bab ii tinjauan pustaka a. stres -...

14

Click here to load reader

Upload: phungxuyen

Post on 06-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan... · yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres

1. Definisi stres

Stres adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh perubahan-perubahan

lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang, mengancam

atau merusak terhadap keseimbangan atau ekuilibrium dinamis seseorang.

(Smeltzer & Bare, 2002). Sedangkan menurut WHO (2003) dalam Sriati

(2008) stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stressor psikososial

(tekanan mental atau beban kehidupan).

Stres adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap

tuntunan kebutuhan yang ada dalam dirinya (Pusdikakes Depkes. RI dalam

Sunaryo 2004). Stres dewasa ini digunakan secara bergantian utuk

menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak

disukai berupa respons fisiologis, perilaku dan subjektif terhadap stres.

Konteks yang menjembatani pertemuan antara individu dengan stimulus

yang membuat stres sebagai sistem.

2. Sumber stres atau stressor

Menurut Warner stresor dapat didefinisikan sebagai kejadian, kondisi,

situasi dan atau kunci internal atau eksternal yang berpotensi untuk

membawa atau sebenarnya untuk mengaktifkan reaksi fisik dan

psikososial yang bermakna. (Smeltzer & Bare, 2002) . Adapun sumber

dasar pemicu stres :

a. Lingkungan

Lingkungan dapat mempengaruhi dan menuntut kita untuk

menyesuaikan diri. Contoh stres lingkungan termasuk cuaca,

kebisingan, polusi udara, lalu lintas, perumahan yang tidak aman dan

lancar, serta kejahatan.

7

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan... · yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit

8

b. Stresor sosial

Stres bisa timbul dari beberapa tuntutan sosial yang kita tempati, seperti

orangtua, pasangan, pengasuh, dan karyawan. Beberapa contoh stres

sosial termasuk masalah keuangan, wawancara kerja, presentasi,

perbedaan pendapat, tuntutan waktu dan perhatian atu kehilangann

orang yang dicintai.

c. Fisiologis

Situasi dan kondisi yang mempengaruhi tubuh kita dapat dialami

sebagai stres fisiologis. Contoh stres fisiologis termasuk pertumbuhan

yang cepat, menopause, sakit, penuan, melahirkan, kecelakaan, kurang

olahraga, gizi buruk, dan gangguan tidur.

d. Pikiran

Otak dapat menafsirkan dan merasakan situsai seperti stres, kesulitan,

sakit, atau menyenangkan. Beberapa situasi dalam hidup stres sebagi

pemicu tetapi pikiran yang menentukan masalah yang muncul. (Klinic

Community Health Centre, 2010)

3. Penggolongan stres

Apabila ditinjau dari penyebab stres, menurut Kusmiati dan Desminiarti

(1990) dalam Sunaryo (2004) dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi

atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat

arus listrik.

b. Stres kimiawi, disebabkan oleh asam basa kuat, obat-obatan, zat

beracun, hormon, atau gas.

c. Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang

menimbulkan penyakit.

d. Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan,

organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.

e. Stres proses pertumbuhan da perkembangan, disebabkan oleh gangguan

pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan... · yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit

9

f. Stres psikis/emisional, disebabkan oleh gangguan hubungan

interpersonal, sosial, budaya, atau keagamaan.

Adapun menurut Grand (2000) dalam Sunaryo (2004), stres ditinjau dari

penyebabnya hanya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

a. Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan,

seperti kematian, perceraian, pensiun, luka batin, dan kebangkrutan.

b. Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti

pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan

dimakan, dan antri.

4. Faktor yang mempengaruhi stres

a. Faktor biologis atau herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik,

neurofisiologik, dan neurohormonal.

b. Faktor psikoedukatif atau sosiokultural, perkembangan kepribadian,

pengalaman, dan kondisi lai yang mempengaruhi. (Sunaryo,2004)

5. Tahapan stres

Menurut Amberg (1979) seperti yang dikemukakan Hawari (2008) bahwa

tahapan stres sebagai berikut :

a. Sres tahap I

Tahapan ini merupakan tahapan stress yang paling ringan, dan

biasanya disertai dengan perasaan-perasaan berikut :

1) Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).

2) Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasannya.

3) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya ;

namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (all out) disertai

rasa gugup yang berlebihan pula.

4) Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah

semangat, namun tanpa disadari cadangan energi semakin

menipis.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan... · yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit

10

b. Stres tahap II

Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang

berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut :

1) Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar

2) Merasa mudah lelah sesudah makan siang

3) Lekas merasa capai menjelang sore hari

4) Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel

discomfort)

5) Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)

6) Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang

7) Tidak bisa santai.

c. Stres tahap III

Pada tahap III keluhan semakin meningkat dan mengganggu yaitu :

1) Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan

maag (gastritis), buang air besar tidak teratur (diare).

2) Ketegangan otot-otot semakin terasa.

3) Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin

meningkat.

4) Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk

tidur (early imsomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar

kembali tidur (middle imsomnia), atau bangun terlau pagi atau dini

hari dan tidak dapat kembali tidur (late imsomnia).

5) Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa mau pingsan).

Kesempatan untuk beristrirahat guna menambah suplai energi yang

mengalami defisit.

d. Stres tahapan IV

1) Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.

2) Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah

diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.

3) Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan

kemampuan untuk merespons secara memadai (adequate).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan... · yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit

11

4) Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.

5) Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang

menegangkan

6) Seringkali menolak ajakan (negativesm) kerena tidak semangat dan

kegairahan.

7) Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.

8) Timbul perasaan ketakuatan dan kecemasan yang tidak dapat

dijelaskan apa penyebabnya.

e. Stres tahap V

Bila keadaan berlanjut maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap

V yang ditandai dengan hal-hal berikut :

1) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and

psychological ex-haution).

2) Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sahari-hari yang

ringan dan sederhana.

3) Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal

disorder)

4) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin

meningkat, mudah bingung dan panik.

f. Stres tahap VI

1) Debaran jantung teramat keras

2) Susah bernafas (sesak dan megap-megap)

3) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran

4) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan

5) Pingsan dan kolaps (collapse)

Bila dikaji maka keluhan atau gejala-gejala sebagaimana digambarkan

di atas lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan

oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh sebagai akibat stresor

psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan... · yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit

12

6. Reaksi tubuh (sistem pencernaan) terhadap stres

Orang yang mengalami stres seringkali mengalami gangguan pada sistem

pencernaan. Misalnya, pada lambung terasa kembung, mual dan pedih, hal

ini disebabkan karena asam lambung yang berlebihan (hyperacidity).

Dalam istilah kedokteran tersebut sebagai gastritis atau dalam istilah

awam dikenal dengan sebutan penyakit maag.

7. Upaya peningkatan kekebalan stres

a. Makanan

Makan dan minum hendaknya yang halus dan yang baik serta tidak

berlebihan. Jadwal makan hendaknya teratur pagi, siang dan malam dan

diusahakan jangan sampai telat.

b. Tidur

Tidur adalah alamiah yang dapat memulihkan segala keletihan fisik dan

mental. Tidur adalah kebutuhan mutlak bagi kehidupan makhluk hidup,

terutama manusia; oleh karena itu jadwal tidur hendaknya teratur.

Lamanya tidur yang baik adalah antara 7-8 jam dalam semalam.

c. Olah raga

Untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan baik fisik maupun

mental, olah raga adalah salah satu caranya.

d. Menghindari merokok

Tidak merokok adalah kebiasaan hidup yang baik bagi kesehatan dan

ketahanan serta kekebalan tubuh.

e. Menghindari minuman keras

Tidak meminum keras (minuman yang mengandung alcohol) adalah

kebiasaan hidup yang baik bagi kesehatan dan ketahanan serta

kekebalan tubuh (Hawari, 2008).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan... · yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit

13

B. Gastritis

1. Pengertian gastritis

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu

gastro, yang berarti perut atau lambung dan itis yang berarti inflamasi atau

peradangan. Dengan demikian gastritis adalah inflamasi atau peradangan

pada mukosa lambung (Price & Wilson,2003:Setiawan 2008; Bethesda

2004; dalam Asminarsih Prio 2009). Gastritis adalah suatu kondisi medis

dimana lapisan perut meradang, biasanya terjadi secara singkat dan

mendadak. (Emergency department factsheet,2008).

Gastritis adalah suatu kondisi di mana mukosa lambung meradang. Lapisan

perut mengandung sel-sel khusus yang menghasilkan asam dan enzim yang

membantu memecah makanan untuk pencernaan dan lendir yang melindungi

lapisan perut dari asam. Ketika lapisan perut meradang menghasilkan lebih

sedikit asam enzim dan lendir. (NIH publication,2010). Gastritis atau istilah

yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit lambung

adalah kumpulan gejala yang dirasakan sebagai nyeri terutama di ulu hati,

orang yang terserang penyakit ini biasanya sering mual, muntah, rasa penuh,

dan rasa tidak nyaman. (Misnadiarly, 2009).

2. Klasifikasi

Gastritis dapat bersifat akut atau kronis :

a. Gastritis akut

1) Pengertian

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung

yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial.

(Mutaqin,2011).Gastritis akut yaitu peradangan akut pada dindig

lambung dan pada umumnya dibagian antrum (Misnadiarly,2009).

Sedangkan menurut Deden, 2010 Gastritis akut adalah suatu

peradangan permukaan mukosa lambug yang akut dengan kerusakan-

kerusakan erosi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan... · yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit

14

2) Etiologi gastritis akut

Menurut Mutaqin (2011) banyak faktor yang menyebabkan gastritis

akut, seperti beberapa jenis obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres

akut, radiasi, alergi atau intoksikasi dari bahan makanan dan

minuman, garam empedu, iskemia, dan trauma langsung.

b. Gastritis kronis

1) Pengertian

Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan mukosa

lambung yang bersifat menahun (Mutaqin,2011). Gastritis kronis

adalah peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang

berlangsung lama disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari

lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory. (Smeltzer & Bare,

2002).

2) Etiologi gastritis kronis

Menurut Smeltzer & Bare (2002) penyebab penyakit gastritis antara

lain yaitu :

a) Obat analgetik anti inflamasi

b) Bahan-bahan kimia

c) Alkohol

d) Merokok

e) Endotoksin

f) Refluks usus ke lambung

g) Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,

pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan

saraf pusat.

3. Gejala klinis

Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, dan muntah

merupakn salah satu keluhan yag sering muncul. Ditemukan juga

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan... · yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit

15

perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian

disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya jika

dilakukan anamnesa lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-

obatan atau bahan kimia tertentu. Pasien dengan gastritis juga disertai

dengan pusing, kelemahan dan rasa tidak nyaman pada abdomen.

(Mansjoer, 1999).

4. Patofisiologi gastritis

Mukosa barier lambung umumnya melindungi lambung dari pencernaan

terhadap lambung itu sendiri, yang disebut proses auto digesti acid,

prostaglandin yang memberikan perlindungan ini. Ketika mukosa barier

ini rusak maka timbul gastritis. Setelah barier ini rusak terjadilah

perlukaan mukosa dan diperburuk oleh histamine dan stimulasi saraf

cholinergic. Kemudian asam lambung dapat berdifusi balik ke dalam

mukus dan meyebabkan luka pada pembuluh yang kecil, yang

mengakibatkan terjadinya bengkak, perdarahan, dan erosi pada lambung.

Alkohol, aspirin, dan refluk isi duodenal diketahui sebagai penghambat

difusi barier.

Perubahan-perubahan patologi yang terjadi pada gastritis temasuk kongesti

vaskuler, edema, peradangan sel supervisial. Manifestasi patologi awal

dari gastritis adalah penebalan, kemerahan pada membran mukosa dengan

adanya tonjolan / terlipat, Sejalan dengan perkembangan penyakit dinding

dan saluran lambung menipis dan mengecil, atropi gastric progresif karena

perlukaan mukosa kronik menyebabkan fungsi sel utama dan parietal

memburuk. Ketika fungsi sel sekresi asam memburuk, sumber-sumber

faktor intrinsik hilang. Vitamin B12 tidak dapat terbentuk lebih lama, dan

penumpukan vitamin B12 dalam badan menipis secara merata yang

mengakibatkan anemi berat. Degenerasi mungkin ditemukan pada sel

utama dan parietal sekresi lambung menurun secara berangsur, baik

jumlah maupun konsentrasi asamnya sampai hanya tinggal mukus dengan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan... · yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit

16

air. Resiko teradinya kanker gastrik yang berkembang dikatakan

meningkat setelah 10 tahun gastritis kronik. Perdarahan mungkin terjadi

setelah satu episode gastritis akut atau dengan luka yang disebabkan oleh

gastritis kronis (Deden,2010).

5. Komplikasi

a. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan

medis; terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat

menyebabkan kematian.

b. Ulkus, jika prosesnya hebat

c. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat (Iin

Inayah,2004).

6. Kekambuhan Gastritis

Kekambuhan gastritis merupakan timbul kembali gejala yang dirasakan

sebagai nyeri terutama di ulu hati, orang yang terserang penyakit ini

biasanya sering mual, muntah, rasa penuh, dan rasa tidak nyaman. Pada

umumnya ada beberapa hal yang berpengaruh pada timbulnya

kekambuhan gastritis antara lain :

a. Infeksi Helicobacter pylori

Helicobacter pylori sejenis bakteri yang hidup di dalam lambung,

dalam jumlah kecil. Ketika asam lambung yang dihasilkan lebih banyak

kemudian pertahanan dinding lambung menjadi lemah, bakteri ini bisa

bertambah banyak jumlahnya, apalagi disertai kebersihan makanan

yang kurang. (Misnadiarly,2009)

b. Konsumsi Obat-obatan Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs (NSAIDs)

Obat-obatan yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit gastritis

antara lain adalah pemakaian obat Nonsteroidal Antiinflammatory

Drugs (NSAIDs) antara lain seperti Aspirin Ibuprofen, Naproxen dan

Piroxicam dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara

mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan... · yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit

17

Jika pemakaianya sekali kemungkinan terjadinya masalah lambung

akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau

pemakaiannya berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic

ulcer.

c. Pola makan

Perubahan pola makan meliputi tidak teraturnya waktu makan,

frekuensi makan, jenis makanan dan porsi makanan yang dikonsumsi

dapat mempengaruhi kekambuhan gastritis. (Misnadiarly,2009)

d. Minuman beralkohol dan merokok

Gaya hidup seperti konsumsi alkohol, merokok dan konsumsi kafein

mempengaruhi terjadinya gastritis. Alkohol dan zat nikotin dalam rokok

dapat mengiritasi mukosa lambung. Alkohol dapat mengganggu

absorbsi vitamin B kompleks dan vitamin C sehingga dapat

menyebabkan gangguan pemenuhan nutrisi sehingga dapat meyebabkan

penurunan daya tahan tubuh dan menyebabkan individu rentan untuk

mengalami infeksi, termasuk infeksi kuman helicobacter pylori yang

dapat menyebabkan gastritis (Smeltzer & Bare, 2002).

e. Stres

Stres memiliki efek negatif melalui mekanisme neuroendokrin terhadap

saluran pencernaan sehingga berisiko untuk mengalami gastritis. Efek

stres pada saluran pencernaan menyebabkan penurunan aliran darah

pada sel epitel lambung dan mempengaruhi fungsi sel epitel dalam

melindungi mukosa lambung (Greenberg (2002) dalam Prio (2009) ).

7. Penatalaksanaan

a. Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk

menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien

mampu makan melalui mulut, diet mangandung gizi dianjurkan. Bila

gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan

terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang

dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan... · yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit

18

diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali,

pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisiran agen penyebab.

b. Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan

istirahat, mengurangi stres, dan memulai farmakoterapi. Helicobacter

Pylori dapat diatasi dengan antibiotik (seperti tetrasiklin dan amoksilin)

dan garam bismut (Pepto-Bismol). (Smeltzer & Bare, 2002).

C. Hubungan antara stres dan kekambuhan gastritis

Respon mual dan muntah yang dirasakan pada saat individu mengalami stres

menunjukan bahwa stres berefek pada saluran pecernaan. Wolf (1965) dalam

Greenberg (2002) melakukan penelitian mengenai efek stres pada saluran

pencernaan antara lain menurunkan saliva sehingga mulut menjadi kering,

menyebabkan kontraksi yang tidak terkontrol pada otot esophagus sehingga

menyebabkan sulit untuk menelan. Peningkatan asam lambung, kontriksi

pembuluh darah di saluran pencernaan dan penurunan produksi mukus yang

melindungi dinding saluran pencernaan sehingga menyebabkan sulit untuk

menelan, peningkatan asam lambung. Kontriksi pembuluh darah di saluran

pencernaan dan penurunan produksi mucus yang melindungi dinding saluran

pencernaan sehingga menyebabkan iritasi luka pada dinding lambung dan

perubahan motilitas usus yang dapat meningkat sehingga menyebabkan

konstipasi. Konstipasi biasanya teradi pada individu yang mengalami depresi

sedangkan diare biasanya terjadi pada individu yang berada pada kondisi

panik. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa stres memiliki pengaruh

yang negative terhadap saluran pencernaan antara lain dapat menyebkan

individu mengalami luka (ulcer) pada saluran pencernaan termasuk pada

lambung yang disebut dengan peyakit gastritis.

Mekanisme terjadinya ulcer atau luka pada lambung akibat stres adalah

melalui penurunan produksi mukus pada dinding lambung. Mukus yang

diproduksi di dindig lambung merupakan lapisan pelindung dinding lambung

dari faktor yang dapat merusak dinding lambung antara lain asam lambung,

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan... · yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit

19

pepsin, asam empedu, enzim pankreas, infeksi helicobacter pylori, obat anti

inflamasi non steroid (OAINS), alkohol, dan radikal bebas. (Greenberg, 2002

dalam Prio, 2009).

D. Kerangka teori

Skema 2.1 hubungan antara stres dengan kekambuhan gastritis

(Sumber : Clinic Community Health Centre ( 2010), Grenberg (2002)

dalam Prio (2009)

Stres Kekambuhan gastritis

Faktor Kekambuhan gastritis :

a. Stres

b. Pola makan

c. Minuman beralkohol

d. Merokok

e. Infeksi Helicobacter pylori

f. Obat-obatan Nonsteroidal

Antiinflammatory Drugs

Sumber stres atau stresor :

a. Lingkungan

b. Stres sosial

c. Fisiologis

d. Pikiran

Penggolongan stres :

a. Stres fisik

b. Stres kimiawi

c. Stres mikrobiologik

d. Stres fisiologik

e. Stres proses pertumbuhan

dan perkembangan

f. Stres psikis

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan... · yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit

20

E. Kerangka konsep

Skema 2.2 Kerangka Konsep Penelitian (Sugiyono,2011)

F. Variabel penelitian

Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah veriabel bebas dan variabel

terikat yaitu :

1. Variabel independen atau variabel bebas

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,

antecedent. Variabel independen adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

veriabel dependen (terikat). Variabel independen dari penelitian ini adalah

stres. (Sugiyono, 2011).

2. Variabel dependen atau veraiabel terikat

Varibel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

Variabel dependen merupakan variabel yang dipegaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam peneltian

ini adalah kekambuhan penyakit gastritis. (Sugiyono, 2011)

G. Hipotesis

Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, maka rumusan penelitian ini

adalah Ada hubungan antara stres dengan terjadinya kekambuhan penyakit

gastritis pada pasien gastritis di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

Variabel independen

Stres

Variabel dependen

Kekambuhan

Penyakit Gastritis