bab iii
TRANSCRIPT
5/17/2018 BAB III - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55b07cfe7bf45 1/9
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Rancangan Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Penelitian ini
dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan 6
kelompok yang terdiri dari 4 kelompok perlakuan dan 2 kelompok kontrol.
Kelompok perlakuan terdiri dari P1, P2, P3 dan P4 masing-masing pemberian
ekstrak etanol kulit buah delima dengan konsentrasi 60%, 45%, 30% dan 15%.
Sedangkan kelompok kontrol terdiri dari P0 dan P5 masing-masing adalah
pemberian akuades sebagai kontrol negatif dan kloramfenikol sebagai kontrol
positif. Jumlah pengulangan dilakukan sebanyak 4 kali sesuai dengan rumus
ulangan Hanafiah (2008), sebagai berikut:
(t-1)(r-1) ≥ 15 Keterangan:
(6-1)(r-1) ≥ 15 t = jumlah perlakuan
5(r-1) ≥ 15 r = jumlah ulangan
(r-1) ≥ 3
r ≥ 4
Jadi, jumlah ulangan yang diperlukan dengan percobaan dengan 6
kelompok perlakuan minimal dilakukan sebanyak 4 kali ulangan.
Pengulangan dilakukan pada waktu yang bersamaan antara perlakuan yang
satu dan yang lainnya dengan menggunakan ekstrak yang sama dan isolat yang
sama.
Rancangan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1.Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
UlanganPerlakuan
P0 P1 P2 P3 P4 P5
I
II
III
IV
P0I
P0II
P0III
P0IV
P1I
P1II
P1III
P1IV
P2I
P2II
P2III
P2IV
P3I
P3II
P3III
P3IV
P4I
P4II
P4III
P4IV
P5I
P5II
P5III
P5IV
5/17/2018 BAB III - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55b07cfe7bf45 2/9
16
Keterangan :
P0 : Akuades sebagai kontrol negatif
P1 : Ekstrak etanol kulit buah delima dengan konsentrasi 60%
P2 : Ekstrak etanol kulit buah delima dengan konsentrasi 45%
P3 : Ekstrak etanol kulit buah delima dengan konsentrasi 30%
P4 : Ekstrak etanol kulit buah delima dengan konsentrasi 15%
P5 : Kloramfenikol sebagai kontrol positif
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Klinik bagian
Patologi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) sebagai
tempat pengambilan sampel bakteri, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran (FK) Universitas Syiah Kuala sebagai tempat uji aktivitas antibakteri
ekstrak kulit buah delima terhadap E. coli, dan di Laboratorium Kimia Organik
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Syiah
Kuala sebagai tempat pembuatan ekstrak kulit buah delima dan uji fitokimia
ekstrak kulit buah delima. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November
2011-Februari 2012.
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan adalah vacum rotary evaporator , oven, labu
erlenmeyer , cawan petri, gelas ukur, tabung reaksi, vortex, tabung eppedorf , rak
tabung, kaca objek, jarum ose, batang pengaduk, pipet tetes, lidi penyebar,
mikroskop, kompor listrik, inkubator, freezer , autoklaf, timbangan digital, lampu
bunsen, sarung tangan, spektrofotometer, test plate, korek api, gunting, penggaris,
aluminium foil, kapas, kertas label, kertas saring, selotip dan kertas tisu.
Bahan-bahan yang digunakan adalah ekstrak etanol kulit buah delima,
isolat E. coli, media Nutrient Broth (NB), media MacConkey, media Nutrient
Agar (NA), media Mueller Hinton Agar (MHA), media Sulfide Indol Motility,
media Methyl Red (MR), media Triple Sugar Ion Agar (TSIA), media Simmon’s
Citrate Agar (SCA), media urea, reagen merah metil, reagen kovacs, glyserol,
alkohol 70%, akuades, etanol 96%, NaCl 0,9%, cakram antibiotik kloramfenikol,
5/17/2018 BAB III - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55b07cfe7bf45 3/9
17
kertas cakram kosong diameter 5 mm, minyak emersi, larutan kristal violet ,
larutan lugol, larutan safranin, reagen Mayer , reagen Dragendorf , reagen Wagner ,
pereaksi Libermann-Buchard , larutan FeCl3 1%, logam magnesium 0,5 mg dan
larutan H2SO4.
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Ekstrasi kulit buah delima dengan metode maserasi
Buah delima yang masih segar diperoleh dari pohon yang ada di halaman
FMIPA Universitas Syiah Kuala. Dipilih buah yang masih muda dengan ukuran
mencakup sedang dan kecil yang berada di ujung percabangan dengan kulit
berwarna hijau muda. Buah delima kemudian dibersihkan dan dikupas, lalu kulit
dan isinya dipisahkan, yang diambil hanya kulitnya saja, dipotong kecil-kecil lalu
diambil sebanyak 250 gram. Kemudian dikeringanginkan pada suhu kamar selama
5 hari menjadi 40 gram. Kulit tersebut dihaluskan dengan blender sehingga
menjadi serbuk kering. Ekstraksi serbuk kering kulit buah delima dilakukan
dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak direndam dan
disaring menggunakan kertas saring. Ampasnya direndam kembali sampai 3 kali
perendaman hingga diperoleh filtrat yang jernih. Masing-masing perendaman
dilakukan selama 24 jam. Ekstrak dipekatkan dengan vacum rotary evaporator
pada suhu 40oC hingga diperoleh ekstrak yang kental.
Ekstrak padat 100% murni kemudian diencerkan dengan akuades untuk
membuat stok larutan konsentrasi 60%, 45%, 30% dan 15%. Pengenceran
dilakukan dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
V1 = Volume awal
V2 = Volume yang diinginkan
M1 = Konsentrasi awal
M2 = Konsentrasi yang diinginkan
V1 . M1 = V2 . M2
5/17/2018 BAB III - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55b07cfe7bf45 4/9
18
3.4.2 Uji Fitokimia
Uji fitokimia dilakukan pada sampel ekstrak etanol kulit buah delima.
a. Uji Alkaloid
Sampel ekstrak etanol kulit buah delima digerus terpisah kemudian
ditambahkan 1 ml amonia. Selanjutnya ditambahkan 10 ml kloroform,
digerus kembali dan disaring. Filtrat yang terbentuk ditambahkan dengan
10 ml H2SO4 2 N lalu dikocok kuat-kuat, didiamkan sampai larutan asam
sulfat dan kloroform terpisah. Lapisan asam sulfat diambil dan dipisahkan
menjadi tiga bagian kedalam test plate untuk mengetahui adanya
kandungan alkaloid, dipisahkan menjadi tiga bagian kedalam test plate.
Positif alkaloid bila penambahan dengan reagen Mayer akan menyebabkan
endapan putih, dengan reagen Dragendorf menyebabkan endapan
kemerahan dan dengan reagen Wagner menyebabkan endapan berwarna
coklat.
b. Uji Steroid, Terpenoid , Saponin
Sampel ekstrak etanol kulit buah delima kemudian diekstraksi lagi
dengan dietil eter . Ekstrak dietil eter diuji dengan reagen Liberman
Burchard pada test plate. Warna biru atau hijau menunjukkan adanya
steroid dan warna merah menunjukkan adanya terpenoid . Residu yang
tidak larut dalam dietil eter dituang ketabung reaksi dan ditambahkan
dengan akuades lalu dikocok kuat-kuat. Adanya busa yang stabil selama
30 menit menunjukkan adanya saponin.
c. Uji Flavonoid
Sampel ekstrak etanol kental diekstraksi lagi dengan n-heksana.
Residu yang terbentuk diekstraksi dengan 10 ml etanol 80%, selanjutnyaditambahkan 0,5 mg logam magnesium dan HCl 0,5 M. Warna merah
muda atau ungu menunjukkan adanya flavonoid .
d. Uji Tanin
Sampel ekstrak etanol kulit buah buah delima dicampur dengan 10
ml air suling, disaring lalu filtratnya diencerkan dengan air suling sampai
tidak berwarna. Selanjutnya diambil 2 ml larutan lalu ditambahkan 1-2
5/17/2018 BAB III - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55b07cfe7bf45 5/9
19
tetes pereaksi besi (III) klorida. Bila timbul warna biru atau kehitaman
menunjukkan adanya tanin.
3.4.3 Sterilisasi Alat dan Bahan
Alat seperti tabung reaksi, cawan petri, kapas lidi dan labu erlenmeyer
disterilisasikan di dalam oven selama 2 jam dengan suhu 150oC, sedangkan bahan
cair seperti media agar, akuades, NaCl 0,9% disterilisasikan di dalam autoklaf
dengan suhu 121oC selama 15 menit. Sterilisasikan jarum ose dengan
menggunakan pijaran api.
3.4.4 Pembuatan Media
a. Media Nutrient Broth (NB)
Nutrient broth sebanyak 3,25 gram dicampurkan dengan 250 ml akuades
steril, kemudian dipanaskan hingga larut. NB disterilkan dalam autoklaf selama
15 menit pada suhu 121oC selanjutnya dituang kedalam tabung reaksi ± 5 ml.
b. MacConkey Agar
Agar serbuk MacConkey sebanyak 2,5 gram dicampurkan dengan 250 ml
akuades steril, panaskan hingga larut. Kemudian disterilkan menggunakan
autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC. MacConkey dituang ke dalam cawan
petri secara steril ± 20 ml dan diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 35oC.
c. Media Nutrient Agar (NA)
Agar serbuk Nutrient agar sebanyak 7 gram dicampurkan dengan 250 ml
akuades steril, panaskan hingga larut. Kemudian disterilkan menggunakanautoklaf selama 15 menit pada suhu 121
oC. Nutrient agar dituang ke dalam
tabung reaksi ± 10 ml kemudian dimiringkan atau dituang ke dalam cawan petri ±
20 ml. Lalu diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 35oC.
d. Media Mueller Hinton Agar (MHA)
Agar serbuk Mueller hinton agar sebanyak 9,5 gram dicampurkan dengan
250 ml akuades steril, panaskan hingga larut. Kemudian disterilkan menggunakan
5/17/2018 BAB III - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55b07cfe7bf45 6/9
20
autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121oC. MHA dituang ke dalam cawan petri
± 25 ml, tunggu hingga mengeras. Lalu inkubasi selama 18-24 jam dengan suhu
35oC.
3.4.5 Reidentifikasi Bakteri Escherichia coli
a. Isolasi Bakteri
Shigella sp. ATCC berasal dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH)
Unsyiah. Setelah itu, bakteri ditanam ke dalam Salmonella Shigella Agar (SSA)
menggunakan ose bulat dengan teknik goresan kuadran (streak quadrant ) hingga
diperoleh koloni tunggal. Salmonella Shigella Agar yang telah ditanami bakteri
diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37oC. Koloni tunggal yang tumbuh lalu
dibiakkan pada media NA miring sebagai stok kultur.
b. Pemeriksaan Makroskopis
Bakteri yang tumbuh dalam media Salmonella Shigella Agar
diidentifikasi secara makroskopis berdasarkan bentuk koloni, permukaan, tepi dan
warna koloni.
c. Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis yang dilakukan adalah pewarnaan gram. Kaca
benda dibersihkan dengan menggunakan alkohol 96%, kemudian membuat
sediaan suspensi kuman dengan NaCl fisiologis steril pada kaca benda dengan
menggunakan ose bulat steril, kemudian fiksasi 3-4 kali diatas Bunsen. Sediaan
ditetesi zat warna kristal violet pada seluruh permukaan sediaan suspensi kuman
dan biarkan selama 1 menit, lalu bilas dengan air yang mengalir. Selanjutnyaditetesi larutan lugol pada seluruh permukaan sediaan suspensi kuman dan biarkan
selama 1 menit, lalu bilas dengan air yang mengalir. Lunturkan zat warna pada
sediaan dengan alkohol 96% selama 10-15 detik, lalu bilas dengan air yang
mengalir. Kemudian ditetesi zat warna safranin pada seluruh permukaan sediaan
suspensi kuman dan biarkan selama 15-30 detik, lalu bilas dengan air yang
mengalir. Lalu keringkan sisa-sisa air pada kaca benda dengan cara diangin-
5/17/2018 BAB III - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55b07cfe7bf45 7/9
21
anginkan. Tetesi sediaan dengan minyak emersi, lalu amati dibawah mikroskop
dengan lensa objektif perbesaran 100 kali (Pelczar and Chan, 2005).
d. Uji Biokimia
1. Methyl Red (MR)
Isolat bakteri diambil dengan menggunakan ose steril dan
diinokulasikan pada media MR dengan memasukkan ose sampai ke
dalam permukaan tabung, kemudian dihomogenkan. Inkubasi selama
24 jam pada suhu 37oC, lalu ditambahkan reagen merah metil sebanyak
5 tetes. Bila positif maka adanya asam ditandai dengan perubahan
warna biakan menjadi warna merah yang nyata.
2. Sulfate Indol Motility (SIM)
Isolat bakteri diambil dengan menggunakan ose steril dan
diinokulasikan pada media SIM dengan cara menusuk ose tegak lurus
sampai sepertiga dasar tabung. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
Lalu tambahkan 1-2 ml reagen kovacs, bila positif akan ditandai dengan
adanya bentuk cincin berwarna merah pada bagian permukaan atasnya.
3. Simmon’ s Citrate Agar (SCA)
Isolat bakteri diambil dengan menggunakan ose steril dan diinokulasi
pada media SCA dengan cara digoreskan secara zig-zag pada
permukaannya. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Bila positif
maka tidak ada perubahan warna.
4. Urease
Isolat bakteri diambil dengan menggunakan ose steril dan suspensikan
inokulum dengan media urea. Kocok tabung biakan dengan hati-hatiagar inokulum dapat tersuspensi dengan baik pada media tersebut.
Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC, bila positif maka ditandai
dengan tidak ada perubahan warna.
5. Triple Sugar Ion Agar (TSIA)
Isolat bakteri diambil dengan menggunakan ose steril dan inokulasikan
pada media TSIA dengan cara ditusuk pada bagian bawah agar miring,
lalu dilanjutkan dengan menggoreskan secara zig-zag pada bagian
5/17/2018 BAB III - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55b07cfe7bf45 8/9
22
permukaan. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC, bila positif maka
bakteri akan tumbuh namun tidak berubah warna.
3.4.6 Penyiapan Bakteri Uji
Escherichia coli diinokulasikan ke dalam media NA yang dibuat
membentuk miring dengan cara menggoreskan biakan stok E. Coli menggunakan
jarum ose ke dalam media agar miring NA. Lalu diinkubasi selama 18-24 jam
dengan suhu 37oC. Bakteri yang sudah diregenerasi tersebut diswab dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9% untuk diukur
kepadatannya dengan menggunakan spektrofotometer pada derajat absorpsi 0,08-
0,1 dan panjang gelombang 625 nm.
3.4.7 Prosedur Uji Antibakteri
Pelaksanaan uji aktivitas antibakteri ini menggunakan metode difusi
cakram Kirby Bauer dengan cara kerja sebagai berikut :
a. Escherichia coli yang dibiakkan pada NA miring diswab, kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi NaCl 0,9% steril.
Biakan E. Coli yang digunakan sudah diukur kepadatannya dengan
menggunakan spektrofotometer pada derajat absorpsi 0,08-0,1 dan
panjang gelombang 625nm.
b. Kertas cakram direndam di dalam ekstrak kulit buah delima pada
konsentrasi 20%, 40%, 60% dan 80%.
c. Perendaman dilakukan selama 30 menit (Adnyana et al., 2004).
d. Suspensi bakteri tadi diswab dengan menggunakan kapas lidi steril secara
merata pada media MHA.
e.
Kertas cakram yang telah direndam kemudian dikeringkan agar tidak merembes pada media dan kemudian diletakkan diatas media dengan
menggunakan pinset steril.
f. Cakram antibiotik yang mengandung kloramfenikol 30 µg (kontrol positif)
dan cakram yang telah direndam akudes (kontrol negatif) diletakkan dalam
media.
g. Media di inkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37oC.
5/17/2018 BAB III - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-55b07cfe7bf45 9/9
23
h. Daerah bening disekitar cakram menunjukkan zona hambat. Diameter
daerah bening yang diperoleh kemudian diukur menggunakan penggaris
dalam satuan (mm).
3.5 Parameter yang diuji
Parameter yang diukur adalah diameter zona hambat ekstrak etanol kulit
buah delima terhadap pertumbuhan E. coli dalam satuan milimeter.
3.6 Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini terlebih dahulu dianalisis
normalitas menurut Liliefors dan homogenitas keragaman. Apabila data tidak
berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan transformasi data. Apabila
normalitas dan homogenitas data juga belum terpenuhi, maka analisis data
dilakukan dengan uji nonparametrik. Namun, bila data berdistribusi normal dan
homogen, maka dapat dilanjutkan dengan uji Analisis Varian (ANOVA). Apabila
terdapat pengaruh antara perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata
Terkecil (BNT) (Hanafiah,2008).