bab ii tinjauan pustaka a. teori medis 1. persalinan a ... · 6 5) pengeluaran lendir bercampur...

22
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a. Pengertian Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir (Sofian, 2012). Persalinan dikatakan normal apabila bayi lahir spontan pada usia kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu) dengan presentasi belakang kepala, berlangsung tidak lebih dari 18 jam dan tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin (Kemenkes, 2013). b. Tanda dan Gejala Menjelang Persalinan Tanda dan gejala menjelang persalinan menurut Varney (2007) antara lain : 1) Lightening yaitu terjadi penurunan bagian terbawah janin ke dalam panggul. 2) Perubahan serviks yaitu konsistensi menjadi seperti pudding, dan mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit pembukaan. 3) Persalinan Palsu timbul akibat kontraksi braxton hicks yang tidak nyeri, dapat terjadi beberapa hari bahkan 3-4 minggu sebelum terjadi persalinan sebenarnya. 4) Ketuban Pecah Dini yaitu ketuban pecah sebelum proses persalinan dimulai.

Upload: donga

Post on 15-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis1. Persalinan

a. Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir (Sofian,

2012). Persalinan dikatakan normal apabila bayi lahir spontan pada usia

kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu) dengan presentasi belakang

kepala, berlangsung tidak lebih dari 18 jam dan tidak ada komplikasi

pada ibu maupun janin (Kemenkes, 2013).

b. Tanda dan Gejala Menjelang PersalinanTanda dan gejala menjelang persalinan menurut Varney (2007)

antara lain :

1) Lightening yaitu terjadi penurunan bagian terbawah janin ke dalam

panggul.

2) Perubahan serviks yaitu konsistensi menjadi seperti pudding, dan

mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit

pembukaan.

3) Persalinan Palsu timbul akibat kontraksi braxton hicks yang tidak

nyeri, dapat terjadi beberapa hari bahkan 3-4 minggu sebelum terjadi

persalinan sebenarnya.

4) Ketuban Pecah Dini yaitu ketuban pecah sebelum proses persalinan

dimulai.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

6

5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar

lendir servik.

6) Lonjakan energi sebelum persalinan pada ibu.

c. Mekanisme PersalinanMenurut Norwitz (2007), kemampuan penyesuaian janin dengan

rongga panggul bergantung pada tiga variabel, yaitu:1) Power (kontraksi, mengejan): kekuatan ibu mengejan dan kontraksi

uterus yang baik apabila kontraksi 3-5 kali dalam 10 menit.2) Passenger (janin): dua variabel yang mempengaruhi yaitu sikap

(derajat fleksi atau ekstensi kepala) serta ukuran janin. Letak,

presentasi, posisi dan stase janin dapat ditentukan pada pemeriksaan

klinis. Berat janin dapat diperkirakan secara klinis atau dengan Ultra

Sono Grafi (USG). 3) Passage (jalan lahir): bentuk panggul yang telah diklasifikasikan

normal yaitu bentuk panggul ginekoid.d. Tahap-tahap Persalinan

Menurut Winknjosastro (2010), persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu:1) Kala I

Kala satu persalinan dinamakan kala pembukaan, serviks

membuka sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm, dimulai bila

timbul his dan keluar lendir bersemu darah. Kala I selesai apabila

pembukaan servik uteri telah lengkap. Pada primigravida berlangsung

kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam.2) Kala II

Kala dua persalinan adalah kala pengeluaran janin, dengan

kekuatan his ditambah kekuatan ibu mengedan sehingga janin

didorong keluar sampai lahir. Pada primigravida kala II berlangsung

rat-rata 1,5jam dan pada multigravida 0,5 jam.3) Kala III

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

7

Kala tiga persalinan adalah kala dimana plasenta terlepas dari

uterus dan dilahirkan. Biasanya plasenta lepas 6-15 menit setelah bayi

lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.4) Kala IV

Kala empat persalinan adalah kala pengawasan selama 1 jam

setelah lahirnya plasenta untuk mengamati keadaan ibu, terutama

terhadap bahaya perdarahan post partum.Pada kala ini perlu dilakukan pemantauan perdarahan dan observasi

secara cermat pada tekanan darah, nadi, suhu, kontraksi otot rahim, kandung

kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada 1 jam

kedua (Cunningham, 2012).

e. Jenis PersalinanJenis-jenis persalinan menurut Sofian (2012) dinilai dari cara

persalinan, yaitu:

1) Partus biasa (normal / spontan) adalah proses lahirnya bayi dengan

presentasi belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan

alat-alat, tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung

dalam waktu kurang dari 24 jam.

2) Persalinan luar biasa (abnormal) adalah persalinan pervaginam

dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi

sectio sesarea.

2. Preeklamsia a. Pengertian

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

8

1) Preeklamsia adalah kondisi yang etiologinya tidak diketahui, yang

terjadi terutama pada primigravida dan muncul pada paruh kedua

kehamilan. Pasien dapat dianggap menderita preeklamsia jika :

a) Memiliki tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih besar pada

paruh kedua kehamilan padahal tekanan darah sebelumnya

normal.b) Menunjukkan kenaikan tekanan darah diastolik sebesar 25 mmHg

di atas tekanan darah diastolik saat tidak hamil atau pada paruh

pertama kehamilan (Hanretty, 2014).2) Preeklamsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,

bersalin dan nifas yang terdiri dari trias preeklamsi (hipertensi, protein

urin edema) (Sofian, 2011).b. Klasifikasi

Tabel 2.1. Deferensial Diagnosis Preeklamsia Ringan dan Berat

No Temuan Preeklamsia Ringan Preeklamsia Berat

1 . tekanan darahdiastolik

<100 mmHg 110 mmHg ataulebuh

2. Proteinuria Samar (trace) sampai+ (gr/liter)

++ persisten ataulebih ( gr/liter )

3. Nyeri kepala tidak ada Ada

4. Gangguan visus tidak ada Ada

5. Nyeri abdomenatas

tidak ada Ada

6. Oliguria(urine<500 cc/24jam)

tidak ada Ada

7. Kejang tidak ada ada (eklamsia)

8. Kreatinin serum Normal menigkat

9. Trombositopenia tidak ada Ada

10. Peningkatanenzim hati

Minimal Nyata

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

9

11. Hambatanpertumbuhanjanin

tidak ada Jelas

12. Edema paru Tidak ada Ada

Sumber: Leveno (2009)

3. Preeklamsia Berat

a. Pengertian

Preeklamsia berat merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa

berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivitas endotel,

yang ditandai dengan tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, terdapat

protein urin lebih dari 3 gr/liter dan terdapat edema (EMS, 2012).

b. EtiologiMenurut Cunningham (2013) sejumlah besar mekanisme telah

diajukan untuk menjelaskan penyebab preeklamsia, kemungkinan

meliputi sejumlah faktor pada ibu, plasenta dan janin. Faktor-faktor

yang dianggap penting mencakup:1) Implantasi plasenta disertai invasi trofoblastik abnormal pada

pembuluh darah uterus.2) Toleransi imunologis yang bersifat maladaptif di antara jaringan

maternal, plasental dan fetal.3) Maladaptasi maternal terhadap perubahan kardiovaskuler atau

inflamatorik yang terjadi pada kehamilan normal.4) Faktor-faktor genetik,termasuk gen predisposisi yang diwariskan

serta pengaruh epigenetik.c. Patofosiologi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

10

Manuaba (2012) menjelaskan bahwa terjadinya preeklamsia

atau eklamsia dapat terjadi akibat kegagalan migrasi endotelial trofoblas

interstitial sel dan endothelial trofoblas ke dalam arterioli miometrium.

Hal ini bila ditambah dengan adanya penyakit maternal berupa

hipertensi, penyakit kardiovaskuler dan penyakit ginjal, keadaan

imunologis akibat kebutuhan darah nutrisi dan O2 tidak terpenuhi

setelah usia kehamilan 20 mg, dan faktor trofoblas berlebihan seperti

hamil ganda dan mola hidatidosa yang dapat meningkatkan terjadinya

iskemia region uteroplasenter. Keadaan ini menyebabkan terjadinya

aktifitas endometrium meningkat dan bersamaan juga dengan

meningkatnya aktivitas endotelium.

Kondisi ini dapat menyebabkan hipertensi dan permaebilitas

kapiler meningkat yang mengakibatkan terjadinya iskemia organ vital,

edema dan nekrosis serta pendarahan. Selain itu juga dapat timbul

gangguan fungsi khusus pada darah yaitu hemokonsentrasi dan

hipovolumia yang berujung pada preeklamsia/ eklamsia.

Kegagalan migrasi trofoblas intersititia sel dan

endothelial trofoblas ke dalam arterioli miometrium

Faktor imunologisPenyakit maternal Faktor trofoblas

Iskemia region uteroplasenter

Hipertensi Aktivitas endothelium

meningkat

Permeabilitas kapiler

meningkat

Iskemia organ vital edema,

nekrosis, perdarahan

Preeklamsi/ eklamsi

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

11

Gambar 2.1 Pathway Patofisiologi Preeklamsia

d. Faktor Predisposisi

Menurut (Edwin, 2013), faktor predisposisi preeklamsia yaitu:

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

12

1) Primigravida dengan usia dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun

memiliki insidensi hipertensi dua kali lipat.2) Satus sosial ekonomi : preeklamsia dan eklamsia lebih umum di temui

di kelompok sosial ekonomi rendah.3) Predisposisi genetik : bukti adanya pewarisan secara genetik paling

mungkin di sebabkan oleh faktor resesif.4) Komplikasi obstetrik: penyakit trofoblastik (kasus molahidatidosa),

kehamilan kembar dan hidrop fetalis.5) Kondisi medis yang sudah ada sebelumnya: diabetes melitus,

hipertensi kronis, penyakit ginjal, sistemik lupus erythematosus,

sindrom antifosfolipid antibodi.e. Faktor risiko

Faktor risiko preeklamsia yaitu umur ibu lebih dari 40 tahun,

primigravida atau >10 tahun sejak kelahiran terakhir, kehamilan

pertama dengan pasangan baru, hamil kembar, fertilisasi in vitro,

diabetes melitus, hipertensi kronis, penyakit ginjal kronis, riwayat

preeklamsia dalam keluarga dan adanya protein urin saat mendaftar

untuk pemeriksaan (>1+ pada lebih dari satu pemeriksaan atau 0,3> g/

24 jam) (Bothamley, 2011).

f. Tanda dan GejalaMenurut Benson (2008) beberapa tanda dan gejala preeklamsia

berat, yaitu:1) Gejala yang dirasakan pasien adalah sakit kepala menyeluruh, berat

dan menetap, gangguan visual (pandangan kabur), malaise, nyeri

epigastrik, nyeri tekan hati, mual dan iritabilitas saraf .2) Tanda yang muncul seperti:

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

13

a)Terjadi hipertensi : peningkatan tekanan darah sistolik ≥160 mmHg

atau diastolik ≥110mmHg pada saat tirah baring dan pengukuran

selang 6 jam.b) Edema generalis

Edema adalah tanda yang paling tidak tepat karena edema

dependen normal terjadi pada kehamilan, namun kriteria berikut

dapat mempermudah diagnosis:(1) Penumpukan cairan dalam jaringan secara generalisita yaitu

pitting edema >1 setelah tirah baring 1 jam.(2) Penambahan berat badan ≥ 2 pon/ minggu karena pengaruh

kehamilan.(3) Edema non dependen pada tangan dan muka yang timbul pada

saat bangun pagi.c) Proteinuria ≥5 gram/24 jam atau dipstick ≥+4 tanpa penyakit

vascular atau renal dengan urinanalisa pada aliran tengah atau

kateter secara acak.

3) Temuan laboratorium (Nugroho, 2012), berupa :

a) Proteinuria ≥5 gram/24 jam atau dipstick ≥+4b) Oliguria: produksi urin <400-500ml/24 jam) c) Gangguan fungsi hepar: peningkatan SGOT dan SGPT

d) Trombositopenia (<100.000 trombosit/ )

g. PrognosisBila penderita tidak terlambat dalam pemberian pengobatan,

maka gejala perbaikan akan tampak jelas setelah kehamilannya

diakhiri. Segera setelah persalinan berakhir, perubahan patofisiologik

akan segera pula mengalami perbaikan. Diuresis terjadi 12 jam

kemudian. Keadaan ini merupakan tanda prognosis yang baik karena

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

14

hal ini merupakan gejala pertama penyembuhan. Tekanan darah

kembali normal dalam beberapa jam kemudian (Prawirihardjo, 2009).h. Komplikasi

Terdapat beragam komplikasi dalam pertolongan persalinan

pada preeklamsia yaitu preeklamsia bertambah berat menuju eklamsi,

dekompensasi kordis, perdarahan pascapartum dan acute vascular

accident (Manuaba, 2007).

i. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan preeklamsia berat yaitu:

1) Penatalaksanaan umum ( Prawirohardjo, 2009) :

a)Pasien tirah baring miring ke kiri

b)Monitoring masukan (melalui infus) dan keluaran (melalui urin).

Cairan yang diberikan dapat berupa 5% Ringer-Dekstrose cairan

garam faali jumlah tetesan <125 cc/jam atau infuse dektrose 5%

yang tiap satu liternya diselingi infuse RL 60-120 cc/jam. Pasang

folley kateter untuk mengukur pengeluaran urin. Oligouria terjadi

jika urin<30 cc/jam dalam 2-3 jam atau <500 cc per 24 jam.

c) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.

d)Pantau kemungkinan oedema paru.

e) Jangan tinggalkan pasien sendirian, kejang disertai aspirasi dapat

mengakibatkan kematian ibu dan janin.

2) Pengelolaan Medisional

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

15

a) Pemberian obat anti kejang (Cunningham,

2013).

(1) Infus intravena kontinu

Magnesium Sulfat (MgSO4) merupakan obat untuk

menghilangkan dan mencegah agar tidak terjadi kejang berulang .

Pemberian dosis awal: MgSO4 4-6 gr intra vena diencerkan dalam

100 ml cairan IV dan diberikan selama 10-15 menit. Mulai infus

rumatan 2gr/jam dalam 100 ml cairan IV. Pantau toksisitas

magnesium (periksa tendon, mengukur kadar magnesium serum

pada jam keempat hingga keenam menyesuaikan kecepatan infus

untuk mempertahankan kadar magnesium 4 dan 7 meq/L.

(2) Injeksi Intramuscular intermitten

Berikan 4 mg MgSO4 sebagai larutan 20%secara IV dengan

kecepatan tidak melebihi 1 menit, lanjutkan dengan 10 gr

Magnesium 50 % , separuhnya disuntikkan dibokong kanan dan

sisanya dibokong kiri secara IM menggunakan jarum ukuran 20

sepanjang 3 inci( penambahan 1 ml Lidokain 2 % meminimalkan

rasa nyeri). Setelah itu tiap 4 jam, berikan 5 g magnesium sulfat

50 % yang disuntikkan dibokong kanan dan kiri secara

bergantian, dilakukan setelah memastikan reflek patella positif,

respirasi tidak tertekan dan keluaran urin dalam 4 jam melebihi

100 ml. Magnesium sulfat dihentikan 24 jam pascapersalinan.

b) Pemberian antihipertensi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

16

Obat anti hipertensi dapat dipilih antara lain (Tanto, 2014) :

(1) Metildopa 500-2000 mg dibagi dalam 2-4 dosis sehari

(2) Labetalol dosis awal 2x100 mg

(3) Nifedipine dengan dosis 30 mg sehari. Nifedipin harus hati-

hati digunakan pada pasien yang mendapat MgSO4, karena

berpotensi memperkuat blockade kanal kalsium pada otot .

Nifedipin tidak boleh diberikan secara sublingual.

f) Diuretikum tidak diberikan secara rutin, kecuali terjadi edema

paru payah jantung kongestif atau anasarka (Prawirohardjo, 2009).

g)Antasida untuk menetralisir asam lambung sehingga bila

mendadak kejang, dapat menghindari risiko aspirasi asam

lambung (Prawirohardjo, 2009).

h)Pemberian valium dengan dosis inisial sebanyak 30-40 mg IV.

Interval 3-4 jam kembali diberikan sekitar 20-30 gr IV. Total

dosisnya 120 mg dalam 24 jam (Manuaba, 2007).

3) Penatalaksanaan untuk pertimbangan persalinan

Jika pasien sedang dalam proses persalinan dan terdapat

kemajuan yang memadai ditinjau dari partograf dan tidak terdapat

komplikasi janin atau ibu, lanjutkan percobaan persalinan pervaginam

dengan pemantauan janin/ ibu yang ketat (Edwin, 2013).

Pengobatan aktif dilakukan dengan pertimbangan klinis yaitu

pemecahan ketuban apabila pasien dalam proses persalinan, induksi

apabila servik telah matang atau skor bishop di atas 6 dan dilakukan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

17

seksio sesaria apabila terdapat indikasi obstetric sejak awal (Edwin,

2013).

Pengobatan konservatif dilakukan dengan pemasangan kateter,

pemberian obat-obatan, observasi, pemantauan reaksi pengobatan dan

konsultasi hasil laboratorium dengan dokter ahli (Manuaba, 2007).

Preeklamsia Berat

Konservatif:

1. Isolasi:a.Pasang kateter

2. Obat-obatannya:a.Infus 5-10% glukosab. Valium 120 mg/24

jamc.Antikonvulsan MgSO4

IV-IMd. Antihipertensi

3. Observasi:a.TTV (TD, N, R,S)b. DJJc.Konvulsi-komad. Reflek patellae.Kriteria edenf. Sindrom HELLP

4.Reaksi pengobatan

a. Reaksi membaikb. Diuresis meningkat dalam 24 jam

5.Konsultasi laboratorium

a.Penyakit dalamb. Penyakit matac.Kardiovaskulard. Penyakit anake.Anatesia

Pengobatan Aktif:

Pertimbangan klinis:

Terminasi Kehamilan

Pecahkan ketuban

Induksi

Seksio sesarea

Umur kehamilan aterm

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

18

Gambar 2.2 Penatalaksanaan Preeklamsia Berat (Manuaba, 2007),(Edwin,2013)

B. Teori Manajemen Kebidanan

Proses manajemen yang dipakai oleh bidan mengacu pada 7 langkah

Varney yang terdiri dari:

1. Langkah I: Tahap Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara

Lengkap

a. Data Subjektif

Data subjektif dapat diketahui dari anamnesa mengenai:

1) Biodata

Ibu hamil yang berusia dalam kategori resiko tinggi (<20 atau

>35 tahun) mempunyai kecenderungan untuk menderita preeklamsia

(Denantika, 2015). Selain itu preeklamsia lebih umum ditemui pada

kelompok sosial ekonomi rendah (Edwin, 2013).

2) Keluhan Utama

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

19

Keluhan pada preeklamsia berat seperti sakit kepala

menyeluruh, berat dan menetap, pandangan kabur, malaise, nyeri

epigastrik, mual dan iritabilitas saraf (Benson, 2008).3) Riwayat Menstruasi

Usia kehamilan pada kasus preeklamsia berat diperlukan untuk

menentukan indikasi terminasi kehamilan, sehingga pada riwayat

menstruasi ini akan dikaji mengenai Hari Pertama Haid Terakhir

(HPHT) untuk menentukan Hari Perkiraan Lahir (HPL) untuk

mengetahui usia kehamilan ibu saat terjadi preeklamsia berat

(Manuaba, 2007).

4) Riwayat kesehatan

Riwayat hipertensi, penyakit ginjal, diabetes mellitus,

kehamilan ganda, dan kehamilan mola adalah kelompok yang

beresiko mengalami preeklamsia berat (Hanretty, 2010).

5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Jumlah, cara dan hasil akhir persalinan sebelumnya untuk

mengetahui peningkatan tekanan darah, pengobatan antihipertensi dan

komplikasi yang terkait dengan preeklamsia pada kehamilan

sebelumnya (Edwin, 2013).

6) Riwayat kehamilan sekarang

Pada kasus preeklamsia berat perlu ditanyakan mengenai

pemeriksaan kehamilan ibu saat ini karena kejadian preeklamsia

banyak terjadi pada pasien yang melakukan pemeriksaan kehamilan

kurang dari 4 kali (Djannah, 2010). Selain itu pengawasan yang

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

20

kurang pada masa antenatal menyebabkan pasien terlambat mendapat

penanganan (Sofian, 2013).

b. Data Objektif

1. Pemeriksaan UmumPemeriksaan umum dilakukan untuk mengetahui keadaan

umum dan kesadaran. Juga dilakukan pemeriksaan fisik yang

meliputi: tanda-tanda vital berupa tekanan darah, suhu, respirasi dan

nadi (Robson, 2011).

a) Pemeriksaan Sistematis

1)Pemeriksaan fisik terdapat oedema pada kedua kaki ataupun

wajah (Tanto, 2014).

2)Pemeriksaan reflek patella dengan mengetuk hammer patella pada

kaki. Reflek patella positif sebagai syarat pemberian MgSO4

(Cunnigham, 2012). Pemberian MgSO4 pada pasien dengan reflek

patella negatif dapat menyebabkan terjadi depresi system saraf

pusat ibu maupun janin (Edwin, 2013).

2. Pemeriksaan Khusus Obstetri a)Palpasi abdomen

Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV:1) Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin

yang terletak di fundus uteri.2) Leopold II untuk menentukan bagian janin pada sisi kiri dan

kanan ibu. 3) Leopold III untuk menentukan bagian janin yang terletak di

bagian bawah uterus.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

21

4) Leopold IV untuk menentukan berapa jauh masuknya janin ke

pintu atas panggul (Kemenkes, 2013). Dalam kasus preeklamsia berat, palpasi abdomen digunakan

untuk mengetahui letak janin sehingga dapat di gunakan untuk

monitoring denyut jantung janin menggunakan doppler

(Prawirohardjo, 2009).b)Pemeriksaan dalam atau vaginal toucher (VT)

Kemajuan persalinan dapat di pantau dengan pemeriksaan

dalam untuk menentukan pembukaan. Pada kala I fase laten

pembukaan serviks terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran

diameter 3 cm selama 8 jam dan pada fase aktif terdapat 2 fase

yaitu fase akselerasi (dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi

4 cm) dan fase dilatasi maksimal (dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm) (Varney, 2007).B. Data Penunjang

Dalam kasus preeklamsia di lakukan kolaborasi dengan

petugas laboratorium untuk mengetahui adanya proteinurin kadar

asam urat plasma pemeriksaan jumlah trombosit dan kadar enzim

hati. Penilaiaan pertumbuhan, kesejahteraan dan perkiraan berat

janin menggunakan pemeriksaan USG (Hanretty, 2014).

2. Langkah II: Interpretasi Data Dasara. Diagnosis Kebidanan

Ny. E, umur 29 tahun, G2P1A0, umur kehamilan 38+4 minggu, janin

tunggal hidup intrauterine, letak memanjang, presentasi kepala,

punggung kiri, penurunan kepala 4/5 bagian, inpartu kala I fase laten

dengan preeklamsia berat.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

22

Dasar dari diagnosis:

1) Dasar subjektifPenyataan tentang keadaan pasien yaitu pada kasus bersalin

dengan preeklampsia, ibu mengeluh tanda dan gejala menjelang

persalinan seperti: ketuban pecah, keluarnya lendir bercampur darah

dari jalan lahir (Varney, 2007). Disertai keluhan yang mengarah pada

preeklamsia berat seperti sakit kepala menyeluruh, berat dan menetap,

pandangan kabur, malaise, nyeri epigastrik, mual dan iritabilitas saraf

(Benson, 2008).2) Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaan teraba kontraksi uterus dan terjadi

penipisan serta pembukaan pada servik (Varney, 2007). Tekanan

darah sistolik > 160 mmHg, tekanan darah diastolic > 110 mmHg,

oliguria < 400 ml/24 jam dan terdapat proteinuria > 3gr/liter (Rukiyah,

2010). b. Masalah

Masalah yang mungkin timbul pada ibu bersalin dengan

preeklamsia berat adalah kekhawatiran ibu mengenai kondisinya

(Norma, 2013)

c. KebutuhanDukungan moril kepada pasien agar rasa khawatirnya berkurang

dan memberikan penjelasan dan informasi mengenai kondisi ibu

(Bothamley, 2012).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

23

3. Langkah III: Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial/ Diagnosa

Potensial dan Antisipasi Penanganan.Diagnosis potensial yang mungkin terjadi pada kasus preeklamsia berat

adalah a. Eklamsi (kejang)b. Diagnosa potensial pada janin yaitu terjadi gawat janin (Norma, 2013)

Antisipasi yang dilakukan bidan yaitu observasi tekanan darah,

kesejahteraan janin berupa denyut jantung janin dan gerakan janin serta

pemantauan keseimbangan cairan (Fraser, 2009).

4. Langkah IV: Kebutuhan terhadap Tindakan Segera.

Tindakan segera yang dibutuhkan adalah membutuhkan konsultasi

dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antikonvulsan untuk

mencegah terjadinya kejang, antihipertensi untuk menurunkan tekanan

darah, dan penatalaksanaan persalinan. Serta kolaborasi dengan pihak

laboratorium untuk pemeriksaan protein urin dan darah (Varney, 2007).

5. Langkah V: Perencanaan Asuhan Secara Menyeluruh

Perencanaan asuhan kebidanan yang perlu dilakukan pada pasien

dengan preeklamsia berat adalah:

a. Penjelasan perkembangan persalinan dan hasil pemeriksaan kepada

pasien dan keluarga (Marmi, 2012).

b. Melakukan pemantauan keadaan umum, nadi, kontraksi, dan DJJ tiap 30

menit. Tekanan darah, suhu, dan kemajuan persalinan tiap 4 jam selama

persalinan berlangsung (Saifuddin, 2006)

c. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his (Marmi, 2012).

d. Tirah baring miring kiri (Prawirohardjo, 2009).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

24

e. Memotivasi ibu untuk tidak meneran sebelum

pembukaan lengkap karena meneran sebelum pembukaan lengkap dapat

mengakibatkan edema hingga robekan serviks (Saifuddin, 2006).

f. Pemantauan kesejahteraan janin beupa djj dan gerakan janin (Frasher,

2009). Pemantauan dilakukan setiap 15 menit pada kala I dan 5 menit

pada kala II (Varney, 2007).

g. Penilaian keseimbangan cairan berupa input dan output cairan

menggunakan folley kateter (Frasher, 2009).

h. Persingkat kala II dengan ekstraksi vakum agar tidak terjadi hipoksia

(Kusumawati, 2006).

6. Langkah VI: Pelaksanaan Asuhan dengan Efisien dan AmanPada kasus ini bidan melakukan asuhan secara menyeluruh yang

telah direncanakan pada langkah kelima dengan berkolaborasi dengan

dokter dan tim medis lainnya.

7. Langkah VII: Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan dari pelaksanaan asuhan kebidanan ibu

bersalin dengan preeklamsia berat adalah tidak terjadi kejang dan

melahirkan bayi sehat (Prawirohardjo, 2009). Tekanan darah menurun dan

produksi urin makin meningkat (Manuaba, 2007).C. Follow Up Catatan Perkembangan Kondisi Klien

Tujuh langkah Varney dapat disarikan menjadi 4 langkah yaitu

Subjektif, Objektif, Assesment dan Plan (SOAP). Disarikan dari proses

pemikiran penatalaksanaan kebidanan dipakai untuk mendokumentasikan

asuhan pasien dalam rekam medis pasien sebagai catatan kemajuan atau

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

25

perkembangan keadaan pasien. KepMenKes RI No: 938/MenKes/SK/VII/2007

menjelaskan sebagai berikut:

S = Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa sebagai langkah 1 Varney. Anamnesa yang perlu dikaji ulang

dalam perkembangan pasien adalah mengenai reaksi pengobatan apakah pasien

masih mengalami keluhan seperti sebelumnya atau tidak (Manuaba, 2007).

Dan menanyakan apakah pasien mempunyai keinginan meneran atau belum

(Saifudin, 2009).

O = Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus

untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney berupa tekanan darah,

keseimbangan cairan, pemeriksaan laboratorium dan hasil pemantauan

respirasi, nadi serta reflek patella yang berkaitan dengan pemberian MgSO4

(Robson, 2011). Selain itu dikaji apakah pasien sudah memasuki tahap

persalinan selanjutnya dengan memastikan tanda persalinan kala II berupa

tekanan anus, perineum menonjol dan vulva vagina membuka (Saifudin, 2009).

A = Assesment

Menggambambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi

data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi dan masalah kebidanan serta

kebutuhan sebagai langkah II Varney.

P = Plan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Persalinan a ... · 6 5) Pengeluaran lendir bercampur darah yang disekresi oleh kelenjar lendir servik. 6) Lonjakan energi sebelum persalinan

26

Mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan

seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up dari rujukan

sebagai langkah III, IV, V, VI, dan VII Varney.

Jika terjadi gawat janin dan persalinan tidak terjadi dalam 24 jam maka

dilakukan seksio Caesar dengan memastikan tidak terjadi koagulopati dan

tersedia anastesi yang aman. Jika tidak tersedia maka diberikan induksi

oksitosin 2-5 IU dalam 500 ml dektrose 10 tetes/menit atau dengan

prostaglandin (Saifudin, 2006).

Pada saat kala III, pemberian methergin postpartum tidak dianjurkan,

kecuali bila terjadi perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri (Rukiyah,

2010).