metode penelitian gabungan (mixed...

24
1 MIXED METHODS METODE PENELITIAN GABUNGAN (MIXED METHODS) Oleh: Ninik Supriyati Widyaiswara BDK Surabaya ABSTRAK Selama ini penelitian lebih banyak menggunakan metode kuantitatif saja atau kualitatif saja. Metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistic, scientivic dan metode discovery. Selanjutnya metoda fase kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan interpretive research.Tujuan pembahasan ini agar peneliti dapat menentukan metode penelitian alternative, yaitu metode campuran atau paduan antara kuantitatif dan kualitatif.Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif, mixed methods merupakan paduan dari kuantitatif dan kualitatif. Beberapa aspek dibandingkan secara konsepsional yang membedakan ketiga jenis penelitian ini. Aspek-aspek tersebut adalah pandangan ontologis, model logika yang digunakan, pola pikir logis, tujuan yang hendak dicapai, desain yang digunakan, strategi penelitian yang dipilih, teknik analisa data, fokus penelitian, Instrumen pengumpul data, paradigma penelitian, dan jenis ilmu yang ditemukan.Uraian tentang spektrum penelitian kualitatif dan kuantitatif diharapkan dapat membantu peneliti dalam menentukan jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian. Kata Kunci: metode penelitian, kuantitatif, kualitatif, gabungan PENDAHULUAN Selama ini penelitian lebih banyak menggunakan metode kuantitatif saja atau kualitatif saja. Adakalanya penelitian berangkatnya dari kualitatif kemudian berkembang hingga membutuhkan hipotesis. Penelitian seperti ini membutuhkan metode penelitian campuran (mixed methods) yang merupakan perpaduan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif (Sugiyono, 2014). Namun demikian, kedua metode (kuantitatif maupun kualitatif) tidak bisa dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan. Pemilihan metode terkait dengan kebutuhan penelitian, yakni karakteristik data yang ada di lapangan. Secara umum penelitian dapat didefinisikan sebagai kegiatan manusia dalam rangka memperoleh pengetahuan secara sistematik dengan menggunakan

Upload: phunghuong

Post on 03-Mar-2019

267 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1 MIXED METHODS

METODE PENELITIAN GABUNGAN (MIXED METHODS)

Oleh: Ninik Supriyati

Widyaiswara BDK Surabaya

ABSTRAK

Selama ini penelitian lebih banyak menggunakan metode kuantitatif saja

atau kualitatif saja. Metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional,

positivistic, scientivic dan metode discovery. Selanjutnya metoda fase kualitatif

sering dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan interpretive

research.Tujuan pembahasan ini agar peneliti dapat menentukan metode

penelitian alternative, yaitu metode campuran atau paduan antara kuantitatif dan

kualitatif.Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode

penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian

kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif,

sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif, mixed methods

merupakan paduan dari kuantitatif dan kualitatif. Beberapa aspek dibandingkan

secara konsepsional yang membedakan ketiga jenis penelitian ini. Aspek-aspek

tersebut adalah pandangan ontologis, model logika yang digunakan, pola pikir

logis, tujuan yang hendak dicapai, desain yang digunakan, strategi penelitian yang

dipilih, teknik analisa data, fokus penelitian, Instrumen pengumpul data,

paradigma penelitian, dan jenis ilmu yang ditemukan.Uraian tentang spektrum

penelitian kualitatif dan kuantitatif diharapkan dapat membantu peneliti dalam

menentukan jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian.

Kata Kunci: metode penelitian, kuantitatif, kualitatif, gabungan

PENDAHULUAN

Selama ini penelitian lebih banyak menggunakan metode kuantitatif saja atau

kualitatif saja. Adakalanya penelitian berangkatnya dari kualitatif kemudian

berkembang hingga membutuhkan hipotesis. Penelitian seperti ini membutuhkan

metode penelitian campuran (mixed methods) yang merupakan perpaduan antara

metode penelitian kualitatif dan kuantitatif (Sugiyono, 2014).

Namun demikian, kedua metode (kuantitatif maupun kualitatif) tidak bisa

dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan. Pemilihan metode terkait dengan

kebutuhan penelitian, yakni karakteristik data yang ada di lapangan.

Secara umum penelitian dapat didefinisikan sebagai kegiatan manusia

dalam rangka memperoleh pengetahuan secara sistematik dengan menggunakan

2 MIXED METHODS

alat-alat atau cara-cara tertentu. Secara luas suatu penelitian dapat berarti: 1)

menemukan teori baru dengan menggugurkan teori lama; 2) menambahkan

sesuatu yang baru pada teori lama; atau 3) benar-benar menemukan sesuatu yang

baru dan belum ada sebelumnya.

Suatu penelitian ilmiah yang menggunakan alat uji statistik maupun

matematik merupakan pendekatan kuantitatif atau sering disebut sebagai analisis

deskriptif kuantitatif, sedangkan pendekatan kualitatif lebih mendasarkan pada

penalaran logis (logical reasoning), dan pemahaman interpretasi terhadap objek

penelitian (Abadi, 2003: 97). Bahkan pada saat ini sesuai dengan

perkembangannya pendekatan kuantitatif ini akan lebih lengkap bila

menggunakan pendekatan analisis kualitatif. Mixed methods diharapkan menjadi

solusi dari kebutuhan peneliti.

Penulisan ini membahas tentang pengertian dan karakteristik metode

penelitian campuran (mixed methods) atau paduan metode kuantitatif dan

kualitatif.

PENGERTIAN METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah yang dimaksud adalah bahwasannya

kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu: rasional, empiris

dan sistematis.

Data yang diperoleh melalui penelitian itu disebut data empiris atau data

teramati yang memiliki kriteria valid, reliabel,dan objektif. Valis menunjukkan

derajat ketepatan antara data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Untuk

mengetahui validitas suatu sangat sulit, akan tetapi yang pertama kali harus

dilakukan adalah pengujian reliabilitas dan objektivitas suatu data, karena data

yang valid pasti merupakan data yang yang reliabel dan objektif (Sugiyono,

2014:3).

3 MIXED METHODS

JENIS METODE PENELITIAN

Bila dilihat dari landasan filsafat, data, dan analisisnya beberapa metode

penelitian dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu metode penelitian kuantitatif,

metode penelitian kualitatif, dan metode penelitian gabungan (mixed methods).

Sebel

Umumnya, metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional,

positivistic, scientific dan metode discovery. Sedangkan metoda kualitatif sering

dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan interpretive research

(Hamidi, 2003: 14-16).

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah

cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk

penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan

pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode scientific karena telah

memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/ empiris, objektif, terukur, rasional

dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode

ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru (Sugiyono, 2010: 38).

Sudarwan Danim menyatakan bahwa Penelitian kuantitatif merupakan

studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value free). Dengan kata lain,

penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas.

Macam

Metode

Penelitian

Kuantitatif

Kualitatif

Campuran

(mix methods)

Eksperimen

Concurrent

Case Study

Ethnography

Phenomenology

Grounded Theory

Survei

Narrative

Sequential

Sequential Explanatory

Concurrent Triangulation

Sequential Exploratory

Sequential Embedded Gambar 1

4 MIXED METHODS

Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telãh

diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif

mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat

masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya

bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah

yang sesungguhnya.

Menurut Sugiyono (2010: 35), metode penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan

sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena

popularitasnya belum lama, metode ini dinamakan postpositivistik Karena

berlandaskan pada filsafat post positifisme. Metode ini disebut juga sebagai

metode artistic, Karena proses penelitian lebih bersifat seni(kurang terpola),dan

disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan

interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan.metode penelitian

kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu,pengumpulan data menggunakan

instrument penelitian,analisis data bersifat kuantitatif/statistic,dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang teleh di tetapkan (Sugiyono, 2010: 39).

Beberapa pakar metodologi penelitian seperti Miller, mendefinisikan

metode kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam

kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam

bahasanya dan dalam peristilahanya (Miller, 1982:281).

Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor mengemukakan metode kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan, 1993: 20).

Miles and Huberman (1994: 55) mengemukakan metode kualitatif

berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu,

5 MIXED METHODS

kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara

menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik

karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah(natural setting);di sebut

juga metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan

untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut metode kualitatif, karena data

yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

PERBEDAAN PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF, DAN

MIXED METHODS

Untuk memudahkan, terlebih dahulu pembahasan ini tentang perbedaan

mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif

yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang

sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian

kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan

karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori

yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan

yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka.

Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke

sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang

membangunnya.

Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan

kualitatif dengan kualitatif seperti berikut ini (Hamidi, 2004: 40):

1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan

etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan

terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang

berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian

variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari

indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban

dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan

persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita

6 MIXED METHODS

rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa

dan pandangan informan.

2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep

(variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian

dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya. Di

sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa

pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian

para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan

konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat

dari konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif

mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori.

3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal,

yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif

bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis

bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui

pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.

4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan

penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan

penggunaan wawancara dan observasi.

5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif

menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau

asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran,

sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang

makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan

latar sosial yang diteliti.

6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan

kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif

(perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau

tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data.

Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data

mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai

informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden

7 MIXED METHODS

yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru

lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika

informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-

ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan

para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau

informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.

7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses

secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian

pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif

berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh

data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle, berkenaan

dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi,

kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai

temuan.

8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang

penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai

bahasa dan pandangan responden.

9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya,

sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan

mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah

variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional,

berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukanemik lagi. Dengan

menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan

jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian

mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.

10. Dari segi analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan

data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif

analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan

pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi,

mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi

interpretasi.

8 MIXED METHODS

11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti

itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para

responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar

responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan

informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket

atau kuesioner.

12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti

melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab

merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data

atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan

terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja

konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para

responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh

peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.

Sedangkan, Sugiyono (2014: 20) membedakan metode kuantitatif,

kualitatif, dan mix methods terletak pada: 1) Aksioma dasar tentang sifat realitas;

2) proses penelitian; dan 3) karakteristik penelitian.

Perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif sebagaimana tabel

berikut:

Tabel Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Soejono, 2011: 28):

Penelitian Kuantitatif

1. Ontologi: realitas tunggal

2. Logika: positivistik

3. Pola pikir: deduktif

4. Tujuan: pembuktian empiris

5. Desain: opersionalisasi konsep

yang jelas

6. Strategi: pengukuran dan

kuantifikasi data

7. Analisis: uji statistik

8. Fokus: besaran kejadian

9. Instrumen: paper and pancil

10. Paradigma: ilmiah

11. Hasil ilmu: nomotetik

Penelitian Kualitatif

1. Ontologi: realitas ganda

2. Logika: phenomenologik

3. Pola pikir: induktif

4. Tujuan: menyusun konsep

5. Desain: konseptualisasi realita

empirik

6. Strategi: memahami, mencari

makna dibalik data

7. Analisis: analisis kualitatif

8. Fokus: proses dan makna

9. Instrumen: peneliti sendiri

10.Paradigma: Alamiah

11. Hasil ilmu: idiografik

9 MIXED METHODS

Untuk memudahkan peneliti dalam memilih dan menentukan jenis

penelitian, di bawah ini dibuatkan rangkuman garis besar perbandingan antara

kedua jenis penelitian tersebut.

Ada sebelas aspek yang kita bandingkan yang secara konsepsional

membedakan kedua jenis penelitian ini. Kesebelas aspek tersebut adalah :

1. Pandangan ontologis.

2. Model logika yang digunakan.

3. Pola pikir logis.

4. Tujuan yang hendak dicapai.

5. Desain yang digunakan.

6. Strategi penelitian yang dipilih.

7. Teknik analisa data.

8. Fokus penelitian

9. Instrumen pengumpul data.

10. Paradigma penelitian

11. Jenis ilmu yang ditemukan

Memahami karakteristik dan perbandingan secara garis besar antara

penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif, akan menolong peneliti untuk

menentukan apakah akan memilih jenis penelitian kuantitatif ata jenis penelitian

kualitatif.

Tabel dibawah ini secara garis besar menggambarkan perbandingan ke

sebelas aspek tersebut antara penelitian kuantitatif dan kualitatif, adalah sebagai

berikut (Kasiram, 2008):

10 MIXED METHODS

No Faktor Metode Kualitatif Metode Kuantitatif

1. Desain Umum

Fleksibel

Berkembang, tampil

dalam proses penelitian

Spesifik, jelas, terinci

Ditentukan secara

mantap

Menjadi pegangan

langkah demi langkah

2. Tujuan Memperoleh

pemahaman, makna

“verstehen”

Mengembangkan teori

Menggambarkan

realitas yang komplek

Menunjukkan hubungan

antara variabel

Mengui teori

Mencari generalisasi

yang mempunyai nilai

predikat

3. Teknik

Penelitian

Observasi, participant

observation

Terutama wawancara

terbuka

Eksperimen, survey,

observasi terstruktur

Wawancara terstruktur

4. Instrumen

Penelitian

Peneliti sebagai

instrument (human

Instrumen)

Buku catatan, tape

recorder

Tes, angket, wawancara

dan skala

Komputer, kalkulator

5. Data Deskriptif

Dokumen pribadi,

catatan lapangan,

ucapan responden,

dokumen, dll.

Kuantitatif

Hasil pengukuran

berdasarkan variabel

yang dioperasionalkan

dengan menggunakan

instrumen

6. Sampel Kecil

Tidak respresentatif

Purposis

Besar

Respresentatif

Sedapat mungkin

random

7. Analisis Tema menemukan

sejak awal sampai

akhir penelitian

Induktif

Mencari pola

Pada tahap akhir setelah

pengumpilan data

selesai

Deduktif

Menggunakan statistik

8. Hubungan

dengan

responden

Empati, akrab

Kedudukan sama dan

setara

Jangka lama

Berjarak sering tanpa

kontak langsung

Hubungan antara

peneliti subyek

Jangka pendek

9. Usulan

Desain

Singkat sedikit tanpa

literatur

Pendekatan secara

umum

Masalah yang di duga

Luas dan rinci banyak

literatur yang

berhubungan dengan

masalah

Prosedur yang spesifik

11 MIXED METHODS

relevan

Tidak ada hipotesis

Fokus penelitian

sering ditulis setelah

data dikumpulkan

dari lapangan

dan terinci langkah-

langkahnya

Masalah diuraikan dan

ditujukan kepada fokus

tertentu

Pada metode gabungan (mixed methods) menggabungkan antara penelitian

kuantitatif dengan kualitatif. Terkadang penelitian kualitataif dulu kemudian

dilanjutkan dengan penelitian kualitatif, atau sebaliknya. Hal ini kita melihat

terlebih dahulu karakteristik data di lapangan. Pada metode kuantitatif, sifat

realitas tunggal, diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur. Metode kualitatif:

sifat realitas ganda, holistic, dinamis, hasil konstruksi dan pemahaman.

Sedangkan pada metode gabungan: sifat realitas ganda, dapat diklasifikasikan,

teramati dan hasil konstruksi makna.

Terkait dengan karakteristik, metode gabungan (mixed methods):

1. Desain: untuk model sequential explanatory, proposal sudah lebih jelas

2. Tujuan: untuk model sequential explanatory tujuannya adalah menemukan

pola dan menguji hipotesis yang ditemukan dalam penelitian kualitatif

3. Teknik pengumpulan data: test, kuesioner participant observation, in depth

interview, dokumentasi, triangulasi

4. Instrument penelitian: Tes, angket, instrument standar, peneliti sendiri, buku

catatan, tape recorder, camera, handycam, dan lain-lain.

5. Data: data kuantitatif hasil pengukuran dan kualitatif hasil pengamatan

6. Sampel: untuk model sequential explanatory, sampel bisa besar dan

representatif

7. Analisis: analisis data kuantitatif dan kualitatif

8. Hubungan dengan responden: hubungan peneliti dengan yang diteliti bisa

berjarak, bisa akrab, kedudukan bisa lebih tinggi dan sama dengan

responden, jangka pendek dan jangka panjang, hipotesis terbukti dengan

didukung data kualitatif

9. Usulan desain: untuk penelitian kombinasi model sequential explanatory,

usulan desain bisa besifat sementara tetapi untuk model sequential

explanatory usulan desain sudah rinci

12 MIXED METHODS

SPEKTRUM PENELITIAN

Bertitik tolak dari tabel perbandingan di atas, maka penentuan apakah

peneliti akan memilih penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif, tergantung

dari perlakuan pada aspek-aspek tiap jenis penelitian (11 aspek) yang akan

dilakukan peneliti.

Dasar pemilihan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Pandangan ontologis peneliti terhadap gejala yang dihadapi

Pengetahuan tentang ontologi, yaitu tentang apa yang akan dipelajari

tersebut. Apakah kita mempelajari sesuatu yang nyata atau tidak terwujud. Dalam

penelitian tentu kita hanya akan mempelajari hal-hal yang ada dan nyata serta

dapat diukur atau diperkirakan hasilnya.

Dalam pandangan ontologis, ada dua pandangan peneliti terhadap realitas

yang ada, yaitu bahwa realitas itu tunggal dan bahawa realitas itu jamak. Bila

peneliti menganggap realitas, gejala, atau fenomena yang akan di teliti adalah

tunggal, berdiri sendiri, terpisah dari realita, gejala atau fenomena yang lain, dan

dapat diteliti secara terpisah, maka peneliti harus memilih jenis penelitian

kuantitatif.

Sebaliknya, bila peneliti beranggapan bahwa realitas, gejala atau fenomena

yang akan diteliti itu bersifat jamak atau ganda dan tidak bisa dipisahkan dari

realitas, gejala atau fenomena yang lain, dan harus dipahami secara menyeluruh,

maka peneliti harus memilih jenis penelitian kualitatif.

b. Logika yang digunakan dalam penelitian

Logika, rasio atau hasil pemikiran membahs suatu masalah dari sudut

benar dan salahnya. Menurut rasio sesuatu yang dikatakan benar itu harus

dibuktikan kebenaranya, demikian pula jika mengatakan salah harus dapat

ditunujukkan dimana titik kesalahanya. Pengetahuan hasil pemikiran ini bersifat

objektif dan bisa diterima setiap orang. Sudut inilah yang menjadi telaah ilmu,

yaitu untuk mencari kebenaran.

Oleh karena pandangan ontologis akan ikut menentukan model logika

yang cocok untuk digunakan sebagai paradigma penelitian, apakah paradigma

13 MIXED METHODS

jenis penelitian kuantitatif ataukah jenis penelitian kualitatif. Dalam hal ini ada

dua logika yang cocok untuk mencari kebenaran berdasarkan pandangan

ontologinya yakni logika positivistik bagi pandangan ontologis., bahwa realitas itu

tunggal dan logika fenomenologik bagi pandangan ontologis bahwa realitas itu

jamak.

Bila peneliti memandang realitas yang akan diteliti itu tunggal, dan logika

positivistik adalah sebagai paradigma penelitianya, maka peneliti harus memilih

jenis penelitian kuantitatif. Sebaliknya, bila pandangan ontologis peneliti adalah

bahwa realitas yang akan diteliti itu adalah bersifat jamak, dan akan menggunakan

logika fenomenologik sebagai paradigma penelitianya, maka peneliti harus

memilih jenis penelitian kualitatif.

c. Pola pikir yang digunakan

Dalam cara berpikir/menalar untuk mengambil suatu keputusan tentang

suatu masalah, terdapat dua cara yaitu pertama secara deduktif dan secara

induktif.

Cara berfikir deduktif yaitu dengan menggunakan analisis yang berpijak

dari pengertian-pengertian atau fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian diteliti

apakah fakta-fakta itu ada apa tidak dilapangan dan hasilnya dapat digunakan

untuk mengambil kesimpulan yang berlaku umum dari fakta-fakta khusus yang

diteliti tadi. Cara berfikir deduksi ini, bertujuan untuk memperoleh kesimpulan

yang tepat dan benar harus didasarkan pada dasar-dasar deduksi yang benar,

karena kritik dan ketelitian serta kecermatan dalam mengumpulkan fakta-fakta,

kemudian cerdas dan objektif dalam menganalisis, menginterpretasi dan menarik

kesimpulan.

Peneliti dapat menetapkan semua aturan dalam pengumpulan dan analisis

data sebelumnya. Mereka sudah mengetahui hipotesis yang akan diuji dan dapat

dapat menyusun instrumen yang cocok dengan variabel penelitianya. Instrumen

ditetapkan sebelum terjun ke lapangan.

Sedangkan cara berpikir induktif, kebalikan dari cara berpikir deduksi,

yakni berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus, kemudian dianalisis dan

akhirnya ditemukan pemecahan persoala yang bersifat umum. Induksi merupakan

14 MIXED METHODS

cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai

kasus yang bersifat individual. Penarikan kesimpulan secara induktif, dimulai

dengan menyatakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang

khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi, yang diakhiri dengan pernyataan

yang bersifat umum (Suriasumantri, dkk., 1984: 48).

Bila peneliti menetapkan menggunakan pola pikir deduktif, dimana pola

pikir deduktif ini merupakan sarana untuk menyusun kerangka teoritik penelitian

sebelum terjun meneliti ke lapangan, maka peneliti harus memilih jenis penelitian

kuantitatif.

Sebaliknya bila peneliti memilih pola berfikir induktif, dimana pola

berfikir induktif ini merupakan sarana mengumpulkan data lapangan, maka

peneliti harus memilih jenis penelitian kualitatif.

d. Tujuan penelitian yang ingin dicapai

Sesuai dengan pola pikir deduksi dan induksi, maka tujuan penelitian pun

dibedakan menjadi dua berdasarkan pola pikir yang digunakan. Pola pikir

deduktif tujuan penelitian ialah untuk uji teori dengan data empiris.

Bila peneliti ingin menguji teori atau hipotesis yang disusun berdasarkan

berpikir deduktif dengan data empiris (pembuktian empiris), maka peneliti harus

memilih jenis penelitian kuantitatif.

Sebaliknya bila peneliti ingin menyusun konsep atau teori berdasarkan

hasil analisis data empiris, maka peneliti harus memilih jenis penelitian kualitatif.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian adalah untuk

mencari informasi empiris, obyektif, logis mengenai sesuatu atau menentukan

keterkaitan antara variable-variabel yang dipermasalahkan. Dengan demikian

maka tujuan penelitian yang dirumuskan harus mencerminkan dan konsisten

dengan masalah-masalah yang dikemukakan sebelumnya. Jelaslah bahwa

penelitian yang akan dilaksanakan mengarah pada jawaban-jawaban terhadap

pertanyaan yang telah dinyatakan dalam masalah. Tujuan tersebut harus pula

dirumuskan secara jelas agar hubungan antara tujuan dan masalah yang tersurat

tampak. Tujuan yang telah dirumuskan satu demi satu secara terperinci akan

15 MIXED METHODS

menjadi patokan untuk mengetahui apakah penelitian tersebut sudah selesai

dilaksanakan secara lengkap atau belum.

e. Desain penelitian yang digunakan

Desain atau rancangan penelitian adalah suatu rencana yang dirancang

sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian. Sesuai dengan pola pikir yang

digunakan, maka desain ini dibedakan antara desain yang rinci dan lengkap dan

ada desain yang bersifat longgar yang memberi peluang untuk diubah. Pola pikir

deduktif, yang ingin menguji hipotesis atau teori dengan data empiris,

menghendaki desain yang rinci dan jelas, lengkap dengan variabel yang akan

diteliti, sekaligus dilengkapi dengan instrumen pengumpul datanya. Desain itu

harus di susun secara pasti sebelum data dikumpulkan. Sekali desain digunakan,

maka tidak boleh mengubahnya dalam bentuk apapun. Sebab, jika diadakan

perubahan, maka perubahan itu akan mengaburkan variabel, sehingga penafsiran

yang bermakna jadi tidak mungkin dilakukan. Itulah mengapa desain seperti ini

dipandang sebagai operasionaliasi konsep yang jelas.

Pola pikir induktif adalah kebalikan dari pola pikir deduktif, dimana pola

pikir ini ingin menyusun konsep atau teori berdasarkan data empiris, maka pola

pikir ini lebih mengutamakan data lapangan seperti apa adanya, tanpa dibatasi

oleh suatu konsep atau teori tertentu, sehingga desain yang disusun cukup garis

besarnya saja, sekedar sebagai petujuk jalan, dan desain tersebut terbuka

kemungkinan untuk diubah, bila kondisi lapangan menghendaki. Maka dari itu,

desain yang dapat disusun sebelumnya secara tidak lengkap. Apabila sudah mulai

digunakan, maka desain itu malah mulai dilengkapi dan disempurnakan. Desain

itu dapat senantiasa diubah dan disesuaikan dengan apa yang diperoleh dan

disesuaikan pula dengan pengetahuan baru yang ditemukan.

Bila peneliti memutuskan untuk menggunakan desain yang rinci dan

lengkap, sebagai operasionalisasi konsep yang jelas dilapangan, atau sebagai

ajang menguji apakah hipotesis atau teori yang disusunnya diterima atau ditolak,

maka peneliti harus memilih jenis penelitian kuantitatif.

Sebaliknya, bila peneliti memutuskan untuk menyusun desain yang tidak

lengkap dan terbuka untuk perubahan, karena sepenuhnya peneliti mengandalkan

16 MIXED METHODS

data lapangan seperti apa adanya, sebagai dasar konseptualisasi realitas empirik,

maka peneliti harus memilih jenis penelitian kualitatif.

f. Strategi penelitian yang digunakan

Strategi adalah cara yang dipilih agar pencapaian tujuan bisa efektif dan

efisien. Strategi penelitian ini terkait dengan perolehan data yang sesuai dengan

indikator dari tiap variabel atau gejala yang diteliti. Untuk bisa membuktikan,

bahwa data itu menjadi indikator dari suatu variabel atau suatu gejala, maka ada

dua strategi yang bisa digunakan yaitu dengan cara pemahaman. Kedua macam

strategi ini masing-masing mempunyai tujuan sendiri.

Strategi pertama ialah strategi pengukuran, bertujuan untuk menentukan

besaran suatu data yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka. Semua gejala

bisa diubah menjadi angka, dimana angka ini menunjukkan besar atau kualitas

dari indikator dari variabel tersebut. Setelah diukur kemudian dihitung. Proses ini

dinamakan proses kuantifikasi data, sehingga data yang dihasilkan disebut data

kuantitatif.

Sedangkan strategi kedua yaitu dengan strategi pemahaman yaitu dengan

cara mencari keterangan lebih dalam apa makna dibalik gejala yang nampak dari

luar. Peneliti dituntut untuk memahami bagaimana para subyek penelitian

berpikir, berpendapat, berprilaku sesuai dengan apa yang ia lakukan sehari-hari

dalam kehidupanya. Ini dilakukan secara mendalam dan terus menerus, sehingga

peneliti menghabiskan waktunya dengan subyek yang ditelitinya. Dengan cara ini

maka peneliti betul-betul bisa memahami apa makna dibalik tingkah laku subyek

studinya.

Bila peneliti memutuskan untuk melakukan ukur mengukur gejala yang

diteliti, maka peneliti harus memilih jenis penelitian kuantitatif. Sebaliknya bila

peneliti ingin memahami dan mencari makna dibalik tingkah laku yang nampak

dari subyek penelitian, maka peneliti harus memilih jenis penelitian kualitatif.

g. Analisis yang digunakan

Dalam penelitian ilmiah, dikenal ada dua macam analisis data, yaitu

analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Deskriptif

17 MIXED METHODS

kuantitatif dilakukan peneliti dengan mencari jumlah frekuensi dan mencari

prosentasenya, dan analisis/ uji statistik berupa distribusi data atau penghitungan

atau pengkelompokan data dari hasil penelitian.

Sedangkan dalam analisis deskriptif kualitatif, biasanya bersifat penilaian,

analisis verbal non angka, untuk menjelaskan makna lebih jauh dari yang nampak

oleh pancaindra. Analisis deskriptif kualitatif ada yang digunakan untuk

memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan tolak ukur yang

sudah ditentukan. Penelitian evaluasi merupakan jenis penelitian yang banyak

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif ini. Langkah yang dilalui adalah

mengadakan pengukuran secara kuantitatif terhadap variabel, kemudian baru

mentransfer harga kuantitatif tersebur menjadi predikat kualitatif. Analisis seperti

ini bisa memperkaya pemahaman terhadap hasil analisis deskriptif kuantitatif.

Bila peneliti memutuskan untuk menggunakan teknis analisis deskriptif

kuantitatif, dan analisis/uji statistik, maka peneliti harus memilih jenis penelitian

kuantitatif. Sebaliknya, bila peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik

analisis deskriptif kualitatif, maka peneliti harus memilih jenis penelitian

kualitatif.

Analisis kualitatif berakar pada pendekatan fenomenologi yang

sebenarnya lebih banyak mengkritik pendekatan positivisme yang dianggap

terlalu kaku, hitam-putih dan terlalu taat asas. Alasanya bahwa analisis

fenomenologi lebih tepat digunakan untuk mengurai persoalan subjek manusia

yang umumnya tidak taat asas, berubah-ubah, memiliki subjektivitas individual,

memiliki emosi, dan sebagainya (Bungin, Burhan, 2010: 143).

Dengan demikian maka analisis-analisis kualitatif cenderung

menggunakan pendekatan logika induktif, dimana silogisme dibangun

berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuara pada

kesimpulan-kesimpulan umum.

Model tahapan analisis induktif adalah sebagai berikut (Moleong, Lexy J,

2006: 248)

1. Melakukan pengamatan terhadap fenomena sosial, melakukan identifikasi,

revisi-revisi, dan pengecekan ulang terhadap data yang ada.

2. Melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperoleh.

18 MIXED METHODS

3. Menelusuri dan menjelaskan kategorisasi.

4. Menjelaskan hubungan kategorisasi.

5. Menarik kesimpulan-kesimpulan umum.

6. Membangun atau menjelaskan teori.

h. Fokus penelitian

Fokus penelitian yaitu pusat perhatian yang harus dapat dicapai dalam

penelitian yang dilakukan. Ada penelitian yang mementingkan identifikasi gejala

yang sudah terjadi (expost facto), sehingga peneliti berusaha mengidentifikasi

besaran kejadian atau gejala itu. Ada penelitian yang fokusnya menekankan pada

proses dan makna kejadian ketimbang kejadian itu sendiri. Fokus penelitian yang

pertama hanya tertuju untuk mengidentifikasi, mengukur, menimbang kejadian

atau gejala yang telah terjadi, dengan mengabaikan proses dan makna

kejadiannya, sedang fokus kedua, akan menelusuri kejadian atau gejala itu sejak

sebelum, sedang dan sesudah kejadian atau gejala itu terjadi. Dengan demikian,

peneliti bisa mengetahui bagaimana proses terjadinya suatu kejadian atau gejala

dan sekaligus tahu apa makna dari kejadian itu bagi subyek penelitian.

Bila peneliti memutuskan untuk memilih fokus penelitian pada besaran

kejadian atau gejala, maka peneliti harus memilih jenis penelitian kuantitatif.

Sebaliknya, bila peneliti memutuskan untuk memilih fokus penelitian pada proses

dan makna dibalik kejadian atau gejala, maka peneliti harus memilih jenis

penelitian kualitatif.

Frankel dan Wallen (Nasution S, 1982: 20)mengemukakan sebagai berikut:

a. Masalah harus fleksibel, artinya rumusan masalah tersebut harus dapat di

jawab melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga

dan waktu.

b. Rumusan masalah harus jelas, artinya semua orang memberikan persepsi

yang sama terhadap masalah tersebut.

c. Rumusan masalah harus segnifikan, artinya jawaban masalah yang diberikan

harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan

masalah kehidupan ini.

19 MIXED METHODS

d. Rumusan masalah harus etis, artinya masalah tersebut tidak berkenaan

dengan hal-hal yang bersifat etika, moral nilai-nilai keyakinan dan agama.

Tuctman (1988: 25) mengemukakan bahwa rumusan masalah yang baik

adalah sebagai berikut:

a. Adanya hubungan antara dua variabel atau lebih.

b. Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya atau alternatif

lain yang mengandung pertanyaan.

c. Rumusan masalah hendaknya memberi petunjuk tentang mugkinya

mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

terkandung dalam rumusan tersebut.

d. Rumusan masalah hendaknya padat.

Meskipun demikian, kegiatan memilih dan merumuskan masalah dalam

rancangan kualitatif pada dasarnya, bukanlah suatu yang sederhana dan bisa

diremehkan. Untuk dapat menampilkan masalah yang bermutu dengan rumusan

yang tepat, dilihat dari kacamata ilmiah, tentu memerlikan kerja keras dan usaha

yang sungguh-sungguh. Dalam rangka itu, menarik sekali untuk dicermati saran-

saran yang ditawarkan Savilla dkk (1993: 58) seperti berikut:

1. Membaca sebanyak banyaknya literatur yang berhubungan dengan bidang

(disiplin) kita dan bersikap kritislah terhadap apa yang kita baca.

2. Menghadiri kuliah, seminar atau cerama-ceramah profesional.

3. Mengadakan pengamatan dari dekat situasi atau kejadian-kejadian disekitar

kita.

4. Memikirkan kemungkinan penelitian dengan topik-topik atau pelajaran yang

kita dapat dari kuliah (serta seminar, dan bacaan-bacaan).

5. Menghadiri seminar-seminar hasil penelitian.

6. Mengadakan penelitian-penelitian kecil atau catat hasil atau penemuan yang

diperoleh.

7. Menyusun penelitian penelitian dengan penekanan pada isi (content) dan

metodenya.

8. Mengunjungi berbagai perpustakaan untuk memperoleh topik yang dapat

diteliti.

9. Berlangganan jurnal atau majalah yang berhubungan dengan bidang kita.

20 MIXED METHODS

10. Menyimpulkan bahan-bahan yang berhubungan dengan bidang kita.

i. Instrumen pengumpulan data yang digunakan

Instrumen pengumpulan data (IPD) ialah alat yang digunakan oleh peneliti

untuk menggali data dari obyek atau subyek penelitian. Ada dua kategori

instrumen pengumpulan data yang dipilih sesuai dengan paradigma yang

digunakan. Bagi yang menggunakan strategi ukur mengukur dalam pengumpulan

data, maka instrumen pengumpulan datanya adalah paper dan pensil. Artinya

instrumen itu berupa daftar pertanyaan yang dituangkan dalam kertas dan bisa

dijawab oleh responden dengan menggunakan pensil. Misalnya menjawab angket

atau mengisi blanko observasi dan sebagainya. Oleh karena itu, penelitian yang

menggunakan strategi ini, tidak wajib peneliti terjun ke lapangan, sebab bisa

diwakilkan pada orang lain (yang telah dilatih) untuk melaksanakan pengumpulan

data dengan instrumen yang telah disiapkan.

Sebaliknya bagi yang menggunakan strategi pengumpulan data dengan

menggali makna dibalik data yang nampak, sehingga peneliti sendiri bisa

merasakan, menghayati, mengalami dan memahami seperti yang dilakukan oleh

subyek penelitian, maka peneliti tidak bisa diwakilkan pada orang lain untuk

terjun ke lapangan dalam mencari data, akan tetapi dia sendiri harus terjun dan

terlibat langsung dalam dunia alamiah subyek penelitian. Maka dari itu strategi ini

mewajibkan peneliti sendirilah yang menjadi instrumen pengumpulan data

penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang paling tepat adalah observasi

partisipan dan interview mendalam.

Bila peneliti memutuskan untuk menggunakan paper dan pensil

(instrumen yang tertulis dan dapat diisi sendiri oleh responden) dan disiapkan

sebelum pelaksanaan pengumpilan data, maka peneliti harus memilih jenis

penelitian kuantitatif.

Sebaliknya bila peneliti memutuskan untuk menjadi instrumen

pengumpulan data sendiri, dan langsung terjun ke kancah alamiah dimana

subyek penelitian hidup sehari-hari, maka peneliti harus memilih jenis penelitian

kualitatif.

21 MIXED METHODS

j. Paradigma penelitian yang digunakan

Paradigma adalah acuan longgar dalam penelitian yang berupa: asumsi,

dalil, aksioma, postulat atau konsep yang akan digunakan sebagai petunjuk

penelitian. Ada dua paradigma yang umum dugunakan dalam penelitian ilmiah

yaitu paradigma ilmiah dan paradigma alamiah.

Paradigma ilmiah mempunya maksud dalam usahanya menemukan

pengetahuan melalui verifikasi hipotesis yang dispesifikasikan secara apriori.

Paradigma alamiah sebaliknya, tidak diperkenankan memformulasikan secara

apriori. Datanya dikumpulkan serta dikategorisasikan dalam bentuk kasar dan

diunitkan oleh peneliti untuk analisis. Di samping itu, peneliti kurang dibimbing

oleh desain yang lengkap, dibanding dengan paradigma ilmiah. Peneliti menitik

beratkan pada upayanya pada usaha menemukan unsur-unsur atau pengetahuan

yang belum ada dalam teori yang berlaku. Disinilah ada peluang untuk

mengkonstruksi konsep atau teori baru.

Bila peneliti memutuskan untuk menggunakan paradigma ilmiah, maka

peneliti harus memilih jenis penelitian kuantitatif. Sebaliknya bila peneliti

memutuskan untuk menggunakan paradigma alamiah, maka peneliti harus

memilih jenis penelitian kualitatif.

k. Ilmu yang dihasikan

Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian, pada garis besarnya

dapat dibedakan menjadi dua macam. Pertama imu yang mempunyai ciri bersifat

umum dan diberlakukan pada populasinya. Ilmu ini diambil dari generalisasi ciri-

ciri umum yang ada pada seluruh populasinya, sehingga kesimpulanya berlaku

umum diseluruh populasi. Bahkan ilmu yang baik, tingkat berlakunya bersifat

universal, tidak terikat oleh tempat dan waktu. Ilmu yang diperoleh dari

mengambil ciri-ciri generalisasi dari populasinya disebut ilmu “nomotetik”.

Kedua yaitu ilmu yang bersifat berlakunya lebih sempit dan khusus, hanya

berlaku pada obyek, kasus atau kejadian yang menjadi sasaran, penelitian dan

tidak berlaku untuk obyek, kasus atau kejadian di tempat dan waktu yang lain.

Akan tetapi, bila kebenaranya telah didukung oleh temuan-temuan lain yang

sejenis, maka ilmu tersebut mempunyai daya transferbilitas yang tinggi, sehingga

22 MIXED METHODS

bisa diberlakukan untuk obyek, kasus, atau kejadian khusus seperti ini disebut

ilmu “idiografik”.

Bila peneliti memutuskan untuk membangun ilmu yang nomotetik, maka

peneliti harus memilih jenis penelitian kuantitatif. Sebaliknya, bila peneliti

memutuskan membangun ilmu idiografik, maka peneliti harus memilih jenis

penelitian kualitatif.

Jadi untuk menentukan penelitian apakah itu kualitatif atau kuantitatif

harus dilihat dari tolak ukur atau model pengukuranya dalam penelitian. Biasanya

penelitian kuantitatif menggunakan analisis model statistik, karena semua data

yang didapatkan dikuantikasikan lebih dahulu, baik dengan jalan diukur atau

dihitung atau dikelompokkan dari hasil penelitian. Sebaliknya penelitian

kualitatif, datanya bersifat kulaitatif, analisisnya juga bersifat kualitatif, apakah

dengan metode deduksi atau induksi atau reklektif, biasanya bersifat penilaian,

yang biasa digunakan dalam jenis penelitian yang bersifat evaluasi.

Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau konteks

dari suatu keutuhan, hal ini dilakukan, menurut Lincoln dan Guba, karena

ontologi lamiah menhendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang

tidak dapat di pahami, jika dipisahkan dari konteks. Menurut Lincoln (1986: 80)

hal tersebut didasarkan atas beberapa asumsi yaitu:

1. Tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, karena itu hubungan

peneliti harus mengambil tempat pada keutuhan dalam konteks untuk

keperluan pemahaman.

2. Konteks yang menentukan dalam menenetapkan apakah suatu penemuan

mempunyai arti konteks lainya, yang berarti dalam keseluruhan pengaruh

lapangan.

3. Sebagai struktur nilai konstektual bersifat determinative terhadap apa yang

akan diteliti.

Sedangkan pada metode campuran (mix methods) merupakan kombinasi

atau paduan dari metode kuantitatif dan kualitatif, tergantung data di lapangan,

bisa kuantitaif dulu kemudian dilanjutkan kualitatif, atau metode kualitatif dulu

kemmudian ditentukan hipotesisnya yang merupakan salah satu ciri metode

23 MIXED METHODS

kuantitatif. Diharapkan dengan uraian di atas peneliti akan mampu menentukan

dengan tepat jenis penelitian yang akan dilakukan.

PENUTUP

1. Metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistic,

scientivic dan metode discovery. Selanjutnya metoda fase kualitatif sering

dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan interpretive

research;

2. Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode

penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya.

Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi

dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan

induktif, mix methods merupakan paduan dari kuantitatif dan kualitatif;

3. Beberapa aspek dibandingkan secara konsepsional yang membedakan

ketiga jenis penelitian ini. Aspek-aspek tersebut adalah Pandangan

ontologis, Model logika yang digunakan, Pola pikir logis, Tujuan yang

hendak dicapai, Desain yang digunakan, Strategi penelitian yang dipilih,

Teknik analisa data, Fokus penelitian, Instrumen pengumpul data,

Paradigma penelitian, dan Jenis ilmu yang ditemukan.

4. Dengan uraian spektrum penelitian kualitatif dan kuantitatif di atas,

peneliti akan mampu menentukan dengan tepat jenis penelitian yang akan

dilakukan dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Bogdan, Robert dan Taylor, Steven Jn, 1993. Penelitian Kualitatif, Surabaya:

Usaha Nasional.

Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif. Jakarta, Kencana Media Group.

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan

Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press.

24 MIXED METHODS

Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Malang:.

UIN-Maliki Press.

Lincoln,Y.S. & E.G. Guba, 1986. Naturalistic Inquiry,. Beverly Hills: Sage

Publication.

Milles, M.B., & Huberman, A.M.1994. Qualitative Data Analysis: An Expanded

Sourcebook (ed.2) Nurbury Park,CA:Sage.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda

Miller, S.I. 1982. Quality And Quantity: Another View of Analitic Induction as a

Research Technique.Dalam Quality And Quantity.

Nasution S, 1982. Metode Research, Penelitian ilmiah.Bandung: Jemmers.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Edisi ke- 5.

Bandung: Alfabeta.

Soejono, dan Abdurrahman, 2011. Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan

Penerapan, Jakarta: Rineka Cipta

Suriasumantri, Jujun S, 1984. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar, Jakarta. Sinar

Harapan.

Sevilla, Consuelo G. Dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian, Terj. Alimuddin

Tuwu, Jakarta: UI Press.

Tuctman, B.W. 1988. Conducting Educational Research, H.B.J.Inc. Antlanta.

Yusrie Abadi, MA. APU. 2003. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Media Group.