oleh : novela ragil amanta - stikes bhm

113
SKRIPSI PENGARUH TERAPI SUARA MUROTTAL AL-QURAN SURAT AR-RAHMAN TERHADAP PERUBAHAN DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PSTW KABUPATEN PONOROGO Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA NIM : 201402035 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2018

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

SKRIPSI

PENGARUH TERAPI SUARA MUROTTAL AL-QUR’AN

SURAT AR-RAHMAN TERHADAP PERUBAHAN

DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PSTW

KABUPATEN PONOROGO

Oleh :

NOVELA RAGIL AMANTA

NIM : 201402035

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 2: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

i

SKRIPSI

PENGARUH TERAPI SUARA MUROTTAL AL-QUR’AN

SURAT AR-RAHMAN TERHADAP PERUBAHAN

DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PSTW

KABUPATEN PONOROGO

Diajukan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi S1 Keperawatan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Oleh :

NOVELA RAGIL AMANTA

NIM : 201402035

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 3: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

ii

Page 4: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

iii

Page 5: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmannirrohim…

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq,

Hidayat dan karunia-Nya yang begitu besar yang senantiasa memberikan

kemudahan, kelancaran dan kekuatan kepada saya. Semoga keberhasilan ini

menjadi satu langkah awal bagi saya untuk dapat meraih cita-cita saya.

Penulis juga mempersembahkan skripsi yang berjudul “Pengaruh Terapi

Murottal Al-Qur’an Surat Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi Pada Lansia di

UPT PSTW Kabupaten Ponorogo” antara lain :

1. Untuk Bapak Maryanto dan Ibu Tukirah tersayang terimakasih sudah menjadi

orang tua yang sudah membimbingku tiada kata yang bisa menggantikan

segala sayang, usaha, perhatian, semangat yang telah diberikan kepada

anakmu ini yang telah menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa.

2. Untuk kakak saya Bramantio Handoko dan Angga Dwi Cahyono terimakasih

atas dukungan, Doa, serta motivasi untuk saya di saat saya mengeluh dengan

skripsi ini.

3. Untuk keluarga yang selalu memberikan dukungan dan bantuan selama masa

perkuliahan.

4. Untuk bapak Aris Hartono, S.Kep., Ns., M.Kes, Bapak H.Edy Bachrun,

S.KM., M.Kes, terimakasih telah memberikan bimbingan dan masukan dalam

penyusunan skripsi dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.

5. Untuk sahabat perjuanganku (Adelia, Titis, Kartya, Almh.Riska, Arum, Dinta)

Kedondong (Indra, Khanzul, Nanda, Aris) terima kasih atas bantuan kalian

semua yang mendukung, memberikan semangat sampai saat ini, terimakasih

canda tawa, tangis dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih

untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini. Meskipun suatu hari

nanti kita berpisah semoga akan tetap menjadi sebuah teman bahkan sebagai

keluarga.

6. Untuk sahabat saya Yona Hevi Seiyudha terimakasih atas dukungan dan doa

yang telah diberikan kepada saya

7. Serta sahabat saya suprapti terimakasih selalu memberikan semangat, bantuan,

serta doa.

Page 6: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

v

Page 7: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

vi

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Novela Ragil Amanta

Tempat/tgl lahir : Madiun, 16 November 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Manggis Desa Sukolilo 23/04 Jiwan Madiun

Email : [email protected]

No. Hp : -

Riwayat Pendidikan :

2002-2008 : 1. SDN SUKOLILO 01

2008-2011 : 2. SMPN 01 JIWAN

2011-2014 : 3. SMAN 01 JIWAN

2014- Sekarang : 4. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Riwayat Pekerjaan : Belum pernah kerja

Page 8: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

vii

ABSTRAK

Novela Ragil Amanta

PENGARUH TERAPI SUARA MUROTTAL AL-QUR’AN SURAT AR-

RAHMAN TERHADAP PERUBAHAN DEPRESI PADA LANSIA DI UPT

PSTW KABUPATEN PONOROGO

92 halaman + 8 Tabel + 2 gambar + 20 lampiran

Masalah yang muncul pada lanjut usia meliputi : kemiskinan, kegagalan

yang beruntun, stres yang berkepanjangan, ataupun konflik dengan keluarga atau

anak, atau kondisi lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa merapat. Hal

tersebut dapat memicu terjadinya depresi. Dalam mengatasi depresi dapat

dilakukan dengan cara non-farmakologi salah satunya dengan memberikan terapi

murottal al-qur’an surat ar-rahman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh pemberian terapi murottal al-qur’an surat ar-rahman

terhadap perubahan depresi pada lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo.

Penelitian ini menggunakan desain Pre Experimental dengan randomized

one group pretest-postest design. Teknik sampling menggunakan Simple Random

Sampling. Sampel yang digunakan adalah lansia yang tinggal di panti dengan

jumlah 15 orang.

Hasil penelitian pemberian terapi ini dapat diketahui rerata skor depresi

sebelum diberikan terapi murottal al-qur’an surat ar-rahman yaitu 7,93 dan rerata

skor depresi setelah diberikan terapi yaitu 6,29. Hasil analisis uji statistik

menggunakan uji wilcoxon menunjukan ada penurunan depresi antara sebelum

diberikan terapi dan sesudah diberikan terapi dengan p-value = 0,001 < α = 0,05

Sehingga terapi murottal al-qur’an surat ar-rahman efektif dalam

menurunkan depresi lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo. Dari hasil

penelitian yang sudah dilakukan diharapkan terapi murottal al-qur’an surat ar-

rahman ini dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengurangi depresi pada

lansia yang tingga di panti.

Kata Kunci : Depresi, Lansia, Murottal Al-Qur’an surat Ar-Rahman

Page 9: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

viii

ABSTRACT

Novela Ragil Amanta

THE EFFECT OF QUR’AN SURAH AR-RAHMAN AS MUROTTAL THERAPY

TO THE CHANGES OF DEPRESSION IN ELDERLY AT UPT PSTW

PONOROGO DISTRICT

92 pages + 8 tables + 2 pictures + 20 appendix

Problems that arise in elderly include: poverty, successive failure,

prolonged stress, having conflict with family or children, or other conditions such

as having no posterity that can be docked. It could lead to depression.

Overcoming depression can be done by non-pharmacology therapy, wich one of

them are providing qur’an surah ar-rahman as murottal therapy. The purpose of

this study is to determine The Effect Of Qur’an Surah Ar-Rahman As Murottal

Therapy To The Changes Of Depression In Elderly At UPT PSTW Ponorogo

District.

This research uses Pre Experimental design with randomized one group

pretest-postest design. Sampling technique using Simple Random Sampling. Total

of 15 elderly that living in the nursing home were used as sample.

The result of this study shows that the average of depression score before

giving qur’an surah ar-rahman as murottal therapy was 7,93 and Mean of

depression score after giving those therapy was 6,29. The result of statistical test

analysis by using wilcoxon test showed that depression has decrease between

before and after therapy with p-value = 0.001 <α = 0.05

So that qur’an surah ar-rahman as murottal therapy is effective to reduce

the depression in elderly at UPT PSTW Ponorogo District. From the results of

this research elderly should using qur’an surah ar-rahman as murottal therapy as

one of the way to reduce the depression in elderly who live at the nursing home.

Keywords: Depression, Elderly, Qur’an Surah Ar-Rahman as Murottal

Page 10: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

ix

DAFTAR ISI

Sampul Depan ..................................................................................................... i

Sampul Dalam ..................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii

Lembar Pengesahan ............................................................................................ iv

Lembar Persembahan .......................................................................................... v

Halaman Pernyataan............................................................................................ vi

Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... vii

Abstrak ................................................................................................................ viii

Abstract ............................................................................................................... ix

Daftar Isi.............................................................................................................. x

Daftar Tabel ........................................................................................................ xii

Daftar Gambar ..................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran .................................................................................................. xiv

Daftar Istilah........................................................................................................ xv

Daftar Singkatan.................................................................................................. xvi

Kata Pengantar .................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Terapi Murottal Al-Qur’an

2.1.1 Pengertian Al-Qur’an .................................................... 9

2.1.2 Pengertian Terapi Murottal Al-Qur’an .......................... 9

2.1.3 Mekanisme Terapi Murottal Al-Qur’an Pada Tubuh .... 10

2.1.4 Manfaat Mendengarkan Murottal Al-Qur’an ................ 13

2.1.5 Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap

Depresi .......................................................................... 14

2.2 Konsep Depresi

2.2.1 Pengertian Depresi ........................................................ 15

2.2.2 Etiologi Depresi ............................................................. 15

2.2.3 Klasifikasi Depresi DSM-IV-TR .................................. 16

2.2.4 Definisi Depresi Pada Lansia ........................................ 26

2.2.5 Faktor Penyebab Depresi Pada Lansia .......................... 27

2.2.6 Dampak Depresi ............................................................ 30

2.2.7 Tingkat Depresi ............................................................. 30

2.2.8 Penatalaksanaan Depresi ............................................... 32

2.2.9 Alat Pengkajian Depresi Pada Lansia ........................... 35

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual ................................................................ 37

3.2 Hipotesa Penelitian.................................................................... 38

Page 11: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

x

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ....................................................................... 39

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi ......................................................................... 40

4.2.2 Sampel ........................................................................... 40

4.2.3 Kriteria Sampel ............................................................. 41

4.3 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................ 42

4.4 Variabel Penelitian .................................................................... 43

4.5 Definisi Operasional.................................................................. 43

4.6 Instrumen Penelitian.................................................................. 44

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 46

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ..................................................... 46

4.9 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

4.9.1 Pengolahan Data ............................................................ 48

4.9.2 Analisa Data .................................................................. 51

4.10 Etika Penelitian ......................................................................... 53

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................. 54

5.1.2 Data Umum Responden ................................................ 55

5.1.3 Data Khusus Responden ................................................ 55

5.2 Pembahasan

5.2.1 Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum Diberikan

Terapi Murottal Al-qur’an di UPT PSTW Kabupaten

Ponorogo ....................................................................... 57

5.2.2 Tingkat Depresi Pada Lansia Sesudah Diberikan

Terapi Murottal Al-qur’an di UPT PSTW Kabupaten

Ponorogo ....................................................................... 59

5.2.3 Perbandingan Tingkat Depresi Sebelum dan Sesudah

Diberikan Terapi Murottal Al-qur’an di UPT PSTW

Kabupaten Ponorogo ..................................................... 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ............................................................................... 63

6.2 Saran .......................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 65

Lampiran-lampiran .............................................................................................. 68

Page 12: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Karakteristik obat anti depresan ............................................ 35

Tabel 4.1 Jenis Pre-Eksperimental dengan Randomized One Group

Pretest-Postest design ........................................................... 39

Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel ............................................... 43

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Usia Pada Bulan Mei 2018 di UPT

DINSOS Ponorogo (n=14) .................................................... 55

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Usia Pada Bulan Mei 2018 di UPT

DINSOS Ponorogo (n=14) .................................................... 55

Tabel 5.3 Skor Depresi Lansia Sebelum Diberikan Terapi Murottal

Al-qur’an Surat Ar-rahman Pada Bulan Mei 2018 (n=14)

................................................................................................ 55

Tabel 5.4 Skor Depresi Lansia Sesudah Diberikan Terapi Murottal

Al-qur’an Surat Ar-rahman Pada Bulan Mei 2018 (n=14)

................................................................................................ 56

Tabel 5.5 Hasil Analisa Pengaruh Terapi Murottal Al-qur’an Surat

Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi di PSTW

DINSOS Ponorogo ................................................................ 56

Page 13: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual .......................................................... 37

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Tentang Terapi Murotal Al-Qur’an Surat

Ar-Rahman .......................................................................... 42

Page 14: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan surat izin pengambilan Awal ....................... 68

Lampiran 2 Permohonan surat izin penelitian ..................................... 69

Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................. 70

Lampiran 4 Permohonan Menjadi Responden ...................................... 71

Lampiran 5 Persetujuan Menjadi Responden................................... .... 72

Lampiran 6 Surat Pernyataan Responden ............................................. 73

Lampiran 7 Lembar Kuesioner data Umum ......................................... 74

Lampiran 8 SOP Murottal Al-Quran .................................................... 75

Lampiran 9 Lembar Kuesioner ............................................................. 77

Lampiran 10 Kisi-kisi Kuesioner ........................................................... 79

Lampiran 11 Lembar Observasi .............................................................. 80

Lampiran 12 Hasil tabulasi kuisioner ..................................................... 81

Lampiran 13 Hasil tabulasi presentase kuisioner .................................... 83

Lampiran 14 Hasil tabulasi data subyek penelitian ................................ 85

Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Responden ....................................... 86

Lampiran 16 Data Uji Normalitas .......................................................... 88

Lampiran 17 Hasil Analisa Uji Wilcoxon ............................................... 89

Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian .................................................... 90

Lampiran 19 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................... 91

Lampiran 20 Lembar Konsultasi Bimbingan ......................................... 92

Page 15: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

xiv

DAFTAR ISTILAH

Anonimity : Tanpa nama

Anoreksia : Menolak makanan

Bipolar : Mental yang menyerang kondisi psikis seseorang

Cleaning : Mengecek kembali

Coding : Pengkodean

Confidentitality : Kerahasiaan

Editing : Penyuntingan Data

Halusinasi : Persepsi dalam sadar tanpa rangsangan dalam indra

Hipersomnia : Kantuk berlebihan

Hormon Endofrin : Hormon kebahagiaan

Informed consent : Lembar persetujuan

Insomnia : Kesulitan tidur

Irritable : Mudah tersinggung

Kalam : Kalimat sempurna

Lansia : Lanjut usia

Neuropeptide : Molekul kecil seperti protein

Nukleus : Intisel

Paranoit : Ketakutan yang berlebih

Qori : Pembaca Al-Qur’an

Scoring : Memberi skor

Tabulating : Tabel data

Tajwid : Hukum baca Al-Qur’an

Taqiq : Menguatkan

Tilawatil Qur’an : Bacaan kitab suci Al-Qur’an yang bertajwid

Waham : Keyakinan berdasarkan penilaian realita yang salah

Waqaf : Tanda Berhenti

Page 16: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

xv

DAFTAR SINGKATAN

3H-Imipramin : Ikatan serotonin

5-HIAA : Asam 5-hidroksin indolasetat

5-HT : Serotonin

ACTH : Ardenal Corticotropin Hormon

BPS : Badan Pusat Statistik

DA : Dopamin

DSM : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders

EEG : Electroencephalograph

HZ : Hez (Satuan dari frekuensi)

NE : Norepineprin

RTA : Reality Testing Ability

TRH : Thyroid-Releasing Hormone

SSP : Sistem Saraf Pusat

UU : Undang-undang

USA : United States of America

WHO : World Healt Organizati

Page 17: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

xvi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan

rahmatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Terapi Suara Murottal Al-Qur’an Surat Ar-Rahman Terhadap Perubahan Depresi

Pada Lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo”. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Keperawatan di Program

Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia

Madiun.

Peneliti menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka kegiatan

penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan,

arahan, dan motivasi kepada peneliti. Untuk itu, dalam kesempatan ini peneliti

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kepala UPT PSTW Kabupaten Ponorogo yang telah memberi izin untuk

melakukan penelitian di tempat tersebut.

2. Bapak Zaenal Abidin, SKM., M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun.

3. Ibu Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Program Studi

Ilmu Kesehataan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah

memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan

4. Bapak Aris Hartono, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing I yang telah

meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan

bimbingan dalam penyusunan skripsi.

Page 18: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

xvii

5. Bapak H. Edy Bachrun S.KM., M.Kes selaku pembimbing II yang dengan

kesabaran dan ketelitiannya dalam membimbing, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

6. Kepala Dinas Sosial Ponorogo dan seluruh Staf Dinas Sosial Ponorogo

yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk melakukan penelitian.

7. Kedua Orang tua saya, Bapak Maryanto dan Ibu Tukirah beserta seluruh

keluarga yang telah memberi dorongan, doa, nasehat dan semangat tanpa

henti.

8. Teman-teman yang telah memberi dorongan dan bantuan berupa apapun

dalam penyusunan tugas skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas budi baik serta ketulusan

yang telah mereka berikan selama ini pada peneliti.

Peneliti menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penelitian ini.

Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan kita semua.

Madiun, Juli 2018

Peneliti

Novela Ragil Amanta

201402035

Page 19: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia (Lansia) merupakan tahap terakhir dari tahapan perkembangan

manusia. Menurut UU No. 13 tahun 2014, lansia adalah seseorang yang umumya

telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Hal ini sesuai dengan definisi lansia dari

World Health Organization (WHO), yang menyatakan bahwa usia lanjut adalah

seseorang yang berusia dimulai dari 60 tahun ke atas (Mubarak, 2012). Berbagai

persoalan hidup yang menimpa lanjut usia sepanjang hidup, seperti: kemiskinan,

kegagalan yang beruntun, stress yang berkepanjangan, ataupun konflik dengan

keluarga atau anak, atau kondisi lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa

merawatnya dan lain sebagainya. Kondisi hidup seperti ini dapat memicu

terjadinya depresi. Depresi merupakan gangguan psikologis yang paling umum

terjadi pada tahun-tahun terakhir kehidupan individu. (Syamsudin, 2011 )

Depresi sendiri merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama saat ini

karena orang dengan depresi produktivitasnya akan menurun dan berdampak

buruk bagi masyarakat, bangsa, dan negara yang sedang berkembang. Orang yang

mengalami depresi merupakan orang yang sangat menderita. Depresi adalah

penyebab utama tindakan bunuh diri, dan tingkatan ini menduduki urutan ke 6

dari penyebab kematian utama di Amerika Serikat. (Hawari, 2011)

Faktor penyebab depresi pada lansia antara lain adalah faktor biologi,

psikologis, stres kronis, penggunaan obat. Adapun faktor biologis antara lain

adalah genetik, perubahan struktural otak, resiko vaskuler, dan kelemahan fisik.

Page 20: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

2

Faktor psikologi penyebab depresi pada lansia antara lain adalah tipe kepribadian

dan dukungan sosial (Kaplan, 2010). Depresi lanjut usia memberikan dampak

diantaranya memperpendek usia harapan hidup dengan memperburuk

kemunduran fisik pada lansia, menghambat pemenuhan tugas-tugas

perkembangan lansia, menurunkan kualitas hidup lansia, menguras emosi dan

finansial orang yang terkena serta keluarga dan sistem pendukung sosisal yang

dimilikinya (Stanley & Beare, 2007).

Menurut World Health Organisation (WHO) prevalensi depresi pada

lansia di dunia berkisar 8-15% dan hasil metaanalisis dari laporan negara-negara

di dunia mendapatkan prevalensi rata-rata depresi pada lansia adalah 13,5%

(Kompas, 2012). Sementara itu, di Indonesia, angka bunuh diri mencapai 1,6

hingga 1,8 per 100 ribu jiwa pada 2010. Pada tahun 2020 depresi akan menduduki

peringkat teratas penyakit yang dialami lanjut usia di Negara berkemang termasuk

Indonesia, di Indonesia menurut penelitian yang telah dilakukan dengan

pengukuran menggunakan Geriatric Depression Scale Short Form (GDS-SF)

sebanyak 33,8% (Wada T dkk, 2005 dalam Sari, 2012). Di Jawa Timur prevalensi

penderita gangguan jiwa pada tahun 2016 mencapai 2.369 orang. Jumlah itu naik

sebesar 750 orang di bandingkan tahun 2015 lalu yang hanya 1.619 orang

(Beritajatim, 2017). Di kabupaten Ponorogo sendiri angka kejadian depresi pada

lansia meningkat dari tahun 2013 ke tahun 2014. Pada tahun 2013 kejadian

depresi di Ponorogo sebanyak 18 orang, dan pada tahun 2014 mencapai 24 orang

lansia. Jumlah tersebut hanya sebagian kecil kasus depresi yang terlapor di

Ponorogo (BPS, 2015).

Page 21: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

3

Segala perubahan yang di alami oleh individu antara lain perubahan

fisiologis, perubahan kemanpuan motorik, dan perubahan sosial-psikologis

banyak diantara lansia belum mempunyai kesiapan yang matang untuk menerima

dan menghadapi perubahan yang signifikan sebagaimana proses penuaan.

Ketidaksiapan tersebut menjadikan lansia dihadapkan periode krisis, dimana hal

ini akan berpengaruh pada psikologis lansia. Situasi ini akan berjalan terus

menerus sehingga membentuk pola lingkaran yang tidak ada ujungnya yang akan

mengakibatkan munculnya stress dan ketidakefektifan koping individu yang akan

menimbulkan dampak depresi.

Lantunan Al-qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia sebagai

instrument penyembuhan yang menakjubkan dan terjangkau. Suara dapat

menurunkan hormone stres, mengaktifkan hormon endofrin alami, meningkatkan

rasa rileks, mengalihkan rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistim kimia

dalam tubuh, sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat

pernafasan, denyut nadi dan aktifitas gelombang otak (Heru, 2008).

Menurut (Anwar, 2008) Murottal merupakan kumpulan rekaman bacaan

ayat-ayat Al-qur’an dalam pita suara dengan memperhatikan tajwid, menjaga

keluarnya huruf-huruf, dan waqaf (tanda berhenti) sebagai upaya untuk

menguatkan (taqiq) kelestarian Al-qur’an serta menyebarkan Al-qur’an . Al-

qur’an sendiri memiliki berbagai manfaat termasuk bagi kesehatan sesuai pada

qur’an surat Al-Isra ayat 82, yaitu;

Page 22: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

4

Artinya :” Dan Kami turunkan dari Al-qur’an suatu yang menjadi penawar dan

rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-qur’an itu tidaklah menambah

kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.(Surat Al-Isra ayat 82).

Terapi murottal membantu otak dalam memproduksi zat kimia, yakni

neuropeptide yang dapat menguatkan reseptor tubuh dan memberikan umpan

balik berupa kenikmatan dan kenyamanan (Indrajati, 2013). Manfaat dari murottal

menurut (Siswatinah, 2011 dalam Indrajati, 2013) untuk mendapatkan ketenangan

jiwa sesuai dengan al-qur’an surat Al-A’raf ayat 203-204, yakni :

Artinya : “Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al Quran kepada mereka,

mereka berkata: "Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?" Katakanlah:

"Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku

kepadaku. Al-qur’an ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk

dan rahmat bagi orang-orang yang beriman".Dan apabila dibacakan Al-qur’an,

maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu

mendapat rahmat.(Qur’an surat Al-A’raf ayat 203-204)

Hasil penelitian membuktikan bahwa ada penurunan tingkat depresi pada

lansia dengan memperdengarkan murottal surat Al-Baqarah (Wardani, 2015).

Pada penelitian sebelumnya membuktikan adanya penurunan depresi pada lansia

dengan memperdengarkan surat Ar-Rahman (Mashita, 2017). Ahmad direktur

Page 23: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

5

utama Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida, USA

dalam (Remolda dan Faradisi, 2009) pada konferensi tahunan ke XVII Ikatan

Dokter Amerika mengungkapkan bahwa mendengarkan bacaan Al-quran

mempengaruhi arus listrik di otot, sirkulasi darah, detak jantung, dan kadar darah

di kulit, sehingga mereksasi atau menurunkan ketengangan saraf dalam

mendilatasi (melebarkan) pembuluh darah dan perfusi darah, serta menurunkan

frekuensi detak jantung .

Dari hasil observasi yang di lakukan ada sekitar 5 orang lanjut usia yang

terlihat seperti mengalami tanda-tanda dan gejala depresi dari 35 jumlah lansia.

Adapun lanjut usia mengatakan sulit tidur, sering bangun di malam hari,

kehilangan nafsu makan, sebagian lansia merasakan kesepian, merasakan

kesedihan apabila mengingat keluarganya. Dari 5 lanjut usia tersebut terdapat 2

lansia yang mengalami gangguan pendengaran. Selama di panti terapi yang

dilakukan dengan mengisi waktu luang lansia dengan cara melakukan kegiatan

kadroh.

Pencegahan dan terapi yang dapat diberikan pada kondisi stress, cemas

dan depresi memerlukan pendekatan secara farmakologis yaitu mencakup

perilaku, kognitif, meditasi hipnotis dan musik . Demikian pula dengan terapi

murotal yang bisa dijadikan referensi dalam hal penurunan tingkat depresi dan

gangguan kecemasan. Terapi murottal Al-Qur’an dapat mempercepat

penyembuhan, hal ini telah dibuktikan oleh Ahmad Al-Qhadi tahun 2010,

direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida,

Amerika Serikat. Dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika,

Page 24: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

6

wilayah missuori AS, Ahmad Al-Qadhi melakukan presentasi tentang hasil

penelitianya dengan tema “Pengaruh Al-Qur’an pada Manusia dalam Perspektif

Fisiologi dan Psikologi”. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa Al-Qur'an

memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan dalam menurunkan ketegangan

(stres) pada pengukuran kualitatif maupun kuantitatif. Terapi Al-Qur’an dengan

tempo yang lambat serta harmonis dapat menurunkan hormon-hormon stres,

mengaktifkan hormon endorfin alami (serotonin). Mekanisme ini dapat

meningkatkan perasaan rileks, mengurangi perasaan takut, cemas, gelisah, dan

tegang, serta memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan

darah, memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas

gelombang otak (Heru, 2008).

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Pengaruh Terapi Murottal Al-quran terhadap perubahan depresi pada

Lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo”.

Page 25: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas,

maka permasalahan peneliti ini dapat di rumuskan sebagai berikut : “Apakah ada

pengaruh terapi murottal Al-qur’an surat Ar-rahman terhadap perubahan depresi

pada lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo ?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mempelajari pengaruh terapi murottal al-qur’an surat Ar-rahman

terhadap perubahan depresi pada lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi depresi pada lansia sebelum diberikan terapi murottal Al-

Qur’an surat Ar-rahman di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo.

2. Mengidentifikasi depresi pada lansia setelah di berikan terapi murottal Al-

Qur’an surat Ar-rahman di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo.

3. Menganalisa pengaruh terapi murottal Al-Qur’an surat Ar-rahman

terhadap perubahan depresi pada lansia di UPT PSTW Kabupaten

Ponorogo.

Page 26: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

8

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi perkembangan ilmu keperawatan komunitas terkait penanganan

depresi terhadap lansia.

2. Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan untuk

mengembangkan teori bagi pembaca tentang penanganan terhadap depresi

pada lansia.

3. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai dasar bagi penelitian

selanjutnya dalam pengemangan tentang depresi pada lansia.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Diharapkan dengan adanya penelitian terapi murottal Al-Qur’an ini

memberikan tambahan informasi dan bahan masukan bagi institusi

kesehatan dalam pencegahan dan penanggulangan kejadian pada depresi

bagi masyarakat.

2. Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pengaruh

terapi murottal Al-Qur’an dalam penanganan depresi.

3. Dengan di temukannya terapi murottal Al-Qur’an dapat dijadikan pilihan

kedua dalam mengatasi masalah depresi.

Page 27: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Terapi Murottal Al-Qur’an

2.1.1 Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang istimewa. Karena, Al-Qur’an adalah

merupakan firman Allah SWT. Al-qur’an mengandung banyak mukjizat yang

tidak dapat tertandingi. Al-Qur’an diturunkan kepada seorang Nabi yang juga

istimewa, Nabi Muhammad Saw. Al-Qur’an Menjadi penyempurna kitab suci

yang datang sebelumnya. Al-qur’an juga dapat menjadi obat bagi penyakit dzahir

dan batin manusia. (Shihab. 2011)

Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang

diturunkan kepana nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an adalah kitab suci yang

diyakini kebenarannya, dan mendapat pahala jika membacannya. Seni baca Al-

Qur’an atau tilawatil qur’an adalah bacaan kitab suci Al-Qur’an yang bertajwid

dan diperindah oleh irama. Orang yang membacanya disebut Qori’ (Nirwana,

2014).

2.1.2 Pengertian Terapi Murottal Al-Qur’an

Murottal merupakan salah satu musik yang memiliki pengaruh positif bagi

pendengarnya . Terapi murotal dapat mempercepat penyembuhan, hal ini telah

dibuktikan oleh berbagai ahli seperti yang telah dilakukan Ahmad Al Khadi

direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida,

Amerika Serikat. Dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika,

Page 28: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

10

dengan hasil penelitian bahwa mendengarkan ayat suci Al-Qur’an memiliki

pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan

hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh alat berbasis

komputer (Remolda, 2009).

Murottal merupakan rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan oleh

seorang Qori’ (pembaca Al-Qur’an). Lantunan Al-Qur’an secara fisik yang

mengandung unsur suara manusia, suara manusia merupakan instrumen

penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara

dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami,

meningkatkan perasaan rileks, mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan

tegang, memperbaiki sistem kimia dalam tubuh sehingga menurunkan tekanan

darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas

gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut

sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam

dan metabolisme yang lebih baik (Heru, 2008).

2.1.3 Mekanisme Terapi Murottal Al-Qur’an Pada Tubuh

Struktur dasar tubuh manusia adalah sel, setiap sel terbuat dari milyaran

atom dan setiap atom terbuat dari nukleus positif dan elektron negatif yang

berotasi disekitarnya. Rahasia yang membuat otak kita berpikir adalah sebuah

program akurat yang berada dalam sel-sel otak. Program yang berada di dalam

setiap sel ini mengerjakan tugasnya dengan teliti. Kerusakan sekecil apapun dalam

pekerjaannya akan menyebabkan ketidakseimbangan dan penyakit di beberapa

bagian tubuh manusia. Para ilmuwan menemukan bahwa sel-sel tubuh

Page 29: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

11

dipengaruhi oleh berbagai getaran seperti gelombang cahaya, gelombang radio

dan gelombang suara. Suara terbuat dari gelombang atau getaran yang bergerak di

udara sekitar 340 m/detik. Setiap suara memiliki frekuensi 20 per detik hingga

frekuensi 20.000 per detik, sedangkan bunyi yang bisa diterima oleh telinga

manusia adalah antara 16 Hz sampai dengan 20.000 Hz (Schwarz, 1997 dalam

Siraaj, 2013). Gelombang-gelombang ini menyebar diudara dan ditangkap oleh

telinga, kemudian berubah menjadi sinyal elektrik dan bergerak melalui saraf,

suara menuju kulit accoustic bark yang ada pada otak. Sel-sel terkait dengan

gelombang-gelombang tersebut dan bergerak kedalam bagian otak, terutama di

bagian depan. Semua bagian ini bekerja sama sesuai dengan sinyal-sinyal tersebut

dan menerjemahkan mereka kedalam bahasa yang dipahami oleh manusia, dengan

demikian otak menganalisa sinyal-sinyal tersebut dan memberikan perintah-

perintahnya keberbagai bagian tubuh untuk terhubung dengan sinyal-sinyal yang

ada pada otak. Suara bergerak dari telinga ke otak dan mempengaruhi sel-sel otak

yang kemudian suara dikirim ke jaringan sistem saraf pusat, pada hipotalamus

suara dioalah dan kemudian di interprestasikan. Para ilmuwan baru-baru ini

menemukan bahwa suara memiliki kekuatan penyembuh yang ajaib dan efek yang

menakjubkan dari sel-sel otak yang mengembalikan keseimbangan ke seluruh

tubuh.

Mendengarkan murotal Al-qur’an akan menimbulkan suatu medan

gelombang yang akan mempengaruhi gelombang otak manusia. Dengan

menggunakan alat Electroencephalograph (EEG), terlihat reaksi otak berupa

perubahan gelombang otak dari frekuensi beta (diatas 12 Hz sampai dengan 20

Page 30: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

12

Hz) menjadi frekuensi alfa (8 Hz sampai dengan 12 Hz) yang membuat kondisi

tubuh dalam keadaan rileks atau mulai istirahat dengan tanda-tanda mata mulai

menutup atau mengantuk, selain itu pada tahap selanjutnya akan terjadi

peningkatan frekuensi gelombang delta (0,5 Hz sampai dengan 4 Hz) yang akan

membuat tingkat relaksasi lebih dalam dan penurunan depresi yang lebih

signifikan. Gelombang delta merupakan gelombang utama yang berperan pada

tidur manusia tingkat III dan IV. Semua reaksi pada otak yang dipengaruhi oleh

medan gelombang tersebut akan meningkatkan berbagai neurotransmiter seperti

serotonin dan dopamin yang pada akhirnya akan memberikan efek pada tubuh

sehingga akan muncul ketentraman dan perasaan tenang pada hati (Salim, 2012).

Merupakan sistem alami yang Allah ciptakan pada sel-sel otak, ini adalah sistem

keseimbangan alami, ini adalah apa yang Allah firmankan kepada kita di dalam

Kitab Suci Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 30) :

Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.

Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tapi

kebanyakan manusia tidak mengetahui”.(Ar-Rum: 30)

Pengobatan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an dan merupakan sunnah Nabi saw

terbukti secara medis dapat menyembuhkan dari berbagai penyakit psikologis

ataupun penyakit fisik (rohani atau jasmani) (Siraaj, 2013).

Page 31: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

13

2.1.4 Manfaat Mendengarkan Murottal Al-Quran

Beberapa penelitian mengenai pengaruh Al-Qur’an terhadap kesehatan

dapat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa dan fisik. Al-Qur’an berpengaruh

meningkatkan kesehatan jiwa pada lansia (Sooki dkk, 2010). Mendengarkan

bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dengan tartil akan mendapatkan ketenangan jiwa,

dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami

(serotonin), meningkatkan peralasan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa

takut, cemas dan tegang, mempebaiki sistem kimia dalam tubuh sehingga

menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, dan

aktivitas gelombang otak (Heru, 2008). Seseorang yang membaca atau mendengar

bacaan ayat Al-Qur’an akan mengalami perubahan kondisi psikologis seperti

menurunkan rasa depresi, menenangakan jiwa dan menghilangkan kesedihan, hal

ini telah dibuktikan oleh Ahmad Al-Qhadi pada tahun 2010, direktur utama

Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida, Amerika

Serikat. Dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika, wilayah

missuori AS

Al-Qur’an merupakan penyembuh (Asy Syifaa) dan merupakan petunjuk (Al-

huda) bagi orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al

Isra’ ayat 82 yang berbunyi :

Page 32: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

14

Artinya : “Dan Kami turunkan dari Al-qur’an suatu yang menjadi penawar dan

rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah

kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.

2.1.5 Pengaruh Terapi Murotal Al-Qur’an terhadap Depresi

Menurut literatur riview yang peneliti baca, terdapat banyak manfaat

terapi murotal Al-qur’an diantaranya sebagai terapi kesehatan, terutama sebagai

terapi pada kesehatan jiwa. Salah satu terapi yang dapat meningkatkan kesehatan

jiwa adalah dengan mendengarkan bacaan murotal Al-qur’an (Aizid, 2015). Allah

sendiri menegaskan pengaruh Al-Qur’an baik membaca maupun

mendengarkannya dalam Al-qur’an surat Ar-Ra’at ayat 28 yang berbunyi :

Artinya : “orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan

mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi

tenteram” .

Al-Qur’an merupakan obat istimewa bagi kegundahan hati, kesedihan,

keputusasaan, stres dan depresi (Aizid, 2015). Pendapat tersebut dikuatkan dengan

beberapa penelitian yang terkait dengan terapi murotal Al-Qur’an terhadap

perubahan tingkat depresi. Terapi murotal Al-Qur’an dapat menurunkan tingkat

depresi pada lansia, selain itu murotal Al-Qur’an juga dapat menurunkan skor

depresi pada lansia yang mendapatkan terapi murottal Al-Qur’an dibandingkan

yang tidak mendapatkan terapi murotal Al-Qur’an (S Wardani, 2015)

Page 33: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

15

2.2 Konsep Depresi

2.2.1 Pengertian Depresi

Depresi adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan

dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga menimbulkan

hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas

(Reality Testing Ability/RTA), kepribadian tetap utuh tidak mengalami keretakan

kepribadian (splitting of personality) perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas

normal (Hawari, 2011).

2.2.2 Etiologi Depresi

Hawari (2011), menyatakan depresi semakin bertambah untuk masa-masa

mendatang yang disebabkan karena beberapa hal, antara lain adalah usia harapan

hidup semakin bertambuah, stresor psikososial semakin berat, berbagai penyakit

kronik semakin bertambah, kehidupan beragama semakin ditinggalkan. (Maas et

al, 2011 dalam Septyana 2017), berpendapat terdapat banyak faktor psikologi dan

biologik atau interaksi antara faktor fisiologis dan biologik sebagai etiologi

depresi pada lansia.

1) Teori psikologik

Terapi kognitif menyarankan bahwa pengalaman dini pada kehidupan

sebelumnya menciptakan landasan untuk perkembangan pola pemikiran

negatif bahwa depresi adalah konsekuensi dari cara kita memandang diri,

dunia, dan masa depan depan dengan cara yang negatif (triad kognitif).

Depresi dapat terjadi saat individu tidak dapat mengendalikan kejadian, saat

Page 34: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

16

mereka mengharapkan hasil negatif, dan saat mereka percaya bahwa mereka

tidak berdaya untuk mempengaruhi hasil.

2) Teori biologis

Beberapa aspek psikobiologi proses paralel penuaan yang terjadi dalam

depresi, meliputi penurunan regulasi hormon pertumbuhan, fungsi serotonin

SSP dan sensitivitas TRH di SSP, Ikatan Serotonin/3H-Imipramin. Banyak

hipotesis mengenai segi biologis depresi, telah terfokus pada gangguan fungsi

pada satu atau lebih monoamin, yang berperan sebagai

neurotransmitersinaptik di SSP (norepineprin [NE], dopamin (DA), serotonin

(5-Hidroksitritamin, 5-HT). Beberapa penyelidik menduga bahawa defisiensi

satu atau lebih monoamin ini dapat diperhitungkan sebagai penyebab depresi.

2.2.3 Klasifikasi Depresi DSM-IV-TR

DSM-IV-TR dalam buku (Benjamin J. Sadock 2015) Buku Ajar Psikiatri

Klinis telah mendefiniskan beberapa depresi yang berbeda dalam hal penampilan

klinis, perjalanan penyakit, genetik, dan respon pengobatan. Kondisi ini dibedakan

berdasarkan ada atau tidaknya mania (bipolar atau unipolar), beratnya penyakit

(mayor atau minor) dan peran kondisi medis atau psikiatrik lainnya sebagai

penyebab gangguan (primer atau sekunder) sehingga depresi dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Gangguan mood mayor (depresi atau tanda dan gejala maniak)

a. Gangguan depresi mayor

Gangguan depresi berat juga dikenal sebagai depresi mayor (unipolar),

terjadi tanpa riwayat episode manik, campuran atau hipomanik. Pasien

Page 35: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

17

dengan depresi mayor memiliki beberapa tanda-tanda dan gejala-gejala

depresi yang berat. Tampilan klinisnya sangat bervariasi yaitu mulai dari

sangat retardasi dan sangat menarik diri sampai iritabel dan agitasi.

Episode depresi berat harus ada setidaknya 2 minggu dan seseorang yang

didiagnosis memiliki episode depresi berat terutama juga harus mengalami

setidaknya empat gejala dari daftar yang mencakup perubahan berat badan

dan nafsu makan, perubahan tidur dan aktivitas, tidak ada energi, rasa

bersalah, masalah dalam berpikir dan membuat keputusan, serta pikiran

berulang mengenai kematian dan bunuh diri. Gangguan pikiran kadang-

kadang dapat ditemukan. Waham biasanya dipenuhi afek dan sesuai

dengan mood, tetapi tidak selalu ada. Halusinasi jarang ditemukan, kalau

ada bisa berbentuk auditorik, dan biasanya menyalahkan diri sendiri atau

berisi ide-ide paranoid. Orang tua yang depresi terutama memperlihatkan

retardasi, gangguan memori, dan disorientasi ringan (pscudodemensia).

Gangguan ini dapat terjadi pada semua stadium umur (umur rata-rata onset

adalah akhir 20-an; 10% terjadi setelah umur 60-an). Kurang dari 50%

pasien mengalami satu episode (depresi mayor episode tunggal); sekitar

50-60% mengalami dua kali serangan atau lebih (depresi mayor berulang).

Beberapa pasien ssmbuh sempurna diantara episode, dan sekitar 20% tetap

dengan depresi ringan dan sekitar 10% mengalami depresi berat secara

kronis. Kebanyakan serangan mulai berangsur-angsur dalam 1-3 minggu,

dan apabila tidak diobati dapat berlangsung 3-8 bulan atau lebih lama.

Gangguan ini sering merupakan gangguan satu siklus. Sering terjadi

Page 36: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

18

kekambuhan selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama atau dua tahun

setelah sembuh dari episode akut (tetapi sebagian dapat dicegah dengan

terapi pemeliharaan). Selama episode, pasien sering tidak berfungsi dan

resiko untuk melakukan bunuh diri tinggi. Hampir sebagian besar pasien

dengan gangguan berulang akan sembuh setelah 1-2 dekade sedangkan

sebagian lagi akan tetap terganggu secara kronis, meskipun sebagian besar

akan menderita distimia dan kadang-kadang mengalami kekambuhan

dalam bentuk depresi mayor.

b. Gangguan Bipolar I (maniak-depresi)

Sebutan gangguan bipolar I sinonim dengan yang dikenal sebagai

gangguan bipolar yaitu suatu sindrom dengan seluruh gejala mania yang

terjadi selama perjalanan gangguan. Episode maniak dapat terjadi beberapa

hari dan dapat berkembang menjadi tak terkontrol dan psikotik. Episode

maniak adalah suatu periode khas mood abnormal, terus meningkat,

ekspansif, atau iritabel setidaknya selama 1 minggu atau kurang jika

pasien rawat inap. Sekitar 20% atau lebih, pasien maniak mengalami

halusinasi atau waham. Mania berat sulit dibedakan dengan delirium

organik (onset tiba-tiba, anoreksia, insomnia, disorientasi, paranoia,

halusianasi dan waham) atau skizofrenia akut. Apabila pasien bipolar

mengalami depresi, depresi yang terjadi biasanya berat tetapikadang-

kadang dapat pula terlihat sebagai sindrom depresi ringan. Jarak serangan

biasanya berbulan-bulan atau bertahun-tahun, tetapi kadang-kadang pasien

Page 37: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

19

mengalami siklus dari ke yang lain selama berhari-hari atau berminggu-

minggu. Macam-macam bipolar I antara lain :

1) Gangguan Bipolar I, Episode Maniak Tunggal

Menurut DSM-IV-TR, pasien harus mengalami episode manik

yang pertama untuk memenuhi kriteria diagnostik gangguan bipolar I

episode manik tunggal yaitu pasien merasa harga diri mebumbung

atau rasa kebesaran, berkurangnya kebutuhan tidur, lebih banyak

berbicara daripada biasanya atau ada tekanan untuk terus

berbicara,perhatian mudah teralih, dan keterlibatan yang berlebihan

didalam aktivitas yang menyenangkan dan berpotensi tinggi memiliki

akibat menyakitkan.

2) Gangguan Bipolar I, Berulang

DSM-IV-TR menentukan kriteria diagnostik gangguan biolar I

berulang berdasarkan gejala episode terkini yaitu depresi ringan,

sedang, berat tanpa ciri psikotik, dan berat dengan ciri psikotik dapat

diterapkan hanya jika kriteria saat ini memenuhi episode manik. Pada

remisi parsial dan remisi penuh dapat diterapkan untuk episode manik

pada gangguan bipolar I hanya jika hal ini adalah tipe episode mood

terkini. Pada depresi ringan kriteria minimum gejala episode maniak

terpenuhi; depresi ringan peningkatan drasti aktivitas atau rendah

penilaian; depresi berat tanpa ciri psikotik dibutuhkan supervisis

hampir berkesinambungan untuk mencegah mencederai diri sendiri

Page 38: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

20

atau orang lain; depresi berat dengan ciri psikotik yaitu adanya waham

atau halusinasi.

3) Gangguan Bipolar II

Kriteria diagnostik gangguan bipolar II menentukan keparahan,

frekuensi,serta lama gejala hipomanik tertentu. Bipolar II terjadi

apabila pasien yang sebelumnya mengalami depresi mayor juga

mengalami episode hipomanik (biasanya sekitar waktu terjadi

depresi), tetapi tidak pernah sampai benar-benar manik. Pasien dengan

episode hipomanik memiliki durasi setidaknya 4 hari dan menyerupai

episode manik, terjadi peningkatan harga diri, berkurangnya keinginan

tidur, perhatian mudah teralih, aktivitas fisik dan mental yang hebat,

serta perilaku bersenang-senang yang berlebihan. Gangguan ini sering

terjadi pada perempuan yang mempunyai riwayat keluarga menderita

gangguan mood; 10% atau lebih dapat berkembang menjadi gangguan

bipolar I yang nantinya mengalami episode manik. Episode manik

pertama lebih sering sebelum usia 30 tahun, cepat dan membaik dalam

2-4 bulan apabila tidak diobati. Pelanggaran hukum, dan

penyalahgunaan obat serta alkohol (begitu pula bunuh diri) terjadi

pada periode manik

2. Gangguan mood spesifik lainnya (depresi minor dan tanda/ gejala maniak)

a) Gangguan distimik (depresi saja)

Menurut DSM-IV-TR, ciri gangguan distimik yang paling khas adalah

gangguan mood akibat kondisi medis umum dan gangguan mood yang

Page 39: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

21

diinduksi zat, yang bisa berupa depresi, manik, atau campuran. Gangguan

distimik dapat disebut juga sebagai depresi neuretik yang merupakan

ganggguan afek (mood) depresif atau hilangnya minat atau rasa senang

didalam semua atau hampir semua aktivitas kehidupan sehari-hari dan

waktu senggang yang biasa dilakukannya (Hawari, 2008). Kadang kala

seseorang yang mengalami depresi neuretik itu ada waktu-waktu tertentu

(beberapa hari sampai beberapa minggu) terbebasdari gangguan tersebut

(periode normal), namun sesudah itu gangguan afektif tadi akan muncul

kembali. Seseorang dengan gangguan depresi neuretik selama dalam

periode depresif akan menunjukkan gejala-gejala paling sedikit 3 dari 13

gejala berikuit ini :

1. Sukar tidur (insomnia) atau sebaliknya banyak tidur (hipersomnia)

2. Lesu atau keluhan yang menahun

3. Perasaan kurang mampu, rendah diri atau mencela diri sendiri

4. Berkurangnya efektivitas atau produktivitas disekolah, pekerjaan atau

dirumah

5. Berkurangnya konsentrasi, perhatian atau kemampuan untuk berpikir

jernih

6. Menarik diri dari pergaulan sosial

7. Kehilangan minat atau kemampuan menikmati dalam aktivitas

yangmenyenangkan

8. Iritabilitas (mudah tersinggung) atau marah yang berlebihan tidak pada

tempatnya

Page 40: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

22

9. Tidak mampu menanggapi pujian atau penghargaan dengan perasaan

senang

10. Kurang aktif atau kurang berbicara dari biasanya, merasa lamban dan

gelisah

11. Bersikap pesimis terhadap masa depan, menyesali peristiwa masa lalu

atau mengasihani diri sendiri

12. Mudah haru, mata berlinang atau menangis

13. Dan pikiran berulang tentang kematian atau keinginan bunuh diri

Pada gangguan depresi neuretik tadi yang bersangkutan masih

mampu menilai realitas (Reality Testing ability/RTA) dengan baik dan

demikian pula halnya dengan pemahaman diri (insight), atau dengan kata

lain tidak terdapat ciri-ciri gangguan jiwa berat seperti waham, halusinasi,

inkoherensi ataupun asosiasi yang melonggar.

b) Gangguan siklotimik

Gangguan siklotimik merupakan gejala depresi dan hipomanik saat ini

atau baru saja berlalu (secara terus menerus selama 2 tahun). Pemahaman

saat ini mengenai gangguan siklotimik didasarkan pada pengamatan Emil

Krapelin dan Kurt Schneider bahwa sepertiga sampai dua pertiga pasien

dengan gangguan mood menunjukkan gangguan kepribadian. Krapelin

menjelaskan empat jenis gangguan kepribadian; depresi (muram), manik

(ceria dan tidak terinhibisi), iritabel (labil dan eksplosif), serta siklotimik.

Ia menjelaskan kepribadian iritabel sebagai depresi dan manik serta

kepribadian siklotimik sebagai prgantian kepribadian depresi dan manik.

Page 41: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

23

Seseorang dengan depresi siklotimik paling sedikit dalam kurun waktu

2 tahun mengalami gangguan alam perasaan (affect/ mood) ini, yang

mencakup suatu saat yang bersangkutan dalam episode depresif dan pada

saat yang lain mengalami episode hipomanik. Diantara keduanya itu ia

dapat dalam keadaan episode remisi (normal). Pada beberapa kasus

lainnya kedua jenis episode itu dapat silih berganti atau bercampur/

tumpang tindih (overlapping). Kedua pasang gejala ini pada diri seseorang,

yaitu suatu saat depresif dan pada saat yang lain hipomanik ciri-cirinya

adalah sebagai berikut:

1) Episode depresif :

Selama periode depresif terdapat afek (mood) depresif, atau

hilangnya minat atau rasa senang didalam semua atau hampir semua

aktivitas yang biasa dilakukan dan dalam waktu senggangnya, dan

paling sedikit terdapat 3 dari 11 gejala-gejala berikut ini :

1. Insomnia atau hipersomnia

2. Kurang semangat atau rasa lelah yang menahun (kronis)

3. Rasa rendah diri

4. Penurunan aktivitas atau produktivitas dirumah, disekolah, atau

dipekerjaan

5. Penurunan perhatian atau konsentrasi, atau kurang mampu berpikir

secara jernih

6. Menarik diri dari pergaulan sosial

7. Kehilangan minat atau kenikmatan dalam hubungan seksual

Page 42: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

24

8. Mebatasi diri dalam aktivitas yang menyenangkan, dan merasa

bersalah atau menyesali tindakan-tindakannya dimasa lampau

9. Perasaan lamban dan lesu

10. Kurang suka berbicara, apabila dibandingkan dengan kead aan

biasanya

11. Sikap psimistik terhadap masa depan atau meneyesali hal-hal yang

telah lalu. Mudah merasa sedih atau mudah menangis.

2) Episode hipomanik :

Selama periode hpomanik ada alam perasaan yang meninggi dan

ekspansif atau mudah tersinggung (irritable), dan paling sedikit

terdapat 3 dari 12 gejala-gejala berikut ini :

1. Berkurangnya kebutuhan tidur

2. Lebih semangat dari biasanya

3. Rasa harga diri yang meningkat

4. Peningkatan aktitas atau produktivitas, yang sering berkaitan

dengan penambahan jam kerja secara suka rela

5. Cara berpikir yang lebih tajam dan lebih kreatif

6. Mencari kontak dengan orang lain secara berlebihan

7. Aktivitas seksual yang berlebihan tanpa menghiraukan akibat yang

merugikan

8. Melibatkan diri secara berlebihan dalam aktivitas yang

menyenangkan tanpa menghiraukan kemungkinan yang merugikan

dirinya

Page 43: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

25

9. Kegelisahan fisik (agitasi psikomotor)

10. Berbicara lebih banyak dari biasanya

11. Optimisme yang berlebihan tentang hal-hal yang telah dicapainya

12. Tertawa-tawa, melucu atau bercanda secara berlebihan atau tidak

pantas

Pada gangguan depresi siklotimik ini tidak terdapat ciri psikotik

seperti waham, halusinasi, inkoherensi atau pelonggaran asosiasi. Juga

tidak disebabkan oleh gang guan jiwa lainnya, seperti remisi sebagian dari

gangguan bipolar, akan tetapitipe kepribadian siklotimikdapat merupakan

pendahulu (pramorbid) dari gangguan bipolar.

3. Gangguan depresi ringan

Epidemiologi gangguan depresif ringan tidak diketahui, tetapi data awal

menunjukkan bahwa gangguan ini sama lazimnya dengan gangguan depresi

berat yaitu sekitar 5% prevalensi populasi umum. Data awal juga menunjukkan

bahwa gangguan ini lazim ditemukan pada perempan dari pada laki-laki.

Gangguan depresi ringan mungkin mengenai orang pada usia berapapun dari

anak-anak sampai seterusnya. Gejala depresi ringan telah ada selama periode

waktu 2 minggu yaitu mood depresi hampir sepanjang hari dan hampir setiap

hariyang ditunjukkan baik melalui laporan subjektif atau pengamatan yang

dilakukan orang lain, berkurangnya minat atau kesenangan yang jelas disemua

atau hampir semua aktivitas sepanjang hari dan hampir setiap hari, berat badan

menurun signifikan tanpa diet, insomnia dan hipersomnia hampir setiap hari,

Page 44: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

26

rasa tidak berharga atau rasa bersalah yang tidak sesuai atau berlebihan hamir

setiap hari, agitasi dan lelah atau hilang energi hampir setiap hari.

4. Gangguan penyesuaian dengan mood (depresi yang disebabkan oleh adanya

stressor).

Gejala depresi dapat pula diderita oleh orang yang mengalami stressor

psikososial yang berkaitan dengan hilangnya kedudukan/ jabatan/ kekuasaan.

Sekumpulan gejala-gejala mental dalam istilah umum disebut post power

syndrom (sindrom pasca kuasa) dan gejala depresi yang ditimbulkannya

disebut depresi paska kuasa.

2.2.4 Definisi Depresi Pada Lansia

Depresi bisa terjadi pada setiap siklus kehidupan. Ada dua macam depresi

yang banyak menarik perhatian adalah depresi involusional yang ada kaitannya

dengan usia lanjut dan depresi post partum yang ada kaitannya dengan kelahiran

anak. Pandangan yang berlaku sekarang adalah depresi ini mungkin berasal dari

proses yang sama yang menyebabkan depresi pada umumnya. Istilah depresi

involusional digunakan untuk menyebutkan depresi yang berkaitan dengan

permulaan atau awal dari usia lanjut. Kejadian depresi meningkat sesudah

individu berusia 65 tahun. Depresi involusional awalnya dilihat sebagai akibat

dari faktor fisiologis yang berkaitan dengan usia lanjut, dan faktor tersebut pasti

ikut menyebabkan depresi, akan tetapi pada waktu belakangan perhatian beralih

kepada peran yang dimainkan oleh faktor psikologis dan budaya (Semium, 2006).

Page 45: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

27

2.2.5 Faktor Penyebab Depresi Pada Lansia

Usia lanjut merupakan masa yang menimbulkan stres karena: (1)

hilangnya keluarga, teman,status, dan penghargaan; (2) meningkatnya penyakit

dan masalah keuangan yang berhubungan dengan usia lanjut; dan (3) masa depan

terbatas dan mungkin kelihatannya suram (Semium, 2006). Adapun faktor resiko

lain yang dapat menyebabkan terjadinya depresi yaitu sikap pesimistik,

kecenderungan berasumsi negatif terhadap suatu pengalaman yang

mengecewakan, berpenyakit degeneratif kronik tanpa dukungan sosial yang

adekuat (Norkasiani, 2009).

Faktor resiko terjadinya depresi pada lansia menurut Amir (2006) yaitu :

1. Jenis Kelamin

Depresi lebih sering terjadi pada wanita. Terdapat dugaan bahwa

wanita lebih sering mencari pengobatan sehingga depresi lebih sering

terdiagnosis. Selain itu, ada pula yang menyatakan bahwa wanita lebih

sering terpajan dengan stressor lingkungan dan ambangnya terhadap

stressor lebih rendah bila dibandingkan dengan pria. Depresi yang

berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon pada wanita menambah

tingginya pravalensi depresi pada wanita.

2. Usia

Depresi lebih sering terjadi pada usia muda. Umur rata-rata awitan

20-40 tahun. Faktor sosial sering menempatkan seseorang yang berusia

muda pada resiko tinggi. Predisposisi biologic seperti faktor genetik juga

sering memberikan pengaruh pada seseorang yang berusia lebih muda.

Page 46: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

28

Walaupun demikian, depresi juga dapat terjadi pada anak-anak dan usia

lanjut.

3. Status Perkawinan

Gangguan depresi mayor lebih sering dialami individu yang

bercerai atau berpisah bila dibandingkan dengan yang menikah atau

lajang. Status perceraian menempatkan seseorang pada resiko terjadinya

depresi. Wanita lajang lebih jarang menderita depresi dibandingkan

dengan wanita menikah, sebaliknya pria yang menikah lebih jarang

menderita depresi bila dibandingkan dengan pria lajang. Depresi lebih

sering pada orang yang tinggal sendiri bila dibandingkan dengan yang

tinggal bersama kerabat yang lain.

4. Pendidikan

Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan

memberikan respon yang lebih rasional dalam menghadapi masalah

sehingga dapat meminimalkan resiko depresi dan juga dalam motivasi

kerjanya akan berpotensi dari pada mereka yang berpendidikan lebih

rendah

5. Riwayat Keluarga

Pada keluarga yang salah satu orang tuanya mengalami depresi

akanberpeluang 10-15% untuk memiliki anak yang akan menderita depresi

dikemudian hari. Disisi lain meskipun anak tidak mempunyai riwayat

depresi secara genetik, anak-anak akan belajar untuk meniru perilaku

depresi dari orang tuanya.

Page 47: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

29

6. Riwayat Penyakit

Penyakit kronik yang diderita lansia dalam waktu yang lama

biasanya menjadikan lansia lebih terkena depresi.

7. Kepribadian

Seseorang dengan kepribadian yang lebih tertutup, mudah cemas,

hipersensitif, dan lebih bergantung pada orang lain lebih rentan terhadap

depresi.

8. Stressor Sosial

Stressor adalah suatu keadaan yang dirasakan sangat menekan

sehingga seseorang tidak dapat beradaptasi dan bertahan. Stresor sosial

merupakan faktor resiko terjadinya depresi. Beberapa peristiwa kehidupan

baik yang akut maupun yang kronik dapat menimbulkan depresi, misalnya

percecokan yang hampir berlangsung setiap hari, kesulitan keuangan, dan

ancaman yang menetap terhadap keamanan (tinggal didaerah yang

berbahaya atau konflik) dapat mencetuskan depresi.

9. Dukungan Sosial

Seseorang yang tidak terintegrasi kedalam masyarakat cenderung

menderita depresi. Dukungan sosial terjadi dari empat komponen yaitu:

jaringan sosial, interaksi sosial, dukungan sosial yang didapat, dan

dukungan instrumental.

10. Dukungan Keluarga

Keluarga merupakan support sistem yang berarti sehingga dapat

memberi petunjuk tentang kesehatan yang diterima. Sistem dukungan

Page 48: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

30

penting bagi kesehatan lanjut usia terutama fisik dan emosi. Lansia yang

sering dikunjungi, ditemani dan mendapat dukungan akan mempunyai

kesehatan mental yang lebih baik.

2.2.6 Dampak Depresi

Depresi yang terjadi pada lansia menimbulkan dampak yang tidak sedikit,

diantaranya dampak fisik: kehilangan nafsu makan, berat badan menurun,

kesulitan menelan, insomnia, sering terbangun saat tidur, kelemahan, energi

menurun, peningkatan atau penurunan aktivitas psikomotor. Dampak psikologis:

perasaan sedih, khawatir, merasa kosong, harga diri rendah, tidak ada motivasi,

merasa tidak ada harapan, tidak berguna, lambat dalam berpikir, sulit konsentrasi

dan mengambil keputusan (Hawari, 2011).

Menurut (Stanley & Beare. 2007) depresi pada lansia juga dapat

memberikan dampak diantaranya memperpendek usia harapan hidup dengan

memperburuk kemunduran fisik pada lansia, menghambat pemenuhan tugas-tugas

perkembangan lansia, menurunkan kualitas hidup lansia, menguras emosi dan

finansial orang yang terkena serta keluarga, sistem pendukung sosisal yang

dimilikinya dan dapat menyebabkan timbulnya keinginan bunuh diri.

2.2.7 Tingkat Depresi

Menurut Hawari (2011) ada beberapa tingkatan depresi diantaranya:

1. Depresi ringan

Setiap individu pasti pernah mengalaminya ciri-cirinya lain bersifat

sementara, alamiah adanya rasa sedih perubahan proses pikir, komunikasi

dan hubungan sosial kurang baik dan merasa tidak nyaman.

Page 49: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

31

2. Depresi sedang

a) Afek : Murung, cemas, kesal, marah, menangis, rasa bermusuhan, dan

harga diri rendah.

b) Proses piker : Perhatian sempit, berpikir lambat, ragu-ragu atau

bimbang, konsentrasi menurun, berpikir rumit, dan putus asa serta

pesimis.

c) Pola komunikasi : Bicara lambat, berkurangnya komunikasi verbal dan

non verbal meningkat

d) Partisipasi sosial : Menarik diri, tidak mau bekerja atau sekolah, mudah

tersinggung, bermusuhan, tidak memperhatikan diri

3. Depresi berat

a) Gangguan afek : Pandangan kosong, persaan hampa, murung,putus asa

dan inisiatif kurang.

b) Gangguan proses piker : Halusinasi dan waham, konsentrasi berkurang,

pikiran merusak diri.

c) Gangguan somatik dan aktivitas motorik : Diam dalam waktu lama,

tiba-tiba hiperaktif, bergerak tanpa tujuan, kurangnya perawatan diri,

tidak mau makan dan minum, berat badan menurun, bangun pagi sekali

dengan perasaan tidak enak, tugas ringan terasa berat.

d) Pola komunikasi : Introvet, tidak ada sama sekali komunikasi verbal.

e) Partisipasi sosial : kesulitan menjalankan peran sosial isolasi sosial

menarik diri.

Page 50: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

32

2.2.8 Penatalakasanaan Depresi

Beberapa intervensi keperawatan menurut (Maas et al, 2011 dalam

septyana, 2017) sesuai dengan pemberian terapi pada lansia depresi yaitu :

1. Penatalaksanaan Nonfarmakologik

a) Pencegahan bunuh diri

Pengkajian yang akurat akan pemikiran bunuh diri pada pasien lansia

mencakup mengajukan pertanyaan langsung yang berkaitan dengan pemikiran

berulang akan mati dan berulangnya ide bunuh diri. Perawat dapat

menggunakan beberapa intervensi perilaku seperti menetapkan kontrak verbal

atau tertulis untuk tidak melakukan tindakan yang menyakiti diri sendiri,

apabila pasien menolak membutuhkan evaluasi yang tepat dari dokter dan

surveilan konstan sampai proses evaluasi dokter lengkap.

b) Penyuluhan terhadap obat resep

Obat resep didefinisikan sebagai menyiapkan pasien untuk menggunakan

obat resep dengan aman dan memantau pengaruh obat tersebut.

c) Penyuluhan terhadap proses penyakit

Proses penyakit didefinisikan sebagai membantu pasien untuk memahami

informasi yang berhubungan dengan suatu proses penyakit spesifik.

d) Dukungan emosi

Dukungan emosi yang didefinisikan sebagai menyediakan ketenangan,

penerimaan, dan dorongan selama terjadinya stres.

Page 51: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

33

e) Konseling

Konseling didefinisikan sebagai penggunaan proses bantuan interaktif yang

berfokus pada kebutuhan, masalah, atau perasaan pasien dan orang terdakat

untuk meningkatkan atau mendukung koping, pemecahan masalah, dan

hubungan interpersonal.

f) Terapi perilaku

Terapi yang berdasarkan pada teori pembelajaran sosial dan analisis

fungsional perilaku termasuk intervensi seperti penetapan jadwal sehari-hari,

melatih aktivitas, atau pemecahan masalah.

g) Terapi kognitif

Berfokus pada proses kognitif depresi, mengarakteristikkan individu yang

mengalami depresi sebagai seorang yang menciptakan depresinya sendiri,

dengan mengubat interpretasi menjadi realita, berfokus pada hal-hal yang

negatif.

h) Terapi interpersonal

Terapi interpersonal berfokus pada hubungan pasien dengan orang

terdekat, membantu pasien memodifikasi baik hubungan mereka atau

mengenai harapan pasien mengenai hubungan tersebut.

i) Terapi dinamik singkat

Fondasi teorikal terapi ini berdasarkan pada ide bahwa distres emosional

(depresi) berasal dari konflik intrapsikik yang tiada terpecahkan apada

kehidupan sebelumnya. Oleh karena itu, pendekatan terpeutik untuk mengatasi

depresi meliputi resolusi konflik intrapsikik dan retrukturisasi kepribadian.

Page 52: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

34

j) Terapi dukungan

Terapi dukungan meliputi mengevaluasi kekuatan dan kelemahan

psikologis pasien dan membantu individu dalam membuat pilihan yang

meningkatkan kapasitas fungsi onalnya.

k) Fokus khusus pada kelompok kerja lansia

Lansia yang mengalami depresi berat dan mengalami gangguan kognitif

akan mendapatkan keuntungan dengan menciptakan kelompok kerja, perhatian,

perencanaan, organisasi, keterampilan, dan investasi diri.

l) Terapi Mileu

Prinsip perilaku dan teori proses kelompok membentuk fondasi utama

untuk membangun milieu terapeutik. Terapi milieu memiliki langkah preventif

dan nilai terapeutik dan harus menjadi pertimbangan utama pada semua tatanan

perawatan jangka panjang.

Page 53: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

35

2. Penatalaksanaan Farmakologik

Karakteristik obat antidepresan menurut (Maas et al, 2011) dapat dilihat

pada tabel di bawah ini

Tabel 2.1 Karakteristik obat antidepresan

Obat/kelas Nama

Dagang

Dosis

(mg/hr) Efek Samping Umum

Monosiklik :

1. Bupropion

Wellbutrin

300-450

Gelisah, kecemasan, insomnia

SSRIs :

1. Fluksetin

2. Sertraline

3. Paroksetin

4. Flavoksamin

Prozac

Zoloft

Paxil

Luvox

20-60

50-200

20-50

50-300

Untuk semua daftar SSRIs :

kecemasan, insomnia, mual,

diare, sakit kepala, penurunan

nafsu makan, perlambatan

orgasme, penurunan libido.

Inhibitor

pengambilan

serotonin–

norepinefrin :

1. Veniafaksin

Effexor

75-300

Mual, hipertensi yang terkait

dosis

Antidepresan

fenilpiperezin :

1. Nevazodon

Serzone

50-600

Hipotensi, pusing, bradikardi,

bingung, perubahan

penglihatan, mulut kering,

mual, konstipasi, diare, retensi

urine, ruam.

Sumber : Maas et al, 2011

2.2.9 Alat Pengkajian Depresi Pada Lansia

Menurut (Sofia, 2014) salah satu alat yang digunakan untuk mendeteksi

terjadinya depresi pada lansia adalah dengan menggunakan Geriatric Depression

Scale (GDS). Geriatric Depresion Scale (GDS) dikembangkan sebagai suatu alat

skrinning untuk menilai depresi pada lansia terdiri dari 30 pertanyaan yang

memiliki jawaban ya/tidak. GDS ini telah mampu membedakan lansia yang

mengalami depresi dan lansia yang tidak depresi. Versi GDS yang lebih singkat

seperti GDS 15 yang terdiri dari 15 pertanyaan ya/tidak yang dilakukan sendiri.

Page 54: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

36

Pertanyaan tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa sisi yaitu nomer 2 dan 15

tentang minat aktivitas, nomer 12 tentang perasaan sedih, nomer 3 dan 4 tentang

perasaan sepi dan bosan, nomer 10 tentang perasaan tidak berdaya, nomer

1,6,8,9,11, dan 15 tentang perasaan bersalah, nomer 14 tentang

perhatian/konsentrasi, nomer 5,7, dan 13 tentang semangat atau harapan terhadap

masa depan. Cara penilaian yaitu dengan memberi nilai satu poin untuk setiap

respon yang cocok dengan jawaban ya atau tidak dan respon yang tidak sesuai

diberi skor nol. Poin-poin tersebut dijumlahkan untuk mengetahui skor total.Pada

kuesioner GDS 15 untuk nomer soal 1,5,7,11,13 jika dijawab “iya” maka bernilai

0, apabila dijawab “tidak” maka bernilai 1, sedangkan untuk nomer

2,3,4,6,8,9,10,12,14,15 jika dijawab “tidak” bernilai 0 apabila dijawab “iya”

maka diberi nilai 1. Skor GDS maksimal adalah 15 dan skor minimal adalah 0.

Page 55: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

37

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

Kerangka konsep Penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara

variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

(Notoadmojo, 2012).

3.1 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Diteliti : Berpengaruh

: Tidak Diteliti

Gambar 3.1Kerangka Konseptual Pengaruh Suara Terapi Murottal Al-Quran Surat

Ar-Rahman Terhadap Perubahan Depresi Pada Lansia

Suara murottal Al-qur’an

Mengetarkan gendang

telinga

Mengetarkan sel-sel rambut di koklea

Kortek selebri

Hipotalamus

Gelombang alfa

Gelombang delta

Meningkatkan relaksasi pada tubuh

Faktor-faktor yang

mempengaruhi depresi :

Jenis kelamin

Usia

Status perkawinan

Riwayat keluarga

Riwayat penyakit

Kepribadian

Stressor sosial

Dukungan sosial

Dukungan keluarga

Depresi

Page 56: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

38

Gambar 3.1 menjelaskan tentang pengaruh terapi murottal Al-Quran surat

Ar-Rahman terhadap perubahan depresi pada lansia. Depresi adalah gangguan

alam perasaan yang di tandai dengan kemurungan dan kesedihan. Depresi juga di

sebabkan oleh beberapa faktor antara lain : (1) jenis kelamin; (2) usia; (3) status

perkawinan; (4) riwayat keluarga; (5) riwayat penyakit; (6) kepribadian; (7)

stressor sosial; (8) dukungan sosial; (9) dukungan keluarga. Depresi jika tidak

segera ditangani akan menyebabkan kualitas hidup pada lansia menurun dan dapat

menimbulkan bunuh diri. Depresi dapat ditangani dengan terapi murottal al-

qur’an. Murottal al-qur’an adalah rekaman surat al-quran yang dilagukan oleh

seorang qori yang berupa suara (audio) masuk ke telinga dan mengetarkan

gendang telinga kemudian mempengaruhi sel-sel rambut yang ada di koklea

masuk dan berpengaruh pada kortek selebri kemudian mempengaruhi hipotalamus

dan berpengaruh pada gelombang alfa dan mempengaruhi gelombang delta yang

berpengaruh untuk meningkatkan relaksasi dalam tubuh.

3.2. Hipotesa Peneliti

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masaalah atau

pertanyaan penelitian (Nursalam, 2016). Hipotesis adalah sebagai jawaban

sementara terhadap perumusan masalah penelitian (Sugiono, 2007).

H1 : Ada pengaruh terapi murottal al-qur’an terhadap perubahan depresi

pada lansia di PSTW Dinsos Ponorogo.

Page 57: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

39

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian

yang diharapkan dan berperan sebagai pedoman atau panutan peneliti pada

seluruh proses penelitian (Nursalam, 2013). Penelitian ini menggunakan desain

penelitian Pre-Eksperimental dengan Randomized One Group pretest-postest

design yaitu penelitian eksperimen dengan melakukan dua pengamatan pada satu

kelompok subyek perlakuan tanpa kelompo kontrol. Pengamatan yang dilakukan

yaitu dua kali sebelum dilakukan intervensi murottal Al-qur’an dan sesudah

dilakukan intervensi berupa terapi murotal Al-Qur’an. Gambaran desain penelitian

yang akan dilakukan digambarkan di dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Jenis Pre-Eksperimental dengan Randomized One Group Pretest-

Postest design

Subyek Pre Test Intervensi Post Test

K O I O1

Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Keterangan

K : Subyek

O : Observasi sebelum intervensi

I : Intervensi pemberian terapi murottal Al-qur’an

O1 : Observasi sesudah intervensi

Page 58: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

40

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, bukan hanya oramg tetapi

juga obyek dan benda-benda alam yang lain (Sugiyono, 2011)

Populasi target dalam penelitian ini sebanyak 35 lansia sedangkan untuk

populasi terjangkau yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 15 lansia yang

mengalami depresi pengukurannya menggunakan kuesioner GDS15 (Geriatric

Depression Scale).

4.2.2 Sampel

Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Jenis pengambilan sampel dalam penelitian

ini adalah simple random sampling atau teknik acak sederhana. Untuk mengetahui

besar sampel menggunakan rumus solvin.

Besar sampel :

n = =

=

= = 14,457 = 14

Keterangan :

N = besar populasi

n = besar sampel

d = tingkat kesalahan

Page 59: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

41

4.2.3 Kriteria sample

Kriteria sampel peneliti di bagi menjadi dua yaitu :

1. Kriteria inklusi peneliti sebagai berikut :

a) Lansia yang berusia 60 tahun ke atas.

b) Lansia yang mengalami depresi ringan.

c) Lansia yang mengalami depresi sedang.

d) Lansia yang bersedia menjadi responden.

e) Lansia yang tinggal di panti waktu peneliti melakukan

penelitian.

2. Kriteria eksklusi peneliti sebagai berikut :

a) Lansia yang mengalami penurunan pendengaran.

b) Lansia yang mengalami kepikunan.

Page 60: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

42

4.3 Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan

penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subjek

penelitian), variabel yang akan diteliti, dan variabel yang akan mempengaruhi

dalam penelitian (Hidayat, 2007).

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Tentang Terapi Suara Murotal Al-Qur’an Surat Ar-

Rahman.

Populasi :

Seluruh penderita depresi di PSTW Dinsos Ponorogo sejumlah 15 orang

Sampel :

Sebagian dari anggota populasi yang ada di PSTW Dinsos Ponorogo yaitu

sebesar 14 orang.

Sampling : Simple Random Sampling

Desain Penelitian :

Jenis penelitian yang digunakan Pre-Eksperiment dengan pendekatan Randomized One

group prettest-posttest design

Pengumpulan Data :

Pre-test

Terapi murotal

Post-test

Pengolahan Data :

Editing, Coding, Scoring, Tabulating, Cleaning

Analisis :

Data dianalisis dengan Uji Paired t-Test

Hasil dan Kesimpulan

Page 61: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

43

4.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah cirri atau ukuran yang melekat pada subjek

penelitian baik besifat fisik (nyata) atau psikis (tidak nyata). Pengertian lain

penyebutkan bahwa variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-

anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain

( Saryono, 2011).

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel

dependen dan variabel independen. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah tarapi murottal al-qur’an dan variabel dependen penelitian ini adalah

depresi.

4.5 Definisi Operasional

Tabel 4.2 Definisi Operasional Pengaruh Suara Terapi Murottal Al-Qur’an Surat

Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi Pada Lansia

Variabel Definisi Indikator Alat ukur Skala Skor

Variabel

Independen

: Terapi

murottal Al-

Qur’an

Rekaman

surat Al-

Qur’an yang

di lagukan

oleh seorang

qori

Aktifitas

mendengarkan

murottal Al-

Qur’an

SOP - -

Variabel

dependen :

Depresi

Gangguan

alam perasaan

(mood) yang

ditandai

dengan

kemurungan

dan kesedihan

yang

mendalam dan

berkelanjutan

sehingga

hilangnya

kegairahan

hidup

-Minat aktivitas

-Perasaan sedih

-Perasaan

bosan

-Perasaan tidak

berdaya

-Perasaan

bersalah

-

Perhatian/konse

ntrasi

-Semangat atau

harapan

terhadap masa

depan

Kuesioner

menurut

Geriatric

Depressio

n Scale 15

(GDS 15)

Interval Penilaian

skala item

terdiri dari 0-

15 dengan

perincian

sebagai

berikut:

Tidak depesi

(0-4), depresi

ringan (5-8),

depresi

sedang (9-

11), depresi

berat (12-

15).

Page 62: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

44

Berdasarkan

penilaian

tersebut

ditetapkan

skor minimal

0 dan

maksimal 15

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah

(Saryono, 2011). Jenis instrument penelitian dapat berupa : angket, checklist,

pedoman wawancara, pedoman pengamatan, alat pemeriksaan laboratorium dan

lain-lain (Saryono, 2011).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen kuisioner

Geriatric Depression Scale 15 (GDS 15) yang diperkenalkan oleh Yesavage pada

tahun 1983 dengan indikasi utama pada lansia, dan memiliki keunggulan mudah

digunakan dan tidak memerlukan keterampilan khusus dari pengguna. Alat ukur

ini sudah terbukti memiliki reliabilitas dan validitas yang baik untuk mengukur

depresi pada lansia. Peneliti menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS)

yang berjumlah 15 pertanyaan dengan sensitivitas 80,5% dan spesifisitas 75%

pada titik potong skor 5/6, dengan Interview for DSMIV (SCID) sebagai

perbandingan (Marc, 2008 dalam Mashita, 2017). Koefisien Cronbach’s Alpha

reabilitas pada GDS15 adalah 0,94 dengan titik potong 6/7, sehingga kuesioner ini

bisa digunakan untuk mengukur depresi pada lansia dengan waktu dan tempat

yang berlainan. Sementara itu validitas alat ukur ini, penelitian lain

Page 63: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

45

membandingkan GDS15 untuk mendeteksi depresi mayor perawatan di rumah

jangka panjang dengan rawat jalan geriatri di Thailand. Didapatkan untuk GDS15

hasilnya lebih baik pada rawat jalan geriatri dengan sensitivitas 92% dan

spesifisitas 87% (titik potong ≥5), sedangkan pada kelompok perawatan rumah

jangka panjang dengan kognitif masih intak, sensitivitasnya mencapai 100% dan

spesifisitas 49% (titik potong ≥8). Nilai prediksi negatif baik pada kedua grup,

tetapi nilai prediksi positif pada grup rawat jalan lebih baik daripada grup

perawatan rumah jangka panjang (83,3% vs 31,2%), sehingga relavan isi

instrumen dan relavan sasaran subyek sudah sesuai dengan tujuannya yaitu

mengukur depresi lansia (Lesther El, 1994 dalam Mashita, 2017). Geriatric

Depression Scale 15 (GDS 15) tersebut menggunakan laporan sederhana yang di

isi sendiri. Jenis pertanyaan adalah Closed endedquestions bentuk Dichotomy

questions, responden hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Pertanyaan pada GDS15

berisikan tentang kepuasan kehidupan, kesenangan kegiatan, semangat hidup,

kehampaan kehidupan, ketidak berdayaan, ketakutan, beberapa masalah yang

sedang dihadapi, kesenangan hidup saat ini, perasaan buruk pada diri sendiri,

harapan dalam kehidupan. Instrumen lain yang digunakan oleh peneliti dalam

pemberian terapi adalah murotal al-qur’an yang dibacakan oleh seorang qori’

Abdur-Rahman as-Sudays dengan bacaan Al-qur’an surat ar-rahman. Selain

kuisioner instrumen dalam penelitian ini adalah Murottal Al-Qur’an dan sound

sistem.

Page 64: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

46

4.7 Lokasi dan Waktu

4.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo.

4.7.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2017 sampai Juni 2018

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2016). Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini di bagi menjadi

tiga tahap yaitu pre-eksperimen, eksperimen, dan post-eksperimen. Sebelum

peneliti melakukan penelitian di awali dengan mengurus surat ijin penelitian dari

kampus Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun. Setelah itu menyerahkan surat

tersebut kepada pengelola panti untuk survey data awal dengan cara wawancara

dan observasi pada lansia dan pihak pengelola. Peneliti meminta responden untuk

menandatangani surat persetujuan menjadi responden. Setelah lansia bersedia

menjadi.

Tahap pre-eksperimen dalam penelitian ini adalah dengan melakukan

pengumpulan data awal yaitu data pre-test tingkat depresi pada lansia di PSTW

Dinsos Ponorogo dengan cara mendatangi satu persatu semua lansia yang tinggal

di panti untuk memberikan kuesiner Geriatric Depression Scale (GDS) yang

berjumlah 15 pertanyaan yang harus di jawab oleh lansia yang tinggal di PSTW

Dinsos Sosial. Peneliti membacakan pertanyaan dari kuesioner dan meminta

responden untuk menjawab. Dalam menjawab pertanyaan responden hanya perlu

Page 65: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

47

menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”. Penelitian ini akan dibantu oleh

teman.

Tahap eksperimen dalam penelitian ini adalah setelah mengetahui data

yang terkumpul peneliti akan melakukan tindakan terapi murottal Al-Qur’an pada

lansia yang mengalami depresi ringan dan depresi sedang dengan cara

mengumpulkan responden pada satu tempat atau aula yang akan di gunakan untuk

melakukan terapi. Aula tersebut tidak ada jendela tetapi ada pintu yang terbuat

dari kayu sehingga untuk faktor perancu dari luar bisa diminimalkan. Tempat

duduk akan di beri jarak antara lansia satu dengan yang lain supaya tidak

berbicara saat kegiatan terapi berlangsung dan penelitian ini akan dibantu oleh

teman untuk mengawasi kegiatan lansia selama diberikan terapi murottal Al-

Qur’an. Setiap gerakan pada lansia akan didokumentasi pada lembar observasi.

Sebelum melakukan terapi peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan serta

memberikan instruksi selama mendengarkan murottal Al-Qur’an yaitu responden

diminta untuk memejamkan mata, memposisikan tubuhnya senyaman mungkin

dan mendengarakan murotal Al-Qur’an yang akan di putar melalui mp3 yang di

salurkan melalui pengeras suara berupa sound system. Murottal Al-Qur’an yang

digunakan adalah salah satu surah Makiyyah dalam Al-Qur’an yaitu Al-Qur’an

surat Ar-Rahman yang merupakan surah ke 55 dan berjumlah 78 ayat yang

dibacakan oleh seorang qori’ yang memiliki suara yang khas. Dalam surah Ar-

Rahman sendiri dijelaskan bahwa Allah SWT memberikan nikmat yang tak

terhingga baik diduna maupun di akhirat nanti. Surah Ar-Rahman sendiri terdiri

dari 32 ayat yang di ulang-ulang sehingga ayat ini nyaman didengarkan dan

Page 66: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

48

menimbulkan efek relaksasi bagi pendengar yang masih awam. Terapi ini

dilakukan sebanyak 7 kali dalam 2 minggu dalam waktu 30 menit.

Pengumpulan data post-test dalam penelitian ini adalah dilakukan setelah

tindakan terapi murottal al-qur’an setelah 1 hari dilakukan terapi murottal. Peneliti

melakukan pengumpulan data kembali untuk mengetahui tingkat depresi lansia

setelah dilakukan terapi murotal Al-Qur’an dengan cara menyebarkan kuesioner

Geriatric Depression Scale (GDS) yang berumlah 15 pertanyaan. Peneliti

membacakan pertanyaan dari kuesioner dan meminta responden untuk menjawab.

Dalam menjawab pertanyaan responden hanya perlu menjawab dengan jawaban

“ya” atau “tidak”

4.9 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

4.9.1 Teknik Penngolahan Data

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Alimul Aziz dalam

Andriani, 2016).

Hasil yang diperoleh dari wawancara, angket atau kuisioner harus

disunting terlebih dahulu untuk mewaspadai adanya informasi atau data

yang tidak lengkap dan apabila tidak memungkinkan untuk dilakukan

wawancara ulang maka data tersebut tidak diolah. Tahap editing dalam

penelitian ini berupa memeriksa dan memperbaiki bila ada data yang

simpang atau tidak lengkap.

Page 67: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

49

2. Coding

Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan

pengkodean atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan (Nugroho, 2008).

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan beberapa kode untuk

data yang berupa kalimat dan huruf menjadi data berupa angka atau

bilangan diantaranya :

a. Jenis kelamin

- Laki – laki : diberi kode 1

- Perempuan : diberi kode 2

b. Pendidikan

- Tidak sekolah : diberi kode 1

- Sd : diberi kode 2

- Smp : diberi kode 3

- Sma : diberi kode 4

- Perguruan tinggi : diberi kode 5

c. Pekerjaan

- Tidak bekerja : diberi kode 1

- Pedagang : diberi kode 2

- Petani : diberi kode 3

- Pegawai negeri : diberi kode 4

- Swasta : diberi kode 5

- TNI/POLRI : diberi kode 6

Page 68: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

50

d. Usia

- 60 – 65 tahun : diberi kode 1

- 66- 70 tahun :diberi kode 2

- 71 – 75 tahun : diberi kode 3

- 76 – 80 tahun : diberi kode 4

e. Kriteria Depresi

- Tidak Depresi : diberi kode 4

- Depresi Ringan : diberi kode 3

- Depresi Sedang : diberi kode 2

- Depresi Berat : diberi kode 1

3. Scoring

Penilaian data dengan memberikan skor pada pertanyaan yang

berkaitan dengan jawaban atau tindakan responden. Hal ini bertujuan

untuk memberikan nilai pada masing-masing jawaban untuk memudahkan

perhitungan. Skala GDS 15 terdiri dari skala Tidak depesi (0-4), depresi

ringan (5-8), depresi sedang (9-11), depresi berat (12-15).Pemberian skor

hanya dilakukan pada data tingkat depresi sebelum dan sesudah dilakukan

terapi murotal al-qur’an. Scoring yang diberikan adalah skor 0-15.

Pertanyaan untuk nomer soal 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15 bila jawaban

“ya” diberi skoring nilai 1 dan untuk jawaban “tidak” diberi nilai 0,

sedangkan untuk pertanyaan untuk nomer soal 1, 5, 7, 11, 13 bila jawaban

“ya” diberi skoring nilai 0 dan untuk jawaban “tidak” diberi nilai.

Page 69: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

51

4. Entry atau processing

Data atau jawaban dari responden yang sudah diberi kode lalu

dimasukkan ke dalam program software komputer, umunya yang paling

sering digunakan adalah program SPSS for Window. Dalam proses entry

atau processing yaitu memasukkan atau memproses data yang sudah

disunting dan coding sehingga dapat dibaca dan disimpulkan hasil dari

penelitian yang sudah dilakukan. Proses entry atau processing ini harus

dilakukan secara teliti agar tidak terjadi bias.

5. Cleaning

Pengecekan kembali data-data yang sudah dimasukkan untuk

mencegah adanya kesalahan dalam pemberian kode, ketidaklengkapan

informasi, dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

6. Tabulating

Membuat tabel dan memasukkan data yang sudah diperoleh ke

dalam tabel sesuai dengan tujuan penelitian atau sesuai dengan yang

diinginkan oleh peneliti.

4.9.2 Analisa Data

Untuk melakukan pengujian hipotesis, analisis data yang dapat dilakukan

adalah :

1. Analisis Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang digunakan terhadap tiap variabel

dari hasil penelitian (Notoatmodjo. 2012). Dilakukan untuk menganalisa

Page 70: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

52

variabel-variabel yang ada secara diskriptif dengan menghitung distribusi

frekuensi dan proporsinya untuk mengetahui karakteristik subjek dari

penelitian. Dalam penelitian ini, analisa univariat adalah data lansia yang

mengalami depresi sebelum dilakukan terapi murottal al-quran dan data

depresi lansia setelah dilakukan terapi murottal Al-Qur’an dan uji Shapiro-

Wilk untuk mengetahui normalitas data, distribusi data dikatakan normal jika

nilai p > 0,05 dan tidak normal jika hasil nilai p < 0,05. Uji normalitas

Shapiro-Wilk digunakan jika jumlah sampel ≤ 50, pada penelitian ini jumlah

sampel sebanyak 15 orang sehingga cocok menggunakan uji Shapiro-Wilk.

Data-data tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojdo, 2012). Analisis bivariat

pada penelitian ini menggunakan metode analisis statistik menggunakan uji

Paired t-test jika datanya berdistribusi normal. Apabila nilai p < 0,05 maka ada

pengaruh pemberian terapi murottal Al-Qur’an surat Ar-Rahman terhadap

perubahan depresi pada lansia dan jika nilai p > 0,05 maka tidak ada pengaruh

pemberian terapi murottal Al-Qur’an terhadap perubahan depresi pada lansia,

namun jika data tidak berdistribusi normal menggunakan uji Wilcoxon yang

merupakan nonparametric test.

Uji wilcoxon yang dipilih dalam penelitian ini jika data tidak berdistribusi

adalah uji Wilcoxon Sign Rank test untuk pengambilan keputusan

menggunakan cara pertama yaitu jika Sig ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya

Page 71: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

53

tidak ada perbedaan antar variabel jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak, artinya ada

perbedaan antar variabel. Perhitungan uji statistik menggunakan perhitungan

dengan system komputerisasi SPSS 16.0.

4.10 Etika Penelitian

1. Lembar persetujuan (informed consent)

Diberikan kepada responden yang akan diteliti, peneliti menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian dilakukan, jika responden bersedia diteliti

maka menandatangani lembar persetujuan.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijadikan

kerahasiaannya. Peneliti tidak mencantumkan nama dalam lembar

pengumpulan data, cukup dengan memberikan nomor kode pada masing-

masing jawaban.

3. Kerahasiaan (confidentitality)

Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari subyek penelitian dijamin

oleh peneliti hanya kelompok tertentu yang akan disahkan atau dilaporkan

pada hasil penelitian (Hidayat, 2009). Peneliti menjaga kerahasiaan dengan

melakukan coding

Page 72: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

54

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di UPT PSTW Dinsos Ponorogo yang berlokasi di

Jalan Raya Batoro Katong No.14 Ponorogo. Panti ini merupakan cabang dari UPT

PSTW Magetan. Dipanti ada tenaga kerja negeri berjumlah 32, tetapi untuk

mengurus para lansia tenaga medis ada 3 mayoritas lulusan D3 keperawatan.

Untuk bagian dapur ada 2 orang. Dipanti ada aula yang digunakan untuk

melakukan kegiatan, ada dapur yang disatukan dengan ruang makan untuk para

lansia. Dipanti tersebut dibagi dalam 2 wisma yang dihuni sekitar 10 orang setiap

ruang dan setiap ruang terdiri dari beberapa kamar dan 1 kamar dihuni oleh 2

orang lansia.

Dipanti ada lansia yang bedrest total tetapi mempunyai ruang tersendiri,

jumlah lansia di panti tersebut sebanyak 35 orang dengan usia 60-80 tahun.

Kegiatan sehari-hari di panti bermacam-macam seperti olahraga, hatroh, kesenian,

bimbingan. Interaksi antar lansia di panti sangat baik karena para lansia cenderung

saling borkumikasi. Para lansia mayoritas beragama islam sehingga sangat mudah

untuk melakukan terapi murottal. Sedangkan untuk mengatasi depresi pada lansia

petugas panti melakukan kegiatan hadroh dilakukan 1 minggu 1 kali.

Page 73: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

55

5.1.2 Data Umum Responden

1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Pada Bulan Mei 2018 di UPT DINSOS Ponorogo (n=14)

Usia Frekuensi (f) Prosentase (%)

66-70 11 79 %

71-75 3 21 %

Sumber : Data Primer 2018

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa usia lansia 66-70 tahun berjumlah 11 orang

(79%) dan usia lansia 71-75 tahun berjumlah 3 orang (21%).

2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pada

Bulan Mei 2018 di UPT DINSOS Ponorogo (n=14)

Pendidikan Frekuensi (f) Prosentase (%)

Tidak Sekolah 6 43 %

SD 8 57 %

Total 14 100 %

Sumber : Data Primer 2018

Tabel 5.2 menunjukan bahwa pendidikan responden yang tidak sekolah

berjumlah 6 orang (43 %) dan yang pendidikan SD berjumlah 8 orang (57 %).

5.1.3 Data Khusus Responden

1. Identifikasi Skor Depresi Sebelum Diberikan Terapi Murottal Al-qur’an

Surat Ar-rahman Pada Lansia di UPT PSTW Dinsos Ponorogo

Tabel 5.3 Skor Depresi Lansia Sebelum Diberikan Terapi Murottal Al-qur’an

Surat Ar-rahman Pada Bulan Mei 2018 (n=14)

Tendensi Sentral Sebelum

Mean 7,93

Minimal 5

Maksimal 11

Standar deviasi 1,979

N = 14

Sumber : Data Primer 2018

Tabel 5.3 menunjukan bahwa tingkat depresi pada lansia sebelum diberi

terapi pada tingkat kemaknaan α (0,05) nilai (p) yang diperoleh sebesar 0,381

Page 74: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

56

sehingga data tersebut berdistribusi normal dan pada tabel tersebut menunjukan

bahwa skor depresi tertinggi pada responden sebelum diberikan terapi yaitu 11

dan skor terendah yaitu 5 dari keseluruhan jumlah responden sebanyak 14 orang

dengan rerata skor yaitu 7,93 dan standar deviasi sebesar 1,979.

2. Identifikasi Skor Depresi Sesudah Diberikan Terapi Murottal Al-qur’an

Surat Ar-rahman Pada Lansia di UPT PSTW Dinsos Ponorogo

Tabel 5.4 Skor Depresi Lansia Sesudah Diberikan Terapi Murottal Al-qur’an

Surat Ar-rahman Pada Bulan Mei 2018 (n=14)

Tendensi Sentral Sesudah

Mean 6,36

Minimal 3

Maksimal 9

Standar deviasi 1,865

N = 14

Sumber : Data Primer 2018

Tabel 5.4 menunjukan bahwa tingkat depresi pada lansia sebelum diberi

terapi pada tingkat kemaknaan α (0,05) nilai (p) yang diperoleh sebesar 0,093

sehingga data tersebut berdistribusi tidak normal dan tabel diatas menunjukan

bahwa skor depresi tertinggi pada lansia di PSTW DINSOS Ponorogo berjumlah 9

dan skor terendah yaitu 3 dari keseluruhan jumlah responden sebanyak 14 orang

dengan rerata skor 6,36 dan standar deviasi 1,865.

3. Pengaruh Terapi Murottal Al-qur’an Surat Ar-rahman Terhadap Perubahan

Depresi Pada Lansia di PSTW DINSOS Ponorogo

Tabel 5.5 Hasil Analisa Pengaruh Terapi Murottal Al-qur’an Surat Ar-rahman

Terhadap Perubahan Depresi di PSTW DINSOS Ponorogo

Tendensi Sentral Sebelum Sesudah Selisih

Mean 7,93 6,36 1,57

Minimal 5 3 2

Maksimal 11 9 2

Standar deviasi 1,979 1,865 0,114

N = 14

P = 0,017

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2018

Page 75: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

57

Tabel 5.5 menunjukan bahwa skor depresi tertinggi sebelum diberikan

terapi yaitu 11 dan skor terendah 5. Sedangkan skor tertinggi sesudah diberikan

menurun menjadi 9 dan skor terendah 3 maka dapat disimpulkan ada perubahan

skor dari sebelum dan sesudah pemberian terapi. Dari hasil uji statistik Wilcoxon

didapatkan p-value ( 0,017) ≤ α (0,05) artinya H⁰ ditolak dan H¹ diterima dengan

begitu terapi murottal Al-qur’an surat Ar-rahman efektif untuk menurunkan

depresi pada lansia di UPT PSTW DINSOS Ponorogo.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum Diberikan Terapi Murottal Al-

qur’an di UPT PSTW Dinsos Ponorogo

Hasil penelitian sebelum dilakukan terapi murotal al-qur’an didapatkan

nilai rerata dari 14 responden sebesar 7,93 dengan kategori hampir semua

responden mengalami depresi ringan dan sebagian responden mengalami depresi

sedang. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan parameter Geriatric Depression

Scale 15 (GDS 15) dari 14 responden yang mengalami depresi menunjukan

gejala-gejala sesuai teori dan gejala tersebut sesuai dengan parameter yang ada di

kuisioner GDS-15. Para responden menunjukan gejala seperti meninggalkan

banyak kegiatan dan minat atau kesenangan sebesar 64%, responden merasa tidak

berharga sebesar 36%, responden merasa sering bosan sebesar 64%, responden

merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat dibandingkan dengan

orang lain sebesar 71%, responden merasa takut sesuatu terjadi pada dirinya

sebesar 79%, responden merasa keadaannya tidak ada harapan sebesar 64%,

responden merasa tidak ada semangat sebesar 64%.

Page 76: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

58

Menurut DSM-IV-TR dalam buku Benjamin J. Sadock (2015) seseorang

yang mengalami depresi akan menunjukkan gejala-gejala paling sedikit 3 gejala

dari 13 gejala selama episode depresi yang meliputi Sukar tidur (insomnia), lesu

atau keluhan yang menahun, perasaan kurang mampu, rendah diri atau mencela

diri sendiri, berkurangnya efektivitas atau produktivitas disekolah, pekerjaan atau

dirumah, berkurangnya konsentrasi, perhatian atau kemampuan untuk berpikir

jernih, menarik diri dari pergaulan sosial, kehilangan minat atau kemampuan

menikmati dalam aktivitas yang menyenangkan, mudah tersinggung atau marah

yang berlebihan tidak pada tempatnya, tidak mampu menanggapi pujian atau

penghargaan dengan perasaan senang, kurang aktif atau kurang berbicara dari

biasanya, merasa lamban dan gelisah, bersikap pesimis terhadap masa depan,

menyesali peristiwa masa lalu atau mengasihani diri sendiri, mudah haru, mata

berlinang atau menangis, dan pikiran berulang tentang kematian atau keinginan

bunuh diri.

Dari uraian diatas gejala-gejala depresi yang ditunjukan oleh responden

berbeda-beda seperti telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau

kesenangan, lanis merasa tidak berharga, lansia sering merasa bosan, lansia

merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingatnya, lansia merasa takut

jika sesuatu yang buruk terjadi pada dirinya, lansia merasa hidupnya tidak ada

harapan, dan lansia lansia tidak merasa semangat. Hal tersebut dapat diatasi

dengan cara komunikasi yang baik dengan pengurus panti dan melakukan

kegiatan yang bisa mengisi waktu luang para responden seperti hadroh, oalahraga,

dan bimbingan.

Page 77: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

59

5.2.2 Tingkat Depresi Pada Lansia Sesudah Diberikan Terapi Murottal Al-

qur’an di UPT PSTW Dinsos Ponorogo

Hasil penelitian sebelum dilakukan terapi murotal al-qur’an didapatkan

nilai rerata dari 14 responden sebesar 6,36 dengan kategori hampir semua

responden mengalami depresi ringan dan sebagian responden mengalami depresi

sedang. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan parameter Geriatric Depression

Scale 15 (GDS 15) dari 14 responden yang mengalami depresi menunjukan

gejala-gejala sesuai teori dan gejala tersebut sesuai dengan parameter yang ada di

kuisioner GDS-15. Setelah diberikan terapi para responden menunjukan gejala

seperti meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau kesenangan sebesar 7%,

responden merasa tidak berharga sebesar 43%, responden merasa sering bosan

sebesar 43%, responden merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat

dibandingkan dengan orang lain sebesar 79%, responden merasa takut sesuatu

terjadi pada dirinya sebesar 79%, responden merasa keadaannya tidak ada harapan

sebesar 71%, responden merasa tidak ada semangat sebesar 43%.

Menurut (Heru, 2008) mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dengan

tartil akan mendapatkan ketenangan jiwa, dapat menurunkan hormon-hormon

stres , mengaktifkan hormon endorfin alami (serotonin), meningkatkan perasaan

rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, mempebaiki

sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat

pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju

pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan

ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang

lebih baik.

Page 78: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

60

Seseorang yang membaca atau mendengar bacaan ayat Al-Qur’an akan

mengalami perubahan kondisi psikologis seperti menurunkan rasa depresi,

menenangakan jiwa dan menghilangkan kesedihan, hal ini telah dibuktikan oleh

Ahmad Al-Qhadi pada tahun 2010, direktur utama Islamic Medicine Institute for

Education and Research di Florida, Amerika Serikat. Dalam konferensi tahunan

ke XVII Ikatan Dokter Amerika, wilayah missuori AS

Pada saat diberikan terapi murottal Al-qur’an para lansia sangat antusias

sehingga saat terapi berlangsung menunjukan perasaan rileks, persaan nyaman.

Rasa rileks dan rasa nyaman yang timbul dengan cara diperdengarkan murottal

Al-qur’an menurunkan tingkat depresi yang dialami oleh para lansia dibandingkan

sebelum diberikan terapi murottal Al-qur’an. Sehingga terapi murottal Al-qur’an

disimpulkan bahwa dapat menurunkan depresi.

5.2.3 Perbandingan Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum dan Sesudah

Diberikan Terapi Murottal Al-qur’an di UPT PSTW Dinsos Ponorogo

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelum diberikan terapi

murottal al-qur’an lansia menunjukan gejala depresi seperti meninggalkan banyak

kegiatan dan minat atau kesenangan sebesar 64% setelah diberikan terapi murottal

al-qur’an menjadi 7%, sebelum diberikan terapi murottal al-qur’an lansia merasa

tidak berharga sebesar 36% setelah diberikan terapi murottal menjadi 43%,

sebelum diberikan terapi murottal al-qur’an lansia merasa sering bosan sebesar

64% setelah diberikan terapi murottal al-qur’an menjadi 43%, sebelum diberikan

terapi murottal al-qur’an lansia merasa mempunyai banyak masalah dengan daya

ingat dibandingkan dengan orang lain sebesar 71% setelah diberikan terapi

Page 79: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

61

murottal al-qur’an menjadi 79%, sebelum diberikan terapi murottal al-qur’an

lansia merasa takut sesuatu terjadi pada dirinya sebesar 64%% setelah diberikan

terapi murottal menjadi 71%, sebelum diberikan terapi murotal lansia merasa

keadaannya tidak ada harapan sebesar 79% setelah diberikan terapi murottal al-

qur’an menjadi 43%. Berdasarkan dari hasil analisis pemberian terapi murottal al-

qur’an mempunyai pengaruh perubahan yang signifikaan antara sebelum

pemberian terapi murottal Al-qur’an dan sesudah diberikan terapi murottal Al-

qur’an. Berdasarkan hasil skor rerata sebelum diberikan terapi murottal al-qur’an

surat ar-rahman dan sesudah diberikan terapi murottal al-qur’an mengalami

penurunan dari 7,93 menjadi 6,29 tetapi untuk kriteria skor depresi masih sama

yaitu mengalami depresi ringan. Perubahan tertinggi berada pada minat dan

aktivitas para lansia

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh (Wardani, 2015) hasil

penelitian membuktikan bahwa ada penurunan tingkat depresi pada lansia dengan

memperdengarkan murottal Al-qur’an surat Al-baqarah. Hal ini senada dengan

yang disampaikan oleh (Heru, 2008) bahwa mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-

Qur’an dengan tartil akan mendapatkan ketenangan jiwa, dapat menurunkan

hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami (serotonin),

meningkatkan peralasan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas

dan tegang, mempebaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah

serta memperlambat pernafasan, detak jantung, dan aktivitas gelombang otak.

Page 80: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

62

Saat terapi murottal al-qur’an surat ar-rahman berlangsung ada responden

yang banyak gerak tetapi tidak bicara atau mengajak bicara lansia lain hal itu

tersebut dapat mempengaruhi skor depesi mengalami peningkatan.

Mendengarkan murotal Al-Qur’an akan memunculkan suatu medan

gelombang yang akan mempengaruhi gelombang otak manusia. Dengan

menggunakan alat Electroencephalograph (EEG), terlihat reaksi otak berupa

perubahan gelombang otak dari frekuensi beta (diatas 12 Hz sampai dengan 20

Hz) menjadi frekuensi alfa (8 Hz sampai dengan 12 Hz) yang membuat kondisi

tubuh dalam keadaan rileksasi atau mulai istirahat dengan tanda-tanda mata mulai

menutup atau mengantuk, selain itu pada tahap selanjutnya akan terjadi

peningkatan frekuensi gelombang delta (0,5 Hz sampai dengan 4 Hz) yang akan

membuat tingkat relaksasi lebih dalam dan penurunan depresi yang lebih

signifikan. Gelombang delta merupakan gelombang utama yang berperan pada

tidur manusia tingkat III dan IV. Semua reaksi pada otak yang dipengaruhi oleh

medan gelombang tersebut akan meningkatkan berbagai neurotransmiter seperti

serotonin dan dopamin yang pada akhirnya akan memberikan efek pada tubuh

sehingga akan muncul ketentraman dan perasaan tenang pada hati (Salim, 2012).

Berdasarkan konsep teoritis dan hasil penelitian terkait yang ada sehingga

dapat peneliti simpulkan bahwa terapi murottal Al-qur’an efektif dalam

menurunkan depresi pada lansia yang tinggal di UPT PSTW Dinsos Ponorogo.

Sehingga terapi ini dapat diterapkan pada lansia dalam menangani depresi.

Page 81: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

63

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Suara

Murottal Al-qur’anSurat Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi Pada Lansia di

UPT PSTW Dinsos Ponorogo, dapat disimpulkan :

1. Sebelum diberikan terapi murottal al-qur’an lansia di UPT PSTW

Kabupaten Ponorogo lansia yang mengalami depresi terbanyak adalah

depresi ringan.

2. Setelah diberikan terapi murottal al-qur’an lansia di UPT PSTW

Kabupaten Ponorogo lansia yang mengalami depresi ringan yang

terbanyak.

3. Ada perubahan terhadap depresi pada lansia. Depresi yang dialamilansia

menjadi menurun setelah diberikan terapi murottal al-qur’an

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Suara

Murottal Al-qur’an Surat Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi Pada Lansia di

UPT PSTW Dinsos Ponorogo terdapat saran terkait dengan hasil penelitian

tersebut, antara lain :

1. Bagi perawat dan pengurus UPT PSTW Kabupaten Ponorogo

Diharapkan para lansia memiliki jadwal khusus untuk mendengarkan

murottal al-qur’an

2. Bagi mahsiswa/mahasiswi Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Page 82: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

64

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi yang sudah ada dan

dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa di bidang gerontik khususnya

mahasiswa program studi keperawatan

3. Bagi Masyarakat

Dapat menggunakan terapi murottal al-qur’an untuk mengatasi depresi

selain menggunakan pengobatan farmakologi

4. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat dijadikan data dasar dan pembanding untuk peneliti selanjutnya

melakukan penelitian yang berhubungan dengan depresi

Page 83: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

65

DAFTAR PUSTAKA

Aizid, R. 2015. Melawan Stres & Depresi. Yogyakarta: Saufa.

Amir, N. 2006. Depresi: Aspek Neurobiologi, Diagnosis, dan Tata Laksana.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Anwar Rosihon, 2008. Ulum Al-qur’an .Bandung : CV Pustaka Setia.

Ariyati, E. M. 2017. Pengaruh Frekuensi Terapi Murottal Al-qur’an Terhadap

Perubahan Tingkat Depresi Pada Lansiabdi UPT Panti Werdha

Mojopahit Mojokerto.

Benjamin J. Sadock, V. A. 2015. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis.

Edisi 2.Jakarta: EGC.

Beritajatim. 2017. Penderita Gangguan Jiwa di Jatim Naik Drastis.

http://m.beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/286829/penderita_ganggua

n_jiwa_di_jatim_naik_drastis. Diakses pada tanggal 07 januari 2018.

BPS. 2015. Kebutuhan data Ketenagakerjaan Untuk Pembangunan

Berkelanjutan. www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 23 Desember 2017.

Hawari. 2011. Manajemen stress, Cemas, dan Depresi (edisi 2). Jakarta: FKUI.

Heru. 2008. Ruqyah Syar’i Berlandaskan Kearifan Local. Diperoleh dari

http://trainermuslim.com/feed/rss. Diakses pada tanggal 28 Desember

2017.

Indrajati, Triana. 2013. Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Denyut Nadi Dan

Frekuensi Pernafasan Pada Bayi Prematur Di RSUD Banyumas.

http://www.keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/HALAMAN%20

AWAL 0.pdf. Diakses pada tanggal 09 Januari 2018.

Page 84: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

66

Kaplan dan Sadock. 2010. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Alih bahasa

Wicaksana.Jakarta : Widya Medika.

Maas et al. (Ed). 2011. Asuhan Keperawatan Geriatrik: Diagnosa NANDA

Kriteria Hasil NOC dan Intervensi NIC. Jakarta: EGC.

Mashita N.E. 2017. Pengaruh Frekuensi Terapi Murotal Al-qur’an Terhadap

Perubahan Tingkat Depresi Pada Lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit

Mojokerto.

Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2012. Ilmu Keperawatan KOMUNITAS 2; konsep

dan aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.

Noorkasiani S, Tamher. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo,S. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: ECG.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pendekatan praktis

Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pendekatan praktis

Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Remolda, P. 2009. Pengaruh Al-Qur’an pada manusia dalam perspektif fisiologi

dan psikologi. http://www.theedc.com. Di akses pada tanggal 15 Januari

2018.

Sari, K. 2012. Gambaran Tingkat Depresi Pada Lansia di Panti Sosial Tresna

Wredha Budi Mulia 01 dan 03.

http://wwwlontar.ui.ac.id/fie%3Ffile%3Ddigital/20308713-S%252043105-

Gambaran%2520tingkat-full%2520text.pdf&sa=U&ved=2. Diakses pada

tanggal 24 Desember 2017.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia.

Semium, Y. 2006. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisus (Anggota IKAPI).

Salim, SA. 2012. Ensiklopedia Pengobatan Islam. Surakarta: Pustaka Arafah.

Page 85: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

67

Septyana, Renny. 2017. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi

Pada Lansia di Desa Klagen Gambiran Kecamatan Maospati Kabupaten

Magetan.

Shihab, M. Quraish. 2011. Tafsir Al Misbah; pesan, kesan dan keserasian Al-

Qur’an. Cet. I. Jakarta: Lentera Hati.

Siraaj. 2013. Kekuatan Penyembuhan dengan Al-Qur'an Berdasarkan Penelitian

Ilmiah. Arrahmah . diperoleh dari http://www.arrahmah.com. Diakses

pada tanggal 20 Januari 2018.

Sooki, Sharifi Kh, Tagharobi. (2011). Role of Qur’an Recitation in Mental helth

of Elderly. Iran. Diperoleh dari http://quranmed.com. Diakses pada tanggal

21 Januari 2018.

Stanley, M., Beare, P.G. 2007. Gerontological Nursing. Jakarta: EGC.

Sugiyono. 2011. Kesehatan Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif R & D.

Jakarta: CV Alfabeta.

. 2007. Kesehatan Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif R & D.

Jakarta: CV Alfabeta.

Syamsuddi.2011.http://gaumabaji.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=

article&sid=44. Diakses pada 22 Januari 2018.

Wardani. 2015. Pengaruh Terapi Musik Klasik Dan Murotal Terhadap

Penurunan Tingkat Depresi Lansia. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Surakarta. diperoleh dari http://eprints.ums.ac.id. Diakses pada 15 Januari

2018.

Page 86: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM
Page 87: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

68

Lampiran 1

Surat Permohonan Pencarian Data Awal

Page 88: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

69

Lampiran 2

Surat Izin Penelitian

Page 89: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

70

Lampiran 3

Surat Keterangan Penelitian

Page 90: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

71

Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Di Tempat

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa program S1 Keperawatan

Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Nama : Novela Ragil Amanta

NIM : 201402035

Akan melakukan penelitian di bidang keperawatan mengenai “Pengaruh

Terapi Suara Murottal Al-Qur’an Surat Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi

Pada Lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo“ sehubungan dengan penelitian

tersebut, saya memohon kesedian saudari menjadi responden untuk saya amati

guna mengisi lembar observasi. Semua data dan informasi yang saudara/i berikan

akan tetap terjaga kerahasiannya, hanya digunakan untuk kepentingan penelitian

dan tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan.

Penelitian ini akan bermanfaat jika saudara/i berpartisipasi. Apabila

saudara/i bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, mohon mendatangani

lembar persetujuan.

Madiun, April 2018

Peneliti

(Novela Ragil Amanta)

Page 91: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

72

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

NAMA :

UMUR :

Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan

kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

mahasiswa Program S1 Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun yang

bernama Novela Ragil Amanta mengenai “Pengaruh Terapi Suara Murottal Al-

qur’an Surat Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi Pada Lansia di UPT PSTW

Kabupaten Ponorogo“ saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini

sangat bermanfaat bagi pengetahuan keperawatan di indonesia. Untuk itu saya

akan memberikan data yang diperlukan dengan sebenar-benarnya.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sesuai keperluan

Madiun, April 2018

Responden

( )

Page 92: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

73

Lampiran 6

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bersedia menjadi

responden penelitian yang dilakukan oleh Novela Rail Amanta, Mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada

Mulia Madiun dengan judul “Pengaruh Terapi Suara Murotal Al-Qur’an Surat Ar-

Rahman Terhadap Perubahan Depresi Pada Lansia di PSTW Dinsos Ponorogo”

Pernyataan ini saya tanda tangani dengan penuh kesadaran dan tanpa

paksaan dari pihak manapun, serta hanya dipergunakan sebagai bahan penelitian

yang dijamin kerahasiaannya. Apabila dikemudian hari terdapat hal-hal yang

merugikan saya sebagai dampak penelitian ini, saya berhak membatalkan

pernyataan ini.

Madiun,..................................2018

Peneliti

NOVELA RAGIL AMANTA

Responden,

(.................................)

Page 93: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

74

Lampiran 7

LEMBAR KUESIONER DATA UMUM

Petunjuk :

Isilah pertanyaan yang ada dibawa ini !

1. Nama (inisial/kode) :

2. Usia :

3. Jenis kelamin :

4. Berapa lama tinggal di panti ?

5. Kapan terakhir keluarga mengunjungi anda dalam 1 minggu ?

6. Apa alasan masuk panti ?

Page 94: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

75

Lampiran 8

STANDART OPERASIONAL PROCEDURE (SOP)

MUROTTAL AL-QUR’AN

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan terapi murottal al-qur’an diharapkan dapat

menurunkan tingkat depresi pada lansia di PSTW Dinsos Ponorogo.

2. Tujuan Khusus

1). Lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2). Depresi yang di derita lansia mengalami penurunan

B. Alat atau media

1. Mp3 atau flashdisk yang berisikan murottal al-qur’an

2. Sound system

3. Laptop

C. Instruktur

Peneliti

D. Langkah Kegiatan

No Tahap

Kegiatan Kegiatan

1 Persiapan 1. Persiapan alat

2. Persiapan responden

3. Memperkenalkan diri kepada responden

4. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan

2 Pelaksanaan Peneliti memberikan atau memutarkan murottal Al-

Qur’an pada responden yang telah duduk dengan

nyaman

3 Terminasi 1. Peneliti mengucapkan terimakasih pada lansia

yang sudah mengikuti kegiatan dengan baik

Page 95: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

76

2. Peneliti menanyakan keadaan lansia seteah

diberikan terapi murottal Al-Qur’an

3. Membuat kontrak dengan responden

E. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

Peralatan yang dibutuhkan sudah lengkap

2. Evaluasi Proses

a. Evaluasi dilakukan saat kegiatan mendengarkan murottal Al-Qur’an

berlangsung

b. Lansia melakukan kegiatan mendengarkan murottal Al-Qur’an dari

awal sampai akhir

3. Evaluasi Hasil

a. Lansia lebih merasa rileks

b. Lansia lebih merasa nyaman

c. Depresi pada lansia mengalami penurunan

Page 96: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

77

Lampiran 9 : Lembar Kuesioner

LEMBAR KUESIONER

GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)

No. Responden :

Umur :

Tanggal :

1. Kuesioner GDS-15 yang dikembangkan oleh Yesavage dkk pada tahun 1983

dengan jumlah pertanyaan 15 pertanyaan.

2. Bacalah dengan teliti pertanyaan berikut dibawah ini.

3. Isilah jawaban pertanyaan pada tempat yang telah disediakan dengan

memberikan tanda chek (√).

No Pertanyaan Jawaban

Score Ya Tidak

1 Apakah anda sebenarnya puas dengan

kehidupan anda ?

2 Apakah anda telah meninggalkan

banyak kegiatan dan minat atau

kesenanga nanda ?

3 Apakah anda merasa kehidupan anda

kosong ?

4 Apakah anda sering merasa bosan?

5 Apakah anda mempunyai semangat

yang baik setiap saat?

6 Apakah anda takut bahwa sesuatu

yang buruk terjadi pada anda ?

7 Apakah anda merasa bahagia untuk

sebagian besar hidup anda ?

Page 97: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

78

8 Apakah anda sering merasa tak

berdaya?

9 Apakah anda lebih senang tinggal

dirumah dari pada keluar dan

mengerjakan sesuatu hal yang baru?

10 Apakah anda merasa mempunyai

banyak masalah dengan daya ingat

anda dibandingkan kebanyakan

orang?

11 Apakah anda piker bahwa hidup anda

sekarang ini menyenangkan ?

12 Apakah anda tidak merasa berharga

seperti perasaan anda saat ini ?

13 Apakah anda merasa penuh semangat?

14 Apakah anda merasa keadaan anda

tidak ada harapan ?

15 Apakah anda piker bahwa orang lain

lebih baik keadaannya dar ianda ?

Page 98: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

79

Lampiran 10

KISI – KISI KUESIONER GERISTRIC DEPRESSION SCALE (GDS)

Butir Soal No Soal

Minat aktivitas 2 dan 9

Perasaan sedih 12

Perasaan sepi dan bosan 3 dan 4

Perasaan tidak berdaya 10

Perasaan bersalah 1,6,8,11, dan 15

Perhatian/konsentrasi 14

Semangat atau harapan terhadap masa depan 5,7, dan 13

KRITERIA SKOR DEPRESI

0-4 : Tidak ada gejala depresi

5-8 : Gejala depresi ringan

9-11 : Gejala depresi sedang

12-15 : Gejala depresi berat

Page 99: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

79

Lampiran 11 : Lembar Observasi

TABULSI DATA OBSERVASI KEGIATAN TERAPI MUROTTAL AL-QUR'AN

Inisial

Waktu terapi

Minggu 1 Minggu 2

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari

4

Hari

5

Hari

6

Hari

7 Hari 1 Hari 2 Hari 3

Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7

Keterangan :

√ : Mengikuti kegiatan mendengarkan terapi murotal Al-Qur’an

X :Tidak mengikuti kegiatan mendengarkan terapi murotal Al-Qur’an

80

Page 100: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

80

Lampiran 12

Hasil Tabulasi Kuisioner (PRETEST) Terapi Suara Murottal Al-qur’an Surat Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi

Pada Lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo

No Inisial Jenis

Kelamin Usia

Pertanyaan Jumlah Katagori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 S P 70 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 10 Depresi Sedang

2 A p 70 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 5 Depresi Ringan

3 R p 68 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 11 Depresi Sedang

4 S p 70 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 9 Depresi Sedang

5 T p 72 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 7 Depresi Ringan

6 G p 70 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 10 Depresi Sedang

7 D P 71 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 9 Depresi Sedang

8 S P 68 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 7 Depresi Ringan

9 S P 69 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 8 Depresi Ringan

10 B P 73 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 6 Depresi Ringan

11 R P 70 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 5 Depresi Ringan

12 N P 68 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 10 Depresi Sedang

13 M P 69 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 8 Depresi Ringan

14 D P 63 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6 Depresi Ringan

81

Page 101: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

81

Hasil Tabulasi Kuisioner (POSTTEST) Terapi Suara Murottal Al-qur’an Surat Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi

Pada Lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo

No Inisial Jenis

Kelamin Usia

Pertanyaan Jumlah Katagori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 S P 70 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 8 Depresi Ringan

2 A P 70 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 8 Depresi Ringan

3 W P 68 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 8 Depresi Ringan

4 R P 70 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 6 Depresi Ringan

5 T P 72 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 7 Depresi Ringan

6 G P 70 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 7 Depresi Ringan

7 D P 71 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 8 Depresi Ringan

8 S P 68 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 5 Depresi Ringan

9 S P 69 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Depresi Sedang

10 B P 73 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 4 Tidak Depresi

11 R P 70 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 4 Tidak Depresi

12 N P 68 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 7 Depresi Ringan

13 M P 69 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 5 Depresi Ringan

14 D P 63 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3 Tidak Depresi

82

Page 102: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

83

Lampiran 13

Tabulasi data presentasi kuisioner sebelum diberika terapi murottal al-qur’an di

UPT PSTW Kabupaten Ponorogo

No Parameter Skala N

Ya Tidak

1 Minat aktivitas

a. Apakah anda telah meninggalkan banyakkegiatan

dan minat atau kesenangan anda ?

9

(64%)

5

(36%) 100%

b. Apakah anda lebih senang tinggal dirumah dari

pada keluar dan mengerjakan sesuatu hal yang

baru ?

2

(14%)

12

(86%) 100%

2 Perasaan sedih

a. Apakah anda merasa tidak berharga seperti

perasaan anda saat ini ?

5

(36%)

9

(64%) 100%

3 Perasaan sepi dan bosan

a. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ? 7

(50%)

7

(50%) 100%

b. Apakah anda sering merasa bosan ? 9

(64%)

%

(36%) 100%

4 Perasaan tidak berdaya

a. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah

dengan daya ingat anda dibandingkan banyak

orang ?

10

(71%)

4

(29%) 100%

5 Perasaan bersalah

a. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan

anda ?

9

(64%)

5

(36%) 100%

b. Apakah anda takut sesuatu yang buruk terjadi

pada anda ?

11

(79%)

3

(21%) 100%

c. Apakah anda sering merasa tak berdaya ? 7

(50%)

7

(50%) 100%

d. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini

menyenangkan ?

6

(43%)

8

(57%) 100%

e. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik

keadaanya dari anda?

8

(57%)

6

(43%) 100%

f. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik

keadaannya dari anda ?

8

(57%)

6

(43%) 100%

6 Perhatian/konsentrasi

a. Apakah anda merasa keadaan anda tidak ada

harapan ?

9

(64%)

5

(36%) 100%

7 Semangat/harapan terhadap masa depan

a. Apakah anda mempunyai semangat yang baik

setiap saat ?

5

(36%)

9

(64%) 100%

Page 103: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

84

b. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian

besar hidup anda ?

13

(93%)

1

(7%) 100%

c. Apakah anda merasa penuh semangat ? 3

(21%)

11

(79%) 100%

Tabulasi data presentasi kuisioner sesudah diberika terapi murottal al-qur’an di

UPT PSTW Kabupaten Ponorogo

No Parameter Skala N

Ya Tidak

1 Minat aktivitas

a. Apakah anda telah meninggalkan banyak

kegiatan dan minat atau kesenangan anda ?

1

(7%)

13

(93%) 100%

b. Apakah anda lebih senang tinggal dirumah dari

pada keluar dan mengerjakan sesuatu hal yang

baru

2

(14%)

12

(86%) 100%

2 Perasaan sedih

a. Apakah anda merasa tidak berharga seperti

perasaan anda saat ini ?

6

(43%)

8

(57%) 100%

3 Perasaan sepi dan bosan

a. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ? 7

(50%)

7

(50%) 100%

b. Apakah anda sering merasa bosan 9

(64%)

5

(36%) 100%

4 Perasaan tidak berdaya

a. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah

dengan daya ingat anda dibandingkan banyak

orang ?

11

(79%)

3

(21%) 100%

5 Perasaan bersalah

a. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan

anda ?

10

(71%)

4

(29%) 100%

b. Apakah anda takut sesuatu yang buruk terjadi

pada anda ?

10

(71%)

4

(29%) 100%

c. Apakah anda sering merasa tak berdaya? 6

(43%)

8

(57%) 100%

d. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang

ini menyenangkan ?

5

(36%)

9

(64%) 100%

e. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik

keadaanya dari anda ?

7

(50%)

7

(50%) 100%

6 Perhatian/konsentrasi

a. Apakah anda merasa keadaan anda tidak ada

harapan ?

10

(71%)

4

(29%) 100%

7 Semangat/harapan terhadap masa depan

Page 104: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

85

a. Apakah anda mempunyai semangat yang baik

setiap saat ?

10

(71%)

4

(29%) 100%

b. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian

besar hidup anda ?

14

(93%)

1

(7%) 100%

c. Apakah anda merasa penuh semangat ? 8

(57%)

6

(43%) 100%

Page 105: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

84

Lampiran 14

TABULASI DATA SUBYEK PENELITIAN PENGARUH FREKUENSI TERAPI MUROTAL AL-QUR’AN TERHADAP

PERUBAHAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PSTW DINSOS PONOROGO

No

Responden Inisial

Data Umum Data Khusus

Jenis

kelamin Usia Alasan masuk panti

Lama tinggal

di panti

Terakhir keluarga

berkunjung

Tingkat depresi

pre-test

Tingkat depresi

post-test

1 S Perempuan 70 Diantar keluarga 4 Tahun 2 Bulan 10 8

2 A Perempuan 70 Keinginan sendiri 3 Tahun 4 Bulan 5 4

3 R Perempuan 68 Diantar keluarga 3 Bulan Tidak pernah 11 8

4 S Perempuan 70 Keinginan sendiri 1 Bulan 1 Bulan 9 7

5 T Perempuan 72 Diantar keluarga 3 Tahun 5 Bulan 7 7

6 G Perempuan 70 Kesepian 2 Tahun 1 Bulan 10 7

7 D Perempuan 71 Keinginan sendiri 1 Tahun Tidak pernah 9 8

8 S Perempuan 68 Diantar keluarga 2 Bulan 3 Bulan 7 4

9 S Perempuan 69 Diantar keluarga 3 Tahun Tidak pernah 8 9

10 B Perempuan 73 Kesepian 10 Bulan Tidak pernah 6 4

11 R Perempuan 70 Kesepian 11 Bulan Tidak pernah 5 3

12 N Perempuan 68 Keinginan sendiri 5 Tahnun 2 Bulan 10 7

13 M Perempuan 69 Di antar keluarga 6 Tahun Tidak pernah 8 5

14 D Perempuan 63 Keinginan sendiri 4 Tahun Tidak pernah 6 3

85

Page 106: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

86

Lampiran 15

DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN

Data Umum Responden UPT PSTW Kab Ponorogo

1. Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid perempuan 14 100.0 100.0 100.0

2. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid tidak sekolah 6 42.9 42.9 42.9

SD 8 57.1 57.1 100.0

Total 14 100.0 100.0

3. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak bekerja 14 100.0 100.0 100.0

4. Karakteristik Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 66-70 11 78.6 78.6 78.6

71-75 3 21.4 21.4 100.0

Total 14 100.0 100.0

Page 107: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

87

5. Karakteristik Berdasarkan Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid islam 14 100.0 100.0 100.0

Data Khusus Responden UPT PSTW Kab Ponorogo

1. Lampiran hasil spss sebelum dan sesudah dilaksanakan terapi murottal al-qur’an

surat ar-rahman

Statistics

SKOR_DEPRESI_PRE

SKOR_DEPRESI_POST

N Valid 14 14

Missing 0 0

Mean 7.93 6.36

Median 8.00 7.00

Mode 10 8

Std. Deviation 1.979 1.865

Minimum 5 3

Maximum 11 9

Page 108: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

88

Lampiran 16

Data Uji Normalitas

Descriptives

Statistic Std. Error

SKOR_DEPRESI_PRE Mean 7.93 .529

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 6.79

Upper Bound 9.07

5% Trimmed Mean 7.92

Median 8.00

Variance 3.918

Std. Deviation 1.979

Minimum 5

Maximum 11

Range 6

Interquartile Range 4

Skewness -.094 .597

Kurtosis -1.264 1.154

SKOR_DEPRESI_POST Mean 6.43 .500

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 5.35

Upper Bound 7.51

5% Trimmed Mean 6.48

Median 7.00

Variance 3.495

Std. Deviation 1.869

Minimum 3

Maximum 9

Range 6

Interquartile Range 3

Skewness -.570 .597

Kurtosis -.989 1.154

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SKOR_DEPRESI_PRE .138 14 .200* .937 14 .381

SKOR_DEPRESI_POST .263 14 .010 .894 14 .093

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 109: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

89

Lampiran 17

Hasil Analisa Uji Wilcoxon

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

SKOR_DEPRESI_POST - SKOR_DEPRESI_PRE

Negative Ranks 11a 7.18 79.00

Positive Ranks 2b 6.00 12.00

Ties 1c

Total 14

a. SKOR_DEPRESI_POST < SKOR_DEPRESI_PRE

b. SKOR_DEPRESI_POST > SKOR_DEPRESI_PRE

c. SKOR_DEPRESI_POST = SKOR_DEPRESI_PRE

Test Statistics

b

SKOR_DEPRESI_POST -

SKOR_DEPRESI_PRE

Z -2.866a

Asymp. Sig. (2-tailed) .017

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 110: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

90

Lampiran 18

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 111: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

90

Lampiran 19

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No Kegiatan Bulan

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1. Pengajuan dan konsul judul

2. Penyusunan proposal

3. Bimbingan Proposal

4. Ujian proposal

5. Revisi proposal

6. Pengambilan data (Penelitian)

7. Penyusunan dan bimbingan skipsi

8. Ujian skripsi

91

Page 112: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

91

Lampiran 20

Lembar Konsultasi Bimbingan

92

Page 113: Oleh : NOVELA RAGIL AMANTA - STIKES BHM

92

93