bab ii tinjauan pustaka dan perumusan hipotesis ...eprints.umm.ac.id/40122/3/bab ii.pdfcontoh (biaya...

26
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2013) menyatakan bahwa analisis varians menunjukkan, total varians biaya produksi mengalami total selisih yang tidak menguntungkan pada tahun 2010 dan 2011. selisih ini terjadi pada varians biaya bahan baku yang bersifat menguntungkan, sedangkan pada varians tenaga kerja langsung dan varians biaya overhead pabrik mengalami selisih yang tidak menguntungkan. Penelitian yang dilakukan oleh Farid (2013) menyatakan bahwa pada biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, dimana selisih biaya yang terjadi tersebut digunakan untuk pengendalian biaya produksi. Selain itu. Hasil perhitungan dan analisis biaya standar pada tahun 2011 dan 2012 menunjukkan total selisih yang menguntungkan pada biaya bahan baku dan biaya overhead pabrik dan selisih yang tidak menguntungkan pada biaya tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa biaya standar sebagai alat pengendalian dapat diterapkan pada biaya bahan baku dan biaya overhead pabrik, karena selisih yang terjadi adalah menguntungkan dimana biaya standarnya lebih besar dari biaya yang sesungguhnya terjadi. Penelitian yang dilakukan oleh Maslicha (2014) menyatakan bahwa pengendalian biaya produksi pada PT. Malindo Intitama Raya menggunakan biaya standar sudah dapat dinilai secara efektif dan efisien. Tetapi, untuk

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2013) menyatakan bahwa

analisis varians menunjukkan, total varians biaya produksi mengalami total

selisih yang tidak menguntungkan pada tahun 2010 dan 2011. selisih ini

terjadi pada varians biaya bahan baku yang bersifat menguntungkan,

sedangkan pada varians tenaga kerja langsung dan varians biaya overhead

pabrik mengalami selisih yang tidak menguntungkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Farid (2013) menyatakan bahwa pada

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, dimana

selisih biaya yang terjadi tersebut digunakan untuk pengendalian biaya

produksi. Selain itu. Hasil perhitungan dan analisis biaya standar pada tahun

2011 dan 2012 menunjukkan total selisih yang menguntungkan pada biaya

bahan baku dan biaya overhead pabrik dan selisih yang tidak

menguntungkan pada biaya tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa biaya

standar sebagai alat pengendalian dapat diterapkan pada biaya bahan baku

dan biaya overhead pabrik, karena selisih yang terjadi adalah

menguntungkan dimana biaya standarnya lebih besar dari biaya yang

sesungguhnya terjadi.

Penelitian yang dilakukan oleh Maslicha (2014) menyatakan bahwa

pengendalian biaya produksi pada PT. Malindo Intitama Raya menggunakan

biaya standar sudah dapat dinilai secara efektif dan efisien. Tetapi, untuk

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

7

penetapan standar harga bahan baku yang dinilai belum efisien perlu

pengkajian ulang dalam menetapkan standar harga bahan baku tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2016) menyatakan bahwa

perusahaan kurang akurat dalam menentukan biaya standar yang nantinya

akan mempengaruhi tingkat efisiensi perusahaan dalam mengeluarkan biaya

produksi. Terbukti dalam penetapan standar harga bahan baku langsung

kripik pisang hanya sebatas harga beli bahan baku tanpa memasukkan biaya

pengiriman. Selain itu tidak ada pemisahan pada tarif listrik antara

pemakaian untuk rumah tangga dan pabrik. Namun untuk penentuan standar

biaya tenaga kerja sudah cukup akurat, hal ini dikarenakan antara biaya

yang distandarkan sama dengan biaya sesungguhnya tidak mengalami

selisih.

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, rata-rata menjelaskan bahwa

banyak terjadi penyimpangan dan pengendalian biaya produksinya yang

kurang efisien. Terdapat juga perbedaan yang dilakukan penulis, yaitu

obyek dan data yang digunakan untuk penelitian. Selain itu, terdapat juga

persamaan yaitu membahas tentang pengendalian komponen-komponen

biaya produksi dengan biaya standar dan dalam analisisnya menggunakan

analisis varians atau selisih biaya produksi. Oleh sebab itu, peneliti

melakukan penelitian yang sama dengan objek yang berbeda, yaitu di Nizar

& Faiza Bordir.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

8

B. Tinjauan Pustaka

1. Perilaku Biaya

Menurut Kholmi dan Yuningsih (2009:54) pola perilaku biaya dapat

diartikan sebagai hubungan antara total biaya dengan perubahan volume

aktivitas, biaya dapat dibagi menjadi tiga yaitu biaya tetap, biaya variabel,

dan biaya semi variabel.

a. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah secara totalnya tetap dalam

rentang aktivitas yang relevan tertentu dan selama aktivitas perusahaan

belum full capacity. Biaya tetap per satuan berubah secara proporsional

dengan adanya perubahan volume aktivitas. Contoh beban penyusutan,

supervisi, asuransi, biaya mandor, dan lain-lain.

b. Biaya variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah secara totalnya berubah

secara proporsional (sebanding) dengan adanya perubahan volume

aktivitas. Biaya variabel per satuan tetap dengan adanya perubahan

volume aktivitas. Biaya variabel termasuk biaya bahan baku langsung,

biaya tenaga kerja langsung, biaya iklan, dan biaya lain-lain.

c. Biaya semi variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang didalamnya mempunyai

unsur tetap dan variabel. Unsur biaya yang bersifat tetap merupakan

jumlah minimum untuk menyediakan jasa, sedangkan unsur variabel

merupakan bagian dari biaya variabel yang dipengaruhi oleh perubahan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

9

volume aktivitas. Contoh biaya listrik, biaya air, biaya pemeliharaan,

biaya perjalanan dinas, biaya kesejahteraan karyawan.

2. Biaya Produksi

2.1. Pengertian Biaya Produksi

Menurut Mulyadi (2016:14) biaya produksi merupakan biaya-biaya

yang terjadi untuk mengelola bahan baku menjadi produk jadi yang siap

untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan equipment, biaya

bahan baku; biaya bahan penolong; biaya gaji karyawan yang bekerja dalam

bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung

berhubungan dengan proses produksi. Menurut objek pengeluarannya,

secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead

cost). Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula

dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik sering pula disebut dengan istilah biaya

konversi (conversion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi

(mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.

2.2. Unsur-Unsur Biaya Produksi

Kholmi dan Yuningsih (2009:26) biaya produksi yang berkaitan

dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

10

diklasifikasikan lebih lanjut sebagai bahan baku langsung, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

a. Biaya bahan baku langsung

Bahan baku langsung merupakan bahan yang sebagian besar

membentuk produk setengah jadi (barang jadi) atau menjadi bagian

wujud dari suatu produk yang dapat ditelusuri ke produk tersebut. Dan

biaya bahan ini dapat langsung dibebankan ke produk. Contoh kayu

(misalnya jati, kamper, meranti, dan lain-lain) merupakan bahan baku

langsung dari produk mebel.

b. Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang mengubah

(konversi) bahan baku menjadi produk setengah jadi (barang jadi) atau

menjadikan jasa kepada pelanggan. Tenaga kerja dapat ditelusuri pada

barang atau jasa yang sedang di produksi, pengamatan fisik dapat

digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang digerakkan dalam

memproduksi suatu produk atau jasa. Contoh perusahaan mebel yang

termasuk tenaga kerja langsung (karyawan) yaitu bagian merancang,

memotong kayu, menggosok, merakit, mengecat). Biaya tenaga kerja

langsung adalah harga atau nilai yang dibebankan untuk penggunaan

tenaga kerja manusia tersebut.

c. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan

baku dan biaya tenaga kerja langsung atau semua biaya produk tak

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

11

langsung. Contoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung,

beban listrik dan air pabrik, beban telepon pabrik, beban sewa gedung

pabrik, beban reparasi dan pemeliharaan mesin, kendaraan pabrik, beban

pajak bumi dan bangunan pabrik, beban penyusutan bangunan, mesin,

dan peralatan pabrik).

3. Konsep Biaya Standar

3.1. Pengertian Biaya Standar

Mulyadi (2016:387) Biaya standar adalah biaya yang ditentukan

dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk

membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di

bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.

Biaya standar menurut Mursyidi (2010), biaya ditentukan di muka

untuk suatu produk yang bersifat homogen dan relatif stabil. Kalkulasi biaya

standar mempunyai dua elemen, yaitu standar fisik (standar input untuk satu

unit output), dan standar harga (biaya standar atau tarif per unit input).

Mursyidi (2010) menjelaskan bahwa sistem biaya standar dalam suatu

perencanaan dan pengendalian dapat digunakan sebagai bahan pijakan

dalam pengambilan keputusan mengenai biaya dan perencanaan laba. Untuk

itu, biaya standar digunakan dalam rangka :

a. Penetapan anggaran.

b. Pengendalian biaya.

c. Penyederhanaan prosedur dan pelaporan biaya.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

12

d. Penetapan harga pokok bahan, barang dalam proses dan barang jadi.

e. Dasar untuk melakukan kontrak dan penetapan harga.

3.2. Manfaat Sistem Biaya Standar Dalam Pengendalian Biaya

Menurut Mulyadi (2016:388) sistem biaya standar dirancang untuk

mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan alat yang penting di dalam

menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya

standar ditentukan dengan realistis, hal ini akan merangsang pelaksana

dalam melaksanakan pekerjaannya dengan efektif, karena pelaksana telah

mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan, dan pada tingkat

biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.

Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa

biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga

memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara

perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan yang lain.

Sistem biaya standar yang menyajikan analisis penyimpangan biaya

sesungguhnya dari biaya standar memungkinkan manajemen melaksanakan

pengelolaan mereka dengan “prinsip kelainan” (exception principles).

Dengan memusatkan perhatian mereka terhadap keadaan-keadaan yang

menyimpang dari keadaan yang seharusnya, manajemen dilengkapi dengan

alat yang efektif untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

13

3.3. Kelemahan Biaya Standar

Mulyadi (2016:389) Tingkat ketaatan atau kelonggaran standar tidak

dapat dihitung dengan tepat. Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis

standar apa yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan

bahwa standar telah ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan

dengan keketatan atau kelonggaran yang relatif sama.

Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel,

meskipun dalam jangka waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami

perubahan, sedangkan perbaikan standar jarang sekali dilakukan. Perubahan

standar menimbulkan masalah persediaan. Sebagai contoh, suatu perubahan

dalam harga baku memerlukan penyesuaian terhadap persediaan, tidak saja

persediaan bahan baku tetapi juga persediaan produk dalam proses dan

produk jadi yang berisi bahan baku tersebut. Jika standar sering diperbaiki,

hal ini menyebabkan kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat

pengukur pelaksana. Tetapi jika tidak diadakan perbaikan standar, padahal

telah terjadi perubahan yang berarti dalam produksi, maka akan terjadi

pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis.

3.4. Jenis-Jenis Standar

Mulyadi (2016:394) standar dapat digolongkan atas dasar tingkat

keketatan atau kelonggaran sebagai berikut:

a. Standar Teoretis. Standar teoretis disebut pula dengan standar ideal,

yaitu standar yang ideal yang dalam pelaksanaannya sulit untuk dapat

dicapai.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

14

b. Rata-rata Biaya Waktu yang Lalu. Jika biaya standar ditentukan dengan

menghitung rata-rata biaya periode yang telah lampau, standar ini

cenderung merupakan standar yang longgar sifatnya.

c. Standar Normal. Standar normal didasarkan atas taksiran biaya di masa

yang akan datang di bawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang

normal.

d. Pelaksanaan Terbaik yang Dapat Dicapai (Attainable High

Performance). Standar jenis ini banyak digunakan dan merupakan

kriteria yang paling baik untuk menilai pelaksanaan. Standar ini

didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan

memperhitungkan ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari

terjadinya.

3.5. Prosedur Penentuan Biaya Standar

Menurut Mulyadi (2016:390) prosedur penentuan biaya standar yang

dibagi ke dalam tiga bagian: biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja

standar, dan biaya overhead pabrik standar.

1. Biaya bahan baku standar terdiri dari:

a. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah

keluaran fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas

standar.

b. Harga per satuan masukan fisik tersebut, atau disebut pula harga

standar.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

15

Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan

spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik

pengolahan produk, maupun mutunya.

2. Biaya tenaga kerja standar terdiri atas:

Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara:

a. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu

pekerjaan dari kartu harga pokok (cost sheet) periode yang lalu.

b. Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang

diharapkan.

c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja

karyawan di bawah keadaan nyata yang diharapkan.

d. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman

dan pengetahuan operasi produksi dan produk.

Jam tenaga kerja standar ditentukan dengan memperhitungkan

kelonggaran waktu istirahat, penundaan kerja yang tidak bisa dihindari

(menunggu bahan baku, reparasi, dan pemeliharaan mesin), dan faktor-

faktor kelelahan kerja. Tidaklah mungkin seorang pekerja memiliki

tingkat kecepatan yang sama dalam setiap menit selama 7 jam kerja.

Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai

kegiatan yang dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang

diperlukan dan rata-rata tarif upah per jam yang diperkirakan akan

dibayar.

a. Perjanjian dengan organisasi karyawan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

16

b. Data upah masa lalu. Yang dapat digunakan sebagai tarif upah

standar adalah: rata-rata hitung, rata-rata tertimbang, atau median

dari upah karyawan masa lalu.

c. Perhitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.

3. Biaya overhead pabrik standar

Prosedur penentuan tarif overhead standar dihitung dengan

membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas

normal dengan kapasitas normal.

4. Analisis Pengendalian Biaya Produksi atas Dasar Biaya Standar

4.1. Analisis Varians

4.1.1. Pengertian Analisis Varians

Varians atau selisih menurut Horngren (2006:262) adalah perbedaan

antara jumlah yang didasarkan pada hasil aktual dan jumlah yang

dianggarkan, yakni jumlah aktual dan jumlah yang diperkirakan

berdasarkan anggaran. Jumlah yang dianggarkan merupakan acuan

untuk melakukan perbandingan. Dimana perbedaan yang terjadi adalah

antara biaya standar dengan biaya sebenarnya yang mungkin

menguntungkan atau tidak menguntungkan.

Menurut Simamora (2003:344) varians adalah perbedaan antara

biaya standar dan biaya aktual. Dimana selisih biaya dikatakan

menguntungkan (favorable) apabila biaya sesungguhnya lebih kecil dari

pada biaya standarnya. Selisih biaya dikatakan tidak menguntungkan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

17

(unfavorable) apabila biaya sesungguhnya melampaui standarnya. Varians

ini berasal dari biaya standar bahan baku, tenaga kerja langsung, dan

overhead pabrik. Dengan membandingkan biaya standar dan biaya aktual,

manajemen diharapkan dapat memperhatikan varians-varians yang terjadi

dan dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Oleh karena itu

setiap varians merupakan suatu sinyal yang sebaiknya diidentifikasikan

dan dianalisis. Analisis varians sebagai alat pengendalian manajemen,

yang dimaksud sebagai alat pengendalian manajemen adalah bahwa

varians mengendalikan dalam penentuan anggaran yang harus dikeluarkan

oleh perusahaan, varians juga mengendalikan dalam penentuan harga

bahan baku langsung, penentuan tarif tenaga kerja, serta pengendalian

varians overhead pabrik.

4.1.2. Jenis Varians

Menurut Horngren (2006:263) varians ada dua jenis, yaitu:

1. Varians statis yang menguntungkan (favorable), adalah varians yang

memiliki pengaruh meningkatkan laba operasi relatif terhadap jumlah

yang dianggarkan.

2. Varians yang tidak menguntungkan (unfavorable), adalah varians yang

memiliki pengaruh menurunkan laba operasi relatif terhadap jumlah

yang dianggarkan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

18

4.2. Analisis Selisih Biaya Produksi

Simamora (2003:344) mengemukakan bahwa kegunaan biaya standar

yang paling bernilai adalah dalam mengendalikan kegiatan operasi

perusahaan. Perusahaan yang mempunyai sistem penentuan biaya standar

dapat menganalisis dengan analisis selisih guna menentukan apakah

kegiatan dilakukan secara efisien. Analisis selisih terbagi atas selisih bahan

baku, selisih tenaga kerja langsung, dan selisih overhead pabrik.

4.2.1. Analisis Selisih Bahan Baku

Menurut Kholmi dan Yuningsih (2009:168) selisih biaya bahan baku

adalah perbedaan antara bahan baku menurut standar dengan biaya bahan

baku sesungguhnya dikeluarkan. Dalam analisa ini terdapat tiga model

analisis selisih biaya bahan baku, yaitu :

1. Model analisa satu selisih (The one way model)

• Selisih biaya bahan baku

Mulyadi (2005:396) mengemukakan bahwa dalam model ini,

selisih antara biaya bahan baku sesungguhnya dengan biaya bahan

baku standar tidak dipecah ke dalam selisih harga dan selisih

kuantitas, tetapi hanya ada satu macam selisih yang merupakan

gabungan antara selisih harga dengan selisih kuantitas, yang

disebut selisih total biaya bahan baku. Secara matematis selisih

biaya bahan baku dapat dirumuskan sebagai berikut:

St = (Hst x Kst) - (Hss x Kss)

Dimana:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

19

St = Total selisih.

Hst = Harga standar.

Hss = Harga sesungguhnya.

Kst = Kuantitas standar.

Kss = Kuantitas sesungguhnya.

Apabila biaya bahan baku sesungguhnya lebih besar dari

biaya bahan baku standar selisihnya bersifat tidak menguntungkan

(unfavorable), sebaliknya apabila biaya bahan baku sesungguhnya

lebih kecil dari biaya bahan baku standar selisih yang timbul

bersifat menguntungkan (favorable).

2. Model analisa dua selisih (The two way model)

a. Selisih harga bahan baku

Simamora (2003:346) mengemukakan selisih harga bahan

baku adalah selisih antara harga standar dengan harga

sesungguhnya per unit bahan baku dikali pemakaian aktual bahan

baku yang dipakai. Secara matematis, Kholmi dan Yuningsih

(2003:169) selisih harga bahan baku dapat dirumuskan sebagai

berikut:

SHB = (Hss x Kss) – (Hst x Kss)

= (Hst – Hss) x Kss

Dimana:

SHB = Selisih harga bahan baku yang dibeli.

Hss = Harga beli bahan baku sesungguhnya.

Hst = Harga bahan baku standar yang dibeli.

Kss = Kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli.

Tolok ukur, apabila:

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

20

Hss > Hst, selisih bersifat tidak menguntungkan (unfavorable).

Hss < Hst, selisih bersifat menguntungkan (favorable).

b. Selisih kuantitas bahan baku

Simamora (2003:347) mengemukakan selisih kuantitas bahan

baku adalah selisih antara pemakaian standar untuk jumlah unit

yang diolah dan pemakaian sesungguhnya bahan baku yang dipakai

dikali harga standar bahan baku. Secara matematis, Kholmi dan

Yuningsih (2003:169) selisih kuantitas bahan baku dapat

dirumuskan sebagai berikut:

SKB = (Kss x Hst) – (Kst x Hst)

= (Kst – Kss) x Hst

Dimana:

SKB = Selisih kuantitas bahan baku.

Kss = Kuantitas bahan baku sesungguhnya yang dipakai.

Kst = Kuantitas bahan baku standar yang dipakai.

Hst = Harga bahan baku standar yang dipakai.

Tolok ukur, apabila:

Kss > Kst, selisih bersifat tidak menguntungkan (unfavorable).

Kss < Kst, selisih bersifat menguntungkan (favorable).

3. Model analisa tiga selisih (The three way model)

Mulyadi (2005:397) mengemukakan model analisis tiga selisih

adalah perluasan dari model analisis dua selisih, dimana selisih harga

bahan baku dipisahkan menjadi harga dan selisih campuran. Sehingga

pada model analisis tiga selisih, selisih biaya bahan baku menjadi:

a. Selisih harga

b. Selisih kuantitas

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

21

c. Selisih harga kuantitas (selisih campuran)

Secara matematis, selisih biaya menurut model analisis tiga

selisih dapat dirumuskan sebagai berikut:

SH = (Hst - Hss) x Kst

SK = (Kst - Kss) x Hst

SHK = (Hst - Hss) x (Kst - Kss)

Dimana:

SH = Selisih harga bahan baku.

SK = Selisih kuantitas bahan baku.

SHK = Selisih harga kuantitas bahan baku.

Hss = Harga beli bahan baku sesungguhnya.

Hst = Harga bahan baku standar.

Kss = Kuantitas bahan baku sesungguhnya yang dipakai.

Kst = Kuantitas bahan baku standar.

Tolok ukur, apabila:

Hss > Hst, selisih bersifat tidak menguntungkan (unfavorable).

Hss < Hst, selisih bersifat menguntungkan (favorable).

Kss > Kst, selisih bersifat tidak menguntungkan (unfavorable).

Kss < Kst, selisih bersifat menguntungkan (favorable).

4.2.2. Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung

Menurut Mulyadi (2005:396) selisih biaya tenaga kerja langsung

adalah selisih yang disebabkan adanya perbedaan biaya tenaga kerja

langsung yang sesungguhnya dengan biaya tenaga kerja langsung standar.

Selisih biaya tenaga kerja langsung juga dapat dianalisis dengan tiga cara,

yaitu:

1. Model analisa satu selisih (The one way model)

• Selisih upah langsung

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

22

Kholmi dan Yuningsih (2009:170) mengemukakan selisih

upah langsung adalah selisih tarif upah langsung yang timbul

karena perusahaan telah membayar upah langsung dengan tarif

lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan tarif upah

langsung standar. Secara matematis selisih upah langsung dapat

dirumuskan sebagai berikut:

SUL = (Tss x JKss) – (Tst x JKst)

Dimana:

SUL = Selisih upah langsung.

Tss = Tarif upah sesungguhnya.

Tst = Tarif upah standar.

JKss = Jam kerja sesungguhnya.

JKst = Jam kerja standar.

Apabila biaya tenaga kerja langsung yang sesungguhnya

lebih besar dari biaya tenaga kerja standar selisih yang timbul

adalah bersifat tidak menguntungkan, sebaliknya apabila biaya

tenaga kerja langsung sesungguhnya lebih kecil dari biaya standar

selisihnya adalah bersifat menguntungkan.

2. Model analisa dua selisih (The two way model)

a. Selisih tarif upah

Simamora (2003:350) mengemukakan selisih tarif upah

langsung adalah selisih biaya yang disebabkan oleh adanya

perbedaan tarif upah langsung yang sesungguhnya dibayarkan

dengan tarif upah langsung standar. Selisih tarif upah langsung

dapat dihitung dengan mengalikan selisih tarif upah per jam

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

23

dengan jam kerja langsung sesungguhnya. Apabila sistem

pengupahan menggunakan dasar lain, maka selisih tarif upah dapat

dihitung dengan mengalikan selisih tarif upah per dasar

pengupahan dengan kapasitas sesungguhnya yang digunakan

sebagai dasar pengupahan. Secara matematis, Kholmi dan

Yuningsih (2003:171) selisih tarif upah dapat dirumuskan sebagai

berikut:

STU = (Tss x JKss) – (Tst x JKss)

= (Tst - Tss) x JKss

Dimana:

STU = Selisih tarif upah.

Tss = Tarif upah langsung per jam sesungguhnya.

Tst = Tarif upah langsung per jam standar.

JKss = Jam kerja sesungguhnya.

Tolok ukur, apabila:

Tss > Tst, selisih bersifat tidak menguntungkan (unfavorable).

Tss < Tst, selisih bersifat menguntungkan (favorable).

b. Selisih efisiensi upah langsung

Simamora (2003:351) mengemukakan selisih efisiensi upah

langsung adalah selisih biaya yang disebabkan oleh adanya

perbedaan antara jam kerja sesungguhnya yang dipakai dengan jam

kerja standar. Selisih efisiensi upah langsung dapat dihitung

dengan mengalikan selisih jam kerja langsung yang dipakai dengan

tarif upah standar. Secara matematis selisih tarif upah langsung

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

24

SEU = (Tst x JKss) – (Tst x JKst)

SEU = (JKst - JKss) x Tst

Dimana:

SEU = Selisih efisiensi upah langsung.

JKss = Jam kerja sesungguhnya.

JKst = Jam kerja standar.

Tst = Tarif upah langsung standar per jam.

Tolok ukur, apabila:

JKss > JKst, selisih bersifat tidak menguntungkan (unfavorable).

JKss < JKst, selisih bersifat menguntungkan (favorable).

3. Model analisa tiga selisih (The three way model)

Mulyadi (2005:398) mengemukakan model analisis tiga selisih

merupakan perluasan dari model analisis dua selisih, dimana selisih

tarif upah langsung dipisahkan menjadi dua, yaitu selisih tarif dan

selisih tarif efisiensi. Sehingga pada model analisa tiga selisih, selisih

biaya tenaga kerja langsung menjadi:

a. Selisih tarif

b. Selisih efisiensi

c. Selisih tarif efisiensi atau selisih campuran

Secara matematis selisih biaya menurut model analisis tiga

selisih dapat dirumuskan sebagai berikut:

St = (Tss – Tst) x JKst

Sef = (JKss – JKst) x Tst

Ste = (Tss – Tst) x (JKss – JKst)

Dimana:

St = Selisih tarif upah langsung.

Sef = Selisih efisiensi upah langsung.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

25

Ste = Selisih tarif efisiensi upah langsung (selisih campuran).

Tss = Tarif upah langsung sesungguhnya.

Tst = Tarif upah langsung standar.

JKss = Jam kerja sesungguhnya.

JKst = Jam kerja standar.

Dari ketiga model analisis biaya tenaga kerja langsung yang

umumnya digunakan adalah model analisis dua selisih, sehingga yang

umum dikenal adalah selisih tarif dan selisih efisiensi.

4.2.3. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik

Menurut Welsch dkk (2000:504) selisih biaya overhead pabrik

adalah selisih biaya yang disebabkan adanya perbedaan antara biaya

overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan biaya overhead pabrik

standar. Kholmi dan Yuningsih (2003:185) menjelaskan ada beberapa

model analisis selisih biaya overhead pabrik yang dapat digunakan, yaitu:

1. Model analisa dua selisih (The two way model)

a. Selisih terkendalikan (Controllable variance)

Simamora (2003:353) mengemukakan selisih terkendalikan

(controllable variance) adalah selisih biaya yang disebabkan oleh

perbedaan antara biaya overhead yang sesungguhnya terjadi

dengan biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas standar

(anggaran fleksibel pada kapasitas standar). Selisih ini umumnya

disebabkan oleh elemen biaya variabel yang sifatnya dapat

dikendalikan oleh kepala bagian dimana selisih tersebut terjadi.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

26

Secara matematis, Kholmi dan Yuningsih (2003:185) selisih

terkendalikan dapat dirumuskan sebagai berikut:

ST = BOPss – BOPKst

ST = BOPss – [BTA + (Kpst x TVst)]

ST = BOPss – [(KN x TTst) + (Kpst x TVst)]

Dimana:

ST = Selisih terkendalikan.

BOPss = Biaya overhead pabrik sesungguhnya.

BOPKst = BOP yang dianggarkan pada kapasitas standar.

BTA = Biaya overhead pabrik tetap yang dianggarkan.

Kpst = Kapasitas atau jam standar.

KN = Kapasitas normal yaitu kapasitas yang dipakai

dasar menghitung tarif standar.

TVst = Tarif variabel standar.

TTst = Tarif tetap standar.

Tolok ukur, apabila:

BOPss > BOPKst, selisih bersifat tidak menguntungkan

(unfavorable).

BOPss < BOPKst, selisih bersifat menguntungkan (favorable).

b. Selisih volume (Volume variance)

Simamora (2003:352) mengemukakan selisih volume

(volume variance) adalah selisih biaya yang disebabkan oleh

adanya perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan pada

kapasitas standar dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan

kepada produk. Selisih biaya ini timbul karena kapasitas standar

lebih kecil atau lebih besar dari pada kapasitas normal, yang pada

umumnya disebabkan oleh faktor eksternal. Secara matematis,

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

27

Kholmi dan Yuningsih (2003:186) selisih volume dapat

dirumuskan sebagai berikut:

SV = BOPKst – BOPst

SV = [(KN x TTst) + (Kpst x TVst)] – [Kpst x Tst]

SV = [(KN x TTst) + (Kpst x TVst)] – [(Kpst x TTst) +

(Kpst x TVst)]

SV = (KN x TTst) – (Kpst x TTst)

SV = (KN – Kpst) x TTst

Dimana:

SV = Selisih volume.

BOPKst = Biaya overhead pabrik dianggarkan pada

kapasitas standar.

BOPst = Biaya overhead standar atau BOP dibebankan

kepada produk melalui rekening barang dalam proses.

KN = Kapasitas normal.

Kpst = Kapasitas standar.

Tst = Tarif total standar.

TTst = Tarif tetap standar.

TVst = Tarif variabel standar.

Tolok ukur, apabila:

KN > Kpst, selisih bersifat tidak menguntungkan (unfavorable).

KN < Kpst, selisih bersifat menguntungkan (favorable).

2. Model analisa tiga selisih (The three way model)

a. Selisih anggaran (Spending variance)

Mulyadi (2005: 409) mengemukakan selisih anggaran atau

selisih pembelanjaan (spending variance) adalah selisih biaya yang

disebabkan oleh adanya perbedaan antara biaya overhead pabrik

sesungguhnya dibandingkan dengan biaya overhead pada kapasitas

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

28

sesungguhnya. Selisih biaya ini umumnya disebabkan oleh biaya

overhead pabrik variabel, yang umumnya dapat dikendalikan oleh

kepala bagian dimana selisih tersebut terjadi. Secara matematis,

Kholmi dan Yuningsih (2003:186) selisih anggaran dapat

dirumuskan sebagai berikut:

SA = BOPss – BOPKss

SA = BOPss – [BTA + (Kpss x TVst)]

SA = BOPss – [(KN x TTst) + (Kpss x TVst)]

Dimana:

SA = Selisih anggaran.

BOPss = Biaya overhead pabrik sesungguhnya.

BOPKss = Biaya overhead pabrik.

BTA = Biaya overhead pabrik tetap dianggarkan.

KN = Kapasitas normal.

Kpst = Kapasitas sesungguhnya.

TTst = Tarif tetap standar.

TVst = Tarif variabel standar.

Tolok ukur, apabila:

BOPss > BOPKss, selisih bersifat tidak menguntungkan

(unfavorable).

BOPss < BOPKss, selisih bersifat menguntungkan (favorable).

b. Selisih kapasitas (Capacity variance)

Mulyadi (2005: 409) mengemukakan selisih kapasitas

(capacity variance) adalah selisih antara biaya overhead pabrik

pada kapasitas sesungguhnya dengan biaya produksi pabrik

dibebankan. Selisih biaya ini berhubungan dengan biaya overhead

pabrik tetap yang disebabkan kapasitas sesungguhnya lebih kecil

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

29

atau lebih besar dari kapasitas normal, yang umumnya disebabkan

oleh faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh kepala

bagian dimana selisih tersebut terjadi. Secara matematis, Kholmi

dan Yuningsih (2003:187) selisih kapasitas dapat dirumuskan

sebagai berikut:

SK = BOPKss – BOPB

SK = [(KN x TTst) + (Kpss x TVst))] – [(Kpss x Tst)]

SK = [(KN x TTst) + (Kpss x TVst))] – [(Kpss x TTst)]

+ (Kpss x TVst)]

SK = (KN x TTst) - (Kpss x TVst)

SK = (KN - Kpss) x TTst

Dimana:

SK = Selisih kapasitas.

BOPKss = Biaya overhead pabrik pada kapasitas

sesungguhnya.

BOPB = Biaya overhead pabrik dibebankan.

KN = Kapasitas normal.

Kpss = Kapasitas sesungguhnya.

Tst = Tarif total standar.

TTst = Tarif tetap standar.

TVst = Tarif variabel standar.

Tolok ukur, apabila:

KN > Kpss, selisih bersifat tidak menguntungkan (unfavorable).

KN < Kpss, selisih bersifat menguntungkan (favorable).

c. Selisih efisiensi (Efficiency variance)

Mulyadi (2005:409) mengemukakan selisih efisiensi

(efficiency variance) adalah selisih antara biaya overhead pabrik

dibebankan dengan biaya overhead pabrik standar. Selisih ini

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

30

berhubungan dengan biaya overhead pabrik variabel dan biaya

overhead tetap yang menunjukkan bagian tertentu telah bekerja

secara efisien atau bekerja secara tidak efisien, yang mencerminkan

oleh adanya perbedaan antara kapasitas sesungguhnya yang dipakai

dengan kapasitas standar. Secara matematis, Kholmi dan

Yuningsih (2003:188) selisih efisiensi dapat dirumuskan sebagai

berikut:

SE = BOPB – BOPst

SE = (Kpss x Tst) – (Kpst x Tst)

SE = (Kpss – Kpst) x Tst

Dimana:

SE = Selisih efisiensi.

BOPB = Biaya overhead pabrik dibebankan.

BOPst = Biaya overhead pabrik standar.

Kpss = Kapasitas sesungguhnya.

Kpst = Kapasitas standar.

Tst = Tarif total standar.

Tolok ukur, apabila:

Kpss > Kpst, selisih bersifat tidak menguntungkan (unfavorable).

Kpss < Kpst, selisih bersifat menguntungkan (favorable).

3. Model analisa empat selisih (The four way model)

Mulyadi (2005:409) mengemukakan model selisih empat selisih

merupakan perluasan dari model analisis tiga selisih, dimana selisih

efisiensi dipisahkan menjadi selisih efisiensi variabel dan selisih

efisiensi tetap. Sehingga pada analisis empat selisih, selisih biaya

overhead pabrik menjadi:

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ...eprints.umm.ac.id/40122/3/BAB II.pdfContoh (biaya bahan baku tidak langsung, upah tak langsung, beban listrik dan air pabrik, beban

31

a. Selisih anggaran

b. Selisih kapasitas

c. Selisih efisiensi variabel

d. Selisih efisiensi tetap

Secara matematis, Kholmi dan Yuningsih (2003:189) selisih

biaya menurut model empat selisih dapat dirumuskan sebagai berikut:

SA = BOPss – (KN x TTst) + (Kpss x TVst)

SK = (KN – Kpss) x TTst

SEV = (Kpss – Kpst) x TVst

SET = (Kpss – Kpst) x TTst

Dimana:

SA = Selisih anggaran.

SK = Selisih kapasitas.

SEV = Selisih efisiensi variabel.

SET = Selisih efisiensi tetap.

BOPss = Biaya overhead pabrik sesungguhnya.

KN = Kapasitas normal.

Kpss = Kapasitas sesungguhnya.

Kpst = Kapasitas standar.

TVst = Tarif variabel standar.

TTst = Tarif tetap standar.