, pengkajian risiko jatuh,risiko dekubitus, skrining nutrisi, status fungsional (ketergantungan),data diagnostik, kebutuhan edukasi,discharge planning, dandiagnosa keperawatan berdasarkan skala prioritas.Keseluruhan format tersebut terisi dengan baikTidak ada perumusan diagnosa keperawatan yang dibuat menggunakan pendekatan PE (problem etiologi) atau PES (problem etiologi simtom)Diagnosa keperawatan aktual yang dibuat didokumentasikan setiap pergantian dinasPencatatan diagnosa keperawatan dilakukan setelah selesai melakukan tindakan keperawatanTerdapat waktu, tanggal, tanda tangan dan nama jelas perawat setelah mendokumentasikan diagnosa keperawatan PERENCANAAN KEPERAWATANBerdasarkan hasil observasi pada tanggal 11 Maret 2015, didapatkan format ceklis rencana asuhan keperawatan yang tersedia di ruangan, yaitu dengan diagnosa keperawatan: Defisit perawatan diriKetidakefektifan bersihan jalan nafasPersonal hygieneNutrisi kurang dari kebutuhanNyeriGangguan integritas kulitKonstipasiGangguan pertukaran gasResiko aspirasiDiagnosa keperawatan di atas masih belum sesuai dengan pasien-pasien neurologi dilihat dari DO DS / simtom yang tersedia pada format. Sehingga pada rekam medis pasien tidak semua format rencana asuhan keperawatan terlampirPada format rencana asuhan keperawatan ceklis yang terdapat di ruangan, 2 dari 9 tujuan tidak terlampir target waktu penyelesaian masalahPerencanaan keperawatan tertulis dengan jelas dan spesifik, tidak terdapat rasionalPerencanaan keperawatan ditulis dengan diawali kalimat perintah.Rencana tindakan keperawatan ditulis pada lembar terintegrasi yang sudah tersediaRencana tindakan keperawatan ditulis setelah selesai melakukan tindakan keperawatanTerdapat waktu, tanggal, tanda tangan dan nama jelas perawat setelah mendokumentasikan perencanaan keperawatan PELAKSANAAN KEPERAWATANTindakan keperawatan ditulis setelah selesai melaksanakan tindakan keperawatanSelama dilakukan observasi, tidak tampak adanya pendokumentasian mengenai persetujuan dari keluargaatas tindakan yang akan dilakukan(tindakan yang dapat menimbulkan risiko), informed consent dilakukan oleh dokterPerawat mencatat tindakan keperawatan menggunakan tinta Pencatatan ditulis secara singkat dan cukup jelasTindakan keperawatan ditulis menggunakan kata kerjaTindakan keperawatan ditulis setelah selesai melakukan tindakan keperawatanTerdapat waktu, tanggal, tanda tangan dan nama jelas perawat saat mendokumentasikan pelaksanaan keperawatanEVALUASIEvaluasi keperawatan ditulis setelah selesai melakukan tindakan keperawatan dan saat ada waktu luangHampir semua evaluasi tidak disesuaikan dengan kriteria hasil yang ditetapkan karena sebelumnya tidak tercantum pada rencana asuhan keperawatanTerdapat waktu, tanggal, tanda tangan dan nama jelas perawat saat mendokumentasikan pelaksanaan keperawatanKesimpulan dari hasil kajian situasi di atas yaitu:Format rencana asuhan keperawatan yang ada di ruang Angsana belum spesifik dan tidak sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien neurologiProsedur pemberian nutrisi via NGT:Pemberian nutrisi via NGT tidak didorong akan tetapi selang diangkat setinggi 30 cm.Jumlah makanan dan waktu pemberian tergantung kebutuhan pasien. Jumlah dan waktu pemberian nutrisi tersebut akan diinformasikan oleh petugas gizi kepada keluarga.Saat memberikan nutrisi via selang NGT tidak dibiarkan sampai kosong karena akan mengakibatkan perut kembung jika terlalu sering dilakukan, akan tetapi selang dibilas sampai bersih dengan air putih dan kemudian ujung selang NGT ditutup (dengan kondisi selang terisi air putih).Pasien dengan gangguan mobilisasi disarankan untuk melakukan perubahan posisi setiap 2-4 jam sekaliMelibatkan keluarga dalam latihan anggota gerak pasien karena keluarga mendampingi pasien selama 24 jamPenekanan pada anggota tubuh secara terus menerus dapat menyebabkan luka tekan, sehingga latihan mobilisasi dapat dilakukan untuk mengurangi risiko luka tekan.Perawat memiliki peran sebagai educator. Keluarga akan mengikuti saran dari perawat karena keluarga cenderung mengikuti saran dari orang yang dianggap lebih paham mengenai kondisi pasien.Terdapat poster panduan mobilisasi pada setiap tempat tidur pasien sehingga mengingatkan keluarga untuk memobilisasi pasienSetiap pasien mendapatkan terapi cairan sesuai dengan kebutuhan.Setiap infus yang terpasang diberikan label mengenai tanggal pemasangan.Terpasang etiket pada plebot infus yang berisi plebot ke berapa, tanggal dan jam penggantian, cairan yang diberikan dan jumlah tetesan.Perawat mengetahui waktu habisnya cairanSelang infus harus diganti setelah 120 jamPemasangan infus 120 jam harus diganti/dipasang baru.Pemenuhan KDM (Personal Hygiene) merupakan salah satu target yang harus dicapai oleh mahasiswa. Sehingga mahasiswa perlu diberi kesempatan untuk mencoba melakukan personal hygiene pada pasien agar kompetensi dan skill mahasiswa dapat tercapai.Optimalisasi sumber daya manusia yang ada dapat membantu pemenuhan kebutuhan pasien dari berbagai aspek, termasuk personal hygiene.Terdapat ketua tim pada setiap tim untuk merencanakan asuhan keperawatan pada pasien.Terdapat perawat pelaksana yang akan berkolaborasi menjalankan rencana asuhan keperawatan.Terdapat kegiatan conference, baik pre maupun post dan adanya kegiatan ronde.Mahasiswa dilibatkan dalam kegiatan ruangan dan dibimbing.Metode tim idealnya mempunyai ketua tim yang mengawasi, mengatur, dan mendapat informasi mengenai pasien dari perawat pelaksana pada timnya.Perawat pelaksana mengelola pasien sesuai pembagian pasien pada timnya agar lebih fokus melakukan asuhan kepada pasienTerdapat papan pembagian tim sehingga pasien maupun keluarga pasienPada setiap bed pasien terdapat identitasIdentitas pasien berisi nama lengkap, tanggal lahir, dan nomor rekam medisCara identifikasi pasien yaitu dengan menanyakan nama dan tanggal lahir dengan pertanyaan terbuka dan mencocokkannya dengan gelang pasien dan catatan. Perawat menanyakan identitas kepada keluarga pasien dengan gangguan fungsi kognitif dan kesadaran.Menerapkan double check pada pemberian elekrolit pekat (KCl injeksi dan NaCl 3% injeksi), obat-obat narkotika dan sitotoksik, serta obat-obat NORUM/LASA Prinsip 7 BENAR saat pemberian obat, yaitu: Benar Obat, Benar Dosis, Benar Waktu, Benar Cara/Rute, Benar Pasien, Benar Informasi, Benar Dokumentasi Terdapat poster-poster 7 BENAR saat pemberian obat sehingga mengingatkan perawat saat akan memberikan obatAlat pelindung diri digunakan saat akan melakukan tindakan invasif dan saat kontak dengan pasien infeksiusPenerapan cuci tangan 6 langkah dilakukan pada 5 waktu yaitu Sebelum kontak dengan pasienSebelum melakukan tindakan invasifSetelah kontak dengan cairan tubuh pasienSetelah kontak dengan pasienSetelah keluar dari lingkungan pasienPemberian identitas/label pada spuit obat untuk dilakukan untuk pencegahan infeksi kesalahan pemberian obatPemberian tanggal pada pemasangan infus, NGT dan kateter dilakukan untuk pencegahan infeksiPeraturan RSHS menyatakan bahwa penunggu pasien yang boleh masuk hanya 1 orang saja.DIAGNOSA KEPERAWATANSetelah merumuskan masalah keperawatan perawat langsung mencatat pada kolom yang tersediaRumusan diagnosa keperawatan yang dibuat mengunakan pendekatan PE (problem etiologi) atau PES (problem etiologi simtom)Diagnosa keperawatan yang dibuat didokumentasikan setiap pergantian dinasPencatatan diagnosa keperawatan segera setelah ditemukanPerawat mencantumkan waktu dan tanggal saat mendokumentasikan diagnosa keperawatan serta tanda tangan atau paraf setelah pendokumentasian.PERENCANAAN KEPERAWATANSetelah merumuskan tujuan keperawatan yang ingin dicapai, perawat menulisnya pada kolom yang ada.Tujuan yang ditetapkan : Sesuai dengan target waktu, dapat mengatasi masalah.Setiap perencanaan keperawatan ditulis dengan jelas, spesifik dan rasional.Setiap perencanaan keperawatan ditulis dengan diawali kalimat perintah.Setiap merencanakan tindakan keperawatan ditulis pada kolom rencana tindakan. Setelah menentukan rencana tindakan keperawatan, perawat segera mencatatnya.Perawat mencantumkan waktu dan tanggal saat mendokumentasikan perencanaan keperawatan serta ada tangan atau paraf setelah pendokumentasian.PELAKSANAAN KEPERAWATANSetelah selesai melaksankan tindakan keperwatan perawat menuliskan tindakan tersebut.Dalam mencatat tindakan keperawatan yang dapat menimbulkan risiko, setiap persetujuan dari keluarga atas tindakan tersebut selalu dicatat.Dalam mencatat tindakan keperawatan perawat menggunakan tinta (ball point).Dalam mencatat tindakan keperawatan tidak ada baris yang dibiarkan kosong.Setiap tindakan keperawatan dicatat menggunakan kata kerja.Setelah selesai melakukan tindakan keperawatan perawat segera mencatatnya dalam lembar pelaksanaan.Perawat mencantumkan waktu dan tanggal saat mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan serta tanda tangan atau paraf setelah pendokumentasian.EVALUASISetelah melakukan evaluasi perawat langsung menulis pada format evaluasi yang tersedia.Setiap menulis evaluasi disesuaikan dengan kriteria hasil yang ada atau yang ditetapkan.Perawat mencantumkan waktu dan tanggal saat mendokumentasikan evaluasi serta tanda tangan atau paraf setelah pendokumentasian.Risiko kurang optimalnya pengelolaan pasienFlow of care : Discarge PlanningPerawat menyiapkan dan menjelaskan administrasi yang dibutuhkan sebelum klien pulangDischarge planning dilakukan oleh dokter atau perawat. Format discharge planning di ruangan sudah ada namun belum spesifik menjelaskan mengenai penyakit neurologi dan pendokumentasiannya belum maksimal.Discharge planning yang dilakukan diruangan belum mencakup semua tahap yang dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.Pemberian pendidikan kesehatan belum menggunakan alat peraga seperti leafletJarang dilakukannya bladder training sebelum melakukan up kateter.Media informasi ROM ada 1 buah tetapi penempatannya tidak strategis untuk dibaca klien atau keluarga.Terdapat tempat untuk penyimpanan media informasi berupa leaflet. Tidak terisi leaflet pada tempat tersebut, hanya ada satu leaflet tentang stroke dan kanker payudara.Leaflet mengenai penyakit-penyakit neurologi (konsep penyakit, penatalaksanaan, diet, tanda-tanda memburuknya keadaan) tidak tersedia. Menurut kepala ruangan hal ini disebabkan ruangan belum sempat membuat media tersebut semenjak perpindahan ruangan.Tahap PengkajianPengkajian ulang dilakukan dengan menuliskan dan menanyakan nama, umur, jenis kelamin, tanggal masuk ruangan, dan lain-lain.Pasien dikaji pengetahuannya oleh perawat mengenai penyakit, seperti gejala penyakit, penyebab timbulnya penyakit dll. Pasien dikaji pengetahuannya mengenai obat yang diberikan.Pasien diidentifikasi kemampuannya oleh perawat dalam beraktifitas dan melakukan perawatan sehari-hari.Tahap PerencanaanPasien diprediksi oleh perawat tentang permasalahannya yang akan dihadapi saat pasien pulang. Pasien diajarkan tentang cara perawatan kesehatan pasien di rumah sesuai kebutuhan pasien.perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan pasien dicatat dalam pendokumentasian oleh perawat.perawat telah memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan pasien beserta keluargaTahap PelaksanaanPasien diberi penjelasan tentang konsep penyakitnyaPasien dan keluarga mendapat penjelasan tentang konsep perawatan berkelanjutan di rumah.Pasien mendapat penjelasan tentang pemberian obatPasien mendapat penjelasan tentang diet sesuai penyakitnyaPasien dan keluarga telah mendapat penjelasan tentang pentingnya kontrol ulangPasien mendapat penjelasan tentang tanda-tanda memburukya kondisi pasienPasien mendapat penjelasan tentang penanganan pertama yang dilakukanPasien mendapat penjelasan agar segera menghubungi pelayanan kesehatan apabila terjadi kegawat daruratanPasien dan keluarga diberikan dukungan psikologi oleh perawat. Pasien dan keluarga yang mendapat penjelasan tentang sumber daya manusia dan sarana pelayanan kesehatan yang dapat dihubungi apabila membutuhkan pertolongan Tahap EvaluasiPasien dinilai kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan pasca rawat pasienPasien dan keluarga mendapat penilaian kondisi psikologisPasien dan keluarga telah dinilai kesiapannya pulangTerdapat media informasi mengenai penyakit-penyakit neurologi yang bisa digunakan sebagai media pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien untuk persiapaan pasien pulang.Risiko tidak terpenuhinya kebutuhan asuhan pasca rawatDAFTAR MASALAH MANAJERIALKurang optimalnya pelaksanaan penerimaan pasien baruRisiko kurang optimalnya pengelolaan pasienRisiko tidak terpenuhinya kebutuhan asuhan pasca rawat (discharge planning)PERENCANAANMASALAHTUJUANPERENCANAANKEGIATANWAKTUSUMBER DAYAPJKurang optimalnya pelaksanaan penerimaan pasien baruTujuan Jangka Panjang: Penerimaan orientasi pasien baru berjalan dengan optimal.Tujuan Jangka Pendek:Dalam 7 hari :Perawat Melakukan orientasi dan identifikasi pasien baruMahasiswa ikut berperan dalam orientasi pasien baruPerawat dapat menggunakan media untuk memudahkan pemberian informasi dan orientasi pasien baruDiskusikan dengan kepala ruangan untuk memaksimalkan keberadaan mahasiswa/praktikan untuk memberikan informasi serta orientasi kepada pasien baruFasilitasi perawat dalam memudahkan pemberian informasi dan orientasi kepada pasien dan keluarganyaSiapkan lembar balik yang meliputi :Tata tertib ruanganHak-hak pasienKewajiban pasienIdentifikasi pasienOrientasi ruangan, lokasi toilet, kegunaan peralatan di sekitar pasienJumlah penungguPendidikan kesehatan :Cuci tangan dan 5 waktu penting cuci tanganPemilahan sampahEtika batuk15-20 Maret 2015Perawat ruang Angsana Neurologi Mahasiswa PPN XXVIII UnpadJulaehaClaudia SIndah W, Kurniawan DwiRisiko kurang optimalnya pengelolaan pasienTujuan jangka panjang:Optimalnya pengelolaan pasien yang meliputi pemenuhan KDM, patient savety, pendokumentasian, dan metode tim.Tujuan jangka pendek:Optimalnya pemberian nutrisi via NGT.Optimalnya pemenuhan personal hygiene pasienOptimalnya pemenuhan kebutuhan mobilisasi pasienPemberian asuhan keperawatan pasien sesuai dengan karakteristik pasien neurologiOptimalisasi pencegahan resiko klien jatuh.Pelabelan loker obat pasien sesuai dengan standarTidak terjadi kekeliruan dalam peracikan, persiapan, dan pemberian obat kepada pasien.Pemberian Obat diberikan sesuai dengan 7B (benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara/rute, benar waktu, benar kadaluarsa obat, dan benar pendokumentasia).Pelaksanaan cuci tangan dilaksanakan 6 langkah dan five moment.Perawat terpapar kembali informasi mengenai metode tim.Perawat dan mahasiswa praktikan mampu mensimulasikan metode tim.Fasilitasi pemberian penkes kepada keluarga mengenai:Pemberian nutrisi via NGT dengan baik dan benar.Jumlah dan waktu pemberian nutrisi berdasarkan kebutuhan yang disarankan oleh dokter/ petugas gizi.Pentingnya melakukan latihan mobilisasi pada pasien dengan gangguan mobilisasi.Kerugian tidak melakukan latihan mobilisasi pada pasien dengan gangguan mobilisasi.Tata cara melakukan latihan mobilisasi pada pasien dengan gangguan mobilisasi dengan baik dan benar.pentingnya hygiene pasien dalam upaya pencegahan infeksi.Siapkan poster panduan mobilisasi untuk ditempel disetiap tempat tidur pasienDemonstrasi/ mencontohkan:cara melakukan pemberian nutrisi via NGT kepada keluarga pasien.cara melakukan latihan mobilisasi yang baik dan benar pada pasien-pasien dengan gangguan mobilisasi.Fasilitasi perawat dan mahasiswa praktikan untuk memberikan label atau tanda pada plabot infus. Dimana di dalamnya terdapa informasi mengenai kecepatan tetesan infus, jam penggantian cairan, dan urutan plabot ke- berapa.Siapkan leaflet sebagai media pemberian penkesDiskusikan data SAK dan RAK apa yang dibutuhkan oleh ruanganRancang SAK dan RAKDiskusikan dengan kepala ruangan hasil rancangan SAK dan RAKDiskusikan dengan perawat ruangan tentang pelabelan loker obat dan tempat tidur pasienSiapkan labeling loker obat dan tempat tidur pasien sesuai dengan standardSiapkan poster-poster persuasif untuk ditempel diruang obat (seperti poster 7 benar pemberian obat)Siapkan penandaan resiko jatuh untuk digantung pada bed pasienSosialisasikan untuk selalu memakai alat pelindung diri saat pemberian obat ataupun tindakan yang berhubungan dengan cairan tubuh pasienAnjurkan untuk membiasakan mencuci tangan 6 langkah dan five moment Sosialisasikan pemberian label nama pasien, nama obat, dan tanggal pada spuit untuk pemberian obat.Sosialisasikan dan praktikkan untuk selalu menanyakan nama dan tanggal lahir pasien sambil mengecek gelang saat pemberian obat.Sosialisasikan dan praktikkan untuk selalu membiasakan pemberian tanggal pada pemasangan NGT, kateter dan infus.Sosialisasikan pembatasan penunggu pasien dengan pemasangan poster.Sosialisasikan dan praktikkan untuk selalu membiasakan menghindari penyebaran infeksi dengan menempatkan linen kotor pada tempatnya.Sosialisasikan dan praktikkan untuk selalu membiasakan pemasangan bed plang pasien, dan sosialisasikan pada keluarga pasien.Sosialisasikan dan praktikkan untuk selalu membiasakan melakukan double check saat pemberian obat high alert dan NORUM.Buat papan informasi yang berisi konsep metode tim sebagai media pemberian informasi mengenai metode pelayanan keperawatan; tim kepada perawat yang ada di ruangan.Lakukan dan sosialisasikan simulasi untuk salah satu komponen metoda tim seperti operan yang dilakukan dengan kriteria:Operan dilakukan pada setiap shift dinasOperan dilakukan pada setiap pasien, dengan kegiatan berupa Identitas klien dan diagnosa medisMasalah keperawatanTindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan Intervensi kolaboratif Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan lainnya, persiapan untuk konsul/ prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutinBuat struktur organisasi dan penjelasan tugas yang menggambarkan kondisi struktur kepemimpinan dan metode di ruangan Bersama dengan perawat, praktikan lain lakukan doa bersama sebelum melakukan tindakan kepada pasien pada pagi hari.15 -20 Maret 2015Perawat ruang Angsana Neurologi, Mahasiswa PPN XXVIII UnpadAdrian NPLia Masudah, Sochibah, Putri UtamiRisiko tidak terpenuhinya kebutuhan asuhan pasca rawat (discharge planning)Tujuan Jangka Panjang: Pelaksanaan discharge planning dapat berjalan dengan optimal.Tujuan Jangka Pendek:Perawat terpapar kembali informasi mengenai pelaksanaan discharge planningOptimalisasi sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan discharge planningTerdapat dokumentasi mengenai pelaksanaan discharge planningDiskusikan dengan kepala ruangan tentang strategi pelaksanaan discharge planning agar lebih efektifFasilitasi pengadaan media pendidikan kesehatan (leaflet) sesuai dengan penyakit/kebutuhan terbanyak yang dapat diberikan kepada pasien/keluarga. Sosialisasikan penggunaan media untuk pemberian pendidikan kesehatan pada pasien yang akan dilakukan discharge planning.15-20 Maret 2015Perawat ruang Angsana Neurologi, Mahasiswa PPN XXVIII Unpad, mahasiswa institusi lain yang sedang berdinas.Eka Wahyu N, Twenty S, Endah R, Indah RA