bab ii tinjauan pustaka -...

55
6 Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Waduk Air adalah merupakan bahan pokok bagi kehidupan di muka bumi, di lain pihak keberadaan air makin lama makin berkurang yang ada di permukaan dan di dalam tanah akibat dari kerusakan lingkungan. Kebutuhan akan air bagi kehidupan manusia secara langsung (domestik) atau tidak langsung (irigasi) makin meningkat. Untuk meningkatkan ketersediaan air permukaan perlu ada tindakan yaitu dengan memperbaiki kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sudah memburuk menjadi hijau kembali dan atau membuat storage di permukaan (waduk). Adanya waduk akan meningkatkan ketersediaan air di musim kemarau yang akan digunakan bagi memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dengan adanya waduk juga akan menurunkan debit banjir karena adanya retensi pada waduk. Waduk Sadawarna adalah waduk yang direncanakan akan dibangun di Sungai Cipunagara dengan lokasi bendungannya terletak di Desa Sadawarna. Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut kebutuhan air, terutama kebutuhan air yang semakin lama semakin meningkat dan ketersediaan yang semakin lama semakin sedikit. Selama ini kebutuhan air guna pertanian disuplai sepenuhnya dari jaringan irigasi Jatiluhur melalui Tarum Timur dan Waduk Salam Darma, sedang kebutuhan air lainnya berkembang terus bukan hanya untuk pertanian saja tetapi berkembang untuk kebutuhan penduduk dan industri. Berdasarkan hasil studi-studi yang pernah dilakukan pada Sungai Cipunagara, bahwa potensi air di Sungai Cipunagara sangat besar. Selama ini air Sungai Cipunagara pada saat musim basah dibiarkan terbuang begitu saja, dan pada musim kering baru dirasakan kebutuhan akan air. Secara alami, storage selalu ada di dalam tanah melalui proses infiltrasi dari permukaan tanah, tapi faktor yang membantu untuk terjadinya infiltrasi telah banyak berkurang yaitu fungsi hutan yang telah banyak ditebang. Salah satu alasan akan dibangunnya waduk di Sungai Cipunagara, selain berfungsi sebagai reservoir, diharapkan dengan perjalanan waktu akan membuat sumur-

Upload: doanhanh

Post on 09-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

6

Bab II Tinjauan Pustaka

II.1. Waduk

Air adalah merupakan bahan pokok bagi kehidupan di muka bumi, di lain pihak

keberadaan air makin lama makin berkurang yang ada di permukaan dan di dalam

tanah akibat dari kerusakan lingkungan. Kebutuhan akan air bagi kehidupan

manusia secara langsung (domestik) atau tidak langsung (irigasi) makin

meningkat. Untuk meningkatkan ketersediaan air permukaan perlu ada tindakan

yaitu dengan memperbaiki kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sudah

memburuk menjadi hijau kembali dan atau membuat storage di permukaan

(waduk). Adanya waduk akan meningkatkan ketersediaan air di musim kemarau

yang akan digunakan bagi memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dengan adanya

waduk juga akan menurunkan debit banjir karena adanya retensi pada waduk.

Waduk Sadawarna adalah waduk yang direncanakan akan dibangun di Sungai

Cipunagara dengan lokasi bendungannya terletak di Desa Sadawarna.

Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut kebutuhan air,

terutama kebutuhan air yang semakin lama semakin meningkat dan ketersediaan

yang semakin lama semakin sedikit. Selama ini kebutuhan air guna pertanian

disuplai sepenuhnya dari jaringan irigasi Jatiluhur melalui Tarum Timur dan

Waduk Salam Darma, sedang kebutuhan air lainnya berkembang terus bukan

hanya untuk pertanian saja tetapi berkembang untuk kebutuhan penduduk dan

industri. Berdasarkan hasil studi-studi yang pernah dilakukan pada Sungai

Cipunagara, bahwa potensi air di Sungai Cipunagara sangat besar. Selama ini air

Sungai Cipunagara pada saat musim basah dibiarkan terbuang begitu saja, dan

pada musim kering baru dirasakan kebutuhan akan air. Secara alami, storage

selalu ada di dalam tanah melalui proses infiltrasi dari permukaan tanah, tapi

faktor yang membantu untuk terjadinya infiltrasi telah banyak berkurang yaitu

fungsi hutan yang telah banyak ditebang.

Salah satu alasan akan dibangunnya waduk di Sungai Cipunagara, selain berfungsi

sebagai reservoir, diharapkan dengan perjalanan waktu akan membuat sumur-

Page 2: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

7

sumur dangkal sekitar waduk akan mempunyai kandungan air yang dapat

dimanfaatkan penduduk sesuai dengan kebutuhan. Waduk akan mengisi air tanah

secara alamiah dan memudahkan penduduk mengambil air tanah untuk keperluan

sehari-hari.

II.2. Analisis Hidrologi

Analisis hidrologi yang telah dilakukan pada studi sebelumnya menggunakan

beberapa metode, di mana seluruhnya melakukan pendekatan yang disesuaikan

dengan kondisi daerah kajian, sehingga parameter-parameter yang diperoleh

diharapkan menghasilkan output perhitungan yang terbaik. Pada kenyataannya

kemudian, perhitungan yang dilakukan dengan berbagai metode tersebut

menghasilkan keluaran yang tidak jauh berbeda sehingga tidak menjadi masalah

untuk mengadopsi salah satu metode tersebut untuk melakukan analisis lebih

lanjut.

Dalam kaitannya dengan interkoneksi Waduk Sadawarna-Cilame, untuk

mendapatkan hasil yang relevan, maka analisis perhitungan dilakukan dengan

metode yang sama. Analisis perhitungan yang dimaksud meliputi analisis debit

andalan dan debit banjir rencana.

Review terhadap analisis debit andalan dan debit banjir rencana dilakukan untuk

analisis lebih jauh mengenai kontribusi interkoneksi Waduk Sadawarna-Cilame

terhadap tujuan didirikannya kedua waduk tersebut, yaitu sebagai supplier air dan

flood control.

II.2.1 Analisis Debit Andalan

Analisis debit andalan dilakukan dengan Metode Kesetimbangan. Bagan alir

perhitungan analisis debit andalan dengan metode tersebut dapat dilihat pada

Gambar II. 1.

Page 3: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

8

Evapotranspiration

Ea

P-Et (P-Et)>0-

Mengisi kelembaban air di zone

akar

APWL

Debit Total

Sisa air setelah mengisi

kelembaban air S > 0

Data Hujan P

Kondisi tanahSTo

Data Iklim

Kondisi land cover

InfiltrasiI = S Ci

Stsm =ST0

S(1-Ci) >0

STSM <= STo

InfiltrasiI = 0

GenanganG < Gmak DRO = 0

GenanganG = Gmak

GenanganG =0

DRO = S(1-Ci) - Gmak

DRO = 0

Base FlowBf = I x Cbf

CbfCi

Data Debit Dari Lapangan

Q tot hitungan = Q ukur

Q

Mengurangi kelembaban air

di zone akarSTSM = STo e ^

(APWL/STo)

InfiltrasiI = G Ci

Gambar II. 1 Bagan alir perhitungan debit andalan dengan Metode Kesetimbangan.

Kesetimbangan air ialah proses keluar masuk dan storage air dalam suatu ruang

tinjau, dengan menggunakan hukum kekekalan massa maka kalau dijumlahkan

akan sama dengan nol. Rumus kesetimbangan air dari yang dipakai adalah sbb:

P-Et = In + Bf + ΔST + P + Ro

Penambahan atau pengurangan storage (ΔST) biasa berada di dalam tanah

(STSM) atau di permukaan tanah (G). Storage yang berada di permukaan tanah

apabila ada kemungkinan tempat air untuk berdiam (rawa, petak sawah, dll).

Page 4: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

9

Genangan setempat di dalam DAS bisa diekivalenkan dengan genangan seluruh

areal DAS.

Parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan:

G = Genangan air Et = Evapotranspirasi potensial P = Curah hujan P-Et = Curah hujan dikurangi evapotranspirasi potensial STSM = Penyimpanan air di kelembaban tanah S = Kelebihan lengas air tanah DRO = Direct run off, pengaliran air In = Infiltrasi Ci = koefisien infiltrasi Bf = Base flow, aliran bawah tanah CBf = Koefisien base flow ST0 = adalah kapasitas kelembaban air maksimum yang bisa

ditampung di dalam zone akar yang ditinjau. Kapasitas tersebut tergantung dari jenis tanah dan tanamannya sendiri.

SMA = adalah soil moisture awal (di bulan Desember) sebagai penentuan awal dari perhitungan. Besaran tersebut harus di cek ulang dengan besaran soil moisture hasil perhitungan di bulan Desember. Kalau belum sama hasil perhitungan tadi dipakai sebagai SMA, begitu seterusnya sampai besaran tersebut sama. Cara iterasi tersebut dilakukan apabila yang data yang dipakai untuk perhitungan adalah hujan andalan, hasil perhitungan adalah debit andalan (untuk setahun). Tetapi apabila data hujan merupakan data series bertahun-tahun maka tebakan SMA hanya bisa dikoreksi oleh kalibrator saja. Proses perhitungan tersebut berlaku pula untuk Bfa (base flow awal).

Bfa = Base flow awal, yang harus diperkirakan terlebih dahulu

II.2.1.1 Data yang Diperlukan

Untuk dapat menghitung keseimbangan air pada suatu areal kajian maka

diperlukan masukan data sebagai berikut:

1. Data iklim yaitu temperatur udara, kelembaban, penyinaran matahari,

kecepatan angin; ¼ bulanan.

2. Curah hujan harian sepanjang pengamatan hujan dan ¼ bulanan yang

diolah dari harian.

3. Data informasi mengenai kondisi tanah tentang kapasitas menahan air

pada kedalaman tanah tertentu (zone akar).

Page 5: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

10

Data iklim dan curah hujan diukur setiap hari pada lokasi pengamatan yang

tersebar di areal DAS yang diamati. Data yang sulit untuk didapatkan adalah

informasi data pada bagian yang ketiga, yaitu kapasitas menahan air pada tanah

(ST0).

Besaran ini tergantung pada dua faktor yang berlainan, yaitu:

• Jenis tanah dan struktur tanah

• Jenis tanaman yang tumbuh pada permukaan tanah

Di bawah ini diberikan daftar kedalaman zone akar, jenis tanah, jenis tanaman,

dan kapasitas kandungan air per m kedalaman zone akar Tabel II. 1. Besaran

tersebut kalau dikalikan dengan kedalaman zone akar menjadi kandungan air

maksimum pada tanah yang mempunyai tanaman tersebut.

Tabel II. 1 memperlihatkan air yang tersedia dan kedalaman lingkungan akar pada

jenis tanah yang berlainan untuk membantu dalam memilih daftar penahanan

kelembaban tanah yang layak.

Perlu dicatat bahwa tabel tersebut hanya memberikan nilai umum kapasitas

kelembaban air untuk beberapa jenis tanah, tanaman-tanaman dan pohon-pohon

yang berlainan maka akan berakibat sedikit berlainan pada nilai air yang tersedia

dan pada kedalaman lingkungan akar.

Page 6: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

11

Tabel II. 1 Kapasitas air pada tanah dengan variasi kombinasi tanah dan tanaman

mm/m In/ft mm/m In/ft mm/m In/ft

Pasir Halus 100 1.2 0.5 1.67 50 2

Pasir Halus dan Loam 150 1.8 0.5 1.67 75 3

Lanau dan Loam 200 2.4 0.62 2.08 125 5

Lempung dan Loam 250 3 0.4 1.33 100 4

Lempung 300 3.6 0.25 0.83 75 3

Pasir Halus 100 1.2 0.75 2.5 75 3

Pasir Halus dan Loam 150 1.8 1 3.33 150 6

Lanau dan Loam 200 2.4 1 3.33 200 8

Lempung dan Loam 250 3 0.8 2.67 200 8

Lempung 300 3.6 0.5 1.67 150 6

Pasir Halus 100 1.2 1 3.33 100 4

Pasir Halus dan Loam 150 1.8 1 3.33 150 6

Lanau dan Loam 200 2.4 1.25 4.17 250 10

Lempung dan Loam 250 3 1 3.33 250 10

Lempung 300 3.6 0.67 2.22 200 8

Pasir Halus 100 1.2 0.75 5 150 6

Pasir Halus dan Loam 150 1.8 1 5.55 250 10

Lanau dan Loam 200 2.4 1 5 300 12

Lempung dan Loam 250 3 0.8 3.33 250 10

Lempung 300 3.6 0.5 2.22 200 8

Pasir Halus 100 1.2 2.5 8.33 250 10

Pasir Halus dan Loam 150 1.8 2 6.66 300 12

Lanau dan Loam 200 2.4 2 6.66 400 16

Lempung dan Loam 250 3 1.6 5.33 400 16

Lempung 300 3.6 1.17 3.9 350 14

MENDEKATI HUTAN ALAM

TANAMAN BERAKAR PENDEK (BAYAM, KACANG IJO, KACANG, BEETS, WORTEL)

TANAMAN BERAKAR KEDALAMAN SEDANG (JAGUNG, KAPAS, TEMBAKO, PADI-PADIAN)

TANAMAN BERAKAR DALAM (ALFALFA, RUMPUT GAJAH, ALANG-ALANG)

TANAMAN PALM

TYPE TANAH AIR YANG ADA ZONE AKAR

TABEL KELEMBABAN TANAH YANG TERSISA

II.2.1.2 Perhitungan Kesetimbangan Air

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, selisih tinggi hujan serta

evepotranspirasi (P-Et) akan memberi dampak, bisa positif atau negatif.

Positif berarti ada kelebihan air hujan yang akan berproses selanjutnya di muka

tanah. Apabila storage di dalam tanah (sedalam storage maksimum) lebih kecil

dari storage maksimum (ST0), maka kelebihan air hujan tersebut akan mengisi air

tanah terlebih dahulu.

Page 7: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

12

Negatif berarti tidak ada kelebihan air hujan, bahkan akan mengambil air yang

ada di permukaan tanah (apabila ada tempat untuk menggenang), atau mengambil

dari air tanah.

Penjumlahan angka yang negatif dari (P-Et) untuk beberapa bulan yang berturutan

disebut APWL (Accumulated Potensial Water Loss). APWL tersebut bisa juga

berarti kemampuan penguapan air pada bulan tersebut di kala air tanah (STSM)

maksimum. Nilai P-Et apabila positif maka akan berubah sesuai dengan urutan

priroritas dari kelebihan air hujan sebagai berikut:

1. Pengisian lengas tanah dalam STSM sampai mencapai kelembaban

maksimum (ST0).

2. Infiltrasi (In), besaran infiltrasi tersebut tergantung dari tanahnya sendiri (Ci).

3. Genangan di permukaan tanah sampai mencapai genangan maksimum.

4. Aliran air permukaan atau DRO.

Genangan air pada permukaan tanah akan berubah menjadi infiltrasi pada bulan

berikutnya, maka infiltrasi terdiri dari sisa harga P-Et setelah mengisi lengas tanah

dalam zone akar sampai jenuh dikalikan Ci ditambah genangan pada bulan yang

lalu atau disebut juga (n-1) dikalikan Ci. Untuk pengisian genangan pada bulan ke

n harus dikurangi dulu dengan infiltrasi genangan pada bulan ke n-1.

Perhitungan ketersediaan air di sungai bisa dihitung berdasarkan kesetimbangan

air untuk bulanan, setengah bulanan, ¼ bulanan, bahkan bisa juga untuk harian.

Data hujan yang digunakan bisa berbentuk hujan andalan 80%, 90%, 95% untuk

waktu bulanan, setengah bulanan, ¼ bulanan, atau data hujan berbentuk seri

sepanjang pencatatan hujan harian tersebut.

Lamanya kurun waktu tersebut tergantung dari keperluan dan keberadaan data

sekunder. Apabila data hujan yang tersedia adalah hujan harian, maka bisa

dihitung kesetimbangan air untuk harian dan menghasilkan data ketersediaan air

harian berbentuk suatu seri debit harian hasil hitungan.

Page 8: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

13

Et : POTENSI PENGUAPAN TRANSPIRASI Perhitungan Et bisa dengan Metode Blaney dan Creddle, Pennman Modifikasi,

atau Metode Thornwhite. Dalam uraian di sini harga Et akan dihitung dengan

Metode Pennman Modifikasi.

Ea : PENGUAPAN TRANSPIRASI AKTUAL Penguapan transpirasi yang aktual ialah yang benar diuapkan oleh tanaman

setempat yang ada di DAS (pohon, alang-alang, dll). Besarnya Ea adalah Ea = Et

x Kc; di mana Kc adalah tergantung dari jenis tanaman di dalam DAS dan

kerapatan/kepadatan tanaman tersebut. Pada saat kemarau kanopi pohon yang ada

dalam DAS ada kemungkinan menjadi gundul, maka Kc tergantung juga dari

iklim yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Perbedaan dari bulan kemarau dan bulan hujan adalah dari tinggi curah hujan

yaitu:

• Musim kemarau P < 75 mm

• Musim hujan P > 75 mm

Tabel II. 2 Hubungan Kc dengan n dan m

m 0 17 19 300% 1.00 1.00 1.00 1.00 Hutan Primer dan sekunder10% 1.00 1.00 1.00 1.00 Daerah tererosi40% 1.00 1.00 1.00 1.00 Daerah tererosi30% 1.00 1.00 1.00 1.00 Ladang pertanian50% 1.00 1.00 1.00 1.00 Ladang pertanian

Batasan KcKeterangann unt n<18 n unt n>18

P : PRESIPITATION (CURAH HUJAN) Curah hujan yang akan dipakai untuk perhitungan adalah curah hujan harian

sepanjang pengukuran curah hujan dan curah hujan ¼ bulanan atau ½ bulanan.

P-Ea : CURAH HUJAN MINUS EVAPOTRANSPIRASI AKTUAL Untuk menentukan kelebihan atau kekurangan lengas tanah, maka diperlukan

perbedaan antara curah hujan dan evapotranspirasi aktual. Nilai negatif dari P-Ea

Page 9: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

14

menunjukkan besaran kekurangan curah hujan untuk tanaman dalam mencapai

kehidupannya yang sempurna. Nilai positif P-Ea menunjukkan besaran kelebihan

air hujan pada periode tertentu. Air ini akan dipakai untuk mengisi

kelembaban/lengas tanah dan berikutnya pengaliran (DRO).

Pada sebagian besar lokasi di Indonesia hanya ada dua musim setiap tahun, yaitu

musim basah dan musim kering. Jadi dengan demikian kurang lebih ada satu set

negatif yang berurutan dan satu set lagi positif. Pada beberapa tempat periode

curah hujan yang berlebihan (P-Ea positif) selama setahun mungkin lebih panjang

periodenya daripada periode kekurangan air hujan (P-Ea negatif) atau sebaliknya.

Situasi yang terakhir akan terjadi di daerah-daerah yang kering di mana curah

hujan tidak cukup untuk menjadikan kelembaban tanah sampai pada nilai

maksimum kapasitas menahan air pada setiap waktu selama setahun.

APWL: AKUMULASI POTENSI KEHILANGAN AIR

Nilai negatif P-Ea menggambarkan suatu potensi kekurangan air. APWL adalah

potensi kekurangan air yang dijumlahkan dari bulan tertentu dengan bulan-bulan

sebelumnya, sebagai penolong dalam langkah perhitungan berikutnya.

Penjumlahan ini diperlukan karena perhitungan STSM (kelembaban yang tersisa di

tanah) selalu berdasarkan perhitungan kelembaban maksimum ST0.

Pada lokasi yang kering, (total P-Ea negatif setiap tahun) perlu untuk mencari

nilai potensi kekurangan air yang pertama bagi kelanjutan perhitungan

menjumlahkan nilai P-Ea yang negatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

serangkaian perkiraan yang berturut-turut dimulai dengan penaksiran nilai potensi

kekurangan air pada bulan terakhir ketika P-Ea negatif, dan perhitungan sisa

lengas air pada bulan terakhir negatif tersebut (dengan menggunakan rumus),

ditambah dengan hujan pada bulan-bulan positif, sampai pada akhir bulan positif.

APWL = -Σ (P-Ea)n , di mana n adalah bulan yang ke-n dan berakhir pada bulan di mana harga P-Ea

positif.

Page 10: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

15

STSM: PENYIMPANAN KELEMBABAN AIR TANAH SEDALAM

ZONE AKAR

Rumus yang digunakan dalam perhitungan sisa kelembaban air dalam tanah

sedalam zone akar adalah 0STAPWL

0 e*STSTSM = di mana:

STSM : Storage soil moisture, kelembaban air tanah pada zone akar

ST0 : Kapasitas maksimum air tanah pada zone akar

APWL : Akumulasi potensial kehilangan air

Rumus ini bisa untuk mencari STSM atau untuk mencari APWL, di mana harga

APWL selalu negatif. Dengan menggunakan rumus STSM di atas memberikan

nilai penyimpanan kelembaban tanah atau kelembaban yang masih tertahan di

tanah akibat jumlah akumulasi potensi kehilangan air (APWL) tanah yang terjadi.

Penyimpanan kelembaban tanah untuk setiap bulan dengan nilai negatif P-Ea

telah ditemukan, angka-angka positif dari P-Ea menunjukkan tambahan

kelembaban tanah yang harus dijumlahkan sampai batas maksimum STSM = ST0.

Pada perhitungan di sini termasuk ke dalam kondisi alam yang pertama, yaitu

semua kelebihan menjadi aliran permukaan, infiltrasi, dan base flow.

(STSM(n-1)+(P-Ea)n)> ST0, maka sisanya yaitu (STSM(n-1)+(P-Ea)n) - ST0 akan

menjadi infiltrasi, sisanya menjadi genangan sampai mencapai genangan

maksimum, kemudian sisanya akan menjadi aliran permukaan. Nilai maximum

(ST0) ini diberikan sampai terjadi lagi nilai negatif P-Ea.

ΔST : PERUBAHAN KELEMBABAN TANAH

Perubahan kelembaban tanah ini dimaksudkan untuk mengetahui besaran

perubahan dalam jumlah penyimpanan kelembaban tanah dari satu bulan ke bulan

yang berikutnya. Pada waktu besaran dalam baris penyimpanan berada di atas

kapasitas menahan air (ST0) maka yang demikian dianggap tidak ada perubahan

dalam penyimpanan tanah. Kelebihan dari ST0 kemungkinan ada perubahan dalam

penyimpanan di atas permukaan tanah (genangan) setelah terjadi infiltrasi.

Page 11: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

16

S : SURPLUS KELEMBABAN

Dikatakan surplus apabila (STSM(n-1) + (P-Ea)n) > ST0

S = (STSM (n-1) + (P-Ea)n) - ST0

Apabila kelembaban tanah sudah mencapai kapasitas kelembaban maksimum

(ST0), maka setiap curah hujan yang turun dihitung sebagai surplus kelembaban.

Jika akumulasi penambahan memberikan nilai penyimpanan kelembaban tanah

yang melewati kapasitas menahan air (ST0), maka (S) akan berubah menjadi:

• Priroritas pertama apabila kelebihan air hujan setelah mengisi kelembaban air

tanah ialah akan terjadi infiltrasi, dan sisanya akan terjadi genangan dan DRO.

I = S x Ci. Keterangan yang lengkap tentang infiltrasi bisa dilihat pada uraian

infiltrasi.

• Apabila digunakan untuk perhitungan pada daerah pegunungan (water

availability) maka tidak akan ada penggenangan air, berarti semua kelebihan

jadi aliran permukaan (base flow, Bf).

• Apabila daerah persawahan yang sudah mempunyai petak sawah maka akan

ada genangan sesuai dengan genangan yang diinginkan (10-15 cm). Apabila

genangan ini sudah mencapai maksimum maka sisanya menjadi aliran

drainase atau DRO.

• Apabila untuk perhitungan kebutuhan air untuk irigasi di petak sawah, maka

genangan air di petak sawah harus diperhitungkan.

• Apabila daerah aliran sungai tersebut merupakan daerah rawa maka sebagian

menjadi genangan dan sebagian lagi menjadi aliran permukaan.

I : INFILTRASI

Infiltrasi akan terjadi apabila ada air yang tersisa dari pengisian kelembaban air

tanah sedalam zone akar (S). Infiltrasi ini dipengaruhi oleh jenis geologi atau

tanah dan tanaman bisa membantu proses terjadinya infiltrasi ke dalam tanah.

Tanaman tersebut akan membantu pemasukan air kedalam tanah karena adanya

akar yang menembus tanah sampai dalam. Sisa dari infiltrasi akan berubah

menjadi genangan apabila lapangan memungkinkan (daerah DAS datar, rawa, dll)

atau berbentuk aliran langsung (DRO). Besarnya infiltrasi (I) ialah S dikalikan

Page 12: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

17

koefisien infiltrasi I = (Ci) * S (surplus kelembaban). Besaran infiltrasi ini bukan

hanya dari sisa hujan pada bulan ke-n saja, tetapi dijumlahkan dengan infiltrasi

dari genangan pada bulan yang lalu dikalikan koefisien infiltrasi, G(n-1) * Ci.

Maka rumus infiltrasi pada daerah yang ada genangan air akan menjadi:

ininn CGCSI ** )1( −+=

Perlu dicatat bahwa genangan air pada bulan ke-n yang berasal dari bulan ke-n-1

sudah berkurang dengan in CG *)1( − yang telah berubah menjadi infiltrasi.

Genangan akan diisi lagi setelah surplus air masuk ke dalam infiltrasi, sehingga

genangan pada bulan ke-n akan menjadi:

( ) ( )ininn CSCGG −+−= − 1*1*)1(

Air yang masuk kedalam tanah (infiltrasi) tersebut kelak akan keluar menjadi

aliran base flow yang muncul ke sungai. Sebagai pedoman untuk memperkirakan

besaran Ci, di bawah ini diberikan tabel koefisien run off, K (Ci = 1 – K).

Tabel II. 3 Perkiraan besaran koefisien aliran permukaan (run off), K

Large catchment Small catchment

Rocky and Impermeable 0.8 1

Slightly permeable, bare 0.6 0.8

Slightly permeable, partly cultivated or covered with vegetation 0.4 0.6

Cultivated absorbent soil 0.3 0.4

Sandy absorbent soil 0.2 0.3

Heavy soil 0.1 0.2

Type Of CatchmentRunoff Coefisient K

Bf : BASE FLOW

Bf adalah aliran air dari dalam tanah yang keluar ke sungai. Air tersebut berasal

dari infiltrasi air dari permukaan. Bf akan muncul pada bulan n pada saat terjadi

infiltrasi ditambah Bf yang keluar dari bulan-bulan sebelumnya yang masih tersisa

dari infiltrasi. Pada prinsipnya besarnya Bfn = Cbf * In. Besaran Bf ini tergantung

Page 13: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

18

dari Bf pada bulan ke n-1 yang dikalikan dengan Cbf terpengaruh pula olah sisa Bf

pada bulan ke n-2 dan seterusnya. Tetapi rumus untuk Bf(n) pada bulan ke n

adalah sebagai berikut:

( ) nbfbfnn ICCBfBf *1*)1( +−= −

Pada rumus Bf di atas terlihat bahwa Bf pada bulan n tergantung dari Bf pada

bulan sebelumnya (n-1). Dalam perhitungan perlu ada bantuan untuk menentukan

Bf awal dan nantinya Bf awal harus sama dengan Bf pada bulan Desember atau

waktu terakhir dalam perhitungan, apabila yang dihitung debit andalan. Tetapi

apabila yang dihitung debit bulanan yang menerus bertahun-tahun maka perkiraan

tersebut tidak perlu sama dengan bulan Desember pada ujung tahun perhitungan.

Perkiraan Bf awal menjadi bahan variabel yang dikontrol oleh kalibrator.

G : GENANGAN AIR DI PERMUKAAN TANAH

Genangan akan terjadi apabila lahan di DAS memungkinkan, misalnya lahan

datar, topografi lahan cekung, dll. Genangan ini akan terjadi apabila masih ada

surplus air setelah mengisi kelembaban air di zone akar, tentunya genangan akan

terjadi apabila STSM = ST0. Genangan pada bulan ke n akan dipengaruhi oleh

genangan pada bulan ke n-1 (bulan sebelumnya). Genangan pada bulan ke n-1

akan berubah menjadi infiltrasi pada bulan ke n dengan dikalikan Ci, dengan

rumus seperti yang sudah diuraikan sebelumnya.

Apabila harga P-Ea < 0 maka yang pertama air diangkat menjadi menguap adalah

air permukaan yaitu air yang ada dalam bentuk genangan pada bulan ke n-1.

Pengambilan air genangan oleh potensi penguapan tentunya setelah genangan

pada bulan ke n-1 dikurangi kejadian infiltrasi.

( ) ( )tinn EPCGG −+−= − 1*)1( dengan catatan (P-Ea) <0

Apabila Gn di atas nilainya < 0 maka Gn = 0 dan air akan diambil pada

kelembaban air tanah.

Page 14: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

19

Apabila genangan menjadi nol, maka sisa (P-Ea) setelah mengambil air genangan

akan mengambil air dari air kelembaban tanah di dalam zone akar, dengan

menggunakan persamaan yang telah diterangkan sebelumnya.

DRO : PENGALIRAN AIR (WATER RUN OFF)

Direct run off adalah air hujan yang berlebihan setelah terpenuhi infiltrasi dan

genangan di atas permukaan lahan. Pengaliran atau DRO dapat terbagi jadi dua

jenis aliran yaitu:

1. Aliran permukaan yang merupakan kelebihan dari S - I dan atau kelebihan dari

genangan air, S – I – G.

2. Aliran di bawah permukaan tanah, yang berasal dari penyimpanan air dari

infiltrasi (Cbf x I).

Studi menunjukkan bahwa pusat-pusat penyimpanan air (air tanah pada

watersheds) yang besar pada bulan manapun bisa mengalir jadi DRO sebesar (1 –

Ci) dari surplus air yang ada (S) yang menjadi aliran permukaan DRO.

Sisa surplus air masuk kedalam tanah dengan infiltrasi dan sebagian keluar

sebagai base flow sebesar (Cbf * I), sisanya ditahan di tanah dan keluar pada bulan

berikutnya.

TRO : TOTAL RUN OFF

Total pengaliran dari daerah aliran sungai adalah jumlah pengaliran permukaan

langsung dan air tanah (DRO+Bf) dalam satuan mm. Untuk menghitung debit

bulanan yang tersedia tinggal dikalikan faktor dimensi dan luas DAS dan menjadi

Q (m3/s).

II.2.2 Hidrograf Aliran

II.2.2.1 Hubungan Antara Hujan dan Aliran menurut Soil Conservation

Service (SCS) Method

Hujan (P) yang akan mengakibatkan aliran (Q) di sungai dan penyimpanan

(Storage berada di dalam tanah) yang sebagian akan merupakan genangan (F).

Genangan yang aktual adalah perbedaan antara volume hujan dengan volume

Page 15: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

20

aliran. Dari hujan tertentu akan terjadi awal pergerakan air hujan tersebut dan

disebut sebagai initial abstraction (Ia), dan pergerakan air tersebut bukan sebagai

aliran (run off). Teori SCS memperlihatkan hubungan antara hujan dan aliran

permukaan yaitu sebagai berikut:

( )( ) SIP

IPQa

a

+−−

=2

Initial abstraction adalah tergantung dari land cover, land condition, infiltrasi,

dan soil moisture capacity. Maksimum initial abstraction adalah sama dengan soil

moisture capacity (ST0) untuk kedalaman tanah tertentu (zone akar) yang

diperlukan oleh tanaman sebagai land cover. Sebagai estimasi besaran Ia terhadap

harga potensial maksimum genangan di dalam tanah ialah Ia = 0.2 S. Atau bisa

dihitung dari ST0 yang merupakan fungsi dari kondisi tanah dan jenis land cover

(lihat teori kesetimbangan air). Persamaan berubah menjadi :

( )( ) SSP

SPQ+−

−=

2.02.0 2

Dalam hal banjir dengan waktu yang singkat maka air yang menjadi pengisi F

tidak akan keluar pada hari itu juga, atau tidak akan menjadi Qbf dan aliran dasar

yang bisa terjadi adalah aliran yang sudah ada pada saat sebelum banjir datang

Qbf(n-1) .

Dari persamaan adalah bilangan S dan bilangan ini berdasarkan penelitian

lapangan yang dilakukan oleh team SCS memberikan persamaan sebagai berikut:

101000−=

CNS

Seperti uraian di atas bahwa pada prinsipnya S tergantung dari land cover dan

kelembaban tanah maksimum serta faktor yang memberikan tingkat infiltrasi yang

akan menjadi genangan air di dalam tanah (F) dan sisanya merupakan aliran air

dipermukaan, maka CN pun tergantung dari faktor di atas.

Page 16: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

21

Tabel II. 4 Pedoman minimum harga P pada perhitungan Q (aliran permukaan) dengan masing-masing CN

P 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 950,10,2 0,00 0,010,3 0,01 0,050,4 0,00 0,02 0,110,5 0,01 0,06 0,170,6 0,00 0,03 0,10 0,240,7 0,00 0,01 0,06 0,14 0,320,8 0,01 0,03 0,09 0,20 0,401 0,00 0,03 0,08 0,17 0,32 0,56

1,1 0,01 0,05 0,12 0,22 0,39 0,651,2 0,00 0,03 0,07 0,15 0,27 0,46 0,741,5 0,00 0,03 0,08 0,17 0,29 0,45 0,68 1,011,8 0,00 0,03 0,09 0,17 0,29 0,44 0,65 0,93 1,292,2 0,00 0,04 0,10 0,19 0,32 0,48 0,69 0,94 1,27 1,672,6 0,00 0,03 0,10 0,20 0,34 0,50 0,71 0,96 1,26 1,62 2,063,2 0,00 0,04 0,13 0,25 0,41 0,60 0,83 1,09 1,40 1,76 2,17 2,644 0,00 0,06 0,18 0,33 0,53 0,76 1,03 1,33 1,67 2,04 2,46 2,92 3,435 0,00 0,08 0,24 0,44 0,69 0,98 1,30 1,65 2,04 2,45 2,89 3,37 3,88 4,42

6,3 0,00 0,11 0,32 0,60 0,92 1,29 1,69 2,12 2,57 3,05 3,54 4,05 4,59 5,14 5,716,4 0,01 0,12 0,34 0,63 0,97 1,34 1,75 2,19 2,65 3,13 3,63 4,14 4,68 5,24 5,818,4 0,00 0,18 0,51 0,94 1,43 1,95 2,50 3,06 3,64 4,22 4,81 5,40 6,00 6,60 7,20 7,808,5 0,01 0,19 0,54 0,98 1,48 2,01 2,56 3,13 3,71 4,30 4,90 5,50 6,10 6,70 7,30 7,908,6 0,01 0,21 0,57 1,02 1,52 2,06 2,62 3,20 3,79 4,38 4,98 5,59 6,19 6,79 7,40 8,00

CN

II.2.2.2 Memperkirakan Harga CN

Dalam perhitungan aliran permukaan dengan methode SCS besaran index tersebut

adalah CN dan CN tersebut tergantung dengan faktor yang berkaitan dengan

karakteristik yang ada pada DAS.

Group Tanah

CN akan tergantung dari kondisi tanah di dalam DAS yang ditinjau dan SCS telah

memberikan klasifikasi tipe tanah tersebut dalam beberapa grup tanah.

Metode pengelompokan grup terdiri dari beberapa kriteria yaitu:

1. Karakteristik dari tanah

2. Minimum infiltrasi

Karakteristik tanah setiap group adalah sebagai berikut:

Group A. Deep sand, deep loess, aggregated silts

Page 17: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

22

Group B. shallow loess, sandy loam

Group C. Clay loams, shallow sandy loam, soil low in organic content, dan

soil usually high in clay.

Group D. soil that swell significanly when wet, heavy plastic clays, dan

certain saline soils.

Klasifikasi dari minimum infiltrasi air hujan pada permukaan tanah adalah sebagai

berikut,

Group A. 0.30 - 0.45 in/jam

Group B. 0.15 – 0.30 in/jam

Group C. 0.05 – 0.15 in/jam

Group D. 0 - 0.05 in/jam

Land Cover

Penutup lahan sangat bervariasi sekali dari mulai jenis tanaman yang tertutup

dengan hutan kayu, lahan terbuka bisa berbentuk lapangan taman dengan penutup

tanaman rumput, perumahan, jalan dengan berbagai perkerasan. Untuk jenis

tanaman terbagi menjadi sub land treatmen atau penanganan lahan yang berbentuk

Straight Row (SR), Contoured (C), Contoured & Terraced (CT). Masing masing

sub penanganan lahan terbagi menjadi 3 (tiga) bagian hydrologic condition yaitu,

poor, fair, good.

Page 18: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

23

Tabel II. 5 CN untuk Aliran permukaan bagi hydrologic soil-cover complexes

Perlakuan kondisithd lahan Hydrologic A B C D

Pemukiman

65 77 85 90 921/4 acre 1 acre = 0.4047 ha 38 61 75 83 871/3 acre 30 57 72 81 861/2 acre 25 54 70 80 85

1 acre 20 51 68 79 84

98 98 98 98

Jalan98 98 98 98

Batuan koral 76 85 89 91tanah saja 72 82 87 89

89 92 94 9581 88 91 93

39 61 74 8049 69 79 84

Fallow Straight row (SR) ----- 77 86 91 94Row crops SR Poor 72 81 88 91

SR Good 67 78 85 89Countoured (C) Poor 70 79 84 88

C Good 65 75 82 86C & terraced Poor 66 74 80 82

CT Good 62 71 78 81

Small grain SR Poor 65 76 84 88Good 63 75 83 87

C Poor 63 74 82 85Good 61 73 81 84

CT Poor 61 72 79 82Good 59 70 78 81

Kawasan Industri 72 % tidak rembes airDaerah terbuka, taman, lapangan dllkondisi bagus. > 75% tertutup rumputkondisi sedang . > 50% tertutup rumput

Parkir, atap, jalan dll

perkerasan dgn blok beton dan sal pembuangan air

Kapet (kawasan pengembangan ekonomi terpadu)85% tidak rembes air

(Antecedent Moisture Condition II, dan Ia = 0,2 S)

Hydrologic soil group

Rata-rata ukuran lot Rata-rata % tidak rembes1/8 acre atau lebih kecil

Penutup lahan

CN unt Aliran permukaan bagi Hydrologic soil-cover complexes

Page 19: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

24

Penutup lahan Perlakuan kondisithd lahan Hydrologic A B C D

Close-seeded SR Poor 66 70 85 89legumes or SR Good 58 72 81 85rotation C Poor 64 75 83 85meadow C Good 55 69 78 83

CT Poor 63 73 80 83CT Good 51 67 76 80

Pasture or Poor 68 79 86 89range Fair 49 69 79 84

Good 39 61 74 80C Poor 47 67 81 88C Fair 25 59 75 83C Good 6 35 70 79

Meadow Good 30 58 71 78Meadow or Poor 45 66 77 83Forest land Fair 36 60 73 79

Good 25 55 70 77Farmsteads -------- 59 74 82 86

CN unt Aliran permukaan bagi Hydrologic soil-cover complexes(Antecedent Moisture Condition II, dan Ia = 0,2 S)

Hydrologic soil group

II.2.2.3 Memperkirakan Waktu Konsentrasi

Lag Method

SCS menganut bahwa waktu konsentrasi terpengaruh oleh time lag, dan time lag

dipengaruhi oleh panjang hidrolik(l) dalam feet, kemiringan sungai (Y) dalam

persen (%), dan dipengaruhi oleh penyimpanan air total di dalam tanah (retention

(S)).

( )5.0

7.08.0

19001

YSlL +

=

di mana L = waktu dari pusat masa hujan (rainfall excess) sampai puncak debit

(jam)

S = sama seperti pada persamaan di atas

Y = kemiringan sungai sampai titik yang ditinjau

l = panjang hidrolik DAS [diukur sepanjang sungai utama] (feet)

SCS menemukan hubungan antara time lag (L) dan waktu konsentrasi (tc) yaitu

sebagai berikut:

Page 20: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

25

Lt c 35

= (jam)

( )5.0

7.08.0

19001

35

YSlt c

+=

101000−=

CNS

5.0

7.08.0

1140

91000

YCN

lt c

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −

=

Apabila menggunakan satuan meter: 5.07.0

7.08.0

**104,14]*86.22540,2[*

YCNCNltl

−= .

dimana: tl adalah waktu kelambatan dalam jam; l adalah panjang hidrolis DAS [diukur sepanjang sungai utama]

dalam meter; CN adalah nomor kurva limpasan; Y adalah kemiringan DAS-nya dari ujing sungai sampai titik yeng

ditinjau.

Sedangkan waktu konsentrasi didapat dari perbandingan antara waktu

keterlambatan dan waktu konsentrasi yaitu:

106

=c

l

tt

; lc tt6

10=

di mana: tl adalah waktu kelambatan, tc adalah waktu konsentrasi.

5.07.0

7.08.0

**4.8462]*86.222540[*

YCNCNltc

−=

II.2.2.4 Memperkirakan Debit Puncak

Unit Hydrograph

Tipe unit hydrograph yang digunakan dalam perhitungan SCS di sini ialah tanpa

dimensi dengan durasi (D) jam unit hydrograph. D-jam unit hydrograph adalah

UH dengan durasi excess hujan selama D jam.

Page 21: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

26

SCS Unit Hydrograph

Selain UH standart SCS juga mengembangkan lagi UH tanpa dimensi yang

lainnya yaitu UH Family yang berdasarkan beberapa faktor yaitu To/Tp di mana

To adalah durasi excess hujan atau disebut D. Penentuan pemilihan yang tepat

untuk UH family ialah tergantung dari CN dan tinggi hujan (P), penentuan

tersebut bisa dilihat pada grafik di bawah. Penentuan UH family adalah tergantung

dari karakter daerah DAS yang diungkapkan dalam besaran CN.

100 90 80 70 60 50 40 30

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45 Hydrograph Family No.1

Hydrograph Family No.2

HF No.3

HF No.4

HF No.5

Runoff Curve Numbers

Huj

an P

[in]

Gambar II. 2 Penentuan Hydrograph Family.

Debit maksimum dari UH

Luas dari UH sama dengan volume dari aliran permukaan merupakan luas segi

tiga dari UH adalah sebagai berikut:

( )rpp TTqQ +=21

di mana: Tp = time to peak, waktu mencapai puncak debit.

Page 22: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

27

Tr = recession time atau waktu penurunan qp = debit puncak

⎟⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜⎜

+=

p

rpp

TTT

Qq1

2 atau p

p TKQq =

Untuk mencapai dimensi bagi qp [cfs], Q [inch], maka diperlukan ada luas A

dengan square miles dan kalikan dengan bilangan 645.3 dan sehubungan harga Tr

= 1.67 Tp maka persamaan menjadi:

pp T

AQq 484=

Sedangkan apabila DAS merupakan pegunungan yang terjal maka bilangan

tersebut menjadi lebih besar menjadi 600. Apabila DAS merupakan daerah datar

atau daerah rawa maka bilangan menjadi 300.

pp T

AQq 600= Untuk daerah DAS berupa pegunungan

pp T

AQq 300= Untuk daerah DAS berbetuk datar atau rawa

tc adalah waktu dari akhir excess hujan sampai titik belokan lengkung hidrograf

dan hubungan antara durasi excess hujan (D) dengan tp dan tc ialah sebagai

berikut:

pc TDt 7.1=+ dan pc TDt =+2

6.0

dari dua persamaan di atas maka harga D akan menjadi ctD 133.0=

tp bisa diuraikan menjadi sebagai berikut:

ccp ttDT326.0

2=+=

Persamaan akan menjadi:

cp t

AQq 726=

Page 23: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

28

Arid and semiarid climateRa = -0,2015Ln(A) + 1,4817

Humid and sub humid climateRa = -0,0962Ln(A) + 1,2328

Pacific coastal climateRa = -0,0385Ln(A) + 1,0949

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

(A) Drainage area, [sq mi]

(Ra)

Rat

io a

rea

(are

a ra

infa

ll/m

ap

rain

fall)

Gambar II. 3 Rainfall Ratios for 10 to 100 sq mi.

Untuk areal DAS yang > 10 sq mil, maka ada reduksi pacific coastal climate Ra =

-0,0385 ln(A) + 1,0949; humid and sub humid climate Ra = -0,0962 ln(A) +

1,2328; arid and semiarid climate Ra = -0,2015 ln(A) + 1,4817.

Tabel II. 6 Tabel Hydrograph Family No. 1 s/d No. 5 TABEL : Hydrograph Family No.1

Line To/Tp =1 To/Tp =1,5 To/Tp =2 To/Tp =3 To/Tp =4 To/Tp =6 No. t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp

1 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 2 0,28 0,029 0,32 0,012 0,29 0,007 0,35 0,005 0,35 0,003 0,44 0,003 3 0,56 0,150 0,64 0,118 0,58 0,035 0,70 0,027 0,70 0,015 0,98 0,018 4 0,84 0,472 0,96 0,377 0,87 0,164 1,05 0,101 1,05 0,049 1,32 0,041 5 1,12 0,789 1,28 0,711 1,16 0,432 1,40 0,302 1,40 0,122 1,76 0,084 6 1,40 0,901 1,60 0,815 1,45 0,669 1,75 0,563 1,75 0,298 2,20 0,176 7 1,68 0,776 1,92 0,719 1,74 0,740 2,10 0,650 2,10 0,528 2,64 0,186 8 1,96 0,568 2,24 0,526 2,03 0,680 2,45 0,576 2,45 0,585 3,08 0,497 9 2,24 0,389 2,56 0,352 2,32 0,561 2,80 0,460 2,80 0,518 3,52 0,430 10 2,52 0,258 2,88 0,225 2,61 0,441 3,51 0,374 3,15 0,413 3,96 0,335 11 2,80 0,173 3,20 0,143 2,90 0,319 3,60 0,290 3,50 0,334 4,40 0,258 12 3,08 0,115 3,52 0,090 3,19 0,212 3,85 0,201 3,85 0,273 4,84 0,202 13 3,36 0,078 3,84 0,057 3,48 0,140 4,20 0,127 4,20 0,231 5,28 0,164 14 3,64 0,052 4,16 0,037 3,77 0,094 4,55 0,078 4,55 0,189 5,72 0,139 15 3,92 0,036 4,48 0,024 4,06 0,063 4,90 0,047 4,90 0,128 6,16 0,124

Page 24: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

29

TABEL : Hydrograph Family No.1 Line To/Tp =1 To/Tp =1,5 To/Tp =2 To/Tp =3 To/Tp =4 To/Tp =6 No. t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp 16 4,20 0,024 4,80 0,015 4,35 0,042 5,25 0,028 5,25 0,080 6,60 0,100 17 4,48 0,016 5,12 0,008 4,64 0,028 5,60 0,016 5,60 0,047 7,04 0,060 18 4,76 0,009 5,44 0,004 4,93 0,017 5,95 0,009 5,95 0,028 7,48 0,033 19 5,04 0,005 5,76 0,002 5,22 0,011 6,30 0,005 6,30 0,017 7,92 0,018 20 5,32 0,002 6,08 0,001 5,51 0,007 6,65 0,003 6,65 0,010 8,36 0,009 21 5,60 0,001 6,40 0,000 5,80 0,004 7,00 0,002 7,00 0,006 8,80 0,005 22 5,88 0,000 6,09 0,002 7,35 0,001 7,35 0,004 9,24 0,003 23 6,38 0,00 7,70 0,000 7,70 0,003 9,68 0,002 24 6,67 0,00 8,05 0,002 10,12 0,001 25 8,40 0,001 10,56 0,000 26 8,75 0,000

TABEL : Hydrograph Family No.2 Line To/Tp =1 To/Tp =1,5 To/Tp =2 To/Tp =3 To/Tp =4 To/Tp =6 No. t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp Qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp

1 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 2 0,28 0,026 0,22 0,003 0,28 0,004 0,32 0,003 0,32 0,002 0,34 0,001 3 0,56 0,170 0,44 0,041 0,56 0,040 0,64 0,017 0,64 0,009 0,68 0,005 4 0,84 0,480 0,66 0,161 0,84 0,170 0,96 0,093 0,96 0,036 1,02 0,015 5 1,12 0,802 0,88 0,362 1,12 0,428 1,28 0,311 1,28 0,129 1,36 0,037 6 1,40 0,885 1,10 0,604 1,40 0,645 1,60 0,530 1,60 0,332 1,70 0,098 7 1,68 0,770 1,32 0,740 1,68 0,715 1,92 0,615 1,92 0,501 2,04 0,244 8 1,96 0,550 1,54 0,790 1,96 0,677 2,24 0,575 2,24 0,550 2,38 0,407 9 2,24 0,380 1,76 0,746 2,24 0,574 2,56 0,487 2,56 0,500 2,72 0,464 10 2,52 0,257 1,98 0,640 2,52 0,472 2,88 0,409 2,88 0,422 3,06 0,429 11 2,80 0,166 2,20 0,536 2,80 0,369 3,20 0,344 3,20 0,358 3,40 0,367 12 3,08 0,113 2,42 0,414 3,08 0,247 3,52 0,279 3,52 0,302 3,74 0,309 13 3,36 0,078 2,64 0,303 3,36 0,168 3,84 0,206 3,84 0,274 4,08 0,261 14 3,64 0,052 2,86 0,219 3,64 0,113 4,16 0,135 4,16 0,230 4,42 0,224 15 3,92 0,034 3,08 0,160 3,92 0,075 4,48 0,087 4,48 0,195 4,76 0,193 16 4,20 0,023 3,30 0,117 4,20 0,050 4,80 0,054 4,80 0,147 5,10 0,169 17 4,48 0,015 3,52 0,088 4,48 0,034 5,12 0,032 5,12 0,099 5,44 0,152 18 4,76 0,009 3,74 0,064 4,76 0,021 5,44 0,019 5,44 0,061 5,78 0,139 19 5,04 0,004 3,96 0,047 5,04 0,014 5,76 0,012 5,76 0,037 6,12 0,129 20 5,32 0,002 4,18 0,035 5,32 0,008 6,08 0,008 6,08 0,023 6,46 0,113 21 5,60 0,001 4,40 0,025 5,60 0,004 6,40 0,005 6,40 0,013 6,80 0,085 22 5,88 0,000 4,62 0,018 5,88 0,003 6,72 0,003 6,72 0,008 7,14 0,055 23 4,84 0,012 6,16 0,002 7,04 0,002 7,04 0,005 7,48 0,035 24 5,06 0,007 6,44 0,00 7,36 0,00 7,36 0,004 7,82 0,020 25 5,28 0,004 6,72 0,00 7,68 0,00 7,68 0,003 8,16 0,012

Page 25: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

30

TABEL : Hydrograph Family No.2 Line To/Tp =1 To/Tp =1,5 To/Tp =2 To/Tp =3 To/Tp =4 To/Tp =6 No. t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp Qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp

5,5 0,003 8 0,002 8,5 0,008 5,72 0,002 8,32 0,001 8,84 0,005 5,94 0,001 8,64 0 9,18 0,004 6,16 0 9,52 0,003 9,86 0,002 10,2 0,001 10,54 0

TABEL : Hydrograph Family No.3 (After Ref.5) Line To/Tp =1 To/Tp =1,5 To/Tp =2 To/Tp =3 To/Tp =4 To/Tp =6 No. t/Tp qc/qp t/Tp Qc/qp t/Tp Qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp

1 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 2 0,26 0,05 0,29 0,028 0,30 0,012 0,34 0,004 0,36 0,003 0,42 0,002 3 0,52 0,22 0,58 0,190 0,60 0,123 0,68 0,088 0,72 0,044 0,84 0,021 4 0,78 0,52 0,87 0,450 0,90 0,343 1,02 0,289 1,08 0,203 1,26 0,138 5 1,04 0,76 1,16 0,656 1,20 0,570 1,36 0,489 1,44 0,400 1,68 0,320 6 1,30 0,84 1,45 0,734 1,50 0,657 1,70 0,543 1,80 0,478 2,10 0,390 7 1,56 0,78 1,74 0,685 1,80 0,630 2,04 0,507 2,16 0,450 2,52 0,363 8 1,82 0,62 2,03 0,585 2,10 0,562 2,38 0,445 2,52 0,397 2,94 0,314 9 2,08 0,44 2,32 0,445 2,40 0,484 2,72 0,385 2,88 0,342 3,36 0,270 10 2,34 0,31 2,61 0,350 2,70 0,379 3,06 0,340 3,24 0,296 3,78 0,232 11 2,60 0,21 2,90 0,199 3,00 0,267 3,40 0,294 3,60 0,257 4,20 0,199 12 2,86 0,15 3,19 0,132 3,30 0,177 3,74 0,223 3,96 0,234 4,62 0,174 13 3,12 0,10 3,48 0,089 3,60 0,116 4,08 0,149 4,32 0,210 5,04 0,155 14 3,38 0,07 3,77 0,057 3,90 0,076 4,42 0,096 4,68 0,169 5,46 0,144 15 3,64 0,05 4,06 0,038 4,20 0,050 4,76 0,056 5,04 0,111 5,88 0,137 16 3,90 0,03 4,35 0,025 4,50 0,033 5,10 0,033 5,40 0,067 6,30 0,127 17 4,16 0,02 4,64 0,015 4,80 0,020 5,44 0,019 5,76 0,037 6,72 0,101 18 4,42 0,02 4,93 0,008 5,10 0,011 5,78 0,013 6,12 0,022 7,14 0,063 19 4,68 0,01 5,22 0,005 5,40 0,006 6,12 0,008 6,48 0,014 7,56 0,033 20 4,94 0,01 5,51 0,003 5,70 0,004 6,46 0,004 6,84 0,008 7,98 0,018 21 5,20 0,00 5,80 0,002 6,00 0,002 6,80 0,003 7,20 0,006 8,40 0,010 22 5,46 0,00 6,09 0,001 6,30 0,001 7,14 0,002 7,56 0,004 8,82 0,005 23 5,72 0,00 6,38 0,000 6,60 0,00 7,48 0,001 7,92 0,002 9,24 0,003 24 7,82 0,00 8,28 0,001 9,66 0,002 25 8,64 0,000 10,08 0,001 26 10,50 0,000

Page 26: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

31

TABEL : Hydrograph Family No.4 Line To/Tp =1 To/Tp =1,5 To/Tp =2 To/Tp =3 To/Tp =4 To/Tp =6 No. t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp Qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp

1 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 2 0,28 0,05 0,28 0,380 0,32 0,031 0,28 0,018 0,40 0,023 0,40 0,140 3 0,56 0,22 0,56 0,166 0,640 0,173 0,56 0,086 0,80 0,143 0,80 0,088 4 0,84 0,49 0,84 0,360 0,960 0,360 0,84 0,200 1,20 0,272 1,20 0,191 5 1,12 0,74 1,12 0,551 1,280 0,494 1,12 0,311 1,60 0,326 1,60 0,244 6 1,40 0,83 1,40 0,651 1,600 0,555 1,40 0,386 2,00 0,340 2,00 0,250 7 1,68 0,75 1,68 0,686 1,920 0,567 1,68 0,415 2,40 0,337 2,40 0,246 8 1,96 0,57 1,96 0,650 2,24 0,555 1,96 0,422 2,80 0,323 2,80 0,240 9 2,24 0,39 2,24 0,543 2,56 0,490 2,24 0,317 3,20 0,306 3,20 0,233 10 2,52 0,26 2,52 0,392 2,88 0,370 2,52 0,402 3,60 0,293 3,60 0,223 11 2,80 0,17 2,80 0,267 3,20 0,242 2,80 0,394 4,00 0,286 4,00 0,212 12 3,08 0,12 3,08 0,180 3,52 0,150 3,08 0,387 4,40 0,266 4,40 0,202 13 3,36 0,08 3,36 0,120 3,84 0,098 3,36 0,363 4,80 0,197 4,80 0,194 14 3,64 0,05 3,64 0,081 4,16 0,063 3,64 0,316 5,20 0,122 5,20 0,189 15 3,92 0,04 3,92 0,055 4,48 0,038 3,92 0,236 5,60 0,067 5,60 0,187 16 4,20 0,03 4,20 0,036 4,80 0,024 4,20 0,164 6,00 0,036 6,00 0,185 17 4,48 0,02 4,48 0,024 5,12 0,013 4,48 0,108 6,40 0,021 6,40 0,175 18 4,76 0,01 4,76 0,015 5,44 0,008 4,76 0,073 6,80 0,013 6,80 0,131 19 5,04 0,01 5,04 0,009 5,76 0,004 5,04 0,030 7,20 0,008 7,20 0,080 20 5,32 0,00 5,32 0,005 6,08 0,002 5,32 0.025 7,60 0,005 7,60 0,046 21 5,60 0,00 5,60 0,003 6,40 0,001 5,60 0,020 8,00 0,002 8,00 0,027 22 5,88 0,00 5,88 0,001 6,72 0,000 5,88 0,013 8,40 0,001 8,40 0,016 23 6,16 0,000 6,16 0,008 8,80 0,000 8,80 0,009 24 6,44 0,005 9,20 0,005 25 6,72 0,00 9,60 0,000 26 7,00 0,00 10 0,002 27 7,28 0,001 10,4 0,001 28 7,56 0 10,8 0 29 7,84 0

TABEL : Hydrograph Family No.5 Line To/Tp =1 To/Tp =1,5 To/Tp =2 To/Tp =3 To/Tp =4 To/Tp =6 No. t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp Qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp

1 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 2 0,26 0,02 0,25 0,013 0,25 0,010 0,34 0,010 0,36 0,010 0,52 0,015 3 0,52 0,11 0,50 0,065 0,50 0,048 0,68 0,068 0,72 0,053 1,04 0,070 4 0,78 0,29 0,75 0,173 0,75 0,127 1,02 0,150 1,08 0,124 1,56 0,130 5 1,04 0,53 1,00 0,306 1,00 0,227 1,36 0,229 1,44 0,181 2,08 0,159 6 1,30 0,74 1,25 0,434 1,25 0,318 1,70 0,283 1,80 0,220 2,60 0,172 7 1,56 0,85 1,50 0,562 1,50 0,389 2,04 0,315 2,16 0,243 3,12 0,178

Page 27: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

32

TABEL : Hydrograph Family No.5 Line To/Tp =1 To/Tp =1,5 To/Tp =2 To/Tp =3 To/Tp =4 To/Tp =6 No. t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp Qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp t/Tp qc/qp

8 1,82 0,77 1,75 0,680 1,75 0,448 2,38 0,339 2,52 0,256 3,64 0,182 9 2,08 0,59 2,00 0,737 2,00 0,523 2,72 0,378 2,88 0,263 4,16 0,183 10 2,34 0,41 2,25 0,673 2,25 0,609 3,06 0,459 3,24 0,273 4,68 0,184 11 2,60 0,28 2,50 0,530 2,50 0,642 3,40 0,509 3,60 0,308 5,20 0,218 12 2,86 0,19 3,75 0,381 2,75 0,576 3,74 0,446 3,96 0,380 5,72 0,285 13 3,12 0,13 3,00 0,262 3,00 0,450 4,08 0,310 4,32 0,427 6,24 0,324 14 3,38 0,09 3,25 0,185 3,25 0,322 4,42 0,190 4,68 0,377 6,76 0,267 15 3,64 0,07 3,75 0,129 3,50 0,222 4,76 0,117 5,04 0,260 7,28 0,133 16 3,90 0,04 4,00 0,900 3,75 0,156 5,10 0,069 5,40 0,155 7,80 0,064 17 4,16 0,03 4,25 0,063 4,00 0,109 5,44 0,040 5,76 0,094 8,32 0,029 18 4,42 0,02 4,50 0,045 4,25 0,075 5,78 0,025 6,12 0,055 8,84 0,016 19 4,68 0,02 4,75 0,031 4,50 0,053 6,12 0,016 6,48 0,032 9,36 0,007 20 4,94 0,01 5,00 0,022 4,75 0,037 6,46 0,009 6,84 0,019 9,88 0,003 21 5,20 0,01 5,25 0,014 5,00 0,025 6,80 0,005 7,20 0,012 10,40 0,001 22 5,46 0,00 5,50 0,009 5,25 0,017 7,14 0,003 7,56 0,001 10,92 0,000 23 5,72 0,00 5,75 0,005 5,50 0,01 7,48 0,001 7,92 0,004 0,000 24 6,00 0,003 5,75 0,01 7,82 0,00 8,28 0,000 25 6,25 0,001 6,00 0,00 8,64 0,000 26 0,000 6,25 0,00 27 6,50 0,00 28 6,75 0,00

fr = 0,6088Tc 0,2781

1

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

6 11 16 21 26 31 36

(Tc) Waktu [jam]

(Fr)

Rat

io [h

ujan

unt

"x" j

am/h

ujan

6 ja

m]

Gambar II. 4 Faktor rasio perubahan tinggi hujan untuk hujan > 6 jam.

Page 28: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

33

Persamaan hubungan antara fr dengan Tc sebagai berikut:

fr = 0.6088 Tc0.2781

Persamaan tersebut akan mempermudah dan mempercepat perhitungan.

Tabel II. 7 Hubungan antara besaran CN dengan P hujan

Tabel Hubungan antara besaran CN dengan P hujan CN P*,in. CN P*,in. CN P*,in. CN P*,in. CN P*,in. 100 0 86 0,33 72 0,78 58 1,45 44 2,54 99 0,02 85 0,35 71 0,82 57 1,51 43 2,64 98 0,04 84 0,38 70 0,86 56 1,57 42 2,76 97 0,06 83 0,41 69 0,9 55 1,64 41 2,88 96 0,08 82 0,44 68 0,94 54 1,7 40 3 95 0,11 81 0,47 67 0,98 53 1,77 39 3,12 94 0,13 80 0,5 66 1,03 52 1,85 38 3,26 93 0,15 79 0,53 65 1,08 51 1,92 37 3,4 92 0,17 78 0,56 64 1,12 50 2 36 3,56 91 0,2 77 0,6 63 1,17 49 2,08 35 3,72 90 0,22 76 0,63 62 1,23 48 2,16 34 3,88 89 0,25 75 0,67 61 1,28 47 2,26 33 4,06 88 0,27 74 0,7 60 1,33 46 2,34 32 4,24 87 0,3 73 0,74 59 1,39 45 2,44 31 4,44

P* = -2E-05 CN3 + 0,004CN2 - 0,3685CN + 12,384

0

1

2

3

4

5

30 40 50 60 70 80 90 100 110

CN

P* (i

n)

Gambar II. 5 Kurva hubungan Excess Hujan P* dengan CN

Gambar di atas bisa diganti dengan persamaan:

P* = -2E-05 CN3 + 0,004 CN2 - 0,3685 CN + 12,384

Page 29: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

34

Persamaan tersebut akan mempermudah dalam proses perhitungan.

Tabel II. 8 Tinggi hujan dan rasio waktu untuk mendapatkan T0 apabila lama pengaliran > 6 jam When Storm

Ratio Tg Hujan

Ratio Waktu

Ratio Tg Hujan

Ratio Waktu

Ratio Tg Hujan

Ratio Waktu

Ratio Tg Hujan

Ratio Waktu

0 1.00 0.070 0.852 0.140 0.746 0.210 0.684 .002 .995 .072 .848 .142 .744 .212 .682 .004 .990 .074 .844 .144 .742 .214 .680 .006 .985 .076 .841 .146 .740 .216 .679 .008 .981 .078 .837 .148 .739 .218 .677

.010 .976 .080 .833 .150 .737 .220 .675 .012 .971 .082 .830 .152 .735 .222 .673 .014 .967 .084 .827 .154 .733 .224 .672 .016 .962 .086 .824 .156 .732 .226 .670 .018 .957 .088 .821 .158 .730 .228 .668

.020 .952 .090 .818 .160 .728 .230 .667 .022 .948 .092 .815 .162 .726 .232 .666 .024 .943 .094 .812 .164 .724 .234 .666 .026 .938 .096 .809 .166 .723 .236 .665 .228 .933 .098 .806 .168 .721 .238 .665

.030 .929 .100 .803 .170 .719 .240 .664 .032 .924 .102 .800 .172 .717 .034 .919 .104 .797 .174 .716 .036 .915 .106 .794 .176 .714 .038 .911 .108 .791 .178 .712

(Change in tabulation increment)

.040 .908 .110 .788 .180 .710 .250 .662 .042 .904 .112 .785 .182 .709 .300 .651 .044 .900 .114 .782 .184 .707 .350 .640 .046 .896 .116 .779 .186 .705 .400 .628 .048 .893 .118 .776 .188 .703 .450 .617

.050 .889 .120 .773 .190 .702 .500 .606 .052 .885 .122 .770 .192 .700 .550 .595 .054 .882 .124 .767 .194 .698 .600 .583 .056 .878 .126 .764 .196 .696 .650 .542 .058 .874 .128 .761 .198 .695 .700 .500

.060 .870 .130 .758 .200 .693 .750 .447

Page 30: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

35

Ratio Tg Hujan

Ratio Waktu

Ratio Tg Hujan

Ratio Waktu

Ratio Tg Hujan

Ratio Waktu

Ratio Tg Hujan

Ratio Waktu

.062 .867 .132 .755 .202 .691 .800 .386

.064 .863 .134 .751 .304 .689 .850 .310

.066 .859 .136 .749 .206 .687 .900 .220

.068 .856 .138 .747 .208 .686 .950 .116

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1

1 0,95 0,91 0,87 0,83 0,8 0,77 0,75 0,73 0,71 0,69 0,68 0,66 0,61

Time Ratio (Tr)

Rain

fall

Rat

io (R

r)

Rt = 0,662Tr = 0,25

Rr = 0,002 Tr -

Rr = 0,05 Tr + 0,2

Gambar II. 6 Hubungan Rainfall & Time Ratio

II.3. Hidrologi Daerah Kajian

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, daerah kajian meliputi keseluruhan

Sungai Cipunagara dari hulu hingga ke lokasi bendungan serta Daerah

Tangkapan-nya (catchment area). Hidrologi yang akan dianalisis meliputi Daerah

Aliran Sungai (DAS) Sungai Cipunagara dan parameter hidroklimatologi daerah

kajian.

II.3.1 DAS Cipunagara

DAS Cipunagara meliputi areal sekitar 1.400 km2, di mana tidak kurang dari

1.000 km2 merupakan daerah tangkapan di bagian selatan Saluran Tarum Timur,

dan 400 km2 di bagian utaranya. Sungai yang berperan penting selain S.

Cipunagara dengan daerah tangkapan sebagian besar terletak di wilayah

administratif Kabupaten Subang seluas ±647 km2, di antaranya adalah S.

Page 31: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

36

Cilamatan di Kabupaten Subang dan Cikandung di Kabupaten Sumedang,

masing-masing dengan luas DAS ±127 km2 dan 278 km2.

Secara umum kondisi topografi di daerah aliran Sungai Cipunagara dengan anak-

anak sungainya dapat digambarkan sebagai berikut:

• Daerah tangkapan bagian hulu merupakan wilayah pegunungan meliputi

lereng Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Bukit Tunggul di Kecamatan

Jalan Cagak, Cisalak dan Tanjungsiang, dan Gunung Tampomas di Kabupaten

Sumedang pada elevasi ±1.850 m - 350 m dpl.

DAS Cipunagara (hulu) seluas ±300 km2 dengan jarak dari sisi ke sisi

terpanjang sampai 26 km, dan perbedaan elevasi mencapai 1.500 m sehingga

average slope ±0,06 atau 6 %.

• Wilayah bagian tengah meliputi Kecamatan Cisalak, Cijambe, Wanareja, dan

sebagian Kecamatan Cibogo, dengan kondisi land cover banyak terdapat lahan

kritis dan pertanian tanaman pangan tanpa terasering, pada elevasi ±350 m -

80 m dpl dengan slope 0,025 atau 2,5 %.

• Wilayah bagian hilir di sekitar Kota Subang menyusuri jalan alternatif

Cikamurang dengan elevasi ±80 m – 0 m dpl sampai pantai utara Jawa dengan

kemiringan slope berkisar antara 0.002 atau 0.2%. Wilayah ini merupakan

daerah pertanian padi sawah dan merupakan salah satu lumbung beras andalan

Nasional.

• Bagian utara terdapat Saluran Irigasi Tarum Timur yang sepenuhnya telah

beririgasi teknis, sementara bagian selatannya masih tergantung pada hujan

dan pompa air.

Page 32: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

37

Gambar II. 7 Kemiringan rerata alur S. Cipunagara.

Potensi sumber daya air yang teridentifikasi di sepanjang aliran S. Cipunagara dan

anak-anak sungainya yang cukup signifikan untuk dianalisis antara lain:

3. Cipunagara hulu (Desa Ganda Sori, Waduk Ganda Sori) di mana terdapat kom

(cekungan) yang cukup ideal dengan daerah tangkapan seluas 301 km2, tinggi

bendungan mencapai 150 m – 175 m dan kapasitas tampungan mencapai

±300 juta m3.

Di samping sebagai pengendali banjir yang sangat efektif, dengan perkiraan

average Q90 = ±9 m3/dt, head ±200 m dan energi potensial yang ada mencapai

±17,5 - 20 MWatt.

4. Lebih kurang 8 km di sebelah hilirnya terdapat cekungan yang dikenal dengan

rencana Waduk Sadawarna dengan tambahan daerah tangkapan seluas ±46,6

km2 sehingga total daerah tangkapan adalah ±347 km2. Volume waduk

mencapai ±57 juta m3.

Waduk ini telah dilakukan studi kelayakannya pada tahun anggaran 2004.

5. Di sebelah barat rencana Bendungan Sadawarna terdapat suatu kom

(cekungan) dalam DAS Cilame (Waduk Cilame) yang merupakan anak S.

Cilamatan.

Daerah Tangkapan Waduk Cilame seluas 34,3 km2 meliputi Desa Cimenteng,

Desa Cikadu di Kecamatan Cijambe, Desa Wanareja, dan Desa Sadawarna

sendiri di Kecamatan Cibogo di mana lokasi rencana genangan Waduk Cilame

berada.

6. Di sebelah barat rencana Bendungan Cilame terdapat suatu cekungan dalam

DAS Cilamatan (Waduk Cilamatan) yang merupakan anak S. Cipunagara orde

2. DAS seluas ±79 km2 dan volume waduk mencapai ±47 juta m3.

Page 33: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

38

Gambar II. 8 Potensi Sungai Cipunagara.

II.3.2 Hidroklimatologi

II.3.2.1 Stasiun Hujan dan Pencatatan Debit

Lokasi stasiun penakar hujan yang ada di sekitar daerah kajian ada beberapa

lokasi yaitu:

Nama Stasiun Panaruban Ciater Subang (Perk.) Sumurbarang Kasomalang

Nomor Stasiun 145 146 156 158 161

Elevasi 1000 m dpl 1100 m dpl 95 m dpl 90 m dpl 518 m dpl

Page 34: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

39

Gambar II. 9 Lokasi stasiun penakar hujan.

Stasiun-stasiun hujan di atas dipakai pada tahap pekerjaan studi kelayakan dan

perencanaan dengan selang waktu data pencatatan tahun 1960 – 1987 dan data

pencatatan berupa hujan bulanan dan maksimum harian. Data terhenti pada tahun

1987, dikarenakan BMG tidak lagi mempublikasikan lagi dan kadang dalam

kondisi rusak/berhenti.

Selain stasiun hujan tersebut, pada tahap perencanaan digunakan juga data curah

hujan harian dengan rentang waktu 1989 – 2005 dari Pos Hujan Lembang yang

Page 35: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

40

berada di hulu DAS Cipunagara dan Pos Hujan Pesanggrahan yang berada di

tengah DAS Cipunagara.

Gambar II. 10 Peta Isohyet daerah kajian.

Selain stasiun hujan, pada tahap perencanaan juga digunakan data pencatatan

debit dari Pos Duga Air (PDA) Kiarapayung dengan rentang waktu data yang

cukup panjang (1992 – 2004). Di mana luas sub DAS di pos Kiarapayung adalah

740 km2, sedangkan luas sub DAS Sadawarna 347 km2. Berdasarkan

perbandingan luas DAS, debit andalan di Waduk Sadawarna dapat ditentukan

dengan metoda transposisi, yaitu debit di PDA Kiarapayung dikalikan

perbandingan luas sub DAS.

Page 36: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

41

II.3.2.2 Pos Pengamatan Klimatologi

Data iklim dalam analisis hidrologi ini diambil dari Pos Klimatologi Kalijati yang

terletak di Kota Subang (BMG 09-014) dengan posisi 06°33’ LS dan 107°41’ BT

atau terletak kurang lebih di bagian tengah DAS Cipunagara.

Di bagian hilir sebenarnya ada pos Klimatologi Pusakanagara (BMG 09-015),

dengan posisi 06°15’ LS dan 107°45’BT atau terletak di pantai/muara S.

Cipunagara.

Ditinjau letak geografis, Pos Klimatologi Kalijati jauh lebih mewakili daerah

layanan dan sub DAS Waduk Sadawarna.

Tabel II. 9 Hasil Perataan Data Iklim Tahun 1973 -1989.

No Parameter Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 1. Temperatur °C 25.1 25.5 25.7 26.2 26.3 26.0 25.4 25.8 26.5 26.7 26.4 25.9 2. Kelembaban % 88.3 86.9 85.9 85.2 83.1 82.2 80.9 76.4 75.1 75.4 81.4 84.1 3. P. Matahari % 40.5 56.8 49.3 54.8 63.5 69.3 75.8 81.7 74.8 64.0 52.0 45.3 4. Kec. Angin km/hari 202.8 197.0 123.6 77.2 72.4 81.1 86.9 115.9 125.5 108.8 108.1 162.2

5. Epavotranspirasi mm/hari 3,69 4,32 3,88 3,74 3,65 3,63 3,86 4,54 4,84 4,71 4,18 3,96

II.3.3 Hidrogeologi

Air di sungai yang mengalir sebagai air permukaan sebagian besar berasal dari

sumber mata-mata air, dan kontinuitas debit aliran mata air tergantung dari

terpeliharanya kelestarian land cover daerah peresapannya.

II.3.3.1 Mata Air dan Aliran Sungai

Debit aliran mata air relatif konstan pada musim hujan maupun kemarau asalkan

daerah resapannya tetap terpelihara kondisi land cover-nya, dan kalaupun debit

mata air menjadi besar adalah karena ada masukan dari air tanah dangkal yang

tergantung dari resapan air hujan di sekitar mata air tersebut. Debit air yang besar

atau maksimal (banjir) di sungai sebagian besar berasal dari curahan hujan waktu

itu yang mengalir di permukaan tanah sebagai aliran permukaan (run off) dan

masuk ke aliran sungai.

Page 37: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

42

Sungai dengan DAS yang sehat diartikan dari fluktuasi debit maksimum dan

minimum relatif tidak berbeda jauh.

Menurut Referensi Peta Hidrogeologi (Soetrisno, 1985) mata-mata air yang

potensial dan mengalir ke Sungai Induk Cipunagara dan anak-anak sungainya

adalah berasal dari kaki Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Tampomas, Gunung

Geulis, Gunung Canggak, dan Gunung Ciwangun. Tipe akuifer di daerah resapan

potensial yaitu di areal pegunungan adalah akuifer dengan aliran melalui celahan

dan ruang antar butir serta akuifer dengan aliran melalui celahan rekahan dan

saluran (warna hijau muda dan agak tua, Gambar II. 11).

II.3.3.2 Air Tanah

Air tanah secara umum adalah air yang berada di bawah permukaan tanah (ABT)

dan terdiri dari air tanah bertekanan (air tanah dalam dan menengah) serta air

tanah tak bertekanan (air tanah dangkal).

Air tanah terdapat di lapisan akuifer/pembawa air dan kondisi akuifer di sekitar

daerah penelitian (Kabupaten Subang sebelah timur selatan) terdiri dari:

• Akuifer produktif dengan keterusan sedang dan penyebaran luas (warna biru,

Gambar II. 11) berupa air tanah bertekanan dengan Muka Air Tanah (MAT)

dekat permukaan tanah (pos-minus) sampai positif plus 2,4 m di atas

permukaan tanah. Jenis batuan terdiri dari batu pasir tufaan, batu pasir, pasir,

lanau tufaan, breksi tufaan, dan alumium endapan daratan.

• Akuifer dengan produktifitas sedang dengan keterusan sedang dan penyebaran

luas berupa air tanah bertekanan dengan muka air tanah dekat permukaan

tanah sampai keluar ke permukaan tanah. Di Peta Hidrogeologi berwarna biru

muda. Jenis batuan terdiri dari batu pasir, pasir, lanau tufaan, breksi tufaan,

alumium endapan daratan, alumium endapan sungai dan batu gamping

terumbu.

• Akuifer produktifitas rendah dan keterusan rendah, setempat berarti (warna

coklat muda). Muka air tanah dalam dan debit sumur bor kecil. Jenis batuan

Page 38: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

43

terdiri dari batuan pasir tufaan, endapan volkanik tak teruraikan, endapan

volkanik tua (breksi lava, tufa).

• Air tanah langka atau tidak berarti dengan penyebaran warna coklat agak tua.

Jenis batuan yang mewakili daerah ini adalah Batu lempung dan Napal yang

kadang-kadang bersisipan batu pasir tufaan atau lensa-lensa gamping dengan

kelulusan rendah sampai sangat rendah. Di daerah inilah direncanakan lokasi

Waduk Cilame.

• Akuifer setempat produktif. Muka air tanah dalam. Mata-mata air di daerah ini

debitnya kecil. Warna dalam peta hidrogeologi warna hijau muda. Jenis

batuan adalah dari aliran lava muda asal Gunung Tampomas.

• Akuifer produktifitas sedang dengan keterusan beragam dan penyebaran luas.

Muka air tanah dalam dengan debit sumur bor kurang dari 5 lt/det. Mata-mata

air sangat produktif dengan debit ≥ 100 lt/det. Jenis batuan adalah endapan

vulkanik tak teruraikan yang terdiri dari campuran rempah gunung api lepas

dan padu.

Page 39: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

44

Gambar II. 11 Peta Hidrogeologi daerah kajian.

Page 40: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

45

II.4. Waduk Sadawarna

II.4.1 Hubungan Elevasi, Luas Genangan, dan Volume Tampungan

Gambar II. 12 Waduk Sadawarna.

Berdasarkan analisis terhadap peta situasi genangan hasil pengukuran, diperoleh

hubungan antara elevasi – luas genangan – volume tampungan yang disajikan

dalam bentuk grafik.

Page 41: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

46

Tabel II. 10 Perhitungan karakteristik Waduk Sadawarna. ELEVASI AREA RADIUS T-HIDROLIS VOLUME CUM.VOL KETERANGAN ( m-dpl ) ( ha ) ( m ) ( m ) ( m 3) ( m 3)

50.00 0.00 0 0.0 0 0 52.50 18.62 243 2.5 155,130 155,130 55.00 46.44 384 6.8 787,190 942,320 57.50 66.05 459 15.5 1,398,938 2,341,258 60.00 91.02 538 16.9 1,954,995 4,296,253 62.50 121.20 621 18.7 2,643,751 6,940,003 65.00 153.12 698 22.7 3,421,252 10,361,255 Dead Storage 67.50 200.87 800 19.7 4,411,399 14,772,655 70.00 261.36 912 20.3 5,761,259 20,533,914 72.50 323.31 1,014 24.8 7,294,634 27,828,549 75.00 411.16 1,144 22.1 9,158,920 36,987,469 Volume Total

26,626,213 Volume Efektif

Hubungan Elevasi - Volume - Luas

50.0

52.5

55.0

57.5

60.0

62.5

65.0

67.5

70.0

72.5

75.0

77.5

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 25.0 27.5 30.0 32.5 35.0 37.5 40.0Volume ( x106 m3)

Elev

asi (

m d

pl)

0255075100125150175200225250275300325350375400425

Luas Genangan (ha) Elevasi vs VolumeElevasi vs Luas

Gambar II. 13 Kurva elevasi – luas genangan – volume tampungan Waduk Sadawarna.

Data teknis Waduk Sadawarna adalah sebagai berikut:

Main Dam

Tipe : Rockfill dam

Panjang bagian atas : ±250 m

Lebar atas : ±12 m

Lebar bawah : ±106.5 m

Elevasi atas bendungan : +75 m dpl

Page 42: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

47

Elevasi bawah bendungan : +50 m dpl

TMA maksimum : +70 m dpl

Pelimpah (spillway)

Type mercu : Free overflow bendungan dengan

tipe busur

Elevasi puncak spillway : +70 m

II.4.2 Debit Andalan

Perhitungan debit andalan dilakukan dengan beberapa metode sebagai berikut:

1. F.J. Mock Modifikasi (Metode Keseimbangan Air); dipakai pada tahap studi

kelayakan dengan hasil sebagai berikut:

Unit 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2P mm 185 185 130 130 154 154 128 128 108 108 24 24 4 4 22 22 42 42 131 131 270 270 279 279

hari 15 16 15 13 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16Etp mm/hr 4.67 4.67 4.97 4.97 4.94 4.94 4.78 4.78 4.73 4.73 4.82 4.82 5.13 5.13 5.71 5.71 6.19 6.19 5.77 5.77 4.93 4.93 5.23 5.23 Etp mm 70 75 75 65 74 79 72 72 71 76 72 72 77 82 86 91 93 93 87 92 74 74 78 84

Kc rata-rata 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50

Etc mm 105 112 112 97 111 119 108 108 106 114 108 108 115 123 129 137 139 139 130 138 111 111 118 125 P - Etc mm 80 73 18 33 43 35 21 21 1 -6 -85 -85 -111 -119 -106 -115 -97 -97 1 -8 160 160 162 154APWL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -6 -90 -175 -286 -405 -512 -626 -724 -821 0 -8 0 0 0 0STSM 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 95 41 17 6 2 1 0 0 0 1 93 100 100 100 100DSt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -5 -54 -23 -12 -4 -1 0 0 0 1 92 7 0 0 0S mm 80 73 18 33 43 35 21 21 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 152 160 162 154In mm 72 66 22 34 42 36 24 24 9 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 122 136 137 131

Gen 10 10 10 10 10 10 10 10 10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 10 10 10DRO mm 14 13 2 5 7 5 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 30 30 29

Bf 71 71 70 63 59 56 53 49 45 40 34 29 25 21 18 15 13 11 9 8 7 24 41 55 67TRO mm 85 83 65 63 63 58 51 47 40 34 29 25 21 18 15 13 11 9 8 7 54 71 86 95

Q m3/det 22.8 20.8 17.4 19.6 16.9 14.7 13.7 12.7 10.7 8.54 7.75 6.59 5.60 4.46 4.05 3.23 2.92 2.49 2.11 1.68 14.6 18.9 22.9 24.0

I T E M Januari Februari Maret April Mei Juni Juli DesemberAgustus September Oktober November

Debit Q80 : 1.90 – 23.45 m3/dt

2. NRECA; dipakai pada tahap perencanaan dengan hasil sebagai berikut: Luas Sub DAS 347 km2

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Hujan wilayah (Qrata-rata) 4 Pos NRECA (Q80)

40,62 31,11

42,55 29,76

42,22 31,94

42,57 32,25

32,49 21,83

19,07 11,22

12,50 5,94

9,36 2,39

7,95 2,43

13,68 4,96

26,82 18,01

34,22 26,59

Pasanggrahan (Qrata-rata) NRECA (Q80)

41,67 27,73

38,35 24,26

47,30 38,56

47,26 33,56

32,12 23,44

19,82 13,62

10,76 7,53

8,63 3,25

7,59 0,97

14,51 1,12

32,83 20,63

35,19 28,41

Metoda Rasional C = 0,625

38,76 29,07

38,37 25,73

36,52 27,13

36,15 26,61

25,59 16,03

11,71 4,18

8,74 1,62

8,02 0,40

9,12 2,84

18,54 8,26

31,89 24,10

36,11 28,66

- Hujan Wilayah (NRECA):

Debit rerata : 7,35 – 42,55 m3/dt

Debit Q80 : 2,39 – 31,11 m3/dt

- Hujan Pos Pesanggrahan (NRECA):

Page 43: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

48

Debit rerata : 7,59 – 47,30 m3/dt

Debit Q80 : 0,97 – 30,25 m3/dt

- Hujan Wilayah (Rasional):

Debit rerata : 8,03 – 38,76 m3/dt

Debit Q80 : 0,40 – 29,07 m3/dt

3. Tranposisi dari PDA Kiarapayung; dipakai sebagai pembanding pada tahap

perencanaan dengan hasil sebagai berikut:

Debit m3/dt Lokasi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

96,38 88,85 87,19 85,72 61,57 41,16 22,36 16,68 17,48 31,49 56,78 75,72 Pos Kiarapayung Qrata-rata A Sub DAS = 740 km2 Q80

58,16 53,82 55,56 64,90 35,17 23,18 7,13 6,00 7,34 10,64 24,96 60,08

45,14 41,64 40,87 40,18 28,86 19,29 10,48 7,82 8,19 14,76 26,61 35,49 Waduk Sadawarna Qrata-rata A Sub DAS = 347 km2 r = 0,468 Q80

27,26 25,23 26,04 30,42 16,48 10,86 3,34 2,81 3,44 4,99 11,7 28,16

Debit rerata : 7,82 – 45,17 m3/dt

Debit Q80 : 2,81 – 27,26 m3/dt

Terlihat bahwa terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan antara metode

yang berbeda.

II.4.3 Debit Banjir Rencana

Pada tahap perencanaan dipakai perhitungan debit banjir rencana dengan metode

hidrograf satuan sintetis Snyder terhadap banjir periodik 1000 tahun dan

Probability Maximum Precipitation (PMP) yang menghasilkan Probability

Maximum Flood (PMF). Berdasarkan hasil tinjauan tersebut, perhitungan debit

banjir periode ulang 1000-tahun (1110 m3/det) dan PMF hidrograf satuan sintetis

cara Snyder: 2830 m3/det mempunyai kisaran yang sama dengan PMF waduk lain

di Indonesia dan sekitar rencana Waduk Sadawarna (Saguling dan Jatiluhur) dan

digunakan dalam perhitungan PMF dan hidrografnya Sungai Cipunagara di lokasi

rencana bendungan Waduk Sadawarna.

Sedangkan Pada tahap studi kelayakan digunakan metode hidrograf SCS Method.

Page 44: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

49

Hidrograf Banjir Rencana

210259

315

393

500

582

667

757

877

965

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20Waktu (jam)

Debi

t (m3 /s

)2 th

3 th

5 th

10 th

25 th

50 th

100 th

200 th

500 th

1000 th

Gambar II. 14 Hidrograf banjir rencana Waduk Sadawarna dengan SCS Method.

Gambar II. 15 Hidrograf PMF dan 1000 thn (Snyder) Waduk Sadawarna.

Page 45: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

50

II.5. Waduk Cilame

Rencana Waduk Cilame terletak di Desa Sadawarna, Kecamatan Cibogo,

Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat. Secara geografis lokasi Desa Sadawarna

ini terletak pada koordinat 107°50’00” - 107°5’30” BT dan 34°30’00” –

36°00’00” LS.

Desa Sadawarna terletak di DAS Cipunagara, tepatnya terletak di antara dua

sungai, yaitu Sungai Cipunagara di bagian timur dan Sungai Cilame yang

merupakan anak Sungai Cilamatan di bagian barat; di mana Sungai Cilamatan

sendiri adalah anak Sungai Cipunagara. Dan di bagian utara dibatasi oleh Desa

Sumurbarang, Kecamatan Cipunagara dan di bagian Selatannya dibatasi oleh

Desa Cimenteng, Kecamatan Cijambe.

Gambar II. 16 Sungai Cilame pada musim kemarau.

Areal genangan rencana Waduk Cilame adalah daerah sepanjang Sungai Cilame

yaitu mulai dari poros bendungan di sebelah utara ke arah selatan yang merupakan

Page 46: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

51

daerah cekungan yang dikelilingi bukit dengan ketinggian bervariasi, di mana

seluruh areal tersebut terletak di wilayah Desa Sadawarna dan Kelurahan

Wanareja , Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang.

Mengingat DAS yang ada hanya ±10% dari luas DAS Cipunagara yang

direncanakan untuk Bendungan Sadawarna, maka adalah mutlak harus dikaji

limpasan air ±25% yang telah dianalisis dalam studi kelayakan Waduk Sadawarna

akan dimanfaatkan sebagai suplesi untuk waduk ini dan menjadi satu kesatuan

sistem cascade.

Tata guna lahan di daerah genangan seluruhnya bebas dari perkampungan

penduduk, terdiri dari perkebunan karet, hutan jati, sawah tadah hujan, dan semak

belukar di lahan lahan kritis. Dari hasil pengamatan peta topografi hasil

pengukuran, dasar sungai di lokasi rencana poros bendungan berada pada elevasi

37.5 m dpl dan tinggi permukaan air pada elevasi 50 m dpl akan menggenangi

area seluas 78 ha, dengan volume total 3.000.000 m3. Sedangkan pada elevasi

62.5 m akan menggenangi area seluas 281 ha, dengan volume total 24.000.000

m3.

Page 47: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

52

II.5.1 Hubungan Elevasi, Luas Genangan, dan Volume Tampungan

Gambar II. 17 Waduk Cilame.

Berdasarkan analisis terhadap peta situasi genangan hasil pengukuran, diperoleh

hubungan antara elevasi – luas genangan – volume tampungan yang disajikan

dalam bentuk grafik.

Page 48: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

53

Tabel II. 11 Perhitungan karakteristik Waduk Cilame.

ELEVASI AREA RADIUS T-HIDROLIS VOLUME CUM.VOL KETERANGAN ( m-dpl ) ( ha ) ( m ) ( m ) ( m 3) ( m 3)

37.50 0.00 0 0.0 0 0 40.00 3.27 102 2.5 27,210 27,210 42.50 11.00 187 5.5 168,786 195,996 45.00 25.86 287 7.2 447,703 643,699 47.50 44.95 378 10.4 874,260 1,517,959 50.00 78.06 498 10.4 1,518,693 3,036,652 52.50 110.83 594 15.5 2,349,170 5,385,822 Dead Storage 55.00 146.47 683 19.2 3,205,960 8,591,782 57.50 182.62 762 23.9 4,105,305 12,697,088 60.00 219.10 835 28.7 5,014,500 17,711,588 62.50 281.19 946 21.3 6,237,422 23,949,010 Volume Total

18,563,188 Volume Efektif

Hubungan Elevasi - Volume - Luas

37.5

40.0

42.5

45.0

47.5

50.0

52.5

55.0

57.5

60.0

62.5

65.0

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 25.0Volume ( x106 m3)

Elev

asi (

m d

pl)

0255075100125150175200225250275300

Luas Genangan (ha)Elevasi vs VolumeElevasi vs Luas

Gambar II. 18 Kurva elevasi – luas genangan – volume tampungan Waduk Cilame.

Data teknis Waduk Cilame adalah sebagai berikut:

- Main Dam

Elevasi atas dam : +62.5 m dpl

Elevasi bawah dam : +37.5 m dpl

TMA maksimum : +65 m dpl

Page 49: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

54

- Pelimpah (spillway)

Type mercu : Free overflow bendungan dengan tipe

busur

Elevasi puncak spillway : +70 m

II.5.2 Debit Andalan

Perhitungan debit andalan sub DAS Cilame dengan metode F.J. Mock dengan

hasil sebagai berikut:

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2P mm 176 176 135 135 144 144 118 118 73 73 13 13 1 1 11 11 23 23 79 79 113 113 112 112

hari 15 16 15 13 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16Etp mm/hr 4.69 4.69 4.94 4.94 4.93 4.93 4.81 4.81 4.71 4.71 4.84 4.84 5.09 5.09 5.70 5.70 6.11 6.11 5.73 5.73 4.91 4.91 5.26 5.26 Etp mm 70 75 74 64 74 79 72 72 71 75 73 73 76 81 85 91 92 92 86 92 74 74 79 84

Kc rata-rata 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 Etc mm 21 22 22 19 22 24 22 22 21 23 22 22 23 24 26 27 27 27 26 27 22 22 24 25

P - Etc mm 155 154 112 115 122 121 96 96 51 50 -9 -9 -22 -23 -15 -16 -5 -5 54 52 91 91 89 87APWL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -9 -17 -39 -62 -77 -93 -98 -103 0 0 0 0 0 0STSM 200 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 142 134 116 99 90 80 78 75 129 150 150 150 150 150DSt 0 -50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -8 -8 -18 -17 -9 -9 -3 -3 54 21 0 0 0 0S mm 205 154 112 115 122 121 96 96 51 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31 91 91 89 87In mm 151 112 83 85 90 89 72 72 40 39 4 1 0 0 0 0 0 0 0 22 68 68 66 65

Gen 10 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 2 1 0 0 0 0 0 0 0 6 6 6 6 6DRO mm 59 44 32 33 35 34 27 27 14 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 25 25 25 24

Bf 10 12 14 15 16 17 18 19 19 20 20 20 20 19 19 19 18 18 18 18 18 18 19 20 21TRO mm 71 58 47 48 52 52 46 47 33 33 20 20 19 19 19 18 18 18 18 27 44 45 45 45Q 80 m3/det 1.9 1.5 1.2 1.5 1.4 1.3 1.2 1.3 0.9 0.8 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.7 1.2 1.2 1.2 1.1 Vol 106 m3 2.5 2.0 1.6 1.7 1.8 1.8 1.6 1.6 1.2 1.2 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.6 0.6 0.6 0.6 0.9 1.5 1.5 1.6 1.6

Cum Vol 106 m3 2 4 6 8 10 11 13 15 16 17 18 18 19 20 20 21 22 22 23 24 25 27 28 30

Juli DesemberAgustus September Oktober NovemberMaret April Mei JuniI T E M Unit Januari Februari

Debit Q80 berkisar antara 0.48 – 1.68 m3/dt.

II.5.3 Debit Banjir Rencana

Perhitungan debit banjir rencana sub DAS Cilame pada lokasi Bendungan Cilame

menggunakan metode hidrograf SCS Method.

Page 50: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

55

Hidrograf Banjir Rencana

4966

86

115

154

185

216

250

294

327

0

50

100

150

200

250

300

350

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Waktu (jam)

Debi

t (m3 /s

)2 th

3 th

5 th

10 th

25 th

50 th

100 th

200 th

500 th

1000 th

Gambar II. 19 Hidrograf banjir rencana Waduk Cilame dengan SCS Method.

II.6. Analisis Kebutuhan Air

II.6.1 Analisis Kebutuhan Air Irigasi

Rencana Alokasi Air Irigasi :

Berdasarkan studi kelayakan, cakupan rencana areal irigasi yang akan mendapat

sumber (supply) air dari waduk Sadawarna terletak di bagian kiri (barat) dan

kanan (timur) alur S. Cipunagara, dengan luas areal 29.776 ha; 13.535 ha

(pengambilan kiri) dan 16.241 ha (pengambilan kanan).

Perhitungan Kebutuhan Air untuk Irigasi :

Penentuan kebutuhan air tanaman (crop water requirements) di rencana

pengembangan areal irigasi di daerah lokasi daerah pekerjaan dihitung

berdasarkan basis tengah-bulanan dan bulanan dengan metode diadopsi dari Buku

Standar Perencanaan Irigasi (KP-01) berdasarkan parameter sebagai berikut :

• Rata-rata koefisien tanaman periode tengah-bulanan,

• Periode penyiapan lahan 1.5 bulan,

• Penggantian lapisan air dilakukan 2 bulan selama periode pertumbuhan

tanaman, dan

• Tingkat perkolasi 3.0 mm/hari.

Page 51: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

56

Penentuan pola tanam diusulkan berdasarkan hasil kajian dalam analisis dan

perhitungan distribusi curah hujan bulanan dan ketersediaan air. Berdasarkan

pertimbangan tersebut, kebutuhan air tanaman padi pertama dimulai pada awal

bulan Nopember (Nop-1).

Adanya kemungkinan besarnya kebutuhan irigasi, perhitungan juga dilakukan

berdasarkan 2 (dua) golongan, masing-masing untuk pengambilan kiri dan kanan,

dengan hasil perhitungan seperti ditunjukan pada Tabel 2.7.

Berdasarkan tabel di atas, maka kebutuhan air maksimum dilokasi pengambilan

(waduk Sadawarna) dengan factor efisiensi 65 %: 1.46 ltr/det/ha (tanpa golongan)

dan 1.34 ltr/det/ha (dua golongan).

Mengacu pada rencana luas areal irigasi (29.776 ha), maka total kebutuhan air

irigasi: 43.36 m3/det (tanpa golongan) dan 40.01 m3/det (dua golongan). Besarnya

tingkat kebutuhan air untuk irigasi, maka diperlukan rasionalisasi rencana areal

sesuai dengan skala prioritas alokasi air.

Tabel II. 12 Penentuan Kebutuhan Air Tanaman (NFR) Rencana Daerah Irigasi Waduk Sadawarna.

Kebutuhan Air Tanaman Tengah-Bulanan (Lt/Dt/Ha) No Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

1 Tanpa Golongan, Nopember l Periode-1 0.33 0.40 0.70 0.71 0.79 0.67 0.63 0.68 0.91 0.57 0.95 0.50

Periode-2 0.45 0.02 0.67 0.78 0.77 0.45 0.66 0.81 0.85 0.00 0.65 0.63 2 Dua Golongan, Nopember ll Periode-1 0.33 0.49 0.35 0.71 0.79 0.75 0.54 0.68 0.87 0.71 0.47 0.50 Periode-2 0.52 0.18 0.67 0.87 0.85 0.58 0.66 0.74 0.87 0.23 0.65 0.66

Sumber Data: Hasil Analisis dan Perhitungan data kebutuhan air tanaman tengah-bulanan

Rencana Di Waduk Sadawarna

II.6.2 Kebutuhan Air Domestik

Rencana Alokasi Air :

Alokasi air untuk kebutuhan domestik dihitung berdasarkan jumlah dan

pertumbuhan penduduk daerah layanan. Berdasarkan studi kelayakan, cakupan

rencana daerah layanan air bersih yang akan mendapat sumber (supply) air dari

Page 52: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

57

waduk Sadawarna mencakup dua wilayah kabupaten : Subang (8 kecamatan) dan

Indramayu (2 kecamatan), dengan basis perhitungan jumlah penduduk 693.381 :

469.558 jiwa di Kabupaten Subang dan 223.823 jiwa di Kabupaten Indramayu

(Laporan Utama : Studi Kelayakan Pembangunan Waduk Sadawarna, Laporan

Akhir, Rayasurverindo Tirtasarana, Desember 2004).

Perhitungan Kebutuhan Air Domestik :

Penentuan kebutuhan air domestic di rencana daerah layanan (Kabupaten Subang

dan Indramayu) dihitung berdasarkan parameter sebagai berikut (Laporan Utama:

Studi Kelayakan Pembangunan Waduk Sadawarna, Laporan Akhir,

Rayasurverindo Tirtasarana, Desember 2004).

• Pertumbuhan penduduk rata-rata 2.29 %

• Proyeksi jumlah penduduk 776.497 jiwa (2009), 973.800 jiwa (2019) dan

1.221.241 jiwa (2029).

• Kebutuhan air rata-rata per kapita 150 ltr/hari.

• Tingkat layanan 40 %.

Berdasarkan data dan batasan tersebut, maka total kebutuhan air domestic yang

akan dialokasikan dari rencana Waduk Sadawarna: 539,23 ltr/det (2009), 676,25

ltr/det (2019) dan 848,08 ltr/det (2029).

II.6.3 Kebutuhan Air perkotaan (Municipal)

Rencana Alokasi Air:

Alokasi air untuk kebutuhan perkotaan terutama untuk kebutuhan komersial,

terutama kebutuhan air untuk rumah sakit dan hotel.

Perhitungan Kebutuhan Air Rumah Sakit:

Kebutuhan air untuk rumah sakit didasarkan pada parameter sebagai berikut

(Laporan Utama: Studi Kelayakan Pembangunan Waduk Sadawarna, Laporan

Akhir, Rayasurverindo Tirtasarana, Desember 2004):

• Tiga rumah sakit dengan proyeksi jumlah tempat tidur 500 buah,

Page 53: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

58

• Besaran kebutuhan air untuk masing-masing tempat tidur ditentukan

berdasarkan Buku Pedoman Departemen Pekerjaan Umum : 400 – 500

ltr/tempat tidur/hari.

Berdasarkan data dan batasan tersebut, maka total kebutuhan air rumah sakit yang

akan dialokasikan dari rencana Waduk Sadawarna: 2,60 ltr/det.

Perhitungan Kebutuhan Air Hotel:

Kebutuhan air untuk hotel didasarkan pada parameter sebagai berikut: (Laporan

Utama: Studi Kelayakan Pembangunan Waduk Sadawarna, Laporan Akhir,

Rayasurverindo Tirtasarana, Desember 2004):

• Empat hotel dengan basis jumlah kamar 50 buah, dan estimasi pertumbuhan

5%.

• Besaran kebutuhan air untuk hotel ditentukan berdasarkan Buku Pedoman

Depatemen Pekerjaan Umum: 400 ltr/kamar/hari.

Berdasarkan data dan batasan tersebut, maka total kebutuhan air untuk hotel yang

akan dialokasikan dari rencana Waduk Sadawarna : 0,30 ltr/det (2009), 0.48

liter/det (2019) dan 0.78 ltr/det pada tahun 2029.

II.6.4 Kebutuhan Air Industri

Rencana Alokasi Air:

Alokasi air untuk kebutuhan industri dihitung berdasarkan jumlah tenaga kerja

dan pertumbuhan industri daerah layanan. Berdasarkan studi kelayakan, cakupan

rencana daerah layanan air yang akan mendapat sumber (supply) air dari Waduk

Sadawarna mencakup kebutuhan saat ini (Pertamina UP VI, PT. Kisandang

Tresna Ganda dan PT. Temesja Nakmur Utama) dan proyeksi pertambahan tenaga

kerja berdasarkan pertumbuhan industri (Laporan Utama : Studi Kelayakan

Pembangunan Waduk Sadawarna, Laporan Akhir, Rayasurverindo Tirtasarana,

Desember 2004).

Page 54: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

59

Perhitungan Kebutuhan Air Industri:

Kebutuhan air untuk industri didasarkan pada parameter sebagai berikut :

(Laporan Utama: Studi Kelayakan Pembangunan Waduk Sadawarna, Laporan

Akhir, Rayasurverindo Tirtasarana, Desember 2004):

• Basis jumlah tenaga kerja 25.904 pekerja

• Pertumbuhan industri rata-rata 2.19 %

• Besaran kebutuhan air per kapita untuk industri ditentukan berdasarkan Buku

Pedoman Departemen Pekerjaan Umum: 60 ltr/hari.

Berdasarkan data dan batasan tersebut, maka total kebutuhan air untuk industri

yang akan dialokasikan dari rencana waduk Sadawarna : 20,00 ltr/det (2009),

25,00 ltr/det (2019) dan 30,00 ltr/det (2029).

Sedangkan alokasi air untuk industri yang selama ini mengambil air dari Sungai

Cipunagara (Pertamina UP Vl, PT. Kisandang Tresna Ganda dan PT. Temesja

Nakmur Utama) : 154,59 ltr/det.

II.6.5 Kebutuhan Air Penggelontoran

Perhitungan Alokasi Air Penggelontoran:

Alokasi air untuk kebutuhan penggelontoran (pemeliharaan lingkungan sungai)

umumnya bervariasi tergantung pada besaran luas DAS dan kondisi aliran yang

ada sebelum adanya pemanfaatan sungai. Dalam beberapa kasus debit air untuk

penggelontoran juga ditunjang dari air buangan daerah hilir lokasi pengambilan.

Oleh karena itu, besar kecilnya pemakaian air untuk penggelontoran sangat

bervariasi. Berdasarkan studi kelayakan, penggunaan air untuk penggelontoran

didasarkan pada besaran 1% dari total kebutuhan air.

Di bagian hilir lokasi rencana bendungan Waduk Sadawarna terdapat Bendungan

Salamdarma, maka dalam hal ini alokasi air untuk penggelontoran juga digunakan

sebagai suplesi. Berdasarkan kondisi ini, maka besarnya air untuk penggelontoran:

0.50 – 1.00 m3/det.

Page 55: Bab II Tinjauan Pustaka - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-muhammadfa-27748-3... · Pembangunan waduk ini sangat penting dilihat dari berbagai sudut

60

Perhitungan Alokasi Air Suplesi:

Pemanfaatan Sungai Cipanagara di bagian hilir lokasi rencana Waduk Sadawarna

terutama digunakan sebagai sumber air Bendung Salamdarma. Berdasarkan

kondisi tersebut, rencana pengembangan dan alokasi air di Waduk Sadawarna

perlu mempertimbangkan kondisi pemanfaatan Sungai Cipunagara yang ada.

II.6.6 Kebutuhan Air Pembangkit Mini Hidro (PLTM)

Rencana Alokasi Air:

Alokasi air untuk kebutuhan PLTM bersifat pemutaran kembali aliran air waduk

ke bagian hilir. Oleh karena itu, pemakaian air waduk untuk PLTA tidak

mengurangi ketersediaan air di bagian hilirnya dan secara tidak langsung dapat

mendukung untuk kebutuhan penggelontoran dan suplesi ke Bendung

Salamdarna. Walaupun demikian, dalam operasionalnya diperlukan ketinggian

muka air pada waduk.

II.6.7 Rencana Operasional Waduk Sadawarna

Pengoperasian alokasi air Waduk Sadawarna didasarkan pada ketersediaan air

(debit andalan dengan probabilitas 80 %) dan rencana komponen kebutuhan air

pada kondisi volume waduk 13.106 m3 pada tinggi muka air sama dengan tinggi

bangunan pelimpah (crest) bendungan.

Perhitungan rencana alokasi air secara sederhana dilakukan dengan menggunakan

tahun dasar 2004, proyek tahun 2009, 2019 dan tahun 2029. Rincian tentang

operasional alokasi dan proyeksinya disajikan pada Lampiran.

Berdasarkan hasil perhitungan yang ada, kebutuhan air terbesar digunakan untuk

irigasi. Terkait dengan alokasi untuk kebutuhan air minum (domestic), perkotaan

dan industri, maka besaran daerah irigasi yang kemungkinan dapat dialiri berkisar

antara 2000 – 3000 ha.