bab iii
TRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian ekperimental, karena penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan dengan
melibatkan kelompok kontrol dan eksperimen serta variabel penelitian
yakni variabel kontrol, manipulasi, dan respon.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Gedung C10 lantai 1 Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya
yang dilaksanakan pada tanggal 28 Nopember 2012 sampai 12 Desember
2012.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini difokuskan pada kualitas pengolahan air
limbah yaitu air limbah Molto Biasa melalui proses filtrasi, fitoremediasi,
dan uji toksisitas. Selanjutnya pada proses fitoremediasi memanfaatkan
tanaman Hydrilla verticillata dan untuk uji toksisitas memanfaatkan ikan
molly sebagai organism uji.
D. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Variabel kontrol : volume air, jenis bahan pencemar yaitu
Molto Biasa, ukuran akuarium, jumlah ikan molly yang dimasukkan
kedalam akuarium (6 ekor), jumlah dan jenis tanaman yaitu Hydrilla
verticillata.
2. Variabel manipulasi : perlakuan pada air limbah yaitu dengan
filtrasi dan fitoremediasi selama 5 hari dan 10 hari.
1
3. Variabel respon : kualitas air limbah Molto Biasa (dilihat
dari parameter pH, tingkat kekeruhan, jumlah DO, jumlah BOD, dan
uji toksisitas).
E. Alat dan Bahan
Penelitian ini memerlukan beberapa alat dan bahan pendukung sebagi
berikut.
1. Alat
Saringan ikan
Akuarium kecil
Gunting
Pisau
pH meter
Timba
2. Bahan
Kertas label
Kertas Lakmus
Air suling
Molto Biasa
Tanaman Hydrilla verticillata
Ikan molly
Filtrasi : 3 botol plastik bekas ukuran 1 liter, kapas, arang tempurung
kelapa, kerikil, batu, pasir halus, dan ijuk.
F. Langkah Kerja
1. Pembuatan larutan air limbah Molto Biasa
a. Menyiapkan akuades sebagai pelarut Molyo Biasa.
b. Mencampurkan 7 liter akuades dengan 15 ml molto hingga
homogen.
c. Mengamati kualitas air limbah berdasarkan parameter (pH,
kekeruhan, kadar DO (Dissolved Oxygen), dan BOD (Biochemical
Oxygen Demand)).
2. Pengaklimatisasian Tumbuhan Air
2
a. Menyiapkan tumbuhan air yaitu Hydrilla verticillata sebanyak 44
gram
b. Memasukkan Hydrilla verticillata ke dalam timba yang telah diisi
akuades sebanyak 5 liter dan ditambah 250 mL larutan hoglen.
c. Mengaklimatisasi Hydrilla verticillata dengan membiarkannya
terendam selama seminggu.
d. Memasukkan Hydrilla verticillata. ke dalam akuarium filtrat
(apabila fitoremediasi siap untuk dilakukan).
3. Penjernihan Air Limbah
a. Fisika
Proses penjernihan air limbah secara fisika adalah membuat instalasi
penjernih air limbah yakni sebagai berikut.
1) Menyiapkan tiga botol plastik yang akan digunakan sebagai alat
penjernihnya.
2) Memotong bagian dasar botol sedemikian rupa sebagai tempat
sambungan dan pembuangan awal limbah.
3) Mengisi botol plastik tersebut dengan (urutan dari atas ke
bawah):
a) Ijuk
b) Pasir halus
c) Ijuk
d) Pasir halus
e) Arang tempurung kelapa
f) Kerikil
g) Batu
4) Menyambung dua botol yang sudah diisi bagian dasarnya dengan
selotip agar kedua botol tersebut tidak goyah saat filtrasi
berlangsung.
5) Melakukan filtrasi air limbah.
6) Mengamati kualitas air limbah Molto Biasa berdasarkan
parameter yang telah ditentukan. Susunan instalasi penjernih air
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
3
Gambar 3.1. Prototip Penjernih Air Limbah
Fitoremediasi dengan Hydrilla
verticillata
Uji toksisitas dengan ikan molly
b. Biologi
Proses penjernihan secara biologi dapat dilakukan sebagai berikut.
1) Memasukkan filtrat ke dalam akuarium kaca sebanyak 3,5 liter.
2) Memasukkan Hydrilla verticillata sebanyak 44 gram ke dalam
akuarium tersebut hingga terendam semuanya dan ditambah larutan
hoglen 250 mL.
3) Menunggunya hingga 5 hari dan 10 hari.
4) Mengamati kualitas air limbah Molto Biasa berdasarkan parameter yang
telah ditentukan.
4
4. Pengujian Toksisitas Air Hasil Fitoremedasi
a. Mengambil 350 mL air hasil fitoremediasi.
b. Memasukkan 350 mL air hasil bioremediasi ke dalam gelas plastik.
c. Memasukkan enam ekor ikan moli ke dalam gelas plastic tersebut.
d. Mengamati ikan moli selama kurang lebih 24 jam.
e. Mencatat hasil pengamatan.
G. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Solomon Six-
Group Design. Rancangan eksperimental ini merupakan kombinasi dari
rancangan eksperimental sungguhan (ada kelompok kontrol dan pengukuran
awal), dengan rancangan pra eksperimental (ada kelompok kontrol, tetapi tanpa
pengukuran awal) (Prabowo., 2011). Bagan rancangan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain PenelitianPengukuran
AwalPerlakuan Pengukuran
AkhirDesa Bringin 10 sampel U1 L U2
Desa Siring 10 sampel U1 L U2
Desa Gedang 10 sampel U1 L U2
Desa Dung Bendo 10 sampel U1 L U2
Desa Kali Tengah 10 sampel U1 L U2
Desa Gempol Sari 10 sampel U1 L U2
5
Gambar 3.2. Proses Fitoremediasi
Perbedaan skor rata-rata pada U1 dan U2 menunjukkan adanya efek dari
berbagai variabel dan kombinasinya, seperti pengukuran awal U1,
perlakuan L (variabel bebas), history effect H dan maturation effect M.
Rancangan ini mempunyai validitas eksternal yang lebih kuat
dibandingkan rancangan randomized control-group pretest-posttest
design. Pada rancangan ini penempatan objek pada setiap kelompok
adalah secara acak.
H. Definisi Operasional
1. Metode Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan terhadap keenam kelompok sampel yang
telah ditentukan pada pra kooperator dan pasca kooperator. Adapun prosedur
pengukuran dan pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kualitas bau dan rasa sampel air dengan indera pengecap
dan ordor secara kualitatif.
2. Mengukur level kekeruhan dengan menggunakan acuan skala NTU.
3. Mengukur level warna dengan menggunakan acuan skala TCU.
4. Mengukur nilai beda suhu air dengan suhu udara dengan termometer.
5. Mengukur derajat keasaman air dengan menggunakan pH meter.
6. Mengukur nilai padatan terlarut pada air dengan menggunakan sensor
TDS Meter HM Digital dengan kalibrasi NaCl 342 ppm.
7. Mengidentifikasi aktivitas alpha (Gross Alpha Activity) dan Aktivitas Beta
(Gross Beta Activity) pada sampel air dengan pendekatan intensitas
cacahan ionisasi radioaktif dengan menggunakan Geiger Muller Counter
PHYWE 09028.00.
8. Menghitung unit bakteri E. Coli pada sampel tetes air dengan
menggunakan mikroskop.
9. Menentukan nilai kadar besi (Fe), mangan (Mn), zink (Zn), aluminium
(Al), klorin, raksa, alumina sulfat, dan pestisida yang terkandung dalam air
dengan pendekatan perhitungan luasan dan massa padatan tersuspensi.
Indikator yang menyatakan karakteristik mineral adalah warna zat
tersuspensi tersebut pasca perlakuan ionisasi air dengan tabung elektrolisa.
6
Air Tanah, Ampas Tebu , Besi dan Mangan, Filtrasi, Karbon Aktif, Pasir Silika, Zeolite, Manganese Greensand, Desinfeksi, dan Ultra VioletRumusan Masalah Telaah Pustaka
Eksperimen
U1 U2Pengolahan Data
Kesimpulan
Perakitan SPAT
Perlakuan L
2. Teknik Analisis Data
Pada rancangan Randomized Solomon Six-Group Design, memungkinkan
untuk mengontrol dan mengukur effect utama pretesting dan efek interaksi antara
post testing dan L. Efek kombinasi antara history dan maturation dapat diukur
bila rata-rata kelompok 4 untuk U2 dibandingkan dengan setiap rata-rata pada U1.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi
kuantitatif yang kemudian di uji secara statistik (Prabowo., 2011; Riduwan dan
Sunarto., 2009). Prosedur analisis yang digunakan adalah anava satu jalur (the one
way anova) pada distribusi data parameter bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna, besi
(Fe), mangan (Mn), zink (Zn), aluminium (Al), klorin, raksa, alumina sulfat,
pestisida, pH, Total Dissolved Solid (TDS), bakteri E. Coli, aktivitas alpha (Gross
Alpha Activity), dan Aktivitas Beta (Gross Beta Activity) pada kualitas air U1 dan
U2 tiap 6 kelompok dengan α= 0,05.
3. Flow Chart Penelitian
Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian
7
DAFTAR PUSTAKA
Asmawi. 1986. (Online) Dalam wordpress
http://smk3ae.wordpress.com/2008/07/24/ikan-molly-cyprinus-caprio-l-
sebagai-earlywarning-system-pencemaran-lingkungan// diakses pada 29
Desember 2012
Bayu. 2010. Pemeliharaan Induk Yang Matang Gonad Pada Ikan Black Molly
(Poecilia Sphenops) (Online)
http://dudulwardani.blogspot.com/2010/10/pemeliharaan-induk-yang-
matang-gonad.html diakses pada 28 Desember 2012
Boano, F., Revelli, R. dan Ridolfi, L., (2006),” Stochastic modelling of DO and
BOD components in a stream with random inputs”, Advances in Water
Resources 29, p.1341–1350.
Irianto, E. W. dan Machbub, B., (2004),”Pengaruh Multiparameter Kualitas Air
terhadap Parameter Indikator Oksigen Terlarut dan Daya Hantar Listrik
(Studi Kasus Citarum Hulu)”, JLP, Vol. 18, No.54.
Kriteria dan standard kualitas air nasional, Dir. Penyelidikan Masalah Air,
Jakarta, Maret 1981 (241/LA-18/1981) Standar air di M.E.E., Official
Journal of the EEC, No. C 214/6 s/d 11, 18/9/75 Directives
Langeland, K.A. 1996. Hydrilla Verticillata (L.F) Royle (Hydrocharitaceae), “
The Perfect Aquatic Weed” . www.Invasive.org/eastern/biocontrol
Castanea. diakses pada 29 Desember 2012
Lingga, Susanto. 1987. Ikan Hias Air Tawar. PT. Penebar Swadaya.
Jakarta
2011 Indonesia Environment Consultant Bioremediation (Online)
http://www.iec.co.id/layanan/bioremediation diakses pada 29 Desember
2012
Mardana, Dwi. 2002. Copyright Sinar Harapan 2002. (Online)
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0110/24/ipt02.html, diakses pada
27 Desember 2012
8
Metcalf dan Eddy, Inc, 2003. Wastewater Engineering: Treatment, Disposal
and Reuse. McGraw-Hill, Inc: USA.
Mulyati, Sri. 2009. Pemanfaatan Hydrilla (Hydrilla verticillata) Untuk
Menurunkan Logam Tembaga (Cu) dalam Limbah Elektroplating Studi
Kasus: Industri Kerajinan Perak Kelurahan Citran, Kotagede. Jurnal
PRESIPITASI Vol. 7 No.2 September 2009, ISSN 1907-187X. Program
Studi Teknik Lingkungan FT UNDIP
Mangkoediharjo, Sarwoko dan Samudro, Ganjar. 2009. Ekoteknologi
Teknosfer.Guna Widya: Surabaya.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2010 Tentang
Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan
Industri.
Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta, Ms pasal 3 (Online).
http://www.bumn.go.id/kiw/2914/publikasi/berita/indonesia-peraturan-
menteri-negara-lingkungan-hidup-nomor-03-tahun-2010-tentang-baku-
mutu-air-limbah-bagi-kawasan-industri/ diakses pada 29 Desember
2012
Rasyid, naufal. 2009. Kandungan Bahan Kimia. (Online). http://berkelana-
86.blogspot.com/2011/11/kandungan-bahan-kimia.html diakses pada 29
Desember 2012
Revelli, R. and Ridolfi, L., (2004),” Stochastic dynamics of BOD in a stream
with random inputs”, Advances in Water Resources 27, 943–952.
Salmin, (2005),” Oksigen Terlarut (DO) Dan Kebutuhan Oksigen Biologi
(BOD) Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas
Perairan”, Oseana, Volume XXX, Nomor 3, hal. 21 – 26.
Soemirat, Juli. 2003. Toksikologi Lingkungan. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Suciati,2003. Penurunan Konsentrasi Krom (VI) dalam limbah cair
penyamakan kulit dengan menggunakan tanaman Hydrilla verticilla,
Laporan Tugas Akhir , Teknik Kimia ITS Surabaya.
9
Thitirut. 2011. Molly fish isolated on black background. (Online)
http://www.shutterstock.com/pic-115602991/stock-photo-molly-fish-
isolated-on-black-background.html diakses pada 29 Desember 2012
Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Yusuf, G. 2008. Bioremediasi Limbah Rumah Tangga dengan Sisitem Simulasi
Tanaman Air. Bumi Lestari , 136-144.
Zulfikar. 2010. Filtrasi (Online).
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-
kimia-dan-analisis/filtrasi-2/ diakses pada 29 Desember 2012
10
11