bab ii tinjauan pustaka a. kajian teorirepository.ump.ac.id/1351/3/ragil sugiarti bab ii.pdf ·...

21
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray a. Pengertian Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang unik karena dalam pembelajaran kooperatif suatu struktur tugas dan penghargaan yang berbeda diberikan dalam mengupayakan pembelajaran sisiwa. Two Stay Two Stray adalah salah satu tipe model pembelajran kooperatif. Menurut Huda (2014:207), model kooperatif tope Two Stay Two Stray dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Model kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan model yang dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik. Model kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan bertujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu menyelesaikan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Model ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik. Menurut Lie (2008:61), struktur model kooperatif tipe Two Stay Two Stray memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

Upload: others

Post on 28-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

a. Pengertian Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran

yang unik karena dalam pembelajaran kooperatif suatu struktur tugas

dan penghargaan yang berbeda diberikan dalam mengupayakan

pembelajaran sisiwa. Two Stay Two Stray adalah salah satu tipe model

pembelajran kooperatif. Menurut Huda (2014:207), model kooperatif

tope Two Stay Two Stray dikembangkan oleh Spencer Kagan pada

tahun 1992. Model kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan

model yang dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk

semua tingkatan usia peserta didik. Model kooperatif tipe Two Stay

Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan

bertujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab,

saling membantu menyelesaikan masalah, dan saling mendorong satu

sama lain untuk berprestasi. Model ini juga melatih siswa untuk

bersosialisasi dengan baik.

Menurut Lie (2008:61), struktur model kooperatif tipe Two Stay

Two Stray memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan

hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak kegiatan belajar

mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

8

bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang

lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan

kerja manusia saling bergantung satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

kooperatif tipe Two Stay Two Stray menunjukkan pembelajaran dua

arah yang melibatkan siswa untuk bekerjasama dengan teman

kelompoknya dan teman sekelasnya.

b. Langkah-langkah Model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray

Adapun langkah-langkah Model Kooperatif Tipe Two Stay Two

Stray menurut Suprijono (2014:93) adalah sebagai berikut :

1) Guru membagi kelompok

2) Guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang

harus siswa diskusikan jawabannya.

3) Siswa setelah selesai berdiskusi, dua orang dari masing-masing

kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertemu kepada

kelompok yang lain.

4) Anggota kelompok yang tidak mendapatkan tugas sebagai duta

(tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu

kelompok. Tugas mereka adalah meyajikan hasil kerja

kelompoknya kepada tamu tersebut.

5) Tamu mohon diri dan kembali kekelompok mereka sendiri dan

melaporkan temuan mereka di kelompok lain.

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

9

6) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah

mereka tunaikan.

Dapat disimpulkan bahwa, dalam langkah-langkah model

kooperatif tipe Two Stay Two Stray diperlukan kerjasama dalam

kelompok dan kerjasama dengan teman sekelasnya untuk

mendapatkan dan membagikan informasi. Tanggung jawab dari setiap

individu pun diperlukan agar informasi yang didapat dan diberikan

dapat tersampaikan kepada seluruh anggota kelompok.

c. Penerapan Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Menurut Shoimin (2014:223), penerapan model kooperatif tipe

Two Stay Two Stray dalam pembelajaran terdiri dari beberapa

tahapan, yaitu sebagai berikut.

1) Persiapan

Guru membuat silabus dan sistem penilaian, desain

pembelajaran, menyiapkan tugas dan membagi siswa menjadi

beberapa kelompok yang setiap anggotanya heterogen berdasarkan

prestasi akademik siswa dan suku.

2) Presentasi Guru

Guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan

menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang

telah dibuat.

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

10

3) Kegiatan Kelompok

Pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi

tugas-tugas yang harus di pelajari oleh tiap siswa dalam satu

kelompok. Kelompok yang sudah berdiskusi memecahkan masalah

yang diberikan dengan cara mereka sendiri, kemudian 2 anggota

meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain,

sementara anggota yang lainnya tinggal dalam kelompok bertugas

menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu, setelah

memperoleh informasi dari anggota yang tinggal, tamu mohon diri

untuk kembali kekelompoknya masing-masing dan melaporkan

temuannya serta mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja

mereka.

4) Formalisasi

Salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya untuk dikomonikasikan atau didiskusikan

dengan kelompok lainnya. Guru membahas dan mengarahkan

siswa ke bentuk formal.

5) Evaluasi Kelompok dan Penghargaan

Siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari

hasil pembelajaran dengan model Two Stay Two Stray, yang

selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada

kelompok yang mendapat skor rata-rata tinggi.

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

11

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif Tipe Two Stay Two

Stray

Kelebihan dan kekurangan model kooperatif tipe Two Stay Two

Stray menurut Shoimin (2014:225) sebagai berikut:

1) Kelebihan

a) Mudah dipecah menjadi berpasangan.

b) Lebih banyak tugas yang dapat dilakukan.

c) Guru mudah memonitor.

d) Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan.

e) Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna.

f) Lebih berorientasi pada keaktifan.

g) Diharapkan siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya.

h) Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.

i) Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar.

2) Kekurangan

a) Membutuhkan waktu yang lama.

b) Siswa cenderung tidak mau belajar dengan kelompok.

c) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana, dan

tenaga).

d) Guru cenderung kesulitan dalam mengelola kelas.

e) Membutuhkan sosialisasi yang lebih baik.

f) Jumlah genap dapat menyulitkan dalam pembentukan

kelompok.

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

12

g) Siswa mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak

memperhatikan guru.

h) Kurang kesempatan untuk memperhatikan guru.

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian IPA

IPA merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang

semula berasal dari bahasa Inggris ‘science’. Kata ‘science’ sendiri

berasal dari bahasa Latin ‘scientia’ yang berarti saya tahu. Menurut

Aly dan Rahma (2010:18), IPA adalah suatu pengetahuan teoritis

yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu

melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,

eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait

antara cara yang satu dengan cara yang lain. Simpulan yang dapat

diambil dari beberapa pendapat di atas yaitu IPA merupakan suatu

pengetahuan teoritis yang diperoleh secara khusus yang mempelajari

alam semesta beserta gejala-gejalanya dengan menggunakan metode

ilmiah. Menurut Trianto (2011: 136) IPA adalah suatu kumpulan teori

yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-

gejala alam, lahir dan berkembang, melalui metode ilmiah seperti

observasi dan eksperimen serta menuntut sikap alamiah seperti rasa

ingin tahu, terbuka, jujur, dan segalanya. Berdasarkan uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

13

membahas segala yang terdapat di jagad raya dan dikembangkan

menggunakan metode ilmiah.

b. Tujuan Pembelajaran IPA Sekolah Dasar

Tujuan mata pelajaran IPA berdasarkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) di SD menurut Depdiknas (2006:484)

yaitu:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-

Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

ketentuannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengeahuan, konsep dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

14

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI (Depdiknas,

2006: 485) meliputi aspek-aspek berikut:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaan meliputi: cair, padat, dan

gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit lainnya.

c. Hakikat Pembelajaran IPA

IPA merupakan mata pelajaran yang diajarkan di SD. Menurut

Trianto (2011:141) secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang

lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan

masalah, penyusunan hipotesis, penguji hipotesis melalui eksperimen,

penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep, tujuan dari

pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan antara lain sebagai

berikut:

1) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk

mengingatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsisp dan

konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling ketergantungan,

dan hubungan atara sains dan teknologi.

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

15

3) Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan,

memecahkan masalah dan melakukan observasi.

4) Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitive, obyekif, jujur,

terbuka, benar, dan dapat bekerja sama.

5) Kebiasaan mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif

dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk

menjelaskan berbagai peristiwa alam.

6) Apresiasif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari

keindahan keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam

teknologi

Semakin jelaslah bahwa proses belajar mengajar IPA lebih

ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, hingga siswa dapat

menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teri dan

sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh

posistif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk

pendidikan.

3. Materi Sifat-Sifat Cahaya

Materi IPA yang disampaikan peserta didik yaitu sifat-sifat cahaya.

Standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pada materi yang

akan disampaikan adalah sebagai berikut:

a. Standar kompetensi:

Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu

karya/model.

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

16

b. Kompetensi dasar:

Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

c. Indikator

1) Mengidentifikasi berbagai sifat-sifat cahaya misal merambat lurus,

menembus benda bening, dapat dipantulkan, dan cahaya dapat

dibiaskan.

2) Menggolongkan berbagai peralatan rumah tangga yang berkaitan

dengan sifat-sifat cahaya misal merambat lurus, menembus benda

bening, dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan.

3) Mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan prinsip sifat-sifat

cahaya.

Sifat-sifat cahaya antaralain cahaya merambat lurus, cahaya

menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat

dibiaskan. Sulistyanto dan Wiyono (2008: 125) menyebutkan bahwa

benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya

yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda akan

dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat terlihat.

Cahaya berasal dari sumber cahaya. Semua benda yang dapat

memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya

adalah matahari, lampu, senter, dan bintang.

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

17

4. Tanggung Jawab

a. Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah pertanggung jawaban semua perbuatan

dan tindakan yang telah dilakukan. Menurut Samani dan Hariyanto

(2012:51) tanggung jawab yaitu melakukan tugas sepenuh hati.

Bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai

prestasi terbaik (giving the best), mampu mengontrol diri dan

mengatasi stres, berdisiplin diri, akuntabel terhadap pilihan dan

keputusan yang diambil. Menurut Mustari (2014: 19) bertanggung

jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan,

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan

budaya), negara dan tuhan.

Menurut Character Counts dalam Samani dan Hariyanto

(2012:56) cara untuk menjadi orang yang bertanggung jawab yaitu:

(1) jadilah orang yang dapat diandalkan, (2) jalankanlah urusanmu

dengan baik, (3) bertanggungjawablah dengan apapun yang engkau

lakukan, jangan menyalahkan oranglain, atau sekedar minta maaf

karena kesalahan yang engkau perbuat, (4) gunakan otakmu,

pikirkanlah akibat-akibat dari perbuatanmu. Menurut penjelasan dari

beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab

adalah seorang yang menjalankan atau melakukan sesuatu atau

pekerjaan dengan sukarela, bersungguh-sungguh dan berani

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

18

menanggung resiko serta segala sesuatunya yang akan didapatkan

baik dari perkataan, perbuatan dan sikap.

b. Macam-macam Tanggung Jawab

Menurut Mustari (2013: 20) macam-macam tanggung jawab antara

lain:

1) Tanggung Jawab Personal

Orang yang bertanggung jawab itu sepenuhnya tindakan

sukarela. Bertanggung jawab adalah disebabkan seseorang itu

memilih untuk bertindak atau berbicara atau mengambil posisi

tertentu sehingga ia harus bertanggung jawab.

Adapun ciri-ciri orang yang bertanggung jawab ialah:

a) Memilih jalan lurus

b) Selalu memajukan diri sendiri

c) Menjaga kehormatan diri

d) Selalu waspada

e) Memiliki komitmen pada tugas

f) Melakukan tugas dengan standar yang baik

g) Mengakui semua perbuatannya

h) Menepati janji

i) Berani menanggung resiko atas tindakan dan ucapannya

2) Tanggung Jawab Moral

Tanggung jawab moral biasanya merujuk pada pemikiran

bahwa seseorang mempunyai kewajiban moral dalam situasi

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

19

tertentu. Orang yang tidak taat terhadap kewajiban-kewajiban

moral kemudian menjadi alasan untuk diberikan hukuman.

3) Tanggung Jawab Sosial

Tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab yang berarti

manusia saling memberi dan tidak membuat kerugian kepada

masyarakat lain. Selain itu tanggung jawab sosial adalah tanggung

jawab yang merupakan sifat-sifat yang perlu dikendalikan dalam

hubungannya dengan orang lain.

c. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter Nilai Tanggung Jawab

Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif

seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu,

menurut Fitri (2012: 43) indikator keberhasilan pendidikan karakter

nilai tanggung jawab dalam tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Indikator Tanggung Jawab Pada Materi Sifat-sifat

Cahaya

No Indikator Aspek

Afektif

Kegiatan

1 Mengerjakan tugas dan

pekerjaan rumah dengan

baik

Tanggung

Jawab

Siswa dapat

mengerjakan

soal-soal yang

diberikan guru

dengan baik

2 Bertanggung jawab

terhadap setiap perbuatan

Tanggung

Jawab

Siswa dapat

melatih

kemandirian

dalam berbuat

sesuatu tanpa

rasa takut

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

20

dalam

mengerjakan

soal

3 Mengerjakan tugas

kelompok secara

bersama-sama

Tanggung

Jawab

Siswa dapat

bekerjasama

dalam

mengerjakan

tugas kelompok

dengan baik

5. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen

sebagai hasil dari pengalaman. Menurut James dalam Ahmadi dan

Supriyono (2013:126) belajar adalah proses di mana tingkah laku

ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan

menurut pengertian secara psikologis , belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubaahan di dalam tingkah laku sebagai hasil

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu

itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi dapat

disimpulkan belajar ialah proses yang dilakukan seseorang yang dapat

merubah tingkah laku progresif dari hasil interaksi dengan

lingkungannya.

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

21

b. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Arifin (2013: 12) kata prestasi berasal dari bahasa

belanda yaitu prestatie, kemudia dalam bahasa Indonesia menjadi

prestasi yang yang berarti hasil usaha. Prestasi belajar merupakan

suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan

manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu

mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Menurut Mulyasa (2014: 189) prestasi belajar adalah hasil yang

diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar. Beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam mendongkrak prestasi belajar antara

lain keadaan jasmani, keadaan sosial emosianal, lingkungan, memulai

pelajaran, membagi pekerjaan, kontrol, sikap yang optimis,

menggunakan waktu, cara mempelajari buku, dan mempertinggi

kecepatan membaca peserta didik. Jadi prestasi belajar adalah hasil

pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam

bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang

sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

c. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar memiliki beberapa fungsi utama menurut Arifin

(2013: 12) antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuatitas pengetahuan

yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

22

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

peserta didik.

Fungsi prestasi hasil belajar tidak hanya sebagai indikator

keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator

kualitas institusi pendidikan. Prestasi belajar juga bermanfaat sebagai

umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis,

penempatan, atau bimbingan terhadap peserta didik. Menurut

Cronbach yang dikutip Arifin (2013:13) kegunaan prestasi belajar

banyak ragamnya antara lain sebagai umpan balik bagi guru dalam

mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan bimbingan

dan penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk keperluan

penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, dan

untuk menentukan kebijakan sekolah.

Prestasi belajar memiliki banyak fungsi bagi guru, siswa

maupun sekolah, karena dengan melihat prestasi belajar guru dapat

mengetahui seberapa berhasil pembelajran yang sudah dilakukan

untuk dilakukan evaluasi. Siswa juga dapat mengetahui seberapa

kemampuan yang mereka miliki. Sekolah dapat melihat kualitas

pembelajaran di sekolah tersebut.

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

23

d. Faktor-faktor Pengaruh Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil

interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri

(faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2013:138) yang tergolong faktor

internal adalah:

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,

penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Faktor eksternal, ialah:

1) Faktor sosial yang terdiri atas:

a) Lingkungan keluarga

b) Lingkungan sekolah

c) Lingkungan masyarakat

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

24

d) Lingkungan kelompok

2) Fator budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,

iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.

Faktor faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung

ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Maka dapat

dikatakan faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi.

B. Penelitian yang Relevan

Keberhasilan pembelajaran yang dicapai dengan menggunakan model

pembelajaran Two Stay Two Stray telah dibuktikan oleh beberapa peneliti

sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model

pembelajaran Two Stay Two Stray yang dilakukan oleh Wijana, Raga, dan

Suwatra dengan judul skripsi Pengaruh Model Pembelajaran TSTS Terhadap

Hasil Belajar IPA dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut terdapat

pengaruh pada pemahaman konsep matematis siswa. Berdasarkan hasil analisa

terhadap pengujian hipotesis menggunakan uji-t menunjukkan t hitung > t

tabel, dengan nilai thitung sebesar 14,17 dan nilai ttabel sebesar 2,00.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TSTS dan hasil

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

25

belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran

konvensional. Hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) lebih baik dibandingkan dengan

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Penelitian yang dilakukan oleh Mahyuni, Meter, dan Suara dengan judul

penelitian Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

(TSTS) Terhadap Prestasi Belajar IPA. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two

Stray (TSTS) dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran

konvensional terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 8

Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat tahun ajaran 2013/2014. Hal

tersebut dibuktikan dengan hasil t hitung lebih dari t tabel yaitu sebesar 6,336

> 2,000 dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih

dari pada kelas kontrol yaitu sebesar 78,50 > 70,58. Dengan demikian

penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 8

Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat tahun ajaran 2013/2014.

C. Kerangka Pikir

Kegiatan belajar mengajar yang monoton akan membuat siswa merasa

tidak semangat untuk belajar serta pasif dalam pembelajran. Hal tersebut

mengakibatkan siswa kurang aktif, kurang termotivasi, dan kurangnya prestasi

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

26

belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Prestasi belajar tidak hanya

dipengaruhi oleh kemampuan siswa, tetapi prestasi belajar dapat dipengaruhi

oleh tidak terlibatnya siswa dan kurangnya tanggung jawab atas tugas yang

diberikan oleh guru dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang inovatif perlu diterapkan agar siswa aktif serta

memiliki prestasi belajar dan tanggung jawab yang lebih baik. Penelitian ini

menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray sebagai salah satu

pembelajaran yang inovatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh model kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap tanggung jawab

dan prestasi belajar konsep dasar sifat-sifat cahaya. Kerangka pikir penelitian

ini dapat dilihat dalam skema sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Kondisi Awal: Tanggung

jawab dan prestasi belajar

siswa rendah

Pembelajaran

menggunakan model

kooperatif tipe Two Stay

Two Stray

(X)

Tanggung jawab dan

prestasi belajar siswa

(Y)

Kondisi Akhir:

Memberikan pengaruh

terhadap tenggung jawab

dan prestasi belajar siswa

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016

27

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka dirumuskan hipotesis

penelitian, sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh model kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam

Kompetensi Dasar sifat-sifat cahaya terhadap tanggung jawab siswa di kelas

V SD Negeri Jipang.

2. Terdapat pengaruh model kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam

Kompetensi Dasar sifat-sifat cahaya terhadap prestasi belajar siswa di kelas

V SD Negeri Jipang.

Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016