oleh : novela ragil amanta - stikes bhm
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH TERAPI SUARA MUROTTAL AL-QUR’AN
SURAT AR-RAHMAN TERHADAP PERUBAHAN
DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PSTW
KABUPATEN PONOROGO
Oleh :
NOVELA RAGIL AMANTA
NIM : 201402035
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
i
SKRIPSI
PENGARUH TERAPI SUARA MUROTTAL AL-QUR’AN
SURAT AR-RAHMAN TERHADAP PERUBAHAN
DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PSTW
KABUPATEN PONOROGO
Diajukan untuk memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Oleh :
NOVELA RAGIL AMANTA
NIM : 201402035
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
ii
iii
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmannirrohim…
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq,
Hidayat dan karunia-Nya yang begitu besar yang senantiasa memberikan
kemudahan, kelancaran dan kekuatan kepada saya. Semoga keberhasilan ini
menjadi satu langkah awal bagi saya untuk dapat meraih cita-cita saya.
Penulis juga mempersembahkan skripsi yang berjudul “Pengaruh Terapi
Murottal Al-Qur’an Surat Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi Pada Lansia di
UPT PSTW Kabupaten Ponorogo” antara lain :
1. Untuk Bapak Maryanto dan Ibu Tukirah tersayang terimakasih sudah menjadi
orang tua yang sudah membimbingku tiada kata yang bisa menggantikan
segala sayang, usaha, perhatian, semangat yang telah diberikan kepada
anakmu ini yang telah menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa.
2. Untuk kakak saya Bramantio Handoko dan Angga Dwi Cahyono terimakasih
atas dukungan, Doa, serta motivasi untuk saya di saat saya mengeluh dengan
skripsi ini.
3. Untuk keluarga yang selalu memberikan dukungan dan bantuan selama masa
perkuliahan.
4. Untuk bapak Aris Hartono, S.Kep., Ns., M.Kes, Bapak H.Edy Bachrun,
S.KM., M.Kes, terimakasih telah memberikan bimbingan dan masukan dalam
penyusunan skripsi dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
5. Untuk sahabat perjuanganku (Adelia, Titis, Kartya, Almh.Riska, Arum, Dinta)
Kedondong (Indra, Khanzul, Nanda, Aris) terima kasih atas bantuan kalian
semua yang mendukung, memberikan semangat sampai saat ini, terimakasih
canda tawa, tangis dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih
untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini. Meskipun suatu hari
nanti kita berpisah semoga akan tetap menjadi sebuah teman bahkan sebagai
keluarga.
6. Untuk sahabat saya Yona Hevi Seiyudha terimakasih atas dukungan dan doa
yang telah diberikan kepada saya
7. Serta sahabat saya suprapti terimakasih selalu memberikan semangat, bantuan,
serta doa.
v
vi
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi
Nama : Novela Ragil Amanta
Tempat/tgl lahir : Madiun, 16 November 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Manggis Desa Sukolilo 23/04 Jiwan Madiun
Email : [email protected]
No. Hp : -
Riwayat Pendidikan :
2002-2008 : 1. SDN SUKOLILO 01
2008-2011 : 2. SMPN 01 JIWAN
2011-2014 : 3. SMAN 01 JIWAN
2014- Sekarang : 4. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Riwayat Pekerjaan : Belum pernah kerja
vii
ABSTRAK
Novela Ragil Amanta
PENGARUH TERAPI SUARA MUROTTAL AL-QUR’AN SURAT AR-
RAHMAN TERHADAP PERUBAHAN DEPRESI PADA LANSIA DI UPT
PSTW KABUPATEN PONOROGO
92 halaman + 8 Tabel + 2 gambar + 20 lampiran
Masalah yang muncul pada lanjut usia meliputi : kemiskinan, kegagalan
yang beruntun, stres yang berkepanjangan, ataupun konflik dengan keluarga atau
anak, atau kondisi lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa merapat. Hal
tersebut dapat memicu terjadinya depresi. Dalam mengatasi depresi dapat
dilakukan dengan cara non-farmakologi salah satunya dengan memberikan terapi
murottal al-qur’an surat ar-rahman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pemberian terapi murottal al-qur’an surat ar-rahman
terhadap perubahan depresi pada lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo.
Penelitian ini menggunakan desain Pre Experimental dengan randomized
one group pretest-postest design. Teknik sampling menggunakan Simple Random
Sampling. Sampel yang digunakan adalah lansia yang tinggal di panti dengan
jumlah 15 orang.
Hasil penelitian pemberian terapi ini dapat diketahui rerata skor depresi
sebelum diberikan terapi murottal al-qur’an surat ar-rahman yaitu 7,93 dan rerata
skor depresi setelah diberikan terapi yaitu 6,29. Hasil analisis uji statistik
menggunakan uji wilcoxon menunjukan ada penurunan depresi antara sebelum
diberikan terapi dan sesudah diberikan terapi dengan p-value = 0,001 < α = 0,05
Sehingga terapi murottal al-qur’an surat ar-rahman efektif dalam
menurunkan depresi lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo. Dari hasil
penelitian yang sudah dilakukan diharapkan terapi murottal al-qur’an surat ar-
rahman ini dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengurangi depresi pada
lansia yang tingga di panti.
Kata Kunci : Depresi, Lansia, Murottal Al-Qur’an surat Ar-Rahman
viii
ABSTRACT
Novela Ragil Amanta
THE EFFECT OF QUR’AN SURAH AR-RAHMAN AS MUROTTAL THERAPY
TO THE CHANGES OF DEPRESSION IN ELDERLY AT UPT PSTW
PONOROGO DISTRICT
92 pages + 8 tables + 2 pictures + 20 appendix
Problems that arise in elderly include: poverty, successive failure,
prolonged stress, having conflict with family or children, or other conditions such
as having no posterity that can be docked. It could lead to depression.
Overcoming depression can be done by non-pharmacology therapy, wich one of
them are providing qur’an surah ar-rahman as murottal therapy. The purpose of
this study is to determine The Effect Of Qur’an Surah Ar-Rahman As Murottal
Therapy To The Changes Of Depression In Elderly At UPT PSTW Ponorogo
District.
This research uses Pre Experimental design with randomized one group
pretest-postest design. Sampling technique using Simple Random Sampling. Total
of 15 elderly that living in the nursing home were used as sample.
The result of this study shows that the average of depression score before
giving qur’an surah ar-rahman as murottal therapy was 7,93 and Mean of
depression score after giving those therapy was 6,29. The result of statistical test
analysis by using wilcoxon test showed that depression has decrease between
before and after therapy with p-value = 0.001 <α = 0.05
So that qur’an surah ar-rahman as murottal therapy is effective to reduce
the depression in elderly at UPT PSTW Ponorogo District. From the results of
this research elderly should using qur’an surah ar-rahman as murottal therapy as
one of the way to reduce the depression in elderly who live at the nursing home.
Keywords: Depression, Elderly, Qur’an Surah Ar-Rahman as Murottal
ix
DAFTAR ISI
Sampul Depan ..................................................................................................... i
Sampul Dalam ..................................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii
Lembar Pengesahan ............................................................................................ iv
Lembar Persembahan .......................................................................................... v
Halaman Pernyataan............................................................................................ vi
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... vii
Abstrak ................................................................................................................ viii
Abstract ............................................................................................................... ix
Daftar Isi.............................................................................................................. x
Daftar Tabel ........................................................................................................ xii
Daftar Gambar ..................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran .................................................................................................. xiv
Daftar Istilah........................................................................................................ xv
Daftar Singkatan.................................................................................................. xvi
Kata Pengantar .................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Terapi Murottal Al-Qur’an
2.1.1 Pengertian Al-Qur’an .................................................... 9
2.1.2 Pengertian Terapi Murottal Al-Qur’an .......................... 9
2.1.3 Mekanisme Terapi Murottal Al-Qur’an Pada Tubuh .... 10
2.1.4 Manfaat Mendengarkan Murottal Al-Qur’an ................ 13
2.1.5 Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap
Depresi .......................................................................... 14
2.2 Konsep Depresi
2.2.1 Pengertian Depresi ........................................................ 15
2.2.2 Etiologi Depresi ............................................................. 15
2.2.3 Klasifikasi Depresi DSM-IV-TR .................................. 16
2.2.4 Definisi Depresi Pada Lansia ........................................ 26
2.2.5 Faktor Penyebab Depresi Pada Lansia .......................... 27
2.2.6 Dampak Depresi ............................................................ 30
2.2.7 Tingkat Depresi ............................................................. 30
2.2.8 Penatalaksanaan Depresi ............................................... 32
2.2.9 Alat Pengkajian Depresi Pada Lansia ........................... 35
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................ 37
3.2 Hipotesa Penelitian.................................................................... 38
x
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ....................................................................... 39
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi ......................................................................... 40
4.2.2 Sampel ........................................................................... 40
4.2.3 Kriteria Sampel ............................................................. 41
4.3 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................ 42
4.4 Variabel Penelitian .................................................................... 43
4.5 Definisi Operasional.................................................................. 43
4.6 Instrumen Penelitian.................................................................. 44
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 46
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ..................................................... 46
4.9 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
4.9.1 Pengolahan Data ............................................................ 48
4.9.2 Analisa Data .................................................................. 51
4.10 Etika Penelitian ......................................................................... 53
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................. 54
5.1.2 Data Umum Responden ................................................ 55
5.1.3 Data Khusus Responden ................................................ 55
5.2 Pembahasan
5.2.1 Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum Diberikan
Terapi Murottal Al-qur’an di UPT PSTW Kabupaten
Ponorogo ....................................................................... 57
5.2.2 Tingkat Depresi Pada Lansia Sesudah Diberikan
Terapi Murottal Al-qur’an di UPT PSTW Kabupaten
Ponorogo ....................................................................... 59
5.2.3 Perbandingan Tingkat Depresi Sebelum dan Sesudah
Diberikan Terapi Murottal Al-qur’an di UPT PSTW
Kabupaten Ponorogo ..................................................... 60
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................... 63
6.2 Saran .......................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 65
Lampiran-lampiran .............................................................................................. 68
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
Tabel 2.1 Karakteristik obat anti depresan ............................................ 35
Tabel 4.1 Jenis Pre-Eksperimental dengan Randomized One Group
Pretest-Postest design ........................................................... 39
Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel ............................................... 43
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia Pada Bulan Mei 2018 di UPT
DINSOS Ponorogo (n=14) .................................................... 55
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia Pada Bulan Mei 2018 di UPT
DINSOS Ponorogo (n=14) .................................................... 55
Tabel 5.3 Skor Depresi Lansia Sebelum Diberikan Terapi Murottal
Al-qur’an Surat Ar-rahman Pada Bulan Mei 2018 (n=14)
................................................................................................ 55
Tabel 5.4 Skor Depresi Lansia Sesudah Diberikan Terapi Murottal
Al-qur’an Surat Ar-rahman Pada Bulan Mei 2018 (n=14)
................................................................................................ 56
Tabel 5.5 Hasil Analisa Pengaruh Terapi Murottal Al-qur’an Surat
Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi di PSTW
DINSOS Ponorogo ................................................................ 56
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual .......................................................... 37
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Tentang Terapi Murotal Al-Qur’an Surat
Ar-Rahman .......................................................................... 42
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan surat izin pengambilan Awal ....................... 68
Lampiran 2 Permohonan surat izin penelitian ..................................... 69
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................. 70
Lampiran 4 Permohonan Menjadi Responden ...................................... 71
Lampiran 5 Persetujuan Menjadi Responden................................... .... 72
Lampiran 6 Surat Pernyataan Responden ............................................. 73
Lampiran 7 Lembar Kuesioner data Umum ......................................... 74
Lampiran 8 SOP Murottal Al-Quran .................................................... 75
Lampiran 9 Lembar Kuesioner ............................................................. 77
Lampiran 10 Kisi-kisi Kuesioner ........................................................... 79
Lampiran 11 Lembar Observasi .............................................................. 80
Lampiran 12 Hasil tabulasi kuisioner ..................................................... 81
Lampiran 13 Hasil tabulasi presentase kuisioner .................................... 83
Lampiran 14 Hasil tabulasi data subyek penelitian ................................ 85
Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Responden ....................................... 86
Lampiran 16 Data Uji Normalitas .......................................................... 88
Lampiran 17 Hasil Analisa Uji Wilcoxon ............................................... 89
Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian .................................................... 90
Lampiran 19 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................... 91
Lampiran 20 Lembar Konsultasi Bimbingan ......................................... 92
xiv
DAFTAR ISTILAH
Anonimity : Tanpa nama
Anoreksia : Menolak makanan
Bipolar : Mental yang menyerang kondisi psikis seseorang
Cleaning : Mengecek kembali
Coding : Pengkodean
Confidentitality : Kerahasiaan
Editing : Penyuntingan Data
Halusinasi : Persepsi dalam sadar tanpa rangsangan dalam indra
Hipersomnia : Kantuk berlebihan
Hormon Endofrin : Hormon kebahagiaan
Informed consent : Lembar persetujuan
Insomnia : Kesulitan tidur
Irritable : Mudah tersinggung
Kalam : Kalimat sempurna
Lansia : Lanjut usia
Neuropeptide : Molekul kecil seperti protein
Nukleus : Intisel
Paranoit : Ketakutan yang berlebih
Qori : Pembaca Al-Qur’an
Scoring : Memberi skor
Tabulating : Tabel data
Tajwid : Hukum baca Al-Qur’an
Taqiq : Menguatkan
Tilawatil Qur’an : Bacaan kitab suci Al-Qur’an yang bertajwid
Waham : Keyakinan berdasarkan penilaian realita yang salah
Waqaf : Tanda Berhenti
xv
DAFTAR SINGKATAN
3H-Imipramin : Ikatan serotonin
5-HIAA : Asam 5-hidroksin indolasetat
5-HT : Serotonin
ACTH : Ardenal Corticotropin Hormon
BPS : Badan Pusat Statistik
DA : Dopamin
DSM : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
EEG : Electroencephalograph
HZ : Hez (Satuan dari frekuensi)
NE : Norepineprin
RTA : Reality Testing Ability
TRH : Thyroid-Releasing Hormone
SSP : Sistem Saraf Pusat
UU : Undang-undang
USA : United States of America
WHO : World Healt Organizati
xvi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
Terapi Suara Murottal Al-Qur’an Surat Ar-Rahman Terhadap Perubahan Depresi
Pada Lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo”. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Keperawatan di Program
Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia
Madiun.
Peneliti menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka kegiatan
penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada peneliti. Untuk itu, dalam kesempatan ini peneliti
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kepala UPT PSTW Kabupaten Ponorogo yang telah memberi izin untuk
melakukan penelitian di tempat tersebut.
2. Bapak Zaenal Abidin, SKM., M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun.
3. Ibu Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Program Studi
Ilmu Kesehataan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan
4. Bapak Aris Hartono, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing I yang telah
meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dalam penyusunan skripsi.
xvii
5. Bapak H. Edy Bachrun S.KM., M.Kes selaku pembimbing II yang dengan
kesabaran dan ketelitiannya dalam membimbing, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Kepala Dinas Sosial Ponorogo dan seluruh Staf Dinas Sosial Ponorogo
yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk melakukan penelitian.
7. Kedua Orang tua saya, Bapak Maryanto dan Ibu Tukirah beserta seluruh
keluarga yang telah memberi dorongan, doa, nasehat dan semangat tanpa
henti.
8. Teman-teman yang telah memberi dorongan dan bantuan berupa apapun
dalam penyusunan tugas skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas budi baik serta ketulusan
yang telah mereka berikan selama ini pada peneliti.
Peneliti menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penelitian ini.
Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan kita semua.
Madiun, Juli 2018
Peneliti
Novela Ragil Amanta
201402035
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lanjut usia (Lansia) merupakan tahap terakhir dari tahapan perkembangan
manusia. Menurut UU No. 13 tahun 2014, lansia adalah seseorang yang umumya
telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Hal ini sesuai dengan definisi lansia dari
World Health Organization (WHO), yang menyatakan bahwa usia lanjut adalah
seseorang yang berusia dimulai dari 60 tahun ke atas (Mubarak, 2012). Berbagai
persoalan hidup yang menimpa lanjut usia sepanjang hidup, seperti: kemiskinan,
kegagalan yang beruntun, stress yang berkepanjangan, ataupun konflik dengan
keluarga atau anak, atau kondisi lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa
merawatnya dan lain sebagainya. Kondisi hidup seperti ini dapat memicu
terjadinya depresi. Depresi merupakan gangguan psikologis yang paling umum
terjadi pada tahun-tahun terakhir kehidupan individu. (Syamsudin, 2011 )
Depresi sendiri merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama saat ini
karena orang dengan depresi produktivitasnya akan menurun dan berdampak
buruk bagi masyarakat, bangsa, dan negara yang sedang berkembang. Orang yang
mengalami depresi merupakan orang yang sangat menderita. Depresi adalah
penyebab utama tindakan bunuh diri, dan tingkatan ini menduduki urutan ke 6
dari penyebab kematian utama di Amerika Serikat. (Hawari, 2011)
Faktor penyebab depresi pada lansia antara lain adalah faktor biologi,
psikologis, stres kronis, penggunaan obat. Adapun faktor biologis antara lain
adalah genetik, perubahan struktural otak, resiko vaskuler, dan kelemahan fisik.
2
Faktor psikologi penyebab depresi pada lansia antara lain adalah tipe kepribadian
dan dukungan sosial (Kaplan, 2010). Depresi lanjut usia memberikan dampak
diantaranya memperpendek usia harapan hidup dengan memperburuk
kemunduran fisik pada lansia, menghambat pemenuhan tugas-tugas
perkembangan lansia, menurunkan kualitas hidup lansia, menguras emosi dan
finansial orang yang terkena serta keluarga dan sistem pendukung sosisal yang
dimilikinya (Stanley & Beare, 2007).
Menurut World Health Organisation (WHO) prevalensi depresi pada
lansia di dunia berkisar 8-15% dan hasil metaanalisis dari laporan negara-negara
di dunia mendapatkan prevalensi rata-rata depresi pada lansia adalah 13,5%
(Kompas, 2012). Sementara itu, di Indonesia, angka bunuh diri mencapai 1,6
hingga 1,8 per 100 ribu jiwa pada 2010. Pada tahun 2020 depresi akan menduduki
peringkat teratas penyakit yang dialami lanjut usia di Negara berkemang termasuk
Indonesia, di Indonesia menurut penelitian yang telah dilakukan dengan
pengukuran menggunakan Geriatric Depression Scale Short Form (GDS-SF)
sebanyak 33,8% (Wada T dkk, 2005 dalam Sari, 2012). Di Jawa Timur prevalensi
penderita gangguan jiwa pada tahun 2016 mencapai 2.369 orang. Jumlah itu naik
sebesar 750 orang di bandingkan tahun 2015 lalu yang hanya 1.619 orang
(Beritajatim, 2017). Di kabupaten Ponorogo sendiri angka kejadian depresi pada
lansia meningkat dari tahun 2013 ke tahun 2014. Pada tahun 2013 kejadian
depresi di Ponorogo sebanyak 18 orang, dan pada tahun 2014 mencapai 24 orang
lansia. Jumlah tersebut hanya sebagian kecil kasus depresi yang terlapor di
Ponorogo (BPS, 2015).
3
Segala perubahan yang di alami oleh individu antara lain perubahan
fisiologis, perubahan kemanpuan motorik, dan perubahan sosial-psikologis
banyak diantara lansia belum mempunyai kesiapan yang matang untuk menerima
dan menghadapi perubahan yang signifikan sebagaimana proses penuaan.
Ketidaksiapan tersebut menjadikan lansia dihadapkan periode krisis, dimana hal
ini akan berpengaruh pada psikologis lansia. Situasi ini akan berjalan terus
menerus sehingga membentuk pola lingkaran yang tidak ada ujungnya yang akan
mengakibatkan munculnya stress dan ketidakefektifan koping individu yang akan
menimbulkan dampak depresi.
Lantunan Al-qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia sebagai
instrument penyembuhan yang menakjubkan dan terjangkau. Suara dapat
menurunkan hormone stres, mengaktifkan hormon endofrin alami, meningkatkan
rasa rileks, mengalihkan rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistim kimia
dalam tubuh, sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat
pernafasan, denyut nadi dan aktifitas gelombang otak (Heru, 2008).
Menurut (Anwar, 2008) Murottal merupakan kumpulan rekaman bacaan
ayat-ayat Al-qur’an dalam pita suara dengan memperhatikan tajwid, menjaga
keluarnya huruf-huruf, dan waqaf (tanda berhenti) sebagai upaya untuk
menguatkan (taqiq) kelestarian Al-qur’an serta menyebarkan Al-qur’an . Al-
qur’an sendiri memiliki berbagai manfaat termasuk bagi kesehatan sesuai pada
qur’an surat Al-Isra ayat 82, yaitu;
4
Artinya :” Dan Kami turunkan dari Al-qur’an suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-qur’an itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.(Surat Al-Isra ayat 82).
Terapi murottal membantu otak dalam memproduksi zat kimia, yakni
neuropeptide yang dapat menguatkan reseptor tubuh dan memberikan umpan
balik berupa kenikmatan dan kenyamanan (Indrajati, 2013). Manfaat dari murottal
menurut (Siswatinah, 2011 dalam Indrajati, 2013) untuk mendapatkan ketenangan
jiwa sesuai dengan al-qur’an surat Al-A’raf ayat 203-204, yakni :
Artinya : “Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al Quran kepada mereka,
mereka berkata: "Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?" Katakanlah:
"Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku
kepadaku. Al-qur’an ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman".Dan apabila dibacakan Al-qur’an,
maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu
mendapat rahmat.(Qur’an surat Al-A’raf ayat 203-204)
Hasil penelitian membuktikan bahwa ada penurunan tingkat depresi pada
lansia dengan memperdengarkan murottal surat Al-Baqarah (Wardani, 2015).
Pada penelitian sebelumnya membuktikan adanya penurunan depresi pada lansia
dengan memperdengarkan surat Ar-Rahman (Mashita, 2017). Ahmad direktur
5
utama Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida, USA
dalam (Remolda dan Faradisi, 2009) pada konferensi tahunan ke XVII Ikatan
Dokter Amerika mengungkapkan bahwa mendengarkan bacaan Al-quran
mempengaruhi arus listrik di otot, sirkulasi darah, detak jantung, dan kadar darah
di kulit, sehingga mereksasi atau menurunkan ketengangan saraf dalam
mendilatasi (melebarkan) pembuluh darah dan perfusi darah, serta menurunkan
frekuensi detak jantung .
Dari hasil observasi yang di lakukan ada sekitar 5 orang lanjut usia yang
terlihat seperti mengalami tanda-tanda dan gejala depresi dari 35 jumlah lansia.
Adapun lanjut usia mengatakan sulit tidur, sering bangun di malam hari,
kehilangan nafsu makan, sebagian lansia merasakan kesepian, merasakan
kesedihan apabila mengingat keluarganya. Dari 5 lanjut usia tersebut terdapat 2
lansia yang mengalami gangguan pendengaran. Selama di panti terapi yang
dilakukan dengan mengisi waktu luang lansia dengan cara melakukan kegiatan
kadroh.
Pencegahan dan terapi yang dapat diberikan pada kondisi stress, cemas
dan depresi memerlukan pendekatan secara farmakologis yaitu mencakup
perilaku, kognitif, meditasi hipnotis dan musik . Demikian pula dengan terapi
murotal yang bisa dijadikan referensi dalam hal penurunan tingkat depresi dan
gangguan kecemasan. Terapi murottal Al-Qur’an dapat mempercepat
penyembuhan, hal ini telah dibuktikan oleh Ahmad Al-Qhadi tahun 2010,
direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida,
Amerika Serikat. Dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika,
6
wilayah missuori AS, Ahmad Al-Qadhi melakukan presentasi tentang hasil
penelitianya dengan tema “Pengaruh Al-Qur’an pada Manusia dalam Perspektif
Fisiologi dan Psikologi”. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa Al-Qur'an
memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan dalam menurunkan ketegangan
(stres) pada pengukuran kualitatif maupun kuantitatif. Terapi Al-Qur’an dengan
tempo yang lambat serta harmonis dapat menurunkan hormon-hormon stres,
mengaktifkan hormon endorfin alami (serotonin). Mekanisme ini dapat
meningkatkan perasaan rileks, mengurangi perasaan takut, cemas, gelisah, dan
tegang, serta memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan
darah, memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas
gelombang otak (Heru, 2008).
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Terapi Murottal Al-quran terhadap perubahan depresi pada
Lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo”.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas,
maka permasalahan peneliti ini dapat di rumuskan sebagai berikut : “Apakah ada
pengaruh terapi murottal Al-qur’an surat Ar-rahman terhadap perubahan depresi
pada lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo ?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mempelajari pengaruh terapi murottal al-qur’an surat Ar-rahman
terhadap perubahan depresi pada lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi depresi pada lansia sebelum diberikan terapi murottal Al-
Qur’an surat Ar-rahman di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo.
2. Mengidentifikasi depresi pada lansia setelah di berikan terapi murottal Al-
Qur’an surat Ar-rahman di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo.
3. Menganalisa pengaruh terapi murottal Al-Qur’an surat Ar-rahman
terhadap perubahan depresi pada lansia di UPT PSTW Kabupaten
Ponorogo.
8
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan ilmu keperawatan komunitas terkait penanganan
depresi terhadap lansia.
2. Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan untuk
mengembangkan teori bagi pembaca tentang penanganan terhadap depresi
pada lansia.
3. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai dasar bagi penelitian
selanjutnya dalam pengemangan tentang depresi pada lansia.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Diharapkan dengan adanya penelitian terapi murottal Al-Qur’an ini
memberikan tambahan informasi dan bahan masukan bagi institusi
kesehatan dalam pencegahan dan penanggulangan kejadian pada depresi
bagi masyarakat.
2. Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pengaruh
terapi murottal Al-Qur’an dalam penanganan depresi.
3. Dengan di temukannya terapi murottal Al-Qur’an dapat dijadikan pilihan
kedua dalam mengatasi masalah depresi.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Terapi Murottal Al-Qur’an
2.1.1 Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang istimewa. Karena, Al-Qur’an adalah
merupakan firman Allah SWT. Al-qur’an mengandung banyak mukjizat yang
tidak dapat tertandingi. Al-Qur’an diturunkan kepada seorang Nabi yang juga
istimewa, Nabi Muhammad Saw. Al-Qur’an Menjadi penyempurna kitab suci
yang datang sebelumnya. Al-qur’an juga dapat menjadi obat bagi penyakit dzahir
dan batin manusia. (Shihab. 2011)
Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang
diturunkan kepana nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an adalah kitab suci yang
diyakini kebenarannya, dan mendapat pahala jika membacannya. Seni baca Al-
Qur’an atau tilawatil qur’an adalah bacaan kitab suci Al-Qur’an yang bertajwid
dan diperindah oleh irama. Orang yang membacanya disebut Qori’ (Nirwana,
2014).
2.1.2 Pengertian Terapi Murottal Al-Qur’an
Murottal merupakan salah satu musik yang memiliki pengaruh positif bagi
pendengarnya . Terapi murotal dapat mempercepat penyembuhan, hal ini telah
dibuktikan oleh berbagai ahli seperti yang telah dilakukan Ahmad Al Khadi
direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida,
Amerika Serikat. Dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika,
10
dengan hasil penelitian bahwa mendengarkan ayat suci Al-Qur’an memiliki
pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan
hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh alat berbasis
komputer (Remolda, 2009).
Murottal merupakan rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan oleh
seorang Qori’ (pembaca Al-Qur’an). Lantunan Al-Qur’an secara fisik yang
mengandung unsur suara manusia, suara manusia merupakan instrumen
penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara
dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami,
meningkatkan perasaan rileks, mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan
tegang, memperbaiki sistem kimia dalam tubuh sehingga menurunkan tekanan
darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas
gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut
sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam
dan metabolisme yang lebih baik (Heru, 2008).
2.1.3 Mekanisme Terapi Murottal Al-Qur’an Pada Tubuh
Struktur dasar tubuh manusia adalah sel, setiap sel terbuat dari milyaran
atom dan setiap atom terbuat dari nukleus positif dan elektron negatif yang
berotasi disekitarnya. Rahasia yang membuat otak kita berpikir adalah sebuah
program akurat yang berada dalam sel-sel otak. Program yang berada di dalam
setiap sel ini mengerjakan tugasnya dengan teliti. Kerusakan sekecil apapun dalam
pekerjaannya akan menyebabkan ketidakseimbangan dan penyakit di beberapa
bagian tubuh manusia. Para ilmuwan menemukan bahwa sel-sel tubuh
11
dipengaruhi oleh berbagai getaran seperti gelombang cahaya, gelombang radio
dan gelombang suara. Suara terbuat dari gelombang atau getaran yang bergerak di
udara sekitar 340 m/detik. Setiap suara memiliki frekuensi 20 per detik hingga
frekuensi 20.000 per detik, sedangkan bunyi yang bisa diterima oleh telinga
manusia adalah antara 16 Hz sampai dengan 20.000 Hz (Schwarz, 1997 dalam
Siraaj, 2013). Gelombang-gelombang ini menyebar diudara dan ditangkap oleh
telinga, kemudian berubah menjadi sinyal elektrik dan bergerak melalui saraf,
suara menuju kulit accoustic bark yang ada pada otak. Sel-sel terkait dengan
gelombang-gelombang tersebut dan bergerak kedalam bagian otak, terutama di
bagian depan. Semua bagian ini bekerja sama sesuai dengan sinyal-sinyal tersebut
dan menerjemahkan mereka kedalam bahasa yang dipahami oleh manusia, dengan
demikian otak menganalisa sinyal-sinyal tersebut dan memberikan perintah-
perintahnya keberbagai bagian tubuh untuk terhubung dengan sinyal-sinyal yang
ada pada otak. Suara bergerak dari telinga ke otak dan mempengaruhi sel-sel otak
yang kemudian suara dikirim ke jaringan sistem saraf pusat, pada hipotalamus
suara dioalah dan kemudian di interprestasikan. Para ilmuwan baru-baru ini
menemukan bahwa suara memiliki kekuatan penyembuh yang ajaib dan efek yang
menakjubkan dari sel-sel otak yang mengembalikan keseimbangan ke seluruh
tubuh.
Mendengarkan murotal Al-qur’an akan menimbulkan suatu medan
gelombang yang akan mempengaruhi gelombang otak manusia. Dengan
menggunakan alat Electroencephalograph (EEG), terlihat reaksi otak berupa
perubahan gelombang otak dari frekuensi beta (diatas 12 Hz sampai dengan 20
12
Hz) menjadi frekuensi alfa (8 Hz sampai dengan 12 Hz) yang membuat kondisi
tubuh dalam keadaan rileks atau mulai istirahat dengan tanda-tanda mata mulai
menutup atau mengantuk, selain itu pada tahap selanjutnya akan terjadi
peningkatan frekuensi gelombang delta (0,5 Hz sampai dengan 4 Hz) yang akan
membuat tingkat relaksasi lebih dalam dan penurunan depresi yang lebih
signifikan. Gelombang delta merupakan gelombang utama yang berperan pada
tidur manusia tingkat III dan IV. Semua reaksi pada otak yang dipengaruhi oleh
medan gelombang tersebut akan meningkatkan berbagai neurotransmiter seperti
serotonin dan dopamin yang pada akhirnya akan memberikan efek pada tubuh
sehingga akan muncul ketentraman dan perasaan tenang pada hati (Salim, 2012).
Merupakan sistem alami yang Allah ciptakan pada sel-sel otak, ini adalah sistem
keseimbangan alami, ini adalah apa yang Allah firmankan kepada kita di dalam
Kitab Suci Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 30) :
Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”.(Ar-Rum: 30)
Pengobatan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an dan merupakan sunnah Nabi saw
terbukti secara medis dapat menyembuhkan dari berbagai penyakit psikologis
ataupun penyakit fisik (rohani atau jasmani) (Siraaj, 2013).
13
2.1.4 Manfaat Mendengarkan Murottal Al-Quran
Beberapa penelitian mengenai pengaruh Al-Qur’an terhadap kesehatan
dapat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa dan fisik. Al-Qur’an berpengaruh
meningkatkan kesehatan jiwa pada lansia (Sooki dkk, 2010). Mendengarkan
bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dengan tartil akan mendapatkan ketenangan jiwa,
dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami
(serotonin), meningkatkan peralasan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa
takut, cemas dan tegang, mempebaiki sistem kimia dalam tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, dan
aktivitas gelombang otak (Heru, 2008). Seseorang yang membaca atau mendengar
bacaan ayat Al-Qur’an akan mengalami perubahan kondisi psikologis seperti
menurunkan rasa depresi, menenangakan jiwa dan menghilangkan kesedihan, hal
ini telah dibuktikan oleh Ahmad Al-Qhadi pada tahun 2010, direktur utama
Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida, Amerika
Serikat. Dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika, wilayah
missuori AS
Al-Qur’an merupakan penyembuh (Asy Syifaa) dan merupakan petunjuk (Al-
huda) bagi orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al
Isra’ ayat 82 yang berbunyi :
14
Artinya : “Dan Kami turunkan dari Al-qur’an suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.
2.1.5 Pengaruh Terapi Murotal Al-Qur’an terhadap Depresi
Menurut literatur riview yang peneliti baca, terdapat banyak manfaat
terapi murotal Al-qur’an diantaranya sebagai terapi kesehatan, terutama sebagai
terapi pada kesehatan jiwa. Salah satu terapi yang dapat meningkatkan kesehatan
jiwa adalah dengan mendengarkan bacaan murotal Al-qur’an (Aizid, 2015). Allah
sendiri menegaskan pengaruh Al-Qur’an baik membaca maupun
mendengarkannya dalam Al-qur’an surat Ar-Ra’at ayat 28 yang berbunyi :
Artinya : “orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram” .
Al-Qur’an merupakan obat istimewa bagi kegundahan hati, kesedihan,
keputusasaan, stres dan depresi (Aizid, 2015). Pendapat tersebut dikuatkan dengan
beberapa penelitian yang terkait dengan terapi murotal Al-Qur’an terhadap
perubahan tingkat depresi. Terapi murotal Al-Qur’an dapat menurunkan tingkat
depresi pada lansia, selain itu murotal Al-Qur’an juga dapat menurunkan skor
depresi pada lansia yang mendapatkan terapi murottal Al-Qur’an dibandingkan
yang tidak mendapatkan terapi murotal Al-Qur’an (S Wardani, 2015)
15
2.2 Konsep Depresi
2.2.1 Pengertian Depresi
Depresi adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan
dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga menimbulkan
hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas
(Reality Testing Ability/RTA), kepribadian tetap utuh tidak mengalami keretakan
kepribadian (splitting of personality) perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas
normal (Hawari, 2011).
2.2.2 Etiologi Depresi
Hawari (2011), menyatakan depresi semakin bertambah untuk masa-masa
mendatang yang disebabkan karena beberapa hal, antara lain adalah usia harapan
hidup semakin bertambuah, stresor psikososial semakin berat, berbagai penyakit
kronik semakin bertambah, kehidupan beragama semakin ditinggalkan. (Maas et
al, 2011 dalam Septyana 2017), berpendapat terdapat banyak faktor psikologi dan
biologik atau interaksi antara faktor fisiologis dan biologik sebagai etiologi
depresi pada lansia.
1) Teori psikologik
Terapi kognitif menyarankan bahwa pengalaman dini pada kehidupan
sebelumnya menciptakan landasan untuk perkembangan pola pemikiran
negatif bahwa depresi adalah konsekuensi dari cara kita memandang diri,
dunia, dan masa depan depan dengan cara yang negatif (triad kognitif).
Depresi dapat terjadi saat individu tidak dapat mengendalikan kejadian, saat
16
mereka mengharapkan hasil negatif, dan saat mereka percaya bahwa mereka
tidak berdaya untuk mempengaruhi hasil.
2) Teori biologis
Beberapa aspek psikobiologi proses paralel penuaan yang terjadi dalam
depresi, meliputi penurunan regulasi hormon pertumbuhan, fungsi serotonin
SSP dan sensitivitas TRH di SSP, Ikatan Serotonin/3H-Imipramin. Banyak
hipotesis mengenai segi biologis depresi, telah terfokus pada gangguan fungsi
pada satu atau lebih monoamin, yang berperan sebagai
neurotransmitersinaptik di SSP (norepineprin [NE], dopamin (DA), serotonin
(5-Hidroksitritamin, 5-HT). Beberapa penyelidik menduga bahawa defisiensi
satu atau lebih monoamin ini dapat diperhitungkan sebagai penyebab depresi.
2.2.3 Klasifikasi Depresi DSM-IV-TR
DSM-IV-TR dalam buku (Benjamin J. Sadock 2015) Buku Ajar Psikiatri
Klinis telah mendefiniskan beberapa depresi yang berbeda dalam hal penampilan
klinis, perjalanan penyakit, genetik, dan respon pengobatan. Kondisi ini dibedakan
berdasarkan ada atau tidaknya mania (bipolar atau unipolar), beratnya penyakit
(mayor atau minor) dan peran kondisi medis atau psikiatrik lainnya sebagai
penyebab gangguan (primer atau sekunder) sehingga depresi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Gangguan mood mayor (depresi atau tanda dan gejala maniak)
a. Gangguan depresi mayor
Gangguan depresi berat juga dikenal sebagai depresi mayor (unipolar),
terjadi tanpa riwayat episode manik, campuran atau hipomanik. Pasien
17
dengan depresi mayor memiliki beberapa tanda-tanda dan gejala-gejala
depresi yang berat. Tampilan klinisnya sangat bervariasi yaitu mulai dari
sangat retardasi dan sangat menarik diri sampai iritabel dan agitasi.
Episode depresi berat harus ada setidaknya 2 minggu dan seseorang yang
didiagnosis memiliki episode depresi berat terutama juga harus mengalami
setidaknya empat gejala dari daftar yang mencakup perubahan berat badan
dan nafsu makan, perubahan tidur dan aktivitas, tidak ada energi, rasa
bersalah, masalah dalam berpikir dan membuat keputusan, serta pikiran
berulang mengenai kematian dan bunuh diri. Gangguan pikiran kadang-
kadang dapat ditemukan. Waham biasanya dipenuhi afek dan sesuai
dengan mood, tetapi tidak selalu ada. Halusinasi jarang ditemukan, kalau
ada bisa berbentuk auditorik, dan biasanya menyalahkan diri sendiri atau
berisi ide-ide paranoid. Orang tua yang depresi terutama memperlihatkan
retardasi, gangguan memori, dan disorientasi ringan (pscudodemensia).
Gangguan ini dapat terjadi pada semua stadium umur (umur rata-rata onset
adalah akhir 20-an; 10% terjadi setelah umur 60-an). Kurang dari 50%
pasien mengalami satu episode (depresi mayor episode tunggal); sekitar
50-60% mengalami dua kali serangan atau lebih (depresi mayor berulang).
Beberapa pasien ssmbuh sempurna diantara episode, dan sekitar 20% tetap
dengan depresi ringan dan sekitar 10% mengalami depresi berat secara
kronis. Kebanyakan serangan mulai berangsur-angsur dalam 1-3 minggu,
dan apabila tidak diobati dapat berlangsung 3-8 bulan atau lebih lama.
Gangguan ini sering merupakan gangguan satu siklus. Sering terjadi
18
kekambuhan selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama atau dua tahun
setelah sembuh dari episode akut (tetapi sebagian dapat dicegah dengan
terapi pemeliharaan). Selama episode, pasien sering tidak berfungsi dan
resiko untuk melakukan bunuh diri tinggi. Hampir sebagian besar pasien
dengan gangguan berulang akan sembuh setelah 1-2 dekade sedangkan
sebagian lagi akan tetap terganggu secara kronis, meskipun sebagian besar
akan menderita distimia dan kadang-kadang mengalami kekambuhan
dalam bentuk depresi mayor.
b. Gangguan Bipolar I (maniak-depresi)
Sebutan gangguan bipolar I sinonim dengan yang dikenal sebagai
gangguan bipolar yaitu suatu sindrom dengan seluruh gejala mania yang
terjadi selama perjalanan gangguan. Episode maniak dapat terjadi beberapa
hari dan dapat berkembang menjadi tak terkontrol dan psikotik. Episode
maniak adalah suatu periode khas mood abnormal, terus meningkat,
ekspansif, atau iritabel setidaknya selama 1 minggu atau kurang jika
pasien rawat inap. Sekitar 20% atau lebih, pasien maniak mengalami
halusinasi atau waham. Mania berat sulit dibedakan dengan delirium
organik (onset tiba-tiba, anoreksia, insomnia, disorientasi, paranoia,
halusianasi dan waham) atau skizofrenia akut. Apabila pasien bipolar
mengalami depresi, depresi yang terjadi biasanya berat tetapikadang-
kadang dapat pula terlihat sebagai sindrom depresi ringan. Jarak serangan
biasanya berbulan-bulan atau bertahun-tahun, tetapi kadang-kadang pasien
19
mengalami siklus dari ke yang lain selama berhari-hari atau berminggu-
minggu. Macam-macam bipolar I antara lain :
1) Gangguan Bipolar I, Episode Maniak Tunggal
Menurut DSM-IV-TR, pasien harus mengalami episode manik
yang pertama untuk memenuhi kriteria diagnostik gangguan bipolar I
episode manik tunggal yaitu pasien merasa harga diri mebumbung
atau rasa kebesaran, berkurangnya kebutuhan tidur, lebih banyak
berbicara daripada biasanya atau ada tekanan untuk terus
berbicara,perhatian mudah teralih, dan keterlibatan yang berlebihan
didalam aktivitas yang menyenangkan dan berpotensi tinggi memiliki
akibat menyakitkan.
2) Gangguan Bipolar I, Berulang
DSM-IV-TR menentukan kriteria diagnostik gangguan biolar I
berulang berdasarkan gejala episode terkini yaitu depresi ringan,
sedang, berat tanpa ciri psikotik, dan berat dengan ciri psikotik dapat
diterapkan hanya jika kriteria saat ini memenuhi episode manik. Pada
remisi parsial dan remisi penuh dapat diterapkan untuk episode manik
pada gangguan bipolar I hanya jika hal ini adalah tipe episode mood
terkini. Pada depresi ringan kriteria minimum gejala episode maniak
terpenuhi; depresi ringan peningkatan drasti aktivitas atau rendah
penilaian; depresi berat tanpa ciri psikotik dibutuhkan supervisis
hampir berkesinambungan untuk mencegah mencederai diri sendiri
20
atau orang lain; depresi berat dengan ciri psikotik yaitu adanya waham
atau halusinasi.
3) Gangguan Bipolar II
Kriteria diagnostik gangguan bipolar II menentukan keparahan,
frekuensi,serta lama gejala hipomanik tertentu. Bipolar II terjadi
apabila pasien yang sebelumnya mengalami depresi mayor juga
mengalami episode hipomanik (biasanya sekitar waktu terjadi
depresi), tetapi tidak pernah sampai benar-benar manik. Pasien dengan
episode hipomanik memiliki durasi setidaknya 4 hari dan menyerupai
episode manik, terjadi peningkatan harga diri, berkurangnya keinginan
tidur, perhatian mudah teralih, aktivitas fisik dan mental yang hebat,
serta perilaku bersenang-senang yang berlebihan. Gangguan ini sering
terjadi pada perempuan yang mempunyai riwayat keluarga menderita
gangguan mood; 10% atau lebih dapat berkembang menjadi gangguan
bipolar I yang nantinya mengalami episode manik. Episode manik
pertama lebih sering sebelum usia 30 tahun, cepat dan membaik dalam
2-4 bulan apabila tidak diobati. Pelanggaran hukum, dan
penyalahgunaan obat serta alkohol (begitu pula bunuh diri) terjadi
pada periode manik
2. Gangguan mood spesifik lainnya (depresi minor dan tanda/ gejala maniak)
a) Gangguan distimik (depresi saja)
Menurut DSM-IV-TR, ciri gangguan distimik yang paling khas adalah
gangguan mood akibat kondisi medis umum dan gangguan mood yang
21
diinduksi zat, yang bisa berupa depresi, manik, atau campuran. Gangguan
distimik dapat disebut juga sebagai depresi neuretik yang merupakan
ganggguan afek (mood) depresif atau hilangnya minat atau rasa senang
didalam semua atau hampir semua aktivitas kehidupan sehari-hari dan
waktu senggang yang biasa dilakukannya (Hawari, 2008). Kadang kala
seseorang yang mengalami depresi neuretik itu ada waktu-waktu tertentu
(beberapa hari sampai beberapa minggu) terbebasdari gangguan tersebut
(periode normal), namun sesudah itu gangguan afektif tadi akan muncul
kembali. Seseorang dengan gangguan depresi neuretik selama dalam
periode depresif akan menunjukkan gejala-gejala paling sedikit 3 dari 13
gejala berikuit ini :
1. Sukar tidur (insomnia) atau sebaliknya banyak tidur (hipersomnia)
2. Lesu atau keluhan yang menahun
3. Perasaan kurang mampu, rendah diri atau mencela diri sendiri
4. Berkurangnya efektivitas atau produktivitas disekolah, pekerjaan atau
dirumah
5. Berkurangnya konsentrasi, perhatian atau kemampuan untuk berpikir
jernih
6. Menarik diri dari pergaulan sosial
7. Kehilangan minat atau kemampuan menikmati dalam aktivitas
yangmenyenangkan
8. Iritabilitas (mudah tersinggung) atau marah yang berlebihan tidak pada
tempatnya
22
9. Tidak mampu menanggapi pujian atau penghargaan dengan perasaan
senang
10. Kurang aktif atau kurang berbicara dari biasanya, merasa lamban dan
gelisah
11. Bersikap pesimis terhadap masa depan, menyesali peristiwa masa lalu
atau mengasihani diri sendiri
12. Mudah haru, mata berlinang atau menangis
13. Dan pikiran berulang tentang kematian atau keinginan bunuh diri
Pada gangguan depresi neuretik tadi yang bersangkutan masih
mampu menilai realitas (Reality Testing ability/RTA) dengan baik dan
demikian pula halnya dengan pemahaman diri (insight), atau dengan kata
lain tidak terdapat ciri-ciri gangguan jiwa berat seperti waham, halusinasi,
inkoherensi ataupun asosiasi yang melonggar.
b) Gangguan siklotimik
Gangguan siklotimik merupakan gejala depresi dan hipomanik saat ini
atau baru saja berlalu (secara terus menerus selama 2 tahun). Pemahaman
saat ini mengenai gangguan siklotimik didasarkan pada pengamatan Emil
Krapelin dan Kurt Schneider bahwa sepertiga sampai dua pertiga pasien
dengan gangguan mood menunjukkan gangguan kepribadian. Krapelin
menjelaskan empat jenis gangguan kepribadian; depresi (muram), manik
(ceria dan tidak terinhibisi), iritabel (labil dan eksplosif), serta siklotimik.
Ia menjelaskan kepribadian iritabel sebagai depresi dan manik serta
kepribadian siklotimik sebagai prgantian kepribadian depresi dan manik.
23
Seseorang dengan depresi siklotimik paling sedikit dalam kurun waktu
2 tahun mengalami gangguan alam perasaan (affect/ mood) ini, yang
mencakup suatu saat yang bersangkutan dalam episode depresif dan pada
saat yang lain mengalami episode hipomanik. Diantara keduanya itu ia
dapat dalam keadaan episode remisi (normal). Pada beberapa kasus
lainnya kedua jenis episode itu dapat silih berganti atau bercampur/
tumpang tindih (overlapping). Kedua pasang gejala ini pada diri seseorang,
yaitu suatu saat depresif dan pada saat yang lain hipomanik ciri-cirinya
adalah sebagai berikut:
1) Episode depresif :
Selama periode depresif terdapat afek (mood) depresif, atau
hilangnya minat atau rasa senang didalam semua atau hampir semua
aktivitas yang biasa dilakukan dan dalam waktu senggangnya, dan
paling sedikit terdapat 3 dari 11 gejala-gejala berikut ini :
1. Insomnia atau hipersomnia
2. Kurang semangat atau rasa lelah yang menahun (kronis)
3. Rasa rendah diri
4. Penurunan aktivitas atau produktivitas dirumah, disekolah, atau
dipekerjaan
5. Penurunan perhatian atau konsentrasi, atau kurang mampu berpikir
secara jernih
6. Menarik diri dari pergaulan sosial
7. Kehilangan minat atau kenikmatan dalam hubungan seksual
24
8. Mebatasi diri dalam aktivitas yang menyenangkan, dan merasa
bersalah atau menyesali tindakan-tindakannya dimasa lampau
9. Perasaan lamban dan lesu
10. Kurang suka berbicara, apabila dibandingkan dengan kead aan
biasanya
11. Sikap psimistik terhadap masa depan atau meneyesali hal-hal yang
telah lalu. Mudah merasa sedih atau mudah menangis.
2) Episode hipomanik :
Selama periode hpomanik ada alam perasaan yang meninggi dan
ekspansif atau mudah tersinggung (irritable), dan paling sedikit
terdapat 3 dari 12 gejala-gejala berikut ini :
1. Berkurangnya kebutuhan tidur
2. Lebih semangat dari biasanya
3. Rasa harga diri yang meningkat
4. Peningkatan aktitas atau produktivitas, yang sering berkaitan
dengan penambahan jam kerja secara suka rela
5. Cara berpikir yang lebih tajam dan lebih kreatif
6. Mencari kontak dengan orang lain secara berlebihan
7. Aktivitas seksual yang berlebihan tanpa menghiraukan akibat yang
merugikan
8. Melibatkan diri secara berlebihan dalam aktivitas yang
menyenangkan tanpa menghiraukan kemungkinan yang merugikan
dirinya
25
9. Kegelisahan fisik (agitasi psikomotor)
10. Berbicara lebih banyak dari biasanya
11. Optimisme yang berlebihan tentang hal-hal yang telah dicapainya
12. Tertawa-tawa, melucu atau bercanda secara berlebihan atau tidak
pantas
Pada gangguan depresi siklotimik ini tidak terdapat ciri psikotik
seperti waham, halusinasi, inkoherensi atau pelonggaran asosiasi. Juga
tidak disebabkan oleh gang guan jiwa lainnya, seperti remisi sebagian dari
gangguan bipolar, akan tetapitipe kepribadian siklotimikdapat merupakan
pendahulu (pramorbid) dari gangguan bipolar.
3. Gangguan depresi ringan
Epidemiologi gangguan depresif ringan tidak diketahui, tetapi data awal
menunjukkan bahwa gangguan ini sama lazimnya dengan gangguan depresi
berat yaitu sekitar 5% prevalensi populasi umum. Data awal juga menunjukkan
bahwa gangguan ini lazim ditemukan pada perempan dari pada laki-laki.
Gangguan depresi ringan mungkin mengenai orang pada usia berapapun dari
anak-anak sampai seterusnya. Gejala depresi ringan telah ada selama periode
waktu 2 minggu yaitu mood depresi hampir sepanjang hari dan hampir setiap
hariyang ditunjukkan baik melalui laporan subjektif atau pengamatan yang
dilakukan orang lain, berkurangnya minat atau kesenangan yang jelas disemua
atau hampir semua aktivitas sepanjang hari dan hampir setiap hari, berat badan
menurun signifikan tanpa diet, insomnia dan hipersomnia hampir setiap hari,
26
rasa tidak berharga atau rasa bersalah yang tidak sesuai atau berlebihan hamir
setiap hari, agitasi dan lelah atau hilang energi hampir setiap hari.
4. Gangguan penyesuaian dengan mood (depresi yang disebabkan oleh adanya
stressor).
Gejala depresi dapat pula diderita oleh orang yang mengalami stressor
psikososial yang berkaitan dengan hilangnya kedudukan/ jabatan/ kekuasaan.
Sekumpulan gejala-gejala mental dalam istilah umum disebut post power
syndrom (sindrom pasca kuasa) dan gejala depresi yang ditimbulkannya
disebut depresi paska kuasa.
2.2.4 Definisi Depresi Pada Lansia
Depresi bisa terjadi pada setiap siklus kehidupan. Ada dua macam depresi
yang banyak menarik perhatian adalah depresi involusional yang ada kaitannya
dengan usia lanjut dan depresi post partum yang ada kaitannya dengan kelahiran
anak. Pandangan yang berlaku sekarang adalah depresi ini mungkin berasal dari
proses yang sama yang menyebabkan depresi pada umumnya. Istilah depresi
involusional digunakan untuk menyebutkan depresi yang berkaitan dengan
permulaan atau awal dari usia lanjut. Kejadian depresi meningkat sesudah
individu berusia 65 tahun. Depresi involusional awalnya dilihat sebagai akibat
dari faktor fisiologis yang berkaitan dengan usia lanjut, dan faktor tersebut pasti
ikut menyebabkan depresi, akan tetapi pada waktu belakangan perhatian beralih
kepada peran yang dimainkan oleh faktor psikologis dan budaya (Semium, 2006).
27
2.2.5 Faktor Penyebab Depresi Pada Lansia
Usia lanjut merupakan masa yang menimbulkan stres karena: (1)
hilangnya keluarga, teman,status, dan penghargaan; (2) meningkatnya penyakit
dan masalah keuangan yang berhubungan dengan usia lanjut; dan (3) masa depan
terbatas dan mungkin kelihatannya suram (Semium, 2006). Adapun faktor resiko
lain yang dapat menyebabkan terjadinya depresi yaitu sikap pesimistik,
kecenderungan berasumsi negatif terhadap suatu pengalaman yang
mengecewakan, berpenyakit degeneratif kronik tanpa dukungan sosial yang
adekuat (Norkasiani, 2009).
Faktor resiko terjadinya depresi pada lansia menurut Amir (2006) yaitu :
1. Jenis Kelamin
Depresi lebih sering terjadi pada wanita. Terdapat dugaan bahwa
wanita lebih sering mencari pengobatan sehingga depresi lebih sering
terdiagnosis. Selain itu, ada pula yang menyatakan bahwa wanita lebih
sering terpajan dengan stressor lingkungan dan ambangnya terhadap
stressor lebih rendah bila dibandingkan dengan pria. Depresi yang
berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon pada wanita menambah
tingginya pravalensi depresi pada wanita.
2. Usia
Depresi lebih sering terjadi pada usia muda. Umur rata-rata awitan
20-40 tahun. Faktor sosial sering menempatkan seseorang yang berusia
muda pada resiko tinggi. Predisposisi biologic seperti faktor genetik juga
sering memberikan pengaruh pada seseorang yang berusia lebih muda.
28
Walaupun demikian, depresi juga dapat terjadi pada anak-anak dan usia
lanjut.
3. Status Perkawinan
Gangguan depresi mayor lebih sering dialami individu yang
bercerai atau berpisah bila dibandingkan dengan yang menikah atau
lajang. Status perceraian menempatkan seseorang pada resiko terjadinya
depresi. Wanita lajang lebih jarang menderita depresi dibandingkan
dengan wanita menikah, sebaliknya pria yang menikah lebih jarang
menderita depresi bila dibandingkan dengan pria lajang. Depresi lebih
sering pada orang yang tinggal sendiri bila dibandingkan dengan yang
tinggal bersama kerabat yang lain.
4. Pendidikan
Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional dalam menghadapi masalah
sehingga dapat meminimalkan resiko depresi dan juga dalam motivasi
kerjanya akan berpotensi dari pada mereka yang berpendidikan lebih
rendah
5. Riwayat Keluarga
Pada keluarga yang salah satu orang tuanya mengalami depresi
akanberpeluang 10-15% untuk memiliki anak yang akan menderita depresi
dikemudian hari. Disisi lain meskipun anak tidak mempunyai riwayat
depresi secara genetik, anak-anak akan belajar untuk meniru perilaku
depresi dari orang tuanya.
29
6. Riwayat Penyakit
Penyakit kronik yang diderita lansia dalam waktu yang lama
biasanya menjadikan lansia lebih terkena depresi.
7. Kepribadian
Seseorang dengan kepribadian yang lebih tertutup, mudah cemas,
hipersensitif, dan lebih bergantung pada orang lain lebih rentan terhadap
depresi.
8. Stressor Sosial
Stressor adalah suatu keadaan yang dirasakan sangat menekan
sehingga seseorang tidak dapat beradaptasi dan bertahan. Stresor sosial
merupakan faktor resiko terjadinya depresi. Beberapa peristiwa kehidupan
baik yang akut maupun yang kronik dapat menimbulkan depresi, misalnya
percecokan yang hampir berlangsung setiap hari, kesulitan keuangan, dan
ancaman yang menetap terhadap keamanan (tinggal didaerah yang
berbahaya atau konflik) dapat mencetuskan depresi.
9. Dukungan Sosial
Seseorang yang tidak terintegrasi kedalam masyarakat cenderung
menderita depresi. Dukungan sosial terjadi dari empat komponen yaitu:
jaringan sosial, interaksi sosial, dukungan sosial yang didapat, dan
dukungan instrumental.
10. Dukungan Keluarga
Keluarga merupakan support sistem yang berarti sehingga dapat
memberi petunjuk tentang kesehatan yang diterima. Sistem dukungan
30
penting bagi kesehatan lanjut usia terutama fisik dan emosi. Lansia yang
sering dikunjungi, ditemani dan mendapat dukungan akan mempunyai
kesehatan mental yang lebih baik.
2.2.6 Dampak Depresi
Depresi yang terjadi pada lansia menimbulkan dampak yang tidak sedikit,
diantaranya dampak fisik: kehilangan nafsu makan, berat badan menurun,
kesulitan menelan, insomnia, sering terbangun saat tidur, kelemahan, energi
menurun, peningkatan atau penurunan aktivitas psikomotor. Dampak psikologis:
perasaan sedih, khawatir, merasa kosong, harga diri rendah, tidak ada motivasi,
merasa tidak ada harapan, tidak berguna, lambat dalam berpikir, sulit konsentrasi
dan mengambil keputusan (Hawari, 2011).
Menurut (Stanley & Beare. 2007) depresi pada lansia juga dapat
memberikan dampak diantaranya memperpendek usia harapan hidup dengan
memperburuk kemunduran fisik pada lansia, menghambat pemenuhan tugas-tugas
perkembangan lansia, menurunkan kualitas hidup lansia, menguras emosi dan
finansial orang yang terkena serta keluarga, sistem pendukung sosisal yang
dimilikinya dan dapat menyebabkan timbulnya keinginan bunuh diri.
2.2.7 Tingkat Depresi
Menurut Hawari (2011) ada beberapa tingkatan depresi diantaranya:
1. Depresi ringan
Setiap individu pasti pernah mengalaminya ciri-cirinya lain bersifat
sementara, alamiah adanya rasa sedih perubahan proses pikir, komunikasi
dan hubungan sosial kurang baik dan merasa tidak nyaman.
31
2. Depresi sedang
a) Afek : Murung, cemas, kesal, marah, menangis, rasa bermusuhan, dan
harga diri rendah.
b) Proses piker : Perhatian sempit, berpikir lambat, ragu-ragu atau
bimbang, konsentrasi menurun, berpikir rumit, dan putus asa serta
pesimis.
c) Pola komunikasi : Bicara lambat, berkurangnya komunikasi verbal dan
non verbal meningkat
d) Partisipasi sosial : Menarik diri, tidak mau bekerja atau sekolah, mudah
tersinggung, bermusuhan, tidak memperhatikan diri
3. Depresi berat
a) Gangguan afek : Pandangan kosong, persaan hampa, murung,putus asa
dan inisiatif kurang.
b) Gangguan proses piker : Halusinasi dan waham, konsentrasi berkurang,
pikiran merusak diri.
c) Gangguan somatik dan aktivitas motorik : Diam dalam waktu lama,
tiba-tiba hiperaktif, bergerak tanpa tujuan, kurangnya perawatan diri,
tidak mau makan dan minum, berat badan menurun, bangun pagi sekali
dengan perasaan tidak enak, tugas ringan terasa berat.
d) Pola komunikasi : Introvet, tidak ada sama sekali komunikasi verbal.
e) Partisipasi sosial : kesulitan menjalankan peran sosial isolasi sosial
menarik diri.
32
2.2.8 Penatalakasanaan Depresi
Beberapa intervensi keperawatan menurut (Maas et al, 2011 dalam
septyana, 2017) sesuai dengan pemberian terapi pada lansia depresi yaitu :
1. Penatalaksanaan Nonfarmakologik
a) Pencegahan bunuh diri
Pengkajian yang akurat akan pemikiran bunuh diri pada pasien lansia
mencakup mengajukan pertanyaan langsung yang berkaitan dengan pemikiran
berulang akan mati dan berulangnya ide bunuh diri. Perawat dapat
menggunakan beberapa intervensi perilaku seperti menetapkan kontrak verbal
atau tertulis untuk tidak melakukan tindakan yang menyakiti diri sendiri,
apabila pasien menolak membutuhkan evaluasi yang tepat dari dokter dan
surveilan konstan sampai proses evaluasi dokter lengkap.
b) Penyuluhan terhadap obat resep
Obat resep didefinisikan sebagai menyiapkan pasien untuk menggunakan
obat resep dengan aman dan memantau pengaruh obat tersebut.
c) Penyuluhan terhadap proses penyakit
Proses penyakit didefinisikan sebagai membantu pasien untuk memahami
informasi yang berhubungan dengan suatu proses penyakit spesifik.
d) Dukungan emosi
Dukungan emosi yang didefinisikan sebagai menyediakan ketenangan,
penerimaan, dan dorongan selama terjadinya stres.
33
e) Konseling
Konseling didefinisikan sebagai penggunaan proses bantuan interaktif yang
berfokus pada kebutuhan, masalah, atau perasaan pasien dan orang terdakat
untuk meningkatkan atau mendukung koping, pemecahan masalah, dan
hubungan interpersonal.
f) Terapi perilaku
Terapi yang berdasarkan pada teori pembelajaran sosial dan analisis
fungsional perilaku termasuk intervensi seperti penetapan jadwal sehari-hari,
melatih aktivitas, atau pemecahan masalah.
g) Terapi kognitif
Berfokus pada proses kognitif depresi, mengarakteristikkan individu yang
mengalami depresi sebagai seorang yang menciptakan depresinya sendiri,
dengan mengubat interpretasi menjadi realita, berfokus pada hal-hal yang
negatif.
h) Terapi interpersonal
Terapi interpersonal berfokus pada hubungan pasien dengan orang
terdekat, membantu pasien memodifikasi baik hubungan mereka atau
mengenai harapan pasien mengenai hubungan tersebut.
i) Terapi dinamik singkat
Fondasi teorikal terapi ini berdasarkan pada ide bahwa distres emosional
(depresi) berasal dari konflik intrapsikik yang tiada terpecahkan apada
kehidupan sebelumnya. Oleh karena itu, pendekatan terpeutik untuk mengatasi
depresi meliputi resolusi konflik intrapsikik dan retrukturisasi kepribadian.
34
j) Terapi dukungan
Terapi dukungan meliputi mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
psikologis pasien dan membantu individu dalam membuat pilihan yang
meningkatkan kapasitas fungsi onalnya.
k) Fokus khusus pada kelompok kerja lansia
Lansia yang mengalami depresi berat dan mengalami gangguan kognitif
akan mendapatkan keuntungan dengan menciptakan kelompok kerja, perhatian,
perencanaan, organisasi, keterampilan, dan investasi diri.
l) Terapi Mileu
Prinsip perilaku dan teori proses kelompok membentuk fondasi utama
untuk membangun milieu terapeutik. Terapi milieu memiliki langkah preventif
dan nilai terapeutik dan harus menjadi pertimbangan utama pada semua tatanan
perawatan jangka panjang.
35
2. Penatalaksanaan Farmakologik
Karakteristik obat antidepresan menurut (Maas et al, 2011) dapat dilihat
pada tabel di bawah ini
Tabel 2.1 Karakteristik obat antidepresan
Obat/kelas Nama
Dagang
Dosis
(mg/hr) Efek Samping Umum
Monosiklik :
1. Bupropion
Wellbutrin
300-450
Gelisah, kecemasan, insomnia
SSRIs :
1. Fluksetin
2. Sertraline
3. Paroksetin
4. Flavoksamin
Prozac
Zoloft
Paxil
Luvox
20-60
50-200
20-50
50-300
Untuk semua daftar SSRIs :
kecemasan, insomnia, mual,
diare, sakit kepala, penurunan
nafsu makan, perlambatan
orgasme, penurunan libido.
Inhibitor
pengambilan
serotonin–
norepinefrin :
1. Veniafaksin
Effexor
75-300
Mual, hipertensi yang terkait
dosis
Antidepresan
fenilpiperezin :
1. Nevazodon
Serzone
50-600
Hipotensi, pusing, bradikardi,
bingung, perubahan
penglihatan, mulut kering,
mual, konstipasi, diare, retensi
urine, ruam.
Sumber : Maas et al, 2011
2.2.9 Alat Pengkajian Depresi Pada Lansia
Menurut (Sofia, 2014) salah satu alat yang digunakan untuk mendeteksi
terjadinya depresi pada lansia adalah dengan menggunakan Geriatric Depression
Scale (GDS). Geriatric Depresion Scale (GDS) dikembangkan sebagai suatu alat
skrinning untuk menilai depresi pada lansia terdiri dari 30 pertanyaan yang
memiliki jawaban ya/tidak. GDS ini telah mampu membedakan lansia yang
mengalami depresi dan lansia yang tidak depresi. Versi GDS yang lebih singkat
seperti GDS 15 yang terdiri dari 15 pertanyaan ya/tidak yang dilakukan sendiri.
36
Pertanyaan tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa sisi yaitu nomer 2 dan 15
tentang minat aktivitas, nomer 12 tentang perasaan sedih, nomer 3 dan 4 tentang
perasaan sepi dan bosan, nomer 10 tentang perasaan tidak berdaya, nomer
1,6,8,9,11, dan 15 tentang perasaan bersalah, nomer 14 tentang
perhatian/konsentrasi, nomer 5,7, dan 13 tentang semangat atau harapan terhadap
masa depan. Cara penilaian yaitu dengan memberi nilai satu poin untuk setiap
respon yang cocok dengan jawaban ya atau tidak dan respon yang tidak sesuai
diberi skor nol. Poin-poin tersebut dijumlahkan untuk mengetahui skor total.Pada
kuesioner GDS 15 untuk nomer soal 1,5,7,11,13 jika dijawab “iya” maka bernilai
0, apabila dijawab “tidak” maka bernilai 1, sedangkan untuk nomer
2,3,4,6,8,9,10,12,14,15 jika dijawab “tidak” bernilai 0 apabila dijawab “iya”
maka diberi nilai 1. Skor GDS maksimal adalah 15 dan skor minimal adalah 0.
37
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
Kerangka konsep Penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan
atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara
variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti
(Notoadmojo, 2012).
3.1 Kerangka Konsep
Keterangan :
: Diteliti : Berpengaruh
: Tidak Diteliti
Gambar 3.1Kerangka Konseptual Pengaruh Suara Terapi Murottal Al-Quran Surat
Ar-Rahman Terhadap Perubahan Depresi Pada Lansia
Suara murottal Al-qur’an
Mengetarkan gendang
telinga
Mengetarkan sel-sel rambut di koklea
Kortek selebri
Hipotalamus
Gelombang alfa
Gelombang delta
Meningkatkan relaksasi pada tubuh
Faktor-faktor yang
mempengaruhi depresi :
Jenis kelamin
Usia
Status perkawinan
Riwayat keluarga
Riwayat penyakit
Kepribadian
Stressor sosial
Dukungan sosial
Dukungan keluarga
Depresi
38
Gambar 3.1 menjelaskan tentang pengaruh terapi murottal Al-Quran surat
Ar-Rahman terhadap perubahan depresi pada lansia. Depresi adalah gangguan
alam perasaan yang di tandai dengan kemurungan dan kesedihan. Depresi juga di
sebabkan oleh beberapa faktor antara lain : (1) jenis kelamin; (2) usia; (3) status
perkawinan; (4) riwayat keluarga; (5) riwayat penyakit; (6) kepribadian; (7)
stressor sosial; (8) dukungan sosial; (9) dukungan keluarga. Depresi jika tidak
segera ditangani akan menyebabkan kualitas hidup pada lansia menurun dan dapat
menimbulkan bunuh diri. Depresi dapat ditangani dengan terapi murottal al-
qur’an. Murottal al-qur’an adalah rekaman surat al-quran yang dilagukan oleh
seorang qori yang berupa suara (audio) masuk ke telinga dan mengetarkan
gendang telinga kemudian mempengaruhi sel-sel rambut yang ada di koklea
masuk dan berpengaruh pada kortek selebri kemudian mempengaruhi hipotalamus
dan berpengaruh pada gelombang alfa dan mempengaruhi gelombang delta yang
berpengaruh untuk meningkatkan relaksasi dalam tubuh.
3.2. Hipotesa Peneliti
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masaalah atau
pertanyaan penelitian (Nursalam, 2016). Hipotesis adalah sebagai jawaban
sementara terhadap perumusan masalah penelitian (Sugiono, 2007).
H1 : Ada pengaruh terapi murottal al-qur’an terhadap perubahan depresi
pada lansia di PSTW Dinsos Ponorogo.
39
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian
yang diharapkan dan berperan sebagai pedoman atau panutan peneliti pada
seluruh proses penelitian (Nursalam, 2013). Penelitian ini menggunakan desain
penelitian Pre-Eksperimental dengan Randomized One Group pretest-postest
design yaitu penelitian eksperimen dengan melakukan dua pengamatan pada satu
kelompok subyek perlakuan tanpa kelompo kontrol. Pengamatan yang dilakukan
yaitu dua kali sebelum dilakukan intervensi murottal Al-qur’an dan sesudah
dilakukan intervensi berupa terapi murotal Al-Qur’an. Gambaran desain penelitian
yang akan dilakukan digambarkan di dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Jenis Pre-Eksperimental dengan Randomized One Group Pretest-
Postest design
Subyek Pre Test Intervensi Post Test
K O I O1
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
Keterangan
K : Subyek
O : Observasi sebelum intervensi
I : Intervensi pemberian terapi murottal Al-qur’an
O1 : Observasi sesudah intervensi
40
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, bukan hanya oramg tetapi
juga obyek dan benda-benda alam yang lain (Sugiyono, 2011)
Populasi target dalam penelitian ini sebanyak 35 lansia sedangkan untuk
populasi terjangkau yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 15 lansia yang
mengalami depresi pengukurannya menggunakan kuesioner GDS15 (Geriatric
Depression Scale).
4.2.2 Sampel
Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Jenis pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah simple random sampling atau teknik acak sederhana. Untuk mengetahui
besar sampel menggunakan rumus solvin.
Besar sampel :
n = =
=
= = 14,457 = 14
Keterangan :
N = besar populasi
n = besar sampel
d = tingkat kesalahan
41
4.2.3 Kriteria sample
Kriteria sampel peneliti di bagi menjadi dua yaitu :
1. Kriteria inklusi peneliti sebagai berikut :
a) Lansia yang berusia 60 tahun ke atas.
b) Lansia yang mengalami depresi ringan.
c) Lansia yang mengalami depresi sedang.
d) Lansia yang bersedia menjadi responden.
e) Lansia yang tinggal di panti waktu peneliti melakukan
penelitian.
2. Kriteria eksklusi peneliti sebagai berikut :
a) Lansia yang mengalami penurunan pendengaran.
b) Lansia yang mengalami kepikunan.
42
4.3 Kerangka Kerja
Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan
penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subjek
penelitian), variabel yang akan diteliti, dan variabel yang akan mempengaruhi
dalam penelitian (Hidayat, 2007).
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Tentang Terapi Suara Murotal Al-Qur’an Surat Ar-
Rahman.
Populasi :
Seluruh penderita depresi di PSTW Dinsos Ponorogo sejumlah 15 orang
Sampel :
Sebagian dari anggota populasi yang ada di PSTW Dinsos Ponorogo yaitu
sebesar 14 orang.
Sampling : Simple Random Sampling
Desain Penelitian :
Jenis penelitian yang digunakan Pre-Eksperiment dengan pendekatan Randomized One
group prettest-posttest design
Pengumpulan Data :
Pre-test
Terapi murotal
Post-test
Pengolahan Data :
Editing, Coding, Scoring, Tabulating, Cleaning
Analisis :
Data dianalisis dengan Uji Paired t-Test
Hasil dan Kesimpulan
43
4.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah cirri atau ukuran yang melekat pada subjek
penelitian baik besifat fisik (nyata) atau psikis (tidak nyata). Pengertian lain
penyebutkan bahwa variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
( Saryono, 2011).
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
dependen dan variabel independen. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah tarapi murottal al-qur’an dan variabel dependen penelitian ini adalah
depresi.
4.5 Definisi Operasional
Tabel 4.2 Definisi Operasional Pengaruh Suara Terapi Murottal Al-Qur’an Surat
Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi Pada Lansia
Variabel Definisi Indikator Alat ukur Skala Skor
Variabel
Independen
: Terapi
murottal Al-
Qur’an
Rekaman
surat Al-
Qur’an yang
di lagukan
oleh seorang
qori
Aktifitas
mendengarkan
murottal Al-
Qur’an
SOP - -
Variabel
dependen :
Depresi
Gangguan
alam perasaan
(mood) yang
ditandai
dengan
kemurungan
dan kesedihan
yang
mendalam dan
berkelanjutan
sehingga
hilangnya
kegairahan
hidup
-Minat aktivitas
-Perasaan sedih
-Perasaan
bosan
-Perasaan tidak
berdaya
-Perasaan
bersalah
-
Perhatian/konse
ntrasi
-Semangat atau
harapan
terhadap masa
depan
Kuesioner
menurut
Geriatric
Depressio
n Scale 15
(GDS 15)
Interval Penilaian
skala item
terdiri dari 0-
15 dengan
perincian
sebagai
berikut:
Tidak depesi
(0-4), depresi
ringan (5-8),
depresi
sedang (9-
11), depresi
berat (12-
15).
44
Berdasarkan
penilaian
tersebut
ditetapkan
skor minimal
0 dan
maksimal 15
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah
(Saryono, 2011). Jenis instrument penelitian dapat berupa : angket, checklist,
pedoman wawancara, pedoman pengamatan, alat pemeriksaan laboratorium dan
lain-lain (Saryono, 2011).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen kuisioner
Geriatric Depression Scale 15 (GDS 15) yang diperkenalkan oleh Yesavage pada
tahun 1983 dengan indikasi utama pada lansia, dan memiliki keunggulan mudah
digunakan dan tidak memerlukan keterampilan khusus dari pengguna. Alat ukur
ini sudah terbukti memiliki reliabilitas dan validitas yang baik untuk mengukur
depresi pada lansia. Peneliti menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS)
yang berjumlah 15 pertanyaan dengan sensitivitas 80,5% dan spesifisitas 75%
pada titik potong skor 5/6, dengan Interview for DSMIV (SCID) sebagai
perbandingan (Marc, 2008 dalam Mashita, 2017). Koefisien Cronbach’s Alpha
reabilitas pada GDS15 adalah 0,94 dengan titik potong 6/7, sehingga kuesioner ini
bisa digunakan untuk mengukur depresi pada lansia dengan waktu dan tempat
yang berlainan. Sementara itu validitas alat ukur ini, penelitian lain
45
membandingkan GDS15 untuk mendeteksi depresi mayor perawatan di rumah
jangka panjang dengan rawat jalan geriatri di Thailand. Didapatkan untuk GDS15
hasilnya lebih baik pada rawat jalan geriatri dengan sensitivitas 92% dan
spesifisitas 87% (titik potong ≥5), sedangkan pada kelompok perawatan rumah
jangka panjang dengan kognitif masih intak, sensitivitasnya mencapai 100% dan
spesifisitas 49% (titik potong ≥8). Nilai prediksi negatif baik pada kedua grup,
tetapi nilai prediksi positif pada grup rawat jalan lebih baik daripada grup
perawatan rumah jangka panjang (83,3% vs 31,2%), sehingga relavan isi
instrumen dan relavan sasaran subyek sudah sesuai dengan tujuannya yaitu
mengukur depresi lansia (Lesther El, 1994 dalam Mashita, 2017). Geriatric
Depression Scale 15 (GDS 15) tersebut menggunakan laporan sederhana yang di
isi sendiri. Jenis pertanyaan adalah Closed endedquestions bentuk Dichotomy
questions, responden hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Pertanyaan pada GDS15
berisikan tentang kepuasan kehidupan, kesenangan kegiatan, semangat hidup,
kehampaan kehidupan, ketidak berdayaan, ketakutan, beberapa masalah yang
sedang dihadapi, kesenangan hidup saat ini, perasaan buruk pada diri sendiri,
harapan dalam kehidupan. Instrumen lain yang digunakan oleh peneliti dalam
pemberian terapi adalah murotal al-qur’an yang dibacakan oleh seorang qori’
Abdur-Rahman as-Sudays dengan bacaan Al-qur’an surat ar-rahman. Selain
kuisioner instrumen dalam penelitian ini adalah Murottal Al-Qur’an dan sound
sistem.
46
4.7 Lokasi dan Waktu
4.7.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo.
4.7.2 Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2017 sampai Juni 2018
4.8 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2016). Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini di bagi menjadi
tiga tahap yaitu pre-eksperimen, eksperimen, dan post-eksperimen. Sebelum
peneliti melakukan penelitian di awali dengan mengurus surat ijin penelitian dari
kampus Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun. Setelah itu menyerahkan surat
tersebut kepada pengelola panti untuk survey data awal dengan cara wawancara
dan observasi pada lansia dan pihak pengelola. Peneliti meminta responden untuk
menandatangani surat persetujuan menjadi responden. Setelah lansia bersedia
menjadi.
Tahap pre-eksperimen dalam penelitian ini adalah dengan melakukan
pengumpulan data awal yaitu data pre-test tingkat depresi pada lansia di PSTW
Dinsos Ponorogo dengan cara mendatangi satu persatu semua lansia yang tinggal
di panti untuk memberikan kuesiner Geriatric Depression Scale (GDS) yang
berjumlah 15 pertanyaan yang harus di jawab oleh lansia yang tinggal di PSTW
Dinsos Sosial. Peneliti membacakan pertanyaan dari kuesioner dan meminta
responden untuk menjawab. Dalam menjawab pertanyaan responden hanya perlu
47
menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”. Penelitian ini akan dibantu oleh
teman.
Tahap eksperimen dalam penelitian ini adalah setelah mengetahui data
yang terkumpul peneliti akan melakukan tindakan terapi murottal Al-Qur’an pada
lansia yang mengalami depresi ringan dan depresi sedang dengan cara
mengumpulkan responden pada satu tempat atau aula yang akan di gunakan untuk
melakukan terapi. Aula tersebut tidak ada jendela tetapi ada pintu yang terbuat
dari kayu sehingga untuk faktor perancu dari luar bisa diminimalkan. Tempat
duduk akan di beri jarak antara lansia satu dengan yang lain supaya tidak
berbicara saat kegiatan terapi berlangsung dan penelitian ini akan dibantu oleh
teman untuk mengawasi kegiatan lansia selama diberikan terapi murottal Al-
Qur’an. Setiap gerakan pada lansia akan didokumentasi pada lembar observasi.
Sebelum melakukan terapi peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan serta
memberikan instruksi selama mendengarkan murottal Al-Qur’an yaitu responden
diminta untuk memejamkan mata, memposisikan tubuhnya senyaman mungkin
dan mendengarakan murotal Al-Qur’an yang akan di putar melalui mp3 yang di
salurkan melalui pengeras suara berupa sound system. Murottal Al-Qur’an yang
digunakan adalah salah satu surah Makiyyah dalam Al-Qur’an yaitu Al-Qur’an
surat Ar-Rahman yang merupakan surah ke 55 dan berjumlah 78 ayat yang
dibacakan oleh seorang qori’ yang memiliki suara yang khas. Dalam surah Ar-
Rahman sendiri dijelaskan bahwa Allah SWT memberikan nikmat yang tak
terhingga baik diduna maupun di akhirat nanti. Surah Ar-Rahman sendiri terdiri
dari 32 ayat yang di ulang-ulang sehingga ayat ini nyaman didengarkan dan
48
menimbulkan efek relaksasi bagi pendengar yang masih awam. Terapi ini
dilakukan sebanyak 7 kali dalam 2 minggu dalam waktu 30 menit.
Pengumpulan data post-test dalam penelitian ini adalah dilakukan setelah
tindakan terapi murottal al-qur’an setelah 1 hari dilakukan terapi murottal. Peneliti
melakukan pengumpulan data kembali untuk mengetahui tingkat depresi lansia
setelah dilakukan terapi murotal Al-Qur’an dengan cara menyebarkan kuesioner
Geriatric Depression Scale (GDS) yang berumlah 15 pertanyaan. Peneliti
membacakan pertanyaan dari kuesioner dan meminta responden untuk menjawab.
Dalam menjawab pertanyaan responden hanya perlu menjawab dengan jawaban
“ya” atau “tidak”
4.9 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
4.9.1 Teknik Penngolahan Data
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Alimul Aziz dalam
Andriani, 2016).
Hasil yang diperoleh dari wawancara, angket atau kuisioner harus
disunting terlebih dahulu untuk mewaspadai adanya informasi atau data
yang tidak lengkap dan apabila tidak memungkinkan untuk dilakukan
wawancara ulang maka data tersebut tidak diolah. Tahap editing dalam
penelitian ini berupa memeriksa dan memperbaiki bila ada data yang
simpang atau tidak lengkap.
49
2. Coding
Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
pengkodean atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan (Nugroho, 2008).
Dalam penelitian ini peneliti mengunakan beberapa kode untuk
data yang berupa kalimat dan huruf menjadi data berupa angka atau
bilangan diantaranya :
a. Jenis kelamin
- Laki – laki : diberi kode 1
- Perempuan : diberi kode 2
b. Pendidikan
- Tidak sekolah : diberi kode 1
- Sd : diberi kode 2
- Smp : diberi kode 3
- Sma : diberi kode 4
- Perguruan tinggi : diberi kode 5
c. Pekerjaan
- Tidak bekerja : diberi kode 1
- Pedagang : diberi kode 2
- Petani : diberi kode 3
- Pegawai negeri : diberi kode 4
- Swasta : diberi kode 5
- TNI/POLRI : diberi kode 6
50
d. Usia
- 60 – 65 tahun : diberi kode 1
- 66- 70 tahun :diberi kode 2
- 71 – 75 tahun : diberi kode 3
- 76 – 80 tahun : diberi kode 4
e. Kriteria Depresi
- Tidak Depresi : diberi kode 4
- Depresi Ringan : diberi kode 3
- Depresi Sedang : diberi kode 2
- Depresi Berat : diberi kode 1
3. Scoring
Penilaian data dengan memberikan skor pada pertanyaan yang
berkaitan dengan jawaban atau tindakan responden. Hal ini bertujuan
untuk memberikan nilai pada masing-masing jawaban untuk memudahkan
perhitungan. Skala GDS 15 terdiri dari skala Tidak depesi (0-4), depresi
ringan (5-8), depresi sedang (9-11), depresi berat (12-15).Pemberian skor
hanya dilakukan pada data tingkat depresi sebelum dan sesudah dilakukan
terapi murotal al-qur’an. Scoring yang diberikan adalah skor 0-15.
Pertanyaan untuk nomer soal 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15 bila jawaban
“ya” diberi skoring nilai 1 dan untuk jawaban “tidak” diberi nilai 0,
sedangkan untuk pertanyaan untuk nomer soal 1, 5, 7, 11, 13 bila jawaban
“ya” diberi skoring nilai 0 dan untuk jawaban “tidak” diberi nilai.
51
4. Entry atau processing
Data atau jawaban dari responden yang sudah diberi kode lalu
dimasukkan ke dalam program software komputer, umunya yang paling
sering digunakan adalah program SPSS for Window. Dalam proses entry
atau processing yaitu memasukkan atau memproses data yang sudah
disunting dan coding sehingga dapat dibaca dan disimpulkan hasil dari
penelitian yang sudah dilakukan. Proses entry atau processing ini harus
dilakukan secara teliti agar tidak terjadi bias.
5. Cleaning
Pengecekan kembali data-data yang sudah dimasukkan untuk
mencegah adanya kesalahan dalam pemberian kode, ketidaklengkapan
informasi, dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
6. Tabulating
Membuat tabel dan memasukkan data yang sudah diperoleh ke
dalam tabel sesuai dengan tujuan penelitian atau sesuai dengan yang
diinginkan oleh peneliti.
4.9.2 Analisa Data
Untuk melakukan pengujian hipotesis, analisis data yang dapat dilakukan
adalah :
1. Analisis Univariat
Analisa univariat adalah analisis yang digunakan terhadap tiap variabel
dari hasil penelitian (Notoatmodjo. 2012). Dilakukan untuk menganalisa
52
variabel-variabel yang ada secara diskriptif dengan menghitung distribusi
frekuensi dan proporsinya untuk mengetahui karakteristik subjek dari
penelitian. Dalam penelitian ini, analisa univariat adalah data lansia yang
mengalami depresi sebelum dilakukan terapi murottal al-quran dan data
depresi lansia setelah dilakukan terapi murottal Al-Qur’an dan uji Shapiro-
Wilk untuk mengetahui normalitas data, distribusi data dikatakan normal jika
nilai p > 0,05 dan tidak normal jika hasil nilai p < 0,05. Uji normalitas
Shapiro-Wilk digunakan jika jumlah sampel ≤ 50, pada penelitian ini jumlah
sampel sebanyak 15 orang sehingga cocok menggunakan uji Shapiro-Wilk.
Data-data tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojdo, 2012). Analisis bivariat
pada penelitian ini menggunakan metode analisis statistik menggunakan uji
Paired t-test jika datanya berdistribusi normal. Apabila nilai p < 0,05 maka ada
pengaruh pemberian terapi murottal Al-Qur’an surat Ar-Rahman terhadap
perubahan depresi pada lansia dan jika nilai p > 0,05 maka tidak ada pengaruh
pemberian terapi murottal Al-Qur’an terhadap perubahan depresi pada lansia,
namun jika data tidak berdistribusi normal menggunakan uji Wilcoxon yang
merupakan nonparametric test.
Uji wilcoxon yang dipilih dalam penelitian ini jika data tidak berdistribusi
adalah uji Wilcoxon Sign Rank test untuk pengambilan keputusan
menggunakan cara pertama yaitu jika Sig ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya
53
tidak ada perbedaan antar variabel jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak, artinya ada
perbedaan antar variabel. Perhitungan uji statistik menggunakan perhitungan
dengan system komputerisasi SPSS 16.0.
4.10 Etika Penelitian
1. Lembar persetujuan (informed consent)
Diberikan kepada responden yang akan diteliti, peneliti menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian dilakukan, jika responden bersedia diteliti
maka menandatangani lembar persetujuan.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijadikan
kerahasiaannya. Peneliti tidak mencantumkan nama dalam lembar
pengumpulan data, cukup dengan memberikan nomor kode pada masing-
masing jawaban.
3. Kerahasiaan (confidentitality)
Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari subyek penelitian dijamin
oleh peneliti hanya kelompok tertentu yang akan disahkan atau dilaporkan
pada hasil penelitian (Hidayat, 2009). Peneliti menjaga kerahasiaan dengan
melakukan coding
54
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di UPT PSTW Dinsos Ponorogo yang berlokasi di
Jalan Raya Batoro Katong No.14 Ponorogo. Panti ini merupakan cabang dari UPT
PSTW Magetan. Dipanti ada tenaga kerja negeri berjumlah 32, tetapi untuk
mengurus para lansia tenaga medis ada 3 mayoritas lulusan D3 keperawatan.
Untuk bagian dapur ada 2 orang. Dipanti ada aula yang digunakan untuk
melakukan kegiatan, ada dapur yang disatukan dengan ruang makan untuk para
lansia. Dipanti tersebut dibagi dalam 2 wisma yang dihuni sekitar 10 orang setiap
ruang dan setiap ruang terdiri dari beberapa kamar dan 1 kamar dihuni oleh 2
orang lansia.
Dipanti ada lansia yang bedrest total tetapi mempunyai ruang tersendiri,
jumlah lansia di panti tersebut sebanyak 35 orang dengan usia 60-80 tahun.
Kegiatan sehari-hari di panti bermacam-macam seperti olahraga, hatroh, kesenian,
bimbingan. Interaksi antar lansia di panti sangat baik karena para lansia cenderung
saling borkumikasi. Para lansia mayoritas beragama islam sehingga sangat mudah
untuk melakukan terapi murottal. Sedangkan untuk mengatasi depresi pada lansia
petugas panti melakukan kegiatan hadroh dilakukan 1 minggu 1 kali.
55
5.1.2 Data Umum Responden
1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Pada Bulan Mei 2018 di UPT DINSOS Ponorogo (n=14)
Usia Frekuensi (f) Prosentase (%)
66-70 11 79 %
71-75 3 21 %
Sumber : Data Primer 2018
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa usia lansia 66-70 tahun berjumlah 11 orang
(79%) dan usia lansia 71-75 tahun berjumlah 3 orang (21%).
2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pada
Bulan Mei 2018 di UPT DINSOS Ponorogo (n=14)
Pendidikan Frekuensi (f) Prosentase (%)
Tidak Sekolah 6 43 %
SD 8 57 %
Total 14 100 %
Sumber : Data Primer 2018
Tabel 5.2 menunjukan bahwa pendidikan responden yang tidak sekolah
berjumlah 6 orang (43 %) dan yang pendidikan SD berjumlah 8 orang (57 %).
5.1.3 Data Khusus Responden
1. Identifikasi Skor Depresi Sebelum Diberikan Terapi Murottal Al-qur’an
Surat Ar-rahman Pada Lansia di UPT PSTW Dinsos Ponorogo
Tabel 5.3 Skor Depresi Lansia Sebelum Diberikan Terapi Murottal Al-qur’an
Surat Ar-rahman Pada Bulan Mei 2018 (n=14)
Tendensi Sentral Sebelum
Mean 7,93
Minimal 5
Maksimal 11
Standar deviasi 1,979
N = 14
Sumber : Data Primer 2018
Tabel 5.3 menunjukan bahwa tingkat depresi pada lansia sebelum diberi
terapi pada tingkat kemaknaan α (0,05) nilai (p) yang diperoleh sebesar 0,381
56
sehingga data tersebut berdistribusi normal dan pada tabel tersebut menunjukan
bahwa skor depresi tertinggi pada responden sebelum diberikan terapi yaitu 11
dan skor terendah yaitu 5 dari keseluruhan jumlah responden sebanyak 14 orang
dengan rerata skor yaitu 7,93 dan standar deviasi sebesar 1,979.
2. Identifikasi Skor Depresi Sesudah Diberikan Terapi Murottal Al-qur’an
Surat Ar-rahman Pada Lansia di UPT PSTW Dinsos Ponorogo
Tabel 5.4 Skor Depresi Lansia Sesudah Diberikan Terapi Murottal Al-qur’an
Surat Ar-rahman Pada Bulan Mei 2018 (n=14)
Tendensi Sentral Sesudah
Mean 6,36
Minimal 3
Maksimal 9
Standar deviasi 1,865
N = 14
Sumber : Data Primer 2018
Tabel 5.4 menunjukan bahwa tingkat depresi pada lansia sebelum diberi
terapi pada tingkat kemaknaan α (0,05) nilai (p) yang diperoleh sebesar 0,093
sehingga data tersebut berdistribusi tidak normal dan tabel diatas menunjukan
bahwa skor depresi tertinggi pada lansia di PSTW DINSOS Ponorogo berjumlah 9
dan skor terendah yaitu 3 dari keseluruhan jumlah responden sebanyak 14 orang
dengan rerata skor 6,36 dan standar deviasi 1,865.
3. Pengaruh Terapi Murottal Al-qur’an Surat Ar-rahman Terhadap Perubahan
Depresi Pada Lansia di PSTW DINSOS Ponorogo
Tabel 5.5 Hasil Analisa Pengaruh Terapi Murottal Al-qur’an Surat Ar-rahman
Terhadap Perubahan Depresi di PSTW DINSOS Ponorogo
Tendensi Sentral Sebelum Sesudah Selisih
Mean 7,93 6,36 1,57
Minimal 5 3 2
Maksimal 11 9 2
Standar deviasi 1,979 1,865 0,114
N = 14
P = 0,017
Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2018
57
Tabel 5.5 menunjukan bahwa skor depresi tertinggi sebelum diberikan
terapi yaitu 11 dan skor terendah 5. Sedangkan skor tertinggi sesudah diberikan
menurun menjadi 9 dan skor terendah 3 maka dapat disimpulkan ada perubahan
skor dari sebelum dan sesudah pemberian terapi. Dari hasil uji statistik Wilcoxon
didapatkan p-value ( 0,017) ≤ α (0,05) artinya H⁰ ditolak dan H¹ diterima dengan
begitu terapi murottal Al-qur’an surat Ar-rahman efektif untuk menurunkan
depresi pada lansia di UPT PSTW DINSOS Ponorogo.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum Diberikan Terapi Murottal Al-
qur’an di UPT PSTW Dinsos Ponorogo
Hasil penelitian sebelum dilakukan terapi murotal al-qur’an didapatkan
nilai rerata dari 14 responden sebesar 7,93 dengan kategori hampir semua
responden mengalami depresi ringan dan sebagian responden mengalami depresi
sedang. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan parameter Geriatric Depression
Scale 15 (GDS 15) dari 14 responden yang mengalami depresi menunjukan
gejala-gejala sesuai teori dan gejala tersebut sesuai dengan parameter yang ada di
kuisioner GDS-15. Para responden menunjukan gejala seperti meninggalkan
banyak kegiatan dan minat atau kesenangan sebesar 64%, responden merasa tidak
berharga sebesar 36%, responden merasa sering bosan sebesar 64%, responden
merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat dibandingkan dengan
orang lain sebesar 71%, responden merasa takut sesuatu terjadi pada dirinya
sebesar 79%, responden merasa keadaannya tidak ada harapan sebesar 64%,
responden merasa tidak ada semangat sebesar 64%.
58
Menurut DSM-IV-TR dalam buku Benjamin J. Sadock (2015) seseorang
yang mengalami depresi akan menunjukkan gejala-gejala paling sedikit 3 gejala
dari 13 gejala selama episode depresi yang meliputi Sukar tidur (insomnia), lesu
atau keluhan yang menahun, perasaan kurang mampu, rendah diri atau mencela
diri sendiri, berkurangnya efektivitas atau produktivitas disekolah, pekerjaan atau
dirumah, berkurangnya konsentrasi, perhatian atau kemampuan untuk berpikir
jernih, menarik diri dari pergaulan sosial, kehilangan minat atau kemampuan
menikmati dalam aktivitas yang menyenangkan, mudah tersinggung atau marah
yang berlebihan tidak pada tempatnya, tidak mampu menanggapi pujian atau
penghargaan dengan perasaan senang, kurang aktif atau kurang berbicara dari
biasanya, merasa lamban dan gelisah, bersikap pesimis terhadap masa depan,
menyesali peristiwa masa lalu atau mengasihani diri sendiri, mudah haru, mata
berlinang atau menangis, dan pikiran berulang tentang kematian atau keinginan
bunuh diri.
Dari uraian diatas gejala-gejala depresi yang ditunjukan oleh responden
berbeda-beda seperti telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau
kesenangan, lanis merasa tidak berharga, lansia sering merasa bosan, lansia
merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingatnya, lansia merasa takut
jika sesuatu yang buruk terjadi pada dirinya, lansia merasa hidupnya tidak ada
harapan, dan lansia lansia tidak merasa semangat. Hal tersebut dapat diatasi
dengan cara komunikasi yang baik dengan pengurus panti dan melakukan
kegiatan yang bisa mengisi waktu luang para responden seperti hadroh, oalahraga,
dan bimbingan.
59
5.2.2 Tingkat Depresi Pada Lansia Sesudah Diberikan Terapi Murottal Al-
qur’an di UPT PSTW Dinsos Ponorogo
Hasil penelitian sebelum dilakukan terapi murotal al-qur’an didapatkan
nilai rerata dari 14 responden sebesar 6,36 dengan kategori hampir semua
responden mengalami depresi ringan dan sebagian responden mengalami depresi
sedang. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan parameter Geriatric Depression
Scale 15 (GDS 15) dari 14 responden yang mengalami depresi menunjukan
gejala-gejala sesuai teori dan gejala tersebut sesuai dengan parameter yang ada di
kuisioner GDS-15. Setelah diberikan terapi para responden menunjukan gejala
seperti meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau kesenangan sebesar 7%,
responden merasa tidak berharga sebesar 43%, responden merasa sering bosan
sebesar 43%, responden merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat
dibandingkan dengan orang lain sebesar 79%, responden merasa takut sesuatu
terjadi pada dirinya sebesar 79%, responden merasa keadaannya tidak ada harapan
sebesar 71%, responden merasa tidak ada semangat sebesar 43%.
Menurut (Heru, 2008) mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dengan
tartil akan mendapatkan ketenangan jiwa, dapat menurunkan hormon-hormon
stres , mengaktifkan hormon endorfin alami (serotonin), meningkatkan perasaan
rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, mempebaiki
sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat
pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju
pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan
ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang
lebih baik.
60
Seseorang yang membaca atau mendengar bacaan ayat Al-Qur’an akan
mengalami perubahan kondisi psikologis seperti menurunkan rasa depresi,
menenangakan jiwa dan menghilangkan kesedihan, hal ini telah dibuktikan oleh
Ahmad Al-Qhadi pada tahun 2010, direktur utama Islamic Medicine Institute for
Education and Research di Florida, Amerika Serikat. Dalam konferensi tahunan
ke XVII Ikatan Dokter Amerika, wilayah missuori AS
Pada saat diberikan terapi murottal Al-qur’an para lansia sangat antusias
sehingga saat terapi berlangsung menunjukan perasaan rileks, persaan nyaman.
Rasa rileks dan rasa nyaman yang timbul dengan cara diperdengarkan murottal
Al-qur’an menurunkan tingkat depresi yang dialami oleh para lansia dibandingkan
sebelum diberikan terapi murottal Al-qur’an. Sehingga terapi murottal Al-qur’an
disimpulkan bahwa dapat menurunkan depresi.
5.2.3 Perbandingan Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum dan Sesudah
Diberikan Terapi Murottal Al-qur’an di UPT PSTW Dinsos Ponorogo
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelum diberikan terapi
murottal al-qur’an lansia menunjukan gejala depresi seperti meninggalkan banyak
kegiatan dan minat atau kesenangan sebesar 64% setelah diberikan terapi murottal
al-qur’an menjadi 7%, sebelum diberikan terapi murottal al-qur’an lansia merasa
tidak berharga sebesar 36% setelah diberikan terapi murottal menjadi 43%,
sebelum diberikan terapi murottal al-qur’an lansia merasa sering bosan sebesar
64% setelah diberikan terapi murottal al-qur’an menjadi 43%, sebelum diberikan
terapi murottal al-qur’an lansia merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat dibandingkan dengan orang lain sebesar 71% setelah diberikan terapi
61
murottal al-qur’an menjadi 79%, sebelum diberikan terapi murottal al-qur’an
lansia merasa takut sesuatu terjadi pada dirinya sebesar 64%% setelah diberikan
terapi murottal menjadi 71%, sebelum diberikan terapi murotal lansia merasa
keadaannya tidak ada harapan sebesar 79% setelah diberikan terapi murottal al-
qur’an menjadi 43%. Berdasarkan dari hasil analisis pemberian terapi murottal al-
qur’an mempunyai pengaruh perubahan yang signifikaan antara sebelum
pemberian terapi murottal Al-qur’an dan sesudah diberikan terapi murottal Al-
qur’an. Berdasarkan hasil skor rerata sebelum diberikan terapi murottal al-qur’an
surat ar-rahman dan sesudah diberikan terapi murottal al-qur’an mengalami
penurunan dari 7,93 menjadi 6,29 tetapi untuk kriteria skor depresi masih sama
yaitu mengalami depresi ringan. Perubahan tertinggi berada pada minat dan
aktivitas para lansia
Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh (Wardani, 2015) hasil
penelitian membuktikan bahwa ada penurunan tingkat depresi pada lansia dengan
memperdengarkan murottal Al-qur’an surat Al-baqarah. Hal ini senada dengan
yang disampaikan oleh (Heru, 2008) bahwa mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-
Qur’an dengan tartil akan mendapatkan ketenangan jiwa, dapat menurunkan
hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami (serotonin),
meningkatkan peralasan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas
dan tegang, mempebaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah
serta memperlambat pernafasan, detak jantung, dan aktivitas gelombang otak.
62
Saat terapi murottal al-qur’an surat ar-rahman berlangsung ada responden
yang banyak gerak tetapi tidak bicara atau mengajak bicara lansia lain hal itu
tersebut dapat mempengaruhi skor depesi mengalami peningkatan.
Mendengarkan murotal Al-Qur’an akan memunculkan suatu medan
gelombang yang akan mempengaruhi gelombang otak manusia. Dengan
menggunakan alat Electroencephalograph (EEG), terlihat reaksi otak berupa
perubahan gelombang otak dari frekuensi beta (diatas 12 Hz sampai dengan 20
Hz) menjadi frekuensi alfa (8 Hz sampai dengan 12 Hz) yang membuat kondisi
tubuh dalam keadaan rileksasi atau mulai istirahat dengan tanda-tanda mata mulai
menutup atau mengantuk, selain itu pada tahap selanjutnya akan terjadi
peningkatan frekuensi gelombang delta (0,5 Hz sampai dengan 4 Hz) yang akan
membuat tingkat relaksasi lebih dalam dan penurunan depresi yang lebih
signifikan. Gelombang delta merupakan gelombang utama yang berperan pada
tidur manusia tingkat III dan IV. Semua reaksi pada otak yang dipengaruhi oleh
medan gelombang tersebut akan meningkatkan berbagai neurotransmiter seperti
serotonin dan dopamin yang pada akhirnya akan memberikan efek pada tubuh
sehingga akan muncul ketentraman dan perasaan tenang pada hati (Salim, 2012).
Berdasarkan konsep teoritis dan hasil penelitian terkait yang ada sehingga
dapat peneliti simpulkan bahwa terapi murottal Al-qur’an efektif dalam
menurunkan depresi pada lansia yang tinggal di UPT PSTW Dinsos Ponorogo.
Sehingga terapi ini dapat diterapkan pada lansia dalam menangani depresi.
63
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Suara
Murottal Al-qur’anSurat Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi Pada Lansia di
UPT PSTW Dinsos Ponorogo, dapat disimpulkan :
1. Sebelum diberikan terapi murottal al-qur’an lansia di UPT PSTW
Kabupaten Ponorogo lansia yang mengalami depresi terbanyak adalah
depresi ringan.
2. Setelah diberikan terapi murottal al-qur’an lansia di UPT PSTW
Kabupaten Ponorogo lansia yang mengalami depresi ringan yang
terbanyak.
3. Ada perubahan terhadap depresi pada lansia. Depresi yang dialamilansia
menjadi menurun setelah diberikan terapi murottal al-qur’an
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Suara
Murottal Al-qur’an Surat Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi Pada Lansia di
UPT PSTW Dinsos Ponorogo terdapat saran terkait dengan hasil penelitian
tersebut, antara lain :
1. Bagi perawat dan pengurus UPT PSTW Kabupaten Ponorogo
Diharapkan para lansia memiliki jadwal khusus untuk mendengarkan
murottal al-qur’an
2. Bagi mahsiswa/mahasiswi Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
64
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi yang sudah ada dan
dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa di bidang gerontik khususnya
mahasiswa program studi keperawatan
3. Bagi Masyarakat
Dapat menggunakan terapi murottal al-qur’an untuk mengatasi depresi
selain menggunakan pengobatan farmakologi
4. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat dijadikan data dasar dan pembanding untuk peneliti selanjutnya
melakukan penelitian yang berhubungan dengan depresi
65
DAFTAR PUSTAKA
Aizid, R. 2015. Melawan Stres & Depresi. Yogyakarta: Saufa.
Amir, N. 2006. Depresi: Aspek Neurobiologi, Diagnosis, dan Tata Laksana.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Anwar Rosihon, 2008. Ulum Al-qur’an .Bandung : CV Pustaka Setia.
Ariyati, E. M. 2017. Pengaruh Frekuensi Terapi Murottal Al-qur’an Terhadap
Perubahan Tingkat Depresi Pada Lansiabdi UPT Panti Werdha
Mojopahit Mojokerto.
Benjamin J. Sadock, V. A. 2015. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis.
Edisi 2.Jakarta: EGC.
Beritajatim. 2017. Penderita Gangguan Jiwa di Jatim Naik Drastis.
http://m.beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/286829/penderita_ganggua
n_jiwa_di_jatim_naik_drastis. Diakses pada tanggal 07 januari 2018.
BPS. 2015. Kebutuhan data Ketenagakerjaan Untuk Pembangunan
Berkelanjutan. www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 23 Desember 2017.
Hawari. 2011. Manajemen stress, Cemas, dan Depresi (edisi 2). Jakarta: FKUI.
Heru. 2008. Ruqyah Syar’i Berlandaskan Kearifan Local. Diperoleh dari
http://trainermuslim.com/feed/rss. Diakses pada tanggal 28 Desember
2017.
Indrajati, Triana. 2013. Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Denyut Nadi Dan
Frekuensi Pernafasan Pada Bayi Prematur Di RSUD Banyumas.
http://www.keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/HALAMAN%20
AWAL 0.pdf. Diakses pada tanggal 09 Januari 2018.
66
Kaplan dan Sadock. 2010. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Alih bahasa
Wicaksana.Jakarta : Widya Medika.
Maas et al. (Ed). 2011. Asuhan Keperawatan Geriatrik: Diagnosa NANDA
Kriteria Hasil NOC dan Intervensi NIC. Jakarta: EGC.
Mashita N.E. 2017. Pengaruh Frekuensi Terapi Murotal Al-qur’an Terhadap
Perubahan Tingkat Depresi Pada Lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit
Mojokerto.
Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2012. Ilmu Keperawatan KOMUNITAS 2; konsep
dan aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.
Noorkasiani S, Tamher. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo,S. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: ECG.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pendekatan praktis
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pendekatan praktis
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Remolda, P. 2009. Pengaruh Al-Qur’an pada manusia dalam perspektif fisiologi
dan psikologi. http://www.theedc.com. Di akses pada tanggal 15 Januari
2018.
Sari, K. 2012. Gambaran Tingkat Depresi Pada Lansia di Panti Sosial Tresna
Wredha Budi Mulia 01 dan 03.
http://wwwlontar.ui.ac.id/fie%3Ffile%3Ddigital/20308713-S%252043105-
Gambaran%2520tingkat-full%2520text.pdf&sa=U&ved=2. Diakses pada
tanggal 24 Desember 2017.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia.
Semium, Y. 2006. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisus (Anggota IKAPI).
Salim, SA. 2012. Ensiklopedia Pengobatan Islam. Surakarta: Pustaka Arafah.
67
Septyana, Renny. 2017. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi
Pada Lansia di Desa Klagen Gambiran Kecamatan Maospati Kabupaten
Magetan.
Shihab, M. Quraish. 2011. Tafsir Al Misbah; pesan, kesan dan keserasian Al-
Qur’an. Cet. I. Jakarta: Lentera Hati.
Siraaj. 2013. Kekuatan Penyembuhan dengan Al-Qur'an Berdasarkan Penelitian
Ilmiah. Arrahmah . diperoleh dari http://www.arrahmah.com. Diakses
pada tanggal 20 Januari 2018.
Sooki, Sharifi Kh, Tagharobi. (2011). Role of Qur’an Recitation in Mental helth
of Elderly. Iran. Diperoleh dari http://quranmed.com. Diakses pada tanggal
21 Januari 2018.
Stanley, M., Beare, P.G. 2007. Gerontological Nursing. Jakarta: EGC.
Sugiyono. 2011. Kesehatan Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif R & D.
Jakarta: CV Alfabeta.
. 2007. Kesehatan Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif R & D.
Jakarta: CV Alfabeta.
Syamsuddi.2011.http://gaumabaji.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=
article&sid=44. Diakses pada 22 Januari 2018.
Wardani. 2015. Pengaruh Terapi Musik Klasik Dan Murotal Terhadap
Penurunan Tingkat Depresi Lansia. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Surakarta. diperoleh dari http://eprints.ums.ac.id. Diakses pada 15 Januari
2018.
68
Lampiran 1
Surat Permohonan Pencarian Data Awal
69
Lampiran 2
Surat Izin Penelitian
70
Lampiran 3
Surat Keterangan Penelitian
71
Lampiran 4
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Di Tempat
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa program S1 Keperawatan
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Nama : Novela Ragil Amanta
NIM : 201402035
Akan melakukan penelitian di bidang keperawatan mengenai “Pengaruh
Terapi Suara Murottal Al-Qur’an Surat Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi
Pada Lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo“ sehubungan dengan penelitian
tersebut, saya memohon kesedian saudari menjadi responden untuk saya amati
guna mengisi lembar observasi. Semua data dan informasi yang saudara/i berikan
akan tetap terjaga kerahasiannya, hanya digunakan untuk kepentingan penelitian
dan tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan.
Penelitian ini akan bermanfaat jika saudara/i berpartisipasi. Apabila
saudara/i bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, mohon mendatangani
lembar persetujuan.
Madiun, April 2018
Peneliti
(Novela Ragil Amanta)
72
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)
Yang bertanda tangan dibawah ini :
NAMA :
UMUR :
Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan
kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh
mahasiswa Program S1 Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun yang
bernama Novela Ragil Amanta mengenai “Pengaruh Terapi Suara Murottal Al-
qur’an Surat Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi Pada Lansia di UPT PSTW
Kabupaten Ponorogo“ saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini
sangat bermanfaat bagi pengetahuan keperawatan di indonesia. Untuk itu saya
akan memberikan data yang diperlukan dengan sebenar-benarnya.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sesuai keperluan
Madiun, April 2018
Responden
( )
73
Lampiran 6
SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bersedia menjadi
responden penelitian yang dilakukan oleh Novela Rail Amanta, Mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada
Mulia Madiun dengan judul “Pengaruh Terapi Suara Murotal Al-Qur’an Surat Ar-
Rahman Terhadap Perubahan Depresi Pada Lansia di PSTW Dinsos Ponorogo”
Pernyataan ini saya tanda tangani dengan penuh kesadaran dan tanpa
paksaan dari pihak manapun, serta hanya dipergunakan sebagai bahan penelitian
yang dijamin kerahasiaannya. Apabila dikemudian hari terdapat hal-hal yang
merugikan saya sebagai dampak penelitian ini, saya berhak membatalkan
pernyataan ini.
Madiun,..................................2018
Peneliti
NOVELA RAGIL AMANTA
Responden,
(.................................)
74
Lampiran 7
LEMBAR KUESIONER DATA UMUM
Petunjuk :
Isilah pertanyaan yang ada dibawa ini !
1. Nama (inisial/kode) :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Berapa lama tinggal di panti ?
5. Kapan terakhir keluarga mengunjungi anda dalam 1 minggu ?
6. Apa alasan masuk panti ?
75
Lampiran 8
STANDART OPERASIONAL PROCEDURE (SOP)
MUROTTAL AL-QUR’AN
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan terapi murottal al-qur’an diharapkan dapat
menurunkan tingkat depresi pada lansia di PSTW Dinsos Ponorogo.
2. Tujuan Khusus
1). Lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2). Depresi yang di derita lansia mengalami penurunan
B. Alat atau media
1. Mp3 atau flashdisk yang berisikan murottal al-qur’an
2. Sound system
3. Laptop
C. Instruktur
Peneliti
D. Langkah Kegiatan
No Tahap
Kegiatan Kegiatan
1 Persiapan 1. Persiapan alat
2. Persiapan responden
3. Memperkenalkan diri kepada responden
4. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
2 Pelaksanaan Peneliti memberikan atau memutarkan murottal Al-
Qur’an pada responden yang telah duduk dengan
nyaman
3 Terminasi 1. Peneliti mengucapkan terimakasih pada lansia
yang sudah mengikuti kegiatan dengan baik
76
2. Peneliti menanyakan keadaan lansia seteah
diberikan terapi murottal Al-Qur’an
3. Membuat kontrak dengan responden
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Peralatan yang dibutuhkan sudah lengkap
2. Evaluasi Proses
a. Evaluasi dilakukan saat kegiatan mendengarkan murottal Al-Qur’an
berlangsung
b. Lansia melakukan kegiatan mendengarkan murottal Al-Qur’an dari
awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. Lansia lebih merasa rileks
b. Lansia lebih merasa nyaman
c. Depresi pada lansia mengalami penurunan
77
Lampiran 9 : Lembar Kuesioner
LEMBAR KUESIONER
GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)
No. Responden :
Umur :
Tanggal :
1. Kuesioner GDS-15 yang dikembangkan oleh Yesavage dkk pada tahun 1983
dengan jumlah pertanyaan 15 pertanyaan.
2. Bacalah dengan teliti pertanyaan berikut dibawah ini.
3. Isilah jawaban pertanyaan pada tempat yang telah disediakan dengan
memberikan tanda chek (√).
No Pertanyaan Jawaban
Score Ya Tidak
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan
kehidupan anda ?
2 Apakah anda telah meninggalkan
banyak kegiatan dan minat atau
kesenanga nanda ?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda
kosong ?
4 Apakah anda sering merasa bosan?
5 Apakah anda mempunyai semangat
yang baik setiap saat?
6 Apakah anda takut bahwa sesuatu
yang buruk terjadi pada anda ?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk
sebagian besar hidup anda ?
78
8 Apakah anda sering merasa tak
berdaya?
9 Apakah anda lebih senang tinggal
dirumah dari pada keluar dan
mengerjakan sesuatu hal yang baru?
10 Apakah anda merasa mempunyai
banyak masalah dengan daya ingat
anda dibandingkan kebanyakan
orang?
11 Apakah anda piker bahwa hidup anda
sekarang ini menyenangkan ?
12 Apakah anda tidak merasa berharga
seperti perasaan anda saat ini ?
13 Apakah anda merasa penuh semangat?
14 Apakah anda merasa keadaan anda
tidak ada harapan ?
15 Apakah anda piker bahwa orang lain
lebih baik keadaannya dar ianda ?
79
Lampiran 10
KISI – KISI KUESIONER GERISTRIC DEPRESSION SCALE (GDS)
Butir Soal No Soal
Minat aktivitas 2 dan 9
Perasaan sedih 12
Perasaan sepi dan bosan 3 dan 4
Perasaan tidak berdaya 10
Perasaan bersalah 1,6,8,11, dan 15
Perhatian/konsentrasi 14
Semangat atau harapan terhadap masa depan 5,7, dan 13
KRITERIA SKOR DEPRESI
0-4 : Tidak ada gejala depresi
5-8 : Gejala depresi ringan
9-11 : Gejala depresi sedang
12-15 : Gejala depresi berat
79
Lampiran 11 : Lembar Observasi
TABULSI DATA OBSERVASI KEGIATAN TERAPI MUROTTAL AL-QUR'AN
Inisial
Waktu terapi
Minggu 1 Minggu 2
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari
4
Hari
5
Hari
6
Hari
7 Hari 1 Hari 2 Hari 3
Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
Keterangan :
√ : Mengikuti kegiatan mendengarkan terapi murotal Al-Qur’an
X :Tidak mengikuti kegiatan mendengarkan terapi murotal Al-Qur’an
80
80
Lampiran 12
Hasil Tabulasi Kuisioner (PRETEST) Terapi Suara Murottal Al-qur’an Surat Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi
Pada Lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo
No Inisial Jenis
Kelamin Usia
Pertanyaan Jumlah Katagori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 S P 70 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 10 Depresi Sedang
2 A p 70 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 5 Depresi Ringan
3 R p 68 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 11 Depresi Sedang
4 S p 70 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 9 Depresi Sedang
5 T p 72 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 7 Depresi Ringan
6 G p 70 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 10 Depresi Sedang
7 D P 71 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 9 Depresi Sedang
8 S P 68 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 7 Depresi Ringan
9 S P 69 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 8 Depresi Ringan
10 B P 73 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 6 Depresi Ringan
11 R P 70 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 5 Depresi Ringan
12 N P 68 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 10 Depresi Sedang
13 M P 69 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 8 Depresi Ringan
14 D P 63 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6 Depresi Ringan
81
81
Hasil Tabulasi Kuisioner (POSTTEST) Terapi Suara Murottal Al-qur’an Surat Ar-rahman Terhadap Perubahan Depresi
Pada Lansia di UPT PSTW Kabupaten Ponorogo
No Inisial Jenis
Kelamin Usia
Pertanyaan Jumlah Katagori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 S P 70 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 8 Depresi Ringan
2 A P 70 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 8 Depresi Ringan
3 W P 68 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 8 Depresi Ringan
4 R P 70 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 6 Depresi Ringan
5 T P 72 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 7 Depresi Ringan
6 G P 70 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 7 Depresi Ringan
7 D P 71 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 8 Depresi Ringan
8 S P 68 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 5 Depresi Ringan
9 S P 69 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Depresi Sedang
10 B P 73 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 4 Tidak Depresi
11 R P 70 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 4 Tidak Depresi
12 N P 68 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 7 Depresi Ringan
13 M P 69 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 5 Depresi Ringan
14 D P 63 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3 Tidak Depresi
82
83
Lampiran 13
Tabulasi data presentasi kuisioner sebelum diberika terapi murottal al-qur’an di
UPT PSTW Kabupaten Ponorogo
No Parameter Skala N
Ya Tidak
1 Minat aktivitas
a. Apakah anda telah meninggalkan banyakkegiatan
dan minat atau kesenangan anda ?
9
(64%)
5
(36%) 100%
b. Apakah anda lebih senang tinggal dirumah dari
pada keluar dan mengerjakan sesuatu hal yang
baru ?
2
(14%)
12
(86%) 100%
2 Perasaan sedih
a. Apakah anda merasa tidak berharga seperti
perasaan anda saat ini ?
5
(36%)
9
(64%) 100%
3 Perasaan sepi dan bosan
a. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ? 7
(50%)
7
(50%) 100%
b. Apakah anda sering merasa bosan ? 9
(64%)
%
(36%) 100%
4 Perasaan tidak berdaya
a. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah
dengan daya ingat anda dibandingkan banyak
orang ?
10
(71%)
4
(29%) 100%
5 Perasaan bersalah
a. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan
anda ?
9
(64%)
5
(36%) 100%
b. Apakah anda takut sesuatu yang buruk terjadi
pada anda ?
11
(79%)
3
(21%) 100%
c. Apakah anda sering merasa tak berdaya ? 7
(50%)
7
(50%) 100%
d. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan ?
6
(43%)
8
(57%) 100%
e. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik
keadaanya dari anda?
8
(57%)
6
(43%) 100%
f. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik
keadaannya dari anda ?
8
(57%)
6
(43%) 100%
6 Perhatian/konsentrasi
a. Apakah anda merasa keadaan anda tidak ada
harapan ?
9
(64%)
5
(36%) 100%
7 Semangat/harapan terhadap masa depan
a. Apakah anda mempunyai semangat yang baik
setiap saat ?
5
(36%)
9
(64%) 100%
84
b. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian
besar hidup anda ?
13
(93%)
1
(7%) 100%
c. Apakah anda merasa penuh semangat ? 3
(21%)
11
(79%) 100%
Tabulasi data presentasi kuisioner sesudah diberika terapi murottal al-qur’an di
UPT PSTW Kabupaten Ponorogo
No Parameter Skala N
Ya Tidak
1 Minat aktivitas
a. Apakah anda telah meninggalkan banyak
kegiatan dan minat atau kesenangan anda ?
1
(7%)
13
(93%) 100%
b. Apakah anda lebih senang tinggal dirumah dari
pada keluar dan mengerjakan sesuatu hal yang
baru
2
(14%)
12
(86%) 100%
2 Perasaan sedih
a. Apakah anda merasa tidak berharga seperti
perasaan anda saat ini ?
6
(43%)
8
(57%) 100%
3 Perasaan sepi dan bosan
a. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ? 7
(50%)
7
(50%) 100%
b. Apakah anda sering merasa bosan 9
(64%)
5
(36%) 100%
4 Perasaan tidak berdaya
a. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah
dengan daya ingat anda dibandingkan banyak
orang ?
11
(79%)
3
(21%) 100%
5 Perasaan bersalah
a. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan
anda ?
10
(71%)
4
(29%) 100%
b. Apakah anda takut sesuatu yang buruk terjadi
pada anda ?
10
(71%)
4
(29%) 100%
c. Apakah anda sering merasa tak berdaya? 6
(43%)
8
(57%) 100%
d. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang
ini menyenangkan ?
5
(36%)
9
(64%) 100%
e. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik
keadaanya dari anda ?
7
(50%)
7
(50%) 100%
6 Perhatian/konsentrasi
a. Apakah anda merasa keadaan anda tidak ada
harapan ?
10
(71%)
4
(29%) 100%
7 Semangat/harapan terhadap masa depan
85
a. Apakah anda mempunyai semangat yang baik
setiap saat ?
10
(71%)
4
(29%) 100%
b. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian
besar hidup anda ?
14
(93%)
1
(7%) 100%
c. Apakah anda merasa penuh semangat ? 8
(57%)
6
(43%) 100%
84
Lampiran 14
TABULASI DATA SUBYEK PENELITIAN PENGARUH FREKUENSI TERAPI MUROTAL AL-QUR’AN TERHADAP
PERUBAHAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PSTW DINSOS PONOROGO
No
Responden Inisial
Data Umum Data Khusus
Jenis
kelamin Usia Alasan masuk panti
Lama tinggal
di panti
Terakhir keluarga
berkunjung
Tingkat depresi
pre-test
Tingkat depresi
post-test
1 S Perempuan 70 Diantar keluarga 4 Tahun 2 Bulan 10 8
2 A Perempuan 70 Keinginan sendiri 3 Tahun 4 Bulan 5 4
3 R Perempuan 68 Diantar keluarga 3 Bulan Tidak pernah 11 8
4 S Perempuan 70 Keinginan sendiri 1 Bulan 1 Bulan 9 7
5 T Perempuan 72 Diantar keluarga 3 Tahun 5 Bulan 7 7
6 G Perempuan 70 Kesepian 2 Tahun 1 Bulan 10 7
7 D Perempuan 71 Keinginan sendiri 1 Tahun Tidak pernah 9 8
8 S Perempuan 68 Diantar keluarga 2 Bulan 3 Bulan 7 4
9 S Perempuan 69 Diantar keluarga 3 Tahun Tidak pernah 8 9
10 B Perempuan 73 Kesepian 10 Bulan Tidak pernah 6 4
11 R Perempuan 70 Kesepian 11 Bulan Tidak pernah 5 3
12 N Perempuan 68 Keinginan sendiri 5 Tahnun 2 Bulan 10 7
13 M Perempuan 69 Di antar keluarga 6 Tahun Tidak pernah 8 5
14 D Perempuan 63 Keinginan sendiri 4 Tahun Tidak pernah 6 3
85
86
Lampiran 15
DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN
Data Umum Responden UPT PSTW Kab Ponorogo
1. Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid perempuan 14 100.0 100.0 100.0
2. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid tidak sekolah 6 42.9 42.9 42.9
SD 8 57.1 57.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
3. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak bekerja 14 100.0 100.0 100.0
4. Karakteristik Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 66-70 11 78.6 78.6 78.6
71-75 3 21.4 21.4 100.0
Total 14 100.0 100.0
87
5. Karakteristik Berdasarkan Agama
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid islam 14 100.0 100.0 100.0
Data Khusus Responden UPT PSTW Kab Ponorogo
1. Lampiran hasil spss sebelum dan sesudah dilaksanakan terapi murottal al-qur’an
surat ar-rahman
Statistics
SKOR_DEPRESI_PRE
SKOR_DEPRESI_POST
N Valid 14 14
Missing 0 0
Mean 7.93 6.36
Median 8.00 7.00
Mode 10 8
Std. Deviation 1.979 1.865
Minimum 5 3
Maximum 11 9
88
Lampiran 16
Data Uji Normalitas
Descriptives
Statistic Std. Error
SKOR_DEPRESI_PRE Mean 7.93 .529
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 6.79
Upper Bound 9.07
5% Trimmed Mean 7.92
Median 8.00
Variance 3.918
Std. Deviation 1.979
Minimum 5
Maximum 11
Range 6
Interquartile Range 4
Skewness -.094 .597
Kurtosis -1.264 1.154
SKOR_DEPRESI_POST Mean 6.43 .500
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 5.35
Upper Bound 7.51
5% Trimmed Mean 6.48
Median 7.00
Variance 3.495
Std. Deviation 1.869
Minimum 3
Maximum 9
Range 6
Interquartile Range 3
Skewness -.570 .597
Kurtosis -.989 1.154
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SKOR_DEPRESI_PRE .138 14 .200* .937 14 .381
SKOR_DEPRESI_POST .263 14 .010 .894 14 .093
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
89
Lampiran 17
Hasil Analisa Uji Wilcoxon
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
SKOR_DEPRESI_POST - SKOR_DEPRESI_PRE
Negative Ranks 11a 7.18 79.00
Positive Ranks 2b 6.00 12.00
Ties 1c
Total 14
a. SKOR_DEPRESI_POST < SKOR_DEPRESI_PRE
b. SKOR_DEPRESI_POST > SKOR_DEPRESI_PRE
c. SKOR_DEPRESI_POST = SKOR_DEPRESI_PRE
Test Statistics
b
SKOR_DEPRESI_POST -
SKOR_DEPRESI_PRE
Z -2.866a
Asymp. Sig. (2-tailed) .017
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
90
Lampiran 18
DOKUMENTASI PENELITIAN
90
Lampiran 19
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No Kegiatan Bulan
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1. Pengajuan dan konsul judul
2. Penyusunan proposal
3. Bimbingan Proposal
4. Ujian proposal
5. Revisi proposal
6. Pengambilan data (Penelitian)
7. Penyusunan dan bimbingan skipsi
8. Ujian skripsi
91
91
Lampiran 20
Lembar Konsultasi Bimbingan
92
92
93