menjaga kredibilitas diri_kelompok 7

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menekuni suatu pekerjaan, kredibilitas sangatlah beharga. Sekali kredibilitas telah hilang, akan sangat sulit untuk di peroleh kembali. Tanpa kredibelitas mustahil untuk memelihara dan mendapatkan kesuksesan. Sebuah kredibilitas yang kuat dan nyata bisa membawa seseorang menjadi maju, oleh karena itu berhati-hatilah dengan kredibelitas jangan korbankan itu demi kepentingan yang tidak penting. Suatu kepribadian baru dapat dipercaya atau memiliki kredibilitas apabila ia secara konstan dan konsisten selalu menjaga ucapannya selaras dengan perilaku kesehariannya dan semakin tinggi tingkat konsistensi antara ucapan dan perilaku, maka akan semakin tinggi kredibilitas orang tersebut. Kreabilitas diri sangat penting untuk menekuni karir. Pada dasarnya seorang perawat yang memiliki kredibilitas diri harus bisa menempatkan dirinya sebagai visioner dan mempunyai tujuan jelas yang kesemuanya dapat dikomunikasikan secara cerdas kepada tim kesehatan lainnya, sehingga semua elemen tahu dan pada akhirnya turut bersinergi dalam mencapai tujuan akhir yang mereka tuju. Selain itu, ia harus bisa menginspirasi dan memberikan arti yang mendalam atau arti yang positif sehingga pihak-pihak terpimpin mengalami kemajuan dan berhasil memunculkan potensi terbaik didalam dirinya. 1

Upload: sri-indry-lestari

Post on 18-Sep-2015

345 views

Category:

Documents


46 download

DESCRIPTION

kredibilitas diri

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam menekuni suatu pekerjaan, kredibilitas sangatlah beharga. Sekali kredibilitas telah hilang, akan sangat sulit untuk di peroleh kembali. Tanpa kredibelitas mustahil untuk memelihara dan mendapatkan kesuksesan. Sebuah kredibilitas yang kuat dan nyata bisa membawa seseorang menjadi maju, oleh karena itu berhati-hatilah dengan kredibelitas jangan korbankan itu demi kepentingan yang tidak penting. Suatu kepribadian baru dapat dipercaya atau memiliki kredibilitas apabila ia secara konstan dan konsisten selalu menjaga ucapannya selaras dengan perilaku kesehariannya dan semakin tinggi tingkat konsistensi antara ucapan dan perilaku, maka akan semakin tinggi kredibilitas orang tersebut. Kreabilitas diri sangat penting untuk menekuni karir. Pada dasarnya seorang perawat yang memiliki kredibilitas diri harus bisa menempatkan dirinya sebagai visioner dan mempunyai tujuan jelas yang kesemuanya dapat dikomunikasikan secara cerdas kepada tim kesehatan lainnya, sehingga semua elemen tahu dan pada akhirnya turut bersinergi dalam mencapai tujuan akhir yang mereka tuju. Selain itu, ia harus bisa menginspirasi dan memberikan arti yang mendalam atau arti yang positif sehingga pihak-pihak terpimpin mengalami kemajuan dan berhasil memunculkan potensi terbaik didalam dirinya.1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu :

a. Apakah yang dimaksud dengan menjaga kredibilitas diri ?

b. Bagaimana mengintimidasi diri secara positif menjadi orang sukses ?1.3 Tujuan Umum

Makalah ini dibuat dengan tujuan umum agar mahasiswa dapat memahami tentang menjaga kredibilitas diri dan mengintimidasi diri secara positif menjadi orang sukses.

1.4 Tujuan Khusus

a) Agar mahasiswa dapat menjaga kredibilitas dirinya

b) Agar mahasiswa dapat memahami tentang menjaga kredibilitas diri.

c) Agar mahasiswa mengetahui cara mengintimidasi diri secara positif menjadi orang sukses.1.5 Manfaat

Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Menjaga Kredibilitas Diri dan Mengintimidasi Diri Secara Positif Menjadi Orang Sukses.

BAB II

PEMBAHASAN2.1 Menjaga Kredibilitas Diri

A. KredibilitasKredibilitas merupakan kualitas yang dapat dipercaya, memiliki pengertian kekuatan moral-spiritual, seperti: integritas, keamanahan, ketaatan, tulus, kompeten, dan hal-hal yang terkait azas hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan pencipta-Nya (Yudistira,IG.2010) Untuk membangun kredibilitas dan kepercayaan/loyalitas, Rosabeth Kanter (Yudistira,IG.2010) juga mengemukakan bahwa keduanya dibangun melalui transparansi dan konsistensi. Disinilah kita perlu tahu bahwa: kredibilitas adalah intelektual dan dalam membangun kredibilitas dan kepercayaan diperlukan atribut perilaku seperti : saling berbagi informasi penting, keterbukaan (transparansi), mencegah pembicaraan jelek orang lain, bersikap fair (konsistensi), dan memenuhi/ menepati janji.Dari uraian-uraian diatas, Brian Carrol (Challenge Bank-Australia dalam Yudistira,IG.2010) lebih to the point mengatakan bahwa: tanpa kredibilitas, Anda tidak mampu memimpin!. Leadership adalah sebuah proses timbal balik antara mereka yang memimpin dengan mereka yang dipimpin. Nah, dalam proses timbal balik, tentu saja ada banyak harapan dari mereka yang dipimpin tentang figur pemimpin mereka. Dari sebuah penelitian, ada empat keutamaan yang didambakan responden yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Keempatnya adalah jujur, berpikir ke depan, kompeten, dan mampu menginspirasi. Keempat unsur itulah yang menyusun karakter seorang pemimpin yang kredibel.1. JujurTak jarang, orang suka menyamakan pemahaman integritas dan karakter dengan kejujuran. Penyamaan ini tidaklah salah. Kejujuran inilah yang menjadi garda depan yang dipandang dan diharapkan orang dalam sebuah relasi. Relasi apa saja, entah relasi persahabatan, relasi cinta, relasi bisnis, maupun relasi di organisasi. Dalam harapan akan kejujuran, ada harapan akan kepercayaan. Trust dan trustworthy dalam sebuah relasi. Nah, kalau dalam relasi orang sudah sering berbohong, orang itu bakalan akan kehilangan kepercayaan dari orang lain. Kejujuran adalah sinergi Antara kata dan tindakan.2. Berpikir ke DepanOrang mengharapkan seorang pemimpin yang memunyai rasa mengarahkan dan peduli pada masa depan organisasi. Oleh karenanya, berpikir ke depan menjadi penting bagi seorang pemimpin. Selain bisa memberi gambaran tentang visi, mimpi di masa depan, agenda personal, seorang pemimpin harus tahu benar ke mana dirinya akan melangkah dan bagaimana merangkul yang lain turut serta dalam perjalanannya.3. KompetenSebagai orang yang dipercaya mengelola organisasi, pemimpin mutlak harus memunyai kecakapan dan efektivitas dalam kinerja. Bila orang sudah mulai meragukan kemampuan si pemimpin, itu artinya orang juga sudah mulai meragukan dinamika organisasi. Kompetensi leadership mengacu pada track record pemimpin dan kemampuannya untuk mengerjakan segala sesuatu. Pemimpin dituntut untuk menjadi seorang guide (penunjuk arah) bagi orang-orang dalam organisasi. Termasuk di sini, seorang pemimpin mampu menggali potensi terbaik dari banyak orang dan memampukan orang lain untuk bekerja dengan baik. Salah satu yang juga layak diperhatikan adalah seorang pemimpin harus mampu bekerjasama secara baik dengan orang lain.4. Mampu MenginspirasiSebagai sumber inspirasi, seorang pemimpin tidak hanya menunjukkan dalam kata dan ucapan saja, melainkan juga tindakan dan perilaku sehari-hari. Orang berharap seorang pemimpin yang menunjukkan optimisme, segar, antusias, energik, dan berpikir positif pada masa depan. Kepemimpinan yang inspiratif memberikan banyak orang kemampuan untuk menggali makna dan menemukan tujuan hidup. Sosok seperti itu dibutuhkan di saat orang-orang memasuki situasi krisis. Inspirasi dibutuhkan sebagai pelita, kompor energi, dan semangat baru. Empat penyusun karakter kredibilitas seorang pemimpin itu merupakan pondasi bagi kepemimpinannya. Ciri-ciri orang yang memunyai kredibilitas tinggi, antara lain :a) Merasa bangga sebagai bagian dari organisasi

b) Merasa memunyai spirit tim yang kuat

c) Melihat nilai-nilai personal yang konsisten dengan nilai-nilai organisasi

d) Merasa dimiliki dan memiliki organisasi

e) Bersemangat untuk mengembangkan organisasi.

B. Kejujuran dan Sportivitas1. KejujuranKejujuran jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktik dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.Top of FormBottom of Form Kejujuran ada bermacam-macam dan bukan hanya satu macam saja. Oleh karena itu merupakan kekeliruan jika ada orang yang berkeyakinan bahwa jujur itu hanya terbatas pada lisan saja. Yang benar adalah kejujuran itu ada dalam ucapan, perbuatan dan segenap keadaan. Penjelasan secara global dari tiga macam kejujuran ini yaitu: a) Jujur Dalam Ucapan yaitu wajib bagi setiap umat manusia untuk menjaga lisannya, dan tidak berbicara kecuali dengan jujur dan benar. Masuk kategori jujur dalam ucapan adalah jujur dalam menyampaikan berita, dan termasuk juga menepati janji yang diucapkan.

b) Jujur Dalam Perbuatan yaitu kesesuaian antara yang terlihat dan yang tersembunyi, atau lahirnya tidak ada perbedaan dengan batinnya.

c) Jujur dalam Segala Keadaan adalah tingkatan jujur yang tertinggi, seperti jujur dalam niat yang ikhlas dan dalam rasa takut, dalam bertaubat, pengharapan, zuhud, cinta, tawakkal dan selainnya. Oleh karena itu segala amalan hati pada dasarnya bermuara dalam kejujuran, sehingga kapan saja seorang hamba jujur dalam seluruh kondisi tersebut, maka dia akan terangkat dan tinggi kedudukannya di sisi Tuhan.

2. SportivitasBeller&Stoll (Agung W : 2012) mengemukakan secara umum sportivitas diidentifikasikan sebagai perilaku yang menunjukan sikap hormat dan adil terhadap orang lain serta sikap menerima dengan baik apapun hasil dari suatu pertandingan. National Collegiate Athletic Association (NCAA, dalam Agung W : 2012) mendefinisikan sportivitas sebagai perilaku yang ditunjukan oleh atlet, pelatih, administrator dan penonton dalam kompetisi atletik. Perilaku-perilaku ini didasari oleh nilai-nilai penting seperti hormat, adil, beradap, jujur dan tanggung jawab. Vallerand, Biere, Blanchard & Provencher dalam Lynn E.Mc Cutchheon (Agung W:2012) mengemukakan definisi lain dari sportivitas adalah sikap dan perilaku yang ditunjukan oleh individu dalam setting olahraga yang menunjukan penghormatan terhadap aturan, official, konvesi sosial dan hormat pada lawan yang diikuti dengan komitmen terhadap olahraga itu sendiri dan tidak melakukan partisipasi olahraga yang negatif. Individu yang memiliki sportivitas yang baik akan perilaku seperti jabat tangan dengan lawan, memberikan dukungan baik kepada teman satu tim maupun lawan, mau memberikan selamat kepada lawan yang menunjukan performansi yang baik, dan menunjukkan usaha maksimum dalam bermain dan berlatih. C. Komunikasi dan Sinergi

1. Komunikasi

a. Pengertian KomunikasiKomunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata), verbal dan nonverbal yang dapat disosialisasikan secara langsung/ tatap muka atau melalui media lain seperti tulisan, oral dan visual. (Damaiyanti, Mukrhripah.2008)b. Komponen KomunikasiKomunikator atau orang yang menyampaikan pesan harus berusaha merumuskan isi pesan yang akan disampaikan. Sikap dari komunikator harus empati, jelas.a) Komunikan: penerima informasi atau memberi respon terhadap stimulus yang disampaikan oleh komunikator.b) Pesan: gagasan atau pendapat, fakta,informasi atau stimulus yang disampaikan didukung oleh lambang (bahasa, suara, gerak dan warna).c) Media: saluran yang dipakai untuk menyampaikan pesan.d) Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Komunikasi TerapeutikProses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :1) Perkembangan : agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang perawat harus mengerti pengaruh perkembangan usia baik dari sisi bahasa, maupun proses berpikir dari orang tersebut. Adalah berbeda cara berkomunikasi anak usia remaja dengan anak usia balita.

2) Persepsi : pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Persepsi dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Dalam hal terhadap komunikasi verbal dan non verbal perawat selama pasien dirawat. Apabila pengalaman akan komunikasi perawat baik maka persepsi klien yang terbentuk adalah baik dan sebaliknya. 3) Nilai : standar yang mempengaruhi pengaruhi perilaku sehingga penting bagi perawat untuk menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan profesionalnya diharapkan perawat tidak terpengaruh oleh nilai pribadinya. Perbedaan nilai tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut, klien memandang abortus tidak merupakan perbuatan dosa sementara perawat memandang bahwa abortus merupakan tindakan dosa. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara perawat dan klien.

4) Latar belakang sosial budaya : Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Jadi faktor sosial budaya sangat mempengaruhi walaupun seorang perawat telah melakukan komunikasi sesuai dengan spirit komunikasi terapeutik, sehingga perlu penjelasan yang cermat kepada klien.

5) Emosi merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih dan senang akan mempengaruhi perawat dalam berkomunikasi dengan orang lain. Perawat perlu mengkaji emosi klien dan keluarganya sehingga perawat mampu memberikan asuhan keperawatan dengan tepat. Selain itu perawat juga perlu mengevaluasi emosi yang ada pada dirinya agar dalam melakukan asuhan keperawatan tidak terpengaruh oleh emosi bawah sadarnya. Karena hal ini sangat mempengaruhi persepsi klien terhadap komunikasi perawat. Bisa saja terjadi persepsi klien bias tentang komunikasi perawat karena sementara emosi atau sedih.

6) Jenis kelamin, yaitu setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Dari usia tiga tahun wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam group kecil dan menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan, meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung keintiman. Laki-laki dilain pihak, menggunakan bahasa untuk mendapatkan kemandirian dari aktifitas dalam group yang lebih besar, dimana jika mereka ingin berteman, maka mereka melakukannya dengan bermain.

7) Pengetahuan yaitu tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan. Tingkat pengetahuan berkaitan erat dengan tingkat pendidikan seseorang. Pengetahuan akan semakin baik dengan makin tinggi tingkat pendidikan dan lebih mudah menerima dan mengelola pesan atau komunikasi dengan baik. Perawat perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga perawat dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada klien.

8) Peran dan hubungan yaitu gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang yang berkomunikasi. Cara komunikasi seorang perawat dengan koleganya, dengan cara komunikasi seorang perawat pada klien akan berbeda tergantung perannya.

9) Lingkungan yaitu Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang bising, tidak ada privacy yang tepat akan menimbulkan kerancuan, ketegangan dan ketidaknyamanan.Misalnya berpacaran di pasar tentunya tidak nyaman. Untuk itulah perawat perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum memulai interaksi dengan klien.

10) Jarak yaitu jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tertentu dapat menyediakan rasa aman dan kontrol. Hal itu juga yang dialami klien saat pertama kali berinteraksi dengan perawat. Untuk itu perawat perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.

d. Teknik Komunikasi Terapeutik

1) Mendengar merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar petugas mengetahui perasaan klien. Beri kesempatan lebih banyak pada klien untuk bicara. Petugas harus menjadi pendengar yang aktif.

2) Pertanyaan Terbuka memberi kesempatan untuk memeilih contoh apakah yang sedang saudara pikirkan? Beri dorongan dengan cara mendengar atau mengatakan, saya mengerti .3) Mengulang yaitu mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien. Gunanya untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi petugas mengikuti pembicaraan klien.

4) Klarifikasi Dilakukan jika petugas ragu, tidak jelas, tidak mendengar, atau klien malu mengemukakan informasi, informasi yang diperoleh tidak lengkap atau mengemukakannya berpindah-pindah.

5) Refleksi : Berupa refleksi isi, memvalidasi apa yang didengar. Refleksi perasaan, memberi respon pada perasaan klien terhadap isi pembicaraan, agar klien mengetahui dan menerima perasaannya.

6) Memfokuskan : Membantu klien bicara pada topik yang telah dipilih dan yang penting. Dan menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yang lebih spesifik, lebih jelas dan berfokus pada realitas.

7) Membagi Persepsi : meminta pendapat klien tentang hal yang petugas rasakan dan pikirkan. Dengan cara ini petugas dapat meminta umpan balik dan memberi informasi.

8) Identifikasi Tema : Latar belakang masalah yang dialami klien yang muncul selama percakapan. Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan mengeksplorasi masalah yang penting.

9) Diam : Cara yang sukar, biasanya dilakukan setelah mengajukan pertanyaan. Tujuannya memberi kesempatan berpikir dan memotivasi klien untuk bicara. Pada klien yang menarik diri, diam berarti petugas menerima klien.

10) Informing : Memberi informasi dan fakta untuk pendidikan kesehatan.

11) Saran : Memberi alternatif ide untuk memecahkan masalah. Tepat dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan.

12) Humor : Pengeluaran energi melalui menikmati ketidaksempurnaan (kata-kata nada canda).

e. Tingkat Hubungan Komunikasi

Menurut Potter dan Perry( 2009) tingkat hubungan komunikasi dibagi menjadi 3 :

1) Komunikasi IntrapersonalKomunikasi intrapersonal ini terjadi dalam diri individu sendiri. Komunikasi ini akan membantu agar seseorang atau individu tetap sadar akan kejadian di sekitarnya. Kalau anda melamun maka anda sedang melakukan komunikasi intrapersonal.

2) Komunikasi InterpersonalKomunikasi interpersonal adalah interaksi antara dua orang atau kelompok kecil. Komunikasi Intepersonal ini merupakan inti dari praktek keperawatan karena dapat terjadi antara perawat dan klien serta keluarga, perawat dengan perawat, dan perawat dengan tim kesehatan lain.

3) Komunikasi MassaKomunikasi masa adalah interaksi yang terjadi dalam kelompok besar. Ceramah yang diberikan pada mahasiswa, kampanye, merupakan contoh komunikasi massa.

f. Bentuk KomunikasiPada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis, yaitu, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. 1) Komunikasi verbalKomunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). Adapun dalam berkomunikasi secara verbal, dibutuhkan pengungkapan kata-kata yang disusun dalam suatu pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, seperti :a. Berbicara dan MenulisSuatu pesan yang sangat penting dan kompleks, sebaiknya disampaikan dengan menggunakan tulisan, seperti surat, memo dan laporanb. Mendengarkan dan MembacaUntuk mencapai komunikasi yang efektif, maka diperlukan komunikasi dua arah, dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya memerlukan ketrampilan mendengar (listening) dan membaca (reading). 2) Komunikasi NonverbalKomunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis. Walaupun pada umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari, seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh, sandi, simbol-simbol, warna dan intonasi suara. 2. SinergiKonsep sinergi diambil dari teori sintalitas kelompok (Group Syntality Theory) yang dikemukakan oleh Cattell (Matika Brain : 2015). Sebagian dari teori itu menjelaskan tentang adanya dinamika dari sintalitas yang menjelaskan tentang perilaku kelompok yang terbentuk dari interaksi para anggotanya. Kelompok merupakan suatu entitas yang utuh dan unik. Kepribadian kelompok tercermin dari dinamika kelompok itu yang terbentuk dari perpaduan dari perilaku para anggota kelompok yang berinteraksi di antara sesama mereka. Kualitas yang dihasilkan dapat bernilai lebih besar dari pada jumlah nilai kualitas yang dihasilkan masing-masing anggota kelompok secara individual. Kualitas yang bernilai seperti inilah yang biasa disebut sinergi. Sinergi itu dapat berwujud sebagai maintenance synergy, bila sinergi itu dilihat dari kohesi kelompok yang muncul sebagai konsekuensi dari hubungan interpersonal harmonik yang terjadi di dalam kelompok itu. Sinergi ini menjadi dasar bagi perwujudan kualitas produktif dalam bentuk pencapaian suatu tujuan bersama. Kualitas ini juga disebut effective synergy (sinergi efektif). Konsep sinergi ini selanjutnya diadaptasi oleh para ahli seperti Ansoff (Matika, Brain :2015) dalam lingkup kebijakan bisnis dan didefinisikan sebagai suatu efek yang dapat menghasilkan suatu hasil yang diperoleh dari kombinasi berbagai sumber daya organisasi, yang nilainya lebih besar dari jumlah nilai masing-masing bagiannya. Kanter (Matika, Brain :2015) mengadaptasi konsep sinergi ini dalam lingkup antar divisi dalam sebuah organisasi dan aliansi stratejik dengan organisasi lain. Dinyatakannya bahwa sinergi adalah interaksi dari usaha yang menghasilkan keuntungan lebih besar dan melampaui apa yang dapat dilakukan oleh masing-masing unit jika melakukannya sendiri-sendiri. Covey (Matika, Brain :2015) menggunakan istilah sinergistik dalam suatu hubungan komunikasi yang terbentuk dari integrasi antara semangat kerjasama yang bertaraf tinggi dan hubungan saling percaya yang bertaraf tinggi pula. Pengertian sinergi ini dapat dipersamakan sebagai suatu perkembangan kreativitas yang dibangun secara bersama dari rasa saling percaya dan semangat kerjasama yang sangat tinggi, hingga kedua belah pihak akan mampu menyatakan dengan terbuka gagasan dan pendapat masing-masing, tanpa merasa diri mereka terancam dan khawatir dengan kemungkinan konflik yang terjadi. Menurut Covey, komunikasi yang sinergistik dibangun dari suatu bentuk keberanian dan ketegasan, dengan sekaligus konsiderasi yang tinggi pula. Makin relevan dan signifikan permasalahan yang menjadi fokus dalam hubungan kerjasama itu, sinergi yang dihasilkannya akan lebih bermakna pula untuk kepentingan organisasi. Hampden-Turner (Matika, Brain:2015) menyatakan bahwa aktivitas sinergi merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai aktivitas, yang berjalan bersama sehingga menciptakan sesuatuKunci untuk menciptakan sinergi dengan belajar untuk menghargai bahkan mensyukuri perbedaan latar belakang adat istiadat, kepribadian maupun pengalaman dan pendidikan. Karena perbedaan-perbedaan itulah yang menunjukan hasil kerja tim menjadi lebih baik dan optimal.Sinergi tidak dapat terjadi begitu saja. Sinergi adalah sebuah proses. Sebagai seorang individu kita harus dapat bersinergi, dan sebaiknya kita mencermati diri terlebih dahulu dalam berhubungan dengan orang lain. Kita menyadari bahwa setiap pribadi adalah individu yang unik, khas, punya karakter dan jiwa sendiri yang berbeda dengan individu lainnya. Pada dunia saat ini tanpa batas, dunia globalisasi suka tidak suka tetap akan berada dalam lingkungan kediklatan pula. Sinergi dipadu dengan komunikasi yang efektif dalam kediklatan tentu akan membawa pada tujuan yang lebih baik.Menyadari akan hal ini, berarti kita menempatkan diri sebagai bagian dari komunitas yang unik. pada kediklatan Untuk mengenal diri kita dan orang lain lebih jauh dalam upaya membina hubungan yang lebih baik, beberapa langkah praktis dapat dilakukan diantaranya:

1) Berbuat kepada orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan orang lain,

2) Jangan menilai buruk orang lain,

3) Jangan memberikan janji yang anda tak yakin memenuhinya

4) Jangan mengecewakan akan harapan orang lain

2.2 Intimidasi Diri Secara Positif Menjadi Orang Sukses

A. Menanam dan memupuk benih kesuksesanSukses adalah tercapainya apa yang kita targetkan. Kesuksesan adalah suatu proses, bukan hasil akhir. Kehidupan tidak menuntut kita untuk selalu berada di puncak. Yang diharapkan adalah bahwa kita mengerjakan yang terbaik sesuai dengan tingkat pengalaman kita. Dalam mencapai kesuksesan kita harus menanam dan memupuk benih kesusksesan itu dengan :

a) Putuskan Untuk Menjadi Orang yang BerprestasiJangan biarkan impian hanya menjadi impian saja tapi kejarlah impian anda dan wujudkan impian tersebut. Jadikan kehidupan anda sebuah mahakarya dengan kesuksesan sebagai bayarannya nanti. Jadilah orang yang berprestasi. Orang yang berprestasi adalah mereka bersedia berkorban, berjuang, serta bekerja keras tanpa jaminan kesuksesan apa pun demi mewujudkan semua impian mereka.

b) Yakinlah Pada Diri Sendiri dan Yakinlah Anda Bisa Meraih Impian AndaJika menaruh hal-hal buruk dalam pikiran maka anda akan menjadi makin pesimis begitu pula sebaliknya jika anda menaruh hal-hal baik dalam pikiran, anda akan menjadi lebih kuat dan lebih yakin pada diri sendiri. Jika anda yakin sesuatu itu mungkin dan bersedia melakukan apa pun, selama apa pun, yang diperlukan untuk menyelesaikannya, kesuksesan hanyalah masalah waktu. Anda bisa meningkatkan keyakinan diri melalui buku yang anda baca, CD yang anda dengarkan, dan orang-orang dengan siapa anda berhubungan..

c) Merubah Mindset/Pola pikir.Mindset atau Pola pikir Anda sangat berpengaruh terhadap kesuksesan anda dalam meraih impian. Untuk bisa meraih impian besar anda harus mampu meyakinkan diri anda bahwa anda bisa meraih kesuksesan itu. Oleh sebab itu ubahlah pola pikir anda yang selama iniPesimismenjadiOptimisdan mulailah bermimpi. Jangan takut bermimpi, Karena kesuksesan diawali dari mimpi. Jika hati kecil anda merasa tidak memiliki kemampuan untuk meraih sukses, bisa dipastikan anda tidak akan pernah bisa meraih sukses. d) Melihat Hambatan dari sudut pandang berbeda.Saat mendapatkan hambatan dalam mencapai kesuksesan sugesti positif diri anda saya pasti bisa melewatinya percayalah Tuhan tidak akan memberikan hambatan diluar batas kemampuan umatnya. Ketika permasalahan datang ketika anda sedang dalam 'perjalanan' menempuh sukses, anda harus melihatnya bukan sebagai dinding penghalang tetapi jadikanlah permasalahan itu sebagai bagian dari proses pertumbuhan menjadi sukses. Anda akan menghadapi tantangan yang tak terduga di sepanjang jalan, bagaimana Anda melihatnya akan menentukan apakah Anda terus bergerak maju atau meninggalkan tujuan Anda.e) Belajarlah dari Kesalahan Anda dan Posisikan Diri Untuk MenangKehidupan memiliki siklus yang datang dan pergi seperti ombak di lautan. Saat ketinggalan ombak, peselancar tidak membuang energi yang berharga dengan merasa kecewa. Ia belajar dari kesalahan, melakukan penyesuaian, dan memposisikan diri agar dapat memanfaatkan ombak berikutnya dengan sebaik-baiknya. Jadilah seorang peselancar kesempatan. Tempatkan diri pada posisi untuk menang.

f) Kembangkan Keberanian Untuk SuksesKeberanian berarti menjadi lebih besar daripada keadaan kita. Keberanian bukan berarti tidak ada rasa takut. Keberanian berarti bertindak meskipun merasa takut. Agar sukses dalam kehidupan, anda memerlukan dua jenis keberanian: keberanian untuk bertindak dan keberanian untuk bertahan. Keberanian untuk bertindak muncul dari keyakinan terhadap diri sendiri. Keberanian untuk bertahan muncul dari keinginan untuk sukses.

B. Bayangkan diri sesuai dengan yang diinginkanSeperti apa yang Anda sering bayangkan tentang diri Anda maka akan menjadi seperti itulah diri Anda. Jika ingin sukses mulailah berpikir dan memikirkan soal kesuksesan dan jangan hanya menjadi pemimpi, tetapi kejarlah mimpi itu dan wujudkanlah. Berikut ini dapat kita lihat perbandingan antara pemimpi dan pengejar mimpi.Seorang pemimpi adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk membayangkan sesuatu tetapi tidak mempunyai kemauan untuk mewujudkannya. Ia senang menenggelamkan dirinya ke dalam angan-angan semata, menghabiskan waktunya hanya untuk membayangkan sesuatu tetapi tidak memiliki kemauan untuk mewujudkannya. Ia tidak memiliki keberanian dalam mengambil keputusan karena di dalam dirinya tidak memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya sendiri. Seorang pemimpi cenderung malas menggunakan waktunya untuk berfikir serta malas melakukan tindakan nyta dalam mewujudkan keinginannya. Ia cenderung ingin mencapai impiannya secara instan daripada melalui sebuah proses. Ia beranggapan bahwa sebuah proses identik dengan jumlah waktu yang dia korbankan dengan mengurangi kesenangan sesaat yang ia nikmati.

Sementara itu, seorang pengejar impian mempunyai keinginan untuk mewujudkan impiannya. Dalam mewujudkan impiannya, ia memiliki rencana serta melakukan tindakan nyata untuk meraihnya. Ia memiliki kekuatan berpikir dan keyakinan hati dalam mewujudkan impiannya menjadi kenyataan. Ia jujur dan berani bertanya pada dirinya sendiri tentang sebesar apa kemauan yang ia miliki dalam meraih impiannya. Ketika menghadapi berbagai permasalahan, ia lebih berorientasi pada bagaimana caranya mewujudkan impian daripada menyerah kalah. Ia tidak mengenal putus asa, keraguan, ketakutan maupun kegagalan. Ia memiliki keberanian untuk melangkah. Seorang pengejar impian mampu mewujudkan impiannya menjadi kenyataan, sedangkan seorang pemimpi tidak akan pernah mampu melakukannya.Misalnya jika anda ingin menjadi seperti apa yang anda inginkan maka bayangkanlah seperti misalnya anda ingin menjadi seorang perawat maka bayangkanlah seperti apa perawat itu, bagaimana pekerjaan perawat itu dan apa saja kriteria menjadi seorang perawat, kemudian bayangkan bahwa anda sedang melakukan pekerjaan sebagai perawat bisa membantu klien dalam proses penyembuhan. Jangan anda berfikir anda tidak bisa mencapai apa yang anda bayangkan, namun berfikirlah positif jika anda berusaha anda pasti bisa meraihnya.

C. Memagnetasi bayangan kesuksesan diriUntuk memagnetasikan bayangan kesuksesan diri kita maka kita harus percaya diri, teruslah berusaha untuk mencapai apa yang kita bayangkan dan disiplinlah pada waktu. Jangan pernah berpikir bahwa Anda tidak akan bisa mencapai bayangan kesuksesan tersebut tetapi optimislah bahwa Anda mampu meraihnya dan sugestikanlah bahwa Saya pasti mampu mewujudkannya.

D. Konsep Kesuksesan DiriSukses adalah tercapainya apa yang kita targetkan. Kehidupan tidak menuntut kita untuk selalu berada di puncak. Yang diharapkan adalah bahwa kita mengerjakan yang terbaik sesuai dengan tingkat pengalaman kita. Namun pada dasarnya definisi sukses setiap orang bisa jadi berbeda. Membangun sukses bukanlah proses yang instan dan tidak terjadi dalam satu malam. Ada proses yang harus terjadi. Proses tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tidak sedikit bahkan yang mengilustrasikannya dalam ungkapan yakni memulai dari nol bahkan dari belum ada apa-apa sama sekali sampai menjadi sesuatu.Banyak orang ingin bertumbuh dengan baik dalam proses tersebut, namun tidak banyak yang persis tahu bagaimana caranya. Bahkan sebagian besar orang sering menemukan hambatan untuk mencapai arti sebuah kesuksesan itu sendiri.Ingatlah bahwa kita tidak pernah akan diingat dari apa yang kita mulai lakukan, tapi kita akan diingat dan dinilai dari apa yang berhasil kita selesaikan. Sesungguhnya realitas kita dan cita-cita kita hanya sejauh kepercayaan diri kita untuk dengan mantap mengambil tindakan berani. E. Menghindari Rintangan Dalam Menghadapi KesuksesanDalam mencapai kesuksesan diri kita pasti akan mendapatkan rintangan dalam mencapainya. Rintangan yang kita hadapi harus bisa kita lewati, jangan sampai terjebak dalam rintangan tersebut.Rintangan dibagi menjadi dua yaitu:

1. Rintangan dari segi eksternal

a. Lingkungan Lingkungan yang tidak mendukung hanya akan membuat kita jauh dari kesuksesan, jika kita ingin sukses kita harus berani mengasingkan diri dari lingkungan yang buruk itu menuju lingkungan yang lebih mendukung kemampuan kita.b. KeluargaSesuatu yang menurut anda baik untuk kita raih terkadang tidak sesuai dengan pilihan keluarga , karena itu anda bisa terjebak dalam pilihan antara menolak pilihan keluarga atau mengikuti pilihan keluarga. Kalau anda memiliki sebuah impian atau cita-cita yang bertentangan dengan pendapat dari keluarga, yang membuat anda kesulitan untuk menggapai cita-cita anda, sebaiknya anda memberikan pengertian kepada keluarga anda tentang cita-cita yang ingin anda raih dengan mengungkapkan keinginan anda bahwa anda ingin meraih impian anda. Jangan terburu-buru mengikuti pilihan keluarga tanpa berusaha meyakinkan keluarga.c. EkonomiPenghasilan ekonomi yang rendah seringkali menjadi hambatan dalam meraih kesuksesan, hal itu hanya akan terjadi kalau anda menyerah hanya karena kita atau keluarga memiliki penghasilan yang rendah, seperti yang anda ketahui suskes itu butuh usaha, jika hanya karena ekonomi membuat kita berhenti berusaha kita akan susah meraih kesuksesan bahkan kita tidak akan bisa meraihnya.2. Rintangan dari segi internala. Rasa MalasOrang yang malas adalah orang yang indispliner, orang-orang seperti ini sangat sulit menjalankan komitmennya, tetapi sangat mudah dalam membuat komitmen namun dalam menjalankannya mereka susah. Orang pemalas pastinya cenderung malas dalam berpikir, bekerja, maupun bertindak. Dengan demikian bagaimana mungkin bisa meraih kesuksesan yang ingin dicapai jika seseorang itu malas untuk memulai, malas untuk bertahan, dan juga malas untuk mewujudkan kesuksesannya itu. Untuk mengatasi hal ini harus datang dari dalam diri sendiri, harus menanamkan sifat disiplin dan niat yang tinggi untuk mengatasi rintangan ini.b. Rasa TakutTakut mencoba, takut keluar dari daerah aman, takut mungkin hal yang biasa dialami setiap orang namun apabila ketakutan sudah berlebihan maka itu akan menjadi hal yang merugikan. Apapun yang berlebihan itu tidak baik, seperti overdosis obat, maka dari itu jangan pelihara ketakutan berlebihan, sugesti positif diri Anda Saya harus bisa Anda harus berani keluar dari rasa takut. Anda harus berani mencoba, Anda harus berani menanggung risiko apapun yang nanti akan Anda hadapi.

c. Rasa Putus AsaKetika apa yang anda lakukan tidak sesuai dengan apa yang anda harapkan itu menimbulkan rasa putus asa dalam diri anda. Ketika apa yang anda lakukan terhambat, gagal ataupun terjadi kesalahan itu seringkali membuat anda merasa putus asa. Janganlah terjebak dalam rasa putus asa karena kesulitan atau kegagalan. Ingatlah kalau kesuksesan tersebut tidak mengenal rasa putus asa, kalau anda putus asa maka kesuksesan tidak akan anda raih.d. Selalu berfikir pesimis Keraguan sering membuat anda berfikir kita tidak bisa melakukan apa yang ingin kita lakukan. Keraguan membuat kita menjadi orang yang pesimis. Apa pun yang kita kerjakan dengan keraguan tidak akan menghasilkan keberhasilan yang optimal. Jika anda melukan sesuatu dengan pemikiran pesimis kita tidak akan bisa meraih kesuksesan tersebut. Kerena itu jika ingin sukses maka berfikirlah secara positif kalau anda bisa melakukannya, jangan ragu.BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kredibilitas adalah kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. Kredibilitas diri sangat berguna dan dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin dan untuk dapat memimpin orang banyak. Kredibilitas sangat diperlukan dalam diri seseorang dan kredibilitas dapat tumbuh apabila dalam diri seseorang itu terdapat sebuah kejujuran, sportivitas, sinergi dan komunikasi. Apabila kredibilitas tersebut tidak ada dalam diri seseorang maka, seseorang itu tidak akan bisa mencapai kesuksesannya.3.2 Saran

Melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan saran-saran kepada pembaca antara lain kepada mahasiswa diharapkan makalah ini dapat dijadikan motivasi untuk menjaga kredibilitas diri demi meraih kesuksesan pada diri sendiri

DAFTAR PUSTAKA

Agung, W.2012.Hakikat Sportivitas.From: http://eprints.uny.ac.id/9072/3/BAB%202%20-%200860124108.pdf , diakses tanggal 16 Maret 2015 pukul 20.16 WITA

Damaiyanti, Mukrhripah.2008.Komunikasi terapeutik dalam Praktik Keperawatan.Bandung: Refika Aditama

Kurniawan, Sigit.2006.Menjadi Pemimpin Yang Kredibel.From : http://bankartikel.leadership-park.com/more-about-u/edisi-11/menjadi-pemimpin-yang-kredibel.html, diakses tanggal 16 Maret 2015 pukul 21.00 WITAMatika, Brain.2015.Implementasi Membangun Sinergi Kelompok Dalam Kediklatan. From: http://pusdiklatteknis.kemenag.go.id/index.php/2015-01-18-23-03-18/2015-01-18-23-04-55/80-implementasi-membangun-sinergi-kelompok-dalam-kediklatan, diakses tanggal 16 Maret 2015 pukul 22.05 WITAPr., Jost Kokoh. 2009.Tanda: Kata, Angka & Nada.Yogyakarta:Kanisius

Yudistira,IG.2010. Buletin no.7 vol. 2 juni 2010 . from :http://itjen.esdm.go.id/pdf/auditor/Buletin%20no.7%20vol.%202%20juni%202010.pdf , diakses tanggal 16 Maret 2015 pukul 20.00 WITA

21