bab ii · web viewpuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu fc 20 atau fc 30, dan adapula yang...

26

Click here to load reader

Upload: phamhuong

Post on 11-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Pengertian Umum

Persediaan pakan hijauan untuk ternak herbivora hampir sepanjang tahun

tersedia, namun yang berkualitas untuk mempertahankan produksi ternak sering

mengalami kendala. Pada musim hujan produksi rumput melimpah, sedangkan pada

musim kemarau banyak tersedia limbah pertanian seperti jerami padi. Jerami padi

merupakan limbah pertanian yang paling banyak tersedia dan sering digunakan

sebagai pakan pada saat persediaan rumput kurang. Rata-rata produksi bahan kering

jerami padi 5,94 ton/ha dengan kandungan protein kasar bervariasi dari 3,09% hingga

6,07% (Syamsu, 2006).

2.2. Macam-macam komponen mesin

Dalam perancangan (suatu) alat ini dibutuhkan beberapa komponen

pendukung yang sering dijumpai dalam sebuah rangkaian alat atau mesin. Teori

komponen ini berfungsi untuk memberi landasan dalam perancangan ataupun

pembuatan alat. Ketepatan dan ketelitian dalam pemilihan berbagai nilai atau ukuran

dari komponen itu sangat mempengaruhi kinerja dari alat yang akan dirancang

Mesin merupakan kesatuan dari berbagai komponen yang selalu berkaitan

dengan elemen-elemen mesin yang bekerja sama satu dengan yang lainnya secara

kompak sehingga menghasilkan suatu rangkaian gerakan yang sesuai dengan apa

yang sudah direncanakan. Dalam merencanakan sebuah mesin harus memperhatikan

faktor keamanan baik untuk mesin itu sendiri maupun bagi operatornya. Dalam

pemilihan elemen-elemen dari mesin juga harus memperhatikan kekuatan bahan,

23

Page 2: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

safety factor, dan ketahanan dari berbagai komponen tersebut. Adapun elemen

tersebut adalah bantalan duduk, poros, pully, mototr elektrik, mur dan baut.

2.3. Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir

setiap mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan (Elemen)

utama dalam tranmisi seperti itu dipegang oleh(adalah) poros poros.

2.3.1 Macam-macam poros

Poros untuk meneruskam daya diklasifikasikan menurut pembebanannya

sebagai berikut:

1. Poros transmisi

Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan

lentur. Daya di transmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi

puli sabuk atau sprocket rantai, dan lain-lain.

2. Spindel

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin

perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut sepindel.

Syarat yang harus di penuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan

bentuk serta ukuranya harus teliti.

3. Gandar

Poros seperti yang di pasng di antara roda – roda kereta barang,

dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang – kadang tidak boleh

berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali

jika digerakan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir

juga.

24

Page 3: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

Menurut bentuk poros dapat digolongkan atas poros lurus umum,

poros engkol sebagai poros utama dari mesin torak, dan lain-lain. Poros

luwes untuk tranmisi daya kecil agar terdapat kebebasan bagi perubahan

arah, dan lain-lain. Contoh gambar poros (adalah) gambar 2.3.

Gambar 2.3. Poros.

2.3.2. Hal-hal penting dalam Perencanaan poros

Hal-hal penting dalam merencanakan sebuah poros sebagai berikut ini

perlu diperhatikan : (Sularso, 1994)

1. Kekuatan poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami suatu beban puntir atau

lentur atau gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan di

atas. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros

baling- baling kapal atau turbin.

Kelelahan, tumbukan atau pengaruh kosentrasi tegangan bila

diameter poros diperkecil (poros bertangga ) atau bila poros mempunyai

alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus di rencanakan hingga

cukup kuat untuk menahan beban- benan di atas.

2. Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi

jika lenturan atau defleksi puntiran terlalu besar akan mengakibatkan

ketidak telitian atau getaran dan suara. Disamping kekuatan poros,

25

Page 4: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

kekakuanya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin

yang akan dilayani poros tersebut.

3. Putaran kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikan maka suatu harga putaran

tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut

putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik ,

dan lain-lain. Juga dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian

bagian lainya. Jika mungkin, poros harus direncanakan sedemikian rupa

hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.

4. Korosi

Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk

poros propeller dan pompa bila terjadi dengan kontak dengan fluida yang

korosif. Demikian juga yang terancam kavitasi, dan poros-poros mesin

yang sering berhenti lama. Sampai dengan batas-batas tertentu dapat pula

dilakukan perlidungan terhadap korosi.

2.3.3. Perhitungan pada poros

Pada poros yang menderita beban puntir dan beban lentur sekaligus,

maka pada permukaan poros akan terjadi tegangan geser karena momen puntir

dan tegangan lentur karena momen lengkung, maka daya rencana poros dapat

ditentukan denan rumus:

Dimana

Pd = daya rencana (kW)

Fc = factor koreksi

26

Page 5: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

P = daya nominal motor penggerak (kW)

Jika momen puntir (disebut juga momen rencana) adalah T (kg.mm)

maka:

Bila momen rencana T (kg.mm) dibebankan pada suatu diameter poros

d (mm), maka tegangan geser (kg.mm2) yang terjadi adalah:

Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban hanya

terdiri atas momen puntir saja, perlu ditinjau pula apakah ada kemungkinan

pemakaian dengan beban lentur dimasa mendatang. Jika memang diperkirakan

akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat dipertimbangkan

pemakaian factor Cb yang harganya antara 1,2-2,3.(jika tidak diperkirakan

akan terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil = 1,0).

Dari persamaan diatas diperoleh rumus untuk menghitung diameter

poros

Perhitungan putaran kritis

Dimana :

W = berat beban yang berputar

27

Page 6: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

l = jarak antara bantalan

2.4. Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga

putaran atau geraan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan

panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen

mesin lainya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka

prestasi seluruh system akan menurun atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi

bantalan dalam permesinan dapat disamakan perannya dengan pondasi pada gedung.

Dalam memilih bantalan yang digunakan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

1. Tinggi rendahnya putaran poros

2. Jenis bahan yang digunaka

3. Besar kecilnya beban yang dikenakan

4. Kemudahan perawatan

Adapun analisa terhadap bantalan dilakukan untuk menghitung umur bantalan

berdasar beban yang diterima oleh bantalan.

Perhitungan umur bantalan.

Untuk setiap beban :

L = dimana L = Dalam jutaan putaran

C = FL Beban bantalan

; di mana a =3 untuk bantalan peluran

a = 10/3 untuk bantalan rol

28

Page 7: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

Tegangan geser maksimum:

( kpsi )

Umur bantalan yang menerima

Nilai beban dasar :

CR = F

F = Beban radial bantalan yang sebenarnya

2.5. Puli

Puli merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk

mentransmisikan daya seperti halnya sprocket rantai dan roda gigi (Gambar 2.4). Puli

pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang

terbuat dari baja.

Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin perkakas

dengan menggunakan motor listrik telah membuat arti sabuk untuk alat penggerak

menjadi berkurang. Akan tetapi sifat elastisitas daya dari sabuk untuk menampung

kejutan dan getaran pada saat transmisi membuat sabuk tetap dimanfaatkan untuk

mentransmisikan daya dari penggerak pada mesin perkakas.

Keuntungan jika menggunakan puli :

1. Bidang kontak sabuk-puli luas, tegangan puli biasanya lebih kecil

sehingga lebar puli bisa dikurangi.

2. Tidak menimbulkan suara yang bising dan lebih tenang.

29

Kalimat atau sub judul? Kalau kalimat harus lengkap

Page 8: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

Gambar 2.4. Puli.

2.6. Transmisi Sabuk – V

Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkkinkan transmisi

langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya

yang lain dapat di terapkan, di mana sebuah sabuk luwes atau rantai dibelitkan

sekeliling puli atau sprocket pada poros.

Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampung trapezium.

Tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa

tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula. Bagian

sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya

akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk

baji, yamg akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif

rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari sabuk-V jika dibandingkan

dengan sabuk rata.

Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk – V karena mudah

penanganannya dan harganyapun murah. Kecepatan sabuk direncanakan untuk 10

sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan maksimal sampai 25 (m/s). Dalam gambar 2.5

diberikan sebagai proporsi penampang sabuk – V yang umum dipakai. Daya

30

Page 9: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

maksimum yang dapat ditransmisikan kurang lebih 500 (kW). Di bawah ini ( gambar

2.5) dibahas tentang hal-hal dasar pemilihan sabuk-v dan puli.

Gambar 2.5 Konstruksi dan ukuran penampang sabuk-V

(Sularso, 1994: 164)

2.6.1. Pemilihan Puli

Pemilihan puli belt sebagai elemen transmisi didasarkan atas pertimbangan-

pertimbangan sebagai berikut :

Dibandingkan roda gigi atau rantai, penggunaan sabuk lebih halus, tidak

bersuara, sehingga akan mengurangi kebisingan.

Kecepatan putar pada transmisi sabuk lebih tinggi jika dibandingkan

dengan belt.

Karena sifat penggunaan belt yang dapat selip, maka jika terjadi

kemacetan atau gangguan pada salah satu elemen tidak akan

menyebabkan kerusakan pada elemen lain.

2.6.2. Rumus Dan Perhitungan

31

Page 10: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

Pada mesin ini menggunakan sabuk-V sebagai penerus daya dari motor listrik

ke poros, (dapat dihitung) dengan rumus perhitungan :

Perbandingan transmisi (Sularso, 1994 : 166)

Dimana :

= putaran poros pertama (rpm)

= Putaran poros kedua (rpm)

= diameter puli penggerak (mm)

= diameter puli yang digerakan (mm)

Kecepatan sabuk

(m/s)

Dimana :

V = kecepatan sabuk (m/s)

d = diameter puli motor (mm)

n = putaran motor listrik (rpm)

Panjang sabuk

L = 2C + (dp + Dp) + (Dp - dp)

Dimana :

L = panjang sabuk (mm)

C = jarak sumbu poros (mm)

D = diameter puli penggerak (mm)

D = diameter puli poros (mm)

32

Page 11: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

2.7. Motor Elekktrik

Motor elektrik berfungsi sebagai tenaga penggerak yang digunakan untuk

memutarkan roll pemarut. Pengguanaan dari motor elektrik ini disesuaikan dengan

kebutuhan daya dari ,mesin pemarut singkong tersebut, yaitu daya yang diperlukan

dalam proses pemarutan.

Gambar 2.1. Motor Elektrik

Jika (rpm) adalah putaran dari poros motor listrik dan T (kg.mm) adalah

torsi pada poros motor listrik, maka besarnya daya P (kW) yang diperlukan untuk

menggerakkan sistem adalah :

(Sularso, 1997)

Dimana :

P = Daya motor listrik (kW)

T = Torsi (kg.mm)

2.8. Mur dan Baut

Mur dan baut merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam suatu

rangkaian mesin. Untuk mencegah kecelakaan dan kerusakan pada mesin, pemilihan

mur dan baut sebagai pengikat harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan

33

Page 12: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

ukuran yang sesuai dengan beban yang diterimanya. Pada mesin ini, mur dan baut

digunakan untuk mengikat beberapa komponen, antara lain :

1. Pengikat pada bantalan

2. Pengikat pada dudukan motor listrik

3. Pengikat pada puli

Gambar 2.7. Macam-macam Mur dan Baut.

(Sularso, 1994 : 293-295)

Untuk menentukan jenis dan ukuran mur dan baut, harus memperhatikan

berbagai faktor seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, cara kerja mesin, kekuatan

bahan, dan lain sebagainya. Adapun gaya-gaya yang bekerja pada baut dapat berupa :

1. Beban statis aksial murn

2. Beban aksial bersama beban punter

3. Beban geser

34

Page 13: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

2.8. Pengelasan

Berdasarkan definisi dari Deutche Industries Normen (DIN), las adalah ikatan

metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam

keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersbut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las

adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam yang menggunakan energi

panas.

Dalam pengertian lain, las adalah penyambungan dua buah logam sejenis

maupun tidak sejenis dengan cara memanaskan (mencairkan) logam tersebut di bawah

atau di atas titik leburnya, disertai dengan atau tanpa tekanan dan disertai atau tidak

disertai logam pengisi.

Berdasarkan cara kerjanya, pengelasan diklasifikasikan menjadi tiga kelas

utama yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan, dan pematrian.

1. Pengelasan cair adalah metode pengelasan dimana bagian yang akan

disambung dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur

listrik ataupun busur gas.

2. Pengelasan tekan adalah metode pangalasan dimana bagian yang akan

disambung dipanaskan sampai lumer (tidak sampai mencair), kemudian

ditekan hingga menjadi satu tanpa bahan tambahan.

3. Pematrian adalah cara pengelasan dimana bagian yang akan disambung

diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai

titik cair yang rendah.

35

Page 14: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

2.8.1. Klasifikasi Las Berdasarkan Sambungan dan Bentuk Alurnya.

1) Sambungan Las Dasar

Sambungan las pada konstruksi baja pada dasarnya dibagi menjadi

sambungan tumpul, sambungan T, sambungan sudut dan sambungan tumpang.

Sebagai perkembangan sambungan dasar di atas terjadi sambungan silang,

sambungan dengan penguat dan sambungan sisi yang ditunjukan pada gambar

2.8.1 dibawah ini.

Gambar 2.8.1 Jenis-jenis sambungan dasar.

(Wiryosumarto H, 1994, 157)

2) Sambungan Tumpul

Sambungan tumpul adalah jenis sambungan las yang paling efisien,

sambungan ini terbagi menjadi dua yaitu :

a) Sambungan penetrasi penuh

b) Sambungan penetrasi sebagian

36

Page 15: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

Sambungan penetrasi penuh terbagi lagi menjadi sambungan tanpa plat

pembantu dan sambungan dengan plat pembantu. Bentuk alur dalam sambungan

tumpul sangat mempengaruhi efisiensi pekerjaan dan jaminan sambungan.

Pada dasarnya dalam pemilihan bentuk alur harus mengacu pada

penurunan masukan panas dan penurunan logam las sampai harga terendah yang

tidak menurunkan mutu sambungan.

3) Sambungan bentuk T dan bentuk silang

Sambungan bentuk T dan bentuk silang ini secara garis besar terbagi

menjadi dua jenis (seperti pada gambar 2.8.3.), yaitu :

a) Jenis las dengan alur datar

b) Jenis las sudut

Dalam pelaksanaan pengelasan mungkin ada bagian batang yang

menghalangi, hal ini dapat diatasi dengan memperbesar sudut alur.

Ganbar 2.8.3 Macam-macam sambungan T.

(Wiryosumarto H, 1994 : 159)

4) Sambungan Tumpang

Sambungan tumpang dibagi menjadi tiga jenis seperti yang ditunjukan

pada gambar Gambar 2.8.4. Sambungan Tumpang dikarenakan sambungan jenis

37

Page 16: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

ini tingkat keefisienannya rendah, maka jarang sekali jarang sekali digunaka untuk

pelaksanaan sambungan konstruksi utama.

Gambar 2.8.4. Sambungan Tumpang.

(Wiryosumarto H, 1994 : 160)

5) Sambungan Sisi

Sambungan sisi dibagi menjadi dua (seperti ditunjukan pada gambar

2.8.5), yaitu :

(1) Sambungan las dengan alur : Untuk jenis sambungan ini platnya harus

dibuat alur terlebih dahulu.

(2) Sambungan las ujung : Sedangkan untuk jenis sambungan ini

pengelasan dilakukan pada ujung plat tanpa ada alur. Sambungan las

ujung hasilnya kurang memuaskan, kecuiali jika dilakukan pada posisi

datar dengan aliran listrik yang tinggi. Oleh karena itu, maka

pengelasan jenis ini hanya dipakai untuk pengelasan tambahan atau

pengelasan sementara pada pengelasan plat-plat yang tebal.

38

Page 17: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

Gambar 2.8.5. Sambungan Sisi.

(Wiryosumarto H, 1994 : 161)

6) Sambungan Dengan Plat Penguat

Sambungan ini dibagi dalam dua jenis yaitusambungan dengan plat

penguat tunggal dan sambungam dengan plat penguat ganda seperti yang

ditunjukan pada gambar 2.8.6. Sambungan jenis ini mirip dengan sambungan

tumpang, maka sambungan jenis ini pun jarang digunakan untuk penyambungan

konstruksi utama.

Gambar 2.8.6. Sambungan Dengan Penguat.

(Wiryosumarto H, 1994 : 161)

39

Page 18: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan las, oleh karena itu

penyambungan dalam proses pengelasan harus memenuhi beberapa syarat, antara

lain :

1) Benda yang dilas tersebut harus dapat cair atau lebur oleh panas

2) Bahwa antara benda-benda padat yang disambungkan tersebut

terdapat kesesuain sifat lasnya sehingga tidak melemahkan atau

meninggalkan sambungan tersebut.

3) Cara-cara penyambungan harus sesuai dengan sifat benda padat

dan tujuan dari penyambungannya.

2.8.2. Perhitungan

Adapun Perhitungan kekuatan las, seperti pada rumus di bawah ini

Tegangan Total :

(Achmad Z, 1999: 59)

Dengan :

F = Gaya yang bekerja (N)

= Tegangan total (N/mm )

H = Tinggi plat (mm)

A = Luas penampang (A = 2.a. )

a = Lebar pengelasan (mm)

= Panjang las

40

Page 19: BAB II · Web viewPuli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin

41