bab ii tinjauan pustaka - uksw...lolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah diatur...

34
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Good Governance Konsep pengelolaan pendidikan modern dengan prinsip desentralisasi mencakup dua konsep dasar, yaitu konsep tata pamong yang baik (good governance) dan Konsep Manajemen Efektif (Effective Management). Pengertian Governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan publik (Mardiasmo, 2002:23). Sedangkan World Bank memberikan definisi governance sebagai “the way state power is used in managing economic and social resources for development of society”, sedangkan dalam buku Corporate Governance Concept and Model (2009:2) menyebutkan bahwa: “kata governance merupakan kata benda (noun) yang bermakna ‘pengelolaan’. Di Indonesia, sebagian literatur menerjemahkan sebagai tata-kelola dan se- bagian lainnya tata-pamong. Dalam hal ini governance dikaitkan dengan keterlaksanaan standar pengelolaan maka dapat diartikan sebagai tata pamong. Dalam hal ini keterlaksanaan standar pengelolaan mengacu pada good governance yang sering diartikan sebagai tata pamong yang baik. Tata pamong yang baik mencakup lima kriteria yaitu kredibilitas, transparansi, akuntabilitas, tanggungjawab, dan adil (BAN-PT 2010:17). Menurut Bhata (dalam Widodo 2011:1) Karakteristik Good governance terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:

Upload: others

Post on 07-Mar-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Good Governance

Konsep pengelolaan pendidikan modern dengan

prinsip desentralisasi mencakup dua konsep dasar,

yaitu konsep tata pamong yang baik (good governance)

dan Konsep Manajemen Efektif (Effective Management).

Pengertian Governance dapat diartikan sebagai cara

mengelola urusan-urusan publik (Mardiasmo, 2002:23).

Sedangkan World Bank memberikan definisi

governance sebagai “the way state power is used in

managing economic and social resources for development

of society”, sedangkan dalam buku Corporate

Governance Concept and Model (2009:2) menyebutkan

bahwa: “kata governance merupakan kata benda (noun)

yang bermakna ‘pengelolaan’. Di Indonesia, sebagian

literatur menerjemahkan sebagai tata-kelola dan se-

bagian lainnya tata-pamong”. Dalam hal ini governance

dikaitkan dengan keterlaksanaan standar pengelolaan

maka dapat diartikan sebagai tata pamong. Dalam hal

ini keterlaksanaan standar pengelolaan mengacu pada

good governance yang sering diartikan sebagai tata

pamong yang baik.

Tata pamong yang baik mencakup lima kriteria

yaitu kredibilitas, transparansi, akuntabilitas,

tanggungjawab, dan adil (BAN-PT 2010:17). Menurut

Bhata (dalam Widodo 2011:1) Karakteristik Good

governance terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

12

akuntabilitas (accountability), transparansi (transparan-

cy), keterbukaan (openess), dan rule of law. Sementara

menurut Ganie-Rochman (2000:151), menyebutkan ada

empat unsur utama yaitu accountability, kerangka

hukum (rule of law), informasi, dan transparansi.

Menurut United Nations Development Programme (UNDP)

sebagaimana dikutip dari Lembaga Administrasi

Negara (2000:7)

karakteristik “good governance” antara lain: participation, rule of law, trancparency, responsive-ness, consensus orientation, equity, effectiveness and efficiency, accountability, strategic vision.

Untuk membangun good governance, sekolah/-

madrasah harus memiliki kepemimpinan yang kuat

(strong leadership) yang dapat mempengaruhi seluruh

perilaku individu dan kelompok dalam pencapaian

tujuan. Kepemimpinan yang kuat adalah kepemimpin-

an yang visioner (yang mampu merumuskan dan

mengartikulasi visi yang realistik, kredibel, menarik

tentang masa depan). Kepemimpinan efektif mengarah-

kan dan mempengaruhi perilaku semua unsur, mengi-

kuti nilai, norma, etika, dan budaya organisasi yang

disepakati bersama, serta mampu membuat keputusan

yang tepat dan cepat. Tata pamong mampu member-

dayakan sistem pengelolaan yang berorientasi pada

prinsip pengelolaan sesuai dengan peraturan perun-

dangan yang berlaku di Indonesia. Tata pamong yang

ada memungkinkan terbentuknya sistem administrasi

yang berfungsi untuk memelihara efektivitas, efisiensi

dan produktivitas dalam upaya perwujudan visi, pelak-

sanaan misi, dan pencapaian tujuan serta memelihara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

13

integritas Sekolah/Madrasah.

Implementasi good governance tercermin dari

baiknya sistem pengelolaan fungsional sekolah/ma-

drasah, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pengembangan staf, pengarahan, pengawasan, moni-

toring dan evaluasi, terutama dalam penggunaan

sumber daya pendidikan, agar tercapai efektivitas dan

efisiensi penyelenggaraan pendidikan.

2.2 Standar Pengelolaan Pendidikan

Dua konsep dasar pengelolaan pendidikan

modern yaitu: konsep tata pamong yang baik (good

governance) dan Konsep Manajemen Efektif (Effective

Management), membuat beberapa ahli memberikan

pengertian dan sudut pandang yang berdeda-beda

dalam mengartikan pengelolaan pendidikan. Namun

demikian apabila dicermati subtansinya hampir sama.

Hasibuan (1985:15) mengatakan, pengelolaan

adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lain secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Pidarta

(2004:3) menyatakan bahwa pengelolaan ialah proses

mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhu-

bungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan

suatu tujuan. Sumber di sini mencakup orang-orang,

alat-alat, media, bahan, uang dan sarana. Mulyono

(2009:18) mendefinisikan pengelolaan sebagai sebuah

proses yang khas yang terdiri dari perencanaan, peng-

organisasian, penggerakan dan pengawasan serta

evaluasi yang dilakukan pihak pengelola organisasi

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

14

untuk mencapai tujuan bersama dengan memberdaya-

kan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

Dengan demikian pengelolaan pendidikan

merupakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk

mencapai tujuan organisasi pendidikan dengan

memberdayakan sumber daya manusia dan sumber

daya lainnya.

Standar Pengelolaan adalah Standar Nasional

Pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan

pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,

provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar Penge-

lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun

2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

satuan pendidikan, harus mampu mencerminkan enam

komponen kegiatan penting Standar Pengelolaan

Pendidikan meliputi: 1) Perencanaan Program, 2) Pelak-

sanaan Rencana Kerja, 3) Pengawasan dan Evaluasi, 4)

Kepemimpinan Sekolah/Madrasah, 5) Sistem Informasi

Manajemen, dan 6) Penilaian Khusus.

Dalam pelaksanaannya akan disimplifikasi

menjadi tiga yakni perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan dengan tidak mengesampingkan komponen-

komponen tersebut. Perencanaan program, mengatur

tentang visi, misi, tujuan, dan rencana kerja sekolah/-

madrasah. Pelaksanaan rencana kerja mengatur hal-

hal yang berkaitan dengan: (1) pedoman sekolah/-

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

15

madrasah, (2) struktur organisasi sekolah/madrasah,

(3) pelaksanaan kegiatan sekolah/madrasah, (4) kesiswa-

an, (5) kurikulum dan kegiatan pembelajaran, (6)

pendidik dan tenaga kependidikan, (7) sarana dan

prasarana, (8) keuangan dan pembiayaan, (9) budaya

dan lingkungan sekolah/madrasah, dan (10) peranserta

masyarakat dan kemitraan sekolah/madrasah. Bagian

pengawasan dan evaluasi mengatur tentang: (1)

program pengawasan, (2) evaluasi diri, (3) evaluasi dan

pengembangan KTSP, (4) evaluasi pendayagunaan

pendidik dan tenaga kependidikan, dan (5) akreditasi

sekolah/madrasah.

Dalam penelitian ini akan membahas standar

pengelolaan pendidikan pada lima komponen penting

yaitu 1) perencanaan program sekolah/madrasah; 2)

pelaksanaan rencana kerja sekolah/madrasah; 3)

pengawasan dan evaluasi sekolah/madrasah; 4)

kepemimpinan sekolah; 5) sistem informasi manajemen

sekolah/madrasah; serta keterlaksanaan pedoman

pengelolaan sekolah/madrasah yang merupakan

bagian dari pelaksanaan rencana kerja. Komponen

keenam yaitu Penilaian Khusus tidak disertakan dalam

penelitian ini karena keberadaan sekolah/madrasah

pengelolaannya mengacu kepada Standar Nasional

Pendidikan.

2.2.1 Perencanaan Program

Perencanaan program sekolah merupakan upaya

yang perlu dilakukan untuk membangun sekolah agar

menjadi sekolah unggulan serta memiliki nilai tambah

agar memiliki daya saing. Aminoto (dalam Usman,

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

16

2011:65) mengungkapkan, bahwa perencanaan adalah

proses mempersiapkan kegiatan secara sistematik yang

akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan

sebelumnya untuk dilaksanakan dalam suatu periode

tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dengan demikian perencanaan mengan-

dung unsur: a) sejumlah kegiatan yang ditetapkan se-

belumnya, b) adanya proses, c) hasil yang ingin dicapai,

dan d) menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 mengatur

penyusunan Perencanaan Program mewajibkan penge-

lola sekolah/madrasah merencanakan program yang

diawali dengan merumuskan, menetapkan, dan

mengembangkan visi sekolah/madrasah yang dijadikan

sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan

segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang

akan datang. Visi merupakan gambaran masa depan

yang realistik, yang hendak diwujudkan dalam kurun

waktu tertentu. Visi sekolah/madrasah harus mampu

memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada

warga sekolah/madrasah serta segenap pihak yang

berkepentingan. Selain itu juga mensyaratkan bahwa

visi sekolah/madrasah dirumuskan berdasar masukan

dari berbagai warga sekolah/madrasah dan pihak-

pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi

institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional, dan

visi sekolah/madrasah harus diputuskan oleh rapat

dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/-

madrasah dengan memperhatikan masukan komite

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

17

sekolah/marasah. Visi sekolah/madrasah harus

disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan

segenap pihak yang berkepentingan, dan ditinjau ulang

atau dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan

perkembangan dan tantangan di masyarakat.

Langkah berikutnya adalah penyusunan misi.

Muhaimin, et. al. (2011;165) mengungkapkan, bahwa:

misi sekolah/madrasah dikembangkan dari kegiatan

utama lembaga dengan memperhatikan visi yang telah

ditetapkan. Misi harus merupakan hal-hal penting yang

harus dilakukan oleh sekolah/madrasah dalam upaya

mencapai visi. Kejelasan misi ditetapkan dengan

mempertimbangkan rumusan penugasan (yang me-

rupakan tuntutan tugas dari luar) dan keinginan dari

dalam (antara lain berkaitan dengan visi ke masa depan

dan situasi yang dihadapi saat ini). Dengan demikian

misi adalah pernyataan yang ditetapkan dengan

mempertimbangkan rumusan penugasan dan keingin-

an dari dalam (berkaitan dengan visi), serta memberi

arah yang jelas yang akan ditempuh sekarang dan yang

akan datang.

Permendiknas No. 19 tahun 2007 mensyaratkan

bahwa misi sekolah/madrasah harus memenuhi hal-

hal sebagai berikut:

1) memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/ madrasah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;

2) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;

3) menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah; 4) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan

mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah/ madrasah;

5) memuat pernyataan umum dan khusus yang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

18

berkaitan dengan program sekolah/madrasah; 6) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembang-

an kegiatan satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat

7) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/ madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;

8) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;

9) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

Misi sekolah/madrasah merupakan tujuan yang

akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Menurut

Mulyono (dalam Haryono, 2010), tujuan merupakan

apa yang akan dihasilkan oleh sekolah yang bersang-

kutan, dan kapan hasil tersebut akan dicapai.

Tujuan sekolah/madrasah dalam standar

pengelolaan pendidikan haruslah:

1) Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka waktu menengah;

2) Mengacu pada visi, misi dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;

3) Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah/madrasah dan pemerintah;

4) Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingantermasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah;

5) Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan.

Pasal 53 ayat 1 PP No. 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa

“setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana

kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari

rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

19

yang meliputi masa 4 (empat) tahun”. Rencana kerja

tahunan dikategorikan sebagai rencana operasional,

sedangkan rencana kerja jangka menengah sebagai

kategori rencana strategik. Lebih jauh, Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007

menyatakan bahwa sekolah/madrasah wajib membuat:

(1) Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang

menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam

kurun waktu 4 tahun yang berkaitan dengan mutu

lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen

yang mendukung peningkatan mutu lulusan; dan (2)

Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dinyatakan dalam

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/madrasah

(RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja

Jangka Menengah. Rencana kerja jangka menengah

dan tahunan sekolah/madrasah haruslah disetujui

oleh dewan pendidik setelah memperhatikan pertim-

bangan komite sekolah/madrasah dan disahkan berla-

kunya oleh dinas pendidikan kota/kabupaten. Pada

sekolah/madrasah swasta rencana kerja disahkan

berlakunya oleh penyelenggara sekolah/madrasah.

Dengan kata lain RKJM dijabarkan secara rinci

ke dalam rencana kerja tahunan atau yang dikenal

sebagai Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/

Madrasah (RKA-S/M). RKA-S/M merupakan rencana

biaya dan pendanaan program/kegiatan secara rinci

untuk satu tahun anggaran. RKA-S/M adalah dokumen

anggaran sekolah resmi yang disetujui kepala sekolah

serta disahkan Dinas Pendidikan setempat (bagi se-

kolah negeri), atau penyelenggara pendidikan/yayasan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

20

(bagi sekolah swasta). Masa RKAS hanya berlaku untuk

satu tahun ajaran yang akan datang, terdiri atas

pendapatan dan belanja (pengeluaran). Pendanaan

yang dicantumkan dalam RKAS hanya mencakup

pengeluaran dalam bentuk uang yang akan diterima

dan dikelola sekolah.

Dengan adanya RKJM dan RKAS yang jelas,

semua pihak yang berkepentingan (orang tua, guru,

pegawai sekolah, komite sekolah, warga di sekitar

sekolah, dan kepala sekolah sendiri) akan mengetahui

apa yang dibutuhkan oleh sekolah, apa yang perlu

dilakukan untuk memperbaiki keadaan sekolah,

maksud dan tujuan yang akan dilakukan.

Standar Pengelolaan Pendidikan yang diperinci ke

dalam Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Standar

Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar

dan Menengah (BSNP Tahun 2012) sebagai berikut:

Dalam Perencanaan Program Sekolah, diawali dengan

penetapan visi dan misi sekolah. Penetapan visi dan

misi tersebut hendaknya memperhatikan masukan dari

warga sekolah (orangtua peserta didik, komite sekolah

dan tenaga kependidikan). Pengambilan keputusan atas

visi dan misi haruslah melalui rapat dewan pendidik

yang dipimpin oleh kepala sekolah dengan melibatkan

komite sekolah. Visi dan misi harus sesuai dengan

Tujuan Pendidikan Nasional, dan harus sesuai dengan

Standar Kompetensi Lulusan. Tujuan sekolah hendak-

nya disosialisasi kepada warga sekolah. Peran dewan

pendidik dan komite sekolah sangat penting dalam

penyusunan rencana kerja jangka pendek (tahunan)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

21

dan rencana jangka menengah (empat tahunan). Keter-

libatan dewan pendidik dan komite sekolah dalam

penyempurnaan rencana kegiatan dan angaran (kesis-

waan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran tenaga

kependidikan dan prasarana, keuangan dan pembiaya-

an, peran serta masyarakat dan kemitraan).

2.2.2 Pelaksanaan Rencana Kerja

Untuk mencapai tujuan dan sasaran, selanjutnya

membuat strategi yang diperinci dalam kebijakan,

program operasional dan kegiatan (Akdon, 2007:186).

Dalam menjalankan kegiatan di sekolah agar

terlaksana dengan baik dan sesuai dengan visi, misi

dan tujuan maka perlu dilakukan upaya penyusunan

rencana kerja sekolah sehingga sekolah memiliki

rambu-rambu yang bisa dijadikan landasan dalam

pengelolaan program, implementasi, monitoring dan

evaluasi yang baik, terstruktur dan terukur.

Dalam Permendiknas No. 19 tahun 2007 diurai-

kan 10 hal yang perlu dilakukan Sekolah/Madrasah

dalam Pelaksanaan Rencana Kerja antara lain diurai-

kan sebagai berikut:

1) Pedoman Sekolah/Madrasah

Sekolah/Madrasah membuat dan memiliki pedo-

man yang mengatur berbagai aspek pengelolaan

secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak

terkait. Pedoman Pengelolaan sekolah/madrasah

meliputi:

a. Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP)

b. Kalender Pendidikan/Akademik

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

22

c. Struktur Organisasi Sekolah/Madrasah

d. Pembagian Tugas diantara Guru

e. Pembagian Tugas di antara Tenaga Kependi-

dikan

f. Peraturan Akademik

g. Tata tertib sekolah/madrasah

h. Kode etik sekolah/madrasah

i. Biaya operasional sekolah/madrasah

Pedoman sekolah ini berfungsi sebagai petunjuk

pelaksanaan operasional.

2) Struktur Organisasi sekolah

Berisi tentang sistem penyelenggaraan dan

administrasi yang diuraikan secara jelas dan

transparan

3) Pelaksanaan Kegiatan Sekolah/Madrasah

Dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan

oleh penanggung jawab kegiatan yang didasarkan

pada ketersediaan sumber daya yang ada.

4) Bidang Kesiswaan

a. Sekolah/madrasah menyusun dan menetapkan

petunjuk pelaksanaan operasional mengenai

proses penerimaan peserta didik;

b. Sekolah/Madrasah meberikan layanan konse-

ling kepada peserta didik;

c. melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler

untuk para peserta didik;

d. melakukan pembinaan prestasi ungulan;

e. melakukan pelacakan terhadap alumni

5) Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran

Menyusun:

a. Kurikulum Tingkat Satuan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

23

b. Kalender Pendidikan

c. Program Pembelajaran

d. Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

e. Peraturan Akademik

6) Bidang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

menyusun program pendayagunaan pendidik dan

tenaga kependidikan dengan memperhatikan

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, di-

kembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/

madrasah, termasuk pembagian tugas, mengatasi

bila terjadi kekurangan tenaga, menentukan sistem

penghargaan, dan pengembangan profesi bagi

setiap pendidik dan tenaga kependidikan serta

menerapkannya secara profesional, adil, dan

terbuka.

7) Bidang Sarana dan Prasarana

Menetapkan kebijakan program secara tertulis

mengenai pengelolaan sarana dan prasarana yang

mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana

dalam hal: merencanakan, memenuhi, mendaya-

gunakan, mengevaluasi, memelihara, melengkapi

fasilitas, menyusun skala prioritas pengembangan

fasilitas sarana prasarana pendidikan. Seluruh

program pengelolaan sarana dan prasarana pendi-

dikan disosialisasikan kepada pendidik, tenaga ke-

pendidikan dan peserta didik. Pengelolaan dilaku-

kan secara sistematis, memiliki masterplan dan

bagimana cara mencapainya secara tertulis. Bidang

sarana dan prasarana bertanggung terhadap penge-

lolaan perpustakaan, pengelolaan laboratorium,

dan Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

24

ekstrakurikuler disesuaikan dengan perkembangan

kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dan

mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana.

Pengelolaan laboratorium dikembangkan sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta dilengkapi dengan manual yang jelas

sehingga tidak terjadi kekeliruan yang dapat

menimbulkan kerusakan.

8) Bidang Keuangan dan Pembiayaan

Menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi

dan operasional yang mengacu pada Standar

Pembiayaan.

9) Budaya dan Lingkungan Sekolah/Madrasah

Sekolah/madrasah menciptakan suasana, iklim

dan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk

pembelajaran yang efisien dalam pelaksanaan. Hal

ini dapat di wujudkan melalui tata tertib sekolah/

madrasah dan kode etik sekolah/madrasah.

10) Peranserta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah/

Madrasah

Melibatkan warga dan masyarakat pendukung

sekolah/madrasah dalam pengelolaan akademik dan

non-akademik dibatasi pada kegiatan tertentu yang

ditetapkan.

Penyusunan rencana kerja sekolah akan

memudahkan sekolah untuk mengetahui secara rinci

tentang tindakan apa saja yang harus dilakukan

supaya tujuan dan kewajiban sekolah tercapai. Dari

sisi partisipasi, rencana kerja sekolah memberikan

dukungan terhadap diperhitungkannya harapan-

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

25

harapan para pemangku kepentingan sekolah baik

eksternal maupun internal, tanpa mengabaikan kondisi

nyata sekolah.

2.2.3 Pengawasan dan Evaluasi

Menurut Pidarta (2004:158), sasaran pengawasan

ada dua yaitu: perilaku individu sebagai orang-orang

yang memproses input menjadi output organisasi, serta

output organisasi itu sendiri. Perilaku individu diarah-

kan agar berperilaku organisasi, sedangkan output

organisasi diusahakan agar tidak menyimpang dari

rencana semula. Dengan demikian, definisi pengawasan

menurut Robbins seperti dikutip oleh Pidarta adalah:

Proses memonitor aktivitas-aktivitas untuk me-ngetahui apakah individu-individu dan organisasi itu sendiri memperoleh dan memanfaatkan sumber-sumber pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuannya, serta memberikan koreksi apabila tidak tercapai.

Pengawasan dan Evaluasi dalam standar

pengelolaan pendidikan yang harus dilakukan oleh

sekolah antara lain: Program Pengawasan; Evaluasi

Diri; Evaluasi dan Pengembangan KTSP; Evaluasi

Pendayagunaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

dan Akreditasi Sekolah.

Sekolah/Madrasah menyusun program penga-

wasan secara obyektif, dan berkelanjutan dan

didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan.

Pemantauan pengelolaan sekolah/madrasah dilakukan

oleh komite sekolah atau pihak-pihak yang berkepen-

tingan yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan

untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

26

pengelolaan. Supervisi pengelolaan akademik dilakukan

secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah/

madrasah dan pengawas sekolah/madrasah. Guru

melaporkan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-

kurangnya setiap akhir semester yang dilakukan

kepada kepala sekolah/madrasah dan orang tua wali

peserta didik. Pengawas sekolah melaporkan hasil

pengawasan disekolah kepada bupati/walikota melalui

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang bertanggung

jawab di bidang pendidikan dan sekolah yang

bersangkutan, setelah dikonfirmasi pada sekolah

terkait. Pengawas madrash melaporkan hasil penga-

wasan di madrasah keoada kantor departemen Agama

Kabupaten/Kota dan pada madrasah yang bersang-

kutan, setelah dikonfirmasi pada madrasah terkait.

Setiap pihak yang menerima lapran hasil pengawasan

menindaklanjuti laporan hasil pengawasan tersebut

dalam rangka meningkatkan mutu sekolah/ madrasah,

termasuk memberikan sanksi atas penyimpangan yang

ditemukan. Sekolah/Madrasah mendokumentasikan dan

menggunakan hasil pemantauan, supervisi, evaluasi,

dan pelaporan serta catatan tindak lanjut untuk mem-

perbaiki kinerja sekolah/madrasah, dalam pengelolaan

pembelajaran dan pengelolaan secara keseluruhan.

Evaluasi diri: dalam pelaksanaannya sekolah me-

lakukan evalusi diri terhadap kinerja sekolah/ma-

drasah; sekolah/madrasah menetapkan prioritas indi-

kator untuk mengukur, menilai kinerja, dan melakukan

perbaikan dalam rangka pelaksanaan Standar Nasional

Pendidikan; sekolah/madrasah melaksanakan evaluasi

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

27

proses pembelajaran secara periodik pada akhir se-

mester akademik; evaluasi program kerja tahunan

secara secara periodik sekurang-kurangnya satu kali

dalam setahun, pada akhir tahun anggaran sekolah-

/madrasah. Evaluasi diri sekolah/madrasah dilakukan

secara periodik berdasarkan data dan informasi yang

sahih.

Proses Evaluasi dan Pengembangan KTSP: dilak-

sanakan secara komprehensif dan fleksibel; berkala;

integatif dan monolitik; serta menyeluruh dengan

melibatkan berbagai pihak. Melakukan Evaluasi

Pendayagunaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Akreditasi Sekolah/Madrasah: sekolah/madrasah

menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk

mengikuti akreditasi sesuai dengan peraturan perun-

dang-undangan yang berlaku; sekolah meningkatkan

status akrditasi, dengan menggunakan lembaga ekster-

nal yang memiliki legitimasi; sekolah/madrasah harus

terus meningkatkan kualitas kelembagaan secara

holistik dengan menindaklanjuti saran-saran hasil

akreditasi.

2.2.4 Kepemimpinan Sekolah

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor

yang sangat berperan dalam sebuah organisasi.

Keberhasilan organisasi mencapai tujuan yang telah

ditetapkan akan sangat tergantung pada berperannya

kepemimpinan. Kepemimpinan berkaitan dengan

kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk

mengadakan pertemuan secara efektif dengan para

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

28

guru dalam situasi yang kondusif (Mulyono, 2009:144).

Pola kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala

sekolah sebagai pemimpin akan sangat berpengaruh

dalam menentukan arah dan kebijakan pendidikan

yang dibangun. Dalam Permen nomor 19 Tahun 2007,

Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah memiliki

kemampuan memimpin yaitu pengetahuan, keterampil-

an, dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai, dan

diwujudkannya dalam melaksanakan tugas keprofesio-

nalan sesuai dengan Standar Pengelolaan Satuan

Pendidikan. Kemudian Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan dalam pengelolaan Sekolah Dasar dan

Menengah tahun1994, menjelaskan, bahwa:

kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan kepala sekolah untuk memberikan pengaruh-pengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk melaksanakan tugas dan kegiatan secara bersama-sama dalam mencapai tujuan pendidikan secara efesien dan efektif

Kepala sekolah/madrasah dalam Permen 19

tahun 2007 memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

a) Menjabarkan visi ke dalam misi target mutu; b) Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan

dicapai; c) Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan dan

kelemahan sekolah/madrasah; d) Membuat rencana kerja strategis dan rencana

kerja tahunan untuk pelaksanaan peningkatan mutu;

e) Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah

f) Melibatkan guru, komite sekolah dalam peng-ambilan keputusan penting sekolah/madrasah.

g) Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta didik dan masyarakat;

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

29

h) Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas prestasi dan sanksi atas pelanggaran per-aturan dan kode etik;

i) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik;

j) Betanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan kurikulum;

k) Melaksanakan dan merumuskan program super-visi, serta memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja sekolah/ madrasah;

l) Meningkatkan mutu pendidikan; m) Memberikan teladan dan menjaga nama baik

lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang dibeikan kepadanya;

n) Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan dan pelaksanaan visi pembelajaran yang di-komunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah/madrasah;

o) Membantu, membina, dan mempertahankan ling-kungan sekolah/madrasah dan program pembe-lajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan.;

p) Menjamin manajemen organisasi dan peng-operasian sumber daya sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien dan efektif

q) Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan komite sekolah/ madrasah menanggapi kepentingan dan ke-butuhan komunitas yang beragam, dan memo-bilisasi sumber daya masyarakat;

r) Memberi contoh/teladan/tindakan yang ber-tanggung jawab

Kepala sekolah dapat mendelegasikan sebagian

tugas dan kewenangan kepada wakil kepala sekolah/-

madrasah sesuai dengan bidangnya.

2.2.5 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen saat ini sudah

menjadi kebutuhan yang cukup penting bagi sekolah,

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

30

dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan infor-

masi kepada semua komponen sekolah, terutama bagi

semua siswa, orang tua siswa, guru, dan pengelola

sekolah. Sistem berasal dari Bahasa Yunani, yaitu

Systema yang mempunyai arti: (1) suatu keseluruhan

yang tersusun dari sekian banyak bagian, dan (2)

hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan

atau komponen-komponen secara teratur (Depdiknas,

2007). Sedangkan informasi adalah data yang diolah

menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti

bagi yang menerima (Depdiknas, 2007). Sementara itu

Hasibuan (2013) menyatakan, bahwa manajemen ada-

lah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

sistem informasi manajemen adalah ilmu dan seni

mengatur proses pemanfaatan data yang diolah men-

jadi bentuk yang lebih berguna secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Apabila

dikaitkan dengan sekolah, maka sistem informasi

manajemen sekolah adalah suatu cara mengatur proses

pemanfaatan data yang berasal dari berbagai kegiatan

yang dijalankan oleh sekolah antara lain meliputi,

penilaian siswa, penggajian guru, perpustakaan,

administrasi, operasional sekolah dan lain-lain, secara

efektif dan efisien agar dapat dipergunakan oleh pihak-

pihak yang membutuhkan. Agar dapat tercapai hasil

yang maksimal, pengelolaan dapat dilakukan dengan

menerapkan sistem komputerisasi bagi masing-masing

kegiatan yang kemudian digabung menjadi satu

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

31

kesatuan sistem yang akan mengelola sekolah secara

keseluruhan.

Kurniawan (2002) menyatakan, bahwa Sistem

Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah sistem

terstruktur yang digunakan untuk mengelola data

secara komputerisasi. Didalam SIM terdapat beberapa

fungsi yang dibutuhkan yaitu pencarian, pemu-

takhiran, presentasi data dan penyimpanan data.

Dengan demikian dapat diharapkan dengan SIM dapat

dikaitkan untuk mempermudah penyusunan informasi

manajemen sekolah agar terstruktur dengan baik.

Dengan informasi-informasi tersebut dapat membantu

untuk menggambarkan keadaan sekolah baik dari segi

visi maupun sumber daya manusia yang ikut ber-

partisipasi.

Dengan diterapkannya SIM sekolah/madrasah

berbasis teknologi informasi akan memberi peluang:

1) Sekolah/madrasah untuk:

a. mengelola SIM yang memadai guna

mendukung administrasi pendidikan yang

efektif, efisien, dan akuntabel;

b. menyediakan fasilitas informasi yang efektif,

efisien, dan mudah diakses;

c. menugaskan seorang guru atau tenaga

kependidikan untuk melayani permintaan

informasi maupun pemberian informasi atau

pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan

pengelolaan sekolah/madrasah baik secara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

32

lisan maupun tertulis dan semuanya direkam

dan didokumentasikan; dan

d. melaporkan data informasi sekolah/madrasah

yang telah terdokumentasikan kepada Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota.

2) Komunikasi antar warga sekolah/madrasah di

lingkungan sekolah/madrasah dilaksanakan

secara efektif dan efisien.

2.3 Akreditasi Satuan Pendidikan

Akreditasi adalah benchmark yang sangat positif

dalam upaya meningkatkan mutu sekolah yang bersifat

berkelanjutan. Sekolah bermutu terpadu merupakan

bagian dari prinsip Total Quality Manajemen (TQM).

Salis (2006) menuliskan, TQM merupakan suatu

prinsip yang efisien untuk melakukan pelayanan mutu

terus-menerus. Umiarso dan Gojali (2010) berpendapat

bahwa peningkatan mutu dalam pendidikan dapat

dilakukan dengan melalui prinsip TQM. Prinsip

tersebut antara lain fokus pada pelanggan pendidikan,

gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan pelibatan

anggota sekolah dalam kegiatan di luar tanggung jawab

proses belajar mengajar serta dibutuhkan perbaikan

terus-menerus, perlu juga menjalin hubungan baik

antara pihak sekolah dengan pengguna jasa

pendidikan.

Akreditasi merupakan kegiatan penilaian yang

dilakukan oleh pemerintah atau lembaga mandiri yang

berwenang untuk menentukan kelayakan program atau

satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

33

ditetapkan, sebagai bentuk akuntabilitas publik dengan

menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu

kepada Standar Nasional Pendidikan. Akreditasi pada

satuan pendidikan memberikan informasi bahwa

sebuah sekolah atau program telah memenuhi standar

kelayakan dan kinerja yang telah ditentukan.

Dalam Pasal 60 Undang-Undang N0.20 tahun

2003 yang menyebutkan bahwa sekolah perlu

diakreditasi karena:

a. Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan

program dan satuan pendidikan pada jalur

pendidikan formal dan non formal pada setiap

jenjang dan jenis pendidikan.

b. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan

dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwewenang

sebagai bentuk akuntabilitas publik.

c. Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat

terbuka.

Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah

(2009) menyatakan, bahwa akreditasi dilaksanakan

dalam rangka: 1) Memberi informasi bahwa sebuah

sekolah atau program telah memenuhi standar kelayak-

an dan kinerja yang telah ditentukan. 2) Membantu

sekolah melakukan evaluasi diri dan menentukan

kebijakan sendiri dalam upaya peningkatan mutu. 3)

Membimbing calon peserta didik, orang tua, dan

masyarakat untuk mengidentifikasi sekolah bermutu

yang dapat memenuhi kebutuhan individual terhadap

pendidikan termasuk mengidentifikasikan sekolah yang

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

34

memiliki prestasi dalam suatu bidang tertentu yang

mendapat pengakuan masyarakat. 4) Membantu seko-

lah dalam menentukan dan mempermudah transfer

peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain,

pertukaran guru, dan kerjasama yang saling mengun-

tungkan. 5) Membantu mengidentifikasi sekolah dan

program dalam rangka pemberian bantuan pemerintah,

investasi dana swasta dan donator atau bentuk

bantuan lainnya.

Bagi Sekolah hasil akreditasi memiliki makna

yang penting, karena ia dapat digunakan sebagai:

1) Acuan dalam upaya peningkatan mutu sekolah

dan rencana pengembangan sekolah.

2) Umpan balik untuk usaha pemberdayaan dan

pengembangan kinerja warga sekolah dalam

rangka menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran,

strategi dan program sekolah.

3) Pendorong motivasi untuk sekolah agar terus

meningkatkan mutu sekolahnya secara bertaha,

terencana, gradual dan kompetitif di tingkat

kabupaten/kota, provinsi, nasional bahkan

regional dan internasional;

4) Bahan informasi bagi sekolah sebagai masyarakat

belajar untuk meningkatkan dukungan dari

pemerintah, masyarakat maupun sektor swasta

dalam hal profesionalisme, moral, tenaga, dan

dana. (BSNP 2010).

Badan Akreditasi Sekolah Nasional (2004)

mengemukakan prinsip-prinsip dalam melaksanakan

akreditasi sekolah adalah sebagai berikut:

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

35

1) Obyektif

Berbagai aspek yang terkait dengan kinerja dan

kelayakan diperiksa untuk memperoleh informasi

tentang keberadaan yang menggambarkan kondisi

yang sebenarnya dan dibandingkan dengan kondisi

yang diharapkan. Dalam prosesnya digunakan

indikator-indikator yang dikaitkan dengan kriteria-

kriteria yang diinginkan sebagai dasar penilaian.

2) Efektif

Hasil yang diperoleh harus mampu memberikan

informasi yang bisa digunakan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak-pihak

yang terkait, seperti kepala sekolah dalam rangka

melakukan perencanaan atau peningkatan mutu,

dan pihak pemerintah maupun masyarakat dalam

rangka memfasilitasi upaya peningkatan kelayakan

dan kinerja sekolah itu.

3) Komprehensif

Dalam pelaksanaan akreditasi sekolah meliputi

berbagai aspek yang bersifat menyeluruh. Dengan

demikian hasil yang diperoleh dapat menggambarkan

secara utuh kondisi kelayakan dan kinerja sekolah

tersebut.

4) Memandirikan

Kewenangan melakukan akreditasi sekolah berada

pada lembaga eksternal di luar sekolah itu yang

secara teknis bersifat mandiri. Namun demikian,

proses analisis meliputi evaluasi diri oleh sekolah

dengan menggunakan instrumen yang disediakan

oleh lembaga eksternal tersebut. Hasil evaluasi dapat

digunakan untuk menentukan tingkat kelayakan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

36

sekolah dibandingkan standar kelayakan nasional

yang dijadikan pagu. Proses akreditasi akan

berdampak bagi sekolah yang bersangkutan untuk

dapat mengetahui kekuatan dan kelemahannya, dan

berupaya memperbaiki dan meningkatkan mutu

kelayakan dan kinerjanya.

5) Keharusan

Akreditasi dilakukan untuk setiap sekolah, baik

sekolah negeri maupun swasta. Namun demikian

sekolah yang akan diakreditasi dapat mengajukan

permohonan terlebih dahulu kepada Badan Akre-

ditasi Sekolah. Sekolah yang belum siap dapat meng-

ajukan permohonan untuk menunda pelaksanaan

akreditasi.

2.4 Keterlaksanaan Antara SMA Terakre-

ditasi A dengan Terakreditasi B

Asmani (2010:175-198) membahas secara tidak

langsung kaitan antara keterlaksanaan standar penge-

lolaan pendidikan dengan akreditasi sekolah. Dua profil

sekolah yang dibahasnya di dalam buku yang berjudul

Tips Lulus Akreditasi Sekolah/Madrasah Panduan

Manajemen Mutu Sekolah/Madrasah Berorientasi

Kompetitif yaitu SMP Maarif NU Pandaan Pasuruan

Jawa Timur, SD Muhammadiyah 15 Surabaya, menun-

jukkan bahwa sekolah yang terakreditasi A melaksana-

kan komponen standar pengelolaan pendidikan dengan

baik. Terdapat pembahasan mengenai bagian-bagian

dari standar pengelolaan pendidikan yang menonjol

dari kedua profil sekolah di atas, diantaranya seperti

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

37

kekuatan mereka dalam mewujudkan manajemen

profesional yang sangat dominan. Hal ini dilihat dari

pola manajemen yang dinamis, efektif, dan antisipatif.

Sekolah tersebut mampu merespon tantangan

eksternal dan internal dengan cepat, bahkan mampu

melakukan ekspansi keluar demi pengembangan

kelembagaan. Selain itu kaderisasi berjalan dengan

baik dan monitoring serta evaluasi terus dilakukan.

Kepala sekolah sebagai pemegang otoritas tidak otoriter

dan sentralistik. Ada pembagian kerja sesuai dengan

aturan yang ada sehingga masing-masing pihak bekerja

dalam koridor yang jelas dan tidak terjadi tumpang

tindih. Penjelasan ini memberi keterangan bahwa

sekolah yang terakreditasi A memiliki tata kelola yang

baik. Tidak ada pembahasan yang menunjukkan

sekolah terakreditasi B dijadikan dasar pembahasan

untuk acuan keterlaksanaan standar pengelolaan

pendidikan. Dasar ini digunakan untuk membentuk

sebuah hipotesis yang menunjukkan bahwa ada

perbedaan dalam keterlaksanaan standar pengelolaan

pendidikan antara Sekolah yang terakreditasi A dan

Sekolah terakreditasi B.

Dalam melakukan akreditasi sekolah/madrasah,

kebutuhan akan data atau dokumen penunjang dalam

bentuk bukti fisik sangat mutlak diperlukan. Tanpa

adanya data atau dokumen penunjang, BAS-S/M tidak

dapat menilai dan memberikan akreditasi terhadap

suatu sekolah/madrasah. Data atau dokumen

penunjang dikembangkan berdasarkan standar dan

parameter penilaian yang dikembangkan oleh badan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

38

akreditasi. Data atau dokumen penunjang berisi

kumpulan data dan informasi mengenai masukan,

proses, keluaran, hasil dan dampak yang bercirikan

upaya untuk meningkatkan mutu kinerja, keadaan dan

perangkat kependidikan sekolah/madrasah secara

berkelanjutan. Yang dinilai adalah: (1) Kinerja penge-

lolaan sekolah berdasarkan kerja tim dan kemitraan

yang kuat dengan visi dan misi yang jelas dan di-

ketahui oleh semua pihak; (2) Rencana kerja sekolah

mencantumkan tujuan yang jelas untuk program

peningkatan dan perbaikan berkelanjutan yang ter-

sosialisasi dengan baik; (3) Rencana kerja sekolah

berdampak terhadap peningkatan hasil belajar; (4)

Pengumpulan dan penggunaan data yang handal dan

valid; (5) Pemberian dukungan dan kesempatan kesem-

patan pengembangan profesi bagi para pendidik dan

tenaga kependidikan; dan (6) Masyarakat mengambil

bagian dalam kehidupan sekolah.

Akreditasi sebagai proses penilaian terhadap

kelayakan dan kinerja sekolah merupakan kegiatan

yang bersifat menyeluruh dalam memotret kondisi

nyata sekolah dibandingkan dengan standar yang telah

ditetapkan. Hasil penilaian berupa kualifikasi seperti

tampak pada Tabel 2.1. berikut:

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

39

Tabel 2.1 Kualifikasi Penilaian Akreditasi

Aspek Kualifikasi A Kualifikasi B Visi dan Misi sekolah Merumuskan dan

menetapkan visi dan misi, mudah dipahami dan sering disosialisasikan

merumuskan dan menetapkan visi, msi, mudah dipaha-mi dan pernah disosialisasikan.

Tujuan sekolah Merumuskan dan menetapkan tujuan sekolah, mudah di-pahami dan sering disosialisasikan.

Merumuskan dan menetapkan tujuan sekolah, mudah di-pahami dan pernah disosialisasikan.

Rencana kerja Memiliki rencana jangka menengah dan rencana kerja tahunan dan sudah disosialisasikan.

Memiliki rencana jangka menengah dan rencana kerja tahunan dan belum disosialisasikan.

Memiliki pedoman ter-tulis yang mengatur pengelolaan sekolah

Memiliki 7 aspek atau lebih

Memiliki 5 atau 6 aspek

Struktur organisasi Memiliki struktur organisasi yang dipajang di dinding dan disertai uraian tugas yang jelas.

Memiliki struktur disertai uraian tugas yang jelas

Kegiatan sekolah Sebanyak 76% - 100 % kegiatan sesuai dengan rencana kerja tahunan.

Sebanyak 51% - 75 % kegiatan sesuai dengan rencana kerja tahunan.

Kegiatan kesiswaan Melaksanakan 4 atau lebih kegiatan kesiswaan.

Melaksanakan 3 kegiatan kesiswaan.

Kegiatan pengembang-an kurikulum dan pembelajaran

Melaksanakan 4 kegiatan atau lebih.

Melaksanakan 3 kegiatan.

Program pendayagu-naan pendidik dan tenaga kependidikan.

Melaksanakan 4 program atau lebih.

Melaksanakan 3 program.

Program sarana dan prasarana.

Mengelola 4 program atau lebih.

Mengelola 3 program.

Program pengelolaan pembiayaan pendidikan.

Memiliki 4 program atau lebih.

Memiliki 3 program.

Menciptakan suasa-na, iklim, dan ling-kungan pembelajaran

Melaksanakan 4 kegiatan atau lebih.

Melaksanakan 3 kegiatan.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

40

Aspek Kualifikasi A Kualifikasi B yang kondusif. Dokumen tentang keterlibatan masya-rakat pendukung dan membangun kemitra-an dengan lembaga lain yang relevan dalam pengelolaan pendidikan.

Memiliki 4 dokumen atau lebih.

Memiliki 3 dokumen.

Program pengawasan Memiliki 4 dokumen atau lebih.

Memiliki 3 dokumen.

Evaluasi diri Melaksanakan eva-luasi diri setidak-ti-daknya sekali dalam satu semester.

Melaksanakan evaluasi diri setidak-tidaknya sekali dalam dua semester.

Evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan.

Melaksanakan 4 program evaluasi

Melaksanakan 3 program evaluasi

Unsur pelaksanaan akreditasi

Mempersiapkan 4 unsur pelaksanaan akreditasi.

Mempersiapkan 3 unsur pelaksanaan akreditasi.

Tupoksi kepemim-pinan kepala sekolah

Melaksanakan 15-18 tupoksi

Melaksanakan 11-14 tupoksi

Sistem informasi Memiliki sistem in-formasi dan memi-liki fasilitas dan petugas khusus.

Memiliki sistem informasi tetapi tidak memiliki petugas khusus.

Sumber: BAN – S/M 2014, Instrumen Akreditasi SMA

Dalam melaksanakan penjaminan mutu Standar

Pengelolaan Pendidikan, sekolah perlu memperhatikan

dua hal. Pertama, kriteria minimal yang harus dicapai

berdasarkan Permendiknas No. 19 Tahun 2007,

indikator operasional, dan kriteria pencapaian tujuan.

Kedua, sekolah perlu memperhatikan indikator dan

kriteria keunggulan tingkat satuan pendidikan

sehingga sekolah dapat memiliki target yang lebih tinggi

daripada kriteria pada Standar Nasional Pendidikan

(SNP).

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

41

2.5 Penelitian-penelitian sebelumnya dan

literatur yang mendukung

Penelitian tentang Standar Pengelolaan Pendidik-

an sebelumnya pernah dilakukan oleh Haryono (2010)

di SMK Farmasi Semarang, dengan hasil analisis:

sekolah belum melakukan pengelolaan pendidikan

sesuai dengan Standar Pengelolaan Pendidikan secara

maksimal, sekolah yang diteliti kurang memahami

Standar Pengelolaan Pendidikan. Selanjutnya dalam

penelitiannya ia menemukan bahwa dari 5 komponen

Standar Pengelolaan Pendidikan, yang belum berjalan

sama sekali adalah komponen Sistem Informasi

Manajemen. Sedangkan Komponen Pelaksanaan Ren-

cana Kerja dan Kepemimpinan Sekolah pelaksana-

annya cukup baik (diatas 50%), sedangkan Komponen

Perencanaan Program dan Pengawasan dan Evaluasi

pelaksanaannya masih kurang (di bawah 50%). Hasil

penelitian di atas menunjukkan bahwa di SMK Farmasi

Semarang terdapat 2 Komponen dalam Standar

Pengelolaan Pendidikan yang pelaksanaannya masih

kurang baik.

Penelitian Subagyo (2013) dilakukan untuk

mengetahui signifikansi perbedaan keterlaksanaan

Standar Pengelolaan Pendidikan SD/MI terakreditasi A

dan B di Kota Salatiga Berdasarkan Permendiknas RI

Tahun 2007. Penelitian ini menggunakan Metode

kuantitatif dengan cara mengisi angket tentang standar

penge-lolaan penfifikan yang disusun BNSP. Penelitian

yang dilakukan pada para kepala SD/MI sebanyak 70

Kepala Sekolah yang terdiri dari 33 orang kepala dari

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

42

SD/MI terakreditasi A (Sangat Baik) dan 37 orang

kepala dari SD/MI terakreditasi B (Baik). Dari

penelitian itu diperoleh: Nilai rerata (Mean) sekolah

terakreditasi A adalah 232,667 ada pada kategori Baik,

sedangkan nilai rerata (Mean) sekolah terakreditasi B

adalah 231,946 ada pada kategori Baik. Nilai tes uji

beda (t- test) koefisien t = 0,425; p = 0,674 > 0,05. Hasil

penelitian ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan antara SD/MI terakreditasi A dengan SD/MI

terakreditasi B dalam keterlaksanaan Standar Penge-

lolaan Pendidikan di Kota Salatiga. Dari penelitian

tersebut, Subagyo memberi sudut pandang bahwa tidak

ada perbedaan keterlaksanaan standar pengelolaan

pendidikan di Sekolah terakreditasi A dan B.

Sementara haryono menegaskan SMK Farmasi

”Yayasan Pharmasi” Semarang belum melakukan

pengelolaan pendidikan sesuai dengan Standar Penge-

lolaan Pendidikan secara maksimal. Hal tersebut me-

nunjukkan bahwa keterlaksanaan Standar Pengelolaan

Pendidikan belum terlaksana dengan baik.

Sa’ud, et. al dalam penelitian yang berjudul

Pengaruh Akreditasi Terhadap Mutu Pendidikan (Studi

Tentang Pengaruh Akreditasi Terhadap Mutu

Pendidikan Di Sekolah Menengah Atas Se-Kota

Bandung), Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap

pengaruh akreditasi sekolah terhadap peningkatan

mutu pendidikan SMA di Kota Bandung. Metode yang

digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis

korelasi. Pengujian hipotesis menggunakan uji-F,

hasilnya menunjukkan bahwa akreditasi sekolah

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

43

berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan

sebesar 63,6%.

BSNP (2012) Naskah Standar Pengelolaan Pendi-

dikan ini berisi tentang: Perencanaan Program Sekolah,

Pendayagunaan Guru dan Tenaga Kependidikan,

Pengelolaan Sarana Prasarana, Kegiatan Pembelajaran,

Penilaian Hasil Belajar dan Pengawasan di Sekolah/-

madrasah (BNSP 2012). Literatur di atas menjadi

bahan kajian dan pedoman dalam penelitian ini.

2.6 Kerangka Pikir

Kerangka pikir penelitian ini dikembangkan ber-

dasarkan Standar Nasional Pendidikan dalam rangka

penjaminan pendidikan bermutu. Pada penelitian Ke-

terlaksanaan Standar Pengelolaan Penidikan Peneliti

akan melihat pada sisi yang berbeda dengan melaku-

kan analisis deskriptif dan analisis komparatif dengan

Uji t pada SMA Terakreditasi A dan SMA Terakreditasi

B di Kabupaten Semarang.

Adapun kerangka pemikiran teoretis Keterlak-

sanaan Standar Pengelolaan Pendidikan di SMA Ter-

akreditasi adalah sebagai berikut:

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...lolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah diatur dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007. Standar pengelolaan pendidikan pada tingkat

44

Gambar. 2.1 Kerangka Pikir

Standar Nasional

Pendidikan

Standar 6: Standar Pengelolaan Pendidikan

1. Perencanaan Program

2. Pelaksanaan Rencana Kerja

3. Pengawasan dan Evaluasi

4. Kepemimpinan Sekolah

5. Sistem Informasi Manajemen

Pelaksanaan Pengelolaan Pendidikan

StakeHolder

dan Pihak Sekolah

Standar Penjaminan Mutu

Keterlaksanaan Standar PengelolaanPendidikan

SMA Terakreditasi A SMA Terakreditasi B

Analisis Komparatif: Perbedaan Keterlaksanaan Standar Pengelolaan Pendidikan