bab iii

17
BAB III KONSEP PEMBUATAN A. Konsep Umum Pembuatan Produk Untuk menghasilkan suatu produk yang berkualitas pastilah memerlukan suatu konsep dan perlakuan pengerjaan yang baik. Pemilihan alat dan mesin yang digunakan juga akan sangat berpengaruh pada hasil produk yang dibuat. Proses pengerjaan suatu produk secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1.Proses Pemilihan Bahan Proses pemilihan bahan yang dimaksud di sini adalah proses menentukan bahan agar sesuai dengan kebutuhan sebagaimana yang tertera pada gambar kerja. Terdapat dua cara untuk mengetahui apakah bahan yang akan dikerjakan sesuai dengan yang tertera pada gambar kerja, antara lain melalui proses pengujian bahan dan melalui referensi tabel. 2.Proses Pengurangan Volume Bahan 41

Upload: m-didik-suryadi

Post on 19-Jun-2015

479 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab III

BAB III

KONSEP PEMBUATAN

A. Konsep Umum Pembuatan Produk

Untuk menghasilkan suatu produk yang berkualitas pastilah memerlukan

suatu konsep dan perlakuan pengerjaan yang baik. Pemilihan alat dan mesin

yang digunakan juga akan sangat berpengaruh pada hasil produk yang dibuat.

Proses pengerjaan suatu produk secara umum dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

1. Proses Pemilihan Bahan

Proses pemilihan bahan yang dimaksud di sini adalah proses

menentukan bahan agar sesuai dengan kebutuhan sebagaimana yang

tertera pada gambar kerja. Terdapat dua cara untuk mengetahui apakah

bahan yang akan dikerjakan sesuai dengan yang tertera pada gambar kerja,

antara lain melalui proses pengujian bahan dan melalui referensi tabel.

2. Proses Pengurangan Volume Bahan

Dalam proses pembuatan suatu produk pasti akan mengalami proses

pengurangan volume bahan. Pengurangan volume bahan ini bertujuan

untuk mendapatkan bentuk dan ukuran produk yang sesuai dengan

keinginan. Pengurangan volume bahan dapat dilakukan dengan cara :

a. Pembubutan

b. Penggerindaan

c. Penggergajian

d. Pengeboran

41

Page 2: bab III

Gambar 33. Landasan pelana

42

e. Pengikiran

3. Proses Pembentukan Bahan

Proses pembentukan bahan dilakukan untuk mendapatkan bentuk

produk yang diinginkan. Proses pembentukan bahan ini dapat dilakukan

dengan cara pembengkokan, pengerolan, dan pemukulan. Hasil akhir

pembengkokan, pengerolan, dan pemukulan ini dapat berupa benda jadi

maupun benda setengah jadi.

a. Pembengkokan

Dalam proses pembuatan penutup transmisi daya melalui proses

pembengkokan untuk mendapatkan bentuk yang sesuai dengan

gambar kerja. Proses ini dilakukan dengan menggunakan palu dan

landasan pelana.

b. Pengerolan

Pengerolan dilakukan untuk mendapatkan bentuk setengah lingkaran,

dengan cara memasukkan plat pada mesin pengerol plat, kemudian

tuas untuk memutar rol dijalankan. Hal ini dilakukan dengan cara

berulang ulang sampai mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan.

Page 3: bab III

43

Gambar 34. Mesin pengerol plat

c. Pemukulan

Proses pembentukkan bahan sering juga dilakukan dengan cara

melakukan pemukulan pada banda kerja untuk mendapatkan bentuk

yang diinginkan. Yang biasa digunakan dalam proses pemukulan

adalah menggunakan palu.

4. Proses Penyambungan Bahan

Proses penyambungan adalah menggabungkan dua buah benda atau

lebih menjadi satu kesatuan. Terdapat beberapa macam proses

penyambungan. Penyambungan dengan cara :

a. Mengelas

Mengelas adalah proses menyambung pada benda logam dengan

cara mencairkan kedua bagian logam yang akan dilas tersebut akibat

panas yang dihasilkan dari mesin las. Dalam proses pembuatan

penutup transmisi daya menggunakan las spot. Hal ini dipilih karena

palt yang digunakan sangat tipis, yaitu ketebalan 1 mm. dan dalam

konstruksi penutup transmisi daya tidak mendapatkan beban besar,

seihngga pengelasan cukup las spot.

Page 4: bab III

44

b. Melipat

Penyambungan dengan cara melipat ini biasanya dilakukan pada

pengerjaan plat-plat tipis. Bila pada dua buah pelat telah dibuat

pinggiran felsa dan dipukul pipih setelah dikaitkan satu dengan yang

lainya, terjadilah kampuh felsa.

c. Menyambung dengan baut dan mur

Penyambungan dengan mur dan baut adalah salah satu

penyambungan yang mudah dalam proses bongkar pasangnya. Akan

tetapi dalam pemilihan penggunaan mur dan baut harus benar-benar

diperhitungkan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan komposisi yang

pas antara benda kerja/ produk dengan baut atau mur yang digunakan,

supaya dalam penggunaan baut dan mur tidak terlalu besar maupun

terlalu kecil.

5. Proses Penyelesaian Permukaan

Proses penyelesain permukaan ini dilakukan untuk mendapatkan hasil

suatu produk yang lebih rata, halus, rapi, dan menarik. Dalam proses ini

hampir tidak terjadi perubahan dimensi, hanya merubah tampilan

permukaan. Proses ini dapat dilakukan dengan cara pengamplasan,

pengikiran, dan pemolesan dengan mesin poles. Sebagai proses akhir pada

perlakuan permukaan adalah dilakukan pengecatan yang bertujuan selain

memperindah penampilan juga bertujuan untuk mencegah terjadinya

korosi pada benda.

Page 5: bab III

45

6. Proses Perakitan

Proses perakitan adalah bertujuan untuk menyusun komponen atau

alat-alat bagian tersendiri menjadi satu kesatuan produk yang utuh.

B. Konsep yang Digunakan Dalam Pembuatan Landasan Pemotong dan

Penutup Transmisi Daya

Konsep yang digunakan dalam pembuatan landasan pemotong dan

penutup transmisi daya adalah sebagai berikut :

1. Landasan pemotong

a. Melukis

Dalam proses pembuatan landasan yang terdiri dari bantalan

pemotong, plat landasan, dan pemegang landasan dilakukan proses

melukis pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil

yang sesuai dengan ukuran dan mengurangi terjadinya kesalahan

pemotongan pada benda kerja. Peralatan yang digunakan untuk

melukis bahan adalah mistar baja, mistar siku, penitik pusat, palu dan

penggores.

b. Pemotongan

Proses pemotongan pada bantalan pemotong menggunakan sillet

(cutter), karena bahan bantalan pemotong ini adalah karet sehingga

mudah dalam pemotongannya. Pada plat landasan pemotongannya

menggunakan las gas asetylene dengan brander potong. Bahan dari

plat landasan adalah plat lembaran dengan ketebalan 12 mm.

Page 6: bab III

46

c. Penggerindaan

Penggerindaan dilakukan pada plat landasan dan pemegang

landasan pemotong. Karena pada kedua benda tersebut setelah

mengalami proses pemotongan terdapat bagian-bagian yang kurang

rata dan tajam, sehingga jika tidak dilakukan proses penggerindaan

akan dapat membahayakan akibat ketajamannya. Selain itu,

penggerindaan dilakukan juga untuk mendapatkan benda dengan

ukuran yang sesuai, karena dengan alat potong seperti las asetylene

menggunakan brander potong dan gerinda potong tingkat

kepresisiaannya masih sangat kurang.

d. Pengeboran

Sebelum dilakukan pengeboran dilakukan terlebih dahulu

penandaan benda kerja baik itu pada bantalan pemotong, plat

landasan, maupun pemegang plat landasan. Sehingga akan

memudahkan proses pengeboran. Pengeboran ini dilakukan untuk

membuat lubang-lubang baut dan mur. Hal penting yang perlu

diperhatikan dalam pengeboran, antara lain :

1) Putaran mesin bor (C. Van Terheijden dan Harun, 1981 : 75)

n= v . 1000π . d putaran/menit (rpm)……………. ( 1 )

Keterangan :

n = Bilangan putaran (rpm)

v = Kecepatan potong (m/min)

Page 7: bab III

47

d = Diameter bor yang digunakan (mm)

2) Waktu pengeboran (th )

th=L

a . n (menit)………………………… ( 2 )

Keterangan :

th = Waktu pengeboran (menit)

L = Panjang pengeboran (mm)

l = Panjang dalamnya lubang (mm)

0,3d = Panjang ujung bor (mm)

a = Ingsutan (mm/putaran)

n = Jumlah putaran mesin (rpm)

e. Pengetapan

Pengetapan hanya pada benda kerja plat landasan. Pengetapan

dilakukan pada benda setelah melalui proses pengeboran. Karena

nantinya pada plat landasan ini akan dipasang baut tanam yang

menyatukan antara bantalan pemotong dengan plat landasan itu

sendiri.

Page 8: bab III

48

Gambar 35. Tap

f. Pengamplasan

Pengampalasan dilakukan pada permukan benda kerja untuk

mendapatkan hasil halus dan rata. Proses pengamplasan ini berguna

juga untuk menghilangkan kotoran dan karat yang menempel pada

benda kerja, yaitu dalam hal ini adalah plat landasan dan pemegang

landasan. Sehingga pada waktu proses pengecatan dapat

menghasilkan hasil pengecatan yang maksimal.

g. Pengecatan

Pengecatan hanya dilakukan pada pemegang landasan. Pengecatan

ini bertujuan untuk meghindari terjadinya korosi pada pemegang

landasan yang terbuat dari besi profil siku. Selain itu juga berfungsi

untuk memperindah penampilan agar lebih terlihat menarik.

2. Penutup transmisi daya

a. Mengemal

Mengemal atau membuat pola dari kertas karton sesuai ukuran

penutup transmisi daya baik bagian dalam maupun luar, kemudian

dibentuk sesuai bentuk penutup transmisi daya bagian dalam dan

bagian luar. Hal ini dilakukan untuk membuat simulasi produk

sebelum dikerjakan pada benda kerja sungguhan. Dengan cara ini

akan sangat efektif karena akan memperkecil resiko kesalahan

pengerjaan.

Page 9: bab III

49

Gambar 36. Bentuk mal penutup transmisi daya bagian dalam

Gambar 37. Bentuk mal penutup transmisi daya bagian dalam

Page 10: bab III

50

b. Melukis

Melukis plat yang berukuran tebal 1 mm dengan menggunakan mal

yang telah dibuat sebelumnya. Alat yang digunakan dalam proses

melukis ini adalah penggores, penitik, dan palu.

c. Memotong

Proses pemotongan plat untuk mengurangi volume bahan

menggunakan gunting plat dan mesin pemotong plat (guillotine).

Proses pemotongan ini bertujuan untuk mendapatkan ukuran plat yang

sesuai dengan perencanaan.

d. Mengebor

Plat yang telah dilukis yang kemudian dilakukan pemotongan

kemudian dibor dengan mesin bor. Lubang pengeboran harus tepat

pada tanda/ pengarah yang sebelumnya telah dibuat dengan penitik.

Mata bor yang digunakan dalam proses pembuatan landasan

pemotong dan penutup transmisi daya adalah Ø8, Ø10, Ø15, dan Ø16.

Lubang hasil pengeboran ini berfungsi sebagai tempat baut dan mur

serta lubang untuk poros eksentrik yang menghubungkan pada pulley

yang kemudian nantinya tersebut akan ditutup dengan plat (penutup

transmisi daya).

e. Pembengkokan

Setelah melewati proses pemotongan dan pengeboran, plat yang

telah terpotong tersebut dilakukan pengubahan bentuk yaitu dengan

cara dibengkokkan (ditekuk) menggunakan mesin bending ataupun

Page 11: bab III

51

palu karet. Penggunaan mesin bending ini untuk membengkokkan

bagian-bagian plat yang lurus dan panjang, kemudian pembengkokan

menggunakan palu karet untuk membuat bentuk melingkar pada

bagian penutup transmisi daya atas baik dalam maupun luar.

f. Pengelasan

Proses pengelasan dilakukan pada bagian atas penutup transmisi

daya. Pengelasan bertujuan untuk menyambung antara plat penutup

transmisi daya bagian luar dengan penutup atas. Las yang dipakai

dalam proses pengelasan ini adalah las titik atau las spot. Sedangkan

untuk menggabungkan dengan penutup transmisi daya bagian dalam

dipakai baut sebagai penyambungnya.

g. Pendempulan

Proses pendempulan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang rata

dan rapi. Sebelum proses pendempulan berlangsung penutup tranmisi

daya yang telah jadi dibersihkan dari kotoran dan karat yang mungkin

menempel pada permukaan. Setelah semua bersih pendempulan baru

bisa dilakukan. Pendempulan dikhususkan pada bagian-bagian yang

tidak rata, misalnya bagian bekas lasan dan bekas pemukulan.

h. Pengamplasan

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, penutup tranmisi daya

yang telah mengalami proses pendempulan kemudian dilakukan

pengamplasan, supaya semua bagian nampak rata dan halus.

Page 12: bab III

52

i. Pengecatan

Pada penyelesain akhir pembuatan penutup transmisi daya ini

adalah pengecatan. Alat yang digunakan dalam proses pelapisan cat

ini diantaranya, kompresor angin dan pistol semprot (spray gun).

Pelapisan cat pada penutup transmisi daya ini bertujuan untuk

mencegah terjadinya kerusakan, atau keropos pada plat yang

diakibatkan proses korosi.