bab ii tinjauan pustaka a. pencegahan dan perawatan karies...

21
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigi 1. Pencegahan karies gigi Klasifikasi pelayanan pencegahan dibagi menjadi 3 yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pelayanan yang diarahkan pada tahap pre-patogenesis merupakan pelayanan pencegahan primer atau pelayanan untuk mencegah timbulnya penyakit. Hal ini ditandai dengan upaya meningkatkan kesehatan (health promotion) dan memberikan perlindungan khusus (spesific protection) (Harris and Christen, 1995). Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan plak yang efektif atau cara menyikat gigi dan menggunakan benang gigi (flossing). Upaya perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk melindungi host dari serangan penyakit dengan membangun penghalang untuk melawan mikroorganisme. Aplikasi pit dan fisur siletn merupakan upaya perlindungan khusus untuk mencegah karies (Herijulianti, Indriani & Artini, 2002). Pelayanan yang ditujukan pada tahap awal patogenesis merupakan pelayanan pencegahan sekunder, untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang atau kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan pengobatan yang tepat. Sebagai contoh, melakukan penambalan pada lesi karies yang kecil dapat mencegah kehilangan struktur gigi yang luas (Herijulianti, Indriani & Artini, 2002). Terakhir, pelayanan ditujukan terhadap akhir dari patogenesis penyakit yang dikenal sebagai pencegahan tersier untuk mencegah kehilangan fungsi. Kegiatannya meliputi pemberian pelayanan untuk membatasi ketidakmampuan (cacat) dan rehabilitasi. Gigi tiruan dan implan termasuk dalam kategori ini. Pencegahan karies gigi secara pencegahan primer, sekunder dan tersier, adalah sebagai berikut:

Upload: others

Post on 15-Sep-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigi

1. Pencegahan karies gigi

Klasifikasi pelayanan pencegahan dibagi menjadi 3 yaitu

pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pelayanan yang diarahkan pada

tahap pre-patogenesis merupakan pelayanan pencegahan primer atau

pelayanan untuk mencegah timbulnya penyakit. Hal ini ditandai dengan

upaya meningkatkan kesehatan (health promotion) dan memberikan

perlindungan khusus (spesific protection) (Harris and Christen, 1995).

Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran tentang cara

menyingkirkan plak yang efektif atau cara menyikat gigi dan

menggunakan benang gigi (flossing). Upaya perlindungan khusus

termasuk pelayanan yang diberikan untuk melindungi host dari serangan

penyakit dengan membangun penghalang untuk melawan mikroorganisme.

Aplikasi pit dan fisur siletn merupakan upaya perlindungan khusus untuk

mencegah karies (Herijulianti, Indriani & Artini, 2002).

Pelayanan yang ditujukan pada tahap awal patogenesis merupakan

pelayanan pencegahan sekunder, untuk menghambat atau mencegah

penyakit agar tidak berkembang atau kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan

pada diagnosa dini dan pengobatan yang tepat. Sebagai contoh, melakukan

penambalan pada lesi karies yang kecil dapat mencegah kehilangan

struktur gigi yang luas (Herijulianti, Indriani & Artini, 2002).

Terakhir, pelayanan ditujukan terhadap akhir dari patogenesis

penyakit yang dikenal sebagai pencegahan tersier untuk mencegah

kehilangan fungsi. Kegiatannya meliputi pemberian pelayanan untuk

membatasi ketidakmampuan (cacat) dan rehabilitasi. Gigi tiruan dan

implan termasuk dalam kategori ini.

Pencegahan karies gigi secara pencegahan primer, sekunder dan

tersier, adalah sebagai berikut:

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

8

a. Pencegahan primer

Menurut Alpers (2006) mencegah pembusukan dengan tindakan

pencegahan sebagai berikut :

1) Memilih makanan dengan cermat

Makanan yang mengandung karbohidrat juga berfenmentasi

termasuk gula dan tepung kemudian akan diolah menjadi roti dan

keripik kentang. Karena karbohidrat merupakan sumber makanan

penting sehingga jangan mengurangi karbohidrat yang akan di

konsumsi. Mengatur kebiasaan makan anak dengan sebagai

berikut :

a) Menghindari makanan yang lengket dan kenyal seperti snack.

Makanan seperti gula, kacang bersalut gula, sereal kering, roti

dan kismis juga buah yang dikeringkan akan menempel pada

gigi. Usahakan untuk membersihkan gigi dalam waktu 20

menit setelah makan. Apabila tidak menyikat gigi maka

berkumurlah dengan air putih.

b) Memilih snack dengan cermat.

Efek makanan seperti snack dapat menyebabkan gigi

berlubang. Makan snack setiap hari memungkinkan bakteri

terus membentuk asam yang merusak gigi. Jangan makan

makanan manis terus, mengunyah permen karet atau permen

penyegar nafas. Jika ingin menguyah permen dengan memilih

produk yang tidak mengandung gula karena mengandung

xylitol atau aspartam sehingga mengurangi bakteri pembuat

lubang pada gigi.

2) Pemeliharaan gigi

Mulut tidak bisa dihindarkan dari bakteri, tetapi mencegah

bakteri dengan membersihkan mulut dengan teratur. Ajarkan anak

untuk menyikat gigi > 2 kali sehari. Menganjurkan untuk

melakukan pemeriksaan gigi tiap 6 bulam sekali.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

9

3) Pemberian flour

Membubuhkan flour dalam air minum yang kekurangan

flour untuk mencegah karies gigi. Tambahan tersebut dapat

berupa tetes atau tablet. Obat ini biasanya dikumurkan dalam

mulut sekitar 30 detik kemudian dibuang. Anak rentan terhadap

gigi berlubang sehingga pemberian flour secara topikal termasuk

pasta gigi yang mengandung flour sangat bermanfaat.

b. Pencegahan sekunder

1) Penambalan gigi, kerusakan gigi biasanya dihentikan dengan

membuang bagian gigi yang rusak dan diganti dengan tambalan

gigi. Jenis bahan tambalan yang digunakan tergantung dari lokasi

dan fungsi gigi. Geraham dengan tugas mengunyah memerlukan

bahan yang lebih kuat dibandingkan gigi depan. Perak amalgam

digunakan pada gigi belakang. Tambalan pada gigi depan dibuat

tidak terlihat, silikat sejenis semen porselen yang mirip dengan

email. Resin komposit adalah bahan yang sering digunakan pada

gigi depan dan belakang bila lubangnya kecil dan merupakan bahan

yang warnanya sama dengan warna gigi. Jika saraf gigi telah rusak

dan tidak dapat diperbaiki maka gigi perlu dicabut.

2) Dental sealant, perawatan untuk mencegah gigi berlubang dengan

menutupi permukaan gigi dengan suatu bahan. Dental sealant

dilakukan pada permukaan kunyah gigi premolar dan molar. Gigi

dicuci dan dikeringkan kemudian memberi pelapis pada gigi (Lithin,

2008).

c. Pencegahan tersier, gigi dengan karies yang sudah dilakukan

pencabutan terhadap rehabilitasi dengan pembuatan gigi palsu

2. Perawatan Gigi Usia Sekolah (6 – 12 tahun)

Meningkatnya rasa tanggung jawab terhadap tugas sekolah dan

tugas di rumah akan lebih terlihat pada anak usia ini. Perkembangan

motorik halus dan kasar semakin menuju ke arah kemajuan. Oleh karena

itu anak lebih dapat diajarkan cara memelihara kesehatan gigi dan mulut

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

10

secara lebih rinci, sehingga akan menimbulkan rasa tanggung jawab akan

kebersihan dirinya sendiri. Dalam hal ini orang tua memegang peranan di

dalam menerapkan disiplin dalam melaksanakana tanggung jawab

tersebut. Beberapa teknik pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang

harus diperhatikan pada usia ini adalah (Farida, 2010):

a. Penyikatan gigi dan pemakaian pasta gigi sudah sepenuhnya dilakukan

oleh anak. Pemberian disclosing solution dapat dilakukan agar anak

dapat melihat bagian-bagian yang kotor pada gigi. Adapun teknik

penyikatan gigi yang dapat diterapkan pada anak usia ini adalah teknik

roll. Bantuan orang tua dibutuhkan apabila anak mendapatkan

kesulitan saat melakukan penyikatan pada posisi gigi yang sulit, misal

bagian bukal rahang atas dan rahang bawah. Pada keadaan ini

hendaknya orang tua tetap memandu anak. Setelah selesai menyikat

gigi hendaknya orang tua melakukan pemeriksaan kembali apakah

sudah bersih. Penyikatan gigi dilakukan dua kali dalam sehari yaitu

pagi setelah makan dan malam sebelum tidur.

b. Pemakaian flossing pada gigi-gigi dengan kontak yang sangat rapat.

Orang tua perlu mengajarkan cara penggunaan flossing, agar tidak

terjadi luka / trauma pada gusi.

c. Pemberian sediaan fluor melalui aplikasi fluor dan obat kumur sudah

dapat dilakukan bagi anak-anak yang telah memiliki kemampuan

menelan yang baik. Sediaan fluor sangat dianjurkan bagi anak-anak

dengan maloklusi, dimana kelompok tersebut memiliki resiko karies

tinggi.

d. Memperkenalkan pemberian kemoterapeutik. Sediaan yang dapat

diberikan adalah chlorhexidine. Diberikan bagi anak-anak dengan

resiko karies dan penyakit periodontal tinggi. Anak-anak yang

termasuk di dalam kelompok ini adalah penderita penyakit sistemik

dan dengan maloklusi (mikroorganisme penyebab karies gigi) yang

berat.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

11

3. Prosedur atau langkah-langkah menggosok gigi

Langkah-langkah menggosok gigi yang benar adalah sebagai berikut

(Farida, 2010):

a. Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45

derajat di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.

b. Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar

permukaan setiap gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45

derajat berlawanan dengan garis gusi agar sisa makanan yang

mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.

c. Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan

gigi.

d. Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk

mengunyah. Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk

membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak

membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah gigi.

Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.

e. Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan

posisi tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis

gusi.

f. Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.

g. Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras

dapat membuat gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu

penipisan struktur gigi terutama di sekitar garis gusi. Abrasi dapat

membuat bakteri dan asam menghabiskan gigi karena lapisan keras

pelindung enamel gigi telah terkikis.

h. Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang

kering sehingga dapat mengering setelah dipakai.

i. Jangan pernah meminjamkan sikat gigi kepada orang lain karena sikat

gigi mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu

ke yang lain meski sikat sudah dibersihkan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

12

j. Gunakan sikat gigi elektrik untuk si kecil agar lebih mudah digunakan.

Sikat gigi jenis ini sebenarnya dapat membersihkan lebih baik

daripada sikat gigi manual, namun sebaiknya konsultasikan terlebih

dulu soal penggunaannya dengan dokter gigi.

Gambar 2.1 Cara menggosok gigi yang benar

4. Anatomi gigi

Sepanjang hidup gigi mengalami 2 kali masa pertumbuhan, pertama

adalah periode pertumbuhan geligi sulung dan kedua adalah pertumbuhan

geligi tetap. Cara mengetahui pertumbuhan gigi adalah dengan melihat

bagian gusi di tempat gigi akan tumbuh, apabila terlihat tonjolan ataupun

warna putih maka sebentar lagi gigi akan tumbuh. Pertumbuhan gigi

sulung dimulai pada usia 6 bulan, namun tidak perlu khawatir apabila

pada usia tersebut belum terlihat adanya tanda-tanda akan tumbuh gigi.

Gigi sulung yang pertama tumbuh adalah gigi seri pertama bawah,

dilanjutkan gigi seri depan atas, kemudian disusul dengan gigi-gigi

samping. Namun urutan ini kadang-kadang tidaklah sama. Pertumbuhan

geligi tetap dimulai dengan geraham pertama bawah. Gigi ini sering

dianggap sebagai geligi sulung, sehingga sering terjadi lubang gigi. Gigi

geraham pertama bawah akan mulai tumbuh pada usia 6 tahun, setelah itu

geraham pertama atas, dan gigi seri bawah (Srigupta, 2004).

Setiap gigi memiliki tiga bagian, mahkota gigi, leher gigi dan akar

gigi. Mahkota gigi adalah bagian yang tampak di atas gusi yang terdiri

dari lapisan email yang merupakan lapisan paling keras, tulang gigi

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

13

(dentin) yang di dalamnya terdapat syaraf dan pembuluh darah dan rongga

gigi (pulpa) yang merupakan bagian antara corona dan rdiks (Isyro’in dan

Andamoyo, 2012).

Gambar 2.1 Gambar skematis gigi

5. Fungsi gigi

Gigi memiliki banyak fungsi sebagaimana organ-organ keras tubuh

kita lainnya. Diantara beberapa fungsi gigi yaitu (Srigupta, 2004):

a. Pengunyah

Pertama kali makanan dipotong dan diremuk dengan gigi. Kemudian

dikunyah lalu ditelan. Gigi berperan untuk menghaluskan makanan

agar lebih mudah ditelan serta mempermudah kerja proses pencernaan

(Isyro’in dan Andamoyo, 2012).

b. Penyangga

Gigi memberikan sandaran yang kuat dengan bantuan tulang rahang

pada struktut wajah.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

14

c. Perlindungan dan pengendalian

Gigi melindungi debu, kuman dan benda-benda luar yang masuk ke

dalam mulut dengan bantuan bibir

d. Penampilan

Dengan lapisannya yang berwarna putih seperti mutiara, gigi

memperlihatkan penampilannya yang indah (Rahmadhan, 2010).

e. Pemegang

Gigi berguna untuk memegang benda seperti pipa, cerutu dan lainnya.

6. Karies gigi

a. Pengertian

Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu

email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas maloklusi yang

ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai

dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti

dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan

terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada jaringan pulpa serta

penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri.

Sampai sekarang, karies masih merupakan masalah kesehatan baik di

negara maju maupun di negara-negara bekembang (SKRT, 2004).

Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani,

penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi,

berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Peningkatan

prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan.

Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia

(Haris dan Cristin, 1995).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

15

Gambar 2.2 Kerusakan gigi berupa lubang yang disebabkan karies

b. Faktor penyebab karies gigi

Etiologi atau penyebab karies atas faktor penyebab primer yang

langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan

gigi yang berasal dari saliva) dan faktor modifikasi yang tidak langsung

mempengaruhi biofilm. Karies terjadi bukan disebabkan karena satu

kejadian saja seperti penyakit menular lainnya tetapi disebabkan

serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Karies

gigi disebabkan oleh 4 faktor atau komponen yang saling berinteraksi

yaitu komponen dari gigi dan air ludah, komponen mikroorganisme

yang ada dalam mulut, komponen makanan dan komponen waktu

(Isyro’in dan Andamoyo, 2012)

Pada tahun 1960-an oleh Keyes dan Jordan (dalam Harris and

Christen, 1995), karies dinyatakan sebagai penyakit multifaktorial yaitu

adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies.

Ada tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau

tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan ditambah

faktor waktu, yang digambarkan sebagai tiga lingkaran yang

bertumpang-tindih. Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

16

tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan,

mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang

lama. Faktor penyebab karies tersebut dapat dijelaskan dalam gambar

sebagai berikut (Harris and Christen, 1995):

Gambar 2.3 Skema yang menunjukkan karies sebagai penyakit

multifaktorial yang disebabkan faktor host, agen, substrat dan waktu

Sumber : Harris and Christen, 1995

c. Klasifikasi

Karies gigi dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi, tingkat laju

perkembangan, dan jaringan keras yang terkena (Summit, dkk, 2001).

1) Lokasi

Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan

lokasinya, yaitu karies yang ditemukan di permukaan halus dan

karies di celah atau fisura gigi.

a) Karies celah dan fisura

Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura

terbentuk saat perkembangan alur, dan tidak sepenuhnya

menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresio yang khas

pada strutkur permukaan email. Tempat ini mudah sekali

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

17

menjadi lokasi karies gigi. Celah yang ada daerah pipi atau

bukal ditemukan di gigi geraham.

Karies celah dan fisura kadang-kadang sulit dideteksi.

Semakin berkembangnya proses perlubangan akrena karies,

email atau enamel terdekat berlubang semakin dalam. Ketika

karies telah mencapai dentin pada pertemuan enamel dengan

dental, lubang akan menyebar secara lateral. Di dentin, proses

perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke arah pulpa gigi.

Gambar 2.4 Celah atau fisura gigi dapat menjadi lokasi karies

b) Karies permukaan halus

Ada tiga macam karies permukaan halus. Karies

proksimal, atau dikenal juga sebagai karies interproksimal,

terbentuk pada permukaan halus antara batas gigi. Karies akar

terbentuk pada permukaan akar gigi. Tipe ketiga karies

permukaan halus ini terbentuk pada permukaan lainnya.

Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi.

Tipe ini kadang tidak dapat dideteksi secara visual atau manual

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

18

dengan sebuah eksplorer gigi. Karies proksimal ini memerlukan

pemeriksaan radiografi.

Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan

biasanya terbentuk ketika permukaan akar telah terbuka karena

resesi gusi. Bila gusi sehat, karies ini tidak akan berkembang

karena tidak dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar

lebih rentan terkena proses demineralisasi daripada enamel atau

email karena sementumnya demineraliasi pada pH 6,7, di mana

lebih tinggi dari enamel. Karies akar lebih sering ditemukan di

permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan permukaan

lingual. Gigi geraham atas merupakan lokasi tersering dari

karies akar.

Gambar 2.5 Titik hitam pada batas gigi menunjukkan sebuah karies

proksima

2) Laju penyakit

Laju karies dapat membagi karies menjadi karies akut dan

kronis. Karies rekuren berarti karies yang terjadi pada bekas karies

terdahulu.

3) Jaringan keras yang terpengaruh

Berdasarkan pada jaringan keras yang terpengaruh, karies

dapat dibedakan menjadi karies yang memengaruhi enamel, dentin,

atau sementum. Pada awal perkembangannya, karies mungkin hanya

mempengaruhi enamel. Namun ketika karies semakin luas, dapat

mempengaruhi dentin. Sementum adalah jaringan keras yang

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

19

melapisi akar gigi, maka sementum dapat terkena bila akar gigi

terbuka.

B. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh

manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang

menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu

yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Menurut

epistemologi setiap pengetahuan manusia itu adalah hasil dari

berkontaknya dua macam besaran, yaitu benda atau yang diperiksa,

diselidiki, dan akhirnya diketahui (obyek), serta manusia yang melakukan

pelbagai pemeriksaan, penyelidikan,dan akhirnya mengetahui (mengenal)

benda atau hal tadi (Taufik, 2010).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Berdasarkan

pengalaman ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan

(Notoatmodjo, 2010).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan dalam aspek kognitif menurut Notoatmodjo (2007),

dibagi menjadi 6 (enam) tingkatan yaitu :

(1). Tahu ( know )

Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, dari seluruh bahan yang dipelajari. Tahu ini merupakan

tingkat pengertian yang paling rendah.

(2). Memahami (Comprehension)

Memahami ini diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi ke kondisi sebenarnya.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

20

(3). Aplikasi (Aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi yang sebenarnya.

(4). Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen - komponen, tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

(5). Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian - bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

(6). Evaluasi (Evaluation)

Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek (Taufik, 2010).

3. Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket yang

menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari responden

(Notoatmodjo, 2007). Pengukuran pengetahuan ini berkaitan dengan

pengetahuan cara menggosok gigi anak secara benar untuk menjaga

kebersihan gigi dan mulut.

4. Sumber – sumber pengetahuan

Sumber pertama yaitu kepercayaan berdasarkan tradisi, adat dan

agama, adalah berupa nilai-nilai warisan nenek moyang. Sumber ini

biasanya berbentuk norma-norma dan kaidah-kaidah baku yang berlaku di

dalam kehidupan sehari-hari. Sumber kedua yaitu pengetahuan yang

berdasarkan pada otoritas kesaksian orang lain, juga masih diwarnai oleh

kepercayaan. Pihak-pihak pemegang otoritas kebenaran pengetahuan yang

dapat dipercayai adalah orangtua, guru, ulama, orang yang dituakan, dan

sebagainya. Sumber pengetahuan disebut refleksi yang dimungkinkan oleh

kehadiran manusia pada diri sendiri. Manusia tahu dan ia juga tahu bahwa

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

21

dirinya tahu. Manusia dapat mengintensifkan kehadirannya pada diri yang

tahu (Snijders, 2006).

Sumber ketiga yaitu pengalaman indriawi. Bagi manusia,

pengalaman indriawi adalah alat vital penyelenggaraan kebutuhan hidup

sehari-hari. Dengan mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit, orang bisa

menyaksikan secara langsung dan bisa pula melakukan kegiatan hidup.

Sumber keempat yaitu akal pikiran. Berbeda dengan panca indera,

akal pikiran memiliki sifat lebih rohani, karena itu, lingkup

kemampuannya melebihi panca indera, yang menembus batas-batas fisis

sampai pada hal-hal yang bersifat metafisis. Panca indera hanya mampu

menangkap hal-hal yang fisis menurut sisi tertentu, maka akal pikiran

mampu menangkap hal-hal yang metafisis, spiritual, abstrak, universal,

yang seragam dan yang bersifat tetap, tetapi tidak berubah-ubah. Oleh

sebab itu, akal pikiran senantiasa bersikap meragukan kebenaran

pengetahuan indriawi sebagai pengetahuan semu dan menyesatkan.

Sumber kelima yaitu intuisi. Sumber ini berupa gerak hati yang

paling dalam, jadi, sangat bersifat spiritual, melampaui ambang batas

ketinggian akal pikiran dan kedalaman pengalaman. Pengetahuan yang

bersumber dari intuisi merupakan pengalaman batin yang bersifat

langsung. Artinya, tanpa melalui sentuhan indera maupun olahan akal

pikiran (Suhartono, 2008).

5. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu

(Notoatmodjo, 2010):

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang

berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional

terhadap informasi yang datang (Notoatmodjo, 2010).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

22

b. Media massa

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai

informasi dapat diterima masyarakat, sehingga seseorang yang lebih

sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain -

lain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan

dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Ini berarti

paparan media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang. Media masa adalah alat yang dapat melibatkan

masyarakat luas untuk berinteraksi dan menerima berbagai informasi

(Atmakusuma, 2006).

c. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun

kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih

mudah tercukupi dibandingkan keluarga dengan status ekonomi

rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan sekunder.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang tentang berbagai hal (Notoatmodjo, 2010).

d. Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan saling

berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat

berinteraksi secara continue akan lebih besar terpapar informasi.

Sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan

individu sebagai komunikasi untuk menerima pesan menurut model

komunikasi media dengan demikian hubungan sosial dapat

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang suatu hal

(Suryawati, 2006)

e. Pengalaman

Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal biasa

diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya,

misalnya sering mengikuti kegiatan. Kegiatan yang mendidik misalnya

seminar organisasi dapat memperluas jangkauan pengalamannya,

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

23

karena dari berbagai kegiatan tersebut informasi tentang suatu hal

dapat diperoleh (Notoatmodjo, 2010).

C. Pendidikan kesehatan

1. Pengertian Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di

dalam bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, Pendidikan kesehatan

adalah suatu pedagogik praktis atau praktik pendidikan. Oleh sebab itu

konsep Pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan

pada bidang kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

Pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang

dilakukan dengan penyebaran pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suantu anjuran yang ada hubungannya dengan dengan kesehatan

(Machfoedz, 2005).

Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang

dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan

sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau

dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungganya dengan kesehatan

(Fitriani, 2011).

Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk intervensi atau upaya

yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk

kesehatan. Hal ini dapat diartikan bahwa Pendidikan kesehatan

mengupayakan agar perilaku individu, kelompok atau masyarakat

mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

Mubarak (2011) memberikan penjelasan bahwa pengertian lebih luas

sebenarnya didapatkan dalam bidang promosi kesehatan, dimana

pendidikan dan Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi

kesehatan yang lebih menekankan pada pendekatan edukatif, namun jika

promosi kesehatan menekankan pada upaya perubahan atau perbaikan

perilaku kesehatan.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

24

Proses pendidikan tersebut berlangsung didalam suatu lingkungan

pendidikan atau tempat dimana pendidikan itu berlangsung, biasanya

dibedakan menjadi tiga yaitu tri pusat pendidikan yaitu didalam keluarga

(pendidikan informal), didalam sekolah (pendidikan formal), dan didalam

masyarakat.

Proses Pendidikan kesehatan juga mengikuti proses tersebut, dan

unsur-unsurnya pun sama. Yang bertindak selaku pendidik kesehatan disini

adalah semua petugas kesehatan dan siapa saja yang berusaha untuk

mempengaruhi individu atau masyarakat guna meningkatkan kesehatan

mereka. Karena itu individu, kelompok ataupun masyarakat, disamping

dianggap sebagai sasaran (obyek) pendidikan, juga dapat berlaku sebagai

subyek (pelaku) Pendidikan kesehatan masyarakat apabila mereka di

ikutsertakan didalam usaha kesehatan masyarakat.

2. Tujuan Pendidikan kesehatan

WHO (1954) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) menjelaskan

tujuan Pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan

dan mencegah timbulnya penyakit, mempertahankan derajat kesehatan yang

sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit, serta

membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan. Secara

umum tujuan dari Pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku individu

atau masyarakat dibidang kesehatan. Tujuan ini dapat diperinci lebih lanjut

antara lain, menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di

masyarakat, menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, mendorong

pengembangan dan menggunakan secara tepat sarana pelayanan kesehatan

yang ada.

3. Proses Pendidikan kesehatan

Dalam proses Pendidikan kesehatan terdapat tiga persoalan pokok

yaitu masukan (input), proses (process), dan keluaran (output). Masukan

(input) dalam Pendidikan kesehatan menyangkut sasaran belajar yaitu

individu, kelompok dan masyarakat dengan berbagai latar belakangnya.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

25

Proses (process) adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan

kemampuan dan perilaku pada diri subjek belajar. Dalam proses pendidikan

kesehatan terjadi timbal balik berbagai faktor antara lain adalah pengajar,

teknik belajar, dan materi atau bahan pelajaran. Sedangkan keluaran

(output) merupakan kemampuan sebagai hasil perubahan yaitu perilaku

sehat dari sasaran didik melalui Pendidikan kesehatan (Sulastyawati, 2007).

4. Metode Pendidikan kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003), metode pembelajaran dalam

Pendidikan kesehatan dipilih berdasarkan tujuan Pendidikan kesehatan,

kemampuan perawat sebagai tenaga pengajar, kemampuan individu,

kelompok, masyarakat, besarnya kelompok, waktu pelaksanaan Pendidikan

kesehatan, dan ketersediaan fasilitas pendukung. Metode Pendidikan

kesehatan dapat bersifat pendidikan individual, pendidikan kelompok, dan

pendidikan massa. Metode yang sering digunakan dalam Pendidikan

kesehatan yaitu bimbingan dan Pendidikan, wawancara, ceramah, seminar,

simposium, diskusi kelompok, buzz group, curah gagas, forum panel,

demonstrasi, simulasi, dan permainan peran.

5. Sasaran Pendidikan kesehatan

Sasaran Pendidikan kesehatan adalah masyarakat atau individu baik

yang sehat maupun yang sakit. Sasaran Pendidikan kesehatan tergantung

pada tingkat dan tujuan Pendidikan yang diberikan. Lingkungan Pendidikan

kesehatan di masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai lembaga dan

organisasi masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

Fitriani (2011) membedakan sasaran Pendidikan terdiri dari individu,

keluarga, kelompok sasaran khusus dan masyarakat. Kelompok sasaran

khusus meliputi kelompok berdasarkan pertumbuhan mulai dari anak

sampai manula, dan kelompok yang mempunyai perilaku merugikan

kesehatan, kelompok yang ditampung di lembaga tertentu.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

26

D. Kerangka Teori

Berdasarkan teori-teori dari tinjauan pusaka di atas maka dapat dibuat

kerangka teori sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka TeoriSumber: Notoatmodjo (2007)

Perilaku kesehatan

Pengetahuanpencegahan dan

perawatan karies gigi

Faktor Pemerkuat(Reinforcing factors):1. Sikap petugas

kesehatan2. Perilaku petugas

kesehatan3. Keluarga

Faktor Pemudah (Enablingfactors):1. Fasilitas fisik:

Fasilitas kesehatan,lingkungan, materipenyuluhan

2. Fasilitas umum:Instrumenpembelajaran, Mediainformasi, misal TV,Koran, majalah,flamlet

Faktor Predisposisi(Predisposing factors):1. Pengetahuan

(knowledge)2. Sikap (attitude)3. Kepercayaan

(Beliefs)4. Nilai (value)5. Persepsi

(perception)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencegahan dan Perawatan Karies Gigidigilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-nur... · 2016. 1. 5. · gigi berlubang sehingga pemberian flour

27

E. Kerangka Konsep

Skema : 2.2 kerangka konsep

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel independen (Variabel bebas) dalam penelitian ini adalah

pendidikan kesehatan

2. Variabel dependen (Variabel terikat) dalam penelitian ini adalah

pengetahuan tentang pencegahan dan perawatan karies gigi.

G. Hipotesis

Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang

pencegahan dan perawatan karies gigi pada anak di SD N 1 Jambu Timur

Kabupaten Jepara.

Pendidikan kesehatanPengetahuan tentangpencegahan danperawatan karies gigi

Variabel bebasVariabel terikat

- Media masa- Ekonomi- Hubungan sosial- Pengalaman- Pendidikan