bab ii - tinjauan pustaka golek ambeedded system
TRANSCRIPT
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 1/15
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab ini akan dibahas berbagai dasar teori yang berhubungan dengan embedded
system, penentuan lokasi menggunakan Global Positioning System (GPS),
pengukuran kualitas udara menggunakan sensor, konsep pengiriman data
menggunakan General Packet Radio Service (GPRS), Indeks Standar Pencemar
Udara (ISPU) yang berlaku di Indonesia, dan kajian yang terkait dengan Tugas Akhir
ini. Dasar teori ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
komponen-komponen materi yang terlibat dalam Tugas Akhir ini, sehingga akan
mempermudah proses analisis dan perancangan sistem.
2.1 Embedded System
2.1.1. Pengertian Embedded System
Embedded system adalah suatu sistem komputer yang dibangun untuk melakukan
tujuan atau fungsi tertentu. Dalam suatu embedded system, terdapat susunan
perangkat keras dan komponen-komponen mekanik. Komponen-komponen
penyusun embedded system ini dikoordinasikan oleh satu atau lebih chip micro
controller yang yang telah diprogram untuk melakukan fungsi tertentu. Karena
dibangun untuk fungsi tertentu saja, maka pada umumnya komponen utama
embedded system dapat memiliki ukuran yang lebih kecil dengan jumlah dan jenis
komponen penyusunnya sesuai dengan kebutuhan saja. Dengan demikian biaya
produksinya pun dapat ditekan. Hal ini berbeda dari sistem komputer umum, seperti
personal computer , yang lebih fleksibel karena dapat memenuhi berbagai kebutuhan
pengguna. Sebagai konsekuensinya, personal computer harus menyediakan berbagai
macam komponen yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna secara umum.
Akibatnya, ukuran komponen utamanya pun menjadi lebih besar dan biaya
produksinya juga menjadi lebih mahal. Namun pada beberapa kasus, embedded
system mungkin saja berupa suatu sistem dengan skala yang sangat besar dan bernilai
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 2/15
II-2
sangat mahal, seperti embedded system pada pembangkit listrik tenaga nuklir atau
sistem control pabrik. Pada intinya, yang membedakan antara embedded system
dengan sistem komputer biasa adalah spesifikasi dari fungsinya.
Suatu embedded system biasanya memiliki sensor-sensor sebagai masukan, seperti
sensor panas, sensor posisi (GPS), sensor pengukur jarak, sensor guncangan, dan
lain-lain. Selain sensor, embedded system juga dilengkapi dengan komponen yang
berfungsi menanggapi hasil penerimaan sensor setelah diproses, yaitu dapat berupa
motor penggerak, layar, ataupun menggunakan modem untuk berkomunikasi dengan
suatu server . Perangkat masukan dan keluaran dalam suatu embedded system dapatbersifat digital jika perangkat tersebut menerima masukan atau memberi hasil dalam
bentuk digital atau analog jika masukan maupun keluarannya berupa sinyal analog.
Semua perangkat masukan dan keluaran dari embedded system ini dikoordinasikan
oleh logika yang telah diprogram ke dalam micro controller yang ditanamkan dalam
sistem ini, atau lebih dikenal sebagai firmware. Inilah inti dari pembuatan suatu
embedded system, karena program dalam micro controller itulah yang menentukan
pemrosesan dan hasil yang dikeluarkan. Berikut ini adalah susunan standar dari suatu
embedded system:
Gambar II-1 Susunan Standar Embedded System
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 3/15
II-3
2.1.2. Teknik Pengembangan Embedded System
Dalam pengembangan suatu embedded system, teknik pembuatan program/ firmware
yang akan ditanamkan/diprogram ke micro controller merupakan suatu hal yangsangat penting untuk diperhatikan. Hal ini disebabkan micro controller pada
umumnya memiliki sumber daya (resource) yang terbatas, baik itu dari segi
pemrosesan maupun tempat penyimpanan data. Disamping itu juga untuk
memudahkan proses debugging, maintenance, atau pengembangan lebih lanjut.
Dalam melakukan pengkodean micro controller pada embedded system, dapat
digunakan bahasa tingkat rendah seperti bahasa assembly maupun bahasa tingkattinggi seperti C. Hingga saat ini, bahasa yang paling banyak digunakan untuk
mengembangkan sebuah embedded system adalah bahasa C. Jika dibandingkan
dengan bahasa assembly, bahasa C lebih banyak digunakan dalam pengembangan
embedded system karena lebih mudah dan cepat dalam implementasinya. Sejumlah
kecil baris kode dalam bahasa C dapat menggantikan banyak baris kode dalam
bahasa assembly. Hal ini juga akan memudahkan pengembang dalam melakukan
debugging dan maintenance kode program. Disamping kemudahan dalam
implementasi, penggunaan bahasa C dapat memberikan tingkat portabilitas yang
lebih tinggi. Hal ini karena compiler bahasa C mendukung berbagai macam
arsitektur micro controller . Apabila digunakan bahasa assembly, maka jika suatu
program akan diterapkan pada micro controller dengan arsitektur yang berbeda,
perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian kode. Sehingga dengan kemudahan dan
tingkat portabilitas yang diperoleh dari penggunaan bahasa C, biaya pengembangan
embedded system pun dapat menjadi lebih murah [ZUR00].
Tahap selanjutnya setelah melakukan pengkodean dan compile adalah tahap
memasukkan program yang telah dicompile ke dalam micro controller , atau dikenal
dengan tahap programming. Dalam pengembangan embedded system, programming
dapat dilakukan dengan langsung menghubungkan komputer dengan embedded
system, atau lebih dikenal sebagai in-system programming. Gambar berikut ini
adalah salah satu contoh piranti penghubung antara komputer dengan embedded
system yang menggunakan teknik in-system programming:
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 4/15
II-4
Gambar II-2 Piranti USBasp
Piranti USBasp ini digunakan untuk memprogram micro controller Atmel AVR.
Apabila embedded system akan diprogram menggunakan piranti ini, maka board
embedded system harus menyediakan jalur khusus yang sesuai dengan piranti ini agar
dapat dilakukan komunikasi. Piranti ini dihubungkan ke komputer melalui kabel
USB dan dihubungkan ke embedded system melalui 6 buah pin komunikasi. Dengan
menggunakan cara ini, proses memprogram dapat dilakukan dengan lebih praktis
tanpa harus memindahkan micro controller , namun board embedded system harus
menyediakan jalur khusus untuk komunikasinya.
Selain menggunakan cara in-system programming, proses programming dapat pula
dilakukan dengan memisahkan micro controller dari embedded system terlebih
dahulu kemudian dilakukan programming dengan menggunakan piranti tersendiri
yang tidak terhubung dengan embedded system. Berikut ini adalah contoh piranti
programmer micro controller yang dapat digunakan untuk memprogram micro
controller Atmel AVR:
Gambar II-3 Programmer Micro Controller STK500
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 5/15
II-5
Untuk menggunakan piranti programmer ini, micro controller dipindahkan
sementara dari embedded system ke tempat yang tersedia pada piranti ini. Kemudian
setelah melakukan programming, micro controller kembali dipindahkan ke
embedded system. Dengan menggunakan cara ini, board pada embedded system tidak
perlu menyediakan jalur khusus untuk melakukan programming, karena proses
programming dilakukan di luar embedded system. Akan tetapi proses programming
akan menjadi kurang praktis karena harus memindah-mindahkan micro controller
dari embedded system ke programmer dan sebaliknya.
2.2 Global Positioning System (GPS)
GPS adalah suatu sistem penentuan posisi maupun kecepatan tiga dimensi dengan
akurasi tinggi yang bersifat kontinu dan memiliki global coverage (berlaku di
seluruh dunia) dengan memanfaatkan teknologi satelit. Sistem GPS terdiri dari 24
buah satelit yang tersusun dalam 6 buah bidang orbit dengan 4 buah satelit pada
masing-masing bidang orbit.
Gambar II-4 Susunan Satelit GPS
2.2.1. Segmentasi GPS
GPS dibagi menjadi tiga buah segmen, yaitu susunan satelit, jaringan pemantau dan
pengontrol di daratan, dan perangkat penerima pada pengguna. Secara formal, ketiga
segmen ini dikenal sebagai segmen space, control, dan user equipment . Susunan
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 6/15
II-6
satelit ini terdiri dari sekumpulan satelit dalam suatu orbit, yang memancarkan sinyal
bagi segmen user equipment . Segmen control bertugas memastikan kondisi, posisi,
dan integritas sinyal dari setiap satelit dalam kondisi yang semestinya. Sedangkansegmen user equipment adalah pihak yang melakukan pemrosesan sinyal dari satelit-
satelit sehingga dapat menghasilkan informasi posisi, kecepatan, dan atau waktu.
2.2.2. Penentuan Lokasi Menggunakan GPS
Proses penentuan lokasi dengan menggunakan GPS dilakukan oleh segmen user
equipment (receiver ). Penentuan posisi dan pergerakan receiver secara dua dimensi
(hanya latitude dan longitude) dapat diperoleh dengan mengkalkulasikan minimal
tiga buah sinyal dari satelit yang berbeda yang ditangkap oleh antenna receiver .
Sinyal yang diterima oleh receiver dapat diterjemahkan menjadi area cakupan dari
satelit asal sinyal yang bersangkutan, dengan radius merupakan perkiraan titik lokasi
receiver dan satelit yang memancarkan sinyal. Dengan mengkalkulasikan titik
potong dari ketiga area radius jangkauan satelit yang tertangkap sinyalnya, maka
akan didapatkan suatu perkiraan yang cukup akurat akan posisi receiver secara dua
dimensi. Metode ini dikenal sebagai trilateration. Apabila minimal satu satelit
tambahan dilibatkan dalam proses kalkulasi posisi, maka akan didapatkan informasi
posisi receiver secara tiga dimensi, yaitu selain informasi latitude dan longitude,
didapatkan juga informasi ketinggian (altitude). Berikut ini adalah gambaran
sederhana dari proses trilateration:
Gambar II-5 Gambaran Sederhana Penentuan Posisi Receiver (Trilateration)
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 7/15
II-7
2.2.3. Protokol Komunikasi GPS (Standar NMEA)
Untuk dapat berkomunikasi dengan GPS receiver , maka diperlukan suatu
pengetahuan akan protokol yang digunakan. Protokol komunikasi yang banyakdigunakan oleh perangkat-perangkat penerima GPS dirancang oleh NMEA ( National
Marine Electronics Association). Protokol ini biasa dikenal sebagai protokol NMEA
0183 atau secara singkat, protokol NMEA. Protokol ini kompatibel dengan RS-232
dengan baud rate 4800 bps, 8 bits, tanpa parity, dan menggunakan satu bit stop. Data
yang ditransmisikan dengan protokol ini dibentuk dalam satuan sentence dalam
format karakter ASCII. Tiap sentence diawali dengan tanda dollar ($) dan diakhiri
dengan carriage return dan line feed (<CR><LF>). Sentence standar yang digunakanada bermacam-macam. Salah satu contoh sentence minimum yang digunakan dalam
penentuan lokasi penerima GPS adalah sentence RMA ( Recommended Minimum
Navigation Information), yang disusun sebagai berikut:
Gambar II-6 Susunan Sentence RMA dalam Protokol NMEA
Keterangan (sesuai dengan nomor pada gambar):
1. Dua karakter pertama adalah kode receiver , diikuti dengan tipe sentence.
2. Blink warning.
3. Latitude. 4. N (north) atau S (south) .
5. Longitude.
6. E (east ) atau W (west ) .
7. Perbedaan waktu A, dalam µs.
8. Perbedaan waktu B, dalam µs.
9. Kecepatan di daratan (dalam satuan knot) .
10. Track made good , dalam satuan derajat.
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 8/15
II-8
11. Magnetic variation, dalam satuan derajat.
12. Arah dari magnetic variation, E (east ) atau W (west ) .
13. Checksum dari sentence.
2.3 Konsep Pengiriman Data Menggunakan General Packet Radio
Service (GPRS)
GPRS merupakan layanan data dengan kecepatan transfer hingga 40kbit/detik.
Layanan GPRS ini dimiliki oleh hampir semua jaringan GSM. GSM adalah
teknologi seluler digital yang digunakan untuk mentransmisikan suara dan data.GSM mendukung panggilan suara, pengiriman SMS (Short Message Service), dan
transfer data dengan kecepatan mencapai 9.6 kbit/detik [GSM09]. GSM beroperasi
pada frekuensi 900 MHz dan 1.8 GHz di Indonesia. Pada awalnya, GSM masih
beroperasi dengan porsi circuit switching yang besar dan porsi packet switching yang
kecil. Packet switching digunakan hanya untuk melakukan signalling [FHM02].
Karena permintaan akan layanan data terus meningkat, setelah melakukan
pengembangan lebih lanjut, maka dicapailah suatu konsep GPRS yang terintegrasidengan sistem GSM. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan arsitektur GPRS:
Gambar II-7 Arsitektur GPRS
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 9/15
II-9
Untuk menghubungkan GPRS dengan arsitektur GSM yang ada saat ini, maka
diperlukan suatu simpul jaringan baru yang dikenal sebagai GPRS Support Node
(GSN). GSN bertanggungjawab dalam pengiriman dan routing dari paket-paket dataantara mobile station (MS) dan packet data network (PDN) eksternal. Sebuah serving
GPRS support node (SGSN) bertanggungjawab dalam pengiriman paket-paket data
dari dan ke mobile station yang berada dalam area layanannya. Tugas dari SGSN
termasuk routing dan transfer paket, manajemen mobilitas (attach/detach dan
manajemen lokasi), manajemen logical link , dan fungsi-fungsi autentikasi dan
charging. Location register dari suatu SGSN menyimpan informasi lokasi dan profil
dari semua pengguna GPRS yang terdaftar pada SGSN tersebut. Sebuah gateway GPRS support node (GGSN) bertindak sebagai interface antara jaringan backbone
GPRS dan PDN eksternal. GGSN bertugas menyesuaikan paket-paket data yang
diterima dari SGSN sehingga sesuai dengan PDP (Packet Data Protocol) yang
cocok, seperti IP ( Internet Protocol) atau X.25, kemudian meneruskan paket-paket
tersebut ke PDN tujuannya. Pada umumnya, hubungan antara SGSN dan GGSN
adalah banyak ke banyak. Sebuah GGSN adalah interface ke PDN eksternal untuk
banyak SGSN, sedangkan sebuah SGSN dapat melakukan routing paket-paketnya ke
banyak GGSN untuk mencapai berbagai PDN [BET99].
Gambar II-8 Contoh Koneksi GPRS-Internet
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 10/15
II-10
Jaringan GPRS dapat terhubung dengan jaringan paket data berbasis IP, seperti
internet atau intranet dan telah mendukung IPv4 dan IPv6. Dengan konfigurasi
layanan seperti yang ditunjukkan pada Gambar II-8, GPRS dapat dianggap sebagaiperluasan dari internet pada jaringan mobile. Sehingga pengguna layanan jaringan
mobile memiliki koneksi langsung ke internet.
2.4 Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)
Pencemaran udara merupakan suatu permasalahan penting yang dihadapi oleh
hampir seluruh kota besar di Indonesia. Dari tahun ke tahun kualitas udara di kota-kota besar di Indonesia cenderung menurun [SIA08]. Atas fakta inilah, maka
diperlukan suatu pengawasan yang memadai terhadap kualitas udara di kota-kota
besar itu. Karena dengan pemantauan kualitas udara yang memadai, pemerintah
masing-masing kota dapat mengambil tindakan-tindakan strategis yang sesuai
dengan kebutuhan kotanya.
Oleh karena itu, sebagai acuan dalam pemantauan kualitas udara, pemerintah telah
menetapkan parameter-parameter kualitas udara beserta tata cara pengukuran,
perhitungan, dan pelaporannya yang dikenal sebagai Indeks Standar Pencemar Udara
(ISPU). ISPU merupakan suatu angka yang tidak memiliki satuan yang
menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang
didasarkan pada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika, dan makhluk
hidup lainnya [MLH97]. Dengan adanya ISPU, maka penentuan kualitas udara suatu
wilayah dapat terstandardisasi, sehingga informasi yang sampai ke masyarakat
maupun yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk
mengambil keputusan mengenai pengendalian kualitas udara menjadi lebih
terpercaya.
Pedoman teknis mengenai tata cara pengukuran, perhitungan, dan pelaporan ISPU
diatur dalam Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 107 tahun 1997. Pada pedoman
teknis tersebut ditetapkan parameter ISPU yang diukur dan periode waktu
pengukuran, seperti yang tertulis pada Tabel II-1.
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 11/15
II-11
Tabel II-1 Parameter ISPU
No Parameter Waktu Pengukuran(Periode pengukuran rata-rata)
1. Debu (PM10) 24 jam
2. Karbon Monoksida (CO) 24 jam
3. Sulfur Dioksida (SO2) 8 jam
4. Nitrogen Dioksida (NO2) 1 jam
5. Ozon (O3) 1 jam
Batas Indeks Standar Pencemar Udara ditampilkan dalam tabel berikut ini:
Tabel II-2 Batas ISPU Untuk Gas Polutan
Indeks Standar
Pencemar Udara
24 jam
PM10 µg/m3
24 jam
SO2 µg/m3
8 jam CO
µg/m3
1 jam O3
µg/m3
1 jam NO2
µg/m3
10 50 80 5 120 -
100 150 365 10 235 -
200 350 800 17 400 1130
300 420 1600 34 800 2260400 500 2100 46 1000 3000
500 600 2620 57.5 1200 3750
Untuk memperoleh angka Indeks Standar Pencemar Udara dari hasil pengukuran,
digunakan rumus berikut ini:
( )
Keterangan:
I = ISPU terhitung
= ISPU batas atas (dari tabel)
= ISPU batas bawah (dari tabel)
= Ambien batas atas (dari tabel)
= Ambien batas bawah (dari tabel)
= Ambien hasil pengukuran
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 12/15
II-12
Dari hasil perhitungan ISPU, dapat diperoleh kategori ISPU sebagai berikut:
Tabel II-3 Kategori ISPU
Rentang Nilai ISPU Kategori (warna)
0-50 Baik (hijau)
51-100 Sedang (biru)
101-199 Tidak Sehat (kuning)
200-299 Sangat Tidak Sehat (merah)
300-500 Berbahaya (hitam)
2.5 Pengambilan Informasi Kualitas Udara
Informasi kualitas udara di sekitar kita dapat diperoleh dengan mengukur konsentrasi
gas-gas berbahaya yang terkandung dalam udara di sekitar kita. Teknik
pengukurannya pun ada bermacam-macam. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan
menggunakan teknik analisis kimiawi untuk menentukan kuantitas gas polutan di
udara sekitar. Sebagai contoh, untuk melakukan analisis konsentrasi gas SO2 dan
NO2 digunakan alat seperti gambar berikut ini:
Gambar II-9 Alat Sampling Konvensional Gas SO 2 dan NO 2
Di atas alat tersebut dipaparkan kertas filter yang telah diberi cairan kimia yang dapat
menangkap gas SO2 dan NO2 yang ada di udara sekitar. Setelah dipaparkan dengan
waktu tertentu, kertas filter dianalisis di laboratorium untuk mengetahui berapa
konsentrasi gas SO2 dan NO2 yang terdeteksi.
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 13/15
II-13
Saat ini, kebutuhan akan pemantauan dan pengendalian kualitas udara meningkat
dengan sangat pesat. Atas dasar ini, pengukuran kualitas udara dengan menggunakanprosedur-prosedur konvensional yang salah satunya seperti contoh di atas sudah
tidak efisien lagi. Karena pasti membutuhkan waktu yang cukup lama, sementara
kebutuhan saat ini adalah perolehan informasi kualitas udara secara remote dan
hasilnya dapat diakses dengan mudah. Oleh karena itu, hingga saat ini
pengembangan instrumen-instrumen pengukur konsentrasi gas (polutan) untuk
menentukan kualitas udara terus berjalan.
Penelitian-penelitian para ahli telah banyak menghasilkan inovasi baru. Inovasi-
inovasi tersebut memungkinkan pengukuran konsentrasi gas (polutan) dilakukan
secara cepat dan akurat dengan menggunakan sensor yang berukuran kecil dan dapat
diproduksi secara massal sehingga harganya menjadi cukup murah. Penggunaan dari
sensor-sensor tersebut sudah pasti lebih praktis dan efisien. Berikut ini adalah
gambar yang menunjukkan sebuah sensor gas CO yang ukurannya cukup kecil:
Gambar II-10 Sensor Gas CO
Sensor-sensor yang telah banyak diproduksi saat ini juga memiliki teknologi yang
berbeda-beda. Teknologi yang paling umum digunakan dalam sensor gas adalah
teknologi elektrokimia. Sensor dengan teknologi ini terdiri dari bagian elektrode-
elektrode pengindra kimiawi (chemical-sensing) dan sel-sel elektrokimia. Pada
bagian elektrode pengindra kimiawi, gas dengan volume tertentu yang akan diukur
konsentrasinya melakukan kontak dengan larutan penyerap yang memiliki nilai pH
tertentu. Larutan yang telah tercampur dengan gas tersebut kemudian melewati
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 14/15
II-14
elektrode yang bersifat ion-selective, dimana konsentrasi ion yang sesuai dengan
proporsi gas yang diserap akan diukur secara elektronik. Sel-sel elektrokimia
berfungsi mengukur arus yang dihasilkan dari reaksi elektrokimia dari gas yangdiukur. Gas yang akan diukur terdifusi melalui lapisan semipermeabel menuju sel-sel
elektrokimia. Rasio dari difusi tersebut tergantung dari konsentrasi gas yang diukur.
Ketika elektrolit pengoksidasi berada dalam sel, sejumlah elektron akan dibebaskan
dari elektrode pengindra oleh reaksi oksidasi elektrokimia. Produksi elektron-
elektron mengakibatkan elektrode tersebut memiliki tegangan potensial relatif lebih
rendah daripada elektrode lawannya. Karena terjadi perbedaan tegangan, maka arus
elektron akan mengalir. Aliran arus inilah yang dapat diterjemahkan sebagaikonsentrasi gas yang diukur. Untuk mengukur bermacam-macam gas, dapat
digunakan elektrolit, lapisan semipermeabel, dan bahan elektrode yang sesuai dengan
gas yang diinginkan [WRK81].
2.6 Kajian Terkait
Penelitian tentang pengembangan sistem pemantauan kualitas udara dengan
memanfaatkan embedded system juga telah dilakukan oleh Péter Völgyesi, András
Nádas, Xenofon Koutsoukos, dan Ákos Lédeczi dalam sebuah makalah yang
diterbitkan dalam jurnal IEEE pada tahun 2008, dengan judul “ Air Quality
Monitoring with SensorMap” [PET08]. Sistem yang dibangun terdiri dari sejumlah
perangkat yang diletakkan pada mobil yang memiliki sensor pengukur gas polutan di
udara. Perangkat-perangkat itu dilengkapi juga dengan GPS sebagai pengambil data
posisi dan waktu. Data yang diperoleh kemudian dapat diambil secara offline melalui
perangkat flash memory dengan koneksi USB ataupun melalui koneksi bluetooth.
Perangkat juga dilengkapi dengan sensor temperatur dan kelembaban untuk
mengukur temperatur dan kelembaban lingkungan. Selain itu, perangkat ini juga
dilengkapi dengan layar LCD untuk menampilkan kondisi komponen-komponen
perangkat. Untuk menjaga konsumsi daya agar tetap kecil, perangkat ini dilengkapi
dengan accelerometer untuk memantau pergerakan perangkat. Sehingga apabila
perangkat sedang tidak bergerak, maka komponen-komponen perangkat yang
membutuhkan daya cukup besar dapat dimatikan untuk beberapa saat untuk
5/17/2018 BAB II - Tinjauan Pustaka Golek Ambeedded System - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-golek-ambeedded-system 15/15
II-15
mengurangi penggunaan daya. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan
susunan perangkat yang dikembangkan oleh Péter Völgyesi, et al [PET08]:
Gambar II-11 Komponen Perangkat yang Dikembangkan Oleh Péter Völgyesi, et al
Setelah data-data hasil pengukuran terkumpul di server , data-data tersebut akan
divisualisasikan dalam web dengan menggunakan portal MSR SensorMap seperti
pada gambar berikut ini:
Gambar II-12 Visualisasi Dengan Menggunakan SensorMap