bab ii tinjauan pustaka 2.1 teori keagenan (agency theory)repository.ump.ac.id/214/3/bab ii_nurniati...
TRANSCRIPT
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan, menjelaskan hubungan antara agent (Manajemen suatu
usaha) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan (agency
relationship) terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (prinsipal)
memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal
dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik
bagi prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Septriana, 2010). Pemilik
usaha disebut sebagai pihak yang melakukan evaluasi terhadap informasi
sedangkan agen adalah pihak yang mengambil keputusan. Dalam teori
keagenan menjelaskan berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik
antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antara
pemegang saham, kreditur dan manajer yang disebabkan adanya hubungan
keagenan (agency relationship) (Septriana, 2010).
Menurut Jensen (1986), dalam Febrianty (2011), agency problem
timbul karena orang cenderung untuk mementingkan dirinya sendiri dan
munculnya konflik ketika beberapa kepentingan bertemu dalam suatu aktivitas
bersama. Konflik kepentingan mendasari adanya biaya keagenan, dengan
asumsi rasionalitas ekonomi dimana orang akan memenuhi kepentingannya
terlebih dahulu sebelum pemenuhan kepentingan orang lain. Cooke (1989)
dalam Febrianty (2011), berpendapat bahwa biaya agensi meningkat saat
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
12
pemegang saham menjadi semakin jauh dari manajemen, karena perusahaan
yang tidak listing cenderung memiliki jumlah pemegang saham yang lebih
kecil, maka biaya agensi diperkirakan lebih rendah daripada untuk perusahaan
yang listing. Sebaliknya, berkenaan dengan semakin besar pemisahan antara
pemilik dan manajer, maka perusahaan yang listing lebih besar
kemungkinannya untuk mengucurkan biaya agensi yang lebih tinggi, misalnya
biaya pengawasan. Biaya-biaya ini bisa dikurangi melalui pengungkapan
sukarela tambahan informasi perusahaan (Schipper, 1981). Jadi didapatkan
kesimpulan bahwa indikasi audit delay bagi pihak perusahaan emiten adalah
diperlukannya biaya agensi untuk mengembalikan kepercayaaan investor
seperti biaya untuk pengungkapan informasi tambahan, kaitannya adalah
semakin panjang audit delay dan semakin sering audit delay terjadi maka akan
semakin besar pula biaya agensi yang harus dikeluarkan Febrianty (2011).
2.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)
Isyarat atau signal adalah tindakan yang diambil oleh manajemen
perusahaan dimana manajemen mengetahui informasi yang lebih lengkap dan
akurat mengenai internal perusahaan dan prospek perusahaan di masa depan
daripada pihak investor. Oleh karena itu, manajer berkewajiban memberikan
sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada para stakeholder. Sinyal yang
diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti
publikasi laporan keuangan. Manajer melakukan publikasi laporan keuangan
untuk memberikan informasi kepada pasar. Umumnya pasar akan merespon
informasi tersebut sebagai suatu sinyal good news atau bad news. Sinyal yang
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
13
diberikan akan mempengaruhi pasar saham khususnya harga saham
perusahaan. Jika sinyal manajemen mengindikasikan good news, maka dapat
meningkatkan harga saham. Namun sebaliknya, jika sinyal manajemen
mengindikasikan bad news dapat mengakibatkan penurunan harga saham
perusahaan. Oleh karena itu, sinyal dari perusahaan merupakan hal yang
penting bagi investor guna pengambilan keputusan. Investor dapat melakukan
kesalahan dalam pengambilan keputusan ekonomi, jika informasi yang
disampaikan oleh manajemen perusahaan tidak sesuai dengan kondisi
perusahaan yang sebenarnya. Sehingga terjadi asimetris informasi dimana
manajer lebih superior dalam menguasai informasi dibanding pihak lain
(stakeholder). Dalam rangka meminimalisir terjadinya information asymmetry
berdasar signaling theory, pihak manajemen wajib membuat struktur
pengendalian internal yang mampu menjaga harta perusahaan dan menjamin
penyusunan laporan keuangan yang dapat dipercaya.
Teori signalling juga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan industri
di dalam pengungkapan. Dengan pengungkapan informasi yang lebih luas
dapat memberikan sinyal yang lebih banyak kepada publik mengenai kondisi
perusahaan. Craven dan Marston (1999) menyatakan jika perusahaan dalam
suatu industri gagal untuk mengikuti praktek-praktek pengungkapan dari
perusahaan lain, maka mungkin perusahaan tersebut menyembunyikan berita
buruk. Manfaat utama teori ini adalah akurasi dan ketepatan waktu penyajian
laporan keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan adanya
informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pembuatan keputusan dari
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
14
investor. Semakin panjang audit delay menyebabkan ketidakpastian
pergerakan harga saham. Investor dapat mengartikan lamanya audit delay
dikarenakan perusahaan memiliki bad news sehingga tidak segera
mempublikasikan laporan keuangannya, yang kemudian akan berakibat pada
penurunan harga saham perusahaan Febrianty (2011).
2.3 Auditing
Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 2009 : 9).
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada
umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan
arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia.
Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan
pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak
memberikan pendapat.
Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun menyatakan
tidak memberikan pendapat, auditor harus menyatakan apakah auditnya telah
dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia. Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
15
mengharuskan auditor menyatakan apakah, menurut pendapatnya, laporan
keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia dan jika ada, menunjukkan adanya ketidakkonsistenan penerapan
prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya (PSA No. 02).
2.4 Audit Delay
Audit delay yaitu rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit
laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan
untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan
tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31
Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen Aryati
dan Theresia (2005) dan Rachmawati (2008). Menurut Febrianty (2011),
perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit
dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu
penyelesaian audit oleh auditor, perbedaan waktu ini sering disebut dengan
audit delay.
Audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur
dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikan laporan
auditor independen (Ashton et al: 1997, Halim: 2000) dalam Utami
(2006). Audit delay merupakan salah satu indikator penting yang digunakan
oleh investor untuk menilai suatu perusahaan. Perbedaan waktu antara tanggal
laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
16
mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan
oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering dinamai dengan audit
delay. Semakin panjang audit delay maka semakin lama auditor dalam
menyelesaian pekerjaan auditnya. Pada tahun 1996, BAPEPEM mengeluarkan
lampiran keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Keputusan 80/PM/1996, yang
mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan
laporan keuangan tahunan perusahaan dan dan laporan auditor independennya
kepada BAPEPEM selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan
tahunan perusahaan. Namun sejak 30 September 2003, BAPEPEM semakin
memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran surat Keputusan
Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan
keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat lazim harus
disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga
(90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan (Ramos, 2012). Pada tahun
2012, BAPEPAM mengeluarkan lampiran keputusan mengenai penyampaian
laporan keuangan berkala emiten atau perusahaan publik dengan Nomor: Kep-
431/BL/2012, yang mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di
pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai
dengan laporan auditor independen kepada bapepam paling lama 4 (empat)
bulan setelah tahun buku berakhir.
2.5 Opini Auditor
Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor atas
laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses audit. Opini audit yang baik
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
17
harus mengemukakan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit sesuai
dengan ketentuan standar akuntansi keuangan dan tidak ada penyimpangan
material yang dapat mempengaruhi pengambilan suatu keputusan. Alat ukur
yang digunakan dalam variabel ini adalah metode interval yaitu Pendapat
wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) diberi skor 5, Pendapat wajar
tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (Unqualified Opinion Report with
Explanatory Language) diberi skor 4, Pendapat wajar dengan pengecualian
(Qualified Opinion) diberi skor 3, Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
diberi skor 2, Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)
diberi skor 1, Kusumawardani (2013).
Opini adalah pendapat akuntan independen atas laporan keuangan
tahunan perusahaan yang telah diaudit. Diukur berdasarkan : perusahaan yang
memperoleh jenis pendapat wajar tanpa pengecualian (WTP) maupun jenis
WTP dengan paragraf penjelasan, diberi kode 0, sedangkan perusahaan yang
memperoleh selain pendapat WTP maupun WTP dengan paragraf penjelasan,
diberi kode 1 Sudaryono dan Sinaga (2007). Menurut Santoso (2012), opini
unqualified oleh auditor akan mendukung good news perusahaan sehingga
ingin segera mempublikasikan laporan keuangan tahunan. Sedangkan
perusahaan dengan qualified opinion akan mempunyai waktu audit delay
yang lebih lama. Kartika (2011) Auditor sebagai pihak yang independen di
dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan, akan memberikan
pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang diauditnya. Opini auditor
diukur dengan dummy yaitu untuk opini wajar tanpa pengecualian
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
18
(unqualified opinion) diberi kode dummy 1 dan untuk opini wajar dengan
pengecualian (qualified opinion) diberi kode dummy 0. Auditor menyatakan
pendapatnya berpijak pada audit yang dilaksanakan berdasarkan standar
auditing dan atas temuan-temuannya. Kategori opini audit merupakan variabel
dummy, dimana opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) diberi
nilai 1 (satu) dan opini selain wajar tanpa pengecualian diberi nilai 0 (nol)
Prabowo dan Marsono (2013).
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat atas laporan
keuangan secara keseluruhan atau memuat suatu asersi, bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus dikemukakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika
ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor (IAI, PSA No. 29
Paragraf 04).
Mulyadi (2008 : 416), menyatakan bahwa auditor dapat memilih tipe
pendapat yang akan dinyatakan atas laporan keuangan auditan, berikut tipe
pendapat auditor :
a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Dengan wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa
laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
19
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Ini adalah pendapat yang
dinyatakan dalam laporan audit baku.
b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang
Ditambahkan dalam Laporan Audit Baku.
Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan
suatu paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan
audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian
atas laporan keuangan auditan. Paragraf penjelasan ini dicantumkan setelah
paragraf pendapat.
c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian
Melalui pendapat wajar dengan pengecualian, auditor menyatakan
bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-
hal yang dikecualikan.
d. Pendapat tidak Wajar
Dengan pendapat tidak wajar, auditor menyatakan bahwa laporan
keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan
arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia. Laporan audit dengan pendapat tidak wajar karena klien tidak
mematuhi prinsip akuntansi berterima umum.
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
20
e. Pernyataan tidak memberikan Pendapat
Dengan pernyataan tidak memberikan pendapat, auditor
menyatakan bahwa ia tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan
klien. Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor jika
auditor tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk
memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan.
Pernyataan tidak memberikan pendapat juga dapat diberikan oleh auditor
jika ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
2.6 Internal Auditor
Internal auditor adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan
(perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah
menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen
puncak telah dipatuhi, manentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap
kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan
organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh
berbagai bagian organisasi (Mulyadi, 2009 : 29).
Rachmawati (2008) Internal auditor merupakan suatu fungsi penilai
independen yang menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan
penilaian akan kontrol, kinerja, resiko dan tata kelola (governance) perusahaan
publik maupun privat untuk menyajikan pencapaian tujuan langsung
organisasi. Tugas internal auditor langsung berkaitan dengan pencegahan
tindakan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap
aktivitas yang ditelaah, independen terhadap terhadap aktivitas yang diaudit
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
21
tetapi internal audit siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan
dari semua lingkungan manajemen. Internal Auditor merupakan variabel
dummy yang diukur menggunakan 1 (satu) jika perusahaan memiliki internal
auditor 0 (nol) jika perusahaan tidak memiliki internal auditor.
Internal auditor adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan
oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas
audit yang dilakukannya terutama ditujukan untuk membantu manajemen
perusahaan tempat di mana ia bekerja Al-Haryono Jusup (2001) dalam
Indriyani dan Supriyati (2012). Perusahaan yang memiliki pengendalian
internal yang kuat maka memerlukan waktu relatif singkat bagi auditor dalam
melaksanakan pengujian ketaatan dan pengujian substantif, sehingga
mempercepat proses pengauditan laporan keuangan (Audit Delay) dan
meminimalisasi penundaan pengumuman laporan keuangan yang telah diaudit
kepada publik (Timeliness), Wirakusuma (2004) dalam Rachmawati (2008).
Menurut Sudaryono dan Sinaga (2007), Internal auditor akan sangat
dibutuhkan dalam hal melakukan penilaian kualitas struktur pengendalian
intern terkait dengan ruang lingkup proses pelaksanaan audit dalam proses
pengauditan laporan keuangan tahunan oleh akuntan publik. Internal auditor
menunjukkan fungsinya dalam suatu perusahaan adalah untuk memeriksa dan
mengevaluasi kecukupan struktur pengendalian intern perusahaan secara
periodik dan membuat rekomendasi tentang perbaikan-perbaikan yang
diperlukan. Internal auditor merupakan variabel dummy dengan kode 1 untuk
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
22
perusahaan yang memilliki divisi internal audit dan kode 0 untuk perusahaan
yang tidak memiliki divisi internal audit.
Internal auditor bertanggungjawab untuk menyediakan jasa analisis
dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain
kepada manajemen entitas dan dewan komisaris, atau pihak lain yang setara
wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk memenuhi tanggung jawabnya
tersebut, auditor intern mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan
dengan aktivitas yang diauditnya (PSA No. 33 Paragraf 02). Meskipun
pekerjaan Internal auditor berdampak terhadap prosedur audit, auditor harus
melaksanakan prosedur untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup
untuk mendukung laporan auditor. Bukti yang diperoleh auditor dari
pengetahuan pribadi langsung, termasuk pemeriksaan fisik, pengamatan,
perhitungan, dan inspeksi umumnya bersifat lebih meyakinkan dibanding
dengan informasi yang diperoleh secara tidak langsung (PSA No. 33 Paragraf
18). Sistem pengendalian internal adalah prosedur yang dirancang untuk
memberikan kepastian yang layak mengenai pencapaian tujuan manajemen
yang terdiri atas reliabilitas pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi
operasi, dan ketaatan pada ketentuan hukum dan peraturan (Arens, 2008).
Proses pengauditan laporan keuangan relatif lebih cepat dan resiko penundaan
pengumuman laporan keuangan tahunan yang telah di audit ke publik lebih
minimal, jika perusahaan memiliki pengendalian intern yang kuat. Oleh
karena itu auditor memerlukan waktu yang relatif singkat dalam melakukan
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
23
pengujian ketaatan dan pengujian substantif (Carslaw dan Caplan, 1991 dalam
Sudaryono dan Sinaga, 2007).
2.7 Reputasi Auditor
Menurut Diantimala (2010), reputasi auditor merupakan nama baik
kantor akuntan. Kantor akuntan besar (yang berafiliasi dengan Big four)
disebutkan memiliki akuntan yang berperilaku lebih etikal dari pada
kantor akuntan lokal atau KAP lokal dengan reputasi afiliasi tidak
diketahui. Auditor Big four lebih memiliki reputasi baik dalam opini
publik. Kantor akuntan yang lebih besar menghasilkan kualitas audit
yang lebih tinggi untuk melindungi reputasinya sebagai akuntan
independen dibandingkan dengan kantor akuntan yang lebih kecil.
Biasanya sumber daya manusia di KAP the Big Four lebih terampil
dan lebih banyak dibandingkan dengan yang bukan the Big Four, agar dapat
menyelesaikan audit dalam waktu yang lebih singkat. Reputasi auditor
dinyatakan dalan dummy variable, perusahaan yang diaudit oleh KAP the big
four diberi kode 1 dan lainnya diberi kode 0 (Subagyo, 2009). KAP Big
Four juga akan mempertahankan reputasinya dengan waktu audit yang
lebih cepat tetapi tetap menjaga kualitas jasa yang dihasilkan karena
mereka didukung oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang lebih
baik Santoso (2012). Kantor Akuntan Publik adalah lembaga yang memiliki
izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam
menjalankan pekerjaannya. Semakin besar ukuran KAP maka akan menjamin
suatu kredibilitas yang baik bagi KAP itu sendiri. KAP yang sudah besar
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
24
tentunya memiliki sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu
menghasilkan audit laporan keuangan yang dapat dipercaya oleh perusahaan
dan para investor. Ukuran kantor akuntan publik diukur dengan metode
dummy, dimana The Big Four diberi kode 1 sedangkan untuk Non The Big
Four diberi kode 0 Kusumawardani (2013).
Kualitas auditan berpengaruh terhadap kredibilitas laporan
keuangan ketika perusahaan go public. Oleh karena itu, underwritter
yang memiliki reputasi tinggi, menginginkan emiten yang dijaminnya,
memakai auditor yang mempunyai reputasi tinggi pula. Auditor yang
memiliki reputasi tinggi, akan menggunakan auditor yang memiliki
reputasi, keduanya akan mengurangi underpricing. Reputasi auditor diukur
dengan menggunakan dummy dengan mengelompokkan auditor-auditor yang
berasal dari KAP yang bermitra dengan kelompok lima besar di
Amerika Serikat. Kelompok 5 besar diberi kode 1, sedangkan untuk
KAP selain yang bermitra dengan kelompok 5 besar diberi kode 0 Kartika
(2011). Ukuran auditor Merupakan tingkat reputasi auditor, perusahaan yang
diaudit oleh KAP The Big Four diberi kode (1) sedangkan perusahaan yang
diaudit oleh KAP lainnya diberi kode (0) Prabowo dan Marsono (2013).
Menurut Rachmawati (2008) Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah
suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa
profesional dalam praktek akuntan publik. Febrianty, (2011) menyimpulkan
bahwa penyelesaian audit kemungkinan menjadi lebih tepat waktu jika
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
25
memilih kantor akuntan publik yang kompeten. Reputasi kantor akuntan
publik akan meningkat jika penyelesaian waktu audit secara tepat dan klien
akan memakai jasanya kembali di waktu yang akan datang sehingga
kepercayaan klien akan terjaga. Dengan demikian reputasi auditor
kemungkinan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit laporan
keuangan.
Kategori ukuran Kantor Akuntan Publik Menurut Arens dan
Loebbeck dalam Kartika (2011), ada empat kategori:
1). Kantor Akuntan Publik Internasional “The Big Four” Ada empat
kantor akuntan publik terbesar di Amerika Serikat, yang disebut
sebagai kantor akuntan publik international dan mempunyai julukan
“the Big Four”. Masing-masing memiliki kantor di setiap kota besar
di Amerika Serikat dan di banyak kota besar di seluruh dunia
termasuk di Indonesia. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Indonesia, Pengelompokan data KAP yang berafiliasi dengan “The Big
four” berdasarkan (www. Ppajp.depkeu.go.id) yaitu :
Tahun 2010
a. KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja—affiliate of Ernst &
Young
b. KAP Osman Bing Satrio — affiliate of Deloitte
c. KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja— affiliate of KPMG
d. KAP Haryanto Sahari — affiliate of Price Waterhouse
Cooper.
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
26
Tahun 2011-2012
a. KAP Purwantono, Suherman dan Surja—affiliate of Ernst &
Young
b. KAP Osman Bing Satrio dan rekan — affiliate of Deloitte
c. KAP Sidharta, dan Widjaja— affiliate of KPMG
d. KAP Tanudiredja, Wibisana dan rekan — affiliate of Price
Waterhouse Cooper.
2). Kantor Akuntan Publik Nasional
KAP ini memberikan pelayanan yang sama dengan ―The Big
Six‖ dan melancarkan persaingan langsung dengan mereka dalam hal
menarik klien. Selain itu mereka memiliki hubungan dengan KAP di
luar negeri sehingga memiliki juga potensi International. Pada masa
belakangan ini makin banyak kantor akuntan publik jenis ini yang juga
di wakili di Indonesia.
3). Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional
Sebagian kantor akuntan publik di Indonesia merupakan kantor
akuntan publik lokal dan regional, dan terutama sekali terpusat di
pulau Jawa. Beberapa diantaranya cuma melayani klien di dalam
jangkauan areanya dan membuka cabang di daerah lain. Kantor akuntan
publik ini pun, bersaing dengan kantor akuntan publik lain dalam
menarik klien termasuk dengan kantor akuntan publik internasional
dan nasional.
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
27
4). Kantor Akuntan Publik Lokal Kecil
Menurut Arens dan loebbecke yang diterjemahkan oleh Amir
abadi jusuf (2003), sebagian besar kantor akuntan publik di Indonesia
mempunyai kurang dari 25 tenaga kerja professional dalam satu kantor
akuntan publik. Mereka memberikan jasa audit dan pelayanan yang
berhubungan dengan itu terutama bagi badan organisasi kecil dan
organisasi nirlaba, meskipun ada juga diantaranya melayani perusahaan
go publik.
2.8 Kerangka Teoritis
Proses pengauditan laporan keuangan ralatif lebih cepat dan resiko
penundaan pengumuman laporan keuangan tahunan yang telah di audit ke
publik lebih minimal, jika perusahaan memiliki pengendalian intern yang
kuat. Oleh karena itu auditor memerlukan waktu yang relatif singkat dalam
melakukan pengujian ketaatan dan pengujian substantif (Carslaw dan Caplan,
1991 dalam Sudaryono dan Sinaga, 2007). Internal auditor akan sangat
dibutuhkan dalam hal melakukan penilaian kualitas struktur pengendalian
internal yang terkait dengan lingkup proses pelaksanaan audit dalam proses
pengauditan laporan keuangan tahunan oleh akuntan publik (Rachmawati,
2008). Internal auditor adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan
oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas
audit yang dilakukannya terutama ditujukan untuk membantu manajemen
perusahaan tempat di mana ia bekerja Al-Haryono Jusup (2001) dalam
Indriyani dan Supriyati (2012). Penelitian yang dilakukan oleh Sudaryono
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
28
dan Sinaga (2007) tentang Faktor yang mempengaruhi rentang waktu
penyajian laporan keuangan audit (studi empiris keberadaan divisi internal
audit pada perusahan yang terdaftar di BEJ) menyatakan bahwa internal audit
berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay.
Wirakusuma (2004) dalam Trisnawati dan Alvin (2010) menyimpulkan
dengan opini wajar tanpa pengecualian (unqualifield opinion), maka tidak
diperlukan negosiasi yang berkepanjangan dengan klien, konsultasi dengan
rekan auditor yang lebih senior maupun staf teknis lainnya, sehingga audit
delay yang terjadi cenderung lebih singkat.
Waktu audit yang cepat merupakan salah satu cara KAP dengan
kualitas tinggi untuk mempertahankan reputasi mereka. Besarnya ukuran
Kantor Akuntan Publik (KAP) diperlihatkan oleh tingginya kualitas yang
dihasilkan dari jasanya yang selanjutnya akan berpengaruh pada jangka waktu
penyelesaian audit Sari dan Puspitasari (2012). Pada umumnya kantor
akuntan publik (KAP) besar (KAP yang bekerja sama dengan KAP
Internasional) memiliki insentif yang kuat untuk menyelesaikan proses audit
lebih cepat sehingga dapat mempertahankan reputasi mereka (Ramos, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani (2013) tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur.
Menemukan bahwa opini auditor dan ukuran KAP secara statistik
berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Ramos (2012) dan
Puspitasari dan Sari (2012) menemukan hasil bahwa ukuran KAP mempunyai
pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap audit delay. Yuni (2012)
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
29
menemukan bahwa opini auditor secara statistik berpengaruh negatif
signifikan terhadap audit delay. Iskandar dan Trisnawati (2010) memperoleh
hasil ukuran KAP secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap
audit report lag (audit delay).
Dari penjelasan di atas dapat digambarkan model sebagai berikut:
˗
˗
˗
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
2.9 Hipotesis
Berdasarkan telaah literatur dan analisa pada penelitian sebelumnya, maka
hipotesis pada penelitian ini adalah :
H1: Opini auditor, internal auditor dan reputasi auditor secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
H2: Opini auditor secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap
audit delay.
H3: Internal auditor secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap
audit delay.
H4: Reputasi auditor secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap
audit delay.
Audit delay Internal Auditor
Reputasi Auditor
Opini Auditor
Pengaruh Opini Auditor..., Nurniati Sofiyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2014