bab ii tinjauan pustaka a.telaah pustaka 1. lama ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/827/3/bab...

20
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Lama Persalinan Kala 1 a. Pengertian Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Yanti, 2015). b. Tanda dan gejala persalinan 1) Tanda dan gejala permulaan persalinan a) Kepala turun memasuki pintu atas panggul. Pada primigravida terjadi menjelang minggu ke-36. b) Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun. c) Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. d) Sakit di pinggang dan di perut. e) Servik mulai lembek dan mendatar. 2) Tanda – tanda persalinan inpartu a) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan. b) Pengeluaran lendir bercampur darah. c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. 7

Upload: others

Post on 27-Mar-2020

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Lama Persalinan Kala 1

a. Pengertian

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan,

disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari

tubuh ibu (Yanti, 2015).

b. Tanda dan gejala persalinan

1) Tanda dan gejala permulaan persalinan

a) Kepala turun memasuki pintu atas panggul. Pada

primigravida terjadi menjelang minggu ke-36.

b) Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun.

c) Perasaan sering-sering atau susah kencing karena

kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

d) Sakit di pinggang dan di perut.

e) Servik mulai lembek dan mendatar.

2) Tanda – tanda persalinan inpartu

a) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan.

b) Pengeluaran lendir bercampur darah.

c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

7

8

d) Hasil pemeriksaan dalam (PD) menunjukkan terjadinya

perlukaan, pendataran, dan pembukaan servik.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan:

1. Faktor Power (Kekuatan mengejan)

Power adalah kekuatan dari ibu untuk mendorong

janin keluar dari jalan lahir. Kekuatan yang mendorong janin

keluar dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-otot perut,

kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan

kerjasama yang baik dan sempurna. Berdasarkan hasil

penelitian Afifah (2015) didapatkan hasil bahwa rata-rata

90% responden memiliki faktor power yang baik. Hal ini

didasari bahwa didapatkan tanda persalinan pada

responden his yang kuat sehingga persalinan atau lama

kala II berlangsung cepat dimana untuk responden primipara

mampu mengeluarkan janin kurang dari 2 jam dan pada

multipara kurang dari 1 jam. Demikian pula dari 10%

responden yang memiliki power buruk ditandai dengan

kekuatan kontraksi yang kurang mengakibatkan persalinan

lama atau kala II berlangsung lama.

2. Faktor Passage (Jalan Lahir)

Faktor jalan lahir dibagi atas bagian keras: tulang-

tulang panggul, bagian lunak: otot-otot, jaringan-jaringan,

dan ligament-ligamen. Berdasarkan hasil penelitian Afifah

9

(2015) didapatkan hasil 95% memiliki kriteria faktor passage

yang baik dan 5% responden memiliki faktor passage buruk.

Jadi bila ada kesempitan ukuran panggul maupun

kelainan bentuk panggul, maka bayi tidak dapat lahir secara

normal melalui jalan lahir dan harus dilakukan oprasi Caesar.

3. Faktor Passanger (Janin)

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan

adalah faktor janin, yang meliputi sikap janin, letak janin,

presentasi, bagian bawah, dan posisi janin. Berdasarkan

hasil penelitian Afifah (2015) didapatkan mayoritas

responden memiliki faktor passanger baik 90% dan 10%

responden yamg memiliki passanger buruk. Hal ini

disebabkan adanya responden yang mempunyai ukuran

panggul yang tidak genekoid dan responden yang

memiliki power yang lemah.

d. Tahap – tahap Persalinan

1. Kala I

Kala I atau Kala Pembukaan dimulai sejak terjadinya

kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi

dan kekuatannya), hingga servik membuka lengkap (10

cm). Tanda-tanda Kala I adalah His belum begitu kuat,

datangnya setiap 10-15 menit dan tidak seberapa

mengganggu ibu masih dapat berjalan. Lambat laun

10

his bertambah kuat: interval lebih pendek. Kontraksi

lebih kuat dan lebih lama. Lendir darah bertambah

banyak. Lama kala I untuk primi 12 jam dan untuk multi 8

jam. Pedoman untuk mengetahui kemajuan kala I adalah

“Kemajuan pembukaan 1 cm sejam bagi primipara dan

2 cm sejam bagi multipara” (Yanti, 2015).

2. Kala II

Kala II atau Kala Pengeluaran adalah periode persalinan

yang dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya

bayi. Tanda- tanda Kala II, His menjadi lebih kuat

cepat dan lebih lama, kontraksinya selama 50-100 detik,

datangnya tiap 2-3 menit. Ketuban biasanya pecah pada

kala ini. Ada rasa ingin mengejan, muncul tekanan pada

rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar dengan

tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai

kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang.

Dengan his mengejan yang terpimpin, akan lahir kepala,

diikuti seluruh badan janin. Lama kala II pada primi

berlangsung 1 ½ sampai 2 jam dan pada multi ½ sampai

1 jam (Asrinah, 2015).

3. Kala III

Kala III atau Kala Uri adalah periode persalinan yang

dimulai dari lahirnya bayi sampai dengan lahirnya

11

plasenta. Setelah anak lahir his berhenti sebentar, tetapi

setelah beberapa menit timbul his lagi. Uterus teraba

keras, fundus uteri setinggi pusat. Lamanya kala uri tidak

lebih dari 30 menit

4. Kala IV

Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plasenta lahir.

Dalam klinik, atas pertimbangan-pertimbangan praktis

masih diakui adanya kala IV persalinan meskipun masa

setelah plasenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas,

mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan.

2. Pendampingan Suami

a. Pengertian

Pendampingan adalah perilaku kehadiran seorang atau teman

senantiasa memberikan suatu dukungan fisik maupun psikis secara

aktif terus menerus dan berkesinambungan dalam mengikuti

seluruh proses persalinan dari mulai kala I sampai Kala IV

terutama pendampinga suami ketika istri melahirkan. Saat ini

kehadiran suami dianggap penting pada saat persalinan karena

seorang suami adalah orang terdekat yang menyebabkan

kehamilan. Kehadiran suami akan menambah pengalaman emosi

positif pada istri. Ibu-ibu lebih sering mengatakan, kelahiran

bagaikan suatu pengalaman puncak baginya jika saja suami hadir

pada peristiwa itu (Dagun, 2012).

12

b. Tujuan utama pendampingan persalinan

Untuk memberi dukungan secara fisik emosional dan

psikologi sehingga proses persalinan mempunyai makna yang

positif baik bagi ibu, suami, anak dan keluarga.

c. Manfaat Pendampingan bagi suami yang siap mental

mendampingi istrinya selama proses persalinan dapat

memberikan manfaat antara lain adalah :

1. Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri

Suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa

aman dan tenang yang diharapkan istri selama proses

persalinan. Ditengah kondisi yang tidak nyaman, istri

memerlukan pegangan, dukungan, dan semangat untuk

mengurangi kecemasan dan ketakutannya.

2. Selalu ada bila dibutuhkan

Dengan berada disamping istri, suami siap membantu apa saja

yang dibutuhkan istri.

3. Kedekatan emosi suami-istri bertambah

Suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati sang

istri saat melahirkan anak sehingga membuatnya semakin

sayang kepada istrinya.

4. Menumbuhkan naluri kebapakan

5. Suami akan lebih menghargai istri

13

Melihat pengorbanan istri saat persalinan suami akan dapat

lebih menghargai istrinya dan menjaga perilakunya. Karena dia

akan mengingat bagaimana besarnya pengorbanan istrinya.

d. Dukungan suami selama mendampingi proses persalinan

Pendampingan tidak bisa lepas dari dukungan sosial

suami. Dukungan sosial dapat berupa dukungan internal dan

eksternal. Dukungan sosial internal seperti dari suami/ayah,

istri/ibu, atau dukungan saudara kandung. Dukungan sosial

eksterna adalah dukungan dari luar keluarga (Friedman, 2014).

Menurut Friedman (2014) ada 4 dukungan sosial suami yaitu :

1. Dukungan emosional

Dukungan emosional dari suami akan membuat istri

merasa berharga, nyaman, aman, terjamin dan disayangi.

Sumber utama dukungan pria adalah pasangannya. Keluarga

sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat

dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

Aspek- aspek dari dukungan emosional meliputi adanya

kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

2. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah penyebar

informasi tentang dunia. Keluarga menjelaskan tentang

pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan

mengungkapkan suatu masalah. Aspek-aspek dalam dukungan

14

ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian

informasi.

3. Dukungan Instrumental

Adalah dukungan yang bersifat nyata dan dalam

bentuk materi dan waktu yang bertujuan untuk meringankan

beban bagi individu yang membutuhkan orang lain untuk

memenuhinya. Suami harus mengetahui jika istri dapat

bergantung padanya jika istri memerlukan bantuan. Keluarga

merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,

diantaranya : kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan

dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.

Dukungan instrumental adalah tingkah laku yang berhubungan

dengan pemenuhan kebutuhan yang sifatnya materi atau

tenaga.

4. Dukungan Penghargaan (Penilaian)

Adalah dukungan yang terjadi lewat ungkapan hormat

atau penghargaan positif untuk orang lain, contohnya pujian,

persetujuan orang lain. Keluarga bertindak sebagai sebuah

bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi

pemecahan masalah dan memberikan support, penghargaan,

perhatian. Dukungan dari profesional kesehatan merupakan

faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan.

Dukungan mereka terutama berguna saat pasien menghadapi

15

bahwa perilaku tersebut merupakan hal penting. Begitu juga

mereka dapat mempengaruhi perilaku individu dengan cara

menyampaikan antusias mereka terhadap tindakan tertentu dari

individu, dan secara terus menerus memberikan penghargaan

yang positif bagi individu (Niven, 2012). Hal-hal tersebut

dibutuhkan dalam pendampingan, ibu dalam melahirkan

mempunyai 4 keinginan dasar yaitu ditemani oleh orang lain,

mendapat pengurangan rasa sakit, mendapatkan jaminan

tujuan yang aman baik bagi dirinya maupun bagi bayinya, juga

mendapatkan perhatian yang menerima sikap pribadinya dan

perilakunya selama persalinan (Hamilton,2015).

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendampingan persalinan

menurut Hamilton (2015)

1. Sosial

Manusia adalah mahluk sosial, dimana dalam kehidupan saling

berinteraksi antara satu dengan yang lain, individu yang dapat

berinteraksi kontinyu akan lebih besar terpapar informasi,

sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi

hubungan individu sebagai komunikasi untuk menerima pesan

menurut komunikasi media. Dengan demikian hubungan sosial

dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang

suatu hal.

16

2. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder,

keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi

dibandingkan dengan keluarga status ekonomi lemah.Hal ini

akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang termasuk

kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi

dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai

hal.

3. Budaya

Diberbagai wilayah di Indonesia terutama di dalam masyarakat

yang masih tradisional menganggap istri adalah konco

wingking, yang artinya bahwa kaum wanita tidak sederajat

dengan kaum pria, dan wanita hanyalah bertugas

untuk melayani kebutuhan dan keinginan suami saja.

Anggapan seperti ini mempengaruhi perlakuan suami terhadap

kesehatan reproduksi istri, misal: kualitas dan kuantitas

makanan yang lebih baik dibanding istri maupun anak karena

menganggap suamilah yang mencari nafkah dan sebagai

kepala rumah tangga.

4. Lingkungan

Adanya kesadaran, sikap, peraktik pelastiran lingkungan intern

keluarga, lingkungan ekstern keluarga, pola hidup keluarga

menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

17

5. Pengetahuan

Bila seorang suami mempunyai pengetahuan baik maka akan

dapat mengindra suatu keadaan dimana kehadirannya sangat

diperlukan dalam pendampingan proses persalinan.

6. Sikap

Bila seorang suami mempunyai sikap yang positif maka akan

dapat melakukan pendampingan persalinan dengan baik.

7. Umur

Umur merupakan salah satu hal yang mempengaruhi

pengetahuan. Semakin tinggi umur seseorang maka semakin

bertambah pula ilmu atau pengetahuan seseorang.

8. Pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan

pengetahuan suami sebagai kepala rumah tangga. Semakin

rendah pengetahuan suami maka akses terhadap informasi

kesehatan istrinya akan berkurang sehingga suami akan

kesulitan untuk mengambil keputusan secara efektif.

f. Peran pendamping persalinan

Menurut Hamilton (2015) menyatakan peran pendamping

selama proses persalinan yaitu :

1. Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau

sesuai dengan keinginan ibu disela-sela kontraksi dan mendukung

posisi ini agar dapat mengedan secara efektif saat relaksasi.

18

2. Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur nafas

saat kontraksi dan beristirahat saat relaksasi.

3. Memberikan asuhan tubuh dengan menghapuskan keringat ibu,

memegang tangan, memberikan pijatan, mengelus perut ibu

dengan lembut.

4. Memberi informasi kepada ibu tentang kemajuan persalinan.

5. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.

6. Membantu ibu ke kamar mandi.

7. Memberikan cairan dan nutrisi sesuai keinginan ibu.

8. Memberikan dorongan spiritual dengan ikut berdoa.

9. Memberi dorongan semangat mengedan saat kontraksi serta

memberikan pujian atas kemampuan ibu saat mengedan.

Dari wawancara yang dilakukan oleh Robert Foin

terhadap sejumlah ayah setelah kelahiran anaknya yang dikutip

(Dagun, 2012) menyampaikan bahwa sang ayah mendorong istrinya

dengan cara :

a. Suami mengukur lamanya kontraksi, bernafas seirama dengan

istrinya, membantu menopang istrinya pada detik-detik kontraksi,

menijat-mijat punggung istrinya, menyuguhkan minuman,

menyampaikan pesan istrinya kepada perawat dan dokter,

memberi perhatian yang terus menerus dan mendorong

semangat.

19

b. Suami dengan sabar dan setia mendampingi istrinya yang

tengah menghadapi situasi kritis, menghibur, dan memberikan

harapan, menguatkan hati, dan mengatakan “ Sabarlah sayang

kesulitan ini akan segera berlalu”.

g. Keuntungan Pendampingan persalinan

Ada beberapa keuntungan dari pendampingan persalinan

yaitu memperlihatkan efektifnya dukungan fisik seperti memijat- mijat

punggung ibu yang sakit, menghapuskan keringat ibu, emosional

dan psikologi (memberikan dukungan dan semangat) selama

persalinan dan kelahiran. Support system yang diberikan kepada ibu

menjelang persalinan sangat mendukung dalam menurunkan tingkat

kecemasan pada ibu dalam berlangsungnya persalinan. Keuntungan

pendamping persalinan oleh keluarga dapat mengurangi rasa cemas,

mempermudah atau mempercepat proses persalinan serta dapat

menghindari komplikasi-komplikasi pada persalinan, dapat

mengurangi nilai skore APGAR < 7 pada bayi baru lahir sehingga

menghindari bayi asfeksia.

Dengan pendampingan keluarga waktu yang di butuhkan

dalam menghadapi persalinan semakin pendek, kepuasan ibu

semakin meningkat dalam pengalaman melahirkan, persalinan yang

diakhiri dengan vacuum ekstraksi, fosceps, dan secsio cesaria

semakin menurun. Pada saat proses persalinan berlangsung

sebaiknya ibu bersalin ditunggui seorang bidan yang berperan

20

melakukan observasi dan diharapkan dapat meningkatkan

kepercayaan dan rasa nyaman pada fasilitas yang lebih modern

kamar bersalin dibuat seperti rumah keluarga dimana suami

diperbolehkan masuk dan menunggu. Pimpinan persalinan pada

(kala pembukaan) ini sangat membantu dimana ibu akan

dipertahankan kekuatan moral dan emosinya karena persalinan

masih jauh sehingga dapat mengumpulkan kekuatan (Setyowati dan

Mursini, 2017).

h. Orang yang dapat melakukan pendampingan persalinan

Orang yang dapat melakukan pendampingan persalinan antara

lain adalah suami, keluarga (biasanya ibu sendiri), teman, dan

seorang wanita yang pernah melahirkan dan membesarkan anak

yang bekerjanya adalah membantu wanita lain yang sedang

melahirkan dan mengajarkan cara mengasuh bayi. Dahulu calon

ibu yang akan melahirkan selalu ditemani oleh wanita lain yang

mendukungnya (ibunya, saudarinya, teman dan lain-lain). Wanita

bersalin sebaiknya didukung oleh pemberi pelayanan formal seperti

bidan, serta pemberi perawatan informal, seperti keluarganya.

Persalinan adalah suatu peristiwa dimana ibu masih bisa memilih

untuk ditemani oleh seorang yang sudah menjadi bagian dalam

kehidupan sehari-hari ibu, yang ibu kenal dengan baik dan

sepenuhnya mendukung ibu.

21

Pendamping kelahiran akan membantu ibu untuk rileks dan

menikmati kelahiran bayi. Seorang pendukung kelahiran dapat

mempengaruhi peristiwa persalinan itu sendiri dan perasaan seorang

ibu terhadap persalinannya. Para wanita yang mendapatkan

dukungan selama persalinan akan lebih sedikit campur tangan medis

dan melahirkan bayi yang lebih kuat. Setelah kelahiran bayinya

wanita juga akan merasa lebih baik.

i . Persiapan sebagai seorang pendamping persalinan

Pendamping persalinan perlu menjaga dirinya sendiri

mengenakan pakaian yang nyaman agar tidak kepanasan, merasa

pusing dan tidak merepotkan calon ibu serta bidan jika pingsan.

Makan dan minum yang cukup agar tidak lelah karena lapar. Sama

seperti calon ibu, perlu tahu dan mengerti apa yang sedang terjadi

selama persalinan juga mengalami pengalaman emosional seperti

pasangannya.

Pendamping mempersiapkan persalinan yang bersih dan

aman serta suasana yang menyenangkan, akan merencanakan

dengan baik disamping persiapan transportasi dan biaya untuk

merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.

j. Situasi atau kondisi dimana suami tidak bisa mendampingi

selama proses persalinan

Ada beberapa suami yang tidak dapat menemani istrinya

selama proses persalinan karena suatu alasan tertentu, tetapi

22

merasa senang bisa berpartisipasi didalamnya. Penelitian

menunjukkan bahwa kebanyakan pria tidak dapat secara aktif ikut

ambil bagian dalam membantu persalinan, hanya melihat dan

menyaksikan proses persalinan istrinya. Alasan lain suami tidak

dapat melakukan pendampingan persalinan adalah

a. Tidak semua orang mengetahui tentang proses persalinan,

apalagi peristiwa tersebut baru pertama kali dia lihat.

b. Ada sebagian istri yang tidak menginginkan kehadiran suaminya

disana

c. Mungkin ia takut dan tertekan oleh nyeri yang diderita calon ibu

d. Mungkin ia tidak senang melihat calon ibu bertingkah laku

seperti biasanya

e. Mungkin ia merasa ngeri dengan banyaknya darah yang keluar

dari tubuh wanita

f. Bagi beberapa pria, melihat tubuh pasangannya dilihat oleh

dokter pria adalah hal yang sangat tidak menyenangkan

g. Menyaksikan pasangannya kesakitan dan organ seks wanita

rusak selama melahirkan bisa menimbulkan perasaan bersalah

dan berdampak jangka panjang pada kehidupan seks mereka.

h. Perasaan bersalah karena mereka menganggap dirinya sebagai

penyebab dari penderitaan istrinya sering muncul dibenak

calon ayah, dan bagi pria pengalaman hadir selama persalinan

adalah sesuatu yang tidak ingin mereka ingat kembali. Akan sulit

23

untuk menjadi pendukung yang total bagi orang lain, jika ia

sendiri sedang kacau (Nolan, 2014). Dan jika seorang pria tidak

setuju untuk hadir selama persalinan padahal sebenarnya tidak

ingin hadir, hal ini jelas sangat tidak membantu. Keputusan akan

kehadirannya harus merupakan suatu keputusan bersama. Dan

mungkin seorang pasangan memutuskan bahwa ayah tidak akan

hadir, bisa membantu dalam bidang lain (misalnya mengurus

anak yang lebih besar) (Nolan, 2014). Menurut Sholihah (2014)

suami yang tidak dapat melakukan pendampingan persalinan

adalah :

1. Suami tidak siap mental

Umumnya suami tidak tega, lekas panik, saat melihat istri

kesakitan atau tidak tahan bila melihat darah yang keluar saat

persalinan.

2. Tidak diizinkan pihak rumah sakit

Beberapa rumah sakit tidak mengizinkan kehadiran

pendamping selain petugas medis bagi ibu yang menjalani

proses persalinan, baik normal maupun cesar.

3. Suami sedang dinas

Apabila suami sedang dinas ke tempat yang jauh

sehingga tidak memungkinkan pulang untuk menemani istri

bersalin tentu istri harus memahami kondisi ini.

24

B. Landasan Teori

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan

pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Yanti, 2015). Kala I

atau Kala Pembukaan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan

meningkat (frekuensi dan kekuatannya), hingga servik membuka lengkap (10

cm). Tanda-tanda Kala I adalah His belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15

menit dan tidak seberapa mengganggu ibu masih dapat berjalan. Lambat

laun his bertambah kuat: interval lebih pendek. Kontraksi lebih kuat dan

lebih lama. Lendir darah bertambah banyak. Lama kala I untuk primi 12 jam dan

untuk multi 8 jam. Pedoman untuk mengetahui kemajuan kala I adalah

“Kemajuan pembukaan 1 cm sejam bagi primipara dan 2 cm sejam bagi

multipara” (Saifuddin, 2012). Faktor yang mempengaruhi kemajuan persalinan

khususnya kala 1 adalah faktor power (kekuatan mengejan), faktor passage

(jalan lahir), faktor passanger (janin), faktor psikis ibu (pendampingan suami),

faktor penolong (Afifah (2013); Asrinah (2015)).

25

C. Kerangka Teori

Gambar 1.Kerangka Teori Penelitian mengetahui hubungan antarapendampingan suami dengan lama proses persalinan kala 1 diRSUD Kota Kendari dimodifikasi Afifah (2013); Asrinah (2015);Saifuddin (2012)

Faktor yang mempengaruhikemajuan persalinan khususnyakala 11. faktor power (kekuatan

mengejan)2. faktor passage (jalan lahir)3. faktor passanger (janin)4. faktor psikis ibu (pendampingan

suami)5. faktor penolong

Kontraksi uterus

Tanda dan gejala persalinan

Lama persalinan kala 1

26

D. Kerangka Konsep

Keterangan:Variabel bebas : pendampingan suamiVariabel terikat : lama persalinan kala 1

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian mengetahui hubungan antarapendampingan suami dengan lama proses persalinan kala 1 diRSUD Kota Kendari

E. Hipotesis Penelitian

Ho: Tidak ada hubungan pendampingan suami dengan lamanya

persalinan kala di RSUD Kota Kendari.

Ha: Ada hubungan pendampingan suami dengan lamanya persalinan

kala di RSUD Kota Kendari.

Pendampingan suami Lama persalinan kala 1