bab ii tinjauan pustaka a. kajian pustaka kredibilitas beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/bab...

21
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Kredibilitas Berita Secara bahasa, kredibilitas memiliki arti kepercayaan atau keadaan dapat dipercaya. Berasal dari kata credible yang artinya dapat dipercaya. Dalam sebuah pemberitaan, para jurnalis harus mematuhi kode etik jurnalistik, menulis beritas sesuai dengan kaidah jurnalistik, judul harus sesuai dengan isi. Berita yang kredibel akan mempengaruhi tingkat kredibilitas media itu sendiri. Semakin tinggi tingkat kredibilitas berita, maka semakin tinggi pula kekredibilitasan media. Jika kredibilitas media itu tinggi, maka kepercayaan masyarakat terhadap pemberitaan yang disajikan media tersebut juga kian tinggi. Tiap media memiliki faktor yang berbeda dalam mengukur kredibilitasnya. Pada media cetak, terdapat tiga faktor untuk mengukur kredibilitasnya antara lain : 1. Keseimbangan dalam pemberitaan yang mencakup dimensi balance,report the whole story, objective, fair, accuracy. 2. Kejujuran dalam pemberitaan yang mencakup hal dimensi honestly, believability, trustworthiness. 3. Kekinian dalam pemberitaan yang mencakup dimensi up to date, currency dan timeliness. Media daring sendiri memiliki perbedan faktor kredibilitas yang tidak dimiliki oleh media cetak, yaitu faktor bias dalam pemberitaan. Hal ini menyiratkan bahwa responden melihat media online seringkali melakukan bias dalam pemberitaannya. Dengan mempertimbangkan sisi aktualitas, maka pemberitaan seringkali lebih bertopang kepada opini dan fakta yang dilihat pada saat kejadian oleh jurnalis tanpa melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait terlebih dahulu.

Upload: others

Post on 05-Nov-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Kredibilitas Berita

Secara bahasa, kredibilitas memiliki arti kepercayaan atau keadaan

dapat dipercaya. Berasal dari kata credible yang artinya dapat

dipercaya. Dalam sebuah pemberitaan, para jurnalis harus mematuhi

kode etik jurnalistik, menulis beritas sesuai dengan kaidah jurnalistik,

judul harus sesuai dengan isi.

Berita yang kredibel akan mempengaruhi tingkat kredibilitas media

itu sendiri. Semakin tinggi tingkat kredibilitas berita, maka semakin

tinggi pula kekredibilitasan media. Jika kredibilitas media itu tinggi,

maka kepercayaan masyarakat terhadap pemberitaan yang disajikan

media tersebut juga kian tinggi.

Tiap media memiliki faktor yang berbeda dalam mengukur

kredibilitasnya. Pada media cetak, terdapat tiga faktor untuk mengukur

kredibilitasnya antara lain :

1. Keseimbangan dalam pemberitaan yang mencakup dimensi

balance,report the whole story, objective, fair, accuracy.

2. Kejujuran dalam pemberitaan yang mencakup hal dimensi honestly,

believability, trustworthiness.

3. Kekinian dalam pemberitaan yang mencakup dimensi up to date,

currency dan timeliness.

Media daring sendiri memiliki perbedan faktor kredibilitas yang

tidak dimiliki oleh media cetak, yaitu faktor bias dalam pemberitaan.

Hal ini menyiratkan bahwa responden melihat media online seringkali

melakukan bias dalam pemberitaannya. Dengan mempertimbangkan

sisi aktualitas, maka pemberitaan seringkali lebih bertopang kepada

opini dan fakta yang dilihat pada saat kejadian oleh jurnalis tanpa

melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait terlebih dahulu.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

7

2. Komunikasi Massa

Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang

ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan

anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama

dapat diterima secara serentak dan sesaat. Secara sederhana,

komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yakni,

surat kabar, majalah, radio, televisi dan film.

Menurut Bungin (2009:71), komunikasi massa adalah

proseskomunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan

berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi

kepada khayalak luas. Kemudian, komunikasi massa juga memiliki

unsur-unsur penting diantaranya, komunikator, media massa, informan

(pesan) massa, gatekeeper, khalayak (publik) dan umpan balik.

Sistem komunikasi massa juga mempunyai karakteristik

psikologis yang khas dibandingkan dengan sistem komunikasi

interpersonal. Tampak pada pengendalian arus informasi, umpan balik

dan stimulasi alat indra.

Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku

khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau

proses imitasi. Khalayak sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang

siap menampung seluruh pesan komunikasi yang dicurahkan

kepadanya. Media massa memang berpengaruh, tetapi pengaruh ini

disaring, diseleksi, bahkan mungkin ditolak sesuai dengan faktor

personal yang mempengaruhi reaksi mereka.

Menurut Bungin (2009:85), media massa memiliki peran sebagai

agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah

paradigma utama media massa.

3. Internet Pengganti Media Cetak

Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi,

penggunaan internet pun juga meningkat. Pada tahun 2017 sendiri

telah mencapai 143,26 juta jiwa atau setara dengan 54,68 persen dari

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

8

total jumlah penduduk Indonesia. Saat ini, Indonesia menempati

urutan ke enam negara dengan jumlah pengguna internet terbanyak di

dunia.

Saat ini hampir disetiap tempat menyediakan akses hotspot/wifi

secara gratis. Langganan internet juga semakin murah dan praktis.

Semakin murahnya perangkat yang digunakan mengakses internet dan

praktisnya berlangganan internet, membuat masyarakat semakin

beralih ke media online. Hampir semua media cetak memiliki edisi

online. Dengan adanya akses berita secara gratis ini membuat

masyarakat merasa tidak perlu untuk membeli surat kabar.

Media online memiliki aktualitas yang lebih tingga dibandingkan

media cetak. Berita yang disajikan di media online pun selalu up to

date. Berbeda dengan media cetak, yang baru bisa mendapatkan berita

keesokan harinya.

4. Media Online

Menurut situs Business Dictionary, pengertian media online

adalah media digital yang mencakup teks, foto, video dan musik, yang

didistribusikan melalui jaringan online. Dari definisi media online

tersebut, maka, media online mencakup semua website diantaranya,

situs berita online, situs media sosial, situs perusahaan, situs forum

diskusi, situs belanja online dan lain-lain.

Media Online sendiri juga memiliki karakteristik, karakteristik

inilah yang membedakan media online dengan media yang lainnya.

Karakterisik media online antara lain :

1) Kecepatan informasi

Dalam mempublikasi peristiwa atau kejadian yang terjadi di

lapangan, tidak butuh waktu lama. Hanya hitungan menit, berita

sudah bisa dibagikan ke masyarakat luas. Berbeda dengan media

cetak yang membutuhkan waktu lebih lama.

2) Informasi Up to Date

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

9

Penyampaian informasi di media online bisa dilakukan secara

terus menerus.

3) Dapat Berinteraksi Dua Arah dengan Audiens

Fungsi interaktif yang terdapat di media online ini tidak dimiliki

media cetak. Dalam media online terdapat fitur chat dan kolom

komentar, yang bisa digunakan untuk berinterkasi secara

langsung dengan audiens. Ini merupakan salah satu kelebihan dari

media online

4) Personalisasi

Pengguna media online bisa memilih dan menentukan informasi

apa saja yang dibutuhkan.

5) Kapasitas Muatan Dapat Ditambah

Tiap media online memiliki data di server komputer. Jadi tetap

bisa membaca informasi lama meskipun banyak informasi yang

baru. Informasi lama tidak akan hilang.

6) Terhubung Dengan Sumber Lain

Di media online bisa menggunkan fitur hyperlink. Jadi bisa

menyantumkan sumber lain atau sumber yang berbeda.

Saat ini hampir semua media massa menggunakan jaringan

internet untuk mengakses media online, seperti membuka portal berita

online, majalah online, radio online, televisi online dan lain

sebagainya. Media online benar-benar telah menghadirkan hal baru

dalam dunia pemberitaan atau jurnalistik . Tidak hanya memindahkan

berita dari koran ke layar saja, tetapi juga menggabungkan teks, audio,

visual bahkan audio visual

5. Jurnalisme Online

Jurnalisme online sendiri merupakan “jurnalistik masa depan”

yang terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi

informasi dan komunikasi. Jurnalisme online inijuga merupakan

jurnalistik yang dipraktikkan lewat internet. Bahkan mengumpulkan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

10

data, fakta, cerita, dan laporan diproduksi dan didistribusikan melalui

internet.

Jadi intinya, jurnalisme online merupakan kegiatan pengumpulan,

penulisan, penyuntingan dan penyebarluasan berita secara online

melalui internet. Saat ini semakin banyak media yang melebarkan

sayapnya ke media online. Maka semakin banyak pula portal berita

online.

Banyaknya masyarakat yang menggunakan internet dan

menggunakan media online dalam mencari kebutuhan informasi,

maka jurnalistik online memiliki peranana penting dalam

perkembangan media massa saat ini. Beberapa keuntungan yang

diperoleh dari jurnalisme online antara lain :

1) Audince control, jurnalisme online memungkinkan audience untuk

bisa lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatkan

2) Nonlienarity, jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang

disampaikan dapat berdiri sehingga audience tidak harus membaca

secara berurutan untuk memahami.

3) Unlimited space, jurnalisme online memungkinkan jumlah berita

yang disampaikan/ditayangkan kepada audience lebih lengkap

daripada berita dari media lain.

4) Immediacy, jurnalisme online memungkinkan informasi dapat

disampaikan secara cepat dan langsung kepada audience.

5) Multimedia capability, jurnalisme online mmungkinkan bagi tim

redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, dan video dan

komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima oleh

audience.

6) Interactivity, jurnalisme online memungkinkan adanya

peningkatan partisipasi audience dalam setiap berita.

6. Pengertian Berita

Menurut Romli (2001:1), berita merupakan sajian utama sebagian

besar media massa disamping views (opini, pendapat). Sedangkan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

11

menurut Micthel V. Charnley (dalam Romli, 2001:2), pengertian berita

adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual,

penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut

kepentingan mereka.

Karakteristik utama berita yang layak dipublikasi di media massa

adalah cepat, nyata, penting dan menarik. Arti dari kata cepat yaitu

berita yang aktual atau baru. Sedangkan nyata maksudnya, informasi

yang disampaikan merupakan sebuah fakta. Penting, artinya

menyangkut kepentingan orang banyak. Sedangkan menarik berarti

mengundang orang untuk membaca berita tersebut.

Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam penulisan

berita, sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik antara lain: (Romli, 2001:7)

1. Berita diperoleh dengan cara yang jujur

2. Meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan sebelum

menyiarkan (check and recheck).

3. Sebisanya membedakan antara kejadian dan pendapat.

4. Menghargai dan melindungi kedudukan sumber berita yang idak

mau disebut namanya. Dalam halini, wartawan tidak boleh

memberi tahu dimana ia mendapat beritanya jika orang yang

memberikannya memintanya untuk merahasiakannya.

5. Tidak memberitakan keterangan yang diberikan secara off the

record (for your eyes only)

6. Dengan jujur menyebut sumbernyadalam mengutip berita atau

tulisan dari suatu surat kabar atau penerbitan, untuk

kesetiakawanan profesi.

Selain itu, dari ketentuan yang telah ditetapkan Kode Etik

Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat

atau dalam kata lain, berita itu harus akurat. Selain akurat, berita juga

harus lengkap (complete), adil (fair) dan berimbang (balanced). Berita

juga harus objektif, tidak mencampur antara fakta dan opini sendiri.

Kemudian jika di dalam penulisan, berita harus ringkas (concise), jelas

(clear) dan hangat (current). Ini terdapat dalam Kode Etik Jurnalistik

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

12

pasal 5 yang berbunyi, “Wartawan Indonesia menyajikan berita secara

berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dan kecepatan, serta

tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi

dan opini wartawan agar disajikan dengan menggunakan nama jelas

penulisnya”.

Berita harus akurat karena keakuratan berita menentukan

kredibilitas media itu sendiri. Seorang wartawan harus berhati-hati

dalam menulis berita karena pekerjaan seorang wartawan ini dapat

menimbulkan dampak yang besar di masyarakat. Wartawan bisa dengan

mudah menggiring opini masyarakat melalui berita yang ditulisnya.

Jangan sampai wartawan hanya memiliki kemampuan yang tinggi

dalam mencari berita, tetapi malah mengabaikan akurasi beritanya.

Penggunaan internet sebagai media baru dalam mendapatkan

informasi, bisa menimbulkan konflik antara kecepatan dalam mencari

berita dan kecepatan dalam mengecek keakurasian berita terebut

sehingga layak untuk disebar. Jika setiap media berlomba-lomba ingin

menjadi yang pertama menyajikan sebuah berita, apakah ia

mengorbankan akurasinya? Dari sinilah seharusnya wartawan senaniasa

berhati-hati dalam memproduksi berita. Setelah mendapatkan berita

harus mengecek akurasinya dan tidak hanya mengandalkan kecepatan

tetapi ketepatanlah yang lebih penting.

Selain akurat, berita juga harus lengkap, adil dan berimbang.

Berita harus lengkap maskudnya adalah sebuah berita harus

menyertakan unsur 5w+1h (what, who, when, where, why dan how).

What, kejadian atau peristiwa apa yang terjadi. Who (siapa), siapa saja

yang terlibat dalam peristiwa tersebut. When atau kapan, kapan

terjadinya peristiwa tersebut. Why (mengapa), mengapa kejadian

tersebut bisa terjadi, apa alasannya. Where, dimana tempat kejadian

perkara tersebut. Dan yang terakhir how/bagaimana, bagaimana

terjadinya peristiwa tersebut.

Sedangkan adil dan berimbang ini memiliki arti bahwa seorang

wartawan harus melaporkan dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

13

Berita yang ditulis harus berimbang dan tidak boleh hanya dari salah

satu narasumber. Wartawan harus selalu berusaha mendapatkan

pernyataan dari kedua narasumber agar berita yang ditulis adil dan

berimbang dan tidak ada yang merasa dirugikan akibat hanya satu

narasumber yang dimintai keterangan.

Keseimbangan dan keobjektifitasan berita saling berkaitan. Berita

yang objektif artinya berita yang selaras dengan kenyaaan di lapangan,

tidak berat sebelah dan tidak banyak dicampur opini sang wartawan.

Dalam pengertian objektif ini, wartawan harus menyajikan berita secara

keseluruhan tanpa ada yang ditambah ataupun dikurangi.

Berita itu harus ringkas, jelas dan padat. Walaupun penulisan berita

harus ringkas, maka setiap kata itu penting. Subjeknya harus lengkap

dan spesifik, opini narasumber harus lebih ditonjolkan ketimbang

informasi lain yang kurang jelas.

7. Pengertian Berita Hoaks

Istilah hoaks saat ini sudah tidak asing lagi di dunia maya. Bahkan

istilah hoaks telah tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), dengan menggunakan ejaan “hoaks”. Kata hoaks dalam KBBI

dikategorikan sebagai ajektiva dan nomina. Sebagai ajektiva, kata

hoaks berarti tidak benar; bohong. Dalam penulisannya sebagai frasa,

hoaks ini menggunakan kata yang diterangkan terlebih dahulu,misalnya

menjadi “berita hoaks”. Namun, hoaks juga bisa berdiri sendiri sebagai

nomina dengan arti “berita bohong”.

Di Indonesia sendiri juga terkena dampak negatif dari kemajuan

teknologi dan informasi. Seperti penyampaian informasi yang sangat

cepat di media sosial yang semua informasinya tidak dapat disaring

dengan baik. Berita hoaks semakin sulit dibendung. Beberapa kasus

beritahoaks di Indonesia, salah satunya ada berita peristiwa

pengeroyokan Ratsa Sarumpaet.

Untuk melakukan pencegarah berita hoaks, bisa melakukan literasi

media. Literasi media merupakan seperangkat kecakapan yang berguna

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

14

dalam proses mengakses, menganalisi, mengevaluasi dan menciptakan

pesan dalam berbagai bentuk.

Penyebaran berita palsu yang marak terjadi ini jika dikaitkan

dengan etika pada internet adalah penyalahgunaan freedom of speech.

Freedom of speech ini berasal dari negara-negara yang memiliki tradisi

liberal yang menyalahkan apabila seseorang mempunyai batasan dalam

mengemukakan pedapat.

Peran pemerintah dalam melawan hoaks telah memiliki payung

hukum yang memadai, diantaranya pasal 28 ayat 1 dan 2 UU No. 11

tahun 2008 tentang ITE, Pasal 14 dan 15 UU No. 1 tahun 1946, Pasal

311 dan 378 KUHP, serta UU No. 40 tahun 2008 tentang Penghapusan

Diskriminasi Ras dan Etnis. Selain undang-undang, pemerintah juga

membentuk Badan Siber Nasional yang dapat menjadi tameng dalam

melawan penyebaran informasi bohong yang dapat meresahkan

masyarakat Indonesia.

8. Pedoman Pemberitaan Media Siber

Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan

kemerdekaan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila,

Undang-undang Dasar 1945 dan Deklarasi Universal Hak Asasi

Manusia PBB. Keberadaan media siber di Indonesia juga merupakan

bagian dari kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi dan

kemerdekaan pers.

Media siber memiliki karakter khusus sehingga memerlukan

pedoman agar pengelolaannya dapat dilaksanakan secara profesional,

memenuhi fungsi, hak dan kewajibannyasesuai Undang-Undang Nomor

40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Untuk itu

Dewan Pers bersama organisasi pers, pengelola media siber dan

masyarakat menyusun Pedoman Pemberitaan Media Siber sebagai

berikut :

1) Ruang Lingkup

a. Media siber adalah segala bentuk media yang menggunakan

wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

15

memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standart

Perusahaan Pers yang ditetapkan Dewan Pers.

b. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content) adalah segalaisi

yang dibuat dan atau dipublikasikan oleh pengguna media

siber, antara lain artikel, gambar, komentar, suara, video dan

berbagai bentuk unggahan yang melekat pada media siber,

seperti blog, forum, komeentar pembaca atau pemirsa, dan

bentuk lain.

2) Verifikasi dan keberimbangan berita

a. Pada prinsipnya setiap berita harus melalui verifikasi.

b. Berita yang dapat merugikan pihaklain memerlukan verifikasi

pada berita yang sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan

keberimbangan.

c. Ketentuan dalam butir (a) diatas dikecualikan dengan syarat :

- Berita benar-benar mengandung kepentingan publik yang

bersifat mendesak.

- Sumber berita yang pertama adalah sumber yang jelas

disebutkan identitasnya, kredibel dan kompeten.

- Subyek berita yang harus dikonfirmasi tidak diketahui

keberadaannya dan atau tidak dapat diwawancarai.

- Media memberikan penjelasan kepada pembaca bahwa

berita tersebut masih memrlukan verifikasi lebih lanjut yang

diupayakan dalam waktu secepatnya. Penjelasan dimuat

pada bagian akhir dari berita yang sama, di dalam kurung

dan menggunakan huruf miring.

d. Setelah memuat berita sesuai dengan butir (c), media wajib

meneruskan upaya verifikasi, dan setelah verifikasi didapatkan,

hasil verifikasi dicantumkan pada berita pemutakhiran (update)

dengan tautan pada berita yang belum terverifikasi.

3) Isi Buatan Pengguna (Uses Generated Content)

a. Media siber wajib mencantumkan syarat dan ketentuan

mengenai Isi Buatan Pengguna yang tidak bertentangan dengan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

16

Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik

Jurnalistik, yang ditempatkan secara terang dan jelas

b. Media siber mewajibkan setiap pengguna untuk melakukan

registrasi keanggotaan dan memerlukan proses log-in terlebih

dahulu untuk dapat mempublikasikan semua bentuk isi Buatan

Pengguna. Ketentuan log-in akan diatur lebih lanjut.

c. Dalam registrasi tersebut, media siber mewajibkan pengguna

memberi persetujuan tertulis bahwa isi Buatan Pengguna yang

dipublikasikan :

- Tidak memuat isi bohong, fitnah, sadis dan cabul

- Tidak memuat isi yang mengandung prasangka dan

kebencian terkait dengan suku, agama, ras, dan

antargolongan (SARA), serta mengajukan tindakan

kekerasan

- Tidak memuat isi diskriminatif atas dasar perbedaan jenis

kelamin dan bahasa, serta tidakmerendahkan martabat orang

lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

d. Media siber memiliki kewenangan mutlak untuk mengedit atau

menghapus Isi Buatan Pengguna yang bertentangan dngan butir

(c).

e. Media siber wajib menyediakan mekanisme pengaduan Isi

Buatan Pengguna yang dinilai melanggar ketentuan pada butir

(c). mekanisme tersebut harus disediakan di tempat yang

dengan mudah dapat diakses pengguna.

f. Media siber wajib menyunting, menghapus, dan melakukan

tindakan koreksi setiap Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan

dengan melanggar ketetntuan butir (c), sesegera mungkin

secara proporsiona selambat-lambatnya 2x24 jam setelah

pengaduan diterima.

g. Media siber yang telah memenuhi ketentuan pada butir (a), (b),

(c), dan (f) tidak dibebani tanggungjawab atas masalah yang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

17

ditimbulkan akibat pemuatan isi yang melanggar ketentuan

pada butir (c).

h. Media siber bertanggungjawab atas Isi Buatan Pengguna yang

dilaporkan bila tidak mengambil tindakan koreksi setelah batas

waktu sebagaimana tersebut pada butir (f).

4) Ralat, Koreksi, dan Hak Jawab

a. Ralat, koreksi dan hak jawab mengacu pada Undang-Undang

Pers, Kode Etik Jurnalistik, dan Pedoman Hak Jawab yang

ditetapkan Dewan Pers.

b. Ralat, koreksidan atau hak jawab wajib ditautkan pada berita

yang diralat, dikoreksi atau yang diberi hak jawab.

c. Di setiap berita ralat, koreksi, dan hak jawab wajib

dicantumkan waktu pemuatan ralat, koreksi, dan atau hak jawab

tersebut.

d. Bila suatu berita media siber tertentu disebarluaskan media

siber lain, maka:

- Tanggungjawab media siber pembuat berita terbatas pada

berita yang dipublikkasikan media siber tersebut atau

mediasiber yang berada dibawah otoritas teknisnya.

- Koreksi berita yang dilakukan oleh sebuah media siber, juga

harus dilakukan oleh media siber lain yang mengutip berita

dari media siber yang dikoreksi itu.

- Media yang menyebarluaskan berita dari sebuah media

siber dan tidak melakukan koreksi atas berita sesuai yang

dilakukan oleh media siber pemilik dan atau pembuat berita

tersebut, bertanggunjawab penuh atas semua akibat hukum

dari berita yang tidak dikoreksinya itu.

e. Sesuai dengan Undang-Undang Pers, media siber yang tidak

melayani hak jawab dapat dijatuhi sanksi hukum pidana denda

paling banyak Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah)

5) Pencabutan Berita

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

18

a. Berita yang sudah dipublikasi tidak dapat dicabut karena alasan

penyensoran dari pihak luar redaksi, kecuali terkait masalah

SARA, kesusilaan, masa depan anak, pengalaman traumatik

korban atau berdasarkan pertimbangan khusu lain yang

ditetapkan Dewan Pers.

b. Media siber lain wajib mengikuti pencabutan kutipan berita dari

media asal yang telah dicabut.

c. Pencabutan berita wajib disertai dengan alasan pencabutan dan

diumumkan kepada publik.

6) Iklan

a. Media siber wajib membedakan dengan tegas antara produk

berita dan iklan.

b. Seiap berita/artikel/isi yang merupakan iklan dan atau isi

berbayar wajib mencantumkan keterangan ‘advertorial’, ‘ads’,

‘sponsored’, atau kata lain yang menjelaskan bahwa

berita/artikel/isi tersebut adalah iklan.

7) Hak Cipta

Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur

dalamperaturan perundang-undangan yang berlaku.

8) Pencantuman Pedoman

Media siber wajib mencantumkan Pedoman Pemberitaan Media

Siber ini di medianya secara terang dan jelas

9) Sengketa

Penilaian akhir atas sengketa mengenai pelaksanaan Pedoman

Pemberitaan Media Siber ini diselesaikan oleh Dewan Pers

9. Metode Analisis Isi

Analisis isi kuantitatif memiliki beberapa jenis diantaranya eperti

semiotika, wacana, framing, naratif dan lain sebagainya. Analisis isi

kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah

yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan

menarik inferensi dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

19

secara sistematis isi komunikasi yang tampak (manifest) dan dilakukan

secara objektif, valid, reliabel dan dapat direplikasi (Eriyanto, 2011:

15).

Jika menurut Riffe, Lacy dan Fico (1998: 20), analisis isi adalah

pengujian yang sistematis dan dapat direplikasi dari simbol-simbol

komunikasi, dimana simbol ini diberikan nilai numerik berdasarkan

pengukuran yang valid, dan analisis menggunakan metode statistik

untuk menggambarkan isi komunikasi, menarik kesimpulan dan

memberikan konteks, baik produksi ataupun konsumsi.

Objektif merupakan salah satu ciri dalam analisis isi. Penelitian

yang dilakukan untuk mendapatkan suatu gambaran dari suatu isi

tanpa ada campur tangan peneliti. Penelitian juga disebut benar-benar

objektif jika tidak dimasukkan subjektivitas (bias).

Ada dua aspek penting dalam objektivitas, yaitu validitas dan

reliabilitas. Yang dimaksud dengan reliabilitas ialah berkaitan dengan

apakah penelitian ini menghasilkan temuan yang sama meskipun

dilakukan oleh orang yang berbeda dengan waktu yang berbeda.

Sedangkan validitas berkaitan dengan apakah analisis isi ini mengukur

apa yang benar-benar ingin diukur.

Selain objektif, penelitian analisis isi juga harus sistematis.

Maksud dari sistematis ialah semua tahapan dan proses hrus secara

jelas dan sesuai dengan langka-langkah dalam penelitian. Ciri lain dari

analisis ini adalah replikabel. Maksud dari replikabel ini adalah hasil-

hasil dari analisis isi selamamenggunkan bahan dan teknis yang sama,

harusnya juga menghasilkan temuan yang sama, walaupun dilakukan

di waktu yang berbeda.

Isi yang tampak (manifest) juga merupakan ciri dari analisis ini.

Iklan yang tampak ini merupakan bagian dari isi yang tertulis dan

terlihat secara nyata. Berbeda dengan isi yang tidak tampak, sebuah isi

yang memiliki makna tersembunyi.

Ciri lain dari analisis isi yaitu ditujukan untuk membuat

rangkuman/summarizing. Analisis isi umumnya dibuat untuk membuat

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

20

gambaran umum karakteristik dari suatu isi/pesan. Analisis isi

sebaliknya tidak berpretensi untuk menyajikan secara detail satu atau

beberapa kasus isi. Analisis isi dapat dikategorikan sebagai penelitian

yang bertipe nomotetik yang ditujukan untuk membuat generalisasi

dari pesan, dan bukan penelitian jenis idiographic yang umumnya

bertujuan membuat gambaran detail dari suatu fenomena (Neuendorf,

2002: 15)

10. Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Muhammad Noor Aziz

Kautsar

Yoana Berchmans

Herlina Kurniati

Judul Penelitian Kredibilitas

Pemberitaan Portal

detik.com (Analisis Isi

Portal Berita Online)

Kredibilitas Media

Dalam Pemberitaan

Mngenai Muktamar

Muhammadiyah 2010

(Studi Analisi Isi

Kredibilitas Media

dalam Pemberitaan

mengenai Muktamar

Muhammadiyah 2010

dalam Surat Kabar

Harian Kedaulatan

Rakyat tanggal 2-8

Juli 2010)

Tahun

Penelitian

2016 2011

Metode

Penelitian

Kuantitatif Kuantitatif

Kesimpulan

Penelitian

Kesimpulan yang di

dapat dalam penelitian

ini adalah adanya fakta

yang menunjukkan

bahwa portal berita

detik.com ini memiliki

kredibilitas.

Hanya satu indikator

yang menyebutkan

bahwa bahwa detik.com

kurang kredibel,yaitu

dari indikator cover

both side.

Kesimpulan yang

didapat dari penelitian

ini adalah

bahwasannya SKH

Kedaulatan memiliki

kredibilitas dari semua

indikator. Kecuali

dalam hal cover both

side, karena berita

yang disajikan dalam

SKH Kedaulatan

Rakyat ini sebagian

besar menggunakan

one side issues.

Persamaan Metode penelitian, dan Metode penelitian.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

21

meneliti portal berita

online

Perbedaan Penelitian ini hanya

meneliti satu portal

berita, yaitu detik.com

Penelitian ini hanya

menggunakan satu

media yang diteliti

dan yang diteliti

adalah surat kabar

harian (SKH) Tabel 2.1

B. Definisi Konsep

1. Kredibilitas

Kredibilitas sendiri memiliki arti dapat dipercaya. Semakin kredibel

berita yang disajikan, maka semakin kredibel media tersebut. Ukuran

kredibilitas dalam penelitian ini menggunakan konsep Flanagin &

Metzger yaitu dapat dipercaya, akurasi, bias dan kelengkapan.

2. Portal Berita Online

Portal berita online adalah suatu media yang menyajikan informasi

yang dibutuhkn masyarakat dalambentuk online.

3. Pemberitaan

Pemberitaan merupakan peristiwa atau informasi yang diberitakan

atau dilaporkan oleh para jurnalis. Pembritaan disini disiarkan di

portal berita online.

4. Hoaks

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, hoaks memiliki

arti berita bohong. Hoaks sendiri memiliki arti informasi atau berita

palsu atau bohong. Hoaks bertujuan membuat opini publik,

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

22

menggiring opini, membentuk persepsi, dan untuk menguji

kecerdasan dan kecermatan pengguna internet dan media sosial,.

5. Pengeroyokan

Dalam KBBI, pengeroyokan adalah tindakan pemukulan secara

bersama-sama. Dari konteks pengertian pengeroyokan menurut KBBI

tersebut dapat dipahami bahwa sesuatu yang berkaitan dengna

pemukulan yang dilakukan oleh beberapa orang atau sekelompok

orang.

Kredibilitas suatu media jika diartikan sederhana adalah kepercayaan

pembaca terhadap suatu media. Menurut konsep Flanagin & Metzger, ada

lima kategori untuk menentukan kredibilitas media. Lima kategori tersebut

adalah dapat dipercaya (believability), akurasi (accuracy), terpercaya

(truthworthiness), bias (bias), dan kelengkapan (completeness).

Dari kelima kategori kredibilitas menurut Flanagin & Metzger ini

terdapat dua kategori yang memiliki kemiripan makna yaitu believability

dan truthworthiness. Dalam hal ini, believability/truthworthiness memiliki

arti yang sama yaitu dapat dipercaya karena berasal dari sumber yang tepat

dan merupakan fakta.

Kemudian unit akurasi atau ketepatan berita. Tingkat akurasi ini dapat

diartikan sebagaimana tingkat ketelitian dan kedisiplinan informasi yang

disajikan oleh jurnalis. Dalam akurasi dapat berupa kesesuaian judul dan

isi, ketepatan infomasi, kebenaran penulisan dan foto yang mendukung

berita tersebut.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

23

Kategori bias ini lebih berkaitan dengan bagaimana sebuah berita

dibuat tidak cenderung ke satu pihak alias tidak obyektif. Bisanya kategori

bias ini ditemukan pada berita bertemakan politik yang dibuat jurnalis

yang bisa saja terjebak dalam keberpikahan salah satu partai atau kubu.

Kategori kelengkapan atau completeness juga menjadi penentuan

kualitas suatu berita. Berita yang lengkap minimal mengandung 5W+1H.

Dari keempat unit analisis yang telah dijelaskan diatas, ditentukan lagi sub

unit analisis pada masing-masing unit untuk mempermudah proses

penelitian.

Kategori Definisi Sub Kategori Definisi

Believability/

truthwortness

(dapat

dipercaya)

Berita yang

dilaporkan adalah

peristiwa atau

kejadian yang

terjadi sesuai

dengan kenyataan.

Checkability Adanya narasumber

yang jelas yang

menadi rujukan

pemberitaan,

sehingga

pemberitaan

tersebut bisa

dikonfimasi

kebenarannya

Relevansi

narasumber

Adanya relevansi

antara narasumber

dan peristiwa yang

terjadi. Narasumber

mengerti tentang

peristiwa tersebut

atau sedangada di

TKP.

Accuracy

(Akurasi)

Tingkat ketelitian

dan kedisiplinan

informasi yang

disajikan oleh

jurnalis

Opinitative Berita yang

disajikan sesuai

fakta yang ada di

lapangan. Tidak ada

percampuran fakta

dan opini dari

jurnalis. Seperti

terdapat kata

tampaknya,

diperkirakan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

24

Akurasi judul

dan isi berita

Judul berita sesuai

dengan isi berita.

Akurasi foto

dan berita

Foto yang tersaji

sesuai dengan isi

berita.

Bias (bias) Berita yang dibuat

oleh jurnalis tidak

cenderung hanya ke

satu pihak. Tetai

harus berimbang

antara pihak satu

dan pihak kedua.

Cover both

side

Menyajikan berita

dengan pernyataan

dua atau lebih

narasumber yang

berlawanan secara

bersamaan dan

proporsional.

Antara pihak pro,

kontra dan pihak

netral.

Completeness

(kelengkapan)

Berita yang

disajikan oleh

jurnalis harus

lengkap dan

informatif

Kelengkapan

berita

Berita yang lenhkap

terdapat judul,isi

berita dan foto yang

mendukung berita

tersebut

Unsur 5W+1H Terdapat unsur

5W+1H dan

informasi

pendukung lainnya. Tabel 2.2 Definisi Kategori dan Sub Kategori

6. Struktur Kategori

Peneliti merumuskan kategori sebagai berikut :

Kategori Definisi Sub Kategori Indikator

Believability/

truthwortness

(dapat dipercaya)

Berita yang

dilaporkan adalah

peristiwa atau

kejadian yang

terjadi sesuai

dengan kenyataan.

Checkability Menyantumkan

narasumber yang

jelas (menyebutkan

nama dan profesi

narasumber)

Relevansi

narasumber

Dalam kejadian ini,

narasumber yang

relevan adalah

sebagai berikut :

- Ratna Sarumpaet

- Pihak kepolisian

yang menangani

(Polda Metro

Jaya)

- Pihak Angkasa

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

25

Pura

- Pihak Bandara

Husein

Sastranegara

- Pihak Rumah

Sakit Khusus

Bedah Bina

Estetika

- Pihak yang

dibohongi (korban

hoaks Ratna

Sarumapet)

- Saksi mata (jika

ada)

- Saksi Ahli (doketr

bedah, dll)

Accuracy

(Akurasi)

Tingkat ketelitian

dan kedisiplinan

informasi yang

disajikan oleh

jurnalis

Opinitative Tidak ada kata yang

bermakna opini

seperti :

- Tampaknya

- Diperkirakan

- Kemungkinan

- Dinilai

- Diyakini

- Menduga

- Seharusnya, dan

sejenisnya

Akurasi judul

dan isi berita

Isi berita

menjelaskan judul

yang disajikan.

Akurasi foto

dan berita

Foto yang disajikan

memperkuat isi

berita dan judul

yang disjikan.

Bias (bias) Berita yang dibuat

oleh jurnalis tidak

cenderung hanya ke

satu pihak. Tetai

harus berimbang

antara pihak satu

dan pihak kedua.

Cover both

side

- Terdapat dua atau

lebih pihak

narasumber yang

berlawanan.

(misalnya

narasumber 1

Ratna dan

narasumber 2

pihak Bandara

husein

Sastranegara).

Completeness

(kelengkapan)

Berita yang

disajikan oleh

jurnalis harus

Kelengkapan

berita

- Terdapat judul

berita

- Terdapat isi/badan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Kredibilitas Beritaeprints.umm.ac.id/47954/3/BAB II.pdf · Jurnalistik, .telah jelas disebutkan bahwa berita harus cermat dan tepat atau

26

lengkap dan

informatif

berita

- Terdapat foto

Unsur 5W+1H Terdapat unsur

5W+1H (what, why,

who, when, where

dan how)

Tabel 2.3 Tabel Struktur Kategori