bab ii tinjauan pustaka a. profesionalisme...

26
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II ini menjelaskan beberapa konsep atau teori yang berkaitan dengan penelitian tentang kemampuan menguasai bahan ajar dalam upaya pelaksanaan kompetensi profesional di kalangan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga. A. Profesionalisme Guru Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin ditekuni atau akan ditekuni oleh seseorang. Sehubungan dengan itu yang dimaksud dengan profesional dalam kaitannya dengan pendidikan menurut Undang Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah : “pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.” Dunia pendidikan tidak bisa lepas dari peran seorang guru yang memegang peranan penting di dalamnya demi tercapaianya tujuan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Dalam Undang Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang dimaksudkan dengan seorang guru adalah :

Upload: lythu

Post on 03-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab II ini menjelaskan beberapa konsep atau teori yang berkaitan dengan

penelitian tentang kemampuan menguasai bahan ajar dalam upaya pelaksanaan

kompetensi profesional di kalangan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri

2 Salatiga.

A. Profesionalisme Guru

Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang

pekerjaan yang ingin ditekuni atau akan ditekuni oleh seseorang. Sehubungan

dengan itu yang dimaksud dengan profesional dalam kaitannya dengan

pendidikan menurut Undang Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

adalah :

“pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar

mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.”

Dunia pendidikan tidak bisa lepas dari peran seorang guru yang

memegang peranan penting di dalamnya demi tercapaianya tujuan pendidikan

nasional seperti yang tertuang dalam Undang Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 3

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Guru merupakan komponen paling

menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat

perhatian sentral, pertama dan utama. Dalam Undang Undang No.14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen yang dimaksudkan dengan seorang guru adalah :

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

8

“pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.”

Lebih lanjut Kunandar (2007 : 46) mengartikan suatu profesionalisme guru

sebagai“kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan

dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan

seseorang yang menjadi mata pencaharian.” Diperlukan adanya upaya upaya

perbaikan bagi seorang guru melalui pengembangan standar kompetensi dan

sertifikasi guru untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan serta untuk dapat

menjadi seorang guru yang profesional dan berkualitas.

Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian

tugas tugas yang ditandai keahlian baik dalam materi maupun metode, selain itu

juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh

pengabdiannya. Menurut Supriadi dalam Mulyasa (2007 : 11) untuk menjadi guru

yang profesional dituntut memiliki minimal lima hal sebagai berikut :

“1) Mempunyai komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya

2) Menguasai secara mendalam bahan / mata pelajaran yang

diajarkannya serta cara mengajarnya kepada peserta didik

3) Bertangung jawab memantau hasil belajar peserta didik

melalui berbagai cara evaluasi

4) Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan

belajar dari pengalamannya

5) Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam

lingkungan profesinya.”

Dalam Undang Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen dikemukakan bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan

khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas seorang guru.

Prinsip prinsip tersebut meliputi :

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

9

“a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme

b) Memilki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,

keimanan, ketakwaa, dan akhlak mulia

c) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan

sesuai dengan tugas dan bidang

d) Memilki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang

tugas

e) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas

keprofesionalan

f) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan

prestasi kerja

g) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat

h) Memilki jaminan perlindungan hukum dan melaksanakan tugas

keprofesionalan

i) Memiliki organisasai profesi yang mempunyai kewenangan

mengatur hal hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan

guru.”

Keseluruhan prinsip prinsip profesionalitas guru tersebut merupakan suatu bentuk

upaya pemberdayaan serta peningkatan kinerja profesionalisme seorang guru.

Peningkatan profesionalisme guru merupakan upaya untuk membantu

guru yang belum memiliki kualifikasi profesional menjadi profesional. Dalam hal

ini Pemerintah telah melakukan upaya diantaranya melalui sertifikasi dan diuji

kompetensi secara berkala agar kinerjanya terus meningkat dan tetap memenuhi

syarat profesional. Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap, dan

ketrampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial maupun akademis.

B. Kompetensi Guru

Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya

proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan

apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan

memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang

profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

10

kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi secara pribadi, sosial, profesional

maupun yang bersifat akademis. Kompetensi dalam Undang Undang No.14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diartikan sebagai :

“seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam

melaksanakan tugas-tugas keprofesionalan.”

Sehubungan dengan itu menurut Wina Sanjaya (2006 : 145) kompetensi diartikan

sebagai“penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan

(rasional) dalam upaya mencapai tujuan.” Sementara itu Balitbang Depdiknas

merumuskan kompetensi yang menyatakan bahwa:

“Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan dan nilai

dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus-

menerus memungkinkan seseorangmenjadi kompeten dalam arti

memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan nilai dasar untuk

melakukan sesuatu.“

Berdasarkan keseluruhan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi

guru adalah seperangkat kemampuan, ketrampilan dan nilai dasar seorang guru di

dalam guru melaksanakan tugasnya dalam rangka mencapai suatu tujuan

pendidikan.

Kompetensi sebagai karakteristik yang menonjol dari seorang individu

yang berhubungan dengan kinerja efektif dan superior dalam suatu pekerjaaan

atau situasi. Karakteristik kompetensi yang berhubungan dengan kinerja efektif

menurut Hamzah B. Uno (2008 : 79) adalah sebagai berikut :

“1)Motif adalah suatu yang orang pikirkan dan inginkan yang

menyebabkan sesuatu.

2) Sifat adalah karekteristik fisik, tanggapan, konsistensi terhadap

situasi atau informasi.

3) Konsep diri adalah sikap, nilai, dan image dari seseorang.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

11

4) Pengetahuan adalah informasi yang seseorang miliki

dalambidangtertentu.

5) Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas –

tugas yang berkaitan fisik dan mental.”

Karakteristik kompetensi guru merupakan suatu bentuk kualitatif dari perilaku

guru atau tenaga kependidikan, yang berarti perilaku disini menunjuk bukan

hanya pada perilaku nyata tetapi juga memilki hal-hal yang bersifat abstrak atau

tidak tampak. Tugas dan tanggung jawab profesi seorang guru berbeda dengan

profesi lainnya, tugas dan tanggung jawab tersebut erat kaitannya dengan

kemampuan yang harus dimilki untuk mengembangkan profesi menjadi seorang

guru. Kemampuan yang dimaksudkan adalah kompetensi guru.

Menurut Jamal M. Asmani (2009 : 37) kompetensi guru

adalah“kesesuaian antara kemampuan, kecakapan dan kepribadian guru dengan

sikap dan tindakannya sebagai guru atau kemampuan yang mumpuni dalam

melaksanakan tugas berkaitan dengan aktifitas-aktiftas yang menjadi tanggung

jawab sebagai guru”. Aktifitas -aktifitas tersebut dapat tercermin dalam perilaku

kognitif, afektif dan psikomotorik yang dimiliki oleh seorang guru. Lebih lanjut

Bloom dalam Musnar Muslik (2007 : 16) mengalisis perilaku kognitif, afektif, dan

psikomotorik mempunyai domain (ranah / kawasan) dimana setiap domain

tersebut dibagi kembali dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.

Analisis kompetensi menurut Taksonomi Bloom dalam Musnar Muslik

(2007:16) meliputi :

“1) Kompetensi Kognitif, yang berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan,

pengertian, dan ketrampilan belajar.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

12

2) Kompetensi Afektif, berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,

apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

3) Kompetensi Psikomotor, berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek ketrampilan motorik seperti tulisan tangan,

mengetik, berenang dan mengoperasikan mesin.”

Kategori dalam kompetensi kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir, yang

mencakup kemampuan intelektual, mulai dari mengingat sampai dengan

kemampuan memecahkan masalah. Kompetensi afektif berhubungan dengan

perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau

penolakan terhadap sesuatu. Kemampuan afektif bertolak pada yang paling

sederhana,yaitu memperhatikan suatu fenomena sampai yang kompleks yang

merupakan faktor internal individu. Kompetensi psikomotor berkaitan dengan

ketrampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang

memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak.

Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam dunia

pendidikan menuntut peningkatan kualitas guru yang berbasis kompetensi.

Kompetensi dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang terwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Menurut Hamzah B.Uno (2007 :

112) kemampuan dasar profesional guru dalam proses pembelajaran meliputi :

“1) Kemampuan menguasai bahan bidang studi.

2) Kemampuan merencanakan program pengajaran.

3) Kemampuan melaksanakan program pembelajaran.”

1. Standar Kompetensi Guru

Terwujudnya keberhasilan pendidikan secara keseluruhan, khususnya

pencapaian keberhasilan peserta didik yang telah ditetapkan dalam Standar

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

13

Kompetensi Lulusan (SKL) diperlukan Guru yang mempunyai standar kualifikasi

akademik dan kompetensi guru seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.16 Tahun 2007. Menurut Mulyasa (2010

: 79) standar kompetensi guru adalah:

“suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk

penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang

guru agar berkelayakan untuk memduduki jabatan fungsional

sesuai bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan”

Standar kompetensi guru menurut Endang Kandar bertujuan untuk

”memperoleh acuan buku dalam pengukuran kinerja guru untuk mendapat

jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas proses

pembelajaran”(endang965.wordpress.com). Kualitas seorang guru dapat dilihat

dari kompetensi yang dimilki guru tersebut. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional No.16 Tahun 2007 ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang guru, kompetensi tersebut ialah ”kompetensi paedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.”

Dalam Undang Undang No.14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa :

“1)Kompetensi Pedagogik, berupa dalam mengelola interaksi

pembelajaran yang meliputi pemahaman dan pengembangan

potensipeserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

serta sistem evaluasi pembelajaran.

2) Kompetensi Kepribadian, berupa kepribadian yang mantap,

berakhlak mulia, arif dan berwibawa yang meliputi kemantapan

pribadi dan akhlak mulia, kedewasaan dan kearifan, materi

pelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi penguasaan

matei keilmuan, penguasaan kurikulum dan silabus sekolah,

metode khusus pembelajaran bidang studi serta pengembangan

wawasan etika dan pengembangan profesi.

3) Kompetensi Profesional, berupa mengasai materi, struktur konsep

dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang

diampu.Menguasai standar kompetensi, mengembangkan materi

pembelajaran, mengembangkan keprofesionalan secara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

14

keberlanjutan dan memanfaatkan teknologiinformasi untuk

mengembangkan diri.

4) Kompetensi Sosial,berupa kemapuan yang dimiliki seorang

pendidik untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan

efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali murid

dan masyarakat sekitar”

Kompetensi inilah yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk menjadi seorang

guru yang profesional.

Setiap kompetensi dijabarkan lagi kedalam suatu kompetensi inti guru.

Penjabaran ini untuk memperjelas standar kompetensi guru mata pelajaran di

SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK yang telah ditetapkan dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia No.

16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,

seperti yang tertuang pada tabel 2.1.

“Tabel 2.1. Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran

di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK

No Kompetensi Kompetensi Inti Guru

1 Kompetensi

Pedagogik

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek

fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan

intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan

bidang pengembangan yang diampu.

4. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang

mendidik

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan

kegiatan pengembangan yang mendidik.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimiliki.

7. Berkomonikasi secara efektif, dan santun dengan

peserta didik.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

15

dan hasil belajar

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk

kepentingan pembelajaran.

10. Melakukan tindakan efektif untuk peningkatan

kualitas pembelajaran

2 Kompetesi

Kepribadian

11. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,

sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

12. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,

berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik

dan masyarakat.

13. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

14. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang

tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa

percaya diri.

15. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3 Kompetensi

Sosial

16. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak

diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,

agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,

dan status sosial ekonomi.

17. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan,

orang tua, dan masyarakat.

18. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah

Republik Indonesia yang memiliki keragaman

sosial budaya.

19. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri

dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau

bentuk lain.

4. Kompetensi

Profesional

20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran

yang diampu.

21. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran/ bidang pengembangan

yang diampu.

22. Mengembangkan materi pembelajaran yang

diampu secara kreatif.

23. Mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan melakukan tindakan

reflektif.

24. Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk berkomunikasi dan

mengembangkan diri.” Sumber: Indonesia, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. No 16 Tahun 2007 dalam

Undang-undang Guru dan Dosen. UU RI No. 14 Tahun 2005. Sinar Grafika, Jakarta,hlm. 147-153.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

16

24 kompetensi inti guru tersebut merupakan penjabaran dari empat standar

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional. Penjabaran

ini juga digunakan oleh guru untuk memahami standar kompetensi guru yang

telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri. Dari keempat kompetensi guru tersebut

kompetensi yang cukup penting tanpa mengesampingkan kompetensi kompetensi

yang lain adalah kompetensi profesional, di karenakan kompetensi ini berkaitan

langsung dengan tugas mengajar seorang guru

2. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang berkaitan dengan

tugas mengajar seorang guru. Dalam Undang Undang No.14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen kompetensi profesional adalah ”kemampuan penguasaan materi

pelajaran secara luas dan mendalam”. Kompetensi profesional ini disusun untuk

membantu guru melakukan tugasnya dalam mengajar, apa saja yang harus

dilakukan oleh guru agar dapat mengajar dengan baik. Berbeda dengan tiga

kompetensi yang lain, kompetensi profesional ini terkait langsung dengan

langkah-langkah yang harus dikuasai guru dalam mengajar agar dapat dikatakan

seorang guru yang profesional.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)

No.16 Tahun 2007 dalam Undang Undang tentang Guru dan Dosen No.14 Tahun

2005 terdapat lima kompetensi inti guru yang harus dikuasai oleh guru dalam

kaitannya dengan kompetensi profesional.

”Lima kompetensi inti guru tersebut adalah:

1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan

yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

17

2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran/ bidang pengembangan yang diampu.

3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara

kreatif.

4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

berkomunikasi dan mengembangkan diri”

Lima kompetensi inti guru ini harus benar-benar dikuasai oleh seorang guru untuk

memberikan arah bagi guru di dalam mengajar secara baik dan benar.

Secara umum kompetensi pofesional Menurut Mulyasa (2007 : 135) dapat

diidentifikasi dan disarikan berdasarkan ruang lingkup kompetensi profesional

guru yang meliputi :

”1)Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik

filosofi, psikologis, sosiologis dan sebagainya

2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan taraf

perkembangan peserta didik

3) Mampu menangani dan mengembangka bidang studi yang menjadi

tanggung jawabnya

4) Mengerti dan dapat menerapkan materi pembelajaran yang

bervariasi

5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat,

mediadan sumber belajar yang relevan

6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program

pembelajaran.”

Mulyasa (2007 : 136) juga menjabarkan kompetensi profesional secara lebih

khusus. Penjabaran tersebut meliputi :

”1)Memahami Standar Nasional Pendidikan, yang meliputi :

a) Standar Isi

b) Standar Proses

c) Standar Kompetensi Lulusan

d) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

e) Standar Sarana dan Prasarana

f) Standar Pembiayaan

g) Standar Penilaian Pendidikan

2) Mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang

meliputi :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

18

a) Memahami Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

b) Mengembangkan Silabus

c) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

d) Melaksanakan pembelajaran dan pembentukan

kompetensi peserta didik

e) Menilai hasil belajar

f) Menilai dan memperbaiki KTSP sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

kemajuan zaman

3) Menguasai materi standar, yang meliputi :

a) Menguasai bahan pembelajaran

b) Menguasai bahan pendalaman

4) Mengelola Program Pembelajaran, yang meliputi :

a) Merumuskan Tujuan pembelajaran

b) Menjabarkan Kompetensi Dasar

c) Memilih dan menggunakan metode pembelajaran

d) Memilih dan menyusun prsedur pembelajaran

e) Melaksanakan pembelajaran

5) Mengelola kelas, yang meliputi :

a) Mengatur tata ruang kelas untuk pembelajaran

b) Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif

6) Menggunakan media dan sumber pembelajaran, yang meliputi:

a) Memilih dan menggunakan media pembelajaran

b) Membuat alat alat pembelajaran

c) Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam

rangka pembelajaran

d) Menggunakan perpustakaan dalam pembelajaran

e) Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar

7) Menguasai landasan landasan kependidikan, yang meliputi :

a) Landasan Filosofis

b) Landasan Psikologis

c) Landasan Sosiologis

8) Memahami dan melaksanakan pengembangan peserta didik,

yang meliputi:

a) Memahami fungsi pengembangan peserta didik

b) Mengadakan eksrakurikuler dalam rangka

pengembangan peserta didik

c) Menyelenggarakan bimbingan dan konseling dalam

rangka pengembangan peserta didik

9) Memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah, yang

meliputi :

a) Memahami penyelenggaraan administrasi sekolah

b) Menyelenggarakan administrasi sekolah

10) Memahami penelitian dalam pembelajaran, yang meliputi :

a) Mengembangkan rancangan penelitian

b) Melaksanakan penelitian

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

19

c) Menggunakan hasil penelitian untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran

11) Menampilkan keteladanan dan kepemimpinan dalam

pembelajaran

a) Memberikan cotoh perilaku keteladanan

b) Mengembangkan sikap disiplin dalam pembelajaran

12) Mengembangkan konsep teori dan konsep dasar kependidikan

a) Mengembangkan teori teori kependidikan yang

relevan dengan kebutuhan peserta didik

b) Mengembangkan konsep konsep dasar yang relevan

dengan kebutuhan peserta didik.”

Dengan memahami uraian tersebut, nampak bahwa kompetensi profesional

merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam kaitannya dengan

pelaksanaan tugas utama seorang guru dalam mengajar. Adanya komponen

komponen kompetensi profesional yang menunjukkan kualitas mengajar akan

lebih memudahkan para guru untuk terus meningkatkan kualitas mengajarnya. Hal

ini berarti bahwa setiap guru memungkinkan untuk dapat memiliki kompetensi

mengajar secara baik dan menjadi seorang guru yang bermutu.

Salah satu kompetensi inti profesional seorang guru yang telah dijelaskan

dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.16 Tahun 2007

adalah ”menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu”. Setiap kompetensi inti guru,

dijabarkan pula sub kompetensi guru mata pelajaran. Dalam upaya untuk

menguasai materi, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu, terdapat duasub kompetensi guru mata pelajaran yaitu :

”1) Menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah

2) Menguasai bahan pendalaman (pengayaan)”

Penguasaan bahan bidang studi dan kurikulum sekolah, serta penguasaan

bahan pendalaman sangat menentukan terhadap materi yang akan diajarkan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

20

kepada peserta didik. Selain itu penguasaan bahan bidang studi dan kurikulum

sekolah juga bahan pendalaman juga sangat penting karena digunakan oleh guru

di dalam menentukan bahan ajar yang akan yang akan diajarkan. Cara

menentukan atau memilih bahan ajar semuanya telah terangkum jelas dan diatur

dalam sebuah kurikulum.

C. Kurikulum

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang mempunyai peran

penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya

dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga dapat memperjelas arah

pendidikan akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar

yang harus dimiliki setiap siswa. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal

yang tidak terpisahkan, walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeda.

Kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang memberikan arah dan tujuan

pendidikan, serta isi yang harus dipelajari. Sedangkan pengajaran adalah proses

yang terjadi dalam interaksi belajar dan mengajar antara guru dan siswa. Posisi

kurikulum dan pengajaran memiliki keterkaitan yang sangat erat.

Menurut Undang Undang No.20 Tahun 2003 tentang Standar Pendidikan

Nasional Pendidikan (SPN), Kurikulum adalah ”seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu." Bahan pelajaran itu sendiri adalah susunan dan bahan

kajian pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

21

bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Lebih

lanjut Wina Sanjaya (2008 : 9) mengartikan Kurikulum sebagai :

”sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang

harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus

dilakukan siswa, strategidan cara yang dapat dikembangkan,

evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang

pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang

dirancang dalam bentuk nyata.”

Dalam sebuah kurikulum terdapat komponen komponen yang saling

terkait. Menurut M. Joko Susilo (2007 : 88) terdapat empat komponen dalam

sebuah kurikulum yang meliputi : ”tujuan kurikulum, bahan pelajaran, proses

belajar mengajar, evaluasi dan penilaian.” Tujuan kurikulum bertalian erat

dengan bahan pelajaran, proses belajar mengajar dan penilaian yang artinya tujuan

yang berlainan, kognitif, dan atau psikomotorik akan mempunyai bahan ajar yang

berlainan, proes belajar mengajar yang berlainan dan harus dinilai dengan cara

yang lain pula. M. Joko Susilo (2007 : 92) juga menjelaskan bahwa dalam

pengembangan kurikulum :

”secara teoritis biasanya dimulai dengan merumuskan tujuan

kurikulum, diikuti oleh penentuan atau pemilihan bahan pelajaran,

proses belajar mengajar, dan alat penilaiannya.”

Keterkaitan komponen komponen dalam pengembangan kurikulum

tersebut dapat digambarkan pada Gambar 2.1.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

22

Gambar 2.1 Skema Keterkaitan Komponen Kurikulum Dalam

Pengembangan Kurikulum

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No.19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), pemerintah telah menggiring

pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan kurikulum

operasional yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan potensi

sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat,

dan karakteristik peserta didik.

Dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah

”kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing masing

satuan pendidikan.” Dengan demikian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) merupakan suatu paradigma baru pengembangan kurikulum yang

memberikan otonomi luas kepada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan

Merumuskan Tujuan

Kurikulum

Membuat Alat

Penilaian Memilih Bahan

Pelajaran

Menentukan

PBM

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

23

masyarakat dalam rangka mengefekifkan proses belajar mengajar di sekolah. Pada

sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah memiliki full

authority and responsibility dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran

sesuai dengan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Mulyasa (2010 : 21)

mengatakan :

”untuk mewujudkan visi,misi, dan tujuan tersebut , sekolah

dituntut untuk mengembangkan standar kompetensi dan

kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi, mengembangkan

strategi, menentukan prioritas, mengendalikan pemberdayaan

berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta

mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat dan

pemerintah.”

Standar kompetensi dikembangkan dengan menganalisis struktur keilmuan

suatu bidang studi, perkembangan psikologis siswa dan kebutuhan masyarakat.

Standar kompetensi harus dikuasai oleh guru agar lebih memudahkan bagi guru

tersebut dalam menentukan materi ajar, alokasi waktu, metode pengajaran,

sumber belajar dan penilaian hasil belajar yang nantinya akan tertuang dalam

silabus dan rencana pembelajaran.

Jadi penguasaan standar kompetensi mata pelajaran yang diampu oleh

seorang guru yang berkompeten dapat menentukan arah pengembangan-

pengembangan peserta didik, melalui materi pelajaran yang diberikan oleh guru

mata pelajaran tersebut.

D. Materi Pembelajaran

Perancangan materi pembelajaran menjadi kunci keberhasilan bagi guru

dalam proses belajar mengajar. Dalam penyusunan program pengajaran, terdapat

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

24

komponen komponen penting yang perlu diperhatikan. Menurut Moh.Uzer Usman

(2002 : 50) :

”Komponen komponen tersebut meliputi :

1) Penguasaan materi pelajaran

2) Analisis materi pelajaran

3) Program tahunan

4) Program satuan pelajaran / persiapan mengajar

5) Rencana Pengajaran”

Adapun beberapa alternatif Menurut Moh.Uzer Usman dalam upaya

meningkatkan penguasaan materi bagi guru, antara lain :

“1)Melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Pendalaman materi dari guru , oleh guru, dan untuk guru

2) Melalui buku sumber yang tersedia atau kegiatan mandiri

3) Melalui ahli / ilmuwan yang bersangkutan

4) Melalui pendidikan khusus.”

Kelima komponen tersebut merupakan perangkat dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang harus dibuat oleh setiap guru sebelum mengajar.

Menurut Hamzah B. Uno (2007 : 8) secara umum mengemukakan materi

pembelajaran adalah “pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai

peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.”

Lebih lanjut menurut Depdiknas (2007 : 193) dalam Panduan Lengkap

Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa

bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar

terdiri dari:

“pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa

dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

Secara terperinci, jenis jenis materi pembelajaran terdiri dari

pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), ketrampilan, dan

sikap atau nilai.”

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

25

Penguasaan bidang studi atau bahan ajar oleh guru akan sangat membantu

guru tersebut dalam mengajar. Mengajar pada prinsipnya adalah ”membimbing

siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang merupakan suatu usaha

mengorganisasikan lingkungan anak didik dan bahan pengajaran, sehingga

terjadi proses belajar mengajar.”(wawan-junaidi.blogspot.com). Hal ini berarti

bahwa bahan pengajaran merupakan suatu komponen penting dalam suatu proses

belajar mengajar sehingga wajib bagi seorang guru untuk dapat menguasai bahan

ajar yang akan diajarkannya.

Penguasaan bidang studi atau bahan ajar akan tampak dalam perilaku

nyata ketika guru tersebut mengajar. Perilaku nyata yang dimaksud adalah

perilaku di dalam guru menjelaskan bahan ajar dan mengorganisasikan bahan

ajar. Semakin baik kemampuan guru di dalam penguasaan bahan ajar semakin

baik pula guru tersebut di dalam menjelaskan dan mengorganisasikan bahan ajar.

Suatu materi pembelajaran memuat pesan atau isi mata pelajaran yang

berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah atau teori yang tercakup dalam mata

pelatihan sesuai disiplin ilmu serta informasi lain dalam pembelajaran. Atas dasar

batasan itulah Oemar Hamalik (2001 : 139) menjelaskan bahwa :

”bahan pengajaran merupakan bagian yang penting dalam proses

belajar mengajar, yang menempati kedudukan yang menentukan

keberhasilan belajar mengajar yang berkaitan dengan

ketercapaian tujuan pengajaran serta menentukan kegiatan-

kegaiatan belajar mengajar.”

Materi pembelajaran dapat berwujud benda dan isi pendidikan. Isi pendidikan

tersebut berupa pengetahuan, perilaku, nilai, sikap dan metode pembelajarannya.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

26

Materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar seoptimal mungkin

membantu siswa dalam mencapai Standar Kompetensi dan Kompetesi Dasar.

Sejalan dengan aspek Standar Kompetensi, materi pembelajaran juga dapat

dibedakan menjadi aspek kognitif, afektif dan psikomorik. Depdiknas (2007 :

195) dalam Panduan Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dijelaskan bahwa ”materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat

dibagi menjadi empat jenis, yaitu : fakta, konsep, prinsip, dan prinsip.”

Rincian jenis materi tersebut dijelaskan oleh Hamzah B.Uno (2007 : 5)

sebagai berikut :

“1).Fakta, adalah segala hal yang berwujud kenyataan dan

kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah,

lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau

komponen suatu benda, dan sebagainya.

2) Konsep, adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian

baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi

definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi dan

sebagainya.

3) Prosedur, adalah meliputi langkah-langkah secara sistematis

atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan

kronologi suatu sistem.

4) Prinsip, adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki

posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat,

paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang

menggambarkan implikasi sebab akibat.”

Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari

keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran

dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai oleh peserta

didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya

materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

27

kompetensi dasar, serta tercapainya indikator. Menurut Depdiknas (2007 : 193)

dalam Panduan Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) beberapa

hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran

adalah ”jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi

pembelajaran tersebut.” Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna

dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan

pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi,

prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas

persiapan tersebut.

Materi pembelajaran yang baik didasarkan pada prinsip pemilihan materi

pembelajaran yang tepat. Adapun prinsip pemilihan materi pembelajaran menurut

Depdiknas (2007 : 195) dalam Panduan Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yaitu:

”1) Relevansi (kesesuaian). Materi pembelajaran hendaknya relevan

dengan pencapainan standar kompetensi dan pencapaian

kompetensi dasar. Jika kompetensi / kemampuan yang diharapkan

dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi

pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan

hafalan.

2) Konsistensi (keajegan). Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai

peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus

diajarkan juga harus meliputi empat macam.

3) Adeguacy (kecukupan). Materi yang diajarkan hendaknya cukup

memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi

dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak

boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu

mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya,

jika terlalu banyak akan membuang- buang waktu dan tenaga yang

tidak perlu untuk mempelajarinya.”

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

28

Materi pembelajaran harusnya dapat mempermudah dan bukan

sebaliknya mempersulit siswa dalam memahami materi pembelajaran yang

sedang dipelajari. Materi pembelajaran harus memenuhi kriteria sebagai

berikut, yaitu:

”1) Sesuai dengan topik yang dibahas

2) Memuat intisari atau informasi pendukung untuk memahami

materi yang di bahas;

3) Disampaikan dalam bentuk kemasan dan bahasa yang singkat,

padat, sederhana, sistematis, sehingga mudah difahami;

4) Jika perlu dilengkapi contoh dan ilustrasi yang relevan dan

menarik untuk lebih mempermudah memahami isinya;

5) Sebaiknya diberikan sebelum berlangsungnya kegiatan belajar dan

pembelajaran sehingga dapat dipelajari terlebih dahulu oleh

siswa;

6) Memuat gagasan yang bersifat tantangan dan rasa ingin tahu

siswa”

(awan965.wordpress.com)

E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wiwid Kemukus dengan judul

penguasaan kompetensi profesional mata pelajaran IPS Terpadu oleh guru di SMP

Negeri di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui penguasaan kompetensi profesional mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu oleh guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Terpadu di SMP Negeri di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali, Jawa

Tengah.

Populasi penelitian ini adalah semua guru IPS Terpadu di SMP Negeri

Kecamatan Boyolali yang berjumlah 26 orang. Sampel penelitian ini sama dengan

populasi yang berjumlah 26 orang guru IPS Terpadu, hal ini dikarenakan jumlah

populasi yang sedikit. Instrumen pengumpulan data menggunakan wawancara.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

29

Tekhnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil

analisis deskriptif kuantitatif menunjukan bahwa

1. Sebanyak 19,2% dari jumlah responden guru IPS Terpadu di SMP

Kecamatan Boyolali telah menguasai standar kompetensi

2. Sebanyak 19,2% dari jumlah responden guru IPS Terpadu di SMP

Kecamatan Boyolali telah menguasai kompetensi dasar

3. Sebanyak 61,5 % dari jumlah responden guru IPS Terpadu di SMP

Kecamatan Boyolali telah menguasai indikator pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis deskriptif kuantitatif pada penguasaan standar

kompetensi, kompetensi profesional, dan indikator pembelajaran dapat

disimpulkan bahwa sebanyak 26,9% guru IPS Terpadu di SMP Negeri Kecamatan

Boyolali telah menguasai kompetensi profesional dan sebanyak 73,1% guru IPS

Terpadu di SMP Negeri Kecamatan Boyolali belum menguasai kompetensi

profesional.

F. Kerangka Penelitian

Kerangka dasar pemikiran dalam sebuah penelitian sangat penting karena

menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2010 : 91)”berguna untuk menjelaskan

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi

sebagai masalah yang penting.” Gambaran kerangka dasar pemikiran dalam

penelitian ini sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) No.16 Tahun 2007 dalam Undang Undang No.14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa salah satu kompetensi profesional yang

harus dimiliki oleh seorang guru adalah”menguasai materi, struktur, konsep, dan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

30

pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.” Menurut

Kunandar (2007 : 63) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan

yang mendukung mata pelajaran yang diampu, tercermin dalam sub kompetensi

profesional guru meliputi ”kemampuan menguasai bahan bidang studi dan

kurikulum sekolah juga kemampuan menguasai bahan pendalaman

(pengayaan).”

Penguasaan materi bidang studi merupakan kompetensi pertama yang

harus dimiliki guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga sebagai

dasar menguasai bahan ajar disamping menguasai kurikulum sekolah dan juga

menguasai bahan pendalaman. Bahan bidang studi Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri 2 Salatiga terdiri dari pokok pokok bahasan atau materi-materi

pelajaran yang disajikan setiap kali tatap muka dikelas. Pokok bahasan dirinci lagi

menjadi sub pokok bahasan sebagai materi pembelajaran. Pada kenyataannya

sebagian besar guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 yang mengajar

tidak mengajarkan bahan bidang studi melainkan mengajarkan bidang studi atau

materi pembelajaran. Disamping itu guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri

2 Salatiga sebagai agen pendidik dan agen pembelajaran dituntut untuk mampu

menguasai kurikulum bidang studi. Menguasai kurikulum bidang studi berarti

dapat merumuskan standar kompetensi bidang studi, dapat menentukan

kompetensi dasar, memilih materi pokok, mampu melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan strategi yang tepat, dapat melakukan

penilaian, sesuai alokasi waktu, dan mampu memanfaatkan sumber dan alat

pembelajaran

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

31

Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga dalam kaitannya

dengan penguasaan kompetensi profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai

materi pokok saja akan tetapi juga dituntut untuk menguasai bahan pendalaman

yang relevan dengan bidang studi atau dalam kehidupan sehari hari. Guru Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga dituntut untuk tidak hanya bisa

mengajarkan konsep, struktur dan metode keilmuan yang menaungi materi

pembelajaran, tapi juga dapat menerapkan konsep konsep keilmuan dalam

kehidupan sehari hari yang kemudian dapat memberikan contoh kepada siswanya.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas nampaklah kemampuan menguasai bahan

bidang studi dan kurikulum sekolah juga kemampuan menguasai bahan

pendalaman menjadi hal yang cukup mendasar bagi guru Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri 2 Salatiga di dalam upaya menguasai bahan ajar serta dalam

kaitannya dengan pelaksanaan kompetensi profesional seorang guru.

Kemampuan menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah juga

kemampuan menguasai bahan pendalaman digunakan bagi guru Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga sebagai landasan di dalam menguasai

bahan ajar serta dalam upaya pelaksanaan kompetensi profesional seorang guru.

Mengacu pada Peraturan Menteri pendidikan Nasional (Permendiknas) No.16

Tahun 2007 dalam Undang Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

yang berkaitan dengan kompetensi inti profesional seorang guru, menyatakan

bahwa seorang guru harus mampu ”menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.” Berdasarkan

acuan tersebut jika guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalisme Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2548/3/T1... · profesional. Guru yang profesional dapat tercermin dalam pelaksanaan . 10

32

mampu menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah juga mampu

menguasai bahan pendalaman, maka guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri

2 Salatiga tersebut dapat dikatakan mampu menguasai bahan ajar dan juga mampu

melaksanakan kompetensi profesional seperti yang telah ditentukan..

Gambar 2.2.

Kerangka Penelitian

Keterangan :

Y : Kemampuan Menguasai Bahan Ajar

Y1: Kemampuan Menguasai Bahan Bidang Studi dan Kurikulum Sekolah

Y2 : Kemampuan Menguasai Bahan Pendalaman

Y

Y1 Y2