bab ii tinjauan pustaka a. pengertian bblrrepository.ump.ac.id/5553/3/yesi istriyana bab ii.pdf ·...

27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian BBLR Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby (bayi dengan berat lahir rendah = BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bayi premature (Wiknjosastro, 2007). Menurut Manuaba (1998), istilah prematuritas telah diganti dengan berat badan lahir rendah (BBLR) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena umur hamil kurang dari 37 minggu dan berat badan lebih rendah dari semestinya sekalipun cukup umur, atau karena kombinasi keduanya. Menurut Jumiarni dan Mulyani (1995), BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram). Dahulu bayi ini dikatakan prematur kemudian disepakati disebut low birth weight infant atau Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Karena bayi tersebut tidak selamanya prematur atau kurang bulan tetapi dapat cukup bulan maupun lebih bulan. Jadi disini jelas bahwa yang dimaksud dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram disebabkan karena lahir kurang bulan atau cukup bulan yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. 8 Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian BBLR

    Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan

    low birth weight baby (bayi dengan berat lahir rendah = BBLR). Hal ini

    dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram pada

    waktu lahir bayi premature (Wiknjosastro, 2007).

    Menurut Manuaba (1998), istilah prematuritas telah diganti dengan berat

    badan lahir rendah (BBLR) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran

    bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena umur hamil

    kurang dari 37 minggu dan berat badan lebih rendah dari semestinya sekalipun

    cukup umur, atau karena kombinasi keduanya.

    Menurut Jumiarni dan Mulyani (1995), BBLR adalah neonatus dengan

    berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai 2499

    gram). Dahulu bayi ini dikatakan prematur kemudian disepakati disebut low

    birth weight infant atau Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Karena bayi

    tersebut tidak selamanya prematur atau kurang bulan tetapi dapat cukup bulan

    maupun lebih bulan.

    Jadi disini jelas bahwa yang dimaksud dengan Bayi Berat Lahir Rendah

    (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram

    disebabkan karena lahir kurang bulan atau cukup bulan yang ditimbang dalam

    1 (satu) jam setelah lahir.

    8 Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu prematur murni dan

    dismaturitas.

    1) Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37

    minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa

    kehamilan, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai masa

    kehamilan. Penyebabnya berasal dari berbagai faktor ibu, faktor janin

    maupun faktor lingkungan.

    2) Dismaturitas atau Kecil untuk Masa Kehamilan adalah bayi lahir dengan

    berat badan kurang dari berat badan sesungguhnya untuk masa kehamilan.

    Hal ini karena janin mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan

    dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK).

    BBLR umumnya kerap mengalami gangguan, apalagi bila perawatan di

    tahun pertama kelahirannya kurang baik. Ini dapat berdampak hingga ia

    tumbuh menjadi besar. Menurut Arief Mansjoer, dkk (1999), pada BBLR

    sering ditemui adanya refleks menghisap / menelan lemah bahkan kadang-

    kadang tidak ada, bayi cepat lelah, saat menyusu sering tersedak atau malas

    menghisap, dan lain-lain. Sehingga angka kesakitan dan kematiannya tinggi.

    Manuaba (1998), menyatakan bahwa sebagai gambaran umum bayi berat

    lahir rendah mempunyai karakteristik :

    a. Berat kurang dari 2.500 gram

    b. Panjang kurang dari 45 cm

    c. Lingkar dada kurang dari 30 cm

    d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • e. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

    f. Kepala relatif lebih besar

    g. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang

    h. Otot hipotonik lemah

    i. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas).

    B. Penyebab BBLR

    Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor

    resiko BBLR yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi faktor ibu,

    janin, dan plasenta. Diantara faktor-faktor tersebut, masalah anemia defisiensi

    besi (ADB) selama kehamilan merupakan salah satu faktor resiko adanya

    indikasi kelahiran premature, BBLR, dan peningkatan kematian prenatal

    (Warouw dan Wiriadinata, 2002).

    Selain itu, penyebab terjadinya BBLR bisa karena kurang suplai gizi

    waktu dalam kandungan, ataupun lahir kurang bulan. Masalah pada plasenta

    juga berperan penting pada terjadinya BBLR, karena oksigen dan nutrisi tidak

    tersalurkan dengan baik. Penyakit-penyakit tertentu saat hamil yang perlu

    diwaspadai dapat menimbulkan BBLR adalah toxoplasmosis, rubella,

    cytomegalovirus dan sipilis serta penyakit-penyakit infeksi lainnya. Juga

    penyakit pada ibu seperti penyakit jantung dan hipertensi. Seorang wanita yang

    pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi, kemungkinan akan mengalaminya

    lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika diluar kehamilan dia menderita

    tekanan darah tinggi menahun.

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bayi Berat Lahir Rendah

    Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui

    suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Menurut

    Setianingrum (2005), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir

    rendah adalah sebagai berikut :

    1. Faktor Lingkungan Internal

    Yaitu meliputi umur ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, status

    gizi ibu hamil, dan penyakit pada saat kehamilan.

    2. Faktor Lingkungan Eksternal

    Yaitu meliputi kondisi lingkungan dan tingkat sosial ekonomi ibu hamil.

    3. Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan dengan frekuensi

    pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC).

    Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi lahir

    antara lain sebagai berikut :

    1. Usia Ibu Hamil

    Riwayat ibu hamil yang dulu dilahirkan BBLR atau riwayat

    melahirkan BBLR sebelumnya, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih

    dari 35 tahun juga disebutkan sebagai faktor risiko yang harus

    diperhatikan. Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir dimana

    angka kejadian tertinggi BBLR adalah pada usia dibawah 20 tahun

    (Zaenab dan Joeharno, 2006). Reproduksi sehat bagi wanita untuk

    melahirkan adalah 20-35 tahun.

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • a. Usia ibu di bawah 20 tahun

    Dimana umur kurang dari 20 tahun pada umumnya secara fisik

    alat reproduksinya belum matang untuk menerima hasil konsepsi dan

    dari segi psikis atau emosi dan kejiwaannya seorang wanita yang

    berumur terlalu muda belum cukup dewasa untuk menjadi seorang

    ibu. Ibu yang hamil kurang dari 20 tahun merupakan kehamilan yang

    sangat berisiko, baik terhadap dirinya maupun terhadap bayi yang

    dikandungnya karena pertumbuhan linear (tinggi badan) pada

    umumnya baru selesai pada usia 16-18 tahun dan dilanjutkan dengan

    pematangan pertumbuhan rongga panggul beberapa tahun setelah

    pertumbuhan linear selesai yaitu pada usia 20 tahun. Akibat terhadap

    dirinya (hamil pada usia kurang dari 20 tahun) meliputi komplikasi

    persalinan dan gangguan penyelesaian pertumbuhan optimal karena

    masukan gizi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dirinya

    yang masih tumbuh (FKM UI, 2007).

    b. Usia ibu di atas 35 tahun

    Sedangkan pada umur lebih dari 35 tahun, elastisitas panggul

    dan sekitarnya serta alat-alat reproduksi pada umumnya mengalami

    kemunduran sehingga dapat mempersulit persalinan dan dapat

    menyebaban lahirnya bayi dengan berat rendah (Manuaba, 1998).

    Sebagian besar wanita yang berusia di atas 35 tahun mengalami

    kehamilan yang sehat dan dapat melahirkan bayi yang sehat pula.

    Namun beberapa penelitian menyatakan semakin matang usia ibu

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • dihadapkan pada kemungkinan terjadinya beberapa risiko tertentu,

    termasuk risiko kehamilan. Masalah kesehatan yang kemungkinan

    dapat terjadi dan berakibat terhadap kehamilan di atas 35 tahun adalah

    munculnya masalah kesehatan yang kronis (Anonim, 2003). Selain

    itu, seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter

    lebih mungkin memiliki panggul yang sempit. Wanita tersebut juga

    memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami persalinan

    prematur dan melahirkan bayi yang sangat kecil.

    2. Jarak Kehamilan/Kelahiran

    Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga

    berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih,

    karena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum

    cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan

    sebelumnya. Ini merupakan salah satu faktor penyebab kelemahan dan

    kematian ibu serta bayi yang dilahirkan (Sitorus, 1999).

    3. Paritas

    Paritas secara luas mencakup gravida/jumlah kehamilan,

    prematur/jumlah kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran. Sedang dalam

    arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas

    dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita melahirkan anak keempat atau

    lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi

    kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, sering

    mengalami kurang darah (Wiknjosastro, 1999).

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • 4. Kadar Hemoglobin (Hb)

    Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi

    yang dilahirkan. Seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar

    hemoglobinnya dibawah 11 gr/dl. Data Depkes RI diketahui bahwa lebih

    dari 50% ibu hamil menderita anemia.

    5. Status Gizi Ibu Hamil

    Menurut Almatsier (2001), status gizi dapat diartikan sebagai

    keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat

    gizi. Berdasarkan pengertian diatas status gizi ibu hamil berarti keadaan

    sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu

    hamil. Soetjiningsih (1995), menyatakan bahwa gizi ibu pada waktu hamil

    sangat penting untuk pembuahan janin yang dikandungnya. Angka

    kejadian BBLR lebih tinggi di negara-negara yang sedang berkembang

    daripada di negara-negara yang sudah maju. Hal ini disebabkan oleh

    keadaan sosial ekonomi yang rendah mempengaruhi diet ibu.

    Gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi resiko dan

    komplikasi pada ibu, menjamin pertumbuhan jaringan sehingga bayi baru

    lahir memiliki berat badan optimal (Anonim, 2010). Status gizi ibu pada

    waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan

    janin yang sedang dikandung (Pudjiadi, 2003). Selain itu, gizi ibu hamil

    menentukan berat bayi yang dilahirkan maka pemantauan gizi ibu hamil

    sangatlah penting dilakukan. Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai

    penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg,

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • mempunyai resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR.

    Sehingga ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-

    12,5 Kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil. Supariasa, dkk (2003),

    menyatakan bahwa status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi

    pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila status gizi ibu buruk

    sebelum dan selama kehamilan akan menyebabkan Bayi Berat Lahir

    Rendah (BBLR).

    Selain itu, beberapa wanita hamil memang masih ada yang

    meminum jamu di saat kehamilannya, namun terdapat pula wanita hamil

    lainnya yang tidak berani meminumnya karena takut dengan efek samping

    yang akan terjadi nanti. Sebenarnya minum jamu ataupun ramuan

    tradisional lainnya saat kehamilan, secara medis tidak direkomendasikan

    karena ditakutkan bisa membahayakan keselamatan ibu maupun janinnya.

    Jikapun ingin mengkonsumsinya harus dikonsultasikan lebih dulu dengan

    dokter kandungan. Dalam mengkonsumsi jamu harus berhati-hati terutama

    bila ada riwayat keguguran, pernah melahirkan anak cacat, prematur, dan

    sebagainya. Pada trimester pertama yang merupakan masa sangat rentan

    bagi kehamilan karena pada masa tersebut janin sedang membentuk organ-

    organ vital seperti mata, hidung, telinga, pertumbuhan otak dan lainnya.

    Kemungkinan pada trimester kedua bisa lebih longgar karena

    pembentukkan organ-organ janin sudah sempurna tinggal

    mengembangkan dan meningkatkan pertumbuhannya, tapi meskipun

    demikian harus tetap berhati-hati karena terkadang dikhawatirkan akan

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • mengakibatkan kelahiran prematur.

    Ibu hamil yang terbiasa mengkonsumsi jamu, air ketubannya bisa

    jadi kental bahkan berwarna hijau keruh. Akibatnya, bayi mengalami

    kesulitan bernafas sewaktu dilahirkan. Belum lagi kalau air ketuban

    sampai terhirup oleh bayi bisa berakibat fatal. Di beberapa daerah,

    persalinan dengan kondisi bayi seperti ini banyak dijumpai, sehingga

    dokter yang menangani akan segera tahu, bahwa selama kehamilan ibu

    banyak mengonsumsi jamu. Penanganan dilakukan dengan mengupayakan

    resusitasi semaksimal mungkin, meski tentu saja tidak ada jaminan usaha

    tersebut akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Jamu juga bisa

    menyebabkan gangguan jantung pada janin, salah satunya adalah

    kebocoran sekat jantung, terlebih bila dikonsumsi waktu hamil muda. Bisa

    juga terjadi gangguan teratogenik yaitu kelainan pembentukan kongenital

    yang dapat menyebabkan kecacatan pada bayi. Salah satu penyebabnya

    adalah konsumsi konsentrat yang tidak diketahui secara pasti apa saja

    kandungan bahannya. Salah satu konsentrat yang tidak direkomendasikan

    tersebut adalah jamu. Karena makanan atau apa saja yang masuk ke tubuh

    seorang ibu hamil pasti akan sampai juga pada janin yang sedang tumbuh

    dalam rahimnya. Padahal bukan tidak mungkin dalam konsentrat tadi

    terkandung zat-zat berbahaya yang dapat mengancam dan menimbulkan

    masalah pada janin yang berikutnya bisa mengakibatkan kecacatan pada

    janin (Anonim, 2010).

    Berdasarkan hasil pengawasan obat tradisional melalui sampling dan

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • pengujian laboratorium Tahun 2007, Badan POM telah memerintahkan

    untuk menarik dari peredaran pada Tahun 2007 sebanyak 54 (lima puluh

    empat) item produk obat tradisional yang dicampur dengan Bahan Kimia

    Obat Keras yaitu Sibutramin Hidroklorida, Sildenafil Sitrat, Siproheptadin,

    Fenilbutason, Asam Mefenamat, Prednison, Metampiron, Teofilin, dan

    obat Parasetamol (Pramono S, 2002).

    Menurut Notoatmodjo (2007), untuk mendukung berbagai proses

    pertumbuhan janin yang dikandung ini maka kebutuhan makanan sebagai

    sumber energi juga meningkat. Demikian pula kebutuhan protein dan

    vitamin meningkat, kebutuhan berbagai mineral khususnya Fe dan

    Calsium juga meningkat. Apabila kebutuhan kalori, protein, vitamin dan

    mineral yang meningkat ini tidak dapat dipenuhi melalui konsumsi

    makanan oleh ibu hamil, akan terjadi kekurangan gizi. Kekurangan gizi

    pada ibu hamil dapat berakibat :

    a. Berat badan bayi pada waktu lahir rendah atau sering disebut BBLR.

    b. Kelahiran prematur (lahir belum cukup umur kehamilan).

    c. Lahir dengan berbagai kesulitan, dan lahir mati.

    Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil yaitu Kekurangan

    Energi Kronis (KEK) dan anemia gizi. Salah satu cara untuk mengetahui

    apakah ibu hamil menderita KEK atau tidak bila ukuran Lingkar Lengan

    Atas (LLA) kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil tersebut dikatakan KEK

    atau kurang gizi dan berisiko melahirkan bayi dengan BBLR. Data

    menunjukkan bahwa sepertiga (35,65 %) Wanita Usia Subur (WUS)

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • menderita KEK, masalah ini mengakibatkan pada saat hamil akan

    menghambat pertumbuhan janin sehingga menimbulkan resiko pada bayi

    dengan BBLR (Depkes RI, 2002). Pada ibu yang menderita kekurangan

    energi dan protein (status gizi kurang) maka akan menyebabkan ukuran

    plasenta lebih kecil dan suplai nutrisi dari ibu ke janin berkurang, sehingga

    terjadi retardasi perkembangan janin intrauterin dan bayi dengan Bayi

    Berat Lahir Rendah (BBLR).

    6. Pemeriksaan Kehamilan

    Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan

    mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga

    kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan

    bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan.

    Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui

    apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibu hamil dan bayi yang

    dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan (Depkes RI,

    2000). Pemeriksaan kehamilan harus dilakukan secara berkala, yaitu :

    a. Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu

    b. Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28 – 36 minggu

    c. Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu

    sampai masa melahirkan.

    7. Penyakit Saat Kehamilan

    Riwayat penyakit ibu didefinisikan sebagai penyakit yang sudah

    diderita oleh ibu sebelum kehamilan atau persalinan atau penyakit yang

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • timbul selama kehamilan yang tidak berkaitan dengan penyebab obstetric

    langsung, akan tetapi diperburuk oleh pengaruh fisiologik akibat

    kehamilan sehingga keadaan ibu menjadi lebih buruk. Kematian maternal

    akibat penyakit yang diderita ibu merupakan penyebab kematian maternal

    tidak langsung (indirect obstetric death) (Fibriana, 2007). Kehamilan

    sering terjadi bersamaan dengan infeksi yang dapat mempengaruhi

    kehamilan atau sebaliknya memberatkan infeksi. Disamping itu terdapat

    beberapa infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital, sehingga

    kombinasi tersebut memerlukan pengobatan yang intensif dan melakukan

    pengakhiran kehamilan (Manuaba, 1998).

    Penyakit infeksi tersebut seperti :

    1. Infeksi virus pada kehamilan.

    a. Rubela (campak jerman) : infeksi pada kehamilan dapat

    menimbulkan kelainan bawaan sehingga perlu dilakukan

    pengakhiran kehamilan. Cacat bawaan yang ditimbulkan makin

    tinggi bila infeksi sudah terjadi pada triwulan pertama sekitar

    35% sampai 50% bayi yang dilahirkan. Bentuk kelainan bawaan

    diantaranya : katarak, tuli, ikterus, kelainan kromosom, anemia,

    gangguan intelegensia, dan keterlambatan pertumbuhan janin.

    b. Sitomegalovirus : penyakit ini jarang dijumpai bersamaan dengan

    kehamilan. Pengaruhnya terhadap kehamilan adalah kelainan

    kongenital seperti hidrosefalus dan infeksi yang bersifat kronis

    seperti kelainan darah.

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • c. Cacar air : tidak banyak yang terinfeksi hanya 1-7 dari 10.000

    kehamilan. Cacat lahir yang paling sering yaitu terdapat bekas

    luka, cacat kaki, dan kepala yang kecil.

    d. Hepatitis infeksiosa : penyakit yang disebabkan oleh virus tipe A

    atau tipe B. Gambaran umum penyakit ini dapat diperberat oleh

    kehamilan, sehingga manifestasi klinisnya lebih jelas seperti

    nafsu makan kurang (anoreksia), panas badan meningkat, tampak

    ikterus (kuning), nyeri didaerah hati (epigastrum), dan pada

    pemeriksaan hati dapat membesar. Pengaruh infeksi hati terhadap

    kehamilan dapat dalam bentuk keguguran atau persalinan

    prematuritas dan kematian janin dalam rahim karena pengaruh

    infeksi ini bersumber dari gangguan fungsi hati dalam mengatur

    dan mempertahankan metabolisme tubuh, sehingga aliran nutrisi

    ke janin dapat terganggu atau berkurang.

    e. Rubeola : penyakit ini sebagian besar terjadi pada masa anak-

    anak. Penyakit rubeola pada kehamilan dapat menimbulkan

    keguguran, persalinan prematur bahkan mungkin cacat bawaan.

    2. Infeksi alat kelamin pada kehamilan.

    a. Infeksi sifilis : disebabkan oleh Treponema pallidum yang dapat

    menembus plasenta setelah kehamilan 16 minggu. Pengaruhnya

    terhadap kehamilan dapat dalam bentuk persalinan prematuritas

    atau kematian dalam rahim.

    b. Infeksi gonorrhoea : disebabkan oleh neisseria gonorrhoea yang

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • dapat menimbulkan infeksi akut atau menahun. Penyakit akut

    dapat menimbulkan gejala klinis seperti infeksi saluran kemih

    luar, nyeri saat miksi, keputihan yang berwarna seperti nanah,

    encer dengan jumlah yang banyak dan perlukaan sekitar alat

    genetalia bagian luar. Penyakit yang kesembuhannya terganggu

    dapat menimbulkan infeksi menahun dengan gejala klinis seperti

    infeksi saluran indung telur, infeksi lapisan dalam rahim, dan

    dapat terjadi kemandulan. Sedangkan pengaruh terhadap bayi

    dapat menimbulkan infeksi mata yang selanjutnya dapat

    menyebabkan kebutaan.

    3. Infeksi bakteria pada kehamilan.

    a. Tifus abdominalis : angka kematian ibu dengan kehamilan

    disertai tifus abdominalis cukup tinggi sedangkan kematian bayi

    sekitar 65% sampai 70%. Penyakit infeksi tifus abdominalis yang

    disertai panas tinggi secara tidak langsung dapat menimbulkan

    gangguan pada kehamilan dan dapat terjadi keguguran, persalinan

    prematuritas, atau lahir mati.

    b. Kolera : muntah dan diare yang berlebihan apalagi tidak

    terkendali dapat membahayakan hidup ibu dan janin karena

    kekurangan cairan tubuh yang fungsional. Dengan demikian,

    setiap muntah dan diare yang terjadi pada kehamilan memerlukan

    perawatan dan pengobatan yang intensif melalui pemberian cairan

    pengganti.

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • c. Infeksi tetanus : infeksi ini bisa terjadi karena pertolongan

    persalinan yang kurang steril. Disamping itu kematian karena

    tetanus neonatorum melalui potongan tali pusat sangat tinggi

    sehingga untuk mengatasi kejadian infeksi tetanus kini diberikan

    vaksinasi tetanus toksoid.

    4. Infeksi protozoa.

    a. Malaria : bentuk serangannya berupa badan panas tinggi dapat

    disertai menggigil. Infeksi ini dapat menyebabkan infeksi plasenta

    sehingga makin mengganggu pertukaran nutrisi ke janin dan

    menimbulkan gangguan perkembangan dan pertumbuhan janin.

    Infeksi malaria pada kehamilan lebih sering terjadi serangan

    karena daya tahan tubuh ibu hamil makin menurun terhadap

    semua bentuk infeksi.

    b. Toksoplasmosis : disebabkan oleh Toksoplasmosis gondii,

    protozoa ini banyak terdapat pada anjing, kucing, tikus dan

    binatang lainnya. Infeksi ini tidak menimbulkan gejala tapi

    memiliki risiko selama kehamilan karena bisa menginfeksi

    plasenta dan janin. Risiko terinfeksi paling besar di trimester

    ketiga tapi tingkat keparahan congenital toxoplasmosis paling

    tinggi jika terinfeksi pada trimester pertama.

    c. Trikomonas vaginalis : merupakan infeksi yang biasanya

    menyerang saluran genitourinari, uretra adalah tempat infeksi

    yang paling umum pada laki-laki dan vagina pada wanita. Infeksi

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • selama hamil dikaitkan dengan risiko kelahiran prematur, ketuban

    pecah dini, BBLR, serta berisiko rentan terkena HIV.

    Semua penyakit infeksi yang terjadi pada kehamilan sangat

    berbahaya baik bagi ibu maupun janin yang dikandungnya. Selain itu ada

    beberapa penyakit yang mempengaruhi kejadian BBLR diantaranya yaitu :

    1. Anemia

    Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah

    anemia akibat kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur

    besi dalam makanan. Anemia defisiensi besi Anemia defisiensi besi

    merupakan jenis anemia yang sering terjadi bila tubuh kekurangan zat

    besi. Tubuh kita memerlukan zat besi untuk membentuk hemoglobin.

    Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan Bayi

    Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat

    persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika

    ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Depkes RI, 2002).

    Kadar Hemoglobin (Hb) ibu sangat mempengaruhi berat bayi

    yang akan dilahirkan. Ibu hamil yang anemia karena kadar

    hemoglobinnya rendah bukan hanya membahayakan jiwa ibu tetapi

    juga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta

    membahayakan jiwa janin. Hal ini disebabkan karena kurangnya

    suplai nutrisi dan oksigen pada placenta yang akan berpengaruh pada

    fungsi plasenta terhadap janin.

    Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • saat kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan

    menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang

    baik minimal dua tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga

    badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa harus

    menghabiskan cadangan zat besinya.

    Setyowati (2003) menyatakan bahwa berbagai gangguan akan

    dialami wanita hamil dan janinnya, jika ibu menderita anemia.

    Pengaruh kurang baik ini berlangsung selama kehamilan, saat

    persalinan atau selama memasuki masa nifas dan masa laktasi serta

    waktu selanjutnya. Ibu hamil dengan penderita anemia kemungkinan

    akan melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) atau bisa

    jadi salah satu penyebab kematian ibu hamil di karenakan adanya

    pendarahan pada saat persalinan. Ariawan (2001) menuturkan bahwa

    anemia gizi pada kehamilan adalah kondisi ketika kadar hemoglobin

    lebih rendah daripada normal karena kekurangan satu atau lebih

    nutrisi esensial. Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk

    terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas. Pengaruh anemia saat

    kehamilan dapat berupa abortus, persalinan kurang bulan, ketuban

    pecah dini (KPD). Pengaruh anemia saat persalinan dapat berupa

    partus lama, gangguan his dan kekuatan mengedan serta kala uri

    memanjang sehingga dapat terjadi retensio plasenta. Pengaruh anemia

    saat masa nifas salah salah satunya perdarahan post partum, infeksi

    nifas dan penyembuhan luka perineum lama.

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • Menurut Manuaba (1998), jika persediaan cadangan Fe (zat

    besi) minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe

    tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya.

    2. Hipertensi

    Yang dimaksud dengan hipertensi disertai kehamilan adalah

    hipertensi yang telah ada sebelum kehamilan (Manuaba, 1998).

    Hipertensi dalam kehamilan, yang sering dijumpai yaitu preeklamsia

    dan eklamsia, apabila tidak segera ditangani akan dapat

    mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran yang berlanjut pada

    terjadinya kegagalan pada jantung, gagal ginjal atau perdarahan otak

    yang akan mengakibatkan kematian maternal. Pada ibu hamil

    kelebihan berat badan, tekanan psikologis, stres, dan ketegangan bisa

    menyebabkan juga hipertensi.

    Wanita yang mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi kronis)

    sebelum hamil lebih mungkin mengalami masalah serius yang

    berpotensi selama kehamilan. Masalah-masalah ini termasuk

    preeklampsia (sebuah jenis tekanan darah tinggi yang terjadi selama

    kehamilan), tekanan darah tinggi yang memburuk, janin yang tidak

    berkembang sebanyak yang diharapkan, pelepasan plasenta yang

    premature dari rahim (placental abruption), dan kematian waktu lahir.

    Selama kehamilan, wanita dengan tekanan darah tinggi dipantau

    ketat untuk memastikan tekanan darah dikendalikan dengan baik,

    ginjal berfungsi dengan normal, dan janin berkembang dengan

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • normal. Meskipun begitu, pelepasan plasenta yang prematur tidak

    dapat dicegah atau diantisipasi. Seringkali, bayi harus segera

    dilahirkan untuk mencegah kematian waktu lahir atau komplikasi

    yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi (seperti stroke) pada

    wanita.

    3. Penyakit Jantung

    Kehamilan memerlukan kerja jantung yang lebih berat.

    Konsekuensinya, kehamilan bisa memperburuk penyakit jantung atau

    menyebabkan penyakit jantung untuk menghasilkan gejala-gejala

    untuk pertama kali. Sekitar 1% wanita yang mengalami penyakit

    jantung berat sebelum hamil menjadi meninggal sebagai akibat dari

    kehamilan, biasanya karena gagal jantung. Wanita hamil dengan

    penyakit jantung bisa menjadi lelah yang tak biasa dan bisa membatasi

    kegiatan mereka, jantungnya berdebar-debar, serta edema tungkai atau

    terasa berat pada kehamilan muda. Jarang wanita dengan penyakit

    jantung berat dianjurkan untuk melakukan aborsi dini pada kehamilan.

    Penyakit jantung pada wanita hamil bisa mempengaruhi janin.

    Menurut Manuaba (1998), penyakit jantung dapat mempengaruhi

    pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dalam bentuk :

    a. Dapat terjadi keguguran.

    b. Persalinan prematuritas atau berat lahir rendah.

    c. Kematian perinatal yang makin meningkat.

    d. Pertumbuhan dan perkembangan bayi mengalami hambatan

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • intelegensia atau fisik.

    Untuk wanita dengan beberapa jenis penyakit jantung,

    kehamilan tidak dianjurkan karena meningkatkan resiko mereka pada

    kematian.

    4. Asma

    Dampak penyakit asma selama kehamilan dapat membahayakan

    kesehatan, mengancam nyawa dan keselamatan ibu. Ketika asma

    dikendalikan selama kehamilan, seorang wanita akan memiliki

    kehamilan normal tanpa komplikasi. Bila asma tidak terkontrol selama

    kehamilan dapat mengakibatkan:

    1. Lahir premature

    2. Bayi dengan berat lahir rendah

    3. Perubahan tekanan darah

    Asma yang memburuk selama kehamilan biasanya kembali

    membaik dalam waktu 3 bulan setelah partus. Asma yang terjadi pada

    kehamilan sebelumnya, pada 60% penderitanya akan terulang lagi

    pada kehamilan berikutnya (Selamihardja, 1999).

    Efek yang dirasakan tidak hanya dirasakan oleh ibu tapi juga

    dirasakan oleh janin. Asma yang tidak ditangani dapat

    menyebabkan BBLR (Berat badan Lahir rendah) dan jika ibu sering

    mengalami serangan asama selama hamil, maka dapat menyebabkan

    suplai oksigen ke janin yang sangat diperlukan sel darah merah untuk

    mengangkut nutrisi ke janin menjadi teganggu sehingga janin dapat

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • mengalami hipoksia dan pertumbuhannya menjadi terhambat. Ada

    beberapa hal yang wanita hamil dapat lakukan untuk mengontrol asma

    selama kehamilan yaitu menghindari pemicu alergi, tidur yang cukup,

    hindari merokok atau menghindari orang yang merokok.

    5. Penyakit Diabetes Mellitus

    Pada beberapa wanita, diabetes terjadi selama kehamilan,

    gangguan ini disebut gestasional diabetes dan biasanya terjadi pada

    wanita yang berusia 35 tahun atau lebih. Diabetes Mellitus

    Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa

    berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa

    membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak.

    Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-

    65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari

    ibu ke janin. Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar

    40-60% wanita yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut

    pasca persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan

    toleransi glukosa. Resiko komplikasi selama kehamilan bisa dikurangi

    dengan mengendalikan kadar gula (glukosa) di dalam darah. Kadar

    tersebut harus dijaga senormal mungkin sepanjang kehamilan. Cara

    untuk mengukur kadar gula darah (seperti makanan, olahraga dan

    insulin) harus dimulai sebelum kehamilan. Kebanyakan wanita hamil

    diminta untuk mengukur kadar gula mereka beberapa kali sehari di

    rumah.

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • Jika diabetes kurang dikontrol awal sekali pada kehamilan,

    risiko keguguran dini dan kerusakan lahir bertambah secara

    signifikan. Ketika diabetes kurang dikontrol dan telat pada kehamilan,

    janin besar dan risiko kematian ketika melahirkan meningkat. Air

    ketuban yang terlalu banyak cenderung terjadi pada ibu yang

    menderita diabetes yang tidak terkontrol. Air ketuban yang terlalu

    banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan menekan diafragma

    ibu, hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan yang berat pada

    ibu atau terjadinya persalinan premature.

    Janin besar akan sulit lewat dengan mudah melalui vagina dan

    lebih mungkin untuk terluka selama melahirkan normal. Risiko

    preeklampsia (tekanan darah tinggi yang terjadi selama kehamilan)

    juga meningkat untuk wanita dengan diabetes. Untuk wanita dengan

    diabetes, kebutuhan untuk insulin segera turun secara dramatis setelah

    melahirkan. Tetapi kebutuhan tersebut biasanya kembali seperti

    semula sebelum kehamilan dalam waktu sekitar 1 minggu. Bayi yang

    baru lahir pada wanita yang mengalami diabetes meningkatkan risiko

    mengalami kadar gula yang rendah, kalsium rendah, dan kadar

    bilirubin yang rendah di dalam darah (Anonim, 2006).

    8. Keterpaparan Asap Rokok

    Selain riwayat penyakit pada ibu hamil, merokok juga berbahaya

    bagi ibu dan janin yang dikandungnya, tetapi hanya sekitar 20% wanita

    yang berhenti merokok selama hamil. Efek yang paling sering terjadi

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • akibat merokok selama hamil adalah berat badan bayi yang rendah.

    Seorang wanita hamil yang tidak merokok sebaiknya menghindari asap

    rokok dari orang lain karena bisa memberikan efek yang sama terhadap

    janinnya (Diding, 2006). Hal ini didukung oleh penelitian dari Amiruddin

    (2006), bahwa pada ibu hamil yang terkena paparan asap rokok berpeluang

    3,719 kali lebih besar mengalami kelahiran prematur.

    Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200

    diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi

    tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar (mengandung bahan

    kimia yang beracun yang bisa merusak sel paru-paru dan menyebabkan

    kanker), nikotin, karbon monoksida, dsb (Rizmy, 2010). Merokok

    berbahaya bagi ibu dan janin yang dikandungnya. Wanita hamil yang

    merokok atau menjadi perokok pasif, menyalurkan zat-zat beracun dari

    asap rokok kepada janin yang dikandungnya melalui peredaran darah.

    Efek yang paling sering terjadi akibat merokok selama hamil adalah berat

    badan bayi yang rendah. Selain itu, wanita hamil yang merokok juga lebih

    rentan mengalami komplikasi plasenta, ketuban pecah sebelum waktunya

    (KPD), persalinan prematur, dan infeksi rahim.

    Seorang wanita hamil yang tidak merokok sebaiknya menghindari

    asap rokok dari orang lain karena bisa memberikan efek yang sama

    terhadap janinnya. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu perokok bisa

    mengalami kekurangan yang sifatnya ringan dalam hal pertumbuhan fisik,

    perkembangan intelektual dan perilaku. Efek ini diduga disebabkan oleh

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok akan mengikat

    haemoglobin dalam darah. Akibatnya akan mengurangi kerja haemoglobin

    yang mestinya mengikat oksigen untuk disalurkan ke seluruh tubuh

    (menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan tubuh). Selain

    itu, pengaruh langsung dari rokok adalah akibat nikotin yang terkandung

    didalamnya. Nikotin menyebabkan denyut jantung janin bertambah cepat.

    Nikotin ini menimbulkan kontraksi pada pembuluh darah

    (merangsang pelepasan hormon yang menyebabkan pengkerutan

    pembuluh darah yang menuju ke plasenta dan rahim), akibatnya aliran

    darah ke janin melalui tali pusar janin akan berkurang sehingga

    mengurangi kemampuan distribusi zat makanan yang diperlukan oleh

    janin. Sehingga rokok akan mengganggu distribusi zat makanan serta

    oksigen ke janin. Ini meningkatkan risiko kelahiran bayi dengan berat

    badan kurang, yaitu dibawah 2500 gram.

    Berdasarkan penelitian, 1 dari 3 wanita yang merokok lebih dari 20

    batang sehari melahirkan bayi dengan berat badan kurang. Juga risiko

    kelahiran prematur meningkat, yaitu rata-rata dua kali lipat dari wanita

    bukan perokok. Selain itu, risiko keguguran pada usia kehamilan antara

    minggu ke 28 sampai 1 minggu sebelum persalinan empat kali lebih tinggi

    dari yang bukan perokok (Amiruddin, 2006).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir secara tidak langsung /

    eksternal dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Faktor lingkungan yang meliputi kebersihan dan kesehatan lingkungan.

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • 2. Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan

    dan pengetahuan ibu hamil.

    Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan dengan frekuensi

    pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) yaitu pelayanan antenatal

    merupakan pelayanan yang diberikan oleh tenaga pelayanan kesehatan

    terhadap ibu hamil dengan standar pelayanan antenatal (Jones, 2001). Cakupan

    pelayanan antenatal dapat dipantau dengan pemberian pelayanan terhadap ibu

    hamil saat kunjungan pertama (K1) dan kunjungan ulangan yang keempat kali

    pada trimester ke-3 kehamilan (K4).

    D. Kerangka Teori Penelitian

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bayi berat lahir rendah (BBLR)

    diantaranya yaitu usia ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, status

    gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, penyakit pada saat kehamilan,

    keterpaparan asap rokok, kondisi lingkungan dan tingkat sosial ekonomi ibu

    hamil.

    Disini tidak semuanya diteliti, dalam penelitian ini variabel bebasnya

    yaitu usia ibu, status gizi ibu hamil, riwayat penyakit dan keterpaparan asap

    rokok dan variabel terikatnya yaitu bayi berat lahir rendah (BBLR). Serta

    terdapat variabel tidak diteliti yaitu jarak kelahiran, paritas, kadar hemoglobin,

    pemeriksaan kehamilan, kondisi lingkungan dan tingkat sosial ekonomi ibu

    hamil.

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • Faktor Lingkungan Internal a. usia ibu b. status gizi ibu hamil c. penyakit pada saat

    kehamilan d. kadar hemoglobin e. jarak kelahiran f. paritas pemeriksaan kehamilan

    d. kadar hemoglobin e. jarak kelahiran f. paritas g. pemeriksaan

    kehamilan

    Keterangan :

    = Variabel tidak diteliti

    = Variabel yang diteliti

    Gambar 2.1. Kerangka Teori Pengaruh Usia Ibu, Status Gizi, Riwayat Penyakit,

    dan Keterpaparan Asap Rokok terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbang I Kabupaten Banyumas

    (Nurfiqiyana, 2009; Amiruddin, 2006; Setianingrum, 2005)

    Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

    Keterpaparan Asap Rokok

    Faktor Lingkungan Eksternal a. kondisi lingkungan b. tingkat sosial ekonomi ibu

    hamil

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

  • E. Kerangka Konsep Penelitian

    Variabel Bebas Variabel Terikat

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep Pengaruh Usia Ibu, Status Gizi, Riwayat Penyakit, dan Keterpaparan Asap Rokok terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir

    Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbang I Kabupaten Banyumas

    F. Hipotesis Penelitian

    Hipotesa yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

    Usia ibu, status gizi, riwayat penyakit dan keterpaparan asap rokok

    berpengaruh terhadap kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR).

    BBLR

    Status Gizi Ibu Hamil

    Riwayat Penyakit

    Keterpaparan Asap Rokok

    Usia Ibu

    Pengaruh Usia Ibu..., Yesi Istriyana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012