bab ii tinjauan pustaka a. kajian teorirepository.ump.ac.id/1351/3/ragil sugiarti bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
a. Pengertian Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
yang unik karena dalam pembelajaran kooperatif suatu struktur tugas
dan penghargaan yang berbeda diberikan dalam mengupayakan
pembelajaran sisiwa. Two Stay Two Stray adalah salah satu tipe model
pembelajran kooperatif. Menurut Huda (2014:207), model kooperatif
tope Two Stay Two Stray dikembangkan oleh Spencer Kagan pada
tahun 1992. Model kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan
model yang dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk
semua tingkatan usia peserta didik. Model kooperatif tipe Two Stay
Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan
bertujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab,
saling membantu menyelesaikan masalah, dan saling mendorong satu
sama lain untuk berprestasi. Model ini juga melatih siswa untuk
bersosialisasi dengan baik.
Menurut Lie (2008:61), struktur model kooperatif tipe Two Stay
Two Stray memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan
hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak kegiatan belajar
mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
8
bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang
lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan
kerja manusia saling bergantung satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
kooperatif tipe Two Stay Two Stray menunjukkan pembelajaran dua
arah yang melibatkan siswa untuk bekerjasama dengan teman
kelompoknya dan teman sekelasnya.
b. Langkah-langkah Model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray
Adapun langkah-langkah Model Kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray menurut Suprijono (2014:93) adalah sebagai berikut :
1) Guru membagi kelompok
2) Guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang
harus siswa diskusikan jawabannya.
3) Siswa setelah selesai berdiskusi, dua orang dari masing-masing
kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertemu kepada
kelompok yang lain.
4) Anggota kelompok yang tidak mendapatkan tugas sebagai duta
(tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu
kelompok. Tugas mereka adalah meyajikan hasil kerja
kelompoknya kepada tamu tersebut.
5) Tamu mohon diri dan kembali kekelompok mereka sendiri dan
melaporkan temuan mereka di kelompok lain.
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
9
6) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah
mereka tunaikan.
Dapat disimpulkan bahwa, dalam langkah-langkah model
kooperatif tipe Two Stay Two Stray diperlukan kerjasama dalam
kelompok dan kerjasama dengan teman sekelasnya untuk
mendapatkan dan membagikan informasi. Tanggung jawab dari setiap
individu pun diperlukan agar informasi yang didapat dan diberikan
dapat tersampaikan kepada seluruh anggota kelompok.
c. Penerapan Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
Menurut Shoimin (2014:223), penerapan model kooperatif tipe
Two Stay Two Stray dalam pembelajaran terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu sebagai berikut.
1) Persiapan
Guru membuat silabus dan sistem penilaian, desain
pembelajaran, menyiapkan tugas dan membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang setiap anggotanya heterogen berdasarkan
prestasi akademik siswa dan suku.
2) Presentasi Guru
Guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan
menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah dibuat.
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
10
3) Kegiatan Kelompok
Pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi
tugas-tugas yang harus di pelajari oleh tiap siswa dalam satu
kelompok. Kelompok yang sudah berdiskusi memecahkan masalah
yang diberikan dengan cara mereka sendiri, kemudian 2 anggota
meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain,
sementara anggota yang lainnya tinggal dalam kelompok bertugas
menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu, setelah
memperoleh informasi dari anggota yang tinggal, tamu mohon diri
untuk kembali kekelompoknya masing-masing dan melaporkan
temuannya serta mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja
mereka.
4) Formalisasi
Salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya untuk dikomonikasikan atau didiskusikan
dengan kelompok lainnya. Guru membahas dan mengarahkan
siswa ke bentuk formal.
5) Evaluasi Kelompok dan Penghargaan
Siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari
hasil pembelajaran dengan model Two Stay Two Stray, yang
selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada
kelompok yang mendapat skor rata-rata tinggi.
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
11
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray
Kelebihan dan kekurangan model kooperatif tipe Two Stay Two
Stray menurut Shoimin (2014:225) sebagai berikut:
1) Kelebihan
a) Mudah dipecah menjadi berpasangan.
b) Lebih banyak tugas yang dapat dilakukan.
c) Guru mudah memonitor.
d) Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan.
e) Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna.
f) Lebih berorientasi pada keaktifan.
g) Diharapkan siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya.
h) Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.
i) Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar.
2) Kekurangan
a) Membutuhkan waktu yang lama.
b) Siswa cenderung tidak mau belajar dengan kelompok.
c) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana, dan
tenaga).
d) Guru cenderung kesulitan dalam mengelola kelas.
e) Membutuhkan sosialisasi yang lebih baik.
f) Jumlah genap dapat menyulitkan dalam pembentukan
kelompok.
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
12
g) Siswa mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak
memperhatikan guru.
h) Kurang kesempatan untuk memperhatikan guru.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Pengertian IPA
IPA merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang
semula berasal dari bahasa Inggris ‘science’. Kata ‘science’ sendiri
berasal dari bahasa Latin ‘scientia’ yang berarti saya tahu. Menurut
Aly dan Rahma (2010:18), IPA adalah suatu pengetahuan teoritis
yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu
melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait
antara cara yang satu dengan cara yang lain. Simpulan yang dapat
diambil dari beberapa pendapat di atas yaitu IPA merupakan suatu
pengetahuan teoritis yang diperoleh secara khusus yang mempelajari
alam semesta beserta gejala-gejalanya dengan menggunakan metode
ilmiah. Menurut Trianto (2011: 136) IPA adalah suatu kumpulan teori
yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-
gejala alam, lahir dan berkembang, melalui metode ilmiah seperti
observasi dan eksperimen serta menuntut sikap alamiah seperti rasa
ingin tahu, terbuka, jujur, dan segalanya. Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
13
membahas segala yang terdapat di jagad raya dan dikembangkan
menggunakan metode ilmiah.
b. Tujuan Pembelajaran IPA Sekolah Dasar
Tujuan mata pelajaran IPA berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) di SD menurut Depdiknas (2006:484)
yaitu:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
ketentuannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengeahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
14
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI (Depdiknas,
2006: 485) meliputi aspek-aspek berikut:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaan meliputi: cair, padat, dan
gas.
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
c. Hakikat Pembelajaran IPA
IPA merupakan mata pelajaran yang diajarkan di SD. Menurut
Trianto (2011:141) secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang
lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan
masalah, penyusunan hipotesis, penguji hipotesis melalui eksperimen,
penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep, tujuan dari
pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan antara lain sebagai
berikut:
1) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk
mengingatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsisp dan
konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling ketergantungan,
dan hubungan atara sains dan teknologi.
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
15
3) Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan,
memecahkan masalah dan melakukan observasi.
4) Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitive, obyekif, jujur,
terbuka, benar, dan dapat bekerja sama.
5) Kebiasaan mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif
dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk
menjelaskan berbagai peristiwa alam.
6) Apresiasif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari
keindahan keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam
teknologi
Semakin jelaslah bahwa proses belajar mengajar IPA lebih
ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, hingga siswa dapat
menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teri dan
sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh
posistif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk
pendidikan.
3. Materi Sifat-Sifat Cahaya
Materi IPA yang disampaikan peserta didik yaitu sifat-sifat cahaya.
Standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pada materi yang
akan disampaikan adalah sebagai berikut:
a. Standar kompetensi:
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model.
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
16
b. Kompetensi dasar:
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
c. Indikator
1) Mengidentifikasi berbagai sifat-sifat cahaya misal merambat lurus,
menembus benda bening, dapat dipantulkan, dan cahaya dapat
dibiaskan.
2) Menggolongkan berbagai peralatan rumah tangga yang berkaitan
dengan sifat-sifat cahaya misal merambat lurus, menembus benda
bening, dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan.
3) Mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan prinsip sifat-sifat
cahaya.
Sifat-sifat cahaya antaralain cahaya merambat lurus, cahaya
menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat
dibiaskan. Sulistyanto dan Wiyono (2008: 125) menyebutkan bahwa
benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya
yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda akan
dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat terlihat.
Cahaya berasal dari sumber cahaya. Semua benda yang dapat
memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya
adalah matahari, lampu, senter, dan bintang.
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
17
4. Tanggung Jawab
a. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah pertanggung jawaban semua perbuatan
dan tindakan yang telah dilakukan. Menurut Samani dan Hariyanto
(2012:51) tanggung jawab yaitu melakukan tugas sepenuh hati.
Bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai
prestasi terbaik (giving the best), mampu mengontrol diri dan
mengatasi stres, berdisiplin diri, akuntabel terhadap pilihan dan
keputusan yang diambil. Menurut Mustari (2014: 19) bertanggung
jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan
budaya), negara dan tuhan.
Menurut Character Counts dalam Samani dan Hariyanto
(2012:56) cara untuk menjadi orang yang bertanggung jawab yaitu:
(1) jadilah orang yang dapat diandalkan, (2) jalankanlah urusanmu
dengan baik, (3) bertanggungjawablah dengan apapun yang engkau
lakukan, jangan menyalahkan oranglain, atau sekedar minta maaf
karena kesalahan yang engkau perbuat, (4) gunakan otakmu,
pikirkanlah akibat-akibat dari perbuatanmu. Menurut penjelasan dari
beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab
adalah seorang yang menjalankan atau melakukan sesuatu atau
pekerjaan dengan sukarela, bersungguh-sungguh dan berani
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
18
menanggung resiko serta segala sesuatunya yang akan didapatkan
baik dari perkataan, perbuatan dan sikap.
b. Macam-macam Tanggung Jawab
Menurut Mustari (2013: 20) macam-macam tanggung jawab antara
lain:
1) Tanggung Jawab Personal
Orang yang bertanggung jawab itu sepenuhnya tindakan
sukarela. Bertanggung jawab adalah disebabkan seseorang itu
memilih untuk bertindak atau berbicara atau mengambil posisi
tertentu sehingga ia harus bertanggung jawab.
Adapun ciri-ciri orang yang bertanggung jawab ialah:
a) Memilih jalan lurus
b) Selalu memajukan diri sendiri
c) Menjaga kehormatan diri
d) Selalu waspada
e) Memiliki komitmen pada tugas
f) Melakukan tugas dengan standar yang baik
g) Mengakui semua perbuatannya
h) Menepati janji
i) Berani menanggung resiko atas tindakan dan ucapannya
2) Tanggung Jawab Moral
Tanggung jawab moral biasanya merujuk pada pemikiran
bahwa seseorang mempunyai kewajiban moral dalam situasi
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
19
tertentu. Orang yang tidak taat terhadap kewajiban-kewajiban
moral kemudian menjadi alasan untuk diberikan hukuman.
3) Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab yang berarti
manusia saling memberi dan tidak membuat kerugian kepada
masyarakat lain. Selain itu tanggung jawab sosial adalah tanggung
jawab yang merupakan sifat-sifat yang perlu dikendalikan dalam
hubungannya dengan orang lain.
c. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter Nilai Tanggung Jawab
Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif
seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu,
menurut Fitri (2012: 43) indikator keberhasilan pendidikan karakter
nilai tanggung jawab dalam tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Indikator Tanggung Jawab Pada Materi Sifat-sifat
Cahaya
No Indikator Aspek
Afektif
Kegiatan
1 Mengerjakan tugas dan
pekerjaan rumah dengan
baik
Tanggung
Jawab
Siswa dapat
mengerjakan
soal-soal yang
diberikan guru
dengan baik
2 Bertanggung jawab
terhadap setiap perbuatan
Tanggung
Jawab
Siswa dapat
melatih
kemandirian
dalam berbuat
sesuatu tanpa
rasa takut
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
20
dalam
mengerjakan
soal
3 Mengerjakan tugas
kelompok secara
bersama-sama
Tanggung
Jawab
Siswa dapat
bekerjasama
dalam
mengerjakan
tugas kelompok
dengan baik
5. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen
sebagai hasil dari pengalaman. Menurut James dalam Ahmadi dan
Supriyono (2013:126) belajar adalah proses di mana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan
menurut pengertian secara psikologis , belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubaahan di dalam tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi dapat
disimpulkan belajar ialah proses yang dilakukan seseorang yang dapat
merubah tingkah laku progresif dari hasil interaksi dengan
lingkungannya.
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
21
b. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Arifin (2013: 12) kata prestasi berasal dari bahasa
belanda yaitu prestatie, kemudia dalam bahasa Indonesia menjadi
prestasi yang yang berarti hasil usaha. Prestasi belajar merupakan
suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan
manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu
mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Menurut Mulyasa (2014: 189) prestasi belajar adalah hasil yang
diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam mendongkrak prestasi belajar antara
lain keadaan jasmani, keadaan sosial emosianal, lingkungan, memulai
pelajaran, membagi pekerjaan, kontrol, sikap yang optimis,
menggunakan waktu, cara mempelajari buku, dan mempertinggi
kecepatan membaca peserta didik. Jadi prestasi belajar adalah hasil
pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam
bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
c. Fungsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar memiliki beberapa fungsi utama menurut Arifin
(2013: 12) antara lain:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuatitas pengetahuan
yang telah dikuasai peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
22
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)
peserta didik.
Fungsi prestasi hasil belajar tidak hanya sebagai indikator
keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator
kualitas institusi pendidikan. Prestasi belajar juga bermanfaat sebagai
umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis,
penempatan, atau bimbingan terhadap peserta didik. Menurut
Cronbach yang dikutip Arifin (2013:13) kegunaan prestasi belajar
banyak ragamnya antara lain sebagai umpan balik bagi guru dalam
mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan bimbingan
dan penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk keperluan
penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, dan
untuk menentukan kebijakan sekolah.
Prestasi belajar memiliki banyak fungsi bagi guru, siswa
maupun sekolah, karena dengan melihat prestasi belajar guru dapat
mengetahui seberapa berhasil pembelajran yang sudah dilakukan
untuk dilakukan evaluasi. Siswa juga dapat mengetahui seberapa
kemampuan yang mereka miliki. Sekolah dapat melihat kualitas
pembelajaran di sekolah tersebut.
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
23
d. Faktor-faktor Pengaruh Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil
interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri
(faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2013:138) yang tergolong faktor
internal adalah:
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh terdiri atas:
a) Faktor intelektif yang meliputi:
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Faktor eksternal, ialah:
1) Faktor sosial yang terdiri atas:
a) Lingkungan keluarga
b) Lingkungan sekolah
c) Lingkungan masyarakat
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
24
d) Lingkungan kelompok
2) Fator budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
iklim.
4) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.
Faktor faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung
ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Maka dapat
dikatakan faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi.
B. Penelitian yang Relevan
Keberhasilan pembelajaran yang dicapai dengan menggunakan model
pembelajaran Two Stay Two Stray telah dibuktikan oleh beberapa peneliti
sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran Two Stay Two Stray yang dilakukan oleh Wijana, Raga, dan
Suwatra dengan judul skripsi Pengaruh Model Pembelajaran TSTS Terhadap
Hasil Belajar IPA dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut terdapat
pengaruh pada pemahaman konsep matematis siswa. Berdasarkan hasil analisa
terhadap pengujian hipotesis menggunakan uji-t menunjukkan t hitung > t
tabel, dengan nilai thitung sebesar 14,17 dan nilai ttabel sebesar 2,00.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TSTS dan hasil
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
25
belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
konvensional. Hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) lebih baik dibandingkan dengan
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Penelitian yang dilakukan oleh Mahyuni, Meter, dan Suara dengan judul
penelitian Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
(TSTS) Terhadap Prestasi Belajar IPA. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray (TSTS) dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran
konvensional terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 8
Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat tahun ajaran 2013/2014. Hal
tersebut dibuktikan dengan hasil t hitung lebih dari t tabel yaitu sebesar 6,336
> 2,000 dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih
dari pada kelas kontrol yaitu sebesar 78,50 > 70,58. Dengan demikian
penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 8
Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat tahun ajaran 2013/2014.
C. Kerangka Pikir
Kegiatan belajar mengajar yang monoton akan membuat siswa merasa
tidak semangat untuk belajar serta pasif dalam pembelajran. Hal tersebut
mengakibatkan siswa kurang aktif, kurang termotivasi, dan kurangnya prestasi
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
26
belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Prestasi belajar tidak hanya
dipengaruhi oleh kemampuan siswa, tetapi prestasi belajar dapat dipengaruhi
oleh tidak terlibatnya siswa dan kurangnya tanggung jawab atas tugas yang
diberikan oleh guru dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang inovatif perlu diterapkan agar siswa aktif serta
memiliki prestasi belajar dan tanggung jawab yang lebih baik. Penelitian ini
menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray sebagai salah satu
pembelajaran yang inovatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap tanggung jawab
dan prestasi belajar konsep dasar sifat-sifat cahaya. Kerangka pikir penelitian
ini dapat dilihat dalam skema sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Kondisi Awal: Tanggung
jawab dan prestasi belajar
siswa rendah
Pembelajaran
menggunakan model
kooperatif tipe Two Stay
Two Stray
(X)
Tanggung jawab dan
prestasi belajar siswa
(Y)
Kondisi Akhir:
Memberikan pengaruh
terhadap tenggung jawab
dan prestasi belajar siswa
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016
27
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka dirumuskan hipotesis
penelitian, sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh model kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam
Kompetensi Dasar sifat-sifat cahaya terhadap tanggung jawab siswa di kelas
V SD Negeri Jipang.
2. Terdapat pengaruh model kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam
Kompetensi Dasar sifat-sifat cahaya terhadap prestasi belajar siswa di kelas
V SD Negeri Jipang.
Pengaruh Model Kooperatif..., Ragil Sugiarti, FKIP UMP, 2016