bab ii tinjauan teori a. tinjauan teori 1....
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Definisi
1) Menurut Saifuddin (2007, p.89), masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya bayi.
2) Pertemuan sperma dan ovum yang dimulai dari ovulasi, konsepsi, nidasi
dan implantasi sampai dengan janin hidup di dunia luar (Winkjosastro,
2007, p.55).
b. Menurut Wiknjosastro, (2007, p.125), kehamilan dibagi dalam 3 trimester :
1) Trimester I (konsepsi sampai 12 minggu).
2) Trimester II (12 minggu sampai 28 minggu).
3) Trimester III (28 minggu sampai 40 minggu).
c. Tanda-tanda kehamilan
1) Tanda mungkin hamil / tanda tidak pasti
Indikator mungkin hamil adalah karakteristik fisik yang bisa
dilihat atau sebaliknya di ukur oleh pemeriksa dan lebih spesifik dalam
hal perubahan psikologis yang disebabkan oleh kehamilan. Semakin
banyak tanda tidak pasti ditemukan semakin besar kemungkinan
kehamilan. Tanda mungkin adalah sebagai berikut (Kusmiyati, et al,
2008, p.39).
a) Amenorrhoea
Gejala pertama kehamilan ialah haid tidak datang pada
tanggal yang diharapkan. Bila seorang wanita memiliki siklus haid
teratur dan mendadak berhenti, ada kemungkinan hamil. Tetapi
meskipun demikian sebaiknya ditunggu selama 10 hari sebelum
memeriksakan diri ke dokter. Karena sebelum masa itu sulit untuk
memastikan adanya kehamilan.
Haid yang terlambat pada wanita berusia 16-40 tahun, pada
umumnya memang akibat adanya kehamilan. Tetapi kehamilan
bukanlah satu-satunya penyebab keterlambatan haid. Haid dapat
tertunda oleh tekanan emosi, beberapa penyakit tertentu, dan juga
akibat makan obat-obat tertentu. Selain kehamilan, penurunan berat
badan dan tekanan emosi juga sering menjadi penyebab
keterlambatan haid pada wanita yang semula mempunyai siklus
normal.
b) Perubahan pada payudara
Banyak wanita merasakan payudara memadat ketika
menjelang haid. Bila terjadi kehamilan, gejala pemadatan bersifat
menetap dan semakin bertambah. Payudara menjadi lebih padat,
kencang dan lebih lembut, juga dapat disertai rasa berdenyut dan
kesemutan pada putting susu.
Perubahan di atas disebabkan oleh tekanan kelamin wanita,
estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh uri (plasenta).
Hormon-hormon ini menyebabkan saluran dan kantong kelenjar susu
membesar, dan tertimbun lemak di daerah payudara. Rasa kesemutan
dan berdenyut disebabkan oleh bertambahnya aliran darah yang
mengaliri payudara.
c) Mual dan muntah-muntah
Kira-kira separuh dari wanita yang mengandung
mengalami mual dan muntah-muntah, dengan tingkat yang berbeda-
beda, biasanya cukup ringan dan terjadi dipagi hari. Penyebabnya
tidak diketahui, tetapi juga disebabkan oleh peningkatan kadar
hormon kelamin yang diproduksi selama hamil. Sesudah 12 minggu
gejala-gejala itu biasanya menghilang, karena tubuh sudah
menyesuaikan diri.
d) Sering kencing
Sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala
bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan
kembali rongga panggul.
e) Obtipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebab oleh
pengaruh hormon steroid.
f) Pigmentasi kulit
darum. Areolae mammae juga menjadi lebih hitam karena
didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih
hitam. Demikian pula linea alba di garis tengah abdoTerjadi pada
kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung, dan dahi kadang-
kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai
cloasma gravimen menjadi lebih hitam (linea grisea). Pigmentasi ini
terjadi karena pengaruh hormon kortiko-steroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.
g) Epulis
adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi
pada triwulan pertama.
h) Varises dijumpai pada triwulan terakhir.
Didapat pada daerah genetalia ekstena, fossa poplitea,
kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan
pada kehamilan yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan
pertama. Kadang-kadang timbulnya varises merupakan gejala
pertama kehamilan muda.
2) Tanda pasti hamil
Indikator pasti hamil adalah penemuan-penemuan
keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak bisa dijelaskan dengan
kondisi kesehatan yang lain (Kusmiyati, et al, 2008, p.97), yaitu
a) Denyut Janung anin (DJJ)
Dapat di dengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-
18. Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonik
(doppler), DDJ dapat didengar lebih awal lagi, sekitar minggu ke 12.
Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-
bunyi yang lain, seperti bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu.
b) Palpasi
Yang harus di temukan adalah outline janin. Biasanya
menjadi jelas setelah minggu ke 22. Gerakan janin dapat dirasakan
dengan jelas setelah minggu ke 24.
d. Keluhan pada kehamilan trimester I
Menurut Hidayati (2009, p.49), rasa mual muntah yang terjadi
pada kehamilan dapat diakibatkan karena:
1) Mual muntah
a) peningkatan hormon HCG dan estrogen/prohesteron,
b) relaksasi otot-otot halus,
c) metabolisme, perubahan dari metabolisme karbohidrat.
d) Keletihan.
2) Sakit kepala
Sakit kepala yang terjadi pada kehamilan di akibatkan adanya
kontraksi, ketegangan otot, dan keletihan, pengaruh hormon, tegangan
meta sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang
berubah (Hidayati, 2009, p.49 ).
3) Kelelahan
Kelelahan yang terjadi pada ibu hamil disebabkan karena
gerak usus yang mengarah ke perlambatan waktu pengosongan
berkurang, tekanan uterus yang membesar terhadap usus besar, udara
yang tertelan (Hidayati, 2009, p.51).
4) Ngidam makanan
Mengidam yang terjadi pada kehamilan terjadi karena
berkaitan dengan anemi akibat kekurangan zat besi dan bisa merupakan
tradisi (Hidayati, 2009, p.50).
5) Frekuensi kemih meningkat (Nokturia)
Timbulnya frekuensi berkemih yang meningkat dari biasanya
pada ibu hamil disebabkan oleh tekanan uterus atas kandung kemih,
nokturia akibat sodium ekskresi yang meningkat dengan kehilangan air
yang wajib dan bersamaan, air dan sodium terperangkap didalam
tungkai bawah selama siang hari karena statis vena, sehingga pada
malam hari terdapat aliran balik vena yang meningkat menyebabkan
peningkatan dalam jumlah output
.
6) Keputihan
Terjadi keputihan pada kehamilan dapat diatasi dengan
meningkatkan kabersihan dengan mandi setiap hari, menggunakan
pakaian yang terbuat dari katun atau bahan yang kuat daya serapnya,
hindari memakai pakaian dalam dan pantyhose yang terbuat dari nilon.
e. Adaptasi Psikososial ibu hamil
Menurut Hidayati (2009, p.28-29), Adaptasi yang terjadi pada
kehamilan adalah sebagai berikut :
1) Trimester pertama
Ragu-ragu akan kelahirannya, ambivalen (konflik perasaan)
dan lebih banyak berfokus pada diri sendiri. Pada trimester ini, adanya
perasaan tidak nyaman akibat perasaan mual, muntah, dan keletihan
sering kali keinginan seksual menurun.
2) Trimester kedua
Adanya pergerakan bayi, ibu menjadi yakin dengan
keberadaan bayinya, dan ibu merasa percaya akan segera mempunyai
anak. Ibu benyak berfokus pada bayinya, biasanya ibu merasa lebih baik
dari pada trimester I dan belum terganggu aktivitasnya.perubahan
ukuran tubuh untuk beberapa orang menyebabkan perubahan body
image atau pandangan terhadap gambaran diri yang negatif.
3) Trimester ketiga
Persiapan kelahiran sudah mulai di lakukan ibu. Ibu
menanyakan tentang tanda-tanda persalinan kepada teman atau
saudaranya yang lebih mengalami proses persalinan.beberapa
mengalami ketakutan persalinan dan merasa tidak nyaman menghadapi
hari-hari menjelang persalinan.ibu menyiapkan pakaian, tempat untuk
bayi, dan merencanakan perawatannya.
2. ANEMIA
a. Pengertian
Anemi merupakan kekurangan dalam kualitas ataupun kuantitas
sel darah merah yang membawa oksigen disekitar tubuh dalam bentuk
hemoglobin; nantinya ini menimbulkan pengurangan dalam kapasitas sel
darah merah untuk membawa oksigen bagi ibu dan janin (smith, 2007,
p.150).
Anemi adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah.
Hb adalah komponen didalam sel darah merah (oritrosit) yang berfungsi
menyalurkan oksigen keseluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh
kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses
metabolism. Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Jika
jumlah sel darah banyak, jumlah Hb pun banyak (sinsin, 2008, p.64)
Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana
darah merah kurang dari normal,dan biasanya yang di gunakan sebagai
dasar adalah kadar hemoglobin (HB). WHO menetapkan kejadian anemi
hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan menentukan HB 11 gr%
sebagai dasarnya Anemi kehamilan adalah anemi karena kekurangan zat
besi. Anemi pada kehamilan merupakan masalah nasional mecerminkan
nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat,dan pengaruhnya sangat
besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
Anemia hamil disebut “potensial danger to mother and clild”
anemi (potensial membahayakan ibu dan anak). Karana itulah anemi
memerlukan perhatian serius dan semua pihak yang terkait dalam
pelayanan kesehatan pada masa yang akan datang (Manuaba,2002)
1. TABLET TAMBAH DARAH
a. Pengertian Tablet Zat Besi
Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah
merah (hemoglobin). (Soebroto, 2009)
b. Fungsi Zat Besi
Menurut Almatser (2002)
1) Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru kejaringan
2) Sebagai alat angkut eletro pada metabolism energi
3) Sebagai enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-
obatan.
c. Sumber makanan yang mengandung zat besi
1) Zat besi yang berasal dari hewani yaitu :daging, Ayam, ikan, telur.
2) Zat besi yang berasal dari nabati yaitu : kacang-kacangan, sayuran
hijau, dan pisang ambom.
Keaneka ragaman konsumsi makanan berperan penting dalam
membantu meningkatkan penyerapan Fe didalam tubuh. Kehadiran
protein hewani, Vitamin C, vitamin A,Asam folat, zat gizi mikro lain
dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain
dari mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya
kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat besi biasanya juga
merupakan sumber vitamin A. (Almatsir, 2002)
d. Kebutuhan Zat Besi pada ibu hamil
Kebutuhan akan zat-zat selama kehamilan meningkan,
peningkatan ini ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhanjanin untuk
bertumbuh (pertumbuhan janin memerlukan banyak darah zat besi,
pertumbuhan plasenta dan peningkatan volume darah ibu, jumlahnya
enzim 1000mg selama hamil (Arisman, 2007).
Kebutuhan zat besi akan meningkat pada trimester dua dan tiga
yaitu sekitar 6,3 mg perhari. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ini
dapat diambil dari cadangan zat besi dan peningkatan adaptif penyerapan
zat besi melalui saluran cerna. Apabila cadangan zat besi sangat sedikit
atau tidak ada sama sekali sedangakan kandungan dan serapan zat besi
dari makana sedikit, maka pemberian suplemen sangat diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil (Arisman, 2007).
Kebutuhan zat besi menurut Waryaman,(2010) adalah sebagai berikut:
1) Trimester I : kebutuhan zat besi ± 1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8
mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah
merah
2) Trimester II : kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8
mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus
115 mg
3) Trimester III : Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8
mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus
223mg.
Penyarapan besi dipengaruhu oleh banyak faktor. Protein
hewani dan Vitamin C meningkatkan penyerapan. Kopi, the, garam
kalsium, magnesium dapat mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah
sarapan, sementara makanan yang mengikat Fe sebaiknya dihindarikn,
atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula
diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan.
e. Efek samping terapi zat besi pada ibu hamil
Peningkatan absorpsi zat besi dapat menambah intensitas efek
samping yang dialami pasien (Sue jardon, 2002).
Suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual,muntah, kram
lambung, nyeri ulu hati, dan konstipasi (kadang-kadang diare). Namun
derajat mual yang ditimbulkan oleh setiap preparat tergantung pada
jumlah element zat besi yang diserap. Takaran zat besi diatas 60 mg dapat
menimbulkan efek samping yang tidak dapat diterima pada ibu hamil
sehingga terjadi ketidak patuhan dalam pemakaian obat jadi tablet zat besi
dengan dosis rendah lebih cenderung ditoleransi (dan diminum ) dari pada
dosis tinggi. Bagi banyak wanita dosis rendah sudah memadai (Sue
jardon, 2003).
f. Dosis tablet zat besi pada ibu hamil
Pemberian tablet zat besi selama kehamilan merupakan salah
satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb
sampai tahap yang diinginkan, karenasangat efektif dimana satu tablet
mengandung 60 mg Fe. Setiap tablet setara dengan 200 mg ferrosulfat.
Selama kehamilan minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah
melahirkan diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama.
1) Pemberian tablet zat besi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada saat
sebelum tidur malam
2) Pemberian zat besi harus dibagi serta dilakukan dengan interval
sedikitnya 6-8 jam, dan kemudian interval ini ditingkatkan hingga 12
atau 24 jam jika timbul efek samping
3) Mintah dank ram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda
dini toksitasi zat besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah
(menurunkan) dosis zat besi dengan segera
4) Minum tablet zat besi pada saat makan atau segera sesudah makan
selain dapat mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga
akan menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi (Sue Jordan,2004).
g. Akibat Kekurangan Zat Besi
Defisiensi besi berpengaruh luas terhadap kualitas sumber daya
manusia, yaitu terhadap kemampuan dan produktifitas kerja. Kekurangan
besi dapat terjadi karena konsumsi mkanan yang kurang seimbang atau
gangguan absorpsi besi.
Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa
lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunya kebugaran tubuh,
menurunya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka.
Disamping itu kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak-
anak kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersingung, menurunya
kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar (Almatsier, 2002).
2. KEPATUHAN MINUM TABLET BESI PADA IBU HAMIL
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat.
Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan
perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain (Arisman,2007)
Ibu hamil minimal mendapatkan 90 tablet, dan bermanfaat bila
diminum secara teratur setiap hari selama kehamilan. Tablet tambah darah
diminum dengan air putih jangan diminum dengan dengan air the, susu atau
kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga
manfaatnya menjadi berkurang (Depkes,2004)
Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping yang
mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan.
Penolakan tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidak tahuan bahwa selama
kehamilan mereka memerlukan tambahan zat besi (Arisman,2007)
Ketidak patuan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat
mencerminkan seberapa besar peluang untuk terkena anemia,pemberian
informasi tentang anemia akan menambah pengetahuan mereka tentang
anemia, karena pengetahuan memegang peranan yang sangat penting
sehingga ibu hamil patuh meminum zaat besi (Arisman,2007)
Menurut Depkes Ri (2004) dalam niver (2002) faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi yaitu :
a. Pengetahuan
Pengetahuan ibu tentang anemia dan kegunaan dari zat besi
didapat dari penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil
tersebut melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC).Tingkat
pengetahuan ibu juga mempengaruhi ibu hamil dan mengkonsumsi
tablet zat besi.
b. Tingkat pendidikan
Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh
terhadap kepatuhan ibu meminum tablet besi.
c. Pemeriksaan ANC
Pemeriksaan ANC selama hamil sedikitnya 4x pelayanan
antenatal yaitu satu kali untuk trimester 1, satu kali untuk trimester II,
dan dua kali untuk trimester III.Pemeriksaan meliputi anamnesa dan
pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal
kehamilan resiko tinggi khususnya anemi kurang gizi, hipertensi. Bidan
juga memberikan nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas
terkaitlainya. Dalam setiap kunjungan ANC bidan menonjolkan kepada
ibu hamil apakah persediaannya cukup.
Menurut WHO (1995) dalam Depkes Ri (2004) manfaat dan
kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi yaitu :
1. Bisa mencegah anemi defisiensi besi
Karena pada wanita hamil cenderung mengalami
defisiansi baik zat besi maupun folat. Oleh karena itu penting sekali
bagi ibu hamil untuk meminu tablet zat besi setiap hari.
2. Bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas dapat dihindari
Menurut smet (1994), beberapa sebab rendahnya
kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi antara lain karena
faktor progam dan faktor individu yang meliputi :
a) Individu tidak merasa dirinya sakit
b) Ketidak patuhan akan gejala atau tanda-tanda dan dampak yang
ditimbulkan.
c) Kelainan ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam
tablet zat besi setiap hari sampai waktu yang cukup lama
d) Adanya efek samping gastrointestinal seperti mual, rasa nyeri
lambung
e) Kurang doterimanya warna, rasa dan beberapa karateristik lain
dari suplemen besi.
f) Rasa takut terhadap suplemen besi dapat memperbesar janin
dan akan menyulitkan dalam persalinan.
Menurut Niver (2002) cara-cara untuk meningkatkan kepatuhan
ibu hamil untuk meminum tablet zat besi yaitu :
a. Memberikan informasi tujuan dari pemberian tablet zat besi seorang ibu
hamil akan dengan senang hati meminum tablet zat besi setiap hari
apabila dia tahu manfaat dan tujuan dari tablet zat besi.
b. Perilaku sehat bumil yang menyadari pentingnya untuk mengkonsumsi
tablet zat besi setiap hari.
c. Tenaga kesehatan memberikan petunjuk cara meminum tablet zat besi.
d. Motivasi dari keluarga ibu hamil agar patuh meminum tablet zat besi
setiap hari.
e. Dukungan dari tenaga kesehatan dengan menjalin komunikasi yang baik
memberikan penghargaan yang positif bagi ibu hamil yang telah mampu
meminum tablet zat setiap hari
Menurut. Farmadiani (2007) Makanan yang mengandung zat besi
yaitu:
a. Whitebait , sarden dalam saos tomat, sprat, kipper, pilchard, tiram,
salmon
b. Daging merah, hati, kuning telur
c. Red kidney bean, kacang panjang, kacang kedelai, lentil
d. Prune, apricot kering,fig kering, peach kering
e. Bayam,ganggang laut, seledri air, daun dandelion, chicory
f. Kentang, sping onion, parsley, chives
g. Almond, tunas grain dan seed
h. Roti gandum, sereal gandum, muesli
i. Kue oat, roti malt, molasses
j. Chapatis, tepung kare
k. Jahe tanah, biscuit jahe, roti jahe
3. Perilaku
a. Pengertian
Perilaku adalah suatu kegiatan atau suatu aktifitas makhluk
hidup yang bersangkutan. Untuk kerangka analisis dapat dikatakan bahwa
perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Notoatmodjo, 2003 p.114).
b. Macam-macam perilaku
Menurut Notoatmodjo(2003 p.115) di lihat dari bentuk respon
terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Perilaku tertutup (cover behavior)
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada
orang yang menerima stimulus tersebut dan belum di amati secara jelas
oleh orang lain
2) Perilaku terbuka (over behavior)
Respon seorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka. Respon terhadap stimulus terhadap stimulus tersebut sudah
jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat di
amati oleh orang lain.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Green (dalam Notoatmodjo, 2003 pp.164-165) mencoba
menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang
atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku
(behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behavior causes).
Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor,
yaitu:
1) Faktor predisposisi (predisposing factor) yang terwujud dalam
pendidikan, pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyajkinan, nilai-
nilai dan sebagainya.
2) Faktor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau
sarana-sarana kesehatan, misalnya pukesmas, obat-obatan, alat-
alat kontrasepsi, jamban dan sebagainya.
3) Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang
merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Pada penelitian ini peneliti hanya akan meneliti dua faktor yang
diduga mempengaruhi terjadinya kepatuhan pada ibu hamil.
Untuk itu dari bab ini peneliti akan menguraikan teori mengenai
tingkat pendidikan, pengetahuan dan kepatuhan minum tablet Fe
6. Pendidikan
a. Pengertian
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam
pendidikan itu berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,
perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa. Manusia adalah
makhluk sosial yang dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup
dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain. Dalam mencapai
tujuan tersebut, seorang individu, kelompok, atau masyarakat tidak terlepas
dari kegiatan belajar.
Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan
saja, dan oleh siapa saja. Kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri: belajar
adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu,
kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun
potensial. Ciri kedua dari hasil belajar bahwa perubahan tersebut di
dapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif
lama. Ciri yang ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha,
dan didasari bukan karena kebetulan (Notoatmodjo, 2007, p. 108).
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
agama,pengendalian diri,kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
b. Manfaat/ fungsi Pendidikan
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa, kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serat bertanggung jawab (UU
No.23 tahun 2003).
Menurut Fuad Ichsan (2001, p. 11) fungsi pendidikan terbagi
menjadi dua yaitu:
1) Fungsi pendidikan secara mikro (sempit) ialah membantu (secara sadar)
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.
2) Fungsi pendidikan secara makro (luas) ialah sebagai alat:
a) Pengembangan pribadi
b) Pengembangan warga negara
c) Pengembangan kebudayaan
d) Pengembangan bangsa
c. Tujuan Pendidikan
Menurut Notoadmodjo (2007, p.127) tujuan pendidikan diantaranya :
1) Mengubah pengetahuan/ pengertian, pendapat, dan konsep-konsep
2) Mengubah sikap dan persepsi
3) Menanamkan tingkah laku/ kebiasaan yang baru.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pendidikan
Menurut Notoadmodjo (2007, p.109) faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pendidikan, diantara lain :
1) Masukan (Input)
Menyangkut sasaran belajar (sasaran didik). Yaitu individu,
kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan
berbagai latar belakangnya.
2) Proses (Process)
Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan
(perilaku) pada subjek belajar tersebut. Dalam proses ini terjadi
pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain : subjek belajar,
pengajar (pendidik atau fasilitator), metode, dan teknik belajar, alat
bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari.
3) Keluaran (OutPut)
Hasil belajar itu sendiri, yaitu beberapa kemampuan atau
perubahan perilaku dari subjek belajar.
e. Jenis pendidikan
Jenis pendidikan adalah suatu pendidikan yang dikelompokkan
sesuai dengan sifat dan tujuannya. jenis pendidikan dalam sistem
pendidikan nasional terdiri dari pendidikan sekolah dan pendidikan luar
sekolah.
1) Pendidikan sekolah
Jenis pendidikan sekolah adalah jenis pendidikan yang
berjenjang, berstuktur dan berkesinambungan sampai dengan
pendidikan tinggi. jenis pendidikan sekolah mencakup pendidikan
umum, kejuruan, kedinasan, keagamaan dan angkatan bersenjata
republik indonesia.
2) Pendidikan luar sekolah
Pendidikan luar sekolah adalah jenis pendidikan yang tidak
selalu terikat oleh jenjang dan struktur persekolahan tetapi dapat
berkesinambungan.pendidikan luar sekolah menyediakan program
pendidikan yang memungkinkan terjadinya perkembangan peserta didik
dalam bidang sosial, keagamaan, budaya, keterampilan, dan keahlian
(Ihsan, 2001 pp.20-22).
f. Jenjang pendidikan
Di dalam UU No. 20 th 2003 menyebutkan jenjang pendidikan
adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan
yang akan dikembangkan. Pendidikan di indonesia mengenal empat
jenjang pendidikan, yaitu pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Menurut UU No. 20 tahun
2003 tentang jenjang pendidikan adalah sebagai berikut :
1) Pendidikan anak usia dini
Pendidikan anak usia dini adalah (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU
No. 20 tahun 2003 ).
2) Pendidikan dasar
Pendidikan dasar yaitu jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah
dasar (SD), dan madrasah ibtida’iyyah (MI), atau bentuk lain yang
sederajat, serta sekolah menengah pertama (SMP), dan madrasah
tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat (UU No.20 tahun
2003).
3) Pendidikan menengah
Pendidikan menengah yaitu lanjutan pendidikan dasar yang
terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah
kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas
(SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan
madrasah aliyah keagamaan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.
4) Pendidikan tinggi
merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister dan
doktor yang diselenggarakanoleh pendidikan tinggi.pendidikan tinggi
dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau
universitas. Pendidikan juga dapat dikategorikan menjadi 2 kategori
yaitu pendidikan rendah meliputi tamat SLTP kebawah dan pendidikan
tinggi meliputi SLTA keatas (Rinkesdas, 2007).
7. PENGETAHUAN
a. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu
(Notoatmodjo, 2003 p.121). Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
(Notoatmodjo, 2003)
b. Pentingnya pengetahuan
Pengetahuan atau kongnitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).dari
pengalaman dan pengetahuan ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003, p.212).
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru),di dalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yakni:
1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu mengetahui stimulus (objek).
2) Interenst (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut.
3) Evaliation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya.
4) Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5) Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini,
didasari oleh pengetahuan, kesadaran atau sikap positif, maka perilaku
tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya, apa bila
perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan
berlangsung lama. Jadi, pentingnya pengetahuan di sini adalah dapat
memberi dasar dalam merubah perilaku sehingga perilaku itu langgeng.
(Notoatmodjo,2003)
c. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan di cakup didalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2003, p.122)
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu suatu meteri yang
telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat lagi (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari
seluruh behan yang di pelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu, tahu ini marupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tautentang yang
dipelajiri antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan, dan sebagainya. Contohnya dapat menyebutkan tanda-
tanda nifas.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara besar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang di pelajari. Misalnya mejelaskan mengapa harus
makan makanan yang bergizi.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
meteri yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau panggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik
dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan
prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cyclel) di
dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang di berikan.
4) Analis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyebarkan
meteri atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih
didalam satu stuktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkaan, dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu
teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian
terhadap suatu materi. Penilaian-penilaian itu berdasarkan kriteria yang
di tentukan atau menggunakan kriteria yang telah ada.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
Menurut sukma dinata (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang adalah sebagai berikut :
1) Faktor internal
a) Jasmani
Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang.
b) Rohani
Faktor rohani dianaranya adalah kesehatan psikis, In
telektual, psikomotor, serta kondisi efektif serta kognitif individu.
2) Faktor Eksternal
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh
dalam meberi respon terdapat sesuatu yang datang dari luar.
Orang yang berpendidikan tnggi akan member repon yang lebih
rasional terhadap informasi yang akan datang dan akan berfikir
sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh
gagasan tersebut.
b) Paparan media masa (akses informasi)
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik
berbagai informasi dapat di
Terimaoleh masyarakat, sehingga seseorang lebih sering terpapar
media massa (TV, Radio, Majalah, Pamflet) akan memperoleh
informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang
tidak pernah terpapar informasi media.
c) Ekonomi (pendapat)
Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun
kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi baik akan
lebih mudah tercukupi di banding keluarga dengan status
ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan akan informasi pendidikan yang termasuk kebutuhan
sekunder. Hubungan social manusia adalah makhluk social
dimana didalam kehidupan beriteraksi antara satu dengan yang
lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih
besar terpapar informasi.
d) Hubungan social
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam
kehidupan saling beriteraksi antara satu dengan yang lain.
Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih
besar berpapar informasi, sementara vaktor hubungan social juga
mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk
menerima pesan menurut model komunikasi media.
e) Pengalaman
Pengalaman individu tentang berbagai hal biasa yang
diperoleh dari tingkat kehidupan dalam proses perkembangannya,
misalnya sering mengikuti kegiatan yang mendidik seperti
seminar.
e. Hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dengan kepatuhan
minum tablet besi
Menurut Koentjoroningrat (1997, dalam Nursalam, 2001,
p.133), makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah
seorang itu menerima informasi sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang
diperkenalkan. Pendidikan menuntut manusia untuk berbuat dan
mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi, misalnya hal-hal
yang menunjang kesehatan yaitu pengetahuan ibu hamil tentang
kepatuhan minum tablet Fe.
8. Kerangka teori
Gambar 2.1 Bagan Kerangka teori
Sumber: Lawrance Green dalam Notoatmodjo, 2005
Pendidikan
kesehatan
Reinforcing
faktor/penguat
1.sikap dan perilakupetugas kesehatan
2.sikap dan perilakutokoh masyarakat
Presdiporsing faktor
1.pengetahuan2.sikap3..kepercayaan4.keyakinan
Enabling faktor/pendukung
1.lingkungan fisik
2.Ketersediaan saranadan prasaranasumber/fasilitaskesehatan
Perilaku
kepatuhan
minum
tablet Fe
9. Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat
Gambar 2.2 Bagan kerangka konsep Penelitian
10. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban sementara dari
pertanyaan penelitian. Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk
hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Hipotesis berfungsi untuk menentukan kearah pembuktian, artinya hipotesis
ini merupakan pertanyaan yang harus dibuktikan (Notoatmodjo, 2010 p.84).
Ha1: Ada hubungan pendidikan ibu dengan kepatuhan
Ha2: Ada hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan
Pendidikan ibu
Kepatuhan minum
tablet besi
pengetahuan ibu