pemerintah provinsi bali -...

32
PEMERINTAH PROVINSI BALI LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 BIRO KEUANGAN SETDA PROVINSI BALI 2017

Upload: voquynh

Post on 09-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMERINTAH PROVINSI BALI

LAPORAN KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

TAHUN 2016

BIRO KEUANGAN

SETDA PROVINSI BALI

2017

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan bentuk akuntabilitas dari

pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja

adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai

hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Tujuan pelaporan kinerja adalah untuk memberikan

informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya

dicapai serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk

meningkatkan kinerjanya.

Penyusunan LKjIP Biro Keuangan Tahun 2016 didasarkan kepada Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,

RPJMD Provinsi Bali 2013-2018, serta Rencana Strategis Biro Keuangan 2013-2018. Laporan

Akuntabilitas Kinerja ini juga dimaksudkan sebagai salah satu wujud akuntabilitas pelaksanaan

tugas dan fungsi Biro Keuangan dalam rangka mewujudkan good government, transparansi,

dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja unit

organisasi di lingkungan Biro Keuangan

1.2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Biro Keuangan Setda Provinsi Bali disusun berdasarkan Peraturan

Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Perangkat Daerah, sebagaimana diubah

dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah.

Struktur organisasi Biro Keuangan Setda Provinsi Bali dapat dilihat pada Gambar 1.1

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

2

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Biro Keuangan Setda Provinsi Bali

Sumber : Perda No. 4 Tahun 2011 jo. Perda No. 4 Tahun 2013

1.3. Tugas dan Fungsi

Tugas dan fungsi Biro Keuangan Setda Provinsi Bali dijabarkan dalam Peraturan

Gubernur Nomor 37 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok Sekretariat Daerah Provinsi

Bali. Biro Keuangan Setda Provinsi Bali bertugas : “Membantu Sekretaris Daerah dalam

Pengelolaan Keuangan Daerah”. Sedangkan fungsi Biro Keuangan Setda Provinsi Bali

adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah

b. Melaksanakan pengelolaan, mengkoordinasikan, dan pelayanan adminstrasi keuangan

kepada SKPD.

c. Menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Bali yang akuntabel.

Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Kepala Biro Keuangan Setda Provinsi Bali

mempunyai tugas :

a. menyusun, mengkoordinasikan rencana dan program kerja Biro;

b. merumuskan kebijakan umum Pengelolaan Keuangan Daerah berdasarkan kewenangan;

c. mendistribusikan tugas kepada bawahan;

d. menilai prestasi kerja bawahan;

e. mengkoordinasikan para Kepala Bagian;

f. memberi petunjuk kepada Kepala Bagian untuk mengadakan koordinasi dengan SKPD

sesuai dengan bidang tugasnya;

KEPALA BIRO

KEUANGAN

BAGIAN

PERBENDAHARAAN

BAGIAN

AKUNTANSI DAN

PELAPORAN

BAGIAN FASILITASI,

EVALUASI, DAN

TRANSFER KAB/KOTA

BAGIAN

ANGGARAN

JABATAN

FUNGSIONAL

SUBBBAG

ANGGARAN I

SUBBBAG

ANGGARAN II

SUBBBAG

ANGGARAN IIII

SUBBBAG

PERBEN-

DAHARAAN I

SUBBBAG

PERBEN-

DAHARAAN II

SUBBBAG PERBEN-

DAHARAAN

BELANJA PEGAWAI

SUBBAG

PELAPORAN DAN

KAS DAERAH

Subbag Akuntansi

Belanja Tidak

Langsung Dan

Pembiayaan

SUBBAG

AKUNTANSI

BELANJA

LANGSUNG

SUBBAG

KEUANGAN

BELANJA TIDAK

LANGSUNG DAN

PEMBIAYAAN

SUBBAG FASILITASI,

EVALUASI, DAN

TRANSFER

SUBBAG TATA

USAHA BIRO

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

3

g. merumuskan sasaran yang hendak dicapai berdasarkan skala prioritas dan dana yang

tersedia sebagai dasar dalam pelaksanaan tugas;

h. melaksanakan pengelolaan, koordinasi dan pelayanan administrasi keuangan kepada

SKPD;

i. melakukan otorisasi Rancangan DPA;

j. menandatangani DPA, Anggaran Kas dan SPD;

k. menyusun rancangan APBD dan Perubahan APBD;

l. melaksanakan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah;

m. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD;

n. menyusun perhitungan alokasi bagi hasil dan pencairan Pajak Daerah kepada

Kabupaten/Kota;

o. menandatangani Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), Daftar Penguji, surat-surat

berharga lainnya atas beban APBD atas nama Gubernur berdasarkan DPA, SPD;

p. melaksanakan Akuntansi Keuangan Daerah;

q. menyusun laporan Kinerja semester I dan pronogsis 6 (enam) bulan berikutnya serta

Laporan Pertangungjawaban Pelaksanaan APBD;

r. melaksanakan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD/Perubahan APBD

Kabupaten/Kota dan Peraturan Bupati/Walikota tentang Penjabaran APBD/Penjabaran

Perubahan APBD Kabupaten/Kota;

s. melaksanakan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota dan Peraturan Bupati/Walikota tentang Penjabaran

Pertanggung jawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota;

t. mengolah bahan, data, dan menyiapkan rumusan Indikator Kinerja Utama, Penetapan

Kinerja, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Bali;

u. memfasilitasi pengelolaan keuangan Kabupaten/Kota;

v. melaksanakan pengelolaan keuangan Belanja Tidak Langsung Non Belanja Pegawai dan

Pembiayaan;

w. melaksanakan sistem pengendalian intern;

x. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan

y. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris Daerah melalui Asisten

Administrasi Umum.

1.4. Keuangan

Dana APBD Provinsi Bali sampai dengan anggaran perubahan 2016 yang dikelola

Biro Keuangan Setda Provinsi Bali sejumlah Rp 8.494.252.310,- dengan rincian sesuai tabel

dibawah :

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

4

Tabel 1.1. Anggaran Biro Keuangan Setda Provinsi Bali Tahun Anggaran 2016

Pagu (Rp)

Belanja 8.494.252.310,00

Belanja Langsung 8.494.252.310,00

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 652.554.200,00

Penyediaan jasa surat menyurat 2.980.000,00

Penyediaan alat tulis kantor 104.512.000,00

Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 21.355.200,00

Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar dan dalam daerah 242.175.000,00

Pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor 251.282.000,00

Penataan dokumen keuangan daerah 30.250.000,00

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 356.084.250,00

Pemeliharaan Rutin /berkala kendaraan dinas 277.166.250,00

Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 78.918.000,00

Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan 831.937.560,00

Penyusunan laporan keuangan semesteran 90.000.000,00

Penatausahaan belanja pegawai 284.165.000,00

Penatausahaan belanja tidak langsung diluar belanja pegawai dan pengeluaran 262.573.760,00

Penyelesaian tuntutan ganti kerugian daerah(TGKD) dan Penyusunan Draf Perda

dan Pergub TGKD. 195.198.800,00

Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah 4.775.540.600,00

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD 2.252.100.700,00

Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran APBD 145.079.200,00

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD 378.154.400,00

Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran perubahan APBD 138.910.000,00Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD 125.200.000,00

Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD 63.700.000,00

Sosialisasi paket regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah 43.902.800,00

Penyediaan dokumen SP2D dan penerbitan SP2D perbendaharaan 1 236.255.000,00

Sinkronisasi sistem pengelolaan keuangan daerah di SKPD 74.500.000,00

Penyediaan Dokumen SP2D dan Penerbitan SP2D Perbendaharaan 2 285.080.400,00

Peningkatan Sistem Informasi pengelola keuangan daerah 883.082.000,00

Fasilitasi penerapan PPK BLUD 50.430.900,00

Penatausahaan pajak-pajak 99.145.200,00

Program Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota 1.878.135.700,00

Evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan Rancangan Peraturan

Bupati/Walikota tentang penjabaran APBD kab/kota 1.703.634.000,00

Evaluasi Ranperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kab/Kota 42.774.000,00

Evaluasi rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan rancangan

peraturan bupati/walikota tentang Penjabaran Perubahan APBD Kab/Kota 131.727.700,00

Uraian

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

5

1.5. Sistematika LKjIP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah disusun dengan sistematika mendasar pada

Anak Lampiran II/1 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 sebagai berikut :

Ringkasan Eksekutif

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada

aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang

sedang dihadapi organisasi.

Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang

bersangkutan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

Dalam bab ini diuraikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan

kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

organisasi dan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja

organisasi.

Bab IV Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta

langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

meningkatkan kinerjanya.

Lampiran-lampiran

Perjanjian Kinerja serta dokumen lain-lain yang dianggap perlu.

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

6

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Biro Keuangan telah menetapkan Rencana Strategis (Renstra) Biro Keuangan Tahun

2013-2018. Renstra merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk priode 5 ( lima ) tahun

(lima) Tahun yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, dan Program. Renstra

membantu pengendalian kegiatan, monitoring, analisis, evaluasi kegiatan baik secara internal

maupun eksternal. Berikut disampaikan ringkasan Renstra Biro Keuangan Setda Provinsi Bali

Tahun 2013-2018.

2.1.1. Visi dan Misi

Visi Biro Keuangan Setda Provinsi Bali yang ingin dicapai adalah :

“TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN YANG EFISIEN, EFEKTIF,

DAN AKUNTABEL”

Visi tersebut sebagai perwujudan tuntutan pada era reformasi dan demokratisasi

dimana kesadaran masyarakat untuk menuntut agar keuangan negara dikelola secara efisien,

efektif, dan transparan untuk mencerminkan pengelolaan keuangan daerah yang bebas dari

penyelewengan dan penyalahgunaan.

Untuk mewujudkan visi tersebut Biro Keuangan Setda Provinsi Bali menentukan misi.

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh organisasi dalam usahanya

mewujudkan Visi. Misi organisasi adalah tujuan dan alasan mengapa organisasi itu ada. Misi

juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Misi Biro Keuangan

Setda Provinsi Bali yaitu: “MENGEMBANGKAN KAPASITAS PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH“. Pengembangan kapasitas pengelolaan keuangan daerah yang lebih baik

diharapkan mampu mewujudkan pencapaian visi Biro Keuangan.

2.1.2. Isu Strategis

Isu-isu strategis yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Biro

Keuangan pada Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Belum Optimalnya waktu penerbitan/penyampaian dokumen keuangan daerah sesuai

ketentuan yang berlaku.

2. Belum optimalnya waktu Evaluasi Ranperda dan Raperbup/Raperwali Kabupaten/Kota

mengenai APBD sesuai ketentuan yang berlaku.

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

7

2.1.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari setiap misi SKPD, yang

dirumuskan bersifat spesifik, realistis, dilengkapi dengan sasaran yang terukur dan dapat

dicapai dalam periode yang direncanakan. Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan,

Biro Keuangan Setda Provinsi Bali menetapkan 1 tujuan, yaitu: “Terwujudnya

pemerintahan yang bersih serta berwibawa”.

Pengelolaan keuangan daerah yang efisien, efektif, dan akuntabel yang ingin

diwujudkan dalam visi dijabarkan dengan usaha mengembangkan kapasitas pengelolaan

keuangan daerah. Tujuan pengembangan kapasitas pengelolaan keuangan tersebut

difokuskan dengan usaha yang kontinyu meningkatkan pengelolaan administrasi keuangan

daerah sesuai ketentuan yang berlaku.

Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara

terukur spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5

tahun. Tujuan dan sasaran adalah tahapan perumusan sasaran strategis yang menunjukkan

tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah. Yang

selanjutnnya akan menjadi dasar penyusunan kinerja pembangunan daerah secara

keseluruhan. Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, ditentukan 2 sasaran yang ingin

dicapai, yaitu:

1. Optimalnya waktu penerbitan/penyampaian dokumen keuangan Pemerintah

Provinsi Bali sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Optimalnya waktu Evaluasi Ranperda dan Raperbup/Raperwali Kabupaten/Kota

mengenai APBD sesuai ketentuan yang berlaku.

2.1.4 Strategi, Kebijakan, Program, dan Kegiatan

Berdasarkan visi, misi, serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya

pencapaiannya kemudian dijabarkan secara sistematis melalui perumusan strategi, kebijakan,

program dan kegiatan.

Strategi :

Peningkatan kapasitas aparatur dan standar operasional kelembagaan agar proses

perencanaan, penganggaran, penatausahaan, dan pelaporan keuangan daerah dapat

dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kebijakan :

Mengupayakan efektivitas, efisiensi, transparansi, dan akuntabel dalam pengelolaan keuangan

daerah bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

8

Program :

Program yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi dan kebijakan guna mencapai

sasaran dan tujuan yaitu :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

4. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah.

5. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota.

Kegiatan :

1. Penyediaan jasa surat menyurat.

2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik.

3. Penyediaan alat tulis kantor.

4. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan.

5. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar dan dalam daerah.

6. Pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor.

7. Penataan dokumen keuangan daerah.

8. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas.

9. Pemeliharaan rutinberkala peralatan gedung kantor.

10. Penyusunan laporan keuangan semesteran.

11. Penatausahaan belanja pegawai.

12. Penatausahaan belanja tidak langsung diluar belanja pegawai dan pengeluaran

pembiayaan.

13. Penyelesaian tuntutan ganti kerugian daerah (TGKD) dan Penyusunan Draf Perda dan

Pergub TGKD.

14. Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD.

15. Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran APBD.

16. Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD.

17. Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran perubahan APBD.

18. Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD.

19. Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD.

20. Sosialisasi Paket Regulasi tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

21. Penyediaan Dokumen SP2D dan Penerbitan SP2D Perbendaharaan 1.

22. Penyediaan Dokumen SP2D dan Penerbitan SP2D Perbendaharaan 2.

23. Sinkronisasi sistem pengelolaan keuangan daerah di SKPD.

24. Peningkatan Sistem Informasi pengelola keuangan daerah.

25. Fasilitasi penerapan PPK BLUD.

26. Penatausahaan pajak-pajak.

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

9

27. Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan

Peraturan Bupati/Walikota tentang Penjabaran APBD Kab./Kota se-Bali.

28. Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD dan Rancangan

Peraturan Bupati/Walikota tentang Penjabaran Perubahan APBD Kab./Kota se-Bali.

29. Evaluasi Ranperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan Rancangan

Peraturan Bupati/Walikota tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

Kab./Kota se-Bali.

2.1.5 Rencana Kegiatan Tahunan ( RKT )

Rencana Kegiatan Tahun 2016 Biro Keuangan Setda Provinsi Bali disajikan pada tabel

berikut :

Tabel 2.1. Target, Indikator Kinerja dan Sasaran Strategis Tahun 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

Optimalnya waktu penerbitan/penyampaian dokumen keuangan Pemerintah Provinsi Bali sesuai ketentuan yang berlaku

Persentase penerbitan/penyampaian dokumen keuangan daerah tepat waktu

20%

Optimalnya waktu Evaluasi Ranperda dan Raperbup/Raperwali Kabupaten/Kota mengenai APBD sesuai ketentuan yang berlaku

Persentase penetapan Keputusan Gubernur tentang evaluasi Ranperda dan Ranperbup/Ranperwali mengenai APBD tepat waktu

20%

2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 Biro Keuangan Setda Provinsi Bali mengacu pada

Dokumen Rencana Strategis, Rencana Kinerja Tahunan, Indikator Kinerja Utama, dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran adalah sebagai berikut :

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

10

Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Utama Target Program Anggaran

1

Optimalnya waktu penerbitan/penyampaian dokumen keuangan Pemerintah Provinsi Bali sesuai ketentuan yang berlaku

Persentase penerbitan/penyampaian dokumen keuangan daerah tepat waktu

20% 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

3. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

4. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah

5. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota

652.554.200

356.084.250

831.937.560

4.775.540.600

1.878.135.700

2 Optimalnya waktu Evaluasi Ranperda dan Raperbup/Raperwali Kabupaten/Kota mengenai APBD sesuai ketentuan yang berlaku

Persentase penetapan Keputusan Gubernur tentang evaluasi Ranperda dan Ranperbup/Ranperwali mengenai APBD tepat waktu

20%

JUMLAH 8.494.252.310

2.3. Rencana Anggaran

Pada tahun anggaran 2016 Biro Keuangan Setda Provinsi Bali melaksanakan kegiatan

dengan anggaran induk belanja langsung sebesar Rp. 8.494.252.310,-. Anggaran tersebut

mengalami perubahan dalam mekanisme Perubahan APBD tahun anggaran 2016 menjadi

sebesar Rp.8.494.252.720,-. Adapun realisasi anggaran sebesar Rp. 7.801.434.926,- atau

91,84%.

2.3.1. Alokasi Anggaran per Sasaran Strategis

Anggaran belanja langsung Tahun 2016 Biro Keuangan Setda Provinsi Bali yang

dialokasikan untuk pencapaian sasaran strategis adalah sebagai berikut :

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

11

Tabel 2.3 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis

No Sasaran Anggaran Persentase Keterangan

1 Optimalnya waktu penerbitan/penyampaian dokumen keuangan Pemerintah Provinsi Bali sesuai ketentuan yang berlaku

3.998.644.700 47,07%

Penyusunan laporan keuangan semesteran

90.000.000

Penatausahaan belanja pegawai 284.165.000

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD

2.252.100.700

Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang Penjabaran APBD

145.079.200

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD

378.154.400

Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang Penjabaran Perubahan APBD

138.910.000

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

125.200.000

Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

63.700.000

Penyediaan dokumen SP2D dan penerbitan SP2D perbendaharaan 1

236.255.000

Penyediaan Dokumen SP2D dan Penerbitan SP2D Perbendaharaan 2

285.080.400

2 Optimalnya waktu Evaluasi Ranperda dan Raperbup/Raperwali Kabupaten/Kota mengenai APBD sesuai ketentuan yang berlaku

1.882.135.700 22,16%

Evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang penjabaran APBD kab/kota

1.703.634.000

Evaluasi Ranperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kab/Kota

46.774.000

Evaluasi rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang Penjabaran Perubahan APBD Kab/Kota

131.727.700

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

12

2.3. Instrumen Pendukung

Untuk tujuan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan keuangan daerah maka Biro

Keuangan Setda Provinsi Bali telah melakukan inovasi dalam hal perencanaan penganggaran,

penatausahaan dan pelaporan pertanggungjawaban, dengan menyiapkan perangkat keras

(komputer, server, dan jaringan internet), serta perangkat lunak (software) untuk

mempermudah pelaksanaan fungsi penganggaran dan penatausahaan pengelolaan keuangan

adalah dengan menerapkan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah (SIPKD).

2.3.1. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) adalah aplikasi terpadu yang

dikembangkan oleh Kementerian Dalam Negeri sebagai alat bantu pemerintah daerah yang

digunakan untuk meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang

pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif,

transparan, akuntabel dan auditabel.

Aplikasi ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi dari Kementerian

Dalam Negeri kepada pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan keuangan daerah, dalam

rangka penguatan persamaan persepsi sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah

dalam penginterpretasian dan pengimplementasian berbagai peraturan perundang-undangan.

Aplikasi SIPKD merupakan aplikasi yang terintegrasi yang dioperasionalkan secara

online dan digunakan oleh seluruh SKPD dalam proses penganggaran, pelaksanaan dan

penatausahaan APBD serta pelaporan dan pertanggungjawaban APBD. Proses penyusunan

APBD menggunakan SIPKD dimulai ketika telah ditetapkan KUA PPAS, yang kemudian

dijabarkan dalam RKA sebagai bahan input penyusunan Peraturan Daerah dan Peraturan

Gubernur tentang APBD. Setelah penetapan APBD dan pengesahan DPA SKPD maka

proses pelaksanaan dan penatausahaan APBD oleh seluruh bendahara SKPD menggunakan

modul pelaksanaan dan penatausahaan pada aplikasi SIPKD. Sebagai bentuk

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, maka dalam proses penyusunan laporan keuangan

baik Pemerintah Provinsi Bali maupun SKPD juga menggunakan aplikasi ini.

Gambar 2.1. Tampilan Antarmuka SIPKD Provinsi Bali

13

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Tahun 2016

Biro Keuangan Setda Provinsi Bali telah melaksanakan penilaian kinerja dengan

mengacu pada Perjanjian Kinerja Tahun 2016 yang telah disepakati. Penilaian atas Perjanjian

Kinerja Tahun 2016 bertujuan untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka pengumpulan

data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam

pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi

kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja yaitu:

Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja

No Interval Nilai Realisasi

Kinerja

Kriteria Penilaian

Realisasi Kinerja

1 91 ≤ 100 Sangat Baik

2 76 ≤ 90 Tinggi

3 66 ≤ 75 Sedang

4 51 ≤ 65 Rendah

5 ≤ 50 Sangat Rendah

Sumber : Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Biro

Keuangan Setda Provinsi Bali dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan

realisasi kinerja. Indikator Kinerja Utama sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran

strategis Biro Keuangan Setda Provinsi Bali beserta target dan capaian realisasinya dirinci

sebagai berikut :

Tabel 3.2. Capaian Kinerja Biro Keuangan Tahun 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Realisasi

Kinerja Kriteria

1 Optimalnya waktu penerbitan/penyampaian dokumen keuangan Pemerintah Provinsi Bali sesuai ketentuan yang berlaku

Persentase penerbitan/penyampaian dokumen keuangan daerah tepat waktu

20% 17,78% 88,90 Tinggi

2 Optimalnya waktu Evaluasi Ranperda dan Raperbup/Raperwali Kabupaten/Kota mengenai APBD sesuai ketentuan yang berlaku

Persentase penetapan Keputusan Gubernur tentang evaluasi Ranperda dan Ranperbup/Ranperwali mengenai APBD tepat waktu

20% 20% 100 Sangat Baik

Rata-Rata Pencapaian 94,45 Sangat Baik

14

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

Berdasarkan tabel di atas, rata-rata kedua Indikator Kinerja Utama mampu mencapai

capaian kinerja 94,45% dengan predikat Sangat Baik.

3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tidak hanya berisi tingkat keberhasilan

atau kegagalan yang dicerminkan oleh perolehan masing-masing indikator kinerja, sebagaimana

yang ditunjukkan oleh pencapaian rencana tingkat capaian (Target), tetapi juga harus

menyajikan data dan informasi yang relevan dengan kebutuhan bagi pembuat Keputusan agar

dapat menginterprestasikan keberhasilan atau kegagalan tersebut secara lebih luas dan

mendalam. Keberhasilan dari Program dan Kegiatan Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi

Bali Tahun 2015 ditunjukkan dengan tercapainya rencana tingkat capaian (target) baik Program,

Kegiatan maupun Sasaran.

Pencapaian target baik Program, Kegiatan, maupun Sasaran menggambarkan tentang

keberhasilan pencapaian kinerja kegiatan dan program dalam rangka mewujudkan sasaran,

tujuan, dan Visi serta Misi sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis.

Analisis Akuntabilitas Kinerja pada dasarnya menggambarkan urutan substansi

akuntabilitas kinerja, khususnya bertujuan untuk memperoleh gambaran yang memadai

mengenai hakikat dari akuntabilitas itu sendiri. Salah satu cara melakukan analisis ini adalah

dengan cara membandingkan antara indikator kinerja dengan realisasi seperti perbandingan

antara kenyataan dengan kinerja yang direncanakan.

Berikut disampaikan pencapaian sasaran strategis Biro Keuangan Setda Provinsi Bali

tahun 2016 :

1. Optimalnya waktu penerbitan/penyampaian dokumen keuangan Pemerintah Provinsi

Bali sesuai ketentuan yang berlaku

Sesuai ketentuan dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan, terdapat beberapa ketentuan yang mengatur tentang penerbitan dan

penyampaian dokumen keuangan daerah tepat waktu. Sehingga dalam pelaksanaannya,

sasaran strategis ini diwujudkan dengan menentukan Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu

persentase penerbitan/penyampaian dokumen keuangan daerah tepat waktu. Berikut

disampaikan tabel pencapaian atas sasaran strategis Optimalnya waktu

penerbitan/penyampaian dokumen keuangan daerah sesuai ketentuan yang berlaku :

15

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

Tabel 3.3 Pencapaian Sasaran

Optimalnya Waktu Penerbitan/Penyampaian Dokumen Keuangan Pemerintah Provinsi Bali Sesuai

Ketentuan Yang Berlaku

Indikator

Capaian s/d 2015

2016 Target Akhir

Renstra (2018)

Capaian s.d. 2016

terhadap 2018

Target Realisasi %

1 2 3 4 5 6 7=2+4

Persentase penerbitan/penyampaian dokumen keuangan daerah tepat waktu

37,8% 20% 17,78% 88,90

%

100 % 55,56%

IKU Persentase penerbitan/penyampaian dokumen keuangan daerah tepat waktu

tersebut dituangkan dalam Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan

Daerah, sesuai ketentuan dalam lampiran Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Program tersebut

sudah mencakup 3 aspek utama dalam tugas pokok dan fungsi Biro Keuangan, yaitu aspek

penganggaran, pelaksanaan, serta pelaporan keuangan daerah. Berikut disampaikan tabel

rincian outcome penunjang pencapaian IKU :

Tabel 3.4 Kontribusi Outcome Terhadap Pencapaian Sasaran Strategis

No

Outcome

Target

Realisasi

Pencapaian

Kontribusi terhadap

target 20% Sasaran

Strategis 1

1 2 3 4 5=4/3x100% 6=5/4x6,67%

1 Persentase Raperda (APBD dan APBD Perubahan) yang disampaikan kepada Mendagri tepat waktu

100% 100% 100% 6,67%

2 Persentase penerbitan SP2D tepat waktu

100% 100% 100% 6,67%

3 Persentase laporan keuangan yang disampaikan tepat waktu

100% 66,67% 66,67% 4,44%

TOTAL 17,78%

Berikut penjabaran setiap outcome masing-masing dari 3 Bagian yang melaksanakan Sasaran

1, yaitu:

16

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

a. Penganggaran Keuangan Daerah

Penyusunan anggaran pemerintah daerah merupakan sebuah proses yang rumit, karena

anggaran tidak hanya sebuah rencana tahunan tetapi juga merupakan bentuk akuntabilitas atas

pengelolaan dana publik yang dibebankan kepadanya. Proses penyusunan Perda APBD

merupakan proses yang simultan. Penetapan Perda APBD dapat menjadi tidak tepat waktu

ketika proses sebelumnya terlambat.

Proses penetapan Perda APBD dimulai dari penyusunan Rencana Kerja Pemerintah

Daerah, Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafon Anggaran, dilanjutkan dengan

penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD, Penyiapan dan Penyampaian Ranperda

APBD ke Mendagri, Evaluasi Ranperda APBD, dan akhirnya Penetapan APBD.

Berdasarkan kewenangannya, Biro Keuangan Setda Provinsi Bali berwenang untuk

menyusun Ranperda APBD Induk dan Perubahan serta menyampaikan kepada Menteri Dalam

Negeri tepat waktu sesuai ketentuan yang diatur pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.

Persetujuan Ranperda APBD Induk dimulai dengan Pengambilan keputusan bersama DPRD

dan kepala daerah terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD dilakukan selambat-

lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.

Selanjutnya Ranperda APBD disampaikan ke Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga) hari

hari kerja setelah persetujuan bersama Gubernur dengan DPRD.

Berkaitan dengan Perubahan APBD, Kepala daerah menyampaikan Ranperda

perubahan APBD beserta lampirannya kepada DPRD paling lambat minggu kedua bulan

September tahun anggaran berjalan untuk mendapatkan persetujuan bersama. Pengambilan

keputusan bersama tersebut paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tahun anggaran yang

bersangkutan berakhir. Ranperda perubahan APBD hasil keputusan bersama tersebut

disampaikan ke Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga) hari untuk dievaluasi.

Permasalahan utama yang biasa terjadi yang dapat menghambat optimalnya waktu

penyusunan Ranperda mengenai APBD Induk dan Perubahan adalah kurangnya pemahaman

SKPD dalam penyusunan RKA SKPD, serta banyaknya perubahan-perubahan baik peraturan

maupun perkembangan di masyarakat yang memerlukan perhatian khusus. Tahun 2015 juga

menjadi tahun awal bagi Pemerintah Provinsi Bali untuk menyusun anggaran Tahun 2016

berbasis kinerja. Dengan semangat reformasi birokrasi dalam perencanaan penganggaran

berbasis SAKIP, berpengaruh terhadap perubahan paradigma dalam penyusunan perencanaan

RKA SKPD.

Penyampaian Ranperda tepat waktu juga merupakan bagian dari kewajiban pemerintah

daerah untuk menghindari pemberian sanksi administrasi oleh Pemerintah Pusat. Hal ini seperti

yang diatur dalam UU Nomor 23/2014 tentang Pemerintah Daerah Pasal 321 ayat 2. Pasal itu

menyebutkan, ”DPRD dan kepala daerah yang tidak menyetujui bersama rancangan perda

tentang APBD sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun sebagaimana dimaksud ayat

17

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

(1) dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkannya hak-hak keuangan yang diatur dalam

ketentuan peraturan perundangundangan selama 6 bulan.”

Namun, sanksi tersebut tidak berlaku bagi DPRD jika kepala daerah terlambat

menyampaikan raperda kepada DPRD. Hal ini disebutkan dalam Pasal 312 ayat 3, yaitu, ”Sanksi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat dikenakan kepada anggota DPRD apabila

keterlambatan penetapan APBD disebabkan oleh kepala daerah terlambat menyampaikan

rancangan perda tentang APBD kepada DPRD dari jadwal yang telah ditetapkan berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Berikut disampaikan pencapaian indikator kinerja penyampaian Ranperda APBD Induk

dan Perubahan tepat waktu.

Tabel 3.5. Jumlah Raperda (APBD dan APBD Perubahan) yang disampaikan kepada Mendagri tepat waktu

No Indikator Batas Waktu Batas Waktu

Sesuai Peraturan

Pencapaian

Indikator Keterangan

1 Penyampaian

Ranperda APBD

kepada Menteri

Dalam Negeri Tahun

2017

Persetujuan

Bersama :

073/4556/SEKRET 910/265/DPRD

23 Nopember

2016

Penyampaian :

23 November

2016

Dateline :

30 November

2016

Persetujuan

Bersama :

Paling lambat 1

bulan sebelum

tahun anggaran

berakhir

Penyampaian :

3 (tiga) hari kerja

setelah

Persetujuan

Bersama

Persetujuan

Bersama :

Telah sesuai

dengan

ketentuan

Penyampaian :

3 (tiga) hari

kerja

Pencapaian :

100% (Sangat

Baik)

Perda Nomor

12Tahun 2016

Tentang APBD

Tahun 2017 tanggal

30 Desember 2016

2 Penyampaian

Rancangan Perda

APBD Perubahan

kepada Menteri

Dalam Negeri Tahun

2016

Persetujuan

Bersama :

075/26/KB/B. Pem/VIII/2016 910/1947/DPRD

31 Agustus 2015

Persetujuan

Bersama :

3 (tiga) bulan

sebelum tahun

anggaran berakhir

Persetujuan

Bersama :

Telah sesuai

ketentuan

Perda Nomor 9

Tahun 2016 Tentang

APBD Perubahan

Tahun 2016.

18

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

Penyampaian :

20 Agustus 2015

Dateline :

Akhir September

Penyampaian :

3 (tiga) hari kerja

setelah

Persetujuan

Bersama

Penyampaian :

2 (dua) hari

kerja (telah

sesuai

ketentuan)

Pencapaian :

100% (Sangat

Baik)

Berdasarkan tabel diatas, secara umum Biro Keuangan Setda Provinsi Bali telah berhasil

mencapai target Penyampaian 2 Ranperda APBD Induk dan Perubahan tepat waktu.

Pencapaian ini diharapkan mampu mengoptimal proses penyusunan dan penetapan Perda

APBD Induk dan Perubahan selanjutnya, agar dapat ditetapkan tepat waktu.

Permasalahan dan Solusi :

Permasalahan yang dihadapi Biro Keuangan terkait pencapaian outcome ini adalah :

1. Kompetensi Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dalam hal perencanaan anggaran

perlu ditingkatkan.

2. Aplikasi SIPKD sering bermasalah, terkait dengan integrasi e-Goverment dengan Biro

Pemerintahan.

Solusi yang diupayakan Biro Keuangan untuk mengatasi permasalah diatas adalah :

1. Melakukan sosialisasi ketentuan terbaru mengenai penyusunan APBD sesuai ketentuan

yang berlaku.

2. Melakukan koordinasi dengan Tim Admin SIPKD dan Biro Pemerintahan untuk

memperlancar operasional aplikasi SIPKD.

Outcome Jumlah Raperda (APBD dan APBD Perubahan) yang disampaikan kepada Mendagri

tepat waktu akan terus diintensifkan pelaksanaannya. Permasalahan yang terjadi dalam proses

penyusunan APBD Induk dan Perubahan akan dilakukan evaluasi, serta solusi yang telah

diidentifikasikan akan dilaksanakan untuk mengurangi timbulnya permasalahan pada tahun

2016.

b. Pelaksanaan Pengelolaan Belanja Daerah

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang digunakan sebagai

dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM. Berdasarkan pasal 217

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Derah dan

lampiran I Bab V Pergub Bali Nomor 69 Tahun 2013 tentang Prosedur Penatausahaan Belanja

19

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

Daerah, penerbitan SP2D paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan

SPM.

Penerbitan SP2D yang tepat waktu berusaha menjamin bahwa pencairan dan

penyerapan anggaran dapat dilakukan secara optimal. Optimalnya penyerapan anggaran

diharapkan mampu mendorong roda perekonomian masyarakat di Bali serta membantu

memastikan program dan kegiatan Bali Mandara dapat dilaksanakan dengan baik.

Berikut adalah tabel pencapaian outcome Persentase terbitnya Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D) yang telah dilakukan tepat waktu.

Tabel 3.6. Pencapaian Outcome Persentase terbitnya Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

tepat waktu

No

Outcome

Jumlah SPM

yang diterima

Jumlah SP2D

yang diterbitkan

tepat waktu

Realisasi

Capaian

Kinerja

Keterangan

1 Persentase terbitnya

dokumen administrasi

keuangan tepat waktu

21.684 SPM 21.684 SP2D 100% Tepat waktu : 2

hari setelah

SPM diterima

Penerbitan SP2D dapat diterbitkan jika Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu

anggaran DPA-SKPD dan SPD yang tersedia mencukupi serta didukung dengan kelengkapan

dokumen sesuai peraturan perundangan. Waktu pelaksanaan penerbitan SP2D adalah

maksimal 2 hari, dan apabila ditolak dikembalikan paling lambat 1 hari sejak diterima SPM.

Permasalahan dan Solusi :

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan sasaran ini adalah :

1. Pengajuan SPM banyak tidak sesuai dengan anggaran kas yang ditetapkan.

2. Verfikasi SPM di tingkat SKPD kurang optimal.

Solusi yang diupayakan oleh Biro Keuangan adalah :

1. Melakukan sosialiasi dan pembinaan kepada SKPD berkaitan dengan prosedur

pengajuan SPM yang benar dan sesuai dengan anggaran kas serta meningkatkan

kemampuan tim verifikasi di SKPD.

c. Pelaporan Keuangan Daerah

Berdasarkan ketentuan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, terdapat 3 laporan utama

yang kewajiban Pemerintah Daerah dalam hal pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yaitu

untuk menyusun Perda Pertanggungjawaban APBD, Laporan Semesteran I dan Prognosis 6

Bulan Berikutnya, serta Laporan Tahunan, yaitu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, untuk

20

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

selanjutnya akan diuji oleh BPK untuk menentukan akuntabel atau tidaknya laporan tersebut

dengan dengan bukti yang relevan dan vallid.

Berikut disampaikan rincian pencapaian indikator Jumlah laporan keuangan yang

disampaikan tepat waktu :

Tabel 3.7 Pencapaian Outcome Jumlah laporan keuangan yang disampaikan tepat

waktu

No Jenis laporan Batas

Penyampaian Realisasi

Penyampaian Pencapaian Keterangan

1 Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

30 Juni 2016 13 Juni 2016 100% Disampaikan ke DPRD paling lambat akhir bulan Juni

2 Laporan Semester I dan Prognosis 6 bulan berikutnya Tahun 2015

31 Juli 2016 4 Agustus 2016 0% Disampaikan ke DPRD paling lambat akhir bulan Juli

3 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2015

31 Maret 2016 31 Maret 2016 100% Disampaikan ke BPK paling lambat 3 bulan setelah anggaran berakhir

Rata-Rata Capaian Kinerja 66,67%

Dalam proses penyusunan laporan keuangan ini terdapat beberapa masalah yang

dihadapi oleh Biro Keuangan, yaitu :

Permasalahan :

1. Laporan SKPD banyak yang tidak sesuai ketentuan dan data yang disampaikan seringkali

tidak valid.

2. Pejabat Penatausahaan Keuangan serta Bagian Akuntansi dan Pelaporan di SKPD banyak

yang tidak memahami penyusunan laporan keuangan berbasis akrual.

3. Pelaksanaan indikator aspek pelaporan daerah tidak efektif dan efisien, karena dikerjakan

oleh 3 kegiatan yang berbeda, yaitu Penyusunan laporan keuangan semesteran, Penyusunan

rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, dan

Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD.

Solusi :

1. Melakukan sosialisasi/diklat bagi Pejabat Penatausahaan Keuangan serta Bagian Akuntansi

dan Pelaporan dalam penyusunan laporan keuangan berbasis akrual.

2. Meningkatkan kualitas SDM khususnya di Bagian Akuntansi dan Pelaporan Biro Keuangan

agar dapat membantu penyusunan laporan keuangan yang tidak sesuai ketentuan serta tidak

valid dalam waktu yang optimal, agar penyusunan laporan keuangan dapat diselesaikan tepat

waktu.

3. Menggabungkan 3 kegiatan dalam 1 kegiatan sehingga aspek dana, waktu, dan sumber daya

manusia dapat fokus mengerjakan target pelaporan tepat waktu.

21

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

2. Optimalnya waktu Evaluasi Ranperda dan Raperbup/Raperwali Kabupaten/Kota

mengenai APBD sesuai ketentuan yang berlaku

Pemerintah Provinsi sebagai wakil Pemerintah Pusat di daerah berkewajiban melakukan

koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk membina dan mengevaluasi Ranperda

dan Ranpergub/Ranperwali mengenai APBD sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Evaluasi

APBD penting sebagai bagian dari usaha singkronisasi kebijakan pusat dengan pemerintah

daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).

Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota harus mendukung tercapainya

sasaran dan kewenangan bidang-bidang pembangunan nasional sesuai dengan potensi dan

kondisi masing-masing daerah. Keberhasilan pencapaian sasaran dan bidang-bidang

pembangunan nasional sangat tergantung pada sinkronisasi kebijakan antara Pemerintah

Provinsi dengan Pemerintah Pusat dan antara Pemerintah Kabupaten/Kota yang dituangkan

dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Berikut disampaikan capaian sasaran Optimalnya waktu Evaluasi Ranperda dan

Raperbup/Raperwali Kabupaten/Kota mengenai APBD sesuai ketentuan yang berlaku :

Tabel 3.8 Pencapaian Optimalnya waktu Evaluasi Ranperda dan Raperbup/Raperwali

Kabupaten/Kota mengenai APBD sesuai ketentuan yang berlaku

Indikator

Capaian s/d 2015

2016 Target Akhir

Renstra (2018)

Capaian s.d. 2015

terhadap 2018 (%)

Target Realisasi %

1 2 3 4 5 6 7=2+4

Persentase penetapan Keputusan Gubernur tentang evaluasi Ranperda dan Ranperbup/Ranperwali mengenai APBD tepat waktu.

40% 20% 20% 100 % 100% 60%

Tabel 3.9 Kontribusi Outcome terhadap Pencapaian Sasaran Strategi

No. Outcome Target Realisasi Pencapaian Kontribusi

Terhadap Target

20%

1 2 3 4 5 6=5/4x20%

1 Persentase penetapan Keputusan Gubernur tentang evaluasi Ranperda dan Ranperbup/Ranperwali mengenai APBD tepat waktu.

100% 100% 100% 20%

22

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

Dasar pelaksanaan evaluasi adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintah Daerah dan Permendagri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah. Hasil evaluasi terhadap Ranperda tentang APBD dan rancangan

Perbup/Perwali tentang penjabaran APBD, rancangan perda tentang perubahan APBD dan

rancangan perbup/perwali tentang penjabaran perubahan APBD, serta rancangan perda tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan perbup/perwali tentang penjabaran

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, disampaikan kepada Bupati/Walikota paling lama 15

(lima belas) hari kerja sejak rancangan tersebut diterima.

Berikut disampaikan tabel mengenai pencapaian indikator Persentase penetapan

Keputusan Gubernur tentang evaluasi Ranperda dan Ranperbup/Ranperwali mengenai APBD

tepat waktu

Tabel 3.10. Pencapaian Indikator Persentase penetapan Keputusan Gubernur tentang evaluasi Ranperda dan

Ranperbup/Ranperwali mengenai APBD tepat waktu

No Indikator Tanggal Penerimaan

Rancangan APBD Batas Waktu

Tanggal Penetapan Keputusan

Gubernur sesuai Peraturan

Ket

1 Penetapan perda tentang APBD Tahun 2017 dan perbup/perwali tentang penjabaran APBD Tahun 2017

- Kota Denpasar 1 Desember 2016 22 Desember 2016 15 Desember 2016

- Kab. Badung 1 Desember 2016 28 Desember 2016 27 Desember 2016

- Kab. Gianyar 22 Desember 2016 13 Januari 2017 29 Desember 2016

- Kab. Klungkung 21 November 2016 9 Desember 2016 9 Desember 2016

- Kab. Tabanan 6 Desember 2016 28 Desember 2016 27 Desember 2016

- Kab. Karangasem 15 Desember 2016 6 Januari 2017 29 Desember 2016

- Kab. Buleleng 6 Desember 2016 28 Desember 2016 27 Desember 2016

- Kab. Jembrana 15 Desember 2016 6 Januari 2017 24 Desember 2016

- Kab. Bangli 9 Desember 2016 3 Januari 2017 27 Desember 2016

2 Penetapan perda tentang APBD Perubahan Tahun 2016 dan perbup/perwali tentang penjabaran APBD Perubahan Tahun 2016

- Kota Denpasar 21 Juli 2016 10 Agustus 2016 9 Agustus 2016

- Kab. Badung 15 September 2016 6 Oktober 2016 5 Oktober 2016

- Kab. Gianyar 27 September 2016 29 September 2016 26 September 2016

- Kab. Klungkung 19 Agustus 2016 14 September 2016 5 September 2016

- Kab. Tabanan 14 September 2016 5 Oktober 2016 29 September 2016

- Kab. Karangasem 25 Oktober 2016 14 Nopember 2016 2 Nopember 2016

- Kab. Buleleng 25 Juli 2016 12 Agustus 2016 9 Agustus 2016

- Kab. Jembrana 12 Agustus 2016 2 September 2016 25 Agustus 2016

- Kab. Bangli 10 Oktober 2016 24 Oktober 2016 19 Oktober 2016

23

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

3 Evaluasi rancangan perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2015 dan rancangan perbup/perwali tentang penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaa APBD Tahun 2015

- Kota Denpasar 1 Juli 2016 29 Juli 2016 20 Juli 2016

- Kab. Badung 2 Agustus 2016 23 Agustus 2016 15 Agustus 2016

- Kab. Gianyar 22 Juni 2016 20 Juli 2016 18 Juli 2016

- Kab. Klungkung 13 Juli 2016 2 Agustus 2016 8 Agustus 2016

- Kab. Tabanan 21 Juli 2016 10 Oktober 2016 8 Agustus 2016

- Kab. Karangasem 1 Agustus 2016 22 Agustus 2016 15 Agustus 2016

- Kab. Buleleng 22 Juli 2016 11 Agustus 2016 8 Agustus 2016

- Kab. Jembrana 9 Agustus 2016 23 Agustus 2016 15 Agustus 2016

- Kab. Bangli 25 Juli 2016 12 Agustus 2016 8 Agustus 2016

Pencapaian indikator : Penetapan Peraturan Gubernur telah tepat waktu (100%)

Berdasarkan tabel diatas, Biro Keuangan Setda Provinsi Bali telah berhasil melakukan

penetapan Keputusan Gubernur tentang ranperda APBD dan rancangan perbup/perwali tentang

penjabaran APBD, ranperda tentang perubahan APBD dan rancangan perbup/perwali tentang

penjabaran perubahan APBD, serta ranperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

dan rancangan perbup/perwali tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

pada 9 kabupaten/kota se-Bali tepat waktu.

Permasalahan dan solusi :

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan sasaran dan indikator ini adalah :

1. Pemerintah Kabupaten/Kota sering terlambat menyampaikan dokumen ranperda dan

ranperbup/ranperwali kepada Biro Keuangan Setda Provinsi Bali.

2. Rancangan perda dan perbup/perwali disampaikan kepada Biro Keuangan Setda

Provinsi Bali hampir bersamaaan. Hal ini menimbulkan kendala terkait waktu evaluasi

atas rancangan tersebut maksmimal 15 (lima belas) hari kerja.

Solusi :

1. Melakukan pembinaan kepada Kabupaten/Kota pra evaluasi Ranperda dan

Ranperbup/Ranperwali.

Evaluasi Ranperda dan Ranperbup/Ranperwali tentang APBD Induk, Perubahan, serta

Pertanggungjawaban, perlu untuk lebih ditingkatkan untuk mengantisipasi tuntutan perubahan

peraturan perundang-undangan oleh Pemerintah Pusat. Dengan evaluasi ini diharapkan terjadi

sinkronisasi kebijakan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota. Ke depan, peranan Pemerintah Provinsi terkait pengelolaan keuangan daerah

akan lebih ditingkatkan, untuk memperluas peranan Pemerintah Provinsi sebagai wakil

Pemerintah Pusat di daerah.

24

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

3.3. Perbandingan dengan Instansi Sejenis

Berikut akan dibahas perbandingan sasaran dan indikator Biro Keuangan dengan

instansi sejenis yang ada di Indonenesia. Terdapat 3 laporan kinerja instansi pemerintah tahun

2016 yang akan dijadikan perbandingan, yaitu laporan dari Biro Keuangan Setda Provinsi

Kalimantan Selatan, Biro Keuangan Setda Jawa Barat, serta Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan, dan Aset (DPPA) Provinsi Yogyakarta.

1. Biro Keuangan Setda Provinsi Kalimantan Selatan

Berdasarkan LAKIP Biro Keuangan Setda Provinsi Kamimantan Selatan Tahun 2016

terdapat 5 sasaran serta 5 indikator yang dipergunakan untuk mencapai tujuan organisasi.

Berikut disampaikan pencapaian sasaran strategis :

Tabel 3.11 Pencapaian Sasaran Strategis Tahun Anggaran 2016

Biro Keuangan Setda Provinsi Kalimantan Selatan

No Sasaran Strategis

IKU Satuan Target Realisasi Capaian

1 Meningkatkan kualitas dan mutu rencana anggaran keuangan daerah berdasarkan peraturan daerah dan dokumen dasar pelaksanaan penggunaan anggaran keuangan daerah

Jumlah ditetapkannya Perda tentang APBD dan Pergub tentang Penjabaran APBD yang baik dan sesuai aturan

Dokumen Perda dan Pergub/waktu

1 Perda dan Pergub tentang Perubahan APBD TA 2016 bulan Oktober 2016 1 Perda dan Pergub tentang APBD Tahun 2017 bulan Desember 2016

1 Perda dan Pergub tentag Perubahan APBD TA 2016 bulan Oktober 2016 1 Perda dan Pergub tentang APBD Tahun 2017 bulan Desember 2016

100%

2 Mempertahankan kualitas laporan keuangan daerah

Opini BPK Opini BPK WTP WTP 100%

3 Meningkatkan kemampuan aparat pengelola keuangan yang baik dan sesuai aturan di lingkup Pemprov Kalimantan Selatan

Persentasi SKPD yang mampu melaksanakan penatausahaan pengelolaan keuangan daerah sesuai standar

SKPD 80% dari total SKPD

74 dari 93 SKPD 100%

4 Mengembangkan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah yang komrehensif pada SKPD Pemprov Kalsel

Persentase SKPD yang mampu melaksanakan penatausahaan pengelolaan keuangan daerah dengan meneraplan aplikasi SIPKD

SKPD 80% dari total SKPD

74 dari 93 SKPD 100%

Berdasarkan tabel di atas, sasaran strategis Biro Keuangan Setda Provinsi Kalimantan

Selatan hampir mirip dengan sasaran strategis yang digunakan oleh Biro Keuangan Setda

Provinsi Bali, yaitu sama-sama fokus pada penetapan/penyampaian dokumen keuangan yang

tepat waktu. Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan fokus kepada penetapan Perda APBD

Induk dan Perda APBD Perubahan tepat waktu. Sedangkan Biro Keuangan Provinsi Bali juga

fokus pada penerbitan/penyampaian dokumen keuangan tepat waktu, yang meliputi

25

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

penyampaian Raperda APBD Induk dan Perubahan ke Mendagri tepat waktu, penerbitan SP2D

tepat waktu, serta penyampaian laporan keuangan daerah tepat waktu.

2. Biro Keuangan Setda Jawa Barat

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Keuangan Sekretariat

Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 merupakan wujud akuntabilitas kinerja Biro Keuangan

Setda Provinsi Jawa Barat, memberikan gambaran mengenai keberhasilan dan kegagalan

kinerja Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan tugas pokok

dan fungsinya sebagai pelaksanaan Rencana Kinerja Tahun 2016 yang didasari oleh Rencana

Stratejik Biro Keuangan Tahun 2013-2018 dengan mengacu kepada Renstra Sekretariat Daerah

Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018. Pencapaian sasaran strategis Tahun 2016 disampaikan

pada tabel berikut :

Tabel 3.12 Pencapaian Sasaran Strategis Tahun Anggaran 2016

Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat

No Sasaran Strategis IKU Satuan Target Realisasi Capaian

1 Tersusunnya sistem,kebijakan dan prosedur penyusunan pengelolaan keuangan daerah yang transparan, partisipatif secara tepat waktu dengan memperhitungkan azas keadilan dan kepatutan

Jumlah pengelola keuangan daerah di Provinsi Jawa Barat yang tertata dengan baik

% 100 100 100

Prosentase Implementasi sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah (SIPKD)

% 100 100 100

Tingkat kecocokan rekonsiliasi data keuangan

% 100 100 100

2 Sasaran tingkat pemenuhan fasilitasi pelayanan melalui laporan pertanggunngjawaban keuangan daerah yang transparan dan akuntabel

Keputusan Gubernur Hasil Evaluasi P2APBD

% 100 100 100

Perda APBD/APBD P Provinsi Jawa Barat

% 100 100 100

Perda Pertanggungjawaban APBDP Provinsi Jawa Barat

% 100 100 100

Tingkat pemenuhan Opini WTP dari auditor independen atas Laporan Keuangan Provinsi Jawa Barat

% 100 100 100

3 Tersedianya sarana dan pelayanan informasi pengelolaan keuangan yang cepat, tepat sesuai untuk kebutuhan statistik pendapatan dan belanja

Tersedianya sarana dan pelayanan informasi pengelolaan keuangan yang cepat, tepat sesuai untuk kebutuhan statistik pendapatan dan belanja

% 100 100 100

Laporan DAU, Taperum, IWP dan PPh 21

% 100 100 100

Pemutakhiran data dan fasilitasi pengelolaan belanja pegawai Pemerintah Provinsi Jawa Barat

% 100 100 100

Rekonsiliasi dan Sinkronisasi Keuangan Daerah

% 100 100 100

Secara umum baik fokus sasaran strategis dan indikator pada Biro Keuangan Setda

Provinsi Jawa Barat hampir sama dengan sasaran strategis Biro Keuangan Setda Provinsi Bali.

Sasaran dan indikator yang dipergunakan merupakan penjabaran dari isu strategis yang

dihadapi oleh pemerintah daerah. Baik Provinsi Bali maupun Provinsi Jawa Barat dihadapkan

pada aspek penyusunan dan penyampaian dokumen keuangan daerah.

26

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

3.4. Akuntabilitas Anggaran

Penyerapan anggaran belanja langsung pada Biro Keuangan Setda Provinsi Bali tahun

2016 sebesar 91,84% dari total anggaran yang dialokasikan. Hal ini lebih baik dari pencapaian

realisasi tahun 2015 yang hanya mencapai 82,04%. Anggaran dan realisasi belanja langsung

tahun 2016 yang dialokasikan untuk membiayai program / kegiatan dalam pencapaian sasaran

strategis disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.13 Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun 2016

Penyerapan anggaran sebesar 91,84% merupakan hasil efisiensi belanja Biro

Keuangan Setda Provinsi Bali yang dilakukan dalam tahun anggaran 2016. Beberapa hal upaya

efisiensi anggaran yang dilakukan antara lain:

Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %

Belanja 8.494.252.310,00 7.801.434.926,00 91,84%

Belanja Langsung 8.494.252.310,00 7.801.434.926,00 91,84%

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 652.554.200,00 625.221.675,00 95,81%

Penyediaan jasa surat menyurat 2.980.000,00 2.859.830,00 95,97%

Penyediaan alat tulis kantor 104.512.000,00 102.542.200,00 98,12%

Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 21.355.200,00 16.811.575,00 78,72%

Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar dan dalam daerah 242.175.000,00 241.293.070,00 99,64%

Pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor 251.282.000,00 231.665.000,00 92,19%

Penataan dokumen keuangan daerah 30.250.000,00 30.050.000,00 99,34%

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 356.084.250,00 222.889.295,00 62,59%

Pemeliharaan Rutin /berkala kendaraan dinas 277.166.250,00 160.694.795,00 57,98%

Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 78.918.000,00 62.194.500,00 78,81%

Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan 831.937.560,00 752.235.980,00 90,42%

Penyusunan laporan keuangan semesteran 90.000.000,00 89.461.070,00 99,40%

Penatausahaan belanja pegawai 284.165.000,00 241.758.450,00 85,08%

Penatausahaan belanja tidak langsung diluar belanja pegawai dan pengeluaran 262.573.760,00 239.497.560,00 91,21%

Penyelesaian tuntutan ganti kerugian daerah(TGKD) dan Penyusunan Draf Perda

dan Pergub TGKD. 195.198.800,00 181.518.900,00 92,99%

Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah 4.775.540.600,00 4.445.119.636,00 93,08%

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD 2.252.100.700,00 2.108.001.106,00 93,60%

Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran APBD 145.079.200,00 137.964.000,00 95,10%

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD 378.154.400,00 302.645.534,00 80,03%

Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran perubahan APBD 138.910.000,00 138.362.000,00 99,61%Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD 125.200.000,00 124.728.408,00 99,62%

Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD 63.700.000,00 63.241.400,00 99,28%

Sosialisasi paket regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah 43.902.800,00 36.353.200,00 82,80%

Penyediaan dokumen SP2D dan penerbitan SP2D perbendaharaan 1 236.255.000,00 223.800.726,00 94,73%

Sinkronisasi sistem pengelolaan keuangan daerah di SKPD 74.500.000,00 71.712.600,00 96,26%

Penyediaan Dokumen SP2D dan Penerbitan SP2D Perbendaharaan 2 285.080.400,00 250.006.070,00 87,70%

Peningkatan Sistem Informasi pengelola keuangan daerah 883.082.000,00 874.898.642,00 99,07%

Fasilitasi penerapan PPK BLUD 50.430.900,00 25.390.200,00 50,35%

Penatausahaan pajak-pajak 99.145.200,00 88.015.750,00 88,77%

Program Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota 1.878.135.700,00 1.755.968.340,00 93,50%

Evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan Rancangan Peraturan

Bupati/Walikota tentang penjabaran APBD kab/kota 1.703.634.000,00 1.632.999.750,00 95,85%

Evaluasi Ranperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kab/Kota 42.774.000,00 36.423.200,00 85,15%

Evaluasi rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan rancangan

peraturan bupati/walikota tentang Penjabaran Perubahan APBD Kab/Kota 131.727.700,00 86.545.390,00 65,70%

Uraian

27

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

1. Belanja rutin pada Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

2. Dalam proses pengadaan barang, Biro Keuangan Setda Provinsi Bali mendorong dilakukan

survei harga barang dalam penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) serta mencari

perbandingan harga barang dari 3 rekanan untuk menjaga agar proses pengadaan barang

tetap memperoleh harga termurah.

3. Penurunan volume belanja yang disebabkan oleh faktor teknis saat pelaksanaan kegiatan.

Jika dikaitkan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan anggaran, maka

pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan penyerapan anggaran kurang dari 100%

menunjukan bahwa dana yang disediakan untuk pencapaian sasaran pembangunan tahun 2016

telah mencukupi. Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2016 yang dialokasikan untuk

membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran strategis disajikan

pada tabel berikut :

12

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

Tabel 3.14 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2016 per Sasaran Strategis

No Sasaran Strategis Kinerja Anggaran

Target Realisasi % Realisasi Target Realisasi % Realisasi 1 Optimalnya waktu

penerbitan/penyampaian dokumen keuangan Pemerintah Provinsi Bali sesuai ketentuan yang berlaku

20% 17,78% 88,9 % 4.775.540.600 4.445.119.636

93,08%

2 Optimalnya waktu Evaluasi Ranperda dan Raperbup/Raperwali Kabupaten/Kota mengenai APBD sesuai ketentuan yang berlaku

20% 20% 20% 1.878.135.700 1.755.968.340 93,50%

JUMLAH 6.653.676.300 6.201.087.976 93,20%

Belanja Langsung Pendukung

1.840.576.010 1.600.346.950

86,95%

Total Belanja Langsung 8.494.252.310

7.801.434.926

91,84%

28

29

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Biro Keuangan Setda Provinsi Bali

disusun berdasar Perjanjian Kinerja Tahun Anggaran 2016, sebagai pelaksanaan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang merupakan wujud pertanggungjawaban dalam

pencapaian misi dan tujuan instansi pemerintah serta dalam rangka perwujudan good

governance.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat

pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi dan strategi

instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-

kegiatan sesuai program dan kebijakan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran

kinerja seluruh saran dan indikator strategis telah mampu mencapai target yang ditentukan.

Hasil laporan akuntabilitas kinerja Biro Keuangan Setda Provinsi Bali tahun 2016

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Biro Keuangan belum optimal dalam mencapai sasaran “Optimalnya waktu

penerbitan/penyampaian dokumen keuangan Pemerintah Provinsi Bali sesuai

ketentuan yang berlaku” dengan pencapaian indikator penerbitan/penyampaian

dokumen keuangan daerah tepat waktu sebesar 88,90% dengan predikat Tinggi.

2. Berkaitan dengan sasaran Optimalnya waktu Evaluasi Ranperda dan

Raperbup/Raperwali Kabupaten/Kota mengenai APBD sesuai ketentuan yang

berlaku, Biro Keuangan telah berhasil menetapkan 27 Keputusan Gubernur tentang

evaluasi APBD Induk, APBD Perubahan, dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan

APBD maksimal 15 hari kerja setelah dokumen diterima. Sasaran ini dapat berhasil

mencapai pencapaian 100%.

3. Secara keseluruhan berdasarkan 2 sasaran yang telah ditentukan, keduanya berhasil

memperoleh pencapaian 94,45% dengan predikat Sangat Baik. Berdasarkan

pencapaian tersebut, Biro Keuangan telah mampu melaksanakan pengelolaan

keuangan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dengan baik sesuai ketentuan yang

berlaku.

30

LKJIP BIRO KEUANGAN SETDA PROV BALI TAHUN 2016

4.2. Saran

Langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan-permasalahan

yang dihadapi dan peningkatan kualitas penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LKjIP) dirumuskan saran-saran sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, serta

kemampuan teknis dalam menyusun dokumen-dokumen kinerja untuk mempercepat

terwujudnya pemerintahan yang akuntabel.

2. Perlu adanya kebijakan yang mewadahi penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP) yang baik dan benar di jajaran instansi pemerintah, serta

meningkatkan kualitas pelaksanaan monitoring dan evaluasi capaian Perjanjian Kinerja

(PK).

3. Melakukan penggabungan 3 kegiatan yang pada aspek pelaporan keuangan daerah

untuk memfokuskan dana, waktu, dan sumber daya manusia agar pencapaian hasil

penyampaian laporan keuangan dapat dilaksankan tepat waktu.

Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKjIP) tahun 2016 ini diharapkan

dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang

membutuhkan, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang,

penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang, serta

penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.