bab ii tinjauan pustaka -...

22
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengelolaan Pembelajaran Menurut Echols dan Hasan Shadily (2004: 1) manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola. Menurut Mulyono (2008: 35) manajemen adalah sebuah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi dengan memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Dale (dalam Pidarta, 2004: 2) menyata- kan manajemen berarti: (1) mengelola orang-orang, (2) pengambilan keputusan, (3) proses mengorganisasi dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang sudah ditentukan. Lebih lanjut Pidarta (2004: 4) menegaskan bahwa dalam pendidikan manajemen dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendi- dikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Mana- jemen merupakan proses perencanaan, pengorgani- sasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi

Upload: trinhnhan

Post on 05-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengelolaan Pembelajaran

Menurut Echols dan Hasan Shadily (2004: 1)

manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage

yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan

mengelola. Menurut Mulyono (2008: 35) manajemen

adalah sebuah proses yang terdiri dari perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi dengan

memberdayakan sumber daya manusia dan sumber

daya lainnya. Dale (dalam Pidarta, 2004: 2) menyata-

kan manajemen berarti: (1) mengelola orang-orang,

(2) pengambilan keputusan, (3) proses mengorganisasi

dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan

tujuan yang sudah ditentukan.

Lebih lanjut Pidarta (2004: 4) menegaskan

bahwa dalam pendidikan manajemen dapat diartikan

sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendi-

dikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Mana-

jemen merupakan proses perencanaan, pengorgani-

sasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha

para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya

organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

10

yang telah ditetapkan. Hal ini berarti bahwa manajer

atau pemimpin organisasi berusaha agar tujuan yang

telah ditetapkan organisasi dapat tercapai.

Berdasarkan hal di atas maka pengertian penge-

lolaan mengandung unsur dan proses. Usaha ditun-

jukkan oleh kemauan kepala sekolah, tenaga edukatif

dan tenaga administratif yang terlibat, sedangkan

proses ditunjukkan oleh jalannya usaha dalam rangka

pencapaian tujuan di sekolah. Usaha dan proses

tersebut berupa kegiatan-kegiatan pengelolaan, seperti

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian. Suryosubroto (2004: 33) mengabstrak-

sikannya menjadi empat proses yaitu: planning,

organizing, actuating, dan controling. Keempat proses

tersebut lazim juga digambarkan dalam bentuk siklus,

karena setelah langkah controlling, lazimnya dilanjut-

kan dengan membuat planning (perencanaan) baru.

Hersey (dalam Pidarta, 2004: 13) memberikan

penjelasan bahwa empat fungsi pengelolaan yakni

merencanakan, mengorganisasi, memotivasi dan

mengontrol. Menurut Suryobroto (2004: 35) pengelo-

laan pendidikan mengandung pengertian proses untuk

mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pemantauan.

Dalam pengelolaan pembelajaran, seorang guru

hendaknya memiliki kemampuan untuk menentukan

strategi pembelajaran yang tepat sehingga pembela-

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

11

jaran menjadi lebih efektif dan efisien. Sebagaimana

dikemukakan oleh Dick and Carey (dalam Uno,

2008:1), bahwa strategi pembelajaran terdiri atas

seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur

atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh

guru dalam rangka membantu peserta didik dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Mulyono (2008: 25-27) proses pengelo-

laan meliputi beberapa tahap sebagai berikut:

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan adalah proses kegiatan rasional

dan sistematik dalam menetapkan keputusan, kegiat-

an atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan di

kemudian hari dalam rangka usaha mencapai tujuan

secara efektif dan efisien. Manajemen merupakan

proses pengkoordinasian dan pengintegrasian semua

sumber, baik manusia, fasilitas, maupun sumber daya

teknikal lain untuk mencapai tujuan khusus yang

ditetapkan (Danim, 2007: 32). Perencanaan dalam

pembelajaran memiliki fungsi: (1) memberi pemaham-

an pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan

yang hendak dicapai, (2) menambah keyakinan pada

guru atas nilai-nilai pengajaran dan prosedur yang

digunakan, (3) membantu guru dalam rangka menge-

nal kebutuhan-kebutuahn dan minat siswa, (4) me-

ngurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam

mengajar (Hamalik, 2011: 135).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

12

Perencanaan dalam penelitian ini adalah rang-

kaian kegiatan yang dilakukan sekolah dalam penyu-

sunan kegiatan pembelajaran IPS dengan mengguna-

kan multimedia. Dalam hal ini kepala sekolah melibat-

kan komite sekolah dalam penyusunan program dan

komponen sekolah lainnya seperti guru. Dalam kegiat-

an penyusunan ini ada beberapa hal yang dipertim-

bangkan sehingga diharapkan pelaksanaan pembela-

jaran IPS berjalan efektif.

Langkah-langkah dalam perencanaan pembela-

jaran IPS adalah menentukan tujuan yang harus

dicapai, menentukan strategi untuk mencapai tujuan,

memilih sumber daya yang mendukung, dan imple-

mentasi setiap keputusan. Diharapkan dengan peren-

canaan pembelajaran yang baik, maka akan meng-

hasilkan PBM yang baik pula.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah menyusun hubungan

perilaku yang efektif dan antar personalia, sehingga

mereka dapat bekerja sama secara efisien dan mem-

peroleh keputusan pribadi untuk melaksanakan

tugas-tugas dalam situasi lingkungan yang ada guna

mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Pengorgani-

sasian atau Organizing menurut Tery (dalam Sagala,

2006: 23) adalah menciptakan suatu struktur dengan

bagian-bagian yang terintegrasikan sehingga hubung-

an satu sama lain dalam organisasi dipengaruhi oleh

hubungan keseluruhan dalam sistem.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

13

Langkah kegiatan pengorganisasian dalam pene-

litian ini diimplementasikan dalam bentuk pemberian

tugas kepada guru, pengorganisasian materi pembela-

jaran IPS, dan jadwal pelaksanaan kegiatan pem-

belajaran IPS. Pengorganisasian tugas pengajar dan

jadwal IPS dilakukan oleh sekolah. Sementara itu,

pengorganisasian materi pembelajaran dilakukan oleh

guru itu sendiri. Adapun hasil dari pengorganisasian

ini berupa terlaksananya program oleh guru atau

kepala sekolah sesuai dengan job description masing-

masing.

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk mere-

alisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam

rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Rencana yang telah disusun akan mempunyai nilai

jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dalam

pelaksanaan, setiap organisasi harus memiliki kekuat-

an yang mantap dan meyakinkan sebab jika tidak

kuat, maka proses pendidikan yang diinginkan sulit

terealisasi.

Dalam penelitian ini penggunaan berbagai media

pembelajaran diimplementasikan dalam bentuk segala

aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran IPS,

khususnya pada saat berada di lingkungan sekolah.

Langkah utama dalam pelaksanaan pembelajaran IPS

berbasis multimedia ini berupa: (1) penentuan materi

pembelajaran IPS oleh guru, (2) pemilihan media

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

14

pembelajaran yang tepat, (3) penggunaan serta pera-

gaan media pembelajaran oleh guru, (4) interaksi guru

dengan siswa dalam proses pembelajaran IPS.

2.1.2 Pembelajaran Berbasis Multimedia

Kata Multimedia terdiri dari dua kata, yaitu

multi yang berarti banyak, dan media yang berarti

perantara. Menurut Djamarah dan Zain (2010: 121)

multimedia berarti beberapa alat bantu apa saja yang

dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna menca-

pai tujuan pengajaran. Media sebagai sumber belajar

diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audio-

visual, dimana penggunaan media ini juga harus

disesuaikan dengan tujuan instruksional dan kompe-

tensi guru.

Multimedia merupakan salah satu bentuk

teknologi komputer yang saat ini banyak digunakan

dalam bidang pendidikan. Multimedia mencakup

berbagai media dalam satu perangkat lunak (software).

Menurut beberapa pakar, di antaranya Furt, Haffors,

Thomson dan Jayant (Munir, 2001: 13) multimedia

adalah penggunaan antara berbagai media seperti

teks, numerk, frafik, gambar, animasi, video, fotografi,

dan data dengan program komputer (dalam satu

software digital) serta mempunyai kemampuan inter-

aktif, menjadi salah satu alternatif yang baik sebagai

alat bantu dalam pembelajaran.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

15

Sebagaimana dikemukakan oleh Hasrul (2010)

bahwa multimedia interaktif adalah sebuah teknologi

baru dengan potensi yang sangat besar untuk mengu-

bah cara belajar, cara untuk mendapatkan informasi

dan cara untuk menghibur. Diskusi melalui multi-

media interaktif merupakan cara baru untuk belajar

yang paling populer dari multimedia pembelajaran.

Penggunaan teknologi multimedia sebagai salah satu

media pembelajaran merupakan salah satu alternatif

untuk membantu mengatasi masalah belajar siswa,

karena dengan menggunakan teknologi multimedia

(seperti CD interaktif), siswa mampu untuk belajar

mandiri, lebih mudah, nyaman, dan belajar sesuai

dengan kemampuannya tanpa kendala eksternal.

Suyanto (dalam Ambarwati, 2010) menyatakan

ada empat komponen penting multimedia:

(1) harus ada komputer yang mengkoordinasikan

apa yang dilihat dan didengar, yang berinteraksi dengan pengguna, (2) harus ada link yang meng-

hubungkan kita dengan informasi, (3) harus ada

alat navigasi yang memandu pengguna menjelajah jaringan informasi, (4) multimedia menyediakan

tempat kepada pengguna untuk mengumpulkan,

memproses, mengomunikasikan informasi dan ide.

Dalam pembelajaran multimedia diasumsikan

siswa memperoleh pengalaman yang cukup karena

memanfaatkan panca indera sehingga memaksimalkan

proses pembelajaran yang berdampak pada mening-

katnya hasil belajar siswa menjadi lebih baik

(Cronbach dalam Baharuddin, 2009: 13).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

16

Elemen-elemen multimedia yang menggabung-

kan beberapa komponen seperti warna, teks, animasi,

gambar/grafik, suara dan video sangat menunjang

dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa yang

memiliki kemampuan kognitif yang berbeda. Konsep

multimedia menurut Mayer (2001) meliputi tiga level,

yaitu: pertama, level teknis yang berkaitan dengan

alat-alat teknik (alat-alat ini dapat dianggap sebagai

kendaraan pengangkut tanda-tanda/signs); kedua,

level semiotik yang berkaitan dengan bentuk represen-

tasi (yaitu teks, gambar atau grafik); bentuk represen-

tasi ini dapat dianggap sebagai jenis tanda (type of

signs); ketiga, level sensorik yaitu berkaitan dengan

saluran sensorik yang berfungsi untuk menerima

tanda (signs). Bila dalam suatu aplikasi multimedia,

pemakai (user) diberikan suatu kemampuan untuk

mengontrol elemen-elemen yang ada, maka multimedia

tersebut dinamakan interactive multimedia (multimedia

interaktif).

Belinda Soo-Phing Teoh and Tse Kian Neo (2007)

dalam Interactive Multimedia Learning: Students’

Attitudes and Learning Impact In an Animation Course

mengemukakan bahwa “Interactivity makes the

learning process responsive and active, governing a

learning of participation and doing, not passive

watching or merely listening”, artinya bahwa interaktif

penggunaan multimedia membuat proses pembelajar-

an menjadi lebih responsif dan aktif, mengatur pem-

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

17

belajaran partisipasi dan melakukan, menonton tidak

pasif atau hanya mendengarkan.

Pada dasarnya, pembelajaran diselenggarakan

dengan harapan agar siswa mampu menangkap/me-

nerima, memproses, menyimpan, serta mengeluarkan

informasi yang telah diolahnya. Gardner (dalam

Rahmat, 2008) mengemukakan bahwa kemampuan

memproses informasi itu dalam bentuk tujuh kecer-

dasan, yaitu: (1) logis-matematis, (2) spasial, (3) lingu-

istik, (4) kinestetik-keparagaan, (5) musik, (6) inter-

personal, dan (7) intrapersonal. Media yang dapat

mengakomodir persyaratan-persyaratan tersebut ada-

lah komputer. Komputer mampu menyajikan informasi

yang dapat berbentuk video, audio, teks, grafik, dan

animasi (simulasi).

Misalnya, dalam pembelajaran IPS, beberapa

topik yang sulit disampaikan secara konvensional atau

sangat membutuhkan akurasi yang tinggi, dapat

dilaksanakan dengan bantuan teknologi komputer/

multimedia, seperti menunjukkan daerah yang sulit

dijangkau maka ditunjukkan dengan peta atau globe,

proses gempa bumi atau gunung meletus dapat disaji-

kan dengan mudah dan cepat melalui video sehingga

dapat mengoptimalkan peran indra dalam menerima

informasi ke dalam sistem informasi. Melalui animasi

suatu bangun ruang dapat digerak-gerakkan, diputar,

dipisahkan menurut bidang-bidang sisinya, sehingga

dapat relatif lebih cepat membangun struktur pema-

haman siswa tentang konsep bangun ruang. Hal ini

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

18

juga memudahkan guru dalam menyampaikan materi

pelajaran.

Multimedia dapat menyajikan sebuah tampilan

berupa teks nonsekuensial, nonlinier, dan multidi-

mensional secara interaktif. Visualisasi tersebut akan

mempermudah dalam memilih, menyintesa dan meng-

elaborasi pengetahuan yang ingin dipahami. Multi-

media hanya salah satu sarana yang mempermudah

proses belajar mengajar tetapi belum tentu sesuai

untuk menyajikan semua pokok bahasan dalam

proses belajar mengajar. Selain itu perbedaan indi-

vidual siswa, sesuai dengan kecepatan dan kemam-

puan belajarnya dapat dibantu dengan layanan

program komputer yang disesuaikan dengan bahan

ajar yang diperlukan serta komunikasi yang berlang-

sung antara siswa dan komputer di bawah fasilitator

guru diwujudkan dalam bentuk stimulus-resplons

(Kusumah, 2003: 1).

Selanjutnya Jonassen (Chaerumman, 2004) ber-

pendapat bahwa pembelajaran berbasis TIK (multi-

media) dapat mendukung terjadinya proses belajar

yang:

a. Active, yaitu memungkinkan siswa terlibat

aktif dikarenakan proses belajar yang menarik

dan bermakna;

b. Constructive, yaitu memungkinkan siswa

menggabungkan konsep/ide baru ke dalam

pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya

untuk memahami makna yang selama ini ada dalam pikirannya;

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

19

c. Collaborative, yaitu memungkinkan siswa

dalam suatu kelompok atau masyarakat untuk saling bekerja sama, berbagi ide, saran dan

pengalaman;

d. Intentional, yaitu memungkinkan siswa untuk

aktif dan antusias berusaha mencapai tujuan yang diinginkannya;

e. Conversational, yaitu memungkinkan siswa

untuk melakukan proses sosial dan dialogis di mana siswa memperoleh keuntungan dari

proses komunikasi tersebut, baik di dalam

maupun di luar lingkungan sekolah;

f. Contextualized, yaitu memungkinkan siswa

untuk melakukan proses belajar pada situasi

yang bermakna (real-world); dan

g. Reflective, memungkinkan siswa untuk dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta

merenungkannya sebagai bagian dari proses

belajar itu sendiri.

Dari uraian tersebut, multimedia memungkin-

kan siswa untuk melatih kemampuan berpikir tingkat

tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan

dan lainnya) serta secara tidak langsung telah mening-

katkan keterampilan penggunaan TIK atau Information

and Communication Technology Literacy (Fryer, 2001).

Salah satu media yang sering digunakan adalah

komputer. Komputer adalah mesin yang dirancang

khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi

kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan

pekerjaan yang diperhitungkan sederhana dan rumit.

Satu unit komputer terdiri atas empat kelompok

komponen dasar, yaitu input (misal keyboard dan

writingpad), prosesor (CPU: unit pemroses data yang

diinput), penyimpanan data (memori yang menyimpan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

20

data yang akan diproses oleh CPU baik secara per-

manen (ROM) maupun untuk sementara (RAM), dan

ouput (misal layar monitor, printer atau plotter) (Azhar

Arsyad, 2002:52). Komputer memiliki kemampuan

untuk menggabungkan dan mengendalikan berbagai

peralatan lainnya, seperti CD player, video tape, dan

audio tape. Di samping itu, komputer dapat merekam,

menganalisis dan memberi reaksi kepada respon yang

diambil oleh pemakai atau siswa (Arsyad, 2002: 52).

Pemanfaatan komputer untuk pendidikan yang

dikenal sering dinamakan pengajaran dengan bantuan

komputer (CAI) dikembangkan dalam beberapa format,

antara lain tutorial, simulasi, permainan, dan

discovery. Komputer telah pula digunakan untuk

mengadministrasi tes dan pengelolaan sekolah

(Arsyad, 2002: 52).

2.1.3 Penerapan Aplikasi Multimedia

Berbagai aplikasi multimedia dapat dilihat pada

penjabaran berikut:

1. Aplikasi Presentasi

Multimedia digunakan sebagai media komuni-

kasi yang efektif untuk menyajikan materi pembela-

jaran kepada peserta didik. Multimedia presentasi

digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang

sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran

klasikal dengan group belajar yang cukup banyak di

atas 50 orang. Media ini cukup efektif sebab meng-

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

21

gunakan multimedia projector yang memiliki jang-

kauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini

adalah menggabungkan semua unsur media seperti

teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi

satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi

sesuai dengan kemampuan belajar siswa. Program ini

dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual,

auditif maupun kinestetik.

Hal ini didukung oleh teknologi perangkat keras

yang berkembang cukup lama, dan telah memberikan

kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presen-

tasi. Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer

menggantikan peranan alat presentasi pada masa

sebelumnya. Penggunaan perangkat lunak perancang

presentasi seperti Microsoft power point yang dikem-

bangkan oleh Microsoft inc” Corel presentation yang

dikembangkan oleh Coral inc” hingga perkembangan

terbaru perangkat lunak yang dikembangkan

Macromedia inc, yang mengembangkan banyak sekali

jenis perangkat lunak untuk mendukung kepentingan

tersebut.

Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan

presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang

dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perang-

kat lunak tersebut didukung oleh perkembangan

sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu

produk yang paling banyak memberikan pengaruh

dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini

adalah perkembangan monitor, kartu video, kartu

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

22

audio serta perkembangan proyektor digital (digital

image projector) yang memungkinkan bahan presentasi

dapat disajikan secara digital untuk bermacam-

macam kepentingan dalam berbagai kondisi dan

situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteris-

tik audience. Tentu saja hal ini menyebabkan peru-

bahan besar pada trend metode presentasi saat ini,

dan dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK).

Pengolahan bahan presentasi dengan menggu-

nakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan

dengan menggunakan alat presentasi digital dalam

bentuk multimedia projector (seperti LCD, In-Focus dan

sejenisnya), melainkan juga dapat dipresentasikan

melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti over head

projector (OHP) dan film slides projector yang sudah

lebih dahulu diproduksi. Sehingga lembaga atau

instansi yang belum memiliki perangkat alat presen-

tasi digital akan tetapi telah memiliki kedua alat

tersebut, dapat memanfaatkan pengolahan bahan

presentasi melalui komputer secara maksimal. Dalam

sudut pandang proses pembelajaran, presentasi

merupakan salah satu metode pernbelajaran.

2. Computer Based Training (CBT )

Multimedia digunakan untuk mempermudah

pembelajaran tentang pengetahuan yang menuntut

penyajian visual. Contoh: CBT digunakan untuk

menunjukkan cara membersihkan dan menguji busi.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

23

Dengan cara seperti ini, tidak hanya tata cara mem-

besihkan busi yang dapat divisualisasikan, tetapi

bunyi percikan api ketika busi dites juga diper-

dengarkan.

3. Aplikasi Hiburan

Multimedia digunakan dalam program-program

permainan untuk membentuk suasana yang lebih

menarik dan interaktif.

4. Aplikasi Pendidikan

Multimedia digunakan memvisualisasikan pela-

jaran-pelajaran yang sulit diterangkan (misalnya

fisika, kimia dan matematika) dengan cara konven-

sional.

5. Aplikasi Penyajian Informasi

Multimedia dapat dipakai untuk membentuk

ensiklopedia atau kamus yang melibatkan teks,

gambar, dan suara. Selain itu, multimedia juga

memungkinkan penerbitan elektronis, baik dalam

bentuk buku elektronis maupun koran elektronis.

6. Aplikasi Interaktif

Kios adalah tempat informasi yang biasa di-

jumpai pada tempat-tempat umum (misalnya mall

atau universitas). Pemakai dapat berinteraksi dengan

layar sentuh untuk mempermudah dalam mencari

informasi.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

24

CD interaktif dapat digunakan pada pembelajar-

an di sekolah sebab cukup efektif meningkatkan hasil

belajar siswa terutama komputer. Terdapat dua istilah

dalam perkembangan CD interaktif ini yaitu Computer

Based Instructuion (CBI) dan Computer Assisted

Instructuion (CAI) Sifat media ini selain interaktif juga

bersifat multi media terdapat unsur-unsur media

secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video,

teks dan grafis. Adapun beberapa model multimedia

interaktif di antaranya model drill, model tutorial,

model simulasi, model games.

7. Aplikasi Telekonferensi

Multimedia digunakan untuk bertemu muka dan

bercakap-cakap melalui kamera kecil yang dihubung-

kan ke masing-masing komputer pemakai. Bekerja

dalam Pembelajaran Multimedia, Alessi dan Trollip

menggambarkan bagaimana lingkungan belajar efektif

yang dirancang (termasuk lingkungan belajar multi-

media) mencakup empat elemen: (a) Penyajian

informasi; (b) Bimbingan mengenai bagaimana untuk

melanjutkan; (c) Praktik untuk kelancaran dan retensi;

(d) Penilaian untuk menentukan kebutuhan untuk

perbaikan dan langkah berikutnya.

Dalam desain instruksional, tujuan multimedia

tidak hanya untuk menggabungkan beberapa media,

memasukkan efek bagus, atau menambah komplek-

sitas (yang dapat mengurangi pembelajaran). Gunakan

setiap media yang menguntungkan untuk mengga-

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

25

bungkan media sehingga potensi belajar lebih besar

dan lebih efektif daripada menggunakan elemen

tunggal saja.

Pada umumnya tipe penyajian yang banyak

digunakan adalah “tutorial”. Tutorial ini membimbing

siswa secara tuntas menguasai materi dengan cepat

dan menarik. Setiap siswa cenderung memiliki perbe-

daan penguasaan materi tergantung dari kemampuan

yang dimilikinya. Penggunaan tutorial melalui CD

interaktif lebih efektif untuk mengajarkan penguasaan

Software kepada siswa dibandingkan dengan menga-

jarkan hardware. Misalnya tutorial Microsoft Office

Word, Access, Excel, dan Power Point. Kelebihan lain

dari CD interaktif ini adalah siswa dapat belajar secara

mandiri, tidak harus tergantung kepada guru/instruk-

tur.

8. Video Pembelajaran

Selain CD interaktif, video termasuk media yang

dapat digunakan untuk pembelajaran di SD. Video ini

bersifat interaktif-tutorial membimbing siswa untuk

memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa

juga dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik

sesuai yang diajarkan dalam video. Penggunaan CD

interaktif di SD cocok untuk mengajarkan suatu

proses. Misalnya cara penyerbukan pada tumbukan,

teknik okulasi, pembelahan sel, proses respirasi dan

lain-lain.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

26

9. Internet

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajar-

an mengkondisikan siswa untuk belajar secara man-

diri. “Through independent study, students become

doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa

dapat mengakses secara online dari berbagai perpus-

takaan, museum, database, dan mendapatkan sumber

primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi,

rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al., 1995).

Informasi yang diberikan server-computers itu dapat

berasal dari commercial businesses (.com), goverment

services (.gov), nonprofit organizations (org), educational

institutions (.edu), atau artistic and cultural groups

(arts).

2.1.4 Keuntungan Menggunakan Multimedia Pem-

belajaran

Keuntungan menggunakan multimedia interaktif

dalam pembelajaran di antaranya adalah sebagai

berikut: (1) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan

interaktif; (2) Pengajar akan selalu dituntut untuk

kreatif inovatif dalam mencari terobosan pembelajaran;

(3) Mampu menggabungkan antara teks, gambar,

audio, musik, animasi gambar atau video dalam satu

kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya

tujuan pembelajaran; (4) Menambah motivasi pem-

belajar selama proses belajar mengajar hingga didapat-

kan tujuan pembelajaran yang diinginkan; (5) Mampu

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

27

menvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk

diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan atau

alat peraga yang konvensional.

2.2 Penelitian Relevan

Untuk melengkapi penelitian ini, peneliti meng-

gunakan acuan dari beberapa penelitian terdahulu

yang sejenis. Penelitian terdahulu ini dimaksudkan

untuk membandingkan (mengcompare) dengan peneli-

tian ini. Adapun penelitian relevan yang dimaksudkan

adalah sebagai berikut:

Nur Sri Pujirahayu (2011). “Pengelolaan

Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Pendekatan

Lingkungan (Studi Kualitatif di Madrasah Tsanawiyah

Sudirman Getasan Kabupaten Semarang”. Hasil pene-

litian menunjukkan:

1. Langkah-langkah yang dilakukan dalam peren-

canaan pembelajaran IPS dengan mengguna-

kan pendekatan lingkungan meliputi: (a) me-nentukan tema atau materi pembelajaran,

(b) menentukan objek lingkungan sesuai

dengan tema, (c) menentukan waktu pembela-jaran pembelajaran, (d) pembagian kelompok,

(e) menyusun panduan tugas kelompok,

(f) membuat komponen penilaian, dan (g) meng-

alokasikan waktu pembelajaran. Dalam peren-canaan pembelajaran, guru menentukan objek

lingkungan dengan memperhatikan keadaan

lingkungan sekitar sekolah, menyesuaikan dengan materi pembelajaran, faktor kemudah-

an dan keamanan bagi siswa agar pembelajar-

an dapat berjalan efektif, dan tujuan pembela-jaran tercapai dengan baik;

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

28

2. Interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran

terjalin selama kegiatan belajar mengajar ber-langsung. Interaksi terjalin dalam bentuk ko-

munikasi dua arah, baik pada saat penjelasan

materi pembelajaran, pemberian pertanyaan, pelaksanaan diskusi, pelaksanaan observasi,

dan pelaksanaan pos tes. Siswa tidak hanya

berinteraksi dengan guru tetapi juga dengan

siswa lain dalam satu kelompok dan berinter-aksi pula dengan kelompok lain dalam diskusi

kelas. Dengan pendekatan lingkungan, siswa

juga berinteraksi dengan lingkungan yang dija-dikan sebagai sumber belajar;

3. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dengan

menggunakan alat penilaian berupa tes dan non tes. Bentuk tes diberikan melalui pembe-

rian soal essay dan untuk non tes dilakukan

dengan cara melakukan penilaian terhadap kemampuan efektif siswa dalam pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran disusun sesuai dengan

metode dan tujuan yang hendak dicapai dalam

pembelajaran.

Muhammad Fariz Ibnu Hata (2011), dalam

penelitian yang berjudul “Pengelolaan Kelas Dalam

Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Siswa Pada

Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII MTs Al

Ma’arif 01 Singosari Malang”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pengelolaan kelas memang dapat

meningkatkan efektivitas pembelajaran IPS Terpadu di

MTs Al Ma’arif 01 Singosari Malang” dan setiap guru

IPS Terpadu dapat terus berusaha untuk meningkat-

kan pengelolaan kelas agar dalam pembelajaran siswa

terjadi peningkatan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

29

2.3 Kerangka Pikir

Untuk mendapatkan prestasi belajar siswa yang

baik, khususnya mata pelajaran IPS, perlu adanya

konsep pembelajaran yang sesuai sehingga pelaksa-

naan pembelajaran berjalan baik dan tercapai tujuan

pembelajaran. Harapan dari proses pembelajaran yang

baik adalah terwujudnya prestasi belajar siswa yang

optimal.

Pada proses belajar mengajar seorang guru

memiliki posisi penting kaitannya sebagai pemimpin

pembelajaran, fasilitator, informator maupun pengelola

pembelajaran. Salah satu yang perlu dicermati adalah

kemampuan seorang guru dalam memilih media

pembelajaran yang tepat. Dari berbagai macam model

pembelajaran, pembelajaran multimedia merupakan

salah satu model pembelajaran yang cukup baik

sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif,

efisien dan menyenangkan.

Implementasi multimedia ini dimaksudkan agar

siswa mampu memahami materi pelajaran secara

detail. Hal ini diasumsikan karena guru bisa menyam-

paikan materi pelajaran dengan adanya bantuan

media yang sesuai. Siswa juga bisa memahami teori

pelajaran dengan adanya bantuan media yang diguna-

kan oleh guru secara maksimal.

Oleh karenanya, implementasi multimedia

dalam pembelajaran IPS perlu dilaksanakan secara

sistematis mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6021/2/T2_942012072_BAB II.pdfan pada guru tentang tujuan pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai,

30

evaluasi. Selain itu seorang guru harus bisa mensikapi

adanya faktor pendukung dan penghambat dengan

maksimal. Jika keempat sub ini bisa dilaksanakan

oleh guru dengan maksimal, maka diasumsikan hasil

belajar IPS dengan menggunakan multimedia menjadi

optimal. Hal ini bisa dilihat sebagaimana skema

gambar berikut.

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Penelitian

Faktor yang

mendukung

Pelaksanaan

Pembelajaran

IPS Berbasis

Multimedia

Evaluasi

Pembelajaran

IPS Berbasis

Multimedia

Perencanaan

Pembelajaran

IPS Berbasis

Multimedia

Faktor

penghambat

Hasil

Pembelajaran IPS

meningkat