bab ii tinjauan pustaka a. tumbuh kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/unik riyanti bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tumbuh Kembang
1. Balita
Usia balita merupakan periode paling kritis dalam kehidupan
manusia, karena secara fisik terjadi perkembangan tubuh dan
keterampilan motorik yang sangat nyata. Masa ini sangat penting karena
terjadi pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya (Soetjiningsih, 1995). Menurut Hidayat
(2004), peristiwa yang dialami dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah masa percepatan dan perlambatan. Peristiwa pertumbuhan
pada anak dapat terjadi perubahan tentang besar, jumlah, ukuran dalam
tingkat sel, organ, maupun individu, sedangkan peristiwa perkembangan
pada anak dapat terjadi pada perubahan bentuk dan fungsi pematangan
organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual.
Pertumbuhan dan perkembangan otak tidak bisa diperbaiki bila
terjadi kekurangan gizi pada masa balita. Oleh karena itu masa balita
sering disebut sebagai ”masa emas”. Bila pada masa ini mengalami
kekurangan gizi dapat menyebabkan pertumbuhan fisik dan intelektual
terganggu (Wiryo, 2002). Pada masa balita perkembangan sistem saraf
tumbuh dengan cepat. Sel-sel otak tumbuh dan matang secara kimiawi
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
menjadi lebih aktif. Oleh karena itu perlu diperhatikan segala aspek yang
berkaitan dengan proses tumbuh kembangnya.
Menurut Thoha (2004), salah satu aspek yang penting dalam masa
tumbuh kembang anak adalah aspek gizi. Lebih lanjut Hidayat (2004)
menyebutkan bahwa manfaat gizi dalam tubuh adalah dapat membantu
proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah berbagai
penyakit akibat kekurangan gizi dalam tubuh seperti kekurangan energi
dan protein, anemia, defisiensi yodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi
vitamin A, serta defisiensi zat gizi lainnya yang dapat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
Pertumbuhan balita sangat dipengaruhi oleh kualitas makanan yang
dikonsumsi sehari-hari, sementara kualitas makanannya sangat tergantung
pada pola asuh makan anak yang diterapkan dalam keluarga (Khomsan,
1999). Oleh karena itu anggota keluarga khususnya orang tua memiliki
peran penting dalam pengasuhan anak, karena seorang anak balita
memiliki ketergantungan secara fisik maupun emosional kepada orang tua
2. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan
berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang
membedakan anak dengan dewasa. Anak menunjukan ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usianya.
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan intra seluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang
dan berat. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi
kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi
dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam
kehidupan manusia yang utuh (Depkes, 2007).
3. Ciri-ciri dan prinsip-prinsip tumbuh kembang anak
Proses tumbuh kembang anak yang mempunyai beberapa ciri-ciri yang
saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya
perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabut saraf. Pertumbuhan dan perkembangan
pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak
tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum melewati
tahapan sebelumnya.
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda.
Seperti pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan
yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun
perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing
individu.
c. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun
demikian terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi
dan lain-lain. Anak sehat bertambah umur, bertambah berat dan tinggi
badannya serta bertambah kepandaiannya.
d. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang
tetap, yaitu :
(1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian
menuju kearah anggota tubuh.
(2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak
kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan gerak halus (Depkes, 2007).
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak :
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-
faktor tersebut antara lain :
a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang
anak.
(1) Ras/etnik atau bangsa
(2) Keluarga
(3) Umur
(4) Jenis kelamin
(5) Genetik
(6) Kelainan kromosom.
b. Faktor luar (eksternal)
(1) Faktor Prenatal
(2) Gizi
(3) Mekanis
(4) Toksin/zat kimia
(5) Endokrin
(6) Radiasi
(7) Infeksi
(8) Kelainan imunologi
(9) Anoreksia embrio
(10) Psikologi Ibu
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
(a) Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma
kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
(b) Faktor pasca bersalin
Gizi, penyakit kronis/kelainan congenital, lingkungan
fisis dan kimia, psikologis, endokrin, sosio-ekonomi,
lingkungan pengasuhan, Stimulasi, dan obat-obatan (Depkes,
2007).
5. Pemantauan pertumbuhan :
Penilaian pertumbuhan anak dilakukan dengan penilaian status
gizi. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi
makanan dan penggunaanzat-zat gizi (Almatsier, 2001). Salah satu cara
mengetahui status gizi adalah dengan pengukuran antropometri (ukuran
tubuh). Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa, 2002).
Penilaian status gizi dengan cara antropometri (ukuran tubuh)
mempunyai beberapa parameter diantaranya:
a. Berat Badan (BB)
BB mencerminkan jumlah protein, lemak, air, dan massa
mineral tulang. Untuk menilai status gizi biasanya BB dihubungkan
dengan pengukuran lain, seperti umur dan tinggi badan (Hartriyanti
dan Triyanti, 2007). Jika seorang anak diukur BB secara periodik,
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
misalnya setiap tiga bulan sekali, maka diperoleh suatu gambaran
atau pola pertumbuhan anak tersebut (Santoso dan Ranti, 1999).
b. Tinggi Badan (TB)
Penilaian status gizi pada umunya hanya mengukur total tinggi
(atau panjang) yang diukur secara rutin. TB yang dihubungkan
dengan umur dapat digunakan sebagai indikator status gizi masa lalu
(Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
c. Panjang Badan (PB)
Dilakukan pada balita yang berumur kurang dari dua tahun
atau kurang dari tiga tahun yang sukar untuk berdiri pada waktu
pengumpulan data TB (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
d. Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala biasa digunakan pada kedokteran
anak yang digunakan untuk mendeteksi kelainan seperti
hydrocephalus (ukuran kepala besar) atau microcephaly (ukuran
kepala kecil). Untuk melihat pertumbuhan kepala balita dapat
digunakan grafik Nellhaus (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
e. Lingkar Dada
Pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun
sehingga biasa digunakan pada anak berusia 2 – 3 tahun (Hartriyanti
dan Triyanti, 2007).
f. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Biasa digunakan pada anak balita serta wanita usia subur.
Pengukuran LILA dipilih karena pengukuran relatif mudah, cepat,
harga alat murah, tidak memerlukan data umur untuk balita yang
kadang kala susah mendapatkan data umur yang tepat (Hartriyanti
dan Triyanti, 2007).
g. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi.
Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi
menjadi salah. Hasil pengukuran TB dan BB yang akurat, menjadi
tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat
(Supariasa et al. 2001).
1. Indeks Antropometri
a. Berat badan menurut umur (BB/U)
Berat badan adalah salah satu parameter yang
memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat
sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak,
misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya
nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang
dikonsumsi. Dalam keadaan normal, dimana keadaan
kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan
kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang
mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan
abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
badan yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari
keadaan normal (Supariasa et al. 2001).
Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka
indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah
satu cara pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik
berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih
menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Supariasa et
al. 2001).
b. Tinggi badan menurut umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada
keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan
pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti
berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah
kekurangan gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi
zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu
yang relatif lama (Supariasa et al. 2001).
c. Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan
tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat
badan akan searah dengan pertumbuhan berat badan dengan
kecepatan tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang
baik untuk menilai status gizi saat ini (Supariasa et al. 2001).
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
d. Lingkar Lengan Atas terhadap Umur (LILA/U)
Indeks antropometri ini dapat mengidentifikasikan
KEP (kekurangan energi dan protein) pada balita, tidak
memerlukan data umur yang kadang sulit, dapat digunakan
pada saat darurat, membutuhkan alat ukur yang murah dan
pengukuran cepat (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
Dari berbagai jenis-jenis indeks tersebut, untuk
menginterpretasikannya dibutuhkan ambang batas, penentuan
ambang batas diperlukan kesepakatan para Ahli Gizi. Ambang
batas dapat disajikan kedalam 3 cara yaitu, standar deviasi unit.
Standar deviasi unit disebut juga Z-skor. WHO
menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan untuk
memantau pertumbuhan (Supariasa et al. 2001).
Rumus perhitungan Z – Skor :
Z - Skor = Nilai individu−Nilai median baku rujukan
Nilai simpan baku rujukan
Tabel 2.1. Klasifikasi Status Gizi Menggunakan Z – Skor
Status Gizi Indeks BB/U, TB/U, BB/TB Gizi lebih ≥ + 2 SD Gizi Baik ≥ - 2 SD dan < + 2 SD Gizi Kurang ≥ - 3 SD dan < - 2 SD Gizi Buruk < - 3 SD
Sumber : Soekirman, 1999/2000 dalam Munawaroh, 2006.
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Pengukuran antropometri yang digunakan menurut WHO-NCHS
(Indrawani, 2007):
a) BB/U:
Gizi lebih > 2.0 SD baku WHO-NCHS
Gizi baik -2.0 SD s.d. +2.0 SD
Gizi kurang <-2.0 SD
Gizi buruk <-3.0 SD
b) TB/U:
Normal > -2.0 SD baku WHO-NCHS
Pendek (Stunted) < -2.0 SD
c) BB/TB:
Gemuk >2.0 SD baku WHO-NCHS
Normal -2.0 SD s.d. +2.0 SD
Kurus/Wasted <-2.0 SD
Sangat kurus < 3.0 SD
6. Pemantauan perkembangan:
Frankenburg (2001) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang
dipakai dalam menilai perkembangan yaitu :
a) Kepribadian/tingkah laku (Personal social)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, besosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b) Gerakan motorik halus (Fine motor adaptive)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu
saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat, misalnya kemampuan untuk menggambar dan memegang
benda.
c) Bahasa (Language).
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan.
d) Perkembangan motorik kasar (Grows motor).
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
( Soetjiningsih, 1995).
7. Pemeriksaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Skrining/ pemeriksaan perkembangan anak adalah cara yang di
lakukan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan. Pemeriksaan dapat dilakukan di semua tingkat pelayanan.
Pemantauan perkembangan juga dapat dilakukan oleh orang tua atau
pengasuh dengan cara mengamati kemampuan setiap anak dibandingkan
dengan daftar kemampuan yang seharusnya dapat dilakukan oleh anak
pada umur tersebut (Soetjatmiko, 2005).
Tata cara pelaksanaan pemeriksaan perkembangan adalah sebagai berikut:
a. Alat yang digunakan
- Formulir KPSP
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
- Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola kecil,
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm, kismis, kacang tanah,
potongan biskuit.
b. Cara pemeriksaan
- Tentukan umur anak
- Pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak dan lakukan
pemeriksaan
- Jelaskan kepada ibu/pengasuh agar tidak ragu untuk menjawab
- Tanyakan pertanyaan secara berurutan.
- Ajukan pertanyaan berikut setelah ibu/pengasuh menjawab
pertanyaan sebelumnya.
- Teliti kembali apakah semua pertanyaan sudah dijawab.
c. Interpretasi hasil KPSP:
Hitung jumlah jawaban ya
- Jumlah jawaban ya 9 atau 10 : perkembangan anak sesuai dengan
tahap perkembangannya (S)
- Jumlah jawaban ya 7 atau 8 : perkembangan anak meragukan
(M)
- Jumlah jawaban ya 6 atau kurang : ada penyimpangan (P)
(Rusmil, 2006).
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
B. Karakteristik Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga sebagai kelompok inti dari masyarakat merupakan
lingkungan alami hasil pertumbuhan dan perkembangan anak, perlu terus
diberdayakan sehingga menjadi lingkungan yang kondusif bagi tumbuh
kembang anak. Orang tualah yang paling bertanggung jawab untuk
melakukan tugas ini (Depdiknas 2003 diacu dalam Afriyenti 2002).
2. Umur
Orang tua muda terutama ibu, cenderung kurang memiliki
pengetahuan dan pengalaman dalam mengasuh anak sehingga umumnya
mereka mengasuh dan merawat anak didasarkan pada pengalaman orang
tua terdahulu. Selain itu, faktor usia muda juga cenderung menjadikan
seorang ibu akan lebih memperhatikan kepentingannya sendiri daripada
kepentingan anaknya sehingga kuantitas dan kualitas pengasuhan kurang
terpenuhi. Sebaliknya, ibu yang lebih berumur cenderung akan menerima
perannya dengan sepenuh hati (Hurlock, 1998).
3. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam proses
tumbuh kembang anak. Ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan
lebih mudah menerima pesan dan informasi gizi dan kesehatan anak
(Rahmawati, 2006). Orang tua yang memiliki pengetahuan dan pendidikan
tinggi akan lebih mengerti tentang pemilihan pengolahan pangan serta cara
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
pemberian makan yang sehat dan bergizi untuk anaknya (Soetjiningsih,
1995).
Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penentu mortalitas
bayi dan anak karena tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap tingkat
pemahamannya terhadap perawatan kesehatan, higiene, dan kesadarannya
terhadap kesehatan anak dan keluarga (Madanijah 2003 yang diacu dalam
Afriyenti 2002).
4. Pekerjaan
Pada masyarakat tradisional biasanya ibu tidak bekerja di luar
rumah melainkan hanya sebagai ibu rumah tangga (Rahmawati, 2006).
Menurut Satoto (1990) yang diacu dalam Afriyenti (2002), seorang ibu
yang tidak bekerja di luar rumah akan memiliki waktu lebih banyak dalam
mengasuh serta merawat anak dibandingkan ibu yang bekerja di luar
rumah. Pekerjaan memiliki hubungan dengan pendidikan dan pendapatan
serta berperan penting dalam kehidupan sosial ekonomi dan memiliki
keterkaitan dengan faktor lain seperti kesehatan (Sukarni, 1994).
C. Keluarga sadar gizi
1. Pengertian Keluarga Sadar Gizi
Keluarga sadar gizi adalah keluarga yang berperilaku gizi
seimbang, yang mengerti dan memahami pentingnya fungsi serta manfaat
gizi (Depkes, 2004). Keluarga sadar gizi (kadarzi) adalah suatu keluarga
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap
anggota keluarganya (Suparmanto, 2006)
2. Perilaku kadarzi
Suatu keluarga disebut kadarzi apabila telah berperilaku gizi yang
baik yang dirincikan dengan indikator :
a. Menimbang berat badan secara teratur.
Perubahan berat badan menggambarkan perubahan konsumsi
makanan atau gangguan kesehatan. Pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan kesehatan yaitu mengikuti perkembangan kesehatan
dan pertumbuhan anggota keluarga, terutama bayi, balita dan ibu
hamil. Pertumbuhan adalah perubahan ukuran dan bentuk tubuh
(fisik) dari waktu ke waktu. Perkembangan adalah bertambahnya
fungsi tubuh seperti pendengaran, penglihatan, kecerdasan dan
tanggung jawab.
Kegunaan dari pemantauan ini adalah untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, mencegah
memburuknya keadaan gizi, mengetahui kesehatan ibu hamil dan
perkembangan janin, mencegah ibu melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah dan terjadinya pendarahan pada saat melahirkan,
dan mengetahui kesehatan anggota keluarga dewasa dan usia lanjut
(Dinkes DKI Jakarta, 2002).
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b. Memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayi sejak lahir
sampai umur 6 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI secara murni kepada bayi
tanpa cairan lain, seperti susu formula atau air putih. Pemberian ASI
eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal hingga bayi
berumur empat sampai enam bulan (Danuatmaja, 2006). ASI
merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik.
ASI yang dihasilkan oleh seorang ibu yang melahirkan secara
prematur komposisinya akan berbeda dengan ASI yang yang
dihasilkan ibu yang melahirkan cukup bulan. ASI adalah makanan
bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Dengan melaksanakan manajemen laktasi secara baik, ASI sebagai
makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh bayi hingga
usia 6 bulan. Manfaat ASI antara lain:
(1) ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh
(2) ASI eksklusif mengembangkan kecerdasan
(3) ASI jalinan kasih sayang
(4) ASI bebas dari segala penyakit
(5) ASI mengandung zat lactoferin yang mengikat unsur besi,
(Danuatmaja, 2006).
Perilaku ini berhubungan dengan pemberian ASI saja kepada
bayi tidak diberi makanan dan minuman lainnya dalam jangka waktu
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
minimal bayi berumur 0 sampai 6 bulan, karena ASI itu sendiri
merupakan nutrisi yang berkualitas, bisa meningkatkan daya tahan
tubuh, meningkatkan kecerdasan dan menjalin kasih sayang antara
ibu dan bayi pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Karanganyar
tahun 2010 yaitu 10,3 % (Puskesmas, 2010).
Rendahnya pemberian ASI dapat menjadi ancaman bagi
Tumbuh Kembang Anak (TKA). Padahal, kandungan ASI kaya akan
karetonoid dan selenium, sehingga ASI berperan dalam sistem
pertahanan tubuh bayi untuk mencegah berbagai penyakit. Setiap
tetes ASI juga mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan
penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan
kandungan yang terdapat dalam susu formula, sehingga jika anak
mendapatkan ASI bisa dihindarkan dari kematian yang seharusnya
tidak perlu. Susu formula dapat meningkatkan resiko terjadinya asma
dan alergi. Sementara itu, menurut Satuan Tugas ASI Pengurus Pusat
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian ASI bisa
menurunkan persentase kematian hingga 13 % (Dwiharso, 2010).
Tumbuh kembang dapat berjalan dengan pemberian ASI
eksklusif seperti ketrampilan motorik kasar, motorik halus,
kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan
kemandirian dimana ketrampilan ini menunjukkan tingkah laku yang
menggerakkan otot-otot besar lengan, kaki, dan batang tubuh,
misalnya mengangkat kepala dan duduk. Dalam melakukan tes
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
perkembangan pada anak di Puskesmas Karanganyar menggunakan
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang dilakukan setiap
kunjungan. Diketahui tumbuh kembang pada bayi usia 3 sampai 6
bulan di Puskesmas Karanganyar dikatakan normal apabila anak
dapat melakukan keseluruhan skrining Deteksi Dini Tumbuh
Kembang (DDTK) dengan baik. Dari study pendahuluan diperoleh
data semua perkembangan bayi baik (Puskesmas, 2010).
c. Makan beraneka ragam.
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam
makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi
kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel
tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan.
Makanan seimbang atau makan beraneka ragam berarti pangan
yang dikonsumsi memenuhi tiga guna makanan yaitu makanan sebagai
sumber tenaga (karbohidrat,lemak), sumber zat pembangun (protein)
dan sumber zat pengatur (vitamin,mineral). Selain itu beraneka ragam
makanan yaitu makan sebanyak 2-3 kali sehari yang terdiri dari empat
macam kelompok bahan makanan. Kelompok bahan makanan tersebut
adalah 1) makanan pokok, sebagai sumber zat tenaga seperti beras,
jagung, ubi, singkong, mie; 2) lauk pauk, sebagai sumber zat
pembangun seperti ikan, telur, ayam, daging, tempe, kacang-kacangan,
tahu; dan 3) sayuran dan buah-buahan, sebagai sumber zat pengatur
seperti bayam, kangkung, wortel, buncis, kacang panjang, sawi, daun
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
singkong, daun katuk, pepaya, pisang, jeruk, semangka, nanas (Dinkes
DKI Jakarta, 2002).
Makanan yang beragam sangat baik untuk keberlangsungan
hidup. Hal ini disebabkan karena fungsi dari makanan yang beragam
yaitu untuk melengkapi zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh,
sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan terhindar dari penyakit
kekurangan gizi. Akibat tidak mengkonsumsi makanan yang beraneka
ragam, maka akan terjadi gangguan pada pertumbuhan dan
perkembangan anggota tubuh khususnya pada balita (Dinkes DKI
Jakarta, 2002).
Becker (1979) dalam Notoatmodjo (2007) membuat klasifikasi
lain tentang perilaku kesehatan, yaitu perilaku hidup sehat, perilaku
sakit, dan perilaku peran sakit. Perilaku hidup sehat adalah perilaku-
perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini
meliputi makan dengan menu seimbang.
Perilaku ini berhubungan dengan pemberian balita konsumsi
makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah setiap hari. Pengetahuan
gizi ibu juga berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih
makanan, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi
individu yang bersangkutan.
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Tingginya tingkat pengetahuan gizi seseorang, maka diharapkan
akan lebih baik juga keadaan gizinya (Khomsan et al. 2007). Suhardjo
(2003) menyatakan bahwa pentingnya pengetahuan gizi didasarkan
pada 3 kenyataan, yaitu (1) status gizi yang cukup adalah penting bagi
kesehatan dan kesejahteraan, (2) setiap orang hanya akan cukup zat
gizi, jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi
yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal,
pemeliharaan, dan sebagai energi dan (3) ilmu gizi memberikan fakta-
fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan
pangan dengan baik bagi perbaikan gizi.
Penelitian yang dilakukan oleh Pramuditya (2010) juga
menunjukkan hasil yang sama yakni terdapat hubungan yang signifikan
dan positif antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi balita.
Penelitian lain oleh Fitriadini (2010) menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan dan positif antara tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu dengan tingkat PHBS nya.
d. Menggunakan garam beryodium.
Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) merupakan salah satu
masalah gizi utama yang terdapat di Indonesia dan diketahui berkaitan
erat dengan gangguan perkembangan fisik, mental, dan kecerdasan.
GAKY pada ibu hamil dapat berakibat abortus, lahir mati, kelainan
bawaan pada bayi, meningkatkan angka kematian prenatal, dan
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
melahirkan bayi kretin. Kekurangan yodium pada anak-anak dapat
menyebabkan penyakit gondok dimana terjadinya pembesaran pada
kelenjar gondok, menyebabkan gangguan fungsi mental, dan
perkembangan fisik. Pada orang dewasa kekurangn yodium dapat
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok, hipotiroid, dan gangguan
mental (Supariasa et al. 2001).
Yodium atau iodium bagian integral dari hormon tiroksin
triiodotironin (T3) dan tetraiodotironin (T4). Fungsi hormon tersebut
adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Yodium berperan
pula dalam perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A, sintesis
protein, absorpsi karbohidrat dari saluran cerna, dan sintesis kolesterol
darah (Arisman, 2007).
e. Minum suplemen gizi sesuai anjuran.
Perilaku ini berhubungan dengan beberapa hal, yaitu : a. Bayi usia
6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A biru pada bulan Februari atau
Agustus, b. Anak balita usia 12-15 bulan mendapat kapsul vitamin A
merah setiap bulan Feburari dan Agustus, c. Ibu hamil mendapat TTD
minimal 90 tablet selama masa kehamilan, dan d. Ibu nifas mendapat
dua kapsul A merah : satu kapsul diminum setelah melahirkan dan satu
kapsul lagi diminum pada hari berikutnya paling lambat pada hari ke-
28.
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Tahap awal untuk mencapai indikator tersebut adalah setiap
keluarga minimal ada seorang anggota keluarga yang sadar dan bersedia
melakukan perubahan kearah keluarga yang berperilaku gizi yang baik.
3. Upaya Perbaikan Gizi
Upaya perbaikan gizi mempertimbangkan beberapa hal penting
sebagai berikut :
a. Perbaikan gizi lebih mengedepankan perubahan perilaku keluarga,
untuk mencegah dan menanggulangi gizi kurang dan gizi lebih;
b. Sasaran perbaikan gizi diperluas mencakup seluruh kelompok siklus
hidup, meliputi : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan usia produktif
serta usia lanjut;
c. Pendekatan yang lebih mengutamakan pemberdayaan keluarga,
pemberdayaan masyarakat, peningkatan cakupan dan kualitas
pelayanan didukung kerjasama lintas sektor.
Program perbaikan gizi masyarakat dengan sasaran meningkatnya
status gizi masyarakat dengan indikator kinerja sebagai berikut :
a. Anak umur 6-12 bulan, 1-5 tahun dan ibu nifas dapat Vit A, hasil
capaian kinerja 100%, yang diperoleh dengan terlaksananya 2 kali
periode pendistribusian vitamin A.
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b. Tercapainya program gizi di puskesmas sesuai target, hasil capaian
kinerja 100%, yang diperoleh dengan terlaksananya monitoring dan
evaluasi di 39 puskesmas.
c. Peningkatan penggunaan garam beryodium, hasil capaian kinerja
100%, yang diperoleh dengan terlaksananya pemantauan garam
beriodium di 23 pasar.
d. Sinkronisasi program gizi, hasil capaian kinerja 100%, yang
diperoleh dengan terlaksananya 2 kali pertemuan lintas sektor, 3 kali
pertemuan petugas gizi dan 3 kali pertemuan akselerasi ASI
eksklusif.
e. Tercapainya keluarga sadar gizi, hasil capaian kinerja 100%, yang
diperoleh dengan terlaksananya pengadaan 58.703 formulir dan
pendataan 58.703 masyarakat mengenai PSG, KADARZI dan PKG
(Dinkes Banyumas, 2012).
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
D. Kerangka Teori Penelitian
Depkes (2004)
Gambar 2. 1 Kerangka Teori Penelitian
Perilaku Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) :
- Makan beraneka ragam - Penimbangan rutin BB balita - Penggunaan garam beryodium - Pemberian ASI ekslusif - Suplemen gizi
- Umur - Pendidikan - Pekerjaan
Tumbuh Kembang Balita
- BB balita - Personal social, motorik
halus, bahasa, motorik kasar
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
E. Kerangka Konsep Penelitian
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 2. 2 Kerangka Konsep Penelitian
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah “Ada Hubungan antara Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi) dengan Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Balita Desa Rawalo
Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas”
Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi)
Tumbuh
Kembang balita
Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014