bab ii tinjauan pustaka a. pengendalian biaya...

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah penurunan manfaat ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk arus atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan turunnya ekuitas yang menyangkut pembagian pada penanam modal. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan uang atas kepemilikan barang atau jasa untuk suatu tujuan tertentu dan jangka waktu atau masa manfaat dari pengorbanan tersebut. Pengorbanan yang menghasilkan manfaat dapat disebut sebagai biaya, sedangkan pengorbanan yang tidak menghasilkan manfaat dianggap sebagai pemborosan (kerugian) yang diderita oleh perusahaan. 2. Konsep Pengendalian Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang penting untuk menentukan proses manajemen, sehingga harus dilakukan sebaik mungkin. Universitas Sumatera Utara

Upload: dodieu

Post on 08-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengendalian Biaya

1. Pengertian Biaya

Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang

dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

penurunan manfaat ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk arus

atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan

turunnya ekuitas yang menyangkut pembagian pada penanam modal.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan

pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan uang atas kepemilikan barang

atau jasa untuk suatu tujuan tertentu dan jangka waktu atau masa manfaat dari

pengorbanan tersebut. Pengorbanan yang menghasilkan manfaat dapat disebut

sebagai biaya, sedangkan pengorbanan yang tidak menghasilkan manfaat

dianggap sebagai pemborosan (kerugian) yang diderita oleh perusahaan.

2. Konsep Pengendalian

Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang penting untuk

menentukan proses manajemen, sehingga harus dilakukan sebaik mungkin.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

Menurut Garrison (2003:97), pengendalian adalah proses

penentuan, apa yang dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu

pelaksanaan, menilai pelaksanaan yaitu perbaikan, sehingga pelaksanaan

sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.

Pada umumnya perusahaan melakukan pengawasan biaya yang

tidak lain agar dapat mengendalikan biaya yang terjadi dalam menjalankan

kegiatan sehingga dapat bejalan dengan efektif dan efisien.

Menurut Mulyadi (2001:501), untuk melakukan pengendalian biaya di dalam perusahaan tergantung pada besar kecilnya perusahaan tersebut, dan telah berkembang melalui lima tahapan, yaitu: a. Pengendalian biaya dengan pengawasan fisik

Dalam perusahaan kecil biasanya pimpinan sekaligus pemilik perusahaan, perencanaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan rencana dilakukan secara langsung oleh pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan memiliki kemampuan yang memadai untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatannya.

b. Pengendalian biaya dengan menggunakan catatan akuntansi historis Jika perusahaan berkembang, maka pimpinan perusahaan tidak lagi dapat mengamati secara fisik, tetapi memerlukan catatan historis untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatannya dari periode ke periode. Untuk tingkat perkembangan tertentu pimpinan perusahaan cukup melakukan pernecanaan dan pengendalian dengan membandingkan catatan historis dari tahun ke tahun.

c. Pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran statis dan biaya standar Jika perusahaan semakin berkembang, pimpinan perusahaan tidak lagi menghadapi masalah bagaimana pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan jika dibandingkan dengan apa yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya, tetapi bagaimana pelaksanaan pada tahun berjalan jika dibandingkan dengan yang seharusnya dilaksanakan pada tahun tersebut. Pada tingkat perkembangan ini, pimpinan memerlukan anggaran dan standar sebagai alat untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatannya. Pimpinan perusahaan mulai memperbaiki sistem perencanaan dan pengendalian kegiatannya dengan membuat anggaran statis dan biaya yang sederhana.

d. Pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran fleksibel dengan biaya standar Dalam kenyataannya kapasitas yang direalisasikan seringkali menyimpang dari kapasitas yang direncanakan. Maka, cara

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan kemudian diperbaiki dengan mengembangkan anggaran fleksibel dengan biaya standar. Anggaran fleksibel disusun untuk berbagai tingkat kapasitas yang direncanakan, sehingga anggaran ini menyediakan tolok ukur prestasi yang mendekati kapasitas sesungguhnya yang dicapai.

e. Pengendalian biaya dengan pembuatan pusat-pusat pertanggungjawaban dan penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban Dalam perusahaan besar, kegiatannya telah dibagi menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban. Perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan dilaksanakan dengan mengembangkan anggaran untuk setiap pusat pertanggungjawaban. Manajer pusat pertanggungjawaban dinilai prestasinya dengan cara membandingkan anggaran yang disusun dengan realisasinya. Setiap manajer pusat pertanggungjawaban hanya dinilai berdasarkan hal-hal yang mereka kendalikan.

B. Akuntansi Pertanggungjawaban

1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

Suatu pusat pertanggungjawaban dibentuk untuk mencapai satu atau

beberapa tujuan dari suatu unit organisasi. Tujuan suatu pusat

pertanggungjawaban secara individual diharapkan dapat membantu

pencapaian tujuan dari organisasi sebagai keseluruhan. Tujuan menyeluruh

suatu organisasi diputuskan dalam proses perencanaan strategik. Suatu pusat

pertanggungjawaban menggunakan masukan, misalnya bahan, jasa tenaga

kerja, dan berbagai macam barang dan jasa lainnya yang dikonsumasi sebagai

masukan. Proses atau pengolahan masukan memerlukan modal atau investasi

yang ditanamkan dalam aktiva lancar (modal kerja) dan aktiva tetap. Dari

pengolahan tersebut, pusat pertanggungjawaban menghasilkan keluaran yang

dapat digolongkan menjadi barang ataupun jasa. Keluaran suatu pusat

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

pertanggungjawaban dapat dijual kepada pihak lain ataupun dapat dikonsumsi

oleh pusat pertanggungjawaban lainnya.

PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

MASUKAN KELUARAN

Sumber yang dipakai Barang dan Jasa diukur dengan biaya MODAL

(AKTIVA/INVESTASI)

Gambar 2.1 Diagram Masukan-Proses-Keluaran Pusat Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban disusun sedemikian rupa sehingga

pengumpulan dan pelaporan biaya serta penghasilan dilakukan sesuai dengan

bidang dan tujuan sehingga dapat diketahui orang atau kelompok orang yang

bertanggungjawab terhadap penyimpangan terhadap biaya maupun

pendapatan yang telah dianggarkan. Akuntansi pertanggungjawaban

merupakan sistem akuntansi yang disusun dengan berbagai pusat

pertanggungjawaban pada organisasi dan mencerminkan rencana-rencana dan

tindakan-tindakan setiap pusat pertanggungjawaban dengan menetapkan

penghasilan dan biaya tertentu kepada pusat yang memiliki tanggung jawab.

Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

akuntansi pertanggungjawaban disusun sesuai dengan struktur organisasi yang

ada dalam perusahaan yang memisahkan tugas, wewenang, tanggung jawab

masing-masing bagian manajemen secara jelas dan tegas, bahkan

Proses (Pengerjaan)

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

dimaksudkan untuk pengawasan atau pengendalian dengan cara

menghubungkan secara langsung antara terjadinya biaya dengan pendapatan.

Selain itu, biaya dan penghasilan perlu dihubungkan dengan pihak-pihak yang

bertanggung jawab. Akuntansi pertanggungjawaban juga digunakan untuk

merencanakan, mengumpulkan, melaporkan biaya-biaya dengan

mengidentifikasikan secara langsung kepada manajer yang bertanggung jawab

atas terjadinya biaya-biaya tersebut.

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu bagian dari

sistem pengendalian manajemen yang mengukur kinerja dan mengevaluasi

rencana dengan realisasi manajemen dari setiap tingkat manajemen dalam

suatu perusahaan dengan menetapkan penghasilan dan biaya bagi departemen

atau divisi yang memiliki tanggungjawab yang bersangkutan. Setiap manajer

yang mengepalai suatu pusat pertanggungjawaban memiliki tanggung jawab

terhadap kegiatan yang didelegasikan kepadanya. Namun, keputusan yang

dibuat seorang manajer pusat pertanggungjawaban akan dapat mempengaruhi

pusat pertanggungjawaban lainnya. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban

sangat membantu manajemen perusahaan untuk menilai kinerja dari tiap-tiap

pusat pertanggungjawaban dalam pengambilan keputusan dan mencapai

tujuan perusahaan secara menyeluruh.

Menurut Horngren, Foster, dan Datar (1995:533), akuntansi

pertanggungjawaban (responsibility accounting) adalah sistem yang mengukur

rencana (dengan anggaran) dan tindakan (dengan hasil aktual) dari setiap

pusat pertanggungjawaban.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

Menurut Niswonger (1999:353), akuntansi pertanggungjawaban adalah

proses pengukuran dan pelaporan data operasi pada pusat

pertanggungjawaban.

Menurut Hansen, Mowen (2005:116), akuntansi pertanggungjawaban

adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat

pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer

untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.

Dari defenisi di atas, dapat dikatakan bahwa akuntansi

pertanggungjawaban adalah suatu sistem di dalam akuntansi yang mengakui

adanya pusat pertanggungjawaban sebagai pelaksana kegiatan yang memiliki

tanggung jawab atas biaya dan pendapatan tertentu sehingga pengawasan

dapat diarahkan pada pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan untuk

menilai setiap unit pusat pertanggungjawaban.

Akuntansi pertanggungjawaban dapat dilihat dari struktur organisasi.

Dalam struktur organisasi tercermin wewenang dan tanggung jawab dari

setiap divisi. Jika suatu perusahaan memiliki struktur organisasi yang

sederhana, maka manajemen puncak mudah mengadakan pengendalian, dan

sebaliknya jika suatu perusahaan memiliki struktur organisasi yang kompleks,

maka manajemen puncak sulit mengadakan pengendalian. Oleh karena itu,

untuk memudahkan pengendalian dan evaluasi kinerja bawahan, manajemen

menerapkan akuntansi pertanggungjawaban.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

2. Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban

Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu

tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan perusahaan

dalam suatu kondisi perekonomian yang kompetitif adalah untuk memperoleh

keuntungan maksimal dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang

dan juga untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Dalam

usaha untuk mencapai tujuannya, maka setiap perusahaan senantiasa berusaha

untuk meningkatkan efektifitas maupun efisiensi kerjanya. Untuk

mengkoordinasikan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya,

disusunlah strategi-strategi sebagai petunjuk di dalam mencapai tujuannya.

Untuk memastikan bahwa perusahaan melaksanakan strateginya secara

efektif dan efisien, manajemen melakukan suatu proses yang disebut dengan

pengendalian. Salah satu bentuk pengendalian adalah dengan menggunakan

anggaran. Anggaran yang dibuat merupakan suatu pengarahan perhatian,

karena membantu para manajer untuk memusatkan perhatian pada masalah

operasional atau keuangan pada waktu yang lebih awal untuk pengendalian

yang lebih efektif. Oleh karena itu, haruslah disusun anggaran untuk tiap-tiap

tingkatan manajemen melalui pembentukan pusat-pusat pertanggungjawaban,

serta laporan anggaran dan realisasinya dari setiap pusat pertanggungjawaban

untuk dapat menentukan prestasi pusat pertanggungjawaban.

Menurut Mulyadi (2001:174), informasi akuntansi pertanggungjawaban berupa informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan angaran, sedangkan informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa masa lalu bermanfaat sebagai: a. Akuntansi pertanggungjawaban sebagai dasar penyusunan anggaran.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

Anggaran pada dasarnya merupakan penetapan peran dalam usaha. Pencapaian tujuan perusahaan dan ditetapkan pula sumber ekonomi yang disediakan bagi pemegang peran tersebut untuk memungkinkannya melaksanakan perannya, yang diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi. Oleh karena itu, penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur berbagai sumber ekonomi yang disediakan dalam usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam tahun anggaran.

b. Akuntansi pertanggungjawaban sebagai penilai prestasi manajer pusat pertanggungjawaban. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian kegiatan organisasi, yang menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan terjadinya kegiatan perusahaan. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi pihak manajer merencanakan pendapatan atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya menurut manajer yang bertanggung jawab. Dengan demikian, informasi akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan skor yang dibuat oleh pihak manajemen dalam menggunakan berbagai sumber ekonomi untuk melaksanakan peran manajer tersebut dalam mencapai tujuan perusahaan.

c. Akuntansi pertanggungjawaban sebagai pemotivasi manajer Anggaran berisi tolok ukur prestasi manajer yang dinyatakan dalam satuan uang, dan jga berisi informasi akuntansi pertanggungjawaban yang memberikan tolok ukur prestasi manajer yang diberi tanggung jawab untuk menyusun anggaran tersebut. Dengan demikian, informasi akuntansi pertanggungjawaban dalam anggaran dapat berfungsi untuk memberi motivasi bagi manajer yang bersangkutan untuk mencapai tolok ukur yang dinyatakan dalam informasi akuntansi tersebut. Jika sistem penghargaan dalam perusahaan didasarkan pada informasi akuntansi pertanggungjawaban, informasi ini akan berpengaruh terhadap perilaku keorganisasian para manajer.

3. Hubungan Fungsi Struktur Organisasi dengan Akuntansi

Pertanggungjawaban

Titik awal dari sistem akuntansi pertnaggungjawaban terletak pada

bagan organisasi, di mana ruang lingkup wewenang telah ditentukan. Adanya

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik dalam suatu perusahaan akan

didukung oleh struktur organisasi yang baik pula. Struktur organisasi

mncerminkan pembagian tugas dan wewenang dari manajemen tingkat atas

kepada manajemen tingkat bawah agar pembagian tugas yang efektif dan dan

efisien dapat tercapai.

Menurut Sutarto (2002:212), struktur organisasi adalah suatu grafik

atau semigrafik yang menunjukkan keterangan-keterangan yang pasti tentang

fungsi-fungsi, pengelompokkan fungsi, garis tanggung jawab, dan wewenang

serta akuntabilitas dalam organisasi.

Menurut Jeff Madura ((2002:16), struktur organisasi mengidentifikasi

peran dan tanggung jawab karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan.

Struktur organisasi merupakan susunan sistem hubungan antar posisi

kepemimpinan yang ada dalam suatu organisasi. Struktur tersebut adalah hasil

dari pertimbangan dan kesadaran tentang pentingnya perencanaan atas

penentuan kekuasaan, tanggung jawab dan spesialisasi setiap anggota

organisasi.

Sesuai dengan pola pendelegasian wewenang dan tanggungjawabnya

serta berkaitan dengan pusat pertanggungjawaban, struktur organisasi dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Struktur orgasnisasi fungsional, di mana setiap manajer bertanggung

jawab terhadap salah satu dari berbagai fungsi yang ada di dalam

organisasi dan pembagian departemen didasarkan atas fungsi produksi,

pemasaran, dan fungsi keuangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

b. Struktur organisasi disfungsional adalah pembagian organisasi

berdasarkan divisi. Manajer divisi bertanggung jawab terhadap

terhadap bisnis atau line produk tertentu, mereka mempunyai

wewenang untuk mengubah kebijaksanaan produksi sekaligus

kebijaksanaan pemasaran dalam bisnisnya sehingga dapat memberikan

tanggapan yang cepat atas perubahan lingkungan.

4. Peranan Anggaran dalam Akuntansi Pertanggungjawaban

Setiap perusahaan bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan

hidupnya. Keberhasilan suatu perusahaan dapat dinilai dari kemampuan

manajemennya dalam merencanakan dan mengendalikan setiap aktivitas yang

ada di dalam perusahaan. Salah satu alat yang dapat digunakan dalam

perencanaan dan pengendalian tersebut adalah anggaran.

Menurut Niswonger dan Fess (1993:203), anggaran adalah pernyataan

tertulis secara formal mengenai rencana manajemen untuk masa depan, yang

dinyatakan dalam nilai uang.

Menurut Supriyono (2000:40), anggaran adalah rencana terinci yang

disusun secara sistematis dan dinyatakan secara formal dalam ukuran

kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan atau

penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu,

biasanya satu tahun.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

Menurut Mulyadi (2001:488), anggaran merupakan suatu rencana

kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter

standar dan satuan ukuran lainnya, yang mencakup jangka waktu satu tahun.

Dalam penyusunan anggaran, program-program diterjemahkan sesuai

dengan tanggung jawab tiap manajer pusat pertnaggungjaban. Menurut

Supriyono (2000:40), penyusunan anggaran merupakan proses penentuan

peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program.

Dalam proses penyusunan anggaran, manajer pusat pertanggungjawaban

berperan serta dalam menyusun usulan anggaran serta mengadakan negoisasi

dengan manajer di atasnya. Oleh karena itu, anggaran yang sudah disahkan

merupakan kesanggupan atau komitmen manajer pusat pertanggungjawaban

untuk melaksanakan rencana seperti yang tercantum dalam anggaran tersebut.

Karena anggaran merupakan komitmen manajer pusat pertanggungjawaban

maka anggaran tersebut akan digunakan sebagai alat pengendalian kegiatan.

Menurut Mulyadi (2001:511), anggaran yang baik memiliki karakteristik berikut ini: a. Anggaran disusun berdasarkan program.

Penyusunan program merupakan proses pengambilan keputusan mengenai program yang akan dilaksanakan oleh perusahaan dan penafsiran sumber yang dialokasikan kepada setiap program tersebut. Program merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan dalam perencanaan strategik.

b. Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi perusahaan. Proses pengendalian kebijakan pusat biaya dimulai dengan pembuatan anggaran biaya yang disetujui oleh manajemen puncak. Anggaran biaya ini memberikan pedoman agar biaya sesungguhnya tidak melebihi jumlah yang telah disetujui dalam anggaran. Karena setiap tipe pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, maka penyusunan anggaran tiap pusat pertanggungjawaban disesuaikan dengan pusat pertanggungjawaban itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

c. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Untuk menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan sekaligus alat pengendalian, penyusunan anggaran harus memenuhi syarat berikut ini: 1) Partisipasi para manajer pusat pertangungjawaban dalam proses

penyusunan anggaran. 2) Organisasi anggaran. 3) Penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat

pengisi peran dalam proses penyusunan anggaran sebagai pengukur kinerja manajer dalam pelaksanaan anggaran.

C. Pusat Pertanggungjawaban

1. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban

Pengertian pusat pertanggungjawaban menurut Horngren dan kawan-

kawan (2003:191), pusat pertanggungjawaban adalah satu bagian, segmen,

atau subunit dari suatu organisasi, di mana manajer bertanggung jawab untuk

seperangkat aktivitas yang ditentukan.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001:422), pusat pertanggungjawaban

merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang

bertanggung jawab.

Pusat pertanggungjawaban merupakan salah satu elemen dari suatu

struktur sistem pengendalian manajemen. Suatu pusat pertanggungjawaban

merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang

bertanggungjawab terhadap unit yang dipimpinnya. Setiap pusat

pertanggungjawaban akan mengkonsumsi masukan tertentu menjadi suatu

keluaran tertentu. Masukan suatu pusat pertanggungjawaban akan diukur

dalam satuan moneter yang disebut biaya. Sedangkan keluaran suatu pusat

pertanggungjawaban dinyatakan dalam satuan moneter yang disebut

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

pendapatan. Penentuan prestasi suatu pusat pertanggungjawaban laba itu

sendiri biasanya menggunakan dua kriteria, yaitu efisiensi dan efektifitas.

2. Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban

Berdasarkan karakteristik dari masukan dan keluarannya, pusat

pertanggungjawaban dapat dibagi menjadi empat, yaitu :

a. Pusat Biaya

Pusat biaya adalah bentuk segmen terkecil dari aktivitas atau pusat

pertanggungjawaban yang hanya bertanggung jawab dalam

mengendalikan biaya-biaya yang terjadi di dalamnya tanpa

dihubungkan dengan nilai uang dari keluaran yang dihasilkan. Pusat

biaya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:

b. Pusat Pendapatan

Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang keluarannya

dapat diukur dengan satuan moneter, sedangkan masukannya tidak.

Jadi, prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan pada pusat

pertanggungjawaban yang dipimpin. Dalam pusat pendapatan,

keluaran (dalam bentuk pendapatan) diukur dengan satuan moneter,

tetapi tidak terdapat hubungan yang erat dan nyata antara masukan

(biaya) dengan pendapatan.

c. Pusat Laba

Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban di mana baik masukan

(biaya yang dikonsumsi) maupun keluarannya (pendapatan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

berhasil dicapai) dapat diukur dengan satuan moneter. Selisih antara

pendapatan dengan biaya adalah laba yang diperoleh atau rugi yang

diderita.

d. Pusat Investasi

Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang paling

luas, karenanya manajer berwenang dalam mengendalikan pendapatan

dan biayanya, baik biaya operasi maupun biaya yang timbul

sehubungan dengan usaha memperoleh sumber daya dan menentukan

barang modal yang akan dibeli.

3. Pusat Biaya

Pusat biaya adalah suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi

manajernya diukur atas dasar biaya. Sebagaimana pusat biaya lainnya, pusat

biaya juga mengkonsumsi masukan dan menghasilkan keluaran, namun

keluaran pusat biaya tidak diukur dalam bentuk pendapatan. Hal ini

dikarenakan manajer pusat biaya tidak dapat mengendalikan pendapatan atas

penjualan keluaran yang dihasilkan dan keluaran pusat biaya sulit diukur

secara kuantitatif. Atas dasar hubungan antara masukan dan keluaran, pusat

biaya digolongkan menjadi pusat biaya teknik dan kebijakan.

a. Pusat biaya teknik atau pusat biaya standar adalah pusat biaya yang

sebagian besar biayanya memiliki hubungan fisik yang erat dan nyata

dengan keluarannya. Manajer pusat biaya teknik bertanggung jawab

atas efisiensi dan efektivitas pusat biaya yang dipimpinnya. Biaya yang

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

terjadi pada pusat biaya teknik dibandingkan dengan biaya standarnya,

kemudian dihitung dan dianalisis penyimpangan biaya yang terjadi.

Biaya standar pada pusat biaya teknik digunakan untuk menyusun

anggaran dan mempertahankan efisiensi maksimal atau meminimalkan

biaya untuk menghasilkan keluaran tertentu. Jika biaya sesungguhnya

lebih rendah dibandingkan dengan biaya standar maka penyimpangan

biaya sifatnya menguntungkan, yang berarti bahwa pusat biaya

tersebut bekerja efisien. Namun, jika biaya sesungguhnya lebih besar

dibandingkan dengan biaya standar maka penyimpangan biaya bersifat

merugikan, yang berarti bahwa pusat biaya tersebut tidak berkerja

efisien. Analisis penyimpangan biaya yang terjadi harus

dipertanggungjawabkan oleh manajer pusat biaya teknik. Efektivitas

biaya teknik dinilai atas dasar kemampuan pusat biaya tersebut dalam

mencapai volume produksi yang diharapkan pada tingkat kualitas dan

waktu tertentu.

b. Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya

tidak memiliki hubungan fisik yang nyata dengan keluarannya. Pusat

biaya kebijakan juga menghasilkan keluaran namun tidak dapat atau

sulit diukur secara kuantitatif, contohnya pada departemen administrasi

dan umum. Oleh karena itu, efisiensi dan efektivitas pusat biaya

kebijakan tidak dapat dinilai.

Penyusunan anggaran biaya kebijakan dilakukan berdasarkan kegiatan

yang akan dilaksanakan dan berisikan informasi yang relevan untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

ditelaah oleh manajemen puncak. Biaya pada pusat biaya kebijakan

dikendalikan dengan:

1) Memutuskan tugas apa yang akan dilaksanakan dan tingkat

usaha yang dilaksanakan untuk setiap tugas tersebut

2) Menyusun anggaran pusat biaya kebijakan yang jumlahnya

sedekat mungkin dengan biaya yang relevan untuk pelaksanaan

tugas yang telah ditetapkan

3) Memperlakukan anggaran sebagai batasan biaya.

a) Biaya sesungguhnya lebih rendah dibandingkan dengan

anggaran, di mana sebagian tugas yang ditetapkan tidak

direalisasikan.

b) Tugas yang tidak terealisasi menunjukkan bahwa manajer

pusat biaya kebijakan tidak mampu melaksanakan sebagian

tugasnya.

D. Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Pengendalian Biaya

Dalam akuntansi pertanggungjawaban, setiap manajer pusat

pertanggungjawbaan harus bertanggung jawab terhadap elemen-elemen yang

secara langsung berada di bawah pengawasannya. Salah satu pertanggungjawaban

manajer adalah atas hasil dan biaya yang sesuai dengan berbagai jenjang

manajemen yang bertanggung jawab. Sesuai dengan hal tersebu, anggaran harus

disusun untuk setiap jenjang. Manajemen dibebani pertanggungjawaban atas hasil

dari biaya yang telah dikeluarkan. Melalui laporan kinerja, anggaran pusat

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

pertanggungjawbaan dibandingkan dengan realisasinya sehingga dapat ditentukan

prestasi setiap manajer pertanggungajawaban.

Anggaran merupakan suatu bentuk laporan yang meliputi hasil-hasil

penaksiran dan perhitungan (berbentuk angka-angka) yang disajikan menjadi

suatu program dan kebijaksanaan manajemen dalam menjalankan aktivitas

perusahaan untuk periode yang akan datang. Perhitungan dan penaksiran itu

didasarkan atas fakta-fakta yang telah dicapai sebelumnya dan analisa ynag dapat

mempengaruhi fakta.

Anggaran yang lengkap mencakup seluruh rencana perusahan, di mana

rencana-rencana dari setiap bagian (departemen) digabungkan sedemikian rupa

sehingga dihasilkan suatu rencana perusahaan secara keseluruhan. Pada dasarnya,

anggaran memberikan suatu proyeksi yang dapat dicapai mengenai hasil-hasil dari

rencana sebelum rencana tersebut dilaksanakan. Anggaran yang telah disusun

tersebut digunakan sebagai alat pengatur pelaksanaan, penyimpangan yang terjadi

antara anggaran dengan aktivitas akan diambil tindakan yang lebih baik.

4. Sistem Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban

Laporan pertanggungjawaban pusat biaya yang disusun oleh perusahaan

pada umumnya membandingkan antara anggaran dengan realisasi. Cara penyajian

laporan tergantung pada pengaruh terhadap operasi perusahaan, serta besar

kecilnya penyimpangan suatu keadaan yang sangat terpengaruh terhadap operasi

perusahaan dan jumlahnya cukup material. Jadi, dalam sisitem pelaporan

manajemen harus diserahkan kepada efisisiensi penyusunan laporan dan waktu

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

yang digunakan manajemen dapat lebih efisien. Tindakan yang diambil dan

laporan yang dibuat didasarkan pada prinsip exception, yaitu tindakan yang

diambil apabila terdapat perbedaan-perbedaan yang penting. Demikian pula

mengenai laporan-laporan setiap kepala bagian yang disampaikan kepada

atasannya menjadi semakin ringkas berhubungan dengan penyimpangan yang

serius dan materil.

Bentuk laporan pusat pertanggungjawaban disesuaikan dengan ketentuan

dan kebutuhan perusahaan karena laporan tersebut merupakan bagian dari laporan

intern perusahaan untuk pengendalian manajemen. Laporan tersebut dapat berupa

laporan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Sistem pelaporan

pertanggungjawaban pelaksaan kerja akan menghasilkan suatu laporan yang dapat

dipergunakan oleh pimpinan untuk mengawasi jalannya kegiatan perusahaan dan

dapat mengambil tindakan perbaikan jika terdapat perbedaan dalam realisasi

anggaran.

Menurut Mulyadi (2001:355), dasar-dasar yang melandasi penyususnan laporan pertanggungjawaban pusat biaya yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan setiap manajer berbagai jenjang organisasi disusun atas dasar: 1. Jenjang terbawah yang diberi laporan ini adalah manajer bagian 2. Manajer jenjang terbawah diberi laporan pertanggungjawaban biaya yang

berisi rincian realisasi biaya dibandingkan dengan anggaran yang disusun 3. Manajer jenjang atas diberi laporan mengenai baiaya pusat

pertanggungjawaban tersendiri dan ringkasan realisasi biaya yang dikeluarkan oleh manajer yang berada di bawah wewenangnya yang disajikan dalam bentuk perbandingan antara biaya yang disusun masing-masing manajer yang bersangkutan.

Menurut Mulyadi (2001:139), sebagai informasi yang dibutuhkan pengambilan keputusan, laporan yang dihasilkan dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban harus memperhatikan ciri-ciri pokok berikut ini: 1. Laporan harus sesuai dengan bagan organisasi, artinya harus ditujukan

terutama pada pribadi-pribadi yang bertanggung jawab untuk mengendalikan bidang-bidang yang dilaporkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

2. Bentuk dan isi laporan harus konsisten setiap kali diterbitkan. Perubahan hanya bisa dilakukan dengan alasan yang tepat disertai keterangan untuk para pemakai.

3. Laporan harus cepat dna tepat waktu. Penyajian laporan yang cepat membutuhkan pencatatan biaya yang terorganisir sehingga informasi dapat tersedia pada saat dibutuhkan.

4. Laporan harus diterbitkan secara teratur. 5. Laporan harus mudah dimengerti. Oleh karena itu, istilah akuntansi harus

dijelaskan atau dimodifikasi agar sesuai dengan pemakaian. Manajemen harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai jenis-jenis biaya yang dibebankan pada suatu perkiraan, termasuk metode-metode yang digunakan untuk menghitung tarif overhead, alokasi biaya, dan analisis varians (penyimpangan).

6. Laporan harus memberikan perincian yang cukup namun tidak berlebihan. 7. Laporan harus memberikan angka-angka yang dapat diperbandingkan. 8. Laporan harus bersifat analisis. 9. Laporan untuk manajemen operasi harus dinyatakan dalam unit fisik

maupun dalam nilai uang, sebab informasi dalam nilai uang mungkin tidak relevan bagi pengamat yang tidak mengerti bahasa akuntansi.

10. Laporan dapat cenderung menonjolkan keefisienan dan ketidakefisienan dalam departemen-departemen harus diperhatikan agar departemen seperti itu tidak menyebabkan kegiatan departemen diarahkan untuk membuat penampilan yang baik tanpa memperhatikan efeknya pada keseluruhan organisasi.

5. Penilaian Kinerja Pusat Pertanggungjawaban Biaya

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka

pendek maupun tujuan jangka panjang. Dengan demikian setiap pusat

pertanggungjawaban dalam perusahaan akan menjalankan perannya untuk

mencapai tujuan. Untuk itu, manajemen perlu melakukan pengendalian secara

berkelanjutan agar dapat mengevaluasi pencapaian tujuan.

Salah satu alat yang digunakan manajemen untuk melakukan evaluasi

adalah laporan pertanggungjawaban. Dengan adanya evaluasi terhadap laporan

pertanggungjawaban akan dapat diketahui adanya berbagai penyimpangan yang

terjadi, baik penyimpangan yang positif maupun penyimpangan yang negatif.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

Dengan demikian perbaikan pun dilakukan untuk menghindari penurunan kinerja

perusahaan yang akan berdampak pada masa yang akan datang.

Menurut Mulyadi (2001:415), penilaian kinerja adalah penentuan secara

periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan

karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah diterapkan

sebelumnya.

Menurut Mulyadi (2001:416), penilaian kinerja dimanfaatkan manajemen untuk: 1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemotivasian karyawan secara maksimum. 2. Membantu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan karyawan. 3. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dari pengembangan karyawan

dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusian penghargaan.

Menurut Supriyono (2001:376), prestasi manajer suatu pusat pertanggungjawaban dinilai atas dasar anggaran dan realisasi pelaksaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Prestasi manajer pusat laba dianalisis prestasinya atas dasar anggaranlaba yang yang dibandingkan dengan realisasi labanya.

Kinerja para manajer pusat pertanggungjawaban biaya dapat dinilai dalam

bentuk efisiensi digunakan dalam pengertian teknik, yaitu out put per unit in put.

Mengukur kinerja pusat pertanggugjawaban perlu dikaitkan antara organisasi

perusahaan akan dapat diketahui besarnya tanggung jawab para manajer yang

diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja ini tidak sama, melainkan berbeda-beda

untuk setiap pusat pertanggungjawaban. Namun, mengatur tanggung jawab

sekaligus mengukur kinerja masing-masing pusat pertanggungjawaban pada

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

umumnya dilakukan dengan cara membandingkan anggaran kegiatan yang dicapai

oleh masing-masing pusat pertanggungjawaban.

6. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah:

1. Martaulina Sitorus (2005)

Penelitian yang dilakukan oleh Martaulina Sitorus (2005) berjudul

“Akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengawasan biaya pada PT.

Buana Estale Cabang Medan”. Variabel independen yang digunakan adalah

akuntansi pertanggungjawaban, sedangkan variabel dependen adalah

pengawasan biaya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa akuntansi

pertanggungjawaban telah digunakan sebagai dasar penilaian kinerja pada PT.

Buana Estale Cabang Medan dan biaya yang dianggarkan dengan yang

terealisasi telah diukur dengan baik.

2. Aria Weharima (2005)

Penelitian yang dilakukan oleh Aria Weharima (2005) berjudul

“Manfaat akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat bantu bagi manajemen

dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya pemasaran (studi kasus pada

PT. PLN Unit Distribusi Jabar dan Banten)”. Variabel independen yang

digunakan adalah akuntansi pertanggungjawaban, sedangkan variabel

dependen adalah efektivitas pengendalian biaya pemasaran. Hasil penelitiannya

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

menunjukkan bahwa pemasaran telah digunakan secara efektif, yang terlihat

dari target yang tercapai.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Metodologi Penelitian

Hasil penelitian

Martaulina Sitorus (2005)

Akuntansi pertanggungjawa-ban sebagai alat pengawasan biaya pada PT. Buana Estale Cabang Medan

Akuntansi pertanggungja-waban sebagai variabel independen (X) dan pengawasan biaya sebagai variabel dependen (Y)

Metode penelitian deskriptif dan komparatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder

Pengukuran prestasi pada pusat pertanggungjawaban, pusat biaya telah dijalankan dengan baik dan biaya yang dianggarkan dengan yang terealisasi telah diukur dengan baik

Aria Weharima (2005)

Manfaat akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat bantu bagi manajemen dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya pemasaran (studi kasus pada PT. PLN Unit Distribusi Jabar dan Banten

Akuntansi pertanggungja-waban sebagai variabel independen (X) dan efektivitas pengendalian biaya pemasaran sebagai variabel dependen (Y)

Metode penelitian deskriptif dengan menggunakan data primer dan data sekunder.

Pengendalian biaya pemasaran telah dilakukan dengan efektif.

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

7. KERANGKA KONSEPTUAL

Menurut Erlina (2008:38), kerangka konseptual merupakan model yang

menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting

yang diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan uraian dari tinjauan

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20336/3/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengendalian Biaya 1. ... 3. Hubungan

teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel independen penelitian ini

adalah akuntansi pertanggungjawaban dan variabel dependen dalam penelitian ini

adalah pengendalian biaya.

Laporan akuntansi pertanggungjawaban digunakan untuk melihat

perbandingan antara biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui adanya penyimpangan yang terjadi, baik

penimpangan yang positif maupun penyimpangan yang negatif. Penyimpangan

tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh pihak direksi untuk

ditindaklanjuti. Selain itu, laporan akuntansi pertanggungjawaban dapat

digunakan sebagai alat untuk menila kinerja organisasi perusahaan.

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

PT. Pelindo I Sistem akuntansi pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban dalam pengendalian

biaya

Universitas Sumatera Utara