bab ii tinjauan pustaka a. landasan teorirepository.ump.ac.id/7680/3/bab...

22
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh besaran akrual, tingkat hutang, volatilitas arus kas, dan volatilitas penjualan terhadap persistensi laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 membutuhkan kajian teori sebagai berikut: 1. Toeri Sinyal (Signaling theory) Sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Scott dan Brigham, 2008). Teori sinyal membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan managemen (agent) disampaikan kepada pemilik modal (principle). Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi, dengan demikian penyampaian laporan keuangan dapat dianggap sebagai sinyal, yang berarti bahwa apakah agen telah berbuat sesuai dengan kontrak atau belum. Dalam penelitian ini menggunakan Signaling theory dengan alasan bahwa motivasi signaling akan mendorong manajemen untuk menyajikan laporan laba yang berkualitas yang mengarah pada perisitensi laba. Apabila laba yang dihasilkan perusahaan persisten maka akan memberikan sinyal positif bagi investor. Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

Upload: others

Post on 29-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Penelitian tentang pengaruh besaran akrual, tingkat hutang, volatilitas arus

kas, dan volatilitas penjualan terhadap persistensi laba pada perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015

membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

1. Toeri Sinyal (Signaling theory)

Sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan

yang memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen

memandang prospek perusahaan (Scott dan Brigham, 2008). Teori sinyal

membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan

managemen (agent) disampaikan kepada pemilik modal (principle).

Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan

sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi, dengan

demikian penyampaian laporan keuangan dapat dianggap sebagai sinyal,

yang berarti bahwa apakah agen telah berbuat sesuai dengan kontrak atau

belum.

Dalam penelitian ini menggunakan Signaling theory dengan alasan

bahwa motivasi signaling akan mendorong manajemen untuk menyajikan

laporan laba yang berkualitas yang mengarah pada perisitensi laba. Apabila

laba yang dihasilkan perusahaan persisten maka akan memberikan sinyal

positif bagi investor.

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

12

2. Persistensi Laba

Pengguna laporan keuangan berkepentingan atas laporan laba rugi

perusahaan, karena laporan tersebut dapat memberi gambaran mengenai

kinerja perusahaan di masa lalu maupun memprediksi laba dan arus kas masa

depan. Oleh karena itu, pengguna laporan keuangan harus dapat menilai

kualitas laba perusahaan. Suatu laba dianggap memiliki kualitas tinggi ketika

laba tersebut bersifat stabil (sustainable) atau memiliki daya tahan laba atau

persistensi laba yang kuat. Definisi persistensi laba mencakup stabilitas,

prediksi, variabilitas dan tren laba ( Zuhri, 2016).

Fanani (2010) menjelaskan persistensi laba pada prinsipnya dapat

dipandang dalam dua sudut pandang, pandangan pertama persistensi laba

berhubungan dengan kinerja keseluruhan perusahaan yang tergambarkan

dalam laba perusahaan. Pandangan ini menyatakan bahwa persistensi laba

yang tinggi dicerminkan oleh laba yang dapat berkesinambungan pada suatu

periode yang lama, sedangkan pandangan kedua persistensi laba berkaitan

dengan kinerja harga saham pasar modal yang diwujudkan dalam bentuk

imbal hasil, sehingga hubungan yang semakin kuat antara laba perusahaan

dengan imbal hasil bagi investor dalam return saham yang tinggi.

Pengukuran persistensi laba memfokuskan pada koefisien regresi laba

sekarang terhadap laba sebelumnya setelah dibagi dengan jumlah saham

beredar. Hubungan tersebut dapat dilihat dari koefisien slope regresi antara

laba sekarang dengan laba sebelumnya setelah dibagi dengan jumlah saham

beredar (Indra, 2014) dengan demikian persistensi laba dapat dihitung

sebagai berikut:

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

13

PL=

= β0 + β1

+ e it

Keterangan : PL = Persistensi Laba

Eamings it = laba sebelum pendapatan komprehensif

lain perusahaan i tahun t

Eamings it-1 = laba sebelum pendapatan komprehensif

lain perusahaan j tahun lalu

Saham yang beredar it = Saham yang beredar perusahaan j tahun t

Saham yang beredar it-l = Saham yang beredar perusahaan i tahun

lalu

Persistensi laba akuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang

diharapkan di masa depan (expected future earnings) yang diimplikasi oleh

laba akuntansi tahun berjalan dan cenderung stabil untuk periode yang lama.

Pengukuran persistensi laba diukur dari laba sebelum pajak tahun depan

(Sunarto, 2010). Laba sebelum pajak tahun depan merupakan selisih antara

pendapatan dan beban pada tahun depan sebelum dikurangi dengan beban

pajak dibagi dengan rata- rata total aset. Dalam hal ini persistensi laba dapat

dirumuskan sebagai berikut:

PL =

Semakin tinggi koefisien (mendekati 1) maka laba yang dihasilkan

persisten dan semakin rendah koefisien (mendekati 0) maka persistensi laba

rendah.

Sementara menurut (Purwanti, 2010) Persistensi laba yaitu suatu ukuran

yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah

laba yang diperoleh saat ini sampai masa yang akan datang datang dan tidak

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

14

berfluktuatif yang mencerminkan keberlanjutan laba dimasa depan yang

berkesinambungan untuk periode yang lama.

Persistensi laba akuntansi diukur menggunakan koefisien regresi antara

laba akuntansi periode sekarang dengan laba akuntansi periode yang lalu.

Skala data yang digunakan adalah rasio, dengan rumus:

Eit = α + bEit-1+e

Keterangan:

Eit : Laba akuntansi setelah pajak perusahaan i pada tahun t

b Eit-1 : Laba akuntansi setelah pajak perusahaan i pada tahun t -1

α : Konstanta

b : Persistensi laba Akuntansi

e : error

Persistensi laba menjadi isu yang penting karena pihak investor

mempunyai kepentingan pada kinerja manajemen (Bandi, 2009). Hal tersebut

dikarenakan besaran laba merupakan salah satu sumber informasi utama bagi

investor dalam mengambil keputusan investasi, monitoring, penghargaan

kinerja dan pembuatan kontrak. Jika laba tidak persisten maka pihak investor

akan mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan dan juga dapat

menimbulkan kecenderungan investor salah dalam megambil keputusan

investasi (Rahmadhani, 2016)

3. Besaran Akrual

Besaran akrual adalah besaran pendapatan yang diakui pada saat hak

kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan barang ke pihak luar dan biaya

diakui pada saat kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

15

yang melekat pada barang yang diserahkan tersebut (Dechow dan Dhicev,

2002). Menurut Jusup (2005) akrul merupakan suatu metode dimana

pendapatan harus diakui pada saat pendapatan diperoleh dan biaya diakui

pada saat biaya tersebut terjadi tanpa memandang apakah kas dari transaksi

tersebut telah diterima atau telah dibayar.

Besar kecilnya komponen akrual yang terjadi di perusahaan akan

menyebabkan banyak estimasi dan gangguan (noise) yang dapat mengurangi

persistensi laba. Gangguan dalam laba akuntansi tersebut disebabkan oleh

peristiwa transitori (transitory events) atau penerapan konsep akrual dalam

akuntansi. Peristiwa transitori adalah peristiwa yang hanya terjadi atau

berpengaruh pada waktu tertentu, terjadinya tidak persisten atau tidak terus-

menerus, dan mengakibatkan angka laba yang dilaporkan dalam laporan

laba-rugi berfluktuasi.

Besaran akrual dihitung melalui standar deviasi (σ) antara selisih laba

sebelum pendapatan komprehensif lain selama tahun pengamatan dengan

aliran kas operasi selama tahun pengamatan dibagi total aset. (Dechow dan

Dhicev, 2002)

BA= σ

Keterangan :

BA = Besaran Akrual

σ = Standar Deviasi

earnings = Laba sebelum pendapatan komprehensif lalin selama

tahun pengamatan

CFO = Arus kas operasi perusahaan selama tahun pengamatan

Total asetit = Total aset perusahaan i pada tahun t

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

16

Sedangkan menurut Paek dkk (2007) dalam Dewi dan Putri (2015) total

akrual adalah selisih antara laba bersih dengan arus kas operasi perusahaan

yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Total Akrual = Laba bersih - Arus kas operasi

4. Tingkat Hutang

Hutang merupakan kewajiban yang timbul sebagai akibat transaksi

usaha, usaha dapat timbul dari pembelian bahan habis pakai dan barang

dagangan secara kredit (Sugiri, 2009). Kebijakan hutang merupakan salah

satu alternatif pendanaan perusahaan selain menjual saham di pasar modal.

Hutang dibagi menjadi dua jenis yaitu hutang jangka pendek dan hutang

jangka. Hutang jangka pendek merupakan sumber pembiayaan yang jatuh

tempo dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun, biasanya

dialokasikan sebagai penambahan modal kerja pada siklus operasi normal.

Sedangkan hutang jangka panjang merupakan sumber pembiayaan yang

dialokasikan untuk ekspansi atau perluasan usaha karena perusahaan

membutuhkan modal yang cukup besar dan memerlukan waktu yang cukup

lama untuk mengembalikan modal dari ekspansi (Setiana, 2012).

Hutang yang meningkat secara tidak langsung akan meningkatkan skala

bisnis perusahaan karena perusahaaan mendapatkan tambahan modal, baik

untuk kegiatan operasional ataupun perluasan usaha. Namun, manajemen

juga mempunyai kewajiban untuk dapat bekerja lebih maksimal agar modal

tersebut bisa memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan, sehingga

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

17

perusahaan dapat semakin berkembang dan mampu membayar hutang

kepada kreditor (Dewi dan Putri, 2015 ). Oleh karena itu besarnya tingkat

hutang akan mendorong perusahaan mempertahankan kinerjanya agar

dipandang baik oleh kreditor sehingga kreditor tetap mudah memberikan

dana dan memberikan kemudahan dalam proses pembayaran (Putri dan

Supadmi, 2016).

Subramanyam dan Wild (2012) menjelaskan bahwa hutang adalah

sumber pendanaan eksternal yang lebih disukai karena dua alasan : (1)

Bunga atas sebagian besar hutang jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih

kecil daripada pengembalian atas aset operasi bersih, selisih pengembalian

tersebut akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas, (2) Bunga

merupakan beban yang dapat mengurangi pajak, sedangkan deviden tidak.

Prastowo dan Julianty (2012) Mendefinisikan hutang merupakan

kewajiban untuk menyerahkan uang, barang atau memberikan jasa kepada

pihak lain di masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi yang

terjadi sebelumnya, besarnya hutang yang digunakan oleh perusahaan untuk

membiayai kegiatannya merupakan suatu kebijakan perusahaan yang

berhubungan dengan struktur modal, sehingga tingkat hutang dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

Debt to Equity Ratio =

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

18

Sementara Kasmir (2011) menghitung besarnya tingkat hutang dengan

rumus sebagai berkut :

Leverage = Hutang jangka pendek + hutang jangka panjang /( hutang

jangka pendek + hutang jangka panjang + modal sendiri)

Menurut Rudianto (2012) hutang merupakan kewajiban untuk

membayar sejumlah uang atau jasa atau barang dimasa mendatang kepada

pihak lain akibat transaksi yang dilakukan dimasa lalu. Sedangkan menurut

Sawir (2008) hutang merupakan kewajiban perusahaan yang dihitung

berdasarkan perbandingan antara total hutang dengan total aset. Rasio ini

menunjukkan sejauh mana hutang dapat dipenuhi oleh aset yang dimiliki

perusahaan, dengan demikian tingkat hutang dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Debt to Asset Ratio ( DAR) = Aset Total

Hutang Total

5. Volatilitas Arus Kas.

PSAK No. 2 tahun 2009 menyebutkan bahwa arus kas adalah arus kas

masuk dan arus kas keluar atau setara kas yang sifatnya sangat liquid,

berjangka pendek dan dapat dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah

tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan pada nilai yang signifikan.

Informasi arus kas sering digunakan sebagai indikator dari jumlah waktu

dan kepastian aliran kas masa depan. Arus kas dalam laporan keuangan akan

dilaporkan didalam laporan arus kas (statement of cash flow).

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

19

Menurut Stice dan Skousen (2009) Laporan arus kas adalah laporan

keuangan yang melaporkan jumlah kas yang diterima dan dibayar oleh suatu

perusahaan selama periode tertentu. Tujuan laporan arus kas adalah

memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran

kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu

(Harahap, 2011).

Laporan arus kas digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi

kegiatan operasional yang telah berlangsung, dan merencanakan aktivitas

investasi dan pembiayaan dimasa yang akan datang. Laporan arus kas juga

digunakan oleh kreditor dan investor dalam menilai tingkat likuiditas

maupun potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam laporan arus

kas, penerimaan dan pembayaran kas diklasifikasikan menjadi tiga kategori

utama yaitu arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan ( Hery,

2009).

1) Arus Kas dari Aktivitas operasi

Arus kas dari aktivitas operasi meliputi transaksi yang tergolong

sebagai penentu besarnya laba atau rugi bersih. Penerimaan kas dari

penjualan barang atau pemberian jasa merupakan sumber arus kas

masuk yang utama. Penerimaan kas lainnya berasal dari pendapatan

bunga, dividen dan penjualan sekuritas yang diperdagangkan. Adapun

arus kas keluar meliputi pembayaran untuk membeli barang dagangan,

membayar gaji atau upah, beban pajak, bunga, beban utilitas, sewa dan

pembelian sekuritas yang diperdagangkan.

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

20

2) Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi meliputi membeli atau menjual

tanah, bangunan, dan peralatan. Disamping itu, aktivitas investasi juga

meliputi pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang bukan

untuk tujuan diperdagangkan, penjualan segmen bisnis, dan pemberian

pinjaman kepada entitas lain, termasuk penagihannya.

3) Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan

Arus kas dari aktivitas pembiayaan meliputi transaksi transaksi

dimana kas diperoleh atau dibayarkan kembali ke pemilik dana

(Investor) dan kreditor. Sebagai contoh, kas bersih yang diterima dari

penerbitan saham, pembayaran untuk membeli kembali utang obligasi,

dan pembayaran dividen tunai. Dengan demikian, yang termasuk

kedalam aktivitas pembiayaan adalah transaksi-ransaksi yang berkaitan

dengan utang jangka panjang maupun ekuitas (modal) perusahaan

(Hery, 2009). Dalam penelitian ini arus kas yang digunakan sebagai

variabel Independen yaitu aktivitas arus kas operasi, karena arus kas

operasi merupakan arus kas yang paling utama dari kegiatan suatu

perusahaan terkait dengan operasinya.

Volatilitas adalah pengukuran statistik untuk fluktuasi selama periode

tertentu, sedangkan volatilitas arus kas merupakan suatu tingkat fluktuasi atau

pergerakan arus kas (Fakhruddin dan Darmadji, 2011). Volatilitas arus kas

operasi diukur dengan membandingkan antara standar deviasi (σ) arus kas

operasi selama tahun 2011-2015 dengan total aset, dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

21

VAK =

Keterangan :

VAK = Volatilitas arus kas

= Standar deviasi

CFO = Aru kas operasi

CFO = Standar Deviasi arus kas operasi perusahaan selama tahun

pengamatan.

Total Aset it = Total aset perusahaan i tahun t

6. Volatilitas Penjualan

Penjualan merupakan penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang

dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai bahan

pertimbangan (Fahmi, 2011). Menurut Fahmi (2011) penjualan adalah

penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan produk seperti pengiriman

barang (goods) atau pemberian jasa (service) yang diberikan.

Purwanti (2010) mendefinisikan penjualan merupakan proses dimana

kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui pertukaran antara

informasi dan kepentingan. Jadi konsep penjualan adalah cara untuk

mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan yang pada

umumnya mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualannya yaitu : mencapai

volume penjualan tertentu, mendapat laba tertentu, dan menunjang

pertumbuhan perusahaan. Dalam praktiknya, kegiatan penjualan dipengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya kondisi dan kemampuan penjual, kondisi

pasar, modal, kondisi organisasi perusahaan, dan faktor lainnya.

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

22

Volatilitas penjualan adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

fluktuasi atau pergerakan penjualan (Fakhruddin dan Darmadji, 2011)

Volatilitas penjualan diukur dengan cara membandingkan antara standar

deviasi (σ) penjualan selama tahun pengamatan dengan total aset perusahaan

(Dechow dan Dichev, 2002) dengan rumus sebagai berikut:

VP =

Keterangan :

VP = Volatilitas Penjualan

= Standar Deviasi

Penjualan = Standar Deviasi penjualan selama tahun pengamatan

Total Aset it = Total aset perusahaan i tahun t

B. Hasil Penelitian Trdahulu

Penelitian Rahmadhani (2016), menguji pengaruh boox tax differences,

volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran akrual dan tingkat hutang

terhadap persistensi laba pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI

tahun 2010-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan permanen

pada boox tax differences tidak berpengaruh terhadap persistensi laba, perbedaan

temporer pada tax differences, volatilitas arus kas, volatilitas penjualan dan

besaran akrual berpengaruh negatif terhadap persistensi laba, sedangkan tingkat

hutang berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Perbedaan dengan

penelitian ini yaitu tidak menggunakan boox tax differences, objek penelitian ini

pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2011-

2015. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini yaitu mengguanakan

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

23

volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran akrual dan tingkat hutang

sebagai variabel independen dan persistensi laba sebagai variabel dependen.

Kasiono dan Fachrurrozie (2016), menguji pengaruh keandalan akrual,

tingkat hutang, volatilitas arus kas dan volatilitas penjualan terhadap persistensi

laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa keandalan akrual dan volatulitas penjualan

berpengaruh positif terhadap persistensi laba, tingkat hutang berpengaruh negatif

terhadap persistensi laba, sedangkan volatilitas arus kas tidak berpengaruh

terhadap persistensi laba. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada

objek perusahaan property dan real estate tahun 2011-2015. Sedangkan

persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan keandalan akrual, tingkat

hutang, volatilitas arus kas dan volatillitas penjualan sebagai variabel

independen, dan persistensi laba sebagai variabel dependen.

Rajizadeh dan Rajizadeh (2013), menguji arus kas operasi, ukuran

perusahaan, tingkat hutang dan komisaris independen terhadap persistensi laba

pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Tehran tahun 2006-2009. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh positif

terhadap persistensi laba. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan

besaran akrual, voltilitas arus kas dan volatilitas penjualan sebagai variabel

independen dan penelitian ini dilakukan di Indonesia selama periode 2011-2015.

Sedangkan persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan tingkat hutang

sebagai variabel independen dan persistensi laba sebagai variabel dependen.

Asih ( 2016 ), menguji pengaruh laba akrual terhadap persistensi laba pada

peusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

24

tahun 2010-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba akrual tidak

berpengaruh terhadap persistensi laba. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu

menggunakan tingkat hutang, volatilitas arus kas dan volatlitas penjualan

sebagai variabel independen dan objek penelitian ini yaitu perusahaan property

dan real estate tahun 2011-2015. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini

yaitu menggunakan laba akrual sebagai variabel independen dan persistensi laba

sebagai variabel dependen.

Nurochman dan Solikhah (2015), menguji pengaruh komite audit,

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris, tingkat

hutang dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2013. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap persistensi laba, sedangkan

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dewan komisaris, tingkat

hutang dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap persistensi laba.

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu tidak menggunakan komite audit,

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris sebagai

variabel independen, namun menggunakan besaran akrual, volatlitas arus kas,

dan volatilitas penjualan sebagai variabel independen serta objek penelitian pada

perusahaan property dan real estate. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini

yaitu menggunakan tingkat hutang sebagai variabel independen dan persistensi

laba sebagai variabel dependen.

Indra (2014), menguji pengaruh volatilitas arus kas, besaran akrual, dan

volatilitas penjualan terhadap persistensi laba pada perusahaan yang terdaftar di

indeks LQ45 BEI tahun 2009-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

volatilitas arus kas berpengaruh signifikan positif terhadap persistensi laba,

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

25

sedangkan besaran akrual dan volatilitas penjualan berpengaruh signifikan

negatif terhadap persistensi laba. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu

menggunakan tingkat hutang sebagai variabel independen, dan objek penelitian

ini pada perusahaan property dan realestate tahun 2011-2015 Sedangkan

persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan volatilitas arus kas, besaran

akrual, dan volatilitas penjualan sebagai variabel independen dan persistensi laba

sebagai variabel dependen.

Tabel 2. 1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No

Peneliti dan

tahun

penelitian

Variabel Penelitian

Hasil penelitian

Independen Dependen

1 Rahmadhani

(2016)

- Boox tax

differences

- Volatilitas arus kas

- Volatilitas

penjualan

- Besaran akrual

- Tingkat hutang

Persistensi

laba

Perbedaan permanen

pada boox tax differences

tidak berpengaruh

terhadap persistensi laba,

perbedaan temporer

pada boox tax

differences, volatilitas

arus kas, volatilitas

penjualan, dan besaran

akrual berpengaruh

negatif terhadap

persistensi laba, tingkat

hutang berpengaruh

positif terhadap

persistensi laba.

2 Kasiono dan

Fachrurrozie

(2016)

- Keandalan akrual

- Tingkat hutang

- Volatilitas arus kas

- Volatilitas

penjualan

Persistensi

laba

Keandalan akrual

berpengaruh positif

terhadap persistensi laba,

tingkat hutang

berpengaruh negatif

terhadap persistensi laba,

volatilitas arus kas tidak

berpengaruh terhadap

persistensi laba,

volatilitas penjualan

berpengaruh positif

terhadap persistensi laba.

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

26

Lanjutan tabel 2.1 Ringkasan Penelitian terdahulu

No

Peneliti dan

tahun

penelitian

Variabel Penelitian

Hasil penelitian

Independen Dependen

3 Rajizadeh dan

Rajizadeh

(2013)

- Arus kas operasi

- Ukuran

perusahaan

- Tingkat Hutang

- Komisarais

Independen

Persistensi Laba Arus kas operasi,

ukuran perusahaan,

tingkat hutang dan

komisaris independen

berpengaruh positif

terhadap persistensi

laba.

4 Asih (2016) - Boox tax

differences

- Laba akrual

Persistensi laba Boox tax differences

berpengaruh terhadap

persistensi laba, Laba

akrual tidak

berpengaruh terhadap

persistens laba.

5 Nurochman

dan Solikhah

( 2015)

- Komte audit

- Kepemilikan

institusional

- Kepemilikan

Manajerial

- Dewan Komisaris

- Tingkat Hutang

Ukuran perusahaan

Persistensi laba Komite audit

berpengaruh positif

signifikan terhadap

persistensi laba,

kepemilikan

institutioanl,

kepemilikan

manajerial, tingkat

hutang dan ukuran

perusahaan tidak

berpengaruh terhadap

persistensi laba..

6 Indra (2014) - Volatilitas arus kas

- Besaran akrual

- Volatilitas

penjualan

Persistensi laba Volatilitas arus kas

berpengaruh

signifikan positif

terhadap persistensi

laba, besaran akrual

dan volatilitas

penjualan berpengaruh

signifikan negatif

terhadap persistensi

laba.

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

27

C. Kerangka Pemikiran

Persistensi laba merupakan kemampuan laba yang dijadikan indikator laba

periode mendatang (future earnings) yang dihasilkan oleh perusahaan secara

berulang-ulang (repetitive) dalam jangka panjang (sustainable property).

Semakin tinggi persistensi laba maka semakin tinggi pula harapan peningkatan

laba dimasa yang akan datang (Imroatussolikhah, 2013). Menurut Purwanti

(2010), persistensi laba diartikan sebagai salah satu alat ukur kualitas laba,

dimana laba yang persisten cenderung stabil atau tidak berfluktuasi disetiap

periode.

Perusahaan yang memiliki laba yang persisten adalah perusahaan yang

labanya memiliki sedikit atau tidak mengandung gangguan dan estimasi serta

dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya.

Gangguan dalam laba tersebut disebabkan oleh penerapan konsep akrual dalam

akuntansi, dengan demikian semakin besar akrual maka akan semakin rendah

tingkat persistensi laba yang berarti besaran akrual memiliki hubungan negatif

terhadap persistensi laba.

Faktor lain yang mempengaruhi persistensi laba adalah tingkat hutang.

Perusahaan yang memiliki tingkat hutang akan mendorong kinerjanya untuk

meningkatkan persistensi laba dengan tujuan untuk mempertahankan citra

perusahaan yang baik dimata kreditor dan investor, hal ini berarti bahwa

semakin besar tingkat hutang suatu perusahaan maka persistensi laba akan

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

28

semakin tinggi. Dengan demikian tingkat hutang memiliki hubungan yang

positif terhadap persistensi laba.

Persistensi laba juga dipengaruhi oleh volatilitas arus kas. Standar deviasi

arus kas yang tinggi menunjukkan bahwa lingkungan operasi perusahaan

tersebut memiliki ketidakpastian yang tinggi. Ketidakpastian yang tinggi akan

meningkatkan kesalahan estimasi dan menyulitkan perusahaan dalam

memprediksi laba di masa yang akan datang. Oleh karena itu volatilitas arus kas

yang tinggi akan mengakibatkan persistensi laba yang rendah. Dengan demikian

terdapat hubungan negatif antara volatilitas arus kas dengan persistensi laba

Tingginya volatilitas penjualan menunjukkan semakin besarnya fluktuasi

atau ketidakstabilan dalam penjualan sehingga kemampuan perusahaan untuk

mempertahankan persistensi laba juga menjadi semakin rendah. Dengan

demikian terdapat hubungan negatif antara volatilitas penjualan dengan

persistensi laba.

Berdasarkan tinjauan diatas maka variabel independen dalam penelitian ini

adalah besaran akrual, tingkat hutang, volatilitas arus kas dan volatilitas

penjualan, sedangkan variabel dependen yang digunakan yaitu persistensi laba.

Laba yang persisten adalah laba yang dapat mencerminkan berkelanjutan laba

dimasa depan. Oleh karena itu, persistensi laba merupakan variabel dependen

yang tidak dapat diukur langsung, melainkan adanya pengaruh antara laba saat

ini dengan laba masa depan. Berdasarkan uraian tersebut, maka model penelitian

yang akan dibentuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

29

Besaran Akrual (X1)

Tingkat Hutang (X2)

Volatilitas Arus kas (X3)

Volatilitas Penjualan (X4)

Variabel Independen Variabel Dependen

H1 (-)

H2 (+)

H3 ()

H4 ()

Gambar 2.1 Model Penelitian

D. Hipotesis

1. Pengaruh besaran akrual terhadap persistensi laba

Laba akuntansi merupakan laba yang disajikan oleh perusahaan didalam

laporan keuangan yang digunakan sebagai pengambilan keputusan.

Laba akuntansi yang disajikan haruslah laba akuntansi yang persisten yaitu

laba akuntansi yang tidak mengandung atau sedikit mengandung akrual.

Penerapan konsep akrual merupakan salah satu peristiwa transitori yang

menyebabkan laba mengalami gangguan dan banyak estimasi, sehingga

semakin banyak akrual maka akan semakin banyak estimasi, yang

menyebabkan persistensi laba semakin rendah dan mengakibatkan laba yang

dihasilkan saat ini kurang tepat untuk memprediksi laba dimasa yang akan

datang, dengan demikian hal tersebut akan memberikan sinyal negatif

terhadap pengguna laporan keuangan (Indra, 2014). Hal ini didukung

Persistensi Laba (Y)

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

30

penelitian Qoriza (2016) yang menunjukkan bahwa besaran akrual

berpengaruh negatif terhadap persistensi laba. Berdasarkan uraian diatatas

maka hipotesis pertama yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

H1: Besaran akrual berpengaruh negatif terhadap persistensi laba

2. Pengaruh tingkat hutang terhadap persistesi laba

Tingginya tingkat hutang perusahaan biasanya dipengaruhi oleh hutang

jangka panjang. Penggunaan hutang yang cukup tinggi bagi perusahaan akan

meningkatkan risiko perusahaan. Konsekuensi dari hutang itu sendiri adalah

pembayaran bunga dan risiko kegagalan. Besarnya tingkat hutang akan

memberi insentif yang lebih kuat bagi perusahaan untuk meningkatkan

persistensi laba dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja yang baik

dimata investor dan kreditor .

Apabila kinerja perusahaan baik maka diharapkan kreditor tetap memiliki

kepercayaan terhadap perusahaan, tetap mudah mengucurkan dana, sehingga

perusahaan akan memperoleh kemudahan dalam proses pembayaran

(Junawatiningsih dan Puji, 2014), dengan demikian semakin besar tingkat

hutang perusahaan maka financial leverage semakin tinggi, Sehingga

perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan persistensi labanya

(Malahyati dkk 2015). Berdasarkan teori sinyal peningkatan hutang diartikan

oleh pihak luar sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban

dimasa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, sehingga hal

tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Hal ini didukung penelitian

Hayati (2014) yang menunjukkan bahwa tingkat hutang berpengaruh positif

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

31

terhadap persistensi laba. Berdasarkan uraian diatatas maka hipotesis kedua

yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

H2 : Tingkat hutang berpengaruh positif terhadap persistensi laba

3. Pengaruh volatilitas arus kas terhadap persistensi laba

PSAK No.2 menyebutkan kegunaan informasi arus kas yaitu

meningkatkan daya banding kinerja operasi perusahaan karena dapat

meniadakan pengaruh penggunaan perbedaan perlakuan akuntansi terhadap

transaksi dan peristiwa yang sama. Dalam pengukuran persistensi laba

dibutuhkanlah informasi arus kas yang stabil yaitu arus kas yang memiliki

volatilitas rendah. Tingginya fluktuasi arus kas akan menyulitkan perusahaan

memprediksi arus kas di masa yang akan datang.

Tingginya volatilitas arus kas juga menunjukkan persistensi laba yang

rendah, karena informasi arus kas yang ada saat ini sulit dan kurang andal

untuk memprediksi arus kas di masa yang akan datang. Tingginya volatilitas

arus kas menunjukkan tingginya ketidak pastian dalam lingkungan operasi.

Jika arus kas berfluktuasi tajam maka persistensi laba akan semakin rendah.

Berdasarkan teori sinyal apabila arus kas perusahaan berfluktuasi tajam maka

akan memberikan sinyal negatif terhadap pengguna laporan keuangan. Hal ini

didukung oleh penelitian Rahmadani (2016) yang menunjukkan bahwa

volatilitas arus kas berpengaruh negatif terhadap persistensi laba.

Berdasarkan uraian diatatas maka hipotesis ketiga yang akan diuji dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

H3 : Volatilitas arus kas berpengaruh negatif terhadap persistensi

laba

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

32

4. Pengaruh volatilitas penjualan terhadap persistensi laba

Penjualan merupakan aktivitas operasi yang paling utama bagi

perusahaan untuk menghasilkan laba. Tingginya tingkat penjualan

mencerminkan kinerja perusahaan dalam memasarkan dan menjual produk

atau jasa juga tinggi. Investor lebih menyukai tingkat penjualan yang relatif

stabil atau memiliki volatilitas yang rendah, karena volatilitas penjualan yang

tinggi menunjukkan semakin besarnya fluktuasi atau ketidakstabilan

penjualan, sehingga kemampuan perusahaan untuk mempertahankan

persistensi laba juga menjadi semakin rendah (Fanani, 2010). Berdasarkan

teori sinyal apabila penjualan berfluktuasi tajam maka maka akan

memberikan sinyal negatif terhadap pengguna laporan keuangan. Hal ini

didukung penelitian Rahmadiani (2016) yang menunjukkan bahwa volatilitas

berpengaruh negatif teradap persistensi laba. Berdasarkan uraian diatatas

maka hipotesis keempat yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

H4: Volatilitas penjualan berpengaruh negatif terhadap

persistensi laba

Pengaruh Besaran Akrual…, Daimah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018