bab ii tinjauan pustaka a. landasan teoritis 1 ...repository.ump.ac.id/3246/3/sefriatin bab...
TRANSCRIPT
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Tuberkulosis Paru
a. Pengertian
Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar
kuman TB menyerang paru tetapi juga dapat mengenai organ tubuh
lainnya (Depkes RI, 2008). Tuberkulosis adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, kuman dengan
ukuran 1-5 mikrometer (Versitaria dan Kusnoputranto, 2011).
Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan kebagian
tubuh lainnya, termasuk meningen,ginjal, dan nodus limfe. Agen
infeksius utama adalah Mycobacterium Tuberculosis. Mycobacterium
Tuberculosis adalah bakteri batang aerobic tahan asam yang tumbuh
dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar ultraviolet
(Smeltzer & Bare, 2001).
b. Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis. Ada
dua macam mycobacterium tuberculosis yaitu tipe human dan tipe
bovin. Basil tipe buvin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
12
tuberculosis usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah
(droplet) di udara yang berasal dari penderita TBC terbuka dan orang
yang rentan terinfeksi TBC ini bila menghirup bercak ini. Perjalanan
TBC setelah infeksi melalui udara. (Wim de Jong et al, 2005; dalam
Tresnaaty, 2013). Mycobacterium tuberculosis merupakan anggota
Genus Mycobacterium. Keluarga Mycobacterium yang berkaitan
dengan masalah kesehatan di masyarakat adalah M. bovis, M. leprae,
dan M. tuberculosis. Sebagian besar bakteri TB menyerang organ paru
(90%), tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Price dan
Wilson, 2005).
Penyakit TB Paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,
tetapi ada beberapa faktor penyebab yang mempengaruhi kejadian TB
Paru. Menurut Tambayong (2000; dalam Kurniasih, 2014) faktor
penyebab yang mempengaruhi kejadian tuberkulosis diantaranya:
1) Umur
Beberapa faktor resiko penularan penyakit tuberculosis di amerika
yaitu umur, jenis kelamin, ras, asal negara bagian, serta infeksi AIDS.
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di New York pada panti
penampungan orang-orang gelandangan menunjukan bahwa
kemungkinan mendapat infeksi tuberculosis aktif meningkat secara
bermakna sesuai dengan umur. Insiden tertinggi tuberculosis paru
biasanya mengenai usia dewasa muda. Di Indonesia diperkirakan 75%
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
13
penderita TB Paru adalah kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun.
(Corwin, 2009; dalam Tampubolon, 2012).
2) Jenis Kelamin
Di benua Afrika banyak tuberculosis terutama menyerang laki-laki.
Pada tahun 1996 jumlah penderita TB paru laki-laki hamper dua kali
lipat dibandingkan jumlah penderita TB paru pada wanita, yaitu 42,34%
pada laki-laki dan 28,9% pada wanita. Antara tahun 1985-1987
penderita TB paru laki-laki cenderung meningkat sebanyak 2,5%
sedangkan penderita TB Paru pada wanita menurun 0,7%. (Corwin,
2009; dalam Tampubolon, 2012).
3) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap
pengetahuan seseorang diantaranya mengenai rumah yang memenuhi
syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit Tuberkulosis Paru.
4) Pekerjaan
Jenis pekerjaan menentukan faktor resiko yang harus dihadapi
setiap individu. Bila pekerja bekerja dilingkungan yang berdebu
paparan partikel debu didaerah terpapar akan mempengaruhi terjadinya
gangguan pada saluran pernafasan. Terutam terjadinya gejala saluran
pernafasan dan umumnya TB Paru (Corwin, 2009).
5) Kebiasan Merokok
Merokok diketahui mempunyai hubungan dengan meningkatkan
resiko untuk mendaapatkan resiko untuk mendapatkan kanker paru-
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
14
paru, penyakit jantung koroner, bronchitis kronik dan kanker kandung
kemih. Kebiasan merokok meningkatkan resiko untuk terkena TB Paru
sebanyak 2,2 kali (Achmadi, 2005)
6) Status Gizi
Kekurangan Gizi pada seseorang akan berpengaruh terhadap
kekuatan daya tahan dan respon immonologik terhadap penyakit,
satatus gizi, ini merupakan faktor yang penting dalam timbulnya
penyakit tuberculosis paru (Isselbacher, 2009; dalam Tresnaaty, 2012).
c. Cara Penularan
Sumber penularan adalah pasien TB paru dengan BTA positip,
yaitu pada waktu pasien batuk atau bersin dapat menyebarkan kuman
ke udara dalam bentuk percikan ludah (droplet). Droplet yang
mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama
beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke
dalam saluran pernafasan dan daya tahan tubuh seseorang dalam
keadaan lemah pula. (Guyton, 2008). Daya penularan dari seorang
pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari dalam
paru-parunya. Makin tinggi derajat positip dari hasil pemeriksaan dahak
secara mikroskopis makin mudah untuk menularkan. Bila hasil
pemeriksaan dahak negatip maka pasien tersebut tidak menular, dari
seseorang yang terinfeksi ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam
udara dan lamanya menghirup udara tersebut (Mansjoer, 2007).
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
15
d. Gejala klinis pasien TB
Gejala utama pasien TB adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan
menurun, berat badan menurun,malaise, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, demam meriang lebih satu bulan. Gejala-gejala tersebut
diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti
bronkiektasis, bronchitis kronis, asma, kanker paru dan lain-lain.
Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka
setiap orang yang datang ke pelayanan kesehatan dengan gejala tersebut
diatas, dianggap sebagai tersangka (suspek) pasien TB dan perlu
dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung
(Kurniawan, 2005).
e. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien TB paru yaitu:
1) Secara medis
a) Pengobatan
Pengobatan TBC bertujuan untuk menyembuhkan pasien,
mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai
penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat
anti Tuberkulosis (OAT). Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan
prinsip – prinsip sebagai berikut :
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
16
- OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat
dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori
pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi).
Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT) lebih
menguntungkan dan sangat dianjurkan.
- Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan
pengawasan langsung (DOT = directly Observed Treatment), oleh
seorang pengawas menelan obat (PMO).
- Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap yaitu tahap awal
(intensif) dan lanjutan.
(1) Tahap awal (intensif)
Pada tahap awal (intensif) pasien mendapat obat setiap hari
dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah
terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan tahap intensif
tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA
negative (konversi) dalam 2 bulan.
(2) Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu lebih lama. Tahap lanjutan
penting untuk membunuh kuman persister sehingga
mencegah kekambuhan.
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
17
Klasifikasi pengobatan dibagi menjadi beberapa tipe yaitu:
(1) Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4
minggu).
(2) Kambuh
Adalah pasien tuberculosis yang sebelumnya pernah
mendapatkan pengobatan OAT dan telah dinyatakan sembuh
atau pengobatan lengkap, didiagnosa kembali dengan BTA
positif.
(3) Pengobatan setelah putus berobat
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan
atau lebih dengan BTA positif.
(4) Gagal
Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif
atau kembali menjadi positif pada bulan ke lima atau lebih
selama pengobatan.
(5) Pindahan
Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki
resgistrasi TBC lain untuk melanjutkan pengobatan panduan.
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
18
Panduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional
Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia.
- Kategori 1 : 2(HRZE) / 4(HR)3
- Kategori 2 : 2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR)3E3
Disamping kedua kategori ini disediakan panduan OAT sisipan :
(HRZE)
- Kategori Anak : 2HRZ / 4HR
- Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien TB resisten
obat di Indonesia terdiri dari OAT lini ke– 2 yaitu Kanamycin,
Capreomisin, Levofloksasin, Ethionamide, sikloserin dan PAS,
serta OAT lini-1, yaitu pirazinamid dan etambutol.
Panduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk
paket berupa obat kombinasi dosis tetap (OAT – KDT). Tablet
OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam
satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien.
Panduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu pasien dan
menjamin kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampai selesai
(Panduan Nasional Pengendlian Tuberkulosis Paru, 2011).
b) Pembedahan
Dilakukan jika pengobatan tidak berhasil, yaitu mengangkat
jaringan paru yang rusak, ortopedi untuk memperbaiki kelainan
tulang, bronkoskopi untuk mengangkat polip granulomatosa
tuberculosis atau untuk reseksi bagian paru yang rusak.
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
19
2) Secara Keperawatan
a) Pencegahan
Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi basil
tuberkulosis, mempertahankan status kesehatan dengan asupan
nutrisi adekuat, minum susu yang telah dilakukan pasteurisasi,
isolasi jika pada analisa sputum terdapat bakteri hingga dilakukan
pengobatan, pemberian imunisasi BCG untuk meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberkulosis virulen (Depkes,
2008).
b) Tindakan Keperawatan
(1) Fisioterapi Dada
(a) Pengertian
Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan
untuk mengembalikan fungsi suatu organ tubuh dengan
memakai tenaga alam. Dalam fisioterapi tenaga alam yang
dipakai antara lain listrik, sinar, panas, dingin, massage dan
latihan yang mana penggunaannya disesuaikan dengan
batas toleransi penderitasehingga didapatkan efek
pengobatan (Krausen, 1985; dalam Helmi,2005).
Fisisoterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi
yang sangat berguna bagi penderita penyakit respirasi baik
yang bersifat akut maupun kronis (Badget, 1984; dalam
Helmi, 2005).
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
20
Fisioterapi dada ini walaupun caranya keluhatan tidak
istimewa tetapi ini sangat efektif dalam upaya
mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien
dengan fungsi paru yang terganggu. Jadi tujuan pokok
fisioterapi dada pada penyakit paru adalah mengembalikan
dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan dan membantu
membersihkan sekret dan bronkus dan untuk mencegah
penumpukan sekret, memeperbaiki pergerakan dan aliran
sekret (Soekamo, 1984; dalam Helmi, 2005). Fisioterapi
dada ini terdiri dari usaha-usaha yang bersifat pasif dan
aktif yang bersifat pasif seperti penyinaran, relaksasi,
postural drainage, perkusi, dan vibrasi sedangkan yang
bersifat aktif seperti latihan/pengendalian batuk, latihan
bernafas, dan koreksi sikap (Azis, 1978; Worjodiardjo,
1985; dan Waluyo, 1981; dalam Helmi, 2005).
(b) Kontra Indikasi
Menurut Diyah & Yulianti 2012 kontra indikasi
fisioterapi dada diantaranya yaitu fraktur atau patah tulang
costae. Fisioterapi dada ini juga tidak boleh dilakukan pada
pasien dengan kegagalan jantung, status asma tikus,
renjatan, dan perdarahan masif, infeksi paru berat, dan
tumor paru (Helmi, 2005).
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
21
(c) Prosedur Tindakan Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada adalah suatu rangkaian tindakan
keperawatan yang terdiri dari perkusi, vibrasi, dan postural
drainage. Adapun langkah-langkah tindakan fisioterapi
dada, yaitu:
a. Mengatur posisi sesuai daerah paru yang terganggu
dengan posisi drainage.
b. Memasang alas/handuk pada area yang akan di perkusi
dan tempatkan pot sputum di dekat mulut pasien.
c. Melakukan clapping/ perkusi dengan cara telapak tangan
dibentuk sepertimangkuk lalu pukulkan pada punggung
klien perlahan-lahan selama kurang lebih 1-2 menit
d. Meminta klien untuk batuk dan mengeluarkan sekret
segera setelah perkusi selesai.
e. Mengintruksikan klien untuk menghirup (inspirasi
dalam) secara perlahan tahan sebentar.
f. Bersamaan dengan itu ratakan tangan pada area paru
yang mengalami penumpukan sekret.
g. Instruksikan klien mengeluarkan nafas/ ekspirasi melalui
mulut.
h. Dan lakukan vibrasi dengan cara getaran kuat secara
serial yang dihasilkan oleh tangan yang diletakan datar
pada dinding dada klien.
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
22
i. Lakukan tindakan ini 3-4 kali pada area yang terkena.
j. Anjurkan klien menarik nafas dalam dan batuk.
k. Melakukan auskultasi dada.
(2) Postural Drainage
(a) Pengertian
Terapi fisik dada bertujuan memperbaiki pembersihan
sekresi bronkus sehingga dapat menurunkan tahanan jalan
napas, memperbaiki fungsi pertukaran gas, mengurangi
kejadian infeksi saluran napas dan meningkatkan sirkulasi
pada otot dinding dada sehingga mengoptimalkan kerja
otot-otot pernapasan. Termasuk dalam terapi fisik dada
tersebut adalah postural drainage. Postural Drainage
merupakan cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari paru
dengan menggunakan gaya berat dan sekret itu sendiri
(Frown,1978; Hudaya,1981; Gaskel,1977; dan Waring,
1990; dalam Helmi,2005). Suatu bentuk pengaturan posisi
pasien untuk membantu pengaliran mucus sehingga segmen
besar dengan bantuan gravitasi dan akan memudahkan
mucus diekspectorasikan dengan bantuan batuk (dalam
Putri, 2013).
Postural drainage adalah teknik pembersihan jalan
napas dari sekret dengan meletakkan penderita pada
berbagai posisi berdasarkan anatomi trakeobronkus. Hal itu
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
23
dilakukan selama waktu tertentu sehingga pengaruh
gravitasi akan membantu aliran sekret. Pada teknik ini lobus
atau segmen yang akan disalir posisikan demikian rupa
sehingga terletak di atas bronkus utama, sekret akan
mengalir ke bronkus dan trakea untuk kemudian dibatukkan
keluar. Pada penderita yang banyak memproduksi sekret,
cara ini sangat bermanfaat (Perry dan Potter, 2005).
Postural drainage dapat dilakukan untuk mencegah
terkumpulnya sekret dalam saluran nafas penderita dengan
produksi sputum yang banyak, postural drainage lebih
efektif bila disertai dengan perkusi dan vibrasi dada (dalam
Helmi, 2005).
(b) Indikasi
Tujuan Postural Drainage adalah untuk membantu
mengeluarkan dahak (Putri & Soemarno, 2013). Indikasi
untuk dilakukannya postural drainage untuk melepas
perlengketan sputum pada bronkus, yaitu: pasien dengan
produksi sputum yang berlebih, penumpukan sekret,
bronkoekstasis (Putri & Soemarno, 2013).
(c) Kontra Indikasi
Adapun kontra indikasi postural drainage yaitu; patah
tulang rusuk, emfisema subkutan daerah leher dan dada,
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
24
emboli paru, pneumotoraks tension (Putri & Soemarno,
2013).
(d) Prosedur Tindakan
Adapun langkah-langkah postural drainage sebagai
berikut (Rahayu, 2012):
a. Duduk tegak di tempat tidur atau kursi; lakukan terapi
pada dada kanan dan kiri
Gambar 2.1. Duduk tegak di tempat tidur atau kursi
b. Membungkuk ke depan pada posisi duduk; lakukan
terapi pada punggung
Gambar 2.2. Membungkuk ke depan pada posisi duduk
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
25
c. Berbaring datar, lakukan terapi pada dada kanan dan kiri
Gambar 2.3. Berbaring datar
d. Telungkup, miring kanan atau kiri; lakukan terapi pada
punggung kanan atau kiri
Gambar 2.4. Telungkup
e. Telungkup, miring ke kiri pada posisi trendelenburg;
lakukan terapi pada dada kanan
Gambar 2.5. Telungkup, miring ke kiri pada posisi
trendelenburg
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
26
f. Telungkup, miring kiri, dengan panggul ditinggikan,
lakukan terapi pada punggung kanan
Gambar 2.6. Telungkup, miring kiri, dengan panggul
ditinggikan
g. Berbaring pada posisi trendelenburg; lakukan terapi pada
dada kanan dan kiri
Gambar 2.7. Berbaring pada posisi trendelenburg
h. Berbaring pada posisi trendelenburg telungkup; lakukan
terapi pada punggung kanan dan kiri
Gambar 2.8. Berbaring pada posisi trendelenburg telungkup
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
27
i. Berbaring miring kanan atau kiri, pada posisi
trendelenburg; lakukan terapi pada punggung
Gambar 2.9. Berbaring miring kanan atau kiri, pada posisi
trendelenburg
j. Berbaring telungkup disertai terapipada punggung kanan
dan kiri
Gambar 2.10. Berbaring telungkup disertai terapipada punggung
kanan dan kiri
(3) Batuk Efektif
(a) Pengertian
Batuk dalam bahasa latin disebut tussis adalah reflex
yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan sering berulang-ulang
yang bertujuan untuk membantu membersihkan saluran
pernapasan pasien dari lendir besar, iritasi partikel asing dan
mikroba. Batuk merupakan suatu tindakan reflex pada
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
28
saluran pernafasan yang digunakan untuk membersihkan
saluran udara atas. Salah satunya untuk mengeluarkan
sputum. Sputum adalah zat mucous (terdiri dari sel-sel dan
materi lainnya) yang disekresikan kedalam saluran udara
dari saluran pernapasan. Sputum tidak sama dengan air liur,
air liur merupakan zat yang disekresi dalam mulut untuk
membantu pencernaan. (Goldsobel, 2010; dalam Putri, H,
Soemarno,S. 2013).
Batuk diakibatkan oleh iritasi membran mukosa dimana
saja dalam saluran pernapasan. Stimulus yang menghasilkan
batuk dapat timbul dari suatu proses infeksi atau dari suatu
iritan yang dibawa oleh udara, seperti asap kabut, debu atau
gas. Batuk adalah proteksi utama pasien terhadap akumulasi
sekresi dalam bronki dan bronkiolus (Suzanne & Bare,
2001). Batuk efektif adalah merupakan mekanisme
pertahanan tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan
benda asing atau sekresi yang banyak di saluran pernafasan.
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar,
dimana pasien dapat menghemat energi sehingga tidak
mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara
maksimal (dalam Putri, 2013).
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
29
(b) Tujuan dan Manfaat
Batuk efektif merupakan satu upaya untuk
mengeluarkan dahak dan menjaga paru-paru agar tetap
bersih, di samping dengan memberikan postural drainage.
Batuk efektif dapat diberikan pada pasien dengan cara
diberikan posisi yang sesuai dengan agar pengeluaran dahak
dapat lancar. Batuk efektif ini merupakan bagian tindakan
keperawat untuk pasien dengan gangguan pernafasan akut
dan kronis (Kisner & Colby, 1999). Batuk efektif dan nafas
dalam merupakan teknik batuk efektif yang menekan
inspirasi maksimal yang dimulai dari ekspirasi, yang
bertujuan untuk:
a. Merangsang terbukanya sistem korateral
b. Meningkatkan distribusi ventilasi
c. Meningkatkan volume paru dan menfasilitasi
pembersihan jalan nafas (Jankis, 1996)
d. Meningkatkan ekspansi paru
e. Mobilisasi sekresi proses pengeluaran substansi kimia
berbentuk lendir (enzim dan hormon) oleh sel dan
kelenjar
f. Mencegah efek samping dari retensi sekresi (pneumonia,
ateletaksis dan demam) Menurut (Hudak & Gallo 1997 :
494).
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
30
Manfaat :
Manfaat batuk efektif diantaranya, untuk melonggarkan
dan melegakan saluran pernafasan maupun mengatasi sesak
nafas akibat adanya lendir yang memenuhi saluran
pernafasan. Lendir, baik dalam bentuk dahak (sputum)
maupun sekret dalam hidung, timbul akibat adanya infeksi
pada saluran pernafasan maupun karena sejumlah penyakit
yang di derita seseorang. Bahkan bagi penderita TB, latihan
batuk efektif merupakan salah satu metode yang dilakukan
tenaga medis untuk mendiagnosis penyebab penyakit
(Tamsuri, A. 2008). Biasanya batuk efektif dilakukan pada
pasien dengan penyakit pulmonary kronik, pada kondisi
demikian sebaiknya pasien dimotivasi untuk nafas dalam
dan batuk efektif paling kurang tiap 2 jam, jika keadaannya
sadar dan tiap 2 atau 3 jam jika tidur sampai fase akut dari
produksi mucus akhir (Tamsuri, A. 2008)
(c) Indikasi
Menurut Wilson (2006 : 773-774) batuk efektif
dilakukan pada pasien seperti :
a. Bronkritis kronik
b. Asma
c. Tuberkulosis Paru (TBC Paru)
d. Pneumonia
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
31
e. Emfisema
(d) Kontra Indikasi
Menurut Putri (2013) batuk efektif tidak boleh
dilakukan pada pasien dengan:
a. Hemoptisis
b. Tension pneumotoraks
c. Gangguan kardiovaskuler
d. Edema paru
e. Efusi pleura yang luas
(e) Prosedur Tindakan
Prosedur tindakan batuk efektif (Tamsuri, 2008)
sebagai berikut:
a. Beritahu pasien, minta persetujuan pasien dan cuci
tangan.
b. Atur pasien dalam posisi duduk tegak atau duduk
setengah membungkuk.
c. Letakan pengalas pada pasien, letakan bengkok /pot
sputum pada pangkuan dan anjurkan pasien memegang
tisu.
d. Ajarkan pasien untuk menarik nafas secara perlahan,
tahan 1-3 detik dan embuskan perlahan dengan mulut.
Lakukan prosedur ini beberapa kali.
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
32
e. Anjurkan untuk menarik nafas, 1-3 detik kemudian
batukkan dengan kuat.
f. Tarik nafas kembali selama 1-2 kali dan ulangi prosedur
di atas dua hingga enam kali.
g. Jika diperlukan, ulangi lagi prosedur di atas.
h. Bersihkan mulut pasien, instruksikan pasien untuk
membuang sputum pada pot sputum atau bengkok.
i. Beri penguatan, bereskan alat dan cuci tangan.
j. Menjaga kebersihan dan kontaminasi terhadap sputum.
k. Tindakan batuk efektif perlu diulang beberapa kali bila
diperlukan.
2. Mekanisme Sistem Pernafasan
a. Pengertian
Pernapasan merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran
gas didalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan di dalam paru-paru
atau “pernapasan luar” , udara ditarik kedalam paru-paru pada waktu
menarik napas dan didorong keluar pada waktu mengeluarkan napas
(Pearce, E.C 2009).
b. Anatomi dan Fisiologi Pernafasan
Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah :
1) Nares anterior
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
33
Adalah saluran-saluran didalam lubang hidung. Saluran-saluran itu
bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vesibulum (rongga)
hidung. Vestibulum ini dilapisi epithelium bergaris yang bersambung
dengan kulit. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.
Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan
pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir
semua sinus yang mempunyai lubang masuk kedalam rongga hidung.
Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh bulu-bulu terdapat
didalam vestibulum, karena kontak dengan permukaan lendir yang
dilaluinya, udara menjadi hangat, karena penguapan air dari
permukaan selaput lendir, udara menjadi lembap.
2) Faring (tekak)
Adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan usofagus pada ketinggian tulang rawan
krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung (nosofaring), di belakang
mulut (orofaring), dan dibelakang laring (faring-laringeal). Nares
posterior adalah muara rongga-rongga hidung ke nasofaring.
3) Laring (tenggorok)
Terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya dari
kolumna vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian vertebra dan
masuk kedalam trakea dibawahnya. Laring terdiri atas kepingan
tulang rawan yang diikat bersama oleh ligmen dan membran. Laring
dilapisi jenis selaput lendir yang sama dengan yang ditrakea, kecuali
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
34
pita suara dan epiglotis yang dilapisi sel epithelium berlapis. Berbagai
otot yang terikat pada laring mengendalikan suara, dan juga menutup
lubang atas laring sewaktu menelan.
4) Trakea atau batang tengkorak
Kira-kira Sembilan sentimeter panjangnya, trakea berjalan dari laring
sampai ketinggian vertebrata torakalis kelima dan ditempat ini
bercabang menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas enam
belas sampai dua puluh lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang
rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi
lingkaran disebalah belakang trakea selain itu juga memuat beberapa
jaringan otot. Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang
oleh istmus kelenjar tiroid, yaitu belahan kelenjar yang melingkari
sisi-sisi trakea, Trakea torasika berjalan melintasi mediastinum
dibelakang sternum, menyentuh arteri inominata dan arkus aourta.
5) Bronkus
Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-
kira vertebrata torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan
trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus lobus atas
cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat lewat dibawah arteri,
disebut bronkus lobus bawah. Bronkus lobus tengah keluar dari
bronkus lobus bawah, Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing
dari pada yang kanan, dan berjalan dibawah arteri pulmonalis sebelum
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
35
dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan
bawah.
Paru-paru ada dua merupakan alat pernapasan utama. Terletak
disebalah kanan dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh jantung beserta
pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam
mediastinum. Pangkal paru-paru di atas landai rongga toraks, diatas
diagfragma. Setiap paru-paru dilapisi membran serosa rangkap dua, yaitu
pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru-paru, masuk kedalam fisura
dan dengan demikian memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran
ini kemudian dilipat kembali disebelah tapuk paru-paru dan membentuk
pleura parietalis, dan melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang
melapisi iga-iga ialah pleura kistalis, bagian yang menutupi diagfragma
alah pleura diagfragmatika, dan bagian yang terletak dileher ialah pleura
servkalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat bernama
membran suprapleuralis (fasia Sibson) dan diatas membran ini terletak
arteri subklavia.
Proses fisiologi pernapasan :
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen
dipingut melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, oksigen masuk
melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat
dengan darah didalam kapiler pulmonaris.
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
36
Di dalam paru-paru, karbondioksida, salah satu hasil buangan
metabolisme, menembus membran alveolar-kapiler dari kapiler darah ke
alveoli, dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar
melalui hidung dan mulut. Empat proses yang berhubungan dengan
pernapasan pulmonar atau pernapasan eksterna :
1) Ventilasi pulmonar, atau gerak pernapasan yang menukar udara
dalam alveoli dengan udara luar.
2) Arus darah melalui paru-paru.
3) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam
jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh.
4) Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler.
CO2 lebih mudah berdifusi dari pada oksigen (Pearce,E.C, 2009).
c. Konsep Pernafasan
Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan dua faktor
utama,yaitu:
1) Pengendalian secara Kimiawi
Faktor kimiawi ini adalah faktor utama dalam pengendalian dan
pengaturan frekuensi, kecepatan, dan kedalaman gerakan nafas.
2) Pengendalian oleh Saraf.
Pusat pernafasan adalah suatu posat otomatik di dalam medula
oblongata yang mengeluarkan impuls aferen ke otot pernafasana.
Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan
interkostal yang berkecapatan lima belas setiap menit.
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
37
Kecepatan normal setiap menit:
Tabel 2.1 Kecepatan Pernafasan Setiap Menit
Usia Kecepatan setiap menit
Bayi Baru Lahir 30 – 40 kali/ menit
Dua belas bulan 30 kali/ menit
Dari 2-5 tahun 24 kali/ menit
Orang Dewas 10 – 20 kali/ menit
Menurut (Danusantoso, H. 2012) pemeriksaan auskultasi
hendaknya dikerjakan secara sistematis dari atas kebawah dan setiap sisi
kanan dibandingkan sisi kiri pada lokalisasi yang sama, baik di toraks
depan maupun belakang. Dengan demikian, hasil auskultasi dapat
diutarakan dalam kategori :
1) Vesikuler, suara napas vesikuler terdengar bila stetoskop
ditempelkan pada dinding toraks orang normal. Kualitas suara
cukup halus, bernada agak rendah, dan biasanya kanan sama
dengan kiri. Tempat terbaik bising ini pada daerah bawah toraks
karena suara ini dihasilkan oleh masuknya udara kedalam alveolus.
2) Suara napas bronkeal / trakeal, suara napas bronkreal mempunyai
kualitas yang sama sekali berbeda yaitu libih keras dengan nada
lebih tinggi dan disertai suara napas bronkeal ialah suara napas
trakeal yang dapat didengar dengan menaruh stetoskop tepat diatas
trakea pada orang normal. Hal ini dapat terjadi kalau penghantaran
getaran suara dari bronkus ke dinding toraks menjadi lebih mudah,
yaitu bila mana konsistensi paru disekitar bronkus tersebut makin
padat, sedangkan bronkus terbuka dan dengan lumen yang normal.
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
38
Hal ini akan dijumpai bila karena suatu sebab timbul infiltrate
disebagian paru, mislnya pada TBC, pneumonia stadium hepatisasi,
atau kanker paru (sebelum ada penyempitan bronkus).
3) Suara napas amforis, suara napas amforis mirip dengan suara bila
kita meniupkan udara diatas mulut botol kosong, yaitu terdengar
sedikit resonasi (nguung). Jenis suara napas ini dapat ditemukan
bila ada rongga besar yang berisi udara didalam paru dan
mempunyai hubungan terbuka dengan bronkus, seperti kavitas
besar karena TBC.
Jenis-jenis bising tambahan :
a) Ronki kering, dapat dibedakan menjadi 2 wheez / wheezing dan stridor
/ sonorous rhonchus
(1) Wheez / wheezing adalah suara “ngiik” panjang dan terdengar saat
ekspirasi (lebih sering), walaupun kadang-kadang terdengar juga
saat inspirasi. Bila cukup keras, tanpa stetoskop pun suara napas
ini dapat terdengar. Wheezing hanya dapat didengarkan disuatu
tempat tertentu saja, bila ada kompresi terhadap dinding bronkus
dari sekitarnya atau ada penyumbatan lokal suatu saluran napas.
(2) Stridor / sonorous rhonchus adalah suara yang terdengar bila
mana ada segumpal dahak atau penyebab obstruksi serta makin
besar saluran napas, semakin keras/kasar pula bunyi suara ini,
sehingga tanpa stetoskop juga dapat terdengar sebagaimana
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
39
dengan wheezing, stridor dapat terdengar pada saat ekspirasi
(lebih sering), tetapi juga dapat pada saat inspirasi.
b) Ronki basah atau (rales) adalah suara yang terdengar bila gelembung-
gelembung udara menembus cairan. Ronki basah dapat terdengar
nyaring bila ada infiltrate, atau tidak nyaring bila ada udema paru.
Suara ini timbul karena terdapat cairan bebas berupa sekret atau
eksudat, dan selanjutnya dibagi dalam 3 kelas yaitu :
(1) Ronki basah halus terdengar bila suara berasal dari bronkeolus.
Ronki basah halus ini harus dapat dibedakan dari krepitasi atau
opening snap of the alveoli (suara yang terdengar pada seseorang
mendadak menarik napas dalam, sehingga beberapa alveolus yang
tadinya tertutup mendadak terbuka dan terisi udara) sering kali
pada penyakit tuberkulosis paru stadium dini, sudah dapat
terdengar ronki basah halus di daerah supra atau intra klavikuler
kanan atau kiri atau kedua-duanya.
(2) Ronki basah sedang, yaitu bila sumber suara berasal dari bronkus
kecil.
(3) Ronki basah kasar, yaitu bila sumber suara berasal dari bronkus
besar,juga bila terdengar bila ada cairan bebas dalam suatu
kavitas.
d. Patofisiologi Gangguan Sistem Pernafasan pada Pasien TB Paru
Penyebab sumbatan jalan nafas yang sering kita jumpai pada
Tuberkulosis adalah darah dan sputum.Adanya darah maupun sputum
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
40
dijalan nafas atas yang tidak dapat ditelan atau dibatukan oleh penderita
dapat menyumbat jalan nafas dan mengganggu pemenuhan kebutuhan
oksigen. Selain itu sumbatan jalan nafas bisa juga dikarenakan dasar
lidah. Dasar lidah sering menyumbat jalan nafas pada penderita koma,
karena pada penderita koma otot lidah dan leher lemas sehingga tidak
mampu mengangkat dasar lidah dari dinding belakang farings. Hal ini
sering terjadi bila penderita dalam posisi fleksi (Suzanne & Bare, 2002).
Setiap sel tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk
melaksanakan fungsi metabolisme, sehingga oksigen merupakan zat
terpenting dalam kehidupan manusia. Mempertahankan oksigenasi
adalah upaya untuk memastikan kecukupan pasokan oksigen ke jaringan
atau sel. Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui paru-paru, diangkut ke
jaringan melalui darah, dan dikonsumsi ditingkat intraseluler
(mitokondria) untuk menyediakan energi untuk metabolisme sel. Adanya
gangguan pada sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, atau jaringan
dapat mengganggu oksigenasi dan menyebabkan kerusakan jaringan atau
kematian organisme (Furgang, 2011).
Gangguan utama yang dirasakan oleh penderita kasus TB paru
adalah pada gangguan oksigenasinya (Price dan Standridge, 2006).
Oksigenasi tidak adequat dapat diidentifikasi dari: a) adanya cyanosis
yaitu warna kebiruan pada kulit/selaput lendir akibat peningkatan jumlah
absolut Hb tereduksi; b) hipoksemia dan hipoksia yang saling
berhubungan antara nilai PaO2 dan SaO2; c) hiperkapnia (peningkatan
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
41
PaCO2 di atas 45 mmHg) dan hipokapnia (penurunan PaCO2 <35
mmHg). Keduanya menggambarkan respon ventilasi dan oksigenasi
adequat bila suplay O2 seimbang dengan kebutuhan pembuangan CO2
melalui paru (Price & Wilson, 2006).
Penilaian fungsi pernapasan tidak boleh diabaikan dalam
perawatan, tidak hanya untuk kepentingan diagnosis tetapi bermanfaat
untuk menilai respon pengobatan dan status fungsi ventilasi. Informasi
penting untuk menilai status fungsi pernapasan adalah konsentrasi Hb
yang menggambarkan penilaian terhadap transportasi O2. Konsentrasi
Hb, Saturasi O2 dan status kondisi jantung merupakan data yang perlu
diketahui. Evaluasi fungsi ventilasi dapat dinilai dari mekanisme
pernapasan yang dapat diobservasi dari jumlah, ritme dan karakteristik
pernapasan untuk menentukan efektifitas pola pernapasan. Sistem
pulmonal, kardiovaskuler dan hematologik sangat berhubungan dengan
oksigenasi jaringan tubuh (Price & Wilson, 2006).
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi meliputi: pola nafas tidak
efektif, bersihan jalan nafas, gangguan pertukaran gas. Bersihan jalan
nafas, yaitu ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi
saluran pernafasan guna mampertahankan jalan nafas yang bersih,
dengan batas karakteristik: dispnea, bunyi nafas tambahan, perubahan
pada irama dan frekuensi pernafasan, batuk tidak ada atau tidak efektif,
kesulitan untuk bersuara, penurunan bunyi nafas, ortopnea, kegelisahan,
sputum (Wilkson, 2006).
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
42
1) Pola Nafas Tidak Efektif
a) Definisi
Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi dan/ atau ekspirasi yang
tidak memberi ventilasi.
b) Batasan karakteristik:
- Perubahan kedalaman pernafasan
- Perubahan ekskursi dada
- Mengambil posisi tiga titik
- Bradipneu
- Penurunan tekanan ekspirasi
- Penurunan ventilasi semenit
- Penurunan kapasitas vital
- Dipsneu
- Peningkatan diameter anterior-posterior
- Pernafasan cuping hidung
- Ortopneu
- Fase ekspirasi memanjang
- Pernafasan bibir
- Takipneu \
- Penggunaan otot aksesorius untuk bernafas
Faktor-faktor yang berhubungan:
- Ansietas
- Posisi tubuh
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
43
- Deformitas tulang
- Deformitas dinding dada
- Keletihan
- Hiperventilasi
- Sindrom hipoventilasi
- Gangguan muskuloskeletal
- Kerusakan neurologis
- Imaturitas neurologis
- Disfungsi neuromuskular
- Obesitas
- Nyeri
- Keletihan otot pernafasan cedera medula spinalis
c) NOC
- Respiratory status: ventilation
- Respiratory status: airway patency
- Vital sign status
Kriteria hasil:
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara yang bersih, tidak
ada sianosis dan dypsneu (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
- Menunjukan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekwensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
44
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
d) NIC
Airway management:
- Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw trhust bila
perlu
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan
- Pasang mayo bila perlu
- Lakukan fisioterapi dada bila perlu
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan
- Lakukan suction pada mayo
- Berikan bronkodilator bila perlu
- Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
- Monitor respirasi dan status oksigen
Oxygen therapy:
- Bersihkan mulut, hidung, dan sekret trakea
- Pertahankan jalan nafas yang paten
- Atur peralatan oksigenasi
- Monitor aliran oksigen
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
45
- Pertahankan posisi pasien
- Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
- Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign monitoring:
- Monitor TD, suhu, nadi, dan RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, dan berdiri
- Auskultasi tekanan darah pada kedua lengan dan bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR sebelum, selam, dan setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor frekwensi dan irama pernafasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernafasan abnormal
- Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
2) Bersihan Jalan Nafas
a) Definisi
Bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk
membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan
untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
46
b) Batasan karakteristik:
- Tidak ada batuk
- Suara nafas tambahan
- Perubahan frekwensi nafas
- Perubahan irama nafas
- Sianosis
- Kesulitan berbicara atau mengeluarkan suara
- Penurunan bunyi nafas
- Dipsneu
- Sputum dalam jumlah yang berlebihan
- Batuk yang tidak efektif
- Orthopneu
- Gelisah
- Mata terbuka lebar
Faktor-faktor yang berhubungan:
- Lingkungan:
Perokok pasif
Menghisap asap
Merokok
- Obstruksi jalan nafas:
Spasme jalan nafas
Mokus dalam jumlah berlebihan
Eksudat dalam jalan alveoli
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
47
Materi asing dalam jalan nafas
Adanya jalan nafas buatan
Sekresi bertahan/ sisa sekresi
Sekresi dalam bronki
- Fisiologis:
Jalan nafas alergik
Asma
Penyakit paru obstruksi kronik
Hiperplasi dinding bronkial
Infeksi
Disfungsi neuromuskular
c) NOC
- Respiratory status: ventilation
- Respiratory status: Airway patency
Kriteria hasil:
- Mendemonstrasikan betuk efektif dan suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
- Menunjukan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekwensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal)
- Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat
menghambat jalan nafas
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
48
d) NIC
Airway suction:
- Pastikan kebutuhan oral/ tracheal suctioning
- Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
- Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
- Minta klien untuk nafas dalam sebelum suction dilakukan
- Berikan oksigen dengan menggunakan nasal untuk
memfasilitasi suction nasotrakeal
- Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
- Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam setelah kateter
dikeluarkan dari nasotrakeal
- Monitor status oksigen pasien
- Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suction
- Hentikan suction dan berikan oksigen apabila pasien
menunjukan bradikardi, peningkatan status oksigen, dan lain-
lain
Airway management:
- Buka jalan nafas, gunakan teknik chin liftatau jaw trhust bila
perlu
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan
- Pasang mayo bila perlu
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
49
- Lakukan fisioterapi dadajika perlu
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan
- Lakukan suction pada mayo
- Berikan bronkodilator bila perlu
- Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
- Monitor respirasi dan status oksigen
3) Gangguan Pertukaran Gas
a) Definisi
Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau defisit pada
oksigenasi dan/ atau eliminasi karbon diaoksida pada membran
alveolar kapiler.
b) Batasan Karakteristik:
- pH darah arteri abnormal
- pH arteri abnormal
- Pernafasan abnormal (mis., kecepatan, irama, kedalaman)
- Warna kulit abnormal (mis., pucat, kehitaman)
- Konfusi
- Sianosis (pada neonatus saja)
- Penurunan Karbondioksida
- Diaforesis
- Dipsnea
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
50
- Sakit kepala saat bangun
- Hiperkapnia
- Hiposemia
- Hipoksia
- Iritabilitas
- Napas cuping hidung
- Gelisah
- Samnolen
- Takikardi
- Gangguan penglihatan
Faktor-faktor yang berhubungan:
- Perubahan membran alveolar kapiler
- Ventilasi- perfusi
c) NOC:
- Respiratory status: gas exchange
- Respiratory status: ventilation
- Vital sign status
Kriteria hasil:
- Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang
adekuat.
- Memeilhara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda-tanda
distres pernafasan.
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
51
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dypsneu (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal.
d) NIC:
Airway management:
- Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
perlu.
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas bantu.
- Pasang mayo bila perlu.
- Lakukan fisioterapi dada bila perlu.
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction.
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan.
- Lakukan suction pada mayo.
- Berikan bronkodilator bila pelu.
- Berikan pelembab udara.
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
- Monitor respirasi dan status oksigen.
Respiratory monitoring:
- Monitor rata-rata, kedalaman, irama, dan usaha respirasi.
- Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, retraksi otot supraclavicular, dan intercostal.
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
52
- Monitor suara nafas, seperti dengkur.
- Monitor pola nafas: bradipena, takipena, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes, biot.
- Catat lokasi trakea.
- Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan paradoksis)
- Auskultasi suara nafas, catat area penurunan/ tidak adanya
ventilasi dan suara tambahan.
- Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan
ronkhi pada jalan nafas utama.
- Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui
hasilnya.
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
53
B. Kerangka Teori
Gambar 2.11 Kerangka Teori Sumber: diadopsi dari Versitaria & Kusnoputranto (2011), Smeltzer & Bare (2001), Tambayong
(2000), Kurniawan (2005), Prince & Standridge (2006), Wilkson (2006), Helmi & Soemarno
(2005)
C. Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat
Gambar 2.12 Kerangka Konsep
Tanda dan Gejala:
- Batuk - Dahak - Batuk darah - Sesak nafas
- Badan lemas - Nafsu makan menurun
- Berat badan menurun - Malaise - Berkeringat malam hari
- Deman > 1 bulan
Mycrobacterium
Tuberculosis - Faktor umur
- Jenis Kelamin
- Pendidikan - Kebiasaan
merokok
- Status gizi
Tuberculosis
Terganggu Tidak terpenuhi
Bersihan Jalan Nafas
1. Fisioterapi dada
2. Postural drainage
3. Batuk efektif
- Pengeluaran sputum - Bunyi nafas tambahan
- Perubahan irama dan frekuensi
pernafasan
- Batuk tidak ada/ batuk tidak
efektif
- Kesulitan untuk bersuara - Penurunan bunyi nafas
- Ortopneu
- Kegelisahan - Dypsneu
Pola nafas tidak efektif
Kombinasi:
1. Fisioterapi dada
2. Postural drainage
3. Batuk efektif
Perubahan Frekuensi
batuk dan pernafasan
Oksigenasi
Tuberculosis
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
54
D. Hipotesis
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu: ”Kombinasi
Fisioterapi dada, Postural drainage dan Batuk Efektif berpengaruh terhadap
penurunan frekuensi batuk dan pernafasan pada pasien TB Paru di Ruang
Cendana RSUD Prof. dr. Margono Soekardjo Purwokerto”.
Kombinasi Fisioterapi Dada..., Sefriatin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015