skripsi - core.ac.uk filekejuruan. skripsi, surakarta : fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,...

99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN KOMBINASI MODEL STAD DAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN SKRIPSI Oleh : AFIQ YULI SUGIYANTO K 2503013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: lydang

Post on 06-Jul-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN KOMBINASI MODEL STAD DAN JIGSAW UNTUK

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA DALAM MATA PELAJARAN DASAR

KOMPETENSI KEJURUAN

SKRIPSI

Oleh :

AFIQ YULI SUGIYANTO K 2503013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Afiq Yuli Sugiyanto. PENERAPAN KOMBINASI MODEL STAD DAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : (1) Meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw; (2) Meningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw; (3) Mengetahui bahwa dengan meningkatnya kreativitas belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari: (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan dan observasi, dan (3) Refleksi. Subyek pelaksana tindakan dalam penelitian ini adalah peneliti dan guru mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, sedangkan siswa kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Sragen sejumlah 31 siswa sebagai subyek penerima tindakan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa (1) Penerapan kombinasi model STAD dan Jigsaw dalam mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa dari rata-rata persentase ketiga aspek pengamatan tiap siklusnya yaitu 34.41% pada pra siklus, 43.01% siklus I, 54.84% siklus II dan 74.19% pada siklus III. Aspek kreativitas belajar siswa tersebut adalah mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan mengembangkan ide. (2) Penerapan kombinasi model STAD dan Jigsaw dalam mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditinjau dari jumlah siswa memperoleh nilai di atas batas minimal (KKM) yaitu 7.00 dalam satu kali tes dari 19.53% pada siklus I, menjadi 51.61% pada siklus II dan pada siklus III meningkat menjadi 74.19%. (3) Meningkatnya kreativitas belajar secara tidak langsung memberikan pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar, dengan kreativitas yang meningkatkan maka prestasi belajar siswa juga meningkat. Hal ini ditunjukkan dari kecocokkan hasil pengamatan aspek kreativitas dengan hasil tes.

Page 3: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu negara didukung oleh sumber daya manusia yang

berkualitas baik. Untuk meningkatkan sumber daya manusia dapat dilakukan

dengan salah satu cara yaitu memperbaiki mutu pendidikan sehingga

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi seperti

sekarang ini dapat dikuasai dengan baik. Penyelenggaraan pendidikan

dilaksanakan secara formal, non formal dan keluarga. Proses belajar dapat

berjalan dengan baik apabila tujuan instruksional yang telah ditetapkan dapat

tercapai secara optimal. Peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa perlu

diupayakan agar diperoleh pendidikan yang berkualitas baik. Maka hal ini perlu

mendapatkan perhatian, penanganan dan prioritas baik pemerintah, keluarga

maupun pengelola pendidikan.

Pendidikan merupakan masalah yang menarik untuk dibahas karena

melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan tercapai. Salah satu

tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai dalam pembangunan sebagaimana

tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea IV adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

peningkatan, penyempurnaan serta perubahan sistem pendidikan nasional yang

berorientasi pada peningkatan kualitas hasil pendidikan.

Perubahan sistem pendidikan, program kurikulum, strategi belajar

mengajar, sarana dan prasarana pendidikan dapat memberi pengaruh pada

perkembangan siswa baik akademis, sosial maupun pribadi sehingga diperlukan

penyesuaian diri. Pendidikan dimaknai sebagai ilmu yaitu ilmu mengajar yang

sangat dekat dengan dikdatik dan metodik. Dikdatik maupun metodik adalah ilmu

tentang bagaimana cara mengajar. Pendidikan sesungguhnya merupakan proses

mengantarkan peserta didik sebagai warga negara masyarakat yang harus

beridentitas dan dapat diterima di masyarakat.

Page 4: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap.

Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus, tetapi terjadi secara bertahap

tergantung pada faktor-faktor pendukung belajar yang mepengaruhi siswa. Faktor-

faktor ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern merupakan faktor yang berhubungan dengan segala sesuatu yang

ada pada diri siswa yang menunjang pembelajaran seperti intelegensi, bakat,

kemampuan motorik panca indera dan skema berpikir. Sedangkan faktor ekstern

merupakan hubungan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang

mengkondisikannya dalam pembelajaran seperti pengalaman, lingkungan sosial,

metode belajar mengajar, strategi belajar mengajar, fasilitas mengajar dan

dedikasi guru. Kemampuan siswa dalam berfikir berpengaruh besar pada

peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa.

Belajar aktif sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil belajar yang

maksimal. Belajar satu arah atau siswa pasif hanya menerima dari guru dengan

tidak adanya interaksi aktif akan memungkinkan siswa untuk cepat melupakan

apa yang telah dipelajari, oleh sebab itu diperlukan perangkat yang dapat

mengikat informasi yang telah diterima siswa kemudian menyimpannya dalam

otak. Belajar yang hanya mengandalkan indera pendengaran mempunyai beberapa

kelemahan, sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mengurangi

kelemahan pembelajaran sederhana tersebut dengan menerapkan model

pembelajaran aktif. Belajar aktif yang dimaksud adalah dengan memperbanyak

interaksi siswa untuk memicu diterimanya informasi secara lebih baik dan

tersimpan dalam otak dalam waktu yang lama.

Belajar diperlukan model yang sesuai dengan keadaan siswa agar materi

pelajaran dapat diserap secara maksimal khususnya dalam belajar mata pelajaran

Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan. Menurut

sebagian siswa bila ditanya mengenai mata pelajaran yang paling sulit dan tidak

disenangi khususnya pada kompetensi otomotif adalah Dasar Kompetensi

Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan karena materinya yang banyak

mengulas tentang dasar dasar mesin dengan sedikit kegiatan praktek dan sebagian

besar terdapat pokok bahasan perhitungan dengan rumus seperti halnya dalam

Page 5: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

matematika dan fisika yang digabungkan menjadi satu. Menurut sebagian besar

guru, mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan

Ringan adalah ilmu pasti yang jika dipelajari pastilah lebih mudah dibandingkan

dengan mata pelajaran yang lain seperti ilmu sosial. Dalam belajar mata pelajaran

Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan siswa dituntut

untuk dapat menyerap dan memahami materi pelajaran dengan berbagai macam

cara penyampaian dan ini akan membuat siswa lebih kreatif dalam berpikir.

Menurut Rahma Febriyanti (2007), bahwa belajar mengajar yang

menumbuhkan gagasan kreatif anak dapat dilaksanakan melalui penciptaan

lingkungan kelas yang merangsang belajar kreatif dan mengajukan pertanyaan.

Penciptaan lingkungan kelas yang merangsang belajar kreatif dapat dilakukan

dengan memberikan pertanyaan terbuka dan memasukkan aspek kehidupan

sehari-hari yang masih berhubungan dengan materi, pengaturan fisik tempat atau

lokasi pembelajaran dengan menyesuaikan kebutuhan materi pembelajaran, serta

menciptakan kesibukan di dalam kelas yang mengasyikkan dengan memberikan

keleluasaan pada siswa untuk bereksplorasi.

Kreatifitas siswa dalam berpikir dipengaruhi oleh kondisi dalam kelas. Di

kelas siswa cenderung hanya mengikuti apa yang ditulis oleh guru jadi siswa

kurang kreatif, selain itu sebagian guru hanya memberikan penjelasan yang sama

dan hanya diulang-ulang. Siswa kurang berani mengemukakan gagasannya karena

kebanyakan siswa menganggap bahwa cara belajar yang paling benar adalah

menerapkan seperti apa yang disampaikan oleh guru. Anggapan yang salah ini

membuat siswa takut mengemukakan gagasannya.

Pengamatan awal diperoleh hasil yang selanjutnya dijadikan sebagai acuan

melakukan sebuah penelitian berbasis tindakan kelas. Pengamatan awal

dilaksanakan saat tugas mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan At Taqwa

Muhammadiyah Miri selama lebih dari dua tahun. Hasil pengamatan tersebut

adalah prestasi siswa dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan

Teknik Otomotif Kendaraan Ringan masih sangat kurang. Hal ini ditunjukkan

berdasarkan nilai ulangan harian siswa yang masih banyak di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 7,0 dengan presentase lebih dari 76% pada tiap

Page 6: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kompetensi dasar. Nilai ulangan tengah semester, ulangan akhir semester juga

menunjukkan hasil yang rendah sehingga guru selalu melaksanakan program

remidi maupun pengayaan.

Prestasi belajar rendah dipengaruhi beberapa hal diantaranya; motivasi

belajar siswa untuk lebih memperbaiki keadaan atas diri sendiri maupun

kelompok secara sadar tanpa paksaan masih kurang. Kreativitas belajar siswa

kurang dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran dimana siswa hanya

pasif mendengar maupun menerima arahan dari guru tanpa adanya interaksi

timbal balik yang aktif. Pengaruh faktor sosial dan ekonomi siswa yang mayoritas

dari keluarga kurang mampu dan tidak mampu serta lingkungan sosial

kemasyarakatan daerat tempat tinggal siswa tidak mendukung pembentukan

karakter awal anak. Model pembelajaran guru yang kurang tepat sehingga

pelaksanaan pembelajaran hanya terjadi satu arah dari guru ke siswa. Instansi

sekolah yang sedang berkembang memberi dampak atas tingkat kepercayaan

masyarakat luasyang masih rendah sehingga jumlah siswa relatif sedikit dan

terbatasnya pengambangan sarana prasarana.

Melalui penelitian ini akan diketahui faktor yang mempengaruhi

kreativitas siswa. Selain itu, diketahui cara meningkatkan kreativitas belajar

tersebut dan model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai sarana

meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi

Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan. Penelitian tentang upaya

peningkatan kreatifitas siswa dalam belajar dan prestasi belajar mata pelajaran

Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan melalui

penerapan kombinasi model pembelajaran STAD dan Jigsaw sangat penting dan

perlu dilakukan. Guru diharapkan dengan ini dapat mengajar dengan lebih baik

dan prestasi belajar siswa lebih meningkat.

B. Identifikasi Masalah

Kegiatan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tindakan guru untuk

membantu siswa berpikir secara kreatif dalam menyelesaikan permasalahan dalam

belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan

Page 7: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Ringan dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Kombinasi model

pembelajaran STAD dan Jigsaw merupakan cara untuk menyelasaikan

permasalahan berdasarkan ide yang diperoleh siswa dari kata kunci yang ada

dalam permasalahan. Siswa dituntut memahami aturan model pembelajaran yang

digunakan dan materi yang disampaikan kemudian menentukan cara

menyelesaikan permasalahan secara mandiri, atau dengan strategi tertentu dan

kreativitas siswa sendiri.

Masalah belajar siswa dalam proses belajar mengajar diuraikan dalam latar

belakang diatas. Masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Prestasi belajar siswa sampai saat ini belum sesuai harapan.

2. Siswa merasa bosan, sulit dan bingung dalam menerima pembelajaran.

3. Kreativitas siswa dalam belajar masih kurang.

4. Kemampuan hitung siswa pada materi hitungan sangat lemah.

5. Cakupan materi mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif

Kendaraan Ringan yang sangat luas.

6. Guru dalam memberikan metode mengajar masih monoton dan kurang

bervariasi.

7. Penerapan pendekatan pembelajaran yang belum sesuai.

8. Dominasi guru dalam pembelajaran sangat tinggi dan pengorganisasian siswa

cenderung searah.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalahan pada penelitian bertujuan agar masalah yang

dibahas lebih terperinci dan tidak komplek. Pembatasan permasalahan juga

bertujuan agar penelitian tercapai tepat sasaran dengan baik dan sesuai harapan.

Adapun pembatasan permasalahan tersebut adalah :

1. Kreativitas belajar siswa kurang.

2. Prestasi belajar siswa belum sesuai harapan.

3. Penerapan pendekatan pembelajaran yang belum sesuai.

Page 8: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di depan dapat

digunakan sebagai landasan dilaksanakannya penelitian dengan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apakah penerapan kombinasi model pembelajaran STAD dan Jigsaw dapat

meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam belajar mata pelajaran dasar

kompetensi kejuruan teknik otomotif kendaraan ringan.

2. Apakah penerapan kombinasi model pembelajaran STAD dan Jigsaw dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar mata pelajaran dasar

kompetensi kejuruan teknik otomotif kendaraan ringan.

3. Apakah dengan meningkatnya kreativitas belajar siswa dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian memerlukan fokus pada suatu masalah yang diharapkan dapat

memperoleh jawaban yang lebih terarah untuk menghindari berbagai

penyimpangan dan masalah yang terjadi dalam penelitian. Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar

Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan penerapan

kombinasi model belajar STAD dan Jigsaw.

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar

Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan penerapan

kombinasi model belajar STAD dan Jigsaw.

3. Untuk mengetahui bahwa dengan meningtkatnya kreativitas belajar dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memberikan sumbangan konseptual

terutama pada pembelajaran mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik

Otomotif Kendaraan Ringan sebagai studi pembelajaran yang aplikatif. PTK

Page 9: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

memberikan urunan substansial kepada lembaga pendidikan formal LPTK

maupun pada guru pengampu mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik

Otomotif Kendaraan Ringan di sekolah untuk meningkatkan kretifitas siswa

dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif

Kendaraan Ringan.

1. Secara Teoritis

Penelitian ini secara umum memberikan sumbangan kepada

pembelajaran mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif

Kendaraan Ringan, utamanya untuk meningkatkan kreativitas siswa melalui

model belajar kooperatif tipe STAD dan Jigsaw. Kreativitas siswa dalam

menyelesaikan permasalahan mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan

Teknik Otomotif Kendaraan Ringan sangat diperlukan agar siswa tidak

tergantung hanya pada penyampaian guru dan juga untuk melatih kepercayaan

diri siswa.

Penelitian ini secara khusus memberi konstribusi pada strategi

pembelajaran yang lebih menekankan pada suasana belajar yang gembira dan

bebas mengungkapkan gagasannya. Marpaung (2003: 2) menyatakan

paradigma belajar dalam suasana untuk memecahkan masalah merupakan

aspek esensial dalam pembelajaran KBK

2. Secara Praktis

Lembaga pendidikan formal LPTK dapat memanfaatkan untuk memperbaiki

proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Secara

khusus bagi guru dapat digunakan sebagai pedoman untuk membangkitkan

dan mengembangkan komponen kognitif siswa. Bagi siswa penelitian ini

diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dalam belajar dan prestasi belajar.

Page 10: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw

a. Pengertian Pembelajaran

Menurut Dimyati dan Mudjono (1995: 157) pembelajaran adalah proses

yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar

bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan

sikap. Wikipedia ensiklopedia bebas (2010) menjelaskan pembelajaran adalah

setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari

pengalaman. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat

melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri.

Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal yang

didalamnya terjadi interaksi berbagai komponen yaitu; guru, isi/materi pelajaran,

dan siswa. Interaksi antar ketiga komponen melibatkan sarana dan prasarana

seperti metode, media dan penataan lingkungan tempat belajar sehingga tercipta

situasi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan.

b. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Konsep dasar pembelajaran kooperatif adalah manusia memiliki

derajat potensi, latar belakang historis serta harapan masa depan yang berbea-

beda. Dasar adanya perbedaan itu,manusia dapat saling asah, asih, asuh (saling

mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang saling

asah,asih dan asuh sehingga tercipta masyarakat. Belajar (learning

community), siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi jujur dengan sesama

siswa.

Sugiyono (2007: 10) menyatakan pembelajaran koopertif adalah

pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang

Page 11: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

saling silih asuh untuk menghadirkan ketersinggungan dan kesalahpahaman

yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup bermasyarakat.

Lebih lanjut, menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperatif

learning) merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada

penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan

kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pendapat ini senada dengan slavin (2008: 8) dalam pembelajaran

kooperatif, siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan 4

orang untuk menguasai materi yang disampaikan guru. Slavin juga

menyatakan bahwa pembelajaran konsultivisme dalam pengajaran

menerapkan pembelajaran kooperatif secara eksentif atas dasar teori siswa

akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit

apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan

temannya.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang

menitikberatkan pada pembelajaran kelompok kecil siswa untuk bekerjasama

dan saling membantu dalam mencapai ketuntasan belajar bersama.

Pembelajaran kooperatif dapat merangsang siswa untuk meningkatkan

kemampuan berfikir kreatif. Siswa yang senantiasa berfikir kreatif akan

menumbuhkan sikap percaya diri dan dapat menyesuaikan diri dalam kondisi

lingkungan apapun.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Lilia H. (2005: 32) menyatakan bahwa di dalam pembelajaran

kooperatif terdapat suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen

yang saling terkait. Adapun berbagai elemen atau unsur penting dalam

pembelajaran kooperatif.

a) Saling Ketergantungan Positif

Pembelajaran kooperatif menuntut guru menciptakan suasana yang

mendorong siswa agar merasa saling membutuhkan. Hubungan saling

Page 12: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

membutuhkan ini yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif.

Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi proaktif yang

memungkinkan sesama siswa saling ketergantungan dalam

menyelesaaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling

ketergantungan peran dan saling ketergantungan hadiah

b) Interaksi Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka

dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan peran

pembelajaran untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua

anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan

kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing. Sinergi tidak dapat

diperoleh dengan sendirinya, tetapi merupakan proses kelompok yang

cukup panjang. Anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling

mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan

interaksi pribadi. Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam

kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan

dialog, tidak hanya dengan guru tetap dengan sesama mereka.

c) Akuntabilitas Individu

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujud dalam belajar

kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara

individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok

agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang

memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan

bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua

anggota. Setiap anggota kelompok harus memberikan konstribusi demi

kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata

penguasaan semua anggota kelompok secara individual inilah yang

dimaksud dengan akuntabilitas individual.

Page 13: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

d) Keterampilan Menjalin Hubungan Antar Pribadi

Pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa,

sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman,

tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak

dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran

dari guru tetapi juga dari semua siswa.

e) Komunikasi Antar Anggota

Unsur ini menghendaki agar siswa dibekali dengan berbagai

keterampilan berkomunikasi karena tidak semua siswa mempunyai

keahlian mendengarkan dan berbicara. Keterampilan berkomunikasi dalam

kelompok juga merupakan proses yang panjang. Proses ini sangat

bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar

dan membina perkembangan mental dan emosi para siswa.

f) Evaluasi Proses Kelompok

Guru perlu memberikan jadwal waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

3. Keterampilan Keterampilan Dalam Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi

siswa harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan

kooperatif. Keterampilan kooperatif berfungsi untuk melancarkan hubungan

kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dan tugas anggota kelompok selama

kegiatan pembelajaran keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut adalah

sebagai berikut.

a) Keterampilan Tingkat Awal

(1) Menggunakan kesepakatan, berarti menyamakan pendapatan yang

berguna untuk meningkatkan kerja dalam kelompok.

(2) Menghargai konstribusi, berarti memperhatikan atau mengenal apa

yang dapat dikatakan.

Page 14: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

(3) Mengambil giliran berbagi tugas, maksudnya adalah setiap anggota

kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas

atau tanggung jawab tertentu dalam kelompok.

(4) Berada dalam kelompok, adalah setiap anggota tetap dalam

kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.

(5) Berada dalam tugas, adalah meneruskan tugas yang menjadi

tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu

yang dibutuhkan.

(6) Mendorong partisipasi, adalah mendorong semua anggota

kelompok untuk memberikan konstribusi terhadap tugas kelompok.

b) Keterampilan Tingkat Menengah

Keterampilan tingkat menengah antara lain: (1) mengajukan

penghargaan dan simpati; (2) mengungkapkan ketidaksetujuan dengan

cara dapat diterima; (3) mendengarkan dengan aktif; (4) bertanya; (5)

membuat rangkuman; (6) menafsirkan; dan (7) mengurangi ketegangan.

c) Keterampilan Tingkat Mahir

Keterampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi, memeriksa

dengan cermat, menanyakan kebenaran menetapkan tujuan dan

berkompromi.

d) Lingkungan Belajar dan Sistem Managemen

Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh

proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menemukan apa yang harus

dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru menetapkan suatu

struktur tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan mendefinisikan

semua prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari

waktu ke waktu di dalam kelompoknya.

c. Pembelajaran Kooperatif Model STAD

1. Pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Model kooperatif dikembangkan oleh Robert E. Slavin dan kawan-

kawannya dari universitas John Hopkins. Slavin (2008: 143) menyatakan

Page 15: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Student Team Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan metode yang

paling baik untuk pemula bagi guru yang baru menggunakan pendekatan

kooperatif. Para guru menggunakan metode STAD untuk mengajarkan

informasi baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal atau

tertulis.

Metode STAD merupakan metode yang menekankan kepada kerja

sama kelompok untuk menyelesaikan masalah. Metode ini menempatkan

siswa dalam tim belajar beranggotakan 4 atau 5 orang yang merupakan

campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan

pembelajaran di kelas dengan mengkondisikan siswa bekerja dalam tim untuk

memastikan seluruh anggota telah menguasai pelajaran tersebut.

Siswa membantu menuntaskan materi yang dipelajari saat belajar

kelompok kepada anggota lain yang kesulitan. Guru memantau dan

mengelilingi tiap kelompok untuk melihat adanya kemungkinan siswa yang

memerlukan bantuan guru. Metode ini dibantu metode penelitian, penguasaan

dan tanya jawab sesuai satuan pelajaran sehingga ketuntasan materi dapat

terwujud.

Berdasarkan paparan di atas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran

model STAD merupakan metode pembentukan kelompok kecil siswa secara

heterogen menurut potensi, jenis kalamin dan suku untuk bekerja sama dan

saling membantu dalam menuntaskan materi.

2. Prosedur Pembelajaran STAD

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan adanya

kerjasama antar siswa dalam kelompoknya untuk tujuan belajar. Setiap

kelompok hendaknya memiliki anggota 4 sampai 5 orang yang beragam terdiri

dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki

kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

Slavin (Didik Pramuja: 2009) menyatakan bahwa langkah-langkah

penerapan model STAD antara lain : (1) guru menyampaikan materi pelajaran

Page 16: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai;

(2) guru memberikan tes atau kuis kepada siswa secara individu sehingga akan

diperoleh skor awal; (3) guru membentuk beberapa kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa dengan kemampuan berbeda-beda

(tinggi, sedang dan rendah) jika mungkin kelompok berasal dari ras, budaya

suku yang berbeda serta keselarasan gender; (4) bahan materi yang telah

dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi dasar.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD, biasanya digunakan penguatan

pemahaman materi; (5) guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,

mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang

telah dipelajari; (6) guru memberikan tes atau kuis kepada setiap siswa; (7)

guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai

peningkatan hasil.

Slavin (Didik Pramuja: 2009) mengemukakan tentang pemberian

penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil

belajar dari mulai dasar (awal) ke nilai kuis atau tes setelah siswa bekerja

dalam kelompok. Pengakuan dari guru merupakan salah satu cara untuk

memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan kompetisi yang positif.

3. Komponen Utama dan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Slavin (2008: 143) menyampaikan penjabaran STAD terdiri dari 5

komponen utama antara lain:

a) Presentasi Kelas, materi dalam STAD pertama-pertama diperkirakan

dalam preentasi di dalam kelas. Hal ini merupakan pengajaran

langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaranyang

dipimpinoleh guru,tetapi bisa juga memasukkan presentasia audio

visual.Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah

bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit

STAD.

b) Tim, tim terdiri atas 4 atau 5 orang siswa yang mewakili seluruh

bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik,jenis kelaminras etnik.

Page 17: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c) Kuis, kuis individual diberikan setelah guru memberikan presentasi

dan dan sekitar satu atau dua periode pratikkum.

d) Skor Kemajuan Individual, gagasan dibalik skor kemajuan individual

adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan

dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan

kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.

e) Rekognisi Tim, tim akan mendapatkan sertifikat atau butuh

penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria

tertentu.

d. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw

Teknik Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekan-rekannya

tahun 1970-an, dimana seluruh pelajaran dapat distrukturisasikan dengan

mudah (Aronson & Patnoe: 1997). Model pembelajaran jigsaw merupakan

salah satu model pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil

kolaboratif. Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 81) mengemukakan

bahwa penggunaan kerja kelompok kecil kolaboratif selama bagian review

dan bagian praktek pelajaran adalah salah satu pendekatan alternatif untuk

praktek individual di dalam pelajaran dengan metode pengajaran langsung

yang pada akhir-akhir ini banyak menarik minat penelitian di negara-negara

seperti misalnya Amerika Serikat

Penggunaan kerja kelompok kecil ditemukan memiliki sejumlah

keuntungan dibanding praktik individual. Keuntungan utama kerja kelompok

kecil tampaknya terletak pada aspek-aspek kooperatif yang dapat dibantu

pengembangannya. Model belajar jigsaw dapat memberikan konstribusi dalam

hal pengembangan keterampilan sosial siswa. Hisyam Zaini, Bermawy

Munthe & Sekar Ayu Aryani (2008: 56) mengemukakan bahwa kelebihan

model jigsaw dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus

mengajarkan kepada orang lain. Dengan model ini mengharuskan siswa

bekerja dengan siswa lain yang dapat mengembangkan kemampuan empatik

Page 18: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

mereka dengan memberikan kesempatan untuk melihat sudut pandang orang

lain. Hal inilah yang dapat membantu siswa untuk menyadari bahwa setiap

orang memiliki kelebihan dan kekurangan, serta dapat membantu siswa untuk

menemukan solusi dari suatu masalah yang terdapat dalam kelompok kerja.

Model belajar jigsaw dapat mengembangkan keterampilan seperti kebutuhan

untuk mengakomodasi pandangan orang lain.

Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 83) mengemukakan bahwa

sejumlah studi menemukan kerja kelompok kecil bersifat saling menghormati

dan inklusif, dan berhubungan negatif dengan prestasi bila interaksi kelompok

tidak saling menghormati atau tidak setara. Dengan demikian bahwa

pembelajaran menggunakan model jigsaw harus mendapatkan perhatian lebih

dari guru dengan mengamati, memfasilitasi dan menjaga interaksi kerja

kelompok dari siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan agar

ketuntasan belajar dapat tercapai. Proses pembelajaran dengan model jigsaw

akan lebih maksimal dengan menggabungkan model belajar yang lain.

Dari paparan yang telah disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah pembelajaran dengan

membentuk kelompok kerja kecil dengan melibatkan siswa untuk secara aktif

menggali materi yang diberikan guru lebih mendalam. Dengan pembelajaran

kooperatif model jigsaw, siswa akan lebih terbuka pemikirannya dengan

memahami sudut pandang atau pemikiran orang lain. Dengan ini pula

kemampuan siswa menyampaikan informasi atau presentasi dengan orang ahli

dapat tercipta dan menigkat.

2. Mekanisme Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Jigsaw bekerja dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok

yang masing-masing beranggotakan lima sampai enam siswa. Model belajar

jigsaw menuntut adanya keragaman anggota kelompok berdasarkan tingkat

prestasi, jenis kelamin dan tingkat keterampilan yang merata (heterogen).

Pembagian kelompok mula yang selanjutnya dinamakan kelompok awal

dengan anggota sejumlah materi yang akan diberikan. Sebagai contoh jumlah

Page 19: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

siswa sebanyak 40 orang kemudian dibagi menjadi 8 kelompok dengan

beranggotakan masing-masing kelompok adalah 5 orang, sehingga guru harus

menyiapkan sebanyak 5 materi berbeda yang kemudian membagikan ke setiap

kelompok.

Kelompok awal yang beranggotakan 5 orang tersebut menerima 5

materi berbeda sekaligus dan membagikan kepada anggota kelompok yang

kemudian untuk dikirim ke kelompok ahli. Kelompok ahli terdiri atas siswa

atau anggota masing-masing kelompok yang telah dikirim kelompoknya untuk

mempelajari dan mengembangkan materi yang sama dengan anggota

kelompok yang lain. Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan materi yang

sama. Diskusi dalam kelompok ahli dilakukan dengan harapan siswa dapat

bertukar informasi dan pemahaman atas materi yang dipelajari.

Setelah selesai melakukan diskusi siswa kembali pada kelompok awal

mereka dan menyampaikan materi yang telah dipelajarinya dalam kelompok

ahli kepada anggota kelompok awal yang lain. Demikian juga dengan anggota

kelompok awal yang lain dengan materi berbeda, menyampaikan informasi

yang telah mereka peroleh dalam kelompok ahli kepada anggota yang lain.

Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 89) dalam Effective Teaching

mengemukakan bahwa dengan mendiskusikan temuan-temuan kepada anggota

lain dalam belajar memastikan bahwa kualitas informasi yang ditemukan oleh

anggota lain akan bertambah, dan juga menjadikan siswa untuk berlatih

melakukan presentasi dengan para ahli lain.

Proses akhir pembelajaran jigsaw dilakukan penarikan kesimpulan

dengan melibatkan seluruh komponen pembelajaran agar tercapai kesepakatan

atas materi yang telah dipelajari. Guru dapat memberikan masukan atau

tambahan informasi dengan penyampaian yang lebih menarik sehingga

kesulitan yang ditemukan siswa dapat terpecahkan dengan baik. Pemecahan

masalah dan pengecekan tingkat pemahaman siswa dapat dilakukan dengan

cara memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan materi yang telah

dipelajari.

Page 20: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2. Kreativitas Belajar Siswa

a. Pengertian Kreativitas

Istilah kreatifitas berasal dari bahasa inggris yaitu to creative yang dapat

diterjemahkan dengan istilah mencipta yang berarti mengarang atau membuat

sesuatu yang berbeda bentuk susunan atau gayanya dari pada yang lazim dikenal

orang banyak. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 760), “Kreativitas” diartikan

sebagai 1. kemampuan untuk mencipta, daya cipta, 2. perihal berkreasi.

Sedangkan kreasi sendiri adalah hasil buah pikiran atau kecerdasan akal manusia.

Beberapa pakar memberikan pendapatnya tentang definisi kreativitas

berdasarkan empat P yaitu :

1) Definisi Pribadi

Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang

unik dengan lingkungannya. Faktor pribadi yang kreatif menurut Roger (Tyas:

2010) adalah keterbukaan kepada pengalaman, kemampuan untuk memberikan

penilaian secara internal sesuai dengan lokus pribadinya, dan kemampuan untuk

secara spontan bereksplorasi bermain dengan elemen-elemen dan konsep-konsep.

Definisi tentang kreativitas diberikan dalam “three-facet model of

creativity” menjelaskan “kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara

tiga atribut psikologis : intelegensi, gaya kognitif dan kepribadian atau motivasi.

Kemampuan tersebut membantu memahami apa yang melatarbelakangi individu

yang kreatif”.

Intelegensi meliputi : kemampuan verbal atau bahasa, pemikiran lancar,

pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi

mental, keterampilan pengambilan kesimpulan dan keseimbangan serta integrasi

intelektual secara umum.

Gaya kognitif atau intelektual dari pribadi yang kreatif menunjukkan

kelonggaran dari keterikatan pada konvensi menciptakan sendiri, melakukan hal-

hal dengan caranya sendiri, menyukai masalah yang tidak terlalu struktur, senang

menulis, merancang, lebih tertarik pada jabatan yang kreatif seperti pengarang,

saintis, artis atau arsitek.

Page 21: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dimensi kepribadian atau motivasi meliputi ciri-ciri seperti fleksibilitas,

toleransi terhadap kedwiartian, dorongan untuk berprestasi dan mendapat

pengakuan, keuletan dalam menghadapi rintangan, dan pengambilan resiko yang

moderat.

2) Definisi Proses

Ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (Tyas: 2010) kreativitas adalah

proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang

kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian

mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyaipaikan hasil-hasilnya.

Langkah-langkah proses kreatif menurut Wallas (Tyas: 2010) yang banyak

diterapkan dalam pengembangan kreativitas meliputi : tahap persiapan, inkubasi,

iluminasi dan verifikasi.

3) Definisi Produk

Definisi produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari

proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna. Menurut

Munandar (Tyas: 2010) menyatakan bahwa suatu karya cipta pada hakikatnya

tidaklah baru sama sekali tetapi merupakan pengembangan atau kombinasi baru

berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya..

4) Definisi Press

Kategori keempat dari definisi dan pendekatan terhadap kreativitas

menekankan faktor “press” atau dorongan, baik dorongan internal (dari diri

sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara

kreatif) maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis.

Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang tidak menghargai

imajinasi atau fantasi, dan menekankan kreativitas dan inovasi. Kreativitas juga

tidak berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan konformitas dan

tradisi, dan kurang terbuka terhadap perubahan atau perkembangan baru. Utami

Munandar (2004: 20) mengungkapkan bahwa “kreativitas dapat pula ditinjau dari

kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong (press) individu ke perilaku

kreatif”.

Page 22: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Pengertian tentang kreativitas dijelaskan lebih lengakap adalah berikut di

bawah ini.

1) Kreativitas ditinjau dari segi pribadi

Kreativitas merupakan ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian

sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya, dan yang tercermin dalam

pikiran, perasaan, sikap atau perilakunya. Seorang individu yang kreatif

mempunyai sifat yang mandiri. Dirinya tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan

norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya.

2) Kreativitas sebagai proses

Torrance (Utami Munandar: 2004: 27) mengemukakan bahwa “Kreativitas

adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan

tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis,

kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-

hasilnya”.

3) Kreativitas sebagai produk

Menurut Stein (Tyas: 2010) mengemukakan bahwa suatu produk baru

dapat disebut kreatif jika mendapat pengakuan (penghargaan) oleh masyarakat

pada waktu tertentu. Kriteria untuk produk kreatif adalah :

a) Produk itu harus nyata (observable).

b) Produk itu harus baru.

c) Produk itu adalah hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

kreativitas merupakan kemampuan suatu individu yang dapat melahirkan sesuatu

yang unik, baru atau suatu gagasan ataupun obyek dalam suatu bentuk atau

susunan yang baru dan original dalam interaksi dengan lingkungannya.

b. Pengertian Belajar

Disadari atau tidak setiap orang pasti telah melakukan proses belajar

dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai

pengertian belajar. Slametto (2003: 2) mengatakan bahwa “Belajar merupakan

Page 23: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”. Selain itu

Slametto juga mengungkapkan bahwa “Belajar dapat diartikan sebagai suatu

proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Purwoto (2003: 21) berpendapat bahwa “Belajar adalah proses yang

berlangsung dari keadaan tidak tahu menjadi lebih tahu, dari tidak terampil

menjadi terampil, dari pasif menjadi aktif, dari tidak teliti menjadi teliti dan

seterusnya. Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi

terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan kepada

suatu tujuan, proses berbuat melalui pengamatan, melihat, memahami sesuatu

yang dipelajari.

Kesimpulan pengertian belajar seperti yang telah diuraikan di atas adalah

suatu proses usaha yang dilakukan individu melalui interaksi manusia dengan

lingkungan sekitarnya untuk menyampaikan ekspresi sebagai kreasi yang dapat

menghasilkan perubahan dari keadaan semula yang kurang mendapat apresiasi

menjadi lebih baik dan mendapat pengakuan tertinggi.

c. Kreativitas Dalam Belajar

Belajar adalah sebuah aktivitas yang meliputi, aktivitas berbuat,

bertingkah laku dan melakukan kegiatan. Manusia yang dibakali akal dan pikiran

sehingga dalam aktivitasnya memiliki kemampuan untuk menggunakan dan

mengembangkan akalnya untuk bereaksi danmencipta. Peranan kreativitas pada

proses belajar sangat penting dalam rangka memberikan makna dan hasil belajar

sehingga mendapatkan prestasi yang optimal.

Menurut Arden N. Frandsen (Sumadi Suryabrata: 1995: 253) menyatakan

bahwa hal-hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut :

1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia luas;

2. Adanya sikap kreatif pada diri manusia dan keinginan untuk selalu maju;

Page 24: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-

teman;

4. Adanya keinginan untuk memperbaiki keadaan;

5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran;

6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.

Utami Munandar (1982: 132) menyatakan bahwa “Anak yang masuk

kategori kreatif pada umumnya mempunyai inisiatif yang tinggi untuk

memperbaiki segala sesuatu, sehingga menjadi lebih baik dan memuaskan”. Anak

kreatif selalu menunjukkan perkembangan pemikiran yang sangat jelas, yaitu

dengan adanya pemikiran-pemikiran dan perbuatan dalam menyikapi hal-hal baru.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu

hal yang mendorong manusia untuk belajar adalah adanya sifat kreatif dalam diri

dan keinginan untuk maju. Selain itu, manusia yang kreatif selalu berusaha untuk

memberi makna pada proses belajarnya dan tidak pernah merasa takut pada

kesalahan dan kegagalan. Keinginan yang tinggi untuk segera bangkit dan belajar

dari kegagalan dan mendorong pada pencapaian prestasi yang memuaskan.

Kreativitas yang meningkat pada diri seseorang terlihat dengan bertambahnya

hasil kreasi sebagai produk pikirannya. Kematangan berpikir dalam memecahkan

setiap permasalahan akan dihadapi dengan mudah, sehingga setiap orang yang

mempunyai tingkat kreativitas tinggi akan sangat mudah menginterpretasikan

dirinya di lingkungan masyarakat dengan sikap dan tingkah laku yang fleksibel

dan dinamis namun tetap pada prinsip pribadi.

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar dan

hasil belajar ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang diperoleh. Melalui

proses belajar mengajar yang efektif diharapkan siswa memperoleh prestasi

belajar yang memadai. Alur penjelaan dari apa dan bagaimana prestasi belajar

tersebut perlu terlebih dahulu ditelaah arti dan maknanya.

Page 25: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Prestasi belajar terdiri dari kata “Prestasi” dan “Belajar”. Prestasi

mempunyai arti hasil usaha, yang mana kata prestasi itu sendiri merupakan kata

serapan yang dibakukan dari kata prestatie yang berasal dari bahasa Belanda.

Fungsi prestasi belajar dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai anak didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang kepuasan hasrat ingin tahu.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi

pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator terhadap daya serap atau

kecerdasan.

Suharsimi Arikunto (1998: 36) menyatakan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah manusia yaitu

kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi merupakan kegiatan-kegiatan yang telah

dikerjakan dan diciptakan secara individu maupun kelompok.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1126-1127) dinyatakan bahwa

prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau

angka yang diberikan oleh guru.

Penilaian yang diberikan dalam prestasi belajar diperlukan untuk

melakukan evaluasi atas kegiatan yang selama ini dilaksanakan. Sehingga proses

belajar mengajar yang menggunakan sistem tertentu dapat diketahui bagaimana

hasilnya. Prestasi bagi siswa merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam

hal belajar khususnya, karena nilai yang dicapai dalam proses belajar adalah

prestasi yang dapat dilihat secara nyata.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa digolongkan menjadi

dua golongan utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor

tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

Page 26: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1) Faktor internal

Faktor yang datangnya dari dalam diri masing-masing individu yang

meliputi :

a. Faktor Biologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan jasmani

siswa yaitu kesehatan dan cacat badan.

b. Faktor Psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan

keadaan tingkah laku, kejiwaan dan pikiran siswa antara lain

intelegensi, perhatian, minat, bakat dan emosi.

2) Faktor eksternal

Merupakan faktor pengaruh yang datangnya dari luar diri individu,

meliputi :

a. Lingkungan Sekolah

(1). Metode mengajar yang digunakan.

(2). Alat pelajaran sekolah.

(3). Suasana kelas.

(4). Kemandirian Siswa.

(5). Kurikulum pendidikan.

b. Lingkungan Keluarga

(1). Faktor orang tua.

(2). Faktor suasana rumah.

(3). Faktor ekonomi keluarga.

Suharsimi Arikunto (1990: 21) menyatakan bahwa ada dua faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu; 1). Faktor Internal meliputi faktor

biologis yaitu usia, kematangan, kesehatan dan faktor psikologis yaitu minat,

motivasi dan suasana hati. 2). Faktor Eksternal meliputi faktor manusia yaitu

lingkungan di keluarga, sekolah, masyarakat dan faktor non-manusia yaitu udara,

suara bau-bauan.

Dari beberapa pegertian dan fungsi prestasi belajar tersebut dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah

menjalani berbagai proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi meliputi tingkat

Page 27: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap selama dalam proses belajar

yang diberi nilai-nilai angka secara kuantitatif maupun nilai secara kualitatif.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan ada

hubungannya dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian yang akan

dilaksanakan ini ditujukan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah (2004) dalam skripsinya yang

memberikan kesimpulan yang signifikan antara kreativitas dan prestasi belajar,

tetapi kreativitas tidak berpengaruh langsung terhadap prestasi belajar tetapi lebih

dipengaruhi oleh hubungan kemampuan penalaran dan kecerdasan dan emosional

siswa.

Penelitian Sri Anugrah Bekti (2007) dalam skripsinya menyimpulkan

bahwa adanya peningkatan keaktifan dan kreatifitas belajar siswa mencapai 75%

melalui optimalisasa teknik guru mengajar serta adanya peningkatan prestasi

belajar siswa sampai daya serap kelas 75% melalui optimalisasi teknik guru

mengajar.

Penelitian Endang W (2002) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh

Pola Bermain dan Kreativitas Anak” memberikan kesimpulan bahwa pola

bermain anak memberikan konstribusi terhadap kreativitas anak. Anak dengan

pola bermain yang baik akan meningkatkan kreativitas.

Nanang Adi Nugraha (2006) dalam skripsinya yang menyatakan bahwa

tingkat kreativitas siswa dipengaruhi oleh tiga hal yaitu tingkat keaktifan siswa

sebesar 41,66%, kemampuan siswa dalam mengerjakan soal sebesar 58,33% dan

kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan sebesar 52,77%.

Irwan Budi Ebtanto (2008) dalam skripsinya menyimpulkan bahwa

dengan desain pembelajaran kooperatif tipe STAD dan penggunaan sketsa sebagai

media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menulis surat dinas pada

siswa. Penelitian Dian Pramesti (2007) menyimpulkan kreatifitas siswa dalam

belajar meningkat melalui pendekatan teuristik.

Page 28: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Uraian pendapat pada hasil penelitian yang terdahulu dapat disimpulkan

bahwa penelitian tindakan kelas yang menitikberatkan permasalahan pada

peningkatan kreativitas siswa, keaktifan siswa dan prestasi belajar dapat dilakukan

dengan berbagai cara yang salah satunya adalah dengan memperkenalkan atau

menggunakan pendekatan pembelajaran tertentu. Maka perlu dikaji secara lebih

kaitannya peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa melalui pendekatan

pembelajaran metakognitif.

C. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik

Otomotif Kendaraan Ringan sekarang ini dirasakan masih kurang efektif karena

dalam proses belajar mengajar siswa cenderung pasif, pembelajaran mata

pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan

terdapat materi yang sangat kompleks dan sangat luas cakupannya. Mata pelajaran

Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan sering kali

menjadi masalah dalam belajar siswa karena tidak sedikit dijumpai pokok bahasan

perhitungan yang diperlukan pemecahan masalah dari soal-soal tersebut. Dalam

belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan

Ringan diperlukan pemahaman konsep yang disertai dengan latihan

menyelesaikan permasalahan sebagai aktifitas analitik yang sangat penting

sehingga siswa dapat menguasai dengan cepat dan benar materi mata pelajaran

Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan. Untuk

menguasai dengan cepat dan benar materi mata pelajaran Dasar Kompetensi

Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan ini sangat diperlukan kreatifitas

siswa. Kreativitas siswa dalam mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan

mengembangkan ide yang telah disampaikan pada proses belajar mata pelajaran

Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan sekarang ini

dirasa masih sangat kurang dan bahkan cenderung belum terlihat. Sehingga hal ini

menyebabkan prestasi belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik

Otomotif Kendaraan Ringan cenderung rendah.

Page 29: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Kreativitas dan prestasi belajar siswa merupakan tolak ukur keberhasilan

siswa dalam belajar yang dilakukan sekolah. Dengan kreativitas yang dimiliki

oleh siswa dalam mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan mengembangkan

ide tersebut dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar atau prestasi

belajarnya.

Kreativitas mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan

mengembangkan ide mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif

Kendaraan Ringan yang diberikan, siswa dapat menggunakan metode diskusi

maupun tanya jawab aktif. Siswa dituntut untuk paham terhadap materi pelajaran

yang diberikan dan dapat menangkap kata kunci yang ada pada materi tersebut,

setelah itu dengan menggunakan strategi tertentu siswa dapat mengemukakan ide,

merumuskan ide baru dan mengembangkan ide tersebut, dengan demikian

kreativitas siswa dapat meningkat.

Proses belajar tidak lepas dari strategi pembelajaran yang digunakan guru,

sehingga guru harus dapat menggunakan strategi pembelajaran dalam upaya

peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Dan hendaknya strategi

pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru

adalah pembimbing dan fasilitator dalam pembelajaran agar siswa lebih kreatif

dan aktif dalam belajar.

Pokok bahasan menjelaskan proses-proses mesin konversi, menjelaskan

konsep dasar-dasar listrik dan elektronika, dan memahami konsep dasar chassis

dan pemindah tenaga merupakan pokok bahasan dalam Standar Kompetensi Dasar

Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan yang berisi

pemahaman konsep, yang tidak semua siswa dapat menguasai dengan baik. Ada

yang menguasai konsep saja, menguasai perhitungan saja atau bahkan tidak

menguasai sama sekali. Sehingga diperlukan suatu strategi pembelajaran atau

penyelesaian masalah untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Dalam penelitian ini menggunakan strategi pembelajaran kooperatif

kombinasi model STAD dan Jigsaw. Diharapkan dengan strategi atau metode ini

dapat meningkatkan kreativitas belajar dan prestasi siswa. Dan kerangka berpikir

tersebut dituangkan seperti pada bagan berikut :

Page 30: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Skema Kerangka Pemikiran Penelitian

Keterangan :

A : Pembelajaran Kooperatif Kombinasi model STAD dan Jigsaw

B : Kreativitas Belajar Siswa

C : Prestasi Belajar Siswa

D. Perumusan Hipotesis

Dari refleksi tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas maka dapat

diajukan sebuah hipotisis sebagai berikut :

1. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD dan Jigsaw dapat

meningkatkan kreativitas belajar siswa.

2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD dan Jigsaw dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Peningkatan kreativitas belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

A B C

Page 31: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR) dengan

alasan dimana dengan penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru

untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru.

Penelitian dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara kepala sekolah,

guru dan peneliti. Kegiatan perencanaan awal dilakukan dengan studi

pendahuluan. Pada kegiatan ini mendiskusikan cara melakukan tindakan

pembelajaran dan bagaimana cara melakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan

berdasarkan pedoman observasi yang disiapkan oleh peneliti dan dibantu guru.

Kejadian penting sebelum proses tindakan yang belum termuat dalam observasi

dicatat pada catatan lapangan.

Kegiatan refleksi atau diskusi bersama guru dilakukan untuk memberi

makna, menerangkan dan menyimpulkan hasil tindakan yang dilakukan.

Kesimpulan pada tindakan refleksi menjadi acuan untuk perencanaan siklus

berikutnya atau akhir tindakan penelitian karena dirasa telah cukup.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan At Taqwa

Muhammadiyah Miri, dengan subyek penerima tindakan penelitian adalah siswa

kelas X SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Tahun Pelajaran 2009/2010.

adapun alasan pemilihan tempat tersebut adalah :

a. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri merupakan sekolah swasta yang sedang

berkembang.

b. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri memiliki fasilitas bengkel otomotif

yang relatif lengkap.

c. Perlu diteliti apakah SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri telah melaksanakan

model pembelajaran yang baik.

Page 32: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

d. Tersedianya data dan sumber data pendukung penelitian yang akan

dilaksanakan.

e. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri memiliki pengajar yang masih muda

sehingga diharapkan memiliki wawasan dan gambaran yang sama tentang

peningkatan kualitas pendidikan.

f. Lokasi sekolah yang mudah dicapai oleh peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas dalam penerapan kombinasi model STAD dan

Jigsaw untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa dimulai bulan

Februari sampai dengan bulan Mei 2010. Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam

3 tahapan kegiatan. Tahap pertama yaitu persiapan penelitian yang berlangsung

pada bulan Februari hingga awal bulan Maret. Tahap kedua yaitu pelaksanaan

penelitian dengan jadwal pelaksanaan bulan Maret minggu ke-3 sampai dengan

bulan April. Tahap ketiga yaitu penyelesaian penelitian yang dilaksanakan pada

bulan Mei. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian tersebut secara

terperinci dapat dijumpai dalam Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Uraian Kegiatan Februari Maret April Mei

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Tahap Persiapan Penelitian

- Kajian studi pustaka

- Desain penelitian

- Konsultasi rancangan penelitian

- Perumusan rancangan penelitian

- Penyusunan rancangan penelitian

- Pengurusan ijin penelitian

Tahap Pelaksanaan Penelitian

- Perencanaan tindakan

- Implementasi tindakan

Page 33: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

- Pengamatan kelas

- Refleksi

- Analisis dan intrepretasi data

- Perumusan hasil kegiatan

Tahap Penyelesaian Penelitian

- Penyusunan kerangka laporan

- Penulisan kerangka laporan

- Revisi dan editing laporan

- Penyerahan laporan

C. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai subyek penelitian adalah

guru, peneliti dan siswa. Guru sebagai subyek yang melakukan perencanaan dan

pengumpulan data, peneliti sebagai subyek yang melaksanakan tindakan kelas

berdasarkan rencana tindakan penelitian yang telah dibuat bersama antara peneliti

dan guru sedangkan subyek yang menerima tindakan kelas adalah siswa kelas X

Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri yang

berjumlah 31 siswa.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan tindakan berbasis kelas kolaboratif yang bersifat

paktis, menyesuaikan situasi dan kondisi obyek melalui tindakan berdasarkan

permasalahan yang muncul dalam proses kegiatan pembelajaran sehari-hari.

Bersama-sama senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara

dan prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan

yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan kreativitas siswa.

Guru pengampu mata pelajaran, kepala sekolah dan peneliti dilibatkan

sejak : (1). Dialog awal atau langkah awal; (2). Perencanaan tindakan; (3).

Pelaksanaan Tindakan; (4). Observasi dan monitoring; (5). Refleksi; (6). Evaluasi;

(7). Penyimpulan hasil pengertian dan pemahaman. Adapun alur penelitian ini

seperti digambarkan dalam diagram alur berikut.

Page 34: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Skema Rancangan Penelitian

Langkah-langkah Penelitian Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar dan Prestasi

Siswa dengan Pembelajaran Kombinasi model STAD dan Jigsaw

Sutama (2004: 92) Modifikasi dari Kemmis & Mc. Taggart

Dialog Awal

Perencanaan Tindakan I

Observasi Tindakan I

Perencanaan Terrevisi Tindakan II

Observasi Tindakan II

Refleksi

Refleksi

Perencanaan Terrevisi Tindakan III

Observasi Tindakan III

Refleksi

Page 35: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

1. Dialog awal

Dialog awal dilakukan sebagai upaya merekam segala peristiwa untuk

mendiagnosa permasalahan untuk menetukan fokus penelitian, selain itu

bertujuan untuk menemukan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk

melengkapi kajian teori yang ada. Dalam dialog awal kepala sekolah dan guru

pengampu mata pelajaran tempat penelitian diadakan beserta peneliti bersama-

sama mendiskusikan maksud dan tujuan penelitian untuk memperoleh

kesepakatan mengenai strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kreativitas siswa dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan

Teknik Otomotif Kendaraan Ringan.

2. Perencanaan Tindakan Penelitian

Perencanaan tindakan penelitian dilaksanakan pada awal siklus

tahapan penelitian tindakan kelas. Perencanaan diharapkan dapat

memperbaiki kondisi awal atau sebelumnya. Dengan perencanaan diharapkan

tujuan dari pembelajaran tersampaikan tepat waktu dan dapat diserap secara

optimal oleh siswa. Perencanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan

sebelum tindakan yang direncanakan dalam 3 putaran kegiatan.

a. Perencanaan Tindakan I

Rencana tindakan penelitian ini mengacu pada hasil dialog awal

antara kepala sekolah, guru pengampu mata pelajaran dan peneliti sebagai

fokus permasalahan. Adapun kegiatan perencanaan tindakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Peneliti bersama kepala sekolah dan guru mendiskusikan rumusan

masalah dan menyiapkan solusi penyelesaian masalah.

2) Mempersiapkan strategi belajar yang akan digunakan.

3) Mempersiapkan materi dan bahan pelajaran.

4) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran (RPP)

5) Mempersiapkan media pemelajaran.

6) Mempersiapkan instrumen tes untuk mengetahui pemahaman siswa.

7) Menganalisis hasil tindakan putaran pertama.

Page 36: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

8) Mengambil kesimpulan sebagai acuan perencanaan dan pelaksanaan

tindakan putaran kedua.

b. Perencanaan Tindakan II

Perencanaan tindakan II dilaksanakan mengacu pada hasil

tindakan, observasi dan evaluasi putaran pertama. Perencanaan tindakan

II dilaksanakan sebagai satu satuan tahapan yang runtut dalam mencapai

tujuan awal dari dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini. Pada

perencanaan tindakan II secara garis besar kegiatan yang dilaksanakan

tidak jauh berbeda dengan perencanaan tindakan I yaitu, sebagai berikut :

1) Peneliti memahami hasil tindakan I.

2) Mempersiapkan pelaksanaan tindakan selanjutnya.

3) Mempersiapkan strategi belajar baru yang akan digunakan.

4) Mempersiapkan materi dan bahan pelajaran pada tindakan II.

5) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran pada Tindakan II.

6) Mempersiapkan media pembelajaran.

7) Mempersiapkan tes evaluasi untuk mengetahui peningkatan

pemahaman dan prestasi belajar siswa.

8) Menganalisis hasil tindakan dan observasi penelitian pada putaran

kedua.

9) Mengambil kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan putaran kedua.

c. Perencanaan Tindakan III

Perencanaan tindakan III merupakan kegiatan awal pada putaran

terakhir penelitian. Kegiatan perencanaan tindakan ini dilaksanakan

mengacu pada hasil yang telah diperoleh dari kegiatan perencanaan dan

pelaksanaan tindakan pada dua putaran sebelumnya. Perencanaan

tindakan pada kegiatan ini dilakukan perbaikan untuk mencapai tujuan

yang dinginkan antara lain sebagai berikut :

1) Melaksanakan pemahaman dan penilaian dari hasil tindakan

sebelumnya.

2) Mempersiapkan pelaksanaan tindakan selanjutnya.

3) Mempersiapkan strategi belajar baru yang akan digunakan.

Page 37: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4) Mempersiapkan materi dan bahan pelajaran yang akan digunakan.

5) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran tindakan.

6) Mempersiapkan media pembelajaran.

7) Mempersiapkan tes evaluasi materi yang diajarakan pada putaran

ketiga.

8) Mempersiapkan post tes dari semua materi yang telah diberikan.

9) Menganalisis hasil pelaksanaan tindakan, observasi dan tes dari

keseluruhan kegiatan.

10) Mengambil kesimpulan akhir dari keseluruhan pelaksanaan tindakan

penelitian.

3. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti. Peneliti sebagai guru

pengampu mata pelajaran berfungsi sebagai pengelola kegiatan belajar

mengajar di kelas dan sebagai aktor utama dalam implementasi tindakan.

Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan namun tindakan tidak

mutlak dikendalikan oleh rencana. Suatu tindakan yang diputuskan

mengandung berbagai resiko karena terjadi dalam situasi nyata, oleh karena

itu rencana tindakan harus fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan

yang ada sebagai usaha ke arah perbaikan. Pada penelitian ini, guru

melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan program yang direncanakan

sebanyak 3 putaran pelaksanaan tindakan sebagai berikut :

a. Tindakan I

Tindakan ini dilaksanakan setelah mendapatkan hasil dari

pengamatan dan tes awal. Dalam tindakan ini direncanakan guru

memberikan strategi pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat

meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Strategi yang

ditawarkan adalah dengan membangkitkan minat (Inquiring Minds Want

to Know). Teknik pembelajaran sederhana ini diharapkan dapat

membangkitkan keingintahuan siswa dengan meminta mereka untuk

membuat perkiraan-perkiraan tentang suatu topik atau suatu pertanyaan.

Siswa cenderung diam ketika diajak untuk membahas materi-materi yang

Page 38: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

belum terpecahkan pada pertemuan sebelumnya, saat diminta menjawab

secara bersama-sama satu kelas maupun individu. Pelaksanaan tindakan

pembelajaran kelas ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :

1) Guru mempersiapkan siswa dan kondisi belajar di kelas yang kondusif.

2) Guru menjelaskan metode pembelajaran dan penilaian yang akan

digunakan.

3) Guru memberikan gambaran awal tentang materi yang akan dipelajari.

4) Guru memulai pelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan

sederhana dari materi pelajaran sebagai penghubung awal.

5) Guru menyampaikan materi dengan memberikan pertanyaan tentang

materi pelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa untuk

mengetahui lebih lanjut dengan pola pemikirannya ataupun

mendiskusikan dengan teman. Pertanyaan yang di sampaikan harus

dibuat hanya diketahui oleh sebagian kecil siswa dan merupakan

pertanyaan berantai, sehingga muncul rasa keingintahuan dari siswa

yang belum tahu jawaban atas pertanyaan yang disampaikan.

6) Siswa dianjurkan untuk tetap menjawab apapun sesuai dengan dugaan

mereka. Pada langkah ini dapat digunakan penguatan-penguatan verbal

berupa pertanyaan yang menimbulkan rasa penasaran.

7) Guru menampung semua dugaan atau gagasan peserta didik sebelum

jawaban diberikan. Hal ini akan membuat rasa keingintahuan siswa

meningkat.

8) Guru memberikan jawaban yang sebenar-benarnya pada saat

pembelajaran berlangsung setelah dirasa cukup.

9) Suasana pembelajaran dikondisikan tetap kondusif dan terjaga

interaksi timbal balik antara guru dengan siswa dengan terjadi tanya

jawab aktif.

10) Langkah-langkah tersebut dilakukan berulang-ulang selama

berlangsungnya proses belajar mengajar sesuai pokok pikiran atau

bahasan yang dipelajari untuk menjembatani tersampaikannya materi

pelajaran kepada siswa secara maksimal.

Page 39: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

11) Guru memberikan tes kepada siswa tentang materi pembelajaran yang

telah disampaikan.

12) Akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan bersama-sama

dengan siswa mengenai materi pembelajaran yang telah dipelajari.

b. Tindakan II

Tindakan II dilaksanakan mengacu dari hasil pengamatan dan

evaluasi pada tindakan I. Pada tindakan ini strategi yang ditawarkan adalah

pembelajaran model STAD. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai

berikut :

1) Menyiapkan situasi dan kondisi siswa yang kondusif.

2) Menyampaikan metode belajar dan penilaian yang akan digunakan.

3) Menyampaikan inti materi pelajaran.

4) Menyampaikan materi secara sistematik.

5) Mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil yang terdiri atas 3

sampai 5 anggota dan menjelaskan aturan permainan.

6) Setiap kelompok menyiapkan soal latihan untuk dikerjakan siswa

kelompok lain.

7) Setiap kelompok diharuskan memilih salah satu soal dan wajib

menjawab soal dari kelompok lain tersebut.

8) Kelompok mengerjakan soal dengan mendiskusikan dengan anggota

kelompoknya

9) Hasil diskusi atau jawaban ditulis dan dikoreksi oleh kelompok

pembuat soal.

10) Guru mengevaluasi tingkat kebenaran soal dan jawaban masing-

masing kelompok.

11) Kelompok dengan poin nilai terbaik dalam membuat soal dan

menjawab mendapatkan reward.

12) Pada akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan dari materi

yang dipelajari.

13) Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman dan

pengertian siswa terhadap materi yang disampaikan.

Page 40: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

c. Tindakan III

Pelaksanaan tindakan ini berdasarkan pada perencanaan tindakan

ketiga setelah sebelumnya diakukan tindakan-tindakan pembelajaran.

Tindakan ini dilaksanakan sebagai tindakan terakhir dalam pelaksanaan

penelitian tindakan kelas ini. Pelaksanaan tindakan menggunakan strategi

belajar yang berbeda dengan pelaksanaan tindakan sebelumnya. Strategi

belajar yang digunakan dengan model Jigsaw. Diharapkan dengan model

belajar ini dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan sebagai berikut :

1) Guru mempersiapkan siswa dan kondisi belajar yang kondusif.

2) Guru menjelaskan metode belajar dan sistem penilaian yang akan

digunakan.

3) Guru menyampaikan pokok materi pelajaran yang akan dibahas.

4) Guru membagi pokok materi pelajaran sejumlah tertentu.

5) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan jumlah siswa

sebanyak jumlah materi yang telah disiapkan dan dibagi. Kelompok ini

disebut sebagai kelompok awal.

6) Setiap kelompok diharuskan membagi tugas pada masing-masing

anggotanya untuk dikirim mempelajari materi tertentu dalam

kelompok ahli materi tertentu atau kelompok tim ahli.

7) Dalam kelompok tim ahli diisi perwakilan dari kelompok awal yang

ahli dalam materi tertentu.

8) Setiap kelompok ahli mendiskusikan atau mempelajari materi tertentu

yang berbeda dengan kelompok ahli lainnya.

9) Setelah selesai mempelajari materi bersama tim ahli langkah

selanjutnya anggota kelompok tim ahli tersebut kembali pada

kelompok awal dan menyampaikan materi yang dipelajarinya kepada

anggota kelompok awal yang lain.

10) Setiap kelompok awal mendiskusikan semua materi yang diperoleh

masing-masing dan membuat kesimpulan untuk dipresentasikan di

depan kelas secara bergantian dengan kelompok awal yang lain.

Page 41: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

11) Bersama-sama dengan siswa guru menyamakan persepsi dari isi materi

pelajaran yang dipelajari.

12) Guru memberikan tugas yang dikerjakan secara individu berdasarkan

materi yang telah dipelajari untuk digunakan sebagai penilaian

kelompok.

13) Guru memberikan tes evaluasi secara individu berdasarkan materi

untuk mengetahui tingkat pemahaman individu masing-masing siswa.

14) Guru memberikan reward kepada kelompok terbaik dengan tingkat

pemahaman secara individu siswa masing-masing anggotanya paling

baik.

15) Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan kesimpulan akhir

dari proses pembelajaran dan materi yang telah dilaksanakan dan

dipelajari.

4. Observasi dan Monitoring

Observasi dan monitoring merupakan upaya merekam segala peristiwa

dan kegiatan yang terjadi selama tindakan pembelajaran berlangsung. Proses

tindakan, pengaruh tindakan yang sengaja maupun tidak sengaja, situasi

tempat tindakan yang dilakukan, dan kendala tindakan semuanya dicatat

dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka.

Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti yang yang dibekali pedoman

observasi dan catatan lapangan. Pada waktu observasi dilakukan, peneliti

sebagai observer mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data

mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran.

Observasi yang dilakukan peneliti adalah mencatat semua perilaku dan

kegiatan guru mulai dari pendahuluan, pengembangan dan penutup serta

menuliskan keterangan tambahan seperti perilaku siswa setelah menerima

tindakan itu, situasi kelas, dan kendala proses tindakan, serta memberikan

kesimpulan dan saran secara umum dari tindakan yang dilakukan. Waktu

pelaksanaan observasi dan monitoring sesuai dengan jadwal pelajaran di

sekolahan.

Page 42: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

5. Refleksi

Refleksi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji secara

menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul.

Hasil refleksi ini digunakan untuk memperbaiki rencana tindakan pada

pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar kombinasi model STAD

dan Jigsaw dilakukan selama 3 putaran. Dengan tiga putaran ini diharapkan

tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud (minimal 65% siswa berani

mengemukakan ide atau gagasannya pada proses pembelajaran).

Pelaksanaan refleksi ini adalah berupa diskusi yang dilakukan peneliti

bersama-sama guru pengampu mata pelajaran untuk menelaah tindakan yang

telah dilakukan apakah sudah tepat, bila belum maka akan didiskusikan

alternatif tambahan untuk membenahi yang belum tepat. Refleksi ini secara

rutin dilaksanakan setiap akhir putaran penelitian sampai selesainya penelitian.

Secara informal setiap hari kerja dilakukan dialog antara guru dan peneliti

untuk membahas hal-hal penanganan segera.

Evaluasi diarahkan pada pertemuan bukti-bukti dari perkembangan

kreativitas belajar dan prestasi siswa setelah dilaksanakan serangkaian

tindakan. Penyajian ini dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan

informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau

melaksanakan tindakan selanjutnya. Dengan demikian analisa kualitatif dalam

penelitian tindakan kelas ini dilakukan setiap tindakan-tindakan dilaksanakan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu usaha untuk mendapatkan atau

memperoleh bahan dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Data

penelitian mewakili tindakan yang berarti bahwa data itu memungkinkan untuk

merekonstruksi tindakan yang terkait bukan hanya mengingat kembali. Data

penelitian ini bersumber dari interaksi guru dengan siswa dalam proses

pembelajaran Memahami Dasar Dasar Mesin kelas X SMK At Taqwa

Muhammadiyah Miri Kabupaten Sragen berupa data tindakan belajar atau

perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan mengajar.

Page 43: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dibedakan atas metode pokok

dan metode bantu.

1. Metode Pokok

a. Metode Tes

Tes dilakukan secara tertulis dan penyusunan tes dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut :

1) Penentuan materi pokok yang disesuaikan dengan kurikulum.

2) Menyusun kisi-kisi tes.

3) Membuat perangkat tes (soal-soal tes).

4) Melakukan analisis validitas isi.

5) Melakukan revisi soal-soal tes.

Teknik tes dilakukan untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar

Dasar Dasar Teknik Mekanik Otomotif siswa sebelum dan sesudah

dilakukan tindakan.

b. Metode Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara

langsung tentang kegiatan belajar siswa di kelas. Dengan observasi,

penelitian dapat mengetahui secara langsung tentang kegiatan belajar

siswa dalam mempersiapkan, memperhatikan dan menanggapi penjelasan

dari guru selama proses belajar mengajar berlangsung.

2. Metode Bantu

Metode bantu adalah metode penunjang yang digunakan guna

memperlancar metode pokok.

a. Metode Wawancara

Wawancara dilakukan oleh guru pengamat terhadap siswa tentang

proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

b. Metode Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data sekolah dan

identitas siswa antara lain seperti nama siswa, nomor induk siswa yaitu

dengan melihat dokumentasi yang ada di sekolah.

Page 44: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam

penelitian kualitatif. Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa

yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan

data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini

catatan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul

pada saat proses pembelajaran Dasar Dasar Teknik Otomotif berlangsung.

F. Instrumen Penelitian

1. Definisi Operasional Variabel

a. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

bermakna yang manfaat untuk memberikan solusi baru. Kreativitas yang

ada dalam penelitian ini adalah aktivitas serta keberanian siswa dalam

mengemukakan ide atau gagasannya untuk menyelesaikan soal mata

pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan

Ringan.

1) Ciri kepribadian yang meliputi : kelancaran dalam mengemukakan ide,

fleksibel dalam berpikir, sabar dalam memecahkan masalah, memiliki

semangat dalam bertanya dan meneliti, optimisme adalah memadukan

antusias dan rasa percaya diri, mampu mempertahankan pendapatnya,

mampu bekerjasama.

2) Kemampuan umum yaitu kemampuan untuk menyelesaikan soal-soal

atau permasalahan.

3) Konsekuensi dalam memberikan jawaban yaitu

kemampuanmemberikan ide-ide yang serupa untuk memecahkan

masalah berdasarkan patokan yang diberikan.

4) Kemahiran dalam menyelesaikan masalah yaitu kemampuan untuk

menghasilkan berbagai ide baru untuk memecahkan masalah.

b. Belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif

Kendaraan Ringan adalah proses aktif mengkonstruksi dan merupakan

Page 45: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

suatu proses mengasimilasikan dan menghubungkan suatu pengalaman

atau pengertian dengan menggunakan suatu metode ataupun rumus-rumus.

c. Pembelajaran Kooperatif merupakan suatu proses belajar yang menuntut

siswa untuk berperan aktif dalam mewujudkan ketuntasan materi pelajaran

dengan menitikberatkan pada kerja kelompok kecil kolaboratif. Siswa

menggali pengetahuan dan informasi secara mandiri bersama teman

kelompok.

2. Pengembangan Instrumen

a. Lembar Observasi

Berdasarkan cara pelaksanaannya dan tujuan, peneliti

menggunakan observasi berbentuk observasi partisipasi penuh. Observasi

partisipasi adalah suatu observasi yang pengamatnya ikut terlibat langsung

dan ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diamati.

Pengamat juga terlibat pada aktivitas dalam bentuk persiapan kegiatan

belajar mengajar, termasuk membuat rancangan pembelajaran yang sesuai.

Observasi partisipasi dibagi menjadi dua yaitu partisipasi sebagian

dan partisipasi penuh. Observasi partisipasi sebagian (partial

participation) adalah suatu proses kegiatan yang berantai dimana

pengamat hanya mengambil sebagian yang dianggap perlu untuk diadakan

pengamatan. Sedangkan observasi partisipasi penuh (full participation)

adalah pengamatan yang dilaksanakandimana pengamat selalu mengambil

bagian dengan melibatkan dirinya dalam semua proses tanpa membedakan

kegiatan yang penting ataupun yang kurang penting. Bentuk partisipasi

penuh digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa secara langsung sat

kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Dalam melakukan observasi, peneliti menggunakan pedoman

observasi yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a) observasi tindak

mengajar yang disesuaikan dengan rencana pembelajaran, b) observasi

tindak belajar yang berkaitan dengan inisiatif dan reaksi siswa dalam

pebelajaran mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif

Page 46: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Kendaraan Ringan, c) Keterangan tambahan yang berkaitan dengan

tindakan mengajar maupun tindak belajar yang belum terjaring. Instrumen

pengamataan pada aspek kreativitas siswa dapat dijumpai dalam Lampiran

4, sedangkan pedoman penilaian pengamatan tindak belajar yang berkaitan

dengan kreativitas ditampilkan dalam Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Pedoman Penilaian Aspek Kreativitas

No. Skala Penilaian Aspek

Kreativitas Indikator

1 Sangat Kurang (nilai 1)

- Tidak mengemukakan ide /

merumuskan ide baru/ mengembangkan

ide

- Bersikap pasif

2 Kurang (nilai 2)

- Kurang baik dalam mengemukakan /

merumuskan/ mengembangkan ide

- Bersikap kurang aktif

3 Cukup Baik (nilai 3)

- Cukup baik dalam mengemukakan/

merumuskan/ mengembangkan ide

- Bersikap cukup aktif

4 Baik (nilai 4)

- Baik dalam mengemukakan/

merumuskan/ mengembangkan ide

- Bersikap aktif

5 Sangat baik (nilai 5)

- Sangat baik dalam mengemukakan/

merumuskan/ mengembangkan ide

- Bersikap sangat aktif

Tabel 3. Penilaian Aspek Kreativitas Siswa

No. Penilaian Tingkat Kreativitas Skala Penilaian dalam

Pedoman Pengamatan

1 Tidak Melakukan Tindakan ( Tidak

Kreatif) Sangat Kurang (nilai 1)

Page 47: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2 Melakukan Tindakan (Kreatif)

Kurang (nilai 2)

Cukup Baik (nilai 3)

Baik (nilai 4)

Sangat Baik (nilai 5)

b. Tes

Tes ini digunakan sebagai instrumen penelitian untuk

mengumpulkan data sehingga dapat diketahui data mengenai prestasi

belajar siswa dan mengetahui sejauh mana kreativitas siswa dalam

menyelesaikan soal yang diberikan. Perangkat tes yang digunakan yaitu

tes pilihan ganda terstruktur dan essay terstruktur. Peningkatan prestasi

belajar siswa ditunjukkan dengan jumlah siswa yang dapat mencapai nilai

batas minimal 7,0 dalam tiap siklus tindakan penelitian. Instrumen

penelitian untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa dapat dijumpai

pada Lampiran 5, 6 dan 7.

3. Pengujian Validitas Isi Instrumen

Untuk menjamin kemantapan dan kebenaran data yang telah digali,

dikumpulkan, dicatat dalam kegiatan penelitian maka dipilih dan ditentukan

cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh.

Dalam penelitian ini akan digunakan teknik hasil tes dan isi tes yang telah

dikembangkan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pembelajaran

kombinasi model STAD dan Jigsaw sebagai alat pengukuran prestasi belajar

siswa dan teknik triangulasi.

Validitas isi dari suatu tes prestasi belajar dapat diketahui dengan jalan

membandingkan antara isi yang terkandung dalam hasil belajar dengan

indikator yang telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran.

Pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistika tetapi menggunakan

analisis rasional. Pengujian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan

melihat bahwa item-item dalam dalam tes telah sesuai dengan isi kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP 2006). Pemeriksaan indikator pada item-

Page 48: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

item soal tes dilakukan secara kolaborasi antara peneliti, guru dan kedua dosen

pembimbing,

Sedangkan teknik triangulasi dengan jalan memanfaatkan peneliti atau

pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan

data. Pemanfaatan pengamat lainnya dalam hal ini adalah guru dan mitra

peneliti. Mereka ini dapat mengurangi ketidakakuratan dalam pengumpulan

data.

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini analisis data dilakukan secara deskriptif

kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan metode alur yaitu data dianalisis

sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan dan dikembangkan selama proses

pembelajaran.

Tahap-tahap analisis data dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Proses analisis data dimulai dengan pengumpulan data sesuai dengan

teknik data seperti yang dikemukakan di atas, maka pengumpulan data

dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan wawancara, observasi

(pengamatan) dan dokumentasi. Seluruh data yang terkumpul dari sumber

tersebut dibaca, dipelajari dan ditelaah. Analisis data dilakukan sejak

pengumpulan data awal sampai data akhir.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan dengan cara melakuka abstraksi

yaitu membuat rangkuman inti, membuang data yang tidak perlu, mengatur

data dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga agar tetap berada di

dalamnya, sehingga penarikan kesimpulan akhir dari penelitian dapat

dilakukan dengan mudah. Kegiatan ini dilakukan setiap pasca tindakan

dilaksanakan.

Page 49: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap

sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan. Melalui penyajian data akan memungkinkan peneliti untuk

mengintrepretasikan fenomena-fenomena catatan di lapangan.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan sebagai kegiatan analisis terakhir dilakukan

secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Dengan

demikian langkah analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan

semenjak tindakan-tindakan dilaksanakan.

Page 50: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Latar Penelitian

1. Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK At Taqwa

Muhammadiyah Miri dengan alamat dukuh Pondok RT 03 Desa Sunggingan

Kecamatan Miri Kabupaten Sragen. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri pada

awal berdiri merupakan sekolah negeri kelas jauh di Pondok Pesantren di bawah

naungan Yayasan Pondok Pesantren At Taqwa yang berdiri sejak tahun 2005

berdasarkan pada Surat Keputusan Bupati Sragen Nomor 420 / 573 / 24 / 2005.

SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri mengajukan permohonan peningkatan

status sekolah dan memperoleh ijin operasional pada tanggal 3 Juli 2008 dengan

dikeluarkannya Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Sragen Nomor 421.5/108/18/2008 dan saat ini berstatus sekolah swasta Pra

Sekolah Standart Nasional (SSN).

SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri berada satu lokasi dengan pondok

pesantren memberikan kelebihan dalam hal kedisiplinan dan keteraturan. SMK At

Taqwa Muhammadiyah Miri berlokasi di pedesaan dengan jarak dua kilometer

dari pusat kota. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri memiliki luas lahan 8.929

m2 dengan luas bangunan yang berdiri di atasnya 2800 m2. Suasana lingkungan

sangat mendukung dalam pembelajaran yang dikarenakan jauh dari keramaian

kota dan kebersihan sekolah yang terjaga. Masyarakat sekitar sangat mendukung

pembelajaran yang dapat dilihat dari sikap yang sangat terbuka dan ramah kepada

semua pegawai dan staf sekolah serta kepada siswa-siswa SMK At Taqwa

Muhammadiyah Miri. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri mempunyai 1

program keahlian yaitu Teknik Otomotif dan dalam waktu dekat membuka

program baru yaitu Teknik Komputer Jaringan dan mulai berjalan tahun ajaran

2010/2011.

Instansi pendidikan ini dibuka dengan tujuan awal dapat menerima

lulusan Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah yang kurang

Page 51: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

mampu dari sisi keuangan tetapi memiliki tekad kuat untuk belajar. SMK At

taqwa Muhammadiyah Miri mempunyai visi dan misi sebagai dasar pelaksanaan

setiap kegiatan sekolah. Visi sekolah tersebut adalah “Terwujudnya sumber daya

manusia yang berkualitas yaitu sumber daya manusia yang cerdas intelektual dan

cerdas emosional”. Misi SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri adalah 1).

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa, 2).

Menyiapkan lulusan menjadi tenaga yang terampil dan produktif, 3). Menyiapkan

lulusan yang berdaya saing kerja dan berwirausaha, 4). Menyiapkan lulusan yang

memiliki sikap profesional dan senantiasa berkembang demi tuntutan masa depan.

Sarana pendukung sekolah yang terdapat di SMK At Taqwa

Muhammadiyah Miri adalah 4 ruang kelas, 2 ruang praktek otomotif, 1 lab

komputer, 1 ruang kantor dan ruang guru, 1 ruang bimbingan konseling (BK),

kamar mandi, lahan parkir dan masjid dengan ukuran yang sangat memadai.

Sarana lainnya adalah tersedia generator pembangkit listrik cadangan dengan

kapasitas 6.700 watt disamping tenaga listrik PLN berkapasitas 5.500 watt.

Pembelajaran semakin terkondisi lebih baik dengan adanya pembangkit listrik

cadangan tersebut dimana sering kali terjadi pemadaman listrik di kawasan

tersebut. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri didukung alat praktek otomotif

yang memadai dan kondisi yang baik. Kondisi fisik sarana pendukung secara

keseluruhan dalam keadaan baik dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri didukung team pengajar yang

masih muda dengan intelektualitas tinggi. Tenaga guru dan karyawan di SMK At

Taqwa Muhammadiyah Miri berjumlah 23 orang dan dibantu 5 orang tenaga

yayasan. Ketenagaan SMK At Taqwa Muhammadiyah miri terdiri dari 20 orang

guru, yaitu 6 guru normatif, 10 guru adaptif dan 4 guru produktif kompetensi

teknik otomotif, serta terdiri 3 orang staf karyawan tata usaha dan penjaga

sekolah. Berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi dari tenaga SMK At Taqwa

Muhammadiyah Miri adalah 16 orang Sarjana Strata 1, 4 orang Ahli Madya

setingkat D3 dan 3 orang lulusan SMA atau setingkat.

SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri sebagai sekolah baru berkembang

memiliki jumlah siswa cukup banyak yaitu 87 siswa terbagi 3 kelas dalam 1

Page 52: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

rombongan belajar. Siswa kelas X berjumlah 31, kelas XI berjumlah 36 siswa dan

kelas XII berjumlah 20 siswa. Sekolah ini menggunakan kurikulum KTSP

spektrum 2008 sebagai dasar pebelajaran sesuai dengan ketentuan pemerintah

yang berlaku saat ini. Sekolah ini telah meluluskan siswa sebanyak 38 siswa yaitu

14 siswa tahun pelajaran 2007/2008 dan 24 siswa tahun pelajaran 2008/2009.

Tingkat kelulusan mencapai 100% pada tiap tahun pelajaran merupakan prestasi

yang membanggakan.

SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri memiliki banyak prestasi yang

telah dicapai dan membanggakan. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri

merupakan sekolah di bawah naungan yayasan pondok pesantren terbaik di

Kabupaten Sragen berdasarkan hasil penilaian terhadap sarana dan prasarana yang

dilakukan oleh pengawas sekolah tingkat SMK Dinas Pendidikan Kabupaten

Sragen. Prestasi lain yang tidak kalah membanggakan adalah peringkat ke-10

Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tahun 2009 tingkat Kabupaten Sragen pada

program keahlian teknik otomotif dari 27 peserta SMK Negeri maupun Swasta.

Peringkat ke-4 dalam Yamaha Skill Contest tahun 2009 tingkat Kabupaten

Sragen. Program beasiswa bagi siswa berprestasi untuk mengikuti diklat yang

diberikan oleh Ganesha Tecknopark Sragen. SMK At Taqwa Muhammadiyah

Miri merupakan sekolah pertama dan satu-satunya yang mampu menjalin

perjanjian kerjasama dengan Bengkel AHASS Mega Berlian Motor Gemolong

Sragen.

SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri mempunyai keunggulan dalam hal

kedisiplinan dan ketertiban siswa yang lebih terjaga. Keadaan ini dapat terlihat

dengan banyaknya orang tua yang lebih memilih anaknya bersekolah di SMK At

Taqwa Muhammadiyah Miri. Biaya sekolah yang relatif ringan memberikan

kemudahan bagi siswa kurang mampu untuk tetap melanjutkan sekolah

merupakan daya tarik tersendiri bagi siswa khususnya orangtua atau wali murid

dengan keterbatasan ekonomi. Sistem pelayanan sekolah yang mengutamakan

keterbukaan dan kekeluargaan memberikan dampak positif berupa sikap kerja

yang maksimal dan profesional dari setiap guru, karyawan dan komponen sekolah

yang lain. Kerjasama dengan pihak ketiga antara lain komite sekolah dan pihak

Page 53: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

lain yang pernah terlibat langsung dengan sekolah sangat membantu khususnya

dalam hal pemasukan informasi dan pengadaan sarana-prasarana pendukung. Hal-

hal tersebut merupakan aspek positif yang menjadikan SMK At Taqwa

Muhammadiyah Miri tetap eksis dalam memberikan pelayanan pendidikan secara

maksimal.

SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri dituntut untuk mengaktualisasikan

diri demi kemajuan dan perkembangan sekolah di wilayah Kecamatan Miri dan

sekitarnya. Hal ini dikarenakan persaingan antar sekolah menengah kejuruan di

daerah tersebut sangat ketat. Persaingan berat ini dapat dilihat dari data jumlah

dan jarak antara sekolah menengah kejuruan dengan program keahlian yang sama

maupun berbeda, yaitu dalam radius 1 kilometer bersaing dengan salah satu SMK

negeri yang baru berkembang, radius 4 kilometer bersaing dengan 6 SMK swasta

yang telah mapan dan 1 SMK swasta yang baru berkembang. Kondisi ini

dimanfaatkan sekolah dengan mengembangkan pembelajaran yang berbasis pada

kebersamaan dan kekeluargaan. Guru diharapkan dapat menempatkan diri sebagai

teman bagi siswa bukan senior yang banyak memberikan perintah. Pembelajaran

diluar kelas dengan metode percakapan dan diskusi ringan tanpa mengurangi

kewibawaan guru terus dikembangkan. Peningkatan jumlah dan kualitas sarana

praktek ditujukan sebagai salah satu cara mendapatkan kepercayaan publik untuk

memilih bersekolah di SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri. Perbandingan

jumlah sarana praktek dengan jumlah pemakai saat praktek yang di angka 1:8

diharapkan dapat meningkat menjadi 1:4 pada tahun pelajaran 2011/2012.

2. Deskripsi Pembelajaran

a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan

pendidikan. KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

Page 54: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan,

dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata

pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian,

alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran

standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang

disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum

antara sekolah yang berada di perkotaan berbeda dengan sekolah di pedesaan.

Perbedaan ini dikarenakan kurikulum tingkat satuan pendidikan berorientasi pada

kebutuhan dan kemampuan sekolah. Kurikulum SMK menitikberatkan pada

peningkatan keterampilan dan kemampuan siswa sesuai dengan tujuan

pembelajaran SMK.

Karateristik SMK adalah sebagai berikut :

1) Mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang

tertentu

2) Didasarkan kebutuhan dunia kerja “Demand-Market-Driven”

3) Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja

4) Kesuksesan siswa pada “Hands-On” atau performa di dunia kerja

5) Hubungan erat dengan Dunia Kerja merupakan Kunci Sukses Pendidikan

Kejuruan

6) Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan Teknologi

7) Learning By Doing dan Hands On Experience

8) Membutuhkan fasilitas Mutakhir untuk praktik

9) Memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari

pendidikan umum

b. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan

menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada

standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum

Page 55: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip

berikut.

1) Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Peserta

Didik dan Lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki

posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan

tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan

lingkungan.

2) Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa

membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial

ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib

kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta

disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat

antarsubstansi.

3) Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat

dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan

memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni.

4) Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,

dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan

Page 56: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,

dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5) Menyeluruh dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6) Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal

dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang

selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7) Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling

mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika

dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c. Acuan Operasional Penyusunan KTSP SMK

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dengan memperhatikan

hal-hal sebagai berikut :

1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemampuan peserta didik

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

5. Tuntutan dunia kerja

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

7. Agama

8. Dinamika perkembangan global

9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Page 57: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

11. Kesetaraan jender

12. Karakteristik satuan pendidikan

d. Struktur Kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri

Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini SMK At Taqwa

Muhammadiyah Miri diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK

berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan

Pengembangan Diri. Mata pelajaran wajib terdiri atas Pendidikan Agama,

Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya,

Pendidikan Jasmani dan Olahraga, dan Keterampilan/Kejuruan. Mata pelajaran ini

bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum

manusia kerja.

Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang

bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan

pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi

yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan

daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan

ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan

pendidikan sesuai dengan program keahlian yang diselenggarakan.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh

oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,

bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan

pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau

tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling

yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan

pembentukan karier peserta didik. Pengembangan diri bagi peserta didik SMK At

Taqwa Muhammadiyah Miri terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas

dan bimbingan karier.

Page 58: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Struktur kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri meliputi

substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga

tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan

kelas XII atau kelas XIII. Struktur kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah

Miri disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi

mata pelajaran. Struktur kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri

disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Struktur Kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri

Komponen Durasi Waktu

(Jam)

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 192

2. Pendidikan Kewarganegaraan 192

3. Bahasa Indonesia 192

4. Bahasa Inggris 440 a)

5. Matematika 516 a)

6. Ilmu Pengetahuan Alam

6. 1 IPA

6. 2 Fisika

6. 3 Kimia

192 a)

276 a)

192 a)

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 128 a)

8. Seni Budaya 128 a)

9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192

10. Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi 202

11. Kewirausahaan 192

12. Kejuruan

Dasar Kompetensi Kejuruan b) 140

Kompetensi Kejuruan b) 1044 c)

B. Muatan Lokal 192

C. Pengembangan Diri d) (192)

Page 59: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Keterangan notasi a) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap

program keahlian. Program keahlian yang memerlukan waktu lebih jam

tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama, di luar

jumlah jam yang dicantumkan. b) Terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan

kebutuhan setiap program keahlian. c) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan

standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh

kurang dari 1044 jam. d) Ekuivalen 2 jam pembelajaran.

Implikasi dari struktur kurikulum di atas dijelaskan sebagai berikut :

1) Di dalam penyusunan kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri

mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif,

adaptif, dan produktif. Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang

dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan

Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran

Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan

Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri

atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar

Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan

produktif adalah mata pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan

dengan kebutuhan program keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam

blok waktu atau alternatif lain.

2) Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi

Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk

memenuhi standar kompetensi kerja di dunia kerja.

3) Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar

kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap mata

pelajaran.

Page 60: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

4) Pendidikan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri diselenggarakan dalam

bentuk pendidikan sistem ganda.

5) Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 40 menit.

6) Beban belajar SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri meliputi kegiatan

pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di

dunia usaha/industri.

7) Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK At Taqwa

Muhammadiyah Miri adalah 38 minggu dalam satu tahun pelajaran. Lama

penyelenggaraan pendidikan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri tiga

tahun.

Penghitungan jam terstruktur untuk kompetensi produktif dilakukan

melalui langkah-langkah berikut :

1) Penentuan alokasi waktu mata pelajaran didasarkan hasil analisis

kebutuhan waktu pada silabus yang terdiri atas jam tatap muka (TM) /

teori, praktik di sekolah (PS) dan praktik industri (PI).

2) Mengkonversi estimasi jam dengan perbandingan TM : PS : PI adalah

1:2:4.

3) Menghitung jumlah total jam terstruktur

Contoh dalam satu Kompetensi Dasar membutuhkan jam belajar sebagai

berikut :

a) tatap muka (TM) = 6 jam

b) praktik di sekolah (PS) = 8 jam

c) praktik di industri (PS) = 20 jam

Maka :

a) Jumlah jam terstruktur : jam154

20

2

8

1

6 =++

b) Jumlah jam belajar di sekolah : 6 + 8 = 14 jam

c) Jumlah jam di industri (dalam bentuk prakerin) adalah 20 jam

d) Total jam belajar di sekolah dan industri (jam terjadwal) adalah :

6 + 8 + 20 = 34

Page 61: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Beban belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan peserta

didik dalam mengikuti kompetensi pembelajaran melalui sistem tatap muka (teori,

praktik di sekolah dan praktik di industri), penugasan terstruktur dan kegiatan

mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Penugasan

terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi

pembelajaran oleh peserta didik, didesain oleh pendidik untuk menunjang

pencapaian kompetensi pada kegiatan tatap muka, termasuk kegiatan perbaikan,

pengayaan dan percepatan. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan

pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik

yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian kompetensi yang waktu

penyelesaiannya diatur oleh peserta didik.

1) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur untuk SMK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata

pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

2) Dua jam pembelajaran kegiatan praktik di sekolah atau empat jam

pembelajaran kegiatan praktik di luar sekolah, setara dengan satu jam

pembelajaran tatap muka yang tercantum pada struktur kurikulum.

Muatan lokal merupakan mata pelajaran yang kompetensinya tidak dapat

diwadahi pada mata pelajaran yang telah ada, karena itu setiap satuan pendidikan

harus mengembangkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan

indikator. Satuan pendidikan dan komite sekolah mempunyai tugas dan

wewenang penuh mengembangkan mata pelajaran muatan lokal. Pengembangan

muatan lokal meliputi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, SK, KD dan arah

pengembangan mata pelajaran dilaksanakan melalui kegiatan :

1) Menganalisis informasi tentang potensi daerah.

2) Mengembangkan SK dan KD muatan lokal. Pengembangan SK dan KD

muatan lokal sama seperti pada SKK Kompetensi Keahlian, diawali

dengan mengidentifikasi bidang, lingkup dan tugas-tugas pekerjaan.

3) Menetapkan nama mata pelajaran muatan lokal dan menentukan prioritas

bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan.

Page 62: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4) Mengembangkan silabus mata pelajaran muatan lokal.

Ruang Lingkup muatan lokal terdiri atas :

1) Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah

2) Lingkup Isi atau Jenis Muatan Lokal, dapat berupa bahasa daerah, bahasa

Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat,

dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta

hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah dan selaras dengan kompetensi

keahliannya. Secara skematis langkah-langkah pengembangannya

digambarkan dalam diagram alur berikut :

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan

diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik dan kondisi

sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh

konselor, guru, atau tenaga kependidikan lainnya yang dapat dilakukan dalam

bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan

antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah

diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran dan penilaian

kegiatan dilakukan secara kualitatif. Pengembangan diri pada SMK terutama

ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karir.

Mengidentifikasi potensi dan kebijakan daerah

Menganalisis pilihan muatan lokal yang mungkin dikembangkan sesuai dengan

kompetensi keahlian

Mengembangkan SK-KD dan indikator mata pelajaran muatan lokal

Menyusun silabus mata pelajaran muatan lokal

Page 63: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

1) Pengembangan Kreativitas

Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui kegiatan

ekstrakurikuler antara lain pramuka, paskibra, PMR, karya ilmiah siswa,

pameran hasil karya siswa, lomba karya ilmiah siswa (LKS), dan pentas

seni.

2) Pengembangan karir.

Pengembangan karir dapat dilakukan antara lain melalui pemberian

informasi lapangan kerja, bimbingan tata cara mancari pekerjaan,

bimbingan profesi, pengenalan serta pengembangan kepribadian.

Standar Kompetensi Program Produktif ditetapkan mengacu pada

Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku di dunia kerja. Direktorat

Pembinaan SMK telah menyiapkan Standar Kompetensi dimaksud dalam bentuk

SK dan KD. Mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dan Kompetensi

Kejuruan (KK) yang dimuat dalam Spektrum Keahlian disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif

SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri

Dasar Kompetensi Kejuruan

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Memahami dasar-dasar mesin 1.1 Menjelaskan dasar ilmu statika dan tegangan

1.2 Menerangkan komponen/elemen mesin

1.3 Menerangkan material dan kemampuan

proses.

2. Memahami proses-proses dasar

pembentukan logam

2.1 Menjelaskan proses pengecoran

2.2 Menjelaskan proses pembentukan

2.3 Menjelaskan proses pemesinan.

Page 64: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

3. Menjelaskan proses-proses

mesin konversi energi

3.1 Menjelaskan konsep motor bakar

3.2 Menjelaskan konsep motor listrik

3.3 Menjelaskan konsep generator listrik

3.4 Menjelaskan konsep pompa fluida

3.5 Menjelaskan konsep kompresor

3.6 Menjelaskan konsep refrigerasi

4. Menginterpretasikan gambar

teknik

4.1 Menjelaskan standar menggambar teknik

4.2 Menggambar perspektif, proyeksi, pandangan

dan potongan

4.3 Menjelaskan simbol-simbol kelistrikan

4.4 Membaca wiring diagram

4.5 Menginterpretasikan gambar teknik dan

rangkaian.

5. Menggunakan peralatan dan

perlengkapan di tempat kerja

5.1 Merawat peralatan dan perlengkapan

perbaikan di tempat kerja.

5.2 Menggunakan peralatan dan perlengkapan

perbaikan

5.3 Menggunakan fastener.

6. Menggunakan alat-alat ukur

(measuring tools)

6.1 Mengidentifikasi alat-alat ukur

6.2 Menggunakan alat-alat ukur mekanik

6.3 Menggunakan alat-alat ukur pneumatik

6.4 Menggunakan alat-alat ukur

elektrik/elektronik

6.5 Merawat alat-alat ukur.

Page 65: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

7. Menerapkan prosedur

keselamatan, kesehatan kerja

dan lingkungan tempat kerja

7.1 Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan

kerja (K3)

7.2 Melaksanakan prosedur K3

7.3 Mengidentifikasi aspek-aspek keamanan

kerja

7.4 Mengontrol kontaminasi

7.5 Mendemonstrasikan pemadaman kebakaran

7.6 Melakukan pengangkatan benda kerja secara

manual.

7.7 Menerapkan pekerjaan sesuai dengan SOP.

8. Menjelaskan konsep dasar-dasar

listrik dan elektronika

Memahami konsep dasar: elektron,

konduktor, arus, tegangan, tahanan.

Memahami konsepdasar rangkaian: seri

paralel, gabungan dan pengukurannya.

Memehami Resistor, transistor, kondensor

dioda rectifier, relay, Light Dependent

Resistor

Memahami kemagnetan dan induksi

Memahami konsep motor listrik

Memahami Generator listrik

9. Memahami konsep dasar chasis

dan pemindah tenaga

Memahami pemindahan tenaga (power train)

Memahami sistem: rangka, kemudi, rem,

suspensi

Page 66: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Kompetensi Kejuruan

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Memperbaiki sistem hidrolik

dan kompresor udara

1.1 Mengidentifikasi sistem hidraulik

1.2 Memasang sistem hidraulik

1.3 Menguji sistem hidraulik

1.4 Memeliharan sistem hidraulik

1.5 Memelihara kompresor udara dan

komponen-komponennya

1.6 Memperbaiki kompresor udara dan

komponen-komponennya.

2. Melaksanakan prosedur

pengelasan, pematrian,

pemotongan dengan panas dan

pemanasan

2.1 Melaksanakan prosedur pengelasan

2.2 Melaksanakan prosedur pematrian

2.3 Melaksanakan prosedur pemotongan dengan

panas

2.4 Melaksanakan prosedur pemanasan.

3. Mlakukan overhaul sistem

pendingin dan komponen–

komponennya

3.1 Memelihara/servis sistem pendingin dan

komponennya

3.2 Memperbaiki sistem pendingin dan

komponennya

3.3 Melakukan overhaul sistem pendingin dan

komponennya.

4. Memelihara/servis sistem bahan

bakar bensin

4.1 Memelihara komponen sistem bahan bakar

bensin

4.2 Memperbaiki komponen sistem bahan bakar

bensin.

5. Memperbaiki sistem injeksi

bahan bakar diesel

5.1 Memelihara/servis sistem dan komponen

injeksi bahan bakar diesel

5.2 Memperbaiki komponen injeksi bahan

bakar diesel

5.3 Mengkalibrasi Pompa Injeksi.

Page 67: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

6. Memeliharaan/servis engine dan

komponen-komponen-nya

6.1 Mengidentifikasi komponen-komponen

Utama engine

6.2 Mengidentifikasi komponen-komponen

engine

6.3 Memelihara/servis engine dan komponen-

komponennya (engine tune up)

6.4 Melaksanaan pemeliharaan/servis

komponen

6.5 Menggunakan pelumas/cairan pembersih.

7. Memperbaiki unit kopling dan

komponen-komponen sistem

pengoperasian

7.1 Memelihara/servis unit kopling dan

komponen-komponen sistem pengoperasian

7.2 Memperbaiki sistem kopling dan

komponennya

7.3 Mengoverhaul sistem kopling dan

komponennya.

8. Memelihara transmisi 8.1 Mengidentifikasi transmisi manual dan

komponen-komponennya

8.2 Mengidentifikasi transmisi otomatis dan

komponen-komponennya

8.3 Memelihara transmisi manual dan

komponen-komponennya

8.4 Memelihara transmisi otomatis dan

komponen-komponennya.

Page 68: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

9. Memelihara unit final

drive/gardan

9.1 Mengidentifikasi unit final drive; penggerak

roda depan, belakang dan Four Wheel drive

9.2 Memelihara unit final drive penggerak roda

depan

9.3 Memelihara unit final drive penggerak roda

belakang

9.4 Memelihara unit final drive penggerak

empat roda.

10. Memperbaiki poros penggerak

roda

10.1 Memelihara/servis poros penggerak

roda/drive shaft dan komponen-

komponennya

10.2 Memperbaiki poros penggerak roda/drive

shaft dan komponen-komponennya.

11. Memperbaiki roda dan ban 11.1 Mengidentifikasi konstrusksi roda dan ban

serta sistem pemasangan

11.2 Memeriksa roda

11.3 Memasang ulang roda

11.4 Memeriksa ban

11.5 Memasang ulang ban

11.6 Membalans roda dan ban.

12. Memperbaiki sistem rem 12.1 Memelihara sistem rem dan komponennya

12.2 Memperbaiki sistem rem dan

komponennya

12.3 Melakukan overhaul sistem rem.

Page 69: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

13. Memperbaiki sistem kemudi 13.1 Mengidentifikasi berbagai jenis sistem

kemudi

13.2 Memeriksa kondisi sistem/komponen

kemudi

13.3 Memperbaiki berbagai jenis sistem

kemudi.

14. Memperbaiki sistem suspensi 14.1 Memeriksa sistem suspensi dan

komponen-komponenya

14.2 Merawat sistem suspensi dan komponen-

komponennya

14.3 Memperbaiki sistem suspensi dan

komponen-komponennya.

15. Memelihara baterai 15.1 Menguji baterai

15.2 Memperbaiki baterai

15.3 Merawat baterai

15.4 Menjumper baterai.

16. Memperbaiki kerusakan ringan

pada rangkaian/ sistem

kelistrikan, pengaman dan

kelengkapan tambahan

16.1 Mengidentifikasi kesalahan

sistem/komponen kelistrikan dan

pengaman

16.2 Memasang sistem pengaman kelistrikan

16.3 Memperbaiki sistem pengaman kelistrikan

dan komponennya

16.4 Memasang sistem penerangan dan wiring

kelistrikan

16.5 Menguji sistem kelistrikan dan penerangan

16.6 Memperbaiki wiring kelistrikan dan

penerangan

16.7 Memasang perlengkapan kelistrikan

tambahan.

Page 70: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

17. Memperbaiki sistem

pengapian

17.1 Mengidentifikasi sistem pengapian dan

komponennya

17.2 Memperbaiki sistem pengapian dan

komponennya.

18. Memperbaiki sistim starter

dan pengisian

18.1 Mengidentifikasi sistem starter

18.2 Mengidentifikasi sistem pengisian

18.3 Memperbaiki sistem starter dan

komponen-komponennya

18.4 Memperbaiki sistem pengisian dan

komponen-komponennya.

19. Memelihara/servis sistem AC

(Air Conditioner)

19.1 Mengidentifikasi sistem AC dan

komponennya

19.2 Melakukan servis sistem AC dan

komponennya.

KKM program produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan

kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan. Kriteria ideal

ketuntasan untuk masing-masing indikator pada KD program produktif pada

dasarnya adalah lulus/tidak lulus atau kompeten/tidak kompeten. Peserta didik

yang mencapai kompetensi minimal diberi skor 70 atau 7,0. Penentuan nilai

ketuntasan belajar program produktif dapat dilakukan melalui langkah-langkah

sebagai berikut :

1) Menentukan proporsi pembobotan untuk pengetahuan, keterampilan dan

sikap sesuai dengan indikator/ kompetensi dasar/standar kompetensi

mengarah pada kebutuhan ranah taksonomi.

2) Menentukan batas kompeten untuk pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Batas kompeten adalah cerminan penguasaan indikator yang

dipersyaratkan pada setiap SK/KD/indikator yang merupakan kemampuan

Page 71: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

minimal. Peserta didik dinyatakan kompeten jika memenuhi persyaratan

minimal berikut :

a) Pengetahuan sesuai dengan kisi-kisi soal teori.

b) Keterampilan dan sikap sesuai dengan indikator yang dijabarkan

menjadi aspek penilaian pada lembar observasi

3) Menghitung perolehan nilai untuk setiap ranah dan menggabungkannya

sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.

Peserta didik yang telah mencapai standar minimal sesuai dengan

indikator dinyatakan kompeten dan memperoleh nilai konversi 7,0. Gradasi nilai

hanya diberikan kepada peserta didik yang telah dinyatakan kompeten, yang

berarti nilai 7,0 telah dimiliki peserta didik. Jika peserta didik memiliki

performansi/unjuk kerja melebihi standar minimal yang ditetapkan dalam aspek

penilaian seperti lebih cepat, lebih presisi, lebih indah, lebih kreatif, lebih bersih,

dan lebih teliti, maka peserta didik dapat memperoleh nilai lebih dari 7,0.

B. Proses Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

1. Dialog Awal

a. Dialog Awal Pertama dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kurikulum dan Guru Pengampu Mata Pelajaran

Dialog awal dilaksanakan pada hari kamis tanggal 25 Februari 2010 di

ruang kepala sekolah dengan menyampaikan maksud dan tujuan dilaksanakan

penelitian tindakan kelas dengan bantuan pihak sekolah. Hasil dialog dengan

kepala sekolah bahwa pihak sekolah secara terbuka menerima ijin penelitian dan

memberikan wewenang sepenuhnya kepada guru pengampu mata pelajaran dan

peneliti menyelasaikan tugas tanpa harus mengurangi hal-hal penting yang dapat

merugikan siswa. Kepala sekolah merekomendasikan peneliti untuk bertemu dan

berdiskusi dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru pengampu

mata pelajaran yaitu pelajaran dasar-dasar kompetensi kejuruan untuk

membicarakan prosedur pelaksanaan penelitian.

Hasil dialog dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum didampingi

guru pengampu mata pelajaran memutuskan jadwal pelaksanaan penelitian yang

Page 72: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

diijinkan sesuai dengan kalender pendidikan sekolah dan kompetensi keahlian

yang dikehendaki peneliti adalah hari Jum’at selama bulan Maret dan April 2010.

Penelitian dilaksanakan dalam 7 kali pertemuan dibagi dalam 3 siklus atau putaran

tindakan dengan durasi 5 x 40 menit tiap pertemuan. Standart kompetensi atau

pokok bahasan dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara urut yaitu

1). Menjelaskan proses-proses mesin konversi, 2). Memahami konsep dasar chasis

dan pemindah tenaga, 3). Menjelaskan konsep dasar-dasar listrik dan elektronika.

Berdasarkan pemilihan waktu dan kompetensi keahlian ditetapkan peneliti

bekerjasama dengan guru pengampu mata pelajaran dasar-dasar kompetensi

kejuruan yang bernama bapak Aris Sussanto, S.Pd. Penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan di kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan jumlah siswa

31 anak.

Dialog awal dengan guru pengampu mata pelajaran dilaksanakan pada

hari yang sama membahas langkah-langkah kegiatan dengan tujuan dapat

terlaksananya penelitian dengan lancar dan baik. Peneliti menjelaskan tahapan dan

langkah yang akan diambil dalam penelitian tindakan kelas ini. Peneliti bertindak

sebagai subyek yang menjalankan tindakan dengan tugas menggantikan dan

menjalankan tugas guru pengampu mata pelajaran di kelas. Guru bertindak

sebagai mitra peneliti membantu mengamati situasi dan kondisi pembelajaran

dikelas untuk mendapatkan data penelitian. Siswa kelas X Teknik Otomotif

Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri merupakan subyek yang

menerima tindakan.

Peneliti bersama guru pengampu mata pelajaran merencanakan kegiatan

awal yaitu pra tindakan, tindakan pada putaran I, tindakan putaran II, dan tindakan

putaran III. Pra tindakan dilaksanakan hari sabtu tanggal 27 Februari 2010 pukul

07.00 sampai 09.40 WIB di kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At

Taqwa Muhammadiyah Miri untuk mendapatkan data awal tentang keadaan

peserta didik, gaya mengajar guru, metode pembelajaran yang digunakan guru dan

keadaan pendukung pembelajaran lain. Hasil pengamatan berupa data penelitian

ini dijadikan acuan dalam tindakan-tindakan selanjutnya hingga hasil yang dicapai

sesuai dengan tujuan dan harapan awal.

Page 73: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

b. Dialog awal kedua dengan guru pengampu mata pelajaran kelas X

Dialog awal kedua dengan guru pengampu mata pelajaran dasar-dasar

kompetensi kejuruan teknik otomotif dilaksanakan hari sabtu tangggal 27 Februari

2010 pukul 10.00 WIB setelah proses pembelajaran pra tindakan selesai

dilaksanakan. Hasil pengamatan pra tindakan diperoleh data tentang kondisi

siswa, metode pembelajaran, dan gaya mengajar guru. Berdasarkan pengalaman

guru dalam mengajar dan mengamati langsung di kelas, maka guru menyimpulkan

permasalahan tersebut adalah siswa kurang perhatian dalam pelajaran yang dapat

dilihat dari hasil ulangan siswa terdapat nilai di bawah standart yang diberikan

atau ditetapkan guru pengampu mata pelajaran (7,00) dan hal ini disebabkan

kurangnya pemahaman peserta didik terhadap pelajaran.

Permasalahan di atas diidentifikasi ada beberapa faktor penyebabnya.

Faktor penyebab tersebut dapat dilihat seperti dalam tabel 6 berikut ini :

Tabel 6. Faktor-Faktor Penyebab Permasalahan

No. Factor Penyebab

1.

2.

3.

4.

5.

Peserta didik

Guru

Proses

pembelajaran

Materi ajar

Lain-2

- Pasif dalam menerima informasi maupun dalam proses

pembelajaran

- Sulit mengemukakan ide atau gagasan, kurang inisiatif

- Anggapan pelajaran yang membosankan

- Kurang membantu siswa dalam mencapai tujuan

- Kurang memotivasi siswa

- Tidak bisa mengelola kelas

- Kurang mendorong siswa untuk menyampaikan atau

mengeluarkan pendapat

- Masih berpusat pada guru

- Cenderung satu arah

- Penyampaian materi ajar kurang variatif

- Kompleks

- Sarana dan prasarana kurang

- Kebiasaan siswa malas belajar sangat kuat

Page 74: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Faktor penyebab permasalahan utama dalam pembelajaran adalah proses

pembelajaran yang masih berpusat pada guru dengan alur satu arah dan variasi

yang sangat sedikit. Proses pembelajaran yang monoton inilah yang menjadi

pangkal permasalahan sehingga membuat siswa jenuh dan bosan. Berdasarkan

masalah yang dihadapi dalam penelitian ini ditawarkan penggunaan metode

pembelajaran yang berbeda yaitu kombinasi model belajar Student Team

Achievement Division (STAD) dan Jigsaw. Model belajar ini menuntut siswa

lebih aktif sehingga pembelajaran berpusat pada siswa, sedangkan guru hanya

sebagai fasilitator bagi siswa.

2. Deskripsi Pembelajaran Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Pembelajaran

Perencanaan tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan berdasarkan hasil

dialog awal dengan guru pengampu mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dan

hasil pengamatan pada pra tindakan. Perencanaan tindakan dilaksanakan pada

tanggal 1 Maret 2010. Tahap ini membahas pelaksanaan tindakan yang

direncanakan pada hari jumat tanggal 5 dan 12 Maret 2010 pertemuan ke-11 dan

ke-12 dengan menyiapkan Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP) dan alat

bantu pembelajaran. Proses pembelajaran menggunakan model belajar tanya

jawab aktif sehingga terjadi interaksi lebih antara guru dan siswa, atau siswa

dengan siswa.

Proses pembelajaran yang mengutamakan terwujudnya interaksi aktif

bertujuan untuk meningkatkan antusias siswa dalam belajar sehingga dapat

meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Guru sebagai fasilitator

dalam pelaksanaan dengan memberikan pertanyaan dan penguatan kepada siswa

agar lebih percaya diri dan berani berekspresi. Pembelajaran direncanakan guru

menyampaikan materi dalam mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan standar

kompetensi menjelaskan proses-proses mesin konversi. Materi pembelajaran

tersebut disajikan dalam Tabel 7.

Page 75: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 7. Materi Pembelajaran Siklus I

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Menjelaskan

proses-proses

mesin

konversi

- Memahami motor

pembakaran luar dan

pembakaran dalam.

- Memahami proses kerja

motor 4 tak dan 2 tak.

- Menjelaskan konsep

kompresor

- pengertian motor

- prinsip kerja motor

- perbedaan motor

pembakaran luar dan

dalam

- pegertian, konstruksi dan

prinsip kerja motor 4 tak

dan 2 tak

- Memahami konstruksi,

prinsip kerja, macam-

macam dan manfaat

kompresor

12 Jam

@ 40

menit

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan penelitian kelas dilaksanakan pada hari jumat tanggal 5 dan 12

Maret 2010 dalam 12 jam pelajaran tatap muka mulai pukul 07.00 sampai dengan

09.40 WIB. Proses pembelajaran dalam tindakan siklus I dibagi dalam 3 kegiatan

utama sebagai berikut :

1) Kegiatan Pendahuluan, yaitu guru membuka pelajaran, dan memberikan

apersepsi tentang materi pelajaran motor dengan memberikan pertanyaan.

Guru menyampaikan model pembelajaran dan penilaian yang digunakan

kepada siswa untuk disetujui dan dilaksanakan dalam pembelajaran.

2) Kegiatan Inti, yaitu guru menjelaskan materi pelajaran secara sistematis

dengan memperbanyak intensitas pertanyaan sebagai jembatan terjadinya

interaksi aktif guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Guru

mengkondisikan agar setiap pertanyaan dapat terjawab dengan baik oleh

siswa dengan memberikan petunjuk berupa pertanyaan lain untuk

Page 76: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

merangsang kreativitas berfikir siswa. Guru memberikan evaluasi berupa

tes di akhir pelajaran. Kegiatan siswa dalam pembelajaran adalah

menjawab semua pertanyaan yang diajukan guru dan mengikuti tes yang

diberikan guru.

3) Kegiatan Penutup, guru bersama siswa membuat rangkuman materi

pelajaran dan mempersiapkan pertemuan selanjutnya dengan memberikan

gambaran meteri pelajaran yang akan dipelajari. Guru memberikan pesan

kepada siswa berupa motivasi agar giat belajar dengan giat dan selalu

berusaha dalam ssegala hal.

c. Observasi

Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan

guru pengampu mata pelajaran sebagai mitra peneliti memberikan hasil yang

dapat dijadikan ukuran tingkat keberhasilan pembelajaran. Peneliti sebagai subyek

yang melaksanakan tindakan dan siswa sebagai subyek yang menerima tindakan

dapat bekerjasama dengan baik. Hasil pengamatan memberikan sumbangan

penilaian terhadap aspek kreativitas siswa dan prestasi belajar dengan data

pengamatan tersebut seperti dalam Tabel sebagai berikut :

Tabel 8. Data Aspek Kreativitas Siswa pada Siklus I

No. Aspek Kreativitas

Skala Penilaian (Jumlah Siswa)

Sangat

Kurang Kurang

Cukup

Baik Baik

Sangat

Baik

1 Mengemukakan ide 16 4 6 3 2

2 Merumuskan ide baru 19 3 5 3 1

3 Mengembangkan ide baru 18 1 6 4 2

Tabel 9. Data Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I

Nama Siswa Nilai Tes Keterangan

Agung Prayitno 6.00

Agung Susanto 5.40

Ahmad Nurudin 5.00

Page 77: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Ahmad Syarifuddin 6.00

Ari Siswanto 3.80

Bagus Pambudi 5.40

Bibit Sahrudin 7.20 Kompeten

Danang 6.20

Deni Purniawan 6.00

Doni Purbinanto 5.20

Eka Eriesta Handrian 6.80

Eko Budiyanto 6.80

Eko Cahyo Pratomo 7.00 Kompeten

Eko Prayitno 4.80

Febriyanto 5.00

Feri Setiyawan 6.40

Gunawan 4.40

Harno 7.00 Kompeten

Muhammad Zulfa 7.80 Kompeten

Muhammad Faiz M. 5.00

Muhammad Fauyan 4.00

Mukhsin S. 4.00

Nurrokhim 7.60 Kompeten

Rimba Wahyudi 4.60

Rudy Kristanto 5.20

Sugianto 5.60

Suyadi 7.80 Kompeten

Tulus Alfianto 7.20

Waqid Bagas Rafiqi 6.00

Yasin Ardiansyah 5.60

Zaenal Arifin 6.00

Page 78: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Hasil pengamatan terhadap aspek kreativitas dan prestasi belajar siswa

dari proses pembelajaran pada siklus I mununjukkan hasil yang masih rendah.

Penyebab hal ini dimungkinkan oleh beberapa faktor yakni guru, siswa, model

pembelajaran maupun kondisi yang kurang sesuai. Model pembelajaran yang

diterapkan pada tindakan siklus I masih kurang menarik perhatian siswa untuk

lebih aktif dalam berinteraksi. Penyebab ketidakberhasilan model pembelajaran

tanya jawab merupakan penyebab utama dalam meningkatkan kreativitas dan

prestasi belajar siswa. Perubahan suasana dan kondisi belajar yang tidak seperti

sebelumnya membuat siswa merasa bingung dan kurang berani berekspresi.

d. Refleksi

Model pembelajaran yang diterapkan pada siklus I belum memberikan

manfaat lebih terhadap kreativitas dan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran

pada siklus pertama dalam memenuhi tujuan meningkatkan kreativitas dan

prestasi belajar siswa perlu diperbaiki atau menggunakan model yang berbeda

pada siklus selanjutnya. Proses pembelajaran pada siklus I menggunakan materi

pelajaran yang berbeda dari siklus II, dan kemampuan siswa yang dirasa cukup

mampu mengikuti pembelajaran menjadi alasan dilaksanakan tindakan

selanjutnya.

Hasil pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan memutuskan tingkat

kreativitas dan prestasi belajar siswa masih rendah dengan disebabkan kelemahan

dan keterbatasan model pembelajaran yang digunakan pada siklus I. Pembelajaran

pada siklus selanjutnya menerapkan model pembelajaran yang berbeda yaitu,

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk

mencapai tujuan penelitian.

3. Deskripsi Pembelajaran Siklus II

a. Perencanan Tindakan Pembelajaran

Perencanaan tindakan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan bersama

guru pengamat pada hari senin tanggal 15 Maret 2010 pukul 11.15 WIB. Kegiatan

ini merumuskan beberapa hal dalam pelaksanaan tindakan penelitian pada siklus

II. Tindakan dilaksanakan pada pertemuan ke-13 dan ke-14 yaitu pada hari jumat

Page 79: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

tanggal 19 dan 26 Maret 2010. Proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan membagi kelas menjadi kelompok-

kelompok dengan anggota berjumalah 5 – 6 siswa.

Materi pembelajaran pada tindakan penelitian siklus II adalah

ditampilkan dalam Tabel 10.

Tabel 10. Materi Pembelajaran Tindakan Siklus II

Standar Kompetensi Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Memahami Konsep

Dasar Chassis dan

Pemindah Tenaga

- Memahami

Sistem Pemindah

Tenaga (Power

Train)

- Pengertian

pemindah tenaga

- Unit dan fungsi

pemindah tenaga

- Komponen, prinsip

kerja unit

pemindah tenaga

12 Jam

@ 40 menit

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 dan 22 Maret 2010

yang tahaap kegiatannya dibagi dalam 3 tahapan kegiatan. Kegiatan pendahuluan

guru memberikan apersepsi tentang materi yang telah lalu dan yang akan

dilaksanakan. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan dan

disepakati bersama agar tidak terjadi kesalahan.

Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dimana guru menjalankan

tindakan secara tepat dan urut. Guru membagi tahap pembelajaran menjadi 3

bagian, yaitu :

1) Bagian pertama, merupakan tahap guru menjelaskan materi dengan urut

dan terperinci.

2) Bagian kedua, merupakan tahap tes dan evaluasi secara kelompok

maupun individu. Bagian ini siswa menyelesaikan tugas dari guru secara

kelompok setelah kelompok dibagi oleh guru. Siswa menyampaikan

presentasi hasil diskusi dari materi yang diberikan guru sebagai tes

Page 80: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

penilaian kelompok. Guru membagi kelompok belajar siswa tersebut

secara heterogen.

3) Bagian ketiga, merupakan bagian penilaian dan pemberian reward

kepada kelompok terbaik oleh guru. Penilaian diberikan berdasarkan

hasil akhir kerja team maupun individu kelompok dengan nilai tertinggi.

Kegiatan penutup dilaksanakan dengan memberikan siswa kesempatan

menyampaikan resume atau rangkuman belajar didampingi guru sehingga

diperoleh keseragaman pendapat. Akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan

gambaran awal tentang materi pelajaran yang harus dipelajari siswa pada

pertemuan selanjutnya.

c. Observasi

Hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus II yang dilakukan

pengamat diperoleh data-data yang sangat penting untuk mengukur tingkat

keberhasilan pembelajaran dalam aspek peningkatan kreativitas dan prestasi

belajar dari sebelum dilaksanakan penelitian hingga dilaksanakan penelitian pada

siklus I. Data pengamatan tersebut dapat dijumpai dalam tabel berikut ini.

Tabel 11. Data Aspek Kreativitas Siswa pada Siklus II

No. Aspek Kreativitas

Skala Penilaian (Jumlah Siswa)

Sangat

Kurang Kurang

Cukup

Baik Baik

Sangat

Baik

1 Mengemukakan ide 13 3 4 6 5

2 Merumuskan ide baru 16 4 6 3 3

3 Mengembangkan ide baru 13 2 6 7 3

Tabel 12. Data Prestasi Belajar Siswa pada Siklus II

Nama Siswa Nilai Tes Keterangan

Agung Prayitno 7.00 Kompeten

Agung Susanto 7.20 Kompeten

Ahmad Nurudin 5.00

Ahmad Syarifuddin 7.60 Kompeten

Page 81: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Ari Siswanto 6.80

Bagus Pambudi 4.40

Bibit Sahrudin 7.60 Kompeten

Danang 6.00

Deni Purniawan 7.00 Kompeten

Doni Purbinanto 4.60

Eka Eriesta Handrian 7.20 Kompeten

Eko Budiyanto 5.40

Eko Cahyo Pratomo 7.20 Kompeten

Eko Prayitno 6.20

Febriyanto 5.20

Feri Setiyawan 7.00 Kompeten

Gunawan 7.00 Kompeten

Harno 8.00 Kompeten

Muhammad Zulfa 8.20 Kompeten

Muhammad Faiz M. 4.80

Muhammad Fauyan 5.40

Mukhsin S. 4.00

Nurrokhim 7.20 Kompeten

Rimba Wahyudi 5.40

Rudy Kristanto 6.20

Sugianto 7.00 Kompeten

Suyadi 7.80 Kompeten

Tulus Alfianto 7.20 Kompeten

Waqid Bagas Rafiqi 7.00 Kompeten

Yasin Ardiansyah 5.60

Zaenal Arifin 7.40 Kompeten

Hasil pengamatan dari proses pembelajaran diperoleh kesimpulan dalam

beberapa keberhasilan yang telah dicapai. Keberhasilan yang dicapai antara lain

Page 82: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

adalah dari sikap interaksi siswa dengan siswa meningkat berdasarkan pantauan

peneliti yang bertindak sebagai guru. Hal ini dikuatkan dengan pendapat

pengamat mitra peneliti bahwasanya siswa lebih aktif dan kreatif dibandingkan

dengan siklus sebelumnya. Peningkatan prestasi belajar siswa dilihat dari nilai

hasil tes individu yang meningkat dilihat secara global, meskipun peningkatan ini

belum diimbangi dengan nilai siswa yang masih banyak di bawah standar nilai

kompetensi yaitu 7,0.

Keberhasilan siswa belum tercapai, hal ini terlihat dalam indikator aspek

kreativitas yang masih rendah atau sangat terbatasnya kriteria skala penilaian yang

terisi pada skala baik. Keberhasilan siswa dalam mencapai nilai standar batas

minimal yang masih rendah, hal ini dijumpai dari jumlah siswa yang memperoleh

nilai di bawah batas minimal relatif banyak. Penyebab keberhasilan siswa yang

masih rendah dalam mencapai nilai minimum dan meningkatkan kreativitas

belajar dikarenakan sikap siswa yang masih acuh terhadap arti pelaksanaan proses

pembelajaran dengan model belajar pendekatan kooperatif tipe STAD. Siswa

cenderung kurang peduli dengan semua proses pembelajaran yang dilaksanakan

karena merasa tidak ada tanggung jawab berarti dari masing-masing individu

terhadap kelompok.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes yang telah dilaksanakan

peneliti bersama pengamat meyakini bahwa tingkat keberhasilan siswa dalam

belajar masih rendah disebabkan dari sikap siswa yang menganggap remeh proses

pembelajaran dengan model belajar STAD dan anggapan siswa yang tidak peduli

terhadap keberhasilan kerja kelompok. Sebagian besar siswa yang beranggapan

demikian memperoleh nilai di bawah batas nilai minimal dan tingkat kreativitas

siswa cenderung rendah dibandingkan dengan siswa lain yang memperoleh nilai

di atas batas nilai minimal.

Kesimpulan sementara yang dapat diambil dari pelaksanaan tindakan

penelitian siklus II adalah perlu dilaksanakan tindakan penelitian selanjutnya.

Pelaksanaan tindakan selanjutnya perlu dikembangkan model pembelajaran yang

komplek dapat meningkatkan kreativitas siswa dan prestasi belajar siswa tanpa

Page 83: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

mengurangi keberhasilan pada tindakan sebelumnya. Pembelajaran pada siklus

selanjutnya diharapkan pula dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri

siswa, dan menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi pada siswa.

4. Deskripsi Pembelajaran Siklus III

a. Perencanaan Tndakan Pembelajaran

Kegiatan perencanaan tindakan dilaksanakan pada hari selasa 30 Maret

2010 bersama dengan guru pengamat pada pukul 09.00 sampai dengan pukul

10.20 WIB di ruang bengkel SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Sragen.

Pelaksanaan tindakan pada siklus III dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan pada

hari Jumat tanggal 9, 23 dan 30 April 2010. Proses pembelajaran pada siklus III

menerapkan pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw seperti

yang telah disepakati peneliti bersama guru pengamat.

Pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw digunakan

dengan tujuan dapat menutup kekurangan pada siklus sebelumnya dan dapat

meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa yang ditunjang dengan sikap

aktif dan tanggung jawab siswa. Kombinasi model belajar STAD dan Jigsaw

merupakan model belajar dengan konsep siswa belajar mandiri terbimbing di

sekolah oleh guru. Pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw

menempatkan guru sebagai fasilitator dengan peran aktif masing-masing siswa

untuk memperoleh informasi dan pengetahuan secara mandiri. Materi

pembelajaran pada siklus III dapat dijumpai dalam Tabel 13.

Tabel 13. Materi Pembelajaran Siklus III

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Menjelaskan

konsep dasar

dasar listrik

dan

elektronika

- Memahami konsep

dasar listrik dan

rangkaian.

- Memahami

kemagnetan dan

induksi

- Konsep dasar komponen

listrik dan rangkaian

kelistrikan.

- pengertian dan karakteristik

kemagnetan dan induksi

- prinsip kerja induksi magnet

15 Jam

@ 40

menit

Page 84: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

- Memahami konsep

motor listrik

dan listrik

- pegertian konsep motor

listrik

- konstruksi, karakteristik

komponen dan prinsip kerja

motor listrik.

- praktek motor listrik.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas siklus III dilaksanakan pada 3 kali pertemuan

setiap hari Jumat tanggal 9, 23 dan 30 April 2010. Pelaksanaan tindakan

dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dikarenakan materi pelajaran yang reatif

menyita waktu dan melebihi jadwal yang ditentukan apabila dilaksanakan dengan

model belajar konvensional. Pelaksanaan tindakan yang relatif lama ini bertujuan

untuk meminimalkan kelemahan atau masalah tersebut.

Proses pembelajaran pada siklus ini dibagi dalam 3 tahapan yaitu :

1) Tahap Pendahuluan, merupakan kegiatan persiapan awal pembelajaran

dengan kegiatan guru dan siswa antara lain; Guru menyiapkan kondisi

dan situasi pembelajaran yang kondusif dengan memberikan penjelasan

tentang model pembelajaran dan penilaian pada tahap ini. Guru dan

siswa bersama menyikapi dan menyetujui model pembelajaran dan

penilaian dengan mengusakan untuk terjadi pembeajaran yang lebih baik

dari sebelumnya.

2) Tahap Inti, merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran kelas yang

meliputi ; Guru menyiapkan materi pokok pembelajaran untuk dibagikan

pada kelompok belajar yang menerapkan pembagian kelompok menurut

model Jigsaw. Siswa mencari informasi dan pengetahuan berdasarkan

tugas yang diperoleh masing-masing dengan mandiri dan guru

memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan memberikan masukan

kepada siswa bila mengalami kesulitan. Pembelajaran ini menuntut siswa

untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing dikarenakan dalam proses

Page 85: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

ini masing-masing siswa mempunyai tugas lain yaitu menyampaikan

informasi yang dikuasainya kepada anggota kelompok lain yang

mendapatkan tugas berbeda dengan siswa lain. Hal ini berlaku pada

masing-masing siswa bahwa setiap siswa akan meyampaikan materi

kepada siswa lain, namun siswa itu juga mendapatkan materi dari siswa

yang lain. Akhir tahap inti guru memberikan tugas presentasi dan tes

kepada siswa secara individu maupun kelompok.

3) Tahap Penutup, guru bersama siswa membuat kesimpulan untuk

menyamakan pendapat sesuai dengan realita dan mudah diterima bagi

semua komponen pembelajaran. Guru memberikan penilaian dan reward

kepada individu siswa terbaik dan kelompok terbaik secara global.

c. Observasi

Hasil pengamatan dan penilaian terhadap proses pembelajarn siklus III

yang dilaksanakan secara kolaborasi antara guru pengampu mata pelajaran,

peneliti, dan siswa dapat dijumpai dalam tabel data hasil pengamatan berikut ini :

Tabel 14. Data Aspek Kreativitas pada Siklus III

No. Aspek Kreativitas

Skala Penilaian (Jumlah Siswa)

Sangat

Kurang Kurang

Cukup

Baik Baik

Sangat

Baik

1 Mengemukakan ide 7 4 6 7 7

2 Merumuskan ide baru 8 2 5 11 5

3 Mengembangkan ide baru 9 3 5 7 7

Tabel 15. Data Prestasi Belajar Siswa pada Siklus III

Nama Siswa Nilai Tes Keterangan

Agung Prayitno 7.60 Kompeten

Agung Susanto 8.00 Kompeten

Ahmad Nurudin 6.80

Ahmad Syarifuddin 7.30 Kompeten

Ari Siswanto 7.00 Kompeten

Page 86: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Bagus Pambudi 7.00 Kompeten

Bibit Sahrudin 7.50 Kompeten

Danang 5.40

Deni Purniawan 7.20 Kompeten

Doni Purbinanto 4.80

Eka Eriesta Handrian 7.80 Kompeten

Eko Budiyanto 7.00 Kompeten

Eko Cahyo Pratomo 7.20 Kompeten

Eko Prayitno 7.40 Kompeten

Febriyanto 6.00

Feri Setiyawan 8.00 Kompeten

Gunawan 7.20 Kompeten

Harno 8.20 Kompeten

Muhammad Zulfa 8.40 Kompeten

Muhammad Faiz M. 5.20

Muhammad Fauyan 7.00 Kompeten

Mukhsin S. 4.40

Nurrokhim 8.80 Kompeten

Rimba Wahyudi 6.00

Rudy Kristanto 5.60

Sugianto 7.00 Kompeten

Suyadi 8.40 Kompeten

Tulus Alfianto 7.60 Kompeten

Waqid Bagas Rafiqi 7.00 Kompeten

Yasin Ardiansyah 7.00 Kompeten

Zaenal Arifin 7.20 Kompeten

Pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw dapat

mengurangi kelemahan pada model pembelajaran tindakan siklus sebelumnya.

Pembelajaran ini dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab

Page 87: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal ini yang dapat

meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar lebih baik. Pembelajaran ini dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mendapatkan nilai maksimal dan

penghargaan dari guru secara individu maupun kelompok. Kelemahan pada siklus

I dan II dapat teratasi pada siklus III dengan meningkatnya aspek kreativitas

dalam mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan mengembangkan ide oleh

siswa. Antusias dan keaktifan siswa lebih terlihat pada siklus III.

d. Refleksi

Hasil pengamatan pada observasi tindakan siklus III dan masukan dari

guru pengampu mata pelajaran dapat diambil kesimpulan bahwa dengan

pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw dapat memberikan

solusi dari kelemahan pada model atau metode pembelajaran yang digunakan pada

siklus sebelumnya. Pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw

memberikan dampak pada peningkatan prestasi belajar yang dapat dilihat dari

peningkatan jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas batas minimal.

Peningkatan prestasi belajar siswa dipengaruhi pula oleh peningkatan kreativitas

setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif

kombinasi model STAD dan Jigsaw.

Berdasarkan hasil tindakan pada penelitian tindakan kelas dengan

pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw telah tercapai tujuan

dari penelitian yaitu meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa.

Keberhasilan siswa disebabkan karena siswa lebih percaya diri untuk berekspresi

dan mempunyai rasa tanggung jawab kepada rekan kerja dalam kelompok untuk

memperoleh hasil yang maksimal. Siswa lebih menikmati model pembelajaran

kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw yang di dalamnya digunakan

media pembelajaran dengan ditunjukkan interaksi siswa-guru lebih aktif.

Pertanyaan karena kurang paham dari materi belajar banyak terlontar dari siswa

yang. Peneliti dalam hal ini sebagai guru menempatkan diri sebagai teman bagi

siswa sehingga siswa lebih percaya diri dan santai dalam menerima arahan dan

meminta petunjuk.

Page 88: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tercapainya tujuan penelitian tindakan kelas yaitu dalam upaya

peningkatan kreativitas dan prestasi belajar pada pembelajaran kooperaktif

kombinasi model STAD dan Jigsaw menjadi akhir dari pelaksanaan tindakan

kelas pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan teknik otomotif kelas X

Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Sragen

tahun pelajaran 2009/2010.

C. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada kelas X Teknik

Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Sragen telah

diperoleh hasil yang sangat signifikan dalam upaya memperbaiki proses

pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan pada satu pelajaran belum

tentu sesuai dan cocok untuk mata pelajaran yang lain. Strategi pembelajaran

dengan pendekatan kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw yang

digunakan pada penelitian ini sangat efektif dalam meningkatkan kreativitas dan

prestasi belajar siswa.

Penerapan strategi pembelajaran memberi kontribusi positif dalam

meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa pada kompetensi SMK Teknik

Otomotif khususnya pada kompetensi yang digunakan pada penelitian. Penelitian

tindakan kelas ini menggunakan 3 kompetensi yang berbeda pada tiap siklusnya.

Pemilihan kompetensi ini berdasarkan pada beberapa hal antara lain :

1) Penyesuaian struktur kurikulum KTSP semester genap tahun 2009/2010.

2) Penyesuaian tingkat pembelajaran dalam penelitian yang digunakan.

3) Penyesuaian jadwal jam pelajaran guru pengampu mata pelajaran dasar

kompetensi kejuruan.

Proses pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini mengalami

perubahan-perubahan dari tiap siklus tindakan berdasarkan karakteristik penelitian

yang dilakukan. Perubahan ini antara lain dari segi siswa dalam mengikuti

pembelajaran, yaitu sikap antusias siswa yang meningkat dari tiap siklusnya.

Peran aktif siswa dalam menciptakan suasana kelas yang interaktif mengalami

perubahan. Siswa juga mengalami peningkatan dari segi keberanian, tanggung

Page 89: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

jawab dan kerjasama kelompok dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Peningkatan tersebut menjadi landasan dari sikap kreativitas yang diukur melalui

aspek-aspeknya.

Penelitian tindakan kelas dengan penerapan pembelajaran kooperatif

kombinasi model STAD dan Jigsaw diperoleh hasil berupa peningkatan

kreativitas dan prestasi belajar siswa seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut

ini.

Tabel 16. Persentase Skala Penilaian Kreativitas Mengemukakan Ide

No. Skala Penilaian Pra

Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

1 Sangat Kurang 61,29% 51,61% 41,94% 22,58%

2 Kurang 9,68% 12,90% 9,68% 12,90%

3 Cukup Baik 19,35% 19,35% 12,90% 19,35%

4 Baik 9,68% 9,68% 19,35% 22,58%

5 Sangat Baik 0,00% 6,45% 16,13% 22,58%

Tabel 17. Persentase Skala Penilaian Kreativitas Merumuskan Ide Baru

No. Skala Penilaian Pra

Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

1 Sangat Kurang 70,97% 61,29% 51,61% 25,81%

2 Kurang 9,68% 9,68% 9,68% 6,45%

3 Cukup Baik 16,13% 16,13% 19,35% 16,13%

4 Baik 3,23% 9,68% 9,68% 35,48%

5 Sangat Baik 0,00% 3,23% 9,68% 16,13%

Tabel 18. Persentase Skala Penilaian Kreativitas Mengembangkan Ide

No. Skala Penilaian Pra

Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

1 Sangat Kurang 64,52% 58,06% 41,94% 29,03%

2 Kurang 16,13% 3,23% 6,45% 9,68%

Page 90: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

34,41%

43,01%

54,84%

74,19%

19,35%

51,61%

74,19%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

PraSiklus

siklus I Siklus II Siklus III

Per

sen

tase

Ju

mla

h S

isw

a

Kreativitas BelajarSisw a

Prestasi BelajarSisw a

3 Cukup Baik 16,13% 19,35% 19,35% 16,13%

4 Baik 3,23% 12,90% 22,58% 22,58%

5 Sangat Baik 0,00% 6,45% 9,68% 22,58%

Tabel 19. Persentase Data Pengamatan Aspek Kreativitas tiap Siklus

No. Aspek Kreativitas Pra

Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

1 Mengemukakan ide 38.71% 48.39% 58.06% 77.42%

2 Merumuskan ide baru 29.03% 38.71% 48.39% 74.19%

3 Mengembangkan ide baru 35.48% 41.94% 58.06% 70.97%

Tabel 20. Data Pengamatan Kreativitas dan Prestasi Belajar

No. Variabel Pengamatan Pra

Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

1 Kreativitas Belajar 34.41% 43.01% 54.84% 74.19%

2 Prestasi Belajar - 19.35% 51.61% 74.19%

Gambar 1. Kurva Data Pengamatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Siswa

Page 91: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Keadaan awal pelaksanaan tindakan pada siklus I siswa cenderung pasif.

Siswa masih menganggap model pembelajaran yang digunakan terlalu sulit. Hal

ini dikarenakan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa diajak untuk

berpikir dan berinteraksi secara aktif masih canggung. Keadaan siswa pada

pelaksanaan tindakan siklus II siswa mulai berani berekspresi dan menunjukkan

tingkat keadaan diri masing-masing yang menunjukkan persaingan dalam belajar

untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dari siswa yang lain. Suasana

persaingan ini belum maksimal dikarenakan masih ada siswa yang bersikap tidak

peduli dan semaunya sendiri, sehingga sering kali peneliti sekaligus pelaksana

tindakan perlu melakukan teguran dengan memberi kesempatan bertanya dan

menjawab agar terjadi interaksi yang baik. Pada siklus III kekurangan-kekurangan

yang terjadi pada siklus sebelumnya telah sangat tertutupi dan suasana

pembelajaran sangat terkondisi.

Hasil pembelajaran dengan penerapan model yang berbeda pada tiap

siklus tindakan ditujukan untuk memperoleh perbaikan proses pembelajaran itu

sendiri, di samping sebagai usaha untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi

belajar siswa. Persentase kreativitas belajar siswa merupakan hasil pengolahan

nilai dari aspek-sapek yang diamati yaitu mengemukakan ide, merumuskan ide

baru dan mengembangkan ide. Nilai dari ketiga aspek tersebut kemudian dirata-

rata sehingga diperoleh nilai kreativitas belajar siswa.

Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dengan menerapkan model

belajar dalam aspek kreativitas dan prestasi belajar siswa meningkat dibandingkan

dengan sebelum dilakukan tindakan. Aspek kreativitas siswa dalam

mengemukakan ide meningkat menjadi 48,39%, merumuskan ide meningkat

menjadi 38,71%, dan mengembangkan ide meningkat menjadi 38,71%. Aspek

kreativitas rata-rata pada siklus I adalah 41,94%. Aspek prestasi belajar siswa

dalam tes tingkat ketuntasan belajar mencapai 19,35% atau hanya 6 siswa yang

mendapatkan nilai di atas batas minimal yakni 7,00.

Hasil penelitian setelah dilaksanakan siklus II dengan strategi

pembelajaran kooperatif model STAD adalah sebagai berikut; aspek kreativitas

siswa dalam mengemukakan ide meningkat dibandingkan dengan siklus I menjadi

Page 92: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

58,06%, merumuskan ide baru oleh siswa dalam aspek kreativitas mengalami

peningkatan menjadi 51,61%, dan aspek kreativitas siswa mengembangkan ide

meningkat menjadi 58,06%. Aspek kreativitas siswa rata-rata pada siklus II adalah

sebesar 55,91%. Hasil prestasi belajar siswa setelah mendapatkan tindakan siklus

II meningkat menjadi 51,61%.

Hasil penelitian setelah dilaksanakan siklus III atau siklus terakhir

dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan

Jigsaw dapat meningkatkan kreativitas siswa menjadi 74,19% dengan peningkatan

masing-masing aspeknya sebagai berikut; mengemukakan ide meningkat menjadi

77,42%, merumuskan ide baru meningkat menjadi 74,19%, dan aspek

mengembangkan ide meningkat menjadi 70,97%. Pelaksanaan penelitian pada

siklus III memberikan hasil yang memuaskan yaitu pada aspek prestasi belajar

siswa meningkat menjadi 74,19%.

Prestasi belajar siswa yang diukur dengan tes mengalami peningkatan

berdasarkan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas batas minimal 7,00

mencapai 74,19% di siklus terakhir. Ketuntasan belajar 100% pada penelitian ini

belum tercapai yang ditunjukkan masih terdapat 25,81% siswa belum lulus atau

kompeten. Hal ini dikarenakan pelaksanaan penelitian terhadap prestasi belajar

siswa dilakukan hanya dengan 1 kali tes teori tanpa dilaksanakkan program remidi

dan pengayaan, sehingga ketuntasan belajar 100% belum tercapai.

Kreativitas dan prestasi belajar dalam penelitian ini mengalami

perubahan-perubahan nilai tiap siklusnya, sehingga terjadi pertambahan nilai yang

berbeda-beda pula antar siklusnya. Hal ini dapat dijumpai dalam Tabel 21 berikut

kurva pertambahan nilai berikut ini.

Tabel 21. Data Peningkatan Antar Siklus

No. Variabel Pengamatan

Pra Siklus

dengan

Siklus I

Siklus I

dengan

Siklus II

Siklus II

dengan

Siklus III

1 Kreativitas Belajar 8.60% 11.83% 19.35%

2 Prestasi Belajar 19.35% 32.26% 22.58%

Page 93: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

8,60%11,83%

19,35%19,35%

32,26%

22,58%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

Pra SiklusdenganSiklus I

Siklus IdenganSiklus II

Siklus IIdengan

Siklus III

Per

sen

tase

Ju

mla

h S

isw

a

KreativitasBelajar Siswa

Prestasi BelajarSiswa

Gambar 2. Kurva Pertambahan Nilai Antar Siklus

Pertambahan persentase peningkatan kreativitas siswa pada pra tindakan

dengan siklus I sebesar 8,60%. Pada siklus II tingkat kreativitas siswa mengalami

pertambahan nilai sebesar 11,83% dari siklus I, dan pada siklus III pertambahan

persentase peningkatan pada kreativitas siswa adalah 19,35% dari siklus II.

Pertambahan persentase peningkatan pada kreativitas berdasarkan jumlah siswa

yang terus mengalami kenaikan tidak diikuti pada peningkatan prestasi belajar

siswa. Jumlah siswa dengan nilai di atas batas minimal pada penelitian ini

mengalami kenaikan dan penurunan pertambahan persentase peningkatannya.

Pertambahan persentase peningkatan prestasi belajar siswa antar siklus I dan

siklus II sebesar 32,26%, dan siklus II dengan siklus III sebesar 22,58%.

Penurun persentase peningkatan prestasi belajar ini disebabkan oleh

tingkat kemampuan dan intelegensi siswa yang berbeda-beda. Siswa dengan

kemampuan di bawah rata-rata masih mengalami kesulitan dalam penerapan

prosedur pembelajaran model Jigsaw. Kesulitan siswa tersebut terlihat pada

proses diskusi pada tingkat kelompok ahli dan diskusi pada kelompok awal

setelah selesai pelaksanaan diskusi kelompok ahli. Siswa dengan kemampuan di

bawah rata-rata pada umumnya mengalami kesulitan untuk menerima atau

menangkap isi materi pembelajaran diskusi kelompok secara menyeluruh dan

kesulitaan dalam penyampaian isi materi yang diperoleh dalam kelompok ahli

Page 94: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

kepada anggota kelompok awal yang lain. Kesulitan siswa dengan kemampuan

rata-rata juga terlihat dari kesiapan diri dalam keterlibatannya pada diskusi

kelompok ahli maupun kelompok awal. Daya pikir antisipasi terhadap kelemahan

diri dalam menerima dan menyampaikan materi pada siswa sangat rendah, hal ini

terlihat dari sedikitnya jumlah catatan materi yang diperoleh sehingga berakibat

terbatasnya penyampaian materi pada anggota kelompok yang lain. Penyampaian

dengan keterbatasan materi, media seperti gambar beserta penjelasan dan sikap

bingung oleh siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata merupakan kendala

yang dihadapi pada penelitian tindakan kelas ini.

Peningkatan kreativitas dan prestasi belajar secara garis besar ditinjau

dari proses pembelajaran adalah sudah baik. Hal ini dipengaruhi oleh pelaksanaan

pembelajaran yang dikemas lebih santai dengan meningkatkan komunikasi antar

guru dan siswa. Peran guru sebagai fasilitator, penggunaan media pembelajaran

dan bentuk diskusi yang ditunjang dengan pemberian tanggung jawab kepada

siswa. Ditinjau dari keadaan siswa yaitu, dengan pembelajaraan kooperatif siswa

lebih aktif dan antusias dalam mempelajari materi pelajaran. Siswa berusaha

menjaga kepercayaan yang diberikan guru untuk belajar mandiri terbimbing

dengan belajar lebih disiplin. Motivasi untuk lebih unggul secara individu maupun

kelompok pada sebagian besar siswa juga sudah terlihat selama penelitian

berlangsung. Kesimpulan akhir dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research) telah berhasil dengan hasil baik.

D. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas atau classroom action research

tidak semata-mata tanpa keterbatasan atau kesulitan. Keterbatasan atau kesulitan

ini dirasakan lebih besar dan cenderung menjadi hambatan apabila berkaitan

dengan faktor sarana dan prasarana. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri sebagai

tempat pelaksanaan penelitian yang cukup layak untuk melaksanakan penelitian

tindakan kelas khususnya pada aspek peningkatan mutu pembelajaran di sekolah

yang sedang berkembang. Keterbatasan-keterbatasan lainnya antara lain adalah

sebagai berikut :

Page 95: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

1) Waktu pelaksanaan penelitian harus diperhitungkan secara baik

khususnya yang berkaitan dengan penelitian aspek pembelajaran bagi

siswa dan dilaksanakan pada semester genap. Hal ini dikarenakan banyak

waktu tersita untuk kegiatan sekolah lainnya seperti pelaksanaan ujian

kelas XII.

2) Kondisi siswa yang sangat rendah minat belajarnya. Hal ini pada

umumnya dan hampir setiap sekolah yang baru berkembang terkendala

dengan kondisi siswa, yaitu siswa dengan kemampuan rendah dan sering

kali siswa tersebut tidak terjaring pada sekolah-sekolah yang lebih baik

dan favorit di suatu daerah.

3) Tingkat penilaian atau evaluasi mandiri dari siswa terhadap kondisi

dirinya masing-masing sangat rendah. Hal ini terlihat saat berlangsungnya

tindakan guru selalu harus mengingatkan kondisi dan hasil pembelajaran

sebelumnya untuk mendapatkan perhatian dan pemahaman siswa di awal

pembelajaran.

4) Tidak dilaksanakannya tes untuk mengetahui tingkat prestasi belajar

siswa pada tindakan pra-siklus. Kondisi ini disebabkan oleh terbatasnya

waktu efektif pembelajaran realita dengan keadaan jadwal pembelajaran

pada penelitian.

5) Terbatasnya sarana dan prasarana serta media atau alat pembelajaran

sekolah untuk kompetensi tertentu antara lain kompetensi perbaikan

sistem pemindah tenaga (power train) dan kelistrikan mesin (engine

electrical).

Page 96: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian

tindakan kelas atau classroom acton research dalam penerapan pembelajaran

kooperatif kombinasi model STAD dan jigsaw untuk meningkatkan kreativitas

dan prestasi belajar siswa mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan teknik

otomotif kendaraan ringan adalah :

1. Penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw dapat

meningkatkan kreativitas siswa dalam mata pelajaran dasar kompetensi

kejuruan teknik otomotif kendaraan ringan. Hal ini berdasarkan data dan

temuan peneliti di lapangan berupa data tertulis yang bersumber dari hasil

pengamatan dan dialog. Penerapan model pembelajaran ini mampu

meningkatkan kreativitas siswa dari 41,94% pada akhir tindakan siklus I

menjadi 74,19% di akhir tindakan siklus III. Penilaian aspek kreativitas siswa

didasarkan pada 3 hal yaitu, kemampuan siswa dalam mengemukakan ide,

kemampuan siswa dalam merumuskan ide baru, dan kemampuan siswa dalam

mengembangkan ide.

2. Penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran dasar kompetensi

kejuruan. Berdasarkan hasil tes penilaian yang dilaksanakan pada akhir

pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan bentuk soal pilihan ganda dan essay

terstruktur diperoleh prestasi belajar siswa meningkat dari 19,36% di akhir

siklus I, menjadi 51,61% di akhir siklus II, dan 74,19% di akhir siklus III.

3. Kreativitas dalam pembelajaran memberikan peranan yang sangat besar secara

tidak langsung terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dijumpai dari

hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas X Teknik

Otomotif Kendaraan Ringan mengalami peningkatan kreativitas dan prestasi

belajar. Berdasarkan hasil penelitian, siswa dengan kreativitas yang

Page 97: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

meningkat, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan pula. Sedangkan

siswa dengan sikap yang cenderung pasif terhadap pembelajaran tidak

mengalami peningkatan kreativitas belajar sehingga prestasi belajar juga tidak

mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari ketidaktuntasan belajar

siswa tersebut.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka implikasi

yang dapat disampaikan yaitu sebagai berikut :

1. Pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw tidak berjalan

maksimal dalam pengawasan guru yang kurang, sehingga diperlukan sikap

aktif guru sebagai fasilitator.

2. Rendahnya keberanian berekspresi siswa perlu ditingkatkan dengan merubah

pandangan siswa terhadap guru dan kesan guru yang menakutkan.

3. Kemampuan siswa di bawah rata-rata lebih ditingkatkan dengan pendekatan

psikologis dan memberikan latihan.

4. Rendahnya pertambahan peningkatan prestasi belajar perlu dilakukan

pengembangan metode pembelajaran yang lebih baik lagi.

C. Saran

Saran dari peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan

adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru pengampu mata pelajaran untuk lebih memantau perilaku dan

kreativitas siswa, dan mampu bekerjasama dengan guru lain untuk

meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran yang baik.

2. Bagi sekolah untuk lebih memberikan dorongan kepada guru untuk lebih

semangat mengajar dan berprestasi di bidangnya dengan memberikan hak-

haknya sesuai dengan jerih payah.

3. Bagi peneliti untuk mengembangkan penelitian tindakan kelas dengan

penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw lebih baik lagi

pada mata pelajaran, standar kompetensi ataupun kompetensi dasar yang lain.

Page 98: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

DAFTAR PUSTAKA

Adi Nugraha, Nanang. 2006. Analisis Tindak Mengajar dalam Kaitannya Tingkat Kreativitas Siswa dalam Mengerjakan Tugas. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)

Aisyah, Siti. 2004. Korelasi Kemampuan Penalaran, Kecerdasan Emosional, Kreativitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Surakarta. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)

Anugrah Bekti, Sri. 2007. Upaya Peningkatan Keaktifan dan Kreativitas Belajar Siswa Melalui Optimalisasi Teknik Guru Mengajar. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)

Budi Ebtanto, Irwan. 2008. Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Dinas dengan Desain Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Penggunaan Sketsa sebagai Media Pembelajaran. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)

Daniel Muijs & David Reynolds. 2008. Effective Teaching Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djamanah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djawandono, Sri E. 2000. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Endang W. 2002. Pengaruh Pola Bermain dan Kreativitas Anak. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)

Faisal Amir. 2008. Menyiapkan Anak Jadi Juara. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Handoko, Hendri. 2006. Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Belajar Matematika Melalui Pendekatan Mantessori. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)

Indriani, Netti. 2008. Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Mind Mapping Pada Kelas IX-1 SMPN 5 Padang Panjang. Jurnal: Diakses 14 Februari 2010

Kiswandono, Istiawati. 2000. Berpikir Kreatif Suatu Pendekatan Menuju Berpikir Arsitektural. UKP.Jakarta.

Lilia, Hesti. 2005. Hubungan Antara Kreativitas Dengan Prestasi Belajar Karya Kerajinan Tangan. Skripsi:ENNES Semarang.

Marpaung. 2003. Pembelajaran Matematika Dengan Pendidikan Alam. Makalah Disampaikan pada Seminar Mahasiswa Matematika FKIP UMS.

Muhfida. 2008. Model-model Pembelajaran. Diakses 11 Desember 2008. http://www.muhfida.com/modelbelajar.html

Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munandar, Utami. 1985. Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rajawali.

Page 99: SKRIPSI - core.ac.uk fileKEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

______________. 1988. Kreativitas Sepangjang Masa. Jakarta: Rineka Cipta.

______________. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurchasanah. 2006. Model Performansi Majalah Anak. Jurnal: Diakses 20 Januari 2010.

Pramesti, Dian. 2007. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Group Resume. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)

Pramuja, Didik Galang. 2009. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Fisika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Diakses 4 Juni 2010. http://www.min-malang.html

Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya

Russefendi. 1980. Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua, Murid, Guru dan SPG. Bandung: Tarsindo.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif. Diakses 20 Januari 2010. http://pembelajaran kooperatif.pdf

Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2002. Dasar Dasar Evaluasi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. 1998. Dasar Dasar Evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. CV. Rajawali

Sutama. 2000. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Gaya Mengajar Guru di SLTP N 18 Surakarta. Tesis. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UNY. (tidak dipublikasikan)

Tyas. 2010. Definisi Kreativitas. Diakses 4 Juni 2010. http://www.Definisi Kreativitas 4 P_ tyasoke.html

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. 2010. Pembelajaran. Diakses 4 Juni 2010. http://www.Pengetian Pembelajaran.htm

Winaputra, Udin S. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiwin H, Ris. 2008. Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Penalaran Dan Kreativitas Siswa. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)

Yulaellawati. 2004. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Pakar Raya.