bab ii tinjauan pustaka a.telaah pustaka 1. lama ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/827/3/bab...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Lama Persalinan Kala 1
a. Pengertian
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu (Yanti, 2015).
b. Tanda dan gejala persalinan
1) Tanda dan gejala permulaan persalinan
a) Kepala turun memasuki pintu atas panggul. Pada
primigravida terjadi menjelang minggu ke-36.
b) Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun.
c) Perasaan sering-sering atau susah kencing karena
kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
d) Sakit di pinggang dan di perut.
e) Servik mulai lembek dan mendatar.
2) Tanda – tanda persalinan inpartu
a) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan.
b) Pengeluaran lendir bercampur darah.
c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
7
8
d) Hasil pemeriksaan dalam (PD) menunjukkan terjadinya
perlukaan, pendataran, dan pembukaan servik.
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan:
1. Faktor Power (Kekuatan mengejan)
Power adalah kekuatan dari ibu untuk mendorong
janin keluar dari jalan lahir. Kekuatan yang mendorong janin
keluar dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan
kerjasama yang baik dan sempurna. Berdasarkan hasil
penelitian Afifah (2015) didapatkan hasil bahwa rata-rata
90% responden memiliki faktor power yang baik. Hal ini
didasari bahwa didapatkan tanda persalinan pada
responden his yang kuat sehingga persalinan atau lama
kala II berlangsung cepat dimana untuk responden primipara
mampu mengeluarkan janin kurang dari 2 jam dan pada
multipara kurang dari 1 jam. Demikian pula dari 10%
responden yang memiliki power buruk ditandai dengan
kekuatan kontraksi yang kurang mengakibatkan persalinan
lama atau kala II berlangsung lama.
2. Faktor Passage (Jalan Lahir)
Faktor jalan lahir dibagi atas bagian keras: tulang-
tulang panggul, bagian lunak: otot-otot, jaringan-jaringan,
dan ligament-ligamen. Berdasarkan hasil penelitian Afifah
9
(2015) didapatkan hasil 95% memiliki kriteria faktor passage
yang baik dan 5% responden memiliki faktor passage buruk.
Jadi bila ada kesempitan ukuran panggul maupun
kelainan bentuk panggul, maka bayi tidak dapat lahir secara
normal melalui jalan lahir dan harus dilakukan oprasi Caesar.
3. Faktor Passanger (Janin)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan
adalah faktor janin, yang meliputi sikap janin, letak janin,
presentasi, bagian bawah, dan posisi janin. Berdasarkan
hasil penelitian Afifah (2015) didapatkan mayoritas
responden memiliki faktor passanger baik 90% dan 10%
responden yamg memiliki passanger buruk. Hal ini
disebabkan adanya responden yang mempunyai ukuran
panggul yang tidak genekoid dan responden yang
memiliki power yang lemah.
d. Tahap – tahap Persalinan
1. Kala I
Kala I atau Kala Pembukaan dimulai sejak terjadinya
kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi
dan kekuatannya), hingga servik membuka lengkap (10
cm). Tanda-tanda Kala I adalah His belum begitu kuat,
datangnya setiap 10-15 menit dan tidak seberapa
mengganggu ibu masih dapat berjalan. Lambat laun
10
his bertambah kuat: interval lebih pendek. Kontraksi
lebih kuat dan lebih lama. Lendir darah bertambah
banyak. Lama kala I untuk primi 12 jam dan untuk multi 8
jam. Pedoman untuk mengetahui kemajuan kala I adalah
“Kemajuan pembukaan 1 cm sejam bagi primipara dan
2 cm sejam bagi multipara” (Yanti, 2015).
2. Kala II
Kala II atau Kala Pengeluaran adalah periode persalinan
yang dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya
bayi. Tanda- tanda Kala II, His menjadi lebih kuat
cepat dan lebih lama, kontraksinya selama 50-100 detik,
datangnya tiap 2-3 menit. Ketuban biasanya pecah pada
kala ini. Ada rasa ingin mengejan, muncul tekanan pada
rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar dengan
tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang.
Dengan his mengejan yang terpimpin, akan lahir kepala,
diikuti seluruh badan janin. Lama kala II pada primi
berlangsung 1 ½ sampai 2 jam dan pada multi ½ sampai
1 jam (Asrinah, 2015).
3. Kala III
Kala III atau Kala Uri adalah periode persalinan yang
dimulai dari lahirnya bayi sampai dengan lahirnya
11
plasenta. Setelah anak lahir his berhenti sebentar, tetapi
setelah beberapa menit timbul his lagi. Uterus teraba
keras, fundus uteri setinggi pusat. Lamanya kala uri tidak
lebih dari 30 menit
4. Kala IV
Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plasenta lahir.
Dalam klinik, atas pertimbangan-pertimbangan praktis
masih diakui adanya kala IV persalinan meskipun masa
setelah plasenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas,
mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan.
2. Pendampingan Suami
a. Pengertian
Pendampingan adalah perilaku kehadiran seorang atau teman
senantiasa memberikan suatu dukungan fisik maupun psikis secara
aktif terus menerus dan berkesinambungan dalam mengikuti
seluruh proses persalinan dari mulai kala I sampai Kala IV
terutama pendampinga suami ketika istri melahirkan. Saat ini
kehadiran suami dianggap penting pada saat persalinan karena
seorang suami adalah orang terdekat yang menyebabkan
kehamilan. Kehadiran suami akan menambah pengalaman emosi
positif pada istri. Ibu-ibu lebih sering mengatakan, kelahiran
bagaikan suatu pengalaman puncak baginya jika saja suami hadir
pada peristiwa itu (Dagun, 2012).
12
b. Tujuan utama pendampingan persalinan
Untuk memberi dukungan secara fisik emosional dan
psikologi sehingga proses persalinan mempunyai makna yang
positif baik bagi ibu, suami, anak dan keluarga.
c. Manfaat Pendampingan bagi suami yang siap mental
mendampingi istrinya selama proses persalinan dapat
memberikan manfaat antara lain adalah :
1. Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri
Suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa
aman dan tenang yang diharapkan istri selama proses
persalinan. Ditengah kondisi yang tidak nyaman, istri
memerlukan pegangan, dukungan, dan semangat untuk
mengurangi kecemasan dan ketakutannya.
2. Selalu ada bila dibutuhkan
Dengan berada disamping istri, suami siap membantu apa saja
yang dibutuhkan istri.
3. Kedekatan emosi suami-istri bertambah
Suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati sang
istri saat melahirkan anak sehingga membuatnya semakin
sayang kepada istrinya.
4. Menumbuhkan naluri kebapakan
5. Suami akan lebih menghargai istri
13
Melihat pengorbanan istri saat persalinan suami akan dapat
lebih menghargai istrinya dan menjaga perilakunya. Karena dia
akan mengingat bagaimana besarnya pengorbanan istrinya.
d. Dukungan suami selama mendampingi proses persalinan
Pendampingan tidak bisa lepas dari dukungan sosial
suami. Dukungan sosial dapat berupa dukungan internal dan
eksternal. Dukungan sosial internal seperti dari suami/ayah,
istri/ibu, atau dukungan saudara kandung. Dukungan sosial
eksterna adalah dukungan dari luar keluarga (Friedman, 2014).
Menurut Friedman (2014) ada 4 dukungan sosial suami yaitu :
1. Dukungan emosional
Dukungan emosional dari suami akan membuat istri
merasa berharga, nyaman, aman, terjamin dan disayangi.
Sumber utama dukungan pria adalah pasangannya. Keluarga
sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat
dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.
Aspek- aspek dari dukungan emosional meliputi adanya
kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.
2. Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai sebuah penyebar
informasi tentang dunia. Keluarga menjelaskan tentang
pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan
mengungkapkan suatu masalah. Aspek-aspek dalam dukungan
14
ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian
informasi.
3. Dukungan Instrumental
Adalah dukungan yang bersifat nyata dan dalam
bentuk materi dan waktu yang bertujuan untuk meringankan
beban bagi individu yang membutuhkan orang lain untuk
memenuhinya. Suami harus mengetahui jika istri dapat
bergantung padanya jika istri memerlukan bantuan. Keluarga
merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,
diantaranya : kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan
dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.
Dukungan instrumental adalah tingkah laku yang berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan yang sifatnya materi atau
tenaga.
4. Dukungan Penghargaan (Penilaian)
Adalah dukungan yang terjadi lewat ungkapan hormat
atau penghargaan positif untuk orang lain, contohnya pujian,
persetujuan orang lain. Keluarga bertindak sebagai sebuah
bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi
pemecahan masalah dan memberikan support, penghargaan,
perhatian. Dukungan dari profesional kesehatan merupakan
faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan.
Dukungan mereka terutama berguna saat pasien menghadapi
15
bahwa perilaku tersebut merupakan hal penting. Begitu juga
mereka dapat mempengaruhi perilaku individu dengan cara
menyampaikan antusias mereka terhadap tindakan tertentu dari
individu, dan secara terus menerus memberikan penghargaan
yang positif bagi individu (Niven, 2012). Hal-hal tersebut
dibutuhkan dalam pendampingan, ibu dalam melahirkan
mempunyai 4 keinginan dasar yaitu ditemani oleh orang lain,
mendapat pengurangan rasa sakit, mendapatkan jaminan
tujuan yang aman baik bagi dirinya maupun bagi bayinya, juga
mendapatkan perhatian yang menerima sikap pribadinya dan
perilakunya selama persalinan (Hamilton,2015).
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendampingan persalinan
menurut Hamilton (2015)
1. Sosial
Manusia adalah mahluk sosial, dimana dalam kehidupan saling
berinteraksi antara satu dengan yang lain, individu yang dapat
berinteraksi kontinyu akan lebih besar terpapar informasi,
sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi
hubungan individu sebagai komunikasi untuk menerima pesan
menurut komunikasi media. Dengan demikian hubungan sosial
dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang
suatu hal.
16
2. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder,
keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi
dibandingkan dengan keluarga status ekonomi lemah.Hal ini
akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang termasuk
kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai
hal.
3. Budaya
Diberbagai wilayah di Indonesia terutama di dalam masyarakat
yang masih tradisional menganggap istri adalah konco
wingking, yang artinya bahwa kaum wanita tidak sederajat
dengan kaum pria, dan wanita hanyalah bertugas
untuk melayani kebutuhan dan keinginan suami saja.
Anggapan seperti ini mempengaruhi perlakuan suami terhadap
kesehatan reproduksi istri, misal: kualitas dan kuantitas
makanan yang lebih baik dibanding istri maupun anak karena
menganggap suamilah yang mencari nafkah dan sebagai
kepala rumah tangga.
4. Lingkungan
Adanya kesadaran, sikap, peraktik pelastiran lingkungan intern
keluarga, lingkungan ekstern keluarga, pola hidup keluarga
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
17
5. Pengetahuan
Bila seorang suami mempunyai pengetahuan baik maka akan
dapat mengindra suatu keadaan dimana kehadirannya sangat
diperlukan dalam pendampingan proses persalinan.
6. Sikap
Bila seorang suami mempunyai sikap yang positif maka akan
dapat melakukan pendampingan persalinan dengan baik.
7. Umur
Umur merupakan salah satu hal yang mempengaruhi
pengetahuan. Semakin tinggi umur seseorang maka semakin
bertambah pula ilmu atau pengetahuan seseorang.
8. Pendidikan
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan
pengetahuan suami sebagai kepala rumah tangga. Semakin
rendah pengetahuan suami maka akses terhadap informasi
kesehatan istrinya akan berkurang sehingga suami akan
kesulitan untuk mengambil keputusan secara efektif.
f. Peran pendamping persalinan
Menurut Hamilton (2015) menyatakan peran pendamping
selama proses persalinan yaitu :
1. Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau
sesuai dengan keinginan ibu disela-sela kontraksi dan mendukung
posisi ini agar dapat mengedan secara efektif saat relaksasi.
18
2. Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur nafas
saat kontraksi dan beristirahat saat relaksasi.
3. Memberikan asuhan tubuh dengan menghapuskan keringat ibu,
memegang tangan, memberikan pijatan, mengelus perut ibu
dengan lembut.
4. Memberi informasi kepada ibu tentang kemajuan persalinan.
5. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
6. Membantu ibu ke kamar mandi.
7. Memberikan cairan dan nutrisi sesuai keinginan ibu.
8. Memberikan dorongan spiritual dengan ikut berdoa.
9. Memberi dorongan semangat mengedan saat kontraksi serta
memberikan pujian atas kemampuan ibu saat mengedan.
Dari wawancara yang dilakukan oleh Robert Foin
terhadap sejumlah ayah setelah kelahiran anaknya yang dikutip
(Dagun, 2012) menyampaikan bahwa sang ayah mendorong istrinya
dengan cara :
a. Suami mengukur lamanya kontraksi, bernafas seirama dengan
istrinya, membantu menopang istrinya pada detik-detik kontraksi,
menijat-mijat punggung istrinya, menyuguhkan minuman,
menyampaikan pesan istrinya kepada perawat dan dokter,
memberi perhatian yang terus menerus dan mendorong
semangat.
19
b. Suami dengan sabar dan setia mendampingi istrinya yang
tengah menghadapi situasi kritis, menghibur, dan memberikan
harapan, menguatkan hati, dan mengatakan “ Sabarlah sayang
kesulitan ini akan segera berlalu”.
g. Keuntungan Pendampingan persalinan
Ada beberapa keuntungan dari pendampingan persalinan
yaitu memperlihatkan efektifnya dukungan fisik seperti memijat- mijat
punggung ibu yang sakit, menghapuskan keringat ibu, emosional
dan psikologi (memberikan dukungan dan semangat) selama
persalinan dan kelahiran. Support system yang diberikan kepada ibu
menjelang persalinan sangat mendukung dalam menurunkan tingkat
kecemasan pada ibu dalam berlangsungnya persalinan. Keuntungan
pendamping persalinan oleh keluarga dapat mengurangi rasa cemas,
mempermudah atau mempercepat proses persalinan serta dapat
menghindari komplikasi-komplikasi pada persalinan, dapat
mengurangi nilai skore APGAR < 7 pada bayi baru lahir sehingga
menghindari bayi asfeksia.
Dengan pendampingan keluarga waktu yang di butuhkan
dalam menghadapi persalinan semakin pendek, kepuasan ibu
semakin meningkat dalam pengalaman melahirkan, persalinan yang
diakhiri dengan vacuum ekstraksi, fosceps, dan secsio cesaria
semakin menurun. Pada saat proses persalinan berlangsung
sebaiknya ibu bersalin ditunggui seorang bidan yang berperan
20
melakukan observasi dan diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan dan rasa nyaman pada fasilitas yang lebih modern
kamar bersalin dibuat seperti rumah keluarga dimana suami
diperbolehkan masuk dan menunggu. Pimpinan persalinan pada
(kala pembukaan) ini sangat membantu dimana ibu akan
dipertahankan kekuatan moral dan emosinya karena persalinan
masih jauh sehingga dapat mengumpulkan kekuatan (Setyowati dan
Mursini, 2017).
h. Orang yang dapat melakukan pendampingan persalinan
Orang yang dapat melakukan pendampingan persalinan antara
lain adalah suami, keluarga (biasanya ibu sendiri), teman, dan
seorang wanita yang pernah melahirkan dan membesarkan anak
yang bekerjanya adalah membantu wanita lain yang sedang
melahirkan dan mengajarkan cara mengasuh bayi. Dahulu calon
ibu yang akan melahirkan selalu ditemani oleh wanita lain yang
mendukungnya (ibunya, saudarinya, teman dan lain-lain). Wanita
bersalin sebaiknya didukung oleh pemberi pelayanan formal seperti
bidan, serta pemberi perawatan informal, seperti keluarganya.
Persalinan adalah suatu peristiwa dimana ibu masih bisa memilih
untuk ditemani oleh seorang yang sudah menjadi bagian dalam
kehidupan sehari-hari ibu, yang ibu kenal dengan baik dan
sepenuhnya mendukung ibu.
21
Pendamping kelahiran akan membantu ibu untuk rileks dan
menikmati kelahiran bayi. Seorang pendukung kelahiran dapat
mempengaruhi peristiwa persalinan itu sendiri dan perasaan seorang
ibu terhadap persalinannya. Para wanita yang mendapatkan
dukungan selama persalinan akan lebih sedikit campur tangan medis
dan melahirkan bayi yang lebih kuat. Setelah kelahiran bayinya
wanita juga akan merasa lebih baik.
i . Persiapan sebagai seorang pendamping persalinan
Pendamping persalinan perlu menjaga dirinya sendiri
mengenakan pakaian yang nyaman agar tidak kepanasan, merasa
pusing dan tidak merepotkan calon ibu serta bidan jika pingsan.
Makan dan minum yang cukup agar tidak lelah karena lapar. Sama
seperti calon ibu, perlu tahu dan mengerti apa yang sedang terjadi
selama persalinan juga mengalami pengalaman emosional seperti
pasangannya.
Pendamping mempersiapkan persalinan yang bersih dan
aman serta suasana yang menyenangkan, akan merencanakan
dengan baik disamping persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.
j. Situasi atau kondisi dimana suami tidak bisa mendampingi
selama proses persalinan
Ada beberapa suami yang tidak dapat menemani istrinya
selama proses persalinan karena suatu alasan tertentu, tetapi
22
merasa senang bisa berpartisipasi didalamnya. Penelitian
menunjukkan bahwa kebanyakan pria tidak dapat secara aktif ikut
ambil bagian dalam membantu persalinan, hanya melihat dan
menyaksikan proses persalinan istrinya. Alasan lain suami tidak
dapat melakukan pendampingan persalinan adalah
a. Tidak semua orang mengetahui tentang proses persalinan,
apalagi peristiwa tersebut baru pertama kali dia lihat.
b. Ada sebagian istri yang tidak menginginkan kehadiran suaminya
disana
c. Mungkin ia takut dan tertekan oleh nyeri yang diderita calon ibu
d. Mungkin ia tidak senang melihat calon ibu bertingkah laku
seperti biasanya
e. Mungkin ia merasa ngeri dengan banyaknya darah yang keluar
dari tubuh wanita
f. Bagi beberapa pria, melihat tubuh pasangannya dilihat oleh
dokter pria adalah hal yang sangat tidak menyenangkan
g. Menyaksikan pasangannya kesakitan dan organ seks wanita
rusak selama melahirkan bisa menimbulkan perasaan bersalah
dan berdampak jangka panjang pada kehidupan seks mereka.
h. Perasaan bersalah karena mereka menganggap dirinya sebagai
penyebab dari penderitaan istrinya sering muncul dibenak
calon ayah, dan bagi pria pengalaman hadir selama persalinan
adalah sesuatu yang tidak ingin mereka ingat kembali. Akan sulit
23
untuk menjadi pendukung yang total bagi orang lain, jika ia
sendiri sedang kacau (Nolan, 2014). Dan jika seorang pria tidak
setuju untuk hadir selama persalinan padahal sebenarnya tidak
ingin hadir, hal ini jelas sangat tidak membantu. Keputusan akan
kehadirannya harus merupakan suatu keputusan bersama. Dan
mungkin seorang pasangan memutuskan bahwa ayah tidak akan
hadir, bisa membantu dalam bidang lain (misalnya mengurus
anak yang lebih besar) (Nolan, 2014). Menurut Sholihah (2014)
suami yang tidak dapat melakukan pendampingan persalinan
adalah :
1. Suami tidak siap mental
Umumnya suami tidak tega, lekas panik, saat melihat istri
kesakitan atau tidak tahan bila melihat darah yang keluar saat
persalinan.
2. Tidak diizinkan pihak rumah sakit
Beberapa rumah sakit tidak mengizinkan kehadiran
pendamping selain petugas medis bagi ibu yang menjalani
proses persalinan, baik normal maupun cesar.
3. Suami sedang dinas
Apabila suami sedang dinas ke tempat yang jauh
sehingga tidak memungkinkan pulang untuk menemani istri
bersalin tentu istri harus memahami kondisi ini.
24
B. Landasan Teori
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Yanti, 2015). Kala I
atau Kala Pembukaan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatannya), hingga servik membuka lengkap (10
cm). Tanda-tanda Kala I adalah His belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15
menit dan tidak seberapa mengganggu ibu masih dapat berjalan. Lambat
laun his bertambah kuat: interval lebih pendek. Kontraksi lebih kuat dan
lebih lama. Lendir darah bertambah banyak. Lama kala I untuk primi 12 jam dan
untuk multi 8 jam. Pedoman untuk mengetahui kemajuan kala I adalah
“Kemajuan pembukaan 1 cm sejam bagi primipara dan 2 cm sejam bagi
multipara” (Saifuddin, 2012). Faktor yang mempengaruhi kemajuan persalinan
khususnya kala 1 adalah faktor power (kekuatan mengejan), faktor passage
(jalan lahir), faktor passanger (janin), faktor psikis ibu (pendampingan suami),
faktor penolong (Afifah (2013); Asrinah (2015)).
25
C. Kerangka Teori
Gambar 1.Kerangka Teori Penelitian mengetahui hubungan antarapendampingan suami dengan lama proses persalinan kala 1 diRSUD Kota Kendari dimodifikasi Afifah (2013); Asrinah (2015);Saifuddin (2012)
Faktor yang mempengaruhikemajuan persalinan khususnyakala 11. faktor power (kekuatan
mengejan)2. faktor passage (jalan lahir)3. faktor passanger (janin)4. faktor psikis ibu (pendampingan
suami)5. faktor penolong
Kontraksi uterus
Tanda dan gejala persalinan
Lama persalinan kala 1
26
D. Kerangka Konsep
Keterangan:Variabel bebas : pendampingan suamiVariabel terikat : lama persalinan kala 1
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian mengetahui hubungan antarapendampingan suami dengan lama proses persalinan kala 1 diRSUD Kota Kendari
E. Hipotesis Penelitian
Ho: Tidak ada hubungan pendampingan suami dengan lamanya
persalinan kala di RSUD Kota Kendari.
Ha: Ada hubungan pendampingan suami dengan lamanya persalinan
kala di RSUD Kota Kendari.
Pendampingan suami Lama persalinan kala 1