bab ii tinjauan pustaka -...

17
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian terdahulu yang ditulis oleh Istiqomah Komunikasi, Universitas Airlangga (2015) dengan judul Peran Editor dan Gatekeeper dalam Jurnalisme Radio Merdeka FM dan Radio Suara Surabaya. Tujuan penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan informasi-informasi tentang peran editor dan gatekeeper dalam jurnalisme Radio Merdeka FM dan Radio Suara Surabaya. Juga untuk menyelesaikan alur penyeleksian materi siaran di Radio Merdeka FM dan Radio Suara Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa Radio Merdeka FM dan Suara Surabaya sebagai radio berformat berita yang dominasi siarannya adalah menyiarkan berita atau informasi mengadakan satu peran yaitu editor dan gatekeeper. Editor untuk Radio Merdeka FM dan gatekeeper untuk Radio Suara Surabaya. Peran editor di Radio Merdeka FM digunakan untuk menjaga konsistensi format dan gatekeeper di Radio Suara Surabaya digunakan untuk menjaga kredibilitas. Sekali pun garda terakhir tetap dipegang oleh penyiar yang menyiarkan berita atau informasi, namun fungsi kontrol tetap lebih efektif jika diperankan oleh satu posisi khusus seperti editor dan gatekeeper. Hal ini berlaku tidak hanya untuk radio dengan format berita, melainkan untuk radio dengan format hiburan sekali pun. Sebab salah satu karakteristik radio yang selintas dan tidak bisa diulang, menjadi salah satu faktor pentingnya peranan editor dan gatekeeper ini. Paling tidak fungsi editor dan gatekeeper tetap ada di radio dengan format apa pun, meskipun tidak dengan peran dan nama yang berbeda seperti yang ada di Radio Merdeka FM dan Suara Surabaya Jika tujuan penelitian sebelumnya menggambarkan atau mendeskripsikan informasi-informasi tentang peran editor dan gatekeeper dalam jurnalisme Radio Merdeka FM dan Radio Suara Surabaya. Juga untuk

Upload: doanthuan

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu yang ditulis oleh Istiqomah – Komunikasi,

Universitas Airlangga (2015) dengan judul Peran Editor dan Gatekeeper

dalam Jurnalisme Radio Merdeka FM dan Radio Suara Surabaya. Tujuan

penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan informasi-informasi

tentang peran editor dan gatekeeper dalam jurnalisme Radio Merdeka FM dan

Radio Suara Surabaya. Juga untuk menyelesaikan alur penyeleksian materi

siaran di Radio Merdeka FM dan Radio Suara Surabaya. Metode penelitian

yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa

Radio Merdeka FM dan Suara Surabaya sebagai radio berformat berita yang

dominasi siarannya adalah menyiarkan berita atau informasi mengadakan satu

peran yaitu editor dan gatekeeper. Editor untuk Radio Merdeka FM dan

gatekeeper untuk Radio Suara Surabaya.

Peran editor di Radio Merdeka FM digunakan untuk menjaga

konsistensi format dan gatekeeper di Radio Suara Surabaya digunakan untuk

menjaga kredibilitas. Sekali pun garda terakhir tetap dipegang oleh penyiar

yang menyiarkan berita atau informasi, namun fungsi kontrol tetap lebih

efektif jika diperankan oleh satu posisi khusus seperti editor dan gatekeeper.

Hal ini berlaku tidak hanya untuk radio dengan format berita, melainkan untuk

radio dengan format hiburan sekali pun. Sebab salah satu karakteristik radio

yang selintas dan tidak bisa diulang, menjadi salah satu faktor pentingnya

peranan editor dan gatekeeper ini. Paling tidak fungsi editor dan gatekeeper

tetap ada di radio dengan format apa pun, meskipun tidak dengan peran dan

nama yang berbeda seperti yang ada di Radio Merdeka FM dan Suara

Surabaya

Jika tujuan penelitian sebelumnya menggambarkan atau

mendeskripsikan informasi-informasi tentang peran editor dan gatekeeper

dalam jurnalisme Radio Merdeka FM dan Radio Suara Surabaya. Juga untuk

10

menyelesaikan alur penyeleksian materi siaran di Radio Merdeka FM dan

Radio Suara Surabaya. Penelitian yang peneliti lakukan ini yang membedakan

lebih fokus hanya ke Radio Suara Surabaya dan setiap bagian dari Radio

Suara Surabaya memiliki perannya masing-masing untuk menarik minat dan

mempertahankan calon pendengar Radio Suara Surabaya, sesuai dengan

strategi yang Radio Suara Surabaya miliki. Penelitian yang peneliti lakukan

ini lebih menekankan bagaimana Radio Suara Surabaya sebagai radio dengan

format berita yang dominasi siarannya adalah menyiarkan berita atau

informasi yang memang tidak bersegmen khusus untuk kaum muda, memiliki

strategi komunikasi untuk menarik calon pendengar khususnya kaum muda.

1.2 Kerangka Pikir

1.2.1 Pengertian Media Massa

Media massa adalah sejumlah besar peralatan mekanik yang

dikenal sebagai alat-alat komunikasi (Wiryanto, 2004:2). Semua orang

membutuhkan media massa untuk mengekspresikan ide-ide mereka ke

khalayak luas. Tanpa media massa, gagasan Anda hanya akan sampai

ke orang-orang di sekitar Anda dan orang-orang yang Anda kirimi

surat (Vivian, 2008:5). Media massa yang dikenal oleh banyak orang

adalah media cetak, seperti koran, majalah, dan lain-lain serta media

elektronik seperti televisi dan radio. Memilih media komunikasi harus

mempertimbangkan karakteristik isi dan tujuan isi pesan yang ingin

disampaikan, dan jenis media yang dimiliki oleh khalayak. Isi pesan

adalah kemasan pesan untuk komunitas tertentu. Untuk masyarakat

luas, pesan sebaiknya disalurkan melalui media massa misalnya surat

kabar atau televisi, dan untuk komunitas tertentu digunakan media

selebaran atau saluran komunikasi kelompok (Prayudha, 2013:120).

11

1.2.2 Radio Siaran Sebagai Media Massa

Sebagai Media Massa, penyampaian pesan melalui radio

dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan. Keuntungan radio siaran

bagi komunikan sifatnya yang santai. Karena sifatnya auditori, untuk

didengarkan, lebih mudah orang menyampaikan pesan dalam bentuk

acara yang menarik. Penyajian hal yang menarik dalam rangka

penyampaian suatu pesan penting karena publik sifatnya selektif.

Begitu banyak pilihan diantara banyaknya media komunikasi dan

banyaknya pilihan program acara disekian banyak media. Oleh karena

itu musik dalam radio memegang peranan yang sangat penting.

Diantara banyak acara musik, pesan-pesan disampaikan kepada para

pendengar.

Daya pikat untuk melancarkan pesan ini sangat penting dalam

proses komunikasi terutama melalui media massa karena salah satu

kelemahan radio yang “sekilas dengar”. Pesan yang disampaikan

kepada khalayak hanya sekilas saja, begitu terdengar begitu hilang.

Arus balik (feedback) belum tentu saat itu juga. Pendengar yang ingin

memperoleh penjelasan lebih jauh tidak bisa meminta kepada penyiar

untuk mengulangi lagi. Karena kelemahan itulah maka radio siaran

banyak dipelajari dan diteliti untuk mencari teknik-teknik yang dapat

mengatasi kelemahan tersebut sehingga komunikasi melalui radio

siaran lebih efektif. (Effendy, 1990)

1.2.3 Pendengar Radio

Pendengar yang benar-benar loyal terhadap sebuah stasiun

penyiaran radio akan cenderung melakukan pilihan sesuai dengan

kebutuhan, keinginan, serta selera mereka masing-masing. Tetapi bisa

saja, bila pendengar tersebut hanya loyal pada satu acara di stasiun

radio tersebut. Oleh karena itu batasan pendengar radio dibedakan

berdasarkan suka atau tidak suka pada program siaran yang ditawarkan

oleh stasiun penyiaran radio. Dengan demikian, setiap penyiaran radio

12

memiliki segmen-segmen pendengar yang bisa diidentifikasikan

dengan mudah.

Menurut Sam B. Vitt (Prayudha, 2013:8) dalam bukunya “Used Of

Broadcast Media” bahwa berdasarkan kelompok pendengarnya, radio

dapat diklasifikasikan 1) Talk Program and News : menyajikan acara

mendiskusikan topik. Kadang-kadang mewawancarai seorang tokoh,

pendengar, pelawak, atau artis dan menyiarkan berita-berita tertentu.

2) Music, Sport, News: menyajikan musik-musik populer, melaporkan

siaran berbagai pertandingan olahraga, reportase berita. Pendegar

umumnya berusia 35 tahun dan lebih berpendidikan. 3) Ethnic :

Penyiaran radio menyajikan siaran kedaerahan seperti kesenian

reog,wayang, atau sandiwara daerah serta lagu – lagu daerah. 4)

Contemporary: Contemprary dibedakan atas adult contemporary dan

contemporary hit radio. Contemporary hit sangat efektif bagi anak-

anak muda karena berhubungan dengan siaran tangga lagu, walaupun

lagu pada tiga sampai lima tahun lalu bisa dikatakan tetap dikenang

dari tahun ke tahun. Adult Contemporary ditujukan untuk segmen 25-

44 tahun meskipun usia 45-54 tahun yang lebih menyukai format

musik ini. Karena usia 25-54 tahun merupakan segmen yang potensial

setelah pemasang iklan, karena stasiun penyiaran radio yang

menggunakan format musik adult contemporary merasa bahwa format

musik jenis ini akan memberikan keuntungan didalam bersaing. Adult

contemporary menjadi posisi yang paling disukai diantara berbagai

jenis musik.

1.2.4 Anak Muda

Menurut Hurlock remaja berasal dari kata latin adolensence

yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai

arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,

emosional sosial dan fisik. Pada masa ini tidak mempunyai tempat

13

yang jelas karena sudah bukan termasuk golongan anak tapi juga

belum memasuki masa dewasa. Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari

masa remaja adalah peralihan dari masa anak-anak dengan masa

dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi memasuki

masa dewasa. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para

ahli adalah antara 12 hingga 22 tahun. Rentang waktu usia remaja

biasanya dibedakan atas tiga yaitu 12-15 tahun = masa remaja awal,

15-18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18-22 tahun masa remaja

akhir.1

1.2.5 Program Radio

Stasiun penyiaran radio komersial dalam upaya mengotimalkan

pendapatannya berawal dari target dan perolehan pendengar. Jika

dicapai dengan baik maka para pengiklan akan mencari dan pasang

iklan di radio tersebut. Pengiklan menjadikan dasar data pendengar

untuk melakukan promosi dan membeli slot waktu penyiaran radio

tersebut. Tujuan Program dari sebuah stasiun penyiaran radio

komersial adalah menyiarkan sesuatu yang bisa menarik perhatian

pendengar, kemudian bisa “dijual” kepada para pengiklan. Jika

Program tidak menarik akan sedikit pengiklan yang berminat,

akibatnya semakin sedikit pemasukan yang diterima oleh stasiun

penyiaran radio tersebut.

Jadi bagaimana sebuah radio bisa membuat program menarik dan

mendapatkan pendengar. Hal ini merupakan aspek yang sangat penting

dalam konsep “Radio Programming” dan setara dengan

pengembangan format. Misalnya, sebuah penyiaran radio komersial

yang berhasil akan menarik dan meraih kelompok pendengar yang

spesifik, dari konsep programmingnya upaya upaya yang dilakukan

harus memenuhi keinginan yang diharapkan oleh para pendengarnya.

1 belajarpsikologi.com/pengertian-remaja-menurut-para-ahli diunduh pada tanggal 28 September

2015 pukul 15.00.

14

Bagi pengelola peyiaran radio dalam menentukan program penyiaran

radio harus memastikan terlebih dahulu positioning yang hendak

dicapai.

Positioning adalah upaya agar pendengar yang akan kita raih

sesuai dengan citra yang kita kehendaki. Radio Positioning dijalankan

lembaga penyiaran radio untuk menciptakan suatu image tertentu di

benak pendengar. Tetapi pendengar bisa menciptakan image yang

berbeda dengan yang dikehendaki oleh radio tersebut. Oleh karena itu

radio harus menyampaikan suatu pesan yang sama yang membentuk

image radio tersebut. Salah satu upayanya adalah membuat format

acara yang diudarakan kepada pendengar, sehingga antara positioning

dan format akan membentuk citra stasiun penyiaran. (Prayudha,

2013:23).

1.2.6 Program Radio Untuk Anak Muda

Secara global positioning Radio untuk anak muda berusia 14-24

tahun yang memiliki rasa ingn tahu tinggi terhadap isu dan tren

terbaru. Dengan pertimbangan itu maka tema yang diangkat dalam

program on-air dan off-air banyak membahas soal aktifitas dan isu

yang berkembang dalam kalangan anak muda. Target pendengar radio

anak muda adalah anak muda peka terhadap kemajuan teknologi dan

gadget serta pengguna internet dengan intesitas tinggi. 2

2Hasil Wawancara dengan Rizal sebagai Program Manager di Radio Zenith Salatiga pada tanggal

26 september 2015.

15

Bagan 1. Ilustrasi Elemen Program Radio

Sumber : (Prayudha, 2013 : 24)

1.2.7 Pengertian Strategi Komunikasi

Dalam penelitian ini menggunakan strategi komunikasi untuk

mengetahui bagaimana cara Radio Suara Surabaya mampu menarik minat

calon pendengar khususnya kaum muda. Menurut Effendy strategi

komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan

manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Harold D. Lasswell

menyatakan, cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi

ialah menjawab pertanyaan ”Who Says What In Which Channel To Whom

With What Effect?”

1.2.7.1 Komponen Strategi Komunikasi

Untuk strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus

dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban

terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut;

1. Who? (Siapakah komunikatornya)

Radio Programming

Segmen Khalayak Format Siaran

Geografi

Jadwal Siaran

Demografi Psikografi Geografi Demografi Psikografi

16

2. Says what? (pesan apa yang dinyatakannya)

3. In which channel? (media apa yang digunakannya)

4. To whom? (siapa komunikannya)

5. With what effect? (efek apa yang diharapkan)

1.2.7.2 Ruang Lingkup Strategi Komunikasi

Menurut Quinn agar suatu strategi dapat efektif dilaksanakan

dalam sebauh program, maka ia harus mencakup beberapa hal:3

1. Objektif yang jelas dan menentukan semua ikhtiar diarahkan

untuk mencapai pemahaman yang jelas, menentukan dan

bisa mencapai keseluruhan tujuan. Tujuan tersebut tidak

perlu dibuat secara tertulis namun yang penting bisa

dipahami dan menentukan.

2. Memelihara inisiatif. Strategi inisiatif menjaga kebebasan

bertindak dan memperkaya komitmen. Strategi mesti

menentukan langkah dan menetapkan tindakan terhadap

peristiwa, bukannya bereaksi terhadap satu peristiwa.

3. Konsentrasi, dengan memusatkan kekuatan yang besar untuk

waktu dan tempat yang menentukan.

4. Fleksibilitas. Strategi hendaknya diniatkan untuk dilengkapi

penyangga dan dimensi untuk fleksibilitas dan maneuver.

5. Kepemimpinan yang memilki komitmen dan terkoordinasi.

Strategi hendaknya memberikan kepemimpinan yang

memiliki komitmen dan tanggung jawab terhadap

pencapaian tujuan pokok.

6. Kejujuran. Strategi itu hendaknya dipersiapkan untuk

memanfaatkan kerahasiaan dan kecerdasan untuk menyerang

lawan pada saat yang tidak terduga.

3

http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi-pengertian-dan.html diunduh

pada tanggal 28 september pukul 14.30

17

7. Keamanan. Strategi itu mesti mengamankan seluruh

organisasi dan semua operasi penting organisasi.

Menurut R Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M.

Dallas Burnett menyatakan, tujuan sentral komunikasi terdiri

atas tiga tujuan utama, yaitu:4

1. To secure understanding (komunikan mengerti akan

pesan yang diterimanya)

2. To establish acceptance (penerimaan pesan oleh

komunikan itu kemudian dibina)

3. To motivate action (kegiatan dimotivasikan)

1.2.7.3 Faktor Pendukung Strategi Komunikasi

Menurut Effendy menyusun strategi komunikasi harus

memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan penghambat. Berikut

ini sebagian komponen komunikasi dan faktor pendukung serta

penghambat pada setiap komponen tersebut:

1. Mengenali sasaran komunikasi

2. Faktor situasi dan kondisi

3. Pemilihan media komunikasi

4. Pengkajian tujuan pesan komunikasi

5. Peranan komunikator dalam komunikasi

6. Daya tarik sumber dan kredibilitas sumber

Empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam menyusun strategi

komunikasi:

4 http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi-pengertian-dan.html diunduh

pada tanggal 28 September 2015 pukul 14.30

18

a) Mengenal khalayak. Khalayak itu aktif sehingga antara komunikator

dengan komunikan bukan saja tejadi saling hubungan, tetapi juga saling

mempengaruhi.

b) Menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam

mempengaruhi kalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan

perhatian. Awal efektivitas dalam komunikasi ialah bangkitnya perhatian

dari khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan.

c) Menetapkan metode, dalam hal ini metode penyampaian, yang dapat

dilihat dari dua aspek: menurut cara pelaksanaannya dan menurut bentuk

isinya. Menurut cara pelaksanaannya, dapat diwujudkan dalam dua bentuk

yaitu, metode redundancy (repetition) dan canalizing. Sedangkan yang

kedua menurut bentuk isinya dikenal metode-metode : informatif,

persuasif , edukatif , kursif. Metode redundancy adalah cara

mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan pada

khalayak. Metode canalizing yaitu mempengaruhi khalayak untuk

menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan

merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki.

Metode informatif, lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran

khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa: keterangan,

penerangan, berita, dan sebagai nya. Metode persuasif yaitu

mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak

digugah baik piki ran maupun perasaannya. Metode edukatif, memberikan

sesuatu idea kepada khalayak berdasarkan fakta-fakta, pendapat dan

pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya

dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah

laku manusia ke arah yang di inginkan. Metode kursif, mempengaruhi

khalayak dengan jalan memaksa tanpa memberi kesempatan berpikir

untuk meneri ma gagasan-gagasan yang dilontarkan, dimanifestasikan

dalam bentuk peraturan-peraturan, intimidasi dan biasanya di belakangnya

berdiri kekuatan tangguh.

19

d) Pemilihan media komunikasi. Kita dapat memilih salah satu atau

gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai,

pesan yang disampaikan dan teknik yang dipergunakan, karena masing-

masing medium mempunyai kelemahan-kelemahannya tersendiri sebagai

alat.

2.2.8 Strategi Program

2.2.8.1 Perencanaan Program

Sebagaimana dikemukakan Pringle Star dan rekannya dalam

Morisson, (2008:274) mengenai perencanaan program bahwa : Program

planning involves the development of short-, medium-, and long range

plans to permit the station to attain its programming and financial

objectives.Ini berarti bahwa perencanaan program mencakup pekerjaan

mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang

yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan

program dan tujuan keuangannya.Pada pengelolaan program stasiun radio

komersial, pengelola program berupaya mengidentifikasi audien mereka

yang spesifik dan menyiarkan program kepada audien yang spesifik itu

sepanjang siarannya. Pada stasiun radio, perencaaan program mencakup

pemilihan format dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan

kebutuhan audien yang terdapat pada suatu segmen audien berdasarkan

demografi tertentu. Perencanaan program radio juga mencakup mencari

penyiar yang memiliki kepribadian dan gaya yang sesuai dengan format

yang sudah dipilih stasiun berasangkutan.

Perencanaan program biasanya menjadi tanggung jawab manajer

puncak pada stasiun penyiaran, yang utama manajer program dengan

terlebih dahulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran dan juga manajer

umum. Hal ini disebabkan program merupakan unsur yang sangat penting

untuk menarik audien. Faktor bahwa pemasang iklan lebih mencari atau

memprioritaskan segmen audien tertentu daripada segmen audien lainnya

juga menjadi hal yang menentukan sehingga aspek ini harus diputuskan

20

oleh manajemen puncak. Dalam merencanakan dan memilih program,

bagian program biasanya akan berkonsultasi dengan bagian pemasaran

(sales-marketing). Hal ini mutlak dilakukan karena bagian pemasaranlah

yang akan memasarkan prgram bersangkutan kepada para pemasang iklan.

Dalam hal ini bagian program dan pemasaran harus bekerja sama dengan

baik. Kerjasama yang baik antara kedua bagian itu akan menciptakan hasil

yang kerja yang efektif dan menguntungkan perusahaan. Jika tidak bisa

bekerjasama makan akan menghadapi masalah yang besar.

Bagian program “memiliki” pemirsa,sedangkan bagian pemasaran

“menjual” pemirsa itu kepada pemasang iklan. Dalam menjalankan

tugasnya bagian program harus mampu melakukan penelitian (riset)

terhadap selera audien sebelum membuat suatu program. Pengelola

program siaran yang baik harus mengetahui apa yang menarik untuk

kelompok-kelompok yang berbeda-beda dikalangan masyarakat.

(Morisson, 2008:275)

2.2.8.2 Analisis dan Strategi Program

Perencanaan program pada dasarnya bertujuan memproduksi atau

membeli program yang akan ditawarkan kepada pasar audien. Dengan

demikian audien adalah pasar karenanya setiap media penyiaran yang

ingin berhasil harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran

strategis yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber

daya yang dimiliki. Dalam strategi pemasaran berdasarkan analisis situasi

mengenai kondisi pasar audien yang dihadapi stasiun penyiaran beserta

kondisi program yang tersedia. Media penyiaran mencoba memahami

pasar audien yang mencakup segmentasi audien dan tingka persaingan

yang ada. Menurut George E. Belch & Michael A. Belch dalam Morisson,

(2008:278) analisis situasi terdiri dari Analisi peluang dan Analis

kompetitif. Analisis peluang. Analisis yang cermat terhadap pasar audien

akan memberikan peluang bagi setiap penayangan program untuk diterima

para penonton dan pendengar. Peluang pasar program (program market

21

opportunities) adalah wilayah dimana terdapat kecenderungan permintaan

terhadap program tertentu yang menguntungkan, dimana stasiun penyiaran

percaya kebutuhan dari audien tertentu terhadap jenis program tertentu

yang terpuaskan dan dimana stasiun dapat bersaing secara efektif. Analisis

Kompetitif. Dalam mempersiapkan strategi dan rencana program,

pengelola program harus melakukan analisis secara cermat terhadap

persaingan stasiun penyiaran dan persaingan program yang ada pada suatu

segmen pasar audien. Suatu persaingan terdiri atas persaingan langsung (

termasuk persaingan diantara sejumlah program yang dimiliki sendiri) dan

persaingan tidak langsung, misalnya oleh media non penyiaran.

Salah satu aspek penting dalam perencanaan strategi program

adalah meneliti keuntungan kompetitif, yaitu suatu hal khusus yang

dimiliki atau dilakukan stasiun penyiaran yang memberikan keunggulan

dibidang kompetitor. Contoh keuntungan kompetitif ini misalnya antara

lain adalah kemampuan stasiun penyiaran untuk memproduksi program

berkualitas dengan ongkos rendah sehingga harga program menjadi

murah. Pengelola program juga harus selalu memperhatikan situasi

kompetitif yang selalu berubah. Program dari stasiun kompetitor dapat

memberikan dampak bagi strategi program sendiri, sehingga program

stasiun pesaing terhadap strategi program sendiri juga sangat penting

untuk diperhatikan.

Dalam hal persaingan , suatu stasiun radio akan berkompetisi

secara langsung dengan stasiun lainnya untuk mendapatkan perhatian

audien yang memiliki ciri demografis yang sama (umur, jenis kelamin,

pendididan dan lain-lain) Hal ini disebabkan karena radio hanya melayani

satu segmen audien saja sepanjang hari siarannya yang biasanya

ditentukan dari kriteria demografisnya.

Berdasarkan pada pemahaman penulis pada uraian di atas,

menjelaskan bahwa radio sebagai media massa memiliki batasan

pendengar radio dibedakan berdasarkan suka atau tidak suka pada program

siaran yang ditawarkan oleh stasiun penyiaran radio. Dengan demikian,

22

setiap penyiaran radio memiliki segmen-segmen pendengar yang bisa

diidentifikasikan dengan mudah. Pendengar radio dari semua usia, dari

yang muda sampai yang tua. Sebuah radio harus bisa membuat program

menarik dan mendapatkan pendengar. Hal ini merupakan aspek yang

sangat penting dalam konsep “Radio Programming” dan setara dengan

pengembangan format. Seperti penelitian yang peneliti lakukan terhadap

Radio Suara Surabaya sebagai radio dengan format berita yang dominasi

siarannya adalah menyiarkan berita atau informasi yang memang tidak

bersegmen khusus untuk kaum muda harus memiliki strategi komunikasi

dan strategi program untuk menarik calon pendengar khususnya kaum

muda. Berikut gambaran penulis yang di gambarkan dalam kerangka pikir

seperti berikut

23

Bagan 2. Kerangka Pikir

Radio

Pendengar Radio

Anak Muda

Strategi Komunikasi

Program Radio

Program Radio Untuk Anak Muda

Media Massa

Strategi Program

24

1.3 Kerangka Konsep

1.3.1 Radio Suara Surabaya

Radio Suara Surabaya atau yang lebih dikenal dengan Radio SS adalah

bagian dari Suara Surabaya Media yang pertama kali mengudara pada 11 Juni

1983. Lokasi Radio Suara Surabaya di Jalan Wonokitri Besar No. 40 C

Surabaya. Suara Surabaya sebagai radio berformat berita yang dominasi

siarannya adalah menyiarkan berita atau informasi. Target segmen pendengar

Radio Suara Surabaya rentan usia 22 sampai 45 tahun. Program Utama Radio

Suara Surabaya adalah program Kelana Kota, yang menyajikan informasi

tentang Surabaya dari dan untuk pendengar, program ini disiarkan 24 non-

stop. Dalam Program kelana kota ini setiap informasi dan pengemasannya

secara variasi dengan sedikit lagu. Seperti Berita, Interview, Talkshow

Interaktif, dan News Insert. Dalam Kelana Kota juga diisi Talk Show

Interaktif.

Program Lain Radio Suara Surabaya dari hari senin pukul 12.00 siang

adalah Program Healty Life Style. Program ini dengan talk show interaktif

non pariwara. Sedangkan Senin pukul 21.00 malam adalah program Klinik

Psikologi. Selasa pukul 21.00 Connected Generation (Komunitas Anak-Anak

Muda). Rabu pukul 21.00 Program Muda Tapi Luar Biasa (Anak Muda

Berprestasi). Hari Kamis pukul 21.00 Program Lazuardi (Diskusi Topik

Spiritual, Agama , Nilai, Idealis). Hari Jumat Program Prospective pukul

08.00 -09.30 Talk Show interaktif tentang Bisnis, Ekonomi, Pendidikan,

Kesehatan). Hari Sabtu Program Inspirasi Solusi.

Selain Talk Show Non Pariwara, ada juga Talk Show Pariwara. Untuk

acara Talk Show Pariwara dari hari senin pukul 15.00 dan 19.00 sedangkan

selasa sampai minggu pukul 12.00, 15.00 dan 19.00 . Selain Acara Talk Show

juga ada acara Memoralibia yaitu lagu – lagu nostalgia setiap hari Jumat dan

Minggu pukul 19.00-22.00. Ada juga Acara Jazz Traffic (Full Music Jazz)

hari senin – kamis pukul 22.00-24.00 . Program Variety Show (Diskusi

dengan narasumber tentang isu-isu , jarring opini publik) Hari Senin – Jumat

pukul 06.00 – 09.00. Program Siaran Radio Suara Surabaya Khusus untuk

25

anak muda adalah Connected Generation (Komunitas Anak-Anak Muda) dan

Program Muda Tapi Luar Biasa (Anak Muda Berprestasi).

Sejak awal Radio Suara Surabaya menerapkan format siaran

jurnalisme radio dan menjadi jajaran radio swasta pertama di Indonesia yang

berkonsep radio informasi, di tengah-tengah dominasi radio musik dan

sandiwara radio. Sampai sekarang, Radio Suara Surabaya mematenkan dirinya

sebagai radio yang berfilosofi “News-Interaktif-Solutif”. Di mana news

artinya fokus pada produksi informasi, interaktif bermakna pola komunikasi

yang multi arah. Sedangkan solutif berorientasi dampak siaran yang wajib

bermanfaat.5 Salah satu strategi komunikasi Radio Suara Surabaya menarik

minat anak muda untuk mendengarkan Radio Suara Surabaya adalah dengan

membuat program khusus anak muda diantaranya Connected Generation

(Komunitas Anak-Anak Muda) dan Program Muda Tapi Luar Biasa (Anak

Muda Berprestasi).

Bagan 3. Kerangka Konsep

5

Wawancara bersama Iman Dwihartanto Sebagai On Air Manager di Radio Suara Surabaya

pada tanggal 9 Juni 2016.

Radio Suara Surabaya

Pendengar Radio Suara Surabaya

Strategi Komunikasi Radio Suara Surabaya

Program Radio Suara Surabaya

Program Radio Suara Surabaya Untuk Anak Muda