bab ii landasan teori 2.1 pengertian...

39
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Guru Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6, pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa guru adalah pendidik. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2005:377) “guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”. Sedangkan menurut Suparlan (2008:12), guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Menurut Iman (2010:23), “guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah (Heranita, Prima, 2012:3). Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud dengan guru dalam penelitian ini merupakan suatu profesi yang memiliki keahlian khusus yang diperoleh dari lembaga pendidikan agar dapat mendidik dan mengajar sehingga membantu pembentukan SDM yang potensial. Jadi kesiapan guru memerlukan

Upload: buinguyet

Post on 28-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Guru

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6, pendidik adalah tenaga

kependidikan yang berkualitas sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,

widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan

kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dengan

kata lain dapat dikatakan bahwa guru adalah pendidik.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2005:377) “guru adalah orang yang

pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”. Sedangkan menurut

Suparlan (2008:12), guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait

dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik

spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.

Menurut Iman (2010:23), “guru adalah jabatan atau profesi yang

memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

menengah (Heranita, Prima, 2012:3).

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud dengan guru dalam

penelitian ini merupakan suatu profesi yang memiliki keahlian khusus yang

diperoleh dari lembaga pendidikan agar dapat mendidik dan mengajar sehingga

membantu pembentukan SDM yang potensial. Jadi kesiapan guru memerlukan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

9

kondisi seseorang, kemauan, keterampilan, dan keinginan menggeluti profesi guru

yang membutuhkan keahlian khusus.

2.2 Profesionalisme Guru

Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang

pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Secara etimologi, profesi

berasal dari istilah bangsa Inggris profession atau bahasa latin profecu, yang

artinya mengakui, pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam melaksanakan

pekerjaan tertentu. Secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu

pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang

ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental

yang dimaksudkan disini adalah adanya persyaratan pegetahuan teoritis sebagai

instrumen untuk melakukan perbuatan praktis (Sudarwan Danim, 2002:20).

Profesi adalah sebuah pekerjaan yang digeluti dengan penuh pengabdian

dan dedikasi serta dilandasi oleh keahlian atau keterampilan tertentu. Menurut

Sahertian yang dikutip Marselus (2011:6), profesi pada hakikatnya adalah suatu

pernyataan atau janji terbuka (to profess artinya menyatakan), yang menyatakan

bahwa seseorang mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan, karena

orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.

Menurut Djam’an (2009:13), “profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan

yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya, artinya tidak bisa

dilakukan oleh sembarangan orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara

khusus untuk melakukan pekerjaan itu”.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

10

Pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan non profesional karena

suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksankan

profesinya dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan

yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khususnya dipersiapkan untuk itu.

Profesi guru mempunyai tugas melayani masyarakat dalam bidang

pendidikan. Tuntutan profesi ini memberikan layanan yang optimal dalam bidang

pendidikan kepada masyarakat. Secara khusus guru dituntut untuk memberikan

layanan profesional kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai. Guru

yang dikatakan profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian

khusus dalam bidang keguruan sehingga iya mampu melaksanakan tugas dan

fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal (Abdullah, 2002:1).

Stinnett dan Huggett yang dikutip Marselus (2011 : 8). Memberikan

sejumlah karakteristik tentang profesi sebagai berikut: 1) profesi melibatkan

kegiatan-kegiatan intelektual, 2) profesi menguasai suatu bidang pengetahuan

khusus, 3) profesi memerlukan persiapan profesional yang lama, 4) profesi

membutuhkan pengembangan latihan dalam jabatan secara terus menerus, 5)

profesi memberikan karier hidup dan keanggotaanya yang permanen, 6) profesi

menetapkan standarnya sendiri, 7) profesi mengutamakan pelayanan di atas

keuntungan pribadi, 8) profesi memiliki suatu organisasi profesi yang kuat dan

terjalin erat.

Menurut Abdullah (2002:4), untuk melaksanakan tugas dan fungsinya

dengan baik agar dapat meningkatkan mutu pendidikan maka guru harus memiliki

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

11

kompetensi yang harus dikuasai sebagai suatu jabatan profesional. Kompetensi

guru tersebut meliputi:

Menguasai bahan ajar

Menguasai landasan-landasan kependidikan

Mampu mengelola program belajar mengajar

Mampu mengelola kelas

Mampu menggunakan media/sumber belajar

Mampu menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran

Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan

Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah

Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian

pendidikan guna keprluan pengajaran.

Berdasarkan berbagai pengertian dan karakteristik tersebut, maka profesi

adalah suatu pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu yang didasarkan pada

basis keilmuan tertentu, dengan lingkup tugasnya diarahkan kepada pelayanan

kepada masyarakat. Profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang memiliki

kelembagaan tertentu dalam bentuk organisasi profesi yang berwenang untuk

mengawasi anggotanya dari praktik-praktik tercela yang merugikan matrabat

profesi serta melindungi anggota profesi dari berbagai macam pelecehan dan

tindakan-tindakan yang merendahkan martabat profesi dari pihak-pihak eksternal.

Menurut Moh. Ali (2005) dalam Kunandar (2009:47), suatu pekerjaan

profesional memerlukan persyaratan khusus, yakni: (1) Menuntut adanya

keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam; (2)

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

12

Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang

profesinya; (3) Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai; (4) Adanya

kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya;

(5) Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.

Sedangkan Surya (2005:56) mengemukakan, guru yang profesional akan

tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan

keahlian baik dalam materi maupun metode. Guru profesional mempunyai

tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral, dan spiritual, tanggung jawab

sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai

bagian yang tak tepisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan

interaktif yang efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui

penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral

diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk beragama yang prilakunya

senantiasa tidak menyimpang dari norma-norma agama dan moral.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan profesi guru

dalam penelitian ini adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang

pendidikan, pengajaran dan pelatihan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai

pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi dalam pendidikan dan pembelajaran

agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta

berhasil guna.

Seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah persayaratan

minimal, antara lain: memiliki kualifikasi pendidik profesi memadai, memiliki

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

13

kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki

kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa

kreatif dan produktif, dan selalu melakukan pengembangan diri terus-menerus

melalui organisasi profesi, internat, buku, seminar, dan semacamnya.

2.3 Kompetensi Guru

Kompetensi berasal dari bahasa inggris yaitu competency yang berarti

kecakapan, kemampuan dan wewenang seseorang dinyatakan kompeten dibidang

tertentu jika mempunyai kecakapan bekerja pada suatu bidang tertentu (Djam’an,

2009:2.2).

Menurut Kunandar (2009:53), kompetensi dapat diartikan sebagai

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak. Sementara itu, kompetensi menurut

Kepmendiknas 045/U/2002 adalah: “seperangkat tindakan cerdas, penuh

tanggung jawab yang dimiliki sesorang sebagai syarat untuk dianggap mampu

oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.

Seseorang dianggap kompeten apabila telah memenuhi persyaratan: (1)

Landasan kemampuan pengembangan kepribadian; (2) Kemampuan penguasaan

ilmu dan keterampilan; (3) Kemampuan berkarya; (4) Kemampuan menyikapi dan

berperilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri, menilai dan mengambil

keputusan secara bertanggung jawab; (5) Dapat hidup bermasyarakat dengan

bekerja sama, saling menghormati dan menhargai nilai-nilai pluralisme serta

kedamaian (Kunandar, 2009:53).

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

14

Kompetensi guru merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan

yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yan diharapkan (Mulyasa, 2007:25).

Sedangkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 “kompetensi

adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.” Dari beberapa pengertia kompetensi mengacu pada seperangkat

ilmu serta keterampilan mengajar guru didalam menjalankan tugas profesionanya

sebagai seorang guru sehingga tujuan pendidikan bisa dicapai dengan baik.

“Kompetensi guru merupakan perpaduan antara

kemampuan profesional, keilmuan, tekhnologi, sosial dan

spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar

profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,

pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang

mendidik,pengembangan pribadi, dan profesionalisme

(Mulyasa, 2007:26).”

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi sertifikasi

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka yang dimaksud dengan kompetensi

guru dalam penelitian ini adalah suatu yang mengacu pada kemampuan

melaksanakan sesuatu yang diperoleh dari pendidikan, kompetensi tersebut antara

lain adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

profesional dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi ini berpengaruh dalam

perjalanan seorang guru dalam menjalankan tugasnya.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

15

2.3.1 Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a

dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

Menurut Mulyasa (2007:75), kompetensi pedagogik adalah kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi, pemahaman terhadap peserta

didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berabagai potensi yang

dimilikinya.

Kompetensi paedagogik merupakan gambaran kemampuan yang dapat

dilihat dari cara penyampaian materi pelajaran oleh guru yaitu cara mengajarnya

dan kesesuaian cara mengajar dengan karakteristik siswa.

Selanjutnya Mulyasa (2007:75) menyebutkan kompetensi pedagogik

sebagai berikut:

1) Kemampuan mengelola pembelajaran, secara operasional kemampuan

mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

2) Pemahaman terhadap peserta didik, sedikitnya terdapat empat hal yang harus

dipahami oleh guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan,

kreativitas, cacat fisik dan pengembangan kognitif siswa.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

16

3) Perencanaan pembelajaran, mencakup tiga kegiatan yaitu identifikasi

kebutuhan, perumusan kompetensi dasar dan penyusunan program

pembelajaran.

4) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, berarti bahwa

pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis antar sesama

subjek pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran yang kritis dan

komunikasi.

5) Pemanfaatan teknologi pembelajaran, dalam suatu sistem jaringan komputer

yang dapat diakses peserta didik.

6) Evaluasi hasil belajar, hal ini harus dimiliki seorang guru agar dapat

mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.

7) Pengembangan peserta didik, bertujuan untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik.

Secara terperinci mengenai kompetensi paedagogik guru telah tercantum

dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007, tentang kualifikasi akademik dan

kompetensi guru yang dikutip oleh Marselus (2011:28) . Kompetensi paedagogik

menyangkut:

1. Pemahaman Terhadap Karakteristik Siswa

Siswa atau peserta didik yang dilayani oleh guru adalah individu-individu

yang unik. Karena itu pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan

berbagai aspek perkembangannya dan faktor-faktor yang memengaruhinya

merupakan syarat mutlak bagi guru agar guru dapat berhasil dalam

pembelajarannya (Marselus, 2011: 30).

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

17

2. Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik

Tugas utama guru adalah memengaruhi siswa bisa belajar. Karena itu tidak

terelakkan bahwa guru juga harus menguasai dengan baik teori-teori belajar,

dan bagaimana teori-teori itu diaplikasikan dalam pembelajaran melalui

model-model pembelajaran tertentu (Marselus, 2011:32).

Selain menguasai teori-teori belajar dan pembelajaran, guru juga harus

menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Pembelajaran yang

mendidik berarti pembelajaran yang memberikan pengalaman-pengalaman

bermakana yang tidak hanya berguana untuk kepentingan sesaat, tetapi juga

pembelajaran yang memberikan kemampuan bagi siswa untuk bisa belajar

seoanjang hayat (learning how to learn).

3. Mengembangkan Kurikulum

Menurut Marselus (2011:34) menjelaskan, guru bukan hanya pelaksana

kurikulum tetapi juga pengembang kurikulum di tingkat satuan pendidikan.

Salah satu otonomi profesional guru terletak pada kemampuannya untuk

mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik

peserta didik yang dilayaninya.

4. Melaksanakan Pembelajaran yang Mendidik

Menurut Marselus, (2011:34), guru dituntut untuk menerapkan prinsip-

prinsip pembelajarana mendidik tersebut dalam situasi pembelajaran rill.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang mendukung karakter pembelajaran

yang mendidik adalah pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

18

5. Memanfaatkan Teknologi Informasi untuk Pembelajaran

Menurut Marselus (2011:36), semakin luasnya penetrasi teknologi informasi

dan komputer dalam berbagai segi kehidupan manusia, termasuk dalam latar

pembelajaran, maka guru juga dituntut untuk melek terhadap teknologi

informasi dan dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

dalam pembelajaran.

6. Membantu Peserta Didik Mengaktualisasikan Potensinya

Siswa sebagai individu memiliki berbagai bakat dan kemampuan yang

beragam. Karena itu tugas guru adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa

agar berbagai potensi dan kemampuan yang beragam itu dapat dikembangkan

secara optimal. Guru tidak hanya menjadi fasilitator belajar di ruang kelas,

tetapi juga harus menjadi fasilitator belajar di luar ruang kelas pada situasi-

situasi non pembelajaran (Marselus, 2011:38).

7. Berkomunikasi Secara Efektif, Empatik, dan Santun dengan Siswa

Menurut Marselus (2011:39), kegiatan pembelajaran adalah suatu bentuk

komunikasi. Karena esensi dari pembelajaran adalah interaksi antara

individu-individu tertentu, sehingga terjadi pertukaran pesan (informasi,

pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan lain-lain). Guru harus bisa

berkomunikasi secara efektif dengan siswa agar pesan-pesan pembelajaran

dapat dipahami dengan sempurna.

8. Menilai Proses Hasil Pembelajaran

Salah satu tugas utama guru dalam pembelajaran adalah menilai proses dan

hasil pembelajaran. Guru harus bisa mengembangkan alat penilaian yang

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

19

tepat dan sahih untuk dapat mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar

siswa secara komprehensif (Marselus, 2011:40).

9. Melakukan Tindakan Reflektif

Menurut Marselus (2011:42), salah satu ciri dari tugas guru sebagai seorang

profesional adalah kemampuan untuk merefleksikan praktiknya dan

melakukan perbaikan-perbaiakan secara berkelanjutan. Tindakan reflektif

adalah sejenis proses belajar yang merupakan bagian dari proses

pengembangan profesionalisme berkelanjutan.

Basarkan berberapa uraian tersebut maka yang dimaksud dengan

kompetensi pedagogik dalam penelitian ini menyangkut kemampuan seorang guru

dalam memahami karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh murid melalui

berbagai cara. Cara yang utama yaitu dengan memahami murid melalui

perkembangan kognitf murid, merancang pembelajaran dan pelaksanaan

pembelajaran serta evaluasi hasil belajar sekaligus pengembangan murid.

Guru yang memiliki kompetensi paedagogis yang memadai harus mampu

melaksanakan evaluasi hasil belajar agar guru dapat mengetahui kemajuan belajar

siswa, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik memperbaiki

proses belajar mengajar dan pembentukan kompetensi peserta didik (Sutomo,

2011:21).

2.3.2 Kompetensi Kepribadian

Setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang

memadai, bahkan kompetensi ini akan melandasi atau menjadi landasan bagi

kompetensi-kompetensi lainnya. Guru tidak hanya dituntut untuk mampu

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

20

memaknai pembelajaran, tetapi dan yang paling penting adalah bagaimana guru

tersebut menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan

perbaikan kulitas pribadi peserta didik.

Salah satu tuntutan guru adalah pembentukan kompetensi dan perbaikan

kualitas peserta didik.

“Agar dapat melaksanakan tuntutannya dengan baik,

profesional dan dapat dipertanggung jawabkan, guru harus

memiliki kepribadiaan yang mantap, stabil dan dewas.”

Banyak masalah pendidikan yang disebabkan oleh faktor

kepribadian guru yang kurang mantap, kurang stabil, dan

kurang dewasa. Banyak peserta didik yang melanggar

peraturan sekolah yang membuatu guru diuji kepribadiaannya

dan ketabilan emosinya dalam menyelesaikan masalah. Guru

menyelesaikan masalah peserta didik juga harus bersifat arif

dan bijaksana dalam mengambil keputusan untuk

menyelesaikan masalah (Dewi, Lucia H. N, 2012:28).

Menurut D’jam’an (2009:25), kompetensi kepribadian adalah kompetensi

yang berkaitan dengan prilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki

nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam prilaku sehari-hari.

Standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, yang

dikutip oleh Mulyasa dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan :

“kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang

mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan

bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Jadi seorang guru

wajib memiliki kompetensi kepribadian yang memadai karena

pribadi guru sangat berperan dalam membentuk kepribadian

peserta didik” (Mulyasa, 2007:117).

Penjabaran indikator-indikator standar kompetensi kepribadian guru yang

diatur menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007, tentang kualifikasi akademik

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

21

dan kompetensi guru kemudian dikutip oleh Marselus (2011:51). Kompetensi

kepribadian menyangkut:

1. Bertindaka Sesuai dengan Norma Agama, Hukum, Sosial dan Kebudayaan

Nasional Indonesia

Bertindak sesuai dengan norma agama, norma hukum, dan norma sosial serta

kebudayaan Nasional Indonesia mengharuskan guru untuk satu dalam kata

dan perbuatan (Marselus, 2011: 51).

2. Pribadi yang Jujur, Berakhlak Mulia, dan Teladan Bagi Peserta Didik dan

Masyarakat

Guru merupakan seorang individu yang bermakana bagi siswa. Ia menjadi

model yang memperlihatkan sikap dan perilaku yang pantas dicontoh. Karena

itu nilai-nilai yang diajarkan guru tidak hanya sekedar berwujud kata-kata

kosong tetapi lebih dari itu harus menggema dan terpancar dalam sikap dan

cara hidup guru itu sendiri (Marselus, 2011:54).

3. Pribadi yang Mantap, Stabil, Dewasa Arif dan Berwibawa

Menurut Marselus (2011:54), guru harus memiliki pribadi yang stabil secara

emosonal sehingga mampu membimbing siswa secara efektif. Kecakapan dan

kemampuan yang dimiliki guru baik pedagogis maupun keilmuan belumlah

cukup apabila tidak dibarengi dengan kestabilan emosional guru.

4. Menunjukkan Etos Kerja, Tanggung Jawab, Rasa Bangga Menjadi Guru

dan Rasa Percaya Diri

Menurut Marselus (2011:57) menjelaskan, guru profesional adalah guru yang

memiliki etos kerja yang tinggi dan bertanggung jawab terhadap tugas atau

pekerjaannya.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

22

5. Menjunjung Tinggi Kode Etik Profesi Guru

Guru profesional hendaknya menjunjung tinggi kode etik profesinya sebagai

pedoman sikap dan perilaku, dengan tidak melakukan pelanggaran kode etik

(Marselus, 2011:60).

Kompetensi kepribadian ini menjadi sangat penting karena mengingat

bahwa guru akan menjadi panutan bagi peserta didiknya, apabila seorang guru

telah memiliki beberapa subkompetensi kepribadian tersebut maka dalam

pelaksanaan tugasnya akan berjalan lancar dan dapat menimbulkan minat yang

tinggi bagi peserta didik untuk mengikuti pelajaran.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka, yang dimaksud dengan kompetensi

kepribadian dalam penelitian ini adalah kemampuan personal yang mencerminkan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan

bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

2.3.3 Kompetensi Profesional

Menurut Daryanto dan Tutik Rachmawati (2013:105) menyebutkan,

kompetensi profesional yaitu kemempuan yang harus dimiliki guru dalam

perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk

mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran,

untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran.

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing

peserta didik memahami standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar

nasional.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

23

Menurut Mulyasa (2007:135), Kompetensi profesional adalah kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam

Standar Nasional Pendidikan. Selanjutnya Mulyasa menyebutkan ruang lingkup

kompetensi profesional guru meliputi:

1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,

pisikologis, sosiologis dan sebagainya.

2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan taraf

perkembangan peserta didik.

3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi

tanggung jawabnya.

4) Mengerti dan mampu menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.

5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber

belajar yang relevan.

6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.

7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.

8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.

Hamalik (2002:38) mengungkapkan bahwa, guru yang dinilai kompeten

secara profesional, apabila:

1) Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-

baiknya.

2) Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

24

3) Guru tersebut dapat bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (tujuan

nasional) sekolah.

4) Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses belajar dan

mengajar di kelas.

Secara spesifik menurut Permendiknas No. 16/2007 yang dikutip Marselus

(2011:43) tentang, standar kompetensi ini dijabakan kedalam lima kompetensi inti

yakni:

1. Menguasai Materi, Struktur, dan Konsep Keilmuan Mata Pelajaran

Menurut Marselus (2011:44) penguasaan terhadap materi ini menjadi salah

satu persyaratan untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif,

karena guru sering menjadi tempat bertanya bagi siswa dan dapat juga

menjadi sumber pemuas dahaga keingintahuan siswa.

2. Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

yang Diasuh

Melalui penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran maka diharapkan guru dapat mengembangkan silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran secara cermat. Penguasaan terhadap standar

kompetensi dan kompetensi dasar menjadi prasyarat bagi guru untuk

mengembangkan kurikulum ditingkat satuan pendidikannya (Marselus,

2011:45).

3. Mengembangkan Materi Pembelajaran Secara Kreatif

Menurut Marselus (2011:45) penguasaan terhadapa standar kompetensi dan

kompetensi dasar dari mata pelajaran yang diasuh guru harus dibarengi

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

25

dengan kemampuan guru untuk mengembangkan materi pembelajaran sesuai

dengan struktur keilmuan dan kebutuhan khas peserta didik.

4. Mengembangkan Profesional Berkelanjutan Melalui Tindakan Reflektif

Kegiatan pengembangan profesional berkelanjutan merupakan sebuah

btututan mutlak bagi para guru karena perkembangan ilmu dan teknologi

berjalan begitu cepat. Karena itu penyesuaian terhadap penyesuaian terhadap

penguasaan ilmu dan teknologi bagi guru haruslah senantiasa up to date dan

menjadi salah satu syarat penting bagi guru, untuk mengembangkan diri dan

kemampuan praktik profesionalanya (Marselus, 2011:47).

5. Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk

Berkomunikasi Berkomunikasi dan Mengembangkan Diri

Jika dalam standar kompetensi pedagogis, memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi diperuntukkan bagi peningkatan kualitas pembelajaran, maka

dalam kompetensi profesional, pemanfaatan teknologi komunikasi bagi guru

diperuntukkan bagi pengembangan diri atau berkomunikasi dengan kolega

atau sejawat (Marselus, 2011:49).

Berdasarkan pernyataan tersebut maka, yang dimaksud dengan kompetensi

profesional dalam penelitian ini merupakan penguasaan materi secara mendalam,

menjadi guru yang profesional bukanlah hal yang mudah. Hal tersebut akan

tercermin dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, dan kegiatan-kegiatan guru

baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Guru yang profesional harus

mampu mengembangkan pengetahuan yang dimiliki secara mendalam.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

26

2.3.4 Kompetensi Sosial

Djam’an (2009:215), “Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru

untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat

dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga

negara, lebih dalam lagi kemampuan sosial ini mencakup kemampuan untuk

menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu

membawakan tugasnnya sebagai guru.”

Kompetensi sosial mutlak harus dimiliki oleh seorang guru dan siapapun

selain guru karena manusia tidak bisa terlepas dari kodrat yakni sebagai makhluk

sosial yang dalam kehidupan sehari-hari pasti selalu berinteraksi dengan orang

lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

Di dalam dunia pendidikan kompetensi sosial yang dimiliki guru

dimaksudkan untuk mampu bersosialisasi dengan siswa agar dapat menciptakan

suasana yang harmonis dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam menjalankan

tugasnya sebagai agen pembelajaran guru tidak hanya dituntut untuk mampu

bersosialisasi dengan siswanya tetapi juga dengan lingkungannya di sekolah yaitu

rekan-rekan sesama pengajar, orang tua/wali siswa dan masyarakat luas, hal

tersebut akan sangat membantu seorang guru dalam melaksanakan tugasnnya.

Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d yang

dikutip oleh Mulyasa menjelaskan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan

guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara

aktif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali

peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial merupakan kemampuan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

27

guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki

kompetensi untuk:

1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat.

2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, orang tua/wali

peserta didik.

4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. (Mulyasa, 2007:173).

Kompetensi sosial guru berkaitan erat dengan kemampuan dalam

berkomunikasi dengan masyarakat, baik masyarakat di sekitar sekolah maupun

masyarakat di tempat guru tinggal. Peran guru dan cara guru berkomunikasi

dalam kehidupan bermasyarakat diharapkan mempunyai karakteristik tersendiri

yang sedikit berbeda dengan mereka yang bukan guru. Guru mengemban misi

kemanusiaan.

Menurut Permendiknas No. 16/2007 yang dikutip Marselus (2011:51),

kemampuan dalam standar kompetensi sosial mencakup lima kompetensi utama

yakni:

1. Bersikap inklusif, bertindak objektif dan tidak diskriminatif

Siswa memiliki latar belakang yang berbeda-beda dari segi jenis kelamin,

agama, suku, ras, status sosial ekonomi, dan sebagainya. Guru profesional

adalah guru yang bisa membawa diri dalam situasi semacam ini. Guru harus

bisa berinteraksi dan bergaul dengan siswa atau rekan sejawat, atau bahkan

anggota masyarakat yang berbeda latar belakang semacam ini (Marselus,

2011:61).

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

28

2. Berkomunikasi Secara Efektif, Emaptik, dan Santun

Menurut Marselus (2011:64) pengetahuan tentang multikulturalisme bagi

guru sangatlah penting karena menjadi dasar bagi guru untuk memupuk

kemampuan komunikasinya dengan orang lain yang berasal dari latar

belakang yang berbeda-beda.

3. Beradaptasi di Tempat Bertugas di Seleluruh Wilayah RI

Undang-undang No. 14/2005 yang dikutip Marselus (2011:65) tentang Guru

dan Dosen yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Pemerintah No.

74/2008 tentang Guru membuka kemungkinan bagi guru untuk bekerja di

seluruh wilayah Indonesia.

4. Berkomunikasi dengan Komunitas Profesi Sendiri dan Profesi Lain

Menurut Marselus (2011:65) kemampuan komunikasi guru tidak hanya

sebatas berkomunikasi dalam konteks pembelajaran yang melibatkan

interaksi guru siswa, tetapi juga keampuan untuk bisa berkomunikasi secara

ilmiah dengan komunitas seprofesi maupun komunitas profesi lain dengan

menggunakan berbagai macam maedia dan forum.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka, yang dimaksud dengan kompetensi

sosial dalam penelitian ini merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga pendidik, tenaga kependidikan,

orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertfikat pendidik,

sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Kualifkasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

29

program sarjana atau program diploma empat. Kompetensi guru meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Kunandar,

2009:75). Berikut ini tabel keempat kompetensi guru sebagai berikut:

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

30

Tabel 2.1

Kompetensi dan Sub Kompetensi Guru dalam Sertifikasi

No Kompetensi Sub Kompetensi Indikator

1 Kompetensi

pedagogik:

meliputi

pemahaman

terhadap peserta

didik,

perancangan dan

pelaksanaan

pembelajaran,

evaluasi hasil

belajar, dan

pengembangan

peserta

didikuntuk

mengaktualisasi

kan berbagai

potensi yang

dimilikinya

1.1 Memahami

peserta didik

secara mendalam

a. Memahami peserta didik

dengan memanfaatkan

prinsip-prinsip

pengembangan kognitif

b. Memahami peserta didik

dengan memanfaatkan

prinsip-prinsip

kepribadian

c. Mengidentifikasi bekal

ajar awal peserta didik

1.2 Merancang

pembelajaran,

termasuk

memahami

landasan

pendidikan untuk

kepentingan

pembelajaran

a. Memahami landasan

pendidikan

b. Menerapkan teori belajar

dan pembelajaran

c. Menentukan strategi

pembelajaran berdasarkan

karakteristik peserta

didik, kompetensi yang

akan dicapai dan materi

ajar

d. Menyusun rancangan

pembelajaran berdasarkan

strategi yang dipilih

1.3 Melaksanakan

pembelajaran

a. Menata latar (setting)

pembelajaran

b. Melaksanakan

pembelajaran yang

kondusif

1.4 Merancang dan

melaksanakan

evaluasi

pembelajaran

a. Merancang dan

melaksanakan evaluasi

(assessment) proses dan

hasil belajar secara

berkesinambungan dengan

berbagai metode.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

31

No Kompetensi Sub Kompetensi Indikator

b. Menganalisis hasil

evaluasiproses dan hasil

untuk menentukan tingkat

ketuntasan belajar

(mastery learning)

c. Memanfaatkan hasil

penilaian pembelajaran

untuk perbaikan kualitas

program pembelajaran

secara umum.

1.5 Mengaktualisasika

n peserta didik

untuk

mengaktualisasika

n berbagai

potensinya

a. Memfasilitasi peserta

didik untuk

pengembangan berbagai

potensi akademik

b. Memfasilitasi peserta

didik untuk

pengembangan berbagai

potensi akademik

c. Memfasilitasi peserta

didik untuk

mengembangkan potensi

non akademik

2 Kompetensi

kepribadian:

kemampuan

personal yang

mencerminkan

kepribadian

yang mantap,

stabil, dewasa,

arif dan

berwibawa,

menjadi teladan

bagi peserta

didik, dan

berakhlak mulia.

2.1 Kepribadian yang

mantap dan stabil

b. Bertindak sesuai dengan

norma hukum

c. Bertindak sesuai dengan

norma sosial

d. Bangga sebagai guru

e. Memiliki konsisten dalam

bertindak sesuai dengan

norma

2.2 Kepribadian yang

dewasa

a. Menampilkan

kemandirian dalam

bertindak sebagai

pendidik

b. Memiliki etos kerja

sebagai pendidik

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

32

No Kompetensi Sub Kompetensi Indikator

2.3 Kepribadian yang

arif

a. Menampilkan tindakan

yang didasarkan pada

kemanfaatan peserta didik,

sekolah dan masyarakat

b. Menunjukkan keterbukaan

dalam berpikir dan

bertindak

2.4 Kepribadian yang

berwibawa

a. Memiliki perilaku yang

berpengaruh positif

terhadap peserta didi

b. Memiliki perilaku yang

disegani

2.5 Berakhlak mulia

dan dapat menjadi

teladan

a. Bertindak sesuai dengan

norma religius (iman,

takwa, jujur, ikhlas, suka

menolong)

b. Memiliki perilaku yang

diteladani peserta didik

3 Kompetensi

profesional:

merupakan

penguasaan

materi

pembelajaran

secara luas dan

mendalam, yang

mencakup

penguasaan

materi

kurikulum mata

pelajaran di

sekolah dan

subtansi

keilmuan yang

menaungi

materinya, serta

penguasaan

terhadap

3.1 Menguasai

subtansi keilmuan

yang terkait

dengan bidang

studi

a. Memahami materi ajar

yang ada dalam kurikulum

sekolah

b. Memahami, struktur,

konsep, dan metode

keilmuan yang menaungi

atau koheren dengan

materi ajar

c. Memahami hubungan

konsep antar mata

pelajaran terkait

d. Menerapkan konsep-

konsep keilmuan dalam

kehidupan sehari-hari

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

33

NO Kompetensi Sub Kompetensi Indikator

struktur dan

metodologi

keilmuannya.

3.2 Menguasai struktur

dan metode

keilmuan

Menguasai langkah-langkah

penelitian dan kajian kritis

untuk memperdalam

pengetahuan atau materi

bidang studi

4 Kompetensi

sosial:

merupakan

kemampuan

guru untuk

berkomunikasi

dan bergaul

secara efektif

dengan peserta

didik, sesama

pendidik, tenaga

kependidikan,

orang tua/wali

peserta didik,

dan masyarakat

sekitar

4.1 Mampu

berkomunikasi dan

bergaul secara

efektif dengan

peserta didik

Berkomunikasi secara efektif

dengan peserta didik

4.2 Mampu

berkomunikasi dan

bergaul secara

efektif dengan

sesama pendidik

dan tenaga

kependidikan

Berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan sesama

pendidik dan tenaga

kependidikan

4.3 Mampu

berkomunikasi dan

bergaul secara

efektif dengan

orang tua wali

peserta didik dan

masyarakat sekitar

Berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan orang

tua/wali peserta didik dan

masyarakat sekitar

*Sumber : Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK

Depdiknas dengan modifikasi

2.4 Sertifikasi

2.4.1 Pengertian Sertifikasi

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada sesuatu objek tertentu

(orang, barang, atau organisasi tertentu) yang menandakan bahwa objek tersebut

layak menurut kriteria, atau standar tertentu. Sertifikasi merupakan sebuah bentuk

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

34

jaminan mutu (quality assurance) kepada pengguna objek tersebut, sehingga para

pengguna tidak merasa dirugikan (Marselus, 2011 : 68).

Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-undang republik Indonesia No

20 Tahun 2003 tentan Sistem Pendidikan nasional dan peraturan Mentri

Pendidikan Nasional No 18 tahun 2007. Sertifikasi dapat berbentuk ijazah atau

sertifikat kompetensi, tetapi bukan sertifikat yang diperoleh melalui pertemuan

ilmiah seperti seminar, diskusi panel, lokakarya dan symposium ( UU RI No.

20/2003 pasal 61).

Sertifikasi profesi guru adalah proses untuk memberikan sertifikasi kepada

guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Sertifikasi

guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan

kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran

dan mutu pendidikan di Indonesia secra berkelanjutan. Bentu peningkatan

kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi

guru yang memiliki sertifikasi pendidik.

Dalam UU 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, disebut bahwa

“sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.”

Sertifikat adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan

dosen sebagai tenaga pendidik profesional. Dengan demikian, sertifikasi guru

dapat diartikan sebagai proses pemberian pengakuan bahwa seorang guru telah

memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan

pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh

lembaga sertifikasi. Sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

35

untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan

pemberian sertifikat pendidik (Mulyasa, 2007 :34).

Menurut Trianto (2007:9) sertifikat pendidik adalah surat keterangan yang

diberikan suatu lembaga pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi

sebagai bukti formal kelayakan profesi guru, yaitu memenuhi kualifikasi

pendidikan minimim dan mengasai kompetensi minimal sebagai agen

pembelajaran.

Syarat sertifikasi pendidik bagi guru adalah: (1) Memenuhi standar

kualifikasi akademik (S1 atau D4 dan Relevan); (2) Menguasai standar

kompetensi yang dibuktikan dengan lulus uji kompetensi yang diselenggarakan

oleh perguruan tinggi penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang

terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah (Kunandar, 2009: 83).

Dengan demikian berdasarkan pernyataan tersebut maka, dapat

disimpulkan sertifikasi guru dalam penelitian ini adalah suatu bukti pengukuran

sebagai tenaga profesional yang telah dimiliki seseorang pendidik dalam

melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu., setelah

yang bersangkutan menempuh uji kompetensi yang dilakukan oleh lembaga

sertifikasi.

2.4.2 Tujuan dan Manfaat Sertifikasi

Sertifikasi memiliki beberapa tujuan dan manfaat tertentu. Melalui

sertifikasi sertdak-tidaknya terdapat jaminan dan kepastian tentang status

profesionalisme guru dan juga menunjukkan bahwa pemegang lisensi atau

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

36

sertifikat memiliki kemamupuan tertentu dlam memberikan layanan profesional

kepada masyarakat (Marselus, 2011: 76).

2.4.2.1 Tujuan Sertifikasi Guru

Ada beberapa tujuan dari sertifikasi, diantaranya:

1. Sertifikasi dilakukan untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan

tugas sebagai agen pembelajaran dalam rangka mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Melalui sertifikasi maka akan dilakukan seleksi

terhadap guru manakah yang berkelayakan untuk mengajar dan mendidik dan

manakah yang tidak. Sertifikasi dalam konteks ini sebagai suatu mekanisme

seleksi terhadap guru-guru yang unggul yang diharapkan dapat menunaikan

tugas sebagai guru profesional untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.

2. Sertifikasi juga dilakukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil

pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa

dan menjadi salah satu komponen penting dalam proses pendidikan dan

pembelajaran. Guru juga menjadi salah satu aset penting yang menjadi

penentu kualitas pendidikan secara nasional. Karena itu melalui sertifikasi

guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu dproses dan hasil pendidikan.

3. Sertifikasi untuk meningkatkan martabat guru. Melalui sertifikasi guru maka

wibawa dan martabatnya sebagai seorang profesional dapat dijaga bahkan

ditingkatkan. Selama ini guru dipandang sebagai pekerjaan massal yang dapat

dimasuki oleh siapa saja dari berbagai latar belakang. Karena itu ada

kecenderungan publik melihat guru secara berat sebelah dan profesi yang

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

37

disandangnya dianggap sebagai sebuah pekerjaan yang lumrah.sertifikasi

justru untuk menjamin dan memastikan bahwa pekerjaan guru adalah

pekerjaan yang berwibawa dan guru melalui pengalaman pendidikan dan

pelatihan yang relatif lama dapat memberikan layanan yang lebih baik

dibandingkan dengan pekerja-pekerja pengajaran yang amatir.

4. Sertifikasi untuk meningkatkan profesionalisme guru. Sejatinya, guru yang

telah menyelesaikan proses pendidikan pada jenjang pendidikan keguruan

sudah memiliki sertifikat sebagai guru/pengajar. Ijazah dan akta mengajar

yang dimilikinya sudah memperlihatkan bahwa yang bersangkutan sudah

layak sebagai guru. Tetapi apakah pemegang ijazah dan akta guru sudah

benar-benar kompeten dan profesional? Untuk memastikannya perlu

dilakukan uji kompetensi sebagai seorang profesional sehingga dilakukan

melalui sertifikasi. Bahkan sertifikat tidak berlaku seumur hidup, sehingga

sertifikasi dan resertifikasi dapat menjadi salah satu mekanisme untuk

memastikan bahwa guru penyandang sertifikasi masih tetap profesional dan

memiliki kompetensi yang dapat diandalkan. Sertifikasi dapat menjadi sebuah

bentuk post quality control yakni pengendalian mutu terhadap output yang

dilakukan sebelum output itu digunakan di dalam masyarakat (Marselus,

2011: 76).

2.4.2.2 Manfaat Sertifikasi guru

Sertifikasi guru memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten yang

dapat merusak citra guru. Sertifikasi guru merupakan sebuah bentuk

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

38

pengakuan terhadp profesionalisme guru. Dengan disertifikasi maka profesi

guru terlindungi sebagai sebuah profesi yang bermartabat karena dengan itu

dapat diketahui manakah praktik-praktik guru yang profesional dan

manakah yang tidak profesional. Hal ini dilakukan mengingat pekerjaan

guru dimasa lalu dapat dimasuki oleh siapa saja dari berbagai latar belakang

kualifikasi pendidikan.

b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak

berkualitas dan tidak profesional. Sertifikasi menjadi sebuah mekanisme

bagi masyarakat untuk membedakan manakah praktik pendidikan yang

bermutu dan profesional. Akibat dari semakin banyaknya sekolah yang

bermunculan dan semakin banyaknya pengajar-pengajar menawarkan

jasanya kepada masyarakat, maka melalui sertifikasi guru masyarakat

mendapatkan jaminan dan kepastian tentang mutu dan keabsahan proses

pendidikan yang diselenggarakan di sekolah. Semakin banyak guru yang

disetifikasi dapat menjadi indikasi bahwa layanan pendidikan di sekolah

menjadi semakin profesional karena ditangani oleh para profesional.

Dengan demikian masyarakat kita tidak hanya terbujuk rayu dengan

tawaran-tawaran pendidikan yang dipromosikan.

c. Meningkatkan kesejahteraan guru. Sertifikasi juga membawa dampak

finansial tertentu khususnya bagi guru pemegang sertifikasi. Dalam konteks

guru di Indonesia, pemerintah sudah menetapkan aturan bahwa guru yang

telah disertifikasi berhak untuk mendapatkan tunjangan profesional setara

dengan gaji pokok satu bulan. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

39

tingkat kesejahteraan guru pasca sertifikasi akan semakin baik, dan guru

dapat berkonsentrasi untuk melaksanakan tugas pokoknya sebagai pengajar

dan pendidik di sekolah (Marselus, 2011 : 77).

Lebih lanjut dikemukakan bahwa sertifikasi pendidikan dan tenaga

kependidikan menurut Mulyasa (2008 : 35) mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Pengawasan mutu

(a) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan

seperangkat kompetensi yang bersifat unik.

(b) Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk

mengembangkan tingkat kompetensinya secara berkelanjutan.

(c) Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada awal

masuk organisasi profesi maupu pengembangan karier selanjutnya.

(d) Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu

maupu usaha belajar secara mandiri untuk mencapai peningkatan

profesionalisme.

2. Penjaminan mutu

a. Adanaya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap

kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah

menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta anggotanya. Dengan

demikian pihak berkepentingan, khususnya para pelanggan/pengguna akan

makin menghargai organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau

melindungi para pelanggan/pengguna.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

40

b. Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para

pelanggan/pengguna yang ingin mempekerjakan orang dalam bidang

keahlian dan keterampilan tertentu.

2.4.3 Dasar Hukum Pelaksanaan Sertifikasi Guru

UUGD Pasal 11 ayat (2) menyatakan:

Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi

yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan

yang terakreditasi dan ditetpkan oleh pemerintah.

Sertifikasi guru diselenggarakan oleh LPTK yang terakreditasi dan

ditetapkan oleh Mentri Pendidikan Nasional.

Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagai upaya meningkatkan mutu

layanan dan hasil pendidikan di Indonesia, diselenggarakan berdasarkan landasan

hukum sebagai berikut (Samani, 2007: 5).

a. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

c. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

d. Pereturan Mentri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2005 tentang Standar

Kualifikasi dan Kompetensi Pendidikan.

e. Fatwa/Pendapat Hukum Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.

I.UM.01.02-253.

f. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi

bagi Guru dalam Jabatan.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

41

2.4.4 Uji Kompetensi dalam Sertifikasi Guru

Standar kompetensi dan sertifikasi guru merupakan salah satu pekerjaan

yang harus dilakukan pemerintah terkait amanat Undang-Undang Guru dan Dosen

(UUGD). Melalui standar dan sertifikasi, diharapkan dapat dipilih dan dipilih

guru-guru profesional yang berhak menerima tunjangan profesi, dan guru-guru

yang tidak profesional yang tidak berhak mendapatkannya. Untuk kepentingan

tersebut, perlu dilakukan suatu sistem pengujian terhadap kompetensi, atau

melakukan uji kompetensi. Uji kompetensi merupakan bagian penting dari standar

kompetensi dan sertifikasi guru sebagaimana diamanatkan dalam UUGD

(Mulyasa, 2007 : 191).

Dalam standar kompetensi dan sertifikasi guru, uji kompetensi baik secara

teoritis maupun praktis memiliki manfaat yang sangat penting, terutama dalam

meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas guru. Mulyasa

(2007), mengungkapkan pentingnya uji kompetensi dan standar kompetensi dan

sertifikasi guru antara lain sebagai berikut:

1. Sebagai alat untuk mengembangkan standar kompetensi guru

Berdasarkan hasil uji dapat diketahui kemampuan rata-rata para guru, aspek

mana yang perlu ditingkatkan, dan siapa guru yang perlu mendapatkan

pembinaan secara kontinue, serta siapa guru yang telah mencapai standar

kemampuan minimal.

2. Merupakan alat seleksi penerimaan guru

Melalui uji kompetensi, diharapkan dapat terjaring guru-guru yang kompeten,

kreatif, profesional, inovatif, dan menyenangkan, sehingga mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran disekolahnya.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

42

3. Untuk pengelompokan guru

Hasil uji kompetensi guru dapat digunakan untuk mengelompokkan dan

menentukan mana guru profesional yang berhak menerima tunjangan

profesional, tujangan jabatan, dan penghargaan profesi serta guru yang tidak

profesional tidak berhak menerimanya.

4. Sebagai bahan acuan dalam penegembangan kurikulum

Tujuan, program pendidikan, sistem pembelajaran, dan evaluasi perlu

direncanakan sedemikian rupa agar sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan

kompetensi guru.

5. Merupakan alat pembinaan guru

Dengan adanya syarat yang menjadi kriterian calon guru, maka akan terdapat

pedoman bagi para adminstrator dalam memilih, menseleksi dan

menempatkan guru sesuai dengan karakteristik dan kondis, serta jenjang

sekolah.

6. Mendorong kegiatan dan hasil belajar.

Uji kompetensi guru akan mendorong terciptanya kegiatan dan hasil belajar

yang optimal, karena guru yang teruji kompetensinya akan senantiasa

menyesuaikan kompetensinya dengan perkembangan kebutuhan dan

pembelajaran.

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Stefany Soraya Sonya

(2010) yang berjudul “Penguasaaan Kompetensi Guru yang Sudah Bersertifikasi

dan Guru yang Belum Bersertidikasi Di SMP Se-Kecamatan Ngablak”, yang

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

43

menunjukkan bahwa: penguasaan kompetensi antara guru yang telah bersetifikasi

dan yang belum bersertifikat menunjukkan bahwa, guru yang sudah bersertifikat

memiliki penguasaan mompetensi yang lebih tinggi dari pada guru yang belum

bersertifikat. Rata-rata penguasaan kompetensi guru yang belum bersertifikat

sebesar 489,55. Angka ini lebih kecil dari standar minimal kelulusan sebesar 850.

Sedangkan rata-rata penguasaan guru yang sudah bersetifikat sebesar 898,86.

Angka ini diatas standar minimal kelulusan 850.

2.6 Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, unit of analysis yang akan diteliti adalah penguasaan

kompetensi guru yang sudah bersertifikasi. Sedangkan unit of observation adalah

guru SMP Kristen 2 Salatiga. Sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi

guru yang sudah bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga. Sebelum melakukan

penelitian, peneliti mengumpulkan data awal dengan cara mengobservasi jumlah

guru yang sudah bersertifikasi kemudian melakukan wawancara awal untuk

mendapatkan data awal. Kemudian peneliti menyiapkan perangkat non tes seperti

pertanyaan-pertannyaan untuk wawancara dan angket. Kemudian mengumpulkan

beberapa dokumen yang mendukung proses pengambilan data oleh peneliti.

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan yang

disaratkan untuk menjadi seorang guru. Kemampuan tersebut biasa disebut

dengan istilah kompetensi guru. Kompetensi guru itu diantarannya adalah

kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan

kompetensi kepribadian.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

44

Keempat kompetensi tersebut mutlak dikuasai oleh guru agar dapat

melaksanakan tugas dan kinerja sebagai guru dengan baik karena dalam

melaksanakan tugasnnya guru tidak mengalami kesulitan dan dapat mengatasi

masalah yang berkaitan dengan tugasnya dengan penguasaan kompetensi yang

dimilikinya.

Sertifikasi guru adalah suatu proses pemberian pengakuan bahwa

seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan

pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang

diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.

Guru yang lolos sertifikasi adalah yang menguasai keempat kompetensi

yang disyaratkan, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Guru yang profesional memiliki

penguasaan kompetensi yang tinggi terhadap keempat kompetensi guru tersebut.

Semakin baik penguasaan guru terhadap kompetensi, semakin profesional guru

tersebut.

Apabila seorang guru telah sertifikasi tentu dia sudah dinyatakan layak

untuk menjalankan tugas pokoknya, dengan kata lain guru yang sudah sertifikasi

memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan guru yang belum

sertifikasi.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

45

Kompetensi

Pedagogik

Guru

Kompetensi

Kepribadian

Kompetensi

Sosial

Kompetensi

Profesional

Guru Profesional

Bagan 2.1

Kerangka Berpikir

2.7 Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan variabel dalam

penelitian. Penelitian tentang penguasan kompetensi guru bersertifikat di SMP

Kristen 2 Salatiga, mampunyai empat variabel yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran

yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikanberbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gururepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10274/2/T1_162009092_BAB II... · Menguasai bahan ajar Menguasai landasan-landasan kependidikan

46

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata

pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi keilmuannya, serta

penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

Selanjutnya, kompentensi sosial merupakan kemampuan guru untuk

berkomunikasi dan bergaul secra efektif dengan peserta didik, tenaga pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Secara

keseluruhan persenan (%) skor diperoleh dari kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang diukur dengan

rentang nilai 1 – 5.

2.8 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian,

hipotesis adalah suatu pernyataan yang harus masih diuji kebenarannya secara

empirik (Iskandar, 2008:56). Berdasarkan berdasarkan kerangka penelitian

“Penguasaan Kompetensi Guru di SMP Kristen 2 Salatiga”, hipotesis yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Hipotesis kerja : penguasaan kompetensi guru bersertifikasi di SMP Kristen 2

Salatiga tinggi.

Ho :µ = 5

H1 : µ1 < 5