bab ii tinjauan pustaka a. kehamilan 1. pengertian …repository.poltekkes-tjk.ac.id/846/5/bab...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN
1. Pengertian Kehamilan
Hamil dan melahirkan adalah suatu peristiwa Normal bagi hampir semua
perempuan. Asuhan kebidanan pada ibu hamil merupakan salah satu pelayanan
kesehatan yang menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan salah satu fungsi
terpenting dari perawatan ante natal care (ANC) adalah untuk memberikan saran
dan informasi kepada setiap wanita yang dapat mengenal tanda-tanda bahaya dan
gejala yang memerlukan bantuan segera oleh petugas kesehatan. Asuhan
kebidanan merupakan asuhan yang alami dan menyeluruh didasarkan pada
pemahaman sosial, emosional, pengalaman budaya, spritual, psikologis, fisik
perempuan dan berdasarkan bukti terbaik yang tersedia (evidence based). Dalam
memberikan asuhannya bidan harus memperhatikan prinsip-prinsip filosofi
Asuhan, salah satu prinsip filosofi asuhan kebidanan adalah asuhan berkelanjutan
yaitu dari sebelum kehamilan sehingga usia nifas dan menyeluruh baik secara
fisik, social, maupun mental (Husin, 2014)
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukkan plasenta, dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)
10
2. Perubahan Fisiologis Kehamilan
a. Trimester pertama
Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester
pertama ini berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami kegairahan seks
yang lebih tinggi, kebanyakkan mereka mengalami penurunan libido selama
periode ini, keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara
terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa kebutuhan untuk dicintai
dan merasakan kuat untuk mencintai, namun tanpa seks. Libido sangat besar
dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan
kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada
trimester pertama. (Varney, 2006).
b. Trimester kedua
Trimester kedua biasanya adalah ibu merasa sehat. Tubuh ibu terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil pun
sudah berkurang, perut ibupun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan
sebagai beban. Pada trimester ini pula dapat dirasakan gerakan bayinya. Dan ibu
mulai merasakan bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri. (Varney,
2006).
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga sering di sebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai
makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang
bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapan pun. Hal ini
11
membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan
gejala persalinan muncul. Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif
terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian
utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera di lahirkan pergerakan janin
dan pembesaran uterus, keduanya, menjadi hal yang terus menerus mengingatkan
tentang keberadaan bayi. (Varney, 2006).
3. Keluhan Kehamilan Pada Trimester Tiga
Trimester III mencangkup minggu ke-29 sampai 42 minggu kehamilan
trimester III sering kali di sebut sebagai “periode menunggu, penantian dan
waspada” sebab pada saat itu, ibu tidak sabar untuk menuggu kelahiran bayinya.
Trimester III merupakan masa persiapan dalam menanti kelahiran bayi dan
menjadi orang tua, sehinga besar perhatian tertuju pada kesiapan persalinan.
Selama periode ini sebagian besar wanita hamil dalam keadaan cemas yang nyata.
Hal yang mendasari ketidaknyamanan trimester III adalah :
a. Pertambahan ukuran uterus akibat dari perkembangan janin dan plasenta serta
turunnya kepala pada organ maternal. Hal tersebut menjadi dasar timbulnya
ketidaknyaman pada ibu selama trimester III
b. Pada trimester III kadar progesteron mengalami peningkatan dan stabil hingga
7 kali lebih tinggi dari sebelum hamil.
c. Penantian dan persiapan akan persalinan memengaruhi psikologis ibu. Ibu
merasa khawatir terhadap proses persalinan yang akan di hadapinya, keadaan
12
bayi saat di lahirkan. Sehingga dukungan pendamping sangat di butuhkan
(Husin Farid, 2014)
Perubahan-perubahan tersebut menjadi dasar timbulnya keluhan-keluahn
fisiologispada trimester tiga, yaitu :
a. Sering berkemih
Keluhan Sering berkemih karena tertekannya kandung kemih oleh uterus
yang semakin membesar dan menyebabkan kapasitas kandung kemih berkurang
serta frekuensi berkemih meningkatkan. Menjelang akhir kehamilan, pada
nulipara presentasi terendah sering ditemukan janin yang memasuki pintu atas
panggul, sehingga menyebabkan dasar kandung kemih terdorong kedepan dan ke
atas, mengubah permukaan yang semula konveks menjadi konkaf akibat tekanan
(Husin Farid, 2014)
b. Varises Dan Wasir
1) Varises
Varises adalah pelebaran pada pembuluh darah balik-vena sehingga katup
vena melemah dan menyebabkan hambatan pembuluh pada aliran pembuluh darah
balik dan biasa terjadi pada pebuluh darah supervisial.
a) Kelemahan katup vena pada kehamilan karena tingginya kadar hormon
progesteron dan estrogen sehingga aliran darah balik menuju jantung
melemah dan vena di paksa bekerja lebih keras untuk dapat memopa
darah. Varises vena banyak terjadi pada tungkai, vulva atau rektum. Selain
perubahan yang terjadi pada vena, penekanan uterus yang membesar
13
selama kehamilan pada vena panggul saat duduk atau berdiri dan
penekanan pada vena kava inferior saat ia bebaring dapat menjadi
pencetus terjadinya varises. (Husin Farid, 2014)
2) Wasir
Meskipun prevelensi yang tepat untuk kejadian hemoroid belum di
ketahui, namun kondisi umum dan prevelensi dari hemoroid pada kehamilan lebih
tinggi di bandingkan dengan ibu yang tidak hamil. Hemoroid sering di dahului
dengan konstipasi. Oleh karena itu, semua penyebab konstipasi berpotensi
emnyebabkan hemoroid. progesteron menyebabkan relaksasi dinding vena dan
usus besar. Selain itu, pembesaran uterus secara umum mengakibatkan
peningkatan tekanan pada vena rectum secara spesifik. Pengaruh hormon
progesteron dan tekanan yang di sebabkan oleh uetrus menyebabkan vena-vena
padarektum mengalami tekanan yang lebih dari biasanya. Asuhan yang dilakukan
bidan yaitu mecengah terjadinya hemoroid, dengan cara yaitu :
b) Hindari memaksakan mengejan saat defekasi jika tidak ada rangsangan
untuk mengedan.
c) Mandi berendam ( hangatnya air tidak hanya memebri kenyamanan, tetapi
juga meningkatkan sirkulasi peredaraan darah)
d) Anjurkan ibu untuk memasukan kembali hemoroid di dalam rectum.
e) Lakukan latihan untuk mengecangkan perineum (kegel). (Husin Farid,
2014)
14
c. Sesak Nafas
Peningkatan ventilasi yang menyertai kehamilan sering di angap sebagai
sesak nafas. Sesak nafas merupakan salah satu keluhan yang serin di alamiibu
(70%) pada kehamilan trimester III yang di mulai pada 28-31 minggu. Sekitar
75% wanita hamil mengalami sesak nafas saat beraktivitas pada usia kehamilan
30 minggu.sesak nafas yang berlangsung pada saat istirahat atau beraktivitas yang
ringan sering di sebut sebagai sesak nafas yang normal. Hal ini di sebabkan oleh
meningkatkanya usaha bernafas ibu hamil
Keluahan sesak nafas juga dapat terjadi karena adanya perubahan pada
volume paru yang terjadi akibat perubahan amatomi toraks selama kehamilan.
Dengan semakin bertambahnya usia kehamilan, pembesaran uterus akan semakin
memengaruhi keadaan diafragma ibu hamil, di man diafragma terdorong ke atas
sekitar 4 cm di sertai pergerkan ke atas tulang iga. Asuhan yang dilakukan bidan
yaitu mecengah terjadinya Sesak nafas, dengan cara yaitu dengan penanganan
sesak nafas pada usia kehamian lanjutini dapat di lakukan secerah sederhana
dengan mengunakan anjuran ibu untuk mrngurangiaktivitas berat lain berlebihan,
di samping itu ibu hamil perlu memperhatikan posisi pada saat duduk dan
berbaring. Di sarankan agar ibu hamil mengatur posis duduk dengan pungung
tegak, jika perlu di sangga dengan bantal pada bagian pungggung, mengindari
posisi tidur terlentang karena dapat menakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
ventilasi pervusi akibat tertekanyavena(Suppin Hipotrnstion Sindrom).
15
d. Nyeri punggung
Rasa nyeri pada bagian pungung atau low back pain dialami 20%-25% ibu
hamil. Keluhan ini di mulai pada usia kehamilan 12 minggu dan akan meningkat
pada saat usia kehamilan 24 minggu hingga menjelang persalinan. Rasa nyeri
sering dirasakan ibu pada waktu malam hari. (Husin, 2014)
Seiring bertambahnya usia kehamilan dan perkembangan janin yang
menyebabkan muatan dalam uterus bertambah, menjadikan uterus terus
membesar. Pembesaran uterus ini akan memaksa ligamen, otot-otot, serabut
syaraf dan punggung teregangkan, sehingan beban tarikan punggung kearah depan
akan bertambah dan menyebabkan nyeri punggung pada ibu hamil. Selain dari
perubahan uterus yang mengakibatkan perubahan struktur dan postur otot-otot
tubuh. Pengaruh hormon pun menyebabkan relaksasi otot-otot tubuh. (Husin,
2014)
e. Bengkak kaki
Bengkak atau odema adalah penumpukan atau retensi cairan pada daerah
luar sel akibat dari perpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler. Odema adala
pada kaki biasa di keluhkan pada usia kehamilan 34 minggu hal ini di karenakan
tekanan uetrus yang semakin meningkat dan memengaruhi sirkulasi cairan.
Dengan bertambahnya tekanan uterus dan tarikan gravitasi menyebabkan retensi
cairan semakin besar. Asuhan yang dilakukan bidan yaitu mecengah terjadinya
bengkak kaki, dengan cara menganjurkan ibu utnuk memperbaiki sikap tubuhnya
terutama saat tidur dan duduk, hindari mengenakan pakaian ketat dan berdiri
16
lama, duduk tanpa adnaya sandaran, melakukan latihan ringan dan berjalan secara
teratur utnuk memfasilitas peningkatan sirkulasi, kenakan penyokong
abdomenmatenal atau korset untik menghilangkan tekanan pada vena panggul,
menganjurka ibu untuk mengunakan stocking untuk dapat membantu
meringankan tekanan yang memperberat kerja dari pembuluh vena sehinga dapat
mencegah terjadinay varises, melakukan senam kegel utnuk mengurangi varises
vulva atau hemoroid utnuk meningkatkan sirkulasi darah, gunaka kompres es di
daerah vulva untuk mengurangi pembengkakan, melakukan mandi air hangat
untuk menenangkan. (Husin Farid, 2014)
f. Ganguan Tidur Dan Mudah Lelah
Pada trimester III, hampir semua wanita mengalami ganguan tidur. Cepat
lelah pada kehamilan di sebabkan oleh nokturia (sering berkemih di malam hari),
terbangun di malam hari dan menganggu tidur yang nyenyak. Wanita hamil yang
mengalami insomnia di sebabkan ketidaknyamanan akibat uetrus yang membesar,
ketidak nyamanan lain selama kehamilan dan pergerkan janin, terutama jiak janin
aktif. Asuahan kebidanan Asuhan yang dilakukan bidan yaitu mecengah
terjadinya ganguan tidur dan mudah lelah, dengan cara yaitu Mandi air hangat,
minum air hangat, contohnya susu sebelum tidur, melakukan aktivitas yang tidak
menimbulkan stimulus sebelum tidur. (Husin Farid, 2014)
17
g. Nyeri perut bawah
Nyeri perut bawah di keluhkan oleh sebagian besar ibu hamil. Keluhan ini
dapat bersifat fisiologis dan beberapa lainya merupakan tanda adanya bahaya
dalam kehamilan. Secara normal nyeri perut bagian bawah dapat di sebabkan oleh
muntah yang berlebihan dan konstipasi yang di alami ibu dalam kehamilannya.
Nyeri ligamentum, torsi uterus yang parah dan adanya kontraksi brakton
hicksjuga memengaruhi keluhan ibu terkaitdengan nyeri pada perut bagian bawah.
(Husin Farid, 2014)
h. Heartbun
Perasaan panas pada perut atau heartbuns atau pirosis di definisikan
sebagai rasa terbakar di saluran pencernaan bagian atas, termasuk tengorokan.
Heartbun merupakan keluhan saluran pencernaan merupakan keluhan yang
disebabkan oleh peningkatan kadar progesteronatau meningkatnya metabolisme
yang menyebabkan relaksasi dari otot polos, sehingga terjadi penurunan pada
irama dan pergerakan lambung dan penurunan tekanan pada spinkter esofagus
bawah. sealam kehamilan, spinkter esofagus bawah bergeser ke rongga dada(pada
daerah yang bertekanan negatif), yang menungkinkan untuka makanan dan asam
lambung untuk lolos dari daerah lambung ke esofagus, yang menyebabkan
peradangan pada esofagus dan adanya sensasi terbakar.
Tekanan pada uterus yang semakin membesar pada isi lambung juga dapat
memperburuk keluhan panas perut. Panas perut juga dapat disebabkan oleh obat-
obatan yang dikonsumsi selama kehamilan, salah satu contohnya adalah
18
antiemetik asuhan kebidanan mengubah gaya hidup dan pola nutrisi yaitu dengan
menghindari berbaring alam waktu 3 jam setelah makan, mengurangi atau
menghindari makanan yang dapat merangsang terjadinya refluks seperti makanan
yang pedas dan berminyak, tomat, jeru yang sangat asamminuman bersoda dan
zat-zat seperti kafein. (Husin Farid, 2014)
i. Kontraksi braxton hicks
Pada saat trimester III , kontraksi dapat terjadi setiap 10-20 menit.
Kontraksi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan dapat menjadi penyebab
persalinan palsu. (Husin, 2014)
4. Asuhan yang Diberikan pada TM III
Menurut Husin 2014, dasar dalam pemantauan TM III kehamilan yaitu
pada usia 27-42 minggu, diantaranya :
a. Pemantauan penambahan BB berdasarkan IMT ibu
b. Pemeriksaan TD
c. Pemeriksaan TFU dan TBJ
d. Menentukan letak janin dengan palpasi abdomen
e. Melakukan pemeriksaan DJJ
f. Deteksi terhadap masalah psikologi dan berikan dukungan selama kehamilan
g. Senam hamil
h. Deteksi pertumbuhan janin terhambat dengan palpasi abdomen
i. Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan TM III
19
j. Deteksi dini komplikasi pada TM III dan melakukan tindakan kolaborsi dan
rujukan
k. Melibatkan keluarga dalam setiap asuhan
l. Persiapan laktasi
m. Persiapan persalinan
n. Memberitahu tanda-tanda persalinan
o. Melakukan kolaborasi pemeriksaan USG jika ditemukan kelainan letak janin,
letak plasenta atau penurunan kesejahteraan janin Lakukan rujukan jika
ditemukan tanda-tanda paologi pada TM III.
5. Kebutuhan Kesehatan Ibu
a. Edukasi kesehatan bagi ibu hamil
Kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi petugas kesehatan untuk
memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu hamil, dan keluarganya
termasuk rencana persalinan(dimana, dana, pendamping, dan sebagainya) dan cara
merawat bayi. Beberapa informasi penting tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan Nutrisi ibu hamil
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) konsumsi tambahan energi dan
protein yang harus diperoleh ibu hamil sebagai berikut: pada trimester I
sebesar 100 kalori dan 17 gram protein, trimester II sebesar 300 kalori
dan 17 gram protein, dan trimester III sebesar 300-500 kalori dan 17
gram protein.
20
Satu langkah paling penting yang dapat diambil untuk mempertahankan
kesehatan dan mencegah penyakit kronis adalah mempertahankan berat
badan yang sehat. Untuk ibu hamil harus dilakukan pengukuran LILA
dan pemantauan berat badan. Pengukuran LILA bertujuan untuk
skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronik (KEK). Sedangkan
pemantauan berat badan dilakukan pada ibu setiap kali kunjungan
antenatal untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
(Prawirohardjo, 2009)
2) Kalori
Kebutuhan kalori pada ibu hamil adalah sebesar 2500 kalori per hari.
Tambahan energi ini bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam
memenuhi kebutuhan janin. (Prawirohardjo, 2009)
3) Asam folat
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang meningkat dua kali
lipat selama hamil. Jenis makanan yang banyak mengandung asam
folat adalah ragi, hati, brokoli, sayur berdaun hijau (bayam dan
aspiragus), dan kacang-kacangan (kacang kering, kacang kedelai).
Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur. Asam folat
sebaiknya diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari pertama
setelah kehamilan karena sumsum tulang belakang dan otak dibentuk
21
pada minggu pertama kehamilan. Jumlah asam folat yang dibutuhkan
oleh ibu hamil adalah 400 mikrogam perhari. (Prawirohardjo, 2009)
4) Kalsium
Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%, oleh
karena itu asupan yang optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama
kalsium adalah susu dan hasil olahanya, udang, sarang burung, sarden
dalam kaleng, dan beberapa makanan nabati, seperti sayuran warna
hijau tua dan lain-lain. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram
perhari yang berguna untuk pertumbuhan janin, terutama bagian
pegembangan otot dan rangka. (Prawirohardjo, 2009)
5) Kebutuhan Istirahat
Aktivitas yang dilakukan setiap hari otomatis ibu hamil akan sering
merasa lelah daripada sebelum waktu hamil. Rasa letih meningkat
ketika mendekati akhir kehamilan. Setiap wanita hamil menemukan
cara yang berbeda mengatasi keletihannya salah satunya adalah dengan
cara beristirahat atau tidur sebentar disiang hari. Pola istirahat yang
sangat dianjurkan bagi seorang ibu hamil yaitu: tidur malam sedikitnya
6-7 jam dan siang hari minimal 1-2 jam. (Husin, 2014)
22
6) Imunisasi
Imunisasi yang diberikan pada wanita hamil hanya imunisasi TT untuk
mencegah kemungkinan tetanus neonatorum. Imunisasi TT harus
diberikan sebanyak 2 kali, dengan jarak waktu TT1 dan TT2 minimal
1 bulan diberikan pada trimester II atau akhir trimester III (Husin,
2014:)
7) Zat besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan
oksigensasi jaringan yang di peroleh dari pengikatan dan pengantaran
oksigen melalui hemoglobin di dalam sel-sel darah. Untuk menjaga
konsentrasi hemoglobin yang normal, di perlukan asupan zat besi bagi
ibu hamil dengan jumlah 60 mg/perhari terutama setelah trimester
kedua. Bila tidak di temukan anemia pemberian besi perminggu cukup
adekuat (Husin, 2014)
`8) Olah raga saat hamil
Pelaksanaan olah raga saat hamil, merupakan masalah kontrovensi yang
perlu pertimbangan. Olahraga mutlak dikurangi bila dijumpai:
a) Sering mengalami keguguran
b) Persalinan belum cukup bulan
23
c) Pada mereka yang mempunyai riwayat persalinan sulit
d) Pada kasus infertilitas
e) Usia saat hamil relatif tua (primi tua)
f) Hamil dengan perdarahan dan mengeluarkan cairan.
Aktifitas yang banyak dianjurkan adalah jalan-jalan waktu pagi hari untuk
ketenangan dan mendapatkan udara segar. (Manuaba, 2010)
6. Standar Pelayanan Ante Natal Care ( ANC ) 10T
Departemen kesehatan RI tahun 2009. Pelayanan atau asuhan standar
minimal 10 T adalah sebagai berikut:
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b. Pemeriksaan Tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan aTas)
d. Pemeriksaan Tinggi fundus uteri (puncak rahim)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan.
g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
i. Tatalaksana kasus
j. Temu wicara (bimbingan konseling), termasuk juga Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
24
Tabel 1
Pemeriksaan Antenatal Care
Fisik Umum Pemeriksaan
Luar
Pemeriksaan
Dalam
Laboratori
um
Kunjungan pertama :
1) Tekanan darah
2) Suhu badan
3) Nadi
4) Pernafasan
5) Berat badan
6) Tinggi badan
7) Muka: Edema, pucat
8) Mulut&gigi : kebersihan,
karies, tonsil, paru
9) Tiroid/gondok
10) Tulang
belakang/punggung :
11) Skoliosis
12) Payudara : puting susu,
tumor
13) Abdomen: bekas operasi
14) Ekstremitas:
15) Edema, varises, reflek
patella
16) Costovertebral angle
tenderness (CVAT)
17) Kulit: kebersihan/penyakit
kulit
Kunjungan berikut :
1) Tekanan darah
2) Berat badan
3) Edema
4) Masalah dari kunjungan
pertama
Pada setiap
kunjungan :
1) Mengukur
tinggi fundus
uteri
2) Palpasi untuk
menentukana
letak janin
3) (atau lebih 28
minggu)
4) Auskultasi
detak jantung
janin
Pada kunjungan
pertama:
Pemeriksaan
vulva/perinium
untuk:
1) Varises
2) Kondiloma
3) Edema
4) Hemoroid
5) Kelainan lain
Pemeriksaan
dengan speculum
untuk menilaii:
1) Serviks
2) Tanda-tanda
infeksi
3) Cairan dari
ostium uteri
Pemeriksaan untuk
menilai:
1) Serviks
2) Uterus
3) Adneksa
4) Bartholini
5) Skena
6) Uretra
Bila usia kehamilan
<12 minggu
Kunjungan
pertama:
Darah :
1) Hemogl
obin
2) Glukosa
3) VDRL
Urin :
1) Warna,b
au,
kejernih
an
2) Protein
3) Glukosa
4) Nitrit/L
EA
Sumber : Prawirohardjo Sarwono, 2009, halaman 92-93.
25
Tabel 2
Diagnosa Kehamilan
Kategori Gambaran
1) Kehamilan
normal.
2) Kehamilan
dengan masalah
khusus.
3) Kehamilan
dengan masalah
kesehatan yang
membutuhkan
rujukan untuk
konsultasi dan
atau kerjasama
penanganannya.
4) Kehamilan
dengan kondisi
kegawatdaruratan
yang
membutuhkan
rujukan segera.
1) Ibu sehat, tidak riwayat obstetri buruk ukuran
uterus sama/sesuai usia kehamilan pemeriksaan
fisik dan laboratorium normal.
2) Seperti masalah keluarga atau psikososial,
kekerasan dalam rumah tangga dan kebutuhan
finansial.
3) Seperti hipertensi, anemia berat, preeklamsi,
pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran
kemih, penyakit kelamin dan kondisi lain-lain yang
dapat memburuk selama kehamilan.
4) Seperti perdarahan, eklamsi, ketuban pecah dini,
atau kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain pada
ibu dan bayi.
Sumber : Sarwono Prawirohardjo, 2009, Jakarta, halaman 94.
7. Tanda-tanda Bahaya dalam Kehamilan
a. Perdarahan Vagina
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada masa
awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau
spotting di sekitar waktu pertama terlambat haid. Hal ini karena terjadinya
implantasi. Pada waktu lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin
pertanda dari serviks yang rapuh (erosi), mungkin normal atau disebabkan oleh
infeksi.
26
Perdarahan vagina yang terjadi pada wanita hamil dapat dibedakan
menjadi 2 bagian :
1) Pada awal kehamilan : abortus, mola hidatidosa, dan kehamilan ektopik
terganggu.
2) Pada akhir kehamilan : solusio plasenta dan plasenta previa. (Romauli,
2011)
b. Sakit Kepala yang Hebat, Menetap dan Tidak Hilang
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan dan seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan yang biasa disebabkan oleh
pengaruh hormone dan keletihan.
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat adalah salah satu
gejala preeklampsi.Preeklampsi biasanya juga disertai dengan penglihatan tiba-
tiba hilang/kabur, bengkak/oedema pada kaki dan muka serta nyeri pada
epigastrium. (Romauli, 2011)
c. Nyeri Abdomen yang Hebat
Nyeri abdomen yang dimaksud adalah yang tidak berhubungan dengan
persalinan normal.Merupakan nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah
beristirahat bisa berarti appendicitis, abortus, penyakit radang panggul, persalinan
preterm, gastritis dan infeksi kandung kemih. Nyeri abdomen bagian bawah dapat
bersifat:
1) Nyeri kuat, terus-menerus dalam 3 bulan pertama. Mungkin bisa disebabkan
oleh kehamilan diluar kandungan yaitu didalam tuba fallopi (saluran sel telur)
27
yang dikenal dengan kehamilan ektopik terganggu. Tanda dan gejala
kehamilan ektopik terganggu ini adalah:
a) Terlambat datang bulan.
b) Nyeri perut bagian bawah disatu sisi.
c) Perdarahan yang sedikit dari liang vagina.
d) Pusing, TD menurun, dan nadi meningkat.
e) Abdomen ibu terasa tegang.
2) Nyeri kuat yang berdenyut-denyut (seperti kram) pada 6 bulan pertama
kehamilan bisa berarti abrtus/ keguguran.
3) Nyeri kuat, terus-menerus di akhir kehamilan. Bisa berarti terjadi robekan
plasenta dari dinding rahim. Ini sangat berbahaya dan mengancam jiwa ibu.
4) Nyeri yang berdenyut-denyut disekitar bulan ke-7 atau 8 bisa berarti akan
mengalami persalinan yang lebih cepat. (Romauli, 2011)
d. Bayi Kurang Bergerak Seperti Biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur
gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam
periode 3 jam. Biasanya diukur dalam waktu selama 12 jam yaitu sebanyak 10
kali. (Romauli, 2011)
e. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan dari jalan lahir/ vagina setelah
kehamilan berusia 22 minggu. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum
28
proses persalinan. Pecah selaput ketuban bisa terjadi pada kehamilan preterm
sebelum 37 minggu, maupun aterm. (Prawirohardjo, 2009)
f. Muntah Terus-menerus ( Hiperemesis Gravidarum)
Terdapat muntah yang terus-menerus yang menimbulkan gangguan
kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Gejala-gejala hiperemesis lainnya:
1) Nafsu makan menurun dan berat badan menurun
2) Nyeri daerah epigastrium.
3) Tekanan darah menurun dan nadi meningkat.
4) Lidah kering.
5) Mata Nampak cekung. (Romauli, 2011)
B. Kehamilan dengan anemia
1. Pengertian anemia pada kehamilan
Anemia merupakan penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen
yang disebabkan oleh penurunan jumlah sel darah merah atau berkurangnya
konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi darah (Husin, 2014)
Salah satu masalah kesehatan dalam kehamilan yang perlu diwaspadai
adalah anemia . anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah menurun atau
menurunnya hemoglobin,sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk
kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang (Varney H,
2006).
Anemia dalam kehamilan menjadi masalah nasional karena mencerminkan
nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar
29
terhadap kualitas sumber daya manusia karena anemia akan berdampak pada
kehamilan seperti menyebabkan abortus, persalinan prematuritas tinggi,
hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, ketuban pecah dini, kematian
intrauterine, cacat bawaan pada janin, dan berat badan rendah, gangguan his, kala
satu memanjang, retensio plasenta, perdarahan post partum, terjadinya sub
involusi uterus, infeksi puerperium (Manuaba, 2010).
Menurut Sarwono Prawirohardjo anemia adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11g/dl pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5g% pada
trimester 2. Nilai batas tersebut terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester
dua.
2. Patofisologi
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat
memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin
dan rahim
b. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa peubahan
peredaran darah yaitu volume darah semakin meningkat dan
jumlah darah lebih besar daripada pertumbuhan sel darah,
sehingga terjadi pengenceran darah (hemodulasi). Dengan
puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu . serum darah (
volume darah bertambah sebesar 25-30% sedangkan sel darah
30
bertambah sekitar 20% bertambahnya hemodulasi darah mulai
tampak sekitar usia kehamilan 16 minggu. (Manuaba 2010:93)
Dalam kehamilan terjadi peningkatan plasma yang
mengakibatkan meningkatnya darah volume darah ibu.
Peningkatan plasma tersebut tidak mengalami keseimbangan
dengan jumlah sel darah merah sehingga mengakibatkan
terjadinya penurunan darah hemoglobin . pada ibu yang
sebelumnya telah menderita anemia, hemodulasi
mengakibatkan kadar Hb dalam tubuh ibu semakin encer .
akibatnya transport O2 dan nutrisi pada sel akan terganggu dan
akan menyebabkan terjadinya gejala Lemah,letih, lesu dan
mengantuk (Husin, 2014)
3. Penyebab terjadinya anemia
Penyebab paling umum dari anemia adalah Kekurangan zat besi,
defisiensi zat- zat nutrisi, kurangnya asupan zat besi dan protein dari
makanan, gangguan penyerapan pada pencernaan, meningkatnya
kebutuhan zat besi vitamin B6, vitamin B12, vitamin C dan asam folat,
kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal, perdarahan kronik,
penghancuran sel darah merah, kehilangan darah akibat perdarahan
dalam atau siklus haid wanita, penyakit kronik : TBC, Paru, Cacing Usus
. Anemia defisiensi besi pada ibu hamil disebabkan oleh bertambahnya
31
volume plasma darah ibu tanpa diimbangi oleh penambahan massa
normal hemoglobin ibu (Husin, 2014)
4. Jenis-Jenis Anemia
Menurut Sarwono Prawirohardjo anemia dapat digolongkan menjadi :
a. Anemia Defisiensi Besi (Fe)
Anemia yang disebabkan kekurangan zat besi kekurangan ini
disebabkan kurangnya pasokan unsur besi dalam makanan dan
terlampau banyak zat besi yang keluar dari badan (misalnya
perdarahan). Tanda dan gejala anemia tipe ini adalah rambut rapuh dan
halus , kuku tipis ,rata dan mudah patah, lidah tampak pucat, licin dan
mengkilat berwarna merah daging ,pecah-pecah yang disertai
kemerahan disudut mulut.
b. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan kekurangan asan folat. Gejala yang tampak
adalah diare dan kehilangan nafsu makan
c. Anemia Hipoplastik
Anemia yang disebabkan karena hipofungsi sumsum tulang belakang
kurang mampu membuat sel-sel darah baru
d. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah yang
lebih cepat dari pembuatannya. Ibu dengan anemia hemolitik biasanya
sulit hamil, jika hamil, biasanya akan terjadi anemia berat
32
5. Gejala pada anemia
Untuk mengenali adanya anemia kita dapat melihat dengan adanya gejala-
gejala seperti keluhan letih, lemah, lesu, dan loyo yang berkepanjangan
merupakan gejala khas yang menyertai anemia. Selain gejala-gejala tersebut
biasanya juga akan muncul keluhan sering sakit kepala, sulit konsentrasi, muka-
bibir-kelopak mata tampak pucat, telapak tangan tidak merah, nafas terasa pendek,
kehilangan selera makan serta daya kekebalan tubuh yang rendah sehingga mudah
terserang penyakit. Jika anemia bertambah berat bisa menyebabkan stroke atau
serangan jantung. Pada hamil muda sering terjadi mual muntah yang lebih hebat.
(Pratiwi,2019:86)
6. Diagnosis Anemia pada Kehamilan
Penegakan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan
anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang – kunang, dan keluhan mual – muntah lebih hebat pada hamil
muda.Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai
berikut :
33
Tabel 3
Klasifikasi Anemia
Kadar Hemoglobin Kriteria
Hb 11 g% Tidak anemia
Hb 9-10 g% Anemia ringan
Hb 7-8 g% Anemia sedang
Hb <7g % Anemia berat
Sumber : Manuaba dkk, 2010, halaman 239.
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu
pada trimester I dan trimester II. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu
hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90
tablet pada ibu – ibu hamil dipuskesmas (Kemenkes RI, 2013)
a. Penggolongan anemia
1) Anemia defisiensi besi (kekurangan zat besi)
2) Anemia megaloblastik (kekurangan vitamin B)
3) Anemia hemolitik (pemecahan sel – sel darah lebih cepat dari
pembentukan)
4) Anemia hipoplastil (gangguan pembentukan sel – sel darah)
7. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki – laki karena terjadi
menstrulasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80cc setiap bulan dan
kehilangan zat besi sebesar 30 sampai 40 mg. Di samping itu, kehamilan
34
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
membentuk sel darah merah janin dan plasenta.
Semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan
makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Sebagai gambaran
berapa banyak kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan perhatikan bagian berikut :
Tabel 4
Kebutuhan Zat Besi
Kebutuhan Zat Besi dalam
Tubuh
Jumlah Kebutuhan
Meningkat kan sel darah
merah ibu
500 mg Fe
Terdapat dalam plasenta 300 mg Fe
Untuk darah janin 100 mg Fe
Jumlah 900 mg Fe
Sumber :Manuaba dkk, 2010, halaman 238.
Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan
menguras zat besi tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan
berikutnya (Manuaba, 2010). Menurut Dictary Reference Intake kebutuhan
zat besi pada ibu hamil eningkat 18mg/hari pada wanita dewasa menjadi 27
mg/hari pada ibu hamil (Husin, 2014). Menurut World Health Organization
(WHO) merekomendasikan agar setiap ibu hamil mengkonsumsi
suplementasi Fe 60mg per hari selama 6 bulan. Jika tidak dapat
mengkonsumsi selama 6 bulan dosisnya dinaikkan menjadi 120 mg per hari
atau melanjutkan mengkonsumsi hingga 3 bulan postpartum (Husin, 2014)
35
8. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan dan Janin
Pengaruh anemia terhadap kehamilan yaitu dapat menjadi abortus,
persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6g %), bahaya saat
persalinan yaitu terjadi gangguan His (kekuatan mengejan), kala I dapat
berlangsung lama, partus lama pada kala dua sehingga dapat melelahkan dan
sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri padat diikuti relasio
plasenta, dan perdarahan postpartum karena atonia.
Pada kala nifas dapat terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan
post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang,
terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan. Anemia kala nifas,
mudah terjadi infeksi mamae.
Bahaya anemia terhadap janin yaitu dapat terjadi gangguan dalam bentuk
abortus, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan
anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah dapat mendapat infeksi sampai
kematian perinatal, dan intelegensia rendah.(Manuaba, 2010).
Bahaya selama kehamilan adalah dapat terjadi abortus, persalinan
prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi
infeksi, mudah dekompensasi cordis (Hb<6g%), mola hidatidosa, hiperemesis
gravidarum, perdarahan antepartum, Ketuban Pecah Dini (KPD)
Bahaya Terhadap Janin dapat menyebabkan gangguan dalam bentuk :
36
Abortus, terjadi kematian intra uterin, persalinan prematuritas tinggi, berat badan
lahir rendah, kelahiran dengan anemia dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah
mendapat infeksi sampai kematian perinatal, inteligensia rendah
9. Komplikasi Anemia pada kehamilan
Anemia memiliki banyak komplikasi terhadap ibu termasuk gejala
kardiovaskuler, menurunnya kinerja fisik dan mental, penurunan fungsi
kekebalan tubuh dan kelelahan. Dampak terhadap janin termasuk pertumbuhan
Janin dalam rahim,prematuritas,kematian janin dalam rahim, pecahnya
ketuban, cacat pada persarafan dan berat badan lahir rendah. Anemia akibat
dari defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan anenchepal atau cacat saat
pembentukan saraf bayi selama perkembangan. (Husin, 2014)
Menurut Manuaba (2010) bahaya yang dapat ditimbulkan akibat anemia
yaitu terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim, mudah terjadi infeksi , ancaman ekompesasi kordis ( Hb <6 gr %)
molahidatosa, hiperemisis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah
dini (Manuaba, 2010)
37
10. Pengobatan Anemia Dalam Kehamilan
Untuk menghitung terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan
pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data-data dasar kesehatan
umum calon ibu tersebut. Dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan
laboratorium, termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui adanya infeksi
parasit, pengobatan infeksi untuk cacing relatif mudah dan murah.
Pemerintah telah menyediakan preparat besi untuk dibagikan kepada masyarakat.
Contoh preparat Fe tersebut Arralat, Biosanbe, Iberet, Vitonal dan
Hemaviton. Semua preparat tersebut dapat dibeli dengan bebas. Mengkonsumsi
suplemen panambah zat besi juga bisa mampu mencegah dan mengatasi anemia.
Tetapi sebaiknya tidak bergantung pada obat atau suplemen penambah zat besi
saja. Yang paling penting harus dilakukan adalah menjaga pola makan yang baik
dengan mengonsumsi bahan makanan yang kaya asam folat dan zat besi yang
berperan penting dalam pembentukan sel darah merah yang dapat diperoleh dari
daging, sayuran hijau dan susu. (Manuaba I.B.G, 2010, hal.240)
11. Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil
Sebagai seorang bidan yang dilakukan adalah dengan melakukan asuhan
pencegahan terjadinya anemia , melakukan pentalaksanaan pada anemia ringan .
serta melakukan upaya kolaborasi dan rujukan pada kasus anemia lanjut . Asuhan
yang dapat dilakukan adalah :
a. Lakukan deteksi dini anemia pada kehamilan dengan memeriksakan
kadar Hb pada kunjungan awal kehamilan, terutama pada usia >24
38
minggu sebagai upaya pencegahan anemia pada saat terjadinya
hemodilusi
b. Kadar Hb ibu 11 gr/dl pada awal kehamilan sebelum usia kehamilan >
24 minggu ,tanpa disertai keluhan mual mual, maka anjuran ibu untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi dengan tambahan kalori sebesar 500kkal
serta pencegahan anemia dengan memakan-makanan yang mengandung
zat besi alami dan pemberian suplemen asam folat .
c. Jika ditemukan anemia pada akhir kehamilan trimester II jika kadar Hb
<11 gr/dl (9gr/dl-<11gr/dl) maka berikan tablet besi 60 mg/hari, vitamin
B12 dan vitamin C . jika pada setiap trimester didapati kadar Hb <9gr/dl
dan pada pemeriksaan kehamilan didapatkan gejala yang megarah pada
komplikasi penyerta pada anemia, maka lakukan penatalaksanaan lanjut
untuk penegakan diagnosa pasti dan mengetahui faktor penyebab
terjadinya anemia pada unit kesehatan yang lebih tinggi dan oleh tenaga
kesehatan yang berwenang
d. Memberikan anjuran perbaikan zat gizi yang cukup sehingga dapat
mencegah dan mengurangi kondisi anemia
e. Memperbanyak konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, asam folat
seperti hati, daging, kuning telur, susu, kacang-kacangan, serta sayuran
berwarna hijau seprti bayam, dan daun katuk.
f. Anjuran untuk menghindari konsumsi teh, kopi karena dapat
mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh.
39
g. Menyarankan ibu untuk memperbanyak minum disiang hari dan
mengurangi minum dimalam hari, menghindari minum yang
mengandung diuretik seperti teh, kopi dan buah buahan yang
mengandung banyak air seperti timun,semangka dan kubis
h. Memberitahu ibu bahwa ibu membutuhkan kalori 2500 dan penambahan
saat hamil 500 kalori yang bersumber dari ikan ,telur, daging ,dan
sebagainya serta
i. Memberitahu ibu bahwa ibu membutuhkan cairan 13 gelas/hari untuk
membantu penyerapan nutrisi, memperbaiki sistem pencernaan, dan
membantu mengatasi kepanasan dan pusing
j. Melakukan pengawasan antenatal secara rutin (Husin, 2014 :155).
C. Pengaruh Pemberian Pisang Ambon Terhadap Hemoglobin Pada Ibu
Hamil
Pisang mengandung vitamin dan mineral yang unggul dibandingkan dengan
buah lain, terutama untuk vitamin B6 , vitamin C, Kalium , serat dan mangan .
Hal ini karena pisang bermanfaat dalam mengendalikan tekanan darah tinggi
dan stroke, mengendalikan kadar gula darah, mencegah depresi dan stres, baik
daya pikir, mengobati radang pencernaan, serta baik bagi kesehatan mata
Pisang ambon merupakan buah yang kaya akan kandungan kalium. Kalium
merupakan mineral yang berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung,
mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat gizi ke sel-sel,
mengendalikan keseimbangan cairan dalam jaringan dan sel tubuh, membantu
40
memperlancar pengiriman oksigen ke otak, serta membantu mengatur tekanan
darah.Konsumsi kalium banyak akan meningkatkan konsentrasinya didalam
cairan intraselular, sehingga cenderung menarik cairan dari berbagai
ekstraselular .
Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Kandungan kalium
berbagai jenis pisang berbeda-beda, rata-rata sebuah pisang ukuran sedang
dapat menyumbang kalium sebesar 440 mg per 100 gram. Berbeda halnya
dengan kalium, kadar natrium pada pisang sangat rendah. Rasio yang tinggi
antara kalium dan natrium pada pisang sangat menguntungkan untuk
mendukung proses relaksasi otot .Menurut anjuran untuk mengkonsumsi
kalium perhari adalah 2.000mg dan sebuah pisang dengan berat 120 gram,
mampu menyumbang kalium sebesar 560mg dari kebutuhan sehari.
Suplementasi besi berupa besi oral digunakan untuk profilaksis maupun
terapi. Besi oral biasanya merupakan besi non-heme. Besi oral bisa dalam
bentuk garam , namun yang paling banyak digunakan adalah garam ferro
disebabkan sifat-sifatnya yang baik seperti kelarutannya yang tinggi dalam
lambung, mudah diabsorbsi yaitu 3x dari penyerapan bila dalam bentuk ferri,
terutama pada keadaan perut kosong. Suplemen tersebut menyediakan zat besi
non-heme dan absorbsi akan banyak ketika ditelan dengan sumber vitamin C
yang mempermudah penyerapan. Efek pertama suplemen besi oral pada
sejumlah sel darah merah dan konsentrasi hemoglobin terjadi selama 2 minggu
.Besi non-heme terdapat didalam telur, serealia, kacang-kacangan, sayuran
hijau, dan beberapa jenis buah-buahan. Konsumsi sumber zat besi heme dan
41
non-heme secara bermakna dapat meningkatkan penyerapan besi non-heme.
Salah satunya buah pisang merupakan sumber vitamin C yang dapat
meningkatkan optimalisasi penyerapan zat besi non-heme. Masih kurangnya
frekuensi konsumsi sumber vitamin ini, bisa menjadi salah satu penyebab
masih terdapatnya ibu hamil yang anemia meskipun telah dilakukan edukasi
gizi. Vitamin C berguna untuk membantu penyerapan besi sehingga absorbsi
akan lebih banyak dalam usus. Vitamin C atau asam askorbat memiliki sifat
berbentuk serbuk atau hablur, berwarna putih agak kekuningan, larut baik
dalam air, sukar larut dalam ethanol dan tidak larut dalam kloroform. Sensitif
terhadap cahaya sehingga bila terkena cahaya akan berubah warna menjadi
gelap. Angka kecukupan yang direkomendasikan untuk vitamin C adalah 75
mg untuk wanita. Pada manusia sehat kebutuhan vitamin C 400mg - 1000mg.
Pisang ambon berpengaruh terhadap hemoglobin pada ibu hamil karena pisang
mengandung zat kalium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B, vitamin C . Faktor-
faktor yang memengaruhi kadar hemoglobin seseorang tidak hanya dipengaruhi
oleh paparan Pb (timbal), kebiasaan minum teh setiap hari setelah makan,
mengkonsumsi alkohol serta merokok dapat memengaruhi kadar hemoglobin
Konsumsi teh setiap hari dapat menghambat penyerapan zat besi sehingga akan
memengaruhi kadar hemoglobin. Beberapa faktor lain yang memengaruhi
kadar hemoglobin antara lain: usia, jenis kelamin, penyakit sistemik, dan pola
makan (Muslikah, 2017).
42
D. Senam pada kehamilan
1. Prinsip dasar senam hamil
Senam hamil merupakan terapi latihan gerakan untuk menjaga
stamina dan kebugaran ibu selama kehamilan dan mempersiapkan ibu
secara fisik maupun mental untuk menghadapi persalinan dengan optimal .
Untuk itu pengawasan kehamilan dan kesiapan fisik mental ibu diperlukan
untuk meningkatkan keselamatan ibu dan bayi selama menjalani proses
kehamilan, persalinan , nifas dan menyusui . senam hamil menjadi anjuran
wanita hamil agar proses persalinan dapat terlalui dengan lancar (Husin
,2014).
Senam hamil dapat dimulai pada usia 22 minggu dan dilakukan
atas nasehat dokter atau bidan. Anjuran senam hamil terutama ditujukan
pada ibu dengan kondisi kehamilan normal atau dengan kata lain tidak
terdapat keadaan keadaan yang mengandung resiko baik untuk ibu
maupun janin. Latihan-latihan yang dilakukan pada senam hamil memiliki
tujuan utama, yaitu ibu hamil memperoleh kekuatan dan tonus otot yang
baik, teknik pernafasan yang baik, dan power saat persalinan. Oleh karena
itu senam hamil terdiri atas tiga komponen inti, yaitu latihan
pernafasan,latihan penguatan, dan peregangan otot ,serta latihan
relaksasi(mengandung efek relaksasi pernafasam dan relaksasi pada otot
(Husin, 2014)
43
2. Manfaat senam hamil
a. Penyesuaian terhadap perubahan fisik akibat kehamilan
b. Menguasai teknik pernafasan
c. Melakukan latihan kontraksi dan relaksasi
d. Mengurangi stress dan kecemasan
e. Pertumbuhan dan kesejahteraan bayi
(Husin, 2014)