bab iidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/12/jtptunimus-gdl-s1-2008... · wanita merupakan kelompok...

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.( Notoatmodjo, 2003) Tingkatan dari pengetahuan itu sendiri berjenjang mulai dari tahu, Memahami, Mengaplikasi, Menganalisis, Sintesis dan Evaluasi . Pengetahuan ibu tentang gizi makanan sangat berpengaruh terhadap perkembangan gizi keluarga. Karena penyediaan makanan bagi keluarga pada umumnya merupakan tugas seorang ibu rumah tangga. (Sediaoetama , 1999) Meskipun pendapatan keluarga itu ”pas – pasan” , tetapi apabila pengetahuan ibu dan keluarga terhadap bahan –bahan makanan yang bergizi yang banyak ragamnya dan yang dapat diperoleh dengan kemampuannya akan selalu diperhatikan , maka setiap keluaraga dapat menyusun suatu hidangan makanan yang mempunyai nilai atau kandungan zat gizi setiap harinya dari bahan – bahan makanan yang dapat diperoleh sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian maka kebutuhan tubuh masing – masing

Upload: danganh

Post on 01-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan

merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui pengelihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba.( Notoatmodjo, 2003)

Tingkatan dari pengetahuan itu sendiri berjenjang mulai dari tahu,

Memahami, Mengaplikasi, Menganalisis, Sintesis dan Evaluasi .

Pengetahuan ibu tentang gizi makanan sangat berpengaruh terhadap

perkembangan gizi keluarga. Karena penyediaan makanan bagi keluarga pada

umumnya merupakan tugas seorang ibu rumah tangga. (Sediaoetama , 1999)

Meskipun pendapatan keluarga itu ”pas – pasan” , tetapi apabila

pengetahuan ibu dan keluarga terhadap bahan –bahan makanan yang bergizi

yang banyak ragamnya dan yang dapat diperoleh dengan kemampuannya

akan selalu diperhatikan , maka setiap keluaraga dapat menyusun suatu

hidangan makanan yang mempunyai nilai atau kandungan zat gizi setiap

harinya dari bahan – bahan makanan yang dapat diperoleh sesuai dengan

kemampuannya. Dengan demikian maka kebutuhan tubuh masing – masing

anggota keluarganya akan zat gizi dapat dicukupi. Adapun faktor – faktor

yang mempengaruhi Pengetahuan Ibu antara lain sebagai berikut :

1. Pekerjaan Ibu .

Para ibu yang bekerja setelah melahirkan harus meninggalkan

bayinya dari pagi hingga sore, dan bayi diasuh oleh pengasuh atau

neneknya sehingga ibu tak sanggup memberikan makan bergizi kepada

balitanya.

2. Pendapatan keluarga

Masalah gizi selain dipengaruhi oleh asupan zat gizi , keadaan

kesehatan individu juga berkaitan erat dengan keadaan sosial ekonomi

masyarakat. Pada umumnya kekurangan zat gizi berkaitan erat dengan

masalah kemiskinan .

3. Peran kepadatan penduduk

Meningkatnya jumlah penduduk yang cepat tanpa diimbangi

dengan bertambahnya persediaan bahan makanan setempat yang memadai

merupakan sebab utama krisis pangan.(World Food Conference dalam

Solihin, 2003).

4. Distribusi makanan dalam keluarga

Kebiasaan tradisional yang mementingkan dan mendahulukan ayah

dalam distribusi makan dan mengesampingkan anak – anak terutama balita

adalah hal yang tidak dibenarkan. Bayi dan anak yang masih kecil serta

wanita merupakan kelompok yang rentan terhadap pemberian pangan yang

tidak merata dalam keluarga , sehingga dapat menimbulkan bencana

(Sediaoetama, 2003).

5. Pendidikan ibu

Pendidikan ibu memberikan pengaruh terhadap perilaku perawatan

anak, khususnya tanggung jawab dalam memilih makanan. Tingkat

pendidikan yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi termasuk

gizi, sehingga pengetahuan akan terbatas ( Sediaoetama, 2003).

Tingkat pendidikan ibu yang rendah akan memperkecil peluang

untuk mendapatkan penghasilan yang memadai dalam membantu

memenuhi kebutuhan keluarga.

Tujuan dari pendidikan ibu tentang gizi pada balita adalah agar ibu

yang mempunyai anak balita dapat memahami kebutuhan gizi balitanya.

Kebutuhan Zat–zat gizi utama meliputi 5 komponen dasar, yakni

karbohidrat, protein, mineral dan vitamin (Rumdasih, 2004). Pendidikan

gizi ini diharapkan dapat merubah kebiasaan mereka menanam bahan

makanan dan cara menghidangkan makanan supaya keluarga dan anak –

anaknya mendapat makanan yang lebih baik mutunya (Solihin, 2003 ).

Pendidikan tentang gizi kepada ibu / keluarga dapat diberikan

melalui penyuluhan – penyuluhan tentang gizi, media massa dan radio.

B. Sikap

Newcomb dalam Notoatmodjo (2003 ), sikap merupakan kesiapan

atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif

tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan suatu

kedaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui respon individu

pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya dan bersifat dinamis

( Widayatun, 2004 ).

Dalam penentuan sikap, pengetahuan , berpikir , keyakinan dan emosi

memegang peranan penting. Faktor – faktor yang mempengaruhi sikap adalah

kepribadian, intelegensia , minat dan motivasi individu tersebut (faktor

intrinsik). Sedang faktor extrinsik adalah faktor lingkungan, pendidikan,

idiologi, ekonomi, politik serta pertahanan dan keamanan (Hankam). Sikap

dapat dipelajari dan dibentuk sehingga sikap akan mencerminkan kepribadian

dan karakter seseorang.

Kebutuhan sikap yang cenderung dinamis tentu dibarengi dengan

perubahan sikap melalui beberapa tahapan yaitu perhatian, mengerti,

menerima dan keyakinan (proses rasional).

Sikap ibu terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian ibu

terhadap ceramah–ceramah tentang gizi. Merespon dengan memberikan

jawaban ketika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang

diberikan. Kemudian Mengajak tetangga untuk pergi menimbangkan anaknya

ke Posyandu adalah menunjukkan ibu mempunyai sikap positip terhadap gizi

anaknya.

Sesuai dengan pengertian yang diuraikan di atas maka sikap yang

diharapkan dari ibu-ibu adalah terbentuknya perilaku ibu dalam meningkatan

atau mempertahankan gizi dengan baik, yang meliputi :

1. Ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya

2. Ibu dapat memasak dan memilih makanan yang bergizi tinggi berdasarkan

bahan–bahan yang murah dan sederhana.

3. Timbulnya kebiasaan makan yang baik.

4. Semua bayi disusui ibunya sampai berusia 2 tahun dan mendapatkan

makanan tambahan sesuai dengan kebutuhannya.

5. Pemanfaatan pekarangan untuk meningkatkan gizi keluarga.

C. Perilaku ibu

Perilaku adalah segala bentuk tanggapan dari individu terhadap

lingkungannya dan merupakan suatu perwujudan dari adanya kebutuhan

.Untuk mewujudkan sikap dalam pemberian makanan bergizi menjadi suatu

perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu yang memungkinkan

antara lain adalah fasilitas. Tingkatan praktek adalah mulai dari Persepsi,

Respon terpimpin, Mekanisme dan Adaptasi.

Dimana dalam perilaku pemberian makanan bergizi ini dapat terlihat

dari ibu bisa memilih makanan yang bergizi bagi balitanya, dapat memasak

sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci, memotong dan memasak,

kemudian ibu dapat pula memilih bahan makanan yang bergizi tinggi

berdasar bahan yang murah dan sederhana. (Notoatmodjo, 2002)

D. Gizi Balita

1. Pengertian gizi

Zat gizi (nutriens) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh

untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan

memelihara jaringan serta mengatur proses–proses kehidupan

(Almatsier, 2001). Berbagai fungsi dari zat gizi antara lain sebagai

sumber energi atau tenaga, untuk menyokong pertumbuhan badan yaitu

penambahan sel baru pada sel yang sudah ada, memelihara jaringan

tubuh, mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan dalam cairan

tubuh dan berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh sebagai anti

oksidan dan anti bodi (Sediaoetama, 1999).

2. Zat Gizi

a. Karbohidrat atau Hidrat Arang

Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri atas unsur –

unsur karbon, hidrogen dan oksigen dan terbagi menjadi gula atau

karbohidrat sederhana dan karbohidrat komplek. Karbohidrat

terutama bahan pangan yang banyak mengandung zat tepung / pati

dan gula. Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan keperluan

energi bagi tubuh dengan cepat . Kelebihan karbohidrat dapat

disimpan sebagai glikogen dalam otot dan hati, yang dapat

digunakan sewaktu – waktu bila tubuh memerlukan banyak energi.

Metabolisme 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori,

umumnya di Indonesia 70% - 80% dari keseluruhan energi untuk

keperluan tubuh berasal dari karbohidrat. Sumber bahan makanan

dari karbohidrat adalah padi-padian (sereal), umbi-umbian dan hasil

olahannya (Kartasapoetra, 2002).

Untuk menentukan nilai energi, faktor karbohidrat pada

berbagai bahan makanan haruslah menunjukkan angka kalori

pergramnya sebagai berikut :

1) Jagung 4,03 Kal/g

2) Gandum 4,12 Kal/g

3) Beras giling 4,16 Kal/g

4) Pati 4,12 Kal/g

5) Kentang/akar berumbi 4,03 Kal/g

Bahan makanan sumber karbohidrat tersebut biasa dikonsumsi

sebagai makanan pokok, makanan antara atau makanan kecil

(snack).

b. Protein

Protein adalah pondasi sel pada manusia. Protein terbentuk

dari unsur– unsur organik yang relatif sama dengan karbohidrat dan

lemak yaitu terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen, tetapi

untuk protein ditambah dengan unsur nitrogen dan mineral.

Protein berasal dari sumber – sumber makanan hewan dan

tumbuhan. Makanan yang bergizi adalah makanan yang

mengandung protein, karena selain digunakan sebagai pembangun

struktur tubuh (pembentukan berbagai jaringan) juga akan disimpan

untuk keadaan darurat, sehingga pertumbuhan/kehidupan dapat terus

terjamin dengan wajar.

Fungsi protein sendiri adalah, merupakan bagian utama dari

sel–sel dan protoplasma, menunjang organik dari matriks tulang,

gigi, rambut dan kuku, sebagai sumber energi dan untuk zat

kekebalan tubuh (Sediaoetama, 2002 ). Sumber bahan makanan

protein adalah kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, daging, telur, susu

dan hasil olahannya.

Kadar Protein Beberapa Bahan Makanan:

Sumber protein Hewani: Sumber Protein Nabati :

a) daging 18,8 g % a) Kacang kedelai 34,9

g%

b) Hati 19,17 g% b) Kacang ijo 22,2

g%

c) Ikan segar 17.0 g% c) Kacang tanah 25,3

g%

d) Udang segar 21,0 g% d) Beras 7,4

g%

e) Ayam 18,2 g% e) Jagung 9,2

g%

f) Telur 12,8 g% f) Singkong, tapioka 1,1

g%

g) Susu sapi 3,2 g%

c. Lemak

Lemak sebagai bahan atau sumber pembentuk energi didalam

tubuh, yang dalam hal ini bobot energi yang dihasilkan dari tiap

gram adalah lebih besar dari yang dihasilkan tiap gram karbohidrat

dan protein, tiap gram lemak menghasilkan 9 kalori.

Fungsi utama dari lemak adalah : sebagai penghasil energi,

sebagai pembangun / pembentuk susunan tubuh, pelindung

kehilangan panas tubuh dan pengatur temperatur tubuh, sebagai

penghasil asam lemak esensial karena tidak dapat dibentuk dalam

tubuh melainkan harus tersedia dari luar, untuk pertumbuhan dan

pencegahan terjadinya peradangan kulit serta sebagai pelarut vitamin

tertentu ( A, D ,E, K ) sehingga dapat digunakan tubuh

( Sediaoetama , 2002 ).

Sumber bahan makanan dari lemak adalah lemak, minyak

kelapa dan kacang – kacangan.

Kadar Lemak beberapa jenis Bahan Makanan :

Lemak Nabati : Lemak Hewani :

a) Kacang tanah 42,8 g% a) Daging sapi 22,0 g%

b) Kacang kedelai 18,1 g% b) Daging babi 45,0 g%

c) Biji kelapa tua 34,7 g% c) Daging kambing 9,2 g%

d) Biji kemiri 63,0 g% d) Ayam 5,0 g%

e) Buah apokat 6,5 g% e) Ikan segar 4,5 g%

d. Vitamin

Vitamin adalah senyawa kimia yang sangat esensial, yang

walaupun tersedianya dalam tubuh dalam jumlah yang kecil, tetapi

diperlukan sekali bagi kesehatan dan pertumbuhan tubuh yang

normal (Sediaoetama, 2002).

Vitamin umumnya dibagi menjadi dua yaitu : vitamin yang

larut dalam air ( C dan B ) dan vitamin yang larut dalam lemak

( A,D,E,K ).

Fungsi Vitamin yaitu :

1) Vitamin A : berfungsi sebagai pertumbuhan sel – sel epitel,

untuk proses oksidasi tubuh dan mengatur rangsang sinar pada

saraf mata. Terdapat pada sayuran hijau dan kuning, mentega,

hati, minyak ikan, telur dan susu.

2) Vitamin D : berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam

darah dan memperbesar penyerapan kapur dan fosfor. Sumber

vitamin D yaitu minyak ikan, mentega, susu, kuning telur, ragi

dan buah pisang.

3) Vitamin E : Vitamin E diperlukan pada saat sel sedang

membelah, berfungsi sebagai antioksida alamiah dan

metabolisme. Sumber vitamin E adalah kuning telur, susu,

lemak, daging, hati, ginjal dan taoge, kecambah, kacang hijau.

4) Vitamin K : fungsi vitamin K sebagai pembentukan protombin

untuk proses koagulasi ( pembekuan ) darah. Terdapat dalam

sayuran hijau, kuning telur, minyak kedelai dan hati.

5) Vitamin C : yaitu asam askorbat, berfungsi pembentukan

trombosit dan mekanisme imunitas daya tahan tubuh.Terdapat

pada hati, ginjal, sayuran dan buah – buah segar terutama jeruk.

6) Vitamin B1 : yaitu Thiamin atau anti beri – beri berfungsi

sebagai metabolisme karbohidrat, untuk keseimbangan air di

tubuh dan mempengaruhi penyerapan zat lemak dalam usus.

Terdapat pada golongan padi – padian , kacang -kacangan dan

daging.

7) Vitamin B2 : yaitu riboflavin berguna sebagai enzim dalam

proses oksidasi sel – sel. Terdapat pada hati, susu,wortel, dan

kuning telur.

8) Vitamin B6 : berguna dalam pembuatan sel darah merah dan

pertumbuhan .banyak terkandung pada sayur , hati, ikan dan

daging.

9) Vitamin B12 : berguna dalam pembentukan eritrosit (sel darah

merah). Sumber terutama pada hati.

e. Mineral

Mineral merupakan zat gizi yang cukup penting bagi tubuh

manusia, sekitar 4 % dari tubuh manusia terdiri dari mineral.

Fungsinya adalah pembentukan tulang dan gigi, serta untuk

membantu pergerakan otot, mengatur proses fisiologi tubuh dan

berperan dalam pembentukan sel - sel baru. Sumber dari mineral

terdapat pada susu, sayur seperti brokoli, kacang – kacangan, udang,

kuning telur dan buah – buahan.

E. Cara Pengolahan Gizi Seimbang Untuk Balita

Pemberian makan pada balita harus dapat memenuhi kebutuhan balita

yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat gizi utama. Cara

pengolahan makanan untuk balita ada bermacam –macam, contohnya ada

makanan untuk balita sudah tersedia dalam bentuk instant ( makanan

komersial ) dan makanan yang dibuat sendiri.

Secara komersial makanan tersebut tersedia dalam bentuk tepung

campuran instan atau biskuit yang beredar di pasaran seperti Promina,

Nestlle, Sun dan lain-lain. Produk ini dibuat dengan mencampur atau

memformulasikan bahan yang mengandung zat gizi protein, lemak,

karbohidrat, vitamin dan mineral. Selain memiliki nilai cerna tinggi, makanan

tersebut memiliki nilai sosial, ekonomi, budaya dan agama ( Krisnatuti,

2003 ).

Selain itu Ibu dapat membuat makanan pendamping ASI sendiri yang

dibuat dengan bahan pangan lokal, dengan harga murah dan mudah didapat,

serta bentuknya lebih bervariasi. Cara – cara menyiapkan harus

memperhatikan kebersihan, memakai bahan baku yang segar dan dengan

metode memasak yang baik antara lain pengukusan lebih baik dari perebusan

dan penyaringan lebih baik dari penggorengan ( Krisnatuti, 2003 ). Bahan –

bahan makanan dipotong – potong kecil atau dicacah dan digiling agar mudah

dikunyah, ditelan dan dicernakan .

F. Macam – Macam Makanan Pendamping ASI untuk Balita

1. Makanan Bayi 0 – 4 bulan

Gizi pada masa anak sangat berpengaruh terhadap tumbuh

kembang, bahkan sejak masih dalam kandungan.( Soetjiningsih , 2002 ).

ASI merupakan makanan bayi utama dan alami, karena mempunyai

komposisi yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi . ASI

saja sebaiknya diberikan sampai bayi berusia 6 bulan ( ASI exclusive ),

karena pada usia itu bayi siap mengisap makanan cair saja

(Soetjiningsih,2002 ). Selain murah, praktis, mudah didapat ASI

mengandung asam lemak untuk pembentukan sel otak dan paling baik

untuk bayi manusia. Dalam pemberiannyapun akan terbina hubungan

interaksi antara ibu dan bayinya sehingga bayi akan merasakan mendapat

limpahan kasih sayang ( Wiryo, 2002 ).

Tetapi apabila ASI ibu sedikit keluar ( tidak cukup ) / tidak

keluar, atau karena ibu bekerja sehingga dalam pemberian ASI kurang

mencukupi, maka dapat diberikan makanan cair yang rasanya kurang

enak dari ASI seperti air nasi atau nasi lumat ( dengan penyediaan secara

higienis ) , hal ini dikarenakan supaya bayi tetap menyukai ASI. Bila

selama ibu bekerja , bayi diberi susu bubuk yang rasanya lebih enak dari

ASI, dikhawatirkan bayi tidak mau lagi minum ASI dan masyarakat

dengan sosial ekonomi lemah biasanya sukar untuk menyediakan susu

bubuk kerena harganya yang mahal.

Pada bayi usia 0 – 4 bulan tidak boleh diberi pisang dikarenakan

mengandung serat-serat yang belum bisa diserap oleh tubuh bayi

(hemiselulosa, algine, dan pectin ), sehingga bisa berakibat perut

menjadi kembung dan dapat terjadi penyumbatan saluran pencernaan

bayi ( Wiryo, 2002).

2. Makanan bayi 4 - 5 bulan ( apabila ASI kurang )

Contoh menu : Bubur tepung

Bahan : tepung beras 1 sdm, Air : ¼ -1/2 gelas, gula : 1 sdt

Cara membuat : Semua bahan dicampur kemudian dimasak hingga

matang, dan bahan agak sedikit kental.

Menu ini dapat ditambah susu,bahan utama yaitu tepung beras

dapat diganti dengan ubi jalar merah yang sudah rebus dan dilumatkan

atau jagung muda yang sudah diparut kemudian diberi air dan diperas

(seperti santan) endapkan, kemudian dimasak.

3. Makanan Bayi di atas 5 – 7 Bulan

Bayi memerlukan makanan tambahan setelah menginjak umur

lebih dari 6 bulan. Apabila dibawah umur 4 bulan, seorang bayi telah

diberi makanan tambahan, dikhawatirkan bayi akan mengalami

gangguan – gangguan seperti sakit perut, mencret atau sembelit

( Krisnatuti, 2003 ). Karena gerakan peristaltik usus bayi baru akan

sempurna setelah berumur 6 bulan.

Pada usia ini pula bayi mulai dikenalkan kuning telur dan tepung

kacang– kacangan. Porsi mulai lebih banyak kira – kira satu setengah

kali porsi makanan bayi , kemudian makanan mulai agak padat.

Contoh menu : Bubur tepung telur

Bahan : tepung beras 1 sdm, kaldu ayam / sapi / air : ½ - 1 gls,

kuning telur : ½ - 1 butir.

Cara : Tepung beras dimasak dengan air / air kaldu dicampur

kuning telur diaduk hingga tercampur rata dan

matang.

Penggunaan tepung beras dapat digantikan dengan tepung

gandum, tepung sagu, tepung tapioka, tepung maizena ( tepung jagung )

atau labu.

4. Makanan Bayi di atas 7 – 12 Bulan

Setelah umur bayi 7 bulan bisa diberikan bubur saring yang

dibuat dari aneka ragam makanan bergizi. Saat bayi berumur 10 bulan

dan sudah mempunyai beberapa gigi maka bayi mulai beradaptasi dengan

makanan yang agak kasar, menu mulai ditambah sayuran dan pengganti

protein hewan selain telur. Untuk anak pada umur ini perlu pemberian

hati dan bayam yang mengandung zat besi karena penting untuk

menambah darah.

Contoh menu : Tim Saring

Bahan : beras 1 sdm, hati ayam / hati sapi sebesar hati ayam I

biji, bayam 10 lembar, wortel : 1 biji, air 1 gelas.

Cara : Semua bahan dicincang, ditim dan kemudian disaring.

Setelah disaring, angkat, dicampur dan dihidangkan.

Bayam dapat diganti dengan daun singkong dan kangkung, wortel

dapat diganti dengan tomat.

Ukuran Rumah Tangga :

Sdm : satu sendok makan sdt : satu sendok teh

5. Makanan Anak diatas 1 Tahun

Setelah bayi berumur 1 tahun, bayi mulai mengenal makanan

yang dimakan oleh seluruh anggota keluarga. Makanan anak harus terdiri

dari empat kelompok bahan pangan seperti :

a. Makanan pokok sebagai bahan makan utama dan merupakan sumber

karbohidrat. Lebih dianjurkan berupa serealia. Misalnya beras,

jagung, kentang, singkong dan sagu.

b. Lauk pauk ( hewani maupun nabati ) sebagai sumber protein misalnya

telur, ikan, ayam, susu, daging dan kacang – kacangan.

c. Sumber vitamin dan mineral berupa sayur – sayuran dan buah –

buahan yang berwarna ( terutama hijau tua dan jingga ).

d. Tambahan energi berupa lemak, minyak atau gula yang berfungsi

untuk meningkatkan kandungan energi makanan campuran.

Menu anak lebih dari 1 tahun sama dengan orang dewasa hanya saja

tidak pedas dan konsistensi agak lunak, dengan memperhatikan

menu seimbang dan ASI tetap diberikan sampai usia 24 bulan.

Kalau anak tidak mau makan nasi, maka menu dibawah ini cukup

baik untuk diberikan kepada anak :

1) Mie + bakwan + sayur + buah

2) Kentang goreng + taoge + tahu + buah

3) Roti bubur + buah

4) Bubur beras + tahu + telur + buah

5) Lontong + pecel ( gado-gado ) + buah

e. Jadwal Pemberian ASI dan Makanan Tambahan pada Bayi

1. 0 – 4 bulan :

- hanya ASI, tidak dianjurkan - ASI sekehendak

makanan lain. Makanan atau dijadwalkan tiap 3

jam

pendamping ASI bila keadaan

memaksa misal : ibu bekerja,

ASI kurang .

2. 4 -5 bulan

- ASI + makanan padat lain - jam 08.00 bubur tepung

sebagai pendamping ASI - jam 12.00 bubur pisang lumat

- jam 17.00 air buah, tomat,

pepaya

- jam 20.00 bubur tepung

- ASI diantaranya

3. 6-7 bulan

- ASI + Makanan padat - jam 08.00 bubur tepung telur

- jam 12.00 pisang lumat kacang

hijau

- jam 17.00air buah,tomat

pepaya,apel

- jam 20.00 tim lumat

- ASI diantaranya

4. 7 bulan – 1 tahun

- ASI + nasi tim - jam 08.00 tepung tim kasar

- jam 12.00 pisang lumat kacang

hijau

- jam17.00 air buah,tomat,

pepaya, apel

- jam 20.00 tim kasar

- ASI diantaranya

Makanan anak usia 1-3 tahun banyak tergantung pada orang tua

atau pengasuh, sehingga pertumbuhan anak sangat tergantung pada

bagaimana orang tua mengatur makanan anaknya. Bimbinglah anak agar

menyukai makanan 4 sehat 5 sempurna, karena pada masa ini

pertumbuhan fisik maupun mental anak begitu cepat bertambah. Sedang

daya tampung perut anak yang berumur 1 – 3 tahun masih sangat kecil,

hanya mampu menampung sekitar 1 – 1,5 mangkok ( 200 – 300 ml ).

Untuk mengatasi hal ini maka frekwensi pemberian makanan kepada

anak yang bersangkutan harus ditambah.( Krisnatuti, 2003 )

a.Modisco

Modisco adalah singkatan dari Modified Disco. Minuman

ini merupakan minuman bernilai gizi tinggi, untuk mengatasi

Defisiensi / kekurangan Energi dan Protein. Minuman ini mudah

dibuat karena terdiri dari bahan lokal yang mudah diperoleh dan

dapat diolah dalam beraneka ragam resep makanan dan minuman.

Modisco ini diperuntukan sebagai tambahan untuk anak

yang sehat tetapi kurus, banyak aktifitas, anak yang menderita gizi

kurang / buruk, anak yang menderita infeksi menahun dan baru

sembuh dari penyakit dengan panas tinggi, penyakit kronik atau

penyakit berat serta anak dengan kesulitan makan karena kelainan

bawaan (Depkes RI, 1999).

Syarat diit Modisco adalah mengandung kalori tinggi,

Protein tinggi, mudah dicerna dan diberikan secara bertahap apabila

penyakit dalam keadaan berat.

1) Cara membuat Modisco

Pada dasarnya diit modisco adalah berbentuk cair ( minuman ).

Bahan dasar Diit Modisco adalah : susu, gula pasir, minyak

jagung/ margarin cair.

a) Susu bubuk dicairkan dengan air dingin terlebih dahulu,

kemudian diberi minyak / margarin cair dan air panas

sedikit demi sedikit sambil diaduk dan tercampur rata.

b) Kemudian saring dan hidangkan hangat,bila tidak menyukai

dalam bentuk minuman, dapat disajikan dalam bentuk lain.

2) Macam – macam Modisco

Bahan ( gram ) Modisco

½ I II III

Tepung susu skim 10 10 10 1

Tepung susu penuh - - - 15/

Susu segar 100 cc

Minyak jagung 2 ½ 5 - -

Margarin - - 5 5

Gula pasir 5 5 5 7,5

Cairan 100cc 100cc 100cc 100cc

Nilai Gizi Modisco:

Energi (Kal) 76,15 97,9 90,4 139,65

Protein (gram) 3,58 3,61 3,59 3,72

Lemak (gram) 2,55 5 4,15 8,55

Ukuran Rumah Tangga ( URT)

1 sendok makan tepung (sdm) = 5 gram

1 sendok makan minyak jagung/margarin cair = 10 gram

1 sendok makan gula pasir = 8 gram.

3) Contoh Menu Modisco

Jus Buah Fantasi

Bahan : 50 gram pisang ambon 50 gram pepaya matang

2 sdm sirup vanili 100 ml minuman modisco

I

½ sdt air jeruk

cara membuat :

1) Buah pisang ambon diiris tipis- tipis pepaya dibentuk bulat,

bubuhi dengan air jeruk nipis.

2) campurkan buah – buahan tersebut dengan minuman Modisco I

dan diblender / dilumatkan.

3) Dapat dihidangkan dengan es batu.

G. Cara penyajian makanan

Penyajian makanan sedapat mungkin diberikan dalam penyajian yang

menarik perhatian anak, misalnya ditaruh dalam wadah dengan warna yang

menyolok dan ada gambar kesukaan anak, makanan dibentuk aneka ragam

bentuk hewan atau bunga, sehingga anak tertarik untuk menyantap makanan

tersebut.

H. Kerangka Teori

Berdasarkan landasan teori maka dapat disusun kerangka teori sebagai

berikut:

Faktor Predisposisi: - Pengetahuan - Pendidikan - Sikap - Persepsi

Faktor Pendukung: Perilaku - Pendapatan Keluarga Penberian makan - Sosial Budaya Bergizi pada - Pekerjaan Ibu Balita

Faktor Pendorong : - Sikap Petugas - Orang Tua

Sumber : Notoatmodjo, 2003.

I. Kerangka Konsep

Variabel bebas variabel terikat Pengetahuan ibu Perilaku ibu dalam Sikap Ibu pemberian makan

bergizi pada balita

Pekerjaan ibu Pendapatan keluarga

Distibusi makanan Sosial budaya

: diteliti : tidak diteliti

J. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas( Independen )

Variabel bebas adalah pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan bergizi

2. Variabel terikat ( dependen )

Variabel terikat adalah perilaku ibu dalam pemberian makanan bergizi

K. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan konsep tersebut diatas maka dalam

hipotesis penelitian yang diajukan adalah :

1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang gizi dengan perilaku

ibu dalam pemberian makanan bergizi pada balita di Desa Beseran

Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang.

2. Ada hubungan antara sikap ibu tentang gizi dengan perilaku ibu dalam

pemberian makanan bergizi pada balita di Desa Beseran Kecamatan

Kaliangkrik Kabupaten Magelang.