bab ii tinjauan pustaka a. landasan teorirepository.ump.ac.id/7680/3/bab...
TRANSCRIPT
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Penelitian tentang pengaruh besaran akrual, tingkat hutang, volatilitas arus
kas, dan volatilitas penjualan terhadap persistensi laba pada perusahaan property
dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015
membutuhkan kajian teori sebagai berikut:
1. Toeri Sinyal (Signaling theory)
Sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan
yang memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen
memandang prospek perusahaan (Scott dan Brigham, 2008). Teori sinyal
membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan
managemen (agent) disampaikan kepada pemilik modal (principle).
Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan
sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi, dengan
demikian penyampaian laporan keuangan dapat dianggap sebagai sinyal,
yang berarti bahwa apakah agen telah berbuat sesuai dengan kontrak atau
belum.
Dalam penelitian ini menggunakan Signaling theory dengan alasan
bahwa motivasi signaling akan mendorong manajemen untuk menyajikan
laporan laba yang berkualitas yang mengarah pada perisitensi laba. Apabila
laba yang dihasilkan perusahaan persisten maka akan memberikan sinyal
positif bagi investor.
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
12
2. Persistensi Laba
Pengguna laporan keuangan berkepentingan atas laporan laba rugi
perusahaan, karena laporan tersebut dapat memberi gambaran mengenai
kinerja perusahaan di masa lalu maupun memprediksi laba dan arus kas masa
depan. Oleh karena itu, pengguna laporan keuangan harus dapat menilai
kualitas laba perusahaan. Suatu laba dianggap memiliki kualitas tinggi ketika
laba tersebut bersifat stabil (sustainable) atau memiliki daya tahan laba atau
persistensi laba yang kuat. Definisi persistensi laba mencakup stabilitas,
prediksi, variabilitas dan tren laba ( Zuhri, 2016).
Fanani (2010) menjelaskan persistensi laba pada prinsipnya dapat
dipandang dalam dua sudut pandang, pandangan pertama persistensi laba
berhubungan dengan kinerja keseluruhan perusahaan yang tergambarkan
dalam laba perusahaan. Pandangan ini menyatakan bahwa persistensi laba
yang tinggi dicerminkan oleh laba yang dapat berkesinambungan pada suatu
periode yang lama, sedangkan pandangan kedua persistensi laba berkaitan
dengan kinerja harga saham pasar modal yang diwujudkan dalam bentuk
imbal hasil, sehingga hubungan yang semakin kuat antara laba perusahaan
dengan imbal hasil bagi investor dalam return saham yang tinggi.
Pengukuran persistensi laba memfokuskan pada koefisien regresi laba
sekarang terhadap laba sebelumnya setelah dibagi dengan jumlah saham
beredar. Hubungan tersebut dapat dilihat dari koefisien slope regresi antara
laba sekarang dengan laba sebelumnya setelah dibagi dengan jumlah saham
beredar (Indra, 2014) dengan demikian persistensi laba dapat dihitung
sebagai berikut:
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
13
PL=
= β0 + β1
+ e it
Keterangan : PL = Persistensi Laba
Eamings it = laba sebelum pendapatan komprehensif
lain perusahaan i tahun t
Eamings it-1 = laba sebelum pendapatan komprehensif
lain perusahaan j tahun lalu
Saham yang beredar it = Saham yang beredar perusahaan j tahun t
Saham yang beredar it-l = Saham yang beredar perusahaan i tahun
lalu
Persistensi laba akuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang
diharapkan di masa depan (expected future earnings) yang diimplikasi oleh
laba akuntansi tahun berjalan dan cenderung stabil untuk periode yang lama.
Pengukuran persistensi laba diukur dari laba sebelum pajak tahun depan
(Sunarto, 2010). Laba sebelum pajak tahun depan merupakan selisih antara
pendapatan dan beban pada tahun depan sebelum dikurangi dengan beban
pajak dibagi dengan rata- rata total aset. Dalam hal ini persistensi laba dapat
dirumuskan sebagai berikut:
PL =
Semakin tinggi koefisien (mendekati 1) maka laba yang dihasilkan
persisten dan semakin rendah koefisien (mendekati 0) maka persistensi laba
rendah.
Sementara menurut (Purwanti, 2010) Persistensi laba yaitu suatu ukuran
yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah
laba yang diperoleh saat ini sampai masa yang akan datang datang dan tidak
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
14
berfluktuatif yang mencerminkan keberlanjutan laba dimasa depan yang
berkesinambungan untuk periode yang lama.
Persistensi laba akuntansi diukur menggunakan koefisien regresi antara
laba akuntansi periode sekarang dengan laba akuntansi periode yang lalu.
Skala data yang digunakan adalah rasio, dengan rumus:
Eit = α + bEit-1+e
Keterangan:
Eit : Laba akuntansi setelah pajak perusahaan i pada tahun t
b Eit-1 : Laba akuntansi setelah pajak perusahaan i pada tahun t -1
α : Konstanta
b : Persistensi laba Akuntansi
e : error
Persistensi laba menjadi isu yang penting karena pihak investor
mempunyai kepentingan pada kinerja manajemen (Bandi, 2009). Hal tersebut
dikarenakan besaran laba merupakan salah satu sumber informasi utama bagi
investor dalam mengambil keputusan investasi, monitoring, penghargaan
kinerja dan pembuatan kontrak. Jika laba tidak persisten maka pihak investor
akan mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan dan juga dapat
menimbulkan kecenderungan investor salah dalam megambil keputusan
investasi (Rahmadhani, 2016)
3. Besaran Akrual
Besaran akrual adalah besaran pendapatan yang diakui pada saat hak
kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan barang ke pihak luar dan biaya
diakui pada saat kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
15
yang melekat pada barang yang diserahkan tersebut (Dechow dan Dhicev,
2002). Menurut Jusup (2005) akrul merupakan suatu metode dimana
pendapatan harus diakui pada saat pendapatan diperoleh dan biaya diakui
pada saat biaya tersebut terjadi tanpa memandang apakah kas dari transaksi
tersebut telah diterima atau telah dibayar.
Besar kecilnya komponen akrual yang terjadi di perusahaan akan
menyebabkan banyak estimasi dan gangguan (noise) yang dapat mengurangi
persistensi laba. Gangguan dalam laba akuntansi tersebut disebabkan oleh
peristiwa transitori (transitory events) atau penerapan konsep akrual dalam
akuntansi. Peristiwa transitori adalah peristiwa yang hanya terjadi atau
berpengaruh pada waktu tertentu, terjadinya tidak persisten atau tidak terus-
menerus, dan mengakibatkan angka laba yang dilaporkan dalam laporan
laba-rugi berfluktuasi.
Besaran akrual dihitung melalui standar deviasi (σ) antara selisih laba
sebelum pendapatan komprehensif lain selama tahun pengamatan dengan
aliran kas operasi selama tahun pengamatan dibagi total aset. (Dechow dan
Dhicev, 2002)
BA= σ
Keterangan :
BA = Besaran Akrual
σ = Standar Deviasi
earnings = Laba sebelum pendapatan komprehensif lalin selama
tahun pengamatan
CFO = Arus kas operasi perusahaan selama tahun pengamatan
Total asetit = Total aset perusahaan i pada tahun t
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
16
Sedangkan menurut Paek dkk (2007) dalam Dewi dan Putri (2015) total
akrual adalah selisih antara laba bersih dengan arus kas operasi perusahaan
yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Total Akrual = Laba bersih - Arus kas operasi
4. Tingkat Hutang
Hutang merupakan kewajiban yang timbul sebagai akibat transaksi
usaha, usaha dapat timbul dari pembelian bahan habis pakai dan barang
dagangan secara kredit (Sugiri, 2009). Kebijakan hutang merupakan salah
satu alternatif pendanaan perusahaan selain menjual saham di pasar modal.
Hutang dibagi menjadi dua jenis yaitu hutang jangka pendek dan hutang
jangka. Hutang jangka pendek merupakan sumber pembiayaan yang jatuh
tempo dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun, biasanya
dialokasikan sebagai penambahan modal kerja pada siklus operasi normal.
Sedangkan hutang jangka panjang merupakan sumber pembiayaan yang
dialokasikan untuk ekspansi atau perluasan usaha karena perusahaan
membutuhkan modal yang cukup besar dan memerlukan waktu yang cukup
lama untuk mengembalikan modal dari ekspansi (Setiana, 2012).
Hutang yang meningkat secara tidak langsung akan meningkatkan skala
bisnis perusahaan karena perusahaaan mendapatkan tambahan modal, baik
untuk kegiatan operasional ataupun perluasan usaha. Namun, manajemen
juga mempunyai kewajiban untuk dapat bekerja lebih maksimal agar modal
tersebut bisa memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan, sehingga
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
17
perusahaan dapat semakin berkembang dan mampu membayar hutang
kepada kreditor (Dewi dan Putri, 2015 ). Oleh karena itu besarnya tingkat
hutang akan mendorong perusahaan mempertahankan kinerjanya agar
dipandang baik oleh kreditor sehingga kreditor tetap mudah memberikan
dana dan memberikan kemudahan dalam proses pembayaran (Putri dan
Supadmi, 2016).
Subramanyam dan Wild (2012) menjelaskan bahwa hutang adalah
sumber pendanaan eksternal yang lebih disukai karena dua alasan : (1)
Bunga atas sebagian besar hutang jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih
kecil daripada pengembalian atas aset operasi bersih, selisih pengembalian
tersebut akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas, (2) Bunga
merupakan beban yang dapat mengurangi pajak, sedangkan deviden tidak.
Prastowo dan Julianty (2012) Mendefinisikan hutang merupakan
kewajiban untuk menyerahkan uang, barang atau memberikan jasa kepada
pihak lain di masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi yang
terjadi sebelumnya, besarnya hutang yang digunakan oleh perusahaan untuk
membiayai kegiatannya merupakan suatu kebijakan perusahaan yang
berhubungan dengan struktur modal, sehingga tingkat hutang dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Debt to Equity Ratio =
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
18
Sementara Kasmir (2011) menghitung besarnya tingkat hutang dengan
rumus sebagai berkut :
Leverage = Hutang jangka pendek + hutang jangka panjang /( hutang
jangka pendek + hutang jangka panjang + modal sendiri)
Menurut Rudianto (2012) hutang merupakan kewajiban untuk
membayar sejumlah uang atau jasa atau barang dimasa mendatang kepada
pihak lain akibat transaksi yang dilakukan dimasa lalu. Sedangkan menurut
Sawir (2008) hutang merupakan kewajiban perusahaan yang dihitung
berdasarkan perbandingan antara total hutang dengan total aset. Rasio ini
menunjukkan sejauh mana hutang dapat dipenuhi oleh aset yang dimiliki
perusahaan, dengan demikian tingkat hutang dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Debt to Asset Ratio ( DAR) = Aset Total
Hutang Total
5. Volatilitas Arus Kas.
PSAK No. 2 tahun 2009 menyebutkan bahwa arus kas adalah arus kas
masuk dan arus kas keluar atau setara kas yang sifatnya sangat liquid,
berjangka pendek dan dapat dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan pada nilai yang signifikan.
Informasi arus kas sering digunakan sebagai indikator dari jumlah waktu
dan kepastian aliran kas masa depan. Arus kas dalam laporan keuangan akan
dilaporkan didalam laporan arus kas (statement of cash flow).
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
19
Menurut Stice dan Skousen (2009) Laporan arus kas adalah laporan
keuangan yang melaporkan jumlah kas yang diterima dan dibayar oleh suatu
perusahaan selama periode tertentu. Tujuan laporan arus kas adalah
memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran
kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu
(Harahap, 2011).
Laporan arus kas digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi
kegiatan operasional yang telah berlangsung, dan merencanakan aktivitas
investasi dan pembiayaan dimasa yang akan datang. Laporan arus kas juga
digunakan oleh kreditor dan investor dalam menilai tingkat likuiditas
maupun potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam laporan arus
kas, penerimaan dan pembayaran kas diklasifikasikan menjadi tiga kategori
utama yaitu arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan ( Hery,
2009).
1) Arus Kas dari Aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas operasi meliputi transaksi yang tergolong
sebagai penentu besarnya laba atau rugi bersih. Penerimaan kas dari
penjualan barang atau pemberian jasa merupakan sumber arus kas
masuk yang utama. Penerimaan kas lainnya berasal dari pendapatan
bunga, dividen dan penjualan sekuritas yang diperdagangkan. Adapun
arus kas keluar meliputi pembayaran untuk membeli barang dagangan,
membayar gaji atau upah, beban pajak, bunga, beban utilitas, sewa dan
pembelian sekuritas yang diperdagangkan.
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
20
2) Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi meliputi membeli atau menjual
tanah, bangunan, dan peralatan. Disamping itu, aktivitas investasi juga
meliputi pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang bukan
untuk tujuan diperdagangkan, penjualan segmen bisnis, dan pemberian
pinjaman kepada entitas lain, termasuk penagihannya.
3) Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Arus kas dari aktivitas pembiayaan meliputi transaksi transaksi
dimana kas diperoleh atau dibayarkan kembali ke pemilik dana
(Investor) dan kreditor. Sebagai contoh, kas bersih yang diterima dari
penerbitan saham, pembayaran untuk membeli kembali utang obligasi,
dan pembayaran dividen tunai. Dengan demikian, yang termasuk
kedalam aktivitas pembiayaan adalah transaksi-ransaksi yang berkaitan
dengan utang jangka panjang maupun ekuitas (modal) perusahaan
(Hery, 2009). Dalam penelitian ini arus kas yang digunakan sebagai
variabel Independen yaitu aktivitas arus kas operasi, karena arus kas
operasi merupakan arus kas yang paling utama dari kegiatan suatu
perusahaan terkait dengan operasinya.
Volatilitas adalah pengukuran statistik untuk fluktuasi selama periode
tertentu, sedangkan volatilitas arus kas merupakan suatu tingkat fluktuasi atau
pergerakan arus kas (Fakhruddin dan Darmadji, 2011). Volatilitas arus kas
operasi diukur dengan membandingkan antara standar deviasi (σ) arus kas
operasi selama tahun 2011-2015 dengan total aset, dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
21
VAK =
Keterangan :
VAK = Volatilitas arus kas
= Standar deviasi
CFO = Aru kas operasi
CFO = Standar Deviasi arus kas operasi perusahaan selama tahun
pengamatan.
Total Aset it = Total aset perusahaan i tahun t
6. Volatilitas Penjualan
Penjualan merupakan penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang
dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai bahan
pertimbangan (Fahmi, 2011). Menurut Fahmi (2011) penjualan adalah
penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan produk seperti pengiriman
barang (goods) atau pemberian jasa (service) yang diberikan.
Purwanti (2010) mendefinisikan penjualan merupakan proses dimana
kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui pertukaran antara
informasi dan kepentingan. Jadi konsep penjualan adalah cara untuk
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan yang pada
umumnya mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualannya yaitu : mencapai
volume penjualan tertentu, mendapat laba tertentu, dan menunjang
pertumbuhan perusahaan. Dalam praktiknya, kegiatan penjualan dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya kondisi dan kemampuan penjual, kondisi
pasar, modal, kondisi organisasi perusahaan, dan faktor lainnya.
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
22
Volatilitas penjualan adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
fluktuasi atau pergerakan penjualan (Fakhruddin dan Darmadji, 2011)
Volatilitas penjualan diukur dengan cara membandingkan antara standar
deviasi (σ) penjualan selama tahun pengamatan dengan total aset perusahaan
(Dechow dan Dichev, 2002) dengan rumus sebagai berikut:
VP =
Keterangan :
VP = Volatilitas Penjualan
= Standar Deviasi
Penjualan = Standar Deviasi penjualan selama tahun pengamatan
Total Aset it = Total aset perusahaan i tahun t
B. Hasil Penelitian Trdahulu
Penelitian Rahmadhani (2016), menguji pengaruh boox tax differences,
volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran akrual dan tingkat hutang
terhadap persistensi laba pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI
tahun 2010-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan permanen
pada boox tax differences tidak berpengaruh terhadap persistensi laba, perbedaan
temporer pada tax differences, volatilitas arus kas, volatilitas penjualan dan
besaran akrual berpengaruh negatif terhadap persistensi laba, sedangkan tingkat
hutang berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Perbedaan dengan
penelitian ini yaitu tidak menggunakan boox tax differences, objek penelitian ini
pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2011-
2015. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini yaitu mengguanakan
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
23
volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran akrual dan tingkat hutang
sebagai variabel independen dan persistensi laba sebagai variabel dependen.
Kasiono dan Fachrurrozie (2016), menguji pengaruh keandalan akrual,
tingkat hutang, volatilitas arus kas dan volatilitas penjualan terhadap persistensi
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keandalan akrual dan volatulitas penjualan
berpengaruh positif terhadap persistensi laba, tingkat hutang berpengaruh negatif
terhadap persistensi laba, sedangkan volatilitas arus kas tidak berpengaruh
terhadap persistensi laba. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada
objek perusahaan property dan real estate tahun 2011-2015. Sedangkan
persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan keandalan akrual, tingkat
hutang, volatilitas arus kas dan volatillitas penjualan sebagai variabel
independen, dan persistensi laba sebagai variabel dependen.
Rajizadeh dan Rajizadeh (2013), menguji arus kas operasi, ukuran
perusahaan, tingkat hutang dan komisaris independen terhadap persistensi laba
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Tehran tahun 2006-2009. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh positif
terhadap persistensi laba. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan
besaran akrual, voltilitas arus kas dan volatilitas penjualan sebagai variabel
independen dan penelitian ini dilakukan di Indonesia selama periode 2011-2015.
Sedangkan persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan tingkat hutang
sebagai variabel independen dan persistensi laba sebagai variabel dependen.
Asih ( 2016 ), menguji pengaruh laba akrual terhadap persistensi laba pada
peusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
24
tahun 2010-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba akrual tidak
berpengaruh terhadap persistensi laba. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu
menggunakan tingkat hutang, volatilitas arus kas dan volatlitas penjualan
sebagai variabel independen dan objek penelitian ini yaitu perusahaan property
dan real estate tahun 2011-2015. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini
yaitu menggunakan laba akrual sebagai variabel independen dan persistensi laba
sebagai variabel dependen.
Nurochman dan Solikhah (2015), menguji pengaruh komite audit,
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris, tingkat
hutang dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2013. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap persistensi laba, sedangkan
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dewan komisaris, tingkat
hutang dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap persistensi laba.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu tidak menggunakan komite audit,
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris sebagai
variabel independen, namun menggunakan besaran akrual, volatlitas arus kas,
dan volatilitas penjualan sebagai variabel independen serta objek penelitian pada
perusahaan property dan real estate. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini
yaitu menggunakan tingkat hutang sebagai variabel independen dan persistensi
laba sebagai variabel dependen.
Indra (2014), menguji pengaruh volatilitas arus kas, besaran akrual, dan
volatilitas penjualan terhadap persistensi laba pada perusahaan yang terdaftar di
indeks LQ45 BEI tahun 2009-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
volatilitas arus kas berpengaruh signifikan positif terhadap persistensi laba,
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
25
sedangkan besaran akrual dan volatilitas penjualan berpengaruh signifikan
negatif terhadap persistensi laba. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu
menggunakan tingkat hutang sebagai variabel independen, dan objek penelitian
ini pada perusahaan property dan realestate tahun 2011-2015 Sedangkan
persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan volatilitas arus kas, besaran
akrual, dan volatilitas penjualan sebagai variabel independen dan persistensi laba
sebagai variabel dependen.
Tabel 2. 1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Peneliti dan
tahun
penelitian
Variabel Penelitian
Hasil penelitian
Independen Dependen
1 Rahmadhani
(2016)
- Boox tax
differences
- Volatilitas arus kas
- Volatilitas
penjualan
- Besaran akrual
- Tingkat hutang
Persistensi
laba
Perbedaan permanen
pada boox tax differences
tidak berpengaruh
terhadap persistensi laba,
perbedaan temporer
pada boox tax
differences, volatilitas
arus kas, volatilitas
penjualan, dan besaran
akrual berpengaruh
negatif terhadap
persistensi laba, tingkat
hutang berpengaruh
positif terhadap
persistensi laba.
2 Kasiono dan
Fachrurrozie
(2016)
- Keandalan akrual
- Tingkat hutang
- Volatilitas arus kas
- Volatilitas
penjualan
Persistensi
laba
Keandalan akrual
berpengaruh positif
terhadap persistensi laba,
tingkat hutang
berpengaruh negatif
terhadap persistensi laba,
volatilitas arus kas tidak
berpengaruh terhadap
persistensi laba,
volatilitas penjualan
berpengaruh positif
terhadap persistensi laba.
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
26
Lanjutan tabel 2.1 Ringkasan Penelitian terdahulu
No
Peneliti dan
tahun
penelitian
Variabel Penelitian
Hasil penelitian
Independen Dependen
3 Rajizadeh dan
Rajizadeh
(2013)
- Arus kas operasi
- Ukuran
perusahaan
- Tingkat Hutang
- Komisarais
Independen
Persistensi Laba Arus kas operasi,
ukuran perusahaan,
tingkat hutang dan
komisaris independen
berpengaruh positif
terhadap persistensi
laba.
4 Asih (2016) - Boox tax
differences
- Laba akrual
Persistensi laba Boox tax differences
berpengaruh terhadap
persistensi laba, Laba
akrual tidak
berpengaruh terhadap
persistens laba.
5 Nurochman
dan Solikhah
( 2015)
- Komte audit
- Kepemilikan
institusional
- Kepemilikan
Manajerial
- Dewan Komisaris
- Tingkat Hutang
Ukuran perusahaan
Persistensi laba Komite audit
berpengaruh positif
signifikan terhadap
persistensi laba,
kepemilikan
institutioanl,
kepemilikan
manajerial, tingkat
hutang dan ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
persistensi laba..
6 Indra (2014) - Volatilitas arus kas
- Besaran akrual
- Volatilitas
penjualan
Persistensi laba Volatilitas arus kas
berpengaruh
signifikan positif
terhadap persistensi
laba, besaran akrual
dan volatilitas
penjualan berpengaruh
signifikan negatif
terhadap persistensi
laba.
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
27
C. Kerangka Pemikiran
Persistensi laba merupakan kemampuan laba yang dijadikan indikator laba
periode mendatang (future earnings) yang dihasilkan oleh perusahaan secara
berulang-ulang (repetitive) dalam jangka panjang (sustainable property).
Semakin tinggi persistensi laba maka semakin tinggi pula harapan peningkatan
laba dimasa yang akan datang (Imroatussolikhah, 2013). Menurut Purwanti
(2010), persistensi laba diartikan sebagai salah satu alat ukur kualitas laba,
dimana laba yang persisten cenderung stabil atau tidak berfluktuasi disetiap
periode.
Perusahaan yang memiliki laba yang persisten adalah perusahaan yang
labanya memiliki sedikit atau tidak mengandung gangguan dan estimasi serta
dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
Gangguan dalam laba tersebut disebabkan oleh penerapan konsep akrual dalam
akuntansi, dengan demikian semakin besar akrual maka akan semakin rendah
tingkat persistensi laba yang berarti besaran akrual memiliki hubungan negatif
terhadap persistensi laba.
Faktor lain yang mempengaruhi persistensi laba adalah tingkat hutang.
Perusahaan yang memiliki tingkat hutang akan mendorong kinerjanya untuk
meningkatkan persistensi laba dengan tujuan untuk mempertahankan citra
perusahaan yang baik dimata kreditor dan investor, hal ini berarti bahwa
semakin besar tingkat hutang suatu perusahaan maka persistensi laba akan
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
28
semakin tinggi. Dengan demikian tingkat hutang memiliki hubungan yang
positif terhadap persistensi laba.
Persistensi laba juga dipengaruhi oleh volatilitas arus kas. Standar deviasi
arus kas yang tinggi menunjukkan bahwa lingkungan operasi perusahaan
tersebut memiliki ketidakpastian yang tinggi. Ketidakpastian yang tinggi akan
meningkatkan kesalahan estimasi dan menyulitkan perusahaan dalam
memprediksi laba di masa yang akan datang. Oleh karena itu volatilitas arus kas
yang tinggi akan mengakibatkan persistensi laba yang rendah. Dengan demikian
terdapat hubungan negatif antara volatilitas arus kas dengan persistensi laba
Tingginya volatilitas penjualan menunjukkan semakin besarnya fluktuasi
atau ketidakstabilan dalam penjualan sehingga kemampuan perusahaan untuk
mempertahankan persistensi laba juga menjadi semakin rendah. Dengan
demikian terdapat hubungan negatif antara volatilitas penjualan dengan
persistensi laba.
Berdasarkan tinjauan diatas maka variabel independen dalam penelitian ini
adalah besaran akrual, tingkat hutang, volatilitas arus kas dan volatilitas
penjualan, sedangkan variabel dependen yang digunakan yaitu persistensi laba.
Laba yang persisten adalah laba yang dapat mencerminkan berkelanjutan laba
dimasa depan. Oleh karena itu, persistensi laba merupakan variabel dependen
yang tidak dapat diukur langsung, melainkan adanya pengaruh antara laba saat
ini dengan laba masa depan. Berdasarkan uraian tersebut, maka model penelitian
yang akan dibentuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
29
Besaran Akrual (X1)
Tingkat Hutang (X2)
Volatilitas Arus kas (X3)
Volatilitas Penjualan (X4)
Variabel Independen Variabel Dependen
H1 (-)
H2 (+)
H3 ()
H4 ()
Gambar 2.1 Model Penelitian
D. Hipotesis
1. Pengaruh besaran akrual terhadap persistensi laba
Laba akuntansi merupakan laba yang disajikan oleh perusahaan didalam
laporan keuangan yang digunakan sebagai pengambilan keputusan.
Laba akuntansi yang disajikan haruslah laba akuntansi yang persisten yaitu
laba akuntansi yang tidak mengandung atau sedikit mengandung akrual.
Penerapan konsep akrual merupakan salah satu peristiwa transitori yang
menyebabkan laba mengalami gangguan dan banyak estimasi, sehingga
semakin banyak akrual maka akan semakin banyak estimasi, yang
menyebabkan persistensi laba semakin rendah dan mengakibatkan laba yang
dihasilkan saat ini kurang tepat untuk memprediksi laba dimasa yang akan
datang, dengan demikian hal tersebut akan memberikan sinyal negatif
terhadap pengguna laporan keuangan (Indra, 2014). Hal ini didukung
Persistensi Laba (Y)
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
30
penelitian Qoriza (2016) yang menunjukkan bahwa besaran akrual
berpengaruh negatif terhadap persistensi laba. Berdasarkan uraian diatatas
maka hipotesis pertama yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
H1: Besaran akrual berpengaruh negatif terhadap persistensi laba
2. Pengaruh tingkat hutang terhadap persistesi laba
Tingginya tingkat hutang perusahaan biasanya dipengaruhi oleh hutang
jangka panjang. Penggunaan hutang yang cukup tinggi bagi perusahaan akan
meningkatkan risiko perusahaan. Konsekuensi dari hutang itu sendiri adalah
pembayaran bunga dan risiko kegagalan. Besarnya tingkat hutang akan
memberi insentif yang lebih kuat bagi perusahaan untuk meningkatkan
persistensi laba dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja yang baik
dimata investor dan kreditor .
Apabila kinerja perusahaan baik maka diharapkan kreditor tetap memiliki
kepercayaan terhadap perusahaan, tetap mudah mengucurkan dana, sehingga
perusahaan akan memperoleh kemudahan dalam proses pembayaran
(Junawatiningsih dan Puji, 2014), dengan demikian semakin besar tingkat
hutang perusahaan maka financial leverage semakin tinggi, Sehingga
perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan persistensi labanya
(Malahyati dkk 2015). Berdasarkan teori sinyal peningkatan hutang diartikan
oleh pihak luar sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
dimasa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, sehingga hal
tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Hal ini didukung penelitian
Hayati (2014) yang menunjukkan bahwa tingkat hutang berpengaruh positif
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
31
terhadap persistensi laba. Berdasarkan uraian diatatas maka hipotesis kedua
yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H2 : Tingkat hutang berpengaruh positif terhadap persistensi laba
3. Pengaruh volatilitas arus kas terhadap persistensi laba
PSAK No.2 menyebutkan kegunaan informasi arus kas yaitu
meningkatkan daya banding kinerja operasi perusahaan karena dapat
meniadakan pengaruh penggunaan perbedaan perlakuan akuntansi terhadap
transaksi dan peristiwa yang sama. Dalam pengukuran persistensi laba
dibutuhkanlah informasi arus kas yang stabil yaitu arus kas yang memiliki
volatilitas rendah. Tingginya fluktuasi arus kas akan menyulitkan perusahaan
memprediksi arus kas di masa yang akan datang.
Tingginya volatilitas arus kas juga menunjukkan persistensi laba yang
rendah, karena informasi arus kas yang ada saat ini sulit dan kurang andal
untuk memprediksi arus kas di masa yang akan datang. Tingginya volatilitas
arus kas menunjukkan tingginya ketidak pastian dalam lingkungan operasi.
Jika arus kas berfluktuasi tajam maka persistensi laba akan semakin rendah.
Berdasarkan teori sinyal apabila arus kas perusahaan berfluktuasi tajam maka
akan memberikan sinyal negatif terhadap pengguna laporan keuangan. Hal ini
didukung oleh penelitian Rahmadani (2016) yang menunjukkan bahwa
volatilitas arus kas berpengaruh negatif terhadap persistensi laba.
Berdasarkan uraian diatatas maka hipotesis ketiga yang akan diuji dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H3 : Volatilitas arus kas berpengaruh negatif terhadap persistensi
laba
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
32
4. Pengaruh volatilitas penjualan terhadap persistensi laba
Penjualan merupakan aktivitas operasi yang paling utama bagi
perusahaan untuk menghasilkan laba. Tingginya tingkat penjualan
mencerminkan kinerja perusahaan dalam memasarkan dan menjual produk
atau jasa juga tinggi. Investor lebih menyukai tingkat penjualan yang relatif
stabil atau memiliki volatilitas yang rendah, karena volatilitas penjualan yang
tinggi menunjukkan semakin besarnya fluktuasi atau ketidakstabilan
penjualan, sehingga kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
persistensi laba juga menjadi semakin rendah (Fanani, 2010). Berdasarkan
teori sinyal apabila penjualan berfluktuasi tajam maka maka akan
memberikan sinyal negatif terhadap pengguna laporan keuangan. Hal ini
didukung penelitian Rahmadiani (2016) yang menunjukkan bahwa volatilitas
berpengaruh negatif teradap persistensi laba. Berdasarkan uraian diatatas
maka hipotesis keempat yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
H4: Volatilitas penjualan berpengaruh negatif terhadap
persistensi laba
Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018