bab ii tinjauan pustaka a. kegiatan ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/bab ii.pdf · pada...

63
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran. Suryosubroto (2009:286) menyatakan bahwa: “Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran biasa.Ekstrakurikuler dapat dijadikan media dalam proses penanaman karakter kepada siswa. Muslich (2011:86) berpendapat bahwa: “Kegiatan ekstrakurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan pembinaan mutu akademik peserta didik.Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk pembinaan sikap siswa, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Naim (2012:146) bahwa: “Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mendorong pembinaan nilai dan sikap serta memungkinkan penerapan lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dari kurikulum. Selanjutnya mengenai ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler, Suryosubroto (2009:288) menjelaskan bahwa: Kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan 11 Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Upload: lamhanh

Post on 13-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran.

Suryosubroto (2009:286) menyatakan bahwa: “Kegiatan ekstrakurikuler

dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang

diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai

macam keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar

jam pelajaran biasa.” Ekstrakurikuler dapat dijadikan media dalam proses

penanaman karakter kepada siswa. Muslich (2011:86) berpendapat

bahwa: “Kegiatan ekstrakurikuler yang selama ini diselenggarakan

sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan

karakter dan pembinaan mutu akademik peserta didik.”

Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk pembinaan sikap siswa,

hal ini seperti yang diungkapkan oleh Naim (2012:146) bahwa: “Kegiatan

ekstrakurikuler bertujuan untuk memperluas pengetahuan siswa,

mendorong pembinaan nilai dan sikap serta memungkinkan penerapan

lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata

pelajaran dari kurikulum”. Selanjutnya mengenai ruang lingkup kegiatan

ekstrakurikuler, Suryosubroto (2009:288) menjelaskan bahwa:

Kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung

program intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan

11

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

12

kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan

minatnya serta pengembangan sikap.

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, kegiatan

ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran,

untuk membantu pengembangan potensi siswa sesuai dengan kebutuhan,

bakat, dan minat. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadikan sebagai sarana

pengembangan aspek afektif dan psikomotor kepada siswa, sehingga

diharapkan dapat mengembangkan watak siswa itu sendiri. Kegiatan

ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang

serta dapat mendukung program intrakurikuler.

2. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di setiap sekolah terdapat

berbagai macam jenisnya. Banyaknya jenis ekstrakurikuler tersebut

bertujuan agar siswa dapat memilih ekstrakurikuler yang mereka sukai

dan disesuaikan dengan bakat dan minat masing-masing siswa. Jenis

kegiatan ekstrakurikuler ada yang wajib dan ada juga yang pilihan. Daien

(dalam Suryosubroto, 2009:288) mengemukakan tentang dua jenis

kegiatan ekstrakurikuler yaitu:

Bersifat rutin dan bersifat periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang

bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang

dilaksanakan secara terus menerus, seperti latihan bola voly, latihan

sepak bola, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler

yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan

pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping,

pertandingan olahraga, dan sebagainya.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, terdapat berbagai

macam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

13

merupakan kegiatan di luar jam pelajaran yang berfungsi untuk

pengembangan bakat. Pemilihan ekstrakurikuler atas kehendak siswa

sendiri, tetapi jika tergolong ekstrakurikuler wajib maka semua siswa

wajib mengikutinya. Pelaksanaan ekstrakurikuler ada yang berlangsung

terus menerus ada pula pada waktu tertentu saja disesuaikan dengan jenis

ekstrakurikulernya.

Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang biasanya diselenggarakan di

sekolah pada setiap jenjang pendidikan terdapat berbagai macam. Secara

umum oleh Suryosubroto (2009:290) jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat

disebutkan sebagai berikut:

a. Pramuka

b. PMR / UKS

c. Olahraga prestasi

d. Kesenian tradisional / modern

e. Cinta alam dan lingkungan hidup, dan lain sebagainya.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa, terdapat berbagai macam

kegiatan ekstrakurikuler yang dapat siswa pilih sesuai dengan

keinginannya. Sekolah berupaya mengembangkan ekstrakurikuler yang

ada karena bakat dan minat siswa perlu dibina dan digali sejak dini.

Kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya untuk pembinaan minat dan bakat

saja tetapi melalui kegiatan ekstrakurikuler juga dapat dijadikan sebagai

sarana dalam menanamkan karakter pada siswa.

3. Prinsip-Prinsip Program Ekstrakurikuler

Program ekstrakurikuler sebaiknya dibuat dengan memperhatikan

prinsip-prinsipnya agar rencana program tersebut terencana dan terjadwal

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

14

dengan baik. Sutrisna (dalam Suryosubroto, 2009:291) menguraikan

prinsip program ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:

a. Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut

serta dalam usaha meningkatkan program.

b. Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil.

c. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat

memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, agar

ekstrakurikuler dapat berjalan dengan efektif dan maksimal harus ada

kerjasama yang erat antara semua warga sekolah. Kegiatan

ekstrakurikuler juga disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler yang terpenting dari berjalannya proses bukan

hasilnya.

4. Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler dapat berjalan dengan efektif apabila

terdapat kerjasama dan adanya partisipasi dari berbagai pihak.

Suryosubroto (2009:294) menjelaskan bahwa: “Partisipasi adalah

keterlibatan mental dan emosi serta fisik anggota dalam memberikan

inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi

serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas

keterlibatannya.” Lebih lanjut Suryosubroto (2009:295) mengatakan

partisipasi yang dimaksud adalah:

Partisipasi siswa yaitu keikutsertaan atau keterlibatan dalam

kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah dalam

ekstrakurikuker. Partisipasi siswa dalam kegiatan

ekstrakurikuler sangat penting bagi pengembangan program

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

15

yang dibuat oleh sekolah. Kepala sekolah sebagai administrator

sekolah agar dapat menilai secara periodik tentang kemanfaatan

program bagi siswa serta perubahan dan perbaikan program

kegiatan murid tersebut.

Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah

hendaknya sesuai dengan kebutuhan siswa, maupun minat siswa serta

memiliki kemanfaatan bagi siswa sebagai sarana pendewasaan diri

dan penyaluran bakat-bakat potensial siswa, sehingga siswa

berpartisipasi mengikutinya. Kepala sekolah harus dapat menjadi

motivator bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mensukseskan

program kegiatan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

b. Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah akan

memberikan banyak manfaat tidak hanya terhadap siswa tetapi juga

bagi efektivitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Daien (dalam

Suryosubroto, 2009:304) menyatakan hal-hal yang perlu diketahui

oleh Pembina ekstrakurikuler yaitu sebagai berikut:

1) Kegiatan harus dapat meningkatkan pengayaan siswa yang

beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

2) Memberikan tempat serta penyaluran bakat dan minat

sehingga siswa akan terbiasa dengan kesibukan-kesibukan

yang bermakna.

3) Adanya perencanaan dan persiapan serta pembinaan yang

telah diperhitungkan masak-masak sehingga program

ekstrakurikuler mencapai tujuan.

4) Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler oleh semua atau

sebagian siswa.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa, sebelum guru membina

kegiatan ekstrakurikuler terlebih dahulu harus merencanakan aktivitas

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

16

yang akan dilaksanakan. Penyusunan program aktivitas ini

dimaksudkan agar guru mempunyai pedoman yang jelas dalam

melatih kegiatan ekstrakurikuler. Setelah program selesai, Pembina

perlu mengadakan evaluasi. Suryosubroto (2009:304) menjelaskan

bahwa: “Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui kemanfaatan

program bagi siswa maupun bagi sekolah, hemat biaya atau tidak, dan

sebagainya.” Evaluasi bertujuan agar kepala sekolah dapat mengambil

kebijakan selanjutnya dan untuk perbaikan selanjutnya pula. Kegiatan

ekstrakurikuler mempunyai banyak fungsi dan makna dalam

menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini akan terwujud,

manakala pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sebaik-

baiknya dan adanya kerjasama antar berbagai pihak.

c. Tersedianya Sarana

Sarana dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah semua fasilitas

yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler, baik yang bergerak maupun tidak agar kegiatan

tersebut dapat berjalan dengan efektif, dan efesien sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai. Suryosubroto (2009:305) menyatakan

bahwa: “Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler akan berjalan dengan

lancar apabila ditunjang dengan sarana yang memadai baik dalam

jumlah, keadaan maupun kelengkapan alat penunjang kegiatan.

”Lebih lanjut Arikunto (dalam Suryosubroto, 2009:305) berpendapat

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

17

bahwa fasilitas maupun sarana dapat dibedakan menjadi dua jenis

yaitu:

1) Fasilitas fisik yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau

yang dapat dibedakan yang mempunyai peranan untuk

memudahkan dan melancarkan suatu usaha.

2) Fasilitas uang yaitu segala sesuatu yang bersifat

mempermudah suatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai

uang.

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa dalam kegiatan

ekstrakurikuler harus tersedia sarana dan fasilitas yang memudahkan

siswa dalam mengikutinya. Sarana dan prasarana yang lengkap dapat

menunjang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Sarana prasarana

yang menunjang serta memadai tersebut diharapkan kegiatan

ekstrakurikuler dapat berjalan dengan lancar serta maksimal. Oleh

sebab itu, sekolah harus selalu mengoptimalkan sarana dan prasarana

sebagai faktor pendukung dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada.

d. Tersedianya Dana

Sekolah memerlukan sejumlah dana agar dapat mewujudkan

kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan misalnya saja

penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler. Suryosubroto (2009:306)

mengatakan bahwa: “Tersedianya dana ekstrakurikuler diartikan

sebagai besarnya dana yang disediakan oleh sekolah guna memberi

kemudahan kepada siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.”

Penyelenggaraan anggaran atau dana untuk kegiatan ekstrakurikuler

dapat diperoleh dari berbagai sumber. Arikunto (dalam Suryosubroto,

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

18

2009:306) menguraikan sumber pembiayaan pendidikan berasal dari

empat arah, yaitu:

1) Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah

2) Orang tua murid (SPP dan BP3)

3) Masyarakat

4) Dana bantuan atau pinjaman pemerintah dari luar negeri

Uraian di atas menjelaskan bahwa semua dana harus

dipergunakan secara terarah dan bertanggung jawab dengan tidak

bertumpang tindih dengan yang lain. Pimpinan harus mampu

menjalankan kebijaksanaan agar semua dana itu dapat dimanfaatkan

secara efisien, dalam arti saling menunjang sehingga semua kegiatan

baik ekstrakurikuler maupun kegiatan lainnya dapat dilaksanakan

dengan sekecil mungkin hambatannya.

e. Keberadaan Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler

Jadwal sangat penting sehingga jadwal harus diketahui oleh

semua pihak yang ada di sekolah. Suryosubroto (2009:307)

menjelaskan bahwa:

Penjadwalan merupakan salah satu kegiatan administrasi di

sekolah, jadwal ini dimaksudkan untuk mengatur program

belajar, praktik, program lapangan dapat terselenggara secara

tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan

memanfaatkan seluruh sumber daya yang tersedia dengan segala

keterbatasannya.

Penjelasan di atas bermaksud bahwa, adanya jadwal

ekstrakurikuler yang terprogram itu sangat penting. Hal tersebut

karena sebagai pegangan bagi guru dalam melaksanakan tugasnya,

bagi siswa menjadi pedoman dalam mengikuti program

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

19

ekstrakurikuler, bagi administrator mempermudah dalam memberikan

dukungan sarana prasarananya yang diperlukan dan bagi kepala

sekolah mempermudah dalam mengadakan supervisi.

5. Ekstrakurikuler Pendidikan Berkarakter

Membangun budaya moral yang positif di sekolah salah satunya

melalui kegiatan ekstrakurikuler, Lickona (2013:469) berpendapat

bahwa: “Kegiatan ekstrakurikuler adalah cara efektif untuk membantu

siswa mengembangkan rasa dihargai sebagai manusia yang berharga di

komunitas sekolahnya.” Ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah

dalam pelaksanaannya sebaiknya diselipkan suatu pendidikan yang

bermuatan karakter bagi siswa. Diuraikan oleh Permendiknas No. 39

Tahun 2008 (dalam Aqib, 2015:60) mengenai kegiatan ekstrakurikuler

untuk pengembangan bakat, minat, dan kepribadian/karakter meliputi:

a. Pembinaan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa.

b. Pembinaan budi pekerti luhur dan akhlak mulia.

c. Pembinaan kepribadiaan unggul, wawasan kebangsaan, dan

bela Negara.

d. Pembinaan prestasi akademik, seni, dan olahraga sesuai bakat

dan minat.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa,

ekstrakulikuler merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan diluar mata

pelajaran yang bersifat mendidik dan berperan dalam mengembangkan

bakat serta penanaman karakter siswa. Kegiatan ekstrakulikuler memiliki

berbagai macam kegiatan, mulai dari yang bersifat mendidik karakter

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

20

seperti melalui Kepramukaan ataupun yang bersifat mengembangkan

bakat seperti beberapa ekstrakulikuler olahraga.

Pendidikan karakter dapat dipadukan melalui beberapa cara, salah

satunya yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler. Fitri (2012:50)

mengemukakan mengenai kegiatan ekstrakurikuler yang berperan dalam

pembinaan karakter diantaranya adalah Pramuka yang dikemukakan

sebagai berikut:

Melalui kegiatan pramuka, peserta didik dapat dilatih dan dibina

untuk mengembangkan diri dan meningkatkan hampir semua

karakter. Misalnya, melatih untuk disiplin, jujur, menghargai

waktu, tenggang rasa, baik hati, tertib, penuh perhatian, tanggung

jawab, pemaaf, peduli, cinta tanah air, cermat, dan lain-lain.

Penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, ekstrakurikuler

Pramuka dapat digunakan sebagai sarana dalam proses menanamkan

karakter kepada siswa. Sekolah harus berperan aktif dalam

memberdayakan ekstrakurikuler secara maksimal, efektif, dan efisien

agar karakter baik tertanam kepada siswa sejak dini.

B. Kepramukaan

1. Pengertian Pramuka, Gerakan Pramuka, dan Kepramukaan

Gerakan Pramuka, Pramuka, dan Kepramukaan memiliki arti yang

berbeda. Sarkonah (2012:3) menjelaskan pengertian Pramuka, Gerakan

Pramuka, dan Kepramukaan adalah sebagai berikut:

a. Pramuka

Pramuka merupakan pendidikan di luar sekolah yang dilakukan

di alam terbuka, menantang, menyenangkan, kreatif, dan

inovatif sehingga mampu membentuk generasi muda yang

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

21

berkepribadian, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tinggi

moral, dan tinggi keterampilannya (Orangnya).

b. Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka merupakan nama organisasi pendidikan

nonformal yang menyelenggarakan Pendidikan Kepanduan yang

dilaksanakan di Indonesia (Organisasinya).

c. Kepramukaan

Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan

sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan

dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak, dan

budi pekerti luhur (Kegiatannya).

Penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa, Pramuka adalah

singkatan dari Praja Muda Karana, muda dimaksud bukan berarti hanya

para pemuda, tetapi juga orang dewasa, yang dimaksud muda adalah

orang-orang yang berjiwa muda dan suka berkarya. Jika ada orang yang

mempunyai tujuan yang sama berkumpul, maka perlu adanya wadah atau

tempat untuk berkumpul tersebut, wadah atau organisasi tempat dimana

pramuka berkumpul dan menyelesaikan masalah secara bersama disebut

Gerakan Pramuka. Jika sudah ada wadahnya atau organisasinya,

Pramuka juga perlu ada kegiatan-kegiatan untuk menunjang organisasi

tersebut serta mewujudkan cita-cita dari Pramuka itu sendiri, seperti

melakukan pembinaan atau menanamkan karakter diri bagi setiap

anggotanya, kegiatannya disebut Kepramukaan.

2. Tujuan Gerakan Pramuka

Setiap organisasi sudah tentu mempunyai tujuan sebagai salah satu

langkah dalam mencapai cita-cita organisasi, sebagaimana juga Gerakan

Pramuka. Tujuan Gerakan Pramuka menurut Undang-Undang Nomor 12

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

22

Tahun 2010 pasal 4 (dalam Sarkonah, 2012:224) Tentang Gerakan

Pramuka menjelaskan bahwa:

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap Pramuka agar

memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,

berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai

luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa

dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik

Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan

hidup.

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa, Gerakan Pramuka

bertujuan untuk menambah pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan

kecakapan para pemuda-pemudi Indonesia. Anggota Pramuka diharapkan

mampu menjadi manusia yang berkepribadian serta mampu dan sanggup

untuk membangun dirinya dan membangun masyarakat, bangsa, dan

negara.

3. Fungsi Kepramukaan

Pendidikan Kepramukaan yang dilaksanakan di sekolah

mempunyai fungsi yang berguna untuk mengembangkan karakter anak

bangsa. Sunardi (2011:4) menguraikan fungsi Kepramukaan terdiri dari

tiga fungsi yaitu:

a. Kegiatan yang menarik yang mengandung pendidikan bagi

anak-anak, remaja, dan pemuda.

b. Suatu pengabdian (job) bagi para anggota dewasa yang

merupakan tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan

pengabdian.

c. Alat (means) bagi masyarakat, Negara atau organisasi untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat, alat bagi organisasi atau

Negara untuk mencapai tujuannya.

Fungsi Kepramukaan sebagai kegiatan yang menarik tetap

mengandung pendidikan yang bermanfaat baik bagi anak-anak, remaja

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

23

maupun pemuda. Sejalan dengan pendapat Sunardi, Dahlan (2013:16)

juga menjelaskan fungsi Gerakan Pramuka yaitu:

Sebagai lembaga pendidikan diluar sekolah dan diluar keluarga

serta sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda,

dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode

Kepramukaan serta sistem among, yang pelaksanaannya

disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan

bangsa serta masyarakat Indonesia.

Cuplikan di atas menjelaskan bahwa kegiatan Pramuka berfungsi

untuk mengisi waktu luang di luar sekolah yang mengandung pendidikan

khususnya kedisiplinan, karakter, dan nasionalisme. Fungsi dari kegiatan

Pramuka itu sendiri lebih cenderung fleksibel sesuai dengan keadaan atau

perkembangan yang ada di lingkungan sekitar sampai Negara.

4. Prinsip Dasar Kepramukaan

Anggota Pramuka dalam bertindak sebaiknya berpedoman pada

Prinsip Dasar Kepramukaa. Dahlan (2013:17) menyatakan prinsip dasar

adalah: “Asas yang mendasar yang menjadi dasar dalam berfikir dan

bertindak. Sedangkan Prinsip Dasar Kepramukaan adalah: “Asas yang

mendasari kegiatan Kepramukaan dalam upaya membina watak peserta

didik.” Sunardi (2011:61) menguraikan mengenai Prinsip Dasar

Kepramukaan adalah:

a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam

seisinya.

c. Peduli terhadap diri sendiri.

d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Prinsip dasar dapat dijadikan sebagai asas yang mendasar yang

menjadi dasar dalam berfikir dan bertindak yang harus diperhatikan oleh

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

24

siswa. Dahlan (2013:17) mengemukakan fungsi Prinsip Dasar

Kepramukaan yaitu:

a. Norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka

b. Landasan kode etik Gerakan Pramuka

c. Landasan sistem nilai Gerakan Pramuka

d. Pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan

Pramuka

e. Landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka mencapai

sasaran dan tujuan.

Pramuka ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada setiap

siswa melalui proses penghayatan untuk diri pribadi dengan bantuan

Pembina. Pelaksanaan dan pengalamannya dapat dilakukan dengan

inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung

jawab, serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai

anggota masyarakat.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Prinsip Dasar

Kepramukaan yaitu Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, hal tersebut

karena kegiatan Pramuka merupakan kegiatan yang berakhlak mulia.

Prinsip Pramuka yaitu peduli terhadap bangsa, peduli dalam arti ketika

bangsa dalam hal sulit seperti terjadi bencana bahkan perang, Pramuka

wajib membantu atau ikut serta dalam menanggulangi bencana bangsa.

5. Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan cara Pembina dalam

memberikan Pendidikan Kepramukaan kepada siswa. Dahlan (2013:17)

menjelaskan tentang Metode Pendidikan Kepramukaan adalah: “Cara

memberikan pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

25

Pendidikan Kepramukaan yang menarik, menyenangkan, dan menantang

yang disesuaikan kondisi, situasi, dan kegiatan peserta didik.” Kwartir

Nasional Gerakan Pramuka dalam Anggaran Rumah Tangga (ART)

(2014:34) menguraikan mengenai Metode Kepramukaan merupakan cara

belajar progresif melalui:

a. Pengalaman Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut

Satya dan ketentuan moral yang disebut Darma. Hal tersebut

merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam Metode

Kepramukaan.

b. Belajar Sambil Melakukan

Belajar sambil melalukan dilaksanakan dengan mengutamakan

sebanyak mungkin kegiatan praktik secara praktis pada setiap kegiatan

Kepramukaan dalam bentuk pendidikan keterampilan dan berbagai

pengalaman yang bermanfaat bagi anggota muda. Mengarahkan

perhatian anggota muda untuk selalu berbuat hal-hal nyata,

merangsang agar timbulnya keingintahuan akan hal-hal baru, serta

memacu agar berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan.

c. Kegiatan Berkelompok, Bekerjasama, dan Berkompetisi

Siswa dikelompokkan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh

siswa itu sendiri. Kegiatan berkelompok memberikan kesempatan

belajar memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur, berorganisasi,

memikul tanggungjawab, serta bekerja dan bekerjasama dalam

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

26

kerukunan. Kegiatan berkelompok memberi kesempatan untuk saling

berkompetisi dalam suasana persaudaraan guna menumbuhkan

keinginan untuk menjadi lebih baik.

d. Kegiatan yang Menarik dan Menantang

Kegiatan menarik dan menantang merupakan kegiatan yang

kreatif, inovatif, rekreatif, dan mengandung pendidikan, yang mampu

mengubah sikap dan perilaku, menambah pengetahuan dan

pengalaman, serta meningkatkan kecakapan hidup setiap anggota

Gerakan Pramuka. Kegiatan yang diutamakan dapat mengembangkan

bakat dan minat yang mencakup ranah spiritual, emosional, sosial,

intelektual, dan fisik siswa, serta bermanfaat bagi perkembangan

kepribadian siswa.

e. Kegiatan di Alam Terbuka

Kegiatan di alam terbuka merupakan kegiatan rekreasi yang

edukatif dengan mengutamakan kesehatan, keselamatan dan

keamanan. Kegiatan di alam terbuka dapat memberikan pengalaman

dengan adanya rasa saling ketergantungan antara unsur-unsur alam

dan kebutuhan untuk melestarikannya, bahwa menjaga lingkungan

adalah hal yang utama yang harus ditaati dan dikenali sebagai aturan

dasar dalam setiap kegiatan yang selaras dengan alam.

f. Kehadiran Orang Dewasa

Kehadiran orang dewasa dalam setiap kegiatan Kepramukaan

dapat berperan sebagai perencana, organisator, pengendali, pengawas,

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

27

dan penilai. Konsultan dan motivator untuk siswa dalam

melaksanakan kegiatan. Pembina, pamong, pelatih, instruktur,

pendamping, dan pelindung siswa pada waktu melaksanakan kegiatan

serta penanggung jawab pelaksanaan kegiatan siswa.

g. Penghargaan Berupa Tanda Kecakapan

Penghargaan berupa tanda kecakapan bertujuan mendorong dan

merangsang siswa agar secara bersungguh-sungguh menghayati dan

mengamalkan nilai-nilai Kepramukaan serta memiliki berbagai

kompetensi keterampilan. Tanda kecakapan merupakan pengakuan

yang diberikan kepada siswa yang telah menghayati dan

mengamalkan nilai-nilai Kepramukaan serta telah memiliki berbagai

kompetensi keterampilan.

f. Satuan Terpisah

Satuan terpisah Pramuka putra dan Pramuka putri diterapkan di

gugus depan, satuan karya Pramuka, dan kegiatan bersama. Satuan

Pramuka putri dibina oleh pembina putri, satuan Pramuka putra

dibina oleh pembina putra, kecuali perindukan Siaga putra dapat

dibina oleh pembina putri.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, Metode

Kepramukaan merupakan suatu cara untuk memberikan pendidikan

kepada Pramuka atau anggota yang ada didalamnya. Metode

Kepramukaan pula merupakan prosedur dan cara untuk

mengimplementasikan nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan, setiap

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

28

unsur dalam Metode Kepramukaan memiliki fungsi pendidikan spesifik,

yang secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan

menunjang tercapainya tujuan Pendidikan Kepramukaan. Pembina

Pramuka dalam mengajar kegiatan Kepramukaan hendaknya

memperhatikan metode dalam kegiatan Kepramukaan tersebut agar

pelaksanaannya dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

6. Pendidikan Kepramukaan

Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan bagi kaum muda agar

menjadi warga negara yang berkualitas serta mampu memberikan

sumbangan positif bagi bangsa. Pendidikan Kepramukaan hendaknya

dijalankan oleh sekolah sebagai media dalam menanamkan karakter

siswa. Furqon (2015:78) mendefinisikan tentang Pendidikan

Kepramukaan adalah:

a. Pendidikan Kepramukaan merupakan proses pembentukan

kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia Pramuka melalui

penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Kepramukaan.

b. Pendidikan Kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang

progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi

seutuhnya, meliputi aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual,

dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

c. Pendidikan Kepramukaan merupakan proses pembinaan dan

pengembangan potensi kaum muda agar menjadi warganegara yang

berkualitas serta mampu memberikan sumbangan positif bagi

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

29

kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional maupun

internasional.

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, dengan Pendidikan

Kepramukaan diharapkan dapat membentuk watak siswa yang baik.

Gerakan Pramuka selaku penyelenggara Pendidikan Kepramukaan

memiliki peran besar dalam menanamkan karakter dan kepribadian

generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup

untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan

kehidupan lokal, nasional, dan global.

Golongan Pramuka dalam satuan pendidikan sekolah dasar terdiri

dari golongan Pramuka Siaga dan golongan Pramuka Penggalang.

Dahlan (2013:18) menjelaskan bahwa golongan Pramuka Siaga

merupakan anggota pramuka yang berusia 7-10 tahun. Pramuka siaga

terdiri dari tiga tingkatan yaitu Siaga Mula, Siaga Bantu, dan Siaga Tata.

Arti kiasan golongan Siaga yaitu kemudian segeralah kita mulai

pembangunan yang membutuhkan bantuan kesadaran yang tinggi dan

pemetaan yang baik. Sementara golongan Pramuka Penggalang

merupakan anggota Pramuka yang berusia 11-15 tahun. Pramuka

golongan Penggalang juga terdiri dari tiga tingkatan yaitu Penggalang

Ramu, penggalang Rakit, dan Penggalang Terap. Adapun arti kiasan dari

golongan Penggalang yaitu bangsa kita mencari ramuan kemudian dirakit

atau disusun kemudian kita terapkan dalam pembangunan bangsa dan

Negara.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

30

Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa, Pendidikan

Kepramukaan untuk golongan Penggalang yaitu anggota Gerakan

Pramuka yang berusia 11-15 tahun. Dalam siklus kehidupan manusia,

anak usia 11-15 tahun termasuk dalam kelompok kanak-kanak akhir yang

sedang memasuki usia remaja serta sedang menuju masa dewasa. Di

sekolah dasar, usia Pramuka Penggalang sendiri masuk pada siswa yang

sedang duduk di kelas V dan VI yaitu usia 11 dan 12 tahun. Pada usia

tersebut anak-anak mempunyai sifat keingintahuan yang tinggi, semangat

yang kuat, sangat aktif, dan suka berkelompok.

Kode Kehormatan Pramuka ditetapkan dan diterapkan sesuai

dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota

Gerakan Pramuka. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dalam Anggaran

Rumah Tangga (ART) (2014:32) menyatakan Kode Kehormatan bagi

Pramuka Penggalang, terdiri dari:

a. Janji dan komitmen diri yang disebut Trisatya

Trisatya berbunyi: Demi kehormatanku, aku berjanji akan

bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang

Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan

Pancasila, menolong sesama hidup, dan mempersiapkan diri

membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma.

b. Ketentuan moral adalah Darma Pramuka selanjutnya disebut

Dasadarma. Pramuka sudah menjawab penanaman karakter melalui 10

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

31

pilar bernama Dasadarma. Dari Dasadarma dapat dijabarkan menjadi

banyak sikap hidup (pola tingkah laku) sehari-hari.

Sarkonah (2012:35) menguraikan bunyi dan penjabaran dari

Dasadarma adalah sebagai berikut:

1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Hal ini dibuktikan dengan selalu berperilaku baik agar dipercaya dan

selalu patuh dalam menjalankan ajaran agama yang di anut.

2) Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia

Hal ini dibuktikan dengan sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah dan memperbaiki kerusakan pada lingkungan sekitar serta

menjaga kelestarian lingkungan.

3) Patriot yang Sopan dan Kesatria

Hal ini dibuktikan dengan sikap dan perbuatan yang menunjukkan

rasa senang bergaul, bekerja sama, adil, dan memberikan rasa aman

atas kehadirannya. Perbuatan lain seperti mengikuti upacara bendera,

ikut serta dalam bela Negara.

4) Patuh dan Suka Bermusyawarah

Hal ini dibuktikan dengan diadakannya suatu musyawarah untuk

mendapatkan keputusan bersama. Tidak mengambil keputusan yang

tergesa-gesa tanpa bermusyawarah.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

32

5) Rela Menolong dan Tabah

Hal ini dibuktikan dengan sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuan pada setiap orang membutuhkan tanpa

mengharapkan imbalan dan tidak mudah putus asa.

6) Rajn, Terampil, dan Gembira

Hal ini dibuktikan dengan sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat

dan terus berkarya untuk mengembangkan bakatnya. Selalu riang

gembira dalam setiap melakukan kegiatan.

7) Hemat, Cermat, dan Besahaja

Hal ini dibuktikan dengan tidak boros, teliti dalam melakukan

sesuatu, serta bersikap hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan.

8) Disiplin, Berani, dan Setia

Hal ini dibuktikan dengan tindakan dan perilaku yang menunjukkan

taat pada setiap aturan yang berlaku, setelah bersungguh-sungguh

dalam menjalankan tugas dan menjalankan amanat dengan baik.

9) Bertanggungjawab dan Dapat Dipercaya

Hal ini dibuktikan dengan sikap dan perilaku yang selalu

menjalankan tugas dengan baik di berbagai lingkungan dan

menjalankannya dengan sungguh-sungguh serta bertanggung jawab

dalam setiap tindakan.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

33

10) Suci dalam Pikiran, Perkataan, dan Perbuatan

Hal ini dibuktikan dengan sikap dan tindakan tidak menyinggung

perasaan orang lain, selalu menghargai perbedaan agama, suku,

etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda.

Upaya menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa, di

Kepramukaan mempergunakan 10 pilar yang menjadi Kode

Kehormatan. Kode Kehormatan mempunyai makna suatu norma (aturan)

yang menjadi ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam

hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi standar tingkah laku

Pramuka di masyarakat. Pramuka telah menjawab bentuk dari pendidikan

karakter pemuda yaitu melalui tujuannya, landasannya dan juga melalui

10 pilar pokok yang disebut dengan Dasadarma Pramuka. Pramuka

mengandung segudang pendidikan karakter baik teori maupun praktek.

Melalui Dwisatya dan Dwidarma untuk siaga, Trisatya dan Dasadarma,

untuk penggalang juga kegiatan berkemah, lomba tingkat, hiking dan lain

sebagainya merupakan wujud kongkrit proses pendidikan karakter

pemuda.

Kegiatan Kepramukaan dilakukan dalam bentuk kegiatan yang

menarik, menyenangkan, sehat, terarah, teratur serta praktis sehingga

dapat mencapai tujuannya dalam membentuk watak, akhlak, dan budi

pekerti luhur pada siswa. Pusbangtendik (2014:22) berpendapat bahwa:

Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah

sangat relevan sebagai wadah penanaman nilai karakter. Nilai

karakter yang dapat dikembangkan melalui kegiatan

Kepramukaan seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

34

keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli

lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Berdasarkan cuplikan penjelasan d atas maka, terdapat berbagai

keterampilan Pendidikan Kepramukaan yang dapat menanamkan

karakter pada siswa, termasuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan. Jenis kegiatan dan materi Pramuka dalam menanamkan

karakter disiplin siswa dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan dan

materi yaitu:

a. Dasadarma Ke Delapan

Dasadarma merupakan Kode Kehormatan Gerakan Pramuka

yang merupakan suatu norma dalam kehidupan Pramuka yang

menjadi ukuran atau standar tingkah laku Pramuka dalam kehidupan

sehari-hari. Isi dari Dasadarma memuat nilai-nilai yang mengacu ke

18 nilai karakter. Dasadarma ke delapan berbunyi Disiplin, Berani dan

Setia, maksudnya disiplin berarti patuh dan mengikuti aturan dan

norma yang ada.

Sarkonah (2012:44) menjelaskan bahwa: “Pengamalan

Dasadarma kedelapan dibuktikan dengan tindakan dan perilaku yang

menunjukkan taat pada setiap aturan yang berlaku, setelah

bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas dan menjalankan

amanat dengan baik.” Dasadarma ke delapan menjelaskan agar siswa

terbentuk karakter disiplin dengan mengamalkan isi dari Dasadarma.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

35

b. Salam Pramuka

Materi salam Pramuka akan melahirkan disiplin. Dahlan

(2013:11) mengungkapkan fungsi salam untuk melahirkan disiplin,

tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam

maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling

menyampaikan penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna

dan penuh keikhlasan.

Sarkonah (2012:51) mengatakan: “Hal ini dibuktikan dengan

tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada aturan

yang ditetapkan organisasi Pramuka dan menghargai sesama.”

Mengucapkan salam akan melahirkan nilai disiplin. Dalam

menyampaikan salam (baik yang memakai topi dan saling menghargai

sesama anggota) sama artinya dengan melakukan gerakan

penghormatan.

c. Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka

Kegiatannya anggota Penggalang menggunakan atribut pada

seragamnya dan segala perlengkapan terkait dengan atribut

merupakan salah satu bentuk disiplin. Pemahaman siswa mengenai

penggunan atribut secara lengkap dapat dijadikan pembiasaan disiplin.

Sarkonah (2012:59) berpendapat bahwa: “Nilai disiplin dalam hal ini

dibuktikan dengan tindakan dan perbuatan yang taat terhadap

peraturan dalam penggunaan seragam dan atribut Pramuka yang

sesuai dengan tingkatannya.” Anggota pramuka selalu disiplin dalam

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

36

berpakaian dengan menggunakan atribut dengan lengkap dan seragam

yang sesuai.

d. Peraturan Baris-Berbaris (PBB)

Baris-berbaris merupakan suatu wujud latihan fisik, yang

diperlukan untuk menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan

yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

Perwatakan tertentu yang dimaksud yaitu terbentuk karakter disiplin.

Sarkonah (2012:83) menguraikan bahwa tujuan dari baris berbaris

yaitu:

1) Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap, tangkas, rasa

disiplin, dan tanggung jawab.

2) Menumbuhkan rasa senasib sepenanggungan serta ikatan

yang sangat kuat dalam menjalankan tugas.

3) Menumbuhkan rasa disiplin, artinya mengutamakan tugas di

atas kepentingan pribadi.

Baris berbaris bermanfaat untuk pembentukan karakter disiplin

pada siswa. Baris-berbaris terdapat bermacam-macam variasnya yang

menjadikan siswa belajar disiplin. Pusbangtendik (2014:30)

mengatakan bahwa peraturan baris-berbaris dalam Kepramukaan

disebut keterampilan baris-berbaris. Kegiatan ini merupakan

keterampilan untuk melaksanakan perintah atau instruksi yang

berkaitan dengan gerakan-gerakan fisik. Keterampilan baris-berbaris

dilakukan untuk melatih kedisiplinan, kekompakan, keserasian, dan

seni dalam berbaris. Karakter disiplin sangat diperlukan agar terbiasa

taat pada peraturan yang berlaku.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

37

e. Upacara

Kegiatan upacara merupakan salah satu alat pendidikan untuk

membiasakan diri selalu berperilaku tertib, disiplin, menanamkan rasa

cinta tanah air dan tanggung jawab. Karakter disiplin dalam upacara

dapat dibuktikan dengan tindakan dan perbuatan menaati segala

peraturan yang berlaku. Dahlan (2013:46) menjelaskan bahwa:

“Gerakan Pramuka menyelenggarakan upacara sebagai alat

pendidikan dan dilaksanakan dengan khidmat, teratur, dan tertib.”

Kegiatan upacara terdiri dari berbagai macam jenis seperti upacara

umum, pembukaan dan penutupan latihan, pelantikan dan upacara

pemberian penghargaan. Kepramukaan merupakan alat pendidikan

berkaitan erat dengan proses perkembangan jiwa siswa untuk

meumbuhkan kesadaran siswa sesuai dengan tujuan upacara.

f. Perkemahan

Perkemahan merupakan jenis kegiatan Pramuka Penggalang

yang akan melatih anggota Pramuka untuk berdisiplin, Sarkonah

(2012:168) menyatakan bahwa: “Perkemahan merupakan pertemuan

pramuka penggalang yang diselenggarakan secara reguler untuk

mengevaluasi hasil latihan di gugus depan dalam satu periode.”

Kegiatan perkemahan, panitia perkemahan telah merancang program

yang sangat teratur dari waktu ke waktu dengan kegiatan yang

berupaya dalam penanaman pribadi unggul yang harus diikuti dan

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

38

ditaati setiap anggota Pramuka. Ini merupakan bentuk nyata dari

penciptaan kedisiplinan.

Macam-macam kegiatan dan materi Pramuka Penggalang dalam

membentuk karakter cinta tanah air dapat dilakukan melalui berbagai

kegiatan dan materi yaitu:

a. Penjebaran Trisatya

Bagi seorang anggota Pramuka kode kehormatan Trisatya

dijadikan sebagai norma atau aturan yang mengikat. Sarkonah

(2012:35) menguraikan setiap butir Trisatya memiliki makna, sebagai

berikut:

1) Mengakui bahwa setiap anggota Pramuka merupakan hamba

Tuhan yang hidup sebagai makhluk sosial yang selalu tolong

menolong dalam kebaikan.

2) Setiap anggota Pramuka selalu hidup bersama dan

berkembang untuk mencintai tanah airnya, berkeluarga,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3) Setiap anggota Pramuka juga harus mengamalkan

Dasadarma Pramuka.

Uraian di atas menjelaskan bahwa, setelah memahami dan

mempelajari Trisatya anggota Pramuka diharapkan akan

mengamalkan apa yang terkandung dari isi Trisatya tersebut. Trisatya

mengandung arti bahwa seorang Pramuka berkewajiban untuk

menjalankan kewajiban atau perintah Tuhan, serta menjauhi segala

apa yang menjadi larangan-Nya. Kewajiban terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Kewajiban terhadap Pancasila, yaitu

dengan cara menghayati dan mengamalkan isinya. Kewajiban

terhadap sesama masyarakat. Kewajiban menghayati dan

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

39

mengamalkan Dasadarma. Hal itu dibuktikan dengan sikap dan

perbuatan yang lebih mempedulikan kepentingan bersama di atas

segalanya.

b. Dasadarma Ke Tiga

Dasadarma ke tiga berbunyi Patriot yang sopan dan kesatria.

Sarkonah (2012:39) menjelaskan Dasadarma poin ke 3 bermaksud

bahwa sebagai seorang Pramuka hendaklah memiliki sifat patriot.

Sikap ini dapat dituangkan dalam membela bangsa dan negara

Indonesia. Sopan dapat dihubungkan dengan tingkah laku atau

perilaku yang selalu menghormati orang lain sehingga orang lain

dapat menghargai kita. Sementara itu kesatria adalah orang yang

gagah berani dan jujur serta mampu membela dirinya untuk

kepentingan orang banyak. Hal tersebut apabila benar-benar

diaplikaskan dalam kehidupan sehari-hari siswa maka karakter cinta

tanah air dapat tertanam sejak dini.

c. Sejarah Bendera Merah Putih

Bendera merupakan secarik kain yang berukuran empat persegi

panjang, terbagi menjadi dua bagian berwarna merah dan putih yang

mengandung arti tersendiri. Sarkonah (2012:60) menyatakan bahwa:

“Merah berarti berani, sedangkan putih berarti suci, jadi bendera

merah putih melambangkan jiwa bangsa Indonesia yang memiliki

keberanian di atas kesucian. ”Lebih lanjut Dahlan (2013:24)

mengatakan tanggal 17 Agustus 1945 bendera merah putih pertama

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

40

kali dikibarkan saat momentum proklamasi kemerdekaan bangsa

Indonesia. Bagi anggota Pramuka yang memahami akan makna dari

bendera merah putih dibuktikan dengan menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, cinta tanah air, dan menempatkan kepentingan bangsa di

atas diri dan kelompoknya.

d. Pancasila dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Sarkonah (2012:66) menjelaskan bahwa: “Panca berarti lima

dan sila berarti dasar, jadi Pancasila merupakan lima dasar atau

landasan negara Republik Indonesia.” Lagu Indonesia raya diciptakan

oleh Wage Rudolf Supratman. Lagu Indonesia Raya digunakan

sebagai pembakar semangat dalam setiap pertemuan organisasi.

Sarkonah (2012:70) berpendapat bahwa: “Setelah Indonesia merdeka,

lagu Indonesia Raya ditetapkan sebagai lagu Kebangsaan pelambang

pemersatu bangsa.” Bagi anggota Pramuka yang memahami akan

makna dari lagu Indonesia Raya ditunjukkan dengan sikap dan

perbuatan yang menghargai semangat perjuangan para pahlawan dan

mencintai tanah air dan bangsa sepenuh hati.

e. Mengenal Lagu Nasional, Lagu Daerah, dan Lagu Pramuka

Lagu nasional, lagu daerah maupun lagu Pramuka terdapat

berbagai macam. Setiap anggota Pramuka hendaknya mengetahui

macam-macam lagu tersebut serta dengan senang hati mempelajari

maupun menghafalnya. Sarkonah (2012:213) menyatakan bahwa:

“Seorang Pramuka yang paham akan lagu-lagu tersebut hendaknya

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

41

dibuktikan dengan sikap dan tindakan selalu menghafal dan

menyanyikan lagu nasional, lagu daerah, dan lagu Pramuka atas dasar

mencintai tanah air dan bangsa.”

f. Penjelajahan dan Tanda Jejak

Terbentuknya pribadi dan karakter cinta tanah air melalui

penjelajahan merupakan salah satu perwujudan yang dapat dilihat dan

diamati oleh siapapun. Sarkonah (2012:169) mengungkapkan bahwa:

“Tujuan dari penjelajahan adalah untuk mengaplikasikan pengetahuan

tentang ilmu medan, peta, kompas, dan survival.” Penjelajahan dapat

dijadikan media bagi siswa supaya sadar akan keindahan alam yang

dilakukan saat penjelajahan sehingga akan sadar akan cinta terhadap

tanah air.

Pusbangtendik (2014:25) berpendapat bahwa penjelajahan dan

tanda jejak merupakan salah satu bentuk latihan berpetualang.

Anggota Gerakan Pramuka harus terbiasa dengan alam bebas. Di alam

bebas tidak terdapat rambu-rambu secara jelas sebagaimana di jalan

raya. Oleh karena itu, seorang anggota Gerakan Pramuka harus dapat

memanfaatkan fasilitas alam sebagai petunjuk arah dan atau tanda

bahaya kepada teman kelompoknya. Kegiatan penjelajahan dapat

membentuk karakter religius, toleransi, cinta tanah air, peduli

lingkungan, kerja sama, dan tanggung jawab.

Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, penjelajahan dan

adanya tanda jejak dalam kegiatan Kepramukaan dapat dijadikan media

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

42

untuk menanamkan karakter cinta tanah air pada siswa. Tertanamnya

jiwa yang tangguh, tidak cepat putus asa, dan rasa cinta terhadap tanah

air menjadi tujuan dan sasaran kegiatan penjelajahan. Berdasarkan

kegiatan-kegiatan Kepramukaan tersebut, diharapkan untuk dapat

menanamkan serta membina nilai-nilai karakter kepada siswa, sehingga

siswa mampu memiliki watak yang berbudi luhur. Subagyo (2011:35)

menjelaskan bahwa:

Pendidikan karakter dan pendidikan Kepramukaan mempunyai

keterkaitan dalam dua hal yaitu kesamaan materi pendidikan dan

kesamaan dalam proses (metode) pendidikan. Materi Pendidikan

Kepramukaan adalah nilai-nilai kepramukaan yang identik dengan

nilai-nilai luhur budaya bangsa yang berpengaruh pada

pembentukan karakter. Sedangkan metode (proses) Pendidikan

Kepramukaan adalah penerapan prinsip belajar mengetahui

(learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar hidup

bersama (learning to live together), dan belajar menjadi seseorang

(learning to be).

Penjebaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, Pendidikan

Kepramukaan adalah bagian dari pendidikan karakter dalam bentuk

suplemen dengan kata lain pendidikan karakter dapat dilaksanakan

melalui Pendidikan Kepramukaan. Berbagai media bisa digunakan untuk

pendidikan karakter, namun melalui Kepramukaan semua sudah

dirangkum menjadi satu dalam penanaman sebuah karakter pemuda.

Internalisasi nilai-nilai karakter dalam pelaksanaannya dapat

dilakukan melalui ekstrakurikuler Kepramukaan, tetapi harus

memperhatikan strategi dalam menanamkannya. Pusbangtendik

(2014:26) menjelaskan beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

43

membentuk karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler

Pramuka adalah sebagai berikut:

a. Intervensi

Intervensi merupakan bentuk campur tangan yang dilakukan

pembimbing ekstrakurikuler Pramuka terhadap siswa. Intervensi

dilakukan oleh pembimbing melalui pemberian pengarahan, petunjuk

dan bahkan memberlakukan aturan ketat agar dipatuhi oleh siswa

yang mengikutinya.

b. Pemberian Keteladanan

Pendidik harus dapat menjadi teladan atau contoh bagi

siswanya, karena semua yang dilakukan pendidik baik itu sikap atau

perilaku, perkataan maupun cara beretika akan ditiru oleh siswanya.

Sudah sepantasnya pendidik memberikan contoh yang baik agar dapat

ditiru oleh siswa dengan baik.

c. Habituasi/Pembiasaan

Pembiasaan merupakan suatu strategi yang dilakukan dengan

pembiasaan yang dilakukan setiap hari dan secara terus menerus. Ini

berarti bahwa pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus, akan

mengkristal menjadi karakter yang melekat pada siswa.

d. Mentoring/Pendampingan

Pendampingan adalah suatu fasilitasi yang diberikan oleh

pendamping kegiatan ekstrakurikuler Pramuka terhadap berbagai

aktivitas yang dilaksanakan oleh siswa. Hal itu bertujuan agar karakter

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

44

positif yang sudah disemaikan, dicangkokkan, dan diintervensikan

tetap terkawal dan diimplementasikan oleh siswa.

e. Penguatan

Penguatan yang diberikan oleh pembimbing ekstrakurikuler

Pramuka berkhasiat untuk memperkuat perilaku siswa. Penguasaan

atas siswa ini dapat ditempuh dengan secepatnya memberikan

penguatan terhadap perilaku berkarakter positif.

f. Keterlibatan Berbagai Pihak

Berbagai pihak yang sepatutnya terlibat dalam kegiatan

ekstrakurikuler Pramuka adalah kepala sekolah sebagai ketua

mabigus, wakil kepala sekolah urusan kesiswaan, guru pembimbing

ekstrakurikuler Pramuka sebagai ketua gugus depan Pramuka, komite

sekolah, pengawas sekolah, dan orang tua siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dalam

mengimplementasikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler

Kepramukaan harus memperhatikan berbagai strategi yang ada.

Pelaksanaanya diharapkan adanya kerjasama antara semua pihak agar

tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan digunakan sistem among.

Sistem among merupakan proses Pendidikan Kepramukaan yang

membentuk siswa agar berjiwa merdeka, merdeka pikiran dan tenaganya,

disiplin dan mandiri dalam hubungan timbal balik antar manusia. Sikap

sistem among sangat diperlukan oleh setiap Pembina pramuka. Kwartir

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

45

Nasional Gerakan Pramuka dalam Anggaran Rumah Tangga bab IV

pasal 11 (2014:29) menguraikan sistem among dilaksanakan dengan

menerapkan prinsip kepemimpinan yaitu:

a. Ing ngarso sung tulodho maksudnya di depan memberi

teladan.

b. Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun

kemauan.

c. Tut wuri handayani maksudnya di belakang memberi

dorongan, dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian.

Siswa kelas V berada pada golongan Penggalang. Hal tersebut

memberikan makna bahwa dalam Penggalang, porsi terbesar adalah ing

madyo mangun karso atau di tengah membangun kemauan. Sedangkan

ing ngarso sung tuladha dan tut wuri handayani memiliki porsi lebih

kecil. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa

yang lebih banyak membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat

mengembangkan segala dimensi kepribadian secara seimbang. Sistem

among dilaksanakan dengan bentuk hubungan pendidik dengan siswa

merupakan hubungan khas. Hal tersebut dimaksudkan setiap anggota

dewasa wajib memperhatikan perkembangan anggota muda secara

pribadi agar pembinaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan Gerakan

Pramuka.

Tiga prinsip kepemimpinan dalam sistem among tersebut,

memberikan gambaran bagaimana hubungan anggota Pramuka dewasa

atau pendidik dengan siswanya. Prinsip yang pertama menerangkan

bahwa Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dengan cara memberi

contoh atau keteladanan. Dalam kegiatan kepramukaan, nilai-nilai

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

46

kepramukaan yang tercermin pada perkataan dan perbuatan pendidik

akan diamati, dipahami dan dapat ditiru oleh siswa. Prinsip yang kedua

bahwa di tengah atau diantara siswa, pendidik harus mampu menciptakan

prakarsa dan ide-ide, sementara itu prinsip ketiga menjelaskan dari

belakang seorang pendidik harus memberikan dorongan, arahan, dan

membangun motivasi kearah yang positif sesuai dengan tujuan

Pendidikan Kepramukaan.

Pendidikan Kepramukaan untuk Penggalang mempunyai beberapa

pertimbangan. Penggalang sebagai anggota Pramuka pada usia 11-15

tahun mempunyai karakteristik yang harus diperhatikan. Metode dan

strategi yang digunakan dalam Pendidikan Kepramukaan harus

memperhatikan karakteristik masing-masing anggota Pramuka

Penggalang agar tepat dan potensi diri siswa dapat dikembangkan secara

optimal. Kegiatan Kepramukaan harus bervariasi agar siswa tidak bosan

dan tetap menyenangkan tanpa menghilangkan unsure edukasi.

C. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter sangat penting untuk ditanamkan kepada

siswa. Pembentukan karakter siswa harus dimulai sejak dini sehingga

siswa mampu beretika, bermoral, sopan santun, dan berinteraksi dengan

baik di masyarakat. Muslich (2011:84) menjelaskan bahwa:

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai

karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

47

pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk

melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha

Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga

menjadi manusia insan kamil.

Penjabaran di atas menjelaskan bahwa, karakter merupakan tingkah

laku atau pola pikir yang dimiliki seseorang yang terbentuk baik itu

secara alami ataupun faktor lingkungan. Pendidikan karakter sebagai

proses mendidik seseorang untuk menjadi manusia yang berkarakter baik

melalui pendidikan budi pekerti, pendidikan watak, dan lainnya. Adanya

pendidikan karakter sehingga siswa mampu memutuskan atau menyikapi

suatu permasalahan dengan tepat dan menimbulkan efek yang baik bagi

diri sendiri maupun orang lain.

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter sangat penting untuk membimbing dan

memfasilitasi siswa agar memiliki karakter positif (baik). Fitri (2012:25)

menyatakan bahwa: “Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk,

menanamkan, memfasilitasi, dan mengembangkan nilai-nilai positif pada

anak sehingga menjadi pribadi yang unggul dan bermartabat.” Sedangkan

Muslich (2011:81) berpendapat bahwa: “Tujuan pendidikan karakter

adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan

yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia

peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang.”

Penyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan karakter

bertujuan agar siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan

menggunakan pengetahuannya serta mengkaji nilai-nilai karakter dan

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

48

akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan

dapat dijadikan sarana dalam menyalurkan karakter positif pada ssiwa.

Penanaman karakter pada siswa juga bermanfaat dalam meningkatkan

mutu dan hasil pendidikan yang menghasilkan keluaran siswa yang

tertanam karakter.

3. Peran Pendidikan dalam Penanaman Karakter

Pendidikan mempunyai peran yang sangat besar dalam penanaman

karakter kepada siswa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

(1134:2005) menjelaskan bahwa: “Penanaman adalah proses, cara,

perbuatan, menanam, menanami dan menanamkan.” Dengan demikian

maka penanaman adalah suatu usaha yang dilakukan dalam menanamkan

dalam hal ini karakter disiplin dan cinta tanah air melalui kegiatan

ekstrakurikuler Kepramukaan, dalam rangka menumbuhkan dan

membentuk kepribadian yang baik bagi siswa sejak dini khususnya di

bangku sekolah dasar kelas V.

Wadah yang paling strategis dan efektif untuk mewujudkan

pendidikan karakter adalah dunia pendidikan sejak dari PAUD hingga

perguruan tinggi. Narwanti (2012:42) menyatakan wadah yang paling

strategis satuan pendidikan dalam melakukan pembinaan dan

pengembangan karakter dengan menggunakan:

a. Pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran.

b. Pengembangan budaya satuan pendidikan.

c. Pelaksanaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.

d. Pembiasaan perilaku dalam kehidupan di satuan lingkungan

pendidikan.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

49

Penanaman dan pengembangan pendidikan karakter di sekolah

menjadi tanggung jawab bersama. Penanaman karakter kepada siswa

dapat dilakukan melalui berbagai hal misalnya melalui ekstrakurikuler

maupun saat pembelajaran. Daryanto (2013:68) menguraikan penanaman

karakter dalam peranannya dalam bidang pendidikan sebagai berikut:

a. Pembinaan watak (jujur, cerdas, peduli, tangguh) merupakan

tugas utama pendidikan.

b. Mengubah kebiasaan buruk tahap demi tahap yang pada

akhirnya menjadi baik.

c. Karakter adalah sifat yang terwujud dalam kemampuan daya

dorong dari dalam ke luar untuk menampilkan perilaku terpuji

dan mengandung kebajikan.

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendidikan sangat

berperan dalam penanaman karakter. Pendidikan mempunyai tugas yang

utama yaitu membina watak atau karakter siswa dari yang kurang baik

menjadi baik bahkan lebih baik. Sekolah sebagai penyalur pendidikan

karakter yang utama, karena jika sudah diluar sekolah atau di lingkungan

masyarakat, sudah tidak ada kontrol mana yang baik dan buruk.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter

Siswa mempunyai perbedaan baik dari segi sikap maupun

karakteristik perilaku, hal tersebut mempengaruhi berhasil tidaknya

pendidikan karakter ditanamkan. Zubaedi (2011:177) mengatakan faktor

yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter yaitu:

a. Faktor Insting (Naluri)

Keanekaragaman sifat, sikap atau tindakan seseorang dapat

dimotivasi oleh kehendak atau respon dari insting seseorang. Insting

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

50

merupakan seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak lahir dan

berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya.

tingkah laku manusia. Naluri atau insting manusia secara fitrah sudah

ada dalam diri manusia tanpa harus dipelajarinya terlebih dahulu,

dengan potensi naluri tersebut akan mempengaruhi perilaku seseorang

sesuai dengan corak naluri yang dimilikiinya.

b. Faktor Adat atau Kebiasaan

Adat atau kebiasaan adalah suatu tindakan atau perbuatan yang

dilakukan seseorang secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama

sehingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan juga tidak hanya dilakukan

secara berulang-ulang saja, tetapi juga harus disertai dengan rasa

kesukaan dan kecenderungan hati terhadapnya.

c. Faktor Keturunan (Wirotsah/Heredity)

Faktor keturunan juga dapat mempengaruhi karakter atau sikap dari

seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada

umumnya, anak kadang-kadang mewarisi salah satu sifat dari orang

tuanya. Adapaun sifat yang diturunkan orang tua terhadap anaknya

bukanlah suatu sifat yang tumbuh dengan matang karena pengaruh

lingkungan, adat dan pendidikan melainkan sifat-sifat bawaan yang

dibawa sejak lahir.

d. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga salah satu faktor yang turut memberikan

kontribusi terhadap pembentukan sikap dan perilaku seseorang dimana

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

51

seseorang itu berada. Lingkungan dapat dikatakan sebagai segala

sesuatu yang melingkupi manusia dalam kehidupannya. Lingkungan

terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan pergaulan. Lingkungan

alam adalah kondisi alam yang melingkupi manusia yang akan

mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan

pergaulan adalah hubungan manusia dengan orang lain yang mana

hubungan tersebut dapat mempengaruhi pikiran, sifat, dan tingkah laku

Pemaparan Zubaedi di atas maka dapat disimpulkan, pendidikan

karakter tidak serta merta akan selalu berhasil, karena karakteristik dari

setiap siswa itu berbeda-beda. Maka muncul beberapa faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter itu sendiri, seperti

lingkungan, kebiasaan, dan keturunan. Faktor lingkungan sangat

berpengaruh terhadap karakter seseorang, sehingga menanamkan

pendidikan karakter di sekolah sangat tepat sebab lingkungan sekolah

jauh lebih baik dari pada lingkungan luar.

D. Disiplin

1. Pengertian Disiplin

Disiplin pada dasarnya merupakan kontrol diri dalam mematuhi

aturan yang dibuat oleh diri sendiri maupun lembaga pendidikan.

Kemendiknas (2010:26) menjelaskan: “Disiplin adalah tindakan yang

menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan

peraturan.” Disiplin termasuk kedalam 18 nilai karakter. Mustari (2011:42)

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

52

menyatakan bahwa: “Disiplin yaitu suatu ilmu tertentu yang diberikan

kepada murid untuk mengikuti tatanan tertentu melalui aturan-aturan

tertentu, disiplin diri biasanya disamakan artinya dengan control diri (self-

control).” Sedangkan Naim (2012:142) berpendapat bahwa: “Disiplin

adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang

mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah, dan

peraturan yang berlaku.”

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa, kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa

dalam sekolah dan juga dalam belajar. Siswa yang disiplin akan selalu

menaati peraturan dan tata tertib yang ada. Disiplin perlu diterapkan sejak

dini kepada siswa yang dimulai dari lingkungan keluarga kemudian

diperkuat dengan lingkungan sekolah. Perubahan perilaku yang lebih baik

dari sebelumnya akan sangat berpengaruh terhadap masa depannya.

2. Tujuan dan Fungsi Disiplin

Disiplin sangat diperlukan untuk siswa agar siswa dapat belajar

mendisiplinkan diri dalam kehidupan sehari-hari. Hurlock (1978:82)

mengatakan bahwa: “Disiplin memiliki tujuan untuk membentuk perilaku

seseorang agar sesuai dengan perannya yang telah ditetapkan oleh

kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan.” Selajan dengan

Hurlock, Mustari (2011:43) juga berpendapat bahwa: “Disiplin diperlukan

untuk mencapai cita-cita. Segala bentuk tindakan selalu diikuti dengan

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

53

disiplin agar dapat menentukan jalan tindakan yang terbaik dan menentang

hal-hal yang lebih dikehendakinya.”

Disiplin membantu siswa menyadari apa yang diharapkan dan

membantu mencapai apa yang diharapkan. Rachman (dalam Naim,

2012:147) menguraikan ada empat tujuan disiplin yaitu:

a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.

b. Mendorong siswa melakukan perbuatan yang baik dan benar.

c. Membantu siswa memahami dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh

sekolah.

d. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan

bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut Naim (2012:148) mengemukakan bahwa: “Tujuan

diciptakannya kedisiplinan siswa bukan untuk memberikan rasa takut atau

pengekangan, melainkan untuk mendidik siswa agar sanggup mengatur

dan mengendalikan dirinya dalam berperilaku.” Hurlock (1978:83)

menjelaskan fungsi pokok disiplin ialah: “Disiplin mengajarkan anak

untuk menerima pengekangan yang diperlukan dan membantu

mengarahkan energi anak ke dalam jalur yang berguna dan diterima secara

sosial.”

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, disiplin

mempunyai tujuan dan fungsi sebagai pengontrol diri untuk bertindak atau

berprilaku yang baik sesuai dengan aturan yang berlaku baik di rumah,

sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Kedisiplinan banyak

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

54

diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya ataupun pendidik terhadap

anak didiknya. Penerapan disiplin tersebut diharapkan dapat menjadikan

siswa yang tertib dalam segala hal.

3. Konsep dan Unsur Pokok Disiplin

Konsep disiplin bertujuan agar siswa mengetahui akan pentingnya

disiplin yang bersifat positif dan negatif tetapi kedua hal tersebut sama-

sama bertujuan untuk mendidik. Hurlock (1978:82) mengungkapkan

tentang konsep disiplin yaitu:

Konsep disiplin terbagi menjadi dua, yaitu negatif dan positif.

Konsep disiplin negatif berarti pengendalian dengan kekuasaan luar

yang biasanya diterapkan secara sembarangan dalam bentuk

pengekangan melalui cara yang tidak disukai dan menyakitkan,

sedangkan konsep disiplin positif berarti sama dengan pendidikan

dan bimbingan karena menekankan pertumbuhan di dalam, disiplin

diri dan pengendalian diri yang kemudian akan melahirkan motivasi

dari dalam. Disiplin negatif memperbesar ketidakmatangan individu,

sedangkan disiplin positif menumbuhkan kematangan.

Sekolah adalah institut yang memiliki kewenangan untuk membantu

siswa belajar mengembangkan perilaku yang sehat, salah satunya adalah

disiplin. Hurlock (1978:84) mengatakan ada empat unsur pokok cara

mendisiplinkan siswa yaitu:

Peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam peraturan

tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan

memaksanya, hukuman untuk pelanggaran peraturan, serta

penghargaan untuk perilaku baik yang sejalan dengan peraturan yang

berlaku.

Keempat unsur pokok tersebut akan sangat berpengaruh terhadap

perilaku siswa dalam menerapkan disiplin di sekolah. Apabila salah satu

dari keempat unsur pokok tersebut tidak dilaksanakan oleh siswa, maka

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

55

siswa tersebut tidak akan dapat menerapkan sikap disiplin pada dirinya.

Pendidik juga hendaknya memantau mengenai perilaku siswa sehari-hari

serta dapat mengaplikasikannya sehingga akan berdampak positif untuk

siswa itu sendiri. Berikut ini adalah uraian dari keempat unsur pokok

disiplin tersebut:

a. Peraturan

Peraturan merupakan serangkaian pola yang ditetapkan untuk

tingkah laku. Peraturan untuk anak dapat ditetapkan oleh orangtua,

pendidik atau teman bermain. Hurlock (1978:85) menjelaskan tujuan

dari peraturan adalah: “Membekali anak dengan pedoman perilaku yang

disetujui dalam situasi tertentu. Dalam hal peraturan sekolah misalnya,

peraturan ini hanya memberikan pedoman tentang apa yang tidak boleh

dilakukan anak di lingkungan sekolah.”

Hurlock (1978:85) menerangkan bahwa: “Peraturan mempunyai

dua fungsi. Pertama, peraturan mempunyai nilai pendidikan sebab

peraturan memperkenalkan kepada anak perilaku yang disetujui

anggota kelompok tersebut. Kedua, peraturan membantu mengekang

perilaku yang tidak diinginkan.” Dari penjelasan tersebut, agar dapat

memenuhi fungsinya, maka peraturan harus dapat dimengerti, diingat

dan diterima oleh siswa. Peraturan yang harus ditaati siswa, hendaknya

dijelaskan terlebih dahulu baik secara teori maupun praktiknya agar

lebih dapat dipahami oleh siswa. Siswa dibiasakan untuk mentaati

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

56

peraturan tersebut secara bertahap sehingga siswa dapat mengingat dan

menerimanya sebagai kewajiban yang harus dipenuhi.

b. Hukuman

Unsur pokok disiplin yang kedua adalah hukuman. Hurlock

(1978:86) berpendapat bahwa: “Hukuman berasal dari kata kerja Latin,

punire dan berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena

kesalahan, perlawanan, atau pelanggaran sebagai ganjaran atau

pembalasan.” Pelaksanaan proses pendidikan di sekolah, khususnya

sekolah dasar, pendidik mempunyai hak untuk memberikan hukuman

kepada siswanya. Namun dalam memberikan hukuman kepada siswa,

pendidik mempunyai pertimbangan tertentu. Hal ini dimaksudkan agar

hukuman yang diberikan sebagai upaya mendisiplinkan siswa tidak

berdampak buruk baik secara fisik maupun psikis. Hukuman harus

bersifat mendidik siswa sehingga tidak menimbulkan trauma. Hurlock

(1978:89) menguraikan mengenai pokok-pokok hukuman yang baik

sebagai berikut:

1) Hukuman harus disesuaikan dengan pelanggaran. Bila

seorang anak membuang makanan ke lantai karena sedang

marah-marah, anak itu harus langsung membersihkannya.

2) Hukuman yang diberikan harus konsisten sehingga anak itu

mengetahui bahwa kapan saja suatu peraturan itu dilanggar,

hukuman itu tidak dapat dihindarkan.

3) Suatu penjelasan mengenai alasan mengapa hukuman

diberikan harus menyertai hukuman agar anak itu akan

melihatnya sebagai adil dan benar.

4) Hukuman tidak boleh membuat anak merasa terhina atau

menimbulkan rasa permusuhan.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

57

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, hukuman

sebagai salah satu cara yang digunakan untuk mendisiplinkan siswa

terkadang memang tidak dapat dihindari. Namun dengan

memperhatikan pokok-pokok hukuman dan fungsi hukuman, seorang

pendidik diharapkan dapat memberikan hukuman yang tepat untuk

siswanya. Hukuman haruslah dapat menolong siswa memperbaiki

perilakunya. Hukuman pula dapat memberikan manfaat sebagai

pembelajaran bagaimana berperilaku yang lebih baik lagi.

c. Penghargaan

Pokok ketiga dari disiplin adalah adanya penghargaan atas

tindakan siswa. Penghargaan merupakan bentuk apresiasi untuk suatu

hasil yang baik. Hurlock (1978:90) mengatakan bahwa: “Penghargaan

tidak harus berbentuk materi namun juga dapat berupa kata-kata pujian,

senyuman, atau tepukan di punggung.” Adanya penghargaan yang

dilakukan oleh pendidik, maka siswa akan lebih termotivasi untuk

berperilaku baik. Penghargaan sangat penting diberikan kepada siswa

walaupun dalam bentuk yang sederhana yaitu berupa pujian saja, karena

dengan adanya penghargaan dapat menjadi suatu motivasi bagi siswa

untuk selalu bersikap yang jauh lebih baik.

Hurlock (1978:90) menyatakan fungsi penghargaan yang wajib

diketahui oleh pendidik supaya tepat dalam pengaplikasiannya kepada

siswa. Penghargaan mempunyai tiga fungsi yaitu:

1) Penghargaan mempunyai nilai mendidik.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

58

2) Penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi

perilaku yang disetujui secara sosial.

3) Penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang

disetujui secara sosial, dan tiadanya penghargaan

melemahkan keinginan untuk mengulangi perilaku ini.

Uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, penghargaan

bertujuan untuk mendisiplinkan siswa. Melalui penghargaan

dimaksdukan agar siswa termotivasi untuk selalu berdisiplin. Bentuk

penghargaan harus mempertimbangkan berbagai hal, salah satunya

yaitu penghargaan tersebut berfungsi sebagai nilai mendidik.

d. Konsistensi

Konsistensi harus menjadi ciri semua aspek disiplin.

Mendisiplinkan siswa harus ada konsistensi dalam peraturan yang

digunakan sebagai pedoman perilaku, dalam cara peraturan diajarkan

dan dipaksakan, dalam memberikan hukuman bagi yang melanggar,

dan pemberian penghargaan bagi yang menaati. Hal tersebut bertujuan

agar memberikan efek jera bagi siswa yang melanggarnya. Hurlock

(1978:91) menjelaskan bahwa konsistensi memiliki tiga fungsi yaitu:

1) Konsistensi mempunyai nilai mendidik yang besar.

2) Konsistensi mempunyai nilai motivasi yang kuat.

3) Konsistensi mempertinggi penghargaan terhadap peraturan.

Uraian tersebut dapat kita pahami pentingnya konsistensi dalam

menerapkan kedisiplinan. Konsistensi dibutuhkan terutama dalam

proses mendisiplinkan dan memberikan tindakan atas perilaku baik

maupun perilaku buruk. Penerapan kosistensi diharapkan siswa akan

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

59

menyadari bahwa penghargaan akan mengikuti perilaku yang disetujui

dan hukuman selalu mengikuti perilaku yang dilarang.

4. Pembinaan Disiplin di Sekolah

Salah satu indikasi yang perlu mendapat perhatian agar berubah

kearah yang lebih baik yaitu pengabaian terhadap aturan yang berlaku,

Lickona (2013:23) berpendapat bahwa:

Kepatuhan siswa yang menjadi standar tentunya berbeda di setiap

sekolah, tetapi secara keseluruhan para guru menyatakan sebuah

masalah serius telah muncul di dalamnya, sejumlah besar siswa

menunjukan perilaku mereka yang memabangkang dan

mengacuhkan aturan yang berlaku.

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa sekarang menjadi tanggung

jawab guru sekolah dasar untuk menanamkan disiplin kepada siswa.

Menanamkan karakter kedisiplinan siswa diperlukan strategi dengan cara

yang harus dilakukan demi terwujudnya disiplin diri dalam diri siswa.

Kedisiplinan tersebut seperti mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar

dengan melaksanakan tata tertib. Siswa perlu disiplin untuk

mengembangkan motivasi yang kuat dalam proses belajar.

Pendidikan karakter dapat ditanamkan kepada siswa melalui suatu

proses. Naim (2012:143) berpendapat bahwa: “Dalam membentuk karakter

kedisiplinan tidak bisa terbangun secara instant, karena dibutuhkan proses

yang panjang agar disiplin menjadi kebiasaan yang melekat kuat dalam

diri seorang anak.” Penanaman karakter disiplin harus dilakukan sejak

dini. Tujuannya adalah untuk mengarahkan siswa agar belajar mengenai

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

60

hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa-masa dewasa. Yaumi

(2014:93) menjelaskan mengenai disiplin dalam lingkup sekolah yaitu:

Disiplin dapat dibangun dan dikembangkan melalui aktivitas seperti

mengikuti upacara bendera, berpakaian seragam, melakukan tugas

kebersihan, mengumpulkan tugas tepat waktu, datang ke sekolah

lebih awal dari jam pelajaran, mengerjakan tugas terstruktur

walaupun tidak diperiksa atau belum sampai batas waktu yang

ditentukan. Semua kegiatan itu dilakukan atas dasar kesadaran

mendalam dan dorongan kuat yang lahir dari dalam.

Jika sejak dini siswa sudah ditanamkan karakter disiplin, mereka

akan menjadikannya sebagai kebiasaan dan bagian dari dirinya. Empat

bentuk kedisiplinan dalam konteks pembelajaran di sekolah, hal ini seperti

yang diungkapkan oleh Naim (2012:146) bahwa:

a. Hadir di ruangan tepat pada waktunya, hal ini akan memacu kesuksesan

dalam belajar.

b. Tata pergaulan dalam sekolah, hal ini dapat diwujudkan dengan

tindakan-tindakan menghormati semua orang yang tergabung di dalam

sekolah.

c. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dalam hal ini siswa dituntut

berdisiplin serta aktif mengikutinya dengan mencurahkan segala potensi

yang dimiliki, baik bersifat fisik, mental, emosional dan intelektual.

d. Belajar di rumah, hal ini supaya siswa menjadi lebih ingat terhadap

pelajaran yang telah dipelajari sehingga lebih siap untuk menghadapi

pelajaran yang akan dihadapi sehingga siswa lebih mudah memahami

materi pelajaran.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

61

Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus dapat menerapkan

pendidikan karakter pada siswa. Implementasi pendidikan karakter

khususnya karakter disiplin melalui penerapan peraturan, tata tertib

maupun sanksi yang berlaku di sekolah. Penerapan ini agar siswa taat dan

patuh terhadap peraturan yang ada, sehingga siswa mulai terbiasa dan

dapat menerapkan kedisiplinan khususnya di lingkungan sekolah dan

umumnya di dalam kehidupan bermasyarakat sehari–hari.

5. Indikator Karakter Disiplin

Nilai karakter akan dikatakan berhasil terbentuk pada siswa apabila

memenuhi indikator keberhasilan yang telah ada. Berikut ini terdapat

beberapa indikator keberhasilan disiplin menurut beberapa sumber.

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter Disiplin

Nilai Indikator

Disiplin 1. Guru dan siswa hadir tepat waktu.

2. Menegakkan prinsip dengan memberikan punishment bagi

yang melanggar dan reward bagi yang berprestasi.

3. Menjalankan tata tertib sekolah.

Sumber: Fitri (2012:41)

Tabel 2.2 Indikator Pencapaian Pembelajaran Karakter Disiplin

Nilai Indikator

Disiplin 1. Hadir tepat waktu.

2. Mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran

3. Mengikuti prosedur kegiatan pembelajaran

4. Menyelesaikan tugas tepat waktu

Sumber: Narwanti (2012:66)

Tabel 2.3 Indikator Kelas dan Sekolah Karakter Disiplin

Indikator Kelas 4-6 Indikator Sekolah Indikator Kelas

- Menyelesaikan tugas

pada waktunya.

- Saling menjaga dengan

teman agar semua

tugas-tugas kelas

- Memiliki catatan

kehadiran.

- Memberikan

penghargaan kepada

warga sekolah yang

- Membiasakan hadir

tepat waktu.

- Membiasakan

mematuhi aturan.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

62

terlaksana dengan baik.

- Selalu mengajak teman

agar menjaga

ketertiban kelas.

- Mengingatkan teman

yang melanggar

peraturan dengan kata-

kata sopan dan tidak

menyinggung

- Berpakaian sopan dan

rapi.

- Mematuhi aturan

sekolah.

disiplin.

- Memiliki tata tertib

sekolah.

- Membiasakan warga

sekolah untuk

berdisiplin.

- Menegakan peraturan

dengan memberikan

sanksi secara adil

bagi pelanggar tata

tertib sekolah.

Sumber: Kementrian Pendidikan Nasional (2010:26)

E. Cinta Tanah Air

1. Pengertian Cinta Tanah Air

Cinta tanah air termasuk ke dalam 18 nilai karakter. Cinta tanah air

merupakan suatu sikap positif untuk memberikan kontribusi positif

dalam membangun bangsa dan Negara. Kemendiknas (2010:27)

menjelaskan bahwa: “Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap dan

berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang

tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan

politik bangsa.” Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa cinta tanah air

adalah suatu sikap yang mementingkan kebangsaan di atas segalanya.

Seseorang yang memiliki sikap cinta tanah air yang tinggi akan lebih

memahami dan menghargai nilai-nilai kebangsaan dan memiliki

semangat kebangsaan yang tinggi.

Sikap cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa

menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 53: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

63

individu pada Negara tempat dimana ia tinggal, yang tercermin dari

perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya,

rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat

atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikan alam dan

lingkungannya. Orang yang mempunyai sikap cinta tanah air akan selalu

berusaha melestarikan semua kekayaan yang dimiliki oleh Negara

Indonesia.

2. Penanaman Cinta Tanah Air

Siswa sebagai putra-putri terbaik bangsa Indonesia harus

menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan bangsa, belajar sekuat

tenaga agar dapat membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju,

disegani, dan dihormati oleh bangsa lain. Yaumi (2014:105) mengatakan

karakter cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini kepada siswa

sehingga diharapkan siswa memiliki sikap cinta tanah air yang begitu

besar kepada Negara dengan mengikuti beberapa langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia untuk menjadi

modal dasar dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

b. Menunjukkan rasa cinta kepada budaya, suku, agama, dan

bahasa Indonesia.

c. Memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

perjuangan para pendahulu (pendiri) bangsa dengan menghargai

dan mengamalkan hasil karya dan jerih payah yang

ditinggalkan.

d. Memiliki kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi,

kebersihan lingkungan, dan pemeliharaan terhadap flora dan

fauna.

e. Berpartisipasi aktif untuk memberikan suara dan memilih

pemimpin bangsa yang mampu membawa kemajuan bagi

bangsa dan Negara Indonesia.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 54: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

64

Penanaman cinta tanah air kepada generasi muda mengenai arti

menjadi warga negara yang baik, yaitu dengan mereka menunjukkan

kebanggaan dan kecintaan terhadap tanah air. Naim (2012:178)

berpendapat bahwa: “Sekarang ini, semangat mencintai tanah air

seharusnya semakin ditumbuhkembangkan di tengah gempuran

globalisasi yang semakin tidak terkendali.” Hal tersebut bertujuan untuk

mengangkat harkat dan martabat bangsa dalam kompetisi global. Indikasi

yang perlu mendapat perhatian agar berubah ke arah yang lebih baik

salah satunya adalah penggunaan bahasa yang tidak baik. Lickona

(2013:25) menyatakan: “Siswa sekarang terbiasa menggunakan kata yang

tidak baik yang berakibat konflik, penggunaan kata-kata yang

memancing emosi pendengar.” Dengan demikian penggunaan bahasa

Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi sangat diperlukan.

Mustari (2011:195) mengemukakan yang menjadi indikasi bahwa

ciri-ciri menjadi nasionalis atau cinta tanah air diantaranya adalah:

a. Menghargai Jasa para Tokoh/Pahlawan Nasional

Menghargai jasa para tokoh/pahlawan nasional adalah hal yang

sudah semestinya ditanamkan kepada generasi muda. Jangan sampai

mereka berada atau tinggal di sebuah jalan yang bernama seorang

pahlawan, namun tidak tahu siapa dia. Seringkali berpotret dengan

latar belakang patung-patung yang ada di luar negeri, misalnya

Eropa, tetapi tidak mau berfoto dengan patung-patung pahlawan kita,

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 55: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

65

padahal patung-patung di Eropa itu tidak ada hubungan sedikit pun

dengan bangsa Indonesia, bahkan mungkin menjadi penjajah bangsa.

b. Bersedia Menggunakan Produk dalam Negeri

Bersedia menggunakan produk sendiri harus ditanamkan

kepada diri masing-masing dengan demikian berarti menghormati

karya sendiri, tentu saja ini akan lebih nikmat dan membanggakan.

Banyak orang lain yang memborong pakaian yang berasal dari dalam

Negeri, sementara masyarakat dalam negeri lebih bangga jika

menggunakan merk-merk asing. Orang membeli atau memborong

karya dalam negeri karena karya yang dihasilkan memang

berkualitas, apalagi ditambah dengan harga yang murah.

c. Menghargai Keindahan Alam dan Budaya Indonesia

Menghargai keindahan alam dan budaya Indonesia juga harus

dipupuk sejak dini kepada siswa, karena memang bangsa Indonesia

memiliki alam dan budaya yang indah. Sebegitu hebatnya budaya

yang dimiliki, banyak jenis budaya kita yang dipatenkan oleh Negara

lain. Indonesia perlu mematenkan semua kekhasan alamiah dan

budaya yang dimiliki kepada dunia. Namun, untuk upaya tersebut

diperlukan adanya semangat cinta tanah air yang tinggi.

d. Hafal Lagu-Lagu Kebangsaan

Lagu-lagu kebangsaan harus diajarkan dan dihafal oleh siswa

sejak dini dan oleh seluruh warga Negara. Lagu-lagu kebangsaan

dapat membawa mereka kembali kealam perjuangan orang tua

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 56: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

66

mereka, para pahlawan, para tokoh kemerdekaan dalam

memerdekakan negeri ini, mempertahankan kemerdekaaan ini, dan

juga dalam berjuang untuk membangun negeri ini. Heroisme

kenegaraan perlu terus diperdengarkan kepada khalayak bahwa

semangat itu masih ada, dan akan terus ada.

e. Memilih Berwisata dalam Negeri

Memilih berwisata dalam Negeri sendiri merupakan sikap

terpuji untuk menumbuhkan dan menyelenggarakan rasa cinta tanah

air yang dimiliki. Warga Indonesia harus mengenal tempat wisata di

negerinya, lebih dari orang atau turis asing. Orang-orang asing

berbondong-bondong ke Indonesia untuk berwisata, melakukan

penelitian, membuat film, melakukan usaha, melakukan eksplorasi,

dan sebagainya. Oleh karena itu, sering-seringlah berwisata di

Indonesia untuk mencari inspirasi, melepas lelah, mengikuti rasa

ingin tahu, dan mungkin juga melaksanakan berbagai peluang kerja

dan bisnis. Hal yang terpenting adalah rakyat mengenali dulu

negerinya. Baru setelah itu, banyak hal yang dapat dimanfaatakan

dari negeri itu untuk rakyat Indonesia.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa,

cinta tanah air merupakan sifat untuk merasakan kembali rasa senasib

sepenaggungan, seperti apa yang dirasakan para pendahulu kita. Karakter

cinta tanah air sebaiknya ditanamkan sejak dini karena dengan

penanaman sejak dini maka siswa akan lebih dini mengetahui cara

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 57: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

67

menghargai bangsa dan Negara, serta memahaminya sehingga

pelaksanaan cinta tanah air akan lebih mudah direalisasikan.

3. Indikator Karakter Cinta Tanah Air

Nilai karakter akan dikatakan berhasil ditanamkan kepada siswa

apabila memenuhi indikator keberhasilan yang telah ada. Hasan (dalam

Fitri, 2012:39) mengemukakan mengenai macam indikator yaitu:

a. Indikator untuk Sekolah dan Kelas

Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan

oleh kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah

sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter

bangsa. Indikator ini berkenaan dengan kegiatan sekolah yang

diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari.

b. Indikator untuk Mata Pelajaran

Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif

seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu.

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam menanamkan

karakter kepada siswa, khususnya karakter cinta tanah air harus

memperhatikan indikator keberhasilan yang ada. Berikut ini terdapat

beberapa indikator keberhasilan cinta tanah air menurut beberapa

sumber.

Tabel 2.4 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air

Nilai Indikator

Cinta Tanah

Air

1. Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan

bangsa.

2. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

3. Memajang bendera Indonesia, Pancasila, gambar presiden

serta simbol-simbol Negara lain.

4. Bangga dengan karya bangsa.

5. Melestarikan seni dan budaya bangsa.

Sumber: Fitri (2012:42)

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 58: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

68

Tabel 2.5 Indikator Pencapaian Pembelajaran Karakter Cinta Tanah Air

Nilai Indikator

Cinta Tanah

Air

1. Menyanyikan lagu-lagu perjuangan.

2. Diskusi tentang kekayaan alam, budaya bangsa, peristiwa

alam, dan perilaku menyimpang.

3. Menumbuhkan rasa mencintai produk dalam negeri dalam

pembelajaran.

4. Menggunakan media dan alat-alat pembelajaran produk

dalam nenegri.

Sumber: Narwanti (2012:67)

Tabel 2.6 Indikator Sekolah dan Kelas Karakter Cinta Tanah Air

Indikator Kelas 4-6 Indikator Sekolah Indikator Kelas

- Mengagumi posisi geografis

wilayah Indonesia dalam

perhubungan laut dan udara

dengan Negara lain.

- Menaggumi kekayaan

budaya dan seni di Indonesia.

- Mengagumi keragaman suku,

etnis, dan bahasa sebagai

keunggulan yang hadir

diwilayah Negara Indonesia.

- Mengagumi sumbangan

produk pertanian, perikanan,

flora, dan fauna Indonesia

bagi dunia.

- Mengagumi peran hutan

Indonesia bagi dunia.

- Mengagumi peran laut dan

hasil laut Indonesia bagi

bangsa-bangsa di dunia.

- Menggunakan

produk buatan

dalam negeri.

- Menggunakan

bahasa indonesia

yang baik dan benar.

- Menyediakan

informasi dari

sumber (cetak,

elektronik) tentang

kekayaan alam dan

budaya indonesia.

- Memajangkan foto

presiden dan wakil

presiden, bendera

negara, lambang

negara, peta

indonesia, gambar

kehidupan

masyarakat

indonesia.

- Menggunakan

produk buatan

dalam negeri.

Sumber: Kementrian Pendidikan Nasional (2010:27)

F. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Siswa yang ada di sekolah memiliki karakteristik yang berbeda-beda,

sehingga guru harus mampu memahami berbagai karakteristik siswa.

Suryobroto (dalam Djamarah, 2008:124) menyatakan bahwa „Beberapa sifat

khas anak didik dapat dibagi menjadi dua fase yaitu masa kelas rendah

sekolah dasar umur 6 atau 7 sampai 9 atau 10 tahun dan masa kelas tinggi

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 59: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

69

sekolah dasar umur 9 atau 10 sampai kira-kira umur 12 atau 13 tahun‟.

Pernyataan ini menunjukan bahwa dalam setiap fasenya seorang siswa

memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Masa Kelas Rendah Sekolah Dasar

Sifat khas yang biasanya dimiliki oleh anak pada masa ini yang dapat

menjadi sebuah karakteristik siswa di masa ini antara lain:

a. Terdapat hubungan antara kesehatan jasmani dengan prestasi sekolah.

b. Sikap mematuhi peraturan setiap permainan masih dijunjung tinggi.

c. Senang memuji diri sendiri.

d. Sering membandingkan apa yang ada dalam dirinya dengan anak lain

dengan maksud untuk dapat meremehkan orang lain.

e. Tidak suka terhadap hal yang sulit untuk diselesaikan oleh diri sendiri.

f. Biasanya anak selalu mengharapkan nilai sekolah yang baik tanpa

mengingat prestasi yang dimiliki.

2. Masa Kelas Tinggi Sekolah Dasar

Pada masa kelas tinggi terdapat sifat khas dari seorang siswa yaitu:

a. Mulai muncul minat terhadap suatu hal.

b. Rasa ingin tahu yang tinggi.

c. Rasa minat terhadap suatu pembelajaran mulai menonjol.

d. Membutuhkan bimbingan seorang guru ataupun orang dewasa.

e. Mulai membentuk kelompok bermain.

Berbagai uraian diatas dapat dinyatakan bahwa, pada dasarnya setiap

siswa sekolah dasar memiliki ciri khas atau karakateristik yang berbeda-beda.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 60: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

70

Perbedaan ini apabila dikerucutkan dapat terbagi menjadi dua masa yaitu

masa kelas rendah dan kelas tinggi. Pada masa kelas tinggi perlu adanya

perhatian dari guru supaya siswa tidak terjerumus ke hal-hal negatif dan

perilaku negatif yang tidak semestinya.

Siswa sekolah dasar sebagai individu yang sedang berkembang, mereka

mengalami beberapa tahapan dalam perubahan dirinya. Susanto (2013:71)

menjelaskan tahapan yang dilalui siswa pada masa sekolah khususnya

sekolah dasar kelas V adalah masa kanak-kanak akhir. Masa ini dialami anak

pada usia 11 tahun. Maka, pada masa ini anak mengalami berbagai

perkembangan. Susanto (2013:73) menguraikan perkembangan mental pada

siswa usia SD yang paling menonjol dikemukakan sebagai berikut:

a. Perkembangan intelektual, siswa sudah memiliki kemampuan

memecahkan masalah yang sederhana serta mampu berpikir secara logis

mengenai segala sesuatu.

b. Perkembangan bahasa, siswa sudah menguasai tiga kategori yaitu, dapat

membuat kalimat yang lebih sempurna, dapat membuat kalimat majemuk,

dan dapat menyusun serta mengajukan pertanyaan.

c. Perkembangan sosial, berkenaan dengan bagaimana siswa berinteraksi

sosial. Siswa mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri,

sikap bekerja sama dan sikap peduli atau mau memperhatikan kepentingan

orang lain.

d. Perkembangan emosi, siswa mulai belajar mengendalikan dan mengontrol

ekspresi emosinya. Karakteristik emosi yang stabil ditandai dengan

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 61: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

71

menunjukan wajah yang ceria, bergaul dengan teman secara baik, dapat

berkonsentrasi dalam belajar, bersifat respek (menghargai) baik terhadap

diri sendiri maupun orang lain.

e. Perkembangan moral, siswa sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan

dari orangtua maupun lingkungan sosialnya. Siswa sudah dapat memahami

alasan yang mendasari suatu peraturan serta dapat membedakan perilaku

benar salah atau baik buruk

Berdasrkan pernyataan Susanto di atas dapat disimpulkan bahwa,

tahapan yang dilalui oleh siswa pada usia sekolah dasar kelas V yaitu masa

kanak-kanak akhir. Pada masa ini anak mengalami banyak perkembangan

mulai dari perkembangan intelektual, bahasa, sosial, emosi, dan moral.

Tahapan perkembangan tersebut sangat penting bagi siswa. Perkembangan

yang optimal, membuat siswa lebih mudah menjalankan perannya baik di

lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat dan di lingkungan lainnya.

G. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan

peneliti, antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Teguh Sumarto, dkk dari Universitas

Tanjungpura, Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, tahun 2013 yang berjudul “Penerapan Pendidikan Karakter

melalui Kepramukaan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Kebun Raya.” Hasil

penelitiannya yaitu penerapan pendidikan karakter SMA Kemala

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 62: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

72

Bhayangkari 1 Kebun Raya dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga

kependidikan secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik.

Penerapan Kepramukaan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Kebun Raya

didalamnya terdapat kegiatan rutin yang berkesinambungan. Hasil evaluasi

pengembangan ekstrakurikuler Kepramukaan diketahui telah mampu

memfasilitasi siswa dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotornya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Heri Usmanto, dari Universitas Lampung,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, tahun 2014 yang berjudul

“Dimensi Karakter dalam Kegiatan Pramuka.” Hasil penelitiannya adalah

(1) Kegiatan Pramuka membentuk ketaqwaan siswa karena dalam kegiatan

kepramukaan wajib untuk mematuhi dan mengamalkan setiap butir dari

Dasadarma Pramuka, (2) Kegiatan Pramuka membentuk kedisiplinan

siswa karena kedisiplinan menjadi kunci pokok untuk menjadi orang yang

sukses, (3) Kegiatan Pramuka membentuk kejujuran siswa karena salah

satu dari pengamalan Dasadarma Pramuka, (4) Kegiatan Pramuka

membentuk kemandirian siswa karena dalam Kepramukan dituntut agar

bisa hidup mandiri, (5) Kegiatan Pramuka membentuk tanggung jawab

siswa karena Kepramukaan menuntut agar selalu bertanggung jawab, (6)

Kegiatan Pramuka membentuk sikap sopan dan santun serta tata krama

dan budi pekerti.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016

Page 63: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikulerrepository.ump.ac.id/4924/3/BAB II.pdf · pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan

73

Penelitian tersebut termasuk penelitian yang relevan karena fokus

dalam penelitiannya sama-sama membahas terkait pendidikan karakter

melalui Kepramukaan. Sementara penelitian ini akan mengkaji mengenai

peran kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan dalam menanamkan karakter

disiplin dan cinta tanah air pada siswa kelas V di SD. Penelitian ini dilakukan

pada satuan pendidikan di tingkat SD. Objek penelitiannya dikhususkan pada

anggota Pramuka golongan Penggalang yaitu kelas V, hal tersebut karena

pada kelas V merupakan masa transisi dari usia anak-anak menuju remaja

sehingga sangat penting karakter ditanamkan sejak dini khususnya dimulai

pada bangku sekolah dasar. Tujuannya supaya dapat membentengi siswa

dalam hal-hal yang berdampak pada perilaku tidak baik khususnya yang

terkait dengan karakter.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler..., Dewi Sri Utami, FKIP, UMP, 2016