bab ii tinjauan pustaka a. hasil penelitian terdahulurepository.ump.ac.id/9847/3/bab ii.pdf ·...

17
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian terhadap penelitian-penelitian sebelumnya baik dari perpustakaan atau website, penulis menemukan kajian tentang atau penelitian tentang : No Nama Rumusan Masalah Kesimpulan 1 Yeni Armawat i, 8150408 086, FAKUL TAS HUKUM UNIVER SITAS NEGERI SEMAR ANG, 2013 Implementasi Peraturan Walikota Semarang Nomor 5 TAHUN 2009 Tentang Petunjuk Pelaksaan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 TAHUN 2006 Tentang“Pengendalian Lingkungan Hidup Terhadap Mekanisme Kegiatan Pengendalian Pencemaran Udara” Di Wilayah Semarang Timur 1.Bagaimana implementasi Peraturan Walikota Semarang Nomor 5 tahun 2009 tentang petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 tahun 2006 tentang pengendalian lingkungan hidup terhadap mekanisme kegiatan pengendalian pencemaran udara di wilayah Semarang Timur? 2. Bagaimana Model kebijakan hukum Pengendalian lingkungan hidup khususnya bidang pengendalian pencemaran udara di wilayah Semarang Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

Upload: others

Post on 12-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian terhadap penelitian-penelitian sebelumnya

baik dari perpustakaan atau website, penulis menemukan kajian tentang atau

penelitian tentang :

No Nama Rumusan Masalah Kesimpulan

1 Yeni

Armawat

i,

8150408

086,

FAKUL

TAS

HUKUM

UNIVER

SITAS

NEGERI

SEMAR

ANG,

2013

Implementasi Peraturan

Walikota Semarang

Nomor

5 TAHUN 2009 Tentang

Petunjuk Pelaksaan

Peraturan Daerah Kota

Semarang Nomor 13

TAHUN 2006

Tentang“Pengendalian

Lingkungan Hidup

Terhadap Mekanisme

Kegiatan Pengendalian

Pencemaran Udara” Di

Wilayah Semarang Timur

1.Bagaimana

implementasi Peraturan

Walikota Semarang

Nomor 5 tahun 2009

tentang petunjuk

pelaksanaan Peraturan

Daerah Kota Semarang

Nomor 13 tahun 2006

tentang pengendalian

lingkungan hidup

terhadap mekanisme

kegiatan pengendalian

pencemaran udara di

wilayah Semarang

Timur? 2. Bagaimana

Model kebijakan hukum

Pengendalian lingkungan

hidup khususnya bidang

pengendalian

pencemaran udara di

wilayah Semarang

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

8

Timur?

2 Anita

Dwi

Puspitasa

ri,

0706265

200,

Fakultas

Matemat

ika dan

Ilmu

Pengetah

uan

Alam

Departe

men

Geografi,

2011

Pola Spasial Pencemaran

Udara dari Sumber

Pencemar PLTU dan

PLTGU Muara Karang

Bagaimana Pola Spasial

Pencemaran Udara dari

Sumber Pencemar PLTU

dan PLTGU Muara

Karang

3 Choiriah,

6661101

760

Fakultas

Ilmu

Sosial

dan Ilmu

Politik,

Universit

as Sultan

Ageng

Tirtayasa

Pengawasan Badan

Lingkungan Hidup dalam

Mengatasi Pencemaran

Lingkungan Pada

Kawasan Industri di

Kecamatan CIwandan

Kota Cilegon

Bagaimana Efektifitas

Pengawasan Badan

Lingkungan Hidup dalam

Mengatasi Pencemaran

Lingkungan pada

Kawasan Industri di

Kecamatan Ciwandan

Kota Cilegon

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

9

,

Serang,

2015

Dari penelitian terdahulu tersebut memiliki persamaan dan perbedaan

dengan penelitian ini :

1. Persamaan penelitian terdahulu yang pertama dengan yang penulis

lakukan adalah tema yang diangkat memiliki kesamaan yaitu tema tentang

hukum lingkungan yang mengenai pencemaran udara. Perbedaan dengan

penelitian terdahulu yang pertama dengan yang penulis lakukan adalah

peraturan wilayah yang akan dilakukan penelitian jika yang terdahulu

wilayahnya ada di Semarang dan Penulis di Kabupaten Cilacap.

2. Persamaan penelitian terdahulu yang kedua dengan penelitian ini adalah

tema yang diangkat memiliki persmaan yaitu Pencemaran udara yang

disebabkan oleh PLTU. Perbedaan pada penelitian terdahulu dengan

penelitian ini adalah pola yang digunakan pada kedua penulis berbeda

yaitu Pola Spasial Pencemaran dan Pola Non Spasial.

3. Persamaan penelitian terdahulu yang ketiga dengan yang ini adalah tema

yang diangkat memiliki persamaan yaitu Pengawasan Badan Lingkungan

Hidup dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan. Perbedaan antara

penelitian terdahulu yang ketiga dengan penelitian ini adalah terdapat

pada sasarannya jika penelitian terdahulu yang ketiga sasarannya kepada

industri.

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

10

B. Landasan Teori

1. Tinjauan Umum terhadap Hukum Lingkungan

a. Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup adalah berupa wujud fisik selain manusia,

yaitu : air,tanah,udara,binatang dan seterusnnya.

Definisi tentang lingkunagn hidup menurut undang undang

nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan

lingkunagn hidup ialahkesatuan ruang dengan semua

benda,daya,keadaan,dan makhluk hidup,termasuk manusia

danperilakunnya yang mempenagruhi alam itu sendiri,kelangsungan

peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lainnya6.

Menurut. Otto Soemarwoto. Seorang ahli ilmu lingkungan

(ekologi) terkemuka mendefinisikan sebagai berikut : Lingkungan

adalah jumlah semau benda atau kondisi yang ada dalam ruang yang

kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.

Sedangkan menurut. St. Munadjat Danusaputro,SH, ahli hukum

lingkungan terkemuka dan Guru besar Hukum lingkungan

Universitas Padjadjaran mengartikan lingkungan hidup sebgai semua

benda dan kondisi, termasuk didalamnya manusia dan tingkah

perbuatannya yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan

6 Feby Ivalerina, 2014, ”Demokrasi dan Lingkungan”.Jurnal Hukum Lingkungan

Indonesia.Volume 01 issue 01,(2014),hlm.60

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

11

mempengaruhi hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup

lainnya.7

b. Pengertian Hukum Lingkungan

Menurut Siti Sundari Rangkuti, hokum limgkungan menyangkut

penetapan nilai nilai yaitu : nilai nilai yang sedang berlaku dan nilai

nilai yang diharapkan di berlakukan di masa mendatang serta dapat

disbut “hokum yang mengatur tatanan lingkungan hidup”. Hokum

lingkungan adalah hokum yang mengatur hubungan timbal balik

antara manusia dengan makhluk hidup lainnya yang apabila dilanggar

dikenakan sanksi8.

Prof. Dr. St. Munadjat Danusaputro,SH membedakan antara

hukum lingkungan modern yang berorientasi pada lingkungan atau

environment – oriented law dan hukum lingkungan klasik

berorientasi kepada penggunaan lingkungan atau use – oriented

law.hukum lingkungan modern menetapkan ketentuan dan norma –

norma guna mengatur tindak perbuatan manusia dengan tujuan untuk

melindungi lingkungan dari kerusakan dan kemerosotan mutunya

demi untuk menjamin kelestariannya agar dapat secara langsung terus

menerus dapat digunakan oleh generasi sekarang maupun generasi

yang akan mendatang,sebaliknya klasik menetapkan ketentuan dan

norma – norma dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin

penggunaan dan eksploitasi sumber – sumber daya lingkungan

7 Siahaan,N.H.T,S.H.,M.H,2004,”Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembanguna”,Edisi

kedua,Penerbit Erlangga

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

12

dengan berbagai akal dan kepandaian manusia guna mencapai hasil

semaksimal mungkun, dan dalam jangka waktu yang sesingkat –

singkatnya. Hukum lingkungan modern berorientasi kepada

lingkungan sehingga sifat dan watak juga mengikuti dari lingkungan

itu sendiri dan demikian lebih banyak berguru kepada ekologi.9

c. Sengketa Lingkungan Hidup adalah perselisihan antara dua pihak

atau lebih yang ditimbulkan adanya atau diduga adanya pencemaran

dan atau perusakan lingkungan. Sengketa lingkungan (“environmental

disputes”) merupakan “species” dari “genus” sengketa yang

bermuatan konflik atau kontroversi di bidang lingkungan yang secara

leksikal diartikan: “Dispute. A conflict or controversy; a confllct of

claims or rights; an assertion of a rlght, claim, or demand on oneside,

met by contrary claims or allegations on the other” Terminologi

“penyelesaian sengketa” rujukan bahasa Inggrisnya pun beragam:

“dispute resolution”, “conflict management”, conflict settlement”,

“conflict intervention10

d. Penyelesaian Kasus Sengketa Lingkungan Hidup

Penyelesaian masalah yang timbul dalam kasus lingkungan dapat

dilakukan melalui pengadilan maupun diluar pengadilan. Khusus

untuk penyelesaian sengketa malalui pengadilan, maka tetap mengacu

pada ketiga pendekatan instrumen yaitu hukum perdata, hukum

8St.Moenajat Danusaputro, “ Hukum Lingkungan” Buku I:

Umum,Binacipta,Bandung,1977.hal.35 – 36. 10

TM. Lutfi Yazid, 1999, Penyelesaian Sengketa Lingkungan (environmetal Dispute Resolution), Surabaya: Airlangga University Press–Yayasan Adikarya IKAPI–Ford Foundation, hlm. 9

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

13

administrasi dan hukum pidana. Ketiga instrumen tersebut merupakan

instrumen utama dalam penegakkan hukum lingkungan. Untuk lebih

jelasnya akan diuraikan berikut ini :

1. Penyelesaian Masalah Lingkungan Melalui Instrumen Hukum

Administrasi:

Penyelesaian masalah lingkungan melalui instrumen hukum

administratif bertujuan agar perbuatan atau pengabaian yang

melanggar hukum atau tidak memenuhi persyaratan, berhenti

atau mengembalikan kepada keadaan semula. Oleh karena itu,

fokus dari sanksi administratif adalah perbuatannya, sedangkan

sanksi dari hukum pidana adalah orangnya. Selain itu, sanksi

hukum tidak hanya diajukan kepada pembuat, tetapi juga kepada

mereka yang potensial menjadi pembuat (pelanggar).

Mas Ahmad Santosa mengatakan bahwa paling tidak terdapat 4

(empat) peraturan perundang – undangan yang dapat dijadikan

dasar bagi penegakan hukum administrasi yaitu :

a. Hinder Ordonantie (S. 1926 – 226);

b. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup;

c. PP No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran

Air jo. PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas

Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

14

d. PP No. 19 Tahun 1994 jo. PP No. 12 Tahun 1995

tentang Pengelolaan Limbah B-3, sebagaimana telah diubah

dengan PP No. 18 Tahun 1999 dan PP No. 85 Tahun 1999.

Sementara itu dalam pasal 48 PP No. 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

dinyatakan: “Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan

yang melanggar ketentuan pasal 24 ayat (1), pasal 25, pasal 26

, pasal 32, pasal 34 , pasal 35, pasal 37, pasal 38, pasal 40, dan

pasal 42, bupati atau walikota berwenang menjatuhkan sanksi

administrasi.”

Ketentuan pasal diatas membarikan gambaran bahwa

pemerintah daerah kabupataen atau kota secara hukum memiliki

kewenangan dalam pengaturan izin terhadap kegiatan

pengelolaan sumbar daya air. Namum demikian dalam konsep

hukum administrasi terdapat 4 (empat ) sanksi hukum

administratif tang terdiri atas, paksaan administratif, penutupan

perusahaan, larangan memakai peralatan tertentu, uang paksaan

dan penarikan izin.

J.B.J.M ten Berg menguraikan instrumen penegakan hukum

administrasi, melipiti pengawasan dan penerapan sanksi.

Sementar itu, instrumen penegakan hukum administrasi terhadap

hukum lingkungan hidup, menurut Philipus M. Hadjon terdiri

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

15

dari empat hal pokok, keempatnya berkaitan dengan

penggunaan wewenang penegakkan hukum administrasi yaitu:

a. Legitimasi

b. instrumen hukum administrasi

c. norma hukum administrasi

d. kumulasi sanksi : kumulasi eksternal dan kumulasi

Sejak diundangkannya UU No. 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diganti UU No.

32 Tahun 2004, yang menyerahkan masalah lingkunagn hidup

kepada pemerintahan daerah, maka di setiap daerah, baik

provinsi maupun kabupaten atau kota telah memiliki

kelembagaan pengelolaan lingkungan yang kuat dengan mandat

yang jelas. Strategi dikembangkan di setiap kota atau kabupaten

(pendekatan “Atur Dan Awasi “, Ekonomi, Perilaku, dan

Tekanan publik).

2. Penyelesaian Sengketa Secara Perdata

Penyelesaian sengketa lingkungan melalui instrumen

Hukum Perdata, menurut Mas Ahmad Santosa untuk menentukan

seseorang atau badan hukum bertanggung jawab terhadap

kerugian yang diakibatkan oleh pencemaran atau perusakan

lingkungan, penggugat dituntut membuktikan adanya

pencemaran, serta kaitan antara pencemaran dan kerugian yang

diderita.

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

16

Pembuktian dalam kasus lingkungan, khususnya delik, karena

kasus – kasus pencemaran sering kali di tandai oleh sifat – sifat

khususnya antara lain :

a. Penyebab tidak selalu dari sumber tunggal, akan tetapi berasal

dari berbagai sumber (multisources);

b. Melibatkan disiplin – disiplin ilmu lainnya serta menuntut

keterlibatan pakar – pakar di luar hukum sebagai saksi;

c. Sering kali akibat yang diderita tidak timbul seketika, akan

tetapi selang beberapa lama kemudian (long period of

latency).

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997 maupun hukum acara

percata (HIR), sistem pembuktian perdata di Indonesia tidak

menganut prinsip pembuktian terbalik. UU No. 23 Tahun 1997

hanya mengenal Stryct liability dimana penggugat tidak perlu

lagi membuktikan unsur kesalahan tergugat. Namun beban

pembuktian tentang kausalitas (kerugian yang dikemukakan

merupakan akibat dari tergugat) tetap berada pada tergugat.

Berbagai konsep dari teori di atas perlu dikaji lebih dalam

untuk dapat bermanfaat bagi pengembangan hukum

pembuktian dalam kasus lingkungan.

Momentum penyempurnaan ini merupakan momentum yang

tepat untuk merespon kesulitan pembuktian selama ini dengan

mengkaji kemungkinan penerapan berbagai konsep di atas,

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

17

sekaligus teori – teori pembuktian lainnya seperti metode

epidemiologis, cilinical maupun community trials dan

sebagainya. Dengan demikian penyelesaian sengketa

lingkungan hidup secara perdata, terjadi karena pada satu sisi

masyarakat dirugikan atas pengelolaan lingkungan hidup yang

menyimpang dari aturan yang sebenarnya.

3. Penyelesaian Sengketa Dengan Instrumen Hukum Pidana

Penyelesaian sengketa lingkungan selain dapat didekati dari sudut

pandang instrumen hukum administrasi dan instrumen hukum

perdata, juga dapat didekati dari instrumen hukum pidana.

Penerapan hukum pidana lingkungan ini tetap dikaitkan dengan

perbuatan pidana seseorang atau badan hukum. Khusus perbuatan

pidana menurut Hermin Hadiati Koeswadji, perbuatan diartikan

(dalam arti perbuatan pidana) sebagai keadaan yang dibuat oleh

seorang, barang sesuatu yang dilakukan, kalimat mana

menunjuk baik kepada akibatnya (yaitu berupa kejadian tertentu)

maupun kepada yang menimbulkan akibat (tingkah laku

seseorang).

Peraturan penegakan hukum lingkungan yang diatur dalam

UU No. 23 Tahun 1997 dibandingkan dengan peraturan

penegakan hukum yang termuat dalam UU No. 4 Tahun 1982

mempunyai perbedaan yang sangat mencolok. Perbedaan tersebut

diulas oleh Mas Ahmad Santosa yang mengatakan bahwa hal

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

18

yang baru mengenai penegakan hukum pidana dalam UU

No. 23 Tahun 1997 ini adalah keberadaan Penyidikan Pegawai

Negeri Sipil ( PPNS ) lingkungan yang memiliki kewenangan

melakukan peyelidikan dan penyidikan, pengaturan generic

crimes yang bersifat delik material dan specific crimes yang

bersifat delik formal, serta bpengaturan lebih rinci tentang tindak

pidana korporasi dan pertanggungjawaban unsur pimpinan dalam

korporasi.

e. Undang Undang Hukum Lingkungan

Undang-Undang (UU) No. 32/2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup yang baru disahkan pada tanggal 3

Oktober 2009 sebagai ganti dari Undang-Undang sebelumnya yaitu

UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Banyak hal

yang dapat diambil dari adanya UU No. 32/2009 ini, terutama dalam

penguatan penegakan hukum, karena UU No. 23/1997 dalam

penegakan hukum kurang mendapat perhatian yang serius. Penguatan

yang terdapat dalam UU No. 32/2009 ini adalah prinsip-prinsip

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang idasarkan pada

tata kelola pemerintahan yang baik dengan penanggulangan dan

penegakan hukum yang mewajibkan pengintegrasian aspek

transparansi, partisipasi, akuntabilitas dan keadilan. 11

Pengertian

Pencemaran Udara.

11

Sodikin, 2010, “Penegakan Hukum Lingkungan Menurut Undang - undang Nomor 32

Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan”

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

19

Menurut Chambers dan Masters,yang dimaksud dengan

pencemaran udara adalah bertambahnya bhan atau subtrat fisik atau

kimia ke dalam lingkungan udara normal mencapai sejumlah tertentu

sehingga dapat didektesi oleh manusia (atau yang dapat dihitung atau

diukur) seta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi,

dan material.

Menurut Kumar, pencearan udara adalah adanya bahan polutan di

atmosfer yang dalam konsentrasi tertentu akan mengganggu

keseimbangan dinamika atmosfer dan mempunyai efek pada manusia

dan lingkungnnya.12

4. Pengertian Umum Tentang PLTU

a. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

PLTU adalah merupakan salah satu jenis pembangkit listrik

tenaga thermal yang banyak digunakan, ini dikarenakan

biaya bahan bakarnya yang lebih murah dan dapat

menghasilkan daya yang besar. PLTU merupakan mesin konversi

energi yang merubah energI kimia yang terdapat di dalam bahan

bakar menjadi energi listrik. PLTU mengikuti sebuah proses

siklus (proses keliling) yang disebut siklus Rankine. Siklus

Rankineadalah siklus cair –uap, yang merupakan dasar dari

sistem pembangkit tenaga uap13

.

12

Machdar,Pengantar Pengendalian Pencemaran: Pencemaran air, Pencemaran Udara,

dan Kebisingan,Januari 2018 13

Prayudi dan Hendri, 2017, “Analisis Performakondensor DI PT. Indonesia Power Ujp

PLTU Lontar Banten Unit 2

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

20

b. Pengertian Limbah B3

Kata B3 merupakan akronim dari bahan beracun dan berbahaya.

Oleh karena itu, pengertian limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu

buangan atau limbah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat

yang beracun dan berbahaya sehingga secara langsung maupun tidak

langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan

mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya.

Limbah B3 bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan industri.

Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan beberapa limbah jenis ini.

Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga domestik)

di antaranya bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen

pakaian, pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih

lantai, pengkilat kayu, pembersih oven, pembasmi serangga, lem

perekat, hair spray, dan batu baterai.

c. Pengertian Chimney (Cerobong Asap)

Chimney (Cerobong Asap) sendiri adalah suatu tempat

penyimpanan hasil-hasil pembuangan bahan atau material yang

berupa butiran-butiran abu batubara (fly ash) yang berbentuk silinder

atau tabung. Chimney terbuat dari beton dan ada juga terbuat dari

baja, namun yang akan kita rencanakan menggunakan beton

bertulang14

.

14

Sudaryanto, Restu Eko Prabowo, 2016, “Perbaikan Tanah dan Alternatif Perencanaan

Pondasi Chimney Di Proyek Pabrik Nikel Baluran Situbondo”.

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

21

d. UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA No. 32 Tahun

2009

a) Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1.

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan

perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lain

b) Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang

selanjutnya disingkat RPPLH adalah perencanaan tertulis yang

memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya

perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu.

c) Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam

lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui

baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

e. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR 21 TAHUN 2008

Menurut pasal Pasal 9 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak

Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Tenaga Listrik

Thermal

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

22

(1). Melakukan pengelolaan emisi sehingga mutu emisi yang di

buang ke udara tidak melampaui baku mutu emisi yang telah

ditetapkan.

(2). Melakukan pengukuran parameter SO2, NOx, total partikulat,

opasitas, laju alir dan O2 secara manual bagi cerobong lainnya

yang tidak dipasang CEMS oleh laboratorium terakreditasi

paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan

(3). Memiliki sistem jaminan mutu (Quality Assurance) dan

pengendalian mutu (Quality Control) untuk perhitungan beban

emisi parameter H2S, NH3 dan CO.

(4). Menyampaikan laporan hasil pemantauan dan pengukuran

emisi sesuai format laporan sebagaimana tercantum dalam

Lampiran IX yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini kepada bupati/walikota dengan tembusan

kepada gubernur dan Menteri setiap 6 (enam) bulan sekali

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020

23

C. Kerangka Pemikiran

Rumusan Masalah

1. Bagaimana Penyelesaian kasus

pencemaran udara akibat dari

limbah Asap PLTU ditinjau

dari Undang – Undang No 32

Tahun 2009?

2. Apa kendala yang dihadapi

dalam penyelesaian kasus

pencemaran udara yang ada

pada pihak PLTU ?

Pendahuluan

cerobong asap yang meresahkan

masyrakat adalah Proyek perluasan

Cilacap di Desa Karangkandri,

Kesugihan, Cilacap, Diduga

menyebabkan dampak negatif

terhadap lingkungan Dusun

Winong, Desa Slarang, Keca.matan

Kesugihan, Cilacap.

Peraturan Perundangan

1. Undang-Undang Dasar

1945

2. Undang- Undang No. 32

Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan

Pengelolaan lingkungan

Hidup

3. Peraturan Menteri

Negara Lingkungan

Hhidup Nomor 21

TAHUN 2008 Baku

Mutu Emisi Sumber

Tidak Bergerak Bagi

Usaha dan/atau Kegiatan

Pembangkit Tenaga

Listrik Thermal

Landasan Teori

1. Pengertian Lingkungan

Hidup

2. Pengertian Hukum

Lingkungan

3. Undang Undang

Hukum Lingkungan

4. Sengketa Lingkungan

Hidup

Penyelesaian Kasus Pencemaran…, Faizal Hantarwangi, Fakultas Hukum, Ump, 2020